BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada"

Transkripsi

1 BAB III METODE PERMUKAAN RESPON 3.1 Pendahuluan Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada hubungan antara respon dan variabel masukannya (input). Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan respon atau untuk memahami inti dari proses itu sendiri (Jeff Wu,2000:387). Metode permukaan respon yang dikemukakan oleh Box dan Wilson pada tahun 1950, merupakan salah satu alat yang efektif untuk mengkaji hubungan antara respon dan variabel input tersebut (Kleijnen,2008). Metode permukaan respon atau yang sering disingkat RSM (Response Surface Methodology) adalah teknik matematika dan statistika yang berguna untuk memodelkan dan menganalisis data dimana respon yang diteliti dipengaruhi oleh beberapa variabel dan bertujuan untuk mengoptimalkan respon (Montgomery, 2001:427). Hubungan antara respon y dan variabel input x adalah: =,,.., + dimana: = variabel respon = variabel bebas/ input ( i = 1, 2, 3,..., k ) ϵ = error Karena bentuk fungsi respon yang sebenarnya tidak diketahui, maka harus ada pendekatan atau hampirannya. Perkiraan model didasarkan pada observasi dari proses atau sistem sehingga dapat membentuk model empirisnya. Sehingga

2 29 digunakan analisis regresi sebagai teknik dalam statistika yang berguna untuk membangun model empiris yang diperlukan dalam RSM. Jika respon yang diharapkan diasumsikan sebagai =,,.., =, maka permukaannya dilukiskan oleh =,,.., yang disebut permukaan respon. Permukaan respon ini secara grafik dapat digambarkan dalam ruang berdimensi (k+1), suatu ruang yang sukar dilukiskan. Untuk k=2 misalnya, jika 1 menyatakan temperature dan 2 pressure sedangkan hasil (troughtout) dari proses kimia 1 dan 2, maka secara umum diperoleh permukaan respon =,. Grafiknya dapat dilukiskan dalam ruang berdimensi tiga seperti pada Gambar 3.1. Permukaan Respon merepresentasikan 1 dan 2 berada pada sumbu mendatar yang tegaklurus dengan ekspektasi dari (==). Sedangkan Peta kontur merepresentasikan garis-garis yang menunjukkan nilai ekspektasi dari yang minimum hingga maksimum Throught Temperature Pressure

3 Throught Pressure Temperature Gambar 3.1 Dimensi-3 Permukaan Respon (atas) dan Peta Kontur (bawah) Sementara jika variabel bebasnya lebih dari dua, belum dapat divisualisasikan kecuali jika dimisalkan bahwa nilai variabel input lainnya konstan. Oleh karena itu, hubungan antara variabel input dan variabel respon dapat dinyatakan dalam bentuk regresi, dimana dalam RSM biasanya dilibatkan lebih dari satu variabel input, sehingga dapat dibentuk menjadi model regresi multiple atau berganda, baik linier maupun nonlinier. Kedua model regresi berganda tersebut dapat disebut sebagai model regresi polinomial. Model regresi polinomial yang digunakan bisa berupa model orde I (model regresi linier berganda) ataupun model orde II (model regresi kuadrat berganda). Jadi, walaupun terdapat banyak variabel input dalam suatu eksperimen, hubungan antara variabel respon dan banyak variabel input dapat dilihat dalam bentuk model polinomial. 3.2 Eksperimen Metode Permukaan Respon

4 31 Kebanyakan dalam masalah RSM, eksperimen dilakukan dalam dua tahap yaitu eksperimen orde I dan eksperimen orde II. Eksperimen orde I merupakan tahap penyaringan faktor (screening), sedangkan eksperimen orde II merupakan tahap optimasi (Jeff Wu,2000:390). Pada tahap pertama fungsi permukaan respon berdasar pada Desain Faktorial, dengan pendekatan model regresi orde I yaitu k y i= 1 = β + x 0 βi i + (3.1) Setelah mendapatkan daerah yang menuju optimum, fase kedua dilakukan melalui pendekatan polinomial dengan derajat yang lebih tinggi misalnya model regresi orde II yaitu k 2 y = β 0 + β x + β ii x +. β ij xi x j + (3.2) i i= 1 i i k i= 1 k i< j Kemudian dari model orde II ditentukan titik stasioner, karakteristik permukaan respon dan model optimasinya. RSM pada prinsipnya adalah tekhnik yang meliputi Analisis Regresi dan Desain Eksperimen untuk menyelesaikan masalah optimasi. Adapun langkahlangkah analisa pengolahan datanya dapat dilihat pada diagram alir gambar 3.2 (Box dan Hunter, 1978:536).

5 32 Gambar 3.2. Diagram Alir Analisis Pengolahan Data dengan RSM Eksperimen Orde I Dalam RSM, dibutuhkan pencarian titik optimum yang berulang-ulang pada desain yang digunakan untuk perpindahan dari eksperimen orde I menuju eksperimen orde II. Pencarian tersebut dilakukan jika pada eksperimen orde I terdapat efek lengkungan, selanjutnya eksperimen orde I digantikan oleh eksperimen orde II (Jeff Wu,2000:392). Dalam tugas akhir ini akan dibahas salah

6 33 satu metode untuk melakukan pencarian titik optimum agar mendekati kenyataan, yaitu Metode Lintas Pendakian Tercuram atau yang lebih dikenal dengan Method of Steepest Ascent. Sebelumnya, terlebih dahulu dilakukan uji kelengkungan atau Curvature Check untuk mengetahui kapan waktu mengganti eksperimen orde I ke eksperimen Orde II. Desain untuk Mengestimasi Model Orde I Desain Faktorial 2 k dan Desain Fraksional faktorial 2 k-p adalah desain yang sesuai untuk mengestimasi model orde I (persamaan (3.1)). Dalam penggunaan desain ini, diasumsikan bahwa dari k buah faktor diberi kode -1 untuk level rendah dan +1 untuk level tinggi. Uji Kelengkungan Misalnya eksperimen orde I berdasarkan pada Desain Faktorial 2 k, uji kelengkungan dilakukan dengan metode penambahan titik pusat dengan ukuran n f dan n c dimana f menandakan desain faktorial dan c menandakan titik pusat. Pada desain faktorial diberi kode untuk level rendah dan + untuk level tinggi, sedangkan titik pusat diberi kode 0. Misalkan adalah rata-rata sampel faktorial dan adalah rata-rata sampel pada titik pusat. Selisih dari dan dapat digunakan untuk menguji adanya lengkungan kuadrat. Apabila nilai kecil, maka titik pusat berada atau dekat pada bidang yang dilewati titik faktorial, dan pada bidang tersebut tidak terdapat lengkungan kuadrat. Sebaliknya, jika besar, maka disana terdapat lengkungan kuadrat. Jumlah kuadrat (sum of square) untuk lengkungan kuadrat dengan dk = 1 adalah (Montgomery, 2001:272)

7 34 = (3.3) Untuk menguji lengkung kuadrat murni maka nilai ini dibagi dengan nilai kuadrat tengah (mean of square) eror. Lebih lanjut berdasarkan ANAVA pengujian tersebut dilakukan dengan menguji hipotesis: : =0 : 0 Apabila H 0 diterima, dapat disimpulkan tidak terdapat lengkungan kuadrat pada eksperimen sehingga uji kelengkungan tidak signifikan. Ini artinya eksperimen orde I dapat dilanjutkan dengan metode Steepest Ascent. Metode Steepest Ascent Apabila kondisi optimum dari suatu eksperimen adalah nilai maksimum respon maka metode ini disebut metode Steepest Ascent. Sebaliknya, apabila kondisi optimum yang diinginkan adalah nilai minimum respon, teknik ini dinamakan metode Steepest Descent. Menurut Sudjana (2002:363), dasar kerja dari metode Steepest Ascent adalah melakukan sebuah eksperimen sederhana pada bagian permukaan respon yang luasnya sempit, untuk praktisnya bisa dianggap bidang. Kemudian, tentukan persamaan bidang ini lalu setelah itu eksperimen harus diambil sedemikian rupa agar bergerak ke arah optimum atau sekitar optimum pada permukaan respon. Karena eksperimen berikutnya diharapkan bergerak ke arah mendaki paling cepat menuju titik optimum atau sekitar optimum pada permukaan respon, maka metode

8 35 ini dinamakan Lintas Pendakian Tercuram atau yang lebih dikenal dengan Steepest Ascent. Teknik ini tidak menentukan berapa jauh eksperimen berikutnya dilakukan dari eksperimen awal, namun cukup mengatakan kepada pelaksana arah mana eksperimen berikutnya harus dilaksanakan. Efek linier pada model regresi orde I (3.1) dapat diestimasi dengan metode kuadrat terkecil sehingga meminimumkan jumlah kuadrat-kuadrat kekeliruan ϵ. Model regresi yang telah diestimasi dinyatakan dengan = 0 + =1 (3.4) dan permukaan respon orde I, yaitu peta kontur, adalah rangkaian garis sejajar seperti yang dilihat pada gambar 3.3. Arah dari Steepest Ascent adalah arah yang mana naik secara cepat. Arah ini sejajar dengan garis normal pada kontur yang dinamakan jalur Steepest Ascent (path of Steepest Ascent), dan garis normal ini memberikan arah untuk melakukan eksperimen berikutnya. Eksperimen dilakukan sepanjang jalur Steepest Ascent sampai tidak ada lagi kenaikan yang lebih jauh pada nilai respon yang diobservasi. Jika model orde I yang baru dianggap cocok, selanjutnya jalur Steepest Ascent yang baru juga ditentukan, maka prosedur dilanjutkan ke prosedur berikutnya. Hasilnya, eksperimen tersebut akan sampai pada daerah sekitar optimum.

9 36 Gambar 3.3 Permukaan respon Orde I dan Jalur Steepest Ascent Dengan mengasumsikan titik 1 = 2 = = =0 adalah titik asal, algoritma dalam menentukan koordinat titik pada jalur Steepest Ascent adalah : (Montgomery, 2001:435) 1. Pilih suatu ukuran langkah dari salah satu variabel proses, katakanlah. Variabel yang dipilih adalah variabel yang memiliki koefisien mutlak regresi terbesar. 2. Ukuran langkah dari variabel proses yang lainnya adalah = / =1,2,,; 3. Ubah dari variabel kode menjadi variabel aktual Eksperimen Orde II Ketika eksperimen orde I telah menunjukkan tidak cukup cocok pada daerah eksperimen baru, pendekatan model regresi orde II (3.2) mulai dipakai. Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, model orde II yang telah diestimasi adalah = 0 + =1 + < + =1 2 (3.5)

10 37 Desain untuk Mengestimasi Model Orde II Eksperimen yang baru akan didesain segera setelah wilayah persekitaran optimum respon dari model orde I diketahui. Pada eksperimen yang baru, digunakan model regresi orde II untuk mengetahui adanya lengkungan kuadrat pada permukaan respon (Kuehl, 2000:431). Untuk mengestimasi model permukaan respon orde II, biasanya digunakan Central Composite Design (CCD). Misalnya k buah variabel input dalam bentuk kode ditunjukkan dengan =,,, CCD terdiri dari tiga bagian berikut (Jeff Wu,2000:412) : i. Titik sudut (corner points) dengan = 1,1 ;=1,, membentuk bagian faktorial (factorial portion) pada desain. ii. iii. Titik pusat (center points) dengan =0 ;=1,,. Titik aksial (axial points) 2k dari bentuk 0,,,,0 =, ; = 1,,. CCD biasa digunakan pada percobaan berurutan. Yaitu, desain Faktorial 2 telah digunakan untuk mengestimasi model orde I, model ini telah diuji Lack Of Fit dan titik aksial ditambahkan agar membuat permukaan kuadrat menjadi berbaur pada model. Selanjutnya Terdapat dua parameter pada CCD yang harus diperinci yaitu jarak titik aksial dari titik pusat dinamakan α dan jumlah titik pusat. Rotatability Untuk memperoleh model Orde II yang bagus dalam menghasilkan nilai prediksi, model diharuskan memiliki variansi yang stabil dan konsisten yang

11 38 layak pada titik. Variansi dari nilai prediksi repon pada titik adalah (Montgomery, 2001:457) = Desain permukaan respon orde II sebaiknya harus Rotatable, ini artinya sama pada semua titik yang jaraknya sama pada desain pusat. Dengan kata lain, variansi pada nilai prediksi respon adalah konstan di lingkaran. Desain CCD dibuat rotatable oleh pemilihan α. Nilai α untuk rotatability bergantung dari jumlah titik pada factorial portion dalam desain; pada kenyataannya, = / menghasilkan sebuah rotatable CCD dimana adalah jumlah titik yang digunakan pada factorial portion. Tabel 3.1 dibawah ini menyajikan desain CCD sampai dengan k=6 variabel input (Devor, Tsong-How, dan Sutherland;2007). Nilai untuk titik aksial didasarkan pada bentuk kode dari level Desain Faktorial 2 k. Pada tabel tersebut,titik pusat atau, ditulis sebagai variabel. Pada umumnya, suatu desain harus memuat setidaknya dua atau tiga titik pusat agar terbuat beberapa replikasi untuk mengestimasi eksperimental eror pada model. Tabel 3.1 Central Composite Design Jumlah Variabel, k (untuk 2 k atau 2 k-p ) Banyaknya titik aksial = 2k = / Total

12 39 Gambar 3.4 menyajikan CCD yang rotatable untuk dua variabel misalnya waktu dan temperatur. Desain CCD membutuhkan lima level dari masing-masing faktor kodenya, yaitu, -1, 0,1,. Gambar 3.4 CCD yang rotatable untuk dua variabel Lokasi Titik Stasioner Bentuk matriks dari model orde II yang telah diestimasi adalah = (3.6) dimana x1 x2 x = M x k ) β 1 ) β 2 b = ) M β k dan ) ) ) β β β 12 L 1k 11 ) 2 ) 2 β ) 21 β k B = β L ) M ) M O M β k β ) 1 k 2 L β 2 2 kk Titik stasioner merupakan turunan pertama dari y ) terhadap vektor x sama dengan nol sehingga =+2=0 (3.7) = 1 2 (3.8)

13 40 disebut titik stasioner dari permukaan kuadrat yang ditunjukkan oleh persamaan (3.6) dan dinotasikan dengan. Titik stasioner tersebut memenuhi salah satu dari kemungkinan berikut: a. Titik maksimum respon b. Titik minimum respon c. Titik pelana Ketiga kondisi di atas dapat dilihat pada gambar 3.5. Selanjutnya, dengan mensubtitusi persamaan (3.8) ke persamaan (3.6) didapat persamaan respon pada titik stasioner yaitu = (3.9) Gambar 3.5 Permukaan respon untuk (a) titik maksimum, (b) titik minimum, dan (c) titik pelana.

14 Karakteristik Permukaan Respon Setelah ditemukan titik stasioner, ditentukan pula karakteristik dari permukaan respon yang artinya menentukan jenis titik stasioner apakah merupakan titik maksimum, titik minimum respon atau titik pelana. Untuk mempermudah pendeteksiannya maka digambarkan kontur dari permukaan responnya. Dengan program komputer peta kontur dapat dihasilkan untuk analisis permukaan respon dalam menentukan karakteristik dari permukaan respon. Apabila hanya terdapat dua atau tiga variabel proses (variabel input), interpretasi dan kontruksi dari peta kontur akan sangat mudah. Tetapi, apabila terdapat lebih banyak variabel, analisis yang digunakan adalah Analisis Kanonik. Metode analisis kanonik yaitu dengan mentransformasikan fungsi respon dari titik asal x (0, 0,..., 0) ke titik stasioner dan sekaligus merotasikan sumbu koordinatnya, sehingga dihasilkan fungsi respon sebagai berikut: 2 = + =1 (3.10) dimana: = variabel input baru hasil transformasi = harga estimasi y pada titik stasioner = nilai eigen yang berupa konstanta dari matriks B, i=1, 2,..., k. Sedangkan karakteristik dari permukaan respon ditentukan dari harga. Jika nilainya semua positif maka adalah titik minimum, sedangkan jika semua negatif maka adalah titik maksimum, tetapi jika harganya berbeda tanda diantara harga, maka merupakan titik pelana. (Montgomery, 2001:441)

15 Multipel Respon Dalam melakukan eksperimen, seorang peneliti dapat mengukur hasil eksperimen dari beberapa variabel respon. Hal ini disebabkan karena eksperimen yang dilakukan berupa suatu sistem, sehingga terdapat beberapa variabel respon yang harus dipertimbangkan dan harus diperhitungkan secara serempak dalam satu kali kegiatan eksperimen. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan hasil yang optimal. Contohnya pada industri menufaktur semikonduktor, terdapat lebih dari sepuluh variabel respon pada prosesnya, karena masing-masing variabel respon tersebut mungkin berkorelasi, maka dari itu trade-offs harus dipelajari untuk menentukan nilai optimum yang menyeluruh atau setidaknya mendapatkan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam RSM, multipel respon dikategorikan sebagai Generalized RSM (GRSM). Ada beberapa solusi pendekatan dalam trade-offs untuk memecahkan masalah multipel respon ini yaitu overlay the contour plots, constrained optimization, dan fungsi desirability. Pendekatan yang relatif mudah untuk mengoptimasi beberapa variabel respon dengan sedikit variabel input adalah overlay the contour plots. Pendekatan constrained optimization memilih satu respon sebagai sasaran optimasi dan respon yang lain sebagai variabel pembatas (constraint). Pendekatan yang lebih sering digunakan dalam dunia industri untuk masalah optimasi adalah pendekatan fungsi desirability, dengan mentransformasi masing-masing respon kepada nilai yang diinginkan dan dinotasikan dengan (desirability) dimana 0 1.

16 43 Dalam tugas akhir ini, yang akan dibahas lebih lanjut adalah pendekatan fungsi desirability (fungsi yang diinginkan). Derringer dan Suich (1980) mengemukakan bahwa pendekatan fungsi desirability digunakan untuk mengoptimasi multipel respon secara serempak. Tehnik optimasi ini memakai istilah target (T), upper (U), lower (L), dan bobot (r). Masing-masing respon diubah menjadi (desirability) yang nilainya bervariasi pada range 0 1. Berdasarkan langkah-langkahnya optimasi ini bertujuan untuk : 1. Mendapatkan desirability tunggal untuk setiap respon Untuk mendapatkan desirability tunggal pada setiap respon, permasalahan dapat dirumuskan kedalam 3 golongan: a. Meminimumkan respon Jika respon yang diinginkan adalah minimum, maka harus ditentukan nilai target (T) dan nilai respon maksimum atau Upper (U). Dengan bobot = r, nilai desirability dapat dihitung melalui persamaan = 1, < b. Targetnya respon, 0, > (3.11) Jika sasaran atau target yang diinginkan adalah respon, maka ditentukan nilai minimum atau Lower (L), nilai target (T), dan nilai maksimum (U). Nilai desirability dapat dihitung melalui persamaan = 0, <, (3.12), 0, >

17 44 c. Memaksimumkan respon Apabila respon yang diinginkan adalah maksmum, maka harus ditentukan nilai target (T) dan nilai respon minimum atau Lower (L). Nilai desirability dapat dihitung melalui persamaan = 0, <, 1, > (3.13) Bobot (r) melukiskan ketajaman fungsi desirability untuk setiap respon. Bentuk desirability dapat diubah-ubah oleh bobot ini. Selain itu, bobot juga berfungsi untuk memberikan titik berat pada batas maksimum/minimum (U/L), atau titik berat pada nilai target. Apabila bobot =1 bentuk desirability akan linier artinya menitikberatkan kepentingan yang sama pada nilai target dan batasnya. Apabila >1 lebih menitikberatkan untuk mendekati nilai target. Apabila <1 hanya menitik beratkan pada sedikit nilai target. Dalam software Desain-Expert nilai maksimum adalah 10 sedangkan nilai minimum adalah 0,1. 2. Mengkombinasikan desirability tunggal untuk mendapatkan desirability gabungan (D). Setelah mendapatkan nilai desirability pada setiap respon ( ), nilai-nilai tersebut akan dikombinasikan untuk menghasilkan desirability dari multipel respon. Desirability gabungan adalah rata-rata geometrik dari desirability tunggal. = / (3.14) dimana m adalah jumlah respon.

18 45 3. Memaksimumkan D dan mencari pengaturan variabel yang optimal. Untuk multipel respon yang telah dibahas, dapat dicari solusi optimalnya dengan fungsi desirability. Dan untuk menggunakan fungsi desirability tersebut dapat digunakan software Design-Expert. Nilai D pada titik dimana kombinasi variabel input mengoptimumkan respon disebut nilai D-Optimal. 3.4 Wilayah Robust Desain Robust adalah suatu sistem optimasi dan penyempurnaan proses yang bertujuan untuk membuat suatu proses kurang sensitif terhadap variasi (eror) pada variabel input. Dalam tugas akhir ini pembahasan difokuskan untuk memperkecil variasi dengan menggunakan teknik POE (propagation of error). POE adalah suatu alat untuk menentukan wilayah pada permukaan respon dimana wilayah tersebut robust terhadap variasi dalam variabel input. Inti dari tujuan desain robust sebenarnya adalah untuk menuju kepada : keputusan yang lebih baik, proses pelaksanaan yang lebih baik, hasil yang lebih baik, dan pengeluaran biaya yang lebih bijaksana. POE mengukur penyebaran variasi dari variabel input kepada respon sebagai suatu fungsi dari bentuk suatu permukaan. Ketika RSM memperlihatkan adanya efek lengkungan pada variabel input dan respon, penyebaran variasi akan terjadi. Hal ini dapat dikurangi dengan menjadikanya menuju bidang datar (linier). Sebagai contoh, suatu eksperimen dengan melibatkan satu variabel input yaitu cure temperature yang mempengaruhi kekuatan ultimate shear sebagai variabel respon. Tabel 3.2 memperlihatkan data hasil eksperimen tersebut. Dalam gambar

19 dapat dilihat pada daerah A bagaimana variasi pada cure temperature yang bernilai 5 o membuat nilai variasi respon (ultimate shear) sangat kecil, tetapi pada daerah B dengan titik cure temperature yang lebih tinggi, variasi respon menjadi besar. Setelah dilinierkan, variasi yang terjadi pada data menjadi berkurang. Tabel 3.2 Data Eksperimen ultimate shear Gambar 3.6 Penyebaran Variasi proses ultimate shear Untuk menghitung POE, setelah didapatkan nilai dari RSM, selanjutnya penyebaran variasi dimodelkan dengan

20 47 2 = = (3.15) dimana merepresentasikan simpangan baku untuk, variabel input, dan residual (eror) secara berturut-turut. (Whitcomb dan Anderson: 4). Melalui software Design- Expert, POE akan dengan mudah didapatkan. Setelah diperoleh model akhir yang cocok melalui RSM, dengan memasukkan nilai estimasi simpangan baku dari setiap variabel input, akan didapatkan plot POE. Artinya didapatkan pula permukaan respon dengan wilayah robust. Sebagai contoh, misalnya nilai prediksi respon ultimate shear dengan variabel input cure temperature adalah = Asumsikan standar deviasi untuk temperature sekitar 2.5 o F. satandar deviasi untuk residual dapat didapatkan dari ANOVA, misalnya 23.72psi. sehingga: 2 = =1 = Selanjutnya hasil persamaan diatas akan menghasilkan gambar 3.7. POE minimum berada disekitar 290 o F. Gambar 3.7 Permukaan POE untuk proses ultimate-shear

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori dan metode yang digunakan untuk mendukung analisis data. Teori dan metode itu diantaranya adalah rancangan faktorial, analisis regresi dan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang melibatkan suatu penelitian atau percobaan pada berbagai bidang. Metode Statistik

Lebih terperinci

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 (DS.1) OPTIMISASI RESPON EKSPERIMEN MENGGUNAKAN DESAIN BOX-BEHNKEN Budhi Handoko Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA Unpad Email: budhihandoko@unpad.ac.id Abstrak Salah

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume, Juni 0 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Model Permukaan Respon pada(4 3) MODEL PERMUKAAN RESPON PADA PERCOBAAN

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Response Surface Methodology sudah dikenalkan oleh Box dan Wilson sejak tahun 1951. Dalam buku Design and Analysis of Experiment, Montgomerry (2001),

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 6 Nomor 07 ISSN 4-750 OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Maria Agnes Octaviani, Dian Retno Sari Dewi*, Luh Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode Permukaan Respon (Response Surface Methodology/RSM), pertama kali diperkenalkan oleh Box dan Wilson (1951), metode ini sering digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM Marwan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Jln. Syekh Abdur Rauf No. 3 Darussalam, Banda Aceh 23111 email:

Lebih terperinci

METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k

METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k SKRIPSI Oleh: RUTH SONANDA MARTASPICA J2E 006 034 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Disusun Oleh : George Kevin Wijaya 5303012009 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan satu definisi variabel operasional yaitu ratarata temperatur bumi periode tahun 1880 sampai dengan tahun 2012. 3.2 Jenis dan

Lebih terperinci

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming 1 Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik Pendekatan Fuzzy Programming Lela Devi Meylina dan Sony Sunaryo Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Waktu dan Kecepatan Optimum Flavor C blended dibuat dengan mencampurkan flavor C Concentrat dan solvent pada perbandingan 1:9 menggunakan waktu dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni Universitas Padjadjaran, November 00 (D.) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE Andry Ritonga H. Sudartianto Sri Winarni Mahasiswa Program Strata Jurusan Statistika FMIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 32-36 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI ADE KUSUMA DEWI 1, I WAYAN SUMARJAYA 2, I GUSTI AYU MADE SRINADI 3 1,2,3

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 113 118. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Eka Dian Rahmawati,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk

BAB III PEMBAHASAN. Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kriging Metode kriging digunakan oleh G. Matheron pada tahun 1960-an, untuk menonjolkan metode khusus dalam moving average terbobot (weighted moving average) yang meminimalkan variansi

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Setting Mesin Pada Proses Corrugating

Penentuan Parameter Setting Mesin Pada Proses Corrugating MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016 22 Sylvia Ongkowijoyo 1, Ig. Jaka Mulyana 2, Julius Mulyono 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE

OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL., NO., DESEEMBER 999: 8-29 OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk

Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 170-175 Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN

PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 17-30 PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN Dita Dioputri Againa 1, Sri Wirnani 2 dan Enny Supartini 2

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS Andriani Lubis 1*) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111 *) andriani_loebis@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. APLIKASI KACANG OVEN GARLIC SKALA LABORATORIUM Prosedur aplikasi yang standar mutlak diperlukan karena akan menghasilkan data dengan ulangan yang baik. Pertama, bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma)

BAB III KALMAN FILTER DISKRIT. Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) BAB III KALMAN FILTER DISKRIT 3.1 Pendahuluan Kalman Filter adalah rangkaian teknik perhitungan matematika (algoritma) yang memberikan perhitungan efisien dalam mengestimasi state proses, yaitu dengan

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI OPTIMASI KUAT TEKAN PAVING BLOCK DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (STUDI KASUS : DI UD. X, SIDOARJO)

SKRIPSI OPTIMASI KUAT TEKAN PAVING BLOCK DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (STUDI KASUS : DI UD. X, SIDOARJO) SKRIPSI OPTIMASI KUAT TEKAN PAVING BLOCK DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (STUDI KASUS : DI UD. X, SIDOARJO) Disusun Oleh : RIKY YUDHA PRATAMA 5303013024 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 3: 77-8 ISSN 6-468X Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk Franscisca Gayuh Utami Dewi, Femiana Gapsari Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

= parameter regresi = variabel gangguan Model persamaan regresi linier pada persamaan (2.2) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut:

= parameter regresi = variabel gangguan Model persamaan regresi linier pada persamaan (2.2) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut: BAB II LANDASAN TEORI 2. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi merupakan salah satu analisis statistik yang sering digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Berganda Contoh Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan atau lebih variabel independen (x n ) Hubungan antara suhu warehouse dan viskositas cat dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama atau kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penulis menggunakan tahap-tahap metodelogis yang umum digunakan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penulis menggunakan tahap-tahap metodelogis yang umum digunakan BAB III METODELOGI PENELITIAN Penulis menggunakan tahap-tahap metodelogis yang umum digunakan sebagai suatu studi, yaitu: tahap persiapan, tahap pengambilan data, dan tahap pengolahan data untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Runtun Waktu Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

SKRIPSI OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE

SKRIPSI OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE SKRIPSI OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Disusun Oleh : Maria Agnes Octaviani Tanuwardaja 5303012028 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat diamati dan diidentifikasi alasan-alasan perubahan yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat diamati dan diidentifikasi alasan-alasan perubahan yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan dapat diartikan sebagai serangkaian uji dimana perubahan yang berarti dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga dapat

Lebih terperinci

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA. Nuryanti *, Djati H Salimy **

METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA. Nuryanti *, Djati H Salimy ** Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 8(373-39) METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA Nuryanti *, Djati H Salimy ** ABSTRAK METODE PERMUKAAN

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani    / REGRESI LINIER BERGANDA 9 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline 03//04 Regresi Berganda : PENGERTIAN 3 Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi BAB III PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi variasi yang terjadi dalam suatu proses. Sementara itu,

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS REGRESI

BAB IX ANALISIS REGRESI BAB IX ANALISIS REGRESI 1. Model Analisis Regresi-Linear Analisis regresi-linear adalah metode statistic yang dapat digunakan untuk mempelajari hubungan antarsifat permasalahan yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis Regresi adalah analisis statistik yang mempelajari bagaimana memodelkan sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN 3.1 Deteksi Pencilan Multivariat Pengidentifikasian pencilan pada kasus multivariat tidaklah mudah untuk dilakukan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) = BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas,,, dengan syarat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY)

OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) Femiana Gapsari 1), Dwi Hadi Sulistyorini 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface TINJAUAN PUSTAKA Metode Response Surface Menurut Montgomery (2001), Response Surface Methodology (RSM) merupakan himpunan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Regresi merupakan salah satu teknik analisis statistika yang paling banyak digunakan. Banyak sekali teknik analisis statistika yang diturunkan atau didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

BAB III ANALISIS FAKTOR. berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal BAB III ANALISIS FAKTOR 3.1 Definisi Analisis faktor Analisis faktor adalah suatu teknik analisis statistika multivariat yang berfungsi untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, metode statistika telah banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan keputusan / kebijakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi linear, metode kuadrat terkecil, restriksi linear, multikolinearitas, regresi ridge, uang primer, dan koefisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua peubah atau lebih (Draper dan Smith, 1992).

Lebih terperinci

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Sudut terjadinya jarak terdekat dan terjauh pada berbagai kombinasi pemilihan arah acuan 0 o dan arah rotasi HASIL DAN PEMBAHASAN sudut pada langkah sehingga diperoleh (α i, x i ).. Mentransformasi x i ke jarak sebenarnya melalui informasi jarak pada peta.. Melakukan analisis korelasi linier sirkular antara x dan α untuk masingmasing

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Matriks 2.1.1 Matriks Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut anggota dalam matriks tersebut. Suatu

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Data

DATA DAN METODE. Data DATA DAN METODE Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder hasil percobaan padi varietas IR 64 yang dilaksanakan tahun 2002 pada dua musim (kemarau dan hujan). Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) 3.1 Model Regresi Tersensor (Tobit) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut model regresi tersensor (tobit). Untuk variabel terikat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bata beton (paving block) adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan.

BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN. Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan. BAB III PEMBAHARUAN PERAMALAN Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembaharuan peramalan. Sebelum dilakukan proses pembaharuan peramalan, terlebih dahulu dilakukan proses peramalan dan uji kestabilitasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemenelemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Surindo Teguh Gemilang (PT.STG) merupakan perusahaan yang memproduksi corrugated carton box (kardus). Setiap jenis carton box yang diproduksi memiliki tipe flute

Lebih terperinci

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari

BAB III MODEL STATE-SPACE. dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan dari BAB III MODEL STATE-SPACE 3.1 Representasi Model State-Space Representasi state space dari suatu sistem merupakan suatu konsep dasar dalam teori kontrol modern. Model state space dapat mengatasi keterbatasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda TINJAUAN PUSTAKA Model Regresi Linier Ganda Hubungan antara y dan X dalam model regresi linier umum adalah y = X ß + e () dengan y merupakan vektor pengamatan pada peubah respon (peubah tak bebas) berukuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIABEL PROSES DAN PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DEKOMPOSISI KATALITIK METANA DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN

IDENTIFIKASI PENGARUH VARIABEL PROSES DAN PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DEKOMPOSISI KATALITIK METANA DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN UNIVERSITAS INDONESIA IDENTIFIKASI PENGARUH VARIABEL PROSES DAN PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DEKOMPOSISI KATALITIK METANA DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN SKRIPSI HALAMAN JUDUL ERNAWATI 0906604174 FAKULTAS

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 4, NO., JUNI 2002: 36-44 OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Studi Kasus pada Perusahaan Injection Moulding Jani Rahardjo Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE. Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk

BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE. Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk BAB III GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE 3.1 Indeks Gini Model GSTAR adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk memodelkan dan meramalkan data deret waktu dan lokasi. Model ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah BAB III REGRESI SPLINE 3.1 Fungsi Pemulus Spline yaitu Fungsi regresi nonparametrik yang telah dituliskan pada bab sebelumnya = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah faktor

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar air dan kadar lemak adalah mie instan Indomie (dengan berat bersih 61 gram, 63 gram, dan 66 gram), petroleum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan, dan hal tersebut biasanya diselidiki sifat hubungannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

SKRIPSI. OPTIMASI SETTING MESIN CAMBERING PRODUK PARABOLIC LEAF SPRING DENGAN METODE RESPON SURFACE (Studi kasus : PT. XYZ.)

SKRIPSI. OPTIMASI SETTING MESIN CAMBERING PRODUK PARABOLIC LEAF SPRING DENGAN METODE RESPON SURFACE (Studi kasus : PT. XYZ.) SKRIPSI OPTIMASI SETTING MESIN CAMBERING PRODUK PARABOLIC LEAF SPRING DENGAN METODE RESPON SURFACE (Studi kasus : PT. XYZ.) Disusun Oleh: Evelyn Dwi Lavinia (5303012007) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Contoh Solusi PR 5 Statistika & Probabilitas

Contoh Solusi PR 5 Statistika & Probabilitas Contoh Solusi PR 5 Statistika & Probabilitas 1. X = proporsi pelanggan yang menggunakan layanan penerbangan untuk keperluan bisnis. n = ukuran sampel, p = proporsi sampel yang menggunakan layanan penerbangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT Ivan Aris Nugroho 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan TINJAUAN PUSTAKA Penduga Titik dan Selang Kepercayaan Penduga bagi parameter populasi ada dua jenis, yaitu penduga titik dan penduga selang atau disebut sebagai selang kepercayaan. Penduga titik dari suatu

Lebih terperinci

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression

Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 08/11/2013. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression. Introduction to Linier Regression Pertemuan 8 STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004 Outline: Regresi Linier Sederhana dan Korelasi (Simple Linier Regression and Correlation) Referensi: Montgomery, D.C., Runger, G.C., Applied Statistic and Probability

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam proses penelitian untuk mengkaji karakteristik penduga GMM pada data panel ini, penulis menggunakan definisi, teorema dan konsep dasar yang berkaitan dengan pendugaan parameter,

Lebih terperinci

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT

BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT BAB 3 MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT Model fungsi transfer multivariat merupakan gabungan dari model ARIMA univariat dan analisis regresi berganda, sehingga menjadi suatu model yang mencampurkan pendekatan

Lebih terperinci