PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN"

Transkripsi

1 BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN Dita Dioputri Againa 1, Sri Wirnani 2 dan Enny Supartini 2 1 Mahasiswa Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran 2 Dosen Departemen Statistika FMIPA Universitas Padjadjaran ditadioputri@yahoo.com; sri.winarni@unpad.ac.id; arthinii@yahoo.com ABSTRAK Optimasi adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan. Proses optimasi yang sering dilakukan pada umumnya hanya melibatkan satu respon saja. Ketika dalam percobaan melibatkan lebih dari satu respon (multirespon) maka proses optimasi dilakukan secara simultan atau bersamaan. Metode optimasi multirespon yang dapat digunakan adalah Overlaid Contour Plot dan Desirability Function. Kedua metode ini diterapkan pada kasus teknik persiapan untuk misel buatan pada muatan harminedengan desain dasar yaitu Central Composite Design. Dimana terdapat dua buah faktor yang terlibat yaitu Harmine dan volume hidrasi, sedangkan responnya adalah jumlah muatan obat dan indeks polidispersitas. Melalui analisis Overlaid Contour Plot dan Desirability Function didapatkan komposisi perlakuan Harmine sebesar 1,7273 mg dan perlakuan volume hidrasi sebesar 10,4545 ml. Komposisi perlakuan tersebut dapat mengoptimalkan respon jumlah muatan obat sebesar 13,8024 dan respon indeks polidispersitas sebesar 0,1922. Kata Kunci : Optimasi, Response Surface Methodology, Overlaid Contour Plot, Desirablity Function, Central Composite Design. 1. PENDAHULUAN Optimasi adalah pencarian nilai-nilai variabel yang dianggap optimal, efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan(karmiadji,2011). Dalam pengambilan keputusan, optimasi bertujuan untuk memilih kondisi dari beberapa variabel input atau disebut juga dengan variabel independen untuk mendapatkan kondisi output yang optimum. Proses optimasi yang sering dilakukan pada umumnya hanya melibatkan satu respon saja. Ketika dalam percobaan melibatkan lebih dari satu respon (multirespon) maka proses optimasi dilakukan secara simultan atau bersamaan. Jika optimasi tidak dilakukan secara simultan, maka keoptimalan pada setiap responnya belum tentu sama. Optimal pada satu respon belum tentu optimal pada respon yang lain (Supartini dan Winarni, 2015). Metode optimasi multirespon yang dapat digunakan adalah Response Surface Methodologydan desirability function. Response Surface Methodology(RSM) merupakan suatu metode yang mengkombinasikan desain eksperimen dengan teknik-teknik statistika untuk menganalisis permasalahan dimana beberapa variabel independen mempengaruhi hasil dan tujuan akhirnya adalah untuk mengoptimalkan respon. Metode ini memberikan kemudahan dalam menentukan kondisi optimum untuk mendapatkan hasil yang sangat memuaskan (Montgomery, 2009). Pada RSM identifikasi variabel secara visual dapat menggunakan overlaid contour plot. Overlaid contour plot digunakan untuk proses optimasi respon secara bersamaan. Metode ini dilakukan dengan menumpangtindihkan contour plot untuk masing-masing respon dan menemukan daerah yang membuat kemungkinan nilai terbaik untuk masing-masing respon. 17

2 Desirability function adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam dunia industri untuk melakukan optimasi multirespon dari suatu proses (Bachtiyar et al, 2011). Optimisasi dengan menggunakan desirability function merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengoptimalkan proses respon ganda secara simultan. RSM dapat digunakan pada beberapa desain dasar diantaranya Central Composite Design(CCD). CCD adalahdesainyang paling umum digunakan dirancangan percobaan. CCD adalah desain faktorial fraksial dengan poin pusat, ditambah dengan sekelompok poin aksial yang memungkinkan untuk memperkirakan kelengkungan (Shivakumar et al, 2008). Pada CCD, agar kualitas dari prediksi menjadi lebih baik, maka rancangannya selain memiliki sifat ortogonal juga harus rotatable (Jeff Wu, 2009). Kasus percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada bidang farmasi mengenai teknik persiapan untuk misel buatan pada muatan harmineyang dilakukan oleh Yong-Yan Bei dan kawan-kawan (2013). Misel adalah molekul-molekul surfaktan yang mulai berasosiasi berikutnya. Harmine yang biasa disebut dengan zat kristal putih merupakan sebuah harmalin (senyawa alkoid) dan diperoleh dengan oksidasi. Harmine merupakan sebuah polimer sintetis amfipatik terbaru yang disintesis untuk mengurangi efek samping karena pemberian obat yang tidak larut. Untuk mencapai manfaat terbaik dilakukan sistem pelepasan efektif untuk obat hidrofobik seperti liposom dan nanopartikel. Akhir-akhir ini, amfipatik polimer telah dikembangkan, yaitu sebuah hasil sintesis yang menjadi nanomisel. Dibandingkan dengan liposom dan nanopartikel, misel polimer mempunyai stabilitas termodinamik. Inti hidrofobik dapat menjadi wadah untuk obat-obatan yang tidak larut dengan jumlah muatan obat (LD) dan waktu retensi yang panjang, yang dapat meningkatkan daya larut dan memperbaiki bioavailabilitas. Harmine mempunyai bioavailabilitas yang rendah sehingga daya larutnya pun akan rendah. Untuk mendapatkan bioavailabilitas yang memuaskan, maka dilakukan peningkatan LD pada harmine. Dalam kasus ini respon yang diteliti berupa jumlah muatan obat (LD)dan indeks polidispersitas (PDI), sedangkan variabel independen yaitu harmine (HM) yang mempunyai 5 buah taraf dan volume hidrasi yang mempunyai 5 buah taraf. Dengan menggunakan formulasi model yang tepat, maka dapat diperoleh nilai variabel independen (X 1 dan X 2 ) yang menyebabkan LD(Y 1 ) dan PDI (Y 2 ) menjadi optimal. Dalam proses produksinya peneliti ingin mengetahui komposisidari variabel HM dan volume hidrasi agar dapat mengoptimalkan respon volume LD dan PDI. 2. METODOLOGI 2.1. Response Surface Methodology(RSM) Langkah pertama dari metode permukaan respon adalah menemukan hubungan antara respon dengan variabel independen melalui persamaan polinomial orde satu (model orde pertama). Dinotasikan variabel-variabel independen 1,x 2,,. Variabelvariabel tersebut diasumsikan terkontrol dan mempengaruhi variabel respon. Jika respon dimodelkan secara baik dengan fungsi linier dari variabel-variabel independen X, maka pendekatan fungsi dari model orde satu adalah seperti pada fungsi berikut: = (1) Jika terdapat kelengkungan pada eksperimen orde pertama maka selanjutnya dilakukan model orde kedua karenamodel orde kedua diisyaratkan untuk pendekatan optimasi respon karena adanya lengkungan (curvature) dalam permukaannya. Analisis respon permukaan orde kedua sering disebut model kuadratik. Model orde kedua dinyatakan seperti yang disebutkan persamaan berikut: 18 Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

3 = (2) j < k Sedangkan pendugaan untuk model order kedua dinyatakan dalam = (3) j < k dengan nilai dugaan, x variabel predictor, b taksiran parameter regresi dan ε residual Pengujian Kesesuaian Model (Lack of Fit) Lack of fit artinya penyimpangan atau ketidaktepatan terhadap model. Pengujian lack of fit artinya pengujian untuk mendeteksi apakah model orde yang diuji sudah fit dengan data atau belum. Bila tidak terdapat lack of fit maka model orde yang dipilih sudah tepat, sedangkan bila terdapat lack of fit bermakna maka model orde yang dipilih tidak tepat dan selanjutnya perlu dikembangkan menjadi model orde yang lebih tinggi (Winahju, 2010). Pengujian kesesuaian model ini dilakukan untuk mengetahui apakah model sudah sesuai atau belum dengan cara menguji ada tidaknya lack of fit pada model. Hipotesis yang digunakan adalah H 0 H 1 Statistik Uji: : Tidak terdapat Lack of Fit (Model Orde fit dengan data) : Terdapat adanya Lack of Fit (Model Orde tidak fit dengan data) = dengan..... : Mean Square Lack of Fit. : Mean Square of Pure Error (4) Kriteria uji dari pengujian ini adalah tolak H 0 jika F hitung > ( ; ; ; ; ) atau dapat pula menggunakan kriteria uji p-value<α, terima dalam hal lainnya. Jika pada model orde I terdapat lack of fit, maka analisis dilanjutkan pada pengujian lack of fit untuk model orde II. Jika tidak terdapat lack of fit maka model yang digunakan adalah model orde II, tetapi jika terdapat lack of fit maka analisis dilanjutkan pada model dengan orde yang lebih tinggi Pengujian Parameter Regresi Pengujian parameter regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel prediktor dengan respon. Pengujian parameter memiliki hipotesis sebagai berikut, H 0 H 1 Statistik Uji: : β i = 0 (tidak ada pengaruh variabel prediktor ke-i terhadap respon) : β i 0 (terdapat pengaruh variabel prediktor ke-i terhadap respon) = ( ) (5) Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

4 Kriteria uji dari pengujian parameter resgresi ini adalah tolak H 0 jika Tolak H 0 jika > ( ; ) atau dapat pula menggunakan kriteria uji p-value < α, terima dalam hal lainnya. Artinya variabel-variabel independen X i memberikan pengaruh yang berarti terhadap respon Overlaid Contour Plot Seiring permasalahan yang muncul dalam dunia industri tidak hanya melibatkan satu variabel respon saja, tetapi k variabel respon dan i variabel input, atau biasa disebut dengan multirespon (Khuri and Cornell, 1996). Pendekatan yang relatif mudah untuk mengoptimalkan multirespon yang bekerja dengan baik adalah menggunakan overlaid contour plot (Montgomery, 2009). Overlaid contour plot digunakan untuk mempertimbangkan optimasi respon secara bersamaan. Metode ini dilakukan dengan menumpangtindihkan contour plot untuk masing-masing respon dan menemukan daerah yang membuat kemungkinan nilai terbaik untuk masing-masing respon sehingga bisa mendapatkan kondisi yang optimal. Melalui pendekatan multirespon secara simultan ini bisa didapatkan setting faktor yang optimal. Pada RSM untuk mengidentifikasi variabel secara visual dapat menggunakan overlaid contour plot. Pada umumnya RSM digunakan untuk mengoptimalisasi satu respon saja. Dalam kasus respon lebih dari satu proses optimasi secara visual dapat menggunakan overlaid contour plot yaitu dengan cara menumpangtindihkan masingmasing overlaid contour plot sehingga ditemukan daerah yang beririsan dan daerah irisan itu yang berpotensi untuk mengoptimalkan respon (Winarni, 2013). Gambar 1. menunjukan terdapat daerah yang beririsan pada overlaid contour plot. Gambar 1. Overlaid Contour Plot (Montgomery, 2009) 2.2. Desirability Function Desirability function merupakan suatu transformasi geometri respon dari nilai nol sampai satu. Respon-respon yang berada dalam batas yang ditentukan bernilai antara nol sampai dengan satu (0 <d i 1) dan yang berada diluar batas spesifikasi diberi nilai nol (d i = 0), yang kemudian disebut sebagai fungsi individual desirability (d i ). Untuk mendapatkan individual desirability pada setiap respon, permasalahan dapat 20 Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

5 dirumuskan kedalam 3 golongan, yaitu larger the better, smaller the better, dan nominal is the best (Myers et al, 2008). Teknik optimasi ini memakai istilah target (T), upper (U), lower (L), dan bobot (r). Larger the better digunakan jika menginginkan optimasi respon sebesar mungkin (pada titik tertinggi), maka individual desirability-nya adalah = 0 Jika ( ) ( ) 1 Jika ( ) > Jika < ( ) (6) Smaller the better digunakan jika menginginkan optimasi respon sekecil mungkin (optimasi pada titik terendah), maka individual desirability-nya adalah = 1 Jika ( ) ( ) 0 Jika ( ) > Jika < ( ) (7) Nominal the best digunakan jika respon idealnya adalah nilai target tertentu, maka individual desirability-nya adalah = 0 Jika ( ) ( ) ( ) Jika < ( ) Jika < ( ) 0 Jika ( ) > (8) Dari persamaan fungsi individual desirability terdapat bobot (r) yang berguna untuk mendefinisikan bentuk dari fungsi desirability pada setiap respon. Bobot dipilih untuk menekankan atau melonggarkan targetnya (Montgomery, 2009). 1. Untuk 0 < r < 1, memberikan penekanan yang kurang pada targetnya. Semakin besar nilai desirability semakin jauh nilai respon dari target. 2. Untuk r = 1, memberikan nilai kepentingan yang sama pada target dan nilai batasbatasnya. Nilai desirability dari suatu respon meningkat secara linier. 3. Untuk r > 1, memberikan penekanan yang lebih pada targetnya. Suatu respon harus sangat dekat dengan target agar memiliki nilai desirability yang tinggi. Fungsi individual desirability tersebut digabung menggunakan rataan geometri yang hasilnya disebut fungsi composite atau overall desirability sebagaimana pada persamaan (9). = (9) Setelah perhitungan individual desirability, dihitung nilai overall desirability, sehingga didapatkan nilai-nilai antara nol sampai satu, dengan nilai-nilai tersebut dapat ditentukan apakah hasil optimasi sesuai dengan harapan. Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

6 2.3. Central Composite Design (CCD) Pada umumnya Central Composite Design (CCD) adalah desain yang banyak digunakan untuk mengestimasi order kedua dalam RSM.CCD merupakan salah satu metode yang paling populer dari model orde kedua. CCD telah dipelajari dan digunakan oleh banyak peneliti. Desain ini melibatkan fraksional faktorial yang dikombinasikan dengan poin aksial (Khuri and Cornell, 1996). Eksperimen yang baru akan didesain setelah wilayah di sekitar respon optimum dari model orde I diketahui. Pada eksperimen yang baru, digunakan model orde II untuk mengetahui adanya lengkungan kuadrat permukaan respon (Kuehl, 2000). Untuk mengestimasi model permukaan respon orde II, biasanya digunakan Central Composite Design (CCD). CCD juga merupakan suatu rancangan percobaan dengan faktor yang terdiri dari 2 level yang diperbesar titik-titik lebih lanjut yang memberikan efek kuadratik. Desain ini dimulai dengan level yang sama dengan desain 2, ditambah dengan level tambahan yang terdiri dari center points dan star points( ). Total kombinasi level yang terdapat pada CCD adalah , dimana k adalah jumlah faktor. Pada CCD, agar kualitas dari prediksi menjadi lebih baik, maka rancangannya selain memiliki sifat ortogonal juga harus rotatable. Suatu rancangan dikatakanrotatablejika ragam dari variabel respon yang destimasi merupakan fungsi dari 1, 2,, yang hanya bergantung pada jarak dari pusat rancangan dan tidak bergantung dari arahnya (letak titik percobaan).dengan kata lain ragam dari variabel respon yang diduga sama untuk semua titik asalkan titik-titik tersebut memiliki jarak yang sama dari pusat rancangan (center runs) (Ernawati, 2012). Pada percobaan yang melibatkan dua faktor, titik yang dibentuk pada CCD berjumlah 13 titik dimana titik-titik tersebut terditri atas 4 buah corner point, 4 buah axial point, 5 buah center point. Mengapa diambillimacenter point dalam desain? Alasannya karena terkait dengan varians dari nilai prediksi. Ketika penyesuaian permukaan respon ingin memperkirakan fungsi respon di daerah desain ini di mana untuk menemukan kondisi optimal. Prediksi dapat diandalkan di seluruh wilayah, dan terutama di dekat pusat karena memiliki harapan optimal di wilayah tengah. Dengan memilih 5 center point, varians di tengah adalah kira-kira sama dengan varians di tepi. Jika hanya memiliki satu atau dua center point, maka akan memiliki presisi yang kurang di tengah-tengah daripada presisi pada tepinya. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan presisi di tepi desain relatif tengah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas hasil serta langkah-langkah perhitungan dalam proses optimasi menggunakan Overlaid Contour Plot dan Desirability Function. Dalam RSM, komposisi HM dan komposisi volmue hidrasi disebut sebagai variabel bebas sedangkan LD dan PDI disebut sebagai variabel respon. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yong-Yan Bei dan kawankawan (2013) mengenai optimasi untuk persiapan misel terbaru pada harmine dengan menggunakan Central Composite Design (CCD) Hasil Analisis dengan Pendekatan Overlaid Contour Plot Surface Plot dan Contour Plot untuk Y 1 Langkah awal pada tahap analisis ini adalah menentukan model orde yang fit dengan data. Sebagai langkah awal, dilakukan pengujian lack of fit untuk model orde I dengan hipotesis seperti yang telah disebutkan pada Bab III dengan statistik uji pada 22 Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

7 persamaan (4). Setelah dilakukan analisis terhadap Model Orde I, didapat hasil bahw p- value pada uji lack of fit bernilai 0,000 atau kurang dari derajat signifikansi (α=0,05), ini berarti terdapat lack of fit pada model, yang artinya model yang dibuat belum sesuai dengan data. Karena uji regresi dan lack of fit masih belum terpenuhi. Oleh karena itu analisis dilanjutkan pada pendugaan model orde yang lebih tinggi yaitu orde II. Untuk memperoleh model yang sesuai dengan eksperimen yang telah dilakukan, maka dilakukan rancangan percobaan dengan orde yang lebih tinggi yaitu rancangan percobaan orde II. Dari rancangan percobaan orde II, maka diperoleh analisis varian yang selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan menggunakan hipotesis seperti yang telah disebutkan pada Bab III dengan statistik uji pada persamaan (5). Setelah dilakukan analisis terhadap Model Orde II, didapat hasil seperti yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Tabel ANAVA untuk Y 1 pada Model Orde II Sumber Varian Koefisien P-Value Alpha Keterangan Konstan -12,9943 0,001 0,05 Signifikan X 1 12,4099 0,000 0,05 Signifikan X 2 2,3167 0,001 0,05 Signifikan X 1 *X 1-1,7019 0,000 0,05 Signifikan X 2 *X 2-0,1373 0,000 0,05 Signifikan X 1 *X 2 0,0677 0,218 0,05 Tidak signifikan Lack of Fit 0,055 0,05 Model fit Setelah dilakukan analisis varian yang baru, dapat dilihat bahwa telah terjadi perubahan pada uji lack of fit dimana p-value yang dihasilkan sebesar 0,055 atau lebih dari derajat signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukan bahwa model yang dibuat telah sesuai dengan data. P-value yang dihasilkan pada interaksi antar faktor X 1 dan X 2 lebih besar dari α yang berarti interaksi antar faktor tidak signifikan. Lain halnya dengan interaksi kuadratik sesama faktor yang juga memiliki pengaruh terhadap respon. Begitu pula pada single factor X 1 dan X 2 mempunyai pengaruh terhadap respon. Sehingga dapat diperoleh model orde II untuk respon Y 1 sebagai berikut, = 12, , ,3167 1,7019 0,1373 Persamaan yang diperoleh setelah perbaikan model adalah sesuai dengan persamaan diatas dapat menghasilkan hasil visual untuk respon LD melalui surface plot dan contour plot yang disajikan pada Gambar 2. Surface Plot of y1 vs ; Contour Plot of y1 vs ; 20 15,0 12,5 10,0 y1 < 5,0 5,0 7,5 7,5 10,0 10,0 12,5 12,5 15,0 15,0 17,5 17,5 20,0 > 20,0 y , ,0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Gambar 2. Surface Plot dan Contour Plot untuk LD Daerah yang menghasilkan respon paling optimum dapat dilihat dari contour yang telah diperoleh. Plot kurva dalam Gambar 2 menunjukan bahwa kurva yang Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

8 diperoleh berbentuk kurva maksimum. Kombinasi level medium dari faktor volume hidrasi dan level tertinggi dari faktor HM akan menyebabkan respon LD maksimum (optimum). Terlihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 bahwa LD akan semakin tinggi apabila kandungan HM berada pada level tertingginya yaitu 4 mg. Begitu pula dengan volume hidrasi akan menyebabkan jumlah muatan obat optimum apabila komposisi volume hidrasi berada pada level mediumnya yaitu sekitar 10 ml Surface Plot dan Contour Plot untuk Y 2 Sama halnya dengan respon Y 1, pada Y 2 langkah awal yang dilakukan adalah menentukan model orde yang fit dengan data. Maka dilakukan analisis Model Orde I terlebih dahulu dengan hipotesis seperti yang telah disebutkan pada Bab III dengan statistik uji pada persamaan (4). Setelah dilakukan analisis terhadap Model Orde I, didapat hasil p-value pada uji lack of fit bernilai 0,002 atau kurang dari derajat signifikansi (α=0,05), ini berarti terdapat lack of fit pada model, yang artinya model yang dibuat belum sesuai dengan data. Oleh karena itu analisis dilanjutkan pada pendugaan model orde yang lebih tinggi yaitu orde II. Untuk memperoleh model yang sesuai dengan eksperimen yang telah dilakukan, maka dilakukan rancangan percobaan dengan orde yang lebih tinggi yaitu rancangan percobaan orde II. Dari rancangan percobaan orde II, maka diperoleh analisis varian yang selanjutnya akan dilakukan pengujian dengan menggunakan hipotesis seperti yang telah disebutkan pada Bab III dengan statistik uji pada persamaan (5). Setelah dilakukan analisis terhadap Model Orde II, didapat hasil seperti yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Tabel ANAVA untuk Y 2 pada Model Orde II Sumber Varian Koefisien P-Value Alpha Keterangan Konstan 1, ,001 0,005 Signifikan X 1-0, ,002 0,05 Signifikan X 2-0, ,009 0,05 Signifikan X 1 *X 1 0, ,000 0,05 Signifikan X 2 *X 2 0, ,008 0,05 Signifikan X 1 *X 2-0, ,216 0,05 Tidak signifikan Lack of Fit 0,129 0,05 Model fit Setelah dilakukan analisis varian yang baru, dapat dilihat bahwa telah terjadi perubahan pada uji lack of fit dimana p-value yang dihasilkan sebesar 0,129 atau lebih dari derajat signifikansi (α=0,05). Hal ini menunjukan bahwa model yang dibuat telah sesuai dengan data. P-value yang dihasilkan pada interaksi antar faktor X 1 dan X 2 lebih besar dari α yang berarti interaksi antar faktor tidak signifikan. Lain halnya dengan interaksi kuadratik sesama faktor yang juga memiliki pengaruh terhadap respon. Begitu pula pada single factor X 1 dan X 2 mempunyai pengaruh terhadap respon. Sehinggadapat diperoleh model orde II untuk respon Y 1 sebagai berikut, = 1, , , , ,00722 Persamaan yang diperoleh setelah perbaikan model adalah sesuai dengan persamaan diatas dapat menghasilkan hasil visual untuk respon LD melalui surface plot dan contour plot yang disajikan pada Gambar Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

9 Surface Plot of y2 vs ; Contour Plot of y2 vs ; 15,0 12,5 y2 < 0,2 0,2 0,4 0,4 0,6 0,6 0,8 0,8 1,0 1,0 1,2 > 1,2 1,2 10,0 y2 0,9 0,6 0,3 15 7, ,0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Gambar 3. Surface Plot dan Contour Plot untuk PDI Surface Plot pada Gambar 3 menunjukan bahwa respon PDI membentuk kurva minimum. Contour plot menunjukkan tingkat PDI yang ditandai dengan perbedaan warna. Semakin rendah tingkat PDI maka akan berada pada warna biru tua dan semakin tinggi tingkat PDI akan berada pada warna hijau tua. Pada penelitian ini diinginkan jika respon PDI yang optimum itu adalah rendah atau minimum. Jadi kombinasi kandungan HM yang berada diantara 1,5 hingga 2 dan volume hidrasi yang berada diantara 10 hingga 11 akan menyebabkan respon PDI menjadi optimum Overlaid Contour Plot untuk Y 1 dan Y 2 Jika kita telah mendapatkan contour plot pada masing-masing respon, dalam kasus multirespon maka langkah selanjutnya adalah menumpangtindihkan contourcontour yang dihasilkan tiap respon. Batas atas dan bawah pada respon LD dan PDI adalah sesuai batas spesifikasi, yaitu untuk LD sebesar 3,8 dan 13,8 sedangkan untuk respon PDI sebesar 0,05 dan 1. Hasil overlaid contour plot dengan batas-batas diatas disajikan oleh Gambar 4. 15,0 12,5 Contour Plot of y1; y2 y1 3,8 13,8 y2 0, ,0 7,5 5,0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Gambar 4. Overlaid Contour Plot dengan batas spesifikasi Berdasarkan hasil overlaid contour plot diatas terlihat bahwa daerah irisan yang dihasilkan belum spesifik yaitu komposisi faktor HM berada pada rentang 1 mg hingga 2 mg, sedangkan komposisi faktor volume hidrasi berada pada rentang 5 ml hingga 15 ml. Daerah irisan yang dihasilkan pada Gambar 4.3 belum spesifik pada rentang nilai Y 1 3,8 sampai 13,8 dan pada rentang Y 2 0,05 sampai 1, sehingga langkah selanjutnya adalah melakukan trial and error untuk mendapatkan nilai X 1 dan X 2 yang menghasilkan nilai Y 1 dan Y 2 yang optimum. Batas atas dan batas bawah untuk overlaid contour plot Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

10 selanjutnya adalah 12 hingga 13,8 untuk respon LD dan 0,05 hingga 0,3 untuk respon PDI. Hasil overlaid contour plot dengan batas-batas diatas disajikan oleh Gambar 5. 15,0 12,5 Contour Plot of y1; y2 y ,8 y2 0,1 0,2 10,0 7,5 5,0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Gambar 5. Overlaid Contour Plot dengan Y 1 sekitar 12 hingga 13,8 dan Y 2 sekitar 0,05 hingga 0,3 Berdasarkan hasil overlaid contour plot diatas terlihat bahwa daerah irisan yang dihasilkan belum spesifik yaitu komposisi faktor HM berada pada rentang 1,5 mg hingga 2,3 mg, sedangkan komposisi faktor volume hidrasi berada pada rentang 7,4 ml hingga 14,8 ml. Daerah irisan yang dihasilkan pada Gambar 4.4 belum spesifik pada rentang nilai Y 1 12 hingga 13,8 dan pada rentang Y 2 0,05 sampai 0,3, sehingga langkah selanjutnya adalah melakukan trial and error untuk mendapatkan nilai X 1 dan X 2 yang menghasilkan nilai Y 1 dan Y 2 yang optimum. Batas atas dan batas bawah untuk overlaid contour plot selanjutnya adalah 13,5 hingga 13,8 untuk respon LD dan 0,191 hingga 0,193 untuk respon PDI. Hasil overlaid contour plot dengan batas-batas diatas disajikan oleh Gambar 6. 15,0 12,5 Contour Plot of y1; y2 y1 13,5 13,8 y2 0,191 0,193 10,0 7,5 5,0 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Gambar 6. Overlaid Contour Plot dengan Y 1 sekitar 13 hingga 13,8 dan Y 2 sekitar 0,1 hingga 0,2 Berdasarkan hasil overlaid contour plot diatas terlihat bahwa daerah irisan yang dihasilkan sudah cukup spesifik yaitu komposisi faktor HM berada disekitar 1,75 mg dan faktor volume hidrasi berada disekitar 10,5 ml sehingga dapat mengoptimalkan respon Y 1 pada rentang 13 hingga 1,8 dan respon Y 2 pada rentang 0,1 hingga 0,2. 26 Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

11 3.2. Desirability Function Dalam desirability function, peneliti menentukan tujuan dari optimasi respon apakah akan memaksimalkan respon, sesuai target, atau meminimalkan respon. Pada kasus ini, peneliti ingin memaksimalkan respon LD dan meminimalkan respon PDI. Hal ini dikarena jika memaksimum LD maka akan diperoleh bioavailability yang memuaskan, sedangkan jika meminimumkan PDI maka akan membuat distribusi berat molekul akan seragam. Dalam tahap desirability function ini ditentukan bahwa r = 1 karena kedua respon memiliki kepentingan yang sama. Perhitungan desirability function untuk data percobaan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Desirability Function untuk data percobaan CCD Perlakuan Variabel Prediktor HM(X 1 ) HM(X 2 ) d 1 d 2 D Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3, untuk mendapatkan nilai dengan cara mensubstitusikan nilai X 1 dan X 2 pada persamaan regresi. Untuk mendapatkan nilai d 1 pada perlakuan pertama, didapatkan dengan cara memilih fungsi individual desirability. Untuk Y 1 peneliti ingin memaksimumkan nilai respon, maka digunakan individual desirability larger the better seperti pada persamaan (3.6). Selanjutnya didapatkan nilai d 1 =1 karena berdasarkan fungsi individual desirability larger the better jika = 19,167 lebih besar dari nilai target = 13,8, maka nilai d 1 =1. Untuk perlakuan ketiga, didapatkan bahwa = 8,575berada diantara nilai batas spesifikasi bawah (L) = 3,8 dan nilai target = 13,8, sehingga untuk mendapatkan nilai d 1 digunakan individual desirability dengan rumus = ( ) 8,575 3,8 = = 0,477 13,8 3,8 maka nilai d 1 yang diperoleh untuk perlakuan ketiga yaitu sebesar 0,477. Hal ini dilakukan untuk perlakuan keempat dan ketujuh karena yang didapat berada diantara nilai batas spesifikasi bawah (L) dan nilai target. Untuk mendapatkan nilai d 2 pada perlakuan pertama, didapatkan dengan cara memilih fungsi individual desirability. Untuk Y 2 peneliti ingin meminimumkan nilai respon, maka digunakan individual desirability smaller the betterseperti pada persamaan (7). Didapatkan bahwa nilai = 0,714 berada diantara nilai target = 0,05 dan nilai batas spesifikasi atas (U) = 1, sehingga untuk mendapatkan nilai d 2 digunakan individual desirability dengan rumus Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

12 = ( ) = 1 0,714 = 0, ,05 maka nilai d 2 yang diperoleh untuk perlakuan pertama yaitu sebesar 0,301. Hal ini dilakukan untuk semua perlakuan karena semua nilai yang diperoleh berada diantara nilai target dan nilai batas spesifikasi atas (U). Setelah didapatkan nilai,, d 1, dan d 2 untuk semua perlakuan, maka selanjutnya adalah menentukan nilai overall desirability (D) dengan rumus (9). Pada perlakuan pertama, nilai D yang diperoleh adalah 0,548 yang didapatkan dengan cara = 1 0,301 = 0,548 dengan k = 2, karena banyak respon yang terlibat sebanyak dua buah respon. Setelah didapatkan nilai D untuk semua perlakuan, didapatkan nilai D yang paling besar adalah 0,866 dengan komposisi faktor X 1 sebesar 2,5 dan faktor X 2 sebesar 12,5. Pada Tabel 3, menunjukkan hasil perhitungan desirability function untuk data percobaan, maka dihitung pula untuk titik-titik percobaan (trial and error) pada daerah irisan yang dihasilkan oleh overlaid contour plot. Hasil perhitungan desirability function untuk daerah irisan pada overlaid contour plot disajikan dalam Tabel 4. Daerah irisan ke Tabel 4. Hasil Desirability Function untuk Daerah Irisan Titik-titik Trial Batasan respon pada and Error d 1 d 2 D overlaid contour plot X 1 X Y 1 = dan Y 2 = Y 1 = dan Y 2 = Y 1 = dan Y 2 = Y 1 = dan Y 2 = Berdasarkan hasil perhitungan desirability function pada percobaan trial and error, didapatkan nilai D terbesar yaitu D = 0,922 terdapat pada daerah irisan ke-4 dengan komposisi perlakuan X 1 sebesar 1,73 dan perlakuan X 2 sebesar 10,45. Komposisi perlakuan tersebut menghasilkan nilai sebesar 13,821 dan sebesar 0,192. Selain melakukan trial and error diatas, untuk menentukan desirability function dapat dilakukan dengan cara menggunakan software statistik. Dari hasil analisis didapatkan setting optimal untuk perlakuan yang akan menghasilkan batasan-batasan respon yang sesuai dengan harapan peneliti. Nilai desirability ditunjukkan pada Gambar 7. Didapat kombinasi setting faktoruntuk menghasilkan respon yang optimum, yaitu komposisi HM sebesar 1,7273 mg dan komposisivolume hidrasi sebesar 10,4545 ml. Kombinasi ini diprediksi akan menghasilkan respon LD sebesar 13,8024% dengan nilai individual desirabilitysebesar satu dan menghasilkan respon PDI sebesar 0,1922 dengan nilai individual desirabilitysebesar 0, Sedangkan untuk optimasi secara serentak,nilai overall desirability adalah sebesar 0, Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

13 Optimal D High Cur 0,92214 Low 4,0 15,0 [1,7273] [10,4545] 1,0 5,0 Composite Desirability 0,92214 y1 Maximum y = 13,8024 d = 1,0000 y2 Minimum y = 0,1922 d = 0,85035 Gambar 7. Output Desirability Function Berdasarkan hasil analisis desirability function berdasarkan overlaid contour plot didapat hasil yang sama dengan analisis menggunakan bantuan software statistik yaitu komposisi perlakuan X 1 sebesar 1,73 dan perlakuan X 2 sebesar 10,45. Komposisi perlakuan tersebut menghasilkan nilai sebesar 13,821 dan sebesar 0, KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah disajikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Overlaid Contour Plot merupakan optimasi secara visual yang dilakukan dengan melakukan trial and error. Hal ini menjadikan daerah optimum yang dihasilkan tidak terlalu spesifik. Sedangkan optimasi menggunakan desirability function menghasilkan titik optimum yang spesifik. 2. Komposisi faktor yang dihasilkan menggunakan trial and error pada metode overlaid contour plot didapatkan komposisi faktor HM berada disekitar 1,75 mg sedangkan komposisi faktor volume hidrasi berada disekitar 10,5 ml sehingga dapat diperoleh respon optimal sebesar 13,821% dan sebesar 0,192. Sedangkan komposisi faktor yang dihasilkan menggunakan desirablity function adalah komposisi HM sebesar 1,7273 mg dan komposisi volume hidrasi sebesar 10,4545 ml. Kombinasi ini akan menghasilkan respon LD sebesar 13,8024%dan respon PDI sebesar 0,1922. Optimasi menggunakan overlaid contour plot dan desirability function memiliki hasil yang sejalan 5. DAFTAR PUSTAKA Bachtiyar, C., Amrillah, Rodhi Setting Parameter Mesin Press Dengan Metode Respon Permukaan pada Pabrik Kelapa Sawit. Medan: Pendidikan Teknologi Kimia Industri Medan. Bei, Yong Yang Application of The Central Composite Design to Optimize The Preparation of Novel Micelles of Harmine. People s Republic of China: Soochow University. Jeff Wu, C.F., Hamada, M.S Experiment: Planning, Analysis, and Optimization, Second Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Karmiadji, Djoko W. and Seprianto, Dicky Optimasi Multi Respon pada Proses Pembuatan Paduan Aluminium/Fly Ash Menggunakan Metallurgi Serbuk. Tangerang: Politeknik Negeri Sriwijaya. Biastatistics Vol 10, No.1, Februari

14 Kleijnen, C.P. Jack Response Surface Methodology. Netherland: Tilburg University. Khuri, A.I. and Cornell, J.A Response Surfaces, Second Edition. New York: Dekker. Kuehl, R.O. (2000).Design of Experiments Statistical Principles of Research Design and Analysis. Duxburg Verlag, Pacific Grove. Montgomery,D.C Design and Analysis of Experiments,Seventh Edition. New York: John Wiley & Sons, inc. Myers, Raymond H., Montgomery, C.D., Anderson-Cook, M., C Response Surface Methodology Process and Product Optimazation using Design Experiments, Third edition. New York: John Wiley and Sons, Inc. Myers, Raymond H Response Surface Methodology.Boston : Allyn & Bacon, Inc. Obermiller, D.J Multiple Response Optimization using JMP. Midland: The Dow Chemical Company. Park, Sung Hyun., Kim, Hyuk Joo., Cho, Jae Li Optimal Central Composite Design for Fitting Second Order Response Surface Regression Models. Seoul: Korea Science and Engineering Foundation. Shivakumar, HN Design and Optimization of Diclofenac Sodium Controlled Release Solid Dispersions by Response Surface Methodology.India: Indian J Pharm. Supartini, Enny., Winarni, Sri Kajian Penggunaan Metode Response Surface dan Desirability Function pada Proses Optimasi Multi Respon. Malang: Universitas Negeri Malang. Winahju, Wiwiek Setya Analisis Variansi dan Statistik Matematika yang Terkait. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya. Winarni, S Suatu Pendekatan Metode Response Surface Untuk Proses Optimasi Pada Desain Parameter Robust (Taguchi). Bandung: Universitas Padjadjaran 30 Biastatistics Vol 10, No.1, Februari 2016

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada BAB III METODE PERMUKAAN RESPON 3.1 Pendahuluan Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada hubungan antara respon dan variabel masukannya (input). Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni

(D.2) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE. H. Sudartianto 3. Sri Winarni Universitas Padjadjaran, November 00 (D.) OPTIMASI KOMPOSISI PERLAKUAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPONSE SURFACE Andry Ritonga H. Sudartianto Sri Winarni Mahasiswa Program Strata Jurusan Statistika FMIPA

Lebih terperinci

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 (DS.1) OPTIMISASI RESPON EKSPERIMEN MENGGUNAKAN DESAIN BOX-BEHNKEN Budhi Handoko Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA Unpad Email: budhihandoko@unpad.ac.id Abstrak Salah

Lebih terperinci

Matematika dan Statistika

Matematika dan Statistika ISSN 4-6669 Volume, Juni 0 MAJALAH ILMIAH Matematika dan Statistika DITERBITKAN OLEH: JURUSAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS JEMBER Model Permukaan Respon pada(4 3) MODEL PERMUKAAN RESPON PADA PERCOBAAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 6 Nomor 07 ISSN 4-750 OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Maria Agnes Octaviani, Dian Retno Sari Dewi*, Luh Juni

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 2 (2016), hal 113 118. OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran) Eka Dian Rahmawati,

Lebih terperinci

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming 1 Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik Pendekatan Fuzzy Programming Lela Devi Meylina dan Sony Sunaryo Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut perubahan-perubahan yang melibatkan suatu penelitian atau percobaan pada berbagai bidang. Metode Statistik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Waktu dan Kecepatan Optimum Flavor C blended dibuat dengan mencampurkan flavor C Concentrat dan solvent pada perbandingan 1:9 menggunakan waktu dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi

Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi Sri Winarni*, Budhi Handoko, Yeny Krista Franty Departemen Statistika FMIPA Unpad *E-mail:

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.2, Mei 2013, 32-36 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI ADE KUSUMA DEWI 1, I WAYAN SUMARJAYA 2, I GUSTI AYU MADE SRINADI 3 1,2,3

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE

OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL., NO., DESEEMBER 999: 8-29 OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen

Lebih terperinci

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM

OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM OPTIMASI DENGAN METODE DAKIAN TERCURAM Marwan Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala, Jln. Syekh Abdur Rauf No. 3 Darussalam, Banda Aceh 23111 email:

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk

Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 3: 77-8 ISSN 6-468X Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk Franscisca Gayuh Utami Dewi, Femiana Gapsari Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

PARAMETER SETTING OF PRESS MACHINE USING RESPONSE SURFACE METHOD IN OIL PALM FACTORY. 2 PT. Perkebunan Lembah Bakti, Astra Agro Lestari, Tbk ABSTRAK

PARAMETER SETTING OF PRESS MACHINE USING RESPONSE SURFACE METHOD IN OIL PALM FACTORY. 2 PT. Perkebunan Lembah Bakti, Astra Agro Lestari, Tbk ABSTRAK Jurnal Riset Industri Vol. V, No., 0, Hal 53-60 SETTING PARAMETER MESIN PRESS DENGAN METODE RESPON PERMUKAAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PARAMETER SETTING OF PRESS MACHINE USING RESPONSE SURFACE METHOD IN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan teori dan metode yang digunakan untuk mendukung analisis data. Teori dan metode itu diantaranya adalah rancangan faktorial, analisis regresi dan metode

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface TINJAUAN PUSTAKA Metode Response Surface Menurut Montgomery (2001), Response Surface Methodology (RSM) merupakan himpunan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

(D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN. Oleh Budhi Handoko 1), Sri Winarni 2)

(D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN. Oleh Budhi Handoko 1), Sri Winarni 2) (D.4) DESAIN PARAMETER UNTUK DATA DISKRIT PADA ROBUST DESIGN Oleh Budhi Handoko ), Sri Winarni ),) Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA, Unpad Bandung Email ) : budhihandoko@unpad.ac.id Email ) : sri.winarni@unpad.ac.id

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT Ivan Aris Nugroho 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan Response Surface Methodology sudah dikenalkan oleh Box dan Wilson sejak tahun 1951. Dalam buku Design and Analysis of Experiment, Montgomerry (2001),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Metode Permukaan Respon (Response Surface Methodology/RSM), pertama kali diperkenalkan oleh Box dan Wilson (1951), metode ini sering digunakan untuk mencari

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk

Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 170-175 Optimasi Parameter Operasi Mesin Air Slip Forming untuk Meminimalkan Cacat Produk Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface Moh. Muria Armansyah S. 1*, Endang Pudji Purwanti 2, dan Bayu Wiro Karuniawan

Lebih terperinci

Penentuan Parameter Setting Mesin Pada Proses Corrugating

Penentuan Parameter Setting Mesin Pada Proses Corrugating MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016 22 Sylvia Ongkowijoyo 1, Ig. Jaka Mulyana 2, Julius Mulyono 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,

Lebih terperinci

Penentuan Setting Parameter Pembuatan Botol DK 8251 B

Penentuan Setting Parameter Pembuatan Botol DK 8251 B Penentuan Setting Parameter Pembuatan Botol DK 8251 B Penentuan Setting Parameter Pembuatan Botol DK 8251 B pada Proses Blow Moulding dengan Menggunakan RSM (Response Surface Methodology) Studi Kasus di

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY)

OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) Femiana Gapsari 1), Dwi Hadi Sulistyorini 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 25 November 2014

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 25 November 2014 Rekayasa Kualitas Topik Khusus 1 Dual dan Multi Response Surface 25 November 2014 ekop2003@yahoo.com Topik Khusus - 1 Signal-to-noise ratio perbandingan antara besar signal dengan besar noise yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k MELALUI METODE BISSELL. Kata Kunci : Faktorial Fraksional dua level, Metode Bissell

PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k MELALUI METODE BISSELL. Kata Kunci : Faktorial Fraksional dua level, Metode Bissell September 03 PERBANDINGAN NILAI FRAKSI PADA RANCANGAN FAKTORIAL FRAKSIONAL k MELALUI METODE BISSELL IRAWATY, ANISA DAN HERDIANI, E.T. 3 Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. OPTIMASI WAKTU PEMOTONGAN BAJA HSS PADA WIRE-EDM MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI Oleh : M. Mushonnif Efendi (307 030 05) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si. Prodi D3 STATISTIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan Campuran Yang Optimum Pada Model Permukaan Multirespon Untuk Kasus Pembuatan Pupuk Bokashi ABSTRAK

Rancangan Percobaan Campuran Yang Optimum Pada Model Permukaan Multirespon Untuk Kasus Pembuatan Pupuk Bokashi ABSTRAK Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 9 Rancangan Percobaan Campuran Yang Optimum Pada Model Permukaan Multirespon Untuk Kasus Pembuatan Pupuk Bokashi Ruslan, Susanti

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH. Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP. Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP

ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH. Mahasiswa Jurusan Statistika FSM UNDIP. Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 497-505 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p DENGAN METODE LENTH

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KUANTIL

ANALISIS REGRESI KUANTIL Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 103 107 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS REGRESI KUANTIL SAIDAH, FERRA YANUAR, DODI DEVIANTO Program Studi Magister Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k

METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k METODE RESPONSE SURFACE PADA PERCOBAAN FAKTORIAL 2 k SKRIPSI Oleh: RUTH SONANDA MARTASPICA J2E 006 034 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

Kata kunci: Taguchi method, Multirespon, Combined Array, TOPSIS

Kata kunci: Taguchi method, Multirespon, Combined Array, TOPSIS OPTIMASI PROSES INJECTION MOLDING DENGAN PENDEKATAN COMBINED ARRAY (Studi Kasus: Produk Barrel Rexona Stick 20 gram di PT. X Surabaya) Ratna Augustiny Tjahyono dan Haryono Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

OPTIMASI KARAKTERISTIK KUALITAS LEAD-SLAG PERISAI RADIASI BETON MENGGUNAKAN METODE GREY-TAGUCHI DESIRABILITY FUNCTION

OPTIMASI KARAKTERISTIK KUALITAS LEAD-SLAG PERISAI RADIASI BETON MENGGUNAKAN METODE GREY-TAGUCHI DESIRABILITY FUNCTION OPTIMASI KARAKTERISTIK KUALITAS LEAD-SLAG PERISAI RADIASI BETON MENGGUNAKAN METODE GREY-TAGUCHI DESIRABILITY FUNCTION Sri Winarni 1,a), Budhi Handoko 2,b) 1,2 Departemen Statistika FMIPA UNPAD, Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deret Fourier Dalam bab ini akan dibahas mengenai deret dari suatu fungsi periodik. Jenis fungsi ini sering muncul dalam berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus

Lebih terperinci

PENURUNAN JUMLAH CACAT DAN BIAYA BAHAN BAKU DENGAN METODE ResponsSE SURFACE

PENURUNAN JUMLAH CACAT DAN BIAYA BAHAN BAKU DENGAN METODE ResponsSE SURFACE PENURUNAN JUMLAH CACAT DAN BIAYA BAHAN BAKU DENGAN METODE ResponsSE SURFACE Muhammad Lukman, Ahmad Zubaid Firdaus, Rahadian Galih Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 07 Desember 2014

Rekayasa Kualitas. Topik Khusus 1. Dual dan Multi Response Surface. 07 Desember 2014 Rekayasa Kualitas Topik Khusus 1 Dual dan Multi Response Surface 07 Desember 2014 ekopujiyanto@ft.uns.ac.id Topik Khusus - 1 Signal-to-noise ratio perbandingan antara besar signal dengan besar noise yang

Lebih terperinci

Jika terdapat k variabel bebas, x dan Y merupakan variabel tergantung, maka diperoleh model linier dari regresi berganda seperti rumus [3.1]. [3.

Jika terdapat k variabel bebas, x dan Y merupakan variabel tergantung, maka diperoleh model linier dari regresi berganda seperti rumus [3.1]. [3. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan salah satu alat statistika yang sangat populer digunakan user dalam mengolah data statistika. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan satu atau

Lebih terperinci

DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p SERTA ANALISISNYA BERBASIS WEB. Candra Aji dan Dadan Dasari 1 Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL 2 k-p SERTA ANALISISNYA BERBASIS WEB. Candra Aji dan Dadan Dasari 1 Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK DESAIN FAKTORIAL FRAKSIONAL k-p SERTA ANALISISNYA BERBASIS WEB Candra Aji dan Dadan Dasari Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Dalam eksperimen faktorial k, yakni eksperimen yang melibatkan k buah

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb. JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER Agustini Tripena Br.Sb. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia ABSTRAK.

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS Andriani Lubis 1*) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111 *) andriani_loebis@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK Ricky Afi Damaris (), Bobby O. P. Soepangkat () Mahasiswa MMT ITS, Staf Pengajar MMT ITS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 73 85. PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN Sri Wulandari, Sutarman, Open Darnius Abstrak. Analisis

Lebih terperinci

OPTIMASI DIAMETER TEBAR DAN DETONASI CONE EXPLOSIVE DENGAN METODA DUAL RESPONSE SURFACE

OPTIMASI DIAMETER TEBAR DAN DETONASI CONE EXPLOSIVE DENGAN METODA DUAL RESPONSE SURFACE OPTIMASI DIAMETER TEBAR DAN DETONASI CONE EXPLOSIVE DENGAN METODA DUAL RESPONSE SURFACE Siswo Hadi Sumantri, Abdullah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA. Nuryanti *, Djati H Salimy **

METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA. Nuryanti *, Djati H Salimy ** Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir: 6-7 Agustus 8(373-39) METODE PERMUKAAN RESPON DAN APLIKASINYA PADA OPTIMASI EKSPERIMEN KIMIA Nuryanti *, Djati H Salimy ** ABSTRAK METODE PERMUKAAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat diamati dan diidentifikasi alasan-alasan perubahan yang terjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sehingga dapat diamati dan diidentifikasi alasan-alasan perubahan yang terjadi BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan dapat diartikan sebagai serangkaian uji dimana perubahan yang berarti dilakukan pada variabel dari suatu proses atau sistem sehingga dapat

Lebih terperinci

Analisis Regresi Spline Kuadratik

Analisis Regresi Spline Kuadratik Analisis Regresi Spline Kuadratik S 2 Oleh: Agustini Tripena Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Regresi spline

Lebih terperinci

Optimasi Multirespon Surface pada Sifat Fisik dan Mekanik Tablet Obat dengan Metode AHP-Fuzzy TOPSIS

Optimasi Multirespon Surface pada Sifat Fisik dan Mekanik Tablet Obat dengan Metode AHP-Fuzzy TOPSIS JURNA SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (25) 27-52 (2-928X Print) D-85 Optimasi Multirespon Surface pada Sifat Fisik dan Mekanik Tablet Obat dengan Metode AHP-Fuzzy TOPSIS Rizka Dewi P.S dan Sony Sunaryo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Vol. 6, No.1, 0-8, Juli 009 Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Wahidah Sanusi Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi model pertumbuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LA-1 Rancangan Percobaan Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Rancangan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar)

Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar) Peningkatan Kualitas melalui Desain Eksperimen (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Krupuk, Blitar) Debora Anne Y. A., Vivi Yasin Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen

Lebih terperinci

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min)

X 3 : Flow Top (Aliran Atas) (lt/min) X 4 : Speed (Kecepatan) (m/min) Periode Maret 06, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-60-7658--3 Pemilihan Model Regresi Linier Multivariat Terbaik Dengan Kriteria Mean Square Error Dan Akaike s Information Criterion Edriani Lestari, Rito

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : Randi Nugraha Putra ( )

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh : Randi Nugraha Putra ( ) JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PROPOSAL PENELITIAN Oleh : Randi Nugraha Putra (1309 106 005) 1 PENDAHULUAN 2 LANDASAN

Lebih terperinci

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1 APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA Halim Zaini 1 1 Staf Pengajar email : halimzain60@gmail.com ABSTRAK Kualitas air PDAM Tirta Mon

Lebih terperinci

PENGUJIAN KESAMAAN BEBERAPA MODEL REGRESI NON LINIER GEOMETRI (Studi Kasus : Data Emisi CO 2 dan Gross Nation Product di Malaysia, Bhutan, dan Nepal)

PENGUJIAN KESAMAAN BEBERAPA MODEL REGRESI NON LINIER GEOMETRI (Studi Kasus : Data Emisi CO 2 dan Gross Nation Product di Malaysia, Bhutan, dan Nepal) PENGUJIAN KESAMAAN BEBERAPA MODEL REGRESI NON LINIER GEOMETRI (Studi Kasus : Data Emisi CO dan Gross Nation Product di Malaysia, Bhutan, dan Nepal) Yanti I 1, Islamiyati A, Raupong 3 Abstrak Regresi geometrik

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Parameter Tekanan dan Waktu Penekanan Terhadap Sifat Mekanik dan Cacat Penyusutan dari Produk Injection Molding Berbahan Polyethylene (PE) Erwin 1)*, Slamet Wiyono 1) Sendi Dwi Oktaviandi

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA BTS PADA JARINGAN RADIO SELULER GSM DENGAN METODE MULTIPLE RESPONSE SURFACE DI PT. INDOSAT

OPTIMASI KINERJA BTS PADA JARINGAN RADIO SELULER GSM DENGAN METODE MULTIPLE RESPONSE SURFACE DI PT. INDOSAT OPTIMASI KINERJA BTS PADA JARINGAN RADIO SELULER GSM DENGAN METODE MULTIPLE RESPONSE SURFACE DI PT. INDOSAT Andri Aryo Tejo, Bobby Oedy P. Soepangkat, Sony Sunaryo Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

REGRESI SPLINE BIRESPON UNTUK MEMODELKAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS

REGRESI SPLINE BIRESPON UNTUK MEMODELKAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS REGRESI SPLINE BIRESPON UNTUK MEMODELKAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS Dhina Oktaviana P, I Nyoman Budiantara Mahasiswa Jurusan Statistika ITS Surabaya, Dosen Jurusan Statistika ITS Surabaya

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPLINE (Studi Kasus: Herpindo Jaya Cabang Ngaliyan)

PEMODELAN REGRESI SPLINE (Studi Kasus: Herpindo Jaya Cabang Ngaliyan) PEMODELAN REGRESI SPLINE (Studi Kasus: Herpindo Jaya Cabang Ngaliyan) I Made Budiantara Putra 1, I Gusti Ayu Made Srinadi 2, I Wayan Sumarjaya 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA - Universitas Udayana

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming (Studi Kasus di PT. AAM)

Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming (Studi Kasus di PT. AAM) Optimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming (Studi Kasus di PT. AAM) Lela Devi Meylina (1310 100 099) Pembimbing: Dr. Sony Sunaryo, M.Si Selasa,

Lebih terperinci

Metode Bootstrap Untuk mengestimasi Data Hilang (missing Data) pada Eksperimen Faktorial

Metode Bootstrap Untuk mengestimasi Data Hilang (missing Data) pada Eksperimen Faktorial SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Metode Bootstrap Untuk mengestimasi Data Hilang (missing Data) pada Eksperimen Faktorial Enny Supartini Departemen Statistika, F MIPA, Universitas

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP INVESTASI DI KABUPATEN TUBAN Amalia Ma rufa, Sri Subanti, Titin Sri Martini Program Studi Matematika FMIPA UNS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH MODEL REGRESI ROBUST ESTIMASI DENGAN PEMBOBOT FAIR PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH Oktaviana Wulandari, Yuliana Susanti, dan Sri Sulistijowati Handajani Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL

PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL PENGGUNAAN MODEL LINIER SEBAGAI ALTERNATIF ANOVA RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL TERSARANG PADA DATA NON NORMAL Prasetyo Universitas Negeri Malang E-mail : pras_kazekage@yahoo.com Pembimbing: (I) Ir. Hendro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi linear, metode kuadrat terkecil, restriksi linear, multikolinearitas, regresi ridge, uang primer, dan koefisien

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 17 4 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T HOTELLING KLASIK DENGAN T HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI

Lebih terperinci

Optimasi Taguchi Multirespon melalui Pendekatan Fungsi Desirability dengan Regresi Fuzzy pada Kasus Kuat Tekan dan Daya Serap Air Produk Batako

Optimasi Taguchi Multirespon melalui Pendekatan Fungsi Desirability dengan Regresi Fuzzy pada Kasus Kuat Tekan dan Daya Serap Air Produk Batako JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol 4, No1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) D-19 Optimasi Taguchi Multirespon melalui Pendekatan Fungsi Desirability dengan Regresi Fuzzy pada Kasus Kuat Tekan dan Daya Serap

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Proses Produksi Mie Instan Proses pembuatan semua jenis mie sama mulai dari pengadukan hingga pembentukan untaian mie. Proses yang membedakan jenis mie terletak pada proses

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 39-46 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian RANCANGAN D-OPTIMAL LOKAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL ORDE 3 DENGAN HETEROSKEDASTISITAS

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis kadar air dan kadar lemak adalah mie instan Indomie (dengan berat bersih 61 gram, 63 gram, dan 66 gram), petroleum

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kandungan lignin menunjukkan bahwa pelepah sawit yang menjad! objek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kandungan lignin menunjukkan bahwa pelepah sawit yang menjad! objek BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Identifikasi Bahan Pengujian kandungan lignin menunjukkan bahwa pelepah sawit yang menjad! objek penelitian ini mengandung 20,38 % lignin (lampiran 1). Hasil ini relatif

Lebih terperinci

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 125 130 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP MESI OKTAFIA, FERRA YANUAR, MAIYASTRI

Lebih terperinci

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R.

REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R. Abstract. Keywords: Spline Truncated, GCV, Software R. REGRESI SEMIPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED DENGAN SOFTWARE R Tiani Wahyu Utami 1), Alan Prahutama 2) 1 Program studi Statistika, FMIPA, Universitas Mumammadiyah Semarang email: tianiutami@unimus.ac.id 2 Departemen

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Signifikan pada Rancangan Faktorial Fraksional dan

Identifikasi Faktor Signifikan pada Rancangan Faktorial Fraksional dan Vol. 10, No. 2, 92-101, Januari 2014 Identifikasi Faktor Signifikan pada Rancangan Faktorial Fraksional dan Fachrun Arifianto S., M. Saleh AF., Anisa Abstrak Rancangan faktorial dengan jumlah faktor yang

Lebih terperinci

Oleh : Fuji Rahayu W ( )

Oleh : Fuji Rahayu W ( ) Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DERAJAT 3 DENGAN HETEROSKEDASTISITAS

RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DERAJAT 3 DENGAN HETEROSKEDASTISITAS RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DERAJAT 3 DENGAN HETEROSKEDASTISITAS SKRIPSI Oleh : NAOMI RAHMA BUDHIANTI J2E 007 021 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Mochamad Mas ud Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Yudharta Pasuruan

Mochamad Mas ud Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Yudharta Pasuruan OPTIMASI PROSES MESIN STRETCH BLOW MOULDING PADA BOTOL 600 ML DENGAN METODE RSM (RESPONSE SURFACE METHODOLOGY) STUDI KASUS DI PT. UNIPLASTINDO INTERBUANA Mochamad Mas ud Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DUA FAKTOR DERAJAT DUA

RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DUA FAKTOR DERAJAT DUA JURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 209-218 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DUA FAKTOR DERAJAT DUA Rosmalia

Lebih terperinci

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE

GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal 191 196. GENERALIZED CROSS VALIDATION DALAM REGRESI SMOOTHING SPLINE Andi Sayuti, Dadan Kusnandar, Muhlasah Novitasari Mara

Lebih terperinci

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat)

Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Statistika, Vol. 14 No. 2, 69 76 November 2014 Pengujian Overdispersi pada Model Regresi Poisson (Studi Kasus: Laka Lantas Mobil Penumpang di Provinsi Jawa Barat) Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah

BAB III REGRESI SPLINE = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah BAB III REGRESI SPLINE 3.1 Fungsi Pemulus Spline yaitu Fungsi regresi nonparametrik yang telah dituliskan pada bab sebelumnya = + dimana merupakan fungsi pemulus yang tidak spesifik, dengan adalah faktor

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman 129-135 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian RANCANGAN D-OPTIMAL UNTUK REGRESI POLINOMIAL DERAJAT 3 DENGAN HETEROSKEDASTISITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel

BAB I PENDAHULUAN. lebih variabel independen. Dalam analisis regresi dibedakan dua jenis variabel BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis regresi linier merupakan teknik dalam statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. APLIKASI KACANG OVEN GARLIC SKALA LABORATORIUM Prosedur aplikasi yang standar mutlak diperlukan karena akan menghasilkan data dengan ulangan yang baik. Pertama, bahan yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 18 26 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pada prakternya tolak ukur yang dapat dilihat oleh keberhasilan mahasiswa adalah

ABSTRAK. Pada prakternya tolak ukur yang dapat dilihat oleh keberhasilan mahasiswa adalah PEMODELAN PRESTASI MAHASISWA TERHADAP MATAKULIAH WAJIB DENGAN ANALISIS REGRESI Anik Rufaidah Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Qomaruddin Jalan Raya No. 01 Bungah Gresik 61152 Indonesia

Lebih terperinci