APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS. Abstrak"

Transkripsi

1 APLIKASI METODE RESPON SURFACE UNTUK OPTIMASI KUANTITAS SUSUT BOBOT BUAH MANGGIS Andriani Lubis 1*) 1) Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, *) Abstrak Metode Respon Surface (MRS) khusus dikembangkan untuk optimasi dua faktor (variabel) atau lebih terhadap respon yang diinginkan. Keluaran dari MRS adalah suatu model matematik yang menyatakan fungsi respon terhadap variabel bebasnya. MRS digunakan untuk membuat model matematika dari pengaruh kombinasi perlakuan suhu dan konsentrasi pelilinan dalam menentukan parameter kualitas manggis yang diamati. Penanganan pasca panen yang belum tepat penyebab sebagian manggis mempunyai mutu rendah dan tidak diterima konsumen. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kombinasi suhu dan pelilinan optimum untuk menjaga kualitas manggis. Variabel responnya yaitu susut bobot. Rancangan penelitian dilakukan untuk analisa menggunakan CCD ( Central Composite Design) dengan dua faktor (variabel). Variabel yang dioptimasi yaitu suhu penyimpanan (X 1 ) 6 C, 8 C, 13 C, 18 C, 20 C, dan konsentrasi pelilinan (X 2 ) 4%, 5%, 7,5%, 10%, 11%. Optimasi orde kedua menghasilkan model persamaan: Y = -1, ,107X 1 + 0,239X 2 0,002X 1 X 2-0,002X 2 1-0,010X 2 2. Model ini menghasilkan plot permukaan maksimum yang terbentuk dari nilai-nilai optimum pada suhu penyimpanan 13 0 C dan konsentrasi lilin 6% dengan perubahan susut bobot 0,5 gr per hari. Kata kunci: metode respons surface, manggis, suhu, konsentrasi pelilinan, susut bobot. PENDAHULUAN MRS merupakan teknik optimasi yang banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang pertanian khususnya penanganan pasca panen buah manggis untuk memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah segar. Salah satu kelebihan dari MRS adalah dihasilkannya model matematik yang dapat digunakan untuk memperkirakan nilai respon pada berbagai kombinasi perlakuan yang diinginkan. Pada penelitian ini dikaji penggunaan MRS untuk optimasi penanganan pasca panen buah manggis yang bertujuan menentukan kombinasi suhu dan pelilinan yang optimum untuk mutu simpan manggis yang diharapkan. Buah manggis merupakan buah bernilai ekonomis tinggi dan menjadi andalan ekspor Indonesia Penanganan pasca panen yang belum tepat merupakan salah satu penyebab sebagian buah manggis Indonesia bermutu rendah dan tidak diterima konsumen.

2 Kerusakan pasca panen buah manggis dapat dicegah dengan metode pasca panen yang tepat, sehingga kehilangan hasil dapat diminimalkan. Penanganan pasca panen yang baik dapat memperpanjang umur simpan dan mengurangi susut bobot selama penyimpanan dan transportasi. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah buah manggis, lilin lebah dan air destilat. Alat yang digunakan adalah lemari pendingin untuk penyimpanan, timbangan digital, termometer, kipas angin. Metode Penelitian 1. Rancangan Percobaan Percobaan dirancang agar data yang dihasilkan dapat diolah menggunakan Metode Respon Surface (MRS). Pada penelitian ditetapkan dua variabel bebas yaitu suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan. Hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa suhu dan pelilinan merupakan faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi perubahan mutu manggis. Variable mutu yang optimumkan sebagai variable respon adalah susut bobot. Secara lengkap rancangan percobaannya adalah sebagai berikut: a. Variabel Prediktor : - Suhu, dinotasikan X 1 dengan range antara 6 sampai dengan 20 0 C - Konsentrasi lilin, dinotasikan X 2 dengan range antara 4% sampai dengan 11% b. Variabel Respon: susut bobot c. Model Orde Pertama : faktorial 2 2 ditambah ulangan pada perlakuan titik pusat (center point), sehingga ada 5 perlakuan dengan 9 pengamatan. d. Model Orde Kedua: digunakan model Central Composite Design (CCD) dengan menambah perlakuan 4 axialpoint pada nilai α = 1,414, sehingga secara total ada 8 perlakuan dengan 13 pengamatan. Perlakuan adalah kombinasi dua variabel bebas yang nilainya ada pada nilai range yang telah ditetapkan ( 6 o C 20 o C untuk suhu dan 4% - 11% untuk konsentrasi pelilinan).

3 Terkait dengan penggunaan software untuk pengolahan data, maka dilakukan pengkodean terhadap perlakuan. Hubungan antara kode perlakuan dan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan rancangan percobaan dengan sistem pengkodean dapat dilihat pada Tabel 2. Perlakuan Suhu Penyimpanan (X 1 ) Konsentrasi Pelilinan (X 2 ) Tabel 1. Perlakuan dan Kode Perlakuan Kode Perlakuan Tabel 2. Rancangan Percobaan dengan sistem pengkodean No Suhu Penyimpanan Konsentrasi Pelilinann Respon Kode o C Kode (%) Tahapan Penelitian Tahapan penelitian sebagai berikut: 1.Buah manggis yang telah dipanen dari kebun, dibersihkan dari semut dan kotoran yang menempel dengan tangan kemudian dilakukan sortasi kematangan dan ukuran. 2.Tahap selanjutnya buah manggis dicelupkan pada emulsi lilin berupa lilin lebah dengan konsentrasi 4%, 5%, 7,5%, 10% dan 11%. Emulsi lilin standar 12 persen dibuat dengan melarutkan 120 gram lilin lebah dalam wadah pada suhu o C, lalu ditambahkan 20 ml asam oleat dan 40 ml trietanolamin sambil diaduk sampai homogen. Pembuatan emulsi dilanjutkan dengan mengencerkan campuran tersebut dengan air mendidih (95 o C) sampai volume 1000 ml kemudian diaduk dengan mixer kurang lebih 15 menit dan hasilnya didinginkan untuk penggunaan selanjutnya (Setyowati dan Budiarti 1992). Untuk

4 pengencerannya, dilakukan penambahan air tidak sadah sesuai dengan perbandingan yang ada dan diaduk dengan mixer. Pelilinan dilakukan dengan metode pencelupan selama 60 detik kemudian ditiriskan dan dibantu dengan kipas angin sekitar 3 menit. Setelah proses pencelupan selesai dan bahan pelapis mulai kering, buah manggis kemudian dikemas dengan kemasan plastik strech film. 3.Selanjutnya buah manggis disimpan dalam lima suhu ruang yang berbeda, yaitu suhu 6 C, 8 C, 13 C, 18 C dan 20 C. Selama penyimpanan dilakukan pengukuran terhadap susut bobot. Pengamatan Variabel respon Susut Bobot Pengukuran susut bobot dilakukan dengan menggunakan timbangan Mettler PM Susut bobot diukur berdasarkan persentase penurunan bobot bahan sejak awal penyimpanan dingin sampai akhir penyimpanan dingin. Susut bobot diperoleh dengan membandingkan pengurangan bobot awal (b o ) dengan bobot pengimpanan hari ke i (b i ) yang dinyatakan dengan persen. Pengukuran susut bobot dilakukan setiap 3 hari sekali. Rumus yang digunakan untuk mengukur susut bobot adalah sebagai berikut: bo bi Susut bobot (%) x 100% bo Dimana: b o b i = bobot bahan awal penyimpanan (gram) = bobot bahan pada penyimpanan hari ke i (gram) HASIL DAN PEMBAHASAN Susut bobot terjadi karena selama proses penyimpanan menuju pemasakan terjadi perubahan berupa pelepasan air. Menurut Kader ( 2006) kehilangan air tidak saja berpengaruh langsung terhadap kehilangan kualitatif, tetapi juga menyebabkan kerusakan tekstur, kandungan gizi dan kerusakan lain (pengerutan). Pada Gambar 1, grafik dari semua perlakuan menunjukkan kecenderungan peningkatan susut bobot selama penyimpanan. Peningkatan susut bobot terjadi karena buah selama penyimpanan mengalami proses respirasi yang mengubah gula menjadi CO 2 dan H 2 O serta

5 terjadinya transpirasi aktif. Transpirasi merupakan faktor dominan penyebab susut bobot yaitu terjadi perubahan fisiokimia berupa penyerapan dan pelepasan air ke lingkungan. Susut bobot pada penelitian ini mengalami kenaikan seiring dengan lamanya penyimpanan. Susut bobot terendah terdapat pada suhu 8 0 C dan konsentrasi pelilinan 10%. Sedangkan susut bobot tertinggi diperoleh dari perlakuan suhu 20 0 C dan konsentrasi lilin 7,5%. Gambar 1 Grafik laju susut bobot Sihombing (2010) melaporkan bahwa semakin tinggi suhu penyimpanan maka susut bobot buah juga akan semakin tinggi yang disebabkan karena laju respirasi yang semakin tinggi sehingga menyebabkan laju transpirasi buah manggis juga akan semakin tinggi. Menurut Baldwin (2005) pelilinan dapat menutupi luka -luka goresan pada permukaan kulit buah, membuat kulit tampak lebih mengkilap sehingga lebih menarik, selain itu dapat menghambat kehilangan air dan respirasi yang dapat menyebabkan penyusutan bobot buah. Grafik laju susut bobot pada Gambar 1 menunjukkan hubungan antara laju susut bobot dengan waktu penyimpanan. Selama waktu penyimpanan, laju susut bobot mengalami peningkatan. Pelilinan dan penyimpanan dalam suhu rendah mampu menghambat proses respirasi dan transpirasi. Suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan dapat dijadikan sebagai variabel bebas dalam melihat responnya pada laju susut bobot dengan memakai Metode Respon Surface (MRS).

6 Analisis Model Orde Pertama untuk Perubahan Laju Susut Bobot Analisis orde pertama dilakukan untuk memperoleh suatu pendugaan yang tepat dalam fungsi yang sebenarnya antara respon susut bobot dan variabel bebasnya. Dua peubah bebas yang mempengaruhi hasil adalah suhu dan konsentrasi lilin sehingga diperoleh persamaan orde pertama untuk perubahan laju susut bobot: Dimana: Y = -2, ,428X 1 + 0,025X 2 Y = perubahan laju susut bobot (gr/hari) X 1 = suhu penyimpanan X 2 = konsentrasi pelilinan Pengaruh signifikansi variabel-variabel yang digunakan dari hasil pengolahan data percobaan dapat dilihat dari nilai p. Analisis statistika untuk signifikansi pengaruh dari kedua variabel yaitu suhu penyimpanan (X 1 ) dan konsentrasi pelilinan (X 2 ) seperti yang terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Analisis regresi orde pertama Parameter Hasil analisa Statistika Koefisien Nilai p Konstanta -2,503 0,027 X 1 0,428 0,009 X 2 0,025 0,720 R 2 89,6% Lack of fit 0 Berdasarkan hasil analisis statistika, dapat diketahui bahwa suhu penyimpanan mempunyai pengaruh terhadap perubahan laju susut bobot karena nilai p-nya 0,009 lebih kecil dari α (0,05). Hasil ini menyatakan bahwa Ho diterima (suhu mempengaruhi susut bobot). Sementara nilai p dari perlakuan pelilinan adalah 0,720 lebih besar dari nilai α yang artinya bahwa pelilinan tidak berpengaruh terhadap perubahan laju susut bobot. Hasil ini menguatkan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa lama penyimpanan dan suhu penyimpanan berpengaruh sangat nyata terhadap susut bobot manggis (Riza 2004). Nilai R 2 untuk persamaan ordo pertama relatif tinggi (R 2 = 0,89) yang menunjukkan model cukup baik menggambarkan sebaran data hasil penelitian, tetapi nilai uji lack of fit sebesar 0 menyebabkan perlu dilakukan analisis selanjutnya yaitu analisis model orde kedua.

7 Analisis Model Orde Kedua untuk Perubahan Laju Susut Bobot Data diolah sesuai dengan rancangan percobaan orde kedua dengan memakai software SAS selanjutnya dianalisis untuk menentukan koefisien-koefisien pemodelan orde kedua sehingga diperoleh persamaan: Y = -1, ,107X 1 + 0,239X 2 0,002X 1 X 2-0,002X 1 2-0,010X 2 2 Hasil perhitungan data ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Koefisien regresi orde kedua Parameter Hasil Analisis Statistika Koefisien Nilai p Konstanta -1,276 0,003 X 1 0,107 0,448 X 2 0,239 0,257 X 1 *X 2-0,002 0,869 X 1 *X 1-0,002 0,610 X 2 *X 2-0,010 0,640 R 2 27,5% Lack of fit 0,010 Hasil uji lack of fit model orde kedua diperoleh p-value = 0,01 atau lebih kecil dari α (0,05) yang berarti ada lack of fit atau menolak pernyataan bahwa tidak ada lack of fit sehingga model orde kedua belum sesuai dengan model yang diduga. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) untuk susut bobot sebesar 0,27. Nilai determinasi menjelaskan bahwa sekitar 27 persen data hasil penelitian merupakan pengaruh dari faktor-faktor perlakuan sedangkan 73 persen berasal dari faktor-faktor di luar perlakuan yang diamati. Hasil uji parameter regresi seperti yang terlihat pada Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan tidak memberikan pengaruh karena nilai p lebih besar dari α. Gambar permukaan respon dari data perubahan laju susut bobot yang dihasilkan pada beberapa kondisi perlakuan yang menggunakan uji RSM dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3.

8 Gambar 2. Permukaan tanggap perubahan laju susut bobot (gr/hari) dengan berbagai variasi suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan Gambar 3. Kontur perubahan laju susut bobot (gr/hari) dengan berbagai variasi suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan Gambar 3 menunjukkan pengaruh suhu terhadap perubahan laju susut bobot lebih kuat dibandingkan dengan konsentrasi pelilinan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi untuk setiap perubahan suhu pada konsentrasi pelilinan yang sama. Jika dilihat dari kontur, informasi yang didapat adalah perlakuan suhu penyimpanan dengan range 6-10 o C menunjukkan pengaruh nyata terhadap perubahan laju susut bobot, sedangkan range suhu C memberikan pengaruh yang relative sama untuk konsentrasi pelilinan yang sama. Garis kontur pada Gambar 2 menunjukkan bahwa laju susut bobot mendekati pusat mempunyai kecenderungan nilai membesar. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kombinasi perlakuan suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan kecenderungannya mempunyai nilai

9 maksimum. Gambar 3 memperlihatkan bahwa susut bobot yang dapat dipertahankan semakin meningkat dengan semakin tingginya suhu penyimpanan dan konsentrasi pelilinan hingga pada suatu titik tertentu. Hal ini dapat disebabkan karena suhu yang semakin tinggi menyebabkan laju respirasi tinggi sehingga penguapan air yang terjadi semakin besar. Sesuai dengan pernyataan Mahmudah (2008) bahwa pelilinan dan penyimpanan pada suhu rendah akan menghambat proses respirasi dan transpirasi yang merupakan faktor penyebab terjadinya susut bobot. Kays (1991) mengemukakan bahwa suhu mempengaruhi kandungan air udara disekitar produk yang disimpan. Semakin rendah suhu, semakin rendah pula jumlah air maksimum yang dikandung udara. Fluktuasi suhu penyimpanan dapat menyebabkan terjadinya kehilangan air yang lebih cepat dibandingkan suhu penyimpanan yang konstan. Permukaan tanggap yang diperoleh dari model orde kedua menunjukkan maksimisasi nilai perubahan laju susut bobot. Berdasarkan analisis kanonik untuk menentukan kondisi maksimum respon yaitu laju susut bobot diketahui bahwa nilai kritis untuk suhu penyimpanan adalah 16 0 C dan konsentrasi pelilinan 7%. Pada titik-titik tersebut nilai perubahan laju susut bobot diprediksi pada titik stasioner adalah maksimum yaitu 0,71 gr/hari. Perlakuan suhu dan pelilinan mempunyai tujuan minimisasi laju susut bobot. Oleh karena nilai maksimum dihasilkan pada model ini tidak dapat dinyatakan sebagai hasil yang optimum dalam menentukan responnya terhadap variabel bebas. Model persamaan ini masih dapat digunakan untuk optimasi perlakuan suhu dan pelilinan dengan memanfaatkan data-data hasil penelitian yang sudah ada sebagai referensi pengambilan keputusan dalam memilih kombinasi perlakuan yang sesuai. Kontur perubahan susut bobot masih dapat digunakan untuk menentukan prediksi kombinasi perlakuan suhu dan pelilinan yang masih layak untuk dilakukan, seperti tampak pada Gambar 3, kombinasi suhu 13 dan pelilinan 6% akan menghasilkan susut bobot 0,5 gr/hari. Range suhu yang masih dapat digunakan yaitu o C karena suhu yang dianjurkan untuk buah-buahan umumnya o C dan pelilinan 5-7%. Story (1991) menyatakan bahwa apabila produk segar kehilangan airnya lebih dari 10% dari berat basah, maka buah tersebut tidak dapat dipasarkan lagi. Proses penuaan berlangsung dengan cepat dan kerusakan dari komoditi dapat segera terjadi di udara terbuka. Pada suhu rendah proses tersebut dihambat, sehingga umur simpan komoditi menjadi lebih panjang (Syarif et al. 1990). Penyimpanan suhu rendah dapat menekan

10 kecepatan respirasi dan transpirasi sehingga proses ini berjalan lambat, akibatnya ketahanan simpannya cukup panjang dengan susut bobot minimal, mutu baik dan pasaran tetap tinggi (Soedibyo 1979). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari parameter mutu yang diuji yaitu susut bobot sebagai respon terhadap variabel bebas menunjukkan bahwa susut bobot mempunyai model matematika orde kedua adalah : Y = -1, ,107X 1 + 0,239X 2 0,002X 1 X 2-0,002X 1 2-0,010X Kombinasi suhu dan pelilinan optimum pada suhu 13 0 C dan konsentrasi lilin 6% dengan perubahan susut bobot 0,5 gr per hari serta menghasilkan plot surface berbentuk maksimum. Saran Rancangan yang dilakukan pada penelitian ini dengan perlakuan kombinasi suhu antara 6 o C-20 o C dan pelilinan 4%-11% menghasilkan respon yamg maksimum, sementara yang diharapkan adalah respon minimum. Oleh karena itu perlu dikaji ulang dengan penentuan range suhu dan pelilinan yang baru untuk menghasilkan minimisasi kontur dari respon parameter mutu. DAFTAR PUSTAKA Baldwin EA Edible Coating. Dalam Shimshon BY (Ed.). E nvironmentally Friendly Technologies for Agricltural Produce Quality. Taylor and Francis. London. Kader, A Mangosteen facts, Recommendations for Maintaining Postharvest Quality. [20 Juli 2011]. Riza, Ida D Kajian Pelilinan dalam Penyimpanan Manggis Segar ( Garcinia mangostana L.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Setyowati RN, Budiarti A Pasca Panen Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Sihombing Y Kajian Pengaruh Konsentrasi Pelilinan dan Suhu Penyimpanan terhadap Mutu Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 108 hlm. Soedibyo M Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayur-sayuran. Puslitbang Hortikultura. Jakarta. Syarif R, Hariyadi H Teknologi Penyimpanan Pangan. Kerjasama dengan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Arcan. Jakarta.

11

OPTIMASI KONSENTRASI PELILINAN DAN SUHU PENYIMPANAN BUAH MANGGIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPON SURFACE

OPTIMASI KONSENTRASI PELILINAN DAN SUHU PENYIMPANAN BUAH MANGGIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPON SURFACE OPTIMASI KONSENTRASI PELILINAN DAN SUHU PENYIMPANAN BUAH MANGGIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPON SURFACE Andriani Lubis 1) Emmy Darmawati 2) Sutrisno 2) Andriani_loebis@yahoo.com, emi_handono@yahoo.com,

Lebih terperinci

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1

KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1 KAJIAN PENYIMPANAN DINGIN BUAH MANGGIS SEGAR (Garcinia Mangostana L.) DENGAN PERLAKUAN KONDISI PROSES PENYIMPANAN 1 Sutrisno 2, Ida Mahmudah 3, Sugiyono 4 ABSTRAK Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN

PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN PERUBAHAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangosiana L.) SETELAH PROSES TRANSPORTASI DAN PENYIMPANAN DINGIN (Changes in the quality of mangosteen fruits (Garcinia mangosiana L.) after transportation and

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN

PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN PENYIMPANAN BUAH MANGGA MELALUI PELILINAN Oleh: Masnun, BPP JAmbi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mangga ( Mangifera indica L. ) adalah salah satu komoditas hortikultura yang mudah rusak dan tidak

Lebih terperinci

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR

PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR PENGKAJIAN BAHAN PELAPIS, KEMASAN DAN SUHU PENYIMPANAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH MANGGIS KEMALA SYAMNIS AZHAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN

KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN KAJIAN PENGARUH JENIS PELAPIS DAN SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKA DAN KIMIA BUAH STROBERI (Fragraria sp) SELAMA PENYIMPANAN Oleh : Kiki Isma Agniati 123020391 Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi

Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Umur Simpan Dan Mutu Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Dalam Berbagai Jenis Kemasan dan Suhu Penyimpanan Pada Simulasi Transportasi Oleh : YOLIVIA ASTRIANIEZ SEESAR F14053159 2009 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian 24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN PENGARUH PELILINAN BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Mangosteen Waxing during Storage) Sugiyono 1, Sutrisno 2, Bianca Dwiarsih 3 1. Alumni Program Studi Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Variabel 3.1.1 Variabel Tetap Placket-Burman Screening Design Air kelapa Usia starter : 500 ml : 7 hari Respon Surface Method Air kelapa Usia starter Urea Sumber

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fateta-IPB.

Lebih terperinci

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR KARYA ILMIAH PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR O L E H LINDA MASNIARY LUBIS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) 1* Ratna, 1 Syahrul, 1 Aulia Firdaus 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan

BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Pendahuluan BAHAN DAN METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN: 978-602-18962-5-9 KAJIAN KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK DENGAN KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) TERHADAP BUAH TOMAT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2011 hingga Agustus 2011 di Laboratorium Energi dan Listrik Pertanian serta Laboratorium Pindah Panas dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pasca panen berupa sayuran daun segar sangat diperlukan oleh tubuh manusia sebagai sumber vitamin dan mineral, namun sangat mudah mengalami kemunduran yang dicirikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN KENAPA PERLU PENANGANAN PASCA PANEN??? Buah-buahan, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup, untuk itu butuh penanganan pasca panen yang tepat supaya susut kuantitas

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY OPTIMASI PROSES PEMBUATAN MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) FERMENTASI SPONTAN MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY Disusun Oleh : George Kevin Wijaya 5303012009 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Volume 1, Nomor 1, November 2016 Pengaruh Kemasan Plastik Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Effect of plastic packaging and storage temperature on the shelf

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Rekayasa Fakultas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada Oktober

Lebih terperinci

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Gambar 7 Desain peralatan penelitian 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah pemucat bekas yang diperoleh dari Asian Agri Group Jakarta. Bahan bahan kimia yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan 3 kali ulangan. Faktor

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F145981 29 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 6 Nomor 07 ISSN 4-750 OPTIMASI FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KUALITAS LILIN DI UD.X DENGAN METODE RESPONSE SURFACE Maria Agnes Octaviani, Dian Retno Sari Dewi*, Luh Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada BAB III METODE PERMUKAAN RESPON 3.1 Pendahuluan Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada hubungan antara respon dan variabel masukannya (input). Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dibidang teknologi pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan Jam Rosella dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Laju Respirasi dengan Perlakuan Persentase Glukomanan Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah sawo yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan

I. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami

Lebih terperinci

PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)

PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; Agustus 2015 PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) FATIMAH, ERFANUR ADLHANI, DWI SANDRI Staff Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN LAJU RESPIRASI Setelah dipanen ternyata sayuran, buah-buahan, dan umbi-umbian masih mengalami proses respirasi oleh karena itu sayuran, buah-buahan dan umbiumbian

Lebih terperinci

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5 (DS.1) OPTIMISASI RESPON EKSPERIMEN MENGGUNAKAN DESAIN BOX-BEHNKEN Budhi Handoko Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA Unpad Email: budhihandoko@unpad.ac.id Abstrak Salah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2)

KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2) KAJIAN SUHU DAN ALIRAN UDARA DALAM KEMASAN BERVENTILASI MENGGUNAKAN TEKNIK COMPUTATIONAL DYNAMIC (CFD) Emmy Darmawati 1), Yudik Adhinata 2) Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN MBAHASAN A. SUSUT BOBOT Perubahan susut bobot seledri diukur dengan menimbang bobot seledri setiap hari. Berdasarkan hasil pengukuran selama penyimpanan, ternyata susut bobot seledri mengalami

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2011 sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Pindah Panas serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisisnya berupa pemodelan matematika dan statistika. Alat bantu analisisnya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) PENGGUNAAN LILIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) Saddam Husein Hasibuan (0806121081) Supervision by Noviar Harun and Raswen Efendi saddam.husein27@yahoo.com (085265994799)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pengeringan Lapisan Tipis Buah Mahkota Dewa 1. Perubahan Kadar Air terhadap Waktu Pengeringan buah mahkota dewa dimulai dari kadar air awal bahan sampai mendekati

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Suhu pada Respirasi Brokoli Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa brokoli mempunyai respirasi yang tinggi. Namun pada suhu yang rendah, hasil pengamatan menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal

HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal HASIL DAN PEMBAHASAN Laju Respirasi Wortel Terolah Minimal cold chaín Perubahan laju produksi CO 2 pada wortel terolah minimal baik pada wortel utuh (W1) maupun irisan wortel (W2) pada penelitian pendahuluan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan terhitung mulai bulan Januari hingga April 2012 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati konsumen. Salah satu contoh kultivar jambu yang memiliki

Lebih terperinci

Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pengaruh Pelapisan Lilin Lebah dan Suhu Penyimpanan Terhadap Kualitas Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) The Influence of Bee Wax Coating and Storage Temperature on Guava s Quality (Psidium guajava L.)

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Buah yang digunakan untuk bahan penelitian berasal dari kebun petani sentra produksi manggis Purwakarta, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret-April 2009

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan September 2013 di laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan

III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Bahan dan Alat C. Tahapan Penelitian 1. Persiapan bahan III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2009 hingga Mei 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Apel adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Apel digemari karena rasanya yang manis dan kandungan gizinya yang tinggi. Buah apel mempunyai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK

Anang Suhardianto FMIPA Universitas Terbuka. ABSTRAK ANALISIS PERUBAHAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK CAISIN DENGAN PERLAKUAN PENGATURAN SUHU DIMULAI DARI SESAAT SETELAH PANEN, SELAMA PENGANGKUTAN, HINGGA SETELAH PENYIMPANAN *) Anang Suhardianto FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Buah mangga yang digunakan untuk bahan penelitian langsung diambil dari salah satu sentra produksi mangga, yaitu di daerah Indramayu, Kecamatan Jatibarang.

Lebih terperinci

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. ".,.., #

(Citrus reticulata Blanco). ;...,. .,.., # . PENGARUH PELILINAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP DAYA SIMPAN DAN KUALITAS BUAH JERUK SIEM. ~ (Citrus reticulata Blanco). ;.. :......,. ".,..,.-. -.. # MAMI MARGEYSTI A31.1859 JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.

KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L. KAJIAN JENIS KEMASAN SELAMA TRANSPORTASI DAN PENGARUH SUHU PENYIMPANAN TERHADAP UMUR SIMPAN DAN MUTU BUAH MANGGIS ( Garcinia mangostana L.) Oleh : REZKI YUNIKA F14051372 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan November 2011 sampai Januari 2012. Pengambilan sampel dilakukan di Cisolok, Palabuhanratu, Jawa Barat. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Waktu dan Kecepatan Optimum Flavor C blended dibuat dengan mencampurkan flavor C Concentrat dan solvent pada perbandingan 1:9 menggunakan waktu dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Kimia Fisik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Teknologi III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa, Laboratorium Analisis Hasil Pertanian di Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Produksi Proses Produksi Proses produksi adalah suatu rangkaian operasi yang dilalui bahan baku baik secara fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai tambah dan nilai jualnya.

Lebih terperinci

LAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh:

LAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh: LAPORAN MAKALAH MK. SISTEM INFORMASI BISNIS (AGB 212) Penanganan Pasca Panen Buah Alpukat (Persea americana Mill) Oleh: Fitya Shabrina (H34140041) Dosen Kuliah : Dr. Ir. Burhanuddin, MM Ir. Wahyu Budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan dari bulan April 2012 hingga September 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Alat dan Bahan Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Fakultas Pertanian UMY pada bulan Maret-April 2017. B. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah merupakan salah satu jenis pangan yang sangat penting peranannya bagi tubuh kita, terlebih karena mengandung beberapa vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah juga

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian

Lebih terperinci