ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS PEMETIKAN TEH SECARA MANUAL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN GUNUNG MAS, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS PEMETIKAN TEH SECARA MANUAL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN GUNUNG MAS, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS PEMETIKAN TEH SECARA MANUAL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN GUNUNG MAS, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI HENNI HELMAYANTI F MAYOR TEKNIK PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 011

2 WORKLOAD ANALYSIS ON TEA MANUAL PICKING ACTIVITIES AT GUNUNG MAS PLANTATION OF PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CISARUA, BOGOR, WEST JAVA Henni Helmayanti and M. Faiz Syuaib Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 0, Bogor, West Java, Indonesia. Phone , hennihelmayanti@gmail.com ABSTRACT Tea (Camellia sinensis) is one of important commodities in West Java since Activities of tea cultivation include nurseries, land preparation, planting, plant maintenance, and tea picking. Generally, tea picking is done manually by hand. This work is quite heavy and burdensome to the ability of the worker, so that it can lead to fatigue or physical disorder. Workload analysis in tea picking were conducted by using heart rate analysis approach. Then, the value of qualitative and quantitative workload will be obtained. Four male and four female subjects were observed and measurement of heart rate were conducted to them by using wrist-watch type Heart Rate Monitor (HRM). A step test protocol was conducted to each subject as heart rate calibration procedure prior to the workload analysis of the tea picking activity. Work productivity of the subjects were also analyzed based on yield and its quality index. The results, revealed that the tea picking activity is light to moderate work burden, whereas the average work burden of male is slightly higher than that of female. Regarding to the work energy cost, male subjects consume slightly higher energy compared to that female subjects to pick a same amount of yield. Generally,the net product of male workers are higher than that of female. Keywords : tea picking, workload, productivity male and female

3 Henni Helmayanti. F Analisis Beban Kerja Pada Aktivitas Pemetikan Teh Secara Manual di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Di bawah bimbingan M. Faiz Syuaib. 011 RINGKASAN Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu komoditi andalan Provinsi Jawa Barat yang dikenal masyarakat sejak zaman Hindia Belanda (tahun 1860). Teh memiliki peranan sebagai ekspor andalan selain karet, kopi, dan kelapa sawit. Selain sebagai sumber devisa bagi negara juga secara tidak langsung memberikan sumbangan bagi perekonomian negara dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi petani atau pekebun, karyawan yang bekerja di perkebunan besar, pengusaha, dan pedagang yang bergerak dalam perdagangan teh. Di pasar internasional, ada 3 (tiga) golongan teh berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), dan teh oolong (oolong tea). Tahapan budidaya tanaman teh antara lain meliputi: pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman (pemupukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, penyulaman, penyiangan, pembuatan rorak dan pemangkasan), serta pemanenan yaitu pemetikan pucuk teh. Kegiatan pemanenan teh merupakan aktivitas yang cukup kritis. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga kerja yang intesif (antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Proses pemanenan teh umumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pekerjaan yang terlalu berat dan melebihi kemampuan pekerja dapat mengakibatkan kelelahan ataupun cedera pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan beban kerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual, mengetahui produktivitas (output kerja) pekerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual, dan membandingkan tingkat beban dan produktivitas kerja antara pekerja laki-laki dan perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Subjek yang dianalisis terdiri dari 4 (empat) pekerja perempuan dan 4 (empat) pekerja laki-laki. Analisis beban kerja dalam kegiatan pemanenan teh dapat dilakukan dengan pendekatan analisis denyut jantung, yang kemudian diperoleh nilai beban kerja kualitatif dan kuantitaif. Pengukuran denyut jantung menggunakan alat Heart Rate Monitor (HRM). Pertama-tama, dilakukan pengukuran denyut jantung subjek pada saat kalibrasi step test. Metode kalibrasi step test dimaksudkan untuk mengukur karakteristik denyut jantung individual dari subjek tersebut. Kalibrasi step test menggunakan 4 (empat) frekuensi, yaitu 15 siklus/menit, 0 siklus/menit, 5 siklus/menit, dan 30 siklus/menit, sehingga dapat diperoleh korelasi antara IRHR (Increase Ratio of Heart Rate) dengan energi kerja yang dikeluarkan pada saat kalibrasi step test (WEC ST ). Korelasi tersebut dapat ditunjukkan dengan suatu persamaan daya dalam bentuk Y = ax + b, dimana Y merupakan nilai IRHR (Increase Ratio of Heart Rate) dan X merupakan nilai WEC (Work Energy Cost). Kemudian, dilakukan pengukuran denyut jantung saat aktivitas pemetikan teh. Nilai IRHR yang dihasilkan setiap subjek saat melakukan aktivitas pemetikan teh dimasukkan ke dalam persamaan daya untuk

4 mengetahui nilai WEC saat bekerja. Secara umum setiap individu memiliki karakteristik fisik dan fisiologi yang berbeda dan spesifik, termasuk didalamnya BME (Basal Metabolic Energy). BME merupakan konsumsi energi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi minimal fisiologisnya. Nilai konsumsi energi total (TEC) dapat diperoleh dengan menjumlahkan nilai IRHR dan nilai WEC saat bekerja. Selain itu, nilai TEC perlu dihitung untuk mengetahui nilai TEC pada masing-masing subjek dengan menghilangkan faktor berat badan. Parameter lain pada penelitian ini selain konsumsi energi adalah produktivitas subjek. Nilai produktivitas dapat dilihat dari berat pucuk yang dihasilkan dan kualitas pucuk yang diperoleh dari analisa pucuk. Berdasarkan data yang diperoleh, aktivitas pemetikan teh subjek perempuan termasuk klasifikasi tingkat beban kerja ringan, sedangkan laki-laki termasuk tingkat beban kerja ringan hingga sedang. Nilai IRHR (Increase Ratio of Heart Rate) subjek perempuan berkisar antara sedangkan laki-laki berkisar antara Aktivitas pemetikan teh secara manual menghasilkan nilai konsumsi energi (TEC ) rata-rata untuk subjek perempuan adalah kal/kg.menit sedangkan laki-laki adalah sebesar kal/kg.menit. Selain itu, Gross yield yang dihasilkan oleh perempuan rata-rata sebesar gram/menit sedangkan laki-laki rata-rata gross yield sebesar gram/menit. Namun, indeks kualitas rata-rata yang dihasilkan laki-laki lebih besar, yaitu sebesar sedangkan perempuan hanya sebesar Produk bersih (Y ) sebesar gram/menit sedangkan subjek perempuan sebesar gram/menit. Setelah mengetahui produk bersih, maka akan diperoleh nilai total konsumsi energi kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg pucuk teh. Nilai total konsumsi energi per satuan berat (kg) dan per satuan berat hasil (kg) bagi subjek perempuan rata-rata kal/kg b kg h sedangkan laki-laki rata-rata sebesar kal/kg b kg h. Berdasarkan data-data tersebut menunjukkan bahwa nilai IRHR dan TEC subjek laki-laki lebih tinggi dibandingkan subjek perempuan. Nilai IRHR subjek laki-laki yang tinggi tersebut dapat menghasilkan indeks kualitas yang tinggi pula untuk subjek laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa subjek laki-laki lebih berkonsentrasi dalam bekerja dibandingkan perempuan. Meskipun berat pucuk yang dihasilkan subjek perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki namun subjek perempuan tetap mengeluarkan energi yang lebih besar dibandingkan laki-laki per satuan berat hasil (kg). Kombinasi pekerja laki-laki dan perempuan masih perlu dilakukan untuk bisa menghasilkan pucuk yang diharapkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Namun, butuh penelitian lanjutan untuk mengetahui kombinasi yang optimum untuk setiap mandornya. Kata kunci : pemetikan teh, beban kerja, produktivitas laki-laki dan perempuan. 3

5 ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS PEMETIKAN TEH SECARA MANUAL DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN GUNUNG MAS, CISARUA, BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh : HENNI HELMAYANTI F MAYOR TEKNIK PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 011

6 Judul skripsi Nama NIM : Analisis Beban Kerja Pada Aktivitas Pemetikan Teh Secara Manual di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat : Henni Helmayanti : F Menyetujui, Pembimbing Akademik, (Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr) NIP Mengetahui : Ketua Departemen, (Dr. Ir. Desrial, M.Eng) NIP Tanggal lulus : 11 Juli 011 5

7 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis Beban Kerja Pada Aktivitas Pemetikan Teh Secara Manual di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 011 Yang membuat pernyataan Henni Helmayanti F

8 Hak cipta milik Henni Helmayanti, tahun 011 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya 7

9 BIODATA PENULIS Henni Helmayanti. Lahir di Bandung, 6 Januari Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bapak Osman dan Ibu Dewi Murni. Penulis menamatkan Sekolah Dasar di SD Kartika XI-11 Bandung pada tahun 001. Kemudian, penulis melanjutkan sekolah ke SMPN 0 Bandung dan lulus pada tahun 004. Selanjutnya, penulis menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMAN Bandung pada tahun 007 dan pada tahun yang sama penulis diterima masuk IPB melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih Departemen Teknik Pertanian (sekarang Teknik Mesin dan Biosistem), Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama menjalani perkuliahan di IPB, penulis aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan baik akademik maupun non-akademik, seperti menjadi asisten praktikum mata kuliah Mekanika Fluida dan Teknik Mesin Budidaya Pertanian. Penulis juga aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan seperti menjadi Sekertaris Divisi Public Relation Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA). Pada tahun 010, penulis melakukan praktek lapang di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali, Ciwidey, Jawa Barat dengan judul Mempelajari Aspek Ergonomika dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Pada Proses Produksi Teh di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Rancabali, Ciwidey, Jawa Barat. Sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana di IPB, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Beban Kerja Pada Aktivitas Pemetikan Teh Secara Manual di PT. Perkebuanan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadapan Allah SWT atas karunia-nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Penelitian dengan judul Analisis Beban Kerja Pada Aktivitas Pemetikan Teh Secara Manual di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Pengambilan data dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun Gunung Mas sejak bulan Maret sampai April 011. Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Dr. Ir. M. Faiz Syuaib, M.Agr sebagai dosen pembimbing.. Dr. Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr dan Ir. Mad Yamin, MT sebagai dosen penguji. 3. Bapak Ir. H Yani Dahyani sebagai Administratur PTPN VIII Kebun Gunung Mas yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 4. Bapak Eeng Sumarna sebagai pembimbing lapangan, Bapak Jabrig sebagai Mandor Kebun 1A PTPN VIII Kebun Gunung Mas, dan seluruh karyawan PTPN VIII Kebun Gunung Mas yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung. 5. Keluarga Bapak Eeng Sumarna dan Ibu Tita Sugiarti yang telah menyediakan tempat tinggal selama di Gunung Mas 6. Ayahanda (Osman B), Ibunda (Dewi Murni), Adik (Henry Prasetyo), dan Fatra Kurnia yang selalu memberikan dorongan, dukungan, serta doanya kepada penulis. 7. Dewi Sartika sebagai teman sepenelitian penulis yang sudah membantu penulis dalam pengambilan data. 8. Teman-teman seperjuangan Teknik Mesin dan Biosistem IPB angkatan 44 (007) atas keceriaan dan kebersamaan di Teknik Mesin dan Biosistem IPB. 9. Teman-teman di Kost Putri Pochan (Ratna Puspita, Setia Wahyu Cahyaningsih, Resti Ariesta Festiani, Retno Dwi Jayanti, Sri Wahyuni, dan Rahmi Khalida) atas motivasinya. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di bidang Ergonomika dan K3. Bogor, Agustus 011 Henni Helmayanti x

11 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA TEH PEMANENAN TEH ERGONOMIKA BEBAN KERJA METODE STEP TEST PRODUKTIVITAS... 9 III. METODOLOGI WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ALAT DAN BAHAN METODE PENELITIAN... 1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN PENDAHULUAN KALIBRASI SUBJEK PENELITIAN (METODE STEP TEST) PENGUKURAN BEBAN KERJA SAAT AKTIVITAS PEMETIKAN TEH PRODUKTIVITAS ANALISIS BEBAN KERJA FISIK UJI STATISTIK V. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA... 5 LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Kategori tingkat beban kerja berdasarkan IRHR... 8 Tabel. Karakteristik subjek... 1 Tabel 3. Konversi BME ekivalen VO berdasarkan luas permukaan tubuh Tabel 4. Data dimensi tubuh subjek... 5 Tabel 5. Data IRHR ST dan WEC ST Tabel 6. Data persamaan daya hubungan IRHR ST dan WEC ST Tabel 7. Data IRHR dan WEC saat jalan ke kebun... 3 Tabel 8. Nilai IRHR saat aktivitas pemetikan teh Tabel 9. Klasifikasi tingkat beban kerja kualitatif berdasarkan nilai IRHR Tabel 10. Nilai konsumsi energi aktivitas pemetikan teh Tabel 11. Data kuantitas dan kualitas pucuk yang dihasilkan subjek selama pengukuran berlangsung Tabel 1. Data persentase analisa pucuk... 4 Tabel 13. Data kualitas, kuantitas dan rata-rata persentase pucuk rusak Tabel 14. Data semua parameter subjek perempuan dan laki-laki Tabel 15. Data konsumsi energi per satu kilogram hasil xii

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Penggunaan mesin pemanen teh (a) pemetikan dengan tangan (b)... 5 Gambar. Standar analisa pucuk PTPN VIII Kebun Gunung Mas... 5 Gambar 3. Heart Rate Monitor (HRM) (a) stopwatch dan digital metronome (b) timbangan berat badan dan pucuk (c) meteran (d) Gambar 4. Skema penelitian Gambar 5. Rancangan percobaan pengambilan data Gambar 6. Bagan alir metode kalibrasi step test Gambar 7. Kegiatan step test Gambar 8. Bagan alir pengukuran denyut jantung saat bekerja Gambar 9. Kegiatan analisa pucuk Gambar 10. Aktivitas pemetikan teh... 3 Gambar 11. Grafik denyut jantung subjek F3 dan M pada saat kalibrasi step test... 6 Gambar 1. Grafik denyut jantung subjek M3 pada saat kalibrasi step test... 7 Gambar 13. Grafik hubungan IRHR ST dan WEC ST pada subjek F3 dan M... 9 Gambar 14. Grafik data pengukuran denyut jantung saat aktivitas pemetikan subjek F3 dan M.. 34 Gambar 15. Grafik Grafik data pengukuran denyut jantung saat aktivitas pemetikan subjek M Gambar 16. Data TEC rata-rata xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Time study sheet Lampiran. Analisis pucuk Lampiran 3. Grafik denyut jantung subjek pada saat kalibrasi step test Lampiran 4. Grafik hubungan antara IRHR ST dan WEC ST semua subjek Lampiran 5. Grafik data pengukuran denyut jantung saat aktivitas pemetikan... 6 xiv

15 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu komoditi andalan Provinsi Jawa Barat yang dikenal masyarakat sejak zaman Hindia Belanda (tahun 1860). Melalui sejarah yang panjang, perkebunan teh dibudidayakan dan dikelola oleh perusahaan negara, perusahaan swasta, maupun perkebunan rakyat. Teh memiliki peranan sebagai ekspor andalan selain karet, kopi, dan kelapa sawit. Selain sebagai sumber devisa bagi negara juga secara tidak langsung memberikan sumbangan bagi perekonomian negara dengan menyediakan lapangan pekerjaan bagi petani atau pekebun, karyawan yang bekerja di perkebunan besar, pengusaha, dan pedagang yang bergerak dalam perdagangan teh. Di pasar internasional ada 3 (tiga) golongan teh berdasarkan cara pengolahannya, yaitu teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), dan teh oolong (oolong tea). Produksi teh memiliki persyaratan ketat untuk manajemen, pertumbuhan dan pengolahan daun teh, yang digunakan sebagai bahan minum. Kegiatan pemanenan teh merupakan aktivitas yang cukup kritis. Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga kerja yang intesif (antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan keahlian khusus. Selain itu, karakteristik teh yang tumbuh di dataran sedang sampai dataran tinggi kadang-kadang mengharuskan pekerja naik turun gunung untuk memetik teh. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan fisik para pekerja. Proses pemanenan teh umumnya dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan. Pekerjaan yang terlalu berat dan melebihi kemampuan pekerja dapat mengakibatkan beban kerja fisik pada pekerja. Beban kerja fisik yang terlalu berat akan dapat menimbulkan kelelahan yang terakumulasi. Faktor manusia sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Pekerja laki-laki dan pekerja perempuan memiliki produktivitas dan kapasitas yang berbeda-beda tergantung jenis kegiatannya. Untuk kegiatan yang membutuhkan ketelitian tinggi lebih baik memperkerjakan pekerja perempuan. Untuk kegiatan yang mengeluarkan tenaga yang tinggi lebih cocok dilakukan oleh pekerja laki-laki. Sedangkan untuk kegiatan yang dilakukan secara kontinyu lebih baik dilakukan oleh pekerja perempuan. Aktivitas pemetikan teh ini merupakan gabungan dari ketiga jenis kegiatan tersebut, sehingga kombinasi yang tepat antara pekerja laki-laki dan pekerja perempuan bisa menghasilkan produktivitas yang tinggi dengan kualitas yang tinggi pula. Analisis beban kerja dalam kegiatan pemanenan teh dapat dilakukan dengan pendekatan analisis denyut jantung, yang kemudian diperoleh nilai beban kerja kualitatif dan kuantitaif. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dilihat adanya perbedaan tingkat beban kerja antara pekerja manual, semi mekanis, dan mekanis sehingga diketahui mekanisme yang paling cocok untuk para pekerja. 1. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat konsumsi energi dan beban kerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual. Mengetahui produktivitas (output kerja) pekerja pada aktivitas pemetikan teh secara manual 3. Membandingkan tingkat beban dan produktivitas kerja antara pekerja laki-laki dan perempuan.

16 1.3 BATASAN DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian ini terbatas pada analisis tingkat beban kerja pada aktivitas pemetikan teh. Adapun hal yang diperbandingkan adalah pemetikan teh oleh pekerja laki-laki dan pekerja perempuan. Hal lain yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah analisis mengenai tingkat output kerja atau produktivitas kerja para pekerja. Secara garis besar, penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu ergonomi dalam meninjau dan menganalisis hal yang ingin diketahui.

17 II. TINJAUAN PUSTAKA.1 TEH Tanaman teh (Camelia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut (Tuminah 004) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales) Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae) Genus (marga) : Camellia Spesies (jenis) : Camellia sinensis Varietas : Assamica Tanaman teh umumnya ditanam di perkebunan, dipanen secara manual, dan dapat tumbuh pada ketinggian m dpl. Teh memerlukan curah hujan mm per tahun, dengan temperature ideal antara C. Pohon kecil disebabkan oleh seringnya pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas, akan tumbuh kecil ramping setinggi 5-10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, pertulangan menyirip, panjang 6-18 cm, lebar - 6 cm, warnanya hijau, permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3-4 cm, warnanya putih cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak, berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat kehitaman. Biji keras, 1-3. Pucuk dan daun muda yang digunakan untuk pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau cangkokan (LIPI 009). Peranan iklim pada pertumbuhan tanaman teh (Dalimoenthe 008): 1. Letak Ketinggian dan Suhu Perkebunan daerah rendah < 800 m dpl dengan suhu rata-rata 3.86 C, perkebunan daerah sedang m dpl dengan suhu rata-rata 1.4 C, dan perkebunan daerah tinggi > 1.00 m dpl dengan dengan suhu rata suhu rata-rata rata C.. Suhu Tumbuh baik pada kisaran suhu 13 C - 30 C (atau 18 C - 5 C). Fotosintesa tanaman teh akan meningkat jika suhu meningkat hingga 30 C. Jika suhu lebih dari 30 C, net fotosintat akan dirombak dan jika suhu lebih dari 48 C fotosintesa berhenti karena jaringan daun rusak. Suhu daun diusahakan 10-0 C di atas suhu udara.

18 3. Curah Hujan Kadar air tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman teh adalah lebih dari 30 %. Jika kadar air tanah kurang dari 30 %, pertumbuhan mulai terhambat. Jika kadar air kurang dari 15 %, tanaman teh mulai mati. Untuk tumbuh optimal diperlukan curah hujan minimal mm/tahun. 4. Kelembaban Kelembaban udara berpengaruh pada keseimbangan air dalam tanah dan tanaman. Jika kelembaban udara optimal, fotosintat akan mengalir ke bagian pucuk dan cadangan dibongkar. Jika kelembaban udara rendah, sebagian besar fotosintat dialirkan ke akar sebagai cadangan makanan dan produksi pucuk turun. 5. Cahaya Tanaman teh membutuhkan panas untuk pertumbuhan yang diperoleh dari suhu udara sekeliling. Daun-daun yang terletak pada bagian bawah kanopi yang terlindung lebih efisien menggunakan energi surya jika dibandingkan daun-daun teh yang langsung menerima cahaya matahari.. PEMANENAN TEH Tanaman teh memerlukan budidaya yang tepat agar pucuk teh yang dihasilkan memiliki mutu yang tinggi. Tahapan budidaya tanaman teh antara lain meliputi: pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman (pemupukan pengendalian hama, penyakit dan gulma, penyulaman, penyiangan, pembuatan rorak dan pemangkasan), serta pemanenan yaitu pemetikan pucuk teh. Pada penelitian ini, hanya difokuskan pada proses pemetikan teh. Pemetikan merupakan kegiatan pengambilan hasil, berupa pucuk teh yang memenuhi syarat olah, yang juga berfungsi membentuk kondisi tanaman agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan. Daun teh yang dipetik umumnya berupa pucuk-pucuk daun teh muda dan dua daun berikutnya. Kriteria pucuk yang baik adalah pucuk medium (P+, P+3, atau burung muda), keadaan pucuk segar dan mulus, dan bebas dari benda lain selain pucuk teh. Jenis pemetikan yang dilakukan terdiri dari tiga jenis di antaranya : 1. Pemetikan jendangan Pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah tanaman dipangkas dan dimaksudkan untuk membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan lapisan daun yang cukup agar tanaman mempunyai potensial produksi yang tinggi. Untuk ketinggian petikan jendangan antara 15 sampai 0 cm dari bidang/luka pangkasan.. Pemetikan produksi Pemetikan yang dilakukan setelah lepas pemetikan jendangan sampai menjelang pemetikan gendesan, dengan memperhatikan kesehatan tanaman. Pemetikan ini dilakukan dengan dua metode yaitu pemetikan secara manual (dengan tangan) dan pemetikan dengan gunting petik. Pemetikan dengan gunting dilakukan bila tenaga kerja kurang dan kondisi kesehatan tanaman memungkinkan. Oleh karena itu, pemetikan dengan gunting jarang dilakukan. Adapun pada masa-masa tertentu di saat pucuk melimpah sedangkan tenaga petik sangat terbatas, dilakukan pemetikan dengan menggunakan mesin petik teh. Akan tetapi kondisi ini sangat jarang terjadi. 4

19 3. Pemetikan gendesan Pemetikan yang dilakukan pada tanaman segera menjelang dipangkas dengan cara dipetik habis semua pucuk yang layak olah tanpa memperhatikan bagian pucuk yang ditinggalkan pada perdu dan hanya dilakukan sekali menjelang dipangkas (a) (b) Gambar 1. Penggunaan mesin pemanen teh (a) pemetikan dengan tangan (b) Pucuk teh sebagai hasil pemetikan merupakan bahan baku yang harus memenuhi standar mutu yang spesifik agar layak diolah, untuk menghasilkan produk teh yang bermutu sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk itu pelaksanaan penyediaan bahan olahannya, berupa kegiatan pemetikan teh, memerlukan disiplin teknis yang relatif tinggi oleh para pelaksananya serta perhatian pengawasan yang intensif oleh segenap tatanan serta manajemen di setiap kebun teh (Rachman 005). Jenis petikan dapat dibedakan atas 3 kategori, yaitu (Rachman 005) : 1. Petikan halus, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (P) dengan satu daun atau pucuk burung (b) dengan satu daun muda, ditulis dengan rumus (P+1, B+1M). Petikan medium, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan dua, tiga daun muda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (P+, P+3, B+1M, dan B+M) 3. Petikan kasar, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan empat daun atau lebih, dan pucuk burung dengan beberapa daun tua (P+4, P+5, B+5, burung tua, dan daun tua). Gambar. Standar analisa pucuk PTPN VIII Kebun Gunung Mas 5

20 .3 ERGONOMIKA Menurut Nurmianto (008), ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ergon berarti kerja dan Nomos berarti aturan dan hukum alam sehingga ergonomi dapat didefinisikan suatu ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain/perancangan. International Ergonomics Association (IEA) mendefinisikan Ergonomika sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan elemen lain dari suatu sistem dan kontribusinya terhadap desain kegiatan, kerja, produk, dan lingkungannya dengan tujuan untuk menyelaraskannya dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan manusia (Santoso diacu dalam Irawan 008). Pada dasarnya ergonomi mempelajari interaksi antara manusia dengan sistem kerja di mana mereka beraktifitas atau bekerja. Dapat pula dikatakan bahwa terdapat dua hal yang menjadi pokok bahasan dalam pendekatan Ergonomi yakni manusia dan sistem kerjanya. Manusia sebagai pelaku kerja yang tentunya memiliki kemampuan dan keterbatasan. Amatlah penting mengkaji manusia sebagai elemen yang berinteraksi dengan sistem kerja, secara khusus dengan alat/mesin dan lingkungan kerja. Antara manusia dan sistem kerja diharapkan terjadi kecocokan (match) agar manusia dapat bekerja secara aman, sehat dan nyaman. Agar didapatkan kecocokan tersebut, maka interaksi manusia dan sistem kerja harus berada pada kondisi yang optimal. Apabila tercipta kondisi kerja yang terdapat kesesuaian maka produktifitas kerja akan meningkat. Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-design). Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), dan lain-lain. Selain itu, ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi misalnya penentuan jumlah jam kerja istirahat, pemilihan jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), dan lain-lain. Di samping itu, ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja agar diperoleh efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat (Nurmianto 008). Ergonomi pada dasarnya membutuhkan kajian multidisiplin yang secara langsung ataupun tidak, mendukung dan dapat dijadikan sumber informasi. Kajian keilmuan yang cukup dekat dengan kajian Ergonomi di antaranya Anthropometri, Biomekanik, Fisiologi, Psikologi, Perencanaan kerja, keteknikan (Engineering), Biologi, Manajemen, Fisika, dan lain-lain. Anthropometri adalah suatu bidang Ergonomika yang menyangkut masalah pengukuran statik manusia. Berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu anthropos (manusia) dan metron (pengukuran). Data anthopometri dapat digunakan untuk optimasi dimensi berbagai macam benda yang sering digunakan manusia. Aplikasi Anthropometri dalam pendekatan Ergonomi di antaranya berguna dalam perancangan ruang kerja, desain produk yang nyaman bagi pengguna dan lain-lain. Biomekanik adalah suatu bidang Ergonomika yang berhubungan dengan pengukuran dinamik tubuh manusia, yang di antaranya menyangkut selang gerak anggota tubuh, kecepatan gerak, kekuatan dan aspek gerak anggota tubuh lainnya. Dalam sistem otot rangka, otot bekerja menggerakkan tulang untuk berotasi pada sendinya. Sistem ini dapat dideskripsikan menyerupai tuas sederhana, dengan otot umumnya beraksi pada jarak yang relatif pendek dari sendi untuk menghasilkan gaya eksternal pada jarak yang lebih besar. Otot beraksi untuk menghasilkan keuntungan mekanis dengan hanya berkontraksi untuk menghasilkan gerak pada anggota gerak tubuh manusia. Fisiologi berkenaan dengan fungsi hidup manusia. Dalam pendekatan Ergonomi fisiologi terutama diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dan konsumsi energi (Energy Cost) pada suatu aktifitas. Fisiologi kerja dalam Ergonomi berkenaan dengan kondisi dan reaksi fisiologis yang diakibatkan karena adanya beban atau tekanan (stress) eksternal saat melakukan suatu aktifitas/kerja. Contoh aplikasi fisiologi dalam Ergonomi di antaranya konsumsi energi untuk aktifitas kerja, 6

21 pengukuran denyut jantung, pengukuran konsumsi oksigen pada suatu aktifitas kerja, pengukuran suhu tubuh, kelelahan otot dan lain-lain. Dalam bidang teknik (Engineering), fokus ergonomi sangat erat berkaitan dengan kontekstualisasi aspek-aspek manusia di dalam proses perencanaan dan perancangan produk teknologi (alat, mesin, sistem produksi, lingkungan kerja, dll), termasuk pula dampaknya terhadap manusia sebagai pengguna atau operatornya. Oleh karena itu, ergonomi akan mengarahkan proses perancangan agar menghasilkan produk yang tidak saja memiliki kemampuan teknis yang lebih baik, tetapi juga produk yang sesuai dan serasi dengan kemampuan dan keterbatasan manusia sebagai pengguna ataupun operatornya..4 BEBAN KERJA Dalam ilmu ergonomika, kerja diartikan sebagai suatu aktivitas untuk menghasilkan sesuatu. Manusia menggunakan otot hampir untuk seluruh jenis pekerjaan, otot manusia sendiri memerlukan energi untuk melakukan kerja fisik. Menurut Astrand dan Rodahl (1977), konsumsi oksigen akan meningkat secara linier sesuai dengan beban kerja yang dialami. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berat beban kerja yang dialami maka akan semakin meningkat penyerapan oksigen. Energi yang diperlukan otot untuk melakukan kerja berasal dari proses oksidasi glukosa yang terjadi di dalam tubuh. Prinsipnya terkait dengan proses oksidasi karbohidrat, yaitu : C6H1O6 + O CO +H0 + Energi Oksigen digunakan untuk metabolisme bahan makanan dan melepaskan energi. Jumlah energi yang dilepaskan tergantung pada bahan makanan yang terbakar. Sehingga jumlah energi yang dihasilkan dapat didekati melalui perhitungan laju konsumsi O (VO). Secara umum, 1 liter oksigen menghasilkan 5 kkal energi. Pengukuran VO pada subjek yang sedang melakukan aktivitas relatif tidak nyaman, sehingga pada level tertentu dapat mengganggu subjek. Terdapat hubungan linier antar VO dengan laju denyut jantung. Oleh karena itu pengukuran laju denyut jantung dapat digunakan untuk memperkirakan konsumsi oksigen yang kemudian dapat dikonversi ke dalam pengeluran energi (Sanders dan McCormick 1993). Beban ini akan diketahui saat operator menanggapi kerja dengan memberikan respon seperti denyut jantung yang tinggi atau keluar keringat. Semakin besar beban kerja dalam melakukan suatu pekerjaan ditandai dengan kebutuhan energi yang semakin besar pula, dengan demikian sistem pernafasan bergerak lebih cepat, kebutuhan oksigen meningkat, denyut jantung semakin cepat, dan terjadi peningkatan panas pada seluruh tubuh (Lovita 009). Menurut Syuaib (003) diacu dalam Lovita (009), fisiologi kerja adalah satu bab disiplin ilmu ergonomika yang mengkaji tentang kondisi fisiologi yang disebabkan tekanan eksternal saat melakukan suatu aktivitas kerja. Kajian fisiologi kerja sangat terkait dengan beberapa indikator metabolik, yaitu : 1) Cardiovascular (denyut jantung) ) Respiratory (pernafasan) 3) Body temperature (suhu tubuh) 4) Muscular act (aktivitas otot) Konsumsi oksigen secara langsung berkaitan dengan pengeluaran energi tetapi pengukurannya cukup rumit dalam situasi kerja nyata. Sehingga, pengukuran konsumsi energi lebih sering dihitung melalui pengukuran denyut jantung karena pengukurannya lebih mudah. Menurut Bridger diacu dalam Irawan (008), denyut jantung meningkat sesuai fungsi dari beban kerja dan konsumsi oksigen. 7

22 Banyak peneliti ergonomika percaya bahwa meningkatnya tingkat denyut jantung menunjukkan beban kerja fisik maupun mental, karena adanya korelasi yang linier terhadap konsumsi energi fisik (physical energy cost). Oleh karena itu, sampel data kontinyu laju denyut jantung pada suatu aktivitas berguna sebagai indikator dari beban kerja psiko-fisiologis. Selain itu, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemampuan kerja fisik manusia, yaitu faktor personal dan lingkungan. Beberapa faktor personal adalah umur, berat badan, jenis kelamin, konsumsi rokok, gaya hidup, olah raga, status nutrisi, dan motivasi dalam melakukan kegiatan. Sedangkan beberapa faktor lingkungan yaitu polusi udara, kebisingan, faktor suhu udara, dan ketinggian tempat. Terdapat dua macam terminologi beban kerja, yaitu beban kerja kuantitatif dan beban kerja kualitatif (Lovita 009)..4.1 Beban Kerja Kuantitatif Beban kerja kuantitatif adalah besarnya total energi yang dikeluarkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Beban kerja kuantitatif adalah besarnya total energi yang dikeluarkan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Dalam penelitian ini digunakan terminologi TEC (Total Energy Cost), BME (Basal Metabolic Energy), dan WEC (Work Energy Cost). TEC adalah energi total yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan aktivitas. BME adalah energi yang digunakan oleh seseorang hanya untuk menjalankan proses metabolisme dalam tubuh sehingga BME ini selalu ada walaupun seseorang tidak melakukan pekerjaan. WEC adalah energi yang digunakan oleh seseorang hanya saat melakukan kerja atau dengan kata lain respon energi dari tubuh kita terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang..4. Beban Kerja Kualitatif Beban kerja kualitatif adalah suatu indeks yang mengindikasikan berat atau ringan suatu pekerjaan dirasakan oleh seseorang. Beban kerja kualitatif dihitung sebagai rasio relatif suatu beban kerja seseorang. Dalam penelitian ini, terminologi yang digunakan adalah IRHR (Increase Ratio of Heart Rate). IRHR adalah indeks perbandingan relatif denyut jantung seseorang saat melakukan suatu aktivitas terhadap denyut jantungnya saat beristirahat. Tinggi rendahnya nilai IRHR mencerminkan tingkat beban kerja kualitatif dari suatu aktivitas (Lovita 009). Tabel 1. Kategori tingkat beban kerja berdasarkan IRHR Kategori Nilai IRHR Ringan 1.00 < IRHR < 1.5 Sedang 1.5 < IRHR < 1.50 Berat 1.50 < IRHR < 1.75 Sangat berat 1.75 < IRHR <.00 Luar biasa berat.00 < IRHR Sumber : Lovita METODE STEP TEST Pengukuran beban kerja dengan menggunakan metode denyut jantung ini mudah dilakukan namun memiliki kelemahan, yaitu denyut jantung berbeda-beda menurut waktu dan individunya, serta 8

23 denyut jantung tidak saja dipengaruhi oleh kerja fisik akan tetapi juga beban mental sehingga diperlukan metode sistem kalibrasi data yang akurat (Kastaman dan Herodian 1998). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk kalibrasi data pengukuran denyut jantung adalah dengan menggunakan metode step test. Metode step test dimaksudkan untuk mengukur karakteristik denyut jantung individual dari operator tersebut. Penggunaan metode step test ini berfungsi untuk mengetahui suatu pola hubungan antara denyut jantung manusia dalam setiap aktivitas kerjanya dengan daya yang dikeluarkannya melalui penyesuaian-penyesuaian dalam cara pengukuran maupun kalibrasi data hasil pengukurannya (Kastaman dan Herodian 1998). Faktor-faktor individual untuk menentukan karakteristik individu pada metode ini adalah umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan. Denyut jantung sebanding dengan konsumsi oksigen. Beban kerja yang pasti dapat diketahui dengan mengkalibrasi antara kurva denyut jantung saat bekerja dengan beban kerja (denyut jantung) yang ditetapkan sebelum bekerja (metode step test) (Hayashi et al dalam Anindita 003). Dengan metode ini, beberapa faktor individual seperti umur, jenis kelamin, berat, dan tinggi badan harus diperhatikan sebagai faktor penting untuk menentukan karakteristik individu yang diukur. Metode ini memiliki keunggulan di antaranya dapat dengan mudah mengatur selang beban kerja dengan hanya mengubah tinggi bangku dan intensitas langkah (Lovita 009). Selain itu, metode ini mempunyai komponen pengukuran yang mudah, bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga dengan metode ini ketidakstabilan denyut jantung seseorang dapat dengan mudah dianalisa (Amelia dalam Irawan 008)..6 PRODUKTIVITAS Produktivitas kerja merupakan suatu istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi dan ekonomi, sering pula dikaitkan dengan pandangan sosiologi. Swastha dan Sukotjo (1995) diacu dalam Damayanti (005) menyatakan bahwa produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. Selain itu, Nawawi (1990) diacu dalam Damayanti (005) menjelaskan secara konkrit konsep produktivitas kerja sebagai berikut: 1. Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari pada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui efisiensi personal dalam pelaksanaan tugastugas pokoknya. Sehingga dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam produktivitas kerja terdapat 3 (tiga) unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur-unsur semangat kerja, cara kerja, dan hasil kerja. Menurut Sukarna (1993) diacu dalam Damayanti (005), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Kemampuan dan ketangkasan karyawan 9

24 . Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan 3. Lingkungan kerja yang baik 4. Lingkungan masyarakat yang baik 5. Upah kerja 6. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja 7. Disiplin kerja karyawan 8. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban Negara 9. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja 10. Kebudayaan suatu Negara 11. Pendidikan dan pengalaman kerja 1. Kesehatan dan keselamatan pekerja karyawan 13. Fasilitas kerja 14. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan. Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah (Damayanti 005) : 1. Penggunaan waktu Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi kecepatan waktu kerja, penghematan waktu kerja, kedisiplinan waktu kerja, dan tingkat absensi.. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut (Syarif dalam Damayanti 005) : 1. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu 3. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu 4. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain 5. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain Alat pengukuran produktivitas karyawan perusahaan dibedakan menjadi dua macam, yaitu (Ravianto dalam Damayanti 005): 1. Physical productivity Physical productivity adalah produktivitas secara kuantitatif seperti ukuran (size) panjang, berat, banyaknya unit, waktu dan banyaknya tenaga kerja.. Value productivity Value productivity adalah ukuran produktivitas dengan menggunakan nilai uang yang dinyatakan dalam rupiah, yen, won, dollar. Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua komponen yaitu (Damayanti 008) : 1. Efisiensi kerja Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian target, ketepatan waktu, ketepatan masuk kerja.. Produksi Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan. 10

25 III. METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penilitian dilakukan pada bulan Maret Juni 011. Penelitian ini bertempat di PT. Perkebunan Nusantara VIII kebun Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Jawa Barat dan Lab Ergonomika, Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor. 3. ALAT DAN BAHAN 3..1 Alat dan Perlengkapan 1. Heart Rate Monitor (HRM),. Stopwatch 3. Digital metronome 4. Timbangan pucuk dan berat badan 5. Time study sheet (Lampiran 1) 6. Bangku step test 7. Meteran 8. Alat tulis, komputer, dan beberapa perlengkapan yang mendukung. (a) (b) (c) (d) Gambar 3. Heart Rate Monitor (HRM) (a) stopwatch dan digital metronome (b) timbangan berat badan dan pucuk (c) meteran (d)

26 3.. Subjek Subjek yang diteliti adalah pemetik teh berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, yang terdiri dari 4 (empat) orang laki-laki dan 4 (empat) orang perempuan. Karakteristik dari subjek dapat dilihat pada tabel. Subjek Usia (tahun) Tabel. Karakteristik subjek Jenis Kelamin Tinggi Badan (cm) F1 45 P F 53 P F3 34 P F4 45 P M1 46 L M 45 L M3 50 L M4 60 L Berat Badan (kg) 3.3 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penelitian pendahuluan, pengambilan data di lapang dan pengolahan data. Pengambilan data di lapang bertujuan untuk mendapatkan data primer sedangkan data sekunder yang diperlukan akan diperoleh melalui literatur. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran denyut jantung operator dan beberapa pengukuran fisik tubuh, sedangkan pengolahan data bertujuan untuk melihat nilai atau hasil beban kerja serta nilai produktivitas baik kuantitas maupun kualitas. Skema penelitian secara keseluruhan disajikan pada Gambar 4. 1

27 Pendahuluan Pemilihan subjek dan mengamati aktivitas pemetikan teh BME Pengukuran karakteristik fisik subjek Pola kerja dan waktu kerja Kalibrasi step test Beban kerja Produktivitas kerja Denyut jantung Denyut jantung Waktu kerja Hasil kerja IRHR IRHR Kuantitas Kualitas (kg) (indeks) Beban kerja kuantitatif (konsumsi energi) Beban kerja kualitatif (tingkat kejerihan) Gross yield Nilai konsumsi energi Produksi bersih (Y ) Analisis dan pembahasan Kesimpulan Penelitian Pendahuluan Gambar 4. Skema penelitian Penelitian pendahuluan bertujuan untuk memilih subjek dan mengetahui aktivitas pemetikan teh secara keseluruhan. Pada penelitian pendahuluan ini dilakukan pemilihan subjek sebanyak 8 (orang) yang terdiri dari 4 (empat) orang perempuan dan 4 (empat) orang laki-laki. Pemilihan subjek perempuan sepenuhnya dilakukan oleh mandor besar petik perusahaan sementara subjek laki-laki dipilih berdasarkan kemauan subjek itu sendiri karena pemetik lakilaki sangat jarang jadi agak sulit untuk mencari subjek dengan kriteria khusus. Setelah didapat subjek-subjek yang diteliti maka dilakukan pengukuran karakteristik fisik subjek yang meliputi gender, umur, berat dan tinggi badan. Data-data tersebut nantinya akan digunakan untuk mengetahui nilai BME (Basal Metabolic Energy). 13

28 Aktivitas pemetikan teh secara keseluruhan perlu diketahui untuk mempermudah penentuan waktu kerja selama pengukuran dalam 1 (satu) siklus dan memahami kegiatankegiatan yang dilakukan para subjek agar dapat menganalisis dengan baik. Secara keseluruhan, para pemetik memetik pucuk teh secara manual. Pemetik akan memilih dengan cepat pucukpucuk mana saja yang layak untuk dipetik dan yang tidak dipetik. Pucuk-pucuk yang dipetik itu akan disimpan sementara di carangka yang digendong oleh pemetik tersebut. Setelah carangka penuh, barulah pucuk-pucuk tersebut dipindahkan ke waring. Waktu yang dibutuhkan seseorang hingga carangka penuh sekitar menit. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan untuk menggunakan waktu kerja selama 30 menit untuk satu kali pengulangan. Pada penelitian ini, pengulangan hanya dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap subjek. Rancangan percobaan selama pengambilan data disajikan pada Gambar 5. M1 U1 U U3 Laki-laki M M3 U1 U1 U U U3 U3 Pemetikan teh secara manual M4 F1 U1 U1 U U U3 U3 Perempuan F F3 U1 U1 U U U3 U3 F4 U1 U U3 Gambar 5. Rancangan percobaan pengambilan data 3.3. Pengambilan Data Pengambilan data beban kerja dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran denyut jantung. Denyut jantung pekerja diukur dengan menggunakan Heart Rate Monitor (HRM) dan seluruh aktivitas yang dilakukan subjek dicatat di time sheet study (Lampiran 1). Time sheet study berfungsi untuk mencatat setiap kegiatan yang dilakukan subjek selama pengukuran berlangsung sehingga dapat mempermudah saat proses pengolahan data. HRM disetel secara otomatis akan merekam data denyut jantung subjek setiap 5 detik. Sebagai tambahan, sebelum melakukan kalibrasi maupun bekerja subjek disarankan makan terlebih dahulu yaitu, jam sebelumnya dan selama melakukan kalibrasi sebaiknya subjek tidak boleh melakukan pekerjaan lain, diajak bicara, jalan-jalan, makan, dan minum karena ditakutkan data yang terekam dalam HRM akan mengalami bias. Berdasarkan skema penelitian, pengambilan data terdiri dari 3 (tiga) kegiatan, di antaranya pengukuran kalibrasi step test, pengukuran beban kerja fisik saat kerja, dan produktivitas. 14

29 Kalibrasi Step Test Sebelum pengukuran denyut jantung saat bekerja, diperlukan kalibrasi data denyut jantung terhadap beban kerja dengan metode step test. Hal ini dikarenakan tiaptiap subjek memiliki karakteristik (usia) dan kemampuan fisiologis (kemampuan cardiovaskuler dan serat otot) yang berbeda-beda. Step test pada umumnya dilakukan dengan cara melangkah naik turun bangku step test setinggi 5 30 cm, namun pada penelitian ini, tinggi bangku step test yang digunakan adalah setinggi 7 cm. Kalibrasi step test diawali dengan istirahat awal (rest 1) selama 10 menit, lalu step test dengan frekuensi 15 siklus/menit selama 5 menit, diselingi dengan istirahat lagi (rest ) selama 10 menit, kemudian step test lagi dengan frekuensi 0 siklus/menit selama 5 menit, istirahat (rest 3) selama 10 menit, step test lagi dengan frekuensi 5 siklus/menit selama 5 menit, istirahat (rest 4) selama 10 menit, step test terakhir dengan frekuensi 30 siklus/menit selama 5 menit, dan istirahat akhir selama 10 menit. Bagan alir kalibrasi step test disajikan pada Gambar 6. Sementara itu, contoh kegiatan step test dapat disajikan pada Gambar 7. Mulai Istirahat (Rest) 1 : 10 menit Step Test 1 : 5 menit, 15 siklus/menit Istirahat (Rest) : 10 menit Step Test : 5 menit, 0 siklus/menit Istirahat (Rest) 3 : 10 menit Step Test 3 : 5 menit, 5 siklus/menit Istirahat (Rest) 4 : 10 menit Step Test 4 : 5 menit, 30 siklus/menit Istirahat (Rest) 5 : 10 menit Selesai Gambar 6. Bagan alir metode kalibrasi step test 15

30 Gambar 7. Kegiatan step test Beban Kerja Saat Aktivitas Pemetikan Teh Setelah kalibrasi selesai dilakukan maka pada hari berikutnya baru akan dilakukan pengambilan data denyut jantung pemetikan teh. Pengukuran saat bekerja di hari yang lain dengan hari pengukuran kalibrasi, diperlukan step test kembali dengan tujuan sebagai pemanasan sebelum subjek melakukan aktivitas agar mencapai posisi aerobik. Perekaman data saat aktivitas pemetikan teh dilakukan dari mulai subjek istrahat (10 menit), step test dengan frekuensi 15 siklus/menit, kemudian subjek berjalan ke lokasi pemetikan. Aktivitas jalan tetap dihitung karena merupakan bagian kegiatan subjek sebelum aktivitas pemetikan dilakukan karena rumah subjek dengan lokasi pemetikan agak jauh, waktu jalan tidak ditentukan karena setiap subjek memiliki waktu jalan yang berbeda-beda. Selanjutnya, subjek istirahat selama 10 menit setelah tiba di lokasi pemetikan. Lalu, subjek sudah siap untuk melakukan akivitas seperti biasa. Pengukuran denyut jantung saat kerja pertama dilakukan selama 30 menit. Setelah 30 menit, subjek istirahat terlebih dahulu selama 10 menit sekaligus meletakkan pucuk ke dalam waring. Kemudian subjek bekerja lagi untuk pengulangan kedua selama 30 menit juga. Diselingi lagi dengan istirahat selama 10 menit. Lalu, untuk pengulangan ketiga, subjek bekerja lagi selama 30 menit, dan diakhiri dengan istirahat selama 10 menit. Bagan alir pengukuran denyut jantung saat kerja disajikan pada Gambar 8. 16

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TEH Tanaman teh (Camelia sinensis) diklasifikasikan sebagai berikut (Tuminah 2004) : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Dialypetalae

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA

. II. TINJAUAN PUSTAKA . II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 yang berlokasi di areal persawahan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga,

Lebih terperinci

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun IV. METODOLOGI 4.1 Deskripsi Kegiatan Kegiatan magang dilakukan di PT. TMMIN selama 4 bulan, dimulai dari tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 20 Juli 2010. Waktu pelaksanaannya mengikuti jam kerja karyawan,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. Oleh : MUHAMMAD FAZRIANSYAH F14104106 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar 1) Atiqotun Fitriyah, 2) Sam Herodian 1), 2) Laboratorium Ergonomika, Departeman Teknik

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011 di Bengkel Daud Teknik, Cibereum, Bogor. B. Tahapan Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HAIL DAN PEMBAHAAN 4. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan dan pola kerja dari aktivitas pemetikan teh. Penelitian pendahuluan ini bertujuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, merupakan salah satu tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub). Tanaman teh berasal dari daerah pegunungan di Assam,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Sistem Petikan

PEMBAHASAN Sistem Petikan PEMBAHASAN Sistem Petikan Sistem petikan yang dilaksanakan perkebunan akan menentukan kualitas pucuk, jumlah produksi, menentukan waktu petikan selanjutnya dan mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman itu

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PEMBUATAN GULUDAN DI LAHAN KERING

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PEMBUATAN GULUDAN DI LAHAN KERING SKRIPSI ANALISIS BEBAN KERJA PADA PEMBUATAN GULUDAN DI LAHAN KERING (Studi Kasus : Analisis Komparatif Kerja Manual dengan Cangkul dan Mekanis dengan Walking-type Cultivator) Oleh : LOVITA F14052709 2009

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh TINJAUAN PUSTAKA 3 Botani Tanaman Teh Tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) merupakan tanaman perdu berdaun hijau (evergreen shrub) yang dapat tumbuh dengan tinggi 6 9 m. Tanaman teh dipertahankan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1 ANALISIS PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI KEMUNING, PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Oleh Wahyu Kusuma A34104041 PROGRAM STUDI AGRONOMI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu data denyut jantung pada saat kalibrasi, denyut jantung pada saat bekerja, dan output kerja. Semuanya akan dibahas pada sub bab-sub

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Cultivator Mesin pertanian yang digunakan adalah cultivator Yanmar tipe Te 550 n. Daya rata - rata motor penggerak bensin pada cultivator ini sebesar 3.5 hp (putaran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 49 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Kondisi Lingkungan Wilayah Kecamatan Bogor Barat Kelurahan Situ Gede memiliki kondisi geografis yang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan

PEMBAHASAN. Analisis Hasil Petikan 46 PEMBAHASAN Analisis Hasil Petikan Analisis hasil petikan merupakan suatu langkah untuk mengetahui cara maupun hasil pelaksanaan pemetikan pada suatu waktu, sebab pada pucuk yang telah dipetik perlu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teh hitam merupakan salah satu komoditas yang dikenal masyarakat sejak tahun 1860. Teh hitam menjadi salah satu komoditas perkebunan yang menghasilkan devisa non migas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada

BAB I PENDAHULUAN. kopi, dan kakao. Pada tahun 2012, volume perusahaan pemerintah pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) sebagai komoditas perkebunan memberikan kontribusi yang besar terhadap perolehan devisa negara dari komoditas non migas sub sektor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Toyota Business Practice (TBP)

TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Toyota Business Practice (TBP) III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Toyota Business Practice (TBP) Saat sekarang ini, anggota Toyota berasal dari seluruh dunia dengan perbedaan budaya, sehingga untuk menyatukan semua anggota dibuat Toyota Way.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH

KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH KAJIAN ANALISIS PETIK DAN ASAL BAHAN TANAMAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PUCUK TANAMAN TEH (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) DI PTPN VIII PERKEBUNAN TAMBAKSARI, SUBANG JAWA BARAT Oleh Risa Aprisiani A34104039

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN OPTIMASI TATA LAKSANA KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT DI PT. SARI LEMBAH SUBUR, RIAU NIWAYAN DESI PURWANTINI

ANALISIS BEBAN KERJA DAN OPTIMASI TATA LAKSANA KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT DI PT. SARI LEMBAH SUBUR, RIAU NIWAYAN DESI PURWANTINI ANALISIS BEBAN KERJA DAN OPTIMASI TATA LAKSANA KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT DI PT. SARI LEMBAH SUBUR, RIAU NIWAYAN DESI PURWANTINI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN DAN KAPASITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL DI PT. ASTRA AGRO LESTARI IRVAN ANGGIT PRADITA

ANALISIS BEBAN DAN KAPASITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL DI PT. ASTRA AGRO LESTARI IRVAN ANGGIT PRADITA ANALISIS BEBAN DAN KAPASITAS KERJA PADA AKTIVITAS PEMANENAN KELAPA SAWIT SECARA MANUAL DI PT. ASTRA AGRO LESTARI IRVAN ANGGIT PRADITA TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

DI PG BUNGAMAYANG MILIK PTPN VII (PERSERO), LAMPUNG

DI PG BUNGAMAYANG MILIK PTPN VII (PERSERO), LAMPUNG ANALISIS BEBAN KERJA PADA KEGIATAN TEBANG DAN MUAT TEBU SECARA MANUAL DI PG BUNGAMAYANG MILIK PTPN VII (PERSERO), LAMPUNG LUDY CATUR IRAWAN P14104066 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi Padi merupakan tanaman pangan dan termasuk dalam keluarga (famili) rumput berumpun (gramineaceae). Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 29 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret Juni 2009 di lahan petani, Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Peralatan dan Instrumen

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN Andriani Lubis 1), Syafriandi 1), dan Tinton Tonika 2) 1) Prodi Teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016 Ergonomi dan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016 Review Kecelakaan Kerja EVENT LOSS UNWANTED What is ergonomics Apa itu Ergonomi? Berasal dari kata Yunani ergon yang berarti kerja dan

Lebih terperinci

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F

STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F STUDI GERAK DAN WAKTU DENGAN ANALISIS BIOMEKANIKA PADA PROSES PANEN TEBU DI PG. BUNGAMAYANG, LAMPUNG OLEH: ABDUL MALIK HOSYIYAR ROHMAN F14104049 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman teh (Camellia Sinensis (L) O. Kuntze) merupakan tumbuhan hijau yang berasal daerah subtropik yang tumbuh optimal pada 25 o -35 o lintang utara dan 95 o -105

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik

PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik PEMBAHASAN Tinggi Bidang Petik Tinggi bidang petik tanaman teh adalah salah satu hal yang penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan pemetikan. Kenaikan bidang petik setiap tahunnya berkisar antara 10-15

Lebih terperinci

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS

PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS PENGUKURAN KERJA FISIOLOGIS TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI MANUFAKTUR/JASA LOGO Pengukuran konsumsi energi Kemampuan manusia utk melaksanakan kegiatan tergantung

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman II.TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Agronomis Wortel atau Carrot (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia,melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN Sumber : Openshaw (2006) dalam Rahmawan (2011) Gambar 12 Macam-macam selang gerakan pada saat menajak III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan rawa lebak Desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

RESPON UBIJALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) VARIETAS SHIROYUTAKA TERHADAP PEMUPUKAN FOSFOR DAN PEMANGKASAN DI BAWAH NAUNGAN KELAPA SAWIT PRODUKTIF

RESPON UBIJALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) VARIETAS SHIROYUTAKA TERHADAP PEMUPUKAN FOSFOR DAN PEMANGKASAN DI BAWAH NAUNGAN KELAPA SAWIT PRODUKTIF RESPON UBIJALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) VARIETAS SHIROYUTAKA TERHADAP PEMUPUKAN FOSFOR DAN PEMANGKASAN DI BAWAH NAUNGAN KELAPA SAWIT PRODUKTIF Oleh: WIDI ATMOKO A34101038 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Srikaya (Annona squamosa L.). 2.1.1 Klasifikasi tanaman. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan. Klasifikasi tanaman buah srikaya (Radi,1997):

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

1. Teh Hijau (Green Tea)

1. Teh Hijau (Green Tea) Siapa yang tidak kenal dengan teh? minuman teh merupakan minuman penyegar yang paling populer dan paling banyak dikonsumsi di dunia, setelah air putih. Teh diproduksi dari pucuk daun muda tanaman teh (Camelia

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT Oleh: VIDY HARYANTI F14104067 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PERANCANGAN BANGUNAN KOLAM PENAMPUNG DAN PERMODELAN KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR PROSES PENCUCIAN BIJI KAKAO (Theobroma cacao) TERFERMENTASI

PERANCANGAN BANGUNAN KOLAM PENAMPUNG DAN PERMODELAN KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR PROSES PENCUCIAN BIJI KAKAO (Theobroma cacao) TERFERMENTASI PERANCANGAN BANGUNAN KOLAM PENAMPUNG DAN PERMODELAN KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR PROSES PENCUCIAN BIJI KAKAO (Theobroma cacao) TERFERMENTASI Oleh: PANDU GUNAWAN F14051487 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. 1. Beban Kerja a. Pengertian Beban Kerja Beban kerja adalah keadaan pekerja dimana dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah beban yang ditanggung tenaga kerja

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. ENGINEERING DESIGN PROCESS Engineering design process atau proses desain engineering merupakan proses atau tahapan dimana seorang engineer merancang sebuah produk/alat atau mesin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)

RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) Oleh : PERI PERMANA F14102083 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN

III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PENELITIAN Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran Beban Kerja Pengukuran beban kerja meliputi dua hal yaitu beban kerja kuatitatif dan beban kerja kualitatif. Beban kerja kuantitatif diperlukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT. Oleh : RANING MASADA F

AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT. Oleh : RANING MASADA F AUDIT ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BIJI KAKAO KERING DI PTP NUSANTARA VIII PERKEBUNAN BATULAWANG CIAMIS, JAWA BARAT Oleh : RANING MASADA F14103015 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh sebagai minuman telah dikenal dan menjadi bagian dari kebudayaan dunia sejak berabad-abad yang lampau. Teh adalah minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU.

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. ANEKA INTI PERSADA, MINAMAS PLANTATION, TELUK SIAK ESTATE, RIAU. Oleh : MUHAMMAD FAZRIANSYAH F14104106 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

AUDIT ENERGI PADA PENGOLAHAN TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, PARAKAN SALAK, SUKABUMI. Oleh : FAJAR EDY PURNOMO NRP: F

AUDIT ENERGI PADA PENGOLAHAN TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, PARAKAN SALAK, SUKABUMI. Oleh : FAJAR EDY PURNOMO NRP: F AUDIT ENERGI PADA PENGOLAHAN TEH DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, PARAKAN SALAK, SUKABUMI Oleh : FAJAR EDY PURNOMO NRP: F01400015 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA FISIOLOGI DAN OLAH RAGA Penulis: : Giri Wiarto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KINERJA PROTOTIPE MESIN PEMANEN UDANG DAN IKAN BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN TERTENTU. Oleh : RAMLI MANURUNG F

OPTIMALISASI KINERJA PROTOTIPE MESIN PEMANEN UDANG DAN IKAN BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN TERTENTU. Oleh : RAMLI MANURUNG F OPTIMALISASI KINERJA PROTOTIPE MESIN PEMANEN UDANG DAN IKAN BERDASARKAN TINGKAT KEPADATAN TERTENTU Oleh : RAMLI MANURUNG F14102115 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR OPTIMALISASI

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung

PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Persentase Pucuk Burung PEMBAHASAN Tinggi dan Diameter Bidang Petik Tinggi tanaman merupakan salah satu penentu kelayakan suatu kebun untuk dilakukan pemangkasan, apabila terlalu tinggi akan menyulitkan dalam pemetikan (Pusat

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT

MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT MODIFIKASI DAN UJI PERFORMANSI MEKANISME ALAT PENGUPAS KULIT ARI KACANG TANAH ( Arachis hypogaea L) SEMI MEKANIS TIPE BELT Oleh : SUPRIYATNO F141 02 105 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2

BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA & PRODUKTIVITAS PERTEMUAN KE-2 BEBAN KERJA Tubuh manusia dirancang untuk melakukan pekerjaan, massa otot beratnya hampir ½ berat badan, memungkinkan dpt menggerakan tubuh Setiap beban kerja

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU BAKU DAN BEBAN KERJA UNTUK OPTIMASI JUMLAH DAN DISTRIBUSI PEKERJA PADA PRODUKSI BUAH KALENG

ANALISIS WAKTU BAKU DAN BEBAN KERJA UNTUK OPTIMASI JUMLAH DAN DISTRIBUSI PEKERJA PADA PRODUKSI BUAH KALENG ANALISIS WAKTU BAKU DAN BEBAN KERJA UNTUK OPTIMASI JUMLAH DAN DISTRIBUSI PEKERJA PADA PRODUKSI BUAH KALENG (Studi Kasus : Produksi Nanas dan Tropical Fruit Salad Kaleng) ARNAL NOVISTIARA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh : PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3 SKRIPSI Oleh : RUTH ERNAWATY SIMANUNGKALIT 060301034 BDP AGRONOMI PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa. krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang mengalami penurunan pada masa krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, masih berlangsung hingga akhir tahun 2000 yang ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PISANG AMBON MELALUI PROGRAM PRIMATANI (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat) SKRIPSI TEGUH PURWADI H34050065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Botani Tanaman gandum Menurut Laraswati (2012) Tanaman gandum memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENANAMAN JAGUNG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 PENANAMAN Tujuan pembelajaran : Setelah

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Ide penelitian dimulai dengan kunjungan pada 2 industri gula nasional baik swasta maupun perusahaan milik pemerintah, yaitu di PT. Gula Putih Mataram (PT GPM) dan

Lebih terperinci