Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER"

Transkripsi

1 Didukung:

2 DARI REDAKSI EPC, Keinsinyuran dan Pembangunan Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka lapangan pekerjaan, terutama bagi para insinyur nasional, pada kurun waktu , pemerintah menganggarkan triliun rupiah untuk membangun infrastruktur. Tersedianya sejumlah insinyur yang dibutuhkan, menjadi prasyarat mutlak untuk melakukan pembangunan ini. Selain itu dibutuhkan pula kehadiran perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) nasional yang tangguh, agar pembangunan dapat bermanfaat optimal bagi bangsa Indonesia. Apalagi dengan semakin banyaknya proyek-proyek besar yang berteknologi tinggi di Indonesia dan di ASEAN, terutama industri konstruksi sektor minyak dan gas bumi. Proyek-proyek EPC lebih kompleks dari pada proyek konstruksi biasa. Proyek ini memiliki tantangan yang sangat besar, seperti fase overlaps dan saling ketergantungan antaraktivitas, rincian aktivitas yang sangat akurat, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama proyek berlangsung. Tentunya juga masalah pembuatan anggaran dan jadwal pelaksanaan yang dapat menjamin tingkat efisiensi sebuah kegiatan atau proyek. Pada proyek biasa, dikenal adanya struktur organisasi konsultan perencana, sub kontraktor, pemasok dan kontraktor yang berada di bawah koordinasi pemilik proyek (owner). Keunggulan struktur seperti ini adalah adanya pengkhususan tugas. Namun, pada pelakasanaannya, sering terjadi konflik antara perencana dan kontraktor, misalnya ketika menurut kontraktor desain yang dibuat oleh perencana terlalu boros. Belum lagi jika ada revisi desain yang menyebabkan berubahnya spesifikasi material. Maka itu muncullah istilah pemborong, yaitu kontraktor yang juga bertindak sebagai pemasok, yang dianggap lebih memudahkan koordinasi. lebih efisien. Pada kenyataanya, tidak semua perusahaan EPC yang ada, menjalankan ketiga proses tersebut. Ada yang hanya mengerjakan engineering saja dan ada juga yang hanya melakukan kegiatan engineering dan procurement. Selain itu, ada juga perusahaan EPC yang melakukan dua proses tambahan, yaitu commisioning dan installation. Perusahaan jenis ini disebut sebagai EPCCI company. Sebagian besar perusahaan EPC yang ada bergerak di bidang migas. Tapi ada beberapa BUMN menambahkan unit EPC yang bergerak di bidang konstruksi pembangkit listrik, seperti Divisi EPC PT PP, Wijaya Karya EPC dan Adhi Karya EPC. Pada edisi kali ini, Engineer Monthly akan menayangkan berbagai artikel yang terkait dengan EPC dari para kontributor yang mempunyai pengalaman panjang di bidangnya, agar para insinyur mendapatkan gambaran yang utuh tentang hal terkait dan dapat menjadikannya sebagai referensi praktik keinsinyuran di masa mendatang. Tentu saja banyak sekali tantangannya. Namun itu bukanlah alangan yang menghambat.*** Aries R. Prima Pemimpin Redaksi Kemudian, sesuai dengan perkembangan kebutuhan, proyek EPC mulai bermunculan. Pemilik proyek cukup menunjuk satu lembaga atau perusahaan untuk mewujudkan apa yang diinginkan dan proses perencanaan hingga konstruksi dilakukan oleh satu pihak, sehingga proses optimalisasi desain bisa dilakukan sepanjang masa proyek. Lebih cepat dan 2

3 Kebutuhan Akan Jasa Konstruksi Terintegrasi Ir.Budi Rahardjo, IAI, AA Jasa Konstruksi Terintegrasi. Dengan semakin maraknya pertumbuhan industri konstruksi sektor migas dan plant, pada dua dekade terakhir, dan kemudian menyusul proyek infrastruktur pada belakangan ini, maka Jasa Konstruksi Terintegrasi sebagai salah satu Project Delivery Method, menjadi suatu kebutuhan, mengingat beberapa keunggulan yang dimiliki, dibandingkan dengan metoda konstruksi konvensional. Penyelengaraan Jasa Konstruksi Terintegrasi, yaitu jasa konstruksi yang menyatukan kegiatan perancangan dan konstruksi di bawah satu atap, sebetulnya bukan hal baru. Pada awal peradaban, proyek-proyek besar dilaksanakan dengan metoda ini. Konsep Master Builder sudah ada sejak jaman pembangunan piramid di Mesir pada 1596 sebelum Masehi dan Borobudur di Indonesia pada tahun 800 Masehi. Pada tataran praktek, Jasa Konstruksi Terintegrasi terbagi menjadi 3 yaitu: 1. Design and Build (D&B) 2. Engineering Procurement and Construction (EPC) 3. Performance Base Contracting (PBC) Design and Build (D&B). Pada pelaksanaan konstruksi model D&B ini, kegiatan Perancangan dan Konstruksi dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Kontraktor Design & Build. Banyak dilakukan pada proyek -proyek infrastruktur sipil seperti pelabuhan, jalan, jembatan dan lapangan terbang. Dalam melaksanakan jasanya, Kontraktor Design & Build dapat menggandeng Engineer, dan Technology Provider dari entitas lain. Performance Base Contracting (PBC). Jasa konstruksi terintegrasi jenis ini mendasarkan project delivery dan persyaratan pembayarannya pada kinerja (performance) yang dicapai oleh hasil konstruksinya. Ide ini juga bukan hal yang baru. Pada tahun enampuluhan, satu pabrikan mesin pesawat di Inggris telah memulai konsep ini dengan sebutan power by the hour yaitu mesin dibayar sesuai kinerja dan jam terbangnya. Beberapa kondisi yang mengikat terkait kinerja hasil konstruksi dan persyaratan pembayaran ditetapkan bersama antara pemasok dan pembeli dalam kontrak. Mengapa Jasa Konstruksi Terintegrasi Dibutuhkan? Dengan semakin banyaknya proyek berskala besar berteknologi tinggi, dan tuntutan yang semakin ketat akan pemenuhan aspek biaya, mutu dan waktu, pada sektor-sektor tersebut di depan, metoda konvensional, yaitu Design - Bid - Construction, dirasa tidak memadai lagi untuk menjawab tantangan ini. Jasa Konstruksi Terintegrasi mencoba menawarkan solusi dengan berbagai kelebihannya antara lain: meminimalkan potensi dispute antara hasil perancangan dan konstruksi, aspek constructibilty lebih diperhatikan, penanggung jawab tunggal hasil konstruksi, membatasi resiko antarmuka (interface risk), meniadakan hambatan teknologi dan memberi peluang penuh untuk inovasi pada pemasok, memangkas rantai pengadaan proyek menjadi lebih efisien, kontrak administrasi yang lebih sederhana, dan kontraktor bertanggung jawab penuh pada hasil perancangan dan konstruksinya.*** Engineering, Procurement and Construction (EPC) Pada proyek-proyek Minyak & Gas serta Pembangkit Listrik dan Kilang (plant) yang lain, nilai pengadaan peralatan utama bisa mencapai 60-80% dari total nilai proyek. Diperlukan unit kerja khusus untuk menangani dan mencermati aktivitas pengadaan ini yaitu unit Procurement. Kegiatan Engineering, Procurement dan Construction dilakukan dalam satu entitas yaitu Kontraktor EPC. 3

4 MENGAPA EPC MENJADI KEBUTUHAN? Istanto Oerip Secara tradisional metoda pengadaan pekerjaan konstruksi dilakukan dengan cara yang disebut Design- Bid-Build (DBB), yaitu desain dilaksanakan secara terpisah dari pelaksanaan konstruksi. Meskipun DBB ini memberikan aturan permainan yang adil bagi antara pemberi tugas, penyedia jasa konsultansi, dan jasa pelaksana konstruksi, namun pendekatan ini memiliki berbagai keterbatasan. Yang pertama adalah pendekatan ini relatif membutuhkan waktu pengadaan penyedia jasa yang panjang. Kemudian, pemilihan pemenang dengan prinsip harga terendah seringkali memberikan ruang sempit untuk mendapatkan mutu produk dan ketepatan waktu yang sangat penting untuk kinerja jangka panjang. Selain itu spesifikasi dan harga penawaran terendah tidak memberikan insentif untuk inovasi kontraktor. Inovasi akan menimbulkan kerumitan perubahan kontrak yang sensitif terhadap penyalahgunaan dan akhirnya sulit untuk diimplementasikan.spesifikasi yang kaku dalam pendekatan ini tidak mendukung insentif untuk pendekatan biaya siklus hidup (life-cycle cost) untuk suatu proyek. Keterbatasan lainnya adalah resiko yang berkaitan dengan teknologi dan kinerja pasca konstruksi bukan tanggung jawab kontraktor, karena spesifikasi ditentukan oleh konsultan dan disetujui oleh pengguna jasa dan masukan penyedia jasa pelaksana konstruksi tentang metode dan teknologi pelaksanaan ke dalam desain dan spesifikasi mutu relatif kecil sehingga seringkali berakhir di polemik perselisihan atau temuan auditor atas kontrak. Sistem DBB ini membutuhkan banyak staf pengguna jasa untuk pengelolaan proses kerangka acuan desain, pengadaan konsultan, persiapan konstruksi, masa konstruksi, dan pasca konstruksi. Termasuk diantaranya mengkoordinasikan pembuatan preliminary design, melakukan proses revisi desain bahkan review desain, menyelesaikan masalah Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), pembebasan lahan, manajemen proyek, pengendalian mutu dan juga pemeliharaan. Pengembangan alternatif sistem pengadaan ini harus diarahkan untuk mengatasi beberapa kelemahan kontrak DBB terutama untuk mencapai life-cycle cost yang lebih rendah dan resiko yang terkelola dengan baik. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai skema, antara lain dengan mengurangi waktu pengadaan dengan hanya melakukan seleksi kontraktor EPC saja yang bersifat terintegrasi, mengurangi resiko pascakonstruksi, terutama yang berkaitan terjadinya defect dan deficiencies yang tidak tertangkap dalam proses inspeksi dan penerimaan produk pekerjaan pada tahap konstruksi, mengurangi ketidakpastian biaya dan waktu konstruksi. Banyaknya hal-hal yang tidak terduga dalam masa konstruksi yang tidak terantisipasi dalam tahap desain menyebabkan pekerjaan konstruksi banyak mengalami penambahan biaya dan perubahan waktu. Yang terakhir adalah insentif inovasi penyedia jasa untuk menekan life-cycle cost dimungkinkan melalui bentuk kontrak yang lebih memberikan ruang dan memungkinkan pengelolaan resiko penerapan teknologi lebih mutakhir dengan memberikan peran dan tanggung jawab pada penyedia jasa selaku inisiator dan konseptor. Pertimbangan Memilih EPC Biasanya pemilik proyek memilih EPC karena berbagai pertimbangan, seperti kegiatan pemilik dalam kaitan dengan mempersiapakan pekerjaan EPC dapat diminimalisir, pemilik dapat hanya berhubungan dengan satu penanggungjawab EPC sehingga monitoring dan koordinasi bisa lebih efisien, pemilik mendapatkan jaminan kualitas, harga dan waktu penyerahan pekerjaan EPC, kenaikan harga tidak berdampak kepada pemilik, serta kebutuhan investasi sudah dapat diketahui sejak awal dimulainya pekerjaan EPC Pengadaan pekerjaan EPC membutuhkan kesiapan baik bagi pemilik maupun penyedia jasa. Pemilik proyek, sejak awal, harus jelas menyampaikan kebutuhan yang meliputi uraian fasilitas, keluaran yang diinginkan, kualitas, waktu pelaksanaan, dan biaya. Sedangkan penyedia jasa harus memiliki kompetensi yang baik untuk membuat desain dari fasilitas yang akan dibangun agar dapat mengadakan perhitungan yang dimasukkan kedalam penawarannya dan memiliki kemampuan pembuatan proposal komprehensif akan membutuhkan berbagai jenis tenaga ahli dan perlu waktu yang cukup. Makin kompleks pekerjaan EPC makin besar resiko yang harus ditanggung penyedia jasa. Oleh karenanya, penyedia jasa, harus siap menerima resiko yang dialihkan dari pemilik, meliputi resiko cost over-run, construction delays, dan plant performance.*** 4

5 POSISI KONTRAKTOR EPC INDONESIA DALAM KOMPETISI DI ASEAN Kunto Nugroho PT Taji Engineering Utama Beberapa kontraktor lokal besar sudah menggarap berbagai macam proyek, dari proyek sederhana sampai yang besar, dan dengan cakupan pekerjaan yang sangat beragam, dari industri umum, industri proses, petrokimia, fasilitas perminyakan (produksi/ pengolahan) baik di darat maupun lepas pantai. Itu semua memberikan pengalaman dan nilai tambah yang bagus buat kontraktor kita, apalagi proyek-proyek tersebut dikerjakan di lokasi yang berbeda dan punya karakteristik alam yang beragam, baik di Indonesia, maupun di luar negeri. Keberhasilan mengerjakan proyek-proyek tersebut diatas adalah satu prestasi dan bernilai kompetisi yang baik bagi pemain-pemain lokal. Namun, itu tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari kontraktor Indonesia secara umum, karena banyak pelaku usaha lokal lainnya yang tidak mendapat kesempatan dan tidak punya kemampuan yg sama. Demikian pula dalam mengeksekusi proyek-proyek tersebut, beberapa kontraktor lokal masih perlu melakukan kerja sama dengan mitra asing guna meningkatkan nilai kompetisinya. Data bahkan menunjukkan bahwa proyek-proyek besar di beberapa sektor masih didominasi oleh kontraktor asing. Artinya porsi pekerjaan kontraktor lokal masih terbatas. Persaingan di ASEAN Bagi konsumen di Indonesia, manfaat dari dimulainya MEA sejak beberapa bulan lalu adalah mendapat lebih banyak pilihan, karena kompetisi yg lebih ramai membuat para pemberi jasa saling bersaing. Pada akhirnya membuat konsumen bisa mendapatkan harga jasa lebih murah serta mutu pekerjaan lebih baik dari kontraktor yang terseleksi. Bagi tenaga kerja Indonesia, arus jasa tenaga kerja di kawasan ASEAN ini akan memberikan pilihan pekerjaan yang beragam, karena lapangan pekerjaan semakin terbuka dan luas. Selain kesempatan bekerja didalam negeri (termasuk perusahaan PMA), para pekerja kita pun memiliki pilihan bekerja di negara ASEAN lainnya, terutama tenaga ahli yang berkemampuan baik. Sedangkan bagi pengusaha atau kontraktor lokal, MEA akan membuka pasar di ASEAN yang membuat potensi proyek akan semakin bertambah, jumlah pengguna jasa/potential customer akan meningkat, tidak hanya dari dalam negeri, karena proyek-proyek internasional di kawasan regional ini sudah terbuka untuk digarap. Namun, selain manfaat dan tantangan, beberapa kelemahan serta ancaman harus juga diperhatikan. Pertama, daya saing nasional yang masih lemah antara lain karena kemampuan kontraktor lokal yang belum merata, masuknya pekerja ASEAN dengan bahasa Inggris yang lebih baik, plus maraknya kontraktor asing yang penetrasi ke Indonesia yang masih besar pasarnya. Juga dominasi kontraktor PMA dengan kemampuan teknis lebih baik, didukung keuangan yang memadai, perangkat lunak mutakhir, serta mendapat dukungan dari perusahaan induknya di luar negeri. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan berbagai langkah yang harus dijalankan. Langkahlangkah tersebut antaranya meningkatkan promosi atas kemampuan kontraktor lokal ke dalam maupun ke luar negeri. Harus tergambar bahwa kontraktor kita sudah mampu mengerjakan berbagai proyek. Kemudian harus mengaktifkan peran asosiasi, antara lain agar asosiasi menyediakan data-data dari kemampuan nyata anggotanya, yang selama ini mungkin tidak diperbarui dan belum digunakan secara maksimal. Selain itu diperlukan berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kontraktor itu sendiri, dan bergabung sesama kontraktor lokal guna memenuhi persyaratan suatu proyek, agar membentuk satu sinergi yang lebih kuat, serta meningkatkan kemampuan SDM kita melalui pelatihan-pelatihan yang tepat dan menggiatkan kontribusi perusahaan/kontraktor berpengalaman guna ikut membagi pengalaman dan memberikan pelatihan yang berguna kepada SDM ataupun calon sarjana kita, melalui acara-acara di kampus dan lembaga pendidikan lainnya. Keberpihakan pemerintah kepada kontraktor lokal juga harus terus ditumbuhkan dengan cara antara lain memberikan informasi awal tentang rencana pembangunan ke depan, agar konsep pengembangen perusahaan lokal bisa mengarah sejalan dengan kebutuhan di masa depan. Yang terakhir adalah meminta pemerintah untuk memerhatikan usulan-usulan yang sudah beberapa kali diajukan oleh berbagai lembaga independen, menetapkan standar kontrak yang berlaku umum pada sektor yang sama, menyederhanakan aturan, dan membuat petunjuk teknis lintas kementrian yang sejalan dengan aturan yang berlaku.***. 5

6 Pentingnya Kemampuan EPC di Sektor Migas Widjaja S. Sumarjadi Seperti yang kita semua tahu, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam di antaranya minyak dan gas bumi (migas). Sejak awal tahun 70an, migas telah menjadi andalan pendapatan negara dan telah menjadi penopang ekonomi Indonesia. Di awal era itu banyak perusahaan asing masuk membangun fasilitas pengolahan migas di Indonesia karena keahlian ini adalah baru untuk masyarakat kita. Kemudian ada beberapa perusahaan dalam negeri yang berkecimpung dalam dunia EPC di bidang migas, antara lain Tripatra, IKPT, dan Rekayasa Industri yang muncul pada masa tersebut. Tetapi setelah lebih dari 40 tahun era booming migas, tidak banyak perusahaan EPC migas yang tumbuh di negara sendiri selain pemain sebelumnya. Artinya tumbuh menjadi ujung tombak dalam proyek EPC, menjadi leader dari konsorsium. mahasiswa teknik untuk nantinya bekerja di bidang keteknikan. Pertanyaannya yang kemudian muncul adalah Apa yang membuat para insinyur tertarik untuk bekerja di EPC bidang migas? Pertama adalah membangun rasa bangga sebagai insinyur yang notabene adalah ahli teknik untuk bisa bekerja menerapkan secara langsung keahlian tekniknya. Tahap pertama dari pekerjaan EPC adalah Engineering, dimana disinilah awalnya para insinyur berkreasi dengan terapan tekniknya. Tahapan selanjutnya adalah Procurement yang mewujudkan hasil kreasinya dari atas kertas gambar maupun perhitungan teknis menjadi barang nyata, antara lain pipa, pipe rack, peralatan proses heat exchanger, pressure vessel, turbine generator, compressor dan sebagainya, MCC dan switchgear, serta instrumen kontrolnya. Kemudian diikuti dengan melakukan instalasi barang-barang tersebut di lapangan, yang akhirnya, setelah mechanically complete, fasilitas tersebut siap di-commissioning dan start up. Adalah suatu kebanggaan bagi para insinyur dari berbagai disiplin itu yang terlibat dapat melihat barang atau fasilitas nyata bagian dari hasil karyanya. Mereka berhasil membangun fasilitas pengolahan migas yang beroperasi secara komersial dan mendatangkan revenue bagi Indonesia. Memang menjalankan kontrak EPC ini tidaklah mudah. Teknologi tinggi di sektor migas, permodalan yang besar dan persyaratan global lainnya, di dalam industri, menjadi suatu tantangan tersendiri bagi pemain dalam negeri. Tantangan inilah yang seharusnya dilihat sebagai encouraging factor bukan sebagai discouraging factor. Banyaknya lulusan berbagai jurusan teknik yang tidak bekerja di bidang teknik. Belum lagi yang tidak dalam bidang migas, membuat sumberdaya menjadi sangat terbatas. Dengan ini marilah kita ber-sama-sama mengajak para Kedua adalah bagaimana agar pemerintah melakukan rencana jangka panjang dengan eksplorasi sumberdaya alam agar proyek di dalam negeri bisa berkesinambungan. Hal ini diperlukan agar ada suatu jaminan pekerjaan atau karir para insinyur dalam bidang ini. Kebijakan pemerintah yang affirmative pro-nasional juga sangat diharapkan agar perusahaan EPC dalam negeri bisa tumbuh dan jangan sampai layu sebelum berkembang. Kalau perusahaan-perusahaan EPC ini sudah kuat, mereka bisa pergi ke luar untuk mencari proyek sejenis di luar negeri sehingga insinyur Indonesia bisa berkreasi di kancah global yang pada akhirnya bisnis model ini akan membawa devisa bagi negara.*** 6

7 Karakteristik Kegiatan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Migas Istanto Oerip Kegiatan sektor minyak dan gas bumi dikenal dengan istilah RCTI, RISK-tinggi, COST-mahal, TECHNOLOGY-mutakhir, dan INVESTMENT-mega proyek. Kriteria RCTI tersebut merupakan instrumen seleksi yang menghasilkan pemain terbatas yang mampu berkarya dalam sektor ini. Oleh karena itu banyak perusahaan Multinasional berpengalaman luas yang ikut bermain dalam penyelenggaraan proyeknya. Meskipun sudah cukup banyak perusahaan nasional yang sudah memiliki kompetensi unggul untuk turut serta bersaing dengan perusahaan multi nasional atau berkonsorsium dalam posisi setara dengan perusahaan asing. juga melibatkan banyak subkontraktor untuk pekerjaan khusus (specialty contractors) dan mengikutsertakan pemasok (vendor) dalam jumlah yang banyak, baik yang khusus untuk pekerjaan proses enjiniring maupun yang umumnya pada pekerjaan konstruksi. Kegiatan ini memiliki resiko yang tinggi karena berpotensi memberikan dampak yang luas terhadap lingkungan dan sosial. Oleh karena itu Health Safety and Environment (HSE) selalu menjadi prioritas yang utama dalam pelaksanaan pekerjaan EPC dan juga berbiaya besar sehingga melibatkan berbagai lembaga keuangan dan perbankan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dan pengelolaan finansialnya, dan melibatkan perusahaan asuransi, serta membutuhkan waktu pengerjaan yang lama sehingga pada umumnya merupakan proyek tahun jamak (multi years). Namun, EPC merupakan lokomotif pendorong tumbuh kembangnya industri dalam negeri, karena backward dan forward lingkages yang luas apabila perusahaan utamanya (lead firm) dipegang oleh perusahaan dalam negeri. Bukan oleh perusahaan asing yang cenderung akan mengupayakan agar semua barang dan jasanya datang dari negaranya. Kegiatan EPC, seperti pada umumnya di sektor minyak dan gas bumi, merupakanp ekerjaan kompleks yang banyak melibatkan berbagai disiplin ilmu enjiniring seperti proses enjinir, di samping enjinir-enjinir umumnya pada pekerjaan konstruksi. Pekerjaan ini juga membutuhkan penggunaan teknologi tinggi, baik untuk menunjang proses utamanya dan untuk fasilitas pendukungnya maupun untuk alat bantu konstruksi dan instalasinya. Sebagai contoh, dalam pekerjaan EPC, pembuatan anjungan lepas pantai dibutuhkan kapal untuk mengangkut konstruksi dari darat ke laut, kapal kerja yang memiliki crane dengan kapasitas besar, dan kapal untuk akomodasi pekerja yang bertugas selama berbulan-bulan di laut lepas. Karakteristik yang khusus dari kegiatan EPC membutuhkan adanya ketentuan pengadaan khusus yang dikenal dengan PTK-007 yang diterbitkan oleh Satuan Kerja Khusus (SKK-Migas), yang mengintegrasikan kepentingan nasional, seperti adanya sistem preferensi kepada perusahaan dalam negeri yang berbeda bagi perusahaan asing dan ketentuan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).*** Mengingat skalanya, pekerjaan ini melibatkan banyak Sumber Daya Manusia (SDM) dalam berbagai jenjang kompetensi dan dalam jumlah yang besar, bahkan bisa mencapai jumlah ribuan pekerja profesional. Selain itu 7

8 Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: Faksimili: Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.

NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 57 EW PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar dari Petikan Berita: ENERGI BARU TERBARUKAN Porsi Energi

Lebih terperinci

NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Di beberapa lokasi, yaitu di KM 21

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Dalam pengalokasian sumber dana untuk pelaksanaan proyek, material merupakan sumber daya yang mengadopsi terbesar sumber dana proyek. Manajemen material di bidang

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA NOMOR 64 EW POTENSI KEINSINYURAN MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Menggunakan hutan tanaman untuk

Lebih terperinci

NOMOR 75 EW. Fatamorgana Kemandirian Energi. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 75 EW. Fatamorgana Kemandirian Energi. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 75 EW Fatamorgana Kemandirian Energi Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Fatamorgana Kemandirian Energi Oleh : Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng SIKAP

Lebih terperinci

PT PUPUK KALTIM DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PT PUPUK KALTIM DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Distribution Planning and Control System (DPCS)

Lebih terperinci

NOMOR 60 PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 60 PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 60 EW PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Pabrik Kaltim-5 menggunakan teknologi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia sedang melakukan pembangunan di segala aspek kehidupan. Contoh konkrit dapat dilihat dari berbagai bangunan yang berdiri

Lebih terperinci

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Salah satu keunikan jalan tol ini adalah tidak seluruhnya

Lebih terperinci

Gas Matindok (PPGM) Donggi

Gas Matindok (PPGM) Donggi Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 44 Proyek Pengembangan Gas Matindok DARI REDAKSI Mengetengahkan kemampuan keinsinyuran Nasional Akhir-akhir ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat dari ruang lingkup bidang konstruksi yang semakin luas. Bidang konstruksi yang dulu

Lebih terperinci

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction.

Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Apa sih EPC Itu? Kita awali dulu dengan kepanjangannya, EPC adalah singkatan dari istilah Engineering- Procurement-Construction. Kalo dilihat dari istilah, EPC itu tidak lain adalah tahapan dalam suatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR

LAMPIRAN DAFTAR ISI. JDIH Kementerian PUPR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05/PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan sektor industri yang menghasilkan prasarana dan sarana dasar bagi kegiatan sektor perekonomian. Industri ini mencakup semua pihak yang

Lebih terperinci

DARI REDAKSI. Pendidikan Profesi Insinyur

DARI REDAKSI. Pendidikan Profesi Insinyur DARI REDAKSI Pendidikan Profesi Insinyur Setiap negara yang ingin maju dan punya kemampuan bersaing membutuhkan insinyur. Amerika Serikat pernah memiliki reputasi tinggi dalam pengembangan teknologi. Siapa

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BENDUNGAN JATIBARANG KOTA SEMARANG

KONSTRUKSI BENDUNGAN JATIBARANG KOTA SEMARANG NOMOR 65 EW KONSTRUKSI Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Selain untuk pengendali banjir, bangunan ini juga berfungsi sebagai

Lebih terperinci

Fokus pada Pelanggan Penerimaan Produk Global

Fokus pada Pelanggan Penerimaan Produk Global Profil Perusahaan COADE mengembangkan perangkat lunak untuk meningkatkan mutu, efisiensi, keselamatan dan efektivitas biaya bagi mereka yang bekerja dengan rancang bangun pabrik. Untuk customer yang telah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (http://www.novapdf.

BAB I PENDAHULUAN. You created this PDF from an application that is not licensed to print to novapdf printer (http://www.novapdf. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu dan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan era globalisasi menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan suatu proses

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman. No.8, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04/M-IND/PER/1/2009 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar Redaksi SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN Baru-baru ini, tepatnya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SYSTEM INTERLOCKING LEN (SIL)-02

SYSTEM INTERLOCKING LEN (SIL)-02 Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 52 Sistem Persinyalan Kereta Api SYSTEM INTERLOCKING LEN Aries R. Prima Engineer Weekly Penggunaan persinyalan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan Nama PT. Pembangunan Perumahan (Persero) secara resmi digunakan pada tahun 1971 setelah penggunaan nama PT Pembangunan Perumahan pada tahun 1953 dan PT Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu kegiatan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 12 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Artefak Arkindo berdiri sejak tahun 1992 dengan nama PT. Artefak Arsindo bidang pelayanan jasa konsultan perencanaan. Pada tahun 2000 adanya pergantian

Lebih terperinci

BID EVALUATION SYSTEM

BID EVALUATION SYSTEM BID EVALUATION SYSTEM Kristiawan Quantity Surveyor Tulisan dibawah ini akan membahas beberapa metode yang digunakan oleh Owner untuk meng-evaluasi penawaran yang diajukan oleh para bidder dalam tender

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang mendukung pada pembuatan Tugas Akhir ini saya dapatkan dari berbagai sumber, antara lain :

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang mendukung pada pembuatan Tugas Akhir ini saya dapatkan dari berbagai sumber, antara lain : BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung pada pembuatan Tugas Akhir ini saya dapatkan dari berbagai sumber, antara lain : 1. Wawancara atau interview yang dilakukan kepada

Lebih terperinci

MASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017)

MASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017) MASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017) Biro Riset BUMN Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) Pemain di industri engineering, procurement & construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan-perusahaan yang ada sekarang ini telah bersiap menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ini berarti persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASIA PARAGON adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi, design, engineering, teknologi informasi, kontraktor umum dan perdagangan.

Lebih terperinci

NOMOR 54. ROBOLay ROBOT LAYANGAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 54. ROBOLay ROBOT LAYANGAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 54 EW ROBOLay ROBOT LAYANGAN Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Pengantar Redaksi: Alih Teknologi Sebagaimana selalu dikemukakan, untuk dapat menyumbang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional guna memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku industri, menggerakkan roda

Lebih terperinci

Pengertian manajemen secara umum

Pengertian manajemen secara umum Pengertian manajemen secara umum 1. Manajemen sebagai suatu proses, maksud disini dapat dilihat dari bagaimana cara orang melakukan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data BAPEPAM dalam laporan keuangan tahun 2012 menurut Prabowo (2013) bahwa data sektor asuransi menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan

Lebih terperinci

NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NOMOR 67 EW

NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NOMOR 67 EW NOMOR 67 EW PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly

Lebih terperinci

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan

Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Materi Kuliah Manajemen Konstruksi Dosen: Emma Akmalah, Ph.D. Pendahuluan Secara umum, yang dimaksud dengan mengorganisir adalah mengatur sumber daya perusahaan atau proyek dalam suatu gerak yang harmonis

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Proyek Konstruksi II.5.1. Definisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan, ada awal dan akhir, dan umumnya berjangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan jalan di Indonesia merupakan prasarana transportasi yang paling dominan (90% angkutan barang menggunakan moda jalan dan 95% angkutan penumpang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang berkecimpung dalam bidang EPC (Engineering Procurement Construction) adalah perusahaan yang bergerak dalam proyek industri rancang bangun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang dihadapi berbagai perusahaan di seluruh dunia

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi yang dihadapi berbagai perusahaan di seluruh dunia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang dihadapi berbagai perusahaan di seluruh dunia menyebabkan terjadinya banyak perubahan mendasar dalam dunia bisnis. Perusahaan dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi tinggi merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Keunggulan SDM juga penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di industri building construction yang sudah masuk di listing Bursa Efek Indonesia per 8 Agustus 2011.

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER Didukung: DARI REDAKSI Pengembangan Industri Nonmigas Sektor industri pengolahan nonmigas menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi pada periode 2010 2014, setelah sempat mengalami perlambatan pertumbuhan

Lebih terperinci

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab VI Kesimpulan dan Saran VI. Bab VI Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Berdasarkan proses pengukuran dan kajian terhadap kinerja supply chain dari empat proyek konstruksi bangunan sebagai studi kasus yang telah dilakukan diperoleh

Lebih terperinci

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA DARI REDAKSI Ramadan, Teknologi, dan Insinyur Puasa Ramadan yang tengah dijalani oleh pemeluk agama Islam sebentar lagi

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tipe Bangunan Dalam menganalisis faktor penyebab terjadinya Cost Overrun pada proyek konstruksi yang ada di wilayah DKI dan DIY, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan pengelompokan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradapan manusia pun mengikuti arus perkembangan tersebut. Kualitas dari

BAB I PENDAHULUAN. peradapan manusia pun mengikuti arus perkembangan tersebut. Kualitas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang saat ini semakin maju membuat peradapan manusia pun mengikuti arus perkembangan tersebut. Kualitas dari kebutuhan manusia akan sandang,

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. Delta Rekadaya Mandiri. PT Delta Rekadaya Mandiri didirikan di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT Rekadaya Elektrika merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ketenagalistrikan di Indonesia, pada awal berdiri perusahaan ini bernama PT Delta Rekadaya

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

1. Project Management Awareness

1. Project Management Awareness 1. Project Management Awareness Pelatihan ini diberikan kepada para Executive perusahaan dalam pemahaman siklus project dan proses mangement proyek, disini akan diberikan dasar-dasar tentang project management.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang selalu berubah, periode konstruksi yang relatif sangat singkat,

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang selalu berubah, periode konstruksi yang relatif sangat singkat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia industri konstruksi mungkin adalah merupakan salah satu dunia yang paling dinamis dibandingkan dengan dunia industri lainnya, terutama dinegara yang

Lebih terperinci

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN

PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN PROFIL LULUSAN & CAPAIAN PEMBELAJARAN JENJANG : D IV PROGRAM STUDI : TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN KODE : 626050504010 (STATUS DI LAMAN KKNI : CP RANCANG, DES 2015) A. VISI: Menjadi program studi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di

BAB III OBJEK PENELITIAN. dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek penelitian Objek penelitian dalam penulisan ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di Jl.

Lebih terperinci

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek

FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek Dalam Proyek FASILKOM UNSIKA MATERI KULIAH MANAJEMEN PROYEK Manajemen Proyek Dalam Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembuatan proyek sebuah sistem, diperlukan berbagai macam komponen yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN

KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN Betty Susanti 1 dan Reini D. Wirahadikusumah 2 1 Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007 Tim Proyek Adalah semua personil yang tergabung gdalam organisasi pengelola proyek. Ada personil fungsional dan organisasi induk, ada juga personil yang menjadi inti dari tim. Project office : Staf pendukung

Lebih terperinci

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA PENDAHULUAN Kunci kemajuan suatu bangsa sesungguhnya tidak hanya ditentukan oleh potensi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

BAB I PROFILE PERUSAHAAN Contoh Usulan Teknis Pekerjaan perencanaan Jalan BAB I PROFILE PERUSAHAAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Perusahaan... merupakan perusahaan swasta umum yamg sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh warga negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan ilmu sosial di perguruan tinggi yang masih banyak diminati hingga saat ini. Sejalan dengan kemajuan dunia teknologi

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5618 EKONOMI. Asuransi. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337). PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika 128 Lampiran I Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika Jakarta, 17 April 2009 Kepada Yth : PT Rekadaya Elektrika Jakarta Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya analisis

Lebih terperinci

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria :

Proyek PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK 22/09/2007. Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, Ditentukan oleh beberapa kriteria : PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK Proyek Beberapa proyek besar sudah dimulai ribuan tahun yll, spt pembangunan pyramid, candi dll Ditentukan oleh beberapa kriteria : Tujuan Siklus hidup Kompleksitas Keunikan

Lebih terperinci

SENORO GAS DEVELOPMENT PROJECT

SENORO GAS DEVELOPMENT PROJECT NOMOR 49 SENORO GAS DEVELOPMENT PROJECT Aries R. Prima Engineer Weekly Pembangunan fasilitas produksi dimulai pada September 2012 dan selesai selama 40 bulan untuk handover all facilities pada November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan tenaga listrik dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa energi listrik memiliki peran yang strategis dalam mendukung kehidupan

Lebih terperinci

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI

2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI 2011 Petunjuk Teknis Program HIBAH MITI Departemen Pendayagunaan IPTEK MITI Mahasiswa 2011 PETUNJUK TEKNIS Program Hibah MITI untuk Pemberdayaan Masyarakat LATAR BELAKANG Bangsa Indonesia adalah Negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT

BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT BAB IV ANALISIS PERBEDAAN DASAR PENGENAAN PPH PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Analisis Perbedaan Dasar Pengenaan PPh Pasal 23 dan PPN atas EPC Project Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK

ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS. Yunita A. Messah *) ABSTRAK ANALISIS NILAI RESIKO PROYEK KONSTRUKSI MENGGUNAKAN QUALITATIVE RISK ANALYSIS Yunita A. Messah *) ABSTRAK Proyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik dimana setiap mempunyai keunikan tersendiri

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1998 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA SWASTA DALAM PEMBANGUNAN DAN ATAU PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB III SISTEM DELIVERY

BAB III SISTEM DELIVERY BAB III 3.1 JENIS-JENIS Sistem delivery adalah suatu sistem yang mengatur seluruh proses dan pembiayaan suatu proyek konstruksi (perencanaan, pelaksanaan, operasional, dan pemeliharaan) dalam suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 Profil PT. PERTAMINA Persero PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company) yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN a. Pada akhir Repelita V tahun 1994, 36% dari penduduk perkotaan Indonesia yang berjumlah 67 juta, jiwa atau 24 juta jiwa, telah mendapatkan sambungan air

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA DISKUSI TERBATAS DENGAN TEMA TINGKAT KANDUNGAN DALAM NEGERI (TKDN) DALAM PROYEK-PROYEK INFRASTRUKTUR JAKARTA, 12 MEI

Lebih terperinci

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan K3 KONSTRUKSI BANGUNAN Latar Belakang Permasalahan -Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan -Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih banyak melakukan pembangunan di berbagai sektor. Dengan kekayaan alam dan penduduk yang besar sehingga sangat

Lebih terperinci