BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Manajeman atau mengatur waktu belajar, sangat penting bagi setiap siswa, agar waktu
|
|
- Hartono Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis Hakikat Manajemen Waktu Belajar a. Pengertian Manajemen waktu Belajar Manajeman atau mengatur waktu belajar, sangat penting bagi setiap siswa, agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia atau terbuang hanya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting sedangkan kegiatan yang lebih utama belum dikerjakan. Apalagi jika siswa memilki banyak aktifitas, seperti bermain, menonton TV, jalan-jalan, bahkan ada yang masih bekerja membantu orang tua di rumah. Aktifitas ini, tidak dapat dihilangkan dari siswa, karena ini adalah bagian dari hidup mereka. Kondisi ini tentunya menuntut seorang siswa untuk dapat menagtur waktu belajarnya dengan baik, sehingga jika tidak bisa mengatur waktu belajar dengan baik, maka ia tidak akan bisa mengerjakan dengan sempurna semua kegiatan yang seharusnya ia lakukan, khusunya belajar. Oleh karena itu, manajemen waktu belajar sangan penting bagi siswa. Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno, yakni management yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menajemen waktu adalah Usaha untuk memanfaatkan setiap bagian dari waktu untuk dilakukan aktifitas tertentu yang mana telah ditentukan target dalam jangka waktu tertentu suatu aktivitas atau pekerjaan harus sudah diselesaikan. Selain itu, manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktifitas waktu. Manajemen waktu yang baik adalah dengan membuat data aktifitas atau pekerjaan dan menentukan skala prioritas dari setiap pekerjaan tersebut.
2 tanggal 24 November Dari penjelasan tersebut disimpulkan bahwa manajemen waktu belajar adalah adalah mengatur atau merencanakan waktu belajar secara teratur sehingga dapat belajar dengan efektif dan efisian. Dengan belajar efektif dan efisien ini, siswa dapat menjalani kehidupannya seharihari tanpa beban apa-apa. Dengan pengaturan waktu yang baik, akan mempermudah siswa untuk belajar. Selain itu manajemen waktu belajar siswa dapat diartikan sebagai suatu kemampuan/ketrampilan dalam melakukan perencanaan waktu belajar dalam keseharian siswa. b. Pentingnya Manajemen Waktu Belajar Pengaturan waktu sangat penting bagi setiap orang agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia atau terbuang hanya untuk kegiatan-kegiatan yang tidak terlalu penting sedangkan kegiatan yang lebih utama belum dikerjakan. Apalagi jika kita memilki banyak kesibukan sehingga jika kita tidak bisa mengatur waktu dengan baik, kita tidak akan bisa mengerjakan dengan sempurna semua kegiatan yang seharusnya kita lakukan. Waktu yang kita miliki sebenarnya sama, tidak ada yang seorangpun yang memilki waktu yang lebih dibanding yang lain. Hanya saja, pemanfaatan dan pengaturan waktu yang membedakan satu dengan yang lain. Kita sering menemukan orang yang lebih muda dari kita namun karya yang ia telah hasilkan jauh melebihi kita, kenapa bisa demikian? tentu jawabannya kembali kepada inti pembicaraan kita yaitu pengaturan waktu, orang ini lebih pandai dari pada kita dalam mengatur dan memanfaatkan waktu. Contoh lain yang bisa kita ambil, di kampus biasanya dosen memberi tugas kepada para mahasiswanya untuk membuat karya ilmiah atau makalah, misalkan waktu yang diberikan adalah satu pekan. Di pertemuan berikutnya setelah satu pekan dosen
3 menanyakan hasil karya ilmiah kepada para mahasiswanya, tentu saja seperti pemandangan yang kita sering lihat dikampus ada saja yang belum selesai mengerjakan tugas, dengan berbagai alasan dan yang paling banyak beralasan dengan waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas terlalu singkat dan karena alasan sibuk, padahal diantara mahasiswa yang sudah selesai mengerjakan tugas juga meliki kesibukan yang sama bahkan lebih banyak dari yang belum selesai mengerjakan tugas. Begitulah pentingnya mengatur waktu dalam kehidupan kita dan inilah yang akhirnya membedakan orang yang sukses dengan orang yang gagal. Orang sukses sukses karena kesuksesannya mengatur waktu dan orang gagal menjadi gagal karena ia gagal mengatur waktu. Mengatur waktu bisa kita lakukan dengan mebuat jadwal pribadi dengan mencantumkan kegiatan atau tugas-tugas yang harus kita laksanakan dan memberi deadline atau waktu yang kita rencakan untuk melaksanakannya. kalau bisa ditempel ditempat-tempat yang sering kita lihat seperti didinding kamar atau di pintu lemari dan sebagainya. Begitulah pentingnya mengatur waktu, karna waktu yang kita miliki adalah sesuatu yang sangat berharga bagi kita, jika kita tidak mampu mengatur dan memanfaatkan waktu yang kita miliki ini dengan sebaik-baiknya niscaya kita akan binasa.didalam pepatah arab disebutkan Waktu itu seperti pedang jika engkau tidak memutusnya (memanfaatkanya dengan baik) maka ia akan membinasakan mu. Diunduh tanggal 24 November 2013 c. Cara Memanajeman atau Mengatur Waktu dengan Baik Agar waktu belajar tidak terbuang percuma, maka perlu manajemen waktu yang baik. Dengan manajeman waktu yang baik maka siswa dapat belajar dengan teratur. Untuk belajar
4 teratur, maka perlu diperhatikan cara mengatur waktu belajar yang baik. Berikut beberapa cara mengatur waktu belajar yang baik ( 1. Tetapkan tujuan; cari tahu tentang apa yang ingin nda capai dalam hidup. Ambil pena dan kertas serta tuliskan yang ingin Anda capai lima tahun dari sekarang, cita-cita ingin menjadi apa, bekerja diperusahaan besar seperti apa, atau mungkin cita-cita menjadi wirausahawan. Menetapkan tujuan untuk diri sendiri memberikan Anda arah yang harus Anda lalui dan perjuangkan serta memotivasi untuk menjalani pengorbanan yang dibutuhkan untuk mencapai cita-cita tersebut. 2. Mengatur ruang belajar Anda; dengan mengatur buku dan materi studi dengan baik di tempatnya masing-masing. Rapikan alat tulis dengan rapih dan tidak berantakan di atas meja. Hal tersebut akan menghemat waktu jika kita mencari barang misalnya alat tulis atau buku yang dibutuhkan dalam proses belajar tersebut. 3. Rencanakan studi Anda; dengan memahami mana mata pelajaran yang penting dan skala prioritas bidang studi yang harus dilakukan terlebih dahulu. Baca silabus Anda dengan cermat. Cari tahu tentang bobot masing-masing mata pelajaran dan siapkan rencana yang sesuai. Tuliskan semua mata pelajaran yang Anda pikir harus dibahas dalam satu hari dan juga tentukan jangka waktu sehingga semuanya mendapat alokasi waktu yang seimbang. Pastikan Anda mengurutkan topik yang penting terlebih dahulu dan kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang relatif lebih mudah. Memulai hari Anda dengan sesuatu yang tidak begitu penting sama saja buang-buang waktu. 4. Hindari gangguan yang dapat mempengaruhi semangat belajar; Hal yang bisa menggangu konsentrasi belajar seperti sms, bbm, telepon, tv usahakan untuk dijauhkan
5 dari jangkauan. Disarankan untuk tidak menyimpan majalah, komik, novel, CD, video game di ruang belajar Anda. Belajar dan menonton televisi secara bersamaan hanyalah membuang-buang waktu. Gangguan terhadap ritme belajar akan menurunkan semangat belajar yang lama-kelamaan bisa membuat malas belajar. Jika rasa malas sudah menghantui pikiran, hal tersebut membuat kita mundur ke langkah awal yaitu memunculkan motivasi diri. 5. Centang subyek yang sudah selesai; beri diri Anda tepukan dan ucapan selamat untuk motivasi diri Anda. Ini adalah salah satu alat terbesar untuk menggapai sukses. 6. Hindari mengunyah sambil belajar terutama jika Anda punya hobi ngemil. Jika tidak dapat dihindari, usahakan hindari makan yang banyak mengandung lemak dan kalori, kerena makanan tersebut dapat membuat anda mengantuk dan dapat menurunkan semangat belajar. Pengaruh yang terburuk adalah menambah berat badan Anda. 7. Lakukan Analisis SWOT terhadap diri sendiri. Tidak ada salahnya mengenali diri sendiri dengan menulis kelemahan Anda. Memahami bidang mana saja yang membutuhkan usaha yang lebih keras. Mengabaikan mata pelajaran yang sulit tidak ada gunanya karena Anda harus tetap melakukannya. Alokasikan waktu tambahan untuk pelajaran penting dan dirasa sulit dipelajari. 8. Sediakan juga waktu untuk relaksasi. Kita tidak dapat belajar terus menerus tanpa ada sesuatu yang dapat menghilangkan kejenuhan. Sesekali atur waktu untuk beristirahat dan bersantai. Cara ini dapat mengurangi stres selama belajar. 9. Menetapkan waktu untuk revisi karena revisi sangat penting dan itu membuat Anda sempurna.
6 10. Hindari ajakan teman untuk bermain selama waktu belajar. Inilah salah satu manfaat dari mengatur prioritas dengan memahami apa yang lebih penting bagi Anda. Ingat waktu untuk bermain dan bersenang-senang tidak akan ada habisnya. Anda akan memiliki waktu yang cukup untuk mengejar ketinggalan dengan semua teman-teman setelah Anda lulus ujian masuk ke salah satu sekolah bisnis atau jurusan impian Anda ataupun setelah Anda diterima kerja di perusahaan besar apalagi dengan bonus gaji yang besar pula. 11. Pastikan ruang belajar Anda cukup terang dan berventilasi. Sudut-sudut dan ruangan gelap membuat Anda merasa mengantuk dan merasa sulit untuk berkonsentrasi dalam studi dan waktu belajar kita terbuang tanpa ada manfaatnya. Sangat penting untuk memanajemen waktu dengan memilih waktu yang tepat untuk belajar. Agar bisa mencapai cita-cita kita dibutuhkan fokus, konsentrasi dan perencanaan. Tips lain yang layak dicoba adalah memilih belajar di pagi hari karena di malam hari waktu kita akan lebih bermanfaat untuk mempersiapkan apa yang harus kita bawa besok hari dan untuk beristirahat. Untuk melengkapi pemahaman, Anda bisa membaca manfaat mengatur waktu di malam hari pada artikel yang pernah saya tulis Hakikat Bimbingan Kelompok a. Pengertian Bimbingan Kelompok Menurut Fardana (2012:34) bahwa, bimbingan kelompok adalah salah satu kegiatan layanan yang banyak dipakai karena lebih efektif. Banyak siswa yang mendapatkan layanan sekaligus dalam satu waktu. Layanan ini juga sesuai dengan teori belajar karena mengandung aspek sosial yaitu belajar bersama. Peserta layanan akan berbagi ide dan saling mempengaruhi untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya dalam rangka meningkatkan kemandiriannya. Ia juga menjelaskan bahwa Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan yang
7 dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua peserta dalam kegiatan ini saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberikan saran dan lain sebagainya. Menurut Romlah (dalam Sopha dkk, 2012:41) bahwa Bimbingan kelompok menurut Romlah (2006:3) adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa. Selanjutnya Rusmana (2009:13) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengambangan wawasan, sikap dan ketrampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi. Menurut Nurishan (2005:17), bahwa bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan social yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. Wibowo (2005:17), menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah satu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih social atau untuk membantu anggota kelompok agar mancapai tujuantujuan bersama. Yusuf (2006:50) menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah pemberian bantuan kepada siswa melalui situasi kelompok. Masalah yang dibahas dalam bimbingan kelompok bersifat Coomon Problem, masalah yang dialami bersama dan tidak rahasia, baik menyangkut masalah peribadi, sisail, belajar maupun karir.
8 Sukardi (2002:48), menjelaskan bahwa bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupanya sehari-hari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Prayitno (1995:178) menegaskan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya semua peserta dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menaggapi, memberi saran, dan lain sebagianya. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah suatu proses pemberian bantuan kepada siswa yang dilakukan dalam suasana kelompok. Selain itu masalah yang dibahas lebih bersifat umum dan aktual. Di dalam kelompok terjadi interaksi yang efektif sesema anggota kelompok dan pimpinan kelompok. b. Tujuan Bimbingan Kelompok Setiap jenis layanan dalam bimbingan kelompok memiliki tujuan masing-masing. Bimbingan kelompok memiliki tujuan yang tentunya berorientasi pada siswa. Menurut Gibson & Mitchell (2011:52), bimbingan kelompok bertujuan menyediakan kepada siswa informasi akurat yang akan membantu mereka membuat perencanaan hidup dan pengambilan keputusan yang lebih tepat. Gazda dalam Prayitno & Amti (2008: ), bahwa bimbingan kelompok diselnggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan social. Selanjutnya menurut Prayitno & Amti (2008:310) dalam kaitannya dengan unsur kelompok, maka dapat diketahui bahwa tujuan yang hendak dicapai oleh kelompok tersebut adalah
9 menerima informasi. Lebih jauh, informasi itu akan dipergunakan untuk menyusun rencana dan membuat keputusan, atau untuk keperluan lain yang relevan dengan informasi yang diberikan. Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakanya bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004:2-3), dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus : a. Tujuan umum Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan. b. Tujuan khusus Tujuan khusus bimbingan kelompok pada dasarnya adalah membahas topic-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, presepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal dan non verbal ditingkatkan. c. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok Salah satu yang menjadi syarat utama dalam bimbingan kelompok adalah tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok itu sebdiri. Menurut Prayitno (dalam Nidya 2012:46-49), bahwa ada empat tahapan dalam bimbingan kelompok, sebagai berikut : 1. Tahap Pembentukan Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini, umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian maupun seluruh anggota. Memberikan penjelasan
10 tentang bimbingan kelompok sehingga masing-masing anggota akan tahu apa arti dari bimbingan kelompok dan mengapa bimbingan kelompok harus dilaksanakan serta menjelaskan aturan main yang akan diterapkan dalam bimbingan kelompok ini. Jika ada masalah dalam proses pelaksanaanya, mereka akan mengerti bagaimana cara menyelesaikannya. Asas kerahasiaan juga disampaikan kepada seluruh anggota agar orang lain tidak mengetahui permasalahan yang terjadi pada mereka. 2. Tahap Peralihan Tahap ke dua merupakan jembatan antara tahap pertama dan ketiga. Adapun yang dilaksanakan dalam tahap ini yakni: (1) Guru pembimbing meberikan permainan untuk mencairkan suasana kelompok (2) Menjelaskan kembali tujuan dan asas-asas bimbingan kelompok (3) memastikan kesiapan anggota (4) Guru Pembimbing mempersiapkan media bimbingan, (5) Guru pembimbing menjelaskan mekanisme kegiatan berikutnya (6) Guru pembimbing menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan inti segera dimulai. 3. Tahap Kegiatan Tahap ini merupakan inti dari kegiatan kelompok. Maka aspek-aspek yang menjadi isi dan pengiringnya cukup banyak, dan masing-masing aspek tersebut perlu mendapat perhatian yang seksama dari pemimpin kelompok. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yakni: (1) Guru pembimbing menyampaikan kembali topik yang dibahas tentang manajemen waktu belajar, (2) Guru pembimbing membagikan hand out materi terkait dengan mananjemen waktu belajar, (3) Siswa membaca hand out materi selama 10 menit, (4) Guru pembimbing melakukan tanya jawab dengan peserta kelompok. 4. Tahap Pengakhiran
11 Pada tahap pengakhiran bimbingan kelompok, pokok utama bukanlah pada berapa kali kelompok itu harus bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: (1) Guru pembimbing menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan akan berahir (2) Guru pembimbing meminta siswa untuk menyimlpukan materi yang telah dibahas (3) Siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama, (4) Siswa mengungkapkan komitmenya kedepan, (5) guru pembimbing menyampaikan tindaklanjut kegiatan (6) Siswa menyampikan pesan dan kesan setelah mengikuti kegiatan, (7) Guru pembimbing membagikan format LAISEG (8) Guru pembimbing mengucapkan terima kasih serta menyampaikan bahwa kegiatan telah berahir, (9) Menyampaikan salam perpisahan serta berjabatab tangan. d. Kegunaan Bimbingan Kelompok Seperti halnya dengan layanan-layanan yang lain tentunya bimbingan kelompok memiliki kegunaan. Menurut Hartinah (2009:8-9), terdapat beberapa kegunaan bimbingan kelompok sebagai berikut : a. Tenaga pembimbing sangat terbatas dan jumlah murid yang perlu dibimbing begitu banyak sehingga pelayanan bimbingan secara perorangan tidak akan merata. b. Melalui bimbingan kelompok, siswa dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama. Dengan demikian, sedikit banyak siswa untuk hidup secara bersama. Hal tersebut akan diperlukan atau dibutuhkan selama hidupnya. c. Dalam mendidkusikan sessuatu bersama, didorong untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu beberapa siswa akan lebih berani membicarakan kesukarannya dengan pembimbing setealh mereka mengerti bahwa teman-temanya juga mengalami kesukaran tersebut.
12 d. Banyak informasi yang dibutuhkan siswa dapat diberikan secara kelompok dan cara tersebut lebih ekonomis. e. Melalui bimbingan kelompok, beberapa siswa menjadi lebih sadar bahwa sebaiknya menghadapi konselor untuk mendapat bimbingan secara lebih mendalam. f. Melalui bimbingan kelompok, seorang ahli bimbingan yang baru saja diangkat dapat memperkenalkan diri dan berusaha mendapatkan kepercayaan dari siswa. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, bimbingan kelompok berguna untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah secara bersama-sama, mengambil keputusan, melatih kreativitas siswa serta melatih siswa untuk merencanakan sesuatu yang akan dilakukan. Terkait dengan kemampuan merencanakan/memanajeman, dengan bimbingan kelompok ini diharapkan siswa dapat memanajeman waktu belajarnya dengan baik. 2.2 Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis tindakan dalam penelitiana ini adalah Jika digunakan bimbingan kelompok maka kemampuan siswa dalam mengelola waktu belajar akan meningkat 2.3 Indikator Kinerja Penelitian ini dikatakan berhasil apabila dari 10 orang siswa yang mendapatkan tindakan maka diharapkan akan mengalami peningkatan sebesar 8 atau 80% orang siswa.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan tahun akademik, dapat dijabarkan bahwa intensitas
70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari paparan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan tahun akademik, dapat dijabarkan bahwa intensitas kecurangan akademik dari 54 (30,3%) mahasiswa angkatan
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA PENELITIAN
54 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 55 No. Jurusan Semester Pekerjaan : : : : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Skala ini terdiri dari 2, skala yang pertama berjumlah 30 item dan skala yang kedua berjumlah 42 item.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL 1. IDENTITAS
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL 1. IDENTITAS a. Satuan Pendidikan SMP Bina Dharma 2 Bandung b. Tahun Ajaran 2015-2016, Semester 1 c. Sasaran Layanan Seluruh Kelas VIII d. Pelaksana Annisa
Lebih terperinciSATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING BIMBINGAN BELAJAR Topik Bimbingan Bidang Bimbingan Jenis Layanan Fungsi Layanan Kompetensi Sasaran Layanan : Mengatasi Penyakit Malas : Bimbingan Belajar : Bimbingan
Lebih terperinciKETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan dengan sadar, bertahap, dan berkesinambungan. Namun demikian hambatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama suatu bangsa sebagai proses membantu manusia menghadapi perkembangan, perubahan, dan permasalahan yang
Lebih terperinciAnansi S. Ebu. : Dra. Hj. Maryam Rahim, M.Pd : Dra. Hj. Mardia Bin Smit, S.Pd, M.Si
1 MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI MELALUI BIMBINGA KELOMPOK DENGAN TEKNIK CINEMA THERAPY PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI I BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO. Anansi S. Ebu Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
43 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini Bhayangkari 26 Kota Bengkulu dengan dua siklus. Pada setiap siklus
Lebih terperinciPendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Konselor Volume 2 Number 4 December 2013 ISSN: Print 1412-9760 Received October 11, 2013; Revised Nopember 11, 2013; Accepted December 30, 2013 Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai
BAB II KAJIAN TEORI 1.1. Motivasi Belajar 1.1.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001). Motivasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Abdul Aziz SMP Negeri 2 Kota Tegal,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Hasil Pra Bimbingan Kelompok Pelaksanaan penelitian penggunaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Manajemen Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhannya. Alasannya tanpa manajemen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Komunikasi Interpersonal 2.1.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal Komunikasi mengacu pada tindakan, oleh salah satu atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI GORONTALO. Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa
1 2 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII B DI MTS. AL-KHAIRAAT KOTA GORONTALO Maspa Mardjun, Tuti Wantu, Meiske Puluhulawa
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SURAT IZIN HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN HASIL PENELITIAN LAMPIRAN 2 MASTER DATA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 1 1 2 2 3 4 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 1 2 1 4 3 2 3 2 1 2 3 3 65 2 3 2 2
Lebih terperinciSKALA SELF EFFICACY KARIR
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Nama : Kelas : SKALA SELF EFFICACY KARIR PETUNJUK PENGISIAN SKALA Pada skala ini terdapat 25 pernyataan. Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu meningkatkan kualitas hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan menghasilkan sumberdaya manusia
Lebih terperinciK U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER
K U E S I O N E R PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA MANAJER Mohon Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan berikut : Identitas Responden : Nama :. Usia : tahun Jenis Kelamin : ( ) Pria (
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas
12 II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini berjudul Penggunaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan optimisme siswa menguasai materi pelajaran matematika di Kelas XII SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai
Lebih terperinciJalan hidup memang tak selamanya mudah, pasti ada tikungan, tanjakan, dan rintangan yang harus kita lewati. Tak usah takut kawan, hadapilah dengan
Jalan hidup memang tak selamanya mudah, pasti ada tikungan, tanjakan, dan rintangan yang harus kita lewati. Tak usah takut kawan, hadapilah dengan semangat, dan terus melangkah hadapi dengan jiwa yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Disiplinan Belajar 2.1.1. Pengertian Disiplinan Belajar Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu disiplin mempunyai berbagai macam pengertian. Pengertian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
Lebih terperinciNomor : Fakultas : Angkatan / Semester : Status : Bekerja / Tidak Bekerja (Lingkari yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN
Nomor : Fakultas : Angkatan / Semester : Status : Bekerja / Tidak Bekerja (Lingkari yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING LAYANAN KLASIKAL
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING LAYANAN KLASIKAL 1. Topik : Manajemen Waktu 2. Bidang Bimbingan : Belajar 3. Tujuan Layanan Tujuan umum : Mengatur waktu belajar Tujuan khusus : Siswa dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju mundurnya suatu bangsa karena pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK
BAB II LANDASAN TEORITIK A. Perencanaan Karier 1. Teori Perencanaan Karier E.G Williamson (Winkel dan Sri Hastuti, 2006) menguraikan sejarah perkembangan bimbingan jabatan dan proses lahirnya konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. adalah sumber daya spesial yang tidak dapat disimpan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Waktu adalah sumber daya spesial yang tidak dapat disimpan atau diselamatkan untuk digunakan kembali. Setiap orang mempunyai waktu yang sama setiap hari. Waktu
Lebih terperinciTANTANGAN BLITZ 6 MINGGU
TANTANGAN BLITZ 6 MINGGU Mengapa BLITZ? Membangun momentum Menciptakan cerita sukses Mengambil kendali atas bisnis Anda Mengambil kendali atas hidup Anda Melihat visi dan potensi yang lebih besar Membuat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. mesin gasoline tersebut, kalau bahan bakarnya tidak ada. Sama halnya dengan
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Motivasi Belajar 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Mark dan Tombouch (dalam Bachtiar 2005), mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroperasinya mesin gasoline. Tidaklah
Lebih terperinciPaket 1. Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur. Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5
Paket 1 Pengamatan terhadap guru SD Islam Al-Azhar Cianjur Kompetensi yang dinilai: Kompetensi 1 dan 5 Segmen 1 (menit ke 00.00 - menit ke 04.35) Segmen 2 (menit ke 04.35 - menit ke 10.26) Segmen 3 (menit
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING
UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING Novita Agustina 1, Okvantia Nurmaisara 2, Tyas Martika Anggriana 3 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciHasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian sebelum diadakan treatment. bimbingan kelompok. Ruang multimedia SMA 1 Mejobo.
147 Hasil observasi peneliti terhadap subjek penelitian sebelum diadakan treatment bimbingan Kelas XI IPS 4 Tempat Waktu Observer Aspek yang diobservasi Ruang multimedia SMA 1 Mejobo 35 Menit Hendri Setiawan
Lebih terperinciStrategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh. Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA
Strategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh Tri Darmayanti UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 0 4 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Tahukah Anda?... 1 Strategi Belajar CERDAS... 2 1 Huruf C untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN
BAB IV ANALISIS HASIL KEJENUHAN A. Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI Dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, para siswa kadang kala mengalami gangguan psikologis dalam belajar seperti kejenuhan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013
38 A. Pelaksanaan Lesson Study BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Kegiatan penelitian dimulai pada tanggal 21 September sampai 3 Oktober 2013 dengan dengan tiga kali siklus kegiatan dan pengamatan. Penelitian
Lebih terperinciKuesioner A. PROKRASTINASI AKADEMIK
Kuesioner Kami mohon bantuan anda mengisi angket untuk penelitian siswa SMP Negeri 10 Salatiga sebagai bahan riset untuk menyelesaikan Study Magister Sains Psikologi di UKSW Salatiga. Untuk itu kami mohon
Lebih terperinciIntel Teach Program Assessing Projects
Kiasan dalam Kelas Senior Bahasa Inggris Senior sekolah menengah atas dalam kelas Bahasa Inggris Cleo Barnes akan memulai unit 3-minggu pada kiasan, menjawab Pertanyaan Penting, Mengapa orang tidak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan dituntut memberikan respon
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH
BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU DALAM MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI DI RA MUSLIMAT NU PAKISPUTIH A. Analisis Strategi Guru dalam Melatih Kemandirian Anak Usia Dini di RA Muslimat NU Pakisputih Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya sebagai mahasiswa di salah satu universitas pasti memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan gelar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN SALESMANSHIP MANAJEMEN WAKTU. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN SALESMANSHIP MANAJEMEN WAKTU Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis S-1 Manajemen 14 84046 Abstract Pada modul ini akan mempelajari mengenai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Rusman (2012:4) mengemukakan proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi pada umumnya berusia antara 18-24 tahun. Mahasiswa merupakan masa memasuki
Lebih terperinciPanduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008
Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar siswanya sehingga menghasilkan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bidang usaha perekonomian yang mengalami persaingan ketat akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor transportasi merupakan salah
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan Kelompok Pada Siswa Endang Sampurnawati (09220037) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Motivasi merupakan faktor
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita
Lebih terperinciINSTRUMEN KEBIASAAN BELAJAR
LAMPIRAN 48 INSTRUMEN KEBIASAAN BELAJAR IDENTITAS Nama : Kelas : No Absen : PETUNJUK 1. Angket ini terdiri atas 31 item pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban yaitu: Hampir Tidak Pernah (HTP) Kadang-kadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang berarti berusaha untuk membimbing anak menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi pendidikan berarti menghasilkan, mencipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam
15 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam membentuk pribadi siswa, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pengembangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan Kelompok Bimbingan dan Konseling memiliki layanan untuk
Lebih terperinciPP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)
KARAKTERISTIK SISWA PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1) proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan keahlian atau kompetensi tertentu yang harus dimiliki individu agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang terjadi pada era globalisasi saat ini menuntut adanya persaingan yang semakin ketat dalam dunia kerja. Hal ini mengakibatkan adanya tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah. Nartoyo ( ) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
Bimbingan Kelompok Bagi Siswa Disekolah Nartoyo (09220221) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang di teliti adalah (1) Masih banyak siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik permainan Voli
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciUNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP
UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DIRI A. PENDAHULUAN
PENGEMBANGAN DIRI A. PENDAHULUAN Dalam rangka melaksanakan program kurikulum 2013, PPPPTK-SB telah dan masih akan melaksanakan berbagai kegiatan terkait dengan kurikulum 2013 tersebut. Bagi para widyaiswara
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri. Kata Pengantar
98 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian A. Kuesioner / Skala Prokrastinasi Skripsi, Orientasi Pada Kesempurnaan, dan Efikasi diri Kata Pengantar Angket ini diajukan guna memperoleh data dalam
Lebih terperinciPEMANFAAT WAKTU LUANG
MAKALAH PEMANFAAT WAKTU LUANG Di susun oleh : Kelompok 4 Salman Nuranisa Elsa Indra Fajar Redi Mariyam SMP NEGERI 2 NYALINDUNG 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning
LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Uji Coba Self Regulated Learning Lampiran 2 Skala Penelitian Self Regulated Learning Lampiran 3 Tabulasi Skor Skala Uji Coba Self Regulated Learning. Lampiran 4 Tabulasi Skor
Lebih terperinciStrategi Belajar CERDAS Pada Pendidikan Jarak Jauh
Pada Pendidikan Jarak Jauh UNIVERSITAS TERBUKA 2 0 13 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Tahukah Anda?... 1 Strategi Belajar CERDAS... 2 1 Huruf C untuk CERDIK... 4 2 Huruf E untuk EFEKTIF...
Lebih terperinciRENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI
MAKALAH BAHASA INDONESIA RENDAHNYA MINAT BACA SISWA MASA KINI Oleh : Ita Sulistia Ningsih Nurlita Amril Zain MADRASAH ALIYAH AL-ISHLAH BUNGAH GRESIK Tahun Pelajaran 2014/2015 i Kata Pengantar Puji syukur
Lebih terperinciSUKSES DI KAMPUS. Dr. Rini Nurahaju, M.Si., Psikolog 29 Agustus 2017
SUKSES DI KAMPUS Dr. Rini Nurahaju, M.Si., Psikolog 29 Agustus 2017 Disampaikan dalam Orientasi Maba Fak. Hukum Universitas Hang Tuah (UHT) MENGAPA KULIAH? MENYENANGKAN ORANG TUA? SUPAYA BISA MENCARI UANG
Lebih terperinciPROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG =====================================================
Lampiran PROSES KADERISASI DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA BANDAR LAMPUNG ===================================================== TRANSKRIP HASIL WAWANCARA 1. Apakah arti penting
Lebih terperinciDahulukan Hal yang Harus Didahulukan. 10/28/2013 Softskills 1
Dahulukan Hal yang Harus Didahulukan 10/28/2013 Softskills 1 Tujuan Peserta mampu membedakan kegiatankegiatan berdasarkan kepentingan dan urgensi atau kemendesakan. Peserta mampu menerapkan pemahaman di
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah
10 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Perubahan tingkah laku dapat berupa hasil belajar siswa dalam sebuah proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran dan emosi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif 2.1.1. Pengertian Perilaku Asertif Menurut Smith (dalam Rakos, 1991) menyatakan bahwa perilaku asertif merupakan hak setiap individu untuk menentukan sikap, pemikiran
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008/2009
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur
Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia itu tergantung pada kualitas pendidikannya. Bidang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri Ilung Kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku siswa tentu tidak bisa dipisahkan dari kebiasaan pembelajaran di sekolah, karena itu seorang guru harus peduli terhadap apa yang dialami serta perubahan
Lebih terperinciSUATU HAL TENTANG WAKTU (Waktu Berlalu Dengan Cepat), 29 Desember 2012
Pelajaran 13 SUATU HAL TENTANG WAKTU Waktu Berlalu Dengan Cepat 29 Desember 2012 1. Persiapan A. Sumber Mazmur 31:14,15 Mazmur 89:47 Pengkhotbah 3:1-8 Roma 8:18 Yakobus 4:14,15 (lebih jauh: Filipi1-4,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan
Lebih terperinciBIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang. Abstraction
BIMBINGAN KELOMPOK DAN PENILAIANNYA Oleh: Indiati Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang Abstraction Group counseling services are services that provide assistance to students through the group to obtain
Lebih terperinciSISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI
PENGARUH PERSIAPAN SISWA DALAM BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI KABUPATEN
Lebih terperinciKisi-kisi instrumen kesiapan kerja siswa SMK N 2 Yogyakarta program keahlian teknik listrik. Dalam menghadapi globalisasi dunia kerja.
LAMPIRAN Kisi-kisi instrumen kesiapan kerja siswa SMK N Yogyakarta program keahlian teknik listrik Dalam menghadapi globalisasi dunia kerja. No Variabel Sub Variabel Indikator Butir Soal Jumlah Jenis Instrumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan merupakan proses interaksi antar manusia yang ditandai dengan keseimbangan antara peserta didik dengan pendidik. Proses interaksi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Pada tahap ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang penerapan model inquiry dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V MI
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN Sri Wahyuni Adiningtiyas. Dosen Tetap Prodi Bimbingan Konseling UNRIKA Batam Abstrak Penguasaan terhadap cara-cara belajar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga mahasiswa dapat memilih perguruan tinggi yang hendak mereka masuki. Dalam memilih perguruan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel X (Teknik Konseling Kelompok) Konseling Kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat
Lebih terperinci