ANALISA NONSTASIONER PADA AUDITORY EVOKED RESPONSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA NONSTASIONER PADA AUDITORY EVOKED RESPONSES"

Transkripsi

1 ANALSA NONSTASONER PADA AUDTORY EVOKED RESPONSES Sukma Firdaus *, Achmad Arifin Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Program Pascasarjana Teknik Elektro, nstitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya * firdaus09@mhs.ee.its.ac.id Abstrak. Auditory evoked responses (AER) adalah representasi dari proses neurofisiologi di dalam otak akibat stimulus suara pada sistem pendengaran. Sinyal AER merupakan sinyal nonstasioner, hal ini disebabkan karena otak selalu menghasilkan respons dengan frekuensi yang tidak konstan disetiap waktu. Salah satu metode analisa yang dapat digunakan untuk sinyal nonstasioner adalah analisa time-frequency. Analisa time-frequency yang digunakan dalam penelitian ini adalah continuous wavelet transform (CWT). Dalam penelitian ini, dilakukan analisa terhadap rentang skala dengan magnitudo yang lebih besar. Rentang skala tersebut adalah 20x10-2 hingga 80x10-2. Nilai magnitudo pada rentang skala tersebut lebih besar dari pada sebelum dan sesudah stimulus. Hal tersebut juga terjadi pada subyek yang dikondisikan dengan mata terbuka. Terdapat perbedaan pada kondisi mata tertutup dan mata terbuka, perbedaan tersebut adalah nilai magnitudo pada mata tertutup lebih besar dari pada mata terbuka. Perubahan nilai magnitudo pada mata tertutup jauh lebih tegas berada pada daerah V dan V dalam gambar plot hasil perhitungan CWT. Sedangkan pada mata terbuka, nilai magnitudo direntang tersebut lebih melebar. Waktu respon tercepat terdapat pada perekaman ke-10 subyek 1 untuk kondisi mata terbuka dengan waktu tempuh sebesar detik, sedangkan waktu respon paling lama terdapat pada perekaman ke-8 subyek 1 kondisi mata tertutup dengan waktu tempuh sebesar detik. Dari penelitian ini diperoleh, bahwa pendekatan analisa nonstasioner dengan menggunakan CWT, mampu menunjukkan sifat kenonstasioneran dari sinyal AER. Kata Kunci : AER, Sinyal Nonstasioner, Analisa Time-Frequency, CWT. PENDAHULUAN Electroencephalogram (EEG) adalah alat noninvasif untuk mengukur aktifitas kelistrikan otak. EEG dapat direkam di kulit kepala dan merupakan hasil resultan dari kelistrikan otak. EEG dapat memberikan informasi penting mengenai kesehatan pada sistem saraf pusat [1]. Sinyal EEG memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi, nonstasioner dan nonlinier. Selain hal tersebut, EEG merupakan sinyal dengan nilai amplitudo yang sangat rendah dan memiliki artifak-artifak serta memiliki noise yang sangat tinggi [2]-[4]. Otak akan menghasilkan respon, ketika sistem sensori menerima stimulus, hal ini disebut sebagai evoked respon [5]. Apabila sistem pendengaran menerima stimulus berupa suara, maka akan memunculkan auditory evoked responses (AER). AER mampu merepresentasikan proses neurofisiologi yang terjadi di dalam otak akibat stimulus suara. Amplitudo AER berkisar 10 mikro volt, nilai tersebut lebih rendah dari sinyal EEG. Salah satu cara untuk mengekstrak AER dalam rekaman EEG adalah dengan menggunakan grand average [6]. Meskipun telah melalui proses grand average, AER masih tetap memiliki sifat-sifat dasar dari EEG, yaitu nonstasioner. Dalam menganalisa sinyal AER dari nonstasioner, diperlukan suatu pendekatan analisa time-frequency untuk melihat setiap perubahan frekuensi disetiap waktu. Analisa time-frequency merupakan analisa yang didasari dari keterbatasan Transformasi Fourier (TF). TF hanya mampu menganalisa pada domain frekuensi tanpa memberikan informasi waktu. Akan tetapi pada perkembanyannya, TF berkembang menjadi Shorttime Fourier Transform (STFT). STFT merupakan TF yang dibuat secara terpotong-potong berdasarkan window yang telah ditentukan. Hal tersebut mempengaruhi pada resolusi time-frequency yang mampu dianalisa. Ketika window dibuat terlalu sempit maka akan mengurangi sensitifitas terhadap resolusi domain frekuensi, sedangkan jika window terlalu lebar akan mengurangi sensitifitas dari resolusi domain waktu. Metode Alternatif yang telah berkembang hingga sekarang, adalah menggunakan transformasi wavelet (TW) [7]. TW sangat baik dalam menganalisa timefrequency untuk sinyal yang nonstasioner [8],[14]. TW dirancang untuk memberikan resolusi waktu yang baik pada frekuensi tinggi dan resolusi frekuensi yang baik pada frekuensi rendah [9]. Teknik yang digunakan dalam TW adalah pada menyempit dan melebarnya fungsi mother wavelet. Mother wavelet merupakan fungsi basis yang akan dikonvolusikan terhadap sinyal yang akan dianalisa. Dalam TW

2 terdapat dua jenis metode, yaitu continuous wavelet transform (CWT) dan discrete wavelet transform (DWT). CWT, berbeda dengan DWT, dimana CWT lebih tepat pada analisa spektral dari sinyal yang nonstasioner [8]. Sehingga didalam penelitian ini, dilakukan analisa terhadap nonstasioneran dari sinyal AER menggunakan CWT.. METODE 2.1 Perekaman AER Sinyal AER merupakan sinyal dengan nilai amplitudo yang sangat rendah, berkisar dalam orde mikro volt. Penelitian ini menggunakan modul standar instrumentasi EEG, yaitu modul BioPac MP 30. Frekuensi sampling yang digunakan adalah 200 Hz, dan besar penguatan sebesar kali. Perekaman dilakukan pada channel elektroda aktif di titik Cz, elektroda referensi berada di titik Fpz, sedangkan titik ground berada di daun telinga sebelah kanan [10]. Perekaman dilakukan pada dua orang subyek lakilaki, usia 28 dan 37 tahun dan tidak memiliki riwayat kelainan sistem auditori. Pengukuran pada subyek dilakukan sebanyak 10 kali, dengan dua kondisi yang berbeda, yaitu mata tertutup dan mata terbuka. Pada saat mata terbuka, subyek dibuat berkonsentrasi dengan membaca buku. Stimulus suara yang digunakan adalah nada murni dengan frekuensi sebesar 1KHz, dengan volume sebesar 50 persen dari volume maksimal audio stimulus sebesar 80 db. Perekaman sinyal berdurasi selama 10 detik. Stimulus diberikan pada detik ke-4, dengan durasi selama 1 detik. 2.2 Preprocessing Rekaman sinyal AER berada didalam tingkat kerandoman yang sangat tinggi, sehingga diperlukan cara untuk mengekstrak sinyal AER dari background kerandoman tersebut. Untuk mengekstrak sinyal AER menggunakan grand average yang dilakukan pada 10 sinyal EEG yang di rekam pada tiap subyek untuk semua kondisi [6]. Selain mengekstrak sinyal AER dari kerandoman, diperlukannya suatu proses pemfilteran. Hal ini dikarenakan noise yang menyertai sinyal AER. Salah satu noise dalam perekaman adalah diakibatkan dari frekuensi jala-jala sebesar 50 Hz. Sehingga diperlukan filter bandpass, dengan bandwidht sebesar 0.3 Hz hingga 30 Hz. Rentang bandwidht filter dipilih karena domain frekuensi sinyal EEG berada direntang tersebut, dan seperti yang telah dilakukan oleh peneliti lainnya [1],[11],[12]. Jenis filter yang digunakan adalah filter bandpass butterworth orde 4. Dalam menghitung waktu respon dari sinyal AER menggunakan tresholding. Dimana nilai amplitudo setelah detik ke-4 yang melewati batas yang telah ditentukan merupakan akhir dari respon. Sehingga waktu respon keseluruhan diperoleh berdasarkan pengurangan waktu amplitudo yang melewati tresholding dengan waktu detik ke Continuous Wavelet Transform CWT merupakan proses konvolusi sinyal x(t) dengan sebuah fungsi window, fungsi window dapat berubah disetiap waktu dan skala yang berubah-rubah. Fungsi window merupakan mother wavelet yang menjadi fungsi dasar dari wavelet. CWT jika direpresentasikan kedalam persamaan matematis seperti pada Persamaan (1). Dimana a, adalah faktor skala dengan nilainya berbanding terbalik dengan frekuensi, b adalah lokasi waktu, ψ adalah fungsi mother wavelet, * adalah fungsi matematis konjugat kompleks. Penggambaran CWT terhadap perubahan dari pelebaran dan penyempitan fungsi window untuk frekuensi rendah dan tinggi disetiap waktu dapat di ilustrasikan seperti Gambar 1. Mother wavelet yang digunakan memiliki dua kondisi yang menjadi syarat sebagai mother wavelet, kondisi tersebut terdapat pada Persamaan (2) dan (3) [13],[14]. Mother wavelet yang digunakan dalam penelitian ini adalah morlet. 1 t b CWT { x( t) ; a, b} = x( t) ψ ab, dt a a (1) ψ ( t) dt = 0 ψ (2) ( t) 2 ψ dt (3) t 1 t e e ω ( ) morlet 1 4 π frekuensi 2 2 j 0t = (4) waktu Gambar 1. Resolusi time-frequency dari wavelet

3 Gambar 2. Mother Wavelet Morlet Morlet merupakan fungsi dari Gaussian, yang termodulasi oleh eksponensial komplek, fungsi mother wavelet morlet ditunjukkan dalam Persamaan (4), dengan nilai ω0 = 2 π(0.849) [15]. Morlet memiliki bagian real dan imaginary. Bentuk dari mother wavelet morlet seperti pada Gambar 2.. HASL DAN PEMBAHASAN Hasil perekaman AER yang diperoleh seperti pada Gambar 3.a. Sinyal tersebut merupakan sinyal mentah hasil dari perekaman. Sebelum dianalisa sinyal tersebut terlebih dahulu diproses menggunakan grand avarage dari 10 kali percobaan. Hasil dari grand avarage ditunjukkan pada Gambar 3.b. Sinyal hasil grand avarage difilter untuk menghilangkan pengaruh noise dan dinormalisasi terhadap nilai tertinggi, hasil dari filter sepertipada Gambar 3.c. Sinyal hasil filter merupakan sinyal yang akan dianalisa menggunakan CWT. Pada perhitungan CWT, nilai skala yang digunakan dimulai dari sampai Nilai skala yang dihasilkan dalam perhitungan CWT ini berbanding terbalik dengan nilai frekuensi, yaitu nilai skala yang rendah merupakan refresentasi dari nilai frekuensi tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Hasil perhitungan CWT digambarkan kedalam bentuk countur yang terdapat pada Gambar 4 dan 5. Pada Gambar 4.b. menggambarkan hasil perhitungan CWT untuk kondisi subyek dalam keadaan mata tertutup, sedangkan pada Gambar 5.b kondisi subyek pada saat mata terbuka. Pada gambar perhitungan hasil CWT, dibuat menjadi bagian daerah menggunakan angka romawi sampai X. Pada detik ke-4 hingga ke detik ke-5 merupakan bagian disaat pemberian stimulus, dengan angka V sampai dengan V. Detik ke-1 sampai detik ke-3 merupakan waktu sebelum pemberian stimulus, dengan angka sampai dengan V. Sedangkan detik ke-5 sampai detik ke-10 merupakan waktu setelah pemberian stimulus, dengan angka X sampai dengan X. Pada gambar hasil CWT disertakan bar skala magnitudo dengan warna yang lebih cerah hingga menuju kecoklatan yang merupakan nilai magnitudo tinggi, sedangkan warna kebiruan hingga menuju biru gelap merupakan nilai magnitudo rendah. Stimulus dimulai Stimulus dimulai

4 Stimulus dimulai (c) Gambar 3.. Sinyal AER Hasil Rekaman.. Sinyal Hasil Grand Avarage. (c). Sinyal Hasil Filtering. Pada Gambar 4.b sebelum terjadinya stimulus di daerah sampai V, tidak terdapat nilai magnitudo yang besar dari skala terendah hingga skala tertinggi. Ketika diberikannya stimulus, daerah V dan V memiliki magnitudo yang besar di rentang skala di antara hingga Daerah yang sejajar dengan daerah V dan V pada bagian sebelum di stimulus yaitu daerah dan tidak memiliki magnitudo yang besar. Perubahan nilai magnitudo dari daerah dan menuju V dan V merupakan respon dari otak akibat diberikannya stimulus. Hal ini menunjukkan kemunculan dari sinyal AER. Pada saat selesai stimulus, keadaan berubah kembali menjadi keadaan seperti sebelum diberi stimulus. Dimana daerah dengan rentang nilai skala hingga tidak memiliki nilai magnitudo yang relatif besar. Terdapatnya nilai magnitudo besar di waktuwaktu tertentu dan di rentang skala hingga merupakan sifat dari sinyal AER yang hanya akan muncul ketika diberikannya stimulus. Hal serupa terjadi juga untuk keadaan subyek dengan mata terbuka, yaitu pada Gambar 5.b. dimana kemunculan magnitudo yang besar hanya berada di daerah V dan V saja. Namun di daerah X yang sejajar dengan rentang kemunculan AER pada saat detik ke-10, memiliki nilai magnitudo yang besar. Padahal, pada saat itu tidak diberikannya stimulus. Hal tersebut menerangkan bahwa sinyal AER berada didalam kerandoman sinyal EEG. Ada perbedaaan yang jelas ketika kondisi subyek dibuat berbeda, yaitu pada saat mata tertutup, nilai magnitudo yang besar bisa muncul lebih tegas di daerah V dan V. Namun pada saat kondisi subyek mata terbuka, nilai magnitudo seolah-olah bergeser dan lebih melebar. Hal ini menunjukkan pada saat mata tertutup, subyek tidak terlalu mendapatkan gangguan dari sistem sensori lain dalam hal ini adalah pandangan mata dan konsentrasi terhadap kegiatan membaca. Sehingga otak mampu dengan tegas memberikan respon akibat stimulus. Hal ini berbeda, ketika subyek dengan mata terbuka dan dibuat berkonsentrasi dengan membaca. Ketika diberi stimulus subyek tentunya membagi tingkat konsentrasinya dari kegiatan membaca dengan stimulus yang tiba-tiba muncul. Hal ini lah yang membuat nilai magnitudo menjadi lebih melebar. Namun pada dasarnya, ketika diberikan stimulus dan subyek memperhatikan stimulus yang diberikan, maka akan muncul sinyal AER. Ketika tidak diberi stimulus maka otak tidak akan memberikan respon apa-apa, seperti yang di tunjukkan pada Gambar 6.b, sinyal AER tidak terlihat. Sinyal yang terekam merupakan sinyal aktifitas EEG saja, dan hasil perhitungan CWT hanya menggambarkan perubahan yang random dari aktifitas sinyal EEG. Perekaman sinyal yang dilakukan sebanyak 10 kali, menghasilkan waktu respon berbeda-beda untuk setiap perekaman. Waktu respon tersebut merupakan waktu yang diperlukan untuk kembali ke keadaan seperti sebelum di stimulus. Waktu respon rata-rata yang ditunjukkan oleh sinyal AER pada subyek 1 dengan mata tertutup adalah detik dengan standar deviasi sebesar detik, sedangkan kondisi mata terbuka adalah detik dengan standar deviasi sebesar detik. Pada subyek 2, nilai rata-rata ketika subyek dikondisikan dengan mata tertutup adalah detik dengan standar deviasi detik, sedangkan pada saat mata terbuka adalah detik dengan standar deviasi sebesar detik. Grafik perhitungan waktu respon AER terdapat pada Gambar 7. Keseluruhan dari waktu respon dari setiap perekaman terdapat pada Table 1. Secara rata-rata, waktu respon tercepat dan terlama terdapat pada subyek 2 dengan keadaan mata tertutup dan mata terbuka. Ketika pengamatan dilakukan di setiap perekaman, waktu respon tercepat terdapat pada subyek 1 di perekaman ke 10, pada kondisi mata terbuka, dengan waktu respon sebesar detik. Sedangkan waktu respon yang paling lama terdapat pada subyek 1 juga, diperekaman ke 8,

5 pada kondisi mata tertutup dengan waktu respon sebesar detik. Hal ini menunjukkan, bahwa setiap subyek dengan kondisi mata tertutup atau mata terbuka akan membuat otak memberikan respon yang berbeda di setiap stimulus yang diberikan. Namun pendekatan secara nonstasioner mampu memberikan pandangan mengenai respon yang muncul ketika stimulus diberikan. Tingkat kecepatan waktu respon merupakan sebuah keadaan dimana stimulus yang diberikan menghasilkan efek perhatian subyek terhadap stimulus, apakah memperhatikan kemunculan stimulus atau tetap mengabaikan stimulus. Efek perhatian yang dihasilkan sebuah stimulus terhadap subyek akan menjadi sebuah alat yang mampu untuk mempelajari fungsi-fungsi fisiologi otak ataupun psikologi seseorang dan bahkan mampu menjadi interface antara otak dengan sistem lanjutan. Kenonstasioneran pada sinyal AER dan waktu respon yang hampir sama ketika mata terbuka dan tertutup, memberikan peluang riset lanjutan yang dapat dikembangkan. Sinyal AER yang muncul di daerah-daerah tertentu pada gambar hasil perhitungan CWT, menunjukkan bahwa ketika memberikan stimulus suara baik dalam kondisi mata tertutup atau terbuka dapat menghasilkan sinyal AER. Hal ini dapat menjadi acuan dalam mengeksplor respon auditori yang berhubungan dengan kelainan pada sistem pendengaran, dan mempelajari mekanisme dalam sistem saraf pendengaran serta dalam pengembangan brain computer interface (BC). V. KESMPULAN Dalam penelitian ini, diperoleh hasil rekaman AER dengan dua kondisi, yaitu mata tertutup dan mata terbuka. Sinyal AER di analisa menggunakan CWT dengan memanfaatkan mother wavelet morlet. CWT mampu menunjukkan perubahan nilai skala yang terjadi pada saat stimulus diberikan. Hal tersebut merupakan manifestasi dari perubahan nilai frekuensi, dan memperlihatkan sinyal AER merupakan sinyal yang nonstasioner. Pada saat stimulus diberikan, rentang nilai skala 20x10-2 hingga 80x10-2 memiliki nilai magnitudo yang lebih besar, hal serupa terjadi juga pada kondisi subyek dengan mata terbuka. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada dua kondisi subyek, hanya saja pada kondisi mata tertutup nilai magnitudo lebih besar dari pada kondisi subyek dengan mata terbuka. Waktu respon tercepat terdapat pada perekaman ke-10 untuk subyek 1 dengan kondisi mata terbuka, sedangkan waktu respon yang paling lama terdapat pada subyek 1 dengan kondisi mata tertutup pada perekaman ke-8. Sehingga pendekatan nonstasioner dengan memanfaatkan CWT untuk sinyal AER pada subyek normal, merupakan pendekatan yang tepat untuk menganalisa sifat dari nonstasioner. Kedepannya, penelitian ini dapat dilanjutkan pada subyek yang memiliki ketidaknormalan, baik dari segi gangguan fisiologi maupun psikologi dan dapat menjadi alat dalam membetuk sistem BC. Hal ini dimungkinkan kerana sifat sinyal yang nonstasioner, mampu untuk dilihat kemunculannya dengan memanfaatkan analisa time-frequency. Stimulus dimulai V V V V V X X X X Gambar 4.. Sinyal AER Mata Tertutup. Koefisien CWT Mata Tertutup.

6 Stimulus dimulai V V V V V X X X X Gambar 5.. Sinyal AER Mata Terbuka. Koefisien CWT Mata Terbuka. V V V V V X X X X Gambar 6.. Sinyal EEG Tanpa Stimulus. Koefisien CWT Tanpa Stimulus.

7 Stimulus dimulai 10-2 Stimulus dimulai Gambar 7. Perhitungan waktu respon dari AER. CWT dari sinyal AER a. Tabel 1. Waktu Respon AER No Waktu Respon (detik) Subyek 1 Terbuka Subyek 1 Tertutup Subyek 2 Terbuka Subyek 2 Tertutup Ratarata Standar Deviasi

8 PUSTAKA [1] Rangkine, Luke. Stevenson, Nathan. Mesbah, Mostafa. Boashash, Boualem, A Nonstastionary Model of Newborn EEG, EEE Trans. Biomed. Eng., vol. 54, no. 1, January 2007, pp [2] Colditz, Paul B. Burke, Chris J. Celka, Patrick, Digital Processing of EEG Signals, EEE Engineering n Medichine and Biology., September/October 2001, pp [3] Patomäki, L. Kaipio, J P. Karjalainen, P A, Tracking of Nonstationary EEG With The Roots of ARMA Models, EEE-EMBC and CMBEC theme 4 : Signal Processing., 1995, pp [4] Ting, Chee-Ming. Salleh, Sh-hussain. Zainuddin, Z M. Bahar, Arifah, Spectral Estimation of Nonstationary EEG Using Particle Filtering With Application to Event-Related Desynchronization (ERD), EEE Trans. Biomed. Eng., vol 58, no. 2, February 2011, pp [5] Boston, J Robert, Spectra of Auditory Brainstem Responses and Spontaneous EEG, EEE Trans. Biomed. Eng., vol. 28, no. 4, April 1981, pp [6] Zhang, Rui. McAllister, Garry. Scotney, Bryan. McClean, Sally. Houston, Glen. Combining Wavelet Analysis and Bayesian Networks for the Classification of Auditory Brainstem Response, EEE Trans. nformation Technology in Biomedicine., vol. 10, no. 3, July 2006, pp [7] Polikar, Robi. The Wavelet Tutorial Part Multiresolution Analysis and The Continuous Wavelet Transform 2 nd ed, June [8] Cvetkovic, Dean. Übeyli, Elif Derya. Cosic, rena, Wavelet Transform Feature Extraction From Human PPG, ECG, and EEG Signal Responses to ELF PEMF Exposures : A Pilot Study, Digital Signal Processing., vol. 18, 2008, pp [9] Ergen, Burhan. Tatar, Yetkin. Gulcur, Halil Ozcan, Time-Frequency Analysis of Phonocardiogram Signal Using Wavelet Transform : A Comparative Study, Computer Methods in Biomechanics and Biomedical Engineering., vol. 1, 2010, pp [10] Hall, James W, New Handbook for Auditory Evoked Responses, Pearson, Boston, [11], Farah. Corona-Strauss. Bernarding, Corinna. Latzel, Matthias. Strauss, Daniel J, Syllable Evoked Auditory Late Responses : Effects of Noise Onsets and Noise Type, EEE EMBS Confrence on Neural Engineering., April 27 May 1, 2011, pp [12] Kern, Kevin. Royter, Vladislav., Farah. Corona- Strauss. Mariam, Mai. Strauss, Daniel J, Habituation Analysis of Chirp vs. Tone Evoked Auditory Late Responses, 32 nd Annual nternational Conference of the EEE EMBS., August 31-September 4, 2010, pp [13] Tong, Shanbao. Thakor, Nitish V, Quantitative EEG Analysis Methods and Clinical Application, Artech House, Boston, [14] Blanco, S. Quiroga, R Quian. Rosso, O A. Kohen, S, Time-Frequency Analysis of Electroencephalogram Series, Physical Review E., vol. 51, no. 3, March 1995, pp [15] Li, Xiaoli. Yao, Xin. Jefferys, J R G. Fox, John, Computational Neuronal Oscillations Using Morlet Wavelet Transform, EEE Engineering n Medicine and Biology 27 th Annual Conference., September 1-4, pp

Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network

Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network 136 Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network Fuad Lutfi*, Achmad Arifin Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 60111 Phone : (62 31) 594 7302, Fax : (62 31)

Lebih terperinci

Analisa Suara Jantung Berbasis Complex Continuous Wavelet Transform

Analisa Suara Jantung Berbasis Complex Continuous Wavelet Transform Analisa Suara Jantung Berbasis Complex Continuous Wavelet Transform Putri Madona 1) Achmad Arifin 2) Tri Arief Sardjono 3) Rimuljo Hendradi 4) 1) Jurusan Teknik Elektro Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru

Lebih terperinci

Analisa Sinyal Electrocardiography dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform

Analisa Sinyal Electrocardiography dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform 3-31 Mei, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Analisa Sinyal Electrocardiography dan Phonocardiography Secara Simultan Menggunakan Continuous Wavelet Transform Eko Agus Suprayitno*, Rimuljo Hendradi,

Lebih terperinci

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT)

Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Analisa Suara Jantung Normal Menggunakan Discrete Wavelet Transform (DWT) dan Fast Fourier Transform (FFT) Putri Madona Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Caltex Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENTASI SINYAL CAROTID PULSE DALAM ANALISA DINAMIKA JANTUNG DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM

RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENTASI SINYAL CAROTID PULSE DALAM ANALISA DINAMIKA JANTUNG DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENTASI SINYAL CAROTID PULSE DALAM ANALISA DINAMIKA JANTUNG DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM (Design Engineering Instrumental Carotid Pulse System in Analitical Heart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia (Depkes, 2011). Penyakit jantung ini merupakan salah satu penyakit yang tidak

Lebih terperinci

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung

Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung Sistem Instrumentasi Sinyal Electrocardiography untuk Analisa Dinamika Jantung Eko Agus Suprayitno Bidang Keahlian Teknik Elektronika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 60111 Surabaya, Indonesia Email:

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan

Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan 9 Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Luqman Hakim *, Achmad Arifin, Tri Arief Sardjono Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet Setyanto Cahyo Pranoto Pusat Sains Antariksa, Lembaga Penerbangan Dan Antariksa Nasional - LAPAN, Jl. DR.

Lebih terperinci

Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method

Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method 194 Ekstraksi Parameter Temporal Sinyal ECG Menggunakan Difference Operation Method Abdul Yasak *, Achmad Arifin Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 60 Phone : (62 31) 594 7302, Fax : (62 31) 593 1237

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam statistika dan pemrosesan sinyal, runtun waktu (time series) adalah rangkaian data berupa pengamatan yang diukur selama kurun waktu tertentu. Analisis

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengambilan Database Awalnya gitar terlebih dahulu ditala menggunakan efek gitar ZOOM 505II, setelah ditala suara gitar dimasukan kedalam komputer melalui

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713 IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: aryobaskoro@mail.unnes.ac.id Abstrak. Karakteristik kanal wireless ditentukan

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data

BAB I PENDAHULUAN. waktu adalah suatu deret observasi yang berurut dalam waktu. Analisis data BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan dan dikuasai oleh otak. Otak manusia mengarahkan seluruh tindakan yang dilakukan oleh manusia. Otak menjadi bagian terpusat

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG

PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGENALAN POLA EEG PADA KEMAMPUAN KONSENTRASI DAN MENGHITUNG ARTHA IVONITA

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA

AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA GENETIKA Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 217 ISSN 285-4218 ITN Malang, 4 Pebruari 217 AUDIO WATERMARKING DENGAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM DAN HISTOGRAM MENGGUNAKAN OPTIMASI ALGORITMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Konsep transformasi wavelet awalnya dikemukakan oleh Morlet dan Arens (1982), di bidang geofisika untuk menganalisis data seismik yang tidak stasioner,

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh: Ellys Kumala Pramartaningthyas, Melania Suweni Muntini Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular (PTM) pada orangorang berusia kurang

Lebih terperinci

Ekstraksi Fitur Sinyal Elektroensefalograf (EEG) Untuk Identifikasi Unspoken-speech Menggunakan EEGLAB

Ekstraksi Fitur Sinyal Elektroensefalograf (EEG) Untuk Identifikasi Unspoken-speech Menggunakan EEGLAB Ekstraksi Fitur Sinyal Elektroensefalograf (EEG) Untuk Identifikasi Unspoken-speech Menggunakan EEGLAB Bagas Isadewa #1, Ir. Syamsul Arifin, MT. #2, Andi Rahmadiansah, ST. MT. #3 # Jurusan Teknik Fisika,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama bidang elektronika dan komputer yang diterapkan pada bidang medis. Kemajuan teknologi

Lebih terperinci

SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT

SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT SIMULASI REDUKSI DERAU SINYAL SUARA PADA GEDUNG KEBUN RAYA PURWODADI PASURUAN DENGAN METODE DWT ( Kristiawan Purwanto, Tutug Dhanardono) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo

Lebih terperinci

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2) Staf Pengajar Jurusan Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE BAND PASS FILTER UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SINYAL FREKUENSI RENDAH; STUDI KASUS:SINYAL EEG Lisa Sakinah 1), Dr. Melania SM,M.T 2) 1) Mahasiswa Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISSN: XXXXXX Time-Frequency Analysis of Seismic-Volcanic Signals

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2015) - Semarang, 10 Oktober 2015 ISSN: XXXXXX Time-Frequency Analysis of Seismic-Volcanic Signals Time-Frequency Analysis of Seismic-Volcanic Signals Elisati Hulu 1, Bambang Riyanto T 2, Sri Widyantoro 3 1,2 School of Electrical Engineering and Informatics, Institut Teknologi Bandung, Achmad Bakrie

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Experimen Pada dasarnya tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan sampel dari database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. Berdasarkan

Lebih terperinci

Pencocokan Citra Digital

Pencocokan Citra Digital BAB II DASAR TEORI II.1 Pencocokan Citra Digital Teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan dari sistem fotogrametri analog hingga sistem fotogrametri dijital yang lebih praktis, murah dan otomatis.

Lebih terperinci

Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet

Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol 2, No 2, Oktober 2014, 173-180 173 Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet Luqman Hakim

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI KELELAHAN PADA PENGEMUDI MOBIL BERBASIS SINYAL ELECTROMYOGRAPHY (EMG)

PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI KELELAHAN PADA PENGEMUDI MOBIL BERBASIS SINYAL ELECTROMYOGRAPHY (EMG) PEGEMBAGA SISTEM DETEKSI KELELAHA PADA PEGEMUDI MOBIL BERBASIS SIYAL ELECTROMYOGRAPHY (EMG) Sukma Firdaus, Marlia Adriana Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik egeri Tanah Laut email: sukma@politala.ac.id

Lebih terperinci

Segmentasi Suara Jantung S1 dan S2 Menggunakan Kurva Amplop

Segmentasi Suara Jantung S1 dan S2 Menggunakan Kurva Amplop 109 Segmentasi Suara Jantung S1 dan S2 Menggunakan Kurva Amplop Putri Madona*, Achmad Arifin, Tri Arief Sardjono, Rimuljo Hendradi Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111 *email: putri.madona09@mhs.ee.its.ac.id

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan diagnosa terhadap sistem pernapasan seseorang, praktisi kesehatan atau dokter menggunakan suatu alat yang dinamakan stetoskop. Dengan stetoskop, praktisi

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY Erni Seniwati 1), Ninik Tri Hartanti 2) 1 Sistem Informasi, STMIK Amikom erni.s@amikom.ac.id 2 Sistem Informasi, STMIK Amikom

Lebih terperinci

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(s) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient Iman Fahruzi Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway

Lebih terperinci

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet)

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Agfianto Eko Putra 1, Catur Atmaji 2 Program Studi Elektronika & Instrumentasi, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT)

Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT) Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 1, April 2016 (33-38) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT) Yovinia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

Lebih terperinci

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA MODUL PENGHIUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA I. UJUAN - Mahasiswa mampu melakukan proses penghitungan energi pada sinyal wicara dengan menggunakan perangkat lunak. II. DASAR EORI.1. Energi Suatu Sinyal

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Hindarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hindartomay@yahoo.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

Pengaruh Latar Belakang Warna pada Objek Gambar terhadap Hasil Ekstraksi Sinyal EEG

Pengaruh Latar Belakang Warna pada Objek Gambar terhadap Hasil Ekstraksi Sinyal EEG IJEIS, Vol.7, No.2, October 2017, pp. 161~172 ISSN: 2088-3714 161 Pengaruh Latar Belakang Warna pada Objek Gambar terhadap Hasil Ekstraksi Sinyal EEG Catur Atmaji* 1, Zandy Yudha Perwira 2 1 Departemen

Lebih terperinci

BAB. Kinerja Pengujian

BAB. Kinerja Pengujian BAB IV PENGUJIAN PENGUAT KELAS D TANPA TAPIS LC Bab ini akan menjelaskan pengujian dari penguat kelas D tanpa tapis LC yang dibuat.pengujian ini terdiri dari dua utama yaitupengujian untuk mengetahui kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK 3.1 Metode Pengambilan Data Ada beberapa konfigurasi pengukuran yang digunakan dalam pengambilan data seismoelektrik di lapangan. Konfigurasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra TRANSFORMASI FOURIER DAN TRANSFORMASI WAVELET PADA CITRA Oleh : Krisnawati Abstrak Tranformasi wavelet merupakan perbaikan dari transformasi Fourier. Transformasi Fourier hanya dapat menangkap informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Sinyal PCG Denoising Dekomposisi Frekuensi cuplik 8Khz Frekuensi cuplik 44,1Khz Frekuensi cuplik 48Khz Coiflet Symlet Daubechies Biorthogonal

Lebih terperinci

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks 1 Klasifikasi Emosi Berdasarkan Gelombang Otak Sinyal EEG Menggunakan Metode k-nearest Neighbour Imania Puspita Sari 1, Dr. Diah Puspito W, ST., M.Sc. 1 and Dr. Ir. Yoyon Kusnendar S, M.Sc. 1 1 Departmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Nada dan Solmisasi 2.. Nada Apa yang dapat kita tangkap dengan pendengaran, disebut suara. Suara terjadi karena bergetarnya suatu benda, yang menyebabkan udara di sekelilingnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK 4.1 Data Hasil Pengukuran Lapangan Dalam bab ini akan dijelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT. Andi Rahmadiansah, ST. MT. oleh : Bagas Isadewa 2406100077 Teknik

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer

Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer Identification Human speech recognition using Average energy and

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database sinyal EKG Pengambilan data dari database Visual Basic 6.0 Discrete Wavelet Transform (DWT) Dekomposisi Daubechies Orde 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian terkait Gunung Merapi merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Berbagai metode digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian terkait Gunung Merapi merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Berbagai metode digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian terkait Gunung Merapi merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Berbagai metode digunakan untuk mengetahui aktivitas dan karakteristik dari gunung tersebut.

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 47 Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit Herman H Sinaga 1, Henry B. H. Sitorus

Lebih terperinci

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 47 Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit Herman H Sinaga 1, Henry B. H. Sitorus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. 24 25 Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan, pembuatan program,

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENINGKATAN KUALITAS PEREKAMAN AUDIO DENGAN WAVELET NOISE REDUCTION DAN AUTOMATIC GAIN ADJUSTMENT Mayo Ama Kella Loing, Koredianto Usman, Rita Magdalena Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1. Diagram Blok Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium.

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN

DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi DETEKSI KERUSAKAN RODA GIGI DENGAN ANALISIS SINYAL GETARAN *Achmad Widodo, Djoeli Satrijo, Toni Prahasto Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION DETECTION OF THE LEVEL OF YOUTH, ADULTS AND ELDERLY BY USING MFCC METHOD AND FUZZY

Lebih terperinci

PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE

PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 23 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi PENGENALAN VOKAL MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN LINEAR PREDICTIVE CODE Reza Nandika, Risanuri Hidayat 2, Sujoko

Lebih terperinci

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

MATERI PENGOLAHAN SINYAL : MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Noise merupakan salah satu kendala yang mempengaruhi kualitas sinyal suara yang ditransmisikan. Noise tersebut dapat berasal dari peralatan komunikasi itu sendiri atau pengaruh dari sumber luar.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul EEG Untuk Menentukan Posisi Otak Saat Melakukan Aktivitas Tertentu Menggunakan Metoda Filter Digital IIR

Rancang Bangun Modul EEG Untuk Menentukan Posisi Otak Saat Melakukan Aktivitas Tertentu Menggunakan Metoda Filter Digital IIR Rancang Bangun Modul EEG Untuk Menentukan Posisi Otak Saat Melakukan Aktivitas Tertentu Menggunakan Metoda Filter Digital IIR Fitra Setiawan #1, Ratna Adil #2 # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Estimasi Doppler Spread pada Sistem Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) dengan Metode Phase Difference Walid Maulana H 2208100101 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Gamantyo

Lebih terperinci

12/3/2010 DEPARTEMEN THT-KL FK USU / RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Fisiologi pendengaran

12/3/2010 DEPARTEMEN THT-KL FK USU / RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Fisiologi pendengaran BRAINSTEM EVOKED RESPONSE PEMERIKSAAN AUDIOMETRY BERA YUSA HERWANTO DEPARTEMEN THT-KL FK USU / RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Fisiologi pendengaran 1 Skala vestibuli, berisi perilimf Helikotrema Skala tympani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Suara adalah suatu alat komunikasi paling utama yang dimiliki oleh manusia. Dengan suara, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui suara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

LAPORAN PRAKTIKUM DSP LAPORAN PRAKTIKUM DSP MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA Disusun Oleh : Yuli Yuliantini (121014 7021) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro Surabaya Surabaya 2015

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT TKE 2403 SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT Kuliah 8 Analisis Wavelet : Wavelet Kontinyu Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi==

KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== TRANSMISI DATA KONSEP DAN TERMINOLOGI ==Terminologi== Direct link digunakan untuk menunjukkan jalur transmisi antara dua perangkat dimana sinyal dirambatkan secara langsung dari transmitter menuju receiver

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant

Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant 1 Peningkatan Kualitas Sinyal Suara (Speech Intelligibility) Berbahasa Indonesia pada Cochlear Implant Nuryani, Dhany Arifianto Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), Hotel Lombok Raya Mataram, Oktober 2016 IMPLEMENTASI ALGORITMA FAST FOURIER TRANSFORM DAN MEAN SQUARE PERCENTAGE ERROR UNTUK MENGHITUNG PERUBAHAN SPEKTRUM SUARA SETELAH MENGGUNAKAN FILTER PRE-EMPHASIS Fitri Mintarsih 1, Rizal Bahaweres 2, Ricky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isyarat tutur merupakan isyarat yang diproduksi oleh alat ucap manusia hingga menghasilkan informasi, baik berupa makna dari isyarat tutur yang diucapkan maupun yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN EKSTRAKSI SINYAL EEG-P300 MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE

KLASIFIKASI DAN EKSTRAKSI SINYAL EEG-P300 MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat penting pada manusia, dimana otak memiliki kemampuan untuk mengendalikan setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia baik dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lintasan Pengukuran

Gambar 3.1 Lintasan Pengukuran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode mengumpulkan data tanpa melakukan akuisisi data secara langsung

Lebih terperinci

Deteksi Sinyal Akustik yang Ditimbulkan Kapal Menggunakan Pendekatan Hidden Markov Tree (HMT)

Deteksi Sinyal Akustik yang Ditimbulkan Kapal Menggunakan Pendekatan Hidden Markov Tree (HMT) Proudly Present : Presentasi Tugas Akhir Deteksi Sinyal Akustik yang Ditimbulkan Kapal Menggunakan Pendekatan Hidden Markov Tree (HMT) Musa Ibrahim 2208100047 Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang

Lebih terperinci