Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan"

Transkripsi

1 9 Identifikasi Suara Serak Berbasis Transformasi Wavelet Dan Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Luqman Hakim *, Achmad Arifin, Tri Arief Sardjono Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 60 * luqman.hakim09@mhs.ee.its.ac.id Abstrak Paper ini membahas identifikasi suara serak berbasis transformasi avelet dan algoritma jaringan syaraf tiruan (JST). Serak merupakan indikator gangguan pada pita suar sehingga identifikasi jenis suara normal dan serak yang sistematis dapat membantu diagnosa gangguan pita suara. Continous Wavelet Transform (CWT) dengan fungsi morlet digunakan untuk mengeksplorasi karakter sinyal suara dalam domain aktu dan frekuensi secara simultan Data objek penelitian berupa suara vokal A, E, I, O, U normal dan serak karena radang tenggorokan.topologi JST terdiri 900 neuron pada layer input, 40 neuron pada hidden layer dan 2, dan 0 neuron layer output. Hasil CWT menunjukan perbedaan karakter aktu-frekuensi antara sinyal suara normal dan serak. Pengujian menggunakan yang sudah dilatih (50 dat terdiri atas 5 sampel dari setiap vokal normal dan serak) 00% teridentifikasi dengan tepat. Kemampuan JST mengenali data baru diuji secara online dengan suara normal dan suara serak secara random. Didapatkan nilai sensitifitas 84%, spesifisitas 86%, dan efisiensi rata rata 85% untuk kelima jenis suara vokal. Dengan hasil tersebut dapat diketahui baha CWT dan JST dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis suara normal dan serak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan hingga terealisasi sisitem identifikasi jenis penyakit daerah pita suara berdasarkan analisa suara pasien. Kata Kunci: Suara serak, transformasi avelet, jaringan syaraf tiruan.. PENDAHULUAN Serak bukan merupakan penyakit tetapi sering menjadi gejala penyakit yang berhubungan dengan gangguan pita suara. Diagnosa berdasarkan analisa akustik suara dapat menjadi sebuah alat yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam pendeteksian dini adanya gangguan atau penyakit pada pita suara. Bagi pasien, diagnosa berdasarkan suara lebih memberikan kenyamanan karena tidak memerlukan adanya peralatan yang dimasukan ke dalam tenggorokan seperti fiberoptic laryngoskop. Akan tetapi diagnosa penyakit berdasarkan analisa suara ini masih memerlukan kajian dan penelitian lebih lanjut karena sampai saat ini belum didapatkan sebuah formula yang dapat mendefinisikan jenis penyakit tertentu dari informasi pada sinyal suara yang dikeluarkan dari pasien penyakit tertentu. Penelitian di bidang suara dengan penyakit tertentu telah banyak dilakukan berbasis pada analisa sinyal suara pada ranah domain aktu atau frekuensi yang berbasis pada transformasi fourier [][2]. Sinyal suara merupakan salah satu sinyal yang secara alamiah bersifat kompleks dan non stasioner. Seseorang yang sedang dalam keadaan serak akan kesulitan dalam mengucapkan suara vokal dengan jernih secara merata sepanjang durasi pengucapan. Oleh karena itu, ciri sebuah sinyal suara serak atau normal dapat diperoleh dari sampel suara vokal yang diucapkan dalam durasi aktu tertentu [3]. Kemajuan riset di bidang pengolahan sinyal kompleks non stasioner telah menghasilkan satu alat transformasi yang dapat digunakan untuk menggali informasi frekuensi dan aktu secara simultan dari sebuah sinyal, yaitu transformasi avelet. Dalam praktekny secara umum telah berkembang dua macam transformasi avelet yaitu discrete avelet transform (DWT) dan continuous avelet transform (CWT). DWT menghasilkan pemisahkan sinyal dalam domain aktu pada band band frekuensi yang lebih kecil. Sedangkan hasil CWT berupa koefisien koefisien baru yang merupakan fungsi dari skala frekuensi dan translasi aktu dalam bentuk matrik dan dapat ditampilkan dalam bentuk scalogram. Skala merupakan variabel fungsi avelet yang mengatur dilasi indo fungsi avelet. Sedangkan translasi merupakan variabel yang mengatur lokasi indo fungsi avelet pada sinyal yang ditinjau. Fungsi avelet yang dapat digunakan untuk menggali informasi dari sinyal kompleks adalah fungsi avelet morlet. Hasil CWT ini lebih memudahkan dalam penggambaran pola spektral dalam durasi aktu sinyal [4]. Algoritma jaringan syaraf tiruan (JST) atau Artificial Neural Netork (ANN) merupakan sebuah algoritma dalam sistem komputasi di mana arsitektur dan operasinya meniru cara kerja otak manusia dalam mempelajari sesuatu, di mana kemampuan klasifikasi atau identifikasi didapatkan dari proses pembelajaran. Salah satu jenis JST yang digunakan untuk keperluan klasifikasi adalah multi lapisan perseptron (multi layer perceptron /MLP) [5]. Pada paper ini akan dipaparkan hasil sistem identifikasi suara serak atau normal dengan

2 20 menggunakan JST dengan proses ekstraksi fitur sinyal suara menggunakan CWT dengan fungsi avelet morlet. Sampel yang digunakan untuk proses pembelajaran terdiri 5sampel setiap vokal A E I O dan U dalam kondisi normal dan serak. 2. METODOLOGI Skema metodologi yang digunakan untuk membuat sistem identifikasi suara serak dan normal ditunjukan pada Gambar. Sinyal suara yang diucapkan ditangkap menggunakan mikrofon dan didigitalisasi menggunakan soundcard komputer. Sinyal suara dalam domain aktu x(t) didigitalisasi dengan frekuensi sampling 025 Hz menjadi sinyal digital x [. Setelah semua sinyal suara dirubah dalam bentuk sinyal digital, secara garis besar ada tiga langkah lagi yang dilakukan untuk sisitem identifikasi suara serak atau normal. Langkah Normalisasi dan pemisahan sinyal suara (voice) dan bukan suara (unvoice) Pada saat perekaman sinyal suara sering terjadi perbedaan besar amplitudo dari satu sampel dengan sampel yang lain. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jarak mikrofon dengan pembicara yang terkadang tidak sama. Sebab lainya bisa jadi suara dari satu orang memang relatif lebih keras atau lebih lemah dari yang lain. Oleh karena itu, setiap suara yang akan dianalisa dinormalisasi terhadap nilai mutlak maksimum amplitudo sinyal bersangkutan. Dengan normalisasi ini maka besar setiap sinyal yang akan dianalisa mempunyai besar maksimum atau minimum -. Persamaan normalisasi dari sinyal digital x[ dengan sejumlah N data dapat dituliskan dengan persamaan (), x[ x n [ max x[ () di mana n,2,3,..., N. Pemisahan sinyal suara (voice) dan bukan suara (unvoice) dilakukan dengan mencari titik aal dan akhir sinyal suara (voice). x(t) x[ x [ n ct[ b ] Dari pengamatan terhadap hasil rekaman terlihat perbedaan tingkat energi sinyal suara dan bukan suara. Penentuan titik aal dan akhir sinyal dilakukan secara statistik, yaitu berdasarkan pada nilai standar deviasi energi sinyal dalam frame tertentu dan menerapkan moving standar deviasi untuk mendapatkan nilai threshold untuk membedakan sinyal suara dan sinyal bukan suara. Moving standar deviasi dapat digambarkan dengan persamaan (2). σ N i ( x[ µ ) N 2 (2) di mana µ nilai rata rata atau mean nilai sinyal x dalam frame yang dirumuskan dengan persamaan (3). µ N n N x[ (3) N menunjukan lebar frame atau jumlah data yang diambil untuk dicari standar deviasinya. Dengan melakukan perhitungan standar deviasi dari setiap frame sinyal, maka untuk keseluruhan sinyal akan diperoleh sederetan nilai standar deviasi dari frame pertama dan terakhir. Bagian sinyal suara (voice) dan bukan suara ditandai dengan nilai threshold dari nilai standar deviasi maksimum dari sampel sinyal bukan suara (unvoice) yang ditunjukan dengan persamaan (4) [6]. threshold α. σ max, (4) di mana α adalah faktor pengali. Pemisahan sinyal suara dan bukan suara ini menjadi bagian yang sangat penting pada sistem identifikasi berbasiskan CWT. Hal ini dikarenakan hasil CWT merupakan representasi dari keberadaan frekuensi frekuensi formant sinyal suara sepanjang durasi aktu pengucapan yang dipresentasikan dengan sejumlah titik translasi. Jika pemisahan sinyal suara dengan bukan suara tidak bekerja dengan tepat, maka nilai CWT tidak sepenuhnya menggambarkan karakter sinyal suara yang diucapkan. Langkah 2 Mentransformasi sinyal suara (voice) dengan CWT CWT sebuah sinyal kontinyu non stasioner x (t) didefiniskan dengan persamaan (5). Variabel a merupakan skala yang mengatur dilasi fungsi Gambar. Skema sistem identifikasi suara serak serak / normal avelet. Variabel b merupakan translasi yang mengatur letak posisi induk avelet dalam durasi sinyal. Karena yang dianalisa merupakan sinyal kompleks, maka fungsi avelet yang digunakan adalah fungsi morlet yang ditunjukan dengan persamaan (6).

3 2, t b CWT( a, b ) x( t). ψ dt a a, (5) di mana 4 ψ ' jω t 2 t 2 konjugate fungsi avelet. 0 ψ ( t) e e (6) π Di mana ω 0 merupakan frekuensi sentral fungsi avelet. f 0 f a (7) Frekuensi sentral fungsi avelet dan nilai skala yang digunakan berpengaruh pada dilasi atau lebar sempitnya jangkauan avelet. Frekuensi sentral avelet 5,33 rad/s atau f 0 0,849 Hz telah banyak digunakan oleh para peneliti dan memberikan hasil yang baik untuk digunakan menggali informasi dalam sebuah sinyal alami kompleks non stasioner. Skala fungsi avelet berhubung terbalik dengan frekuensi sinyal yang ditinjau, dan secara pendekatan dirumuskan dengan persamaan (7). Karakter setiap sinyal digambarkan dengan nilai CWT ternormalisasi terhadap range nilai CWT setiap sinyal yang dihitung dengan persamaan(8) dan digambarkan dalam bentuk scalogram, yaitu gambar 2 dimensi yang menunjukan hubungan aktu dan frekuensi sebuah sinyal dengan nilai CWT digambarkan dengan intensitas arna [4]. CWT[ b] min( CWT[ b]) ct[ b] max( CWT[ b]) min( CWT[ b]) (8) Langkah 3 Menggunakan hasil CWT untuk proses identifikasi menggunakan JST Topologi JST yang digunakan untuk proses identifikasi ditunjukan pada Gambar 2. Masukan JST berupa nilai CWT ternormalisasi dalam matrik x900. JST yang digunakan multi layer perseptron dengan dua hidden layer. Pada layer input terdiri atas 900 neuron, yakni menyesuaikan dengan jumlah data masukan yang berjumlah 900 data. Layer output terdiri atas 0 neuron, yang menyesuaikan dengan jumlah kelas yang akan diklasifikasi. Gambar 2. Topologi JST Setiap jenis vokal dan kondisi masing masing mempunyai target tersendiri. Jumlah neuron pada hidden layer dan hidden layer 2 masing masing 40 neuron. Proses pembelajaran menggunakan metode backpropagasi [7]. Untuk mengevaluasi hasil identifikasi, dari hasil pengujian dihitung sensitifitas (SE), spesifisitas (SP), dan efisiensi sistem (E). Sensitifitas dihitung dari jumlah identifikasi benar dari pengujian dengan suara normal. Spesifisitas dihitung dari jumlah identifikasi benar dari pengujian suara serak. Efisiensi dihitung dari total identfikasi benar dari total pengujian dengan suara normal dan serak [5]. TP SE.00 (8) TP+ FP TN SP.00 FN+ TN (9) TP+ TN E.00 TP+ FP+ TN+ FN (0) di mana : TP Identifikasi benar pada pengujian suara normal FP Identifikasi salah pada pengujian suara normal TN Identifikasi benar pada pengujian suara serak FN Identifikasi salah pada pengujian suara serak 3. HASIL Proses identifikasi suara diaali dengan proses normalisasi dan pemisahan sinyal suara (voice) dan sinyal bukan suara (unvoice). Proses pemisahan sinyal tersebut kebanyakan berhasil dilakukan dengan baik dengan treshold empat kali standar deviasi maksimum periode unvoice. Untuk seluruh sinyal dilakukan framing dan perhitungan standar deviasi dan dibuat deret logika. Deret logika berniali 0 jika nilai standar deviasi kurang dari threshold dan bernilai jika lebih atau sama dengan. Dari deret logika yang terbentuk, kemudian dicari titik aal dan titik akhir dari sinyal suara. Dari hasil tersebut, maka sinyal yang ditransformasi dengan CWT hanya bagian sinyal suara. Sinyal suara normal yang telah dipisahkan dari sinyal bukan suara ditunjukan pada Gambar 3. sedankan scalogram hasil CWT ditunjukan pada Gambar 3.b. Sinyal suara serak dan hasil CWTnya ditunjukan Gambar 4.a dan 4.b.. Pada fase pembelajaran JST dengan batas SSE < 0.00, konvergensi nilai bobot dicapai pada iterasi ke Pada pengujian menggunakan data yang telah ditrainingkan, setiap data teridentifikasi dengan benar 00%. Pengujian secara online dilakukan sebanyak 00 kali dengan

4 masing masing vokal normal dan serak 0 kali. Hasil pengujian secara online ditampilkan pada Tabel. Pada Tabel 2 ditampilkan rekapitulasi identifikasi kondisi normal atau serak dari setiap jenis vokal yang diujikan dengan kondisi normal atau seraka. Hasil perhitungan performa JST terhadap identifikasi jenis suara normal atau serak ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 2. Rekap hasil identifikasi kondisi normal atau serak Suara Uji Identifikasi Vokal Kondisi Normal Serak Total A Normal 9 0 Serak Tabel. Rekap data hasil pengujian online Jumlah Identifikasi Benar Jumlah Suara Uji Pengujian Vokal & Vokal Kondisi Kondisi A normal E normal I normal O normal U normal E I O U Normal 9 0 Serak Normal Serak Normal 9 0 Serak 9 0 Normal Serak 9 0 A serak E serak I serak O serak U serak Total Tabel 3. Indikator performa identifikasi suara normal atau serak Indikator A E I O U Mean SD SE ,7 SP ,74 E (%) ,58 Keberhasilan 40,00% 47,00% 85,00% Gambar 3. Sinyal suara normal (a) Sinyal dalam domain aktu (b) Scalogram hasil CWT sinyal suara normal 22

5 23 Gambar 4. Sinyal suara serak(a) Sinyal dalam domain aktu (b) Scalogram hasil CWT sinyal suara serak 4. PEMBAHASAN Sinyal suara yang terekam hampir selalu terdiri atas sinyal suara (voice) dan sinyal bukan suara (unvoice). Keberadaan sinyal bukan suara ini dikarenakan mikrofon memerlukan aktu beberapa saat untuk merubah getaran yang disebabkan gelombang suara menjadi sinyal listrik. Di samping itu, pada saat perekaman sering terjadi jeda aktu antara titik mulai perekaman dengan dimulainya pengucapan suara sehingga ada durasi diam di aal sinyal yang terekam. Begitu juga di akhir pengucapan suara juga sering terjadi jeda aktu dengan akhir perekaman sehingga ada durasi diam di akhir sinyal.. Metode Pemisahan sinyal suara dengan bukan suara yang digunakan memberikan hasil pemisahan yang cukup baik. Threshold yang digunakan terhadap kebanyakan sampel suara adalah empat kali standar deviasi maksimum dari sampel sinyal bukan suara yang diambil. Operasi CWT pada sebuah sinyal pada dasarnya adalah menjumlahkan hasil perkalian sinyal dalam jangkauan fungsi avelet dengan fungsi avelet dengan nilai skala tertentu pada satu titik translasi. Operasi dengan satu jenis nilai skala dilakukan pada setiap translasi hingga akhir durasi sinyal. Kemudian operasi tersebut diulang dengan nilai skala yang lebih besar. Semakin besar nilai skal maka hasil CWT yang dihasilkan merupakan representasi frekuensi sinyal yang semakin kecil. Pada sistem yang digunakan, nilai skala dasar yang digunakan sebesar dan delta skala hingga 8 kali variasi nilai skala. Berdasarkan persamaan (7), dapat dihitung keberadaan frekuensi sinyal suara yang dapat terakili oleh nilai CWT yang dihasilkan. Frekuensi tertinggi sinyal yang dapat diakili oleh nilai CWT pada nilai skala adalah 4680 Hz. Frekuensi terendah dari sinyal suara terakili oleh nilai CWT pada skala ke 8, yaitu nilai skala meakili frekuensi 87 Hz. Penggunaan ke 8 variasi skala tersebut sudah dapat meakili informasi keberadaan frekuensi pada sebuah sinyal suar karena frekuensi sinyal suara yang dihasilkan organ penghasil suara manusia tidak pernah lebih dari 4000 Hz. [6] Hasil CWT menggambarkan keberadaan frekuensi sebuah sinyal sepanjang durasi pengucapan dengan resolusi frekuensi yang tinggi pada range frekuensi rendah. Hal ini dapat dilihat pada scalogram pada Gambar 3.b dan Gambar 4.b. Pada nilai skala terkecil, lebar jangkauan fungsi morlet menjadi paling pendek sehingga memberikan resolusi aktu yang tinggi. Dengan resolusi aktu yang tinggi ini menyebabkan CWT dapat dengan baik menggambarkan keberadaan frekuensi frekuensi tinggi. Dapat dilihat pada scalogram contoh sinyal suar frekuensi yang ada pada sinyal tidak lebih dari 4 khz. Hasil penting dari penggunaan CWT adalah dapat diketahuinya keberadaan komponen frekuensi setiap sinyal suara sepanjang durasi pengucapan, di mana informasi ini tidak bisa didapatkan dengan menggunakan analisa domain frekuensi saja seperti penggunaan transformasi fourier. Hal ini menjadi sangat penting karena perbedaan suara normal dengan suara serak terletak tidak hanya saja di ranah frekuensi saja tetapi juga di ranah aktu. Dapat dilihat dari Gambar 3.b dan Gambar 4.b, terdapat perbedaan pola spektral yang ditunjukan perbedaan nilai CWT pada skala yang sama dan juga pola keteraturan nilai CWT yang berbeda sepanjang durasi aktu. Perbedaan karakter suara normal dan serak pada domain aktu dan frekuensi yang ditunjukan oleh hasil CWT ini dijadikan dasar sistem identifikasi. Bentuk hasil CWT setiap sinyal suara berupa matrik 8x50 yang merupakan nilai nilai operasi CWT dari setiap skala pada 50 titik translasi aktu. Sebelum digunakan sebagai masukan sistem JST, nilai hasil CWT

6 24 dinormalisasi terlebih dahulu terhadap jangkauan range nilai CWT masing masing sampel suara seperti ditunjukan pada persamaan (8) dan matrik 8x50 diubah menjadi matrik x900. Proses pembelajaran JST dengan konfigurasi yang digunakan berlangsung dengan baik. Hal ini ditandai dengan proses pembelajaran yang mencapai konvergen, yakni berhentinya proses iterasi berdasarkan nilai SSE yang ditentukan yakni 0,00 dan pada saat dilakukan pengujian seluruh data yang telah dibelajarkan 00% dapat teridentifikasi dengan benar baik jenis vokal maupun kondisi serak atau normal. Pada pengujian secara online, sistem dapat mengidentifkasi dengan tepat suara serak dan suara normal sebanyak 85 kali dari 00 pengujian. Untuk identifikasi jenis vokal teridentifikasi dengan tepat 47 kali dari 00 pengujian (47%). Untuk identifikasi tepat keduanya baik jenis vokal maupun kondisi hanya 40 kali dari 00 kali pengujian (40%). Dari hasil pengujian secara online ini sistem belum berhasil dengan baik mengidentifikasi jenis vokal dan kondisi sekaligus. Akan tetapi kesalahan identifikasi jenis suara serak atau normal tanpa melihat jenis vokal yang diucapkan mencapai efisiensi rata-rata 85% dengan standar deviasi 4,58% untuk kelima jenis vokal. Pada pengujian secara online ini cukup sulit didapatkan hasil yang tepat untuk semua jenis vokal dan kondisi. Faktor yang mempengaruhi antara lain perbedaan intonasi pengucapan suara pada saat pengujian yang kemungkinan besar berbeda dengan intonasi suara yang ditrainingkan. Perbedaan intonasi ini mempengaruhi amplitudo dan frekuensi sinyal yang kemudian berpengaruh juga pada hasil CWT. Akan tetapi perbedaan pola karakter antara suara normal dan serak dapat tergambar dengan baik pada hasil CWT, sehingga meskipun identifikasi jenis vokal banyak terjadi kesalahan tetapi identifikasi jenis suara normal atau serak tetap bekerja dengan baik. Dari hasil pengujian terlihat baha suara vokal I teridentifikasi dengan benar sebagai suara normal atau serak paling sedikit di antara jenis vokal yang lain. Pengujian dengan vokal A, baik normal maupun serak dapat teridentifikasi dengan baik sebagai suara normal ataupun serak. Dengan sistem yang telah dibuat, dengan mengambil sampel suara vokal A, E, I, O atau U maka dapat dideteksi suara tersebut serak atau normal dengan tingkat keberhasilan 85%. Kemampuan JST mengenali suara normal yang belum ditrainingkan ditunjukan dengan nilai sensitifitas rata rata 84% dengan standar deviasi 5,7% untuk kelima jenis vokal. Kemampuan JST untuk mengenali jenis suara serak ditunjukan dengan nilai spesifisitas rata rata 86% dengan standar deviasi 20,74 % untuk kelima jenis vokal. Total efisiensi JST dalam identifikasi jenis suara normal atau serak rata rata 85% dengan standar deviasi 4,58%. 5. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan baha CWT dan JST dapat digunakan untuk membuat sistem pengidentifikasi jenis suara secara online. Akan tetapi keberhasilan identifikasi juga sangat dipengaruhi oleh proses pre-prosesing dan pengkondisian pengucapan sinyal suara. CWT dapat menggambarkan dengan baik perbedaan karakter antara suara normal dan suara serak dan hasil CWT ini dapat digunakan sebagai masukan sistem identifikasi menggunakan JST. Kemampuan JST dalam mengenali data baru dari jenis suara normal ditunjukan dengan nilai sensitifitas 84%. Kemampuan JST dalam mengenali data baru dari jenis suara serak ditunjukan spesifisitas 86%, dan efisiensi identifikasi jenis suara normal dan serak rata rata 85% untuk kelima jenis suara vokal. Dengan hasil tersebut dapat diketahui baha CWT dan JST dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis suara normal dan serak. Hasil penelitian ini daharapkan dapat dikembangkan lagi untuk merealisasikan sisitem identifikasi jenis penyakit daerah pita suara berdasarkan analisa suara pasien. DAFTAR REFERENSI [] Fonesc Everton S and Jose C. Pereir Normal Versus Pathological Voice Signals, IEEE Engineering in Medicine and Biology magazine edisi september / oktober 2009, hal , 2009 [2] Yusif A. El-Imam, On the assessment and evaluation of voice hoarseness, Biomedical Signal Processing and Control 3, hal , 2008 [3] Umapathy Karthikeyan and Sridhar Krishnan and Vijay Parsa and Donald G. Jamieson, Discrimination of Pathological Voices Using a Time-Frequency Approach, IEEE TRANSACTIONS ON BIOMEDICAL ENGINEERING, VOL. 52, NO. 3. Hal , 2005 [4] Paul S. Addison,James Walker, and Rodrigo C. Guido, Time Frequency Analysis of Biosignals,IEEE Engineering in Medicine and Biology magazine edisi september / oktober 2009, hal. 4 29, 2009 [5] J. I. Godino-Llorente and P. Gómez-Vilda (2004), Automatic Detection of Voice Impairments by Means of Short-Term Cepstral Parameters and Neural Netork Based Detectors, IEEE TRANSACTIONS ON BIOMEDICAL ENGINEERING, VOL. 5, NO. 2. Hal [6] L.R. Rabiner and R.W. Scafer, 978, Digital Processing For Speech Signals, Prentice Hall [7] Kiri Wagstaff, ANN Backpropagation:Weight updates for hidden nodes, 3 Januari :00 WIB

Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet

Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol 2, No 2, Oktober 2014, 173-180 173 Analisa Suara Normal Dan Suara Gangguan Tenggorokan Dalam Domain Waktu-Frekuensi Menggunakan Transformasi Wavelet Luqman Hakim

Lebih terperinci

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice

Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, Vol.I, No.2, Oktober 21, 125-129 125 Deteksi Titik Awal dan Titik Akhir Sinyal Untuk Pemisahan Sinyal Voice dan Unvoice Luqman Hakim Program Studi Teknik Mekatronika,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) untuk diagnosis penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON EKSPRESI EMOSI MARAH BAHASA ACEH MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON Nurmasyitah 1, Mursyidah 2, Jamilah 3 Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung adalah penyebab kematian terbesar di Indonesia, bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf (EKG). Petugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset di bidang sistem pengenalan ucapan otomatis (Automatic Speech Recognition) merupakan salah satu riset yang banyak ditekuni dan terus dikembangkan hingga saat

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pengenalan fonem adalah implementasi dari speech to teks yang merupakan bagian dari speech recognition atau pengenalan ucapan. Pengenalan ucapan lebih dikonsentrasikan pada ekstraksi

Lebih terperinci

Segitiga Fuzzy-Neural Network untuk Mengenali Pola dari Model Input Data yang Berdistribusi

Segitiga Fuzzy-Neural Network untuk Mengenali Pola dari Model Input Data yang Berdistribusi J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 1, May 2007, 9 16 Segitiga Fuzzy-Neural Network untuk Mengenali Pola dari Model Input Data yang Berdistribusi Hary Budiarto Pusat Teknologi Informasi

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 177-183 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IDENTIFIKASI SUARA MANUSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Suara Manusia Menurut Inung Wijayanto (2013), produksi suara manusia memerlukan tiga elemen, yaitu sumber daya, sumber suara dan pemodifikasi suara. Ini adalah dasar dari teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Koefisien Maksimum Energi Maksimum Jarak Gelombang R - R

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. Koefisien Maksimum Energi Maksimum Jarak Gelombang R - R BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Database Sinyal EKG Ekstraksi Ciri Sinyal Jantung (Wibowo, 2016) Keluaran : Koefisien Maksimum Energi Maksimum Jarak Gelombang R -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan manusia lainnya berbeda-beda intonasi dan nadanya, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Suara adalah suatu alat komunikasi paling utama yang dimiliki oleh manusia. Dengan suara, manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Melalui suara,

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya pada bidang komunikasi saat ini berkembang dengan cepat. Kemajuan teknologi bertujuan untuk mempermudah kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Neuro Fuzzy Neuro-fuzzy sebenarnya merupakan penggabungan dari dua studi utama yaitu fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

Lebih terperinci

ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA

ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA ANALISA DAN PENGENALAN SUARA JANTUNG MENGGUNAKAN WAVELET DAN JST DALAM MENGKLASIFIKASIKAN JENIS KELAINAN KATUP JANTUNG PADA MANUSIA Sidang Tesis S2 Teknik Sistem Pengaturan FTI-ITS Surabaya EDY SETIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si

ABSTRAK. Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si 1 ABSTRAK Pemodelan Kecerdasan Buatan Untuk Pengenalan Citra Elektrokardiografi (EKG) Oleh: Imam Tazi, M.Si Penelitian kecerdasan buatan untuk mengenali pola semakin banyak dilakukan dan dibutuhkan. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Suara. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker recognition. Speech recognition adalah proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara paru terjadi karena adanya turbulensi udara saat udara memasuki saluran pernapasan selama proses pernapasan. Turbulensi ini terjadi karena udara mengalir dari

Lebih terperinci

Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network

Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network 136 Klasifikasi Sinyal Elektrokardiografi Menggunakan Wavelet Transform Dan Neural Network Fuad Lutfi*, Achmad Arifin Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 60111 Phone : (62 31) 594 7302, Fax : (62 31)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. jantung pasien penyakit jantung secara elektro-akustik atau PCG

BAB III METODE PENELITIAN. jantung pasien penyakit jantung secara elektro-akustik atau PCG BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh melalui observasi terhadap pasien penyakit jantung. Penelitian ini menggunakan alat untuk mendeteksi dan perekaman detak

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Suara Suara adalah sebuah sinyal yang merambat melalui media perantara. suara dapat didefinisikan sebagai gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Suara

Lebih terperinci

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation 65 Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation Risty Jayanti Yuniar, Didik Rahadi S. dan Onny Setyawati Abstrak - Kecepatan angin dan curah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Konsep transformasi wavelet awalnya dikemukakan oleh Morlet dan Arens (1982), di bidang geofisika untuk menganalisis data seismik yang tidak stasioner,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara Pengenalan Suara TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peacock (1990), pengenalan suara merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan. Terdapat 5 faktor yang dapat mengontrol dan menyederhanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan bidang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang mengarah kepada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wicara atau ucapan adalah cara berkomunikasi yang paling sederhana dan sering digunakan oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, proses komunikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SPEAKER IDENTIFICATION DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Feng PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK... 211 PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN Tan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN

Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan NN Sistem Pengemudian Otomatis pada Kendaraan Berroda dengan Model Pembelajaran On-line Menggunakan Eru Puspita Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisa Sistem 3.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Binus Learning Community adalah komunitas belajar binus yang berada dibawah sub unit mentoring Student

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan algoritma yang akan digunakan pada sistem pengenalan wajah. Bagian yang menjadi titik berat dari tugas akhir

Lebih terperinci

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics. UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PERAMALAN BEBAN PUNCAK DISTRIBUSI LISTRIK DI WILAYAH PEMALANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung Indonesia

Jl. Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, Bandung Indonesia KLASIFIKASI PENYAKIT BATUK BERDASARKAN SINYAL DATA SUARA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI FAST FOURIER TRANSFORM DAN POWER SPECTRAL DENSITY DENGAN ALGORITMA JARINGAN SARAF TIRUAN- PROPAGASI BALIK COUGH DISEASE

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Sinyal Suara Manusia Menggunakan Metode Back Propagation Neural Network

Pengenalan Pola Sinyal Suara Manusia Menggunakan Metode Back Propagation Neural Network Pengenalan Pola Sinyal Suara Manusia Menggunakan Metode Back Propagation Neural Network Faradiba * Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Kristen Indonesia Jln. Mayjend Sutoyo, No.2, Cawang, jakarta Timur,

Lebih terperinci

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, 121-132 121 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Aplikasi Pengenalan Ucapan Dengan Ekstraksi Ciri Mel- Frequency Cepstrum Coefficients

Lebih terperinci

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION Eka Irawan1, M. Zarlis2, Erna Budhiarti Nababan3 Magister Teknik Informatika, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN SUARA MENJADI TEKS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN SUARA MENJADI TEKS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION ANALISIS DAN IMPLEMENTASI APLIKASI PENGENALAN SUARA MENJADI TEKS MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION ANALYSIS AND IMPLEMENTATION OF SPEECH TO TEXT APPLICATION USING BACKPROPAGATION

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH

IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH IDENTIFIKASI SPEKTRUM FREKUENSI ISYARAT ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN KOMPETISI PENUH NAZRUL EFFENDY, ST., MT Staf Pengajar Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 18 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Penelitian Sistem pengenalan roda kendaraan pada penelitian ini tampak pada Gambar 10, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tahapan utama yaitu, tahapan pelatihan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Membuka dan Menutup Aplikasi dalam Sistem Operasi Windows Menggunakan Metode Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Metode Backpropagation Zakaria Ramadhan 1, Sukmawati

Lebih terperinci

Karakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition

Karakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition Karakterisasi Suara Vokal dan Aplikasinya Dalam Speaker Recognition Siwi Setyabudi, Agus Purwanto dan Warsono Laboratorium Getaran dan Gelombang, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi.

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi. SISTEM VERIFIKASI PENUTUR MENGGUNAKAN METODA MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENTS-VECTOR QUANTISATION (MFCC-VQ) SERTA SUM SQUARE ERROR (SSE) DAN PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN METODA LOGIKA FUZZY Oleh : Atik

Lebih terperinci

Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer

Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer Identifikasi Speech Recognition Manusia dengan Menggunakan Average Energy dan Silent Ratio Sebagai Feature Extraction Suara pada Komputer Identification Human speech recognition using Average energy and

Lebih terperinci

Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient

Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient 32 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 0(207) On-line : http://ejournalundipacid/indexphp/jsinbis Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient Andi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data dan Pembahasan Data yang dimiliki dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Suara gamelan Bonang 2. Bukan suara Gamelan Bonang (Gamelan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) Kompetensi : 1. Mahasiswa memahami konsep Jaringan Syaraf Tiruan Sub Kompetensi : 1. Dapat mengetahui sejarah JST 2. Dapat mengetahui macam-macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Identifikasi Identifikasi merupakan kemampuan untuk mencari, mengambil, melaporkan, merubah, atau memilah data yang spesifik tanpa adanya ambiguitas. Dapat juga dikatakan

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI BIOMETRIK BERDASARKAN FACIAL EMG

RANCANGAN APLIKASI BIOMETRIK BERDASARKAN FACIAL EMG RANCANGAN APLIKASI BIOMETRIK BERDASARKAN FACIAL EMG (Risa, Andi Rahmadiansah) Jurusan Teknik Fisika FTI ITS Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Telp : +6231-5947188 Fax : +6231-5923626

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi, baik yang ringan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA ANALISIS PERBANDINGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN REGRESI LINEAR BERGANDA PADA PRAKIRAAN CUACA Nurmahaludin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Kebutuhan

Lebih terperinci

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi ini dilakukan dengan cara mencari dan membaca berbagai literatur serta karya-karya penelitian mengenai topik penelitian yang sudah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan Syaraf Tiruan (Artificial Neural Network) Intelligent Systems Pembahasan Jaringan McCulloch-Pitts Jaringan Hebb Perceptron Jaringan McCulloch-Pitts Model JST Pertama Diperkenalkan oleh McCulloch

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh manusia yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran

Lebih terperinci

Identifikasi suara ucap berbasis fitur non-akustik dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan

Identifikasi suara ucap berbasis fitur non-akustik dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan Identifikasi suara ucap berbasis fitur non-akustik dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan Muhammad Ambarjati (1), Bambang L Widjiantoro (2), Andi Rahmadiasah (3) (1)(2)(3) Jurusan Teknik Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA Ramli e-mail:ramli.brt@gmail.com Dosen Tetap Amik Harapan Medan ABSTRAK Jaringan Syaraf Tiruan adalah pemrosesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung menduduki peringkat teratas penyebab kematian di dunia. Proporsi penyebab kematian penyakit tidak menular (PTM) pada orangorang berusia kurang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Pada dasarnya untuk pembuatan aplikasi ini, yakni aplikasi pengenalan suara untuk pengguna interface, membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak.

Lebih terperinci

BAB III WAVELET. yang memenuhi

BAB III WAVELET. yang memenuhi BAB III WAVELET 3.1 Analisis Multiresolusi Definisi 3.1.1 Analisis Multiresolusi (Daubechies, 1992) Analisis Multiresolusi terbentuk dari barisan subruang tertutup dari i. dari yang memenuhi ii. jika dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beban dan Prakiraan Beban Listrik Di dalam sebuah sistem kelistrikan terdapat 2 sisi yang sangat berbeda, yaitu sisi beban dan sisi pembangkitan. Pada sisi beban atau beban

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah

Lebih terperinci

Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows

Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows Penerapan Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Mengoperasikan Perintah Dasar di Windows 1 Muhammad Anggia Muchtar, 2 Raisha Ariani Sirait, 3 Romi Fadillah Rahmat 1,2,3 Program Studi S1 Teknologi Informasi

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR

ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS VARIASI PARAMETER LEARNING VECTOR QUANTIZATION ARTIFICIAL NEURAL NETWORK TERHADAP PENGENALAN POLA DATA ODOR PARAMETER VARIATION ANALYSIS OF LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci