PERUBAHAN KALENDER TANAM (KATAM) DUKUNGAN LITBANG PERTANIAN DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN MENCAPAI SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

Transkripsi

1 PERUBAHAN KALENDER TANAM (KATAM) DUKUNGAN LITBANG PERTANIAN DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN MENCAPAI SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN Universitas Brawijaya, Malang, 9 Nopember 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian KEMENTERIAN PERTANIAN

2 ISI PAPARAN I Target Sukses Kementerian Pertanian II Tugas dan Peran Badan Litbangtan dalam P2BN III Pengembangan KATAM dalam Mengantisipasi Perubahan Iklim IV Pemutahiran Sistem Informasi KATAM terpadu

3 I TARGET SUKSES KEMENTERIAN PERTANIAN

4 TARGET PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN PENINGKATAN DIVERSIFIKASI PANGAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, DAN EKSPOR PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

5 TARGET PRODUKSI UNTUK PENCAPAIAN SWASEMBADA DAN SWASEMBADA BERKELANJUTAN (5 KOMODITAS UTAMA) KOMODITAS TARGET SUKSES TARGET PRODUKSI 2014 (JUTA TON) Padi (GKG) Jagung (pipilan kering) Swasembada berkelanjutan Swasembada berkelanjutan 76,57 29,00 Kedelai (biji kering) Swasembada 2,70 Gula (GKP) Swasembada 3,1 Daging sapi Swasembada 0,51

6 II TUGAS DAN PERAN LITBANGTAN MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) (PERMENTAN 45/2011: TATA HUBUNGAN KERJA KELEMBAGAAN TEKNIS, LITBANG, PENYULUHAN PERTANIAN DALAM MENDUKUNG P2BN)

7 Presiden RI dan Mentan panen Inpari 13 di Sragen, Jawa Tengah, Feb 2012

8 SIMULASI STRATEGI PENCAPAIAN SURPLUS BERAS 10 JUTA TON PADA TAHUN 2014 BERDASARKAN KONDISI PRODUKSI TAHUN 2012

9 Dukungan Kebijakan Subsidi Pupuk tepat sasaran dan mendukung ke arah effisiensi penggunaan pupuk: Tek PHSL web, IVR (interactive voice recorded) via SMS 135 Telkomsel. Bantuan Langsung Benih Unggul sebagai media percepatan penyebaran varietas unggul baru. Subsidi benih (Varietas Unggul inbrida & hibrida) Asuransi Pertanian dan insentif harga, untuk antisipasi dampak perubahan iklim (hama/penyakit, banjir dan kekeringan)

10 Badan Litbang Pertanian pada : Penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing, yang memiliki : Nilai tambah ekonomi yang tinggi : (impact recognition) Untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian dan; Nilai ilmiah tinggi : (scientific recognition) Untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia. 10

11 11 Peran Badan Litbang Pertanian PENINGKATAN PRODUKSI LUAS AREAL PANEN PRODUKTIVITAS VUB (BENIH)+BUDIDAYA+ PASCA PANEN TARGET SURPLUS PRODUKSI BERAS: 10 JUTA TON 2014 (SWASEMBADA BERKELANJUTAN) SINKRONISASI DAN KOORDINASI PUSAT-DAERAH

12 Hubungan Pusat & Daerah Pusat Menteri Pertanian Kepala Badan Litbang Dirjen Teknis Kepala BPPSDMP Gubernur Provinsi BPTP Dinas Teknis Bakorluh Kab/Kota Bupati/Walikota Peneliti Dinas Teknis Bappeluh 12

13 Tugas Pokok Ditjentan & Ditjen PSP Badan Litbangtan Badan PSDMP Menyusun rencana kerja peningkatan produksi Menyiapkan sarana prasarana pertanian Memberikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi dan pendampingan penerapan teknologi Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian (pemanduan sekolah lapang) 13

14 Tugas Badan Litbangtan di Pusat (Tim Pengendali) melayani Ditjentan dan Badan SDMP Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi Menyediakan kalender dan pola tanam (KATAM) Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim Menyediakan benih dasar dan merekomendasikan varietas unggul spesifik lokalita Merumuskan dan merencanakan kebutuhan tenaga peneliti dalam mendukung P2BN Menyediakan publikasi dan teknologi tepat guna 14

15 SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS Pertanian Ramah Lingkungan Spesifik Lokasi 1. Peningkatan Produktivitas 2. Rendah Emisi Gas Rumah Kaca 3. Adaptif terhadap perubahan iklim 4. Penerapan Pengendalian hama Terpadu 5. Rendah Cemaran Logam Berat 6. Zero Waste 7. Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 8. Terjaganya Biodiversitas 9. Integrasi Tanaman-Ternak Pertanian Ramah Lingkungan

16 DUA ALTERNATIF KEBIJAKAN OPERASIONAL PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI 1. Peningkatan luas panen & indeks panen Indeks Panen (IP): irigasi, varietas genjah IP ditingkatkan dari 1,5 menjadi 1,7. 2. Peningkatan provitas Produktivitas ditingkatkan dari 5,1 menjadi 5,7 ton/ha Varietas unggul baru (VUB) toleran dampak perubahan iklim (DPI)

17 Produktivitas (ton/ha) 6 Penduduk (juta jiwa) Produksi GKG (juta ton) SAWAH IRIGASI LAHAN KERING

18 Lahan suboptimal di Jawa Tergenang Luas (ha) Potensi rawan Tergenang Rawan Cukup rawan Tidak rawan Kekeringan Kekeringan Luas (ha) Potensi rawan Rawan

19 TEKNOLOGI ADAPTIF 1. Varietas unggul adaptif (spesifik lokasi) dan/atau tahan: (a) kekeringan, (b) genangan, (c) berumur genjah, (d) toleran salinitas, (e) rendah emisi, (f) (selain produktifitas tinggi) 2. Inovasi teknologi pengelolaan lahan dan air: (a) optimalisasi lahan, (b) perbaikan kesuburan tanah, (c) efisiensi air, (d) minimum run-off & indigenous technlogy (e) Pupuk organik / pengomposan (f) Pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan (g) PTT (pengelolaan tanaman terpadu)

20 PERAKITAN VARIETAS UNGGUL PADI 1. toleran kekeringan 2. toleran suhu rendah 3. toleran suhu tinggi 4. toleran naungan untuk tanaman sela lahan perkebunan 5. toleransi keracunan Fe, Al, rendaman, dan Salinitas. 6. toleran pada kondisi gambut, keracunan pirit dan kahat unsur mikro. 7. berumur sangat genjah

21 Plasmanutfah Padi di BB Padi >3000 working collections

22 Penyediaan Varietas Unggul Padi Periode Umur tan lbh genjah HSS, tinggi tanaman cm, anakan sedang anakan. IR64 (1986), Ciliwung (1989), Barumun, Way Seputih (1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru, Widas (1999), Ciherang (2000) dan Konawe (2001). Hingga thn 2000, IR64 mendominansi (61%) Akibat ditanam luas IR64 ketahanan thd WBC dan HDB patah Periode Sekarang Tipe tanaman tidak berubah, adanya stagnansi produktifitas. Dirintis perakitan padi tipe baru (PTB) dan padi Hibrida. Perubahan pemberian nama menjadi INPARI (inbrida irigasi), INPAGO (inbrida gogo), INPARA (inbrida rawa), HIPA (hibrida padi). Hingga akhir 2010 Ciherang mendominansi (40%) INPARI 13 (dilepas 2010), tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 3 sudah ditanam petani di areal endemik WBC.

23 REKOMENDASI PILIHAN VUB PADI ADAPTIF Padi sawah irigasi Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi): umur sangat genjah hingga sedang, adaptif terhadap cekaman biotk & abiotik (Spesifik lokasi) Inpari 4, Inpari 5, Inpari 7, Inpari 9, Inpari 13, 14, 15, 16, 22, 23, 24 (umur sedang) Padi sawah tadah hujan Inpari: toleran kekeringan, Umur Sangat genjah, dataran tinggi: Inpari 1, 11, 12, 13, 17, 19 (sangat genjah) Inpari 10 (kekeringan) Inpari (dataran tinggi) Padi gogo Inpago (Inbrida Padi Gogo): produksi tinggi, adaptif lahan kering, tahan blast: Inpago, 4, 5, 6, 7, 8, Inpago Unram-1, Inpago Unsud-1 Padi rawa lebak & pasang surut Inpara (Inbrida Padi Rawa lebak & Pasang surut): toleran terhadap rendaman & sulfat masam Inpara 1, 2,3, 6 Margasari, Dendang, Lambur, Lalan, Indragiri, Air Tenggulang, Banyuasin Inpari 29,30; Inpara 4, 5 (banjir & rendaman)

24 Varietas Padi Adaptif Dampak Perubahan Iklim Karakteristik Varietas Potensi hasil (t/ha) Umur sangat genjah ( hss) Toleran Kekeringan Toleran Rendaman/Banjir Toleran Salinitas Agak Tahan - Tahan Wereng Coklat Tahan Hawar Daun Bakteri Rata-rata hasil (t/ha) Inpari (1, 11, 12, 13, 18, 19, dan 20) ,3 Padi Gogo (Silugonggo, Situ Bagendit, Batutegi Limboto, Inpago 6) Inpari (1, 10, 11, 12, 13) Inpara (4 and 5), Ciherang sub1, Inpari 29 Margasari, Dendang, Lambur, Martapura, Batanghari, Indragiri, Air Tenggulang, dan Banyuasin 5,5-6,0 8,0-10,0 4,0 6,6 7,2-7,6 4,7 5,0-6,0 5,0 Inpari (2, 3, 4, 6, 13, 18, dan 19) 7,3-8,0 6,6 Inpari (1, 4, 6, 11, 18, 19, dan 20) 10,0-12,0 7,3 Tahan Tungro Inpari (7, 8, dan 9) 8,7-9,9 6,4

25 Varietas padi adaptif di lahan sawah tadah hujan Padi sangat genjah Hasil rata-rata (t/ha) Umur Tanaman dan keunggulan lainnya Dodokan 5,1 100 hss, cocok untuk gogo rancah (gora) Silugonggo 5,5 90 hss, tekstur nasi pera, cocok untuk gora Inpari 1 7,3 108 hss, indeks glikemik rendah Inpari 11 6, hss, tahan HDB Inpari 12 6,21 99 hss, tekstur nasi pera Inpari 13 6, hss, tahan wereng coklat

26 Varietas padi adaptif di lahan rawa Padi Rawa Hasil rata-rata (t/ha) Umur Tanaman dan keunggulan lainnya Inpara 1 4, hss, tekstur nasi pera Inpara 2 4, hss, tekstur nasi pulen Inpara 3 4,6 127 hss, tekstur nasi pera Inpara 4 4, hss, tekstur nasi pera Inpara 5 4, hss, tekstur nasi sedang Inpara 6 4, hss, tekstur nasi sedang

27 Sebaran Varietas Unggul Padi Tahun 2012 (Nasional) NO WILAYAH VARIETAS DOMINAN CIHERANG MEKONGGA CILIWUNG CIGEULIS IR 64 VU. LAIN LOKAL JUMLAH 1 SUMATERA - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 45,83 5,42 11,23 1,85 5,68 19,35 10,64 100,00 2 JAWA - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 44,56 4,55 0,07 1,36 20,04 17,72 11, KALIMANTAN - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 16,88 1,80 5,20 0,05 2,49 28,89 44, BALI&NUSRA - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 38,83 3,52 0,42 20,28 2,63 27,96 6, SULAWESI - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 28,87 8,79 15,68 14,39 4,23 22,82 5, MALUKU&PAPUA - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 9,97 6,93 2,57 12,84 14,18 34,82 18, JUMLAH - Luas Tanam (Ha) Persentase (%) 39,82 4,94 5,23 4,02 11,82 20,51 13,65 100,00

28 Kontribusi Varietas Unggul (Padi) Keterangan Varietas daya hasil tinggi Populer Areal panen Proporsi adopsi varietas 2012 Peningkatan hasil Nilai tambah Kuantitas 210 varietas (inbrida, hibrida) Ciherang, Cibogo, Cigeulis, IR64, Mekongga, Way Apo Buru, Sintanur, Cimelati, HiPa 5 Ceva, HiPa 6 Jete, Maro, Rokan, Aek Sibundong, Inpari, Inpara, dan Inpago, dll 12.0 juta ha 86.4% t/ha Rp 21,78 T Rp 41,57 Triliun

29 HASIL DEMPLOT PADI HIBRIDA KEC SUMBER PUCUNG, KABUPATEN MALANG, JATIM, 2012 Nama Varietas Hasil (t/ha) Hipa 5 Ceva 12,4 Hipa 6 Jete 10,7 Hipa 7 11,3 Hipa 8 11,7 Hipa 11 11,2 Hipa 14 10,3 Hipa Jatim1 11,3 Hipa Jatim 2 12,5 Hipa Jatim3 12,1 Ciherang (inbrida) 9,2

30 Hibrida Hipa 9 di lahan petani di kec Maos, kab Cilacap, Jateng, Des

31 Padi Hibrida Varietas Hipa 8 di lahan kelompok tani Mugi Mulyo Kecamatan Mernek, Kabupaten Cilacap, Jateng, 2011.

32 Hipa 8 di Kabupaten Malang, Jatim, 2012

33 Dukungan Logistik Benih Sumber (BS, FS, SS) di BB Padi dan BPTP di 33 Provinsi

34 Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak (BS) NAD Inpari 3, Sarinah, Inpari 13 2 Sumut Mekongga, Ciherang, Inpari 4 3 Sumbar Btg Piaman, Mekongga, Inpari 12 4 Riau Batang Piaman 5 Kep. Riau Jambi Inpara3 7 Sumsel Ciherang 8 Bengkulu Inpari 13, Cigeulis, Mekongga 9 Lampung Babel DKI Jakarta Jawa Barat Inpari 14, Mekongga, Ciherang 13 Banten Jawa Tengah St Bagendit, Ciherang, Logawa 15 DIY Jawa Timur Ciherang, IR 64, St Bagendit 17 Bali

35 Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak (BS) NTT Ciherang, St Bagendit, Inpari 6 19 NTB Inpari 10, Inpari 17, Mekongga 20 Kalbar Inpari 19, Inpari 20, Inpara 6 21 Kateng Kalsel Ciherang, Mekongga, St Bagendit 23 Kaltim Sulut Sulteng Ciherang, Ciliwung, Cisantana 26 Sultra Mekongga, Cisantana, Ciherang 27 Sulsel Memberamo, Mekongga, Ciliwung 28 Sulbar Gorontalo Ciherang 30 Maluku Malut Papua Inpari Papbar Jumlah Total

36 Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) NAD Sumut Sumbar Riau Kep. Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali

37 Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) NTT NTB Kalbar Kateng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sultra Sulsel Sulbar Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah Total

38 Distribusi BS, FS, SS ke BPTP (UPBS dan Display) 2012 No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas 1 NAD NTT Sumut Maluku Sumbar Maluku Utara Riau Papua SumSel Papua Barat Babel Kalsel Lampung Kalbar Kep Riau KalTeng Bengkulu Kaltm Jambi Sulsel Banten Sulbar DKI Jakarta Sulteng Jawa Barat Sulut Jawa Tengah Sultra D.I.Y Gorontalo Jawa Timur Lolit Tungro Bali Balitra NTB KP Balitkabi Total

39 Distribusi BS dan FS Padi ke BPTP (UPBS) tahun 2013 Distribusi 2013 (kg) No. Varietas BS FS 1 Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Lainnya Total (kg) Jumlah varietas 61 27

40 Disribusi SS ke BPTP (display varietas) 2013 No. Varietas SS (kg) No. Varietas SS (kg) 1 Inpari Inpago Inpari Situ Bagendit Inpari Inpara Inpari Inpara Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Lainnya (25 var) Sarinah Total (kg) Inpara Jumlah varietas 41

41 III PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KALENDER TANAM DALAM MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

42 PETA PRAKIRAAN AWAL MUSIM DAN SIFAT HUJAN MH 2013/2014 PETA PREDIKSI AWAL MUSIM MH 2013/2014 LEGENDA: PETA PREDIKSI SIFAT HUJAN MH 2013/2014 LEGENDA:

43 SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU, APAKAH ITU? Pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi tentang : prediksi iklim atau musim, awal waktu tanam, pola tanam, potensi luas tanam, wilayah rawan banjir dan kekeringan, wilayah rawan serangan OPT, Potensi serangan OPT, rekomendasi varietas padi, jagung, kedelai serta kebutuhan benih, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, Informasi mekanisasi pertanian Kalender tanam rawa Info tanam BPP untuk tanaman padi, jagung dan kedelai (semusim) hingga ke level kecamatan

44 INTEGRASI DATA BMKG KE DALAM SI KATAM TERPADU MT I (MH) 2013/2014 KALENDER TANAM (BADAN LITBANG PERTANIAN) PREDIKSI IKLIM BMKG INFO SIFAT HUJAN, ESTIMASI WAKTU, POTENSI LUAS, DAN POLA TANAM BENCANA (banjir,kekeri ngan, OPT) VARIETAS SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU PUPUK

45 45

46 Rekapitulasi Analisis Kalender Tanam MT I (MH) 2013/2014 No Pulau Luas Baku Sawah (Ha) Awal Tanam Dominan Estimasi Potensi Luas Tanam Padi (Ha) Jagung/ Kedelai (Ha) Kedelai (Ha) 1. Sumatera Okt II-III Jawa Okt II-III Kalimantan Jan I-II Sulawesi Jan I-II Maluku Nov I-II Papua Nov III-Des I Bali & NT Nov III-Des I INDONESIA Okt II-III, Nov I-II

47 SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MT I (MH) 2013/2014 Sebaran Potensi Luas Tanam Padi di lahan sawah berdasarkan awal waktu tanam MT I (MH) 2013/

48 IMPLEMENTASI KATAM 1) Sosialisasi Katam Terpadu pada setiap musim tanam dilakukan oleh BPTP di seluruh provinsi di Indonesia pada level provinsi, kabupaten maupun kecamatan sentra pangan. 2) Hasil verifikasi waktu tanam Katam Terpadu MT I 2012/2013 di 4428 kecamatan, menunjukkan bahwa 65% memiliki kemiripan waktu tanam petani. 3) Sebagian besar Pemprov/Pemkab/Pemkot menyambut baik ketersediaan informasi Katam Terpadu dan dijadikan sebagai referensi dalam menetapkan waktu tanam. 4) Validasi Katam di lapang pada tahun 2013 sudah dilakukan oleh Gugus Tugas Katam BPTP di 8 propinsi, salah satunya di Provinsi Bali.

49 FEEDBACK DARI PENGGUNA DI DAERAH (HASIL FGD KATAM TERPADU SEPTEMBER 2013) 1) Waktu launching diminta 1 bulan sebelum musim tanam dimulai, untuk mempersiapkan saprodi dan sosialisasi. 2) Banyak harapan berkembang bahwa Sistem Informasi Katam Terpadu juga dibuat untuk komoditas lainnya (tebu, sayuran). 3) Rekomenasi pupuk dan pemupukan untuk pupuk cair.

50 IV PEMUTAHIRAN SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU

51 PEMUTAHIRAN DATA ADMINISTRASI Penambahan data provinsi, kabupaten, dan kecamatan sebagai dampak adanya pemekaran wilayah. 1) Penambahan provinsi dari 33 menjadi 34 provinsi, 2) Penambahan kabupaten/kota dari 497 menjadi 505 kabupaten/kota, 3) Penambahan kecamatan dari 6769 menjadi 6911 kecamatan

52 PENGEMBANGAN SISTEM DELIVERY (1) Akses informasi Katam melalui sms ke sms center: a. Info katam [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi, pulau, nasional)] Contoh: info katam bogor barat b. info pupuk [padi, jagung, kedelai] [tunggal, phonska, pelangi, kujang, ] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten, provinsi, pulau, nasional)] Contoh: info pupuk padi phonska bogor barat c. info varietas [padi, jagung, kedelai] [nama administrasi (kecamatan, kabupaten)] Contoh: info varietas jagung depok2

53 PENGEMBANGAN SISTEM DELIVERY (2) Akses Informasi Katam Terpadu Melalui Smartphone:

54

55 PRAKIRAAN AWAL MUSIM DAN SIFAT HUJAN MT I 2013/2014 1) Sifat Hujan MH 2013/2014, sebagian besar daerah diprakirakan NORMAL hingga ATAS NORMAL. 2) Awal MH 2013/2014 di sebagian besar daerah diprakirakan paling banyak pada bulan September, Oktober, dan November Rekapitulasi Prediksi Awal Musim Pada MH 2013/2014 Rekapitulasi Prediksi Sifat Hujan pada MH 2013/2014

56 Efisiensi penggunaan air meningkat 16-20% dengan intermitten dibandingkan cara penggenangan air terus-menerus setinggi 5 cm. Hasil panen tiga tipe varietas padi (hibrida, inbrida dan tipe baru) secara statistik tidak signifikan antara yang diperoleh melalui pengairan intermitten dan di genang terus.

57 Hasil padi dari teknik budidaya PTT, SRI, semi SRI, dan cara petani Metode Hasil (t/ha GKG) Indeks Ciherang Inpari 10 Sintanur Ciherang Inpari 10 Sintanur PTT SRI Semi SRI Cara petani KP Sukamandi MK

58 Teknologi Budidaya Padi Bidang Teknologi Keterangan Agronomi - Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi Hama Penyakit Pasca Panen - Teknologi Hemat air (AWD) - Teknologi hemat pupuk/hara - Teknologi tanam jajar legowo - Teknologi percepatan dekomposisi jerami - Pengendalian tikus terpadu - Pengendalian keong mas - Pengendalian penggerek batang padi - Pengendalian wereng coklat - Pengendalian wereng hijau (vektor tungro) - Panen kelompok - Teknik pengeringan dan penyimpanan hasil Sudah diadopsi petani Sudah diadopsi petani

59 REKOMENDASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

60 VUB Padi Badan Litbang Tan Dilepas 13 VUB: Dilepas 17 VUB: Dilepas 11 VUB: 3 VUB padi sawah (Inpari 8 VUB padi sawah (Inpari 14 9 VUB Padi sawah (Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13) Pakuan, Inpari 15 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 4 VUB padi hibrida (Hipa8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11), Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 24 Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27, 3 VUB padi gogo (Inpago 4, Inpago5, Inpago 6) 18, Inpari 19, Inpari 20, dan Inpari Sidenuk). Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 3 VUB padi rawa (Inpara4, 6 VUB padi sawah hibrida Ciherang Sub-1) Inpara 5, Inpara 6) (HIPA Jatim 1, HIPA Jatim 2, 1 VUB Padi rawa: Inpara 7 HIPA Jatim 3, HIPA 12 SBU, HIPA 13, dan HIPA 14 SBU) 1 VUB Padi gogo: Inpago 9 3 VUB padi gogo (INPAGO 8, INPAGO Unsoed 1, INPAGO Unram 1).

61 I. 12 VARIETAS UNGGUL BARU PADI No. Nama Umur HSS (hari) * Cocok pd ketinggian hg 900 m DPL ** Cocok pd ketinggian hg 500 m DPL Puslitbangtan Rataan Hasil (t/ha) Rataan Hasil (%) > Ciherang 1 Inpari ,4 6,66 2 Inpari ,8-3,33 3 Inpari ,9 15,00 4 Inpari ,7 11,67 5 Inpari ,0 16,67 6 Inpari 26 * 124 5,7-5,00 7 Inpari 27 * 125 5,7-5,00 Ciherang ** 125 6,0 -

62 Lanjutan... No Nama Umur HSS (hari) * Cocok pd ketinggian hg 900 m DPL ** Cocok pd ketinggian hg 500 m DPL Puslitbangtan Rataan Hasil (t/ha) Rataan Hasil (%) di atas Ciherang 8 Inpari 28 Kerinci * 120 6,6 10,00 9 Inpari 29 Rendaman 110 6,5 8,33 10 Inpari 30 Ciherang Sub , Inpara ,5-12 Inpago ,2 - Ciherang ** 125 6,0 -

63 Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak (BS) NAD Inpari 3, Sarinah, Inpari 13 2 Sumut Mekongga, Ciherang, Inpari 4 3 Sumbar Btg Piaman, Mekongga, Inpari 12 4 Riau Batang Piaman 5 Kep. Riau Jambi Inpara3 7 Sumsel Ciherang 8 Bengkulu Inpari 13, Cigeulis, Mekongga 9 Lampung Babel DKI Jakarta Jawa Barat Inpari 14, Mekongga, Ciherang 13 Banten Jawa Tengah St Bagendit, Ciherang, Logawa 15 DIY Jawa Timur Ciherang, IR 64, St Bagendit 17 Bali

64 Distribusi BS, FS ke Balai Benih Propinsi 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) Varietas terbanyak (BS) NTT Ciherang, St Bagendit, Inpari 6 19 NTB Inpari 10, Inpari 17, Mekongga 20 Kalbar Inpari 19, Inpari 20, Inpara 6 21 Kateng Kalsel Ciherang, Mekongga, St Bagendit 23 Kaltim Sulut Sulteng Ciherang, Ciliwung, Cisantana 26 Sultra Mekongga, Cisantana, Ciherang 27 Sulsel Memberamo, Mekongga, Ciliwung 28 Sulbar Gorontalo Ciherang 30 Maluku Malut Papua Inpari Papbar Jumlah Total

65 Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (1) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) NAD Sumut Sumbar Riau Kep. Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel DKI Jakarta Jawa Barat Banten Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali

66 Distribusi BS, FS ke Produsen Benih (selain BBI) 2012 & 2013 (2) No. Propinsi Distribusi BS (kg) Distribusi FS (kg) NTT NTB Kalbar Kateng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sultra Sulsel Sulbar Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Jumlah Total

67 Distribusi BS, FS, SS ke BPTP (UPBS dan Display) 2012 No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas No. BPTP/Balit Distribusi (kg) Jml Varietas 1 NAD NTT Sumut Maluku Sumbar Maluku Utara Riau Papua SumSel Papua Barat Babel Kalsel Lampung Kalbar Kep Riau KalTeng Bengkulu Kaltm Jambi Sulsel Banten Sulbar DKI Jakarta Sulteng Jawa Barat Sulut Jawa Tengah Sultra D.I.Y Gorontalo Jawa Timur Lolit Tungro Bali Balitra NTB KP Balitkabi Total

68 Distribusi BS dan FS Padi ke BPTP (UPBS) tahun 2013 Distribusi 2013 (kg) No. Varietas BS FS 1 Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Lainnya Total (kg) Jumlah varietas 61 27

69 Disribusi SS ke BPTP (display varietas) 2013 No. Varietas SS (kg) No. Varietas SS (kg) 1 Inpari Inpago Inpari Situ Bagendit Inpari Inpara Inpari Inpara Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Inpari Lainnya (25 var) Sarinah Total (kg) Inpara Jumlah varietas 41

70 MATRIKS TAHAPAN PENGENALAN VUB PADI KE PETANI PELAKSANA TAHUN KE SETELAH VUB PADI DILEPAS BB PADI Tersedia benih BS Maret: panen FS Juli : panen SS Okt-Des: kirim SS ke BPTP BPTP (BB PADI + BPP) Nov-Jan: Uji adaptasi (2-4 VUB + 1 cek, 1-2 musim) BPP (BPTP) Demparm (1-2 VUB terpilih + 1 cek; 1 ha/var.) POKTAN/GA POKTAN Diadopsi petani * Perluasan adopsi * Benih ES dr BPTP (gratis utk 1 musim saja). Pembentukan Gapoktan sebagai Penangkar Benih ES di lokasi pengembangan VUB (dibina oleh DIPERTA/BPSB & BPTP; bantuan sarpras penangkaran benih oleh Ditjen TP).

71 TAHAPAN PENGENALAN VUB PADI SPESIFIK LOKASI KE PETANI DI TIAP KAWASAN SLPTT Thn Stlh VUB Dilepas Musim Tanam Kegiatan Keterangan BB Padi memproduksi benih kelas FS. BB Padi memproduksi benih kelas SS. BPTP melakukan Uji Adaptasi pada Musim Penghujan (MP). Menggunakan benih SS dari BB Padi. BPTP melakukan Uji Adaptasi pada Musim Kemarau (MK). Menggunakan benih SS dari BB Padi. Saat VUB dilepas, di UPBS BB Padi telah tersedia 100 kg benih kelas BS per varietas Benih kelas SS dikirim ke BPTP untuk Uji Adaptasi pada Musim Penghujan. Di tiap lokasi: 2-4 VUB & 1-2 varietas eksisting sebagai pembanding; Luas plot 4 m x 5 m; 3 ulangan. BPTP bekerjasama dengan Gapoktan, dan Penyuluh. BB Padi sebagai Penyelia. Dilaksanakan 2 musim untuk mengetahui respon VUB pada MP dan MK. 3 1 atau 2 BPTP melakukan Uji Demfarm. Menggunakan benih SS dari BPTP. Demfarm dapat dilakukan pada satu musim, bila Uji Adaptasi menunjukkan tidak terdapat perbedaan hasil pada MK dan MP. Di tiap lokasi: 1-2 VUB & 1 varietas eksisting sebagai pembanding; Luas Demfarm 1 Ha per varietas. BPTP bekerjasama dengan Gapoktan dan Penyuluh. BB Padi sebagai Penyelia. BPTP mengkaji semua karakter/keragaan VUB. 4 1 Gapoktan mengadopsi 1-2 VUB. Luas pertanaman minimal 10 Ha per Gapoktan. Menggunakan benih SS dari BPTP. Gelar teknologi (Geltek) dan Temu Lapang oleh BPTP. BPTP mengundang pejabat Pemda untuk menunjukkan bahwa teknologi (VUB) telah diadopsi oleh Gapoktan. BPTP sebagai Penyelia. 2 Gapoktan menanam 1 dari 2 VUB secara bergantian di tiap musim. Luas lahan lebih dari 10 Ha. Menggunakan benih ES dari pertanaman SS musim tanam sebelumnya (bila memungkinkan). Menanam 1 dari 2 VUB secara bergantian di tiap musim untuk menghindari menurunnya ketahanan VUB terhadap hama/penyakit utama. Selanjutnya BPTP meyerahkan pendampingan kepada Penyuluh. BPTP memonitor perkembangan adopsi VUB tersebut.

72 Prakiraan kebutuhan benih sebar Tahun Jumlah benih sebar (ton) Padi Jagung Kedelai Catatan: Kebutuhan benih (kg/ha) padi, jagung, kedelai berturut-turut 21 kg, 16 kg, dan 40 kg

73 Kunjungi kami di :

74 Penyediaan Varietas Unggul Padi Periode Umur tan lbh genjah HSS, tinggi tanaman cm, anakan sedang anakan. IR64 (1986), Ciliwung (1989), Barumun, Way Seputih (1991), Memberamo (1995), Way Apo Buru, Widas (1999), Ciherang (2000) dan Konawe (2001). Hingga thn 2000, IR64 mendominansi (61%) Akibat ditanam luas IR64 ketahanan thd WBC dan HDB patah Periode Sekarang Tipe tanaman tidak berubah, adanya stagnansi produktifitas. Dirintis perakitan padi tipe baru (PTB) dan padi Hibrida. Perubahan pemberian nama menjadi INPARI (inbrida irigasi), INPAGO (inbrida gogo), INPARA (inbrida rawa), HIPA (hibrida padi). Hingga akhir 2010 Ciherang mendominansi (40%) INPARI 13, tahan wereng batang coklat (WBC) biotipe 3 sudah ditanam petani di areal endemik WBC.

75 No VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan. Tahun Inpara 1 Inpara 2 Inpara 3 Inpari 1 Inpari 2 Inpari 3 Inpari 4 Inpari 5 Inpari 6 Inpari 7 Inpari 8 Inpari 9 Inpari 10 Hipa 7 Hipa 8 Pi Inpara 4 Inpara 5 Inpara 6 Inpari 11 Inpari 12 Inpari 13 Inpago 4 Inpago 5 Inpago 6 Inpara 4 Inpara 5 Inpara 6 Hipa 8 Hipa 9 Hipa 10 Hipa 11 IPB Batola IPB Dadahup Hipa 12 SBU Hipa 13 Hipa 14 SBU Hipa Jatim 1 Hipa Jatim 2 Hipa Jatim 3 Impari 14 Cihea Inpari 15 Citarik Inpari 16 Citandui Inpari 17 Inpari 18 Inpari 19 Inpari 20 Inpari Sidenuk Inpago 8 Inpago Unram 1 Inpago Unsoed 1 Inpari 21 Inpari 22 Inpari 23 Inpari 24 Inpari 25 Inpari 26 Inpari 27 Inpari 28 Inpari 29 Rendaman Inpari 30 Ciherang Sub-1 Inpago 9 Inpara 7 Jml JUMLAH TOTAL TAHUN

76 VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2011

77 VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2011

78 No Nama Umur HST (hari) Rataan Hasil (t/ha) Sifat Unggul 1 Inpari ,8 Agak tahan WBC biotipe 1,2,3. Tahan HDB strain III, Tahan Blas ras 033 dan Inpari ,9 Baik ditanam di sawah dataran rendah m dpl, tahan WBC biotipe 1, agak tahan 2,3, tahan HDB strain III 3 Inpari ,7 Beras merah, baik ditanam di sawah dataran rendah m dpl, tahan HDB strain III 4 Inpari ,0 Ketan merah, baik ditanam di sawah dataran rendah m dpl, tahan HDB strain III 5 Inpari ,7 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah dataran tinggi s/d 900 m dpl, tahan HDB strain III, Tahan blas Inpari ,7 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah s/d 900 m dpl, tahan HDB strain III 7 Inpari 28 Kerinci 8 Inpari 29 Rendaman VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn ,6 Cocok ditanam di ekosistem lahan sawah dataran tinggi s/d 1100 m dpl, Tahan HDB strain III 110 6,5 Baik ditanam di sawah irigasi dataran rendah s/d 400 m dpl terutama di daerah rawan banjir 9 Inpari 30 Ciherang Sub ,2 Baik ditanam di sawah dataran rendah m dpl di daerah luapan sungai dan rawan banjir

79 VUB Padi yg Dilepas Badan Litbang Tan thn 2012 (Lanj ) No. Nama Umur HST (hari) Rataan Hasil (t/ha) Sifat Unggul 10 Inpara ,5 Baik ditanam dilahan rawa pasang surut dan lebak. Agak toleran terhadap keracunan Fe dan Al. Tahan Blas ras 033 dan Inpago ,2 Lahan subur di Jawa dan lahan PMK Lampung. Agak toleran kekeringan dan keracunan Al pada tingkat 60 ppm Al 3 +

80 Produksi Benih Sumber Padi oleh Badan Litbang Tan melalui BB Padi TA 2012 No. Jenis Benih Klas Jumlah (kg) 1. Benih VUB untuk pengembangan UPBS BS Benih VUB untuk pengembangan UPBS FS BPTP dan Denfarm 3. Benih VUB untuk pendampingan SLPTT SS Benih Padi Hibrida F Benih penjenis 46 varietas inbrida BS Benih dasar 30 varietas inbrida FS Benih 10 calon varietas yang akan dilepas SS Jumlah total Jumlah Distribusi Benih Total Stok Benih Produksi benih inti (NS) untuk 20 varietas sebanyak malai

81 Benih yang Didistribusikan untuk Pendampingan SLPTT dan Mendukung UPBS BPTP Tahun 2012 Distribusi Benih 2012 (kg) Jumlah No. BPTP/Balit MT I MT II Jumlah Varietas 1 NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Sumatera Selatan Bangka Belitung Lampung Kepulauan Riau Bengkulu Jambi Banten DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Jogyakarta Jawa Timur Bali NTB NTT Maluku Maluku Utara Papua Papua Barat Kalimantan Selatan Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Tenggara Gorontalo Lolit Tungro Balitra Kebun Balitkabi Total

82 SISTEM JAJAR LEGOWO (JARWO) Meningkatkan populasi tanaman dgn mengatur jarak tanam. Menyisipkan tanaman ke dalam barisan Legowo 2:1. Populasi tanaman/ha = rumpun (meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam Tegel 25 cm x25 cm ( rumpun/ha). Dengan pola Jarwo 2:1, seluruh barisan tanaman akan mendapat tanaman sisipan.

83 Pertumbuhan tanaman, komponen hasil dan hasil Sistem Legowo 2:1 vs Tegel, Jawa Tengah 2011 Variabel Legowo 2:1 Jarak tanam (25: 12,5: 50) cm Tegel Jarak tanam (25 x 25) cm MT-1 MT-2 MT-1 MT-2 Tinggi tanaman (cm) 100,4 104,1 103,1 105,0 Jumlah anakan (rumpun) 23,6 19,2 18,8 14,8 Jumlah malai (rumpun) 20,1 17,2 18,9 15,9 Jumlah gabah (malai) 155,7 143,2 161,6 133,7 Gabah isi (%) 75,2 71,2 75,2 74,6 Bobot 1000 butir (gr) 25,1 25,7 25,3 25,9 Hasil GKG (ton/ha, KA 14%) 8,08 8,60 7,31 7,45 Sumber: Abdulrachman, et.al (2011). Hasil penelitian Abdulrachman et.al (2011) menunjukkan bahwa pada pertanaman Legowo 2:1 dengan jarak tanam (25x12,5x50) cm mampu meningkatkan hasil antara 9,63-15,44% dibanding model tegel. Jumlah anakan/rumpun dan jumlah malai/rumpun adalah komponen yang mendukung peningkatan hasil tersebut.

84 Indonesia Statistics and Rice Populations, 2011 (millions) 241 Annual growth population in last 10 years (%) 1.49 Total rice area (million hectares) 7.79 Average rice yield, 2011 (tons/ha) 5.03 Total rice production (2011) (million tons) decrease by 1.08 million tons compared to Annual rice consumption (kg/capita/year) 139 Rice ecosystem (%, million hectares): Irrigated (61.7) Rainfed (26.0) Flood prone (7.0) Upland (5.2) IRRI 84