Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Transkripsi

1 KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN KALIMANTAN SELATAN THE PERFORMANCE OF SOME NEW RICE AT RAINFED LOWLAND SOUTH KALIMANTAN Khairuddin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 P.O Box 1032 Banjarbaru Telp/Fax : (0511) /(0511) khairuddin.anang@yahoo.com ABSTRAK Suatu pengkajian untuk mengetahui keragaan beberapa varietas unggul baru di Kalimantan Selatan di laksanakan pada 4 lokasi lahan sawah tadah hujan, yaitu 1. Di desa Kasarangan, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, 2. Di desa Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 3. Di desa Penggalaman, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, 4. Di desa Barangas, Kecamatan Berangas Kabupaten Pulau Laut. Pengkajian dilaksanakan pada MH. 2006/2007, yaitu dimulai bulan Desember 2006 sampai dengan bulan April 2007, kecuali di desa Berangas, Kabupaten Pulau Laut pengkajian dilaksanakan mulai bulan Mei-Juni sampai dengan bulan September Masing-masing lokasi menggunakan 3 Varietas Unggul Baru Padi, yaitu : 1. Cimelati, 2. Sarinah dan 3. Ciujung. Teknik budidaya disusun mengikuti kaidah pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Metoda yang digunakan adalah metoda observasi dengan tiga ulangan. Hasil beberapa varietas unggul baru padi yang dilaksanakan di desa Kasarangan Kecamatan Labuan Amas Selatan yang paling tinggi diperlihatkan oleh varietas Sarinah 6,66 t gkg/ha, kemudian diikuti oleh Cimelati 6,55 t gkg/ha dan Ciujung 6,36 t gkg/ha. Hasil yang sama juga diperlihatkan pengkajian di desa Penggalaman Kabupaten Banjar dan di desa Berangas Kabupaten Pulau Laut, kecuali hasil di desa Mandala Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang paling tinggi adalah Cimelati 6,92 t gkg/ha diikuti oleh Sarinah 6,62 t gkg/ha dan Ciujung 6,33 t gkg/ha. Hal ini menunjukan bahwa beberapa varietas unggul baru seperti Sarinah, Cimelati dan Ciujung dapat beradaptasi cukup baik di lahan sawah tadah hujan Kalimantan Selatan. Kata Kunci : Keragaan, Varietas Unggul Baru (VUB), PTT Padi dan Lahan Sawah Tadah Hujan. PENDAHULUAN Luas Tanam padi sawah di Kalimantan Selatan dalam 5 tahun terakhir mulai tahun 1997 sampai dengan 2001 adalah berturut-turut ha, ha, ha, ha dan ha dengan produktivitas, 3,17 t/ha, 2,76 t/ha, 3,17 t/ha, 3,18 t/ha dan 3,39 t/ha (Laporan Tahunan Dinas, 2004). Angka-angka tersebut menunjukan bahwa produktivitas padi sawah di Kalimantan Selatan cukup rendah dan cenderung menurun atau terjadi pelandaian produksi. 416

2 Juni, 2013 Pelandaian produktivitas sawah dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain penurunan kandungan bahan organik tanah, penurunan penambatan N2 udara pada tanah sawah, penurunan kecepatan penyediaan hara N, P dan K dalam tanah, penimbunan senyawa-senyawa toksik bagi tanaman (gas H2S), asam-asam organik, ketidakseimbangan penyediaan hara, kahat hara mikro (Cu, Zn) kahat Fe dan S, tanah terlalu reduktif, penyimpangan iklim, tekanan biotik dan varietas (Puslitbangtan, 2001). Namun demikian, peluang peningkatan produksi masih terbuka melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan perakitan varietas unggul baru atau padi tipe baru dengan memanfaatkan padi jenis japonika tropis sebagai tetua persilangan (Suwarno et. al., 2003). Menurut Daradjat (2001), varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi yang memiliki peran nyata dalam meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian. Selama ini sumbangan varietas unggul terhadap peningkatan produksi padi nasional cukup besar (Soewito et al., 1995). Varietas unggul yang diinginkan mempunyai ciri-ciri seperti : hasil tinggi, umur genjah,tanaman relatif pendek, tahan terhadap hama penyakit dan mempunyai keragaman genetis yang luas. Selain itu diperlukan juga varietas yang toleran terhadap kekeringan, tahan rontok, mutu berasnya baik dengan rasa yang diinginkan konsumen (Harahap et al., 1994; Soewito et al., 1995). Selama ini peningkatan hasil padi melalui pendekatan PTT sudah berkembang di lahan irigasi. Berbagai perpaduan komponen teknologi yang sifatnya saling sinergis, kompatibel, dan saling melengakapi dianjurkan sebagai usaha untuk meningkatkan produksi padi yang lebih efisien, menguntungkan dan berkesinambungan. Dengan pendekatan PTT maka dari 28 kabupaten sejak tahun produksi padi irigasi mengalami peningkatan hasil rata-rata 19% dan pendapatan petani 15%. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenalkan beberapa varietas padi unggul baru yang adaptif dan yang mempunyai produksi tinggi di lahan sawah tadah hujan Kalimantan Selatan. BAHAN DAN METODE Kegiatan pengkajian ini dilaksanakan di lahan sawah tadah hujan pada 4 Kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu (1). Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, di desa Kasarangan Kabupaten Labuan Amas Selatan (2). Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan di desa Mandala Kecamatan Telaga Langsat (3) Di Kabupaten Banjar, di desa Penggalaman, Kecamatan Martapura Barat, (4) Di Kabupaten Pulau Laut, desa Berangas kecamatan Berangas. Kegiatan pengkajian dilaksanakan dalam MH.2006/2007 di sawah tadah hujan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai selatan dan Kabupaten Banjar, mulai bulan Desember-Januari sampai dengan bulan Maret-April 2007, kecuali di Kabupaten Pulau Laut kegiatan pengkajian dimulai 417

3 bulan Juni sampai dengan bulan September. Teknologi budidaya mengikuti kaidah PTT. Metode yang digunakan adalah metoda observasi dengan 3 ulangan. Ada 3 varietas unggul baru yang digunakan : 1 Cimelati (varietas unggul tipe baru), 2 Sarinah (varietas unggul baru) dan 3. Ciujung (varietas unggul baru umur genjah). Adapun luas tanam masing-masing varietas adalah 1000 m2. Paket teknologi PTT yang digunakan terdiri dari beberapa komponen : penggunaan bibit muda (15-20) hari setelah semai (HSS), menggunakan jarak tanam 20 x 20 cm dengan jumlah bibit (2-3) bibit per rumpun. Takaran pupuk anorganik yang digunakan adalah 250 kg urea/ha, 100 kg SP-36/ha dan 150 kg KCl/ha. Pupuk N diberikan 3 kali, pemberian pertama bersama-sama dengan seluruh takaran pupuk SP-36 dan ½ takaran pupuk KCl diberikan sebagai pupuk dasar sekitar 7 HST. Pupuk N yang kedua diberikan pada umur 28 HST, dan pemberian pupuk N yang ke 3 diberikan bersama-sama dengan ½ pupuk KCl pada umur 48 HST. Pemeliharaan tanaman dilaksanakan dengan pengendalian gulma dan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu. Pengendalian gulma dilakukan 2 kali, yang pertama dilakukan pada umur sekitar 21 HST dan yang kedua dilakukan pada umur sekitar 42 HST. Penyiangan pertama dilakukan dengan menggunakan herbisida dan penyiangan kedua secara manual. Sedang pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan monitoring populasi hama secara priodik. Apabila terjadi serangan hama, maka dilaksanakan penyemprotan dengan menggunakan insektisida sesuai dosis anjuran. Untuk mengatasi serangan tikus, di areal pertanaman dilakukan pemasangan/pemagaran plastik, disamping juga dilakukan dengan pengumpanan beracun. Pengamatan yang di dilakukan pada : Hasil gabah (ton/ha), k.a. 14 %, ditentukan dari rata-rata ubinan ukuran 2m x 3m dengan tiga ulangan, jumlah malai/rumpun, tinggi tanaman dan persepsi (tanggapan) petani terhadap sifat-sifat agronomi padi dari beberapa varietas unggul baru. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keragaan Hasil Padi 3 Varietas Unggul Baru di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang dilaksanakan di desa Kasarangan, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada MH. 2006/2007 disajikan pada Tabel

4 Juni, 2013 Tabel 1. Keragaan beberapa varietas unggul baru terhadap Hasil padi, Jumlah Malai/ Rumpun dan Tinggi Tanaman di desa Kasarangan, Kecamatan Labuan Amas Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah MH. 2006/2007. Varietas Hasil ( t/ha ) Jumlah Malai/Rumpun Tinggi Rasa Nasi Sarinah Cimelati Ciujung gkg (buah) Tanaman (Cm) Pera Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil padi unggul di desa Kasarangan yang paling tinggi adalah VUB Sarinah, yaitu 6,66 t/ha gkg, kemudian diikuti oleh Cimelati 6,55 t/ha gkg, dan Ciujung 6,36 t/ha gkg. Demikian pula dengan jumlah malai/rumpun yang paling banyak adalah VUB Sarinah yaitu 20 malai/rumpun, kemudian Cimelati 15 malai/rumpun dan Ciujung 17 malai/rumpun. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman VUB Cimelati memberikan tinggi tanaman yang paling tinggi, yaitu 115 cm, kemudian diikuti VUB Sarinah, yaitu 104 cm dab oleh VUB Ciujung 95 cm. 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) di lokasi pengkajian di desa Kasarangan yang dilaksanakan 1 minggu menjelang panen, dari 10 orang petani 6 orang petani menyatakan VUB yang paling disukai adalah varietas Ciujung, kemudian diikuti oleh Cimelati (2 orang) dan Sarinah (2 orang) (Lampiran 1). 2. Keragaan hasil 3 varietas padi unggul baru di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang dilaksanakan di lahan tadah hujan desa Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada MH. 2006/2007 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil padi pada keragaan 3 varietas unggul baru di desa Mandala, Kab. Hulu Sungai Selatan, MH. 2006/2007. Varietas Hasil ( t/ha ) gkg Jumlah Malai/Rumpun Tinggi Tanaman (cm) Rasa Nasi Sarinah Cimelati Ciujung 6,92 6,62 6,33 (buah) Pera Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil padi unggul baru Sarinah di desa Mandala adalah paling tinggi, yaitu 6,92 ton/ha gkg, kemudian diikuti oleh VUTB Cimelati 6,62 ton/ha gkg, dan VUB Ciujung 6,33 t/ha gkg. Demikian pula dengan jumlah malai/rumpun yang paling banyak adalah VUB Sarinah yaitu 21 malai/rumpun, kemudian Cimelati 20 malai/rumpun dan Ciujung 19 malai/rumpun. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman VUB Cimelati memberikan tinggi tanaman yang paling tinggi, yaitu 108 cm, kemudian diikuti oleh VUB Sarinah, yaitu 105 cm, dan oleh Ciujung 87 cm. 419

5 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) di lokasi pengkajian di desa Mandala yang dilaksanakan 1 minggu menjelang panen, dari 10 orang petani 5 orang petani menyatakan VUB yang paling disukai adalah varietas Ciujung, kemudian diikuti oleh Cimelati (2 orang) dan Sarinah (3 orang) (Lampiran 1). 3. Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru di Kabupaten Banjar Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang dilaksanakan di desa Penggalaman Kabupaten Banjar pada MH. 2006/2007 disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil padi pada keragaan 3 varietas unggul baru di desa Penggalaman Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, MH. 2006/2007. Varietas Hasil (t/ha) Jumlah Anakan Tinggi Rasa Nasi gkg Produktif (buah) Tanaman (Cm) Sarinah Cimelati Ciujung 7,56 7,04 6, Pera Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa hasil padi unggul baru Sarinah di desa Penggalaman adalah paling tinggi, yaitu 7,56 ton/ha gkg, kemudian diikuti oleh Cimelati 7,04 ton/ha gkg, dan Ciujung 6,60 t/ha gkg. Demikian pula dengan jumlah malai/rumpun yang paling banyak adalah VUB Sarinah yaitu 19 malai/rumpun, kemudian Cimelati 17 malai/rumpun dan Ciujung 16 malai/rumpun. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman VUB Cimelati memberikan tinggi tanaman yang paling tinggi, yaitu 108 cm, kemudian VUTB Sarinah 104 cm, diikuti oleh Ciujung 86 cm. 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) di lokasi pengkajian di desa Penggalaman yang dilaksanakan 1 minggu menjelang panen, dari 10 orang petani, 5 orang petani menyatakan VUB yang paling disukai adalah varietas Ciujung, kemudian diikuti oleh Cimelati (2 orang) dan Sarinah (3 orang) (Lampiran 1). 4. Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru di Kabupaten Pulau Laut Keragaan hasil padi 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang dilaksanakan di desa Berangas, Kecamatan Berangas, Kabupaten Pulau Laut pada MH. 2006/2007 disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil padi pada keragaan 3 varietas unggul baru di desa Berangas Kab. Pulau Laut, MH. 2006/2007. Varietas Hasil ( t/ha ) gkg Jumlah Malai/Rumpun Tinggi Tanaman Rasa Nasi Sarinah Cimelati Ciujung 6,24 6,08 5,76 (buah) (Cm) Pera

6 Juni, 2013 Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa hasil padi unggul baru Sarinah di desa Berangas adalah paling tinggi, yaitu 6,24 ton/ha gkg, kemudian diikuti oleh Cimelati 6,08 ton/ha gkg, dan Ciujung 5,76 t/ha gkg. Demikian pula dengan jumlah malai/rumpun yang paling banyak adalah VUB Sarinah yaitu 18 malai/rumpun, kemudian Cimelati 17 malai/rumpun dan Ciujung 15 malai/rumpun. Sedangkan untuk pertumbuhan tanaman VUB Cimelati memberikan tinggi tanaman yang paling tinggi, yaitu 115 cm, kemudian VUB Sarinah 110 cm, diikuti oleh Ciujung 85 cm. 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) di lokasi pengkajian di desa Berangas yang dilaksanakan 1 minggu menjelang panen, dari 10 orang petani, 6 orang petani menyatakan VUB yang paling disukai adalah varietas Ciujung, kemudian diikuti oleh Sarinah (3 orang) dan Cimelati (1 orang) (Lampiran 1). Keragaan hasil padi beberapa varietas unggul baru yang dilaksanakan di lahan irigasi Kalimantan Selatan yang memberikan hasil padi yang paling tinggi adalah berturut-turut pengkajian di lokasi desa Kasarangan, Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah adalah Sarinah 6.66 t/ha gkg, Cimelati 6.55 t/ha gkg, Ciujung 6,36 t/ha gkg), di desa Mandala, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Sarinah 6.92 t/ha gkg, Cimelati 6,62 t/ha gkg, Ciujung 6,33 t/ha gkg), di desa Penggalaman, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar (Sarinah 7,56 t/ha gkg, Cimelati 7,04 t/ha gkg, Ciujung 6.60 t/ha gkg), di desa Berangas, Kecamatan Berangas Kabupaten Pulau Laut (Sarinah 6.24 t/ha gkg, 6.08 t/ha gkg, Ciujung 5,76. Hasil padi varietas unggul Sarinah, Cimelati dan Ciujung yang diperoleh dari 5 lokasi di lahan irigasi Kalimantan Selatan ini sesuai dengan hasil padi unggul dalam (Deskripsi Sederhana Varietas Padi, 2011). Hasil padi unggul baru Sarinah dan padi unggul tipe baru (Cimelati) yang diperoleh pada kegiatan ini adalah cukup tinggi. Hasil padi unggul Sarinah dan padi unggul tipe baru Cimelati ini sejalan dengan hasil pengkajian oleh Balitpa di lahanlahan petani yang dilaksanakan oleh BPTP di beberapa lokasi, yaitu berkisar 6,0 ton gkg/ha 10,5 ton gkg/ha (Makarim, A.K., et. al., 2004). Pengkajian ini menunjukan bahwa produktivitas atau hasil VUB Sarinah dan VUTB Cimelati beragam antar lokasi. Keragaman produktivitas/hasil itu mengindikasikan perlunya perhatian terhadap kesesuaian VUB dan VUTB dengan lingkungan dan penerapan teknik budidaya yang tepat pada lingkungan tersebut. 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) pada 4 lokasi pengkajian lahan tadah hujan di Kalimantan Selatan, dari 40 orang petani 22 orang petani (55 %) menyatakan VUB yang paling disukai adalah varietas Ciujung, kemudian diikuti oleh Sarinah 11 orang (27,5 %) dan Cimelati 7 orang ( 17,5 %) (Lampiran 1). Walaupun varietas unggul Ciujung mempunyai hasil yang kurang dibandingkan dengan varietas Sarinah dan Cimelati, namun petani masih memilih varietas unggul Ciujung sebagai 421

7 pilihan utama. Adapun alasan petani memilih Ciujung adalah bentuk tanaman tegak, posisi daun tegak, posisi daun bendera tegak, bentuk gabah ramping,umur tanaman yang genjah (sekitar 100) hari dan rasa nasi yang pera. Pada umumnya masyarakat Kalimantan Selatan masih menyukai rasa nasi yang pera dan bentuk gabah yang ramping. Namun sekitar 27,5 % petani memilih varietas unggul baru yang disukai adalah Sarinah dan sekitar 17,5 % petani memilih atau menyukai varietas unggul Cimelati. Dari angka-angka ini walaupun persentasenya sedikit, masyarakat terutama petani di Kalimantan Selatan sudah mulai memilih varietas unggul dengan hasil tinggi, bentuk tanaman tegak, daun bendera tegak, bentuk gabah ramping dan jumlah gabah per malai yang cukup banyak, serta tanaman tidak terlalu tinggi. Pengembangan benih varietas unggul (inbrida) lebih mudah diadopsi petani, sepanjang benihnya tersedia di daerah setempat. Sayangnya, pengalaman sejumlah petani di daerah menunjukkan bahwa benih varietas unggul baru tidak mudah diperoleh. Hal ini merupakan tantangan dalam pengembangan varietas unggul nasional. (Laporan Tahunan, 2004). Hasil padi unggul yang tinggi dari 3 VUB (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang digunakan pada kegiatan ini, mengindikasikan bahwa di wilayah lahan tadah hujan Kalimantan Selatan sesuai untuk pengembangan padi unggul baru. Dengan demikian varietas-varietas unggul baru (Sarinah dan Ciujung) dan varietas unggul tipe baru (Cimelati) tersebut dapat beradaptasi cukup baik di lokasi tersebut. Hal ini berarti bahwa varietas padi unggul Sarinah dan Ciujung dan padi unggul tipe baru (Cimelati) dapat dikembangkan di lahan tadah hujan di Kalimantan Selatan. KESIMPULAN Hasil padi beberapa varietas unggul baru di lokasi lahan sawah tadah hujan di desa Penggalaman, Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan lokasi sawah tadah hujan lainnya di Kalimantan Selatan. Dimana varietas unggul Sarinah adalah memberikan hasil yang paling tinggi, yaitu 7,56 t/ha GKG, kemudian diikuti oleh varietas unggul Cimelati (7,04 t/ha GKG dan varietas unggul Ciujung dengan hasil 6,60 t/ha GKG. Analisis persepsi petani terhadap sifat-sifat agronomi dari masing-masing varietas unggul baru yang di kaji, pada umumnya petani (55 %) masih menyukai varietas unggul Ciujung yang mempunyai rasa nasi yang pera, namun sebagian sekitar 27,5 % sudah memilih varietas unggul yang mempunyai produksi yang tinggi, walaupun mempunyai rasa nasi yang pulen. Varietas Unggul Baru Sarinah, Cimelati, dan Ciujung dapat beradaptasi dengan baik di lahan tadah hujan Kalimantan Selatan. 422

8 Juni, 2013 DAFTAR PUSTAKA BPTP Kalsel, Deskripsi Sederhana Varietas Padi tahun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Badan Litbang Pertanian. Daradjat, A.A Program Pemuliaan Partisipatif (Shuttle dan Uji Multilokasi) pada Tanaman Padi. Konsep dan Realisasi. Makalah disampaikan pada dan Penyelarasan Perakitan Varietas Unggul Komoditas Hortikultura melalui Penerapan Program Shuttle Breeding, Jakarta, April 2001 Diperta Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan Selatan Banjarbaru. Harahap, Z., M. Ismunadji, J. Sujitno, A.M. Fagi dan D.S. Damarjati Perkembangan dan Sumbangan Penelitian untuk Pelestarian Swasembada Beras. Dalam M. Syam (Eds). Buku I. Risalah Simposium II Penelitian Tanaman Pangan. Ciloto, Maret Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Laporan Tahunan, Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Sunihardi dan Hermanto (Penyusun). Badan Litbang Pertanian. Puslibangtan, Bogor Makarim, A.K., Irsal Las, A.M. Fagi, I. N. Widiarta, D. Pasaribu, Pedoman Bagi Penyuluh Pertanian. Padi Tipe Baru : Budi daya dengan Pendekatan Pengelolaan Terpadu. Hermato (Penyunting). Badan Litbang Pertanian. Puslitbangtan. Balitpa Sukamandi. Puslitbangtan, Pengelolaan Tanaman Terpadu. : Pendekatan Inovatif SistemProduksi Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 23 No. 2 Badan Litbang Pertanian-Puslitbangtan, Bogor. Soewito, T., Z. Harahap, dan Suwarno, Perbaikan Varietas Padi Sawah Mendukung Pelestarian Swasembada Beras. Dalam Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III, Jakarta/Bogor, Agustus Kinerja Tanaman Paangan Buku 2. Puslitbangtan. Badan Litbang Pertanian. Suwarno, B. Suprihatno, Satoto, B, Abdullah, U.S. Nugraha dan I.N. Widiarta., Panduan Teknis : Produksi Benih dan Pengembangan Padi Hibrida dan Padi Tipe Baru. Badan Litbang Pertanian-Deptan. 24p 423

9 Lampiran 1. Persepsi petani terhadap penampilan sifat-sifat agronomi 3 varietas unggul baru (Sarinah, Cimelati dan Ciujung) yang disukai petani di lokasi lahan tadah hujan Kalimantan Selatan, MH. 2006/2007. No. Varietas Persepsi Petani *) Di Lokasi Petani *) HST HSS Banjar Pulau Laut Jumlah % tase 1. Sarinah ,5 2. Cimelati ,5 3. Ciujung ,0 Jumlah Keterangan : *) Disukai Petani 424