Pemerataan Peningkatan Produksi Padi Antar Wilayah Melalui Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi

Transkripsi

1 Pemerataan Peningkatan Produksi Padi Antar Wilayah Melalui Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi Prof. Dr. Zulkifli Zaini Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

2 PERMASALAHAN PANGAN Penduduk Indonesia terus meningkat, 1,49%/tahun Tahun Jumlah penduduk (juta) Waktu Sensus Zaman Belanda Sensus I Sensus II Sensus III Sensus IV Perkiraan 2

3 Produksi padi per kapita vs. Persentase luas panen padi / total luas panen semua komoditas, ASEAN Kilograms rice/capita y = x R 2 = 0.92 Mainland exporters Myanmar Thailand Lao PDR Vietnam Cambodia 300 Indonesia Malaysia Philippines Insland/peninsular importers Percent rice harvested to the total harvested commodities Luas lahan sawah terlalu kecil Negara kepulauan tidak efisien dalam transportasi David Dawe,

4 Porsi tenaga kerja masih terlalu besar sehingga usahatani padi tidak kompetitif Usahatani padi sawah/ha/mt (Rp. 000). Nilai produksi Rp dan biaya usahatani Rp (BPS, 2015) 30% 3% 3% 1% 3% 10% 48% 2% Benih Pupuk Pestisida Tenaga kerja Sewa lahan Sewa alat Bahan bakar Lain-lain 4

5 Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Lingkungan Tanaman Padi TEMPERATURE INCREASE WEATHER HAZARDS CHANGES IN RAINFALL SEA LEVEL RISE

6 Peningkatan Serangan Wereng Batang Coklat di Jawa Bekasi Karaw ang Subang Pandeglang Lebak Indramay u Cirebon Pemalang Pekalongan Jepara Pati Grobogan Gresik Pamekasan Kategori Daerah Serangan Wereng Coklat MK Endemis (19) Sporadis (33) Potensial (24) Aman (29) kilometers Purbalingga Purw orejo Sleman Magelang Magetan Nganjuk Wonogiri Trenggalek Kota Blitar Sukoharjo Karangany ar Sidoarjo Probolinggo Kota Probolinggo Jember 6

7 Strategi Pencapaian Swasembada Beras Penurunan kehilangan hasil 1.5 %/tahun Penurunan konsumsi per kapita 1,5%/tahun SWASEMBADA BERAS Perbaikan infrastruktur irigasi Pembukaan lahan sawah baru Peningkatan diseminasi Peningkatan produktivitas padi dari 5,1 ke 5,7 t/ha dan IP dari 1.5 ke 1.7 Benih besertifikat 60% dari luas tanam Implementasi teknologi PTT pada 60% dari luas tanam

8 (kuintal/ha) Senjang hasil antar provinsi di Indonesia Persentase dari total areal panen, 13.4 juta ha 45,60% Bangka Belitung Cental Kalimantan West Kalimantan 54,40% Riau Island East Nusa Tenggara Riau North Maluku Papua West Papua East Kalimantan Bengkulu Maluku SE Sulawesi Jambi South Kalimantan South Sumatra Central Sulawesi Aceh Gorontalo Lampung North Sumatra North Sulawesi West Sulawesi West NT West Sumatra South Sulawesi Banten Central Java Bali DKI Jakarta West Java East Java D.I. Yokyakarta 8

9 Senjang produksi padi antar provinsi di Indonesia, 2015 JAWA TIMUR JAWA BARAT JAWA TENGAH SULAWESI SELATAN SUMATERA SELATAN SUMATERA UTARA LAMPUNG SUMATERA BARAT NUSA TENGGARA BARAT ACEH BANTEN KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN BARAT SULAWESI TENGAH NUSA TENGGARA TIMUR DI YOGYAKARTA KALIMANTAN TENGAH BALI SULAWESI UTARA SULAWESI TENGGARA BENGKULU JAMBI SULAWESI BARAT KALIMANTAN TIMUR RIAU GORONTALO PAPUA MALUKU KALIMANTAN UTARA MALUKU UTARA KEP. BANGKA BELITUNG PAPUA BARAT DKI JAKARTA KEP. RIAU JAWA TIMUR, 17% Produksi padi (%) JAWA BARAT, 15% LAMPUNG, 5% SUMATERA UTARA, 5% SUMATERA SELATAN, 6% JAWA TENGAH, 15% SULAWESI SELATAN, 7% 9

10 Senjang hasil padi antar provinsi di Indonesia, 2015 Produktivitas padi (ku/ha)

11 Senjang Indeks Pertanaman (%) antar provinsi di Indonesia Papua West Papua Central Sulawesi Bangka Belitung Central Kalimantan Riau Island East NT South Kalimantan East Kalimantan North Sulawesi Riau West Kalimantan South Sumatra Jambi Aceh Bengkulu Jakarta West Sulawesi SE Sulawesi North Sumatra Maluku North Maluku West NT Lampung West Sumatra Gorontalo East Java South Sulawesi Central Java Bali Banten DI. Yokyakarta West Java 11

12 % area Leading Lowland Rice Varieties, Indonesia, Inpari 13 Inpari 1 Ciherang IR64 Cisadane IR42 IR36

13 Kenaikan hasil gabah (dalam %) akibat penggunaan VUB per pulau, di Indonesia, % 25% 20% 15% Index of Varietal Improvement, Indonesia, 1985 to Sumatra 2 Java 3 Kalimantan Sulawesi Total Indonesia 10% 5% 0% -5% -10%

14 Top 50 varietas di Indonesia, 2014 Ciherang, 36% Mekongga, 10% Var. Lokal, 9% IR 64, 7% Ciliwung, 4% Cigeulis, 4% IR 42, 2% Inpari 13, 2% Inpari 19, 2% Pandan wangi, 2% Cibogo, 2% Cisantana, 2% Sarinah, 2% IR 68, 2% Inpari 7 Lanrang, 1% Cibodas, 1% Membramo, 1% Inpari 10 Laeya, 1% Galur Lain, 1% Logawa, 1% Inpari Sidenuk, 1% Inpari 4, 1% Cisokan, 1% Batang Piaman, 1% Sintanur Cisadane IR 66 Towuti Inpara 3 Inpari 1 Bestari Bondoyudo Inpari 3 Pepe Inpari 8 Inpari 9 Elo Lusi Inpari 6 Jete Cimelati Cimandiri Kuriak Kusuik Junjuang Cilamaya.Muncul Inpara 5 Anak Daro Inpari 14 Inpari 16 Inpari 20 Serayu Siam Saba 14

15 SEBARAN LAHAN SAWAH BERDASARKAN JENIS IRIGASI, 2005 Jenis irigasi Luas (ha) % Irrigasi teknis Semi teknis Irigasi sederhana Sawah tadah hujan Sawah pasang surut Lainnya Total

16 Luas areal panen padi sawah dan padi gogo, Luas panen padi sawah (juta ha) Luas panen padi gogo (juta ha) y = 0.646x R² = y = x R² = Sumber: BPS,

17 Padi Sawah Padi sawah irigasi: Teknologi Jajar Legowo Super Padi sawah tadah hujan: PTT padi sawah tadah hujan sistem tanam pindah PTT padi sawah tadah hujan sistem tabela PTT padi sawah rawan rendaman/banjir PTT padi sawah toleran kekeringan Padi sawah rawa pasang surut PTT padi sawah pasang surut tipe luapan B sistem tanam pindah Padi rawa lebak PTT padi rawa lebak dangkal sistem tanam pindah 17

18 Padi Gogo Padi gogo dataran rendah PTT padi gogo PTT padi gogo toleran naungan Padi gogo dataran tinggi PTT padi gogo dataran tinggi 18

19 BMP Padi Sawah Padi sawah irigasi: 1. Teknologi Jajar Legowo Super Padi sawah tadah hujan: 2. PTT padi sawah tadah hujan sistem tanam pindah 3. PTT padi sawah tadah hujan sistem tabela PTT padi sawah rawan rendaman/banjir PTT padi sawah toleran kekeringan Padi sawah rawa pasang surut 4. PTT padi sawah pasang surut tipe luapan B sistem tanam pindah PTT padi sawah lahan salin Padi rawa lebak 5. PTT padi rawa lebak dangkal sistem tanam pindah 19

20 1. Teknologi Jajar Legowo Super Pilih varietas dengan potensi hasil tinggi, tanam dengan sistem Legowo 2:1 (25cmx12,5cm)x50cm Inpari-30 Ciherang Sub-1 Inpari-32 HDB Inpari-33 Inpari-34 Biodekomposer (M-Dec), diberikan pada saat pengolahan tanah Pupuk hayati (Agrimeth) sebagai seed treatment Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati Alat dan mesin pertanian, khususnya untuk tanam (jarwo transplanter) dan panen (combine harvester) 20

21 Potensi hasil menggunakan Teknologi Jajar Legowo Super : Ciherang Sub-1 13,9 ton GKP/ha Inpari-32 HDB 14,4 ton GKP/ha Inpari-33 12,4 ton GKP/ha 21

22 Kharakteristik wilayah dimana peluang potensi hasil tinggi untuk Teknologi Jajar Legowo Super (hasil > 10 t GKG/ha) bisa dicapai: Lahan sawah irigasi teknis Tanah dengan KTK tinggi atau status hara P dan K tinggi Panen biasa dilakukan dengan power thresher, jerami dibenamkan di lahan 22

24 2. PTT padi sawah tadah hujan sistem tanam pindah Tahap 1. Pilih Varietas Padi yang Sesuai Gunakan benih bermutu varietas toleran kekeringan Pertimbangkan karakter lain seperti: potensi hasil tinggi, sesuai pasar, tahan hama dan penyakit, umur panen genjah dan mutu beras yang baik. Varietas Umur (hari) Ketahanan Hama Penyakit Tekstur nasi Hasil (t/ha) Inpari Pulen 6,7 Inpari BPH, Blast Medium 6,6 Inpari BPH, BLB Pulen 6,7 Inpari BLB, Blast Pulen 7,6 Inpari BLB, Blast Pulen 8,4 Inpari BLB, Blast Pulen 7,5 Inpari BLB, Blast Pulen 7,6 24

25 Tahap 4. Tanam Pindah Tanam 2-3 bibit per lubang Gunakan caplak Legowo 2:1 (25cmx12,5 cm) x50cm untuk memudahkan penanaman Tanam bibit pada kedalaman 3-5 cm. Lakukan penyulaman dengan bibit dari pesemaian yang sama dalam waktu seminggu

26 Tahap 5. Pengendalian Gulma Aplikasikan herbisida pra-tumbuh 2-3 HST dan diikuti dengan penyiangan manual menggunakan gasrok HST. Atau lakukan penyiangan antar barisan HST dan diikuti aplikasi herbisida pra tumbuh.

27 Tahap 7. Pengelolaan Hara Tanaman Gunakan alat bantu seperti PUTS, Katam, atau Layanan Konsultasi padi (LKP) untuk menentukan kebutuhan pupuk dan BWD untuk pupuk susulan. Aplikasikan seluruh pupuk NPK sebagai pupuk dasar saat pengolahan tanah terakhir. Berikan pupuk urea hanya sebagai pupuk susulan pertama dan kedua Pupuk organik sebaiknya disebar dan dibenamkan selama pengolahan tanah untuk mempercepat ketersediaannya. Ikuti anjuran jumlah dan waktu pemberian pupuk berdasarkan varietas yang ditanam dan target hasil yang pernah dicapai

28 Tahap 8. Pengelolaan Air Tinggi muka air sekitar 3-5 cm harus dipertahankan mulai dari pertengahan pembentukan anakan hingga 1-2 minggu menjelang panen untuk mendukung periode pertumbuhan aktif dari tanaman. Tinggi muka air melebihi 5 cm menjadi mahal dan dapat menekan pertumbuhan anakan. Simpan air yang berlebih di penampunganpenampungan air. Teknik basah-kering menggunakan paralon berlubang untuk menentukan kapan sawah perlu diairi dapat diintegrasikan dengan mesin pompa air

30 30

32 32

34 34

35 35

36 BMP Padi Gogo Padi gogo dataran rendah PTT padi gogo PTT padi gogo toleran naungan Padi gogo dataran tinggi PTT padi gogo dataran tinggi 36

37 Paket Teknologi 1. Varietas unggul dengan benih bermutu Gunakan benih bermutu dengan daya tumbuh > 80%, pisahkan benih dengan cara perendaman Tanam beberapa varietas dalam satu hamparan (150 ha) Varietas Umur (hari) Ketahanan Hama Penyakit Tekstur nasi Hasil (t/ha) Batu Tegi 120 Blas, Al, Kekeringan Medium 6,0 Limboto 105 Blas, Al, Kekeringan Medium 6,0 Situ Patenggang 115 Blas, Al Pulen 6,0 Inpago Blas, Al Pulen 6,1 Inpago Blas, Al, Kekeringan Pulen 6,2 Inpago Blas, Al, kekeringan Medium 5,6 Inpago Blas, Kekeringan Pulen 7,7 Inpago Blas, Al Pulen 8,2 Inpago Blas, Al, kekeringan Medium 8,4

38 BMP Padi Gogo Padi gogo dataran rendah PTT padi gogo PTT padi gogo toleran naungan Padi gogo dataran tinggi PTT padi gogo dataran tinggi 38

39 Kesimpulan Paket teknologi spesifik lokasi walaupun belum sempurna, telah tersedia untuk berbagai subagroekosistem. Paket teknologi tersebut berbasis komponen varietas yang adaptif pada berbagai permasalahan kondisi biotik dan abiotik. Koordinasi antara UPBS BB-Padi dengan berbagai program perbenihan di BPTP dan di Pemda perlu lebih ditingkatkan dalam upaya memetakan luasan permasalahan biotik dan abiotik, sehingga penyediaan benih spesifik lokasi sebagai pendukung paket tesebut dapat mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi. 39

40 Thank you! 40