Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat
|
|
- Sudirman Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO PADA LOKASI SL-PTT DI PROVINSI JAMBI Endrizal, Adri dan Julistia Bobihoe Balai Pengkjian Tenknologi Pertanian (BPTP) Jambi Alamat endrizal_58@yahoo.com ABSTRAK Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi telah dilakukan, namun hal ini belumlah cukup. Upaya untuk meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dengan adanya inovasi teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi usahatani tanaman padi. Salah satu alternatif teknologi adalah dengan sistem tanam jajar legowo. Teknologi legowo merupakan rekayasa teknik tanam dengan mengatur jarak tanam antar rumpun dan antar barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar jarak antar barisan sehingga seolah-olah rumpun padi berada dibarisan pinggir dari pertanaman yang memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir (border effect). Kegiatan pengkajian dilaksanakan di lokasi SL-PTT pada 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa dari luas tanam padi di Provinsi Jambi ha, yang sudah menerapkan sistem tanam jajar legowo seluas 66,30 ha (37,58 %). Rata-rata produksi yang diperoleh dengan penerapan sistem tanam jajar legowo 4 : 1 adalah 6,26 ton/ha dibandingkan dengan sistem tanam tegel/biasa hanya memeroleh hasil 4,43 ton/ha. Dari hasil pengkajian menunjukkan bahwa penerapan model PTT dengan menggunakan varietas unggul baru serta penerapan sistem tanam jajar legowo 4 : 1 dapat meningkatkan hasil dibandingkan dengan teknologi petani (sistem tanam tegel) sebesar 41 % atau sekitar 1,83 t/ha. Apabila usahatani padi di Provinsi Jambi dapat menerapkan sistem tanam jajar legowo sampai 50 % dari luas tanam yang ada, maka akan terjadi peningkatan produksi padi sekitar 4 juta ton GKP. Kata kunci : Sistem Tanam Jajar Legowo 4 : 1, PTT Padi, Produksi PENDAHULUAN 1
2 Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat didunia, setelah Negara Cina, India dan Amerika Serikat. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka ketahanan pangan nasional merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan (Kementan, 2011) Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada tahun 2013 Kementerian Pertanian menetapkan target produksi padi sebesar 76,60 juta ton GKG. Sampai tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun. Instrumen yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah ; 1) perluasan areal; 2) peningkatan produktivitas; dan 3) rekayasa teknologi dan sosial. Perluasan areal dilakukan melalui pencetakan sawah baru, optimalisasi lahan, dan peningkatan indeks pertanaman (IP). Peningkatan produktivitas dilakukan melalui varietas unggul, pemupukan, pengendaliaan organisme pengganggu tanaman (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui Demplot, Demfarm dan SL-PTT. Luas pertanaman padi Program SL-PTT di Provinsi Jambi ha yang terbagi pada kawasan pertumbuhan ha, kawasan pengembangan ha, dan kawasan pemantapan ha. meningkat dari tahun ke tahun. Luas SL-PTT padi inbrida tahun ha sebelumnya ha, luas padi hibrida ha sebelumnya ha. Luas SL-PTT padi ladang dan jagung tetap, sedangkan luas SL-PTT kedelai mengalami penurunan 500 ha. Disamping peningkatan luas, juga terjadi peningkatan produktivitas SL-PTT. Hal ini terlihat dari ratarata produktivitas di Laboratorium Lapang (LL) lebih tinggi dibandingkan 2
3 dengan produktivitas di luar LL, apalagi bila dibandingkan dengan yang tidak masuk dalam Program SL-PTT. Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) merupakan upaya yang terkoordinasi untuk membangun sistem pertanian tangguh dengan memasyarakatkan teknologi dan inovasi baru melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melalui pendekatan agribisnis, pendekatan pembangunan kawasan usahatani terpadu dan berkelanjutan dengan berbasis sumberdaya pertanian. Disamping itu kelembagaan perdesaan juga dibina, baik yang berfungsi sebagai pengantar (delivery) yaitu kelembagaan penyuluh pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi, serta pengelolaan dan pemasaran hasil, maupun yang berfungsi sebagai penyerap/penerima (receiving) yaitu kelompok tani dan koperasi (Dirjen Tanaman Pangan, 2007) Upaya Peningkatan produksi pangan terutama beras telah lama menjadi kebijakan nasional. Mulai Pelita I, teknik budidaya padi sawah di lahan irigasi menggunakan panca usahatani yang mencakup; (1) penggunaan benih ungul, (2) cara bercocok tanam, (3) pengaturan air irigasi, (4) pemupukan, dan (5) pemberantasan hama dan penyakit (Zaini, 2008). Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT), yaitu suatu pendekatan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani padi, melalui perbaikan sistem/pendekatan dalam perakitan paket teknologi padi yang sinergis antar komponen teknologi, dilakukan secara partisipatif oleh petani, serta bersifat spesifik lokasi. Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan swasembada padi dan jagung berkelanjutan dan mencapai swasembada kedelai pada tahun Salah satu instrument yang digunakan untuk mencapai swasembada tersebut adalah melalui ; 1) perluasan areal; 2) peningkatan produktivitas; dan 3) 3
4 rekayasa teknologi dan sosial. Perluasan areal dilakukan melalui pencetakan sawah baru, optimalisasi lahan, dan peningkatan indeks pertanaman (IP). Peningkatan produktivitas dilakukan melalui varietas unggul, pemupukan, pengendaliaan organism pengganggu tumbuhan (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui konsep Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Hasil kinerja pendampingan SL-PTT padi, jagung dan kedelai tahun 2012 didapatkan bahwa Varietas Unggul Baru (VUB) yang padi dan kedelai didisplaykan disukai oleh petani, karena VUB yang diuji memberikan performace dan hasil yang melebihi varietas eksis yang sudah beredar di petani. Secara kuantitatif didapatkan hasil Inpari 13 sebanyak 7,28 t/ha GKP, kemudian diikuti oleh Inpari 1 dan Inpari 10 sebanyak 7,2 t/ha, Inpari 12 sebanyak 6,48 t/ha GKP. Inpara 3 sebanyak 5,04 t/ha GKP Inpara 5 sebanyak 34 t/ha GKP. Dari pengujian VUB padi Inpari dan Inpara pada pendampingan SL-PTT tahun 2012 terjadi peningkatan produktivitas % Berdasarkan hasil pengujian VUB tahun 2012 dan tahun sebelumnya, sudah dapat menggantikan varietas lama seperti IR 42 sudah dapat diganti dengan Inpari 12, Mekonga, Ciherang oleh Inpari 13, dan khusus buat agroekosistem lahan rawa pasang surut dan lebak VUB Inpara 3 sudah menyebar. Pembangunan pertanian nasional menunjukan kinerja yang semakin dinamis, ditandai oleh lahirnya berbagai program strategis Departemen Pertanian yang diprakarsai oleh Ditjen Teknis terkait, salah satu dinataranya adalah Sekolah lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas padi sehingga tercipta ketahanan pangan yang berkelanjutan (BBP2TP, 2009) 4
5 Provinsi Jambi mempunyai luas sawah ha dan luas pertanaman lebih kurang ha dengan produksi ton dan ratarata produktivitas 3,6 t/ha (Disperta, 2003), hasil ini masih rendah bila dibandingkan dengan potensi genetik tanaman padi varietas unggul yang dapat mecapai diatas 5 t/ha. Rendahnya rata-rata produktivitas tersebut disebabkan oleh usahatani yang dilakukan petani belum sepenuhnya menerapkan teknologi, belum kondusifnya kelembagaan usahatani dan kelembagaan agribisnis serta kurangnya pendampingan dari instansi terkait. Evaluasi eksternal maupun internal menunjukkan bahwa kecepatan dan tingkat pemanfaatan inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian cenderung melambat, bahkan menurun. Segmen rantai pasok inovasi pada subsistem penyampaian (delivery subsystem) dan subsistem penerima (receiving subsystem) merupakan bottleneck yang menyebabkan lambannya penyampaian informasi dan rendahnya tingkat adopsi inovasi yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian tersebut (Badan Litbang Pertanian, 2004). Badan Litbang Pertanian merasa terpanggil harus melakukan segala upaya yang mungkin untuk menjamin inovasi yang telah dihasilkannya, tidak saja diketahui oleh para pengguna (beneficiaries) tetapi juga dimanfaatkan secara luas dan tepat guna. Dengan demikian, Badan Litbang Pertanian merasa turut bertanggungjawab dalam menjamin terciptanya sistem inovasi pertanian nasional yang padu padan dengan sistem agribisnis, yang berarti merajut simpul antara subsistem rantai pasok pengadaan (generating subsystem) dengan subsistem penyampaian (delivery subsystem) atau subsistem penerimaan (receiving subsystem) inovasi pertanian nasional (Badan Litbang Pertanian, 2006).Untuk itu, salah satu upaya yang dapat meningkatkan produktivitas padi, jagung dan kedelai adalah melalui kegiatan Sl-PTT. 5
6 Dalam SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan langsung (mengalami). Mengungkapkan, menganalisis, menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi (Dirjen Tanaman Pangan, 2013) Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melihat tingkat penerapan system tanaman jajar legor dan melihat perbandingan system jajar legowo dengan system tanam tegel METODA/PROSEDUR Ruang Lingkup Pendekatan pendampingan SL-PTT dilakukan secara ; 1) Partisipatif, 2) Agroekosistem, 3) Agribisnis, (4) Wilayah, (5) Kelembagaan, dan (6) pemberdayaan masyarakat. Pendekatan Partisipatif ditujukan kepada stakeholder dan benefisieris yang terkait dengan pelaksanaan SL-PTT. Pendekatan agroekosistem berarti SL-PTT diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi biofisik lokasi yang meliputi aspek sumber daya lahan dan air. Pendekatan Wilayah adalah penempatan pendampingan oleh BPTP berada di wilayah yang memiliki kegiatan SL-PTT. Pendekatan agribisnis berarti dalam implementasi SL-PTT diperhatikan struktur dan keterkaitan subsistem penyediaan input usahatani, panen dan pascapanen. Pendekatan wilayah berarti optimalisasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan. Pendekatan kelembagaan berarti pelaksanaan SL-PTT tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi 6
7 suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output tetapi juga mencakup modal, sosial, budaya dan aturan yang berlaku di lokasi masyarakat. Bentuk Dukungan 1. Melakukan koordinasi dan sosialisasi 2. Melaksanakan Display VUB 3. Melaksanakan pelatihan atau nara sumber 4. Melaksanakan temu lapang 5. Penyebaran informasi teknologi melalui media cetak dan elektronik 3.4. Tugas BPTP dalam Permentan No.45 tahun 2011 Model dan bentuk dukungan SL-PTT diatas ditujukan untuk dapat melaksanakan tugas BPTP Jambi yang diamanatkan dalam dalam Permentan No.45/Permentan/OT.140/8/2011 halaman 15 sebagai berikut : a. Menyediakan rekomendasi teknologi spesifik lokasi sesuai usulan Dinas Teknis yang membidangi tanaman pangan b. Menyediakan kalender dan pola tanam menurut lokasi sentra produksi padi c. Menyediakan informasi dan teknologi adaptasi terhadap pertumbuhan iklim d. Merancang dan menyediakan benih untuk display dan uji adaptasi varietas serta merekomendasikan penggunaan varietas unggul spesifik lokasi e. Menyediakan publikasi dan menyampaikan teknologi tepat guna kepada Sekretariat Bakorluh/Bapeluh sebagai bahan materi penyuluhan 7
8 3.5 Mekanisme pendampingan BAGAN MEKANISME TATA HUBUNGAN MENTERI PERTANIAN PUSAT TIM PENGENDALI BADAN LITBANG DITJEN TAN.PAN/ DITJEN TEKNIS TERKAIT BPPSDMP GUBERNUR PROVINSI TIM PEMBINA BPTP DINAS TEKNIS SET BAKORLUH BUPATI/ WALIKOTA KABUPATEN/KOTA TIM PELAKSANA PENELITI BPTP DINAS TEKNIS BAPELUH CAMAT KECAMATAN TIM PELAKSANA POPT UPTD/ UPT Teknis BP3K KADES/ LURAH PENYULUH DESA/KELURAHAN POKTAN/ GAPOKTAN TEMU LAPANG DI LAHAN USAHA TANI PADI 8
9 HASIL DAN PEMBAHASAN Koordinasi merupakan langkah awal yang sangat penting dalam pelaksanaan pendampingan SL-PTT. Koordinasi dilakukan pada tingkat Provinsi Jambi yang merupakan Tim Pembina dan pada tingkat 11 kabupaten / kota yang merupakan Tim Pelaksana. Dinas / instansi yang terlibat langsung dalam pendampingan SL-PTT yaitu Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jambi, Badan Koordinator Penyuluhan Provinsi Jambi, UPTD, BPSBTP Provinsi Jambi, UPTD BPTPH Provinsi Jambi, UPTD Perbenihan Provinsi Jambi, Dinas Pertanian dan hortikultura pada 11 Kabupaten/kota se-provinsi Jambi, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) di kabupaten/kota se-provinsi Jambi, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan di masing-masing kecamatan. Penekanan pada kegiatan koordinasi adalah bagaimana mengusahakan agar kegiatan SL-PTT bisa berjalan dengan baik. Hal ini menyangkut dari penetapan CPCL, kawasan (pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan), bentuk dan mekanisme pendampingan oleh dinas / instansi terkait. Kebijakan Pemerintah mengenai benih untuk SL-PTT tahun 2013 adalah benih bersubsidi. Petani membayar benih hanya sebesar selisih harga benih dikurangi subsidi yang diberikan. Besarnya subsidi berbeda antara benih padi dengan benih jagung dan kedelai. Pengadan benih diserahkan kepada pihak ketiga yaitu PT. Pertani dan PT. SHS. Dengan demikian koordinasi pelaksanaan SL-PTT juga dilakukan pada pihak ketiga tersebut. Koordinasi dilakukan tidak hanya pada awal kegiatan, tetapi selalu dilakukan pada pertemuan formil maupun informil. 9
10 Sosialisasi Dalam sosialisasi disampaikan bentuk-bentuk dukungan, mekanisme pendampingan dan inovasi teknologi yang dianjurkan dalam kegiatan SL-PTT. Adapun bentuk-bentuk pendampingan tersebut adalah ; melakukan koordinasi dan sosialisasi, melaksanakan Display VUB, melaksanakan pelatihan atau nara sumber, melaksanakan temu lapang, dan Penyebaran informasi teknologi melalui media cetak dan elektronik Mekanisme pendampingan yang diterapkan adalah sesuai dengan Permentan No.45 tahun 2011, baik ditingkat Provinsi ( Tim Pembina ) dan tingkat Kabupaten ( Tim Pelaksana ). Tim Pembina terdiri dari Dinas Pertanian dan Hortikultura Provinsi Jambi, Badan Koordinator Penyuluhan (Bakorluh), dan BPTP Jambi. Tim Pelaksana di kabupaten/kota terdiri dari Dinas Pertanian dan Hortikultura kabupaten/kota, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP4K), dan Tim Peneliti BPTP Jambi (koordinator wilayah kabupaten/kota) Inovasi teknologi yang selalu disosialisasikan adalah teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai. PTT padi berupa ; PTT jagung berupa ; varietas unggul baru baik hibrida maupun komposit, benih bermutu dan berlabel, populasi tanaman/ha, pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah ( Komponen Teknologi Dasar ), penyiapan lahan yang baik, pembuatan saluran drainase di lahan kering pada musim hujan, atau saluran irigasi di lahan sawah pada musim kemarau, pemberian bahan organik, pembumbunan, pengendaliaan gulma secara mekanis atau dengan herbisida kontak, pengendaliaan hama penyakit, dan panen tepat waktu dan pengeringan segera. Nara Sumber / Pelatihan 10
11 Bentuk pendampingan nara sumber / pelatihan inovasi teknologi PTT sangat banyak dan sering dilakukan. Nara sumber / Pelatihan inovasi teknologi PTT ini dilakukan di tingkat provinsi (PL I) dan ditingkat kabupaten (PL II) serta pelatihan / nara sumber tingkat kecamatan (PL III). Setiap kabupaten / kota memiliki kegiatan pertemuan untuk pemberdayaan sumberdaya manusia petugas dan pelaksana SL-PTT. Peneliti BPTP diminta sebagai tenaga pengajar/nara sumber. Frekuensi pemberian materi inovasi teknologi PTT pada berbagai bentuk pertemuan di 11 kabupaten / kota se-provinsi Jambi lebih dari 30 kali / tahun. Materi yang diminta berbeda darin satu kabupaten dengan kabupaten lainnya, sesuai dengan spesifik lokasi masing-masing. Pada umumnya materi yang diminta adalah inovasi untuk meningkatkan produktivitas padi, jagung dan kedelai. Pada spesifiknya seperti penggunaan varietas unggul baru yang cocok untuk daerah tertentu, pengendaaliaan hama dan penyakit utama seperti penyakit blast, kresek, kepinding tanah, tikus, burung, pemupukan spesifik lokasi dengan menggunakan Perangkat Uji tanah Sawah (PUTS), Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK), Perngkat Uji tanah Sawah Rawa (PUTR). Alat uji tanah ini telah diberikan oleh BPTP Jambi kepada setiap kabupaten /kota sebagai contoh dan masing-masing SKPD terkait seperti Dinas Pertanian dan BP4K telah membeli sendiri. Peneliti BPTP memberikan pelatihan kepada penyuluh bagaimana mengoperasionalkan alat alat uji tanah tersebut. Namun karena masih terbatasnya alat ini, maka tidak semua penyuluh di BP3K yang mengenal dan bisa menggunakan alat ini pada wilayah kerjanya. Sebagai gantinya, penyuluh memberikan rekomendasi pupuk kepada petani menggunakan dosis pupuk dari Permentan. 11
12 Pelatihan lain yang diberikan adalah teknik sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo yang benar adalah sistem tanam jajar legowo pagar. Kebanyakan petani melakukan sistem tanam jajar legowo tidak melakukan penyisipan tanaman pada baris terluar sehingga populasi tanaman berkurang dri sistem tegel dan tentunya produksi juga berkurang. Sistem Tanam Jajar Legowo Dalam sistem tanam jajar legowo terdapat dua atau lebih baris tanaman padi yang diselingi oleh satu baris yang dikosongkan. Bila terdapat dua baris tanam per unit legowo disebut legowo 2:1, kalau tiga baris disebut legowo 3:1 dan kalau 4 baris legowo 4:1. Hasil pengkajian display VUB di kota Sungai Penuh didapatkan hasil Inpari 28 pada pertanaman sistem jajar legowo 2:1 hasilnya 8,8 ton/ha, sedang pada sistem jajar legowo 4:1 6,5 ton/ha atau sistem jajar legowo 2:1 lebih tinggi 33,3 %. Begitu juga dengan kegiatan yang dilakukan oleh Bakorluh Provinsi Jambi di Desa Pudak menggunakan varietas Ciherang pada sistem tanam jajar legowo 2: 1 hasilnya 8,6 sedangkan pada sistem jajar legowo 4:1 hanya 6,1 atau sistem 2:1 lebih tinggi 30,3% Sistem tanam jajar legowo 4:1 lebih tinggi 42,3% hasilnya dibandingkan sistem tanam tegel. Sistem tanam jajar legowo 4:1 ditingkat petani hasilnya beragam, hasil yang paling rendah 5,1 ton/ha dan hasil yang paling tinggi 7,2 ton/ha, sedangkan pada sistem tanam tegel hasil terendah 3,5 ton/ha dan hasil tertinggi 5,4 ton/ha. Luas pertanaman sijarwo di Provinsi Jambi baru mencapai 37,58%. Pada umumnya sijarwo dengan mudah diterapkan pada sawah irigasi. Pada sawah pasang surut, lebak dan sawah dataran tinggi penerapaan sijarwo 12
13 agak mengalami kesulitan. Bebarapa kendala penerapan sijarwo oleh petani menyangkut sijarwo membutuhkan tenaga dan biaya lebih banyak serta waktu tanam lebih lama. Tabel 2. Luas penerapan sistem tanam jajar legowo dan produktivitas padi Kabupaten Batang Hari Bungo Kerinci Kota Jambi Kota Sei.Penuh Merangin Muaro Jambi Sarolangun Tanjab-Barat Tanjab-Timur Tebo Total Luas tanam padi (ha) Luas tanam Jajar legowo (%) Produktivitas (t/ha GKP) Legowo 2:1 Legowo 4:1 Tegel ,2 4, ,8 5, ,5 4, ,4-6,8 5, ,8 6,5 4, ,3 3, ,6 6,1 4, ,05 4, ,8 4, ,6 3, ,1 3,9 Rataan 37,58-6,26 4,4 Pada sawah dataran tinggi kendala dihadapi pada topografi lahan yang memiliki petakan kecil-kecil, sedangkan pada lahan pasang surut dihadapi 13
14 pada masalah kondisi alam yang sering mengalami banjir. Namun dengan adanya penyuluhan kendala-kedala tersebut dapat diatasi, terutama memberikan penyuluhan manfaat dan keuntungan sijarwo dan perubahan prilaku dan kebiasaan petani. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari sistem tanam jajar legowo antara lian; semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberikan hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir), pengendaliaan hama penyakit dan gulma lebih mudah, menediakan ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpul keong mas dan juga bisa untuk mina padi, dan penggunaan pupuk lebih efisen dan efektif. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan Pendampingan SL-PTT Padi dan Jagung di Provinsi Jambi tahun 2013 adalah sebagai berikut : Bentuk pendampingan yang telah dilakukan berupa ; koordinasi, soialisasi, sebagai nara sumber, memberikan pelatihan, penerapan teknologi PTT spesfik lokasi, memberikan kalender tanam, melaksanakan display VUB padi dan Jagung, menyebar luaskan distribusi publikasi melalui media cetak dan elektronik dan mengadakan rapat-rapat koordinasi dan pertemuan P2BN Dengan adanya koordinasi dan sosialisasi diperoleh persamaan persepsi dari dinas/instansi terkait dalam mewujudkan swasembada beras dan jagung berkelanjutan dan mencapai swasembada kedelai sesuai dengan Permentan No.45 Tahun 2011 yang menyangkut bentuk dan mekanisme pendampingan Pendampingan dalam bentuk nara sumber dan pelatihan yang merupakan salah satu metode dan bentuk pendampingan yang bisa 14
15 mempercepat dan memperluas penerapan dari PTT Padi, jagung dan Kedelai. Kegiatan nara sumber selama tahun 2013 dilakukan sebanyak 28 kali baik pada tingkat PL I, PL II, dan PL III. Materi yang diberikan berupa inovasi teknologi PTT padi, jagung dan kedelai. Jumlah peserta keseluruhan berjumlah 175 orang yang terdiri dari petugas teknis pertanian, penyuluh, ketua KTNA, ketua kelompok tani. Hasil dari apa yang disampaikan pada kegiatan nara sumber dan pelatihan diteruskan penyampaiannya ke petugas dan petani lainnya (sistem berantai) Kalender tanam terpadu yang memuat inovasi teknologi spesifik lokasi disampaikan kepada kabupaten dan kecamatan. Inovasi-inovasi dalam katam terpadu memuat waktu tanam, pola tanam, varietas yang cocok pada lokasi tertentu, informasi hama dan penyakit utama yang bisa menyerang tanaman padi, jagung dan kedelai. Jumlah kalender tanam terpadu yang sudah dikeluarkan pada kecamatan se-provinsi Jambi sebanyak 95 kecamatan Display VUB padi yang dilakukan uji adaptasinya sebanyak 13 VUB yang diperuntukan untuk padi sawah dataran tinggi, padi sawah tadah hujan, padi rawa lebak, padi rawa lebak, dan padi ladang keragaan produktivitas VUB yang diuji berkisar dari 3,0 9,0 ton/ha GKP. Varietas Inpari 28 cocok untuk sawah dataran tinggi dengan produktivitas 5,6 7,84 ton/ ha GKP. Batang Piaman cocok untuk sawah bukaan baru dan rawa lebak, varietas ini mampu berproduksi 4,8 9,0 ton/ha GKP. Secara keseluruhan VUB yang diuji memberikan hasil lebih tinggi 2,3-63 % dinadingkan dengan rata-rata hasil padi di Provinsi Jambi Display VUB jagung yang diuji adalah Bima 6, Bima 14 dan STJ. Produktivitas Bima 6 lebih tinggi dibandingkan Bima 14 dan STJ. Bima 15
16 6 mampu memberikan hasil sebesar 6,0 ton/ha, Bima 14 5,8 ton/ha dan STJ 3,8 ton/ha. Penerapan sisten tanam jajar legowo di Provinsi Jambi masih rendah yaitu lebih kurang 37,58%. Namun pada beberapa desa sistem tanam jajar legowo ada yang mencapai 80-90% seperti di Sri Agung, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Desa Pauh, di Kabupaten Kerinci. 16
17 DAFTAR PUSTAKA Dirjen Tanaman Pangan Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Dirjen Tanaman Pangan Pedoman Teknis Sekolah lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung dan Kedelai tahun Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,Departemen Pertanian. Kementerian Pertanian Peraturan Menteri Pertanian No.45/Permentan/OT.140/8/2011 tentang Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan dan Penyuluhan Pertanian Dalam Menudkung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Zaini, Z Memacu Peningkatan Produksi Padi Sawah Melalui Inovasi Teknologi Budidaya Spesifik Lokasi Dalam Era Revolusi hijau Lestari. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidan Budidaya Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor, April
18 18
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI VARIETAS UNGGUL BARU MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI MELALUI VARIETAS UNGGUL BARU MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI (Efforts to Increase the Rice Productivity through New Outstanding Variety to Support
Lebih terperinciSISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO
ISBN : 978-602-1276-01-3 SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor pertanian dapat ditunjukan
Lebih terperinciPOLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT
POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu
Lebih terperinciKAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KAJIAN POLA PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN Sahardi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN:
1 RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN: PENDAMPINGAN PROGRAM SLPTT PADI DAN JAGUNG DI KABUPATEN BANTAENG LATAR BELAKANG
Lebih terperinciTEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI PTT PADI DAN PENDAMPINGAN SL-PTT DI KALIMANTAN TENGAH
BULETIN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN LITKAJIBANGRAP Susilawati., B.S. Purwoko, H. Aswidinnoor dan E. Santosa. 2012. Tingkat Produksi Ratun berdasarkan Tinggi Pemotongan Batang Padi Sawah Saat Panen. J.
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH MELALUI PENGEMBANGAN PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU (PTT) DI PROVINSI JAMBI Julistia Bobihoe dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciSISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH. Oleh : Drh. Saiful Helmy
SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 2 1 MENINGKATKAN HASIL GABAH Oleh : Drh. Saiful Helmy Pendahuluan Dalam rangka mendukung Upaya Khusus Pajale Babe yang digalakkan pemerintah Jokowi, berbagai usaha dilakukan untuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial
TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciPERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PTT PADI DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Lebih terperinciRESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Evi Pujiastuti et al.: Respon Petani Terhadap Beberapa Jagung.. RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciPELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan ABSTRAK PENDAHULUAN
PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SELUMA Studi Kasus: Lahan Sawah Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan Ahmad Damiri dan Yartiwi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu
Lebih terperinciMODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI
MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI Prof. Dr. Marwoto dan Prof. Dr. Subandi Peneliti Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul B Tujuan Ikhtisar
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS
LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SL-PTT PADI SAWAH DI KABUPATEN LIMAPULUH KOTA DAN KOTA PAYAKUMBUH IRMANSYAH RUSLI NURHAYATI ERMIDIAS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor : 6/HK.310/C/1/2013
1 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor : 6/HK.310/C/1/2013 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
Lebih terperinciSEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN
SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU
KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan beras di Indonesia pada masa yang akan datang akan meningkat. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi dengan besarnya konsumsi beras
Lebih terperinciPENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH ABSTRAK
PENGARUH PERBAIKAN PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN TABA PENANJUNG KABUPATEN BENGKULU TENGAH Andi Ishak, Bunaiyah Honorita, dan Yesmawati Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat karbohidrat dan protein sebagai sumber energi. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman
Lebih terperinciInovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional
Inovasi Pertanian Sumatera Selatan Mendukung Swasembada Beras Nasional Dewasa ini, Pemerintah Daerah Sumatera Selatan (Sumsel) ingin mewujudkan Sumsel Lumbung Pangan sesuai dengan tersedianya potensi sumber
Lebih terperinciSKRIPSI KASEH LESTARI
HUBUNGAN MATERI DAN MEDIA PENYULUHAN DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PADI SAWAH SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI DESA BEREMBANG KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI SKRIPSI KASEH LESTARI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
Lebih terperinciPERAN KOMPONEN TEKNOLOGI DALAM PERCEPATAN SWASEMBADA PANGAN
PERAN KOMPONEN TEKNOLOGI DALAM PERCEPATAN SWASEMBADA PANGAN Pendahuluan 1. Masalah fundamental pertanian pangan (padi) dan bersifat klasik di Indonesia adalah lahan sempit: rata-rata 0,2-0,3 ha per keluarga
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinciAbstrak
Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I
Lebih terperinciModel Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija
Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (m-p3mi) Berbasis Padi Palawija Badan Litbang Pertanian mulai tahun 2011 mencanangkan Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya lahan yang sangat luas untuk peningkatan produktivitas tanaman pangan khususnya tanaman padi. Beras sebagai salah satu sumber pangan utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jumlah areal penanaman padi makin menyempit. Selain itu, pengendalian hama
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produktivitas padi di Indonesia mengalami penurunan disebabkan oleh jumlah areal penanaman padi makin menyempit. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit masih terkendala
Lebih terperinciKERJASAMA KHUSUS 1. Adaptasi perubahan iklim melalui disain model simulasi tanaman padi di lahan rawa Provinsi Jambi.
KERJASAMA KHUSUS Kegiatan kerjasama khusus dilaksanakan melalui mekanisme khusus dan ditetapkan oleh Balitbangtan, bersifat kompetitif atau non kompetitif, menyangkut program top-down yang dikeluarkan
Lebih terperinciPERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS
PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS CATUR HERMANTO dan Tim Disampaikan pada seminar proposal kegiatan BPTP Sumatera Utara TA. 2014 Kamis, 9 Januari 2014 OUTLINE 1.
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU Malina Rohmaya, SP* Dewasa ini pertanian menjadi perhatian penting semua pihak karena pertanian memiliki peranan yang sangat besar dalam menunjang keberlangsungan kehidupan
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT
Seminar Nasional Serealia, 2013 KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT Syuryawati, Roy Efendi, dan Faesal Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Untuk
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU
PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2012 1 PETUNJUK PELAKSANAAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/JUKLAK/2012 1. JUDUL ROPP
Lebih terperinciOleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK
TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) (Suatu Kasus Di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci : inovasi, padi sawah, peningkatan, produktivitas. Pendahuluan
Keragaan Hasil Penerapan Komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi di Jawa Tengah (Studi Kasus di Wilayah Pantura Barat) Joko Pramono, D.M. Yuwono, dan Anggi
Lebih terperinciPERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015
PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan kepada ketahanan pangan serta pembangunan sistem dan usaha agribisnis
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG. Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk
LAPORAN AKHIR PENDAMPINGAN SLPTT PADI DAN JAGUNG KABUPATEN ENREKANG Ir. Syamsu Bahar, MSi, dkk PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak ± 235 Km sebelah utara kota
Lebih terperinciADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU
ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Miswarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor : /HK../C/ /2014
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Nomor : /HK../C/ /2014 T E N T A N G PEDOMAN TEKNIS SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA
Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciLAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk
LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA Andi Ella, dkk PENDAHULUAN Program strategis Kementerian Pertanian telah mendorong Badan Litbang Pertanian untuk memberikan dukungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keanekaragaman hayati yang sangat beragam, memungkinkan Indonesia menjadi negara agraris terbesar
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciLaporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR
KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Agros Vol.17 No.1, Januari 2015: 132-138 ISSN 1411-0172 POTENSI PENGEMBANGAN PADI SAWAH VARIETAS UNGGUL BARU DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT POTENTIALLY DEVELOPMENT OF RICE NEW SUPERIOR VARIETIES IN WEST
Lebih terperinciPENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA
PENDAMPINGAN SLPTT JAGUNG DI KABUPATEN BULUKUMBA Ir. Andi Darmawida A., dkk I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, kualitas
Lebih terperinciUPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI
UPAYA PERCEPATAN ADOPSI VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARI Made J. Mejaya dan L. Hakim Puslitbang Tanaman Pangan Ringkasan Pada tahun 2017, sasaran produksi padi sebesar 80,76 juta ton GKG dengan produktivitas
Lebih terperinciMINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN
MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen
Lebih terperinciWilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung
Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung Zubachtirodin, M.S. Pabbage, dan Subandi Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros PENDAHULUAN Jagung mempunyai peran strategis perekonomian nasional, mengingat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian adalah bagian dari pembangunan ekonomi yang berupaya dalam mempertahankan peran dan kontribusi yang besar dari sektor pertanian terhadap pembangunan
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciAndi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu HP:
PROSES DISEMINASI TEKNOLOGI EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI KELURAHAN KEMUMU KECAMATAN ARGAMAKMUR KABUPATEN BENGKULU UTARA Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciV. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM
V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah populasi penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ketahun. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun 2000-2010 jumlah penduduk Indonesia meningkat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE
KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP
Lebih terperinciINOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN SPESIFIK LOKASI HASIL LITKAJIBANGRAP BADAN LITBANG PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU 2011-2014 LATAR BELAKANG Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merupakan unit
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010
PEDOMAN PELAKSANAAN Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Padi, Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah Tahun 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2010 KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPerkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung
Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung Siwi Purwanto Direktorat Budi Daya Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan PENDAHULUAN Jagung (Zea mays) merupakan salah satu
Lebih terperinciBoks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik
Lebih terperinciPenyuluh pertanian ke depan adalah penyuluh pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan
Penyuluh pertanian ke depan adalah penyuluh pertanian yang dapat menciptakan dirinya sebagai mitra dan fasilitator petani dengan melakukan peranan yang sesuai antara lain sebagai: penyedia jasa pendidikan
Lebih terperinciPOLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN
POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan di Indonesia telah sejak lama mengedepankan peningkatan sektor pertanian. Demikian pula visi pembangunan pertanian tahun 2005 2009 didasarkan pada tujuan pembangunan
Lebih terperinciPedoman Umum. PTT Jagung
Pedoman Umum PTT Jagung Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2016 i Pedoman Umum PTT Jagung ISBN: 978-979-1159-31-9 Cetakan pertama: Mei 2009 Cetakan kedua: Februari 2010 Cetakan
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.
REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013 Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5
Lebih terperinciII. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengenalan Varietas Padi Badan Litbang Pertanian telah melepas lebih dari 200 varietas padi sejak tahun 1930an. Varietas yang dilepas mempunyai karakteristik
Lebih terperinciMeinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto
KAJIAN VARIETAS PADI TOLERAN KEKERINGAN DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DATARAN RENDAH KABUPATEN REMBANG Meinarti Norma Setiapermas, Widarto, Intan Gilang Cempaka dan Muryanto PENDAHULUAN Badan Penelitian dan
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan
Lebih terperinciProduksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis
202 Judul Bab 204 Produksi Kedelai; Strategi Meningkatkan Produksi Kedelai Melalui PTT, oleh Ir. Atman, M.Kom. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398;
Lebih terperinciPROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Abstrak. Sukmaraga salah satu varietas jagung bersari bebas yang
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)
Lebih terperinciPENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG
PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG Resmayeti Purba dan Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciOleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema
Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema
Lebih terperinciREKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa
REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp. (0736) 23030 e-mail :
Lebih terperinciRANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG INTENSIFIKASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci5. Pupuk dan benih belum enam tepat; 6. Lemahnya permodalan petani; 7. Fluktuatif harga komoditas Harus bisa
1. Alih fungsi lahan 2. Rusaknya infrastruktur jaringan irigasi; 3. Tenaga kerja berkurang dan mahal, kurangnya peralatan mekanisasi Pertanian; 4. Masih tingginya susut hasil (losses); 5. Pupuk dan benih
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015
1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PANEN PADI HIBRIDA TAHUN 2015 TANGGAL 5 PEBRUARI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti negara yang mengandalkan sektor pertanian baik sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA. Tim UPBS BPTP Sumatera Utara
PENGEMBANGAN PERBENIHAN (UPBS) PADI DI SUMATERA UTARA Tim UPBS BPTP Sumatera Utara LATAR BELAKANG Pencapaian swasembada beras berkelanjutan dapat terwujud melalui peningkatan produksi padi nasional. Secara
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,
PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci