LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN EVALUASI KEMAMPUAN DAN KESESUAIAN LAHAN BAGI WARGA SUBAK LONGSEGEHA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN PERTANIAN DI DESA PEGADUNGAN KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Oleh I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si (Ketua) NIDN I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc (Anggota) NIDN I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng (Anggota) NIDN Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No182/UN48.15/LPM/2015 JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

2 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul 2. Ketua Tim Pengusul a. Nama Ketua b. NIP/NIDN c. Bidang Keahlian d. Jabatan/Pangkat/Golongan e. Jurusan/Fakultas f. Alamat Rumah/Telp. Pelatihan Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk Mendukung Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si / Ilmu lingkungan Dosen/Penata Muda/IIIa Pendidikan Geografi/Ilmu Sosial Jln. Parikesit II Singaraja/ Jumlah Anggota Tim a. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIP - Jabatan/Pangkat/Gol. b. Identitas Anggota 1 - Nama Lengkap - NIDN - Jabatan/Pangkat/Gol. 4. Lokasi Kegiatan 5. Jumlah Biaya Kegiatan 6. Lama Kegiatan 2 orang I Putu Ananda Citra, S.Pd., M.Sc Dosen/Penata Muda Tk I/IIIb I Wayan Krisna Eka Putra, S.Pd., M.Eng Desa Pegadungan, Kec. Sukasada, Kab. Buleleng Rp (tujuh) bulan Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, 8 Oktober 2015 Ketua Pelaksana Prof. Dr. Sukadi, M.Pd., M.Ed NIDN I Gede Budiarta, S.Pd., M.Si NIDN Mengetahui Ketua LPM Undiksha, Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir pengabdian kepada masyarakat (P2M) yang berjudul Pelatihan Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Bagi Warga Subak Longsegeha Untuk Mendukung Pengembangan Pertanian di Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para petani di Subak Longsegeha tentang prosedur evaluasi lahan. Kegiatan ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penyusunan laporan hasil kegiatan. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada 1) Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha atas dana dan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini. 2) Pekaseh Subak Longsegeha dan staf atas kerjasamanya dalam mengkoordinasikan kegiatan dan penyediaan peralatan pendukung. 3) Seluruh peserta, atas partisipasinya untuk mengikuti kegiatan. Demiakian juga kepada semua pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami mengucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk para petani Subak Longsegeha, khususnya dalam upaya evaluasi lahan untuk pengembangan pertanian. Singaraja, 8 Oktober 2015 Tim Pelaksana iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL..... i HALAMAN PENGESAHAN ii PRAKATA iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Identifikasi dan Perumusan Masalah Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan Khalayak Sasaran Strategis BAB II METODE PELAKSANAAN Kerangka Pemecahan masalah Metode Pelaksanaan Kegiatan Rancangan Evaluasi... 7 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan P2M Subak Longsegeha Kecamatan Sukasada BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA..... LAMPIRAN-LAMPIRAN iv

5 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Lahan di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng v

6 BAB I PENDAHULUAN Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan (perfomance) lahan jika dipergunakan untuk tujuan tertentu, meliputi pelaksanaan dan interpretasi survei dan studi bentuklahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya, agar dapat mengidentifikasi, dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976; dalam Arsyad, 1989). Menurut Peraturan Menetri Pertanian Nomor 79/Permentan/ OT.140 /8/2013, kesesuaian lahan (land suitability) berbeda dengan kemampuan lahan (land capability). Kemampuan lahan lebih menekankan kepada kapasitas berbagai penggunaan lahan secara umum yang dapat diusahakan di suatu wilayah. Jadi semakin banyak jenis tanaman yang dapat dikembangkan atau diusahakan di suatu wilayah maka kemampuan lahan tersebut semakin tinggi. Sebagai contoh suatu lahan yang topografi atau reliefnya datar, kedalaman perakaran tanahnya dalam, tidak dipengaruhi banjir dan iklimnya cukup basah, kemampuan lahan pada umumnya cukup baik untuk pengembangan tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Jika kedalaman tanahnya kurang dari 50 cm, lahan tersebut hanya mampu dikembangkan untuk tanaman semusim atau tanaman lain yang mempunyai zona perakaran dangkal. Sementara itu, Kesesuaian Lahan adalah kecocokan dari sebidang Lahan untuk tipe penggunaan tertentu (land utilization type), sehingga harus mempertimbangkan aspek manajemennya. Misalnya untuk padi sawah irigasi atau sawah pasang surut, jagung, kedelai, dan ubi kayu/ubi jalar. Pengelolaan lahan harus sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian lahan agar tidak menurunkan produktivitas lahan. Kemampuan lahan merupakan sifat dasar kesanggupan lahan memberikan hasil untuk penggunaan tertentu secara optimal dan lestari. Pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan potensi lahan di samping memberikan resiko kegagalan, juga dapat memicu terjadinya degradasi lingkungan. Sehingga dengan demikian, masukan metode yang adaptif dan mampu menjadi solusi alternatif dalam upaya memajukan pertanian sangat perlu untuk dikembangkan. Salah 1

7 satu upaya yang bisa dilakukan adalah menganalisis karakteristik lahan untuk menggali informasi kemampuan serta kesesuaian lahan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana potensi wilayah bersangkutan sehingga informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam penatagunaan lahan secara lebih terarah. Evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan yang diterapkan pada suatu wilayah akan memberikan gambaran secara jelas terkait dengan kondisi eksisting kualitas dan karakteristik lahan di daerah bersangkutan. Kualitas dan karakteristik lahan tersebut diperoleh dari hasil observasi dan pengukuran langsung di lapangan, serta berdasarkan hasil analisis laboratorium. Informasi kualitas dan karakteristik lahan yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan pedoman penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan kelas kemampuan dan kesesuaian lahan. Kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang tinggi akan memberi peluang lebih besar untuk menghasilkan komoditas seperti yang diharapkan. Sebaliknya, kelas kemampuan dan kesesuaian lahan yang rendah, akan memberikan batas-batas penggunaan tertentu terhadap lahan dan dibutuhkan upaya konservasi untuk dapat memanfaatkan lahan secara berkesinambungan. Berdasarkan fenomena tersebut maka kegiatan evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan memegang peranan penting dalam dinamika pertanian di pedesaan. Informasi yang diperoleh akan sangat membantu para petani dalam aktivitas pertanian yang dilakukannya. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian, dengan metode-metode pertanian yang lebih adaptif terhadap lingkungan. 1.1 ANALISIS SITUASI Pemanfaatan lahan yang baik seharusnya memperhatikan potensi lahan yang ada. Potensi lahan yang dimaksudkan di sini adalah potensi kemampuan dan kesesuaian lahan. Penggunaan lahan yang sesuai dengan potensi yang ada memberikan peluang keberhasilan yang lebih besar dalam usaha pertanian. Demikian 2

8 sebaliknya, pemanfaatan lahan yang tidak mengacu kepada informasi sumberdaya lahan, akan memberikan risiko kegagalan yang lebih besar. Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan di Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Desa ini berbatasang dengan desa Petandakan di sebelah utara, Desa Alasangker di sebelah timur, Desa Pegayaman di sebelah selatan, dan Desa Padangbulia di sebelah barat. Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang dilakukan, para petani yang terdapat di Desa Pegadungan melakukan aktivitas pertanian berdasarkan pada tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun. Aktivitas pertanian ini meskipun tidak menunjukkan adanya suatu kegagalan namun masih belum menerapkan suatu metode pertanian yang terukur. Masukan metode pertanian yang adaptif, seperti metode penentuan potensi lahan melalui evaluasi lahan sangat perlu untuk dikembangkan di desa ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan para petani untuk dapat menilai langsung potensi lahannya sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas pertanian. Pengetahuan tentang metode penentuan potensi lahan akan memberikan pilihan-pilihan yang lebih tepat terhadap komoditas yang akan dikembangkan, sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun akan dapat dilakukan secara lebih sistematis. Desa Pegadungan merupakan salah satu desa di Kecamatan Sukasada yang mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah sebagai petani. Jika dilihat dari rencana jangka panjang, misi pembangunan Desa Pegadungan antara lain 1) mewujudkan Desa Pegadungan yang sejahtera melalui pemberdayaan potensi pertanian dan perkebunan yang didukung pelestarian sumberdaya alam yang menunjang perkembangan agrowisata; 2) mewujudkan Desa Pegadungan yang sejahtera melalui penguatan kelompok-kelompok tani dan industri kerajinan kecil, peningkatan akses pemasaran serta kemitraan antarlembaga pemerintah terkait maupun swasta. Berdasarkan visi tersebut maka kegiatan yang berorientasi kepada pemberdayaan potensi pertanian tentu sangat penting untuk dilaksanakan. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait penentuan potensi lahan, diharapkan dapat memberikan kompetensi bagi kelompok tani, khususnya Subak Longsegeha 3

9 dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani. Pertanian merupakan mata pencaharian utama di Desa Pegadungan. Hampir seluruh masyarakat Desa Pegadungan bermata pencaharian sebagai petani. Namun di lain pihak, aktivitas pertanian yang dilakukan oleh para petani belum menunjukkan adanya suatu penerapan metode evaluasi lahan. Setidaknya ada dua permasalahan yang menghambat kemajuan pertanian di wilayah ini, yaitu 1) pemanfaatan lahan belum mempertimbangkan informasi yang bersumber dari hasil evaluasi lahan; 2) belum adanya masukan teknologi bagi para petani sehingga petani tidak memiliki cukup pengetahuan untuk melakukan evaluasi terhadap lahan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terasa penting untuk dilakukan, untuk memberikan pengetahuan kepada para petani sehingga para petani tersebut mampu melakukan evaluasi lahan dan menentukan potensi lahan. 1.2 IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan analisis situasi yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terdapat pada masyarakat (sasaran) dalam hal ini petani di Subak Longsegeha Desa Pegadungan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain 1) penggunaan lahan untuk pertanian yang belum optimal dan belum merujuk kepada informasi kemampuan dan kesesuaian lahan hasil evaluuasi lahan, 2) belum adanya masukan teknologi yang dapat diterapkan oleh masyarakat, 3) masyarakat belum memiliki kompetensi untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi kemampuan dan kesesuaian lahan akibat belum adanya suatu pelatihan/pendampingan. Kondisi tersebut terasa sangat kontradiktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tenkologi dalam bidang pertanian dewasa ini. Dengan demikian maka dirasa sangat penting untuk dilakukan suatu pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan para petani dalam mengenali potensi wilayahnya. Pengabdian ini akan menjadi bagian dari upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian. 4

10 Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka perumusan masalah diprioritaskan kepada hal-hal yang menyangkut 1) upaya mentransfer metode evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan kepada para petani; 2) meningkatkan kemampuan dan pemahaman para petani agar dapat melakukan suatu evaluasi untuk mengidentifikasi potensi wilayah mereka masing-masing TUJUAN KEGIATAN Kegiatan yang dirancang adalah dalam bentuk pelatihan, dan setelah berakhirnya kegiatan, diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik bagi khayalak sasaran. Perubahan tersebut terkait dengan a. Terbentuknya pengetahuan dan pemahaman para petani dalam hal evaluasi lahan untuk mengidentifikasi potensi lahan. b. Memfasilitasi para petani dengan metode evaluasi lahan yang dirancang secara sederhana MANFAAT KEGIATAN Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa a. Para petani dapat memahami metode penilaian kualitas lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan), serta dapat mengaplikasikannya dalam aktivitas pertanian yang dilakukan. b. Menyiapkan sumber daya manusia (petani) yang memiliki pengetahuan tentang metode pertanian yang lebih modern, khususnya metode evaluasi lahan, serta antisipasi terhadap laju degradasi lingkungan. c. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang evaluasi sumberdaya lahan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di waktu yang datang. 5

11 BAB II METODE PELAKSANAAN Kegiatan ini menargetkan para petani Subak Longsegeha Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Kegiatan akan dilaksanakan di Banjar Longsegeha, Desa Pegadungan. Alternatif dalam pemecahan masalah yang dihadapi mitra dijabarkan sebagai berikut. a. Memberikan arahan secara menyeluruh melalui tatap muka di lokasi kegiatan. b. Menyiapkan materi serta pedoman evaluasi lahan yang dikemas secara sederhana. c. Pemaparan teknis evaluasi lahan yang dilanjutkan dengan kerja lapangan. Setelah dicermati dan didiskusikan dengan seksama, alternatif kedua dan ketiga menjadi pilihan dalam memecahkan permasalahan karena alternatif tersebut memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap mitra, meskipun akan menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga yang lebih besar. Secara lebih rinci mengenai tahapan pemecahan masalah dijabarkan sebagai berikut. 1. Menyiapkan Materi Pedoman Evaluasi Lahan Evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) membutuhkan tahapantahapan tertentu yang harus dilalui secara sistematis sehingga diperlukan suatu pedoman yang memudahkan pelaksanaan evaluai. Pedoman yang disiapkan akan dikemas secara sederhana sehingga memudahkan para petani untuk memahami isi pedoman tersebut. Terkait masalah tersebut, maka kegiatan pertama yang akan dilakukan oleh tim adalah menyusun pedoman evaluasi lahan, menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan, serta menyusun indikator pemahaman terhadap metode evaluasi lahan bagi para petani. 6

12 2. Bimbingan Teknis Evaluasi Lahan Bimbingan teknis dilaksanakan di Balai Banjar Longsegeha Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten buleleng. Langkah-langkah dalam evaluasi lahan dimulai dari penentuan unit lahan hingga identifikasi kualitas dan karakteristik lahan untuk menentukan kemampuan dan kesesuaian lahan di lahan bersangkutan. 3. Kerja Lapangan Observasi langsung di lapangan untuk mengukur karakteristik lahan yang tidak memerlukan uji laboratorium. Sedangkan untuk karakteristik lahan yang memerlukan uji laboratorium, akan dilakukan pengujian di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 4. Mengevaluasi Tingkat Keberhasilan Evaluai Lahan Tingkat keberhasilan dalam pelatihan evaluasi lahan ditentukan berdasarkan beberapa indikator, antara lain penentuan unit lahan, pengukuran karakteristik lahan di lapangan, serta penentuan kemampuan dan kesesuaian lahan berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan dari masing-masing unit lahan. Jika tingkat pemahaman petani mencapai 85 %, tergolong kategori baik, % tergolong sedang, dan 69 % tergolong rendah. 7

13 Penyiapan Materi dan Pedoman Evaluasi Kemampuan Lahan Tim Pelatih Tim Pelatih, Peserta BimbinganTeknis Evaluasi Kemampuan Lahan Evaluasi Hasil Evaluasi Kemampuan Lahan Penyiapan Materi dan Pedoman Evaluasi Kesesuaian Lahan Tim Pelatih Tim Pelatih Tim Pelatih, Peserta BimbinganTeknis Evaluasi Kesesuaian Lahan Evaluasi Hasil Evaluasi Kesesuaian Lahan Tim Pelatih Gambar 2.1 Diagram Alir Pelatihan Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah dalam bentuk bimbingan teknis, dengan rancangan kegiatan berupa a. Penyampaian materi evaluasi lahan (kemampuan dan kesesuaian lahan) secara sederhana agar mudah dipahami oleh para warga subak. b. Bimbingan teknis evaluasi lahan yang difokuskan kepada proses peningkatan pemahaman dan kemampuan petani dalam menguasai metode evaluasi lahan. c. Cek lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengukur secara langsung parameter pendukung maupun pembatas kemampuan dan kesesuaian lahan. d. Analisis kualitas dan karateristik lahan, baik yang dilakukan di lapangan maupun di laboratorium. 8

14 BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan P2M Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2015 di Balai Subak Longsegeha, Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng (seperti terlampir). Kegiatan ini diikuti oleh 20 orang anggota subak. Jumlah peserta tersebut melebihi perkiraan, karena kegiatan awal dirancang dengan melibatkan 15 anggota subak. Namun karena antusias yang sangat tinggi dari anggota subak, maka peserta menjadi lebih banyak. Hal ini tidak menjadi kendala yang berarti mengingat persiapan dan koordinasi yang sudah dilaksanakan dengan baik oleh tim pelaksana P2M. Hal ini juga membuktikan bahwa kegiatan ini dirasa sangat bermanfaat oleh masyarakat, sehingga mereka sangat termotivasi untuk mengikuti pelatihan dengan harapan agar dapat memahami materi yang diberikan, khususnya mengenai evaluasi kemampuan dan kesesuaian lahan. Kegiatan ini melibatkan beberapa orang mahasiswa, dengan harapan agar para mahasiswa memiliki pengalaman terkait dengan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu diharapkan agar mahasiswa memiliki wawasan terkait dengan bagaimana proses pengambilan data, khususnya dalam hal ini data mengenai karakteristik lahan, sehingga nantinya dapat mendukung kegiatan mereka dalam tugas-tugas akademik maupun nonakademik. Menyadari akan hal itu, para mahasiswa geografi dengan jumlah 6 orang yang ikut membantu pelaksanaan kegiatan, sangat antusias dalam melayani masyarakat (petani) untuk kelancaran kegiatan. Berdasarkan diskusi saat pelatihan, para anggota subak belum pernah melaksanakan evaluasi lahan, baik evaluasi kemampuan lahan maupun evaluasi kesesuaian lahan. Para petani hanya melaksanakan kegiatan bercocok tanam berdasarkan pengalaman dari masa ke masa serta tradisi yang sudah biasa diterapkan. Para petani sangat antusias untuk mengetahui dan memahami bagaimana mekanisme evaluasi lahan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya potensi lahan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan para petani untuk dapat menilai 9

15 langsung potensi lahannya sehingga pada akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas pertanian. Pengetahuan tentang metode penentuan potensi lahan akan memberikan pilihan-pilihan yang lebih tepat terhadap komoditas yang akan dikembangkan, sehingga dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Pertanian pun akan dapat dilakukan secara lebih sistematis. Kegiatan P2M ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap yang pertama adalah terkait dengan pelatihan evaluasi kemampuan lahan, sedangkan tahap yang kedua adalah pelatihan evaluasi kesesuaian lahan. Namun sebelum pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana terlebih dahulu telah mempersiapkan materi berupa pedoman evaluasi lahan yang terdiri dari pedoman evaluasi kemampuan lahan serta pedoman evaluasi kesesuaian lahan. Pedoman tersebut mengacu kepada sumber resmi seperti peraturan perundang-undangan namun dikemas secara sederhana dengan harapan agar dapat dipahami dengan mudah oleh para anggota subak peserta pelatihan. Pelatihan berjalan dengan baik, di mana pemaparan juga didukung dengan media berupa LCD projector sehingga para petani bisa lebih fokus melihat bagaimana mekanisme yang harus dilaksanakan jika ingin melakukan evaluasi terhadap lahan mereka masing-masing. Tim pelaksana berusaha menjelaskan dengan baik setiap detil kegiatan yang harus dilalui dalam proses evaluasi lahan. Pada sesi diskusi ada beberapa peserta yang bertanya bagaimana hasil evaluasi terhadap lahannya. Tim menjelaskan bahwa hasilnya tidak langsung bisa diketahui pada saat itu, melainkan harus menunggu komparasi pengukuran parameter di lapangan dengan pedoman yang ada. Di samping itu, beberapa parameter yang menjadi penentu dalam evaluasi lahan tidak secara langsung dapat diukur di lapangan, melainkan harus diukur di laboratorium. Seperti misalnya unsur hara tanah. Kendala yang paling utama dalam kegiatan pelatihan adalah para petani tidak langsung memperoleh hasil tentang bagaimana kemampuan lahan maupun kesesuaian lahan yang terdapat pada masing-masing lahan milik mereka. Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa ada banyak parameter yang diukur, terutama untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan. Ada parameter yang langsung bisa diukur di 10

16 lokasi kegiatan, seperti misalnya parameter fisik lahan, namun tidak sedikit juga parameter yang memerlukan analisis laboratorium. Terlepas dari kendala tersebut, pelatihan ini memberikan pemahaman baru kepada para petani bahwa potensi lahan yang ada dapat diketahui dengan suatu metode evaluasi lahan. Potensi lahan yang diketahui tentunya akan memudahkan dalam perencanaan penggunaan lahan, sehingga dapat dikatakan bahwa pemahaman tentang potensi lahan yang ada akan memberikan kemudahan-kemudahan dalam diversifikasi tanaman sehingga pada akhirnya diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal. 11

17 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kegiatan P2M yang dilaksanakan di Balai Subak Longsegeha Desa Pegadungan Kecamatan Sukasada merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga subak mengenai mekanisme evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian lahan. Kegiatan telah dilaksanakan pada Bulan Juni 2015 dengan format pelaksanaan menggunakan format pelatihan. Dalam kegiatan tersebut, luaran yang dihasilkan adalah pedoman evaluasi kemampuan lahan dan pedoman evaluasi kesesuaian lahan yang dikemas secara sederhana agar mudah dipahami oleh para petani. 4.2 Saran 1. Diharapkan dengan adanya pelatihan evaluasi lahan, para petani menjadi termotivasi dan lebih produktif dalam melakukan kegiatan pertanian. 2. Instansi yang terkait dengan kegiatan pengembangan pertanian hendaknya lebih memperhatikan kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani di lapangan, sehingga program-program yang telah dicanangkan akan memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. 12

18 Daftar Pustaka Arsyad, Sitanala Konservasi Tanah dan Air. Bogor Institut Pertanian Bogor. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah. Peraturan Menteri Pertanian No.79/Permentan/OT.140/8/2013 Tentang Pedoman Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan. Sitorus, S.R.P Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung Tarsito. Suripin Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta ANDI. 13

19 Lampiran Pelaksanaan Kegiatan Persiapan Pembukaan Kegiatan P2M Pemaparan Materi Evaluasi Lahan Oleh Tim Pelaksana Kegiatan 14

20 Peserta Kegiatan Melontarkan Pertanyaan Terkait Mekanisme Evaluasi Lahan Warga Tampak Antusias Mengikuti Kegiatan 15

21 Tahap Kerja Lapangan Dibantu Oleh Mahasiswa Warga Subak Antusias Mengikuti Kegiatan Evaluasi Lahan 16

22 Pelaksana Memberikan Contoh Kepada Peserta Kegiatan Pengarahan Akhir Mengenai Teknis Evaluasi Lahan 17

23 Peta Lokasi Kegiatan Desa Alasangker Br. Longsegeha Br. Pasutkatiasa Br. Pegadungan Desa Padangbulia Br. Batudinding Desa Pegayaman LEGENDA Batas Desa Sawah Jalan Belukar Permukiman Kebun Campuran 0 0,2 0,4 0,6 Kilometer Sumber Peta Rupa Bumi Digital Indonesia (2001), Citra Landsat 7 ETM (2002) Daerah yang Dipetakan 18

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt Oleh: Ketua Tim Pengusul Dra. Ni

Lebih terperinci

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada Oleh: Drs. I Made Suarjana, M.Pd. (Ketua) NIP. 196012311986031022 I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd.

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL Pelatihan Pembuatan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran Berorientasi I2M3 dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar di Gugus XIV Kecamatan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS. Pelatihan Pemanfaatan ICT dan Komputer untuk Pembuatan Perangkat Ajar Bagi Guru-Guru SD di Desa Peliatan

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS. Pelatihan Pemanfaatan ICT dan Komputer untuk Pembuatan Perangkat Ajar Bagi Guru-Guru SD di Desa Peliatan LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Pemanfaatan ICT dan Komputer untuk Pembuatan Perangkat Ajar Bagi Guru-Guru SD di Desa Peliatan I Made Gede Sunarya, S.Kom.,M.Cs /198307252008011008 (Ketua) I Gede

Lebih terperinci

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Ketua : Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc / 0012047414 Anggota

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAAN PENGGUNAAN IC 555 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU FISIKA SMP DAN SMA PEMBINA EKSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Luh Putu Budi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN GURU SMP DAN SMA PEMBINA ESKTRAKURIKULER ELEKTRONIKA DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GURU PEMBINA ELSTRAKURIKULER ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT

PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT LAPORAN P2M PELATIHAN PENGISIAN KARTU PENGAWAS MINUM OBAT DAN PENEMUAN KASUS SUSPECT TUBERKULOSIS PADA KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULELENG I TAHUN 2014 Oleh: dr. Made Suadnyani Pasek, S.Ked.,M.Kes/0021088103

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK)

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK) PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK) LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PENGEMBANGAN DESA BINAAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN IMPLEMENTASI KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. I Ketut Dibia,

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya alam merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan RPP Bermuatan Kebudayaan Lokal dan Pendidikan Karakter Bangsa Untuk Guru-Guru Sekolah Dasar di Gugus II Kecamatan Tejakula

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL PANDUAN PENGEMBANGAN SEKOLAH BERKARAKTER UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS KEARIFAN LOKAL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 1 PANDUAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMETAAN PARTISIPATIF BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) UNTUK PENEGASAN BATAS WILAYAH DESA PASCA PEMEKARAN DI DESA TUA DAN BARU, KECAMATAN MARGA

Lebih terperinci

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS JUDUL PROGRAM PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL Oleh Drs. Putu Yasa, M.Si (Ketua) NIP. 196111041987031002 Drs. I Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang yang dibutuhkan manusia, dengan cara budidaya usaha tani. Namun pertumbuhan manusia dan

Lebih terperinci

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN berikut : FAO dalam Arsyad (2012:206) mengemukakan pengertian lahan sebagai Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, dan

Lebih terperinci

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012

PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2012 0 PANDUAN USULAN PROPOSAL P2M DAN DIPA UNDIKSHA TAHUN 2012 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pelatihan Guru-Guru Pembina Olimpiade Matematika Tingkat SD di Kecamatan Kubu Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PENGGUNAAN ONLINE TRADING APPLICATION UNTUK TRANSAKSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA BAGI CREW KAPAL PESIAR DESA SEMBIRAN Oleh Fridayana Yudiaatmaja, M.Sc. (Ketua)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Pendahuluan ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. [Type text] [Type text] [Type tex[type text] [T KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Studi Penerapan Mekanisme Insentif

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK PELATIHAAN PENGGUNAAN KIT LISTRIK BAGI GURU IPA SMP/MTS NEGERI DAN SWASTA DI KECAMATAN BULELENG Oleh Dewi Oktofa Rahmawati, S.Si., M.Si./ 0010127001 Luh Putu Budi

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI DESEMBER, 2014 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan, karakteristik lahan dan kaidah konservasi akan mengakibatkan masalah yang serius seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya lahan merupakan tumpuan kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok pangan dan kenyamanan lingkungan. Jumlah penduduk yang terus berkembang sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yaitu : Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air,

Lebih terperinci

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 5 2013, No.1041 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG Oleh: Drs. Ndara Tanggu Renda, M.Pd. (Ketua) NIDN : 0006095709

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk Indonesia tiap tahunnya mengalami peningkatan. Berdasarkan sensus penduduk, jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2015 mengalami

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M) Judul: Pelatihan Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Guru-guru SMA dan SMP se-kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem Oleh: I Gede Partha

Lebih terperinci

PERNCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH ( Bangwil)

PERNCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH ( Bangwil) PERNCANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH ( Bangwil) Dosen pengampu: Prof. Dr. Ir Indayati Lanya, MS Dan Staf Dosen Lab. Manajemen Sumberdaya Lahan Indayati Lanya- 1 Visi MK. Bangwil Mendidik mahasiswa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK JUDUL PROGRAM PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK KKG GUGUS II KECAMATAN SERIRIT Oleh: Ni Ketut Desia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PENATAAN PERMUKIMAN KUMUH MASYARAKAT PESISIR DI DESA SANGSIT Tim Pelaksana : Putu Indra Christiawan, S.Pd., M.Sc. NIP. 198707172014041002 I Putu Ananda Citra,

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan C12 Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan Ellen Deviana Arisadi dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa kesesuaian

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman

Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Program Kerjasama Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dan Perguruan Tinggi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman Desa: Bantang Kecamatan: Kintamani Kabupaten:

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN SENAM OTAK (BRAIN GYM) PADA GURU-GURU SD DI DESA PANJI Oleh: dr. Ni Made Sri Dewi Lestari, S.Ked.,M.Kes / NIP 198207022008122002 dr. Adnyana Putra, S.Ked.,M.Kes

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS CAIR DI BANJAR JERO GUSTI DESA BUNGKULAN KECAMATAN SAWAN Dr. rer. nat. I Gusti Ngurah Agung Suryaputra, S.T., M.Sc. / NIDN: 0017127704 I Nyoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Potensi lahan kering untuk menunjang pembangunan pertanian di Indonesia sangat besar yaitu 148 juta ha (78%) dari total luas daratan Indonesia sebesar 188,20 juta ha

Lebih terperinci

BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BAB III PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT A. Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Pendahuluan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat (PPM) yang difokuskan pada

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAAN PEMBUATAN MEDIA BELAJAR BERUPA KIT LISTRIK SEDERHANA UNTUK GURU SAINS/FISIKA SMP, SMA, DAN SMK DI KECAMATAN BULELENG DAN SUKASADA Luh Putu Budi Yasmini, S.Pd.,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KRITERIA DAN SYARAT KAWASAN PERTANIAN DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan unsur dari geosfer yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia sangat tergantung pada lahan. Manusia memanfaatkan lahan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Kebutuhan tersebut terkait untuk pemenuhan kebutuhan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya alam terutama air dan tanah oleh masyarakat kian hari kian meningkat sebagai akibat dari laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KODE JUDUL: X.144 Penelitian Identifikasi Dan Evaluasi Potensi Lahan Untuk Pertanian Pangan dan Peternakan di Wilayah Beriklim Kering NTT 1. Ir. Sofyan Ritung, MSc. 2. Dr. Kusumo Nugroho, MS. 3. Drs. Wahyunto,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang 1.1. Latar Belakang yang terletak sekitar 120 km sebelah selatan Kota Surabaya merupakan dataran alluvial Kali Brantas. Penduduk di Kabupaten ini berjumlah sekitar 1.101.853 juta jiwa pada tahun 2001 yang

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini GEOGRAFI BENCANA, oleh Prof. Dr. I Gede Astra Wesnawa, M.Si.; Putu Indra Christiawan, S.Pd., M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan prioritas pada pembangunan sektor pertanian, karena sektor pertanian di Indonesia sampai

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU

PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU PEDOMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STKIP PGRI LUBUKLINGGAU UNIT PELAKSANA TUGAS PENELITIAN PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017 0 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR. Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI

ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR. Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI ANALISIS POTENSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA DENPASAR Diajukan Oleh : EKA VIDYA JAYANI PUTRI 0115151024 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar pekerjaan utama penduduknya sebagai petani. Bertani adalah salah satu profesi yang ditekuni oleh banyak penduduk

Lebih terperinci

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolaan harus sesuai dengan kemampuan agar tidak menurunkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 163 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat enam terrain

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 Salah satu program Tri Dharma Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk

B A B I PE N D A H U L U A N. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk 1 B A B I PE N D A H U L U A N A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Tercatat pada tahun 2005,

Lebih terperinci

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI

KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 21/Kpts-II/2001 Tanggal : 31 Januari 2001 KRITERIA DAN STANDAR IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN PADA HUTAN PRODUKSI No KRITERIA STANDAR

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (PENPRINAS MP3EI )

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (PENPRINAS MP3EI ) .. LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN PRIORITAS NASIONAL MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011 2025 (PENPRINAS MP3EI 2011 2025) STRATEGI PENENTUAN DAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan Menurut Lillesand dan Kiefer (1997) penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu. Penggunaan lahan juga diartikan sebagai setiap

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

Hasil program IbM wajib di diseminasikan dalam bentuk artikel ilmiah dan dipublikasikan melalui Jurnal Nasional.

Hasil program IbM wajib di diseminasikan dalam bentuk artikel ilmiah dan dipublikasikan melalui Jurnal Nasional. IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) 1. Latar Belakang Ipteks bagi Masyarakat (I b M) merupakan salah satu program pengabdian kepada masyarakat (ppm) yang dirumuskan dan dikembangkan DP2M Ditjen Dikti pada tahun

Lebih terperinci

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) Prof. Dr. Marwoto dan Ir Farur Rozy MS Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian MALANG Modul A Tujuan 1. Mengumpulkan dan menganalisis

Lebih terperinci

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI. Oleh : KADEK DENDY KUSUMANTARA NIM :

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI. Oleh : KADEK DENDY KUSUMANTARA NIM : PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI BALI Oleh : KADEK DENDY KUSUMANTARA NIM : 1206013009 Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI

PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik material

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani Abstrak Daerah penelitian adalah DAS Deli yang meliputi tujuh subdas dan mempunyai luas

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Judul Program: PEMBINAAN OLIMPIADE MATEMATIKA BAGI GURU-GURU SMP SE-KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI Oleh: I Gusti Nyoman Yudi Hartawan, S.Si.,M.Sc. NIDN. 0025058401

Lebih terperinci

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENERAPAN TEKNOLOGI BAGI MASYARAKAT

PANDUAN PROGRAM HIBAH PENERAPAN TEKNOLOGI BAGI MASYARAKAT PANDUAN PROGRAM HIBAH PENERAPAN TEKNOLOGI BAGI MASYARAKAT Oleh: TIM LPPM LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2016 i PRAKATA Puji syukur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI Oleh : DEWA AYU EKA PUTRI 1101605007 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28

2.8 Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis.. 28 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN PRAKATA DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN.. ix INTISARI... x ABSTRACK... xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN a. Analisis Situasi Kintamani merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali yang meliputi kawasan dataran tinggi di sekitar Gunung Batur. Kecamatan ini terdiri dari

Lebih terperinci

Oleh: Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. Drs. I Wayan Romi Sudhita, M.Pd Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd.

Oleh: Dr. I Komang Sudarma, S.Pd., M.Pd Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd. Drs. I Wayan Romi Sudhita, M.Pd Drs. Ign. I Wayan Suwatra, M.Pd. LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN PENELITIAN PENGEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU SD DI KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Oleh: Dr. I Komang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOMOR : 784/UN48.7/PM/2014 Tentang

KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOMOR : 784/UN48.7/PM/2014 Tentang KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS BAHASA DAN SENI Alamat : Jl. A. Yani No. 67. Singaraja - Bali -81116 Telp. (0362) 21541 Fax. (0362) 27561 KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Lahan Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat- sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi,

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM KULIAH KERJA NYATA PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2016 DESA/ KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI : PULUKAN : PEKUTATAN : JEMBARANA

Lebih terperinci

Pemantapan Materi Modul Pelatihan Guru Pembelajar bagi Guru-Guru SD Kelas Awal di Kecamatan Buleleng

Pemantapan Materi Modul Pelatihan Guru Pembelajar bagi Guru-Guru SD Kelas Awal di Kecamatan Buleleng Laporan Akhir PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS Pemantapan Materi Modul Pelatihan Guru Pembelajar bagi Guru-Guru SD Kelas Awal di Kecamatan Buleleng Oleh Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd. NIP : 196208271989031001

Lebih terperinci

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada Oleh: Ketua Tim Pengusul I Gede Margunayasa, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

PENILAIAN EFEKTIVITAS FUNGSI AKUNTANSI PADA PT. BALI BELA BUMI DENGAN PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL. Oleh : I WAYAN ADIANA NIM :

PENILAIAN EFEKTIVITAS FUNGSI AKUNTANSI PADA PT. BALI BELA BUMI DENGAN PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL. Oleh : I WAYAN ADIANA NIM : PENILAIAN EFEKTIVITAS FUNGSI AKUNTANSI PADA PT. BALI BELA BUMI DENGAN PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL Oleh : I WAYAN ADIANA NIM : 0215351168 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2008 1 PENILAIAN EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pola Tanam. yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanaman, lahan dan kurun waktu tertentu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Tanam Pola tanam dapat didefinisikan sebagai pengaturan jenis tanaman atau urutan jenis tanaman yang diusahakan pada sebidang lahan dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Oleh :

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI. Oleh : PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM INDEKS IDX30 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh : DESAK GEDE SINTA PUTRI PRACANDA NIM : 1306205098 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji

HALAMAN PENGESAHAN. Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal : 2017 Tim Penguji: Tanda tangan 1. Ketua : Dr. I. G. N. Agung Suaryana, SE., M.Si.,

Lebih terperinci

PERANAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BALI SKRIPSI

PERANAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BALI SKRIPSI PERANAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BALI SKRIPSI Diajukan oleh : I PUTU BARAT PANJI NIM : 1115151013 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Lebih terperinci