STRATEGI PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU: PENELITIAN KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU: PENELITIAN KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA"

Transkripsi

1 STRATEGI PERUSAHAAN DALAM PENGEMBANGAN PRODUK BARU: PENELITIAN KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Evo S. Hariandja 1 ; Arief W. Kautsar 2 ABSTRACT Article explores the practice of new product development, especially in manufacture industry in Indonesia. It involves many instruments consist of new product development strategy, development process, organization relation with new product development, and performance evaluation of the new product itself. From the research it can be known that 60% of the respondents agree that the new product development is dominated by instruction from the top-down management and 40% agreed that the new product development was done after getting agreement from external side. Keywords: company strategy, new product, manufacture ABSTRAK Artikel bertujuan mengeksplorasi praktik pengembangan produk baru, khususnya industri manufaktur di Indonesia dengan melibatkan berbagai instrumen yang terdiri dari strategi pengembangan produk baru, proses pengembangan, hubungan organisasi dengan pengembangan produk baru, dan evaluasi kinerja produk baru itu sendiri. Hasil penelitian adalah 60% responden setuju bahwa pengembangan produk baru sangat didominasi oleh arahan manajemen level atas (top-down) dan 40% setuju bahwa pengembangan produk baru dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pihak luar. Kata kunci: strategi perusahaan, produk baru, manufaktur 1 Teknik Industri UBINUS dan anggota CIEL evohariandja_innovate1965@yahoo.co.uk 2 Center for Innovation, Entrepreneurship & Leadership (CIEL) School of Business and Management (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, West Java, Indonesia ariefkautsar@yahoo.com Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 57

2 PENDAHULUAN Pengembangan produk baru dianalogikan seperti mendaki puncak tebing yang tinggi dan curam, menantang, menghidupkan, dan memberdayakan pengalaman orang yang terlibat didalamnya. Untuk dapat berhasil mendaki puncak tebing tersebut, dibutuhkan sekumpulan alat, rencana yang tersusun rapi, dan tim yang saling mendukung dan bekerja sama menggunakan sekumpulan alat tersebut bilamana diperlukan pada waktunya. Pengembangan produk yang berhasil juga membutuhkan proses yang direncanakan dengan baik dan matang (Cagan & Vogel, 2002). Tim yang bervariasi dengan latar belakang disiplin ilmu yang beragam harus bekerja serentak ke arah mana produk akan dibawa dan melalui proses Fuzzy Front End untuk menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan, keinginan, dan hasrat konsumen. Dalam perusahaan, pengembangan produk baru merupakan bagian yang terintegrasi dengan rencana strategi perusahaan. Ansoff dan Stewart membagi empat alternatif strategi pengembangan produk baru (Morse & Babcock, 2007), yaitu first-to-market, follow-the-leader, me-too, dan application engineering. Reinertsen (2005) menyatakan bahwa proses pengembangan produk menjadi lebih terspesialisasi dan dinamik serta perlu berubah ke arah yang lebih baik lagi (Hariandja, 2004). Produk yang dihasilkan oleh perusahaan selalu bergerak ke arah dinamis untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Secara keseluruhan, pengembangan produk baru merupakan mesin inti pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut piawai mengelolanya (Hariandja, 2004). Sebagaimana pasar berubah dengan cepat sesuai dengan perkembangan dan kondisi persaingan yang tidak lagi begitu mudah seperti masa yang lalu maka perusahaan di Indonesia, khususnya yang bergerak dalam industri manufaktur dituntut juga untuk bergerak lebih cepat guna memuaskan apa yang menjadi keinginan konsumen. Penelitian komprehensif yang dilakukan oleh Information Resources Inc. (IRI) di tahun 2000 menunjukkan hasil bahwa dari 21 kategori packaged goods yang diluncurkan ke pasar, 52% mengalami kegagalan (Schneider, 2004). Hasil itu membuktikan bahwa pengembangan produk baru memerlukan strategi yang tepat bersama-sama dengan aspek pendukungnya, seperti manusia, infrastruktur, budaya, dan inovasi yang berkelanjutan. Untuk mampu bertahan di pasar, perusahaan senantiasa berusaha dengan berbagai cara untuk berada di depan para pesaingnya dengan menciptakan produk yang sangat baru, proses yang berbeda, memanfaatkan infrastruktur yang sama atau berbeda, membutuhkan keterampilan baru, meluncurkan produk turunan/derivative untuk menghemat biaya, atau dengan menciptakan produk yang tergolong radikal/breakthrough. Pengembangan produk baru tidak terlepas dari peran serta manajemen level atas dengan pola pendekatan top-down atau bottom-up tergantung bagaimana proses inovasi untuk menghasilkan produk tersebut dilakukan. Dalam menciptakan produk, inovasi memegang peran penting terutama dalam hal efek pada kebiasaan dan perilaku konsumen dengan efeknya minor atau major serta kompetensi 58 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

3 dan aset komplementer perusahaan dengan sifatnya meningkatkan atau sama sekali menghancurkan. Inovasi tersebut terdiri dari incremental, major, strategic, dan radical (Markides & Geroski, 2005). Industri manufaktur Indonesia pada saat ini menghadapi tingkat persaingan dan tantangan yang besar, khususnya dalam kemampuan untuk menciptakan produk baru sebagai indikator sukses tidaknya dalam menangguk uang kas dan mempengaruhi pikiran konsumen. Jika tidak hati-hati maka peluang untuk memenangkan persaingan dapat terlepas. Keunggulan komparatif sebagai indikator keberhasilan sudah tidak lagi menjadi back-bone dalam memenangkan pertempuran di jagad bisnis yang memerlukan intensitas dan konsentrasi yang tinggi. Inovasi dan desain merupakan kunci dalam memenangkan persaingan di era ekonomi kreatif sekarang (Business Week, 2006). Inovasi dalam pengembangan produk dan jasa baru menjadi kunci bagaimana perusahaan besar dapat tetap bertahan dan juga diimbangi dengan prosesnya yang terusmenerus meningkatkan kemampuan dan kompetensi di sisi yang lain. Penelitian mengenai indikator keberhasilan pengembangan produk baru di Indonesia belum banyak dilakukan, khususnya yang meneropong industri manufaktur. Untuk itu, adalah sangat baik dan memberikan dampak yang langsung bagi perusahaan manufaktur untuk lebih banyak lagi belajar apa yang menjadi indikator utama dalam keberhasilan pengembangan produk baru. Penelitian ini dimaksudkan sebagai arena pembelajaran dan untuk memberikan kontribusi dalam hal memperbaiki daya saing Indonesia di kancah global. Fokus penelitian ini bertumpu pada strategi yang diterapkan perusahaan dalam pengembangan produk barunya. Penelitian ini berfokus pada industri manufaktur di Indonesia dengan cakupan skala dan ukurannya yang beragam mulai dari mikro, kecil, menengah, dan besar dengan bentuk kepemilikan dari BUMN, BUMD, PMDN, PMA, dan Joint Venture yang juga ditunjukkan dengan jumlah karyawan tetap, pendapatan perusahaan, aset perusahaan, serta strategi perusahaan dalam pengembangan produk baru. Kategorisasi jenis produk baru mengacu pada riset yang dilakukan Wheelwright dan Clark (1992), meliputi produk derivative, platform, dan radical. Variabel penelitian ini diukur melalui instrumen kuesioner yang telah digunakan oleh Goldense Group Inc. (2004) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan dengan karakteristik industri manufaktur di Indonesia dan dari penelitian literatur yang berkaitan dengan pengembangan produk baru. Jumlah sampel yang diperoleh dari penelitian ini adalah 85 perusahaan. Dari 85 perusahaan itu, dikelompokkan ke dalam berbagai jenis, yaitu otomotif, elektronik, makanan/minuman, pertambangan, komunikasi, teknologi informasi (IT), farmasi, tekstil, barang konsumsi, engineering, dan lainnya. Penyebaran kuesioner, meliputi pusat kawasan industri di wilayah DKI-Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan kontak dengan pihak yang terlibat langsung dengan proses pengembangan produk baru di perusahaan. Pihak yang berwenang dalam hal ini terdiri dari level manajer sampai dengan level Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 59

4 direktur dengan bidang yang berkaitan langsung, seperti marketing, product engineering, R&D, product planning, product development, design, dan bidang yang memiliki kaitan langsung dengan pengembangan produk baru. PEMBAHASAN Profil Responden Jenis industri manufaktur yang tercakup dalam penelitian ini terdiri dari 22% industri makanan/minuman, 16% industri tekstil, 9% industri yang bergerak dalam bidang handicraft, 7% industri otomotif, 5% industri elektronik, dan lebih 38% bergerak dalam industri dengan kategori lain-lain, yaitu farmasi, engineering, fiber glass, sepatu, furniture, packaging, telekomunikasi, dan teknologi informasi. Cakupan industri manufaktur yang diperoleh dalam penelitian ini sudah cukup menggambarkan peta industri manufaktur di Indonesia. Dari observasi pendahuluan juga diperoleh hasil bahwa tidak semua industri manufaktur yang masuk ke dalam Directory of Industry Classification Indonesia dimasukkan ke dalam penelitian ini. Hal itu disebabkan ada beberapa perusahaan yang menjadi sampel penelitian tidak memiliki divisi dan departemen pengembangan produk, rekayasa produk, perencanaan produk, atau riset dan pengembangan. Hanya perusahaan yang memiliki divisi dan departemen tersebut saja yang dijadikan target penelitian ini. Profil ini ditunjukkan, seperti pada Gambar 1. Lain-lain 37% Otomotif 7% Elektronik 6% Makanan/ minuman 23% Handicraft 9% Farmasi 2% Tekstil 16% Gambar 1 Jenis Industri Manufaktur 60 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

5 Dari pengolahan data diperoleh hasil bahwa dari ukuran perusahaan terdapat 13% perusahaan yang tergolong mikro, 30% perusahaan kecil, 36% perusahaan menengah, dan 21% perusahaan besar sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 2. Kelompok data ukuran perusahaan ini sudah merepresentasikan karakteristik ukuran industri manufaktur yang terdapat di Indonesia. Gambar 2 Ukuran Perusahaan Dari bentuk kepemilikan perusahaan, ditunjukkan pada Gambar 3, profil responden terdiri dari PMDN 64%, PMA 20%, Joint Venture 9%, dan BUMN 5%. Dari data itu terlihat bahwa perusahaan dalam negeri menunjukkan partisipasi yang tinggi dalam penelitian ini dan tersebar sebagian besar pada kelompok perusahaan kecil, menengah, dan besar. Gambar 3 Bentuk Kepemilikan Perusahaan Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 61

6 Dari jumlah karyawan tetap, distribusi yang paling banyak ada di kisaran perusahaan dengan jumlah karyawan antara orang dengan kontribusi 66% sedangkan perusahaan yang tergolong besar dari jumlah karyawan hanya 33% saja. Gambar 4 Jumlah Karyawan Tetap Gambar 5 dan 6 menunjukkan data pendapatan perusahaan di tahun 2005 dan data aset perusahaan dengan komposisi terbesar berada pada kisaran kurang dari Rp.200 juta dengan 29% sedangkan pendapatan terbesar dengan kisaran lebih dari Rp.100 milyar menyumbang 22%. Untuk aset terbesar, perusahaan hanya menyumbang sekitar 12% sedangkan kontribusi terbesar ditunjukkan oleh perusahaan dengan aset kurang dari Rp100 juta dengan 29%. Terlihat bahwa komponen pendapatan berkaitan erat dengan ukuran perusahaan. Gambar 5 Pendapatan Perusahaan Tahun INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

7 Gambar 6 Aset Perusahaan Dari lingkup area operasi perusahaan dari sisi sales, R&D, dan manufacturing, seluruhnya berada di wilayah Indonesia dengan komposisi 54% untuk sales, 72% untuk R&D, dan 82% untuk manufaktur. Selebihnya tersebar di beberapa wilayah, seperti Amerika, Eropa, Asia, dan lainnya. Dari data itu terlihat bahwa kemampuan operasi global perusahaan di Indonesia belum terlihat signifikan tetapi dalam beberapa hal ada sebagian kecil yang sudah melakukan operasi manufaktur, sales, dan R&D di luar negeri. Data itu ditunjukkan oleh Gambar 7, 8, dan 9. Gambar 7 Area Lingkup Sales Perusahaan Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 63

8 Gambar 8 Area Lingkup R&D Perusahaan Gambar 9 Area Lingkup Manufacturing Perusahaan Pertama, Strategi Pengembangan Produk Baru Perusahaan. Dari keseluruhan responden, top-two-boxes 54% menyatakan setuju bahwa produk yang dikembangkan sangat baru dibandingkan produk sebelumnya. Sekitar 21% lebih tidak setuju dan perusahaan menganggap produk yang dikembangkan tidak sama sekali baru. Hal itu menunjukkan bahwa untuk dapat bersaing di pasar yang sangat kompetitif, perusahaan dituntut untuk memberikan diferensiasi terhadap produk yang dibuat perusahaan sebelumnya. Dari proses untuk membuat produk baru di perusahaan, 36% mendukung dengan proses yang berbeda, sebaliknya 20% tidak menunjukkan persetujuannya. Dari sisi permesinan untuk membuat produk baru tersebut 28% lebih mendukung untuk menggunakan mesin yang baru dan sebaliknya 54% tidak mendukung. Hal itu membuktikan bahwa tidak semua produk yang dihasilkan dan memberikan diferensiasi 64 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

9 memerlukan proses dan mesin yang berbeda dari sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh faktor aset, efisiensi, infrastruktur, dan dana yang dibutuhkan, dan juga tergantung pada skala perusahaan dan cakupan operasinya. Kemampuan bersaing dengan proses dan infrastruktur yang terbatas sangat berat dalam era yang kompetitif ini. Perusahaan berusaha untuk menjalankan operasinya dengan tingkat efisiensi yang tinggi tetapi di satu sisi harus bisa beradaptasi dengan kebutuhan konsumennya. Dari faktor keterampilan baru yang dibutuhkan untuk membuat produk, 56% mendukung bahwa pengembangan produk membutuhkan keterampilan yang baru untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas, berbeda, dan diterima pasar. Strategi pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan, lebih 44% responden perusahaan berusaha untuk mengikuti strategi first-to-market dengan mengembangkan produk yang sama sekali tidak ada di pasar sebelumnya. Strategi itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dan usaha pemasaran untuk membuat produk yang inovatif. Jika dilihat dari strategi pengembangan produk berbasiskan turunan/derivative maka perusahaan di Indonesia cenderung mencari peluang dengan berusaha mengembangkan produk yang belum ada di pasar tetapi dengan mengikuti alur produk sebelumnya dengan platform yang sama. Strategi itu dijalankan dengan tujuan untuk menghemat biaya dan mempertahankan jaringan yang sudah ada dengan semakin banyak menggunakan komponen yang sama tetapi tetap memberikan diferensiasi (Hariandja, 2005). Dari kemampuan inovasi untuk menciptakan produk yang tergolong breakthrough/radikal, perusahaan di Indonesia masih harus belajar lebih banyak lagi dengan perusahaan global. Hasil penelitian menunjukkan hanya 24% perusahaan yang mendukung bahwa mereka menghasilkan produk yang tergolong radikal ke pasar dan sebaliknya 43% tidak mendukung hal itu. Hal itu menunjukkan bahwa proses inovasi berjalan tidak terlalu cepat dan masih memerlukan bentuk dan wahana yang kondusif. Kenyataan itu mengharuskan perusahaan manufaktur di Indonesia harus lebih banyak lagi berperan dengan mencoba sesuatu yang baru dibandingkan yang sudah ada. Clark dan Fujimoto (1991) menyatakan bahwa pengembangan produk yang efektif tidak dicapai secara sederhana hanya dengan meningkatkan biaya R&D, bertumpu pada teknologi radikal, atau memperkenalkan alat dan teknik baru tetapi merupakan pola konsistensi menyeluruh dari sistem pengembangan total mencakup struktur organisasi, keterampilan teknis, proses penyelesaian masalah, kultur, dan strategi. Konsistensi itu bukan hanya bekerja dalam arsitektur sistem yang luas tetapi juga dalam tingkatan kerja yang rinci. Pengembangan produk baru tidak lepas dari pola kepemimpinan yang terdapat di perusahaan dan kultur yang berkembang di dalamnya. Kepemimpinan yang kuat dapat memberikan visi, misi, dan arah yang jelas dalam pengembangan produk baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pengembangan produk baru, 60% selalu diarahkan oleh pihak top manajemen dan hanya 12% yang menyatakan bahwa jarang diarahkan oleh top manajemen. Untuk usulan pengembangan produk baru, 40% Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 65

10 responden selalu mendapatkannya dari pihak luar. Dari penelitian ini, menunjukkan hasil bahwa masih jarang arahan pengembangan produk baru berawal dengan pola bottom-up tetapi usulan pihak luar dalam hal ini bukan hanya konsumen tetapi dapat pihak lain yang terlibat dengan perusahaan memegang porsi yang cukup signifikan. Dalam era ekonomi kreatif sekarang ini, sumber ide berasal dari berbagai lapisan. Keterlibatan semua pihak dalam pengembangan produk baru harus menjadi concern semua bagian di dalam perusahaan, baik itu dengan pola top-down, bottom-up, peer-to-peer, inside-out, ataupun outside-in. Dilihat dari tujuan perusahaan dalam mengembangkan produk baru, 19% untuk memenuhi permintaan konsumen, 16% untuk meningkatkan kualitas, 15% untuk menciptakan pasar yang baru, 13% untuk melakukan diversifikasi produk, aplikasi dari teknologi baru dan mengurangi biaya produksi hanya 10%, sedangkan mengikuti tren industri hanya 9%, seperti dipaparkan pada Gambar 10. Hasil penelitian ini mendukung kenyataan yang terjadi pada era kompetitif sekarang bahwa memenuhi permintaan konsumen menjadi tujuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup. Sesuai dengan pernyataan Peter Drucker bahwa esensi suatu bisnis adalah pelanggan, pelanggan, dan pelanggan. Hal itu sangat sejalan dengan pernyataan Peter Drucker tersebut. Aplikasi dari teknologi baru 10% Mengikuti tren di dalam industri 9% Lainnya 1% Meningkatkan kualitas 16% Mengurangi biaya produksi 10% Memenuhi permintaan konsumen 19% Menciptakan pasar baru 15% Melakukan diversifikasi produk 13% Memperpanjang siklus hidup 7% Gambar 10 Tujuan Pengembangan Produk Baru Pengembangan produk baru membutuhkan biaya yang tidak sedikit dibandingkan dengan biaya untuk aktivitas lain, seperti pemasaran, produksi, retensi konsumen, dan lain-lain. Begitu juga dengan industri manufaktur Indonesia. Tabel 1 menunjukkan alokasi anggaran yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk aktivitas R&D. Lebih dari 63% perusahaan di Indonesia menghabiskan anggaran R&D hanya sekitar 9% 66 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

11 dari penjualan tahunannya. Hal itu berdampak pada introduksi produk baru hanya sebatas produk turunan saja, jarang yang dapat menghasilkan produk yang sifatnya radikal yang sangat sarat dengan teknologi dan membutuhkan biaya yang cukup besar. Produk baru dengan kategori radikal, global, diferensiasi yang berbasiskan teknologi dan tren masa depan belum menjadi bagian dari industri manufaktur Indonesia. Diperlukan komitmen, konsistensi, koherensi untuk mencapai kinerja produk baru yang sukses dan mumpuni. Tabel 1 Alokasi Anggaran R&D (Persentase dari Penjualan Tahunan) Rata2 alokasi dana R&D (%) % 0-4% 31.76% 5-9% 31.76% 10-14% 20.00% 15-19% 7.06% >=20% 5.88% Tidak menjawab 3.53% PENUTUP Hasil penelitian menunjukkan bahwa fokus pengembangan produk baru di industri manufaktur Indonesia adalah pada pemenuhan kebutuhan konsumen sebagai faktor kunci dengan aplikasi strategi yang bertumpu pada pengembangan produk baru kategori turunan dengan anggaran yang relatif tidak terlalu besar dibandingkan dengan penjualan tahunan perusahaan serta arahan top level manajemen yang signifikan. Untuk menghasilkan produk radikal, memiliki diferensiasi yang jelas, sarat dengan teknologi, membutuhkan anggaran riset dan pengembangan yang besar serta komitmen dan konsistensi yang dibarengi dengan penciptaan lingkungan organisasi yang kondusif dan inovatif dan kolaborasi dengan pihak universitas sebagai pusat riset dan institusi pemerintah. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik lagi, hendaknya penelitian lanjutan melibatkan juga perusahaan di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dengan sampel industri manufaktur yang beragam. Sebagai perbandingan, diperlukan juga penelitian lanjutan pada industri jasa di Indonesia untuk melihat perbedaan indikator yang digunakan dalam pengembangan produk baru dari sisi strategi, proses, organisasi, dan evaluasi kinerjanya. Strategi Perusahaan (Evo S. Hariandja; Arief W. Kautsar) 67

12 DAFTAR PUSTAKA Cagan, J. and C.M. Vogel Creating Breakthrough Product: Innovation from Product Planning to Program Approval. Prentice-Hall. Clark, K. B. and T. Fujimoto Product Development Performance: Strategy, Organization, and Management in the World Auto Industry. Harvard Business School-Press. Eppinger, S. D. and Anil R. Chitkara The New Practice of Global Product Development. MIT-Sloan Management Review, Vol. 47 No.4 pp Goldense Group Inc Product Development Metrics Survey. Hariandja, Evo Membangun Brand Image yang Powerful: Perspektif Dinamik. BranDNA, Vol. 1 No.5 pp Platform Produk: Keseimbangan Commonality dan Distinctiveness. SWA-Sembada, Vol. 21 No.6 pp Dinamika Sistem Pengembangan Produk Baru. SWA-Sembada, Vol. 21 No.16 pp.71. Markides, C.C. and Paul A. Geroski Fast Second: How Smart Companies Bypass Radical Innovation to Enter and Dominate New Markets. Jossey-Bass. Morse, L. C. and Daniel L. Babcock Managing Engineering and Technology. 4 th Ed. Pearson Prentice-Hall International. Reinertsen, D. Let It Flow: How Lean Product Development Sparked a Revolution. Industrial Engineer, Vol. 37 No.6 pp (2005). Roberts, E.B Innovation: Driving Product, Process, and Market Change. Jossey- Bass Schneider, J. and Jeanne Yocum New Product Launch: 10 Proven Strategies. Stagnito Communications, Inc. Wheelwright, S. C. and K. B. Clark Revolutionizing Product Development. The Free Press 68 INASEA, Vol. 8 No. 1, April 2007: 58-68

DAFTAR PUSTAKA. Corporate Profile, [diakses tanggal 8 Juni 2007]

DAFTAR PUSTAKA. Corporate Profile,  [diakses tanggal 8 Juni 2007] DAFTAR PUSTAKA Burgelman, Robert A., 2004. Strategic Management of technology and innovation/robert A. Burgelman, Clayton M. Christensen, Steven C. Wheelwright, 4th edition. The McGraw-Hill Companies,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di CV. Inti Prima Teknik, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1. Perbandingan PINDAD dan Rata-rata Industri Hasil survei secara keseluruhan dapat terlihat pada Tabel 4.1. Pembahasan lebih lanjut akan dilakukan pada bagian-bagian

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BARU PADA PT PINDAD (PERSERO) PENELITIAN PROYEK AKHIR

ANALISIS KINERJA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BARU PADA PT PINDAD (PERSERO) PENELITIAN PROYEK AKHIR ANALISIS KINERJA STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK BARU PADA PT PINDAD (PERSERO) PENELITIAN PROYEK AKHIR Oleh: ARIEF WITJAKSONO KAUTSAR NIM: 29105005 Program Studi Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA KESIMPULAN DAN REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA Aldianto, Leo, 2006, Bahan Presentasi: Entrepreneurship & Intrapreneurship, MBA- ITB: n.p Azwar, Saifuddin, 2000. Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar,

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menyajikan latar belakang, masalah penelitian yang dijabarkan dalam rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat dan lingkup penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas

Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas Nusantara of Engineering/Vol. 2/ No. 1/ISSN: 2355-6684 44 Faktor - Faktor Dominan Terhadap Kesuksesan Produk Notebook Kelas Menengah Ke Atas Fatkur Rhohman Teknik Mesin D3, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu :

BAB V PENUTUP. dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan terkait dengan rancangan strategi samudra biru KT-Gongsin yaitu : 1. Fokus KT-Gongsin fokus pada peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era persaingan yang semakin ketat khususnya pada industri telekomunikasi dan teknologi informasi, perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20

BAB I PENDAHULUAN. Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kotler dan Keller (2012) pada bukunya Marketing Management di bab 20 yang berjudul Introducing New Market Offerings membahas mengenai beberapa pertanyaan yang

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur

PRODUCT PLANNING. Produk Manufaktur. Gambar : Produk Manufaktur 1 PRODUCT PLANNING Produk Manufaktur Economic of scale Critical Mass Sales life Komponen khas produk Integrasi teknologi Diskrit dan fiscal Kandungan engineering Industrial Organization Global/regional

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

Anggaran dan Siklus Anggaran

Anggaran dan Siklus Anggaran ANGGARAN INDUK DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN Anggaran dan Siklus Anggaran Anggaran Pernyataan Kuantitatif Dari Suatu Rencana Kegiatan Yang Dibuat Manajemen Untuk Periode Tertentu Alat Yang Membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kepadatan UMKM Lintas Dunia Sumber: World Bank IFC (2010) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil Menengah atau UMKM merupakan sektor penting sebagai mesin penggerak utama ekonomi global. Hal ini dapat terlihat dari mendominasinya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

PERENCANAAN & PERAMALAN

PERENCANAAN & PERAMALAN Minggu 4: PERENCANAAN & PERAMALAN SESI 4 TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB Tujuan Pembelajaran Menjelaskan pentingnya perencanaan Mengidentifikasikan misi Menjelaskan peran goals

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Desain. Oleh: Evo S. Hariandja (*)

Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Desain. Oleh: Evo S. Hariandja (*) Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Desain Oleh: Evo S. Hariandja (*) Introduksi Menjelang tutup tahun 2009 dan menyongsong tahun 2010, ada baiknya kita mencermati laporan terbaru UNIDO 2009 yang

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis.

Renny Indaryanti Akip F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan yang begitu cepat didalam bisnis. Analisis hubungan kinerja pemasaran dan proses pengembangan produk dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ) Renny Indaryanti Akip F.0201091 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Sport and Business Analogy

Sport and Business Analogy Lecture 1 and 2 Road to Achieve the Best Practice 1. Sport and Business Analogy 2. Right or Wrong Statements 3. What is World Class Company? 4. Strategies to Become WCC 5. Characteristics of Excellence

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BENCHMARKING (PATOK DUGA)

BENCHMARKING (PATOK DUGA) 1 BENCHMARKING (PATOK DUGA) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi (1) 2 Gregory H. Watson Goetsch & Davis David Kearns Pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih

Lebih terperinci

BENCHMARKING PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BENCHMARKING PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL BENCHMARKING PERTEMUAN #6 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Industri tepung terigu merupakan industri dengan pertumbuhan yang tinggi di jaman Orde Baru. Hal ini karena industri tepung terigu merupakan industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana

Lebih terperinci

Pertimbangan Perencanaan Produk

Pertimbangan Perencanaan Produk Materi #3 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Pertimbangan Perencanaan Produk 2 Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan? Kombinasi apakah dari tiga kategori, seperti produk baru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS

FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS FAKTOR - FAKTOR DOMINAN TERHADAP KESUKSESAN PRODUK NOTEBOOK KELAS MENENGAH KE ATAS Ary Permatadeny N, Johan Andi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGI Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan : David Sukardi Kodrat

MANAJEMEN STRATEGI Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan : David Sukardi Kodrat MANAJEMEN STRATEGI Membangun Keunggulan Bersaing Era Global di Indonesia Berbasis Kewirausahaan Oleh : David Sukardi Kodrat Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT BAB 3 PERANCANGAN PRODUK BARU DALAM PERSPEKTIF SUPPLY CHAIN MANAGEMENT 3.1 Pendahuluan Dalam perspektif supply chain, perancangan produk baru adalah salah satu fungsi vital yang sejajar dengan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa penyediaan barang-barang TI. strategi-strategi bisnisnya dalam rangka memenangkan persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa penyediaan barang-barang TI. strategi-strategi bisnisnya dalam rangka memenangkan persaingan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya era globalisasi di Indonesia memberikan tekanan pada seluruh sektor bisnis untuk mempersiapkan diri dalam persaingan. Bukan hanya pada bisnis dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya menuntut peralatan yang begitu. dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Kegiatan komunikasi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Karya Ilmiah E-Business SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT Manajemen Siklus Hidup Produk SAP Disusun oleh : Nama : Achmad Mustagfiri NIM : 09.11.2962 Kelas : 09-S1TI-06 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Kata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement.

Kata Kunci : Systems Development, Information systems management, Software quality, TQM theory, Software process improvement. Quality Management In Systems Development: An Organizational System Perspective By T. Ravichandran, Arun Rai MIS Quarterly Vol. 24 No.3 pp. 381-415 /September 2000 Kata Kunci : Systems Development, Information

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM PENDAHULUAN UKM adalah salah satu sektor ekonomi yang sangat diperhitungkan di Indonesia karena kontribusinya

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA Mada Jimmy Fonda Arifianto 1 ; Edi Santoso 2 ABSTRACT Article presents manufacture information system

Lebih terperinci

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global

Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Modul ke: Desain Organisasi dan Strategi dalam Mengubah Lingkungan Global Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2016). Pangkalan data sebanyak 4399

BAB I PENDAHULUAN. (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, 2016). Pangkalan data sebanyak 4399 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Indonesia saat ini memiliki 4399 perguruan tinggi yang terdiri atas 5 segmen yaitu Akademi berjumlah 1106, Politeknik berjumlah 240, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Workshop KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL Malang, 28 April 2017 OUTLINE 1 2 3 PROFIL KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Profil Perusahaan TelkomRisTI merupakan unit pendukung PT Telekomunikasi Indonesia yang berfungsi sebagai divisi riset dan pengembangan untuk membangun kapabilitas perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M. Phillip Kevin Lane Kotler Keller Marketing Management Donald Picauly, S.E., M.M. donald_pic4uly@yahoo.com Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pertanyaan pada bab ini 1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi telah meningkatkan persaingan dan memicu perkembangan di segala bidang. Kondisi ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dengan repositioning yang dilakukan Bank Mandiri sejak berdiri sampai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dengan repositioning yang dilakukan Bank Mandiri sejak berdiri sampai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan repositioning yang dilakukan Bank Mandiri sejak berdiri sampai dengan saat ini Bank Mandiri selalu berupaya menjadi Bank nomor 1 di Indonesia yang unggul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK BARU. (STUDI KASUS: TelkomRisTI) PROYEK AKHIR

ANALISIS KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK BARU. (STUDI KASUS: TelkomRisTI) PROYEK AKHIR ANALISIS KINERJA PENGEMBANGAN PRODUK BARU (STUDI KASUS: TelkomRisTI) PROYEK AKHIR Oleh: YULIA NOVIANTI NIM: 29106070 PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI BISNIS SEKOLAH BISNIS DAN MANAJEMEN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Information and communications technology atau biasa dikenal dengan sebutan ICT adalah suatu hal yang telah menjadi kebutuhan dimasa sekarang ini terutama dalam binis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun (www.bps.go.id). Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk yang padat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk tercatat 237,6 juta dengan tingkat pertumbuhan 1,49% per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan untuk menjadi market leader telah semakin ketat, seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan untuk menjadi market leader telah semakin ketat, seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini persaingan untuk menjadi market leader telah semakin ketat, seperti yang dilakukan oleh Honda dan Mitsubishi yang saling menyerang dengan meluncurkan produk-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Maka akan terjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak di bidang industri, penjualan maupun jasa. Maka akan terjadi suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan modern akan memberikan dampak positif berkaitan dengan bisnis bagi perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 24. Perhitungan harga perangkat keras dan perangkat lunak dan merumuskan

DAFTAR PERTANYAAN. 24. Perhitungan harga perangkat keras dan perangkat lunak dan merumuskan DAFTAR PERTANYAAN A. Mohon Bapak/Ibu menjawab pertanyaan di bawah ini dengan melingkari salah satu di antara nomor 1 s/d 7. Pertanyaan-pertanyaan ini mengenai peranan sistem informasi di dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaannya di pasar. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaannya di pasar. Usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan memasuki era pasar bebas, seluruh perusahaan semakin dituntut untuk dapat memuaskan konsumen dalam rangka tetap mempertahankan eksistensi perusahaannya

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3)

Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3) Kebutuhan Membangun SI Koorporasi (Budi Sutedjo, bab 3) Transformasi Alat Bantu Menjadi Strategi Pada awalnya SI diposisikan sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dan meningkatkan kualitas informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi. adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang menentukan aturan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi. adalah salah satu faktor yang paling menonjol yang menentukan aturan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Manajemen Teknologi 1. Definisi teknologi dan komponen teknologi Menurut Porter (1983) seperti dikutip Sahoo et al (2011) teknologi adalah salah satu faktor yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rias Andriati dalam artikel majalah SWA,16 Agustus 2010 menyatakan bahwa seringkali perusahaan hanya berorientasi pada laba, yaitu keuntungan yang didapat dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri di Indonesia saat ini sarat dengan persaingan yang menuju ke arah persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan langkah awal sebuah perusahaan demi melakukan pendekatan kepada pelanggan. Menurut Kotler dan Amstrong (2012: 29) Pemasaran merupakan proses dimana

Lebih terperinci

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 1 Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 5. MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI STRATEGI TINGKAT FUNGSIONAL 1. Strategi Functional Level adalah: Upaya untuk meningkalkan efektivitas

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompleks karena meningkatnya proses globalisasi yang melanda semua Negara, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA 2011-2025 A. Latar Belakang Sepanjang

Lebih terperinci

# $ !!" ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!! " #! # % #, #,-! #! )!! %" .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$

# $ !! ! #$! $% # %!!!'(!! +!! % %+!'!!  #! # % #, #,-! #! )!! % .'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!' /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$ !!"! #$! $%!&!'!!" # %!!!'(!!!$)!" #* $%!++ +!! % %+!'!! " "" #! # % #'!$ #, #,-! #'-!!! #! )!! %" # $.'.!% % ) ' ' '!!!! % '! $ )!!'" /!.!% % ) $ % & (!!!!.!% %!$!!!%.!% % "!.!% % )!')!! %!+!.!% % & &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan yang nyata dalam dunia bisnis adalah banyaknya pesaing yang bermunculan khususnya pada bidang yang serupa. Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, polusi, limbah dan lainlain,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, polusi, limbah dan lainlain, P E N D A H U L U A N 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan hidup seperti pencemaran, polusi, limbah dan lainlain, sampai saat ini menjadi isu global yang sering diperdebatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam persaingan bisnis di era globalisasi ini, terdapat banyak faktor yang menentukan usaha perusahaan untuk tetap mempertahankan eksistensinya di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia bisnis semakin maju dan berkembang, situasi dunia bisnis pun semakin ramai dengan ketatnya persaingan antar perusahaan. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

Tantangan Dasar Desain Organisasi

Tantangan Dasar Desain Organisasi Modul ke: Tantangan Dasar Desain Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PROSES PENGEMBANGAN PRODUK: STUDI KASUS INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH JAWA BARAT

STRATEGI DAN PROSES PENGEMBANGAN PRODUK: STUDI KASUS INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH JAWA BARAT STRATEGI DAN PROSES PENGEMBANGAN PRODUK: STUDI KASUS INDUSTRI KREATIF DI WILAYAH JAWA BARAT Ryan Kurniawan 1, Andhi Sukma 2 1 Universitas Widyatama, Bandung, ryan.kurniawan@widyatama.ac.id 2 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci