BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1. Bearing Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap memberikan keleluasaan gerak relatif antara dua elemen dalam sebuah mesin. sehingga gerak berputar atau gerakan bolak balik dapat berlangsung dengan halus, aman dan komponen tersebut dapat tahan lama. Jenis beban yang dapat ditahan yaitu beban radial saja, gabungan dari beban radial dan beban aksial, dan beban aksial saja. bearing itu sendiri kebanyakan digunakan pada aplikasi-aplikasi yang melibatkan putaran. Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul gesekan,panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu bearing yang dapat mengurangi gesekan panas dan keausan, serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari. Kemampuan bearing dalam menurunkan gesekan tergantung dari beberapa faktor, yaitu: kehalusan dari metal balls, kehalusan dari inner surface dan outer surface untuk melawan gelindingan dari balls tersebut (Sularso, 2002). [1] 5

2 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Klasifikasi Bearing a. Gesekan Bearing terhadap poros: 1. Sliding Bearing Bearing ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bearing karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bearing dengan perantara lapisan pelumas. 2. Rolling Bearing Bearing ini terjadi gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat. b. Arah Beban terhadap Poros: 1. Radial Bearing apabila gaya reaksi atau arah beban jauh lebih banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros. 2. Aksial Bearing arah beban atau gaya reaksi jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis sumbu poros Rolling Bearing Istilah Rolling Bearing mengacu pada berbagai jenis bearing yang menggunakan elemen elemen gelinding berbentuk bola bundar atau beberapa jenis rol lainnya antara bagian bagian mesin yang diam dan yang bergerak. Rolling bearing lebih cocok untuk beban kecil. putaran pada rolling bearing dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. apabila ditinjau dari segi biaya, rolling bearing lebih mahal dari sliding bearing. Rolling bearing merupakan jenis bearing yang paling umum digunakan untuk menumpu sebuah

3 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 7 poros yang berputar, menahan beban radial murni atau gabungan beban radial dan aksial. Kebanyakan bearing digunakan dalam banyak aplikasi yang berkaitan dengan gerakan berputar, komponen komponen sebuah rolling bearing adalah cincin dalam, cincin luar dan elemen elemen gelinding. Biasanya cincin luar tidak bergerak dan ditahan oleh rumah mesin. Cincin dalam dipasang ketat ke poros yang berputar sehingga berputar bersama poros. kemudian bola-bola berputar diantara cincin luar dan cincin dalam. Beban diteruskan dari poros ke cincin dalam, ke bolabola, kemudian ke cincin luar, dan akhirnya sampai kerumah mesin. bola-bola memungkinkan putaran poros yang halus dengan gaya gesek yang kecil atau rendah. Umumnya koefisien gesek untuk rolling bearing kira-kira 0,001 hingga 0,005. Nilai nilai ini hanya berlaku untuk elemen elemen gelinding itu sendiri dan penahannya dalam bearing. Perapat, pelumas yang berlebihan, atau pembebanan yang berlebihan akan meningkatkan nilai tersebut. Gambar 2.1 Rolling Bearing [2]

4 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Kelebihan dan Kelemahan Rolling Bearing a) Kelebihan Rolling Bearing 1. Gerakan awal jauh lebih kecil. 2. Gesekan kerja relatif kecil sehingga penimbulan panas rendah. 3. Pemakaian pelumas sederhana. 4. Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bearing. 5. Mudah penggantiannya. 6. Ukurannya sudah distandarisasikan. b) Kelemahan Rolling Bearing 1. Untuk beban kejut bearing lebih cepat rusak. 2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban. 3. Lebih mahal Komponen Rolling Bearing 1. Cincin dalam (Inner race): Cincin baja yang dikeraskan dengan diberi alur untuk pergerakan bola dibagian luarnya, dipasang pada shaft yang berputar sebagai penyangga bearing. 2. Cincin luar (Outer race): Hampir sama dengan Cincin dalam, Cincin luar adalah cincin baja yang dikeraskan dengan alur untuk pergerakan bola dibagian dalam. 3. Elemen gelinding bola atau rol (Ball or roller): Diantara cincin dalam dan cincin luar ada komponen yang berfungsi mengurangi gesekan yang dilakukan oleh bola atau roller terbuat dari baja yang dikeraskan. bola bergerak bebas diantara cincin dalam dan cincin luar.

5 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 9 4. Penahan atau sangkar (Cage): letak sangkar antara cincin dalam dan cincin luar digunakan untuk menjaga jarak bola yang satu dengan yang lainnya. Gambar 2.2 Ball Bearing [3] Gambar 2.3 Roller Bearing [4] 2.3. Jenis-jenis Rolling Bearing Rolling Bearing mempunyai banyak keuntungan yang ditimbulkan dari gesekan gelinding yang sangat kecil dibandingkan dengan sliding bearing.elemen gelinding seperti bola atau rol, dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah satu cincin tersebut, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan yang ada diantaranya akan jaun lebih kecil.untuk bola

6 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 10 atau rol, ketelitian harus tinggi dalam bentuk dan ukuran yang mana itu merupakan suatu keharusan atau kewajiban. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol dengan cincinnya sangat kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi. Dengan demikian bahan yang harus dipakai harus mempunyai ketahanan serta kekerasan yang tinggi ( Sularso, 1978). [5] Deep Groove Ball Bearing Jenis Bearing yang paling umum digunakan dibanyak aplikasi teknis, dari mesin hingga peralatan rumah tangga. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak dipakai karena bisa menghandle baik beban radial atau beban aksial. tetapi, hanya dipakai untuk aplikasi yang bebannya tidak terlalu berat. karena bentuk bola (peluru) adalah bulat, maka kontak antara cincin dalam dan cincin luar sangat minim sehingga putarannya sangat lembut. Gambar 2.4 Deep Groove Ball Bearing [6] Double Row Deep Groove Ball Bearing Dengan menambah satu baris bola-bola kedua dapat meningkatkan kemampuan pemikulan beban radial dibandingkan jenis alur dalam tunggal.beban

7 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 11 yang lebih besar dapat dipikul dalam jarak ruang yang sama dan dalam jarak ruang yang lebih kecil. Lebar yang lebih besar dari Double Row Deep Groove Ball Bearing sering berpengaruh negatif terhadap kemampuan ketidak lurusan. Gambar 2.5 Double Row Deep Groove Ball Bearing [7] Angular Contact Ball Bearing Salah satu sisi dari tiap cincin dalam angular contact ball bearing dibuat lebih tinggi, agar dapat menerima beban aksial yang lebih besar dibanding dengan bearing alur dalam tunggal.

8 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 12 Gambar 2.6 Angular Contact Ball Bearing [8] Cylindrical Roller Bearing Dengan mengganti bola-bola bundar dengan rol-rol silinder dan perubahan dalam rancangan cincin, akan memberikan kapasitas beban radial yang besar. Pola persinggungan antara rol dan cincinnya secara teori berbentuk garis, dan akan mengubah menjadi empat persegi panjang ketika rol mengalami deformasi akibat beban. Gambar 2.7 Cylindrical Roller Bearing [9] Needle Roller Bearing Needle Roller Bearing sebenarnya bearing rol tetapi diameter rolnya jauh lebih kecil. Needle Roller Bearing membutuhkan jarak radial yang lebih kecil sehingga lebih mampu memikul suatu beban tertentu. Sebagaimana halnya dengan bearing- bearing rol lainnya, kemampuan Needle Roller Bearing dalam menahan aksial dan ketidaklurusannya dinilai buruk.

9 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 13 Gambar 2.8 Needle Roller Bearing [10] Tapered Roller Bearing Tapered Roller Bearing pada dasarnya dirancang untuk menerima beban aksial yang disertai dengan beban radial yang besar, dengan tingkat yang sangat baik untuk keduanya. bearing ini sering digunakan sebagai bearing roda untuk kendaraan-kendaraan dan peralatan dorong dan dalam mesin mesin beban berat yang biasanya memikul beban aksial yang besar. Gambar 2.9 Tapered Roller Bearing [11]

10 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Pembacaan Kode Bearing Mengenai pembacaan kode Bearing biasanya kode bearing dapat dibaca di lingkaran bearing. Contoh: Kode bearing = 6203ZZ kode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain: 6 = Kode pertama melambangkantipe/jenis bearing 2 = Kode kedua melambangkan seri bearing 03 =Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing) zz = Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing a. Kode Pertama (Jenis Bearing) Dalam kode bearing 6203ZZ seperti contoh di atas, kode pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalah bearing peluru beralur satu larik. kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric, jika kode bearing seperti R8-2RS, maka kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi. b. Kode kedua (Seri Bearing) Jika kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahanan paling ringan sampai paling berat. 8 = Extra thin section 9 = Very thin section

11 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 15 0 = Extra light 1 = Extra light thrust 2 = Light 3 = Medium 4 = Heavy Jika kode pertama adalah huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi. c. Kode ketiga dan keempat ( Diameter dalam bore Bearing) Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut : 00 = diameter dalam 10mm 01= diameter dalam 12mm 02= diameter dalam 15mm 03= diameter dalam 17mm Selain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm. d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing) Pengkodean ini menyatakan tipe jenis penutup bearing atau bahan bearing. 1. (Z )Single shielded ( bearing ditutupi plat tunggal) 2. (ZZ) Double shielded ( bearing ditutupi plat ganda ) 3. (RS) Single sealed (bearing ditutupi seal karet) 4. (2RS) Double sealed (bearing ditutupi seal karet ganda ) 5. (V) Single non-contact seal

12 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan (VV) Double non-contact seal 7. (DDU) Double contact seals 8. (NR) Snap ring and groove 9. (M) Brass cage Berdasarkan pengkodean tipe jenis penutup bearing ataupun bahan bearing, 6203ZZ masuk kedalam kategori dengan tipe ditutupi plat ganda. [12] 2.5. Perbandingan Jenis Rolling Bearing jenis Tabel 2.1 Perbandingan Jenis-jenis Rolling Bearing [13] kapasitas beban radial kapasitas beban aksial kemampuan menjaga ketidaklurusan Bola alur dalam tunggal Baik Cukup Cukup Bola alur dalam ganda Sangat baik Baik Cukup Kontak sudut Baik Sangat baik Buruk Rol silindris Sangat baik Buruk Cukup Jarum Sangat baik Buruk Buruk Rol bundar Sangat baik Cukup/baik Sangat baik Rol kerucut Sangat baik Sangat baik Buruk 2.6. Material Bearing Bahan bearing yang paling banyak digunakan adalah baja AISI yang memiliki dasar karbon sangat tinggi yaitu 0,95%-1,10%, ditambah chromium 1,30%-1,60%, mangan 0,25%-0,45%, silikon 0,20%-0,30% dan unsur unsur logam paduan lainnya dengan jumlah rendah namun terkendali.baja perkakas M50 berfungsi sebagai menahan tegangan kontak yang tinggi.dan untuk beberapa bearing yang lebih ringan dan terpapar pada lingkungan yang korosif menggunakan

13 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 17 unsur-unsur baja tahan karat AISI 440C. Elemen-elemen gelinding dan komponen lainnya juga dapat dibuat dari bahan bahan keramik seperti silikon nitrida (Si3N4). Tabel 2.2 Material Rolling Bearing [14] Silicon Nitrida Baja AISI Material Baja tahan karat AISI440C Baja perkakas M50 Harga kekerasan pada T k (HRC) Mod.Elastisitas pada T k 45x10 6 psi 30x10 6 psi 29x10 6 psi 28x10 6 psi Temp.operasi maks ( 0 C) 1200 o C 180 o C 260 o C 320 o C Massa jenis (kg/m 3 ) Faktor Putaran Bearing Radial berikut. Besarnya faktor putaran untuk sebuah bearing radial ditunjukan pada tabel Tabel 2.3 Faktor Putaran Bearing Radial Faktor Putaran f p Jika Cincin dalam yang berputar 1,0 jika Cincin luar yang berputar 1, Preload Preload adalah beban awal yang sengaja diberikan kepada bearing (Tapered Roller) agar roller mendapat beban yang sesuai dengan cara di-adjust clearancenya antara inner dan outer race (negative clearance) sehingga tidak memiliki internal axial clearance. Berikut prosedur standart manual book, preload bearing roda depan bus besar :

14 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 18 Tabel 2.4 Standart Preload Bearing Roda Depan Bus Turning Torque Spring Balancer Reading Satuan Nilai Satuan Nilai N.m 4-6 N kgf.cm kgf lbf.ft 3-5 lbf Tujuan diberikan preload pada bearing adalah: 1. Untuk mendapatkan posisi shaft yang presisi dalam arah radial maupun axial dan meningkatkan putaran yang presisi pada waktu bersamaan. 2. Meningkatkan kekakuan dari bearing (rigidity). 3. Mencegah timbulnya getaran atau abnormal noise yang dibangkitkan oleh getaran shaft. 4. Untuk membatasi perubahan sliding dan putaran sliding dari bagian yang berputar. 5. Mencegah gerakan berputar sliding dari roller. 6. Untuk mengontrol posisi yang tepat dari roller terhadap ring-nya. Dengan adanya preload tersebut harapannya adalah umur bearing menjadi lama.. Gambar 2.10 Diagram Preload [15]

15 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Metode Preload Disesuaikan dengan posisi dan bentuk dari komponen yang akan diukur, Metode yang biasa digunakan antara lain: 1. Metode starting Force dapat dilakukan dengan menggunakan tool push-pull scale atau spring balance dengan satuan ukur Kg. Contohnya seperti dibawah ini : Gambar 2.11 Metode Starting Force [16] 2. Metode starting torque dapat dilakukan dengan tool torque wrench dengan satuan kg.m. biasanya untuk komponen yang memiliki shaft, seperti bevel pinion differential. Contohnya seperti dibawah ini :

16 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 20 Gambar 2.12 Metode Starting Torque [17] 3. Metode deflection force dapat dilakukan dengan tool micro meter yang dipasang pada suatu alat khusus dengan satuan ukuran mm, seperti contoh dibawah ini : Gambar 2.13 Metode Deflection Force [18] 4. Metode rotating torque dapat dilakukan dengan tool torque wrench sama seperti metode starting torque, metode ini biasanya digunakan pada komponen axle yang besar, yaitu dengan cara mengencangkan baut pengikat retainer bearing, komponen yang nantinya menahan bearing inner race dengan shim yang sudah ditentukan ketebalannya. Caranya, baut pengikat retainer di torque sesuai spesifikasi sambil memutar hub axle beberapa kali. Setelah torque tercapai, ukur ketebalan shim yang dibutuhkan kemudian retainer dilepas dan dipasang kembali dengan shim yang sudah diketahui tebalnya. Contohnya seperti gambar dibawah ini :

17 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 21 Gambar 2.14 Metode Rotating Torque [19] 2.9. Perhitungan Beban Pembagian beban yang ditumpu pada setiap roda kendaraan dapat diketahui dari berat kotor kendaraan (GVW) dibagi dengan jumlah titik pembebanan/ jumlah roda yang ada pada kendaraan. untuk mengetahuinya digunakan perhitungan sebagai berikut: W = Curb weight (C w ) + Payload allowance (P a ) / jumlah roda bus...(2.1) Keterangan: W = Beban pada setiap roda (kg) Curb Weight : Berat Kosong Kendaraan (kg) Payload allowance: Daya angkut maksimum yang di ijinkan (kg) Beban Radial dan Beban Aksial Kelebihan dari Tapered Roller Bearing mampu menumpu beban dengan kombinasi beban radial dan aksial, perhitungan besarnya beban radial dan aksial yang diberikan terhadap bearing digunakan perhitungan sebagai berikut: Beban radial = Berat Total roda depan (kg) Berat poros (kg) / Jumlah roda depan...(2.2) Beban aksial = Berat Poros (kg) / Jumlah roda depan...(2.3)

18 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Beban Radial Masing-masing Bearing Berdasarkan konstruksi roda depan bus besar, terdapat 2 Bearing pada masing-masing roda depan bus besar dengan kemampuan menumpu beban radial yang berbeda. Maka, untuk melakukan perhitungan beban radial pada masingmasing bearing digunakan perhitungan sebagai berikut: f ra = R.j o / j t...(2.4) f rb = R.j i / j t...(2.5) Keterangan: f ra = beban radial yang ditumpu bearing luar (kg) f rb = beban radial yang ditumpu bearing dalam (kg) R : beban radial total bearing (kg) j o : jarak bearing luar pada poros dengan pusat beban (inci) j i : jarak bearing dalam pada poros dengan pusat beban (inci) j t : jarak antara bearing luar dan dalam (inci) Koefisien Gesek Rolling Bearing Saat gesekan pada bearing (Moment Gesek) terjadi dapat diketahui dari nilai koefisien gesek mereka, dengan menggunakan koefisien gesek berikut: Tabel 2.5 Koefisien Gesek Rolling Bearing [20] Jenis Rolling Bearing Koefisien gesek µ Deep Groove Ball Bearing 0,0010-0,0015 Angular Contact Ball Bearing 0,0012-0,0020

19 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 23 Cylindrical Roller Bearing 0,0008-0,0012 Needle Roller Bearing 0,0020-0,0030 Tapered Roller Bearing 0,0017-0,0025 Double Row Cylindrical Roller Bearing 0,0020-0,0025 Thrust Ball Bearing 0,0010-0,0015 <Ref> Plain Bearing 0,01-0, Moment Gesek Bearing Perbedaan diameter lubang nominal pada bearing akan menentukan besarnya gesekan yang terjadi pada bearing, untuk itu penulis melakukan perhitungan moment gesek bearing dengan menyesuaikan pada diameter masingmasing bearing. besarnya moment gesek bearing dapat diperoleh dari perhitungan berikut: [21] M a = P. w. µ. f p.d/2...(2.6) M b = P. w. µ. f p.d/2...(2.7) Keterangan: M a = Moment gesek bearing luar (N.m) M b = Moment gesek bearing dalam (N.m) P : nilai rata-rata pengujian (N) w: beban pada bearing (N)

20 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 24 µ : koefisien gesek f p : faktor putaran cincin luar (outer race) d : diameter lubang bearing nominal (mm) / Moment Gesek Total Bearing Setelah mengetahui Moment gesek bearing luar dan bearing dalam maka, untuk mencari Moment gesek total pada kedua bearing digunakan rumus: M T = Moment gesek total bearing (N.m)...(2.8) Dimana: M T = Moment gesek bearing dalam + Moment gesek bearing luar Rugi Daya Akibat Gesekan Besarnya moment gesek pada bearing bisa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya rugi daya pada kendaraan. untuk mengetahui seberapa besar kerugian daya yang terjadi akibat pengaruh gesekan dari bearing dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan berikut: [22] Q= M. n...(2.9) Keterangan: Q= nilai kalor (kw) M T : Moment gesek total bearing (N.m) n: putaran roda (rpm) Untuk menentukan nilai (n) rpm putaran roda, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan sebagai berikut: n = rpm engine. rasio transmisi / final reduction

21 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 25 Keterangan: rpm engine : berdasarkan putaran mesin rasio transmisi : perbandingan gear transmisi input dan output final reduction : perbandingan antara input dan output pada differential dikali rpm Ban Ban adalah peranti yang menutupi velg suatu roda. Ban adalah bagian penting dari kendaraan darat, dan digunakan untuk mengurangi getaran yang disebabkan ketidakteraturan permukaan jalan, melindungi roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.sebagian besar ban yang ada sekarang, terutama yang digunakan untuk kendaraan bermotor, diproduksi dari karet sintetik, walaupun dapat juga digunakan dari bahan lain seperti baja Ban Depan Ban depan merupakan bagian terpenting dari sebuah mobil yang cepat aus dan harus diganti secara berkala. Selain menopang beban kendaraan, ban depan berfungsi untuk menyerap kejutan oleh permukaan jalan serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakan.kerusakan dan keausan ban depan disebabkan oleh dua hal. pertama adalah faktor kondisi permukaan jalan. sedangkan penyebab kedua adalah dari kendaraan itu sendiri. perlu diketahui bahwa ban depan lebih cepat aus dari pada ban belakang, hal ini dikarenakan ban belakang hanya mengikuti gerakan ban depan ketika kendaraan dijalankan. Ban depan menarik ban belakang untuk

22 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 26 bermanuver ketika berjalan maupun parkir, sehingga beban mobil lebih besar tertumpu pada ban depan. Gambar 2.15 Hubungan Ban Depan dengan Ban Belakang [23] Faktor yang Mempengaruhi Umur Pemakaian Ban [24] a. Kondisi permukaan jalan Kondisi permukaan jalan berpengaruh terhadap umur dari ban. Jalan yang berbatu atau aspal yang berlobang menyebabkan kerusakan pada ban. Kerusakan dapat berupa sobekan pada tapak atau pada dinding ban.kerusakan lainnya adalah putusnya benang nylon pada lapisan carcas ban, yang ditandai dengan adanya tonjolan pada dinding atau tapak ban. b. Tekanan ban tidak tepat Setiap ban yang terpasang pada kendaraan mempunyai spesifikasi nilai tekanan ban. Tekanan ban yang tepat membuat pengendaraan menjadi nyaman

23 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 27 dan keausan ban merata. Tekanan ban yang terlalu besar membuat tapak ban menjadi cembung. Hal ini menyebabkan keausan yang lebih besar pada bagian tengan ban. begitu pula sebaliknya saat tekanan ban lebih rendah dari spesifikasi, tapak ban cenderung menjadi cekung.kondisi ini menyebabkan ban menjadi aus pada bagian luar. Untuk itu penting menjaga tekanan ban agar selalu dalam tekanan spesifikasi. c. Ketidak selarasan spooring dan keseimbangan balancing Tujuan utama dari proses spooring adalah untuk menyelaraskan antara posisi roda kanan dan kiri, efek yang ditimbulkan dari ketidak seimbangan roda kiri dan kanan ini dapat membuat kendaraan limbung dan bahkan berat sebelah. Sedangkan balancing adalah untuk membuat roda belakang menjadi paralel dengan roda depan, pada proses penyetelan harus diyakinkan bahwa roda belakang benar-benar paralel dengan roda depan karena roda belakang hanya mengikuti roda depan ketika kendaraan dijalankan, jika kondisi tersebut tidak tercapai, hal ini bisa menyebabkan ban cepat aus dan menggangu kestabilan kendaraan. d. Shock absorber lemah Shock absorber berfungsi untuk menyerap kejutan yang diakibatkan oleh permukaan jalan. Penggunaan shock absorber di kendaraan membuat pengendaraan menjadi lebih nyaman. Seiring berjalannya waktu, kemampuan shock absorber dalam menyerap kejutan dengan jalan menjadi lemah. dengan kata lain, kekuatan peredamannya (damping force)menjadi berkurang.apabila kondisi

24 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 28 ini dibiarkan, dapat menyebabkan keausan ban yang tidak merata. Hal ini ditandai dengan permukaan tapak ban yang bergelombang. e. Kerusakan pada bearing roda bearing roda berfungsi untuk memungkinkan roda dapat berputar dengan lembut pada poros roda. Di dalam bearing terdapat bola-bola baja dan pelumas bearing / grease. Pemakaian dalam jangka tertentu menyebabkan bolabola baja tersebut menjadi aus. Hal ini menyebabkan bearing menjadi bunyi dan longgar. Ketika kondisi bearing sudah longgar, maka gerakan ban juga menjadi longgar dan membuat gesekan yang berlebihan dengan permukaan jalan. akibatnya, ban cepat aus secara tidak merata. f. Kerusakan pada steering linkage dan ball joint Ball joint berfungsi untuk menopang beban kendaraan dan sebagai sumbu putar ketika roda dibelokkan. Sedangkan steering linkage meneruskan gerakan dari roda kemudi ke roda depan pada saat kendaraan dibelokkan. Ketika komponen tersebut mengalami keausan, gerak bebas menjadi besar. Ini menyebabkan gerak ban ikut menjadi longgar. g. Beban yang berlebihan Pada kode ban terdapat load carrying capacity. Ini menunjukkan beban maksimal yang dapat ditahan oleh ban tersebut. Memberikan beban melebihi nilai tersebut, dapat menyebabkan kekerusakan pada ban. Benang nylon pada lapisan carcas ban dapat putus dan bisa terjadi pecah ban.

25 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan Ban Bias Ban dengan struktur bias adalah yang paling banyak dipakai. Dibuat dari banyak lembar cord yang digunakan sebagai rangka dari ban. Cord ditenun dengan cara zig-zag membentuk sudut 40 sampai 65 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Gambar 2.16 Ban Bias [25] Ban Radial Untuk ban radial, konstruksi carcass cord membentuk sudut 90 derajat sudut terhadap keliling lingkaran ban. Jadi dilihat dari samping konstruksi cord adalah dalam arah radial terhadap pusat atau crown dari ban. Bagian dari ban berhubungan langsung dengan permukaan jalan diperkuat oleh semacam sabuk pengikat yang dinamakan "Breaker" atau "Belt". Ban jenis ini hanya menderita sedikit deformasi dalam bentuknya dari gaya sentrifugal, walaupun pada kecepatan tinggi. Ban radial ini juga mempunyai "Rolling Resistance" yang kecil.

26 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 30 Gambar 2.17 Ban Radial [26] Ban Tubeless Ban Tubeless adalah ban yang dirancang tanpa mempunyai ban dalam. Ban tubeless in diciptakan sekitar tahun Ban tubeless adalah ban pneumatik yang tidak memerlukan ban dalam seperti ban pneumatik seperti biasanya. Ban tubeless memiliki tulang rusuk terus menerus dibentuk secara integral ke dalam manik ban sehingga mereka dipaksa oleh tekanan udara di dalam ban untuk menutup dengan flensa dari velg roda logam Bagian-bagian Ban 1. Tread adalah bagian telapak ban yang berfungsi untuk melindungi ban dari benturan, tusukan obyek dari luar yang dapat berusak ban. Tread dibuat banyak pola yang disebut Pattern. 2. Breaker dan Belt adalah bagian lapisan benang (pada ban biasa terbuat dari tekstil, sedangkan pada ban radial terbuat dari kawat) yang diletakkan di antara

27 Analisa Preload Bearing Roda Depan Bus Besar Terhadap Umur Pakai Ban Depan 31 tread dan casing. Berfungsi untuk melindungi serta meredam benturan yang terjadi pada Tread agar tidak langsung diserap oleh Casing. 3. Casing adalah lapisan benang pembentuk ban dan merupakan rangka dari ban yang menampung udara bertekanan tinggi agar dapat menyangga ban. 4. Bead adalah bundelan kawat yang disatukan oleh karet yang keras dan berfungsi seperti angkur yang melekat pada Pelek. Gambar 2.18 Bagian Ban Radial dan Bias [27]

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan

Lebih terperinci

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7) Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan Faktor-faktor Koreksi (Sularso,04:7) Daya yang akan ditransmisikan fc Daya rata-rata yang diperlukan,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,-,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

BAB 7 BANTALAN (BEARING) BAB 7 BANTALAN (BEARING) Bantalan (bearing) adalah Elemen Mesin yang digunakan untuk menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Hidrolik Dalam bahasa yunani hidro artinya air sedang aulos artinya pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris artinya air dalam pipa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 BANTALAN/BEARING Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan berumur

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU Erinofiardi (1) (1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu ABSTRACT Bearing is one of important part of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, dalam perancangan hovercraft ini ada beberapa teori dasar yang digunakan. Teori dasar yang mendasari proses perencanaan ini bisa digambarkan dalam flowchart dibawah

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Hal 1-16 PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Wardjito, Wahyu Ary Iskandar ABSTRAK Pada jaman yang serba modern saat ini dunia industri sudah mulai mengunakan teknologi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

SISTEM SUSPENSI & BAN

SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI & BAN SISTEM SUSPENSI URAIAN Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah kenyamanan. Komponen

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Suspensi Suspensi adalah kumpulan komponen tertentu yang dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi

Bahasan: Bearing. Bearing/Elemen Mesin III/ ybsi Bahasan: Bearing rachmanto @stt ybsi 1 Definisi dan Fungsi Utama Bearing Klasifikasi Bearing Konstruksi Bearing Diagram Bearing Kodifikasi Bearing Seleksi dan Kalkulasi Umur Bearing rachmanto @stt ybsi

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC

BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)

Lebih terperinci

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body.

Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SISTEM SUSPENSI Sistem suspensi dipasang diantara rangka kendaraan dengan poros roda, supaya getaran atau goncangan yang terjadi tidak di teruskan ke body. SPRUNG WEIGHT DAN UNSPRUNG WEIGHT Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Digester Digester berasal dari kata Digest yang berarti aduk, jadi yang dimaksud dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau melumatkan

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA BAB 3 MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin.

BAB II DASAR TEORI. yang menggerakan roda telah dibebaskan oleh kopling. Agar kendaraan bias. dan dengan jarak yang seminim mungkin. BAB II DASAR TEORI 2.1 REM 2.1.1 Fungsi Rem Pada saat kendaraan mulai meluncur di jalanan, maka kelajuan akan tetap ada pada kendaraan itu walaupun mesin sudah dimatikan atau permindahan tenaga yang menggerakan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging

Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging 78 Lampiran 1 Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging Lampiran 1. Lanjutan 79 Lampiran 1. Lanjutan 80 Lampiran 1. Lanjutan 81 Lampiran 1. Lanjutan 82 Lampiran 1. Lanjutan 83 Lampiran 1. Lanjutan 84 Lampiran

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain Produk Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang di produksikan secara industri. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB III BANTALAN (BEARING)

BAB III BANTALAN (BEARING) 48 Tujuan Pelajaran: BAB III BANTALAN (BEARING) Mengidentifikasi, menyeleksi, dan memasang bantalan ke dalam peralatan mekanis yang dipilih. Kriteria Penilaian 1. Mengidentifikasi dan menyebutkan aplikasi

Lebih terperinci

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan mesin pemisah padi ini ada beberapa elemen dan teori dasar yang akan digunakan, antara lain, poros, bantalan gelinding, transmisi sabuk (belt), dan motor listrik. Landasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST

ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST ANALISIS PERFORMANCE BAN DENGAN ALAT DRUM TEST Yopi Handoyo 1) 1) Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi Email : handoyoyopi@yahoo.com ABSTRAK Ban merupakan salah satu bagian penting dari

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering

STEERING. Komponen Sistem Kemudi/ Steering STEERING Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda-roda depan. Bila roda kemudi diputar, steering column akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear. Steering

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat

Lebih terperinci

POROS PENGGERAK RODA

POROS PENGGERAK RODA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana

Lebih terperinci

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR

SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Diagram alir adalah suatu gambaran utama yang dipergunakan untuk dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan diperlukan

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANTALAN Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN

BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tio Agustian, 2014 Analisis front wheel alignment (fwa) pada kendaraan Daihatsu Gran Max Pick Up BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Industri mobil di Indonesia ini sangatlah maju, dalam penggunaannya mobil digunakan sebagai sarana yang dapat membantu kebanyakan orang untuk memindahkan

Lebih terperinci

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara

Lebih terperinci

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011

MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 1 MODUL SISTEM KEMUDI DPKJ OLEH : KHUSNIADI PROGRAM STUDI TEKNIK KENDARAAN RINGAN JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 BUKITTINGGI 2011 2 SISTEM KEMUDI Kompetensi : Menjelaskan pengertian prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kopling/Clutch Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada ke dua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.fungsi kopling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci