BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Sudirman Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi pengembangan alat peraga real axle traktor head a. Differantial assy real axle b. Hose 8 mm c. Kompresor angin d. Motor bensin 5,5 pk e.v-belt f.pully g.roda trolley h.tabung angin i.kabel ties j.keran angin k.palet kayu l. Dan komponen lainya 4.2 Pemilihan alternatif Alternatif 1 Gambar 4.1 Alat peraga differential (Sumber :
2 18 Alat peraga peraga ini tidak dapat menjelaskan tentang system inter wheel lock serta tidak dapat mensimulasikan tentang cara kerja sistem differential tanpa memutarnya secara manual Alternatif 2 Gambar 4.2 Alat peraga differential real axle (Sumber : Untuk alat peraga ini hampir sama dengan alternatif 1 namun alat ini lebih luas dan detail dalam menjelaskan sistem differential. Akan tetapi terdapat komponen yang tidak masuk bahasan dalam rear axle yaitu transmisi, sehingga terjadi overcost dan alat menjadi lebih kompleks serta dalam menjalankannya masih secara manual. 4.3 Metode perancangan Dalam merancang alat peraga differential real axel tracktor head dilakukan beberapa pertimbangan Desain dan analisa perhitungan biaya, Dimana hal ini bertujuan untuk menghasilkan alat yang di butuhkan di lapangan.
3 Perhitungan komponen Perancangan pully Motor yang tersedia adalah 5,5 PK. Dengan ini maka pully motor di buat berbeda ukurannya. Sehingga kecepatan kedua pully tersebut berbeda, untuk menghitung putaran pully tersebut dapat dicari dengan persamaan berikut berikut ( Dwi arya, 2009 ) = 28. n² = 1500 x 10 n² = 535,7 rpm Dengan: n1 = Putaran poros motor n2 = Putaran poros kompresor d1 = Diameter pully motor d2 = Diameter pully kompresor Maka untuk pully pada komponen yang digerakkan putarannya 535,7 rpm Perancangan sabuk Untuk menghitung panjang sabuk yang digunakan, Dipergunakan rumus berikut ( Prajitno, 2001) : L = + 2 (x) +
4 20 Dimana : Jarak kedua sumbu poros (x) Diameter pully motor (d1) Jari-jari pully motor (r1) Diameter pully kompresor (d2) Jari-jari pully kompresor (r2) = 80cm = 10 cm = 5 cm = 28 cm = 14 cm Maka : L = + (5+ 14) + 2 (80) + L = 3, ,5 L = 186 cm => 73,22 in Jadi untuk pemilihan V-belt berukuran atau 75 in 4.5 Konsep Gambar 4.3 Desain perwujudtan differential rear axel tracktor head
5 Desain perwujudtan Bentuk design Gambar 4.4 Design alat peraga Tata letak komponen alat peraga Bentuk dari desain di atas menjelaskan tata letak komponen alat peraga real axle differential tracktor head dimana menjelaskan tentang letak dari setiap komponen alat peraga antara lain. Differential assy tracktor head, motor,dan komponen lainnya,yang di susun sehingga membentuk alat peraga.
6 22 Tata letak komponen : 1. Differential assy tracktor head Letak dari Differential assy apabila kita melihat design nya berada di antara motor dan Kompresor akan dihubungkan dengan motor. Pemilihan letak differential disesuaikan dengan motor bensin yang ada dibawahnya 2. Motor bensin Motor bensin diletakan tepat di bawah bagian differential assy bertujuan agar motor dapat dengan mudah mentransfer tenaga ke komponen differential assydan dapat dengan mudah mengatur kerenggangan dengan v-belt antara motor dan differential assy. 3. Kompresor angin Jika dilihat tata letak kompresor angin di lokasikan sejajar dengan motor bertujuan agar kedua part sama dalam penyetelan kekencangan sabuk v-belt 4. V-belt V-beltyang di gunakan hanya 2 v-belt bertujuan agar komponen dapat terkait dalam satu kesatuan dengan putaran yang sama. 5. Hose 8 mm Pengunaan hose 8 mm ini di sesuiakan dengan connector yang ada pada dengan differential assy diameter 8 mm. Tata letak hose 8 mm ini di letakan pada bagian kerangka alat peraga yang tidak bergesekan agar tidak timbul kebocoran pada hose
7 23 6. Pully Pada alat peraga ini menggunakan 2 buah pully pada komponen motor dan differential assy dengan ukuran pully yang sama. Bertujuan agar ratio yang di transfer sama besar. Tata letak pully di sejajarkan dengan tata letak motor bertujuan agar pada saat penyetelan kerenggangan dapat dengan mudah. 7. Cabel tie Cabel tie yang di pergunakan untuk alat peraga real axle differential ini sebanyak 10pcs yang berfungsi untuk merapatkan komponen hose 8 mm agar kedua part sebut tidak bergerak pada posisi aman. Tata letak cabel tie diletakan pada komponen chasis pada rear axle differential. 8. Roda trolley Roda trolley yang digunakan dalam alat peraga ini sebanyak 6 pcs dengan ukuran tinggi yang sama dan berfungsi untuk mempermudah memindahkan alat peraga serta sebagai tumpuan beban. 9.Tabung angin Tabung angin berfungsi sebagai wadah sementara udara bertekanan yang dihasilkan dari kompressor. Letak dari tabung angin itu sendiri berada dibawah rear axle dan sejajar dengan inter wheel lock.
8 Keran angin Keran angin berfungsi untuk mengatur aliran udara yang akan digunakan oleh sistem inter wheel lock Jumlah keran angin yang digunakan dalam alat peraga ini sebanyak 2 pcs yaitu pada output tabung angin dan input inter wheel lock. 11. Palet kayu Tebal dari palet kayu yang digunakan 12 cm dengan penjang 130 cm dan lebar 120 cm. Yang berfungsi sebagai alas dari komponen alat peraga. 4.7 Detail design Gamabar 4.5. Detail design alat peraga Keterangan 1. Differential assy real axle 2. Motor bensin
9 25 3. Kompresor angin 4. Hose 8 cm 5. Stand rear axle 6. V - Belt 7. Pully 8. Roda trolley 9. Tabung angin 4.8 prosedur / langkah kerja Mengukur dan memotong bahan Ukuran bahan disesuaikan dengan kebutuhan alat peraga tersebut dan memotongnya menjadi beberapa ukuran untuk membuat rangka. 1. Rangka meja Rangka meja menggunakan palet kayu t = 12 cm P = 1,3 meter dan L = 1,2 meter 2. Dudukan komponen - Dudukan differential assy Dudukan = Besi siku dengan tinggi 1 meter tebal = 1 cm dan - Dudukan kompresor Dudukan = Besi siku, Panjang = 20 cm, Tebal = 3 cm dan t = 3 cm
10 Langkah pembuatan komponen Setelah proses selesai dan pemotongan bahan, Proses selanjutnya adalah proses pembutan. Proses pembuatan alat peraga praktikum differential tracktor head dilakukan berdasarkan pengelompokan komponen, Adapun pengelompokannya sebagai berikut. 1. Pembuatan rangka komponen 2. Pembuatan dudukan komponen differential assy 3. Pembuatan aliran air system inter wheel lock 4. Pembuatan putaran V-belt Langkah perakitan komponen alat peraga rear axle Perakitan alat peraga ini dimulai dari perakitan differential assy terlebih daulu dengan memperhatikan perhitungan perhitungan komponen differential assy tractor head dengan cara sebagai berikut 1. Check kondisi fisik pinion gear terlebih dahulu sebelum dipasang serta lakukan pengukuran kerengangan atau celah pinion gear ± 0,10 mm. Setelah itu install pinion gear pada differential case sesuai dengan tanda yang telah ada sebelumnya, hal ini ditunjukan agar pinion gear dan differential case presisi dan berfungsi sebagai mana mestinya.
11 27 Gambar 4.6. Pemasangan Pinion Gear Gambar 4.7. Mengukur celah pinion gear 2. Setelah differential case terinstall momen baut pengikatnya dengan torsi ± 150 N.m, namun pada saat mengencangkan baut usahakan dilakukan secara menyilang. Hal ini bertujuan agar kekencangan baut dan permukaan differential sama rata. Kemudian Install ring gear kebagian housing differential case untuk meneruskan daya dari drive pinion gear.
12 28 Gambar 4.8. Pemasangan differential case 3. Kencangkan dan momen baut ring gear ± 325 N.m. Kencangkan baut secara menyilang agar kerapatan ring gear dengan differential case merata. Kemudian install differential case ke housing rear axle. Gambar 4.9. Memomen Baut Ring Gear 4. Setelah differential case terpasang pada housing, adjust bearing agar didapat preload yang pas. Pengukuran preload harus tanpa beban, dan ukuran preload untuk rear axle tractor head ini sebesar ± 4 kg. Kemudian kunci penyetel bearing dengan lock bolt agar preload tidak berubah saat rear axle dijalankan.
13 29 Gambar Mengukur Preload ring gear 5. Setelah itu pasangkan rear axle pada stand khusus untuk dilakukan pengujian bearing, kemudian pasang juga SST untuk menguji bearing pada differential case yang mempunyai gigi agar SST dapat terhubung dengan kuat dan benar. Gambar Pemasangan SST SK 17789
14 30 Gambar Pengujian bearing 6. Setelah selesai dengan Pemasangan rear axle bagian belakang kita berlanjut pada pemasangan rear axle bagian depan. Install bearing pada shaft drive pinion gear, untuk mempermudah pemasangan bearing, bearing dapat dipanaskan terlebih dahulu dengan temperatur sebesar 80,agar bearing dapat dengan mudah terpasang pada shaft drive pinion gear. Gambar Pemasangan Bearing pada Shaft Drive Pinion Gear 7. Install housing rear axle bagian depan ke shaft drive pinion gear, pastikan letak/ posisi bearing sejajar pada cone bearing yang ada pada housing rear
15 31 axle. Kemudian press housing dengan SST khusus agar alat press dapat digunakan secara fleksibel dan komponen rear axle tidak rusak. Gambar Pemasangan Housing Drive Pinion Gear Gambar Mengepress Housing Drive Pinion Gear 8. Kemudian ukur shim yang akan dipasang pada housing drive pinion gear. Spesifikasi ketebalan shim yang dapat dipakai meliputi : 2.0 mm2.05 mm, 2,1 mm, 2,15 mm, 2,3 mm, 2,35 mm, 2,45 mm, 2,5 mm, 2,55 mm, 3,0 mm, 3,1 mm, 3,3mm dan 3,4 mm.
16 32 Gambar Mengukur dan memasang shim 9. Setelah shim standar didapat. Install bearing kedua pada shaft drive pinion gear dengan cara dipanaskan dengan temperatur 80, agar bearing dapat dengan mudah terpasang pada shaft drive pinion gear. Gambar Pemasangan Bearing Luar Drive Pinion Gear
17 Kemudian ukur ketinggian drive pinion gear terhadap housing drive pinion gear yang bertujuan agar didapat preload standar yang sesuai yaitu sebesar 1.0 ~ 2.0 N.m. Jika tidak mendapatkan hasil preload yang sesuai dengan standar, lakukan pengukuran ulang shim yang ada pada shaft drive pinion. Karena jika terjadi ketidaksesuaian ketebalan shim akan mengakibatkan tidak bersingungnya dengan baik anatara gear yang ada pada ring gear dengan gear yang ada pada drive pinion gear sehingga akan berdampak keausan. Gambar Mengukur Ketinggian Drive Pinion Gear 11. Ukur dan install adjuster plat penguhubung housing depan dan belakang. Hal ini berguna saat akan menyetel backlash dan dampak dari penggunaan adjuster plat yang salah bunyi berisik saat rear axle bergerak dan keausan yang berlebih pada drive pinion gear serta ring gear.
18 34 Gambar Mengukur Ketebalan Adjuster Plat 12. Install seal drive pinion gear, namun sebelum pemasangan lumasi terlebih dahulu seal dengan grease atau oli agar mudah dan tidak rusak saat pemasangan seal. Gambar Pelumasan Seal Drive Pinion Gear 13. Setelah semua komponen sudah terpasang pada housing rear axle, kaitkan semuanya dengan menggunakan baut, dan kencangkan baut pengikat dengan torque sebesar 110 N.m
19 35 Gambar Pemasangan Baut Drive Pinion Gear 14. Lakukan pengecekan contact gear antara drive pinion gear dengan ring gear. Gambar Pengecheckan Contact Gear. 15. Jika contact gear antara drive pinion gear dan ring gear sudah baik maka lanjutkan perakitan dengan pengukuran backlast antara ring gear dengan drive pinion gear dengan alat ukur dial gauge.
20 36 Gambar Pengukuran Backlast 16. Setelah pemasangan dan penyetalan rear axle selesai, kita berlanjut ke pembuatan alat peraga. Pertama install roda trolly ke papan palet yang sebelumnya sudah dipersiapkan ikat menggunakan baut dan mur. Gambar Pemasangan trolly (sumber : Foto Pribadi) 17. Kemudian pasang stand rear axle ke papan palet dan beri trolly tambahan dengan letak pas dibawah posisi stand, dengan tujuan sebagai tumpuan rear axle.
21 37 Gambar Pemasangan stand (sumber : Foto Pribadi) 18. Install kompressor dan motor bensin secara berdampingan sehingga belt dapat terconnecting dengan baik. Gambar Pemasangan compressor dan motor bensin (sumber : Foto Pribadi)
22 Setelah itu install tabung angin dengan letak dibawah rear axle, ikat dengan cable tie. Gambar Pemasangan Tabung Angin (sumber : Foto Pribadi) 20. Kemudian pasang rear axle pada stand yang telah dibuat, pastikan posisi rear axle dan terikat dengan kuat. Gambar Pemasangan Rear Axle (sumber : Foto Pribadi) 21. Dan terakhir install pully agar transmisi daya putar motor dapat disambung dan diteruska oleh rear axle.
23 40 Gambar Pemasangan Pully (sumber : Foto Pribadi) 4.9 Pengujian simulasi inter wheel lock pada alat peraga rear axle Saat sistem inter wheel lock aktif Transmisi daya dari pully motor akan tersalurkan ke drive pinion gear, yang kemudian diteruskan ke ring gear. Namun daya putar tersebut tidak berlanjut ke differential case karena gear dari inter lock telah terhubung dengan shaft sehingga daya putar berpindah ke gear inter lock yang kemudian diteruskan langsung ke out put shaft rear axle yang menyatu dengan gear inter lock tersebut, sehingga putaran out put shaft sama.
24 41 Gambar Simulasi inter wheel lock (sumber : Foto Pribadi) Saat sistem inter wheel lock dinon aktifkan kembali Ketika sistem inter wheel lock dimatikan maka transmisi daya akan kembali seperti semula sesuai dengan fungsi dan keadaan rear axle karena adanya fungsi gardan atau differential yang bekerja. Dan connecting gear inter lock dengan shaft akan terlepas karena gaya konstanta pegas yang bekerja pada fork pendorong gear inter lock. Gambar Skema kerja sistem inter wheel lock
25 Saat salah satu sisi shaft diberi beban dan sistem inter wheel lock aktif Jika salah satu sisi shaft diberi beban maka sisi yang satunya juga akan mengalami penurunan kecepatan, hal ini disebabkan karena dengan aktifnya sistem inter wheel lock maka kedua shaft menjadi seakan-akan satu poros dan daya putar dan arah geraknya menjadi sama dan komponen yang menyatukan kedua poros adalah sliding hub sleeve yang terdorong oleh fork yang bekerja karena udara bertekanan sehingga sliding hub sleeve terconnecting dengan hub sleeve. Gambar Simulasi pemberian beban (sumber : Foto Pribadi)
26 43 Hasil pengujian Gambar 4.1 Hasil Uji Simulasi Alat Peraga
27 44 Rumus mencari putaran side gear : n 3 = X/Z x n 2 n 3 = 18/27 x 535,7 rpm n = 357 rpm Dengan: n 3 = Putaran side gear n 2 = Putaran poros kompresor X = Jumlah gigi drive pinion gear Z = Jumlah gigi ring gear < 803,5 < 803,5 < 803,5 Gambar 4.2 Hasil Uji Simulasi Penambahan Beban
28 Kengulan alat peraga Alat peraga ini dibuat agar dapat dipergunakan dengan memenuhi kriteria yaitu : 1) Alat peraga mampu menjelaskan serta membuktikan secara langsung prinsip kerja dari rear axle, yaitu mengatur putaran out put shaft kiri dan kanan serta saat kondisi berjalan lurus. 2) Dengan perancangan sedemikian rupa diharapkan alat peraga mampu mengenalkan dan menjelaskan dengan baik prinsip kerja dari sistem differential lock khususnya tipe inter wheel lock ini sendiri. 3) Keatraktifan alat peraga mampu menarik perhatian orang-orang karena menggunakan motor bensin sebagai penggerak otomatisnya dan dilengkapi komponen tambahan lain untuk pendukung, sehingga menaikkan minat dan daya tarik untuk mempelajari dan mendalaminya. 4) Selain mampu menjelaskan fungsi dari rear axle alat peraga ini juga dapat digunakan untuk berlatih cara penyetelan backlast, preload dan contact gear sehingga diharapkan mampu memberikan pelajaran lebih kepada pemerhati. 5) Untuk perawatan alat juga mudah karena kontruksinya yang simpel serta menggunakan komponen yang mudah dicari jika dibutuhkan pergantian sprarepart karena sudah usang.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50
BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah
Lebih terperinciMELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP
MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI
Lebih terperinci1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 System-Sytem pada Rear Axle Pada dasarnya rear axle berfungsi menghantarkan tenaga dari mesin untuk menuju ke poros roda penggerak. Seiring datangnya permasalahan yang timbul
Lebih terperinciRing II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal
Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston
Lebih terperinciLampiran 6. Jobsheet Kopling
Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6
Lebih terperinciBAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,
BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G
TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi
Lebih terperinciKonstruksi CVT. Parts name
Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave
Lebih terperinciKonstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat
Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 9I 1 10 J A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) G. Clutch housing/rumah kopling C. Weight / Pemberat
Lebih terperinciPERANGKAT UJI KOMPETENSI Final drive/gardan
PEKAN UJI PRODUKTIF TEKNIK OTOMOTIF PERANGKAT UJI KOMPETENSI Final drive/gardan Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M Slamet Akhmad S, M.Pd TEKNIK OTOMOTIF 2014 Lembar Kualifikasi Tipe Mobil : Peserta
Lebih terperinciBAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC
BAB III ANALISIS POROS RODA BELAKANG PADA DAIHATSU GRAN MAX PICK-UP 1500CC 26 A. Daftar Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max Pick-Up 1500cc Tabel 3.1 Spesifikasi Mobil Daihatsu Gran Max (Sumber : http://counterdaihatsu.files.wordpress.com/2011/12/spek-gmpu.jpg)
Lebih terperinciMembongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball
Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )
BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin
Lebih terperinciSISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR
SISTEM TRANSMISI OTOMATIS SEPEDA MOTOR CVT (Continuous Variable Transmission) Modul ini disusun sebagai bahan ajar bagi siswa kelas XI TSM (Teknik Sepeda Motor) Disusun : Gunadi, S. Pd DINAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang
Lebih terperinciGambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang
Lebih terperinciPERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI
BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciDIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI
SMK MUHAMMADIYAH BULAKAMBA - BREBES DIFFERENTIAL KELAS XI OLEH : HARIS MAULANA MARZUKI FINAL DRIVE ( GARDAN ) Fungsi Final drive pada kendaraan adalah untuk merubah arah putaran poros propeller kearah
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di
BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin Program Politeknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahanyang
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut
Lebih terperinciANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam
Lebih terperinci1 BAB II LANDASAN TEORI
1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciPerawatan System C V T
Perawatan System C V T A. Pelumasan Colar pada pulley primer Sebab : Jika tidak ada pelumasan, akselerasi / percepatan tidak halus karena gerakan penyesuai pada primary sheave tidak bekerja dengan baik.
Lebih terperinci1 BAB III METODELOGI PENELITIAN
1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan
Lebih terperinciBAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129
BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 4.1 Pengantar Proses assemble power section dibagi menjadi 3 tahapan proses assembly yaitu : 1. Assembly rotating group 2. Assembly component support
Lebih terperinciBAB III ANALISIS KASUS
A. Analisis BAB III ANALISIS KASUS Penulis mengumpulkan data-data teknis pada mobil Daihatsu Gran Max Pick Up 3SZ-VE dalam menganalisis sistem suspensi belakang untuk kerja pegas daun (leaf spring), dimana
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciPOROS PENGGERAK RODA
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) POROS PENGGERAK RODA 34 PEMELIHARAAN / SERVICE POROS PENGGERAK RODA A. URAIAN Fungsi axle shaft adalah sebagai penumpu beban roda atau dudukan
Lebih terperinciMEKANISME DAN TROUBLE SHOOTING SISTEM DIFERENSIAL SERTA PERHITUNGAN PENGUATAN MOMEN DARI DRIVE PINION TERHADAP AXLE PADA TOYOTA KIJANG 5K
MEKANISME DAN TROUBLE SHOOTING SISTEM DIFERENSIAL SERTA PERHITUNGAN PENGUATAN MOMEN DARI DRIVE PINION TERHADAP AXLE PADA TOYOTA KIJANG 5K PROYEK AKHIR Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan Bahan A. Alat dan bahan 1. Mesin las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Alat ukur (jangka sorong, mistar)
Lebih terperinciGIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION
PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis laporan praktek ini dapat diselesaikan.
Lebih terperincic = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2
c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082
Lebih terperinciBAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSESPEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponenkomponen pada mesin pemotong krupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciBAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX
BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda motor yamaha vixion berdasarkan standar dan spesifikasi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan
Lebih terperinciBAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin
BAB III METODE PROYEK AKHIR A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan dan perakitan mesin pemotong kerupuk ini di lakukan di Bengkel Kurnia Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya
Lebih terperinciIII. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut
16 III. METODE PEMBUATAN A. Waktu dan Tempat Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut Amanah, jalan raya candimas Natar, Lampung Selatan. Pembuatan mesin pengaduk adonan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses yang mengolah dari bahan mentah menjadi suatu barang jadi. Berikut ini pemilihan bahan yang digunakan dalam pembuatan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu
29 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan 3.1.1. Flow yang Dihasilkan Kurang 3.1.1.1. Gambaran Masalah Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu mengangkat beban pada ketinggian yang
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG
30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran
Lebih terperinciNo. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2
No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan
BAB II DASAR TEORI Powertrain adalah sistem penyaluran daya dari mesin ke roda penggerak kendaraan (ban). Powertrain pada kendaraan dengan roda penggerak depan memiliki komponen penyusun utama yaitu clutch,
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang
Lebih terperinciMembongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion
Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Salah satu komponen yang digunakan oleh kendaraan HINO FM260TI adalah Gearbox bentuk aplikasi dari rodagigi dimana rodagigi disusun menjadi beberapa stage/tingkat
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinciSISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL
SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL 27 PEMELIHARAAN / SERVICE UNIT FINAL DRIVE ( SISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL) URAIAN. FUNGSI DIFFERENTIAL. 1. Menyesuaikan
Lebih terperinciAUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI
KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin
Lebih terperinciFungsi katup Katup masuk Katup buang
MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed
2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN
30 BAB IV PROSES PEMBUATAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat stik dan keripik. Pengerjaan yang dominan dalam
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN
BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi
BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas
Lebih terperinciNo. Alumni Politeknik David Kurnia Putra
No. Alumni Politeknik David Kurnia Putra No. Alumni Jurusan BIODATA (a) Tempat/Tgl Lahir: Pariaman/07 Maret 1996 (b) Nama Orang Tua: Rebendri dan Armiati (c) Jurusan: Teknik Mesin (d) Program Studi: DIII
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL
IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciSISTEM GARDAN / DIFFERENTIAL
SMK KRTNEGR TES K. KEDIRI SISTEM PEMINDH TENG (SPT) SISTEM GRDN / DIFFERENTIL 27 PEMELIHRN / SERVICE UNIT FINL DRIVE ( SISTEM GRDN / DIFFERENTIL) URIN. FUNGSI DIFFERENTIL. 1. Menyesuaikan putaran roda
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciDiagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka
LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Mesin Secara umum, mesin merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi (air, panas, listril, dll) menjadi sebuah tenaga penggerak (mekanik). Mesin motor termasuk mesin
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal
34 BAB III ANALISIS SISTEM REM BELAKANG PADA KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 A. Perbaikan Rem Yang Tidak Bekerja Maksimal Sebelum melakukan perbaikan diharuskan melakukan pemeriksaan terhadap komponen-komponen
Lebih terperinciInterval Perawatan. Ganti setiap 2,500 km (1.500 miles) Ganti setiap 5,000 km (3,000 miles) Periksa setiap 5,000 km (3,000 miles)
JADUAL PERAWATAN UNTUK KONDISI KHUSUS TB-SERIES (PANTHER & PICKUP) A: Menempuh jarak pendek berulang kali B: Menempuh jalan yang buruk C: Menempuh jalan berdebu D: Menempuh medan yang dingin/ atau medan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pembuat lubang biopori. Pengerjaan yang dominan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN
35 BAB III ANALISIS SISTEM SUSPENSI DEPAN 3.1. Daftar Spesifikasi Kendaraan 1) Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0 V M/T Tahun 2004 Tabel 3.1. Spesifikasi Kendaraan Toyota Kijang Innova 2.0
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen
Lebih terperinciTUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk
TUGAS AKHIR OVERHAUL TRANSMISI MANUAL PADA TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 Untuk Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh Indra Sulistyo 5211312032 PROGRAM
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Laboratorium Mekanisasi
Lebih terperinciRencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi
Lebih terperinciTipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor
Tipe Constant Mesh Dengan Tipe Constant Mesh memungkinkan ukuran konstruksi Transmisi menjadi lebih kecil, sehingga kebanyakan sepeda motor menggunakan transmisi tipe constant mesh. Karakteristik Tipe
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciPengolahan lada putih secara tradisional yang biasa
Buletin 70 Teknik Pertanian Vol. 15, No. 2, 2010: 70-74 R. Bambang Djajasukmana: Teknik pembuatan alat pengupas kulit lada tipe piringan TEKNIK PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KULIT LADA TIPE PIRINGAN R. Bambang
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai
Lebih terperinciMAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT. Rian Alif Prabu ( ) Septian Dwi Saputra ( )
MAKALAH SISTEM PEMINDAH TENAGA PROPELLER SHAFT Rian Alif Prabu (12504244022) Septian Dwi Saputra (12504244032) Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinci