BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Perancangan mesin pemisah padi ini ada beberapa elemen dan teori dasar yang akan digunakan, antara lain, poros, bantalan gelinding, transmisi sabuk (belt), dan motor listrik. Landasan teori ini memuat uraian sistematis tentang mesin pemisah padi. Secara garis besar landasan teori tersebut adalah sebagai berikut : 2.1. Pengolahan Padi Pengolahan padi mulai dari panen sampai menjadi beras melalui beberapa tahap yaitu panen, pembersihan padi, pengeringan, penggilingan dan penyortiran. Pengeringan padi dapat dilakukan dengan menjemur (dengan sinar matahari) atau dengan alat pengering buatan, untuk mendapatkan mutu beras dengan rendaman tinggi, kadar air padi sebaiknya antara % (Buku Petunjuk Praktek Pengolahan Hasil Pertanian, 1979) [1] Pengelupas Kulit Padi Pengupasan kulit padi dapat dilakukan dengan beberapa macam alat, antara lain huller, gilingan monyet dan gilingan karet (rubber roll). Gilingan monyet dalam proses pengupasan kulit padi dipergunakan 2 buah batu pengupas. Batu pengupas yang di sebelah atas tidak bergerak, sedangkan batu pengupas yang disebelah bawah bergerak, sehingga padi yang masuk akan terjepit dan pecah kulitnya. Mesin gilingan karet, silinder karet sebelah kiri dan kanan mempunyai putaran yang berlawanan arah. Putaran kedua silinder karet tersebut tidak sama kecepatannya, sehingga padi yang jatuh diantara kedua silinder tersebut akan terjepit serta terkelupas kulitnya. Hasilnya berupa beras pecah kulit. Hasil alat ini adalah 80 persen berupa beras pecah kulit dan 20 persen masih berupa padi. II-1

2 II-2 Gambar 2.1 Mesin Gilingan Karet 2.3. Pemoles (Polishing) Mesin ini berfungsi sebagai pra-poles atau untuk mengawali proses pengelupasan lapisan kulit ari beras yang menutup biji beras dari sistem pemutihan yang lebih dari satu pass, Prinsip kerja memakai mesin pemutih batu, disamping tingkat butir patah dapat ditekan pada presentase yang terkecil juga tingkat derajat pemutihan diatur sejak dari fase ini. Sehingga untuk fase selanjutnya beban gaya gesek beras menjadi berkurang dan sebagai proses pemutihan pada beras.

3 II-3 Gambar 2.2 Mesin Polisher 2.4. Pemisah Padi Alat pemisah ini untuk memisahkan beras pecah kulit dari padi yang masih tercampur. Pemisahan ini berdasarkan berat jenis dan keadaan permukaan antara padi dan beras. Konstruksi alat ini dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini : Gambar 2.3 Mesin Pemisah Padi

4 II Proses Penggilingan Padi Proses penggilingan padi pada umumnya dilakukan dengan dua kali pengelupasan kulit yang menggunakan gilingan karet dan langsung menuju pemoles tanpa dipisahkan dahulu antara padi dengan beras pecah kulit, dan hasil akhirnya akan menyebabakan beras pecah kulit bersatu dengan padi, untuk mengatasi masalah tersebut digunakan mesin pemisah (separator). Mesin ini disimpan setelah proses pemecahan kulit padi agar hasil akhir dari proses tersebut mengeluarkan beras pecah kulit bersih tanpa ada padi yang tersisa Proses Pengilingan Padi dengan Dua Kali Pengilingan Proses ini dilakukan dua kali pengelupasan kulit padi, agar padi betul-betul terkelupas semuanya, namun antara padi dengan beras pecah kulit masih tercampur selama proses, setelah semua padi terkelupas baru dilanjutkan ke proses polisher untuk dibersihkan. Pemecah kulit pertama Pemecah kulit kedua Pemoles (polisher) Gambar 2.4 Proses Penggilingan Padi dengan Dua Kali Proses

5 II Proses Pengilingan Padi dengan Satu Kali Pengilingan Pemecahan kulit dilakukan hanya satu kali, pada proses kedua diganti dengan menggunakan alat pemisah agar antara beras pecah kulit dengan padi terpisah. Padi yang terkelupas sebesar kurang lebih 60% dapat dimasukan ke polisher untuk dibersihkan, sedangkan yang masih menjadi padi sebesar kurang lebih 40% dimasukan kembali ke mesin pemecah kulit, namun pada proses ini tidak ada pencampuran padi dengan beras pecah kulit, sehingga dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk proses penggilangan padi. Padi dimasukan Pemecah kulit Polisher (pembersih) Pemisah padi(paddy separator) Gambar 2.5 Penggilingan Padi dengan Satu Kali Proses

6 II-6 Gambar 2.6 dibawah merupakan padi yang telah dikeringkan dengan cara dijemur sebelum masuk ke penggilingan. Gambar 2.6 Padi Gambar 2.7 menunjukan beras yang sudah digiling dengan pengelupas kulit padi dengan satu kali proses pengelupasan, sehingga masih tercampur dengan padi yang belum terkelupas. Gambar 2.7 Campuran Beras Pecah Kulit dengan Padi Gambar 2.8 menunjukan beras pecah kulit yang sudah diputihkan setelah dilakukan pengelupasan kulit padi dengan dua kali proses pengelupasan, baru dilakukan pemolesan agar beras lebih putih.

7 II-7 Gambar 2.8 Beras Pecah Kulit Bersih 2.6. Poros Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), puli, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lentur, beban tarik, beban tekan atau beban puntir yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983) [2] Klasifikasi Poros a) Poros Transmisi Poros ini dikhususkan penggunaannya bila poros yang difungsikan akan menerima beban puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dan lain-lain. b) Spindel Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

8 II-8 c) Gandar (Axle) Poros jenis ini banyak diaplikasikan di kendaraan beroda seperti pada mobil. Poros ini bersifat fixed dan tidak ikut berputar bersama dengan roda. Gandar hanya mendapat beban lentur Perencanaan Poros a) Kekuatan Poros Poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil, jika ditinjau dari segi besarnya daya transmisi yang mampu ditransmisikan, hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah (arah momen putar). b) Kekakuan Poros Poros mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidak-telitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara (misalnya pada turbin dan gearbox). c) Putaran Kritis Putaran suatu mesin bila dinaikan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik dan lain-lain yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian lainnya. d) Korosi Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak langsung dengan fluida yang bersifat korosif, demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitasi dan poros mesin yang sering berhenti lama.

9 II-9 e) Bahan Poros Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja Rumus Perhitungan Poros 1)...(1) Dengan : = Daya rencana (kw) = Faktor koreksi daya (antara 1-2) P = Daya yang akan ditransmisikan (kw) (Sularso, 1994: Hal 7) 2)...(2) Dengan : = Tegangan geser yang diijinkan (N/mm 2 ) = Kekuatan bahan (N/mm 2 ) = Safety Factor (antara 5,6-6) = Safety Factor (antara 1,3 3) (Sularso, 1994: Hal 7) 3) T = 9, (3) Dengan : T = Momen puntir (N.mm) n 1 = Putaran motor penggerak (rpm) = Daya rencana (Sularso, 1994: Hal 7)

10 II-10 4) Penentuan diameter poros: Untuk beban lentur ( poros pejal) : ds 1/ 3 10,2. Kt. Km. M...(4) a ( poros berongga) : do Untuk beban puntir 10,2 a. 1 k. Kt. Km. 4 M 1/ 3...(5) ( poros pejal) : ds 5,1. Kt. Cb. T a 1/ 3...(6) ( poros berongga) : do 5,1 a. 1 k. Kt. Cb. 4 1/ 3 T...(7) Untuk beban puntir dan lentur (poros pejal) : { ( ) ( ) }...(8) (poros berongga) : { Dengan : ( ) ( ) ( ) }...(9) = Diameter poros pejal (mm) = Tegangan geser (N/mm 2 ) M T k = Momen lentur yang terjadi (N.mm) = Torsi (momen puntir) yang terjadi (N.mm) = Perbandingan Ø luar dengan dalam poros C b = Faktor koreksi beban lentur ( 1,2 sampai 2,3 )

11 II-11 K t = Faktor koreksi momen puntir 1 = beban dikenakan secara halus 1 1,5 =beban dikenakan sedikit kejutan k m = Faktor koreksi momen lentur 1,5 = Tumbukan halus 1 2 = Tumbukan ringan (Sularso, 1994: Hal 7) 2.7. Bantalan Bantalan gelinding adalah nama lain dari pendukung poros yang mempunyai elemen yang berputar. Elemen yang berputar tersebut terletak antara lain poros dengan rumah bantalan (Teknik Perawatan Komponen Mekanik, hal 44) [3]. Gambar 2.9 Bagian Komponen Bantalan Gelinding/bola

12 II-12 Secara prinsip, berdasarkan tipe elemen yang berputar, bantalan gelinding dapat dibedakan menjadi : a) Bantalan Bola (Ball Bearing) b) Bantalan Silinder (Cylinder Bearing) c) Bantalan Kerucut (Taper Bearing) d) Bantalan Jarum (Needle Bearing) Bantalan yang dapat digunakan ada beberapa macam dan bentuk dimana satu sama lainnya memiliki beberapa sifat yang khusus. Hal-hal yang perlu diketahui dalam pemilihan dan pemasangan bantalan gelinding antara lain : 1) Mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah pada pemasangan bantalan 2) Mengetahui standar bantalan gelinding, hal ini untuk memudahkan pemesanan penggantian bantalan Konstruksi dan Operasi Bantalan Gelinding Gambar 2.10 Konstruksi Bantalan

13 II-13 Nama- nama bagian bantalan gelinding dapat dilihat pada gambar yaitu : a) Elemen yang berputar ( bola, silinder, tong, kerucut atau jarum ), selalu dipasang pada jarak yang telah ditentukan dan keberadaannya karena sangkar; b) Cincin dalam ( inner ring ) berputar yang kecepatannya sama dengan putaran poros c) Cincin luar ( outer ring ), keberadaanya tetap dan tak berputar. Bantalan gelinding memiliki keuntungan dan kerugian yang spesifik bila dibandingkan dengan bantalan luncur yaitu : Keuntungan : a) Keausan kurang. b) Panas yang ditimbulkan kurang. c) Gesekan konstan pada setiap putaran. d) Pemakaian pelumas minimum. e) Ukuran lebarnya kecil f) Mudah untuk mengganti g) Elemen standar dapat didapat dimana-mana. Kerugian : a) Untuk beban kejut (getaran karena ketidak seimbangan komponen mesin), bantalan akan lebih cepat rusak. b) Lebih sensitif terhadap debu dan kelembaban c) Lebih mahal.

14 II Tipe-Tipe Bantalan Gelinding dan Penerapannya Bantalan yang dapat digunakan ada beberapa macam dan bentuk yang masing-masing memiliki sifat-sifat yang khusus. Hal-hal yang perlu diketahui dalam pemilihan dan pemasangan bantalan gelinding antara lain : a) Mengetahui kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan dan akibatnya. Bantalan yang telah rusak akan menimbulkan bunyi yang berisik. Dengan mengetahui dan memahami kemungkinan penyebab kesalahan dan kesalahnnya dapat digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah masalah pada pemasangan bantalan. b) Mengetahui standar bantalan gelinding, hal ini untuk memudahkan pemesanan penggantian bantalan. Jenis-jenis bantalan gelinding antara lain : a) Bantalan bola alur dalam baris tunggal ( single row groove ball bearings ) b) Bantalan bola mampu mapan sendiri baris ganda( double row self aligning ball bearings ) c) Bantalan bola kontak sudut baris tunggal( single row angular contact ball bearings ) d) Bantalan bola kontak sudut baris ganda( double row angular contact ball bearings ) e) Bantalan gelinding tong baris ganda( double row barrel /spherical roller bearings ) f) Bantalan silinder baris tunggal ( single row cylinder bearings ) g) Bantalan gelinding konis/kerucut ( tapered roller bearings ) h) Bantalan bola aksial arah tunggal ( single direction thrust ball bearing )

15 II-15 i) Bantalan bola aksial arah ganda ( double direction thrust ball bearings ) j) Bantalan bola dan sendi ( ball and socket bearing ) Bantalan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Bantalan baru, variasi-variasi tersebut disebutkan dalam nomor kode bantalan yang dibuat oleh pabrik dan dicantumkan dalam buku katalog atau catalog electronic. Variasi dalam bantalan gelinding yaitu : a) Diameter poros b) Lubang bantalan cincin dalam ( silinder atau kerucut ) c) Lebar bantalan d) Sil atau perapat e) Pemasangan dengan adaptor luncur Standar Bantalan Gelinding Standar bantalan gelinding dicantumkan berbentuk kode bantalan. Kode bantalan dan markah terdapat pada sisi bantalan. Konstruksi dan tipe bantalan a) Dimensi : 1. Diameter cincin dalam 2. Diameter cincin luar 3. Lebar bantalan b) Sil Standar atau kode bantalan biasanya mencantumkan pabrik pembuat atau merk dagang berikut kode awalan (prefix), ukuran dan jenis serta kode akhiran (suffix).

16 II-16 Contoh : SKF Kode bantalan yang utama terdiri dari 4 digit : Digit I = menunjukkan manufacturer atau pabrik pembuat Digit II = menunjukkan kode tipe ( type code ) Digit III = menunjukkan kode seri ( series code ) Digit IV = menunjukkan kode lubang ( bore code ) Kode Tipe Kode-kode tipe ditunjukkan sebagai berikut : a) Angka 1, menunjukkan bantalan bola mapan sendiri baris ganda ( double row selfaligning ball bearing ) b) Angka 2, menunjukkan tipe no 1, tetapi lebih lebar c) Angka 3, menunjukkan bantalan bola kontak sudut baris ganda ( double row angular contact ball bearing ) d) Angka 4, menunjukkan bantalan bola alur dalam baris ganda ( double row deep groove ball bearing ) e) Angka 6, menunjukkan bantalan bola alur dalam baris tunggal ( single row deep groove ball bearing ) f) Angka 7, menunjukkan bantalan bola kontak sudut baris tunggal ( single row angular contact ball bearing ) g) Angka 16, menunjukkan tipe 6, tetapi lebih sempit h) Angka 22, menunjukkan bantalan gelinding tong baris ganda ( double row spherical roller bearing ) i) Angka 30, menunjukkan bantalan gelinding kerucut ( taper roller bearing )

17 II-17 j) Angka 51, menunjukkan bantalan bola aksial ( thrust ball bearing ) k) Huruf N, menunjukkan bantalan gelinding silinder baris tunggal ( single row roller cylinder bearing ) Kode Seri Kode-kode seri bantalan antara lain : a) Angka 0, menunjukkan seri diameter ISO 0, beban sangat ringan ( extra light ) b) Angka 1, menunjukkan seri diameter ISO 1, beban aksial sangat ringan ( extra light thrust ) c) Angka 2, menunjukkan seri diameter ISO 2, beban ringan ( light ) d) Angka 3, menunjukkan seri diameter ISO 3, beban menengah ( medium ) e) Angka 4, menunjukkan seri diameter ISO 4, beban berat ( heavy ) Kode Lubang Kode-kode diameter lubang sebagai berikut : a) Kode 00, menunjukkan diameter lubang 10 mm b) Kode 01, menunjukkan diameter lubang 12 mm c) Kode 02, menunjukkan diameter lubang 15 mm d) Kode 03, menunjukkan diameter lubang 17 mm e) Kode 04, menunjukkan diameter lubang 20 mm f) Kode lebih besar atau sama dengan 4, menunjukkan diameter lubangnya 5 kali dari angka tersebut dalam mm

18 II-18 Awalan dan Akhiran ( Prefix dan Suffix ) Untuk keperluan dan disain khusus, kode bantalan dilengkapi dengan awalan dan akhiran. Kode-kode awalan antara lain : a) GS, awalan ini menunjukkan rumah pengunci bantalan gelinding aksial silinder. b) L, bantalan yang mana ring dalam dan ring luar dapat dipisah c) R, bantalan yang dapat dipisah tanpa menggerakkan ring dalam dan ring luar d) WS, pengunci poros dari bantalan gelinding silinder Kode-kode akhiran antara lain : a) E, bantalan gelinding kontak sudut 40 baris tunggal b) K, diameter lubang berbentuk kerucut/konis 1 : 12 c) K 30, diameter lubang berbentuk kerucut/konis 1 : 30 d) N, alur snap ring pada ring luar. e) Z, sil pada satu sisi bantalan f) 2Z, sil pada kedua sisi bantalan g) C1, clearance kurang dari C2 h) C2, clearance kurang dari normal i) C3, clearance lebih besar dari normal j) C4, clearance lebih besar dari C3 k) C5, clearance lebih besar dari C Perencanaan Bantalan Gelinding 1. Beban yang ditumpu W r = Beban radial (N atau kgf) Wa = Beban aksial (N atau kgf) n = Putaran poros (rpm) d = Diameter poros (mm)

19 II-19 fw v Lh = Faktor beban = Beban putar (pada cincin dalam/luar) = umur nominal bearing 2. Beban rencana Beban radial Fr = Wr.fw Beban aksial Fa = Wa.fw Beban ekivalen dinamis Pr = x. v. Fr. + y. Fa (data dapat dilihat pada tabel) 3. Faktor kecepatan Ball bearing ( )....(10) Roll bearing ( )...(11) 4. Faktor umur Ball bearing 500 Lh 1/ 3 fh...(12). Roll bearing 500 fh Lh 3/10...(13) 5. Kapasitas beban nominal dinamis spesifik C fh.pr fn...(14) fn. C Lh 500 Pr 10/ 3...(15)

20 II Sistem Transmisi Sabuk Sabuk dapat digunakan untuk memindahkan tenaga dari poros yang satu dengan yang lain, dimana posisi poros sejajar dan jarak relatif jauh. Pemindahan tenaga efektif dapat digunakan roda gigi, tetapi untuk jarak poros yang relatif jauh akan mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi dan memilih roda giginya. Pemindahan tenaga dengan sabuk memiliki beberapa keuntungan antara lain : a) Konstruksi sederhana, sehingga lebih murah. b) Dapat memindahkan tenaga pada poros yang jaraknya relatif jauh. c) Luwes dan getaran rendah. Kerugian memindahkan tenaga dengan sabuk antara lain : a) Terjadi slip b) Dalam kondisi terbuka, keselamatan kerja kurang. c) Kapasitas terbatas Bahan Sabuk Beberapa bahan pembuatan sabuk diantaranya yaitu : a) Kulit b) Ayaman benang c) Karet Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat diterapkan, di mana sebuah sabuk luwes dibelitkan pada puli yang terpasang pada poros. Transmisi belt dapat dibagi 3 jenis, yaitu :

21 II-21 a) Sabuk Datar (Flat Belt) Salah satu dari beberapa sabuk yang berbentuk rata dan biasanya sabuk ini digunakan untuk pemindahan daya kecil dan putaran yang lebih rendah dari pada sabuk yang lainnya. ( Sularso, 1991) [4]. b) Sabuk-V (V-belt) Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Bagian sabuk yang membelit pada puli mengalami kelengkungan sehingga lebar pada bagian dalamnya akan bertambah besar pula. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk puli, yang akan menghasilkan daya yang besar pada tegangan yang relative rendah ( Sularso, 1991) [5]. c) Sabuk Bergigi (Toothed Belt) Sabuk bergigi merupakan jenis sabuk yang mengait seperti rantai atau roda gigi sehingga dapat memindahkan daya atau putaran dengan perbandingan putaran tetap tanpa slip Perencanaan Sabuk Perencanaan sabuk yang digunakan ialah tipe V. P = Daya yang ditransmisikan (kw) n 1 = Putaran poros penggerak (rpm) n 2 = Putaran poros yang digerakan (rpm) C = Jarak antar sumbu poros (mm) f c = Faktor koreksi,k 0, = keterangan dari tabel profil alur sabuk V 1. Perbandingan putaran i =...(16)

22 II Daya rencana (kw)...(17) 3. Kecepatan sabuk (m/s)...(18) 4. Pemilihan diameter puli = i..n 1 =.n 2 = 2.k o D in = 2.k 0 = + 2.k D out = + 2.k 5. Pengecekan terhadap diameter puli dout Dout C 2 6. Sudut kontak 0 Dp dp c (19) (20) 7. Panjang sabuk 1 L 2. c Dp dp Dp dp 2 4. c 2... (21) 2.9 Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Contoh pengaplikasiannya berupa memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dan lain-lain. Motor listrik digunakan juga di beberapa peralatan di rumah (mixer, bor listrik, kipas angin) dan di industri.

23 II-23 Gambar 2.11 Bagian Komponen Motor Listrik Aplikasi ke dalam pembuatan alat ini, jenis motor yang digunakan adalah motor AC Jenis motor AC a) Motor Sinkron Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torsi awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik. b) Motor Induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah dan mudah didapat, dan dapat langsung disambungkan ke sumber daya AC.

24 II-24 Motor induksi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama (Parekh, 2003) [6] : a) Motor induksi satu fase. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator, memiliki sebuah rotor kandang tupai, Sampai sekarang, motor ini merupakan jenis motor yang paling umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti fan angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp. b) Motor induksi tiga fase. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industry menggunakan motor jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik,dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp. Gambar 2.12 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik Gambar 11. Klasifikasi jenis utama motor listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, dalam perancangan hovercraft ini ada beberapa teori dasar yang digunakan. Teori dasar yang mendasari proses perencanaan ini bisa digambarkan dalam flowchart dibawah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB VI POROS DAN PASAK BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II LANDASAN TIORI BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya

Lebih terperinci

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan Di dalam merencanakan suatu alat perlu sekali memperhitungkan dan memilih bahan-bahan yang akan digunakan, apakah bahan tersebut sudah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan

Lebih terperinci

BAB II LADASAN TEORI

BAB II LADASAN TEORI II-1 BAB II LADASAN TEORI.1. Proses Ekstraksi Proses ekstrasi adalah suatu proses untuk memisahkan campuran beberapa macam zat menjadi komponen komponen yang terpisah. Ekstrasi dapat dilakukan dalam dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tanah Lempung Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila dicampur

Lebih terperinci

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011 TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7) Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan Faktor-faktor Koreksi (Sularso,04:7) Daya yang akan ditransmisikan fc Daya rata-rata yang diperlukan,-,0 Daya maksimum yang diperlukan 0,-,

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain Produk Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan merencanakan benda pakai, yang di produksikan secara industri. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PERHITUNGAN SISTEM TRANSMISI PADA MESIN ROLL PIPA GALVANIS 1 ¼ INCH SETYO SUWIDYANTO NRP 2110 030 006 Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA BAB 3 MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon. BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA KEGAGALAN POROS DENGAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA Jatmoko Awali, Asroni Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro E-mail : asroni49@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kerupuk Kerupuk memang bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tradisi masyarakat Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang enak harganya

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 7 BANTALAN (BEARING)

BAB 7 BANTALAN (BEARING) BAB 7 BANTALAN (BEARING) Bantalan (bearing) adalah Elemen Mesin yang digunakan untuk menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan

Lebih terperinci

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk 0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang. Alat pengupas kulit kentang yang dijual di pasaran memiliki jenis

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa

Gambar 2.1. Bagian-bagian Buah Kelapa 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Batok Kelapa Batok Kelapa (endocrap) merupakan bagian buah kelapa yang bersifat keras yang diselimuti sabut kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa (Lit.5 diunduh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Definisi tanah lempung menurut para ahli: Bowles,1991 mendefinisikan tanah lempung sebagai deposit yang mempunyai partikel berukuran lebih kecil atau sama dengan

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai banyak manfaat adalah daging buah (Palungkung, 2004). Berikut komposisi. Tabel.1 Komposisi Buah Kelapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mengenai Kelapa Tanaman kelapa merupakan tanaman yang sangat berguna dalam kehidupan ekonomi pedesaan di Indonesia. Karena semua bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu TINJAUAN PUSTAKA Pencampuran Secara ideal, proses pencampuran dimulai dengan mengelompokkan masingmasing komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu sama lain dalam bentuk

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teknik 4.1.1. Kebutuhan Daya Penggerak Kebutuhan daya penggerak dihitung untuk mengetahui terpenuhinya daya yang dibutuhkan oleh mesin dengan daya aktual pada motor

Lebih terperinci

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1

Elektronika Lanjut. Motor Listrik. Elektronika Lanjut Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Missa Lamsani Hal 1 Motor Listrik Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi mekanik menjadi energi listrik

Lebih terperinci

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009 ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT Bandung, Februari 2009 DEFINISI MOTOR LISTRIK Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA BAB 3 MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA Kompetensi Dasar : Memahami Dasar dasar Mesin Indikator : Menerangkan komponen/elemen mesin sesuai konsep keilmuan yang terkait Materi : Tranmisi :roda gigi,rantai

Lebih terperinci

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm.

hingga akhirnya didapat putaran yang diingikan yaitu 20 rpm. 7 BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Singkat Produk Mesin Pengaduk Reaktor Biogas merupakan alat tepat guna untuk memaksimalkan proses pembentukan biogas dalam reaktor skala rumah tangga. iharapakan

Lebih terperinci

Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging

Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging 78 Lampiran 1 Gambar 3D dan 2D Mesin Penyuir Daging Lampiran 1. Lanjutan 79 Lampiran 1. Lanjutan 80 Lampiran 1. Lanjutan 81 Lampiran 1. Lanjutan 82 Lampiran 1. Lanjutan 83 Lampiran 1. Lanjutan 84 Lampiran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

SABUK-V. Penggunaan transmisi sabuk, menurut Sularso (1979 : 163), dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : SABUK-V Untuk menghubungkan dua buah poros yang berjauhan, bila tidak mungkin digunakan roda gigi, maka dapat digunakan sabuk luwes atau rantai yang dililitkan di sekeliling puli atau sprocket pada porosnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara

Lebih terperinci

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU Erinofiardi (1) (1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu ABSTRACT Bearing is one of important part of

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian CVT (Continously Variable Transmision) Sistem CVT (Continously Variable Transmission) adalah sistem otomatis yang dipasang pada beberapa tipe sepeda motor saat ini.

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado ABSTRAK Tujuan penulisan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BANTALAN Bearing (bantalan) adalah elemen mesin yang menumpu poros yang mempunyai beban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman,

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.David Desria Chandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah: Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c

Lebih terperinci

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang BAB II TEORI DASAR A. Pengertian Kerupuk Kerupuk adalah sejenis makanan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang kemudian ditambahkan dengan

Lebih terperinci

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229

MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL. Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 MAKALAH OPTIMASI ANALISA UDARA FAN DENGAN JURNAL MODIFIKASI FAN SENTRIFUGAL NAMA NIM Disusun Oleh : : RAKHMAT FAUZY : H1F113229 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput

Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 71 Lampiran 1. Gambar Kerja Mesin Pencacah Rumput 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Lampiran 2. Presensi Proyek akhir 93 Lampiran 3. Kartu bimbingan proyek akhir 94 95 96 Lampiran

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fisio Terapi Fisioterapi merupakan ilmu yang menitik beratkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti

Lebih terperinci

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana. Teori Dasar Rodagigi Rodagigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang

Lebih terperinci