II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR. Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR. Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR 2.1. Pendahuluan Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar (Structure, Conduct and Performance- SCP) yang telah dibukukan dalam puluhan tahun hingga sekarang. Ada beberapa kerangka dan perspektif yang dikemukakan yaitu; Harvard Tradition, "Chicago-UCLA School ", "Contestable Market", "Game Theory", New-Harvard Tradition dan Perspektif "Strategic Behavior " Model Perspektif Harvard Tradition atau Aliran Strukturalis Menurut Bain (1954), untuk mengukur struktur pasar digunakan aspek strategis sebagai berikut : 1. Derajat konsentrasi penjual, digambarkan dengan jumlah dan distribusi penjual dalam pasar 2. Derajat konsentrasi pembeli, digambarkan dengan jumlah dan distribusi pembeli dalam pasar 3. Derajat diferensiasi produk, jumlah output dari berbagai penjual yang sulit dibedakan oleh pembeli 4. Kondisi masuk pasar yang dapat dijelaskan dengan mudah atau sulitnya masuk pasar terutama bagi pendatang baru. Sedangkan untuk mengukur kinerja (performance), digunakan indikator sebagai berikut : 1. Ketinggian harga jual dengan biaya rata-rata produksi

2 15 2. Efisiensi produksi dipengaruhi oleh skala usaha perusahaan seperti kesesuaian produksi dengan kapasitas produksi 3. Jumlah biaya promosi per biaya produksi 4. Karakter produk termasuk rancangan, kualitas produk dan macammacam produk dalam pasar 5. Tingkat progresif perusahaan dan industri dalam mengembangkan produk dan teknik produksi dan perbandingan biaya. Struktur pasar merupakan elemen strategis yang relatif permanen dari lingkungan perusahaan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dan kinerja di dalam pasar (Koch, 2000). Struktur pasar merupakan bahasan penting untuk mengetahui perilaku dan kinerja suatu industri. Struktur pasar merupakan atribut pasar yang mempengaruhi sifat persaingan. Elemen struktur pasar adalah pangsa pasar (market share), konsentrasi (concentration) dan hambatan masuk (barriers to entry). Semakin tinggi tingkat konsentrasi maka akan semakin tinggi hambatan masuk dalam suatu industri. Konsentrasi industri (Concentration Ratio- CR4), dikatakan tinggi jika nilai konsentrasi penjualan dari empat perusahaan terbesar melebihi 70 persen dari total penjualan. Ditinjau dari sisi deskripsi perilaku pasar (conduct), berbagai ukuran bisa dipakai sesuai perkembangan teori seperti; teori harga, diskriminasi harga, potongan harga, jaminan kualitas, strategis menghadapi pesaing dengan bekerja sama (cooperative strategy) dan strategi tidak bekerjasama (noncooperative strategy), integrasi vertikal, dan restriksi vertikal.

3 16 Sementara itu, kinerja pasar (performance) biasanya diukur dengan dua cara yaitu; pertama, dengan tingkat pengembalian modal (rate of return-ror), yaitu keuntungan dari uang yang diinvestasikan. Kedua, harga dikurangi biaya marginal (price-cost margin), namun ada juga harga dikurangi biaya rata-rata (price-cost average). Menurut Tirole (1989), pada mulanya pokok pembahasan dalam Organisasi Industri adalah bahasan tentang ekonomi industri yang menekankan perilaku perusahaan dan industri, terutama dalam pengendalian keseluruhan pasarnya. Studi organisasi industri adalah studi tentang fungsi pasar yang menjadi konsep penelitian diperkuat dengan teori Ekonomi Mikro. Pegembangan Teori Organisasi dilakukan oleh Bain dan Mason (1959), yang terkenal dengan "Harvard Tradition"nya telah mengembangkan paradigma yang terkenal dengan (Structure-Conduct- Performance-SCP). Sedangkan menurut Koeh, (1980), Konsep dasar yang penting dalam paradigma SCP adalah perusahaan selalu berusaha untuk mencari keuntungan dengan berupaya menguasai pangsa pasar (market share) sebesar-besarnya. Oleh karenanya, Bain dan Mason berhipotesis bahwa terdapat hubungan langsung antara struktur, perilaku dan kinerja pasar. Paradigma SCP adalah mengupayakan model tradisional yang dibutuhkan untuk merumuskan jawaban atas sejumlah pertanyaan substantif terutama perilaku perusahaan yang terdapat di pasar dan kondisi dasar dari pasar menentukan Struktur, Struktur menentukan perilaku, perilaku menentukan

4 17 kinerja, dan paradigma SCP memperluas bahasannya dalam hubungan struktur pasar, perilaku dan kinerja ke Oligopoli. Paradigma ini menjelaskan adanya hubungan struktur dengan kinerja pasar yang dihasilkan melalui perilaku-perilaku tertentu dari perusahaan yang ada. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa kinerja suatu industri merupakan fungsi dari struktur yang terjadi. Hal ini dapat dilihat melalui persamaan berikut : di mana : P = f (S) ; P S = Performance (kinerja) = Structure (struktur) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa elemen dari struktur pasar adalah tingkat konsentrasi dan hambatan masuk atau entry barriers. Oleh sebab itu, variabel-variabel yang membentuk struktur pasar tersebut juga akan mempengaruhi kinerja yang dihasilkan oleh pasar tersebut melalui perilaku tertentu dari perusahaan yang ada di pasar. Persamaan tadi dapat diubah menjadi : P = f (CR, EB) di mana : CR = Variabel pengukur tingkat konsentrasi EB = Entry Barriers atau hambatan masuk Dalam pandangan tradisional, konsentrasi yang tinggi dalam suatu industri akan mendorong terciptanya tingkat kolusi yang tinggi diantara

5 18 perusahaan yang ada di dalamnya, sehingga membuat industri tersebut cenderung memiliki struktur pasar monopoli. Hal ini akan berdampak pada pembentukan harga yang tinggi, apalagi jika didukung dengan biaya produksi yang tetap, maka keuntungan yang diperoleh dari perusahaanperusahaan tersebut akan meningkat. Tingkat keuntungan ini dapat dijadikan proksi penilaian kinerja suatu perusahan atau suatu industri. Para penganut aliran strukturalis percaya bahwa dalam mencapai kinerja industri yang baik, perlu campur tangan pemerintah untuk menjaga kestabilan iklim kompetisi. Dengan kata lain, aliran ini mengatakan bahwa kinerja yang dianggap baik adalah kinerja yang dihasilkan oleh struktur pasar persaingan sempurna. Selanjutnya studi yang dikembangkan Assauri, (2002), bertujuan melihat dinamika industri dan pengaruhnya terhadap pembentukan organisasi manufaktur Indonesia. Studi ini menggabungkan model analisis struktur, perilaku dan kenerja (SCP) dengan model ekonometrika, namun dalam menjelaskan model pengembangan pasar, banyak hal yang masih perlu dipertanyakan terutama penggunaan variabel-variabel dalam konstruksi model ekonometrika yang menentukan struktur, perilaku dan kinerja pasar manufaktur Indonesia dan masih terlalu sederhana untuk dipakai untuk menjelaskan perkembangan pasar dari industri sawit Malaysia.

6 Model Perspektif "Chicago- UCLA School" Menurut Shepherd (1997), paradigma SCP memberikan satu pendekatan yang penting dalam pengkajian pasar pada dunia nyata "Real World" tetapi tidak hanya satu pendekatan dalam pengkajian organisasi industri. Perspektif "Chicago- UCLA School " mempunyai model tentang teori harga yang digunakan sebagai peralatan analisis pasar. Menurut pandangan "Chicago- UCLA School " arah pengaruh atau penyebab dari diagram SCP adalah berkebalikan, dimana kinerja pasarlah yang mempengaruhi perilaku pasar, dan perilaku pasar yang mempengaruhi struktur pasar. Setiap perusahaan mempunyai tingkat efisiensi relatif yang menjadi penentu yang nyata bagi posisi perusahaan dalam struktur dan perilaku pasar. Pandangan ini dipelopori oleh Stigler, (1980), sebagai reaksi dari pandangan yang diberikan kaum strukturalis yang diperoleh Bain. Menurut pandangan ini, Kinerja Perusahaan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam strategi harga, strategi produksi, dan strategi promosi. Perilaku inilah yang akan mempengaruhi struktur pasar. Sehingga persamaan yang diciptakan menurut pandangan ini adalah sebagai berikut. Struktur = f (kinerja) Berbeda dengan kaum strukturalis, pengikut pandangan Chicago- UCLA School ini mengatakan bahwa campur tangan pemerintahlah yang menyebabkan perilaku anti kompetisi. Oleh sebab itu, pandangan ini lebih meyakini bahwa dengan lepas tangannya pemerintah dan membiarkan

7 20 perekonomian menurut mekanisme pasar, akan lebih bisa mengatasi distorsi yang terdapat dalam pasar tersebut. Perusahaan yang efisien atau yang inovatif dapat menarik konsumen melalui harga yang lebih murah dan produk yang lebih baik, sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi dan juga "Market Share" yang lebih besar. Model ini menganut mazhab ekonomi klasik yang mengandalkan mekanisme pasar dan juga tidak cocok dipakai untuk menjelaskan perkembangan industri sawit Malaysia dari tahun 1960 sampai tahun 2008 karena peranan Pemerintah Malaysia dalam menentukan kinerja industri sawit Malaysia tidak dapat dijelaskan dalam model ini Model Perspektif "Contestable Market" Menurut Baumol (1982), terdapat pandangan atau versi lain yang menekankan bahwa laba yang berlebihan akan menarik perusahaanperusahaan baru untuk masuk pasar terutama dengan biaya masuk (Entry) yang rendah menyebutnya dengan "Contestable Market" yaitu struktur pasar tertentu yang tidak cukup hanya mendasarkan pada kinerja. Dengan perkataan lain, terdapat pandangan "entry" secara "Contestability" sebagai penentu atau keputusan dari luar untuk memasuki pasar yang tidak ada hubungannya dengan struktur internal pasar. Pandangan ini dikembangkan sebagai kebebasan masuk pasar "Contestability atau Free Entry School". Aliran tersebut mengatakan bahwa "Entry" mempengaruhi langsung kinerja pasar. Pengaruh atau keterkaitan dalam paradigma SCP diuraikan pada Gambar 4.

8 21 Model ini menganut mazhab ekonomi klasik dan cukup sederhana serta mengandalkan mekanisme pasar, tidak cocok dipakai untuk menjelaskan perkembangan industri sawit Malaysia dari tahun 1960 sampai tahun 2007 karena peranan Pemerintah Malaysia dalam membangun industri sawit Malaysia tidak dapat dijelaskan secara detil dalam model tersebut. I. Chicago School-UCLA II. Behavioralist Kinerja Perilaku Struktur Determinan Struktur Perilaku Kinerja III. Entry (Contestability) Struktur Entry Kinerja Gambar 4. Bagan Aliran tiga Mazhab dalam Paradigma SCP

9 Model dan Perspektif "Game Theory " Disamping tiga aliran di atas terdapat aliran baru sebagai alternatif teori tentang organisasi industri (New Industrial Organization Theory). Aliran dalam organisasi industri (New Industrial Organization School) menentukan analisis abstrak dan keadaan dua perusahaan dengan pengembangan teori permainan (Game Theory), khusus untuk perilaku perusahaan kategori oligopoli non-kooperatif (noncooperative oligopoly). Ada dua kategori model dalam pendekatan teori permainan oligopoli non-kooperatif (Game Theory) yaitu, pertama, model oligopoli dalam periode tunggal antara lain perspektif menurut Nash Equilibrium, The Cournot Model, The Betrand Model, The Stachelberg Leader-Follower Model, dan Comparison of The Major Model. Sedangkan yang kedua, model oligopoli dalam berbagai periode, yaitu model dilema tahanan Single-Period Prisoners-Dilemma Game, dilema tahanan Infinitely Repeat Prisoners-Dilemma Game, dan type of Equilibria in Multiple Games. Semua kategori dari model teori permainan ini memberikan hasil (out come) yang sangat tergantung pada asumsi sekaligus menjadi kelemahan teori ini. Lima asumsi kuat yang dipakai dalam permainan (game) pada non-kooperatif oligopoli (non-cooperative oligopoly) ini adalah : 1. Konsumen bertindak sebagai pengambil harga (price takers) 2. Semua perusahaan menghasilkan produk sejenis (homogenous) 3. Tidak ada pendatang baru dalam industri, jumlah perusahan tetap (no entry).

10 23 4. Perusahaan secara kolektif memiliki kekuatan pasar, mereka dapat menetapkan harga diatas biaya marginal, (market power). 5. Masing-masing perusahaan hanya menetapkan harga atau jumlah out put tertentu (not advertising or other variabels) Teori permainan (game theory) menganalisa interaksi secara rasional, keputusan dari perusahaan secara individual tidak mungkin diramal. Model dari perilaku kooperatif (cooperative) dan non-kooperatif (noncooperative oligopoly) dapat dilihat dari strategi permainan seperti penetapan jumlah out put, harga, atau tingkat advertensi. Permainan Oligopolistik memiliki tiga elemen umum yaitu : 1. Ada dua atau lebih perusahaan dalam permainan (players) 2. Masing-masing perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan (pay off). 3. Masing-masing perusahaan mewaspadai tindakan perusahaan lain yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaannya (profit). Beberapa model oligopoli dibedakan atas tindakan yang dilakukan perusahan seperti penetapan harga atau output. Jika keputusan perusahaan menetapkan harga, maka berikutnya adalah menetapkan waktu permainan, apakah satu periode atau banyak periode permainan. Ada tiga model yang terkenal dalam oligopoli yaitu Cournot, Betrand, dan model Stachelberg. Jika perusahaan menetapkan output maka asumsi yang dipakai adalah model Cournot dan Stachelberg, sedangkan jika perusahaan menetapkan harga dipakai asumsi dari model Betrand. Semua perusahaan bertindak dalam waktu bersamaan dalam model Cournot dan

11 24 Betrand dimana satu perusahaan menetapkan tingkat output sebelum perusahaan lain menetapkan output. Perbedaan tindakan dalam perusahaan bermaksud agar titik keseimbangan yang dicapai berbeda pada masing-masing model. Bersamaan dengan itu, beberapa pasar hanya bermain dalam satu periode sementara yang lain bermain dalam banyak periode. Permainan satu periode dapat dijelaskan bahwa pertemuan hanya berlangsung dalam satu kali pertemuan misalnya dalam satu pekan raya tertentu, perusahaan menetapkan harga atau output pada hari itu saja dan tidak memiliki kesempatan menyelidiki prilaku perusahaan saingannya dan tindakan perusahaan saingannya dimasa yang akan datang (Single-Period Oligopoly Models). Model dalam permainan banyak periode, analisa yang digunakan adalah masing-masing perusahaan memiliki kesempatan untuk saling menyelidiki perilaku pesaingnya dari hari ke hari sepanjang tahun. Kemungkinan yang terjadi adalah masing-masing perusahaan bersaing secara berulang-ulang dan melakukan berbagai penyesuaian atas tindakan pesaingnya (Multiperiod Games). Model ini sangat tergantung kepada asumsi yang dibuat dan belum cocok untuk menjelaskan perkembangan industri sawit Malaysia dari tahun 1960 sampai tahun 2008 karena tidak dapat mengungkap strategi dan peranan Pemerintah Malaysia dalam membangun industri sawit Malaysia.

12 Model dan Perspektif New-Harvard Tradition Menurut Carlton dan Perlof (2001), ada dua pendekatan model dalam studi pasar; pertama, pendekatan struktur, perilaku dan kinerja (structure, conduct and performance-scp), model ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan pasar. Kedua, adalah model teori harga dari teori ekonomi mikro untuk menjelaskan perilaku dan struktur pasar. Pendekatan model SCP New-Harvard Tradition, dimana masingmasing komponen saling berinteraktif, misalnya kinerja pasar tergantung pada perilaku pasar, perilaku tergantung pada struktur pasar yaitu faktor yang menentukan persaingan, selanjutnya struktur pasar tergantung pada kondisi dasar yaitu permintaan dan produksi meliputi elastisitas permintaan, barang pengganti, musim, tingkat pertumbuhan ekonomi, lokasi, jumlah order, metode perbelanjaan dan teknologi, bahan baku, keseragaman produk, ketahanan barang, lokasi, skala ekonomi dan skop ekonomi. Sebaliknya kondisi dasar mempengaruhi struktur pasar, struktur mempengaruhi perilaku dan perilaku mempengaruhi kinerja, ketiga komponen ini dan kondisi dasar dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Menurut teori, struktur pasar (structure) dapat dijelaskan; bila terdapat banyak pembeli dan penjual dan tidak ada batasan untuk masuk dan keluar pasar, pasar ini disebut pasar persaingan (competition). Ketika satu perusahaan penjual dan banyak pembeli dan tidak ada perusahaan baru yang dapat masuk pasar sebagai penjual, pasar ini disebut monopoli (monopoly). Sebaliknya jika hanya ada satu perusahaan yang membeli kepada banyak penjual, disebut monopsoni (monopsony). Jika penjual

13 26 dapat mempengaruhi harga walaupun terdapat persaingan dalam pasar, maka struktur pasar ini disebut oligopolistik atau persaingan monopolistik (monopolistic competitions). Jika terdapat sedikit perusahaan penjual dalam pasar dengan hambatan masuk dan keluar pasar cukup besar bagi perusahaan lain disebut oligopoli (oligopoly). Berikut ini ditampilkan Tabel 40. mengenai Taksonomi Dasar dari Struktur Pasar : Pada pasar persaingan, baik sipenjual maupun sipembeli, kecil sekali kemungkinan untuk dapat mempengaruhi harga pasar, di sini parusahaan sebagai pengambil harga (price takers). Pasar persaingan lebih disukai konsumen karena lebih menguntungkan. Sebaliknya pada pasar monopoli, perusahaan memiliki kekuatan dalam menetapkan harga diatas harga pasar persaingan (price setter), pasar ini menguntungkan perusahaan namun merugikan konsumen. Tabel 40. Taksonomi Dasar dari Struktur Pasar Struktur Pasar Penjual Pembeli Hambatan Masuk Jumlah Perusahaan Hambatan Masuk Jumlah Perusahaan Pasar persaingan Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak Monopoli Ada Satu Tidak ada Banyak Monopsoni Tidak ada Banyak Ada Satu Oligopoli Ada Beberapa Tidak ada Banyak Oligopsoni Tidak ada Banyak Ada Beberapa Monopolistik Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak Sumber : Carlton and Perlof, Dari sisi perilaku (conduct), perusahaan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuannya dengan; melakukan promosi, riset dan pengembangan, penetapan harga, taktik yang legal, pilihan produk, kolusi, merjer dan sistem kontrak. Tindakan yang diambil perusahaan umumnya

14 27 untuk menurunkan tingkat persaingan di pasar seperti menetapkan harga atau membatasi jumlah barang yang dijual bahkan tindakan yang lebih kompleks dari itu yang dikenal dengan tindakan strategis perusahaan (strategic behavioral). Sementara itu kinerja (performance), yang didefinisikan sebagai kesuksesan pasar dalam menghasilkan keuntungan bagi konsumen, misalnya kinerja pasar dikatakan bagus jika perusahaan mampu menetapkan harga mendekati biaya marginalnya. Lebih lanjut menurut Carlton dan Perlof (2000), ketiga komponen yaitu struktur, perilaku, kinerja dan kondisi dasar dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan produsen dan konsumen. Beberapa tindakan pemerintah berkaitan dengan aturan (regulation) yaitu; anti monopoli, pembatasan masuk atau keluar pasar, pemberlakuan pajak atau subsidi, insentif investasi, insentif tenaga kerja dan kebijakan ekonomi makro, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5. Model yang dikembangkan Carlton dan Perlof, (2000), bertitik tolak pada mazhab Harvard Tradition, namun belum memiliki ketajaman spesifik jika diterapkan sebagai model dalam mengungkap perkembangan industri minyak sawit Malaysia karena spesifiknya peranan pemerintah dalam pengembangan pasar minyak sawit dan produk sawit dari tahun 1960 sampai tahun 2008.

15 28 Kondisi Dasar (Basic Conditions) Pernintaan Konsumen Produksi - Elastisitas Permintaan - Teknologi - Substitusi - Bahan Baku - Musim/trend - Penyeragaman - Tingkat Pertumbuhan - Ketahanan Barang - Lokasi - Lokasi - Pesanan - Skala Ekonomi - Metode Pembelian - Skope Ekonomi Struktur (Structure) - Jumlah Pembeli dan Penjual - Hambatan Masuk Pasar - Diferensiasi Produk - Integrasi Vertikal - Diversivikasi Perilaku (Conduct) - Promosi/Iklan - Riset dan Pengembangan - Perilaku Harga - Pilihan Lokasi Investasi - Taktik legal - Pilihan Produk - Kerjasama (Collusion) - Merjer dan sistem kontrak Kebijakan Pemerintah - Regulasi - Anti Monopoli - Batasan Masuk Pasar - Pajak dan Subsidi - Insentif investasi - Insentif tanaga kerja - Kebijakan Makroekonomi Kinerja (Performance) - Harga - Efisiensi Produksi - Efisiensi Alokasi - Pemerataan - Kualitas Produk - Kemajuan bidang Teknik - Keuntungan Sumber : Carlton and Perloff, Gambar 5. Bagan Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja

16 Model dan Perspektif "Strategic Behavior " dari Martin Menurut Martin (1993), pengembangan kerangka pemikiran organisasi industri terus dilakukan yaitu terdapat hubungan kausal yang sangat sederhana dalam model linear. Dengan model yang dikembangkan tersebut dimasukkan ke dalam hubungan saling pengaruh mempengaruhi antara struktur, perilaku dan kinerja, yang terdapat dalam dunia nyata. Model ini digambarkan pada Gambar 6., dan masih terkait dengan ekonomi industri yaitu melihat kebijakan perusahaan dalam industri. Pada pola pandangan organisasi industri (Main Stream), menurut pemikiran dan pengalaman bisnis yang ada, mengasumsikan bahwa setiap struktur pasar cenderung mempengaruhi bagaimana perusahaan bertingkah laku dan bagaimana hasil kinerja yang diperoleh perusahaan tersebut. Dalam model tersebut, struktur dan perilaku keduanya ditentukan oleh sebagian keadaan dasar yaitu keadaan permintaan dan sebagian lagi oleh teknologi. Struktur mempengaruhi perilaku, tetapi perilaku melalui strategi (Strategic Behavior) juga mempengaruhi struktur dan perilaku saling berhubungan untuk menentukan kinerja perusahaan. Model yang dikembangkan Martin (1993), dipakai sebagai model acuan dalam menjelaskan mekanisme pengembangan pasar minyak sawit Malaysia karena model ini memiliki penekanan pada strategi dan yang paling menarik adalah bahwa variabel permintaan konsumen dan variabel teknologi dipasang secara berhadap-hadapan, namun perlu improvisasi pengembangan model lebih lanjut yaitu penambahan variabel

17 30 peranan pemerintah Malaysia yang amat besar dalam membangun industri minyak sawit dari tahun Lihat Gambar 6. Kemajuan Teknologi Tingkat Keuntungan Struktur Strategi Kinerja Perilaku Permintaan Sumber : Martin, Usaha Penjualan Gambar 6. Model Hubungan Saling Pengaruh Mempengaruhi dari Structure Conduct Performance-SCP

18 Tinjauan tentang Metodologi Dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan, belum ada model penelitian yang cocok untuk menjelaskan keunggulan industri minyak sawit dan produk turunan kelapa sawit Malaysia secara deskriptif komprehenship berkenaan dengan struktur, prilaku dan kinerja pasar serta strategi kebijakan pemerintah dan perusahaan swasta dalam pengembangan pasar dan lembaga ekonominya. Penelitian yang diberi judul "Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Industri Kelapa Sawit di Malaysia dan Implikasinya bagi Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia" ini berpedoman pada pengembangan paham strukturalis yaitu kinerja merupakan fungsi dari struktur pasar, namun lebih banyak menjelaskan strategi pengembangan pasar dibawah panduan pemerintah dan swasta Malaysia sebagai improvisasi pengembangan pasar dari model struktur, perilaku dan kinerja- SCP. Model ini berpijak pada pola fikir seperti pada bagan Gambar 6. Model dan Perspektif "Strategic Behavior" dari Martin, (1993), dan sekaligus merupakan keunggulan model yang dikembangkan dalam penelitian ini dibandingkan model lainnya Kerangka Pemikirian Paradigma Structure-Conduct-Performance SCP merupakan salah satu kerangka pemikiran dalam menganalisis ekonomi lembaga dan kelembagaan dari organisasi industri. Paradigma tersebut digunakan untuk menjelaskan hubungan antara struktur, perilaku, dan kinerja pasar.

19 32 Ada beberapa pandangan mengenai metodologi SCP, salah satunya adalah pandangan tradisional yang juga disebut dengan pandangan strukturalis. Pandangan ini menyatakan bahwa suatu struktur pasar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu tingkat konsentrasi dan faktor eksternal yaitu tingkat hambatan masuk (Entry Barriers). Selain itu, struktur juga dipengaruhi oleh faktor eksternal lainnya seperti, tingkat permintaan dan kebijakan pemerintah. Struktur tersebut kemudian akan mempengaruhi perilaku yang terbentuk yang kemudian akan mempengaruhi kinerja industri tersebut. Jadi, paradigma yang dinyatakan oleh kaum strukturalis secara sederhana dapat digambarkan melalui bagan berikut ini. Structure Conduct Performance Gambar 7. Paradigma SCP Sumber : Martin, Stephen (1993) Berdasarkan Gambar 7,. dapat dibuat model ekonometrika sebagai berikut : PCM = α + β 1 CR4 it +β 2 (MES) it + β 3 (PCPOINT) it + β 4 (PRBDD) it + β 5 (CPODIFF) + β 6 (DGROW) + β 7 (KURS) + ε Di mana : PCM = Price-Cost Margin CR4 = Tingkat konsentrasi empat perusahaan terbesar MES = Minimum Effieciency of Scale PCPOINT = Harga CPO Internasional PRBDD = Harga Minyak RBD Domestik it

20 33 CPODIFF = Diferensiasi Produk CPO KURS = Nilai tukar Dolar Amerika terhadap Ringgit Malaysia ε = Error i = Industri atau perusahaan (i = 1,2,...,N) t = Periode Waktu (t = 1,2,...,T) Dalam disertasi ini dilakukan penyesuaian pada model ekonometrika dari persamaan awal dari Bain dan Mason (1959), guna mempermudah analisis menurut data yang dimiliki. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menggantikan variabel rasio capital-output (K/Q) dengan MES atau Minimum Economic of Scale. Hal ini dilakukan karena rasio capital output digunakan sebagai variabel indikator hambatan masuk. Sedangkan, menurut teori ekonomi industri, indikator hambatan masuk industri dapat diukur dengan menggunakan variabel MES. Setelah itu, penulis juga menambahkan harga CPO internasional PCPOINT, harga minyak RBD dan diferensiasi CPODIFF sebagai variabel tambahan untuk analisa makro dengan variabel pertumbuhan permintaan CPO dan KURS. Untuk lebih jelasnya hasil penyesuaian model dapat dilihat skema kerangka pemikiran pada Gambar 8.

21 34 Kemajuan Teknologi Tingkat Keuntungan Struktur Pemerintah (MPOB) Strategi Kinerja R & D Perilaku Permintaan (Luar & Dalam Negeri) Usaha Penjualan Gambar 8. Kerangka Pemikiran, Hubungan Saling Pengaruh Mempengaruhi dari Struktur Perilaku dan Kinerja Industri Sawit Malaysia, Model SCP-MPOI.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini terdiri dari kerangka teori, kerangka pemikiran, model

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini terdiri dari kerangka teori, kerangka pemikiran, model IV. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari kerangka teori, kerangka pemikiran, model analisis deskriptif dari struktur, perilaku dan kinerja (Structure, Conduct and Performance) merupakan gabungan

Lebih terperinci

IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA. Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan

IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA. Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan IX. IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA 9.1. Industri Sawit Indonesia Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan memberlakukan pajak ekspor dengan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk melakukan studi tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan menjadi panduan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri

Lebih terperinci

Materi 11 Ekonomi Mikro

Materi 11 Ekonomi Mikro Materi 11 Ekonomi Mikro Pasar Oligopoli Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami : - Ruang Lingkup Pasar Oligopoli - Karakteristik Pasar Olipogoli - Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pertanian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bain (1951). Paradigma SCP mengatakan ada hubungan yang bersifat kausal antara

BAB I PENDAHULUAN. pasar, dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Bain (1951). Paradigma SCP mengatakan ada hubungan yang bersifat kausal antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paradigma structure-conduct-performance (SCP) pertama kali dikemukakan oleh Mason (1939) dari konsep ekonomi mengenai struktur pasar, dan kemudian dikembangkan lebih

Lebih terperinci

Struktur Pasar dan Conduct

Struktur Pasar dan Conduct Struktur Pasar dan Conduct sayifullah Pasar? Konteks di mana para penjual dan pembeli melakukan pertukaran secara sukarela. Pasar = penawaran + permintaan. Dalam ekonomi industri, pasar = industri. 1 Permintaan

Lebih terperinci

pada persepsi konsumen.

pada persepsi konsumen. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada industri otomotif di Indonesia tahun 1983-2013, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Struktur

Lebih terperinci

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Abd. Jamal, S.E., M.Si

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Abd. Jamal, S.E., M.Si Persaingan Monopolistik dan Oligopoli Abd. Jamal, S.E., M.Si http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Jenis Struktur Pasar 1. Persaingan Monopoli (Monopolistic Competition)

Lebih terperinci

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA P E R T E M U A N 6 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M MONOPOLI Bahasa Yunani monos polein artinya menjual sendiri Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas promosi..., Grace Tania, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas promosi..., Grace Tania, FE UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan atau bentuk usaha memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan berbagai cara dan strategi untuk mencapainya. Promosi merupakan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Leni Evangalista Marliani E-Mail: 1 lenievangalista02@gmail.com Abstak Industri perbankan merupakan industri yang memiliki peranan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Sayifullah Istilah Oligopoli Istilah oligopoli telah digunakan oleh Chamberlin (1927) dan Cournot (1938). Adam Smith dan Machlup few-sellers (jumlah penjual

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Ekonomi Industri

Ruang Lingkup Ekonomi Industri Ruang Lingkup Ekonomi Industri Sayifullah Pengertian Industri Dalam arti sempit kumpulan perusahaan-perusahaan yg memproduksi produk yg homogen. Dalam arti luas kumpulan perusahaan yg memproduksi barang

Lebih terperinci

MODEL OLIGOPOLI DASAR

MODEL OLIGOPOLI DASAR MAKALAH MODEL OLIGOPOLI DASAR DISUSUN OLEH : FIFI APRILIA NURUL AINI NIM: 041624253005/ KELAS B TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA NIM: 041624253009/ KELAS B SESILIA ADRIANA ARIF NIM: 041624253012/ KELAS

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 ASUMSI YANG MELANDASI BENTUK-BENTUK PASAR No Asumsi-asumsi Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopoli Monopoli 1 Banyaknya Penjual

Lebih terperinci

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Oligopoli: Arti & Sumbernya Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli Oligipoli Murni: apabila

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang perlunya pengorganisasian pasar dan bagaimana pengorganisasian

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA

ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA Oleh: Endi Rekarti & Mafizatun Nurhayati 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak Perusahaan adalah satu unit teknis dimana output dihasilkan, karena itu perusahaan adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia

I. PENDAHULUAN. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas penting di Malaysia sehingga industri kelapa sawit diusahakan secara besar-besaran. Pesatnya perkembangan industri kelapa

Lebih terperinci

Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli

Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli TEORI EKONOMI MIKRO Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli Sebuah pasar dapat terjadi jika terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ekonomi Industri Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai

Lebih terperinci

Definisi Pasar Monopoli

Definisi Pasar Monopoli Struktur Pasar Definisi Pasar Monopoli suatu bentuk pasar dimana dalam suatu industri hanya terdapat sebuah perusahaan dan produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti yang sempurna Karakteristik Pasar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori

Lebih terperinci

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) Dosen Pengasuh: Khairul Amri, SE. M.Si Bacaan Dianjurkan: Wihana Kirana Jaya, 2008. Ekonomi Industri, BPFE-UGM Yogyakarta. Mudrajat Kuncoro, 2012. Ekonomika Aglomerasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap

I. PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sampai saat ini masih mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Ditinjau dari kontribusinya terhadap pendapatan nasional, sektor

Lebih terperinci

Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori pasar persaingan monopolistik

Lebih terperinci

Analisis Industri Telekomunikasi di Indonesia

Analisis Industri Telekomunikasi di Indonesia Volume 9 Number 1 2010 1. Pendahuluan Abstrak Analisis Industri Telekomunikasi di Indonesia Erlinda Muslim Rahmat Nurcahyo Aziz Priyanto Nanda Prasetya Niftahuljanah Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Apakah yang disebut dengan oligopoli?

Apakah yang disebut dengan oligopoli? Oligopoly Apakah yang disebut dengan oligopoli? Pasar dengan beberapa perusahaan, yang masing-masing menjual dalam jumlah yang cukup signifikan Dengan demikian keputusan tiap perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA SEMESTER Mata Kuliah Economy Managerial & Semester Lima Kode SM513264 Business Strategy Prodi Manajemen Dosen Yuhana Astuti SKS 4 Capaian Pembelajaran Pada akhir perkuliahan mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar Pertemuan Ke 5 Bentuk Pasar Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual

Lebih terperinci

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian 8 informal kelompok yang mempengaruhi daya tawar dan ketersedian informasi harga serta dampaknya pada harga yang berlaku. Analisis berikutnya yaitu mekanisme penentuan harga, faktor yang mempengaruhi penetapan

Lebih terperinci

Kuliah ke-9. Persaingan Monopolistik & Oligopoli

Kuliah ke-9. Persaingan Monopolistik & Oligopoli Kuliah ke-9 Persaingan Monopolistik & Oligopoli Persaingan Monopolistik Definisi Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual, dengan free entry dan free exit dan

Lebih terperinci

Makalah Pasar Oligopoli

Makalah Pasar Oligopoli Makalah Pasar Oligopoli BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. nabati yang bermanfaat dan memiliki keunggulan dibanding minyak nabati

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. nabati yang bermanfaat dan memiliki keunggulan dibanding minyak nabati II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Minyak goreng kelapa sawit berasal dari kelapa sawit yaitu sejenis tanaman keras yang digunakan sebagai salah satu sumber penghasil

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 17 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

II. PERSAINGAN PASAR DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI: SEBUAH KAJIAN TEORI. bahwa persaingan merupakan keharusan untuk mencapai tingkat

II. PERSAINGAN PASAR DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI: SEBUAH KAJIAN TEORI. bahwa persaingan merupakan keharusan untuk mencapai tingkat 15 II. PERSAINGAN PASAR DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI: SEBUAH KAJIAN TEORI Prinsip mikroekonomi yang menjadi dasar organisasi industri menyatakan bahwa persaingan merupakan keharusan untuk mencapai tingkat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan pertimbangan bahwa desa tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR II.1 Monopoli Sebuah perusahaan disebut melakukan monopoli apabila perusahaan tersebut menjadi satu satunya penjual produk di pasar, dan produk tersebut sendiri tidak memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Struktur Pasar Struktur Pasar menurut Undang-Undang No 5 tahun 1995 adalah keadaan pasar yang memberi petunjuk tentang aspek yang memiliki pengaruh penting

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi. http://www.plengdut.com/2013/01/bentuk-bentuk-pasar.html Bentuk-Bentuk Pasar Diposkan oleh irmawan hadi saputra di 7:29 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Categories : Bentuk-Bentuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3 KERANGKA PEMIKIRAN tidak diizinkan untuk melakukan pembelian langsung ke nelayan agar tidak terjadi permainan harga. Komponen pembentukan lembaga penunjang tersebut terdiri dari pengaturan pasar, informasi pasar, penyuluhan

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta TEORI PASAR Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta PASAR Secara Sederhana : Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.

Lebih terperinci

EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA.

EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA. EKONOMI MANAJERIAL (MANAGERIAL ECONOMICS) Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA. BAB I PENDAHULUAN (PENGERTIAN EKONOMI MANAJERIAL) Ekonomi Manajerial Definisi: Aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 21 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sentra produksi karet rakyat di Provinsi Jambi. Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan industri rokok khususnya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang peranan dalam perekonomian

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1)

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1) b. Fungsi Pasar Pasar sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara, maka dari itu muncullah fungsi utama pasar antara lain: 1) Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga. artinya pasar merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PENELITIAN

III. KERANGKA PENELITIAN 23 III. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Teori Harga Harga merupakan sinyal utama yang menjadi arah bagi pengambilan keputusan produsen, konsumen dan dan pelaku pemasaran dalam pasar. Menurut Kohls & Uhl (2002),

Lebih terperinci

Kapita Selekta Ilmu Sosial

Kapita Selekta Ilmu Sosial Modul ke: Kapita Selekta Ilmu Sosial Bentuk Bentuk Pasar Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran Bentuk Bentuk Pasar Kapita Selekta Ilmu Sosial Ruang lingkup Pasar persaingan

Lebih terperinci

Struktur dan kinerja industri warung internet di kota Surakarta tahun Oleh: Wisnu Yudananto F BAB I PENDAHULUAN

Struktur dan kinerja industri warung internet di kota Surakarta tahun Oleh: Wisnu Yudananto F BAB I PENDAHULUAN 1 Struktur dan kinerja industri warung internet di kota Surakarta tahun 2004 Oleh: Wisnu Yudananto F.0100069 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206)

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Efisiensi dalam Persaingan Sempurna Tiga pertanyaan dasar dalam perekonomian kompetitif adalah : 1. Apa yang akan diproduksi? 2. Bagaimana cara memproduksinya? 3. Siapa

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Fadila Fitriyani Pembimbing : Syafril Basri dan Deny Setiawan Faculty of Economics Riau University,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia Struktur pasar dapat dianalisis dengan tiga pokok elemen, yaitu nilai pangsa pasar, konsentrasi rasio empat perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum. 26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada periode 2011-2013,

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP Materi : Pengertian Struktur Pasar Bentuk Pasar Maksimisasi Keuntungan Metode

Lebih terperinci

Bab 1 Struktur Perilaku Kinerja Structure ConductPerformance (SCP)

Bab 1 Struktur Perilaku Kinerja Structure ConductPerformance (SCP) Bab 1 Struktur Perilaku Kinerja Structure ConductPerformance (SCP) Melalui teori struktur, perilaku dan kinerja pasar atau yang dalam literatur ekonomi industri dikenal sebagai paradigma structure conduct

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Struktur Pasar Oligopoli Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen Pengertian Pasar Oligopoli Pasar Oligopoli adalah : struktur

Lebih terperinci

MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI

MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA 110610009 DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2012 PUTERA BATAM EKONOMI MIKRO 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur marilah kita panjatkan

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA Rezeki Angriani Siregar Irsyad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D ABSTRACT The purpose of this study is to analyze

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE

ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE ANALISIS INDUSTRI TELEKOMUNIKASI SELULER BIDANG JASA KOMUNIKASI BERGERAK ( GSM ) DENGAN PENDEKATAN STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE Erlinda Muslim 1, Nanda Prasetya Taswanda 2 Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

III. KERANGKA KONSEPTUAL

III. KERANGKA KONSEPTUAL III. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Structure-Conduct Performance Model Pendekatan Structure, Conduct, and Performance (SCP) adalah pendekatan organisasi pasar atau pelaku pasar yang mencakup atau mengkombinasikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan III. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai. Penelitian

Lebih terperinci

Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial

Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial Teori Perusahaan Sifat dan Fungsi Laba Etika Bisnis Kerangka Kerja

Lebih terperinci

Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi

Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi The Wealth of Nation: Adam Smith The Invisible Hand - laissez faire (allow to do) Bagaimana pasar bekerja? Apa yang terjadi bila pasar terdistorsi? Pendapat Thomas Jefferson

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

BAB IV PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA: TINJAUAN EKONOMI DAN HUKUM

BAB IV PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA: TINJAUAN EKONOMI DAN HUKUM BAB IV PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA: TINJAUAN EKONOMI DAN HUKUM TINJAUAN UMUM Dari perspektif ekonomi dan hukum, secara ringkas dapat dinyatakan bahwa tujuan kebijakan persaingan (competition policy)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii INTISARI... xiii ABSTRACT...

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Struktur Pasar Secara sederhana pengertian pasar adalah tempat pertemuan penjual dan pembeli melakukan transaksi untuk menukar barang dan jasa. Pengertian

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli dan Monopoli

Pasar Oligopoli dan Monopoli Pasar Oligopoli dan Monopoli Pertemuan kesembilan Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-9 Ciri pasar oligopoli. Laba dalam pasar oligopoli. Ciri pasar monopoli. Laba

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI 2012 WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL : 50 butir Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini!

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian bagian utama

II. TINJAUAN PUSTAKA. perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian bagian utama II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN LITERATUR

BAB 3 TINJAUAN LITERATUR BAB 3 TINJAUAN LITERATUR Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar teori mengenai persaingan serta alasan mengapa bentuk persaingan yang terjadi penting dibahas. Setelah pembahasan tersebut maka pembahasan

Lebih terperinci

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market 1 Nurul Affifah

Lebih terperinci

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT

VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT 55 VII. ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN KERAGAAN PASAR RUMPUT LAUT Bab ini membahas sistem pemasaran rumput laut dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance (SCP). Struktur pasar

Lebih terperinci

Konsep Dasar Ekonomika Industri

Konsep Dasar Ekonomika Industri Modul 1 Konsep Dasar Ekonomika Industri Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. M PENDAHULUAN odul 1 ini merupakan sarana bagi Anda untuk memahami pengertian dan cakupan ekonomika industri. Pada modul ini, dijelaskan

Lebih terperinci

Materi 7 Ekonomi Mikro

Materi 7 Ekonomi Mikro Materi 7 Ekonomi Mikro Struktur dan Tipe Pasar Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami model struktur pasar yang ada, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri merupakan proses yang sangat baik untuk membawa suatu bangsa menuju kemakmuran. Perkembangan industri dapat memperluas lapangan kerja, menambah devisa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di STRUKTUR PASAR 1.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan

Lebih terperinci

Pertemuan 5: Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 3, # 73-85

Pertemuan 5: Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 3, # 73-85 Pertemuan 5: Entry dan exit Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed. 2005 Chapter 3, # 73-85 Halangan untuk Entry pada beberapa negara (sumber: Djankov, et al. 2002)

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M. TEORI PASAR Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli 1 Teori Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran K TSP & K-13 Kelas X ekonomi STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan bentuk- bentuk pasar dalam struktur pasar yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pasar Pada Sentra Industri Bakpia Yogyakarta

Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pasar Pada Sentra Industri Bakpia Yogyakarta Analisis Struktur Industri Analisis Struktur, Perilaku Dan Kinerja Pasar Pada Sentra Industri Yogyakarta Analysis of the structure, behavior and performance in industrial markets bakpia Yogyakarta Tri

Lebih terperinci