II. TINJAUAN PUSTAKA. perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian bagian utama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian bagian utama"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaaan industri. Kelompok industri adalah bagian bagian utama kegiatan industri, yaitu kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri besar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil. Sedangkan pengelompokkan industri merupakan bagian dari suatu kelompok industri yang mempunyai ciri umum sama dalam proses produksi ( Undang Undang RI No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian ). Pengertian industri sangat luas, dapat dalam lingkup makro maupun mikro. Secara mikro industri adalah kumpulan dari perusahaan - perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat yang saling mengganti sangat erat. Dari segi pembentukan pendapatan yaitu cenderung bersifat makro. Industri adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Jadi batasan industri yaitu secara mikro

2 13 sebagai kumpulan perusahaan yang menghasilkan barang sedangkan secara makro dapat membentuk pendapatan. ( Hasibuan,2000 ) Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat - alat di bidang pengolahan hasil - hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha - usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik menurut ( Wikipedia Bahasa Indonesia,2012 ). Menurut Tim Koordinasi Kawasan Industri Departemen Perindustrian RI (2012), tujuan utama pembangunan dan pengusahaan kawasan industri adalah untuk memberikan kemudahan bagi para investor sektor industri untuk memperoleh lahan industri dalam melakukan pembangunan industri. Pembangunan kawasan industri dimaksudkan sebagai sarana upaya pemerintah untuk menciptakan iklim investasi menjadi lebih baik melalui penyediaan lokasi industri yang siap pakai serta didukung oleh fasilitas dan prasarana lengkap yang berorientasi pada kemudahan untuk mengatasi masalah pengelolaan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah industri.

3 14 Menurut Badan Pusat Statistik ( 2012 ), mengelompokkan besar atau kecilnya suatu industri berdasarkan pada banyaknya jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Dalam hal ini sektor industri pengolahan dibagi menjadi empat kelompok industri berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu : 1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. 2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara orang. 3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5 19 orang. 4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1 4 orang. 2. Struktur Pasar dan Tingkat Persaingan Industri 2.1 Struktur Pasar Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999, struktur pasar didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek - aspek yang memiliki pengaruh penting terhadap perilaku pelaku usaha dan kinerja pasar. Aspek - aspek tersebut antara lain jumlah penjual dan pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk, sistem distribusi, dan penguasaan pangsa pasar. Menurut Hasibuan ( 2000 ), pasar secara sederhana disebut sebagai pertemuan antara penjual dengan pembeli. Pengertian penjual disini telah mencangkup setiap individu perusahaan dalam industri, sedangkan pengertian pembelian telah tergabung dalam sejumlah pembeli. Pengertian pasar dapat dipandang secara nyata dan dapat pula secara abstrak. Secara abstrak dapat dinyatakan

4 15 bahwa pasar adalah kontak ratusan atau ribuan perusahaan dalam suatu industri yang melakukan transaksi dalam suatu waktu, sedangkan secara nyata yang dapat dilihat pada suatu lokasi adalah terjadinya transaksi jual beli. Pakar ekonomi mengklasifikasi pasar dengan memfokuskan keadaan jumlah perusahaan dalam industri. Struktur pasar sangatlah penting, struktur pasar menjadi ukuran penting untuk melihat perilaku dan kinerja industri, karena secara strategis dapat mempengaruhi kondisi persaingan serta tingkat harga barang dan jasa. Dengan demikian, pengaruh itu akhirnya sampai pada kesejahteraan manusia. Struktur pasar juga menunjukan atribut pasar yang mempengaruhi sifat proses persaingan. Joe S Bain dalam Hasibuan ( 2000 ), mendefinisikan struktur pasar sebagai karakteristik organisasi pasar yang mempengaruhi sifat kompentisi atau persaingan dan harga didalam pasar. Bentuk pasar dikatakan persaingan sempurna apabila ada banyak penjual dan pembeli serta produknya homogen. Apabila hanya ada satu penjual didalam pasar, maka dinamakan monopoli, namun bila sedikit perusahaan besar mensuplai barang dipasar maka dikatakan oligopoli. Oligopoli ada dua macam, jika produknya homogen dapat dikatakan sebagai oligopoli murni, sedangkan jika produknya berbeda maka dikatakan oligopoli berbeda. Struktur pasar terwujud dalam distribusi ukuran perusahaan adalah pangsa pasarnya sendiri. Dalam mikro ekonomi, struktur pasar paling sederhana biasanya terfokus pada kompetisi dan monopoli, namun pada dasarnya struktur pasar yang paling penting adalah

5 16 diantara keduanya. oligopoli adalah jenis pasar dimana perusahaan bukan monopolis dan bukan pula pesaing, tetapi diantara keduanya. Tabel 5. Jenis Struktur Pasar Industri Jenis Pasar Kondisi Pasar Monopoli murni Suatu perusahaan yang memiliki 100 persen dari pangsa pasar Perusahaan yang dominan Suatu perusahaan yang memiliki ( persaingan murni ) persen dari pangsa pasar dan tanpa pesaing yang kuat Oligopoli Ketat Penggabungan empat perusahaan terkemukan yang memiliki pangsa pasar persen, kesepakatan di antara mereka untuk menetapkan harga relatif Muda Oligopoli Longgar Penggabungan empat perusahaan terkemukan yang memiliki 40 persen atau kurang dari pangsa pasar, kesempatan mereka untuk mendapatkan harga sebenarnya tidak mungkin Persaingan Monopolistik Banyak pesaing yang efektif, tidak satu pun yang memiliki lebih dari 10 persen pangsa Pasar Persaingan Murni Lebih dari 50 pesaing dimana tidak satu pun yang memiliki pangsa pasar Sumber : Kirana, Persaingan Sempurna Struktur pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena sistem pasar ini dianggap struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan produksi barang atau jasa yang tinggi efisiensinya. Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, setiap penjual atau pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar. ( Sukirno,2012 )

6 17 Kuncoro ( 2007 ), mengatakan industri yang bersaing sempurna adalah industri yang mengikuti asumsi asumsi berikut : 1) Terdapat sejumlah perusahaan yang masing masing memproduksi produk yang homogen. 2) Setiap perusahaan berusaha memaksimumkan laba. 3) Setiap perusahaan adalah pengambil harga, diasumsikan bahwa tindakan setiap perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga pasar. 4) Harga diasumsikan diketahui oleh semua peserta pasar informasi adalah sempurna. 5) Transaksi tidak memerlukan biaya, pembeli dan penjual tidak mengeluarkan biaya dalam melakukan pertukaran Oligopoli Pasar oligopoli, masing-masing perusahaan memproduksi dan menjual produk yang serupa atau hampir serupa. Contoh : produk batu baterai, pasta gigi, sabun mandi, air minum mineral, sepeda motor, accu, dan ban mobil/sepeda motor. Strategi yang biasa ditempuh oleh perusahaan - perusahaan oligopoli dalam menguasai dan menarik konsumen adalah dengan membuat model serta memberikan merek tertentu pada produk yang dijual. ( Hasibuan,2000 ) Ciri - ciri pasar oligopoli a) hanya ada beberapa perusahaan yang mendominasi pasar. b) barang yang dihasilkan atau dijual bersifat sama. c) sulit untuk masuk ke pasar karena investasinya tinggi.

7 Monopoli Struktur pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana pasar hanya ada satu produsen/penjual saja di dalam pasar, dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat (close substitution). Contohnya seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan Kereta Api (PT. KAI), dan lain sebagainya. ( Hasibuan,2000 ) Ciri-ciri pasar monopoli : a) hanya ada satu penjual. b) pembeli tidak punya pilihan lain dalam membeli barang. c) tidak ada perusahaan yang dapat membuat barang substitusi yang sempurna. d) harga ditentukan oleh perusahaan Monopolistik Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu pasar sempurna dan pasar monopoli. Oleh sebab itu. Sifat - sifatnya mengandung unsur - unsur sifat pasar monopoli dan unsur - unsur sifat pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistik dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak ( differentiated products ). Contoh produknya adalah seperti makanan ringan ( snack ), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. ( Sukirno,2012 )

8 19 Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri - ciri berikut ini : a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli. b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng. c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual akan menguasai pasar. d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar. e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar. f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual. Pada dasarnya struktur pasar monopolistik adalah sejumlah besar perusahaan yang menghasilkan produk terdeferensiasi. Dalam struktur pasar ini mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada satu pun yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Perbedaan antara pasar monopolistik dan pasar persaingan sempurna, terletak pada diferensiasi produk ( tidak identik ), sementara pada pasar persaingan sempurna produk yang diperjual belikan merupakan barang yang identik dan homogen. Perusahaaan pada industri yang memiliki struktur pasar persaingan monopolistik berusaha meyakinkan konsumennya bahwa produk yang dihasilkan berbeda dan lebih baik dari perusahaan lain. Untuk meyakinkan konsumen biasanya perusahaan - perusahaan umumnya menjalankan dua

9 20 strategi. Menurut pendapat Baye, (2000) : strategi pertama, perusahaan akan mengeluarkan dana untuk mempromosikan produksinya. Strategi dijalankan dengan cara iklan komparatif, yaitu iklan yang di desain untuk menonjolkan perbedaan produk atau merek perusahaan terhadap produk perusahaan lainnya. Strategi kedua, perusahaan - perusahaan memperkenalkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketika perusahaan membangun lini produk yang baru dan menikmati keuntungan jangka pendek, maka akan mengundang banyak perusahaan masuk ke dalam pasar tersebut dan meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan yang lebih dahulu masuk pasar. Akibatnya, dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh perusahaan inovator akan menjadi nol. ( Kuncoro, 2007 ) 2.2 Tingkat Persaingan Suatu perusahaan akan mencari cara untuk mengalahkan pesaingnya untuk meraih keuntungan yang maksimum. Tingkat persaingan suatu industri dapat dilihat dari struktur pasarnya. Dalam menentukan tingkat persaingan seluruh elemen harus dikombinasikan. Tidak ada formula yang sederhana yang dapat digunakan. Dalam tingkat persaingan perusahaan harus menimbang pangsa pasar dari perusahaan terkemuka. Bila sangat tinggi ( di atas 50 % ) dan tidak ada saingan yang berarti, ini menandakan kekuatan pasar perusahaan itu juga besar. Apabila pangsa pasar terbesar berkisar antara % maka ologopoli yang mungkin akan timbul adalah ologopoli ketat. Kekuatan pasar

10 21 perusahaan perusahaan terkemuka mungkin akan menjadi lebih kuat dan kurang dengan adanya perusahaan perusahaan lain yang disebabkan oleh kondisi free entry. Disamping itu, perilaku harga dan keuntungan perlu dipertimbangkan dalam menilai tingkat persaingan. Perusahaan jika memiliki pangsa pasar terbesar dibawah 20 % dan kombinasi pemusatan 4 perusahaan maka beberapa bentuk persaingan efektif akan muncul meskipun hambatan masuk tinggi tetapi kesepakatan yang dibuat mungkin menemui kegagalan. ( Kirana,2001 ) 3. Perilaku Industri Menurut ( Hasibuan,2000 ) perilaku indutri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategis yang digunakan oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya. Perilaku industri ini terlihat dalam penentuan harga, promosi, koordinasi kegiatan dalam pasar dan juga dalam kebijakan produk. Perilaku industri terbagi tiga jenis antara lain, perilaku dalam strategis harga, perilaku dalam strategis produk dan perilaku dalam strategis promosi. Dalam perilaku industri dapat dijelaskan mengenai harga dan jumlah yang ditetapkan oleh perusahaan, kolusi dan persaingan yang terjadi antara perusahaan, diskriminasi harga, differensiasi produk, pengeluaran iklan dan promosi serta pengeluaran riset dan pengembangan.

11 22 4. Kinerja ( Performance ) Pengertian Kinerja - Variabel kinerja secara umum banyak digunakan dalam judul skripsi, dan umumnya digunakan sebagai variabel dependen (terikat). Pengertian kinerja menurut para ahli banyak ditemukan di buku - buku manajemen, ataupun di internet yang jadi jalan alternatif mencari judul skripsi. Berikut beberapa pengertian kinerja menurut beberapa ahli: Pengertian kinerja menurut Sulistiyani ( 2003 ), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani (2003), menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Simamora (1997) mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan dimana para karyawan mencapai persyaratan - persyaratan pekerjaan. Sedangkan Suprihanto ( dalam Srimulyo,1999 ), mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

12 23 Kinerja sebagai hasil - hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu ( Tika,2006 ). Menurut Guritno ( 2005 ), kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Tika ( 2006 ), mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja. kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek, namun para ekonom biasanya memusatkan hanya pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan keseimbangan dalam distribusi. ( Kirana,2001 ). Kinerja ini secara ekonomi dapat dibagi menjadi tiga yaitu kinerja laba, kinerja efisiensi, dan pertumbuhan. Kinerja industri adalah hasil dari yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. (Desi,2013) 5. Pendekatan Struktur Perilaku Kinerja dan pola hubungan 1. Pengertian Pendekatan struktur perilaku kinerja adalah pendekatan analisis industri yang berdasarkan hubungan antara struktur pasar, perilaku dan kinerja industri. ( Kirana, 2001 )

13 24 Tujuan dari pengembangan pendekatan ini adalah agar dapat mengidentifikasi struktur pasar yang mencirikan ( characterise ) suatu industri dan menggunakan model tersebut untuk meramalkan perilaku dan kinerja industri tanpa melakukan analisis empiris lebih lanjut, walau sebenarnya pengaruh dari struktur terhadap kinerja dapat terjadi sebaliknya, dimana kinerja mempengaruhi struktur dan perilaku. ( Kirana,2001) Hasibuan ( 2000 ), beberapa peubah utama dari struktur pasar, perilaku dan kinerja adalah peubah struktur pasar, jumlah dan ukuran relatif dari perusahaan, hambatan untuk masuk dan keluar pasar, biaya, elastisitas permintaan, peubah untuk mengukur peranan impor dan struktur pasar luar negeri, kecepatan perubahan teknologi dalam industri, struktur pembeli dari produk bagi pelanggan, dan modal. Peubah kinerja adalah tingkat keuntungan, efisiensi alokasi input, laju pertumbuhan volume penjualan serta inovasi teknologi. 2. Pola Hubungan Dalam kajian ekonomi industri terdapat pola hubungan antara peubah peubahnya. Semakin terkosentrasi struktur pasar maka suatu perusahaan akan semakin mampu bersaing dan kinerja perusahaan akan semakin baik, dan berlaku sebaliknya, semakin rendah kosentrasi suatu pasar maka kinerja perusahaan akan menjadi kurang baik. ( Kirana,2001 )

14 25 B. Alat Pengukuran 1. Pangsa Pasar ( Market Share ) Pangsa pasar sering digunakan sebagai indikator proksi untuk melihat adanya kekuatan pasar dan menjadi indikator seberapa pentingnya suatu perusahaan dalam pasar. Pangsa pasar yang benar biasanya menandakan kekuatan pasar yang besar dalam menghadapi persaingan dan sebaliknya. Pangsa pasar yang besar akan menandakan kekuatan pasar yang besar dan pangsa pasar yang kecil menandakan perusahaan tidak mampu bersaing pada tekanan persaingan ( Kirana,2001 ). Pangsa pasar menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil penjualannya. Masing-masing perusahaan mempunyai pangsa pasar yang berbeda - beda yaitu antara 0 hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar suatu industri dapat dirumuskan sebagai berikut: Si MS i = x100 S tot Sumber : Kirana, (2001) Di mana : MSi = Pangsa pasar perusahaan i (%) Si Stot = Penjualan perusahaan i (rupiah) = Penjualan total seluruh perusahaan (rupiah)

15 26 2. Indeks Herfindahl dan Indeks Herfindahl-Hirschman. Dalam mengukur konsentrasi industri digunakan Indeks Herfindahl yaitu menjumlahkan kuadrat pangsa pasar semua perusahaan dalam suatu industri, sebagai berikut : n=k IH = ( x t ) 2. i=0 Dimana : Sumber : Hasibuan ( 2000 ) IH = Tingkat kosentrasi dengan pendekatan Indeks Herfindahl n = Jumlah perusahaan genteng press di Kabupaten Pringsewu x = Nilai penjualan barang perusahaan rata rata perbulan (Rp) t = Total nilai penjualan barang rata rata perbulan dalam industri (Rp ) Tabel 6. Kaidah Normatif (Interval) Dalam Penggunaan Indeks Herfindahl. No Kaidah Normatif (Interval) Struktur Pasar 1 0,0-0,199 Pasar Persaingan Monopolistik 2 0,2-0,399 Pasar Oligopoli Ketat 3 0,4-0,599 Pasar Oligopoli Longgar 4 0,6-0,799 Pasar Monopoli 5 0,8-1,00 Pasar Monopoli Murni 3. Indeks Profitabilitas (IP) = π C 100% Sukirno, (2010)

16 27 Keterangan : IP = Indeks Profitabilitas π = Profitabilitas rata - rata perbulan C = Biaya total rata - rata perbulan Kriteria Penilaian Indeks Profitabilitas Pendapatan dari hasil penjualan Indeks Profitabilitas = Biaya total selama produksi Jika IP > 1 : Layak ( diterima ) Jika IP < 1 : Tidak layak ( ditolak ) Untuk laba profitabilitas formula yang dipakai menurut Sukirno ( 2010 ). π = TR TC TR = Hasil penjualan total yang diterima perusahaan genteng press pada berbagai tingkat produksi. TC = Jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk membeli input tetap yang digunakan dalam proses produksi dan biaya yang dibelanjakan untuk membeli input pada perusahaan genteng press.

17 28 C. Penelitian Terdahulu Tabel 7 Penelitian Terdahulu Penulis Adi, Teguh Wuryanto dan Umar, Maruto Basuki,SE., Msi ( 2011 ) Wulandari, Fitri ( 2007 ) Judul Analisis Industri Batik Tulis Di Kelurahan Kalinyamat Wetan Dan Kelurahan Bandung Kota Tegal (Pendekatn Struktur - Perilaku - Kinerja) Struktur dan Kinerja Industri Kertas dan Pulp di Indonesia sebelum dan sesudah Model yang Digunakan Pangsa Pasar (Market Share) Perilaku Pasar (Market Conduct) Kinerja Pasar (Market Performance) Analisis PCM (price cost margin) Uji Statistik dan Uji Ekonometrika Deskriptif Regresi tahun 1994 NT = ao + ams + a2bmi + a3efli + a4bbtoti + el Tahun 2001 NT = ao + ams + a2bmi Tujuan Mengetahui hubungan positif antara pangsa pasar perusahaan dengan nilai keutungan (PCM) pada industri batik di kota Tegal. Mengetahui hubungan positif antara CLR dengan nilai keuntungan (PCM) pada industri batik di kota Tegal. Diduga terdapat hubungan positif antara nilai efisiensi internal dengan nilai keutungan (PCM) pada industri batik di kota Tegal. Untuk lebih meningkatkan efisiensi industri kertas secara keseluruhan. Kesimpulan Industri batik tulis di kota Tegal termasuk ke dalam tipe pasar persaingan monopolistik dimana pasar ini bersifat banyak penjual dan pembeli, produk yang heterogen. rata - rata pangsa pasar dari industri batik tulis di kota Tegal sebesar 2,86 persen. Kinerja yang dihasilkan oleh industri batik tulis tergolong kecil. rata - rata nilai PCM industri ini adalah sebesar 16,8 persen. Tingkat efisiensi yang hadir pada industri ini tergolong cukup rendah yaitu rata - rata sebesar 20 persen. Nilai rasio kosentrasi dari CR bahan baku, CR nilai tambah dan CR output semuanya meningkat baik untuk CR4 maupun untuk CR8. Ini

18 29 Sitorus, Septiana Uly A. S ( 2012 ) Pascakrisis + a3efli + a4bbtoti + el Analisis struktur, perilaku, dan kinerja Industri kakao di Indonesia Dengan NT = Nilai tambah, MS = Pangsa pasar, Bmi = biaya modal, EFli = Efisiensi, Bbtot = Bahan baku total Analisis Price Cost Margin ( PCM ), analisis efisiensi internal ( X eff ) Analisis hubungan struktur dan faktor faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu dengan uji R- Squared ( R 2 ), Uji F, Uji t, Uji Multikolinearitas, Uji Autokolerasi, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas Mengetahui struktur, perilaku, dan kinerja industri kakao yang ada di indonesia Mengetahui hubungan struktur, perilaku, dan kinerja industri kakao serta mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja Industri berarti bahwa krisis telah menyebabkan peningkatan rasio konsentrasi industri kertas dan pulp Regresi tahun 1994 dengan variabel independen biaya bahan baku dan pangsa pasar dapat menjelaskan secara signifikan terhadap nilai tambah sedangkan variabel biaya modal tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dari nilai t-hitung yang signifikan pada level 1 %. Sedangkan variabel biaya modal mempunyai nilai t hitung tidak signifikan. Variabel Concentration Ratio output / pangsa Struktur pasar Industri kakao di Indonesia bersifat oligopoli dengan besaran rata rata kosentrasi sebesar 67,44 persen, dan rata rata hambatan mauk pasar sebesar 45,12 persen Kinerja Industri kakao dilihat dari tingkat keuntungan ( PCM ) dan nilai efisiensi internal ( X eff ). Nilai rata rata PCm periode

19 30 Bambang Sumarno, simon dan Mudrajad Kuncoro ( 2003 ) Suryawati ( 2009 ) Struktur, Kinerja, dan Kluster Industri Rokok Kretek Indonesia Tahun Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Tekstil dan Pakaian Jadi di Provinsi DIY Rasio konsentrasi dan Indeks Herfindahl Hirshman ( IHH ) Analisis Frequencies dengan menggunakan SPSS versi 10 Analisis SCP ( Structure, Conduct, Performance ), SWOT, dan Panel Data kakao di Indonesia Menelusuri sejarah industri rokok, dilanjutkan dengan identifikasi profil para pemain utama dalam industri ini, analisis struktur, kinerja, dan kluster. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis struktur, perilaku dan kinerja industri tekstil dan pakaian jadi di Provinsi DIY dan merumuskan kekuatan dan adalah sebesar 21,29 persen dengan nilai PCm terbesar terjadi pada tahun 2006 sebesar 2,06 sedangkan untuk nilai rata rata pada X eff periode adalah sebesar 122,10 persen Industri rokok kretek di Indonesia mempunyai struktur oligopoli. Kinerja mengalami pertumbuhan walaupun kondisi perekonomian Indonesia mengalami krisis. Tingkat konsentrasi memiliki hubungan yang positif terhadap kinerja. Hasil dari uji kluser distribusi tenaga kerja dan nilai tambah yang tidak normal dan mempunyai kecondongan positif. Struktur industri tekstil dan pakaian jadi di Provinsi DIY menghasilkan angka 81,88 persen berdasarkan estimasi data panel menunjukkan bahwa variabel pengeluaran untuk bahan baku dan keluaran produksi berpengaruh

20 31 kelemahan industri tekstil dan pakaian jadi di Provinsi DIY signifikan baik terhadap PCM maupun keuntungan Variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap PCm adalah jumlah Perusahaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Industri Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang perlunya pengorganisasian pasar dan bagaimana pengorganisasian

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Leni Evangalista Marliani E-Mail: 1 lenievangalista02@gmail.com Abstak Industri perbankan merupakan industri yang memiliki peranan

Lebih terperinci

pada persepsi konsumen.

pada persepsi konsumen. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada industri otomotif di Indonesia tahun 1983-2013, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Struktur

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) Dosen Pengasuh: Khairul Amri, SE. M.Si Bacaan Dianjurkan: Wihana Kirana Jaya, 2008. Ekonomi Industri, BPFE-UGM Yogyakarta. Mudrajat Kuncoro, 2012. Ekonomika Aglomerasi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sumber Data Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan melihat pengaruh variabel yang saling berhubungan. Data yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk melakukan studi tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan menjadi panduan untuk memahami

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Struktur Pasar Industri Kakao di Indonesia Struktur pasar dapat dianalisis dengan tiga pokok elemen, yaitu nilai pangsa pasar, konsentrasi rasio empat perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ekonomi Industri Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai

Lebih terperinci

monopolistik - Pasar oligopoli

monopolistik - Pasar oligopoli STRUKTUR PASAR Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. STRUKTUR PASAR - Pasar persaingan sempurna - Pasar monopoli - Pasar persaingan monopolistik - Pasar oligopoli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan industri rokok khususnya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang peranan dalam perekonomian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pertanian.

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran K TSP & K-13 Kelas X ekonomi STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan bentuk- bentuk pasar dalam struktur pasar yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan

Lebih terperinci

Struktur Pasar dan Conduct

Struktur Pasar dan Conduct Struktur Pasar dan Conduct sayifullah Pasar? Konteks di mana para penjual dan pembeli melakukan pertukaran secara sukarela. Pasar = penawaran + permintaan. Dalam ekonomi industri, pasar = industri. 1 Permintaan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH ETIKA LAYUNG PRASTIWI H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH ETIKA LAYUNG PRASTIWI H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH ETIKA LAYUNG PRASTIWI H14080034 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN

Lebih terperinci

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS

VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL. 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS 65 VI. STRUKTUR PASAR DAN PERSAINGAN KOMODITI TEH DI PASAR INTERNASIONAL 6.1 Analisis Struktur Pasar dan Persaingan Komoditi Teh Hijau HS 090210 Komoditi teh dengan kode HS 090210 merupakan teh hijau yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Persaingan Sempurna Persaingan Tidak Sempurna Struktur

Lebih terperinci

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

JENIS & STRUKTUR PASAR. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH JENIS & STRUKTUR PASAR Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 POKOK BAHASAN Konsep pasar Jenis jenis pasar Berdasarkan produk yang dihasilkan Berdasarkan kelas mutu pelayanan Jenis struktur pasar 2 PASAR???

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini membahas beberapa teori yang akan menjadi karangka acuan atau dasar analisis skripsi ini. Pembahasan teori dilakukan agar dapat memahami secara mendalam pengusaan teori

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia

I. PENDAHULUAN. daya alam maupun sumberdaya manusia sehingga akan meningkatkan. Sejak krisis ekonomi tahun , industri manufaktur Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri merupakan proses yang sangat baik untuk membawa suatu bangsa menuju kemakmuran. Perkembangan industri dapat memperluas lapangan kerja, menambah devisa

Lebih terperinci

Materi 10 Ekonomi Mikro

Materi 10 Ekonomi Mikro Materi 10 Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Monopolistik Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami: - Pasar Persaingan Monopolistik - Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik - Keseimbangan

Lebih terperinci

BAB VI Struktur Pasar

BAB VI Struktur Pasar BAB VI Struktur Pasar 6.1. Pengertian Struktur Pasar Di stasiun televisi sering kita melihat iklan yang mencerminkan persaingan di pasar produk masing-masing, misalnya persaingan yang sangat ketat di pasar

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibuat sebagai studi mengenai organisasi industri yang mencakup kajian dan struktur pasar industri anyaman sangkar burung dalam wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Pada periode 2011-2013,

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 ASUMSI YANG MELANDASI BENTUK-BENTUK PASAR No Asumsi-asumsi Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopoli Monopoli 1 Banyaknya Penjual

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses, bentuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Industri Industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI INDUSTRI

KONSEP DASAR EKONOMI INDUSTRI TUGAS EKONOMI INDUSTRI KONSEP DASAR EKONOMI INDUSTRI Disusun oleh : RIZKI ANDRIANI A11112276 ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN 2015 KONSEP DASAR EKONOMI INDUSTRI a. Pengertian

Lebih terperinci

Makalah Pasar Oligopoli

Makalah Pasar Oligopoli Makalah Pasar Oligopoli BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MINUMAN RINGAN DI INDONESIA OLEH SUNENGCIH H14052889 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN SUNENGCIH.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan yang umumnya memberikan kredit adalah bank. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA P E R T E M U A N 6 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M MONOPOLI Bahasa Yunani monos polein artinya menjual sendiri Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi. http://www.plengdut.com/2013/01/bentuk-bentuk-pasar.html Bentuk-Bentuk Pasar Diposkan oleh irmawan hadi saputra di 7:29 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Categories : Bentuk-Bentuk

Lebih terperinci

IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA. Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan

IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA. Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan IX. IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA 9.1. Industri Sawit Indonesia Indonesia menetapkan kebijakan pada industri kelapa sawit dan memberlakukan pajak ekspor dengan ketentuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 46 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data nilai dan jumlah ekspor teh baik menurut kelompok produk dan negara asal, serta informasi yang

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di STRUKTUR PASAR 1.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan

Lebih terperinci

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Oligopoli: Arti & Sumbernya Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Secara umum sektor ini memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Bab 9 PASAR OLIGOPOLI

Bab 9 PASAR OLIGOPOLI Bab 9 PASAR OLIGOPOLI Pengertian PASAR Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli Sebuah pasar dapat terjadi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE INDUSTRI MEDIA CETAK SURAT KABAR HARIAN DI KOTA PEKANBARU Oleh : Fadila Fitriyani Pembimbing : Syafril Basri dan Deny Setiawan Faculty of Economics Riau University,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

Materi 11 Ekonomi Mikro

Materi 11 Ekonomi Mikro Materi 11 Ekonomi Mikro Pasar Oligopoli Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami : - Ruang Lingkup Pasar Oligopoli - Karakteristik Pasar Olipogoli - Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya

Lebih terperinci

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1)

b. Fungsi Pasar c. Jenis-jenis Pasar 1) b. Fungsi Pasar Pasar sangat penting bagi roda perekonomian suatu negara, maka dari itu muncullah fungsi utama pasar antara lain: 1) Fungsi Pembentukan Harga: Fungsi pembentukan harga. artinya pasar merupakan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli Oligipoli Murni: apabila

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Struktur Pasar Struktur Pasar menurut Undang-Undang No 5 tahun 1995 adalah keadaan pasar yang memberi petunjuk tentang aspek yang memiliki pengaruh penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah

BAB I PENDAHULUAN. Arsitektur Perbankan Indonesia (API) sebagai suatu kerangka menyeluruh arah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berpijak dari adanya kebutuhan blue print perbankan nasional dan sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi perbankan yang sudah berjalan sejak tahun 1998, maka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

RINGKASAN WAHYU PUTRI PAMUNGKAS

RINGKASAN WAHYU PUTRI PAMUNGKAS RINGKASAN WAHYU PUTRI PAMUNGKAS. Analisis Struktur Perilaku dan Kinerja Industri Alas kaki di Indonesia (dibimbing oleh Ir. DEWI ULFAH WARDANI, M.Si). Sektor industri merupakan sektor yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 21 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah sentra produksi karet rakyat di Provinsi Jambi. Lokasi yang dipilih yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Bungo.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. mengembangkan penelitian yang berkaitan. telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. mengembangkan penelitian yang berkaitan. telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang diterangkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU Bungamayang, Kabupaten Lampung Utara. Lokasi dipilih secara purposive karena PTPN

Lebih terperinci

Definisi Pasar Monopoli

Definisi Pasar Monopoli Struktur Pasar Definisi Pasar Monopoli suatu bentuk pasar dimana dalam suatu industri hanya terdapat sebuah perusahaan dan produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti yang sempurna Karakteristik Pasar

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 2 (1) (2013) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj KONSENTRASI INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROPINSI JAWA TENGAH Nevita Sari Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli dan Monopoli

Pasar Oligopoli dan Monopoli Pasar Oligopoli dan Monopoli Pertemuan kesembilan Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-9 Ciri pasar oligopoli. Laba dalam pasar oligopoli. Ciri pasar monopoli. Laba

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Penentuan Daerah Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Banjar, Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan pertimbangan bahwa desa tersebut

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Struktur Pasar Industri Minuman Ringan di Indonesia Analisis struktur industri minuman ringan di Indonesia dapat diketahui dengan melihat pangsa pasar dari perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PULP DAN KERTAS DI INDONESIA OLEH ELBY JULIAN PUTRA H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PULP DAN KERTAS DI INDONESIA OLEH ELBY JULIAN PUTRA H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI PULP DAN KERTAS DI INDONESIA OLEH ELBY JULIAN PUTRA H14051824 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M. TEORI PASAR Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli 1 Teori Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI. Kegiatan manusia dalam memanfaatkan lingkungan ekonominya INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN EKONOMI Lingkungan ekonomi adalah faktor ekonomi yang memengaruhi jalannya usaha atau kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik jika didukung oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Industri Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gula dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu gula putih (white plantation), gula

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gula dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu gula putih (white plantation), gula BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Keputusan Presiden tahun 2004 tentang pergulaan, dalam pasal 1, menetapkan bahwa gula dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu gula putih (white plantation), gula

Lebih terperinci

ANALISIS INDUSTRI PAKAIAN JADI (GARMEN) DI INDONESIA (Pendekatan Structure-Conduct-Performance) OLEH RYAN FEBRIYANTI H

ANALISIS INDUSTRI PAKAIAN JADI (GARMEN) DI INDONESIA (Pendekatan Structure-Conduct-Performance) OLEH RYAN FEBRIYANTI H ANALISIS INDUSTRI PAKAIAN JADI (GARMEN) DI INDONESIA (Pendekatan Structure-Conduct-Performance) OLEH RYAN FEBRIYANTI H14102071 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKUTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Menurut Hanafiah dan Saefudin (2006) tataniaga dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta TEORI PASAR Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta PASAR Secara Sederhana : Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) DI INDONESIA OLEH SARIFAH H01400104 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Rakyat 2.1.1 Pengertian Hutan Rakyat Hutan secara singkat dan sederhana didefinisikan sebagai suatu ekosistem yang didominasi oleh pohon. Penekanan hutan sebagai suatu

Lebih terperinci

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian

Kinerja Pasar Komoditas Pertanian 8 informal kelompok yang mempengaruhi daya tawar dan ketersedian informasi harga serta dampaknya pada harga yang berlaku. Analisis berikutnya yaitu mekanisme penentuan harga, faktor yang mempengaruhi penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Landasan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan

Lebih terperinci

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan

VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL. besarnya penguasaan pasar oleh masing-masing negara eksportir. Penguasaan VII. STRUKTUR PASAR KARET ALAM DI PASAR INTERNASIONAL 7.1. Pangsa Pasar Karet Alam Dalam rangka mengetahui struktur pasar karet alam yang terbentuk dalam perdagangan karet alam di pasar internasional,

Lebih terperinci

RINGKASAN. Anggur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai

RINGKASAN. Anggur merupakan salah satu tanaman hortikultura yang mempunyai nilai RINGKASAN Ni Ketut Suartining, STRUKTUR, PERILAKU, DAN KINERJA PEMASARAN ANGGUR, (STUDI KASUS DI DESA BANJAR KECAMATAN BANJAR, KABUPATEN BULELENG). Di Bawah bimbingan: Prof. Dr. Ir. Dwi Putra Darmawan,

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA

ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA ANALISIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) JIKA TERJADI MERGER BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAN BANK BUMN PERSERO BERDASARKAN NILAI ASET DAN NILAI DANA Oleh: Endi Rekarti & Mafizatun Nurhayati 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 49 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, sejak bulan Mei hingga Oktober 2011. Penelitian dilaksanakan di tujuh (7) pasar (Lampiran 2a dan 2b),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia, Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu. mengandalkan sistem pendidikan formal saja.

I. PENDAHULUAN. manusia, Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu. mengandalkan sistem pendidikan formal saja. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia, Oleh karena itu pembangunan pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA OLEH WINSIH H

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA OLEH WINSIH H ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA OLEH WINSIH H14103043 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN WINSIH. Analisis

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber seperti Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci

Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori pasar persaingan monopolistik

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari hasil penelitian maupun secara kuantitatif dengan melihat pengaruh

III. METODE PENELITIAN. dari hasil penelitian maupun secara kuantitatif dengan melihat pengaruh III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sumber Data Analisis data dilakukan baik secara deskriptif dengan memberikan gambaran dari hasil penelitian maupun secara kuantitatif dengan melihat pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil, diawali dengan krisis moneter pada tahun 1997 dimana nilai tukar rupiah sangat terpuruk terhadap mata

Lebih terperinci

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA

ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA ANALISIS STRUCTURE, CONDUCT, DAN PERFORMANCE (SCP) INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL DI INDONESIA Rezeki Angriani Siregar Irsyad Lubis SE, M.Soc.Sc, Ph.D ABSTRACT The purpose of this study is to analyze

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas promosi..., Grace Tania, FE UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas promosi..., Grace Tania, FE UI, 2009 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan atau bentuk usaha memiliki tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan berbagai cara dan strategi untuk mencapainya. Promosi merupakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 17 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/29

OVERVIEW 1/29 OVERVIEW Konsep dasar dan arti penting klasifikasi industri. Arti penting analisis industri untuk menyeleksi sekuritas. Metode yang digunakan untuk mengestimasi tingkat keuntungan, earning per share, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat ini belum juga berakhir. Keadaan tersebut diperparah dengan adanya permasalahan permasalahan

Lebih terperinci

Kapita Selekta Ilmu Sosial

Kapita Selekta Ilmu Sosial Modul ke: Kapita Selekta Ilmu Sosial Bentuk Bentuk Pasar Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran Bentuk Bentuk Pasar Kapita Selekta Ilmu Sosial Ruang lingkup Pasar persaingan

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH PENDAHULUAN

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH PENDAHULUAN P R O S I D I N G 369 ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN PASAR OUTPUT DAN PASAR INPUT KEDELAI LOKAL DI DESA MLORAH Excel Virgi Swastika¹, Nur Baladina² 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci