BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Struktur Pasar Secara sederhana pengertian pasar adalah tempat pertemuan penjual dan pembeli melakukan transaksi untuk menukar barang dan jasa. Pengertian penjual dalam hal ini telah termasuk setiap individu perusahaan dalam industri. Demikian juga dalam pengertian pembeli telah tergabung sejumlah pembeli. Secara abstrak, pasar adalah perusahaan-perusahaan dalam industri yang melakukan transaksi dalam suatu waktu tertentu. Sementara, secara nyata, pasar adalah apa yang dapat dilihat pada suatu lokasi dimana transaksi jual beli terjadi. Pengertian struktur sering disamakan dengan bentuk atau susunan komponen pada suatu bentuk. Bisa dikatakan, struktur adalah susunan bagianbagian dalam suatu bentuk bangunan. Bila diartikan dalam konteks ekonomi, struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yang dipengaruhi oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi penjual (perusahaan) dalam industri, jumlah dan ukuran pembeli, difrensiasi produk, serta mudah tidaknya masuk ke dalam industri. Semakin besar hambatan masuk, semakin tinggi tingkat konsentrasi struktur pasar. Hambatan masuk meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pemerintah untuk memasuki pasar, yaitu besarnya investasi yang dibutuhkan, efisiensi tingkat produksi, bermacammacam usaha penjualan, serta besarnya sunk cost. Sunk cost atau biaya tenggalam 10

2 11 adalah biaya yang sekali dikeluarkan tidak dapat diambil kembali. Biaya tenggelam selalu merupakan biaya tetap tetapi tidak selalu biaya tetap adalah biaya tenggelam. Contoh biaya tenggelam adalah investasi dalam peralatan yang menghasilan produk tertentu. Unsur-unsur struktur pasar yang utama terdiri dari: 1. konsentrasi 2. diferensiasi produk 3. hambatan masuk bagi perusahaan baru 4. tingkat pertumbuhan permintaan pasar 5. elastisitas permintaan Konsentrasi pasar adalah jumlah para pembeli dan penjual yang mengindikasikan derajat kompetisi potensial dalam suatu pasar. Tingkat konsentrasi bisa menunjukan jenis struktur industri tertentu. Menurut Hasibuan (1994), pada umumnya pengukuran konsentrasi lebih banyak dilakukan untuk derajat struktur oligopoli. Hal ini dikarenakan struktur oligopoli merupakan bentuk campuran antara struktur persaingan sempurna dengan monopoli. Dalam hal tertentu, yakni oligopoli yang menghasilkan barang yang berdifferensiasi, struktur oligopoli (biasanya pada oligopoli ketat) dapat menjadi monopoli. Di samping itu, ada lagi ciri lain, yakni perilaku yang terkoordinasi (kolusi), sehingga terjadi struktur monopoli yang kolusif, sedangkan di pihak lain mereka (perusahaan-perusahaan dalam industri oligopoli), dapat bersaing lebih keras (non-kolusif). Berdasarkan teori organisasi industri konvensional, ada sejumlah faktor sistematik yang menyebabkan industri didominasi oleh beberapa perusahaan besar

3 12 (Martin, 1994). Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat konsentrasi itu ialah skala ekonomi, daur hidup perusahaan atau industri, hambatan untuk masuk dan keluar pasar, inovasi, pertumbuhan industri, merger, peraturan pemerintah, dan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi harga dan non-harga. Melalui faktor-faktor yang sistematik tersebut memungkinkan perusahaan-perusahaan besar mendapatkan keunggulan kompetitif melalui peningkatan efisiensi dan penguasaan pangsa pasar. Tingkat konsentrasi pasar dari sebuah industri merupakan suatu variabel, maka variabel ini tentunya dapat diukur, misalnya dengan Concentration Ratio (CR), Index Hirsch-Herfindahl (IHH), dan Gini Ratio Index. Menurut Hasibuan (1994) pada umumnya, pengukuran ini lebih banyak dilakukan untuk derajat struktur oligopoli yang terjadi. Struktur industri oligopoli ini semakin penting dipelajari karena merupakan bentuk campuran antara struktur persaingan sempurna dengan monopoli. Alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi perusahaan adalah Concentration Ratio (CR4), yaitu alat ukur paling sederhana untuk mengukur tingkat konsentrasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar. Formulasi penghitungan CR4 yang digunakan adalah sebagai berikut: CR 4 = 4 Σ i=4 S i ; i = 1, 2, 3, 4 Dimana : Si = pangsa pasar perusahaan ke-i yang dihitung berdasarkan volume penjualan Bisa dirumuskan sebagai berikut:

4 13 Dimana: MS1 MS2 MS3 MS4 MSi = pangsa pasar perusahaan terbesar pertama = pangsa pasar perusahaan terbesar kedua = pangsa pasar perusahaan terbesar ketiga = pangsa pasar perusahaan terbesar keempat = Jumlah seluruh pangsa pasar yang ada Perhitungan penggolongan tingkat konsentrasi pasar menurut Bird (1999) dijelaskan sebagai berikut: High Concentration : CR 4 75% Moderately Concentration : 75% > CR 4 50% Low Concentration : CR 4 < 50% Sementara itu, untuk mengetahui bagaimana struktur pasar dalam sebuah industri bisa diukur melalui pengukuran IHH (Indeks Herfindahl-Hirschman). Ukuran ini dikembangkan atas rujukan bahwa persaingan pasar akan didominasi oleh beberapa perusahaan jika terjadi konsentrasi pada beberapa perusahaan yang memiliki kekuatan menguasai pasar. Perhitungan HHI menggunakan rumus: HHI ( n i 1 MS 2 i ).100 Dimana MSi adalah pangsa pasar setiap perusahaan. Angka HHI maksimum adalah (kuadrat dari 100). Angka HHI mendekati mengindikasikan ada konsentrasi kekuatan pasar pada beberapa perusahaan, dan sebaliknya jika mendekati 1 mengindikasikan praktek persaingan yang ketat.

5 14 Suatu produk dikatakan terdiferensiasi (product differentiation) apabila ada beda nyata untuk membedakannya suatu barang dengan barang atau jasa dari penjual lain. Diferensiasi dapat didasarkan atas suatu karakteristik fisik produk tersebut, misalnya dari paten, merek dagang (trade mark), desain warna dan lain sebagainya. Apabila suatu produk terdiferensiasi, maka produk tersebut tidak hanya tergantung pada harga, tetapi juga pada skill dimana barang itu berbeda dengan barang lain, dan menjadikan barang tersebut menarik bagi pembeli kelompok tertentu. Dilihat dari sisi permintaan, kurva permintaan produk yang tidak terdiferensiasi lebih elastis dari kurva produk yang terdiferensiasi. Hambatan masuk (barrier to entry) merupakan perilaku ekonomi di dalam perusahaan yang merefleksikan sejumlah saingan yang ada dalam pasar. Seorang monopolis dapat saja menaikkan harga diatas harga rata-rata untuk meningkatkan keuntungan, tetapi hal ini tidak dilakukan karena dengan begitu akan menarik perusahaan lain untuk masuk ke pasar. Agar mencegah masuknya perusahaan lain maka monopolis akan menetapkan harga kompetisi sehingga tidak menghasilkan keuntungan yang berlebihan (excees profit). Ada dua jenis rintangan masuk, yaitu rintangan struktural dan rintangan ekonomis. Rintangan struktural timbul dari karakteristik industri dasar seperti teknologi, biaya dan permintaan, sedangkan rintangan strategis muncul dari sikap perusahaan yang telah ada. Perusahaan yang telah ada akan bersikap meningkatkan rintangan dengan cara mengancam untuk membalas pada perusahaan pendatang baru kalau dia masuk.

6 15 Perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang cepat akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkankan dengan perusahaanperusahaan yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan-perusahaan yang industrinya tumbuh lebih cepat biasanya mempunyai perilaku kompetitif yang tinggi. Elastisitas permintaan sebagai unsur struktur pasar yang lain juga akan menentukan perilaku perusahaan dalam industri. Industri-industri yang elatisitas permintaannya lebih elastis akan berkompetisi dalam harga dibandingkan dengan perusahaan yang elastisitas permintaannya kurang elastis. Struktur industri merupakan bentuk atau tipe keseluruhan pasar industri. Jenis-jenis utama struktur pasar dibedakan menurut jumlah produsen, diferensiasi produk, derajat pengendalian harga, metode pemasaran, dan contohnya ada pada Tabel 2.1 pada halaman 16. Berdasarkan Tabel 2.1, struktur pasar monopoli dan struktur pasar persaingan sempurna adalah dua jenis pasar yang ekstrim, sedangkan jenis pasar lainnya adalah variasi diantra kedua struktur pasar yang ekstrim tersebut, atau dinamakan struktur pasar persaingan tidak sempurna, yang terdiri dari struktur pasar oligopoli, dan persaingan monopolistik. Disamping keempat struktur pasar ini ada variasi struktur pasar yang lain, yaitu monopoli bilateral yaitu suatu keadaan dimana hanya ada satu pembeli dan penjual di pasar, oligopoli bilateral yaitu suatu keadaan dimana hanya ada beberapa penjual dan beberapa pembeli di pasar, duopoli yaitu keadaan dimana hanya ada dua penjual di pasar, monopsoni yaitu dimana dipasar hanya ada pembeli tunggal, dan oligopsoni yaitu pasar yang hanya terdiri dari beberapa pembeli yang ada di pasar.

7 16 Tabel 2.1 Jenis Struktur Pasar Dibedakan Menurut Jumlah Produsen, Diferensiasi Produk, Derajat Pengendalian Harga, Metode Pemasaran No Struktur Jumlah Produsen dan Derajat diferensiasi Contoh dalam perekonomian Derajat Pengendalian Perusahaan terhadap Harga Metode Pemasaran 1 Monopoli Produsen tunggal, produk tanpa barang subsitusi yang dekat 2 Persaingan Tidak Sempurna Oligopoli Persaingan Monopolistik (banyak penjual produk berbeda) 3 Persaingan Sempurna Sumber : Kuncoro (1997) Jumlah produsen sedikit, hanya sedikit perbedaan dalam produk, atau tidak ada sama sekali Jumlah produsen sedikit, diferensiasi produk(berbeda) Jumlah produsen banyak, banyak produk diferensiasi Jumlah produsen banyak, produk identik (homogen) Fasilitas Telepon, listrik, dan gas (monopoli alamiah),microsoft Window, paten obat Industri baja dan bahan kimia Sangat besar Beberapa Melalui iklan dan produksi jasa Iklan dan persaingan kualitas, penetapan harga Industri mobil Beberapa Iklan dan persaingan kualitas, penetapan harga Perdagangan eceran (industri sabun, industri makanan dan minuman), komputer, ponsel Beberapa produk pertanian dasar (gandum, jagung dan sebagainya Ada, sedikit Tidak ada Iklan dan persaingan kualitas, penetapan harga Pertukaran pasar atau lelang a. Struktur Pasar Monopoli Struktur pasar monopoli telah dikenal sejak pemikiran klasik bersamaan dengan struktur pasar persaingan sempurna. Struktur pasar monopoli, struktur oligopoli dan persaingan monopolistik merupakan struktur persaingan tidak sempurna (imperfect competition). Definisi yang klasik tentang struktur pasar monopoli adalah satu-satunya produsen atau penjual barang dan jasa dalam suatu pasar barang dan jasa. Namun berdasarkan perkembangannya jumlah satu menjadi kurang relevan karena dapat juga industri yang terdiri lebih dari satu perusahaan dapat mempunyai perilaku monopolis. Sehingga muncul istilah derajat monopoli.

8 17 Pengertian derajat monopoli ini hampir sama dengan oligopoli penuh (full oligopoly). Pengertian lain dari pasar monopoli adalah bentuk pasar dimana terdapat perusahaan tunggal yang menjual komoditi yang tidak mempunyai subsitusi barang subsitusi dekat (closed substitute). Hal ini bukan berarti barang subsitusi tidak mungkin ada dalam struktur pasar monopoli. Tetapi artinya adalah harga produk lain dapat turun secara signifikan tanpa menyebabkan produk monopolis menjadi tidak laku karena penurunan harga berarti permintaan produk monopolis tidak dipengaruhi oleh penurunan harga barang lain. Pada analisa yang konvensional, kasus monopoli diambil sebagai lawan dari persaingan sempurna. Monopolis punya kekuatan yang berarti terhadap harga yang dikenakan, yaitu sebagai penetap harga (price setter) dan bukan sebagai pengambil harga (price taker) Perbandingan monopoli dan persaingan sempurna menunjukkan bahwa monopolis akan menetapkan harga yang lebih tinggi, menghasilkan output yang lebih rendah dan memperoleh keuntungan diatas normal. Ini berarti konsumen akan menghadapi harga yang lebih tinggi, yang membawa kerugian kesejahteraan (dead weigth loss). Monopoli hanya bisa berlanjut keberadaannya apabila ada rintangan masuk (barrier to entry). Rintangan masuk yang dipertahankan monopoli sering diasosiasilan dengan perlindungan hukum yang diciptakan melalui paten dan franchise monopoli. Tetapi beberapa monopoli diciptakan dan dipertahankan melalui sikap strategis atau ekonomi. Terdapat juga monopoli alamiah yang ditandai oleh biaya marjinal dan biaya rata-rata yang berlangsung

9 18 lama dan menurun dengan tajam dan ukuran pasar sedemikian sehingga hanya cukup untuk satu perusahaan untuk melayani pasar yang ada. Monopoli alamiah yang ada dalam industri misalnya adalah seperti listrik, kereta api, gas alam dan sebagainya. Ada beberapa penyebab yang mendorong hadirnya struktur pasar monopoli, terutama dalam industri pengolahan. Pertama, merger, yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan menjadi satu atau membentuk suatu perusahaan baru. Merger adalah suatu cara perusahaan dapat meningkatkan ukurannya yang menyebabkan pangsa pasar menjadi semakin besar. Beberapa alasan melakukan merger adalah untuk meningkatkan efisiensi ekonomi, meningkatkan kekuatan pasar, memperluas pasar pada geografis yang berbeda dan untuk mengejar tingkat keuntungan. Kedua, skala ekonomi yang besar yang ditunjang efisiensi, dengan skala ekonomi yang besar maka banyak aspek biaya yang dapat diturunkan, seperti harga beli input, biaya pengangkutan, biaya penyimpanan, biaya pemasaran dan sebagainya. Tetapi yang terjadi di negara-negara berkembang justru sebaliknya, dan hal ini berkaitan dengan masalah eksternal industri tersebut dan juga ketergantungan pada faktor luar, seperti impor bahan baku, public utilities yang relatif mahal. Disamping itu faktor internal juga dapat mendorong industri kurang efisien, misalnya pimpinan yang boros, under capacity, dan disiplin tenaga kerja yang rendah. Ketiga, efisiensi dan inovasi. Penelitian dan pengembangan membutuhkan waktu yang yang lama dan dana yang sangat besar. Hal itulah

10 19 yang menyebabkan industri monopoli membutuhkan tingkat laba yang relatif besar dalam usaha membiayai penelitian-penelitiannya. Ditemukannya barangbarang baru yang diproduksi tersebut maka barang tersebut memerlukan paten, yang merupakan hak untuk bagi monopolis untuk memperoduksi dalam jangka waktu tertentu Keempat, fasilitas pemerintah, pemerintah sebenarnya kurang menyetujui keberadaan monopoli, dalam hal ini yang dimaksud adalah monopoli alamiah (natural monopoly), walaupun banyak petunjuk mengenai monopoli, dimana swasta mendapat perlindungan sehingga mendapat hak-hak yang cenderung monopoli. Beberapa contoh industri yang mempunyai struktur monopoli alamiah adalah listrik, kereta api, gas alam dan telekomunikasi. Bentuk lain, terjadinya penunjukkan untuk memperoduksi barang-barang tertentu, dan tidak diberi izin bagi perusahaan lain, kecuali yang ditunjuk oleh pemerintah. Kelima, terjadinya persaingan yang tidak sehat, yaitu membuat rintangan masuk bagi perusahaan lain, sehingga lawan yang menjadi saingan akan keluar dari pasar (exit). Keenam, perusahaan memperolah hak-hak istimewa dalam mengelola input yang bagi perusahaan lain sukar memperolehnya, oleh karena itu perusahaan yang monopoli mendapatkan efisiensi dalam sumber input. Kasus ini dapat terjadi pada struktur yang memonopoli input atau yang sering disebut monopsoni. Pada masa sekarang, struktur monopoli sulit ditemui karena hampir di setiap negara terdapat undang-undang anti monopoli (antitrust law). Di Amerika

11 20 Serikat, setiap orang yang bertindak sebagai monopoli atau mencoba untuk memonopoli atau melakukan konspirasi dengan orang lain atau pihak lain dalam beberapa negara bagian dapat dipersalahkan. Di Indonesia sendiri, jasa kereta api oleh PT KAI tergolong monopoli, namun secara tidak langsung mendapat persaingan dari perusahaan angkutan darat lain. Persaingan demikian biasa disebut persaingan potensial. Karena adanya persaingan potensial, sebuah perusahaan yang sebenarnya merupakan monopoli murni tidak dapat dikatakan lagi sebagai monopoli murni. Pasar monopoli memiliki beberapa karakteristik yang terkait dengan struktur pasar. Karakteristik tersebut dapat menurunkan profitabilitas pemain baru yang ingin memasuki pasar. Bagi pemain baru harus mengantisipasi kemungkinan mengalami keuntungan negatif setelah memasuki pasar. Sementara, untuk menghadapi pemain baru dalam rangka memaksimumkan keuntungan maka pemain lama harus bekerja agresif dalam menjaga tingkat produksi dan memberikan harga yang rendah. Perilaku agresif pemain lama dari segi profitabilitas dan kredibilitas dalam menjaga dominasinya di pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi struktural industri. Ada empat karakteristik struktural yang menyebabkan halangan dalam memasuki pasar, yaitu: Pertama, skala ekonomi, jika skala ekonomi bersifat ekstensif dari basis yang digunakan untuk memasuki pasar adalah basis biaya, maka pemain baru harus menetapkan harga yang relatif rendah. Memasuki pasar dengan pangsa pasar yang relatif kecil akan memberikan dampak yang kecil pada harga, tetapi harga rata-rata pemain baru akan menjadi sangat tinggi. Kedua, sunk

12 21 expenditure oleh pemain baru. Investasi yang harus dikeluarkan untuk memasuki suatu pasar biasanya tidak dapat dikembalikan lagi. Beberapa jenis biaya merupakan biaya tetap (fixed cost) yang sangat berpengaruh pada skala ekonomi (economies of scale). Ketiga, keunggulan yang disebabkan oleh keunggulan biaya absolut (absolute cost advantage). Pemain lama umumnya memiliki biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan pemain baru. Pada hampir semua skala operasi, pemain lama biasanya lebih efisien dibandingkan dengan pemain baru. Hal ini disebabkan pemain lama memiliki akses untuk mendapatkan faktor-faktor produksi atau teknologi produksi yang lebih murah dan efisien dibandingkan pemain baru. Keempat, sunk expenditure oleh konsumen dan difrensiasi produk. Jika seorang konsumen diharuskan mengeluarkan biaya dalam menggunakan sebuah produk, maka ia akan keberatan pindah ke produk lain. Alasannya dengan mengalihkan konsumsinya pada produk lain maka ia akan mengeluarkan biaya tambahan baru. Keberadaan biaya tambahan akan menciptakan loyalitas terhadap produk lama. Biaya dalam mengganti penggunaan ke produk baru akan menimbulkan beberapa biaya, antara lain; (1) biaya dalam pembelajaran mengenai cara menggunakan sebuah produk; (2) investasi dalam membeli pelengkap bagi produk utama; (3) biaya karena kehilangan jaringan; (4) biaya dalam mengetahui kualitas barang; serta (5) ketidak cocokan antara selera dan preferensi konsumen dengan karakteristik produk. Selain biaya-biaya di atas, ada hal lain yang mendorong seseorang sulit mengganti konsumsinya ke produk lain, yaitu

13 22 diferensiasi produk. Diferensiasi produk berarti konsumen tidak memandang produk baru yang ditawarkan di pasar sebagai subsitusi produk lama, sehingga sulit bagi konsumen untuk beralih ke produk lain. Diferensiasi produk akan meningkatkan halangan dalam memasuki pasar. Berdasarkan batasan tentang monopoli di atas, monopoli tidak hanya diartikan dalam bentuk satu-satunya penjual, tetapi lebih dari satu apabila mereka melakukan kolusi maka dapat dikatakan sebagai monopoli. Monopoli dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu : (1) monopoli karena kolusi, kartelisasi dan kerja sama; (2) monopoli yang timbul karena konsentrasi, merger, dominasi dan tekanan (depression); (3) monopoli karena adanya rintangan masuk, proteksi, lisensi dan penyingkiran; dan (4) monopoli non kolusif, yaitu monopoli tanpa perlindungan dan juga tanpa tekanan (natural monopoly). b. Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah struktur pasar dimana terdapat beberapa produsen yang menghasilkan barang-barang yang saling bersaingan. Ini merupakan sifat utama dari pasar oligopoli. Oligopoli, yaitu keadaan dimana hanya ada beberapa perusahaan (misal: antara 2-10) yang menguasai pasar baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerjasama (Pindyck dan Rubinfield, 2000). Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri diantaranya: a. Jumlah perusahaan sangat sedikit Pasar oligopoli hanya terdiri dari kelompok kecil perusahaan. Biasanya struktur dari perusahaan oligopoli adalah terdapat beberapa perusahaan raksasa

14 23 yang mengusai sebagian besar pasar oligopoli dan disamping itu terdapat pula beberapa perusahaan kecil. Pasar oligopoli di sini mempunyai sifat yang khusus yaitu saling mempengaruhi satu sama lain. b. Barang yang diproduksikan adalah barang standart atau barang berbeda corak. Dalam pasar oligopoli di sini menghasilkan barang standart pasar seperti yang terdapat dalam industri penghasil bahan mentah seperti industri baja dan aluminium / industri bahan baku seperti industri semen dan bahan bangunan. c. Kekuatan menentukan harga. Kekuatan menentukan harga menjadi terbatas, bila suatu perusahaan menurunkan harga, dalam waktu singkat akan menarik pembeli. Tetapi bila perusahaan dalam pasar oligopoli bekerja sama dalam menentukan harga, maka harga dapat distabilkan pada tingkat yang mereka kehendaki. d. Hambatan untuk masuk ke industri cukup tangguh. Terdapat hambatan yang cukup kuat yang menghalangi perusahaan yang baru untuk memasuki pasar oligopoli antara lain : - Hak paten. - Modal yang terlalu besar. - Perusahaan. - Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu promosi secara iklan. Iklan secara terus menerus sangat diperlukan oleh perusahaan oligopoli yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Kegiatan promosi secara iklan yang sangat aktif tersebut adalah untuk dua tujuan antara lain: menarik pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama.

15 24 Secara teori, struktur pasar oligopoli memiliki 2 3 perusahaan yang berposisi dominan dan menunjukkan hubungan saling ketergantungan satu sama lain, sementara sisanya adalah perusahaan yang kecil-kecil. Pada pasar tersebut, terdapat perusahaan yang sangat dominan menguasai pasar baik secara independent maupun secara diam-diam bekerja sama untuk menghasilkan produk tertentu dengan konsentrasi rasio yang tinggi. Pada pasar konsentrasi tinggi akan terdapat mutual interdependency, yaitu keputusan dari sutau perusahaan tentang perubahaan harga dan output produksi akan segera menimbulkan reaksi dari perusahaan lainnya. Oligopoli berbeda dengan persaingan sempurna karena setiap perusahaan dalam suatu oligopoli harus memperhitungkan saling ketergantungan mereka. Lain hal-nya dengan persaingan monopolistik (monopolistic competition) karena beberapa perusahaan memiliki kendali atas harga; dan juga berbeda dengan monopoli karena suatu monopolis tidak memiliki pesaing. Secara umum, analisa oligopoli sangat memperhatikan dampak saling ketergantungan bersama dalam menentukan kebijakan harga dan produksi (Priyono, 1995 dalam Listyowatie, 2010). Martin (1994) menjelaskan, oligopoli yang tidak bekerja sama dibuat perbedaan model antara perusahaan yang memilih kuantitas dan perusahaan yang memilih harga. Para ekonom mengklasifikasikan bagaimana analisa oligopoli kedalam 2 (dua) kategori besar yaitu: 1. Model quantity-setting oligopoly, perusahaan menentukan berapa banyak harus berproduksi dan pasar yang menentukan harga pada output yang dijual. Model

16 25 ini menjelaskan industri dimana perusahaan harus menentukan jadwal produksi lebih dahulu dan tidak dapat mengubahnya tanpa menimbulkan sunk cost yang harus diperhatikan juga. Contoh: dalam industri otomotif, segera setelah mobil ditangan dealer, maka program diskon dipakai apabila perlu untuk mencari sebuah harga sebagai harga pasar untuk mobil. 2. Model price-setting oligopoly, klasifikasi ini menjelaskan bahwa perusahaan menentukan harga mereka dan menjual berapapun jumlah output yang dihasilkan pada harga tersebut. Model ini sesuai untuk industri yang menggunakan teknologi yang membolehkan perubahan tarif secara cepat. Contoh: Industri perusahaan asuransi yang secara tipikal memasang tarif tertentu, misalnya industri asuransi otomotif dan mereka akan menjual asuransi tersebut kepada sebanyak mungkin individu yang mampu membeli asuransi dengan harga tersebut. Pada struktur pasar oligopoli ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan diantaranya: a. Kemungkinan adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. b. Kemungkinan adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada biaya rata-rata/average cost (AC) minimum. c. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh karena harga lebih besar daripada biaya marginal (P > MC) layaknya kasus monopoli.

17 26 d. Ketegaran harga (terutama ke bawah) sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang kronis dan menyebabkan kerugian pada masyarakat secara makro. Quantity Setting Oligopoly Model Dalam oligopoly quantity-setting model terbagi menjadi 2 (dua) yaitu Cournot Model dan Stackelberg Model. 1. Cournot Model Teori quantity setting model ini diperkenalkan oleh Cournot, dan lebih dikenal dengan Cournot Duopoly. Model ini dicirikan adanya pergerakan antar pelaku usaha yang simultaneously selain itu juga dicirikan adanya kondisi pertama, terdapat dua perusahaan yang sama kuat dalam Marginal Cost (equal size). Selain itu, produk yang dipersaingan bersifat homogenous dan ketiga adalah Output yang dihasilkan sebagai strategic variabels. Inti dari model Cournot adalah masing-masing perusahaan memperlakukan tingkat keluaran pesaingnya sebagai sesuatu yang tetap dan kemudian memutuskan berapa banyak yang harus diproduksi. Masing-masing perusahaan sebagai pelaku duopoli harus memutuskan berapa banyak yang harus diproduksi dan kedua perusahaan tersebut mengambil keputusannya pada waktu yang bersamaan. Model Cournot juga lebih menekankan sebuah ukuran penentu kinerja pasar melalui tingkat market concentration dan market share dari sebuah perusahaan. Model oligopoli Cournot dianggap bahwa para pelaku usaha memproduksi satu produk yang homogen, dan setiap pelaku usaha berusaha untuk

18 27 memaksimalkan keuntungan dengan menentukan jumlah barang yang diproduksi. Asumsi dasar Cournot adalah bahwa setiap pelaku usaha menentukan jumlah produksinya, berdasarkan jumlah yang diproduksi para pesaing. Oleh karena itu, penentuan jumlah produksi dilakukan terlebih dahulu. Sedangkan untuk harga, ketentuannya diserahkan kepada pasar. Perusahaan akan melakukan terlebih dahulu penentuan skema, jadwal, dan skala produksi sebelum melakukan penjualan, dengan demikian jika terjadi perubahan pada aspek-aspek tersebut, dapat berakibat pada membesarnya sunk cost. Strategi yang menjadi ciri khas jenis indsutri ini adalah pemotongan harga (discount price), contohnya seperti di industri otomotif. Model Cournot menyediakan hasil yang penting dalam ekonomi industri. Pertama, ini dapat menunjukkan bahwa harga dalam banyak kasus tidak akan sama dengan marginal cost dan pareto efficiency tidak akan tercapai. Berdasarkan teori Cournot Duopoly, asumsi yang digunakan adalah pertama, tidak adanya biaya tetap (fixed cost). Kedua, biaya marginal (MC) konstan. Ketiga, ukuran perusahaan sama besar dan masuk pasar pada waktu bersamaan. Keempat, perusahaan 1 (F1) akan bertindak sesuai reaksi yang dilakukan perusahaan 2 (F2) atas suatu strategi yang diterapkannya. Kurva interaksi pada Gambar 2.1 pada halaman 28 menjelaskan bahwa pertama, kedua pelaku usaha akan tetap menahan jumlah penjualannya agar mendapatkan untung maksimum bagi keduanya, yaitu dengan jalan mempertimbangkan reaksi yang dilakukan pesaingnya. Kedua, kekuatan pasar untuk mempengaruhi pasar masih terlihat, namun demikian tidak optimum

19 28 (sebagaimana pada pasar monopoli). Sebab, mereka tidak bekerja sama (Q1 + Q2 > Qm). Seperti telah disampaikan, jumlah produksi atau penjualan cenderung konstan, yaitu antara jumlah produksi pada pasar persaingan sempurna dan monopoli (Qm < Q0 < Qc). Output F2 Q c Kurva Reaksi F 1 Q1+Q2=Qc Qm m Kurva Reaksi F 2 Q2 m Q1+Q2= Q m Qc Output F1 Sumber: Martin (1994) dalam Listyowatie (2010) Q1 Gambar 2.1 Model Cournot Duopoly dengan Quantity Setting Q c Konsekuensinya adalah, harga menjadi di bawah harga monopoli dan diatas persaingan sempurna (Pm > P0 > Pc). Dengan demikian, mengacu pada hubungan antara jumlah pelaku usaha di pasar dan Hirschman-Herfindahl Index, maka semakin banyak pelaku usaha di pasar, semakin dekat jumlah dan harga barang ke arah jumlah barang dan harga di persaingan pasar sempurna. 2. Stackkelberg Model. Sebagaimana dijelaskan dalam Model Cournot yang memakai asumsi bahwa dua pelaku duopoli mengambil keputusan output mereka pada saat yang

20 29 sama. Sedangkan dalam model Stackelberg, diasumsikan bahwa satu dari dua pelaku duopoli menetapkan keluaran output lebih dulu. Model Cournot dan Stackelberg adalah gambaran alternatif perilaku oligopolistik, hal ini disesuaikan dengan jenis industrinya. Untuk industri yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang kira-kira identik, yang tidak satu pun diantaranya mempunyai keuanggulan operasi yang kuat atau posisi kepimpinan, maka model Cournot tersebut barangkali adalah yang lebih sesuai. Di sisi lain, beberapa industri didominasi suatu perusahaan besar yang biasanya menjadi yang terdepan dalam memperkenalkan produk-produk baru atau menetapkan harga. Price Setting Oligopoly Model Dalam oligopoly yang berbasis price-setting maka model yang dapat menjelaskan adalah Model Bertrand yang dikembangkan pada tahun 1883 oleh ahli ekonomi Perancis yaitu Joseph Bertrand. Dalam model oligopoli ini mengacu pada 2 (dua) fokus produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu : 1. Homogenous Product Sejumlah produk disebut homogen apabila produk tersebut merupakan substitusi sempurna dan pembeli melihat tidak ada perbedaan yang jelas dan nyata antara produk yang ditawarkan oleh para pelaku usaha lain. Harga merupakan dimensi tunggal yang sangat penting dimana pelaku usaha menghasikan produk homogenous bersaing. Namun, pengalaman empiris menunjukan bahwa apabila jumlah pelaku usaha sedikit, keberadaan barang homogenous dapat memfasilitasi collusion.

21 30 Beberapa pengaturan kolusi ditemukan dalam produk homogen seperti semen, tepung terigu, baja dan gula. Sebaliknya, produk heterogen (heterogeneous product) sangat berbeda dari satu produk ke produk lain dan tidak mudah disubstitusi. Sehingga fokus perusahaan-perusahaan yang memproduksi suatu barang yang homogen, masing masing perusahaan memperlakukan harga para pesaingnya sebagai sesuatu yang tetap dan semua perusahaan memutuskan secara bersamaan berapa harga yang harus dikenakan, dimana perusahaanperusahaan yang bersaing memilih harga bukan jumlah. Guna memahami bahwa pelaku oligopoli bersaing dengan secara serentak dalam harga, bukan jumlah maka yang perlu diperhatikan adalah berapa harga yang akan dipilih masingmasing perusahaan dan berapa besar laba yang kan diperoleh masing-masing, karena dalam pasar oligopoli dengan barang-barang yang homogen, maka konsumen hanya akan membeli dari penjual dengan harga terendah. Jika kedua perusahaan tersebut mengenakan harga yang berbeda, perusahaan dengan harga yang lebih rendah akan memasok seluruh pasar tersebut dan perusahaan dengan harga yang lebih tinggi tidak akan menjual apa pun. Jika kedua perusahaan mengenakan harga yang sama, konsumen tidak akan peduli dari perusahaan mana mereka membeli dan masing-masing perusahaan kemudian akan mensuplai separuh pasar tadi. Model Bertrand telah dikritik dengan beberapa tuduhan. Menurut Pyndick dan Rubinfeld (2005), pertama, apabila kedua perusahaan memperoduksi barang yang homogen, lebih wajar bersaing dengan menetapkan jumlah daripada harga. Kedua, meskipun kedua perusahaan telah menetapkan harga dan memilih harga yang sama. Akan tetapi meskipun terdapat

22 31 kekurangan ini, model Bertrand tersebut berguna karena hal itu menunjukkan bagaimana hasil ekuilibrium dalam suatu oligopoli dapat sangat bergantung pada pilihan variabel strategi perusahaan tersebut yaitu apakah harga atau jumlah output yang akan dipakai dalam sebagai variabel strategis utama. 2. Differentiated Product Produk dipandang dapat didiferensiasi apabila terdapat perbedaan fisik atau tanda yang nyata atau terlihat oleh pembeli sehingga produk tersebut lebih disukai dari pada produk pesaingnya. Produk didiferensiasikan oleh para pelaku usaha dalam upaya mendapatkan harga yang lebih tinggi dan atau meningkatkan penjualan. Diferensiasi dapat terjadi dalam bentuk penampilan fisik, kualitas, ketahanan, layanan tambahan (misalnya jaminan, layanan purna jual, informasi), citra dan lokasi geografik. Para pelaku usaha akan sering memasang iklan dan kegiatan promosi penjualan untuk mendiferensiasi produknya. Diferensiasi produk dapat mengakibatkan tingginya hambatan masuk (barrier to entry) pasar namun kemudian dapat juga memfasilitasi masuk dan penetrasi ke pasar oleh pelaku usaha dengan produk yang pembeli lebih senang terhadap produk yang ada. Perlu dicatat bahwa diferensiasi produk berbeda dengan produk yang heterogen (heterogeneous product). Produk yang heterogen mengacu pada produk yang berbeda dan tidak mudah disubstitusi sedangkan diantara produk didiferensiasi terdapat kemungkinan adanya substitusi. Tingkat harga yang lebih tinggi juga dapat diperoleh perusahaan dengan cara melakukan differensiasi produk. Diferensiasi produk yang dilakukan sebuah perusahaan kemudian akan berpengaruh positif pada profitabilitas. Perusahaan melakukan

23 32 diferensiasi produk, maka perusahaan itu pun dapat meningkatkan pangsa pasarnya. Profit yang tinggi tidak hanya diperoleh dengan tingkat tingkat harga yang tinggi, tetapi juga dapat diperoleh dengan tingkat biaya yang rendah. Tingkat biaya yang rendah hanya dapat dicapai bila perusahaan beroperasi secara efisien. Dimana perusahaan efisien tersebut kemudian akan berkembang dan dapat memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Sehingga industri dengan tipe perusahaan seperti itu akan cenderung terkonsentrasi. Dicirikan juga dengan sejumlah kecil perusahaan pelaku oligopoli mendapatkan profit dengan menerapkan harga diatas biaya produksi. Misalnya, dua perusahaan, A dan B menjual komoditi yang sama, masing-masing mempunyai biaya produksi dan distribusi yang sama, sehingga konsumen memilih produk hanya berdasarkan pada harga. Hal ini juga tidak diikuti baik oleh perusahaan A dan perusahaan B melakukan perubahaan harga dengan harga yang lebih tinggi karena apabila salah satu perusahaan menaikkan harga maka akan kehilangan pangsa pasar dibandingkan pesaingnya. Jika kedua perusahaan menerapkan harga yang sama, maka kedua perusahaan akan berbagi pangsa pasar dan profit. Dilain pihak, jika salah satu perusahaan menurunkan harganya, walapun hanya sedikit, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan seluruh pangsa pasar dan secara substantif juga mendapatkan profit yang lebih tinggi. Karena perusahaan A dan perusahaan B mengetahui hal ini, maka mereka berusaha masing-masing mengungguli pesaingnya sampai produk yang diperjualbelikan berada pada zero economic profit (Wikipedia dalam Listyowatie, 2010).

24 33 Pada Bertrand Model yang berdasarkan price setting, cenderung menentukan harga lebih dahulu. Harga berapa pun yang diminta oleh pasar akan dilayani. Pendekatan ini biasa dilakukan karena pertimbangan cepatnya perkembangan teknologi, yang menyebabkan cepat pula perkembangan output. Biasanya model ini diterapkan pada industri asuransi dan perbankan. Dibandingkan dengan Cournot Model, model ini selain harga terlebih dahulu ditentukan, melainkan juga beranggapan bahwa diterminan utama dari kekuatan pasar adalah diferensiasi produk bukanlah konsentrasi pasar. Dalam model ini asumsinya adalah pertama, produk yang dijual oleh pelaku usaha adalah sangatlah serupa, tidak ada perbedaan sama sekali. Kedua, semua pelaku usaha akan menganggap bahwa harga ditetapkan oleh pelaku usaha adalah tetap. Sebab, masing-masing pelaku usaha sudah menetapkan sendiri. Melalui Gambar 2.2 pada halaman 35, dapat dijelaskan bagaimana price setting diberlakukan. Misalnya, F2 menerapkan harga pada P2, maka F1 ingin tetap memaksimalkan keuntungannya dengan menentukan harga pada P2 dan jumlah barang sebesar Q2. Akan tetapi, karena barang yang dijual sama dengan F2, harga P akan lebih tinggi dari P2. Kondisi ini menyebabkan konsumen akan berpindah ke F2. Dalam kasus ini, harga yang mampu ditentukan oleh F1 adalah P2. Jika F1 mampu menerapkan harga sedikit dibawah P2, maka F1 akan mendapatkan seluruh permintaan yang ada di pasar. Namun demikian, kondisi itu berjalan jika F1 bertindak secara tunggal (sendiri). Akan tetapi, kenyataannya F2 akan bereaksi. Untuk mengambil seluruh permintaan, F2 akan menurunkan harga sedikit dibawah harga yang ditetapkan F1. Akibatnya, perang harga terjadi hingga keduanya tidak

25 34 mampu menurunkan harga lagi. Titik tersebut terjadi dimana harga sama dengan biaya rata-rata (P=AC). Apabila salah satunya menentukan harga dibawah kondisi ini (P=AC), tentunya akan merugi. Pada kenyataannya, meskipun F1 menurunkan harga di bawah harga F2, akan tetapi kondisi ini tidak akan menghilangkan seluruh permintaan F2. Sebab, disini ada faktor diferensiasi produk. Hanya konsumen yang sensitif tehadap hargalah yang akan mengurangi atau menghindari permintaan tersebut. Price Kurva Permintaan F 2 P Kurva Permintaan F 1 P 2 P=AC MC=AC Q MR Sumber: Martin (1994) dalam Listyowatie (2010) Gambar 2.2 Model Bertrand Model (Price Setting) Q 2 Quantity Antara model oligopoli baik yang berbasis quantity-setting dan pricesetting dapat dilakukan perbandingnya yaitu antara lain : 1. Agregrat output model Stackelberg lebih besar dibandingkan output model Cournot, tetapi lebih kecil dibandingkan agregrat output model Bertrand.

26 35 2. Harga Stackelberg lebih rendah dibandingkan harga model Cournot, tetapi lebih besar dibandingkan harga model Bertrand. 3. Consumer surplus yang dihasilkan oleh model model Stackelberg lebih besar dibandingkan model Cournot, tetapi consumer surplus yang dihasilkan oleh model Bertrand lebih rendah. 4. Agregrat output yang dihasilkan oleh model Stackelberg lebih besar dibandingkan output yang dihasilkan oleh monopoli atau kartel murni, tetapi lebih rendah dibandingkan output yang dihasilkan oleh pasar dalam kondisi kompetitif. 5. Harga model Stackelberg lebih rendah dibandingkan harga yang diterapkan oleh pasar monopoli atau kartel, tetapi dibandingkan dengan harga dalam pasar kompetitif maka harganya lebih tinggi c. Persaingan Monopolistik Di dalam pasar persaingan monopolistik, ada sejumlah besar perusahaan yang menghasilkan produk-produk terdiferensiasi. Struktur demikian mengandung persaingan sempurna karena terdapat banyak penjual dan tidak ada satupun yang mendapatkan pangsa pasar cukup besar. Perbedaan antara pasar monopolistik dan pasar persaingan sempurna terletak pada diferensiasi produk (tidak identik). Sementara itu pada pasar persaingan sempurna, produk yang diperjualbelikan adalah identik (homogen) dan tidak memiliki diferensiasi. Sebuah industri dikatakan memiliki struktur pasar persaingan monopolistik jika memenuhi syarat-syarat berikut: 1. ada banyak penjual dan pembeli

27 36 2. Setiap perusahaan dalam industri menghasilkan produk yang terdiferensiasi 3. adanya kebebasan untuk keluar masuk industri Syarat tersebut merupakan syarat pula bagi industri dengan struktur persaingan sempurna. Namun, ada perbedaan antara kedua jenis struktur industri. Perbedaannya adalah pada industri dengan struktur pasar persaingan monopolistik setiap perusahaan menghasilkan produk yang agak mirip atau memiliki perbedaan yang tidak signifikan. Namun, barang-barang tersebut tidak bisa saling mensubsitusi. Sebagai contoh, ceteris paribus, perusahaan fast food seperti McDonald dan Wendy s memiliki produk hamburger yang masing-masing mempunyai pelanggan. Jika harga hamburger di McDonald naik, maka akan meningkatkan permintaan hamburger di Wendy s. Namun, ada sebagian pelanggan yang mengkonsumsi burger McDonald karena kedua hamburger memiliki ciri yang membedakan satu sama lain. Produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan pada industri dengan struktur persaingan monopolistik tidak bersifat substitusi sempurna, maka setiap perusahaan pada industri memiliki kurva permintaan yang memiliki kemiringan (slope) negatif. Untuk menjual produk yang lebih banyak, perusahaan-perusahaan tersebut harus menurunkan harga. Akibatnya, kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan kurang lebih seperti kurva permintaan monopolis dibandingkan dengan kurva permintaan untuk produk perusahaan industri persaingan sempurna.

28 37 Pada industri dengan struktur persaingan monopolistik, produk yang dihasilkan terdiferensiasi. Akibatnya, satu-satunya alasan mengapa perusahaan dalam industri yang berstruktur persaingan monopolistik dapat mengontrol harga produk-produk mereka hanyalah subyektifitas konsumen yang memandang produk-produknya berbeda. Permintaan akan produk-produk tersebut pun menjadi tidak elastis. Ketidakelastisan permintaan akan produk-produk membuka kesempatan perusahaan-perusahaan produsen untuk menghasilkan keuntungan di atas normal. Perusahaan-perusahaan pada industri yang memiliki struktur persaingan monopolistik berusaha meyakinkan konsumennya bahwa produk mereka berbeda dan lebih baik dari perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan umumnya menjalankan dua strategi dalam meyakinan konsumennya. Strategi pertama, perusahaan-perusahaan akan mengeluarkan dana yang besar untuk mempromosikan produknya. Strategi ini dijalankan dengan cara iklan komparatif (comparative advertising), yaitu iklan yang didesain untuk menonjolkan perbedaan produk atau merek perusahaannya terhadap produk atau merek lain. Iklan seperti demikian sering ditemukan pada industri makanan siap saji, dimana perusahaan sepert McDonald berupaya meningkatkan permintaan akan hamburgernya dengan melakukan diferensiasi produk dibandingkan merek lain. Seberapa jauh iklan ini efektif akan mendorong konsumen bersedia membayar premi harga atas suatu merek. Tambahan nilai yang muncul akibat tambahan merek atas suatu produk disebut brand equity.

29 38 Strategi kedua, perusahaan-perusahaan tersebut memperkenalkan pula produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Strategi seperti demikian disebut pemasaran ceruk (niche marketing), yaitu produk atau jasa yang ditujukan pada sekelompok konsumen tertentu. Sebagai contohnya adalah green marketing, yaitu memperkenalkan produk ramah lingkungan pada konsumen. Pada prakteknya, seorang manajer yang bergelut pada pasar persaingan monopolistik harus memperhatikan isu lingkungan dalam melaksanakan strategi kedua. Misalnya, ditempelkannya label di bungkus yang menunjukkan bahwa suatu mainan dibuat dari plastik yang didaur ulang; suatu merek deterjen dibuat secara biodegradable. Ketika sebuah perusahaan membangun lini produk yang baru dan menikmasti keuntungan jangka pendek, maka akan mengundang banyak perusahaan masuk dalam pasar tersebut dan meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan yang lebih dahulu masuk pasar. Akibatnya, dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh perusahaan inovator akan menjadi nol. d. Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah struktur merupakan pasar dimana banyak produsen dan banyak pembeli untuk barang yang bersifat sama. Adapun karakteristik atau asumsi yang mendasari pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut: Produk homogen (homogenous product). Produk yang homogen umumnya disebabkan tidak adanya preferensi oleh konsumen terhadap produk di pasar persaingan sempurna. Konsumen tidak menjadikan merek (brand) sebagai

30 39 pertimbangan dalam keputusannya untuk membeli atau tidaknya suatu produk, dengan kata lain, produk yang satu dengan produk yang lainnya dapat disubstitusi dengan sempurna. Konsumen tidak merasakan perbedaan dalam mengkonsumsi barang tersebut. Ini berarti, tidak ada perbedaan kualitas, input yang digunakan, rasa, bentuk dan lain-lain untuk suatu produk dalam pasar persaingan sempurna. Asumsi ini disebut asumsi homogenitas. Jumlah penjual dan pembeli sangat banyak. Kondisi seperti ini akan menyebabkan konsumen bertindak sebagai penerima harga (price taker) karena barang yang dibeli hanya merupakan sebagian kecil dari seluruh komoditas yang diperjualbelikan. Demikian juga dari sisi penjual, sebagaimana pembeli penjual tidak dapat mempengaruhi harga. Hal ini dilatar belakangi oleh barang yang dijual oleh penjual merupakan sebagian kecil dari keseluruhan komoditas yang diperjualbelikan. Seseorang atau beberapa orang penjual atau pembeli tidak mempunyai pengaruh dalam pasar. Banyaknya jumlah penjual dan pembeli menyebabkan kolusi dalam pasar persaingan sempurna sulit dilakukan. Informasi sempurna (perfect information). Setiap pembeli atau penjual mempunyai informasi yang sangat lengkap tentang keadaan pasar barang dan jasa. Informasi yang sempurna ini menyebabkan pembeli tidak akan membeli produk dengan harga di atas harga pasar, ceteris paribus. Akibatnya, perusahaan yang menjual barang di atas harga pasar tidak menjual apa pun, karena tidak ada pembeli yang membelinya. Informasi yang sempurna menyebabkan pelaku ekonomi tidak membutuhkan pengorbanan

31 40 apapun untuk mengakses informasi. Informasi yang sempurna menyebabkan harga tunggal (single price) dalam suatu pasar dapat terjadi. Tidak ada halangan atau rintangan untuk masuk (entry) dan juga tidak ada larangan untuk keluar (exit). Bila suatu perusahaan mengambil keputusan untuk memasuki suatu usaha (industri) maka tidak ada larangan atau rintangan. Begitu juga kalau perusahaan tidak mampu maka dia bisa keluar. Tidak ada bantuan untuk tidak keluar (misalnya pemberian subsidi dan kredit) karena pengusaha sangat rasional. Dia boleh masuk dan keluar dengan bebas (free entry and free exit). Tidak ada regulasi pemerintah. Tidak ada larangan atau izin tertentu. Kalau suatu perusahaan mau beroperasi, mendirikan pabrik, dan menjual produknya ke pasar maka tindakannya dilakukan tanpa surat-surat izin. Demikian juga, tidak ada tarif, subsidi dan kuota. Dalam pasar persaingan sempurna, harga telah ditentukan pasar (harga cenderung konstan), sehingga untuk mendapatkan keuntungan maksimum seorang produsen hanya dapat mencapainya melalui keputusan banyaknya jumlah produk yang akan dijual Pemikiran Persaingan Usaha Pemikiran persaingan usaha pertama kali dilakukan oleh kaum strukturalis, diawali oleh studi Mason di tahun 1930-an dimana berdasarkan dari ide yang dikembangkan oleh mazhab neo-klasik, yang menilai kinerja ekonomi dalam kerangka alokasi dan teknis (efisiensi statis) dalam mengkontraskan kondisi monopoli dan persaingan sempurna. Hal ini yang mempengaruhi cabang ilmu

32 41 ekonomi yang dikenal dengan ekonomi industri dan mengarah pada pengembangan paradigma Structure-Conduct-Performance (Struktur-Perilaku- Kinerja). Pada tahun 1950-an riset dilanjutkan oleh Joe S. Bain mengenai kinerja pasar oligopoli dan menemukan bahwa 8 perusahaan terbesar mengkontrol 70% atau lebih pasar, keuntungan rata-ratanya secara signifikan lebih tinggi daripada pasar yang kurang terkonsentrasi (Martin, 2000). Penelitian Bain dan pengikutnya mengindifikasikan hubungan positif yang kuat antara konstrasi dan profitabilitas. Hal ini memberikan dukungan yang cukup kuat kepada aliran strukturalist dari antitrust. Kondisi untuk masuk (the condition of entry) adalah pusat bagi paradigma SCP. Halangan untuk masuk dianggap sebagai kondisi yang penting bagi pemanfaatan market power. Sementara itu, pemikiran Chicago (Chicago School) pada tahun 1960-an dan awal 1970-an mengkritik tajam bahwa pemikiran Bain dan studi selanjutnya adalah salah dan proposal dekonsentrasi adalah salah arah. (Posner 1978). Terinspsirasi oleh aliran Austria, pemikiran Chicago tersebut berpendapat bahwa, persaingan adalah suatu proses, persaingan dapat mengarah kearah beragam struktur pasar yang dapat memberikan hasil yang efisien. Hipotesa aliran Chicago menjelaskan perusahaan dengan efisiensi yang lebih superior secara umum akan memperluas pangsa pasar mereka berhasil meningkatkan konsentrasi pada pasar yang terbuka, dapat merupakan hasil dari persaingan yang efisien dimana pemenangnya akan berusaha untuk memperoleh proporsi penjualan yang lebih besar.

33 42 Pada abad dua puluh, dimana evolusi industri ditandai dengan munculnya industri-industri berbasis teknologi dan inovasi. Kritik terhadap penggunaan pasar persaingan sempurna sebagai analisis dalam kebijakan antitrust semakin kencang. Pemikiran New Economy menganggap persaingan sempurna sebagai struktur pasar yang memaksimumkan. Kesejahteraan yang menganggap keluar dari struktur pasar ini sebagai problematik, hanya ideal bila kompetisi dianggap statis. Kompetisi yang dinamis sebenarnya atau secara potensial penting bagi keuntungan sumber keuntungan konsumen. Melihat kebijakan anti trust dalam anggapan bahwa kompetisi yang sempurna dapat dicapai, sepertinya tidak terlalu berguna bagi konsumen (Evans dan Schmalensee, 2007). Lebih lanjut Schmalence berpendapat dalam industri yang sedang mengalami perubahan teknologi yang cepat dimana persaingan berpusat pada kekayaan intelektual (intellectual property), perusahaan-perusahaan yang sedang bersaing di pasar biasanya menggunakan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk mengembangkan produk, jasa dan kelebihan yang paling bagus sebagai basis untuk merebut dan memimpin pasar. Melalui cara ini perusahaan mampu mengurangi atau menghilangkan pesaing yang sudah ada dan yang akan ada dan merubah struktur pasar di masa depan. Harga yang statis dan persaingan output dalam margin di pasar menjadi tidak begitu penting Konsep Efisiensi Dalam hubungan dengan ekonomi organisasi industri istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling efektif untuk memanfaatkan sumberdaya

34 43 yang langka. Efisiensi secara sederhana adalah nilai maksimum output yang dihasilkan dari input yang minimal. Efisiensi biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu efisiensi teknologi (teknik) dan efisiensi ekonomi (alokatif). Sebuah perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan itu memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input fisik. Adanya proses produksi yang berbeda menyebabkan tingkat semua perusahaan dapat efisien secara teknologi. Efisiensi ekonomi timbul apabila input dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga suatu tingkat output diproduksi dengan biaya serendah mungkin. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya produksi, dapat menciptakan kontribusi terhadap nilai tambah yang diperoleh. Peningkatan dalam efisiensi terjadi bila output yang ada atau tingkat suatu output dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah. Sumber: Hilter, Ken The Economics of Industries and firms. Pearson Education. Gambar 2.3 Paradigma Structure-Conduct-Performance (SCP)

35 44 Efisiensi termasuk dalam kinerja (performance) paradigma SCP seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 halaman 43. Elemen-elemen yang terdapat di dalam kinerja pasar adalah sebagai berikut (Legowo, 1996) : 1. Efisiensi dalam produksi, artinya kemampuan berproduksi secara efisien dengan menggunakan sejumlah input tertentu untuk menghasilkan nilai output yang maksimum. 2. Efisiensi dalam penyaluran, artinya kemampuan mendistribusikan hasil 3. Produksi dengan biaya rendah. 4. Efisiensi dalam mengalokasikan sumberdaya sehingga harga yang dikenakan kepada pembeli bisa rendah sesuai dengan rendahnya biaya produksi termasuk keuntungan yang normal bagi produsen. 5. Kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga dapat diperoleh biaya produksi yang rendah dan teknik distribusi yang lebih tepat. 6. Kinerja berupa mutu, harga dan jumlah (variasi produk) yang sesuai dan bisa memuaskan konsumen. Konsumen atau masyarakat mengharapkan adanya kinerja yang bisa memberikan kesejahteraan kepada mereka antara lain dapat memperoleh harga yang murah, bermutu tinggi, jumlah yang cukup kesediaannya, serta mudah dan cepat diperoleh. Hal tersebut bisa diperoleh jika alokasi sumberdaya produksi (bahan input), distribusi hasil produksi, dan kemampuan kemajuan teknologi semuanya dilakukan secara efisien. Semua ini dapat diperoleh jika struktur dan

36 45 perilaku pasar mendukung kinerja untuk memberikan kontribusi yang baik demi kesejahteraan masyarakat (Legowo, 1996). Menurut Mardiasmo (2009) Efisiensi merupakan pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan antara output/input yang dikaitkan dengan standar kinerja atu target yang telah ditetapkan. pengertian efisiensi berhubungan dengan konsep produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendahrendahnya (spending well). Mardiasmo (2009) menyatakan bahwa efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Rasio efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolut tetapi dalam bentuk relatif. Unit A lebih efisien dibanding unit B, unit A lebih efisien tahun ini bila dibandingkan dengan tahun lalu, dan seterusnya. Karena efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara : 1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama. 2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input. 3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.

37 46 4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output. Efisiensi teknis terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu. Menurut Ozcan (2008) dalam Lestari (2013), dasar efisiensi adalah rasio/perbandingan output terhadap input. Cara untuk meningkatkan efisiensi antara lain dengan: a. Meningkatkan output, b. Mengurangi input c. Atau jika keduanya ditingkatkan, maka tingkat kenaikan untuk output harus lebih besar daripada tingkat kenaikan untuk input atau, d. Jika kedua output dan input diturunkan, laju penurunan untuk output harus lebih rendah daripada tingkat penurunan untuk input. Cara lain yang bisa digunakan untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi selain keempat cara adalah dengan menerapkan teknologi manajemen yang dapat mengurangi input maupun meningkatkan kemampuan dalam menghasilkan lebih banyak output. Beberapa konsep mengenai efisiensi antara lain yang dikemukan oleh Ramesh Bhat (2001) dalam Lestari (2013): a. Efisiensi teknis Efisiensi ini berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja, modal, dan mesin sebagai input untuk menghasilkan output maksimum. Penerapan teknologi yang sama pada semua unit maka diharapkan tidak akan ada input yang sia-sia dalam memproduksi kuantitas output tertentu.

38 47 b. Efisiensi alokatif Berkaitan dengan meminimalkan biaya produksi dengan pilihan input yang tepat untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan mempertimbangkan tingkat harga input, dengan asumsi bahwa organisasi yang diuji sudah sepenuhnya efisien secara teknis. Efisiensi alokatif dinyatakan sebagai skor persentase, dimana skor 100 % menunjukkan bahwa organisasi telah menggunakan inputnya dalam proporsi yang akan meminimalkan biaya. Sebuah organisasi yang beroperasi pada praktek terbaik secara teknis masih bisa secara alokatif dikatakan tidak efisien karena tidak menggunakan input dalam proporsi yang meminimalkan biaya, pada harga input relatif tertentu. c. Efisiensi biaya/keseluruhan Berkaitan dengan kombinasi efisiensi teknis dan alokatif. Sebuah organisasi dikatakan melakukan efisien biaya jika dia bisa efisien baik secara alokatif maupun secara teknis. Efisiensi biaya dihitung sebagai produk dari nilai efisiensi teknis dan efisiensi alokatif (ditunjukkan dalam persentase), sehingga organisasi hanya dapat mencapai 100 % nilai efisiensi biaya jika telah mencapai 100 % efisiensi baik teknis dan alokatif. Teknikal efisiensi juga dijelaskan oleh Kumbhakar & Lovell (2003), technical efficiency mengacu pada kemampuan unit pengambilan keputusan untuk meminimalkan input yang digunakan dalam memproduksi output vektor tertentu, atau kemampuan untuk mendapatkan hasil maksimal dari input vektor tertentu. Perusahaan seharusnya sepenuhnya teknis efisien jika menghasilkan output maksimum yang mungkin dari tingkat tetap input (orientasi output), atau jika

39 48 menggunakan mungkin input minimum untuk menghasilkan tingkat output tertentu (orientasi input). Ada dua metode terkenal untuk mengukur efisiensi teknis: Data Envelopment Analysis (DEA) dan Stochastic Frontier Analysis (SFA) Pengukuran Efisiensi dengan Data Envelopment Analysis (DEA) dan Stochastic Frontier Analysis (SFA). - Data Envelopment Analysis (DEA) DEA adalah suatu metodologi yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi dari suatu unit pengambilan keputusan (unit kerja) yang bertanggung jawab menggunakan sejumlah input untuk memperoleh suatu output yang ditargetkan. DEA merupakan model pemrogaman fraksional yang bisa mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk tiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dan output (tidak seperti regresi). DEA menghitung ukuran efisiensi secara skalar dan menentukan level input dan output yang efisien untuk unit yang dievaluasi. Proses pengolahan data dengan DEA merumuskan indikator pengukuran efisiensi bank, bisa berupa: biaya operasi, biaya bunga, pendapatan bunga dan indikator lainnya ke dalam model matematis. Tahap ini merupakan penyederhanaan penggambaran masalah yang kompleks ke dalam bentuk kuantitatif untuk dicari solusi (pemecahan) permasalahan. Sebuah model matematis menggunakan variabel keputusan (decision variabels) untuk menggambarkan keputusan kuantitatif yang akan dibuat.

40 49 Sementara fungsi tujuan (objective function) akan mengekspresikan ukuran kinerja dari tiap decision variabel dalam model. Kendala (constraint) dalam model menggambarkan pembatasan terhadap nilai yang akan dimasukkan ke dalam variabel keputusan. parameter dari sebuah model konstanta yang akan muncul dalam fungsi tujuan dan kendala. Metode DEA ini diciptakan sebagai alat evaluasi kinerja suatu aktivitas di sebuah unit entitas (organisasi) yang selanjutnya disebut DMU (Decision Making Unit) atau unit pembuat keputusan (UPK). Secara sederhana pengukuran dinyatakan dengan rasio : output / input yang merupakan satuan pengukuran efisiensi atau produktivitas yang bisa dinyatakan secara parsial (misalnya: output perjam kerja ataupun output perpekerja, dengan output adalah penjualan, profit dsb) ataupun secara total (melibatkan semua output dan input suatu entitas ke dalam pengukuran) yang dapat membantu menunujukkan faktor input (output) apa yang paling berpengaruh dalam memnghasilkan suatu output (penggunaan suatu input). Hanya saja perluasan pengukuran produktivitas dari parsial ke total akan membawa kesulitan dalam memilih input dan output apa yang harus disertakan dan bagaimana pembobotannya. Data Envelopment Analysis (DEA) pertama kali diperkenalkan oleh Charnes, Cooper dan Rhodes pada tahun 1978 dan Pendekatan DEA lebih menekankan pendekatan yang berorientasi kepada tugas dan lebih memfokuskan kepada tugas yang penting, yaitu mengevaluasi kinerja dari unit pembuat keputusan (Decision Making Units). Selanjutnya, DMU yang efisien tersebut akan membentuk garis frontier. Jika DMU berada pada garis frontier, maka DMU

41 50 tersebut dapat dikatakan efisien relatif dibandingkan dengan DMU yang lain dalam per group-nya. Selain menghasilkan nilai efisiensi masing-masing DMU, DEA juga menunjukkan unit-unit yang menjadi referensi bagi unit-unit yang tidak efisien. Asumsi DEA : 1. Entitas yang dievaluasi menggunakan set input yang sama untuk menghasilkan set output yang sama pula. 2. Data bernilai positif dan bobot dibatasi pada nilai positif. 3. Input dan output bersifat variabel. Keunggulan dan kelemahan metode DEA adalah : - Keunggulan DEA 1. Bisa menangani banyak input dan output 2. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output 3. DMU dibandingkan secara langsung dengan sesamanya 4. Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda - Keterbatasan DEA : 1. Bersifat simple specific. 2. Merupakan extreme point technique, kesalahan pengukuran bisa berakibat fatal. 3. Hanya mengukur produktivitas relatif dari DMU bukan produktivitas absolut. 4. Uji hipotesis secara statistik DEA sulit dilakukan.

42 51 5. Menggunakan perumusan linear progamming terpisah untuk tiap DMU (perhitungan secara manual sulit dilakukan apalagi untuk masalah berskala besar) DEA merupakan pendekatan non parametik dengan menggunakan teknik linear progamming sebagai dasar. Langkah kerja penelitian dengan metode DEA ini meliputi: 1. Identifikasi DMU atau unit yang akan diobservasi beserta input dan output pembentuknya. 2. Menghitung efisiensi tiap DMU untuk mendapatkan target input dan output yang diperlukan untuk mencapai kinerja optimal. DEA menghitung efisiensi dari suatu DMU dalam satu kelompok observasi relatif kepada DMU dengan kinerja terbaik dalam kelompok observasi tersebut. Beberapa isu penting yang harus diperhatikan dalam penggunaaan DEA adalah sebagai berikut : 1. Positivity DEA menuntut semua variabel input dan output bernilai positif. 2. Isotonicity Variabel input dan output harus memiliki hubungan isotinicity yang berarti untuk setiap kenaikan pada variabel input apapun harus menghasilkan kenaikan setidaknya satu variabel output dan tidak ada variabel output yang mengalami penururnan. 3. Jumlah DMU

43 52 Dibutuhkan setidaknya jumlah DMU sebesar 2 kali dari jumlah variabel input dan output. 4. Windows Analysis Perlu dilakukan window analysis jika terjadi pemecahan data DMU (tahunan menjadi triwulan misalnya) yang biasanya dilakukan untuk memenuhi syarat jumlah DMU. Analisis ini dilakukan untuk menjamin stabilitas nilai efisiensi dari DMU yang bersifat time dependent. 5. Penentuan bobot Walaupun DEA menentukan bobot yang seringan mungkin untuk setiap unit relatif terhadap unit yang lain dalam satu set data, terkadang dalam praktek manajemen dapat menentukan bobot sebelumnya. 6. Homogeneity DEA menuntut seluruh DMU yang di evaluasi memiliki input dan output yang sama jenisnya. - Stochastic Frontier Analysis (SFA) Pendekatan batas stokastik (SFA) menggunakan suatu frontier untuk mengukur nilai efisiensi dari masing-masing unit usaha. Suatu unit usaha dikatakan tidak efisien jika tingkat biaya dari sebuah unit usaha lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat biaya unit usaha frontier yang beroperasi pada tingkat kinerja terbaiknya (Nugroho, 2011). Aigner, Lovell, dan Schmidt (1977) dan Meeusen dan Van den Broeck (1977) dalam Coelli, et al. (1998) mengemukakan fungsi stochastic frontier yang merupakan perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tidak terduga (stochastic frontier) di dalam batas produksi. Fungsi produksi tersebut ditambahkan random error, vi, ke dalam variabel acak non negatif

44 53 (non-negative random variabel), ui, seperti dinyatakan dalam persamaan seperti berikut: ln(yi) = xiβ + vi - ui, i = 1, 2,, N Random error, vi, berguna untuk menghitung ukuran kesalahan dan faktor acak lainnya seperti cuaca, pemogokan, keberuntungan, dan sebagainya, di dalam nilai variabel ouput, bersama sama dengan efek kombinasi dari variabel input yang tidak terdefinisi di fungsi produksi. Variabel ui merupakan variabel acak yang bebas dan secara identik terdistribusi normal (independent-identically distributed/i.i.d) dengan rataan (mathematical expectation/ui) bernilai nol dan ragamnya konstan, σv2 atau N(0, σv2), serta bebas dari ui. Dimana variabel ui diasumsikan i.i.d serta eksponensial atau variabel acak setengah normal (half-normal variabels). Model yang dinyatakan dalam persamaan di atas disebut sebagai fungsi produksi stochastic frontier karena nilai output dibatasi oleh variabel acak (stochastic) yaitu nilai harapan dari xiβ + vi atau exp(xiβ + vi). Random error bisa bernilai positif dan negatif dan begitu juga ouput stochastic frontier bervariasi sekitar bagian tertentu dari model frontier, exp(xiβ). Sumber: Coelli et al. (1998) Gambar 2.4. Fungsi Produksi Stochastic Frontier

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA PASAR MONOPOLI, OLIGOPOLI, PERSAINGAN SEMPURNA P E R T E M U A N 6 N I N A N U R H A S A N A H, S E, M M MONOPOLI Bahasa Yunani monos polein artinya menjual sendiri Penguasaan atas produksi dan atau pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang digunakan untuk melakukan studi tentang struktur dan kinerja industri telekomunikasi seluler. Bab ini juga akan menjadi panduan untuk memahami

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi.

Bentuk-Bentuk Pasar. Categories : Bentuk-Bentuk Pasar. ekonomi. http://www.plengdut.com/2013/01/bentuk-bentuk-pasar.html Bentuk-Bentuk Pasar Diposkan oleh irmawan hadi saputra di 7:29 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Categories : Bentuk-Bentuk

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: ANALISIS STRUKTUR PASAR INDUSTRI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2015 Leni Evangalista Marliani E-Mail: 1 lenievangalista02@gmail.com Abstak Industri perbankan merupakan industri yang memiliki peranan

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8

Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan. Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 Pasar Oligopoli & Arsitektur Perusahaan Dr. Muh. Yunanto, MM Pertemuan ke-8 ASUMSI YANG MELANDASI BENTUK-BENTUK PASAR No Asumsi-asumsi Persaingan Sempurna Monopolistik Oligopoli Monopoli 1 Banyaknya Penjual

Lebih terperinci

Materi 11 Ekonomi Mikro

Materi 11 Ekonomi Mikro Materi 11 Ekonomi Mikro Pasar Oligopoli Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami : - Ruang Lingkup Pasar Oligopoli - Karakteristik Pasar Olipogoli - Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya

Lebih terperinci

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli

Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli Bab 11 Struktur Pasar : Pasar Oligopoli 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Oligopoli: Arti & Sumbernya Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR II.1 Monopoli Sebuah perusahaan disebut melakukan monopoli apabila perusahaan tersebut menjadi satu satunya penjual produk di pasar, dan produk tersebut sendiri tidak memiliki

Lebih terperinci

Bab 9 PASAR OLIGOPOLI

Bab 9 PASAR OLIGOPOLI Bab 9 PASAR OLIGOPOLI Pengertian PASAR Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli Sebuah pasar dapat terjadi

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M.

TEORI PASAR. Materi Presentasi. Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli. Sayifullah, SE., M. TEORI PASAR Sayifullah, SE., M.Akt Materi Presentasi Pasar Persaingan Sempurna Pasar Monopoli Pasar Monopolistis Pasar Oligopoli 1 Teori Pasar Pasar Persaingan Sempurna Pasar Persaingan Tidak Sempurna

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi

TEORI PASAR. Pengantar Ilmu Ekonomi TEORI PASAR Pengantar Ilmu Ekonomi Pasar Secara Sederhana Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa. Secara Luas (W.J. Stanton ) orang-orang yang mempunyai

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar Pertemuan Ke 5 Bentuk Pasar Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual

Lebih terperinci

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada

Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada Oligopoli ada suatu bentuk organisasi pasar dimana penjual atas sebuah produk yang homogen atau terdiferensiasi jumlahnya sedikit Apabila hanya ada dua penjual namanya Duopoli Oligipoli Murni: apabila

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of

II. TINJAUAN PUSTAKA. kali diperkenalkan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul Wealth of II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis Ekonomi pertanian merupakan suatu aplikasi ilmu ekonomi dengan bidang pertanian, dimana ilmu ini digunakan untuk memecahkan permasalahanpermasalahan pertanian.

Lebih terperinci

BAB VI Struktur Pasar

BAB VI Struktur Pasar BAB VI Struktur Pasar 6.1. Pengertian Struktur Pasar Di stasiun televisi sering kita melihat iklan yang mencerminkan persaingan di pasar produk masing-masing, misalnya persaingan yang sangat ketat di pasar

Lebih terperinci

Struktur Pasar dan Conduct

Struktur Pasar dan Conduct Struktur Pasar dan Conduct sayifullah Pasar? Konteks di mana para penjual dan pembeli melakukan pertukaran secara sukarela. Pasar = penawaran + permintaan. Dalam ekonomi industri, pasar = industri. 1 Permintaan

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X STRUKTUR PASAR K TSP & K-13 A. PENGERTIAN DAN FUNGSI PASAR B. STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran K TSP & K-13 Kelas X ekonomi STRUKTUR PASAR Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan bentuk- bentuk pasar dalam struktur pasar yang ada di masyarakat.

Lebih terperinci

Pasar Persaingan Monopolistik

Pasar Persaingan Monopolistik Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori pasar persaingan monopolistik

Lebih terperinci

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Abd. Jamal, S.E., M.Si

Persaingan Monopolistik dan Oligopoli. Abd. Jamal, S.E., M.Si Persaingan Monopolistik dan Oligopoli Abd. Jamal, S.E., M.Si http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Jenis Struktur Pasar 1. Persaingan Monopoli (Monopolistic Competition)

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK

PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar Persaingan Monopolistik Adalah struktur pasar di mana terdapat cukup banyak perusahaan yang menjual produk-produk yang mirip satu sama lain, namun tidak identik. Teori

Lebih terperinci

Kuliah ke-9. Persaingan Monopolistik & Oligopoli

Kuliah ke-9. Persaingan Monopolistik & Oligopoli Kuliah ke-9 Persaingan Monopolistik & Oligopoli Persaingan Monopolistik Definisi Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang di dalamnya terdapat beberapa penjual, dengan free entry dan free exit dan

Lebih terperinci

Materi 10 Ekonomi Mikro

Materi 10 Ekonomi Mikro Materi 10 Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Monopolistik Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami: - Pasar Persaingan Monopolistik - Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik - Keseimbangan

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam

Lebih terperinci

Definisi Pasar Monopoli

Definisi Pasar Monopoli Struktur Pasar Definisi Pasar Monopoli suatu bentuk pasar dimana dalam suatu industri hanya terdapat sebuah perusahaan dan produk yang dihasilkan tidak memiliki pengganti yang sempurna Karakteristik Pasar

Lebih terperinci

MODEL OLIGOPOLI DASAR

MODEL OLIGOPOLI DASAR MAKALAH MODEL OLIGOPOLI DASAR DISUSUN OLEH : FIFI APRILIA NURUL AINI NIM: 041624253005/ KELAS B TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA NIM: 041624253009/ KELAS B SESILIA ADRIANA ARIF NIM: 041624253012/ KELAS

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI STRUKTUR PASAR PERSAINGAN MONOPOLI TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat memahami tentang konsep pasar persaingan monopoli, mampu menghitung tingkat harga baik dalam jangka pendek dan jangka

Lebih terperinci

Makalah Pasar Oligopoli

Makalah Pasar Oligopoli Makalah Pasar Oligopoli BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Konsep Tataniaga Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya melibatkan individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR & LABA MAKSIMUM

STRUKTUR PASAR & LABA MAKSIMUM STRUKTUR PASAR & LABA MAKSIMUM Lecturer Notes by Rini Setyo W, SE.MM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Pasar Adalah suatu institusi atau badan yg menjalankan aktivitas jual beli barang 2 dan/atau

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP

STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP STRUKTUR PASAR DAN STRATEGI PENETAPAN HARGA Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Suhardi, S.Pt.,MP Materi : Pengertian Struktur Pasar Bentuk Pasar Maksimisasi Keuntungan Metode

Lebih terperinci

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206)

Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Struktur Pasar Pemasaran (TIN 4206) Efisiensi dalam Persaingan Sempurna Tiga pertanyaan dasar dalam perekonomian kompetitif adalah : 1. Apa yang akan diproduksi? 2. Bagaimana cara memproduksinya? 3. Siapa

Lebih terperinci

Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli

Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli TEORI EKONOMI MIKRO Pasar adalah tempat atau sarana bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual/beli Sebuah pasar dapat terjadi jika terdapat

Lebih terperinci

pada persepsi konsumen.

pada persepsi konsumen. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada industri otomotif di Indonesia tahun 1983-2013, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu: 1. Struktur

Lebih terperinci

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Persaingan Sempurna Persaingan Tidak Sempurna Struktur

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 14Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Struktur Pasar Oligopoli Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen Pengertian Pasar Oligopoli Pasar Oligopoli adalah : struktur

Lebih terperinci

Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna

Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna BAB 5 PASAR PERSAINGAN 1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna Dalam kegiatan dunia usaha, kita melihat banyak perusahaan yang menjual produk tertentu. Ketika

Lebih terperinci

MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI

MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI MAKALAH EKONOMI MIKRO PASAR OLIGOPOLI SYARI TRI MULIA 110610009 DOSEN : SUGIS PANCA YANARTI UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2012 PUTERA BATAM EKONOMI MIKRO 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur marilah kita panjatkan

Lebih terperinci

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta

TEORI PASAR. Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta TEORI PASAR Wawong Dwi Ratminah Prodi Teknik Pertambangan FTM, UPN Veteran Yogyakarta PASAR Secara Sederhana : Tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual-beli barang dan jasa.

Lebih terperinci

Pasar Oligopoli dan Monopoli

Pasar Oligopoli dan Monopoli Pasar Oligopoli dan Monopoli Pertemuan kesembilan Pengantar Ilmu Ekonomi Saturday, June 25, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-9 Ciri pasar oligopoli. Laba dalam pasar oligopoli. Ciri pasar monopoli. Laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini membahas beberapa teori yang akan menjadi karangka acuan atau dasar analisis skripsi ini. Pembahasan teori dilakukan agar dapat memahami secara mendalam pengusaan teori

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di

STRUKTUR PASAR. 1. Menurut segi fisiknya, pasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam, di STRUKTUR PASAR 1.1 Pengertian Pasar Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS Bentuk Bentuk asar erfect Competition Monopoly Monopolistic Competition Oligopoli STRUKTUR ASAR I Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : RICE TAKERS RICE MAKERS Asumsi erfect

Lebih terperinci

Topik 6. PENENTUAN HARGA PRODUK PERTANIAN: Oligopoly Monopolistic competition

Topik 6. PENENTUAN HARGA PRODUK PERTANIAN: Oligopoly Monopolistic competition Topik 6. PENENTUAN HARGA PRODUK PERTANIAN: Oligopoly Monopolistic competition Yaitu : berbagai aspek yang ada di pasar yang dapat mempengaruhi para pelaku di pasar Pelaku Pasar : a. Produsen b. Konsumen

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Tugas Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Disusun Oleh : Asep Prianto (113020061) Elis Sri Maryanti (113020064) Farhatul Aini (113020062) Zahra Adzkia (113020063) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Apakah yang disebut dengan oligopoli?

Apakah yang disebut dengan oligopoli? Oligopoly Apakah yang disebut dengan oligopoli? Pasar dengan beberapa perusahaan, yang masing-masing menjual dalam jumlah yang cukup signifikan Dengan demikian keputusan tiap perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Pasar Dalam literature ekonomi, hampir seluruhnya memberikan pengertian yang sama tentang pasar, yaitu pertemuan antara penjual dan pembeli. Atau tempat dimana permintaan

Lebih terperinci

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun potensial suatu produk tertentu Struktur Pasar: mengacu

Lebih terperinci

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Struktur Pasar & Tingkat Persaingan Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli

Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Struktur, Pengukuran dan Perilaku Oligopoli Sayifullah Istilah Oligopoli Istilah oligopoli telah digunakan oleh Chamberlin (1927) dan Cournot (1938). Adam Smith dan Machlup few-sellers (jumlah penjual

Lebih terperinci

PASAR MONOPOLI PENDAHULUAN BAB I

PASAR MONOPOLI PENDAHULUAN BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar sebagai kumpulan jumlah pembeli dan penjual individual mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut muncul karena masing-masing individu

Lebih terperinci

Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24

Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24 Perbuatan atau Kegiatan yang Dilarang Pasal 17 24 Defenisi Praktek Monopoli: pemusatan kekuatan ekonomi (penguasaan yang nyata atas suatu pasar yang relevan) sehingga dapat menentukan harga barang dan

Lebih terperinci

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) Dosen Pengasuh: Khairul Amri, SE. M.Si Bacaan Dianjurkan: Wihana Kirana Jaya, 2008. Ekonomi Industri, BPFE-UGM Yogyakarta. Mudrajat Kuncoro, 2012. Ekonomika Aglomerasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA. HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA ATAU STRUCTURE- CONDUCT-PERFORMANCE BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri

Lebih terperinci

monopolistik - Pasar oligopoli

monopolistik - Pasar oligopoli STRUKTUR PASAR Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. STRUKTUR PASAR - Pasar persaingan sempurna - Pasar monopoli - Pasar persaingan monopolistik - Pasar oligopoli

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Tataniaga Tataniaga atau pemasaran memiliki banyak definisi. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006) istilah tataniaga dan pemasaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Berlian Porter Dayasaing diidentikkan dengan produktivitas atau tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang digunakan.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke

KERANGKA PEMIKIRAN. terhadap barang dan jasa sehingga dapat berpindah dari tangan produsen ke III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Konsep Pemasaran Definisi tentang pemasaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli ekonomi, pada hakekatnya bahwa pemasaran merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur-Perilaku-Kinerja Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang perlunya pengorganisasian pasar dan bagaimana pengorganisasian

Lebih terperinci

BAB III KARTEL DAN PERMASALAHANNYA

BAB III KARTEL DAN PERMASALAHANNYA BAB III KARTEL DAN PERMASALAHANNYA A. Tinjauan Umum Tentang Kartel 1. Pengertian Kartel Sebelum mengetahui pengertian dari kartel, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa, dalam pasar oligopolisytik hanya

Lebih terperinci

Rini Dwiastuti, Nuhfil Hanani, Tatiek Koerniawati, Nurbaladina PERTEMUAN KEDELAPAN (lanjutan): Struktur Pasar

Rini Dwiastuti, Nuhfil Hanani, Tatiek Koerniawati, Nurbaladina PERTEMUAN KEDELAPAN (lanjutan): Struktur Pasar Rini Dwiastuti, Nuhfil Hanani, Tatiek Koerniawati, Nurbaladina 2010 PERTEMUAN KEDELAPAN (lanjutan): Struktur Pasar Struktur Presentasi Fenomena harga di tk petani < harga dasar Identifikasi struktur pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Salah satu kerangka dasar dalam analisis ekonomi industri adalah hubungan antara Struktur-Perilaku-Kinerja atau Structure-Conduct-Performance (SCP). Hubungan

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

VII. STRUKTUR PASAR Pasar Persaingan Sempurna

VII. STRUKTUR PASAR Pasar Persaingan Sempurna Kardono-nuhfil 1 VII. STRUKTUR PASAR Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada sisi permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan

Lebih terperinci

BAB VIII PENETAPAN HARGA

BAB VIII PENETAPAN HARGA BAB VIII PENETAPAN HARGA Sebagai perusahaan berusaha untuk menumbuh keuntungan mereka, mereka sering fokus pada penurunan biaya produksi atau peningkatan permintaan produk. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA)

BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA) BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA) A. Pendahuluan Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi barang atau jasa atau tempat bertemunya

Lebih terperinci

Kapita Selekta Ilmu Sosial

Kapita Selekta Ilmu Sosial Modul ke: Kapita Selekta Ilmu Sosial Bentuk Bentuk Pasar Fakultas ILMU KOMUNIKASI Finy F. Basarah, M.Si Program Studi Penyiaran Bentuk Bentuk Pasar Kapita Selekta Ilmu Sosial Ruang lingkup Pasar persaingan

Lebih terperinci

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-6 Konsep Harga (pricing concept) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com Pokok Bahasan Definisi Harga

Lebih terperinci

ANALISA POSISI PERUSAHAAN SAAT INI

ANALISA POSISI PERUSAHAAN SAAT INI ANALISA POSISI PERUSAHAAN SAAT INI Analisis Daya Tarik dan Daya Saing Perusahaan Konsep Daya saing Dalam ekonomi, daya saing pada tingkat mikro (perusahaan firm level) sering diartikan sebagai : Kemampuan

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

Materi 8 Ekonomi Mikro

Materi 8 Ekonomi Mikro Materi 8 Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Sempurna Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode dan model pasar persaingan sempurna dalam : Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR. Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai

II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR. Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai II. TINJAUAN LITERATUR TENTANG STRUKTUR, PERILAKU DAN KINERJA PASAR 2.1. Pendahuluan Bab ini merujuk model analisis dari teori terdahulu mengenai Struktur, Perilaku dan Kinerja Pasar (Structure, Conduct

Lebih terperinci

Sifat dasar diskrimanasi harga

Sifat dasar diskrimanasi harga Diskriminasi Harga Diskriminasi harga adalah tindakan penjualan dalam menjual barang yang sama di bawah pengawasan produksi yang sama dengan harga berbeda kepada pembeli yang berbeda. Sifat dasar diskrimanasi

Lebih terperinci

Teori Pasar Persaingan.

Teori Pasar Persaingan. Teori Pasar Persaingan www.aeunike.lecture.ub.ac.id Kondisi ekstrim 1 perfect competition >>> jumlah perusahaan banyak namun kemampuan sangat kecil untuk mempengaruhi harga pasar. Kondisi ekstrim 2 Monopoli

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA

BIAYA PRODUKSI. Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA BIAYA PRODUKSI Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA Kurva biaya produksi adalah: Kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah biaya/ongkos produksi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Ekonomi Industri Secara mikro, industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup 14 BAB II PENENTUAN HARGA JUAL Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi

Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi Persaingan Usaha Pendekatan Ekonomi The Wealth of Nation: Adam Smith The Invisible Hand - laissez faire (allow to do) Bagaimana pasar bekerja? Apa yang terjadi bila pasar terdistorsi? Pendapat Thomas Jefferson

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMIPERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI HARI/TANGGAL : Jumat / 25 MEI 2012 WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL : 50 butir Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini!

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar Dalam memajukan perekonomian suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengaruh kenaikan harga BBM dan jumlah penumpang terhadap pendapatan sopir

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengaruh kenaikan harga BBM dan jumlah penumpang terhadap pendapatan sopir BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah Jura dkk (2016) yang berjudul Pengaruh kenaikan harga BBM

Lebih terperinci

DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan

DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan OLIGOPOLI DEFINISI PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan duopoli CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI 1. Menghasilkan

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR

Jenis-Jenis Pasar PERSAINGAN DAN MONOPOLI DEFINISI PASAR DEFINISI PASAR PERSAINGAN DAN MONOPOLI Pengertian Pasar atau Definisi Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR

KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR 1 KLASIFIKASI STRUKTUR PASAR Struktur pasar menggambarkan tingkat persaingan di suatu pasar barang atau jasa tertentu. yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Suatu pasar

Lebih terperinci

PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly Duopoly.

PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly Duopoly. PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly : adalah struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa perusahaan besar (- 0 perusahaan besar) yang menguasai pasar. Kalau pasar hanya dikuasai oleh perusahaan saja disebut

Lebih terperinci

TINJAUAN PENGECUALIAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 BAGI USAHA KECIL DAN KOPERASI. Hasan Jauhari )

TINJAUAN PENGECUALIAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 BAGI USAHA KECIL DAN KOPERASI. Hasan Jauhari ) TINJAUAN PENGECUALIAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1999 BAGI USAHA KECIL DAN KOPERASI Hasan Jauhari ) Abstrak Saat ini sekitar 60 negara dari 200an negara di dunia ini telah memiliki undang-undang anti monopoli

Lebih terperinci

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 105-

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 105- Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 105- Heinrich von Stackelberg (1934) Supply side banyak sedikit satu Demand side banyak Persaingan sempurna

Lebih terperinci

Ekonomi Mikro OLIGOPOLI

Ekonomi Mikro OLIGOPOLI Ekonomi Mikro OLIGOPOLI Definisi Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa produsen saja. Jika hanya dua perusahaan disebut dengan duopoli Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Lebih terperinci

KISI UAS 20 Desember 2014

KISI UAS 20 Desember 2014 KISI UAS 20 Desember 2014 1. Istilah/Konsep Biaya Produksi Ex: TC, TVC, TFC, AFC, AVC, MC, Skala Ekonomi, Skala tidak Ekonomi 2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli, Monopolistis, dan Oligopoli

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak

III. KERANGKA PEMIKIRAN Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Permintaan Jagung dan Penawaran Pakan Ternak Perusahaan adalah satu unit teknis dimana output dihasilkan, karena itu perusahaan adalah suatu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN HARGA (Studi Kasus Pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang )

IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN HARGA (Studi Kasus Pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang ) IDENTIFIKASI STRUKTUR PASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBENTUKAN HARGA (Studi Kasus Pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan Malang ) JURNAL ILMIAH Disusun Oleh: WINDA WAHYU WIDYASARI 0910210094 JURUSAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, 15 Mei Penulis

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, 15 Mei Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan petunjuk-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul MODEL-MODEL OLIGOPOLI, yang mana makalah ini

Lebih terperinci

Bahan ajar Pengantar ekonomi dan manajemen 2. Nur RACHMAD [STRUKTUR PASAR] Pertemuan 8 dan 9

Bahan ajar Pengantar ekonomi dan manajemen 2. Nur RACHMAD [STRUKTUR PASAR] Pertemuan 8 dan 9 2015 Bahan ajar Pengantar ekonomi dan manajemen 2 Nur RACHMAD [STRUKTUR PASAR] Pertemuan 8 dan 9 2 Pengertian Pasar STRUKTUR PASAR Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli)

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Dayasaing Dayasaing merupakan kemampuan usaha suatu industri untuk menghadapi berbagai lingkungan kompetitif. Dayasaing dapat diartikan

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pertemuan 8 Pengantar Ilmu Ekonomi Pokok bahasan pertemuan ke-8 Ciri pasar persaingan sempurna Laba dalam pasar persaingan sempurna Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.

Lebih terperinci

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS)

MODUL SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (2 SKS) 11 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA POKOK BAHASAN : MODUL (2 SKS) STRUKTUR PASAR DALAM PEREKONOMIAN Oleh : DESKRIPSI Bentuk-bentuk pasar dalam perekonomian dibedakan dalam 4 (empat)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Berdasarkan

Lebih terperinci