TEKNOLOGI PENGOLAHAN LUMPUR ANODA. Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNOLOGI PENGOLAHAN LUMPUR ANODA. Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh"

Transkripsi

1 TEKNOLOGI PENGOLAHAN LUMPUR ANODA Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara S A R I Lumpur anoda merupakan produk samping proses electrorefining tembaga karena didalamnya terkandung sejumlah tertentu logam-logam mulia, seperti Au, Ag, Pt, Pd, dan Rh. Hingga saat ini, rekoveri logam-logam mulia dari lumpur anoda PT. Smelting Gresik (satu-satunya copper smelter di Indonesia saat ini) belum dilakukan di dalam negeri. Selain mengandung Au dan Ag dalam jumlah yang signifikan, lumpur anoda PT. Smelting Gresik juga memiliki kandungan Pb yang cukup tinggi hingga >50%. Teknologi proses pengolahan lumpur anoda yang telah diimplementasikan di industri secara umum mengunakan jalur piro-elektrometalurgi maupun hidrometalurgi dan umumnya mengolah lumpur anoda dengan kandungan Pb yang tidak terlalu tinggi. Inovasi yang dikembangkan oleh Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara adalah teknologi pengolahan lumpur anoda dengan kandungan Pb yang tinggi. Keunggulan teknologi meliputi : tidak membutuhkan energi yang tinggi dalam melakukan proses; recovery lebih tinggi; Au, Ag, dan logam berharga lainnya dalam residu dapat diekstraksi kembali. Kata kunci : lumpur anoda, logam-logam mulia, recovery, teknologi pengolahan 1. PENDAHULUAN Keberadaan tembaga dalam kerak bumi sebagian besar ditemukan dalam bentuk mineral-mineral tembaga-besi-sulfida, yaitu kalkopirit (CuFeS 2 ) dan mineral-mineral tembaga sulfida yang meliputi kalkosit (Cu 2 S) dan bornit (Cu 5 FeS 4 ) serta covellit (CuS). Bijihbijih tembaga sulfida mempunyai kandungan tembaga dalam selang 0,4% (umumnya pada tambang terbuka) hingga 1-2% (pada tambang dalam). Tembaga dalam jumlah kecil (minor) juga ditemukan di alam dalam bentuk oksida, karbonat, silikat dan sulfat [1]. Logam tembaga murni diproduksi dari tipe bijih sulfida dengan jalur pirometalurgi (peleburan dan pemurnian pada suhu tinggi) dilanjutkan dengan electrorefining. Ekstraksi dan pemurnian tembaga melalui jalur piro-elektrometalurgi ini berkontribusi terhadap kurang lebih 80% dari total produksi tembaga dunia. Teknologi-teknologi yang digunakan untuk peleburan konsentrat tembaga, yaitu Teknologi Flash Smelting dari Outukumpu dan Inco, Teknologi Noranda, Teknologi Continuous Smelting- Converting dari Mitsubishi, dan Teknologi ISASmelt. Pada prinsipnya tahap-tahap ekstraksi dan pemurnian tembaga dari konsentrat tembaga sulfida dengan jalur pirometalurgi meliputi peleburan untuk menghasilkan matte, converting matte menjadi blister copper, dan fire refining. Proses fire refining terdiri atas dua tahap proses, yang pertama adalah penghembusan gas oksigen untuk mengeliminasi sulfur, dilanjutkan dengan proses penurunan kandungan oksigen dalam 4 M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

2 lelehan dengan menghembuskan gas-gas reduktor hidrokarbon seperti gas alam, propana atau naphta. Setelah proses fire refining, produk yang dihasilkan memiliki kandungan tembaga 99% [1,2]. Tahapan paling akhir dari proses pemurnian tembaga adalah electrolytic refining. Lelehan tembaga sesudah proses fire refining dicetak menjadi anoda tembaga untuk dimurnikan lebih lanjut dengan cara elektrolisis. Elektrolit yang digunakan adalah larutan tembaga sulfat dengan konsentrasi Cu terlarut dalam selang 40 gram/ liter - 50 gram/liter, asam sulfat dalam selang konsentrasi 170 gram/liter gram/liter serta aditif dalam konsentrasi yang rendah (glue, thiourea, dan klorida). Katoda yang digunakan pelat stainless steel (permanent cathode). Pada pabrik-pabrik electrorefining yang lama, katoda yang digunakan masih berupa starter sheet berupa tembaga murni. Tegangan sel yang dibutuhkan agar proses berlangsung hanya sekitar 0,2-0,4 V. Tembaga dan logam-logam yang kurang mulia akan larut. Ion tembaga (II) akan bermigrasi melalui larutan elektrolit menuju katoda. Di katoda, ion tembaga (II) akan tereduksi dan mengendap pada permukaan katoda menjadi logam tembaga. Reaksi yang berlangsung dalam proses electrorefining adalah sebagai berikut: Anoda : Cu (tidak murni) = Cu e - Katoda : Cu e - = Cu (murni) Total : Cu (tidak murni) Cu (murni) Pengotor-pengotor dalam proses elektrolisis akan ada yang larut dan tinggal dalam larutan elektrolit serta sebagian ada yang menjadi lumpur anoda (anode slime). Pengotor-pengotor yang lebih elektronegatif dibandingkan tembaga, seperti Fe, Ni, Zn akan larut, yang dalam konsentrasi di bawah ambang batas, akan tetap berada dalam larutan elektrolit [1,3]. Pengotorpengotor yang memiliki potensial reduksi standar (E 0 ) yang berdekatan dengan tembaga yaitu As, Sb, Bi sebagian larut dalam elektrolit dan sebagian lagi masuk lumpur anoda [3]. Sedangkan pengotor-pengotor yang lebih mulia dibandingkan tembaga (seperti Au, Ag, Se, Pd, Pt, dan Te) tidak larut dan akan mengendap serta terkumpul di dasar sel sebagai lumpur anoda [1,3,4,5,6]. Khusus untuk timbal, unsur ini akan larut dari anoda sebagai timbal sulfat, tetapi karena kelarutan timbal sulfat dalam larutan berbasis asam sulfat rendah, hampir seluruh timbal sulfat diendapkan dan menuju ke lumpur anoda. Lumpur anoda dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan jenis umpan yang diolah dalam pabrik peleburan tembaga [5]. Jenis pertama adalah lumpur anoda yang dihasilkan dalam proses electrorefining tembaga pada pabrik yang mengolah konsentrat tembaga. Lumpur anoda jenis ini akan mengandung emas, perak, selenium, dan telurium yang terkonsentrasi dalam jumlah yang relatif tinggi. Jenis kedua adalah lumpur anoda yang dihasilkan dari proses electrorefining tembaga yang pabriknya mengolah scrap. Lumpur anoda jenis ini memiliki kandungan timbal, tembaga, timah, dan perak yang tinggi namun memiliki kandungan emas, platina dan palladium yang lebih rendah [5 ]. Untuk lumpur anoda tipe pertama, komposisi kimianya bergantung pada komposisi konsentrat tembaga yang diolah [4,6]. Tipikal komposisi lumpur anoda proses electrorefining tembaga ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Tipikal komposisi lumpur anoda proses electrorefining tembaga [7] Unsur Selang kadar lumpur (%) Au 0 1 Ag 5 20 Cu Ni 0 20 Pb 3 20 Pd 0 0,2 Pt 0 0,1 Bi 0,1 0,7 Sb 0 8 As 0,5 5 Se 2 15 Te 0,3-3 Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 5

3 2. TEKNOLOGI PENGOLAHAN LUMPUR ANODA Beberapa teknologi telah diterapkan secara komersial di industri untuk mengekstraksi logam-logam mulia dari lumpur anoda. Teknologi-teknologi tersebut pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu kombinasi piro-hidro-elektro metalurgi dan hidrometalurgi secara keseluruhan. a. Proses Piro-Hidro-Elektro Metalurgi (Teknologi Outotec) Teknologi ini dikembangkan oleh Outokumpu Technology (Outotec) berdasarkan pengalaman pengolahan lumpur anoda di Boliden Plant, Swedia. Tahap awal pengembangan Teknologi Outotec ini pada tahun , dengan alur proses terdiri atas tahapan-tahapan soda roasting, pelindian selenium, pelindian tembaga, dilanjutkan dengan peleburan dan pemurnian perak dan emas dengan elektrolisis. Pada pertengahan tahun 1980-an, proses tersebut mengalami pengembangan/modifikasi dengan proses electrorefining Au diganti oleh klorinasi basah, yaitu melarutkan emas dalam larutan asam klorida yang ditambahkan oksidator. Penggantian proses electrorefining emas dengan klorinasi basah ini karena proses electrorefining emas membutuhkan waktu yang lama dan konsumsi energi yang besar. Perkembangan lainnya pada periode tersebut adalah ditambahkannya reaktor yang digunakan untuk proses absorpsi gas buang. Perkembangan selanjutnya dari proses Outotec, yaitu dengan menghilangkan proses soda roasting, pelindian selenium dan pelindian tembaga, diganti dengan proses pelindian bertekanan tinggi untuk melindi tembaga. Selenium diekstraksi melalui pemanggangan dengan oksidator oksigen ( ) menjadi gas selenium dioksida (Se ). Gas selenium dioksida kemudian direduksi menjadi logam Se dengan gas S. Perkembangan dan modifikasi terakhir dari proses Outotec adalah diperkenalkannya Top Blown Rotary Converter (TBRC) atau yang dikenal dengan Kaldo Furnace. Teknologi ini merupakan perkembangan besar dalam proses pengolahan lumpur anoda dan penanganan terhadap permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh proses tersebut. Di dalam reaktor yang sama, yaitu Kaldo Furnace, dilakukan tahapan-tahapan proses peleburan, converting, dan pemurnian. Lumpur anoda akan dilelehkan dan dioksidasi di dalam Kaldo Furnace menggunakan gas oksigen ( ) pada suhu o C, sehingga timbal sulfat akan teroksidasi menjadi PbO yang akan mengapung dan terbawa ke dalam fasa terak. Logam-logam seperti Au, Ag, Pt, dan Pd akan tertinggal dibagian bawah sebagai lelehan logam. Lelehan logam tersebut kemudian dicetak menjadi dore bullion yang pada tahap proses selanjutnya dilakukan elektrolisa untuk pemurnian perak. Pada unit electrorefining perak dilakukan pengembangan dengan meningkatkan rapat arus dari 400 A/m 2 menjadi > 1000 A/m 2 dan menerapkan sistem sirkulasi elektrolit serta automated scraping kristal perak dari permukaan katoda stainlesssteel. Emas yang tertinggal dalam lumpur anoda proses electrorefining perak dilindi dalam larutan asam klorida (proses klorinasi basah). Di dalam proses converting di Kaldo Furnace dilakukan juga proses oksidasi selenium menjadi gas selenium dioksida sehingga dalam proses ini tidak ada tahapan proses pemanggangan selenium tersendiri. Debu dan gas buang yang dihasilkan selama proses peleburan lumpur anoda dalam kaldo furnace akan diolah dalam sistem bag house, sehingga tidak ada emisi debu yang terbuang ke lingkungan. Diagram alir dari proses Outotec yang terbaru dapat dilihat pada Gambar 1. b. Proses Hidrometalurgi (Proses Hoffman) Proses hidrometalurgi yang sudah diterapkan secara komersial di industri adalah proses Hoffman yang diperkenalkan dan dikembangkan oleh J.E. Hoffman dari USA. Proses Hoffman ini secara garis besar terdiri atas beberapa unit proses sebagai berikut: 6 M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

4 Lumpur anoda Pelindian bertekanan untuk mengekstraksi Cu dan Te Copper telurride Pengeringan Peleburan, pemisahan slag dan pemurnian dalam Kaldo Furnace Recovery Se Crude Se Pencetakan Dore anode Electrorefining Ag Pemurnian lumpur anoda yang kaya Au Ag 99,99% Leaching Au dengan klorinasi basah Pemurnian larutan dan Recovery Au Au 99,99% Gambar 1. Diagram alir dari Proses Outotec yang terbaru [8] Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 7

5 1) Proses klorinasi basah terhadap lumpur anoda 2) Proses ekstraksi pelarut terhadap emas dengan Dibuthyl Carbitol (DBC) 3) Reduksi emas terlarut dengan asam oksalat 4) Proses reduksi dan recovery selenium 5) Proses deklorinasi terhadap residu hasil proses klorinasi basah 6) Proses pelindian timbal menggunakan asam nitrat 7) Proses pelindian perak menggunakan amoniak a) Proses klorinasi basah Proses klorinasi basah dilakukan dengan cara mencampurkan lumpur anoda dengan air dan larutan asam klorida disertai dengan pengadukan yang kuat serta mengoksidasikan beberapa logam yang ada dalam lumpur anoda dengan gas klor (Cl 2 ) atau hidrogen peroksida (H 2 ). Oksidasi unsur dan senyawa dalam lumpur anoda oleh gas C l2 akan menghasilkan asam klorida yang dibutuhkan untuk menjaga keasaman larutan hasil proses klorinasi basah. Reaksi-reaksi yang berlangsung selama proses klorinasi basah dengan oksidator gas Cl 2 adalah sebagai berikut [9] : Cu (s)+ Cl 2 (g) CuCl 2 (aq) Cu 2 Se(s)+ 3Cl 2 (g)+ 3H 2 O (aq) 2CuCl 2 (aq)+ H 2 SeO 3 (aq)+ 4HCl(aq) Se(s) + Cl 2 (g) + 3H 2 O (aq) H 2 SeO 3 (aq)+ 4HCl(aq) Te(s) + Cl 2 (g) + 3H 2 O(aq) H 2 TeO 3 (aq) + 4HCl (aq) 2Au(s) + 3Cl 2 (g) + 2HCl (aq) 2HAuCl 4 (aq) 2Ag(s) + Cl 2 (g) 2AgCl (s) Ag 2 Se (s) + 3Cl 2 (g)+ 3H 2 O (aq) 2AgCl (s) + H 2 SeO 3 (aq) + 4HCl(aq) As 3+ + Cl 2 + 4H 2 O H 3 AsO 4 + 2HCl + 3H + Sb 3+ + Cl 2 + 4H 2 O H 3 SbO 4 + 2HCl + 3H + 2Pt(s) + 2Cl 2 (g) + 2HCl (aq) H 2 PtCl 6 (aq) Pd (s) + Cl 2 (g) + 2HCl (aq) H 2 PdCl 4 (aq) PbSO 4 (s) + 2HCl (aq) PbCl 2 (s)+ H 2 SO 4 (aq) Apabila oksidasinya menggunakan H 2, maka diperlukan penambahan ion klorida dalam bentuk asam klorida. Pada proses klorinasi basah dengan oksidator H 2, asam klorida yang dihasilkan juga akan dikonsumsi oleh reaksi-reaksi lain. Reaksi-reaksi yang melibatkan H 2 dan asam klorida dalam proses klorinasi basah adalah sebagai berikut [9] : Se (s) + 2H 2 (aq) H 2 SeO 3 (aq) + H 2 O (aq) 2Ag(s) + H 2 (aq) + 2HCl (aq) 2AgCl (s)+ 2 H 2 O(aq) Te (s) + 2H 2 (aq) H 2 TeO 3 (aq) + H 2 O (aq) Cu (s) + 2HCl (aq)+ H 2 (aq) CuCl 2 (aq)+ H 2 O (aq) 2Au (s) + 8HCl (aq)+ H 2 (aq) 2HAuCl 4 (aq) + 2H 2 O (aq)+ 2H 2 (g) BiAsO 4 (s) + 3HCl (aq) BiCl 3 (aq) + H 3 AsO 4 (aq) 2SbAsO 4 (s) + 2H 2 (aq)+ H 2 O (aq) 2H 3 AsO 4 (aq) + Sb 2 O 3 (aq) Cu 2 Se(s)+4HCl (aq)+4h 2 (aq) 2CuCl 2 (aq)+h 2 SeO 3 (aq)+5h 2 O(aq) PbSO 4 (s) + 2HCl(aq) PbCl 2 (s)+ H 2 SO 4 (aq) 8 M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

6 Proses klorinasi tersebut akan melepaskan sejumlah panas sehingga diperlukan pendinginan terhadap reaktan. Apabila menggunakan gas Cl 2 sebagai oksidatornya, perlu diperhatikan bahwa kelarutan gas Cl 2 dan kecepatan absorpsinya akan menurun dengan meningkatnya suhu. Proses klorinasi basah, pada umumnya membutuhkan waktu dua hingga enam jam bergantung pada komposisi lumpur anodanya dan perbandingan antara padatan dengan cairan. Akhir reaksi dari proses klorinasi ini dapat dideteksi dengan ORP probe, dengan besaran EMF vs Ag-AgCl antara mv. Pada akhir proses klorinasi basah, logamlogam mulia yaitu Au, Pt, dan Pb serta Se terlarut dalam larutan klorida. b) Proses ekstraksi pelarut terhadap emas dengan DBC Ekstraksi pelarut dilakukan setelah proses klorinasi basah. Ekstraksi ini dilakukan terhadap filtrat hasil proses klorinasi yang bertujuan untuk mendapatkan larutan kompleks organologam. Pelarut yang digunakan adalah dari jenis ester, yaitu DBC (Dibuthyl Carbitol) dengan rumus kimianya (C 4 H 9 OCH 2 CH 2 ) 2 O. Reaksi yang terjadi pada pembentukan kompleks organologam adalah: 2DBC + 2HAuCl 4 2DBC-HAuCl 4 Ekstraksi pelarut ini dilakukan dalam dua tahap ekstraksi sehingga recovery yang didapatkan bisa mencapai 99,9% [10]. Pada proses ini spesi logam akan meninggalkan fasa aqueous dan masuk kedalam fasa organik. Loaded DBC dari hasil proses ekstraksi tahap awal selanjutnya dilakukan pencucian menggunakan asam klorida encer sekitar 1-2 M. Pencucian tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan logamlogam pengotor seperti selenium, telurium, antimoni, arsen, timah, perak dan bismuth yang ikut terekstrak pada saat proses klorinasi. Pencucian ini biasanya dilakukan hingga tiga sampai lima tahap pencucian. Rafinat tahap pertamanya kemudian diproses lebih lanjut dalam tahap kedua ekstraksi pelarut. Karena mahalnya harga DBC, maka DBC dapat diregenerasi dari rafinat dengan mengguna-kan distilasi uap. c) Reduksi emas terlarut dengan asam oksalat Reduksi emas dilakukan dengan mengontakkan fasa organik dengan larutan pereduksi. Pereduksi yang dapat digunakan adalah hidrazin, hidrogen peroksida, dan asam oksalat. Pereduksi asam oksalat adalah yang paling selektif untuk emas dan menghasilkan kemurnian tinggi. Reaksi yang terjadi dari proses reduksi ini adalah: 2HAuCl 4 + 3(COOH) 2 2Au + 6C + 8HCl Kecepatan reaksi dari proses reduksi ini dikendalikan oleh kecepatan penambahan pereduksi untuk menghasilkan emas. Setelah proses reduksi selanjutnya dilakukan penyaringan dan pencucian dengan air. Pencucian akhir dilakukan dengan etanol agar dapat mengambil DBC yang masih tersisa. d) Proses reduksi dan recovery selenium Selenium diperoleh dari rafinat hasil ekstraksi pelarut emas dengan cara mereduksi H 2 SeO 3 dalam larutan menjadi logam Se. Pereduksi yang digunakan adalah gas S dan hidrazin. Reaksi yang terjadi dari proses reduksi H 2 SeO 3 dengan S dan hidrazin adalah [14] : H 2 SeO 3 + 2S + H 2 O Se + 2H 2 SO 4 H 2 SeO 3 + N 2 H 4 + H 2 O Se + N 2 + 3H 2 O Proses reduksi lebih baik dilakukan pada suhu di atas 75 0 C untuk menghindari akumulasi selenium monoklin berwarna merah. Proses reduksi biasanya membutuhkan waktu enam hingga delapan jam. Setelah reduksi selenium selesai, slurry hasil proses kemudian disaring. Residu hasil penyaringan kemudian dicuci dengan HCl encer dan dilanjutkan dengan air panas. Residu tersebut kemudian dikeringkan sebelum didistilasi. Suhu pengeringan sekitar 105 o C. Selama proses pengeringan harus diperhatikan agar tidak terjadi penggumpalan partikel produk selenium. Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 9

7 Selenium didestilasi agar diperoleh produk murni yang sesuai dengan pasar. Residu dari distilasi ini akan mengandung logam-logam mulia seperti Ag, Au, Pd, dan Te yang kemudian akan ikut diproses secara klorinasi basah bersama dengan lumpur anoda. e) Proses deklorinasi terhadap residu hasil proses klorinasi basah Pada proses klorinasi, Ag dan PbSO 4 akan menjadi perak klorida (AgCl) dan timbal klorida (PbCl 2 ) yang keduanya akan membentuk padatan sehingga akan mengendap menjadi residu. Proses deklorinasi terhadap residu ini diperlukan agar diperoleh kelarutan Ag yang optimal pada pelarutan Ag nantinya. Kelarutan senyawa kompleks Ag-amoniak akan menurun secara cepat dengan meningkatnya konsentrasi ion klorida bebas. Proses deklorinasi dilakukan dengan mencampurkan residu hasil proses klorinasi ke dalam air pada konsentrasi sekitar 1000 g/l, disertai dengan penambahan natrium karbonat secara bertahap sampai diperoleh ph yang stabil. Reaksi ini secara mudah dapat dikontrol dengan cara mengikuti ph lumpur selama penambahan natrium karbonat, meskipun jumlah natrium karbonat yang dibutuhkan dapat diperkirakan dari stoikiometri reaksi antara timbal klorida dengan natrium karbonat. Reaksi yang terjadi dari proses karbonasi ini adalah: Perbedaan kelarutan PbCl 2 dan PbSO 4 dibandingkan dengan PbCO 3 adalah sangat besar, sehingga pengubahan PbCl 2 dan PbSO 4 menjadi PbCO 3 dapat berlangsung dengan sempurna. AgCl memiliki sifat kurang larut dibandingkan Ag 2 CO 3, sehingga AgCl tidak terpengaruh oleh pelindian dengan natrium karbonat. f) Proses pelindian Pb menggunakan asam nitrat Ekstraksi Pb dilakukan dengan melindi residu proses karbonasi menggunakan asam nitrat. Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan residu dengan air hingga membentuk suspensi, kemudian menambahkan asam nitrat hingga diperoleh ph sekitar 5. Reaksi yang terjadi adalah : PbCO 3 + 2HNO 3 Pb(NO 3 ) 2 + H 2 O + C Slurry hasil proses pelindian timbal (Pb) kemudian disaring yang bertujuan untuk memisahkan padatan dan cairan. Residu dari hasil proses ini dicuci dengan air untuk menghilangkan timbal nitrat dari larutan dan kemudian akan diproses lebih lanjut dalam pelindian perak dengan amoniak. Filtrat dan air cucian akan diolah lebih lanjut untuk recovery Pb. Recovery Pb dilakukan dengan mengendapkan timbal menggunakan asam sulfat sehingga akan terbentuk timbal sulfat. Reaksi yang terjadi adalah: PbCl 2 + Na 2 CO 3 PbCO 3 + 2NaCl Pb(NO 3 ) 2 + H 2 SO 4 PbSO 4 + 2HNO 3 Timbal sulfat yang masih terdapat dalam residu juga akan terkarbonasi melalui reaksi: PbSO 4 + Na 2 CO 3 PbCO 3 + Na 2 SO 4 Selama proses karbonasi juga akan terbentuk hidroserurit (Pb 3 (CO 3 ) 2 (OH) 2 ) dengan reaksi: Asam nitrat yang dihasilkan dalam proses pengendapan timbal menjadi timbal sulfat dapat diregenerasi melalui proses distilasi sehingga dapat digunakan dalam proses pelindian timbal karbonat. 3PbSO Na 2 CO 3 + H 2 O (Pb 3 (CO 3 ) 2 (OH) 2 ) + 3Na 2 SO 4 + C 10 M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

8 g) Proses pelindian perak menggunakan amoniak Proses pelindian Ag dilakukan dengan melindi residu hasil proses pelindian timbal dengan asam nitrat menggunakan larutan amoniak. Proses pelindian ini membutuhkan waktu kurang dari satu jam. Reaksi pelindian yang terjadi adalah sebagai berikut: AgCl + 2NH 4 OH (Ag(NH 3 ) 2+ ) + Cl - + 2H 2 O Slurry hasil pelindian kemudian disaring dan dicuci dengan amoniak encer agar terbebas dari garam perak yang mudah larut. Penguapan perak klorida dilakukan dengan pemanasan atau penghembusan uap air panas untuk menguapkan amoniak. Reaksi penguapan amoniak adalah: [Ag(NH 3 ) 2 ]Cl AgCl + 2NH 3 Perak klorida kemudian dilarutkan kembali menggunakan asam klorida (HCl) 6 M yang panas dan menambahkan sedikit hidrogen peroksida menjelang akhir proses pelarutan. Pada konsentrasi HCl 6 M gas klorin dapat terliberasi dan secara cepat akan menstabilkan setiap emas atau logam grup platina yang mungkin terbawa di dalam endapan perak klorida. Pelarutan perak klorida tersebut bertujuan untuk mengambil unsur-unsur pengotor yang mungkin terbawa bersama perak klorida dan mengaktivasi kristal perak klorida sehingga dapat bereaksi lebih cepat selama tahap reduksi berikutnya. Pengendapan perak dilakukan dengan menambahkan air deionisasi kedalam endapan perak klorida dan memanaskannya pada suhu C disertai dengan pengadukan yang kuat. Tahap selanjutnya adalah menambahkan natrium hidroksida agar terbentuk hidroksida perak yang akan terdehidrasi menjadi oksida perak melalui reaksi : AgCl + NaOH AgOH + NaCl 2AgOH Ag 2 O + H 2 O Dektros atau gula pereduksi lainnya ditambahkan kedalam slurry untuk mereduksi oksida perak menjadi logam perak. Proses reduksi perak ini membutuhkan waktu 15 sampai 60 menit melalui reaksi : 12Ag 2 O + C 6 H 12 O 6 6C + 6H 2 O + 24Ag 3. PERBANDINGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LUMPUR ANODA Teknologi pengolahan lumpur anoda yang sudah berkembang, baik dengan Teknologi Autotec maupun Proses Hoffman, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Pada teknologi Autotec, proses oksidasi Pb dan pembentukan terak yang kaya akan PbO merupakan tahap yang critical karena mempunyai resiko ikut mengambil emas dan perak ke dalam terak. Dengan adanya emas dan perak yang ikut ke dalam terak akan berakibat recovery logam-logam berharga menjadi rendah serta proses pengambilan emas dan perak dari terak sulit dilakukan. Teknologi Autotec ini membutuhkan konsumsi energi yang tinggi pada saat peleburan Pb karena suhu yang dibutuhkan adalah 1200 O C. Namun, tahapan proses ini lebih sederhana dan tidak membutuhkan bahan kimia yang banyak dibanding dengan Proses Hoffman. Perlu dipertimbangkan pengolahan dengan teknologi ini apabila lumpur anoda memiliki kadar Pb yang cukup tinggi terutama pada proses pembentukan terak (PbO). Namun demikian, Proses Hoffman memiliki keunggulan karena persen perolehan dapat lebih tinggi; tidak hanya untuk emas dan perak saja, tetapi juga untuk platina dan paladium karena kemungkinan kehilangan emas dan logam lainnya dalam terak dapat dihindari. Di samping itu jalur proses hidrometalurgi ini membutuhkan konsumsi energi yang lebih rendah karena semua proses dilakukan pada suhu di bawah 100 o C; ukuran partikel lumpur anoda juga sudah sangat halus (± 150 mesh) sehingga mudah untuk dilindi. Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 11

9 Namun, proses ini akan membutuhkan banyak bahan kimia khusus, sedangkan harga bahan kimia tersebut sangat mahal karena harus diimpor. Proses Hoffman ini memiliki lebih banyak tahapan proses dibanding dengan teknologi Autotec. Pertimbangan dalam menentukan teknologi yang tepat untuk pengolahan lumpur anoda ditentukan oleh banyak faktor, misalnya; karakterisasi lumpur anoda, resiko investasi, modal awal, dan lain-lain. Seperti halnya PT. Antam yang lebih memilih Teknologi Autotec dan telah menyatakan kesiapannya untuk mengolah lumpur anoda dari PT. Smelting Gresik dengan Teknologi Autotec ini karena: Meningkatkan kegunaan pabrik PT. Antam telah memiliki pengalaman dalam proses ini sehingga akan mengurangi resiko investasi Biaya investasi yang lebih rendah dibandingkan dengan proses Hoffman. Penambahan fasilitas hanya TBRC (Top Blown Rotary Converter) dan sistem scrubber. PT. Antam telah memiliki plant untuk pemurnian emas yaitu dengan klorinasi (Miller Process) dan pemurnian perak. 5. PERCOBAAN DAN HASIL Serangkaian percobaan telah dilakukan untuk mengekstraksi Au dari lumpur anoda PT Smelting Gresik. Penelitian oleh peneliti lain telah dilakukan, yaitu dengan secara langsung melindi percontoh lumpur anoda PT Smelting Gresik dalam larutan asam klorida menggunakan oksidator hidrogen peroksida dan natrium klorat. Persen recovery emas yang dihasilkan dari percobaan tersebut adalah 95,46% dengan oksidator natrium klorat dan 78,49% dengan oksidator hidrogen peroksida [9].Untuk meningkatkan persen recovery yang dihasilkan, maka salah satu cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan memisahkan Pb terlebih dahulu. Dengan pertimbangan lumpur anoda PT. Smelting mempunyai kandungan Pb yang tinggi, proses pemisahan Pb dilakukan dengan cara pelindian Pb dalam larutan ammo nium asetat dalam 2 tahap. Selanjutnya, proses ekstraksi Au dilakukan dari residu pelindian Pb dengan metode klorinasi basah menggunakan oksidator hidrogen peroksida dan natrium hipoklorit. Pb dapat dipisahkan dari lumpur anoda PT. Smelting secara efektif melalui proses pelindian dua tahap dalam larutan ammonium asetat dengan persen ekstraksi total 94,9%. Persen ekstraksi tersebut dicapai pada konsentrasi amonium asetat 8 Molaritas, suhu 70 o C, persen solid 20 dan waktu pelindian 120 menit. Percobaan pelindian emas dilakukan dengan proses klorinasi basah untuk melarutkan Au dari lumpur anoda dengan oksidator gas Cl 2 yang dihasilkan dari reaksi antara asam klorida (HCl) dan natrium hipoklorit (NaOCl) serta oksidator hidrogen H 2. Conto lumpur anoda yang digunakan pada percobaan klorinasi basah adalah percontoh yang telah dipisahkan Pb-nya dengan larutan ammonium asetat sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Diagram alir percobaan pelindian emas dapat dilihat pada Gambar 2. Pelindian Au dari residu pelindian Pb dengan asam klorida menggunakan oksidator H 2 menghasilkan persen ekstraksi Au tertinggi 99,99% pada konsentrasi HCl 7 Molaritas, suhu 60 o C, H 2 0,5 Molaritas, waktu 180 menit, dan persen solid 20%. Kehilangan Ag pada kondisi ini hanya 0,6%. Pelindian Au dengan oksidator NaOCl menghasilkan persen ekstraksi Au tertinggi 98,86% pada konsentrasi HCl 5 M, suhu 40 o C, NaOCl 20%(v/v), waktu 120 menit, dan persen solid 20%. Kehilangan Ag pada proses ini 2-3 %. Regenerasi larutan ammonium asetat dengan mereaksikan filtrat hasil proses pelindian yang mengandung timbal asetat dengan ammonium sulfit. Produk reaksi antara larutan yang mengandung timbal dengan ammonium sulfit maka adalah timbal sulfit atau timbal sulfat yang akan mengendap dan larutan ammonium asetat. Diagram alir proses regenerasi asam asetat dapat dilihat pada Gambar M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

10 Residu hasil pelindian Pb HCl + H 2 HCl + NaClO Klorinasi basah Konsentras i HCl waktu suhu % solid larutan Residu analisis analisis Gambar 2. Diagram alir proses pelindian emas Filtrat hasil pelindian Pb (NH 4 ) 2 SO 3 pengendapan Pb Filtrat kristalisasi pada suhu C Endapan PbSO 3 Kristal NH 4 Ac + (NH 4 ) 2 SO 4 Pelarutan NH 4 Ac dalam metanol larutan NH 4 Ac Gambar 3. Diagram alir proses regenerasi larutan amonium asetat Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 13

11 Pelindian perak dilakukan terhadap residu hasil proses klorinasi basah dengan amonia menghasilkan recovery Ag sebesar 93,9%. Proses pelindian perak dilakukan setelah proses deklorinasi dengan natrium karbonat. Keunggulan proses yang dilakukan dalam penelitian dibandingkan dengan proses yang sudah ada, yaitu Outotec (piro-elektrometalurgi) dan Hoffman (hidrometalurgi), ditunjukkan pada Tabel 1. b. Proses ekstraksi logam-logam berharga dari lumpur anoda dengan memisahkan terlebih dahulu Pb sebelum proses klorinasi dapat dijadikan sebagai alternatif teknologi pengolahan lumpur anoda di Indonesia yang memiliki karakteristik yang khas dengan kandungan Pb yang cukup tinggi. Penggunaan teknologi pengolahan ini di Indonesia masih sangat terbuka luas karena hingga saat ini pengolahan lumpur anoda belum dilakukan di Indonesia. 4. KESIMPULAN a. Teknologi proses yang sudah berkembang untuk ekstraksi logam-logam berharga dari lumpur anoda adalah dengan jalur piro-hidroelektro metalurgi dan hidrometalurgi. Kombinasi proses piro-hidro elektro metalurgi telah dikembangkan oleh Outotec Technology di Boliden Swedia.Proses pengolahan yang menerapkan jalur hidrometalurgi sudah diaplikasikan di industri adalah Proses Hoffman. Pengolahan lumpur anoda secara hidrometalurgi ini relatif lebih baru dibandingkan jalur piro-hidro-elektro metalurgi sehingga kemungkinan pengembangannya masih sangat luas. DAFTAR PUSTAKA 1) Davenport, W.G, King, M., dan Schlesinger, 2002, Extractive Metallurgy of Copper, 4th edition, Pergamon. 2) diunduh pada 22 April 2011 pukul WIB. 3) doccopper.tripod.com diunduh pada 9 November 2011 pukul WIB. 4) Hait, J., Jana, R., Vinay, dan Sanyal S., 2002, Some Studies on Sulfuric Acid Leaching of Anode Slimes with Additives, Industrial Engineering Research, 41, Tabel 1. Perbandingan teknologi pengolahan lumpur anoda Outotec (piro-elektrometalurgi) [4] Hoffman (hidrometalurgi) [5] Proses Tekmira Membutuhkan energi yang Tidak membutuhkan energi tinggi untuk peleburannya yang tinggi (suhu proses (1200 o C) <100 o C) <100 o C) AudanAgyangikutterlarut dalam terak sulit untuk mengekstraksinya kembali Recoveryi Au, Ag, Pt, dan Pd tidak sebaik dengan proses hidrometalurgi Recovery Ag dilakukan dengan proses elektrorefining sehingga membutuhkan energi yang cukup besar Logam yang pertama kali diperoleh adalah Pb, selanjutnya Ag dan kemudian Au Kehilangan Au, Ag, dan logam berharga lainnya dalam residu dapat diekstrak kembali Recovery Au, Ag, Pt, dan Pd akan lebih tinggi dibandingkan proses Outotec Recovery Ag dilakukan setelah proses pelindian Pb terhadap residu proses klorinasi basah, recoveri Ag akan lebih rumit Logam yang pertama kali diperoleh adalah Au, selanjutnya Pb dan kemudian Ag Tidak membutuhkan energi yang tinggi (suhu proses Kehilangan Au, Ag, dan logam berharga lainnya dalam residu dapat diekstrak kembali Recovery Au, Ag, Pt, dan Pd akan lebih tinggi dibandingkan proses Outotec Recovery Ag langsung dilakukan terhadap residu proses klorinasi basah, sehingga memudahkan untuk merecover Ag-nya Logam yang pertama kali diperoleh adalah Pb, selanjutnya Au, dan kemudian Ag. 14 M&E, Vol. 10, No. 3, September 2012

12 5) Amer, A.M., 2000, Processing of Copper Anodic-slimes for Extraction of Valuable Metals, Physicochemical Problems of Mineral Processing, 36, ) Wang, S., Wesstorn, B., dan Fernandez, J., 2003, A Novel Process For Recovery Of Te and Se from Copper Slimes Autoclave Leach Solution, Journal of Minerals & Materials Characterization & Engiinering, Vol.2, No.1, pp ) Backstrom, J., 2010, Copper, Nickel and Tellurium Yields During Leaching of Anode Slimes, Thesis MSc Programmer in Engineering Chemical Engineering, Department of Chemical Engineering and Geoscience, Division of Process Metallurgy, Lulea University of Technology. 8) Ludvigsson, B., Larsson, S.R., 2003, Anode Slimes Treatment: The Boliden Experience, JOM, April, pp ) Hadi, A., 2007, Studi Optimasi Proses Klorinasi Basah dari Anode Slimes Ex PT. Smelting Gresik dengan Oksidator Sodium Klorat dan Hidrogen Peroksida dalam Media Asam Klorida, Tesis Magister Ilmu Material, Program Pasca Sarjana FMIPA, UI. 10) Abe, Y., dan Inomata, T., 1999, Method of Recovering Gold Powder, United Stated Patent Teknologi Pengolahan Lumpur Anoda ; Isyatun Rodliyah dan Nuryadi Saleh 15

Draft Laporan Akhir OPTIMASI EKSTRAKSI LOGAM BERHARGA DARI LUMPUR ANODA (ANODE SLIME) Oleh : Nuryadi Saleh dkk

Draft Laporan Akhir OPTIMASI EKSTRAKSI LOGAM BERHARGA DARI LUMPUR ANODA (ANODE SLIME) Oleh : Nuryadi Saleh dkk Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id Draft Laporan Akhir Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral

Lebih terperinci

EKSTRAKSI LOGAM SELENIUM (Se), PLATINA (Pt), DAN PALADIUM (Pd) DARI LUMPUR ANODA DENGAN PROSES HIDROMETALURGI

EKSTRAKSI LOGAM SELENIUM (Se), PLATINA (Pt), DAN PALADIUM (Pd) DARI LUMPUR ANODA DENGAN PROSES HIDROMETALURGI Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail: Info@tekmira.esdm.go.id Draft Laporan Akhir Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Smelting Gresik merupakan pabrik peleburan dan pemurnian tembaga pertama dan satusatunya di Indonesia, yang dirancang untuk kapasitas produksi 300.000 ton per tahun.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI OPTIMASI RECOVERY PERAK DARI DECOPPERIZED ANODE SLIME DENGAN SELECTIVE LEACHING AMMONIUM HIDROKSIDA TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI OPTIMASI RECOVERY PERAK DARI DECOPPERIZED ANODE SLIME DENGAN SELECTIVE LEACHING AMMONIUM HIDROKSIDA TESIS UNIVERSITAS INDONESIA STUDI OPTIMASI RECOVERY PERAK DARI DECOPPERIZED ANODE SLIME DENGAN SELECTIVE LEACHING AMMONIUM HIDROKSIDA TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( ) Sn & Pb Kelompok I Anggota: Dian Agustin (1113023010) Diantini (1113023012) Ika Nurul Sannah (1113023030) M Weddy Saputra (1113023036) Sumber dan Kelimpahan Sumber dan Kelimpahan Sn Kelimpahan timah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Pengolahan konsentrat tembaga menjadi tembaga blister di PT. Smelting dilakukan menggunakan proses Mitsubishi. Setelah melalui tiga tahapan proses secara sinambung,

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO ELECTROWINNING Cu HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO 3334100485 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013 2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

EKSTRAKSI EMAS DARI LUMPUR ANODA MELALUI PROSES KLORINASI BASAH DAN EKSTRAKSI PELARUT

EKSTRAKSI EMAS DARI LUMPUR ANODA MELALUI PROSES KLORINASI BASAH DAN EKSTRAKSI PELARUT Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 13, Nomor 2, Mei 2017 : 99-111 EKSTRAKSI EMAS DARI LUMPUR ANODA MELALUI PROSES KLORINASI BASAH DAN EKSTRAKSI PELARUT Gold Extraction from Anode Slime Through

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB II RUMUS KIMIA DAN TATANAMA A. Rumus Kimia Rumus kimia merupakan kumpulan lambang atom dengan komposisi tertentu. Rumus kimia terdiri dari

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Kimia

Antiremed Kelas 11 Kimia Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Latihan Soal Doc. Name: AR11KIM0699 Doc. Version : 2012-07 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium oksida

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF Disusun Oleh : Prima W. Subagja 41204720109035 UNIVERSITAS NUSA BANGSA MIPA KIMIA 2010 ANALISIS KATION A. TUJUAN Mengidentifikasi suatu unsur kimia dalam cuplikan

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER

PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-xxxx Print) 1 PENGARUH PENAMBAHAN FLUX DOLOMITE PADA PROSES CONVERTING PADA TEMBAGA MATTE MENJADI BLISTER Girindra Abhilasa dan Sungging

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

Asam + Oksida Basa Garam + air

Asam + Oksida Basa Garam + air MODUL JENIS - JENIS REAKSI dalam LARUTAN Jenis-Jenis reaksi antara lain : Reaksi Asam dan Basa Reaksi pendesakan logam Reaksi Metatesis ( Dekomposisi ) A. PENGGARAMAN Jenis-jenis Reaksi penggaraman : 1.

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2

LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 Pilihlah jawaban yang paling benar LATIHAN ULANGAN TENGAH SEMESTER 2 TATANAMA 1. Nama senyawa berikut ini sesuai dengan rumus kimianya, kecuali. A. NO = nitrogen oksida B. CO 2 = karbon dioksida C. PCl

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit

TES PRESTASI BELAJAR. Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : Senin/7 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Oleh. Sitti Rahmawati S.Pd.

STOIKIOMETRI. Oleh. Sitti Rahmawati S.Pd. STOIKIOMETRI Oleh Sitti Rahmawati S.Pd Copyright oke.or.id Artikel ini boleh dicopy,diubah, dikutip, di cetak dalam media kertas atau yang lain, dipublikasikan kembali dalam berbagai bentuk dengan tetap

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi:

BAB II DESKRIPSI PROSES. sodium klorat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: Larutan NaCl jenuh dielektrolisa menjadi NaClO 3 sesuai reaksi: BAB II DESKRIPSI PROSES A. Macam macam Proses Kapasitas produksi sodium klorat di dunia pada tahun 1992 ± 2,3 juta ton dengan 1, 61 juta ton diproduksi oleh Amerika Utara. Proses pembuatan sodium klorat

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75.

Prarancangan Pabrik Green Epichlorohydrin (ECH) dengan Bahan Baku Gliserol dari Produk Samping Pabrik Biodiesel Kapasitas 75. A. LATAR BELAKANG BAB I PENGANTAR Saat ini Asia Tenggara adalah produsen biodiesel terbesar di Asia dengan total produksi 1.455 juta liter per tahun. Hal ini didukung dengan ketersediaan tanaman kelapa,

Lebih terperinci

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2!

STOKIOMETRI BAB. B. Konsep Mol 1. Hubungan Mol dengan Jumlah Partikel. Contoh: Jika Ar Ca = 40, Ar O = 16, Ar H = 1, tentukan Mr Ca(OH) 2! BAB 7 STOKIOMETRI A. Massa Molekul Relatif Massa Molekul Relatif (Mr) biasanya dihitung menggunakan data Ar masing-masing atom yang ada dalam molekul tersebut. Mr senyawa = (indeks atom x Ar atom) Contoh:

Lebih terperinci

Oksidasi dan Reduksi

Oksidasi dan Reduksi Oksidasi dan Reduksi Reaksi kimia dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara antara lain reduksi-oksidasi (redoks) Reaksi : selalu terjadi bersama-sama. Zat yang teroksidasi = reduktor Zat yang tereduksi

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT

KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT KARAKTERISASI PELINDIAN PRODUK PEMANGGANGAN ALKALI (FRIT) DALAM MEDIA AIR DAN ASAM SULFAT Vanessa I. Z. Nadeak 1, Suratman 2, Soesaptri Oediyani 3 [1]Mahasiswa Jurusan Teknik Metalurgi Universitas Sultan

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap barang-barang elekronik seperti handphone, komputer dan laptop semakin meningkat.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 1 KELAS : XI IPA SOAL KIIA 1 KELAS : XI IPA PETUNJUK UU 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar

Lebih terperinci

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air

KIMIA 2 KELAS X. D. molekul-molekul kovalen yang bereaksi dengan air E. molekul-molekul kovalen yang bergerak bebas di dalam air KIMIA 2 KELAS X PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja 3. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait.

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK

4.1. TERMODINAMIKA ARSEN DALAM LELEHAN TEMBAGA DAN TERAK BAB IV PEMBAHASAN Dalam pemurnian anoda, unsur-unsur pengotor dihilangkan dengan cara memisahkan mereka ke dalam terak melalui proses pemurnian oksidasi. Untuk mengetahui seberapa baik proses pemisahan,

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya Macam-macam titrasi redoks Permanganometri Dikromatometri Serimetri Iodo-iodimetri Bromatometri Permanganometri Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (PT Antam Tbk. UBPE Pongkor) merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki beberapa unit bisnis dan anak

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nikel merupakan logam berwarna perak keputihan yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Nikel merupakan logam berwarna perak keputihan yang mempunyai kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mineral logam merupakan kekayaan alam tak terbarukan yang mempunyai peranan penting sebagai penopang perekonomian Indonesia. Salah satu mineral logam yang banyak dimanfaatkan

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Korosi Dosen pengampu: Drs. Drs. Ranto.H.S., MT. Disusun oleh : Deny Prabowo K2513016 PROGRAM

Lebih terperinci

SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl 2 ) BERBAHAN DASAR LIMBAH ELEKTRONIK

SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl 2 ) BERBAHAN DASAR LIMBAH ELEKTRONIK SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl 2 ) BERBAHAN DASAR LIMBAH ELEKTRONIK Annisa Rizky Brilliantari 1*, Adhitiyawarman 1, Nelly Wahyuni 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura Jl.

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Antam Tbk UBPE Pongkor adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan emas. Produk utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2

SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA. K a = 2.M a. 2. H 2 SO 4 (asam kuat) α = 1 H 2 SO 4 2H + 2 SMA NEGERI 6 SURABAYA LARUTAN ASAM & BASA K I M I A 1). TEORI ARCHENIUS Asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion H +, dengan kata lain pembawa sifat asam adalah ion H +. jumlah ion H+ yang

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 0 A. Massa Atom. Massa Atom Relatif (Ar) Massa atom relatif (Ar) merupakan perbandingan massa atom dengan massa satu atom yang tetap. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut. sma

Lebih terperinci

TES PRESTASI BELAJAR

TES PRESTASI BELAJAR TES PRESTASI BELAJAR Hari/tanggal : selasa/8 Mei 2012 Mata Pelajaran: Kimia Waktu : 90 menit Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal 2. Bacalah petunjuk soal terlebih dahulu 3. Pilih salah satu

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII

LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII LATIHAN SOAL KIMIA KELAS XII 1. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 gram urea (Mr= 60) dalam 1 liter air. Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air.

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2006

PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2006 UJIAN NASIONAL KIMIA TAHUN 2006 HTTP://GUDANGSOALPRO.BLOGSPOT.COM 1 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53 T yang terletak pada golongan yang sama dalam sistem periodik unsur adalah...

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8 1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:

II. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay

Lebih terperinci

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang (Antam), Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu industri penambangan dan pengolahan bijih emas. Lingkup kegiatannya adalah

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia yang begitu cepat sangat berdampak terhadap berbagai industri yang terkait. Salah satu industri yang cukup baik untuk dikembangkan

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Permasalahan industri Kandungan unsur Pb yang tinggi dalam tembaga blister Studi literatur Perilaku unsur timbal dalam tanur anoda Perilaku

Lebih terperinci