Triwulan IV-2015 dan Tahun Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Triwulan IV-2015 dan Tahun Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia"

Transkripsi

1 Triwulan IV-2015 dan Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

2

3 Triwulan IV-2015 dan Tahun 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

4 Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun Penyampaian laporan tersebut pada hakikatnya merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas dan transparansi atas pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia. Laporan triwulan ini melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia selama triwulan IV-2015 dan Tahun 2015.

5 HIGHLIGHTS KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA Inflasi selama triwulan IV-2015 maupun 2015 terkendali. Inflasi 2015 tercatat sebesar 3,35% (yoy), lebih rendah dari tahun sebelumnya dan berada dalam kisaran sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah sebesar 4±1% (yoy). Cadangan devisa pada akhir Desember 2015 tercatat sebesar 105,9 miliar dolar AS, atau setara dengan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Meskipun secara rata-rata mencatat pelemahan, Rupiah, secara point to point (ptp), mengalami penguatan sebesar 0,36% (mtm) ke level Rp per dolar AS. Ekonomi Indonesia triwulan IV-2015 tumbuh sebesar Kondisi Sistem Keuangan Indonesia selama 2015 tetap terjaga, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan dan relatif terjaganya kinerja pasar keuangan. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan akhir tahun 2015 tercatat 0,93. baik dalam bentuk konsumsi Transaksi sistem pembayaran sepanjang 2015 berjalan aman dan lancar. Kondisi ini didukung keandalan penyelenggaraan sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan SKNBI sesuai dengan maupun investasi infrastruktur. service level. 5,04% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (4,74%). Perbaikan ini didorong oleh pengeluaran pemerintah Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan IV-2015 mencatat surplus sebesar US$5,1 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar US$4,6 miliar. Surplus NPI ini ditopang olehnsurplus transaksi modal dan finansial. Defisit transaksi berjalan 2015 sebesar 2,06% PDB, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,09% PDB. Tren penggunaan uang elektronik dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu juga menunjukkan peningkatan. Transaksi tunai dengan menggunakan uang kartal berjalan lancar selama Kelancaran ini ditopang oleh terpenuhinya kebutuhan uang kartal dalam jumlah yang cukup hingga ke pelosok wilayah Indonesia. iii

6 HIGHLIGHTS KEBIJAKAN BANK INDONESIA A. Bidang Moneter Untuk menjaga kestabilan harga dan dengan tetap memperhatikan kondisi perekonomian domestik dan global, selama 2015 Bank Indonesia mempertahankan suku bunga kebijakannya (BI Rate) pada level 7,50%, dan suku bunga Deposit Facility 5,50% serta Lending Facility 8,00%. Ke depan, Bank Indonesia memandang bahwa ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makroekonomi. Untuk menjaga agar Rupiah stabil, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya agar keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing tetap terjaga. Untuk mendukung hal tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan 2 paket kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai sinergi kebijakan dengan paket kebijakan yang diterbitkan oleh Pemerintah. Selain itu, Bank Indonesia juga mendorong penggunaan transaksi lindung nilai, menerapkan prinsip kehati-hatian pengelolaan utang luar negeri oleh korporasi nonbank, dan mewajibkan penggunaan rupiah di wilayah NKRI. Guna mendukung kegiatan ekonomi tetap tumbuh, Bank Indonesia melakukan pelonggaran moneter dengan menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah dari 8% menjadi 7,5%. Bank Indonesia juga menyesuaikan rasio pinjaman terhadap pendanaan (Loan to Funding Ratio/LFR dalam kebijakan GWM-LFR. Dengan penurunan ini, maka akan meningkatkan kapasitas pembiayaan oleh perbankan. Untuk menjaga agar transmisi kebijakan moneternya berjalan lancar, Bank Indonesia melakukan berbagai pengayaan instrumen Operasi Pasar Terbuka. Hal ini mendorong pengelolaan likuiditas yang lebih baik oleh perbankan, sehingga kecukupan likuiditas terjaga dan pada akhirnya sasaran inflasi dapat tercapai. Sinergi pengendalian inflasi dengan Pemerintah baik di pusat maupun daerah terus dilakukan oleh Bank Indonesia. Sejalan dengan arahan Presiden RI untuk mengurangi tekanan inflasi, Bank Indonesia menyusun Roadmap Pengendalian Inflasi. Hal ini merupakan upaya untuk mencapai target inflasi 3,5% pada B. Bidang Stabilitas Sistem Keuangan Untuk mendorong terwujudnya stabilitas sistem keuangan, Bank Indonesia sebagai otoritas makroprudensial melakukan kegiatan surveilans, pengaturan, dan pemeriksaan makroprudensial. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan pengembangan UMKM. Untuk mencegah peningkatan risiko sistemik, Bank Indonesia menerbitkan pengaturan makroprudensial berupa countercyclical buffer. Perbankan diwajibkan untuk membentuk penyangga modal yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sesuai perkembangan kondisi makroekonomi, sistem keuangan di Indonesia, dan/atau kondisi perekonomian global. iv

7 Bank Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan perekonomian syariah. Bank Indonesia mendorong perbaikan tata kelola lembaga sektor sosial melalui penyusunan Zakat Core Principles dan Wakaf Core Principles. Untuk memperkuat sektor riil dan memberdayakan UMKM. Bank Indonesia mendorong penyaluran penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada UMKM melalui pola insentif/disinsentif. Pola ini dikaitkan dengan penerapan ketentuan GWM LFR. C. Bidang Sistem Pembayaran Bank Indonesia mengkinikan infrastruktur pendukung utama sistem pembayaran Indonesia dengan mengimplementasikan sistem setelmen dana (BI-RTGS), sistem setelmen surat berharga (BI-SSSS), sistem electronic trading platform (BI-ETP), serta sistem kliring (SKNBI) Generasi II. Pengkinian tersebut sejalan dengan komitmen untuk mewujudkan layanan sistem pembayaran yang andal, aman, dan efisien. Bank Indonesia memperhatikan aspek perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran dengan mendorong agar industri sistem pembayaran menindaklanjuti setiap pengaduan konsumen terkait transaksi RTGS, transfer dana, dan kliring. Terkait hal ini, Bank Indonesia menyediakan layanan mediasi pengaduan nasabah sistem pembayaran. Bank Indonesia bersinergi dengan pasar modal Indonesia menerapkan Central Bank Money dalam penyelesaian dana transaksi di pasar modal. Kebijakan ini ditempuh untuk menghindari risiko gagal bayar perbankan. Bank Indonesia terus mendorong penggunaan instrumen non-tunai melalui program Gerakan Nasional Non Tunai. Selama 2015 penggunaan uang elektronik dan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu mengalami perkembangan yang pesat. D. Bidang Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia melaksanakan tiga pilar kebijakan pengelolaan uang Rupiah. Pertama, ketersediaan uang yang berkualitas dan terpercaya. Kedua, distribusi dan pengolahan uang yang aman dan optimal. Ketiga, pelayanan kas yang prima. Bank Indonesia memperluas cakupan kegiatan penyediaan uang layak edar ke daerah perbatasan dan terpencil, melalui kerjasama dengan TNI Angkatan Laut dalam distribusi uang dan kerjasama dengan perbankan melalui kas titipan. Bank Indonesia secara berkesinambungan menerapkan kewajiban penggunaan uang Rupiah dalam transaksi sistem pembayaran. Kewajiban ini untuk menjaga kedaulatan Rupiah dan sekaligus menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah terhadap valuta asing. v

8 Kata Pengantar Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan perkenan-nya, Bank Indonesia masih dapat menjalankan tugas dan wewenang di tahun 2015 dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah sesuai dengan amanat yang diberikan oleh undang-undang. Kami juga senantiasa bersyukur bahwa segenap tantangan perekonomian yang mengemuka di tahun 2015 dapat kita lalui dan hadapi bersama dengan langkah kebijakan yang konsisten, terkoordinasi dengan baik, dan penuh dengan kewaspadaan terhadap potensi risiko yang dapat mengganggu stabilitas perekonomian. Tahun 2015 merupakan periode yang sangat menantang, tidak hanya bagi upaya menjaga stabilitas perekonomian, namun juga bagi upaya untuk mendorong pertumbuhan, ditengah lambatnya pemulihan ekonomi global yang disertai dengan rangkaian gejolak di pasar keuangan. Terus melemahnya ekonomi Tiongkok setelah melewati era pertumbuhan double digit berimbas pada tekanan berkelanjutan terhadap harga komoditas global. Lebih lanjut, kondisi ini ditransmisikan melalui jalur perdagangan kepada negara eksportir komoditas, termasuk Indonesia. Ekspor Indonesia terus melambat di sepanjang tahun 2015 dan belum mampu menggerakkan perekonomian domestik. Di sisi lain, berbagai kebutuhan pembangunan dan konsumsi masyarakat yang dipenuhi dari impor, walaupun tercatat menurun, masih lebih besar dari capaian ekspor nasional. Kondisi ini kemudian menyebabkan masih terjadinya defisit transaksi berjalan di tahun 2015 dan mencerminkan adanya defisit kebutuhan valuta asing yang perlu dipenuhi dari aliran dana asing. Gejolak pasar keuangan global juga menjadi bagian dari episode ekonomi di tahun Pulihnya ekonomi Amerika Serikat (AS) mendorong penguatan dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia, dan meningkatkan ekspektasi semakin dekatnya rencana kenaikan suku bunga AS. Kemudian, kebijakan devaluasi Yuan yang ditempuh otoritas Tiongkok secara tiba-tiba juga memberikan tekanan yang besar terhadap stabilitas pasar keuangan negara-negara berkembang. Melalui jalur keuangan, tekanan modal keluar dan aksi flight to quality mewarnai dinamika pasar keuangan global di tahun Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia di tahun 2015 tercatat jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sejalan dengan mata uang lain di kawasan, Rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS. Disamping memberikan tekanan terhadap nilai tukar, berkurangnya dana asing yang masuk juga turut menciptakan defisit pembiayaan pada keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia di tahun Rangkaian gejolak di pasar keuangan dan tren perlambatan ekonomi domestik memang tidak dapat dipungkiri memberikan tekanan lanjutan melalui jalur ekspektasi (confidence). Investor cenderung menahan investasi dan konsumen cenderung mengurangi vi

9 konsumsinya. Hal ini tentu dapat membawa risiko perlambatan perekonomian yang semakin dalam. Namun, Bank Indonesia memandang bahwa ditengah kuatnya berbagai tekanan, perekonomian Indonesia hanya akan dapat tumbuh secara berkelanjutan apabila stabilitas makroekonomi dapat terjaga. Oleh karena itu, Bank Indonesia di tahun 2015 menempuh kebijakan moneter yang senantiasa prudent dan konsisten, guna mencapai sasaran inflasi 4±1%. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia juga berupaya menjaga defisit transaksi berjalan pada level yang sehat. Selain itu, guna menjaga terpeliharanya stabilitas sistem keuangan nasional, Bank Indonesia di tahun 2015 memperkuat kebijakan makroprudensial dengan mendorong pembentukan modal tambahan oleh industri perbankan untuk mengantisipasi naik-turunnya siklus perekonomian (countercyclical capital buffer). Dalam menopang pemulihan ekonomi, selain melakukan penyesuaian Giro Wajib Minimum dari sisi moneter di triwulan IV-2015, Bank Indonesia juga menerapkan insentif bagi industri perbankan yang berkomitmen untuk mendorong pembiayaan UMKM. Kebijakan tersebut mempertimbangkan UMKM selama ini telah menjadi sumber pertumbuhan penting yang sangat resilien dalam menghadapi gejolak. Lebih lanjut, dalam menunjang keseluruhan aktivitas perekonomian, dukungan kelancaran transaksi pada sistem pembayaran dan ketersediaan uang Rupiah juga senantiasa menjadi komitmen Bank Indonesia di sepanjang tahun Dengan penggunaan teknologi terkini, generasi kedua dari sistem setelmen dana seketika dan sistem kliring nasional telah berhasil diluncurkan, guna meningkatkan layanan yang lebih cepat, handal, dan efisien bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kami sangat bersyukur, bahwa di tahun 2015, inflasi dapat berada di rentang sasaran 4±1% dan defisit neraca transaksi berjalan dapat terkendali serta lebih rendah dibandingkan tahun Pelemahan Rupiah juga kami pandang relatif terbatas, dibandingkan dengan pelemahan mata uang beberapa negara berkembang lain yang kondisi perekonomiannya di penghujung tahun 2015 mengalami instabilitas, kontraksi, bahkan resesi. Mencermati capaian ekonomi di tahun 2015, Bank Indonesia sangat mengapresiasi langkah dari Pemerintah yang secara konsisten mendorong kualitas belanja anggaran, baik melalui pembangunan proyek-proyek infrastruktur maupun berbagai belanja produktif lainnya. Pada triwulan IV-2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai membaik dan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Positifnya hasil yang dicapai pada triwulan IV-2015 secara nyata ditopang oleh konsumsi Pemerintah, yang kami harapkan pada gilirannya akan dapat menggerakkan sendi-sendi perekonomian secara lebih luas dan mendatangkan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tahun 2015 adalah tahun dimana perekonomian Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan sekaligus peluang. Dengan sinergi yang erat antara Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait lainnya, perekonomian Indonesia di tahun 2015 berhasil melewati berbagai tantangan yang ada. Secara bersamaan, kami juga mencermati banyaknya jendela kesempatan yang telah dimanfaatkan dengan baik di tahun Komitmen reformasi subsidi ditengah lemahnya harga minyak, komitmen inisiasi proyek-proyek infrastruktur strategis secara merata di wilayah nusantara, dan berbagai bentuk komitmen reformasi struktural lainnya mendorong optimisme kita bersama akan prospek perekonomian yang lebih baik di tahun-tahun mendatang. vii

10 Menutup tahun 2015 dan menatap tahun 2016, Bank Indonesia selaku otoritas moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, dan pengelolaan uang Rupiah akan terus bekerja keras dalam menjaga kredibilitas dan meningkatkan kualitas kebijakan. Dengan semangat luhur untuk membawa perekonomian nasional menjadi semakin kuat dan berdaulat, kami percaya bahwa beratnya tantangan di tahun 2016 akan dapat kita atasi dengan lebih baik lagi, dan Tuhan YME senantiasa akan meringankan langkah kita. Jakarta, 1 Maret 2016 GUBERNUR BANK INDONESIA Agus D.W. Martowardojo viii

11 Daftar Isi BAB I Ringkasan Eksekutif 1.1. Kinerja Perekonomian 1.2. Kebijakan yang Ditempuh BAB II 2.1. Inflasi 2.2. Pertumbuhan Ekonomi 2.3. Neraca Pembayaran 2.4. Utang Luar Negeri 2.5. Nilai Tukar Rupiah 2.6. Perkembangan Pasar Uang Rupiah dan Pasar Valuta Asing Perkembangan Pasar Uang Perkembangan Pasar Valuta Asing 2.7. Perkembangan Sistem Keuangan Perkembangan Pasar Keuangan Perkembangan Industri Perbankan Ketahanan Permodalan Industri Perbankan Perkembangan Kredit dan Risiko Kredit Industri Perbankan Perkembangan Likuiditas dan Risiko Likuiditas Industri Perbankan Perkembangan Suku Bunga Industri Perbankan dan Risiko Pasar Perkembangan Institusi Keuangan Non-Bank Perkembangan Sektor Riil (Sektor Korporasi dan Rumah Tangga) Kinerja Sektor Korporasi Kinerja Sektor Rumah Tangga 2.8. Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.9. Perkembangan Kredit Usaha Rakyat Perkembangan Sistem Pembayaran Perkembangan Pengedaran Uang Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran, dan Pengedaran Uang Rupiah ix

12 BAB III Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia 3.1. Stabilitas Moneter Kebijakan Moneter Boks : Akuntabilitas Pencapaian Inflasi Pengelolaan Moneter dan Nilai Tukar Pengelolaan Moneter Pengelolaan Nilai Tukar Koordinasi dengan Pemerintah Pengendalian Inflasi dan Pengembangan Ekonomi di tingkat Regional Penguatan Fungsi Koordinasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri Stabilitas Sistem Keuangan Pengelolaan Utang Luar Negeri Penerimaan Devisa Hasil Ekspor Pelaksanaan Kegiatan Statistik, Survei, dan Liaison untuk Mendukung Perumusan Kebijakan 3.2. Stabilitas Sistem Keuangan Kebijakan Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial Pengaturan Makroprudensial Pengawasan Makroprudensial Pengembangan Ekonomi Syariah Pendalaman Pasar Keuangan (Syariah dan Pasar Valas) Program Keuangan yang Inklusif (Financial Inclusion) TabunganKu dan Basic Saving Account (BSA) dalam rangka mendukung Gerakan Indonesia Menabung (GIM) Perluasan Pelaksanaan Edukasi Keuangan kepada Masyarakat Perluasan Layanan Keuangan Digital (LKD) Pengembangan Informasi Keuangan Inklusif Dalam Rangka Peningkatan Akses Keuangan Penguatan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Penelitian, Pengembangan, dan Pengaturan dalam Rangka Peningkatan Akses Kredit atau Pembiayaan UMKM Program Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank Indonesia dalam Pengembangan UMKM Kerja Sama Domestik Terkait Pengembangan UMKM Kerja Sama Internasional Terkait Pengembangan UMKM x

13 Pengelolaan Informasi Perkreditan Sistem Informasi Debitur (SID) Perkembangan SID dan Informasi Debitur Individual (IDI) Perkembangan Implementasi Sistem Informasi Perkreditan Nasional (SIPNAS) 3.3. Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Kebijakan Sistem Pembayaran Boks : Implementasi SKNBI Generasi II serta Sistem BI- RTGS dan BI-SSSS Generasi II Kebijakan Pengelolaan Uang 3.4. Kerja Sama Internasional Kerja Sama Negara G Kerja Sama dalam Forum IMF Kerja Sama Asean Kerja Sama Asean Kerja Sama Bank for International Settlement (BIS) Kerja Sama East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) Kerja Sama Lainnya 3.5. Komunikasi dan Edukasi Kebijakan Komunikasi Kebijakan Edukasi Kebanksentralan Komunikasi dengan Investor dan Lembaga Internasional 3.6. Pelaksanaan Program Strategis Bank Indonesia BAB IV 4.1. Tata Kelola Governance Boks : Penguatan Tata Kelola (Governance) Bank Indonesia Manajemen Strategi dan Kinerja 4.3. Manajemen Risiko 4.4. Audit Intern 4.5. Keuangan Internal 4.6. Sistem Informasi 4.7. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Penyempurnaan Organisasi Bank Indonesia Pemenuhan dan Pengembangan SDM Pengembangan SDM Manajemen SDM Kebijakan terkait pegawai Bank Indonesia yang ditugaskan Pada Otoritas Jasa Keuangan Transformasi Budaya Kerja Bank Indonesia 4.8. Aspek Hukum 4.9. Program Sosial Bank Indonesia Kapabilitas Intern Bank Indonesia xi

14 BAB V 5.1. Outlook Perekonomian Arah Kebijakan Bank Indonesia Strategi Bank Indonesia Program Transformasi Bank Indonesia Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2016 LAMPIRAN Produk Hukum Bank Indonesia Triwulan IV dan Tahun Peraturan Bank Indonesia 2. Surat Edaran Ekstern 3. Peraturan Dewan Gubernur Daftar Istilah Daftar Singkatan xii

15 Daftar Tabel BAB II Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran, dan Pengedaran Uang Rupiah Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran (%, yoy) Tabel 2.2. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Lapangan Usaha (%, yoy) Tabel 2.3. Perkembangan Indeks Saham Regional Tabel 2.4. Perkembangan Nilai Rata-Rata Suku Bunga Dasar Kredit Industri Perbankan (%) Tabel 2.5. Perkembangan Penyaluran Pembiayaan Tabel 2.6. Kinerja Korporasi Publik Tw III-2014 dan Tw III-2015 Tabel 2.7. Perubahan Pelaksanaan KUR Tabel 2.8. Volume Transaksi Pembayaran Tabel 2.9. Nilai Transaksi Pembayaran Tabel Transaksi Transfer Dana Triwulan IV-2015 Tabel Transaksi UKA-TC Triwulan IV-2015 Tabel 2.12 Perkembangan Posisi UYD di Masyarakat dan Bank Tabel 2.13 Indikator Pengedaran Uang BAB III Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia Tabel 3.1. Realisasi Penarikan ULN Pemerintah Tabel 3.2. Realisasi Pembayaran ULN Pemerintah Tabel 3.3. Underlying Repo (Rp Miliar) Tabel 3.4. Jumlah Debitur-Fasilitas (Juta Rupiah) Tabel 3.5. Permintaan IDI (dalam Juta) Tabel 3.6. Jumlah kegiatan komunikasi berdasarkan Channel Komunikasi pada Tahun BAB V Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2016 Tabel 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran Tabel 5.2. Indikator Kinerja Utama Bank Indonesia Tabel 5.3. Program Strategis Bank Indonesia xiii

16 Daftar Grafik BAB II Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran, dan Pengedaran Uang Rupiah Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Triwulanan Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Tahunan Grafik 2.3. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 2.4. Ekspektasi Inflasi Konsumen Grafik 2.5. Indikator Investasi Bangunan Grafik 2.6. Indeks Sentimen Bisnis Grafik 2.7. Pendapatan Penjualan Korporasi Grafik 2.8. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Grafik 2.9. Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil Grafik Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil Grafik Neraca Pembayaran Indonesia Grafik Neraca Perdagangan Triwulan IV-2015 Grafik Neraca Perdagangan Grafik Neraca Transaksi Modal dan Finansial Grafik Perkembangan Cadangan Devisa Grafik Volatility Index (VIX Index) dan Default Swap (CDS) Grafik Nilai Tukar Rupiah dan Aliran Modal Asing Grafik Nilai Tukar Rupiah Grafik Nilai Tukar Kawasan Grafik Volatilitas Triwulanan Grafik Perkembangan Transaksi PUAB Grafik Perkembangan Suku Bunga PUAB Grafik Volume Transaksi Repo (rrh) Grafik Suku Bunga PUAB & Repo 1 Bulan Grafik Volume Transaksi Valas (rrh) Grafik Komposisi Transaksi Valas Grafik Yield Obligasi Negara Grafik Volatilitas Yield 20 hari Grafik Perkembangan & Net Flow Asing di IHSG Grafik Perkembangan & Nilai Rata-rata Perdagangan Harian IHSG Grafik Perkembangan & Volatilitas IHSG Grafik Perkembangan Industri Reksadana Grafik Rasio Non-Performing Loan Grafik Rasio NPL gross per Jenis Penggunaan Grafik Rasio NPL gross per Sektor Ekonomi Grafik Pertumbuhan DPK (yoy) Grafik Komposisi Alat Likuid Perbankan xiv

17 Grafik Alat Likuid dan Non-Core Deposit (NCD) Grafik Suku Bunga Kredit dan Deposito 1 Bulan Grafik Aset dan Investasi Industri Asuransi Grafik Premi dan Klaim Bruto Industri Asuransi Grafik Perkembangan Perusahaan Pembiayaan Grafik Pembiayaan Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Usaha Grafik Rasio Non Performing Financing Grafik Sumber Dana Perusahaan Pembiayaan Grafik Suku Bunga Pinjaman Bank Kepada Perusahaan Pembiayaan Grafik Perkembangan ROA, ROE dan BOPO Perusahaan Pembiayaan Grafik Kegiatan Dunia Usaha Tw IV-2015 Grafik Survei Konsumen Grafik Komposisi Kredit Sektor Rumah Tangga Menurut Jenisnya Grafik Pertumbuhan Kredit UMKM (%, yoy) Grafik NPL, Suku Bunga, BI Rate dan Inflasi (%) Grafik Permintaan Informasi dan Pengaduan SP Grafik Pengaduan Konsumen SP ke BI Berdasarkan Instrumen Grafik Permintaan Informasi SP Berdasarkan Instrumen Grafik Transaksi Valas Nontunai Antar Penduduk Grafik Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) Grafik UYD/PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Grafik Jumlah Temuan Uang Rupiah Palsu BAB III Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia Grafik 3.1. Pencapaian Sasaran Inflasi Grafik 3.2. Dekomposisi Sumbangan Inflasi Grafik 3.3. Rata-rata Tertimbang Durasi Jatuh Waktu Tw IV-2014 s.d Tw IV-2015 Grafik 3.4. Perkembangan Outstanding Instrumen Operasi Moneter Grafik 3.5. Perkembangan suku bunga Instrumen Operasi Moneter Grafik 3.6. Komposisi OM Tw I-2014 sd Tw IV-2015 Grafik 3.7. Komposisi OM Tw I-2014 sd Tw IV-2015 Grafik 3.8. Pertumbuhan Debitur-Fasilitas Grafik 3.9. Permintaan IDI xv

18 Daftar Gambar BAB II Perkembangan Kondisi Makroekonomi, Moneter, Sistem Keuangan, Sistem Pembayaran, dan Pengedaran Uang Rupiah Gambar 2.1. Peta Inflasi Daerah Triwulan IV-2015 (%, yoy) Gambar 2.2. Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan IV BAB III Pelaksanaan Tugas Pokok dan Wewenang Bank Indonesia Gambar 3.1. Rencana Kerja TPID Gambar 3.2. Alur Kerja Roadmap Pengendalian Inflasi Daerah Gambar 3.3. Program Unggulan TPID 2015 Gambar 3.4. Roadmap Pengendalian Inflasi Jawa Gambar 3.5. Silkus Pengawasan Makroprudensial Gambar 3.6. Langkah Nyata Pengembangan dan Penguatan Ponpes Gambar 3.7. Masa Transisi Penyelesaian Pemberlakuan Nominal Traksi Gambar 3.8. Kebutuhan Masyarakat Periode Natal & Akhir Tahun BAB IV Kapabilitas Intern Bank Indonesia Gambar 4.1. Kerangka Kerja Tata Kelola (Governance) Bank Indonesia 139 BAB V Rencana Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia Tahun 2016 Gambar 5.1. Arsitektur Fungsi Bank Indonesia 164 xvi

19 BAB I Ringkasan Eksekutif

20 BAB I Ringkasan Eksekutif 1.1. Kinerja Perekonomian Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2015 semakin baik. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2015 tercatat 5,04% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 4,74% (yoy). Peningkatan pertumbuhan ekonomi itu diperkirakan akan berlanjut pada Peningkatan itu antara lain didorong oleh peran pemerintah dalam bentuk konsumsi pemerintah, investasi infrastruktur, dan penyelenggaraan Pilkada. Pada triwulan IV-2015, konsumsi pemerintah tumbuh 7,31% (yoy), meningkat dari 7,11% (yoy) triwulan sebelumnya. Pertumbuhan investasi juga meningkat, terutama didorong oleh investasi bangunan sejalan dengan akselerasi proyek infrastruktur pemerintah. Di sisi lain, peran sektor swasta masih terbatas seperti tercermin dari belum kuatnya konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan. Hal ini didorong oleh perilaku wait and see investor yang tercermin pada belum membaiknya sentimen bisnis. Pada 2015, pendapatan korporasi dari hasil penjualan menunjukkan pertumbuhan negatif. Meskipun belum kuat, investasi nonbangunan membaik, didorong oleh positifnya kinerja investasi mesin dan perlengkapan, kendaraan dan peralatan, serta meningkatnya impor barang modal. Dari sisi eksternal, ekspor masih menurun seiring dengan lambatnya pemulihan ekonomi global dan penurunan harga komoditas. Pada triwulan IV-2015, ekspor mencatat kontraksi 6,44% (yoy), lebih besar dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya. Pelemahan itu terkait dengan perlambatan volume perdagangan dunia, terutama ke negara berkembang (emerging countries), dan harga komoditas yang cenderung lebih rendah sejalan dengan penurunan harga minyak dunia. Secara sektoral, pertumbuhan ekonomi juga belum merata. Kenaikan pertumbuhan terutama ditopang oleh sektor konstruksi terkait proyek infrastruktur dan sektor jasa, sedangkan lapangan usaha lain, termasuk manufaktur, belum tumbuh kuat. Kinerja sektor kontruksi tumbuh menguat didorong oleh akselerasi pembangunan proyek infrastruktur pemerintah. Dari sektor jasa, peningkatan antara lain didorong oleh subsektor administrasi pemerintah sejalan dengan belanja pemerintah yang meningkat dan subsektor jasa keuangan. Sektor manufaktur masih melambat sejalan dengan kecenderungan melemahnya konsumsi swasta dan melambatnya ekspor manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 tercatat sebesar 4,8% (yoy), lebih rendah dari 2014 yang tercatat 5,0% (yoy). Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan ekspor, perlambatan investasi nonbangunan, dan pelemahan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi masih dapat ditopang oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah, baik konsumsi pemerintah maupun investasi pemerintah dalam proyek infrastruktur. Pada 2016, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih tinggi, yaitu tumbuh pada kisaran 5,2-5,6% (yoy). Pertumbuhan ekonomi itu diperkirakan ditopang oleh stimulus fiskal, khususnya realisasi pembangunan proyek infrastruktur yang semakin cepat. Di sisi lain, investasi swasta diharapkan akan meningkat, seiring dengan dampak paket kebijakan pemerintah yang terus digulirkan dan pemanfaatan ruang pelonggaraan moneter secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Secara umum, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan pada triwulan IV-2015 semakin baik. Hal itu tercermin pada inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan berada pada level yang sustainable, dan nilai tukar yang terkendali. 2 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun 2016

21 BAB I Ringkasan Eksekutif Inflasi inti pada triwulan IV-2015 terkendali, yaitu sebesar sebesar 0,62% (qtq) atau 3,95% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,30% (qtq) atau 5,07% (yoy). Pada periode yang sama, inflasi IHK tercatat sebesar 1,08% (qtq) atau 3,35% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,27% (qtq) atau 6,83% (yoy). Rendahnya angka inflasi itu didorong oleh permintaan domestik yang terbatas dan terjaganya ekspektasi inflasi. Melambatnya inflasi inti disebabkan oleh berlalunya faktor musiman, rendahnya harga global, dan permintaan domestik yang masih lemah. Inflasi volatile food (VF) tercatat sebesar 2,62% (qtq) atau 4,84% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang didorong oleh kenaikan harga hortikultura (aneka cabai dan bawang). Sedangkan inflasi administered prices (AP) tercatat mencatat inflasi sebesar 1,09% (qtq) atau 0,39% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,80%, terutama didorong kenaikan berbagai tarif rokok. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat rendah dibanding historis 5 tahun terakhir. Kelompok volatile food yang menjadi penyumbang inflasi 2015 adalah komoditas beras, bawang merah, daging dan ayam ras, sedangkan cabai merah, cabai rawit, dan minyak goreng justru menyumbang deflasi. Sementara itu, kelompok administered prices mencatat inflasi 0,39% (yoy). Selama triwulan IV-2015, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus sebesar USD5,1 miliar, setelah triwulan sebelumnya mencatat defisit sebesar USD4,6 miliar. Di sisi lain, defisit transaksi berjalan meningkat menjadi sebesar USD5,1 miliar (2,39% PDB), lebih besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar USD4,2 miliar (1,94% PDB). Meski demikian, kinerja transaksi berjalan pada triwulan IV-2015 membaik dibandingkan dengan periode 2014 yang mencatat defisit sebesar USD6,0 miliar (2,70% PDB). Peningkatan defisit transaksi berjalan ini sejalan dengan perbaikan ekonomi Indonesia. Kenaikan defisit transaksi berjalan itu bersumber dari penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas karena impor nonmigas tumbuh 7,5% (qtq) seiring dengan meningkatnya permintaan domestik. Peningkatan impor terbesar terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku. Sedangkan ekspor nonmigas terkontraksi 4,2% (qtq) dipengaruhi oleh permintaan global yang masih lemah dan terus menurunnya harga komoditas. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas menyusut seiring dengan penurunan volume impor minyak dan harga minyak mentah dunia. Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial meningkat sebesar USD9,5 miliar, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar USD0,28 miliar. Peningkatan itu seiring menurunnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan membaiknya keyakinan terhadap prospek perekonomian Indonesia. Kenaikan tersebut terutama didukung oleh kembali meningkatnya arus masuk investasi portofolio pada obligasi pemerintah, termasuk global bond. Kenaikan surplus transaksi modal finansial juga didukung oleh kenaikan investasi lainnya dan aliran masuk investasi langsung asing (FDI). Dengan perkembangan tersebut. surplus NPI ikut mendorong kenaikan posisi cadangan devisa menjadi USD105,9 miliar dari triwulan sebelumnya USD101,7 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri pemerintah selama 7,4 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional. Pada triwulan IV-2015, posisi tang luar negeri (UL:N) Indonesia tercatat sebesar USD310,7 miliar, naik 2,8% dibandingkan triwulan sebelumnyasebesar USD302,3 miliar. Berdasarkan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun

22 BAB I Ringkasan Eksekutif kelompok peminjam, kenaikan itu dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang meningkat, sedangkan ULN sektor swasta menurun. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, posisi total ULN meningkat USD17,0 miliar atau tumbuh 5,8% dari posisi akhir 2014 sebesar USD293,8 miliar. Dengan perkembangan itu, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2015 tercatat sebesar 36,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan 34,8% pada akhir triwulan III-2015 dan 33,0% pada akhir Selama triwulan IV-2015, nilai tukar Rupiah menguat sebesar 6,27% (point to point), dan mencapai level Rp per dolar AS. Penguatan itu didorong oleh meningkatnya aliran modal asing seiring dengan risiko pasar keuangan global yang semakin mereda dan persepsi positif terhadap ekonomi domestik. Hal itu didorong oleh persepsi positif investor terhadap arah perekonomian Indonesia, seiring dengan penurunan BI Rate, paket kebijakan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, dan semakin efektifnya implementasi berbagai proyek infrastruktur. Di sisi lain, risiko pasar keuangan global semakin mereda, yang tercermin dari perkiraan garis edar (path) Fed Fund Rate (FFR). Secara keseluruhan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah pada 2015 masih tinggi sejalan dengan meningkatnya berbagai faktor risiko eksternal dan domestik. Dari eksternal, pergerakan nilai tukar rupiah diwarnai oleh dinamika ketidakpastian waktu dan besaran normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat, kekhawatiran atas krisis utang Yunani, implementasi devaluasi mata uang yuan, dan divergensi kebijakan moneter global. Ketidakpastian itu menimbulkan volatilitas cukup tinggi di pasar keuangan global dan mengoreksi aliran masuk dana non-residen ke aset keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Dari sisi domestik, nilai tukar rupiah mengalami tekanan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berlanjutnya koreksi harga komoditas juga menyebabkan terbatasnya pasokan valuta asing yang berasal dari ekspor. Meskipun demikian, sinergi kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan pemerintah, dan otoritas lain, mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga kinerjanya lebih terkelola dibandingkan dengan mata uang negara-negara yang setara Indonesia (peers). Dalam hal ini, Bank Indonesia menerapkan kebijakan moneter yang berhati-hati, berbagai langkah stabilisasi nilai tukar, dan penguatan struktur pasar valas domestik. Sedangkan pemerintah mendorong sentimen positif melalui serangkaian paket kebijakan ekonomi. Sementara itu, kondisi stabilitas sistem keuangan (SSK) Indonesia selama 2015 tetap terjaga meski mengalami tekanan, terutama dari pasar keuangan. Pada triwulan IV-2015, indeks SSK tercatat 0,93, sedikit menurun dari 1,02 pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, kondisi industri perbankan termasuk kredit UMKM, lembaga keuangan non-bank, korporasi, dan rumah tangga tetap terjaga dengan kinerja yang melambat seiring dengan melambatnya perekonomian. Setelah pada periode-periode sebelumnya kinerja pasar keuangan Indonesia diliputi oleh mixed sentimen karena perkembangan kondisi keuangan global, memasuki triwulan IV-2015 kinerja pasar keuangan Indonesia membaik. Meredanya spekulasi terhadap kebijakan The Fed (Fed Fund Rate) menjadi salah satu faktor yang meredam tekanan dari eksternal. Hal ini terlihat dari penurunan yield surat berharga negara (SBN) dan moderasi volatilitas harga di pasar saham. Selama 2015, kondisi industri perbankan Indonesia tetap terjaga baik, didukung ketahanan permodalan yang kuat dengan risiko kredit, likuiditas, dan pasar yang terjaga. Pada akhir 2015, permodalan industri perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/car) sebesar 21,39%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun triwulan IV-2014 yang masing-masing sebesar 20,62% dan 19,50%. Pertumbuhan modal tersebut memberikan ruang bagi perbankan untuk menyerap peningkatan risiko. 4 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun 2016

23 BAB I Ringkasan Eksekutif Melambatnya perekonomian domestik diikuti dengan perlambatan pertumbuhan kredit industri perbankan. Pertumbuhan kredit pada triwulan IV-2015 tercatat sebesar 10,40% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya maupun triwulan IV-2014 yang masing-masing mencapai 11,10% (yoy) dan 11,60%. Perlambatan pertumbuhan kredit terutama dipengaruhi oleh menurunnya kredit modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi (KK). Meskipun siklus perekonomian menunjukkan perlambatan, risiko kredit perbankan tetap terjaga. Rasio nonperforming loan (NPL) gross industri perbankan pada triwulan IV-2015 tercatat 2,49%, menurun dari 2,71% triwulan sebelumnya. Namun, rasio tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan NPL 2014 yang sebesar 2,16%. Untuk memitigasi risiko peningkatan NPL, industri perbankan lebih selektif dalam melakukan penyaluran kredit dan memantau kredit bermasalah lebih ketat. Untuk memitigasi risiko kredit ke depan, Bank Indonesia juga memantau perkembangan risiko kredit perbankan dan dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan. Di tengah perlambatan ekonomi domestik, dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan pada triwulan IV-2015 hanya tumbuh sebesar 7,26% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,72% dan triwulan IV-2014 sebesar 12,29%. Kondisi likuiditas industri perbankan juga sedikit menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Faktor musiman terkait dengan kebutuhan uang kartal oleh masyarakat pada akhir tahun menjadi salah satu penyebab menurunnya likuiditas di sistem perbankan. Secara keseluruhan tahun, likuiditas perbankan di 2015 lebih tinggi dibandingkan periode Selama triwulan IV-2015, perkembangan suku bunga simpanan relatif stabil, sedangkan suku bunga kredit dalam tren menurun sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Rata-rata suku bunga kredit perbankan tercatat 12,83%. Di sektor korporasi, perlambatan kegiatan usaha masih berlanjut di triwulan laporan. Indikasi ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan IV-2015 yang tercatat sebesar 3,02%, lebih rendah dari triwulan III-2015 yaitu sebesar 5,06%. Perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan oleh kontraksi yang lebih dalam pada sektor pertambangan dan penggalian. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga Indonesia pada triwulan IV-2015 mengalami perbaikan. Hal itu ditunjukkan oleh menguatnya optimisme konsumen walaupun belum sekuat periode yang sama tahun sebelumnya. Menguatnya optimisme konsumen dikarenakan meningkatnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan pada triwulan IV-2015 dan selama 2015, tidak terlepas dari dukungan penyelenggaraan sistem pembayaran yang berlangsung aman, lancar, dan terpelihara dengan baik. Selain itu, Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kinerja sistem pembayaran yang diselenggarakan Bank Indonesia. Keandalan dan ketersediaan sistem pembayaran selama 2015 mampu mencapai tingkat layanan yang telah ditetapkan. Sistem tersebut mengakomodasi transaksi pada tiga sistem pembayaran yang diselenggarakan Bank Indonesia. Pertama, Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) sebagai setelmen dana. Kedua, Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) sebagai setelmen transaksi surat berharga pemerintah dan Bank Indonesia. Ketiga, Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Pada triwulan IV 2015, volume transaksi sistem pembayaran meningkat 7,39% menjadi ,40 ribu transaksi dari triwulan sebelumnya ,98 ribu transaksi. Sedangkan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun

24 BAB I Ringkasan Eksekutif nilai transaksi meningkat sebesar 7,10% menjadi Rp39.400,60 triliun dari sebelumnya Rp36.787,26 triliun. Sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh industri juga berjalan lancar dan aman. Selama triwulan IV-2015 dan sepanjang 2015 tidak terdapat gangguan signifikan dalam penyelenggaraan sistem pembayaran tersebut. Secara tahunan, penyelenggaraan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) pada 2015 meningkat sebesar 12,23% untuk volume transaksi dan 10,10% untuk nilai transaksi. Pada triwulan IV-2015, volume transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu tumbuh 4,92% menjadi 1,28 miliar transaksi dari triwulan sebelumnya, sedangkan nilai transaksi meningkat sebesar 3,69% menjadi Rp1.369,46 triliun. Selama 2015 penggunaan uang elektronik mengalami perkembangan yang pesat dibandingkan dengan Demikian pula dengan pembayaran yang dilakukan melalui internet dan mobile payment. Di samping sistem pembayaran yang terjaga, ketersediaan uang rupiah dalam jumlah yang cukup selama periode laporan juga dapat dipenuhi oleh Bank Indonesia. Di tengah peningkatan kebutuhan uang kartal selama masa liburan akhir tahun, kecukupan uang di masyarakat tetap terjaga. Kondisi ini didukung dengan ketersediaan uang tunai di Bank Indonesia yang melebihi level minimum dan distribusi uang yang mampu menjangkau hingga wilayah terluar NKRI. Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2016 mencapai kisaran 5,2-5,6%, lebih tinggi dibandingkan 2015 yang sebesar 4,8%. Pertumbuhan itu akan ditopang oleh stimulus fiskal, khususnya realisasi pembangunan proyek infrastruktur yang semakin cepat. Investasi swasta diharapkan akan meningkat, seiring dengan dampak paket kebijakan pemerintah yang terus digulirkan dan pemanfaatan ruang pelonggaraan moneter secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Di sisi keseimbangan eksternal, defisit transaksi berjalan diperkirakan terkendali dengan struktur yang lebih sehat didukung bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, serta penguatan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dalam mendorong percepatan reformasi struktural, termasuk melalui implementasi berbagai paket kebijakan ekonomi. Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya, Sejumlah faktor eksternal, seperti kondisi pasar keuangan di Tiongkok dan perkembangan harga minyak dunia, dan faktor domestik tetap perlu diwaspadai pengaruhnya terhadap perkembangan nilai tukar Rupiah. Prospek perkembangan ekonomi global 2016 diperkirakan sebesar 3,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya. Rendahnya asumsi pertumbuhan global itu terutama disebabkan oleh tertahannya pertumbuhan AS dan emerging market. Meski tumbuh membaik, pertumbuhan ekonomi AS belum solid. Di sisi lain, pemulihan ekonomi Eropa berlangsung secara gradual dan ekonomi Jepang diperkirakan masih lemah. Sementara itu, perekonomian Tiongkok masih cenderung melambat, sedangkan perekonomian India tetap kuat. Meskipun ekonomi global belum sepenuhnya pulih, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 mencapai kisaran 5,2%-5,6%, lebih tinggi dibandingkan Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional adalah adanya stimulus fiskal, khususnya realisasi pembangunan proyek infrastruktur yang semakin cepat. Beberapa paket kebijakan pemerintah dan kebijakan Bank Indonesia yang memberikan ruang pelonggaran moneter secara terukur diharapkan mampu mendorong investasi swasta. Meski begitu, kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional 6 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun 2016

25 BAB I Ringkasan Eksekutif diperkirakan masih negatif seiring dengan belum pulihnya kondisi eksternal dan mulai meningkatnya impor untuk mendukung realisasi proyek infrastruktur. Pada 2016, Bank Indonesia memperkirakan inflasi berada di sekitar titik tengah kisaran sasaran inflasi 4±1%. Sedangkan tekanan inflasi inti diprakirakan moderat. Dari sisi eksternal, tekanan inflasi inti tetap terjaga, terutama terkait dengan peningkatan harga komoditas internasional yang terbatas. Dari sisi domestik, meningkatnya permintaan domestik diprakirakan masih dapat direspons oleh kapasitas produksi, sebagaimana terlihat dari pertumbuhan PDB yang masih berada di bawah tingkat potensialnya. Secara keseluruhan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan stabil, seiring dengan meningkatnya proporsi penduduk usia produktif yang memasuki angkatan kerja. Daya beli pun diperkirakan menguat seiring dengan rencana kenaikan upah minimum provinsi (UMP) secara rata-rata nasional sebesar 10,8% dan pembayaran gaji ke-14 pegawai negeri sipil (PNS). Sementara itu, impor diperkirakan masih mengalami kontraksi meskipun tidak sedalam tahun sebelumnya. Kontraksi impor itu didorong oleh meningkatnya permintaan domestik khususnya konsumsi dan investasi. Impor barang modal dan impor barang baku diperkirakan akan meningkat guna mendukung pembangunan proyek infrastruktur pemerintah dan investasi swasta. Tekanan inflasi dari kelompok volatile food diprakirakan terkendali sejalan dengan perkiraan peningkatan produksi dan distribusi bahan makanan dan tata niaga pangan yang lebih baik. Inflasi kelompok administered prices diperkirakan lebih rendah. Hal ini terutama terkait dengan tren penurunan harga minyak mentah di pasar internasional yang kemudian menyebabkan harga barang terkait energi menjadi lebih rendah Kebijakan yang Ditempuh Di tengah tantangan yang meningkat selama 2015, Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Kebijakan itu ditempuh demi terjaganya stabilitas makroekonomi, khususnya stabilitas nilai tukar dan stabilitas sistem keuangan, untuk mendukung kesinambungan perekonomian nasional. Di bidang moneter, Bank Indonesia secara konsisten mengarahkan kebijakan moneter untuk memastikan laju inflasi menuju sasarannya yaitu 4%+1% dan defisit transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat. Kebijakan moneter didukung kebijakan suku bunga, nilai tukar, penguatan operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas, pengelolaan arus modal, komunikasi kebijakan, dan koordinasi dengan pemerintah serta otoritas terkait. Hingga akhir 2015, stabilitas makroekonomi tetap terjaga sehingga meningkatkan keyakinan pelaku usaha terhadap prospek ekonomi Indonesia ke depan. Untuk memberi ruang bagi pemulihan ekonomi, Bank Indonesia menempuh kebijakan suku bunga yang berhati-hati agar tidak menimbulkan gangguan pada stabilitas makroekonomi. Pada Februari 2015, Bank Indonesia menurunkan BI Rate dan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 7,50% dan 5,50%. Posisi suku bunga itu dipertahankan hingga pengujung Kebijakan untuk mempertahankan suku bunga tersebut antara lain dengan mempertimbangkan situasi keuangan global yang masih dilanda ketidakpastian. Untuk memberikan kelonggaran likuiditas guna meningkatkan kapasitas pembiayaan perbankan terhadap perekonomian, pada November 2015 Bank Indonesia menurunkan Giro Wajib Minumum (GWM) primer dalam rupiah sebesar 50 bps. Dengan penurunan Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun

26 BAB I Ringkasan Eksekutif tersebut, GWM primer ditetapkan menjadi 7,5%. Sebelumnya, pada bulan Juni 2015 Bank Indonesia juga telah melakukan penyesuaian kebijakan GWM melalui perhitungan loan to deposit ratio. Selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui kebijakan ini Bank Indonesia juga memberikan insentif bagi bank yang dapat memenuhi rasio kredit UMKM lebih cepat dari target waktu. Dalam pengelolaan likuiditas dan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia menempuh kebijakan stabilisasi sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi. Untuk mensinergikan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah dengan kebijakan menjaga ketahanan perekonomian oleh pemerintah, pada 9 September 2015 dan 30 September 2015, Bank Indonesia mengeluarkan Paket Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah. Paket kebijakan tersebut memberikan sentimen positif terhadap terjaganya stabilitas perekonomian Indonesia. Paket kebijakan yang pertama terdiri atas lima pilar. Pertama, memperkuat pengendalian inflasi dan mendorong sektor riil dari sisi supply perekonomian. Kedua, menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Ketiga, memperkuat pengelolaan likuiditas Rupiah. Keempat, memperkuat pengelolaan penawaran (supply) dan permintaan (demand) valas. Kelima, langkah-langkah lanjutan untuk pendalaman pasar uang. Sementara itu, paket kebijakan lanjutan difokuskan pada tiga pilar kebijakan. Pertama, menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Kedua, memperkuat pengelolaan likuiditas Rupiah. Ketiga, memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing (valas). Untuk mendukung pengelolaan nilai tukar, Bank Indonesia juga mendorong penggunaan transaksi lindung nilai. Bank Indonesia memfasilitasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam menggunakan fasilitas lindung nilai yang disediakan oleh bank BUMN. Lebih lanjut, pada triwulan II-2015 Bank Indonesia merelaksasi ketentuan derivatif valas melalui penyempurnaan ketentuan kewajiban menjaga Posisi Devisa Neto (PDN) Bank Umum, penyempurnaan pengaturan transaksi Cross Currency Swap, perluasan cakupan underlying transaksi valas, dan penghapusan persyaratan tenor pembelian valas oleh pihak asing. Guna meredam risiko nilai tukar, Bank Indonesia juga menerapkan prinsip kehati-hatian pengelolaan utang luar negeri oleh korporasi nonbank dan mewajibkan penggunaan rupiah di wilayah NKRI. Untuk mendukung transmisi kebijakan moneter ke perbankan, pasar keuangan, dan sektor riil, serangkaian kebijakan ditempuh melalui operasi moneter. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan likuiditas oleh perbankan menjadi lebih efektif sesuai dengan kebutuhan penempatannya. Pada triwulan IV-2015, Bank Indonesia menerbitkan kembali Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor 9 bulan dan 12 bulan sebagai upaya memperpanjang durasi instrumen operasi pasar terbuka (OPT). Bank Indonesia juga menyesuaikan tenor Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) menjadi 3 dan 6 bulan. Sebelumnya, pada triwulan I-2015, Bank Indonesia telah menambah instrumen operasi moneternya dengan menerbitkan instrumen SDBI dengan tenor 9 bulan. Penerbitan SDBI ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan. Di samping itu, untuk memperluas eligible collateral dalam instrumen operasi moneter, Bank Indonesia melengkapi petunjuk pelaksanaan transaksi OPT terkait dengan pelaksanaan cross border collateral arrangement. Pada akhir 2015, Bank Indonesia mengoptimalkan penggunaan instrumen moneter guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan melalui optimalisasi penggunaan instrumen SDBI, SBI/S, dan RR SBN secara lebih fleksibel. Untuk itu, Bank Indonesia mengatur frekuensi penyerapan dan menurunkan tenor ke jangka yang lebih pendek sehingga kecukupan likuiditas perbankan dapat terjaga. Melalui berbagai upaya tersebut, likuiditas perbankan hingga akhir 2015 tetap terjaga dengan baik. 8 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2015 dan Tahun 2016

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Sambutan Gubernur Bank Indonesia Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta, 10

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia 14 INFLASI 12 10 8 6 4 2 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Hasil Olahan Data Oleh Penulis (2016) GAMBAR 4.1. Perkembangan

Lebih terperinci

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan II 2014 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii RINGKASAN EKSEKUTIF Stabilitas sistem keuangan pada semester I 2016 membaik walaupun risiko yang berasal dari dampak lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik masih cukup besar. Perbaikan tersebut

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 261 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian Laporan Perkembangan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan Pemerintah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur

Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan. Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur 1 Perkembangan Terkini Perekonomian Global dan Nasional serta Tantangan, dan Prospek Ekonomi ke Depan Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Timur ALUR PIKIR 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada

Lebih terperinci

Triwulan III. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan III. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan III 2014 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam

Lebih terperinci

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN

Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 ANALISIS TRIWULANAN Analisis Triwulanan Perkembangan Moneter, Perbankan Dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 109 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2015 Tim Penulis Laporan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

Triwulan III. Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan III. Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan III 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia www.bi.go.id Triwulan III 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Sambutan Gubernur Bank Indonesia Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik Diskusi dan Peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Yang kami hormati, Jakarta,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN:

ANALISIS TRIWULANAN: ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 149 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2014 Tim Penulis

Lebih terperinci

Laporan Perekonomian Indonesia

Laporan Perekonomian Indonesia 1 Key Messages Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat dalam menghadapi spillover dan gejolak pasar keuangan global. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan relatif

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN Ekonomi Global 2011 Tahun 2011 merupakan tahun dengan berbagai catatan keberhasilan, namun juga penuh dinamika dan sarat

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

Triwulan IV-2016 dan Tahun Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan IV-2016 dan Tahun Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2016 dan Tahun 2016 Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi

KETERANGAN PERS. Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KETERANGAN PERS Penguatan Koordinasi Dan Bauran Kebijakan Untuk Menjaga Stabilitas Perekonomian Dan Keberlanjutan Reformasi Jakarta, 28 Mei 2018 Pemerintah, Bank

Lebih terperinci

SUSUNAN PENGURUS BULETIN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN

SUSUNAN PENGURUS BULETIN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan II - 2007 1 SUSUNAN PENGURUS BULETIN EKONOMI MONETER DAN PERBANKAN Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global

Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global Ringkasan Eksekutif Memperkuat Perekonomian Nasional di Tengah Ketidakseimbangan Pemulihan Ekonomi Global Di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global, kinerja perekonomian domestik selama tahun

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

S e p t e m b e r

S e p t e m b e r September 2014 1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

Triwulan IV-2014 dan Tahun Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan IV-2014 dan Tahun Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2014 dan Tahun 2014 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan IV-2014 dan Tahun 2014 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian Laporan Pelaksanaan

Lebih terperinci

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural TINJAUAN UMUM Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural Perekonomian Indonesia 2015 mencatat perkembangan yang positif. Kinerja stabilitas makroekonomi semakin baik, sementara momentum

Lebih terperinci

Triwulan I. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan I. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan

Lebih terperinci

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Kebijakan. Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Kebijakan Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Jln. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350 - Indonesia w w w.bi.go.id Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2016 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua

Selamat Pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA KANTOR PERWAKILAN BI PROVINSI ACEH BANDA ACEH, 20 OKTOBER 2015 Yang kami hormati, Gubernur Provinsi Aceh, Bp. Zaini Abdullah, Forum Komunikasi

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I ANALISIS TRIWULANAN ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 359 ANALISIS TRIWULANAN Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan I - 2015 TM. Arief

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Triwulan III 2015 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-nya (KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan III

Lebih terperinci

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur PERAN KEBIJAKAN MONETER DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Surabaya 21 Desember 2016 OUTLINE 2 Perekonomian Global Perekonomian Nasional Kebijakan

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan I 2013 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/PBI/2014 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN MAKROPRUDENSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai bank sentral, Bank

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

Lebih terperinci

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan II. Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan II 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia www.bi.go.id Triwulan II 2015 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Lebih terperinci

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016 Overview Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) dalam RDG 13-14 Januari 2016 telah memutuskan untuk memangkas suku bunga

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Triwulan I. Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia

Triwulan I. Laporan Pelaksanaan. Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan I 2016 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia www.bi.go.id Triwulan I 2016 Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang

Lebih terperinci

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Halaman ini sengaja dikosongkan. 2 Halaman ini sengaja dikosongkan. KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha- IV Barat terkini yang berisi mengenai pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2016 Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif pada triwulan III 2016 dan bulan Oktober 2016, disertai stabilitas makroekonomi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ($'nrxrurruhbrunsr,e. I Dnrrnn lsr I. KATA PENGANTAR DAFTAR tst... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK. vii ix BAB 1. TINJAUAN UMUM...

DAFTAR ISI. ($'nrxrurruhbrunsr,e. I Dnrrnn lsr I. KATA PENGANTAR DAFTAR tst... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK. vii ix BAB 1. TINJAUAN UMUM... I Dnrrnn lsr I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR tst... DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK I ilt vii ix BAB 1. TINJAUAN UMUM... BAB 2. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI TERKINI 1. Pertumbuhan Ekonomi 2. Kondisi Keseimbangan

Lebih terperinci

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Perkembangan Terkini, Tantangan, dan Prospek Ekonomi Suharman Tabrani Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Disampaikan pada MUSRENBANG RKPD 2017 KOTA BALIKPAPAN OUTLINE 2 Perekonomian Nasional Perekonomian

Lebih terperinci

Monthly Market Update

Monthly Market Update Monthly Market Update RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% yoy pada kuartal ketiga 2016, lebih tinggi dari 2015 sebesar 4,74% yoyatau lebih rendah dari 2016 sebesar 5,18% yoy. PDB kuartal

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM. Tim Penulis Analisis Triwulanan Bank Indonesia

TINJAUAN UMUM. Tim Penulis Analisis Triwulanan Bank Indonesia Tinjauan Umum 485 TINJAUAN UMUM Tim Penulis Analisis Triwulanan Bank Indonesia Selama triwulan I-2005, kinerja perekonomian Indonesia masih menunjukkan perkembangan yang membaik. Kestabilan makroekonomi

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Januari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

perlambatan ekonomi domestik serta pasar uang dan pasar modal yang masih tersegmentasi dan dangkal juga mempengaruhi kondisi pasar keuangan domestik.

perlambatan ekonomi domestik serta pasar uang dan pasar modal yang masih tersegmentasi dan dangkal juga mempengaruhi kondisi pasar keuangan domestik. RINGKASAN EKSEKUTIF Pemulihan ekonomi di negara maju yang belum merata serta melambatnya pertumbuhan emerging market economies (EMEs) khususnya Tiongkok, telah berkontribusi terhadap peningkatan risiko

Lebih terperinci

RESPONS BAURAN KEBIJAKAN BAGIAN III

RESPONS BAURAN KEBIJAKAN BAGIAN III BAGIAN III RESPONS BAURAN KEBIJAKAN MENGAWAL STABILITAS DAN MENDORONG PERTUMBUHAN DENGAN BAURAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN ULN NONBANK PENYEMPURNAAN KERANGKA PENETAPAN JIBOR LFR & INSENTIF KREDIT UMKM PAKET

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2012 Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan

Laporan. Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Laporan Kebijakan Moneter Ekonomi, Moneter, dan Keuangan Triwulan IV 2015 LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan IV 2015 RINGKASAN EKSEKUTIF Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA

Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang BANK INDONESIA Penyampaian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Pemerintah pada setiap triwulan merupakan pemenuhan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II 2013 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional

Lebih terperinci