BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Gelinas dan Dull (2011 : 11) Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling bergantung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Sistem harus memiliki organisasi, hubungan timbal balik, Integrasi dan tujuan pokok. Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 3) Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem merupakan seperangkat elemen yang saling berhubungan, yang memiliki hubungan timbal balik dan memiliki suatu tujuan tertentu dalam proses yang teratur Pengertian Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 4) Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi. Menurut Mardi (2011:5) Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. 9

2 10 Menurut Gelinas dan Dull (2012 : 12) Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang sepenuhnya berguna untuk pengambilan keputusan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah kemudian menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian (Event), dan kesatuan nyata (fact and entity) serta digunakan untuk pengambilan keputusan Karakteristik Informasi Menurut Gelinas dan Dull (2012 : 19), terdapat beberapa karakteristik informasi yang berkualitas yaitu : a. Effectiveness, berkaitan dengan informasi yang relevan dan berkaitan dengan proses bisnis yang disampaikan dengan tepat waktu, benar, konsisten, dan dapat digunakan. b. Efficiency, karakteristik yang berkaitan dengan melalui penyediaan informasi secara optimal terhadap penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis). c. Confidentiality, karakteristik yang berkenaan dengan perlindungan terhadap informasi yang sensitive dari pengungkapan yang tidak sah. d. Integrity, karakteristik yang berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan informasi serta validitasnya sesuai dengan nilai-nilai bisnis dan harapan. e. Availability, Karakteristik yang berkaitan dengan informasi yang tersedia pada saat diperlukan oleh proses bisnis baik sekarang maupun dimasa mendatang. Hal ini juga menyangkut perlindungan sumber daya yang diperlukan dan kemampuan yang terkait.

3 11 f. Compliance, Karakteristik yang berkaitan dengan mematuhi Undang - Undang, peraturan, dan perjanjian kontrak dimana proses bisnis merupakan subjeknya. Yaitu kriteria bisnis secara eksternal dan kebijakan internal. g. Reliability, Karakteristik yang berkaitan dengan penyediaan informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan entitas dan menjalankan tanggungjawab serta tata kelola pemerintahan. 2.2 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005 : 7) Sistem Informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam bisnis. Menurut Gelinas dan Dull (2012 : 12) Sistem Informasi adalah Sistem yang dibuat secara umum berdasarkan seperangkat komputer dan komponen manual yang dapat dikumpulkan, disimpan, dan diolah untuk menyediakan Output kepada User. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi adalah pengaturan sumber daya berupa orang maupun komputer yang saling berinteraksi untuk menyediakan informasi yang berguna bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. 2.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 10) Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur, dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.

4 12 Menurut Gelinas dan Dull (2012:13) Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari peristiwa bisnis. Menurut Mardi (2011:4) Sistem Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang dirancang untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan. Berdasarkan Pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sebuah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan memproses data-data transaksi sehingga dari data-data tersebut dapat dihasilkan informasi yang akurat dan handal bagi pembuat keputusan dalam mengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi berhubungan dengan aspek keuangan atas setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan secara rutin. Sebagai contoh, pada sistem penerimaan kas setiap transaksi pembayaran membutuhkan datadata yang diperlukan dalam penagihan pembayaran. Dengan informasi yang akurat dan relevan, akan didapat keputusan yang tepat dalam menghadapi masalah yang berada dalam perusahaan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mardi (2011 : 4), Terdapat 3 tujuan Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut. 1. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan kepada seseorang (to fulfill obligations relating to stewardship). Pengelolaan perusahaan selalu mengacu kepada tanggungjawab manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaa sistem informasi membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan yang diminta lainnya, demikian pula ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh jajaran dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan perusahaan.

5 13 2. Setiap Informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga bagi pengambilan keputusan manajemen (to support decision making by internal decision makers). Sistem informasi menyediakan informasi guna mendukung setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan pertanggungjawaban yang ditetapkan. 3. Sistem Informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan sehari-hari (to support day to day operation). Sistem informasi menyediakan informasi bagi setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka dapat menjadi lebih produktif Komponen SIA (Sistem Informasi Akuntansi) Menurut Mardi (2011 : 6) kegiatan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) terdiri atas beberapa unsur penting, yaitu pelaku atau orang yang bertindak sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai fungsi. Prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dalam kegiatannya, mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas bisnis perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan infrastruktur teknologi informasi. Dengan adanya unsur-unsur diatas, memungkinkan SIA (Sistem Informasi Akuntansi) melaksanakan tugas utama dalam proses bisnis perusahaan, yaitu: a. Melaksanakan pengarsipan data terkait dengan aktivitas operasional organisasi, sumber daya yang terkait dengan aktivitas tersebut baik pimpinan maupun para pelaksana tugas serta pihak luar yang memiliki kepentingan terhadap pelaporan yang dihasilkan oleh organisasi bisnis tersebut. b. Data yang diubah menjadi informasi merupakan tugas pokok SIA yang digunakan oleh pihak manajemen membuat keputusan dalam kegiatan perencanaan, implementasi dan pengendalian tugas-tugas harian perusahaan; dan

6 14 c. Tersedia Instrumen pengendalian yang handal untuk menjaga harta kekayaan perusahaan, misalnya data yang memiliki nilai komersial organisasi, oleh karena itu, data tersebut harus lengkap dan terjaga kerahasiannya serta dapat terandalkan serta relevan dengan kebutuhan Siklus Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2015:7), terdapat 5 Siklus transaksi Sistem Informasi Akuntansi, yaitu : 1. Siklus Pendapatan (revenue cycle), adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. 2. Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. 3. Siklus Produksi (Conversion Cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk. 4. Siklus Manajemen Sumber Daya dan penggajian (Human Resources Management) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pengolahan data terkait yang terus menerus berhubungan dengan mengelola kemampuan pegawai secara efektif. 5. Siklus Pembiayaan (Financing Cycle) adalah serangkaian aktivitas yang terkait dengan mengumpulkan suatu dana dengan menjual saham perusahaan kepada investor atau meminjam uang serta membayar dividen dan bunga.

7 Pengertian Akuntansi Definisi Akuntansi menurut Weygandt, et al. (2010 : 4) Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Berdasarkan definisi Akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang penting dan dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam aktivitas ekonomi bisnis. Akuntansi dapat dikatakan sebagai media yang membantu perusahaan atau organisasi dalam mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan, Piutang, dan Penerimaan Kas Pengertian Penjualan Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 413) Penjualan adalah serangkaian kegiatan aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan terkait yang terus menerus dengan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. Menurut Mulyadi (2010 : 202) Penjualan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penjualan merupakan pertukaran yang terjadi di antara penjual dan pembeli yang dapat dibayarkan secara langsung atau dalam jangka waktu tertentu.

8 Pengertian Penjualan tunai Menurut Mulyadi (2010 : 455) Penjualan tunai merupakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli Pengertian Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2010 : 210) Penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut Pengertian Retur Penjualan Menurut Hall (2011 : 160) Menerangkan bahwa organisasi harus memperkirakan dari presentase penjualannya bahwa akan terdapat barang yang dikembalikan. Terdapat banyak alasan yang dapat menyebabkan barang yang telah dijual dikembalikan ke perusahaan, yaitu dengan alasan sebagai berikut : 1) Perusahaan mengirimkan barang dagangan yang salah ke pelanggan. 2) Barang yang dikirimkan adalah barang yang telah rusak. 3) Barang rusak saat pengiriman. 4) Pelanggan menolak pengiriman barang karena keterlambatan pengiriman barang atau pengiriman barang tertunda. Saat barang dikembalikan, pelanggan berhak untuk meminta kembali uang yang telah dibayarkan sebelumnya.

9 Pengertian Piutang Menurut Wikipedia, Piutang adalah salah satu jenis transaksi Akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Pada sebagian besar entitas bisnis, hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu tenggat waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran. Menurut Kieso et al. (2010:323) Piutang adalah klaim yang diadakan terhadap pelanggan dan lainnya untuk uang, barang, atau jasa. Untuk tujuan laporan keuangan, perusahaan mengklasifikasikan piutang menjadi piutang jangka pendek dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Menurut PSAK No. 9, Piutang Usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutanng Usaha dan lain lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa piutang merupakan sejumlah terutang dan merupakan klaim kepada pelanggan atau pihak lain terhadap sejumlah uang atas barang yang dijual atau jasa yang telah diberikan Piutang Wesel Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 359) Piutang Wesel adalah perjanjian tertulis untuk permintaan membayar uang dalam jumlah tertentu pada waktu tertentu. Wesel tagih atau disebut juga piutang wesel dapat digunakan ketika : 1). Ketika Individu dan Perusahaan dan individu meminjamkan atau meminjam sejumlah uang. 2). Ketika jumlah transaksi dan jangka waktu kredit melebihi batas normal. Atau 3). Ketika penyelesaian piutang.

10 Pengertian Piutang tak tertagih Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011 : 350) terdapat dua metode akuntansi untuk mencatat piutang yang dapat diperkirakan tidak tertagih, yaitu : 1) Metode Penghapusan secara langsung (Direct Write - Off Method) Metode ini digunakan ketika perusahaan menentukan rekening piutang sudah tidak dapat tertagih. 2). Metode Penyisihan (Allowance Method) Metode ini digunakan ketika perusahaan mencadangkan piutang dengan mengestimasi jumlah yang tidak tertagih pada akhir periode akuntansi. Perusahaan harus memperkirakan jumlah piutang tak tertagih ketika menggunakan metode penyisihan, terdapat 2 dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah tersebut yaitu: a. Presentase Penjualan (Percentage of Sales) Pada pendekatan presentase penjualan, manajemen mengestimasi presentase penjualan kredit yang kemungkinan tidak akan tertagih. Presentase ini didasarkan pada pengalaman masa lalu. b. Presentase Piutang (Percentage of Receivables) Pada pendekatan presentase piutang, manajemen mengestimasi berapakah presentase dari piutang akan mengakibatkan kerugian tidak tertagihnya piutang usaha, perusahaan menyusun aging schedule, dimana perusahaan mengklasifikasikan saldo piutang telah pelanggan dengan jangka waktu mereka yang telah dibayar.

11 19 Gambar 2.1 Aging Schedule. 2.5 Kebijakan Pemberian Kredit Kepada Pelanggan Menurut Kasmir (2010 : 108) terdapat prinsip 5C dalam pemberian kredit kepada nasabah yaitu sebagai berikut : a. Character Merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari seseorang yang diberikan kredit benar - benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang Kemauan nasabah untuk membayar. b. Capacity Untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman selama ini sehingga akan terlihat kemampuannya dalam

12 20 mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering disebut juga Capability. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Analisis kapital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk presentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, dengan beberapa modal sendiri dan beberapa modal pinjaman. d. Condition Dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar - benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. e. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. 2.6 Pengertian Penerimaan Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid, digunakan sebagai media yang standar untuk pertukaran serta dasar untuk pengukuran dan akuntansi bagi item yang lainnya. Pada umumnya kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.

13 21 Menurut Mulyadi (2010 : 439), Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2010 : 455), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan adalah berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke Bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas. Penerimaan kas dapat berupa uang koin, uang kertas, cek, money order dan deposito. Penerimaan kas dapat digunakan sebagai sumber dana bagi perusahaan, bank atau rumah sakit untuk membiayai berbagai kegiatan seperti menggaji karyawan, melunasi hutang dimana penerimaan kas dapat dibagi menjadi dua yaitu penerimaan kas dalam bentuk tunai dan penerimaan kas dalam bentuk non tunai seperti cek, giro atau transfer melalui bank Penerimaan kas dari Piutang Menurut Mulyadi (2010 : 493), menjelaskan bahwa untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan :

14 22 1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan, akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan. 2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara, adalah sebagai berikut: 1. Melalui Penagihan Perusahaan. 2. Melalui pos. 2.7 Pengertian Jurnal Menurut Kieso, Weygandt dan kimmel (2010 : 55), jurnal disebut sebagai entry asli pembukuan, untuk setiap transaksi jurnal menunjukkan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik. Jurnal - jurnal yang berhubungan dengan transaksi Penjualan, Piutang Usaha, dan penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut: a. Jurnal Penjualan Tunai Dr. Kas xxxxxx Cr. Penjualan Tunai xxxxxx b. Jurnal Penjualan Kredit Dr. Piutang Usaha xxxxxx

15 23 Cr. Penjualan xxxxxx c. Jurnal Penjualan penerimaan kas Dr. Kas xxxxxx Cr. Piutang Usaha xxxxxx d. Jurnal Retur Penjualan Dr. Retur dan Potongan Penjualan xxxxxx Cr. Piutang Usaha xxxxxx 2.8 Pengertian Persediaan Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2011 : 250) Persediaan adalah Asset yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk dijual kembali kepada pelanggan dari suatu proses pengadaan barang atau persediaan bahan baku, proses pengerjaan yang digunakan dalam memproduksi barang menjadi persediaan barang jadi yang siap untuk dijual. Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2011 : 201) Untuk mengetahui persediaan akhir pada perusahaan dagang adalah persediaan awal di tambah biaya barang yang di beli (cost of goods purchase) yang akan menjadi harga barang tersedia untuk di jual (cost of goods available for sale) di kurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold) hasil nya adalah persediaan akhir atau Persediaan Akhir = Persediaan awal + pembelian HPP. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan seluruh barang yang dimiliki oleh perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode operasi normal, termasuk bahan baku (barang yang digunakan untuk proses produksi), barang dalam proses (barang yang masih dalam proses produksi), serta barang jadi (barang yang telah siap untuk dijual).

16 Konsep Pemesanan Persediaan. Pemesanan Persediaan merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan,supaya persediaan barang dapat mencukupi setiap ada pesanan barang dari pelanggan. Hal tersebut dapat dijawab dengan melakukan penghitungan ROP (Reorder Point). Keputusan ROP dipengaruhi oleh Service Level yang diinginkan oleh perusahaan yang bersangkutan Titik Pemesanan Ulang (ROP) Menurut Heizer dan Render (2011 : 99) Model model persediaan sederhana mengasumsikan sebuah pesanan akan diterima pada saat itu. Dengan kata lain mereka mengasumsikan : 1). Sebuah perusahaan akan melakukan pemesanan ketika tingkat persediaan mencapai nol dan perusahaan akan menerima barang yang dipesan secara langsung. Waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan disebut waktu tunggu (Lead Time) atau disebut juga waktu pengiriman barang. Berikut ini adalah Rumus Reorder Point : ROP = (Average rate of Usage x Lead Time) + Safety Stock Keterangan : Average rate of Usage = rata rata penggunaan unit per hari. Lead Time = Waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan. Safety Stock = Persediaan pengaman untuk menjaga supaya unit tetap tersedia Safety Stock Menurut Hansen dan Mowen (2007 : 626) Safety Stock adalah persediaan ekstra yang dilakukan untuk melayani asuransi untuk melayani fluktuasi perusahaan. Berikut ini adalah Rumus untuk menghitung Safety Stock :

17 25 Safety Stock = (Maximum Usage - Average Usage) x Lead Time Keterangan : Maximum Usage = Penggunaan Maksimal Unit per hari. Average Usage = Penggunaan rata rat unit per hari. Lead Time = Waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan Metode Penilaian Persediaan Dalam Menghitung banyaknya persediaan yang keluar dan masuk ke perusahaan, diperlukan suatu metode untuk menghitung persediaan yang tersisa atau terjual. Tentunya metode ini ini menggunakan satuan uang, bukan buah, atau biji. Menurut Wind (2013 : 91) untuk melakukan penghitungan persediaan, terdapat tiga metode, yaitu : 1) FIFO (First In First Out) Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama kali akan dipergunakan atau keluar pada saat awal. Persediaan yang tersisa harus mencerminkan harga barang persediaan yang terbaru. 2) LIFO (Last In First Out) Metode ini mengasumsikan bahwa semua barang yang dijual pada periode tertentu mempergunakan harga terbaru. Nilai persediaan yang paling terakhir tentunya mencerminkan harga paling baru. 3) Metode rata - rata tertimbang (Weighted Average) Perhitungan nilai persediaan dengan metode ini mempergunakan nilai rata - rata persediaan yang masuk. Saat melakukan penilaian barang keluar, cost yang dipergunakan adalah rata - rata harga pembelian.

18 Metode Pencatatan Persediaan Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2011 : 201) Perusahaan menggunakan salah satu dari dua metode pencatatan persediaan yaitu perpetual Inventory System dan Periodic Inventory System : 1. Perpetual Inventory System adalah sistem persediaan dimana perusahaan menyimpan dan mencatat secara rinci dari biaya setiap pembelian persediaan dan penjualan, dengan proses bahwa perusahaan mencatat terus menerus yang menunjukkan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. 2. Periodic Inventory System adalah sistem persediaan dimana perusahaan tidak menyimpan/merecord pencatatan persediaan secara rinci selama periode akuntansi tetapi menentukan Harga Pokok Penjualan hanya pada akhir periode akuntansi. 2.9 Dokumen - dokumen yang berhubungan dengan siklus pendapatan Menurut Considine et al (2012 : ) dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan adalah sebagai berikut : 1) Customer Order Memungkinkan pelanggan untuk memesan barang dari perusahaan. Formulir ini dapat berupa order pembelian pelanggan yang disiapkan oleh pelanggan atau form pemesanan pelanggan yang disiapkan oleh penjual di unit penjualan. 2) Order Acknowledgement Salinan pesanan pelanggan yang dikirim ke pelanggan sebagai pengakuan atas pesanan pelanggan. Pengakuan order sering disiapkan oleh penjual yang menerima customer order. 3) Credit Application

19 27 Suatu formulir yang disiapkan untuk pelanggan baru yang mengajukan kredit. Formulir ini menunjukkan posisi keuangan pelanggan dan kemampuan pelanggan untuk membayar kembali hutangnya. 4) Sales Order Sebuah dokumen formal yang disusun dengan menggunakan formulir customer order. Dokumen ini dibuat rangkap untuk mengajukan pengiriman dan menerima pembayaran dari pelanggan. Sales Order disiapkan oleh penjual di unit penjualan. 5) Goods packing slip Sebuah dokumen yang dihasilkan oleh petugas pengiriman di unit logistik dan dilampirkan dengan barang yang dikirimkan ke pelanggan. 6) Bill of Lading Sebuah Dokumen yang disiapkan untuk angkutan umum yang mengangkut barang untuk pelanggan. Petugas pengiriman di unit logistik mempersiapkan dokumen ini. 7) Shipping Notice Sebuah dokumen yang berisi mengenai barang-barang yang dibeli oleh pelanggan dan kuantitas barang yang dikirim. Petugas pengiriman di unit logistik menghasilkan dokumen ini. 8) Sales Invoice Dokumen ini dikirim oleh pelanggan sehubungan dengan barang yang dibeli dan menunjukkan jumlah penjualan. Petugas penagihan di unit keuangan atau akuntansi mempersiapkan dokumen ini. 9) Remittance Advice

20 28 Sebuah dokumen yang menunjukkan penerimaan kas dari pelanggan. Dokumen ini dapat dibuat oleh unit keuangan atau akuntansi dan dilampirkan sebagai rintisan dengan faktur penjualan. 10) Customer Service Log Sebuah dokumen yang digunakan oleh personnel layanan pelanggan di unit pemasaran untuk merekam pertanyaan pelanggan dan tindakan yang diperlukan (jika ada) yang dilakukan untuk mengatasi permintaan pelanggan atau masalah Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006 : 103), Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi oleh jajaran direksi, manajemen, dan personel lainnya,dengan tujuan untuk menyediakan jaminan kepastian sehubungan dengan pencapaian suatu tujuan didalam beberapa kategori yaitu keefektifan dan efisiensi, laporan keuangan yang bisa diandalkan, dan kesesuaian dengan hukum serta regulasi yang berlaku. Menurut Romney dan Steinbart (2006 : 192), Pengendalian internal adalah proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan direksi di bawahnya untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan pengendalian internal dapat dicapai dengan : a. Mengamankan aset, termasuk mencegah atau mendeteksi akuisisi yang tidak sah, menggunakan, atau disposisi aset material perusahaan; b. Menjaga data perusahaan secara akurat dan teratur sehingga memberikan cerminan aset perusahaan; c. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya; d. Menyediakan kepercayaan bahwa laporan keuangan disiapkan sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principle (GAAP); e. Mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk laporan penerimaan dan pengeluaran sesuai dengan otorisasi manajemen dan direktur; f. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajerial yang ditentukan; g. Mematuhi Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

21 Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut Romney dan Steinbart (2009 : 196), berdasarkan COSO, tujuan sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya; 2. Menghasilkan operasi yang efektif dan efisien; 3. Mentaati hukum dan peraturan yang ditetapkan Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones (2006:105), Laporan COSO mengidentifikasikan lima komponen pengendalian internal yang memiliki pengaruh terhadap kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan pengendalian internal yaitu : 1. Control Environment (Lingkungan Pengendalian) Mengarah kepada beberapa faktor yang disusun oleh organisasi untuk mengendalikan kesadaran para karyawannya. Faktor tersebut meliputi integritas, nilai etika, dan filosofi manajemen serta cara operasi. Juga termasuk didalamnya cara pihak manajemen menentukan otoritas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia serta perhatian dan petunjuk dari Board Of Directors. 2. Identify Risk (Penentuan Risiko) Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan dari pengendalian internal. 3. Control Activity (Aktivitas Pengendalian) Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menangani resiko yang mungkin dan risiko yang telah ada. Aktivitas pengendalian meliputi hal hal berikut :

22 30 a. Penelaahan kinerja, merupakan kegiatan yang memiliki hubungan dengan analisis terhadap kinerja, misalnya dengan membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran, standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya. b. Pemisahan Tugas, terdiri dari penetapan tanggungjawab untuk mengotorisasi transaksi, melakukan transaksi, mencatat transaksi,dan juga untuk menjaga aset yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda. c. Pengendalian Umum, berkaitan dengan pengawasan yang lebih luas yang berhubungan dengan berbagai aplikasi. 4. Information and Communication (Informasi dan komunikasi) Sistem informasi perusahaan adalah kumpulan dari prosedur (baik otomatis atau manual) dan pencatatan dalam memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kegiatan atas proses-proses yang terjadi didalam suatu organisasi. 5. Control (Pengawasan) Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian internal organisasi, berjalan sesuai tujuan yang diharapkan Pajak Pertambahan Nilai Dalam Undang Undang No.42 Tahun 2009 yang terdapat pada karangan buku Mardiasmo (2010 : 273), Pajak Pertambahan Nilai merupakan pajak tidak langsung yang dikenakan atas konsumsi dalam negri Menurut Siti Resmi (2014 : 7) Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang terjadi karena karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa, tetapi dapat dibebankan kepada konsumen baik secara eksplisit maupun implisit (dimasukkan dalam harga jual barang atau jasa) Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai Dalam Buku Perpajakan karangan Mardiasmo (2010 : 274) terdapat Undang Undang mengenai yang berkaitan dengan Pajak Pertmbahan Nilai sebagai berikut :

23 31 Undang undang yang mengatur Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak atas penjualan barang mewah yang telah diubah terakhir dengan Undang undang nomor 42 Tahun Undang undang ini disebut Undang undang pajak pertambahan nilai Tarif Pajak Pertambahan Nilai Undang undang Republik Indonesia No 42 Tahun 2009 tentang perubahan ketiga atas Undang undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Pasal 7 : 1) Tarif Pajak Pertambahan Nilai adalah 10%. 2) Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% diterapkan atas : a. Ekspor Barang kena Pajak berwujud. b. Ekspor Barang kena Pajak tidak berwujud. c. Ekspor Jasa kena pajak. 3) Tarif Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diubah menjadi paling rendah 5 % dan paling tinggi 15% yang perubahan tarifnya diatur dengan peraturan pemerintah Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005 : 60), Object Oriented Analysis mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan didalam sistem dan menampilkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tugas tersebut. Object Oriented Design (OOD) Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005 : 60) adalah Object Oriented Design mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukkan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap objek sehingga dapat di implementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

24 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 39), siklus hidup pengembangan sistem adalah proses secara keseluruhan dari pembuatan, penyebaran, penggunaan, dan pembaharuan dari Sistem Informasi. Fase fase dari pendekatan ini meliputi : 1. Project Planning Phase Mengidentifikasikan ruang lingkup dari sistem baru, memastikan bahwa proyek tersebut dapat dilaksanakan, mengembangkan jadwal, merencanakan sumber daya, dan membuat anggaran. 2. Analysis Phase Memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis secara detail dan memproses kebutuhan dari sistem baru. 3. Design Phase Merancang Sistem berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan dan keputusan yang dibuat selama proses analisis berlangsung. 4. Implementation Phase Membuat, menguji, dan menginstal sistem informasi yang reliable dengan pengguna yang sudah dilatih sebelumnya. 5. Support Phase Menjaga sistem agar dapat beroperasi secara produktif dari awal penggunaan sampai dengan tahun - tahun berikutnya.

25 Objects Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 61), Objects adalah wujud di dalam sistem komputer yang memiliki kemampuan merespon pesan. Objects merupakan type of thing seorang pelanggan atau karyawan seperti tombol atau menu. Mengidentifikasi tipe objek berarti mengklasifikasi suatu hal. Beberapa hal, seperti pelanggan ada di luar sistem (the real customer) dan di dalam sistem secara terpisah (a computer representation of a customer) Pengertian Attributes Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 62), Attributes adalah karakteristik objek yang memiliki nilai-nilai, seperti ukuran, bentuk, warna, tempat, dan keterangan suatu tombol, label. Contohnya jendela pada layar memiliki attributes seperti tinggi dan lebar, batas, dan warna latar belakang Pengertian Methods Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 62), Methods adalah perilaku atau operasi yang menggambarkan kemampuan dari sebuah objek, contohnya tombol dapat diklik, label dapat menampilkan teks, dan ukuran jendela dapat berubah Pengertian User Interface Object Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 62), User interface object adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan user saat menggunakan sistem, seperti tombol, menu item, text box atau label Pengertian Classes Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 63), Classes adalah jenis atau penggolongan yang memiliki kesamaan objek. Classes menggambarkan semua objek class apa yang diwakili.

26 Pengertian Identity Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 66), Identity adalah referensi unik sebuah objek yang memungkinkan objek lain untuk menemukan dan mengirimkan sebuah pesan. Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan objek, pengguna harus mengetahui identitas objek tersebut. Identitas objek biasanya tersimpan sebagai memory Pengertian Polymorphism Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:67), Polymorphism adalah sifat objek yang memungkinkan untuk merespon secara berbeda terhadap pesan yang sama Pengertian Encapsulation Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:66), Encapsulation adalah melakukan penggabungan attributes dan metode dalam satu unit dan struktur internal objek disembunyikan Pengertian Inheritance Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 66), Inheritance adalah konsep di mana satu class dari objek membagikan beberapa sifat untuk class lain Unified Modelling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 48), unified modelling language adalah bentuk standar dari konstruksi dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah standar atas seperangkat model dan notasi yang dikembangkan secara spesifik untuk mengembangkan pengembangan berorientasi objek.

27 Modelling and The Requirements Discipline Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:144), Workflow adalah sequence dari langkah-langkah pemrosesan yang menangani seluruh transaksi bisnis atau permintaan dari pelanggan. Activity diagram merupakan diagram alur kerja (workflow) sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem uang berbeda-beda), orang yang melakukan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas tersebut. Simbol yang digunakan yaitu: a. Starting Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas. b. Transition Arrow Merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas. c. Activity Merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas. d. Ending Activity (pseudo) Merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas. e. Swimlane f. Merupakan area persegi dalam activity Diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent. g. Merupakan area persegi dalam activity Diagram yang menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent. h. Synchronization bar Merupakan simbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan. i. Diamond j. Merupakan symbol poin keputusam dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya.

28 36 Gambar 2.2 Simbol Activity Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 145) Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 174), Event table termasuk baris dan kolom, menggambarkan events dan detailnya. Setiap baris dalam event table mencatat informasi satu event dan use case. Setiap kolom dalam event table menggambarkan kata kunci informasi event dan use case. a. Pengertian Event Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 175), Event adalah kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan harus diingat oleh sistem. Event memicu semua proses yang dilakukan sistem. b. Pengertian Trigger Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 175), Trigger adalah tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa. Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang harus diproses oleh sistem. Contohnya,

29 37 ketika pelanggan melakukan pesanan, maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa sementara, trigger merupakan titik waktu. c. Pengertian Source Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:175), Source adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem. d. Use case Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 175), Use case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem dalam merespon sistem yang terjadi. e. Pengertian Response Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 175), Response adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan, rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan transaksi diberikan kepada bank. f. Pengertian Destination Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 175), Destination adalah tempat di mana beberapa response telah dikirim. Kadang-kadang use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh, jika pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan. Mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case.

30 38 Gambar 2.3 Contoh Event Table (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 175) Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 52), Use case adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sistem, pada umumnya sebagai jawaban atas suatu permintaan user. Gambar di bawah ini menjelaskan notasi use case. Actor digambarkan dengan orang dan perannya di dalam use case. Use case digambarkan dalam bentuk oval dengan nama use case di dalamnya. Garis penghubung antara actor dan use case menjelaskan hubungan actor dengan use case. Gambar 2.4 Contoh Notasi Use Case Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 215)

31 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 220), Usecase description adalah daftar yang berisi rincian pengolahan untuk kasus penggunaan. Menurut tingkat rincian dari deskripsinya, usecase description dibedakan menjadi brief description, intermediate description, dan fully developed description. Usecase Description dibagi menjadi 3, yaitu Brief Description, Intermediate, dan Fully Developed Description. Pada analisis sistem di bab 4, yang akan digunakan adalah intermediate description. a. Brief Description Digunakan untuk usecase yang sangat sederhana, terutama ketika sistem yang dibangun berskala kecil. Gambar 2.5 Contoh Brief Description (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 221)

32 40 b. Intermediate Description Merupakan pengembangan dari Brief Description, termasuk aliran internal dari aktivitas untuk sebuah Usecase. Gambar 2.5 Intermediate Description (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 221)

33 41 c. Fully Developed Description Merupakan metode yang paling formal yang digunakan dalam mendokumentasikan Usecase. Gambar 2.6 Contoh Fully Description (Sumber : Satzinger, Jackson, and Burd 2005 : 224) Class Diagram Menurut Satzinger et al. (2005 : 302) Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain - lain.

34 42 Gambar 2.7 Notasi Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 304) Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut : a. Atribute visibility Visibility menunjukan apakah objek lain dapat mengakses atribut secara langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan atribut dapat terlihat atau publik, dan tanda (minus) menandakan bahwa atribut tidak dapat terlihat atau private. b. Atribute name c. Type expression Dapat berupa karakter, string, integer, number, currency, atau date. d. Initial value Property Ditempatkan dalam kurung kurawal. Contohnya, {key}. Format yang digunakan dalam method list : a. Method visibility b. Method name c. Type-expression : tipe dari return parameter dari method. d. Method parameter list : argument yang masuk.

35 43 Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 189), Ada dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu : a. Generalization/specialization notation Merupakan hirarki yang didasarkan oleh pengelompokkan hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, conothnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokkan jenis-jenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport,sedan, jeep, dan sebagainya. Generalization /Specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. b. Whole-part hierarchy notation Menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah objek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part hierarchies, yaitu aggregation dan composition. Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-bagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah. Class Diagram memiliki 3 desain, yaitu: a. Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : ), Domain model class diagram adalah UML diagram yang penting dalam pekerjaan user : problem domain classes, asosiasi dan atribut. Salah satu jenis class diagram UML menunjukkan hal-hal dalam pekerjaan domain user disebut sebagai domain model class diagram. Tipe lain dari notasi class diagram UML digunakan untuk membuat desain class diagram ketika merancang class perangkat lunak. Di class diagram, persegi panjang mewakili kelas, dan garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan asosiasi antara kelas. Dalam

36 44 persegi panjang (kotak) terbagi dua, bagian atas berisi nama kelas, dan bagian bawah merupakan atribut kelas. Nama kelas selalu diawali dengan huruf kapital, dan atribut nama selalu diawali dengan huruf kecil. Diagram class digambarkan dengan menampilkan kelas dan asosiasi antara kelas. Gambar 2.9 Contoh Domain Class Diagram. (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 187) b. First Cut Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 309), First Cut Class Diagram dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram. Perluasan ini membutuhkan dua langkah: (1) melakukan elaborasi atribut dengan informasi type and initial value dan (2) menambahkan panah navigasi. Melakukan elaborasi atribut cukup mudah. Semua atribut tetap tak terilhat atau private, ditunjukkan oleh tanda minus dalam diagram. Gambar 2.7 merupakan contoh First Cut Class Diagram. Gambar 2.10 Contoh First Cut Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 307)

37 45 c. Updated Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : ), Design Class Diagram, dapat dikembangkan untuk setiap layer. Updated Design class diagram menyediakan dokumentasi kelas kelas desain yang unggul dan menyediakan blueprint untuk membuat sistem program. Gambar 2.11 Contoh Updated Design Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 340)

38 Statechart Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 237), Statechart dapat dikembangkan untuk problem domain classes yang memiliki behavior kompleks atau penelusuran kondisi status. Statechart diagram, adalah kumpulan bentuk ovals yang menjelaskan status objek, dan anak panah menjelaskan transisinya. Di bawah ini notasi yang digunakan dalam statechart diagram. Gambar 2.12 Notasi Statechart Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 237 ) Titik awal statechart adalah black dot yang disebut Pseudostate. Oval pertama setelah black dot adalah state pertama. State dari objek merupakan kondisi yang terjadi selama hidupnya ketika memenuhi beberapa criteria. Setiap unique state memiliki unique name. States digambarkan sebagai kondisi semipermanen karena kejadian eksternal dapat menginterupsinya. Transition adalah pergerakan objek dari satu state ke state lainnya. Ini adalah mekanisme yang menyebabkan objek berpindah state dan berubah ke state baru. Destination state merupakan state di mana objek berpindah selama transisi. Origin state merupakan original state dari objek di mana transisi terjadi. Message event merupakan pemicu transisi yang menyebabkan objek berpindah dari original state.

39 Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 315), System Sequence Diagram digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia luar yang direpresentasikan oleh actor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai objek tunggal yang dinamakan dengan :System. Input ke sistem merupakan pesan dari actor kepada sistem, dan output yang dihasilkan biasanya mengembalikan pesan dari data. Di bawah ini merupakan notasi yang digunakan dalam sequence diagram. Menurut Satzinger (2005:228) Lifeline atau objek lifeline adalah garis vertikal dibawah sebuah objek pada diagram sequence untuk menunjukkan bagian waktu dari objek. Dapat disimpulkan bahwa diagram sequence system adalah sebuah diagram yang menunjukkan urutan pesan masukan dan keluaran pada aktor dan sistem selama sebuah usecase atau skenario tunggal. Gambar 2.13 Notasi System Sequence Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 315)

40 Three Layer Design System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: ), Prinsip pemisahan tanggung jawab diberlakukan pada data access layer. Pada sistem yang besar atau rumit sangat wajar untuk membuat kelas-kelas yang memiliki tanggung jawab yang untuk menjalankan perintah database SQL, mendapatkan hasil dari query, dan menyediakan informasi untuk domain layer. Bahasa pemograman dan bahasa database yang berbeda dapat mendukung tren multilayer design. Desain, pemograman, dan pemeliharaan suatu sistem akan lebih mudah jika kelas-kelas yang terpisah dibatasi oleh akses database. Data yang diambil juga akan lebih fleksibel untuk diproses ke dalam komputer. Karena perangkat keras dan jaringan sudah lebih modern, multilayer design menjadi lebih penting untuk mendukung jaringan yang multitier dimana database server ada di satu mesin, logika bisnis ada dimesin lainnya dan user interface ada dibeberapa mesin desktop clients. Cara baru dalam mendesain sistem tidak hanya membuat lebih banyak sistem kaku dengan sistem yang fleksibel.

41 49 Gambar 2.14 Contoh Completed Three Layer Design Sequence Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 328) Communication Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:334), Communication diagram juga merupakan interaction diagram. Communication Diagram juga menangkap informasi yang sama dengan Sequence Diagram. Communication diagram berguna untuk menampilkan pandangan berbeda dari sebuah use case.

42 50 Gambar 2.15 Contoh Communication Diagram. (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 337) Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 341), Nama package umumnya ditampilkan dalam tab meskipun dalam package for high levels views, jika tidak ada detail di dalam package, nama dapat ditempatkan di dalam package rectangle. Classes di tempatkan dalam package. Simbol yang digunakan dalam package diagram adalah panah (dependency relationship).

43 51 Gambar 2.16 Contoh Package Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 341) Designing the User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : ), Interface adalah tempat dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta terjadinya input dan output antara sistem dan lingkungannya. Ada dua tipe dari interface yaitu user interface dan system interface. User interface bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi dari user untuk menghasilkan input dan output. user interface memungkinkan user berinteraksi dengan komputer untuk mencatat transaksi, contoh ketika customer service

44 52 mencatat pesanan pelanggan. Output yang dihasilkan ditampilkan di layar komputer. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : ), Untuk meningkatkan kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki system interface yang dirancang dengan baik. Shneiderman mendeskripsikan panduan untuk desain interaksi yang baik dalam The Eight Golden Rules for Designing Interactive Interface, yaitu : (1) Strive for consistency (konsistensi) Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan. (2) Enable frequent user to use shortcuts (memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcuts) Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro. (3) Offer information feedback (memberikan umpan balik yang informatif) Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya. (4) Design dialogs to yield disclosure (merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan) Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

45 53 (5) Offer simple error handling (memberikan penanganan kesalahan yang sederhana) Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. (6) Permits easy reversal of actions (mudah kembali ke tindakan sebelumnya) Hal ini dapat mengurangi kekhawatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. (7) Support internal focus of control (mendukung tempat pengendalian internal) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. (8) Reduce short-term memory load (mengurangi beban ingatan jangka pendek) Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan Storyboard Menurut Satzinger et al.(2005 : 459), Storyboard adalah suatu teknik untuk mendokumentasikan rancangan dialog yang menunjukkan urutan dari sketsa pada tampilan layar.

46 Deployment Environtment Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: ), Deployment Environment merupakan perangkat keras, sistem perangkat lunak dan lingkungan jaringan dimana sistem akan beroperasi. Pada bagian ini, menggambarkan lingkungan penyebaran umum secara detail, dan bagian yang selanjutnya akan mengeksplorasi pola desain terkait dan arsitektur untuk aplikasi perangkat lunak. Dari sisi perangkat keras terdiri dari : Single computer architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan satu sistem komputer untuk mengeksekusi semua aplikasi perangkat lunak. Multitier Architecture Arsitektur yang mendistribusikan aplikasi yang berhubungan dengan perangkat lunak di beberapa sistem komputer. Multitier architecture dibagi menjadi 2 jenis : a. Clustered Architecture: sekelompok komputer yang sama yang berbagi beban processing dan bertindak sebagai sistem komputer tunggal yang besar. b. Multicomputer Architecture: beberapa komputer yang berbeda, yang berbagi beban pengolahan melalui spesialisasi fungsi. Selain itu menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 272) menurut lokasi penempatan komputer, dapat: c. Centralized Architecture, merupakan arsitektur yang menempatkan semua sumber daya komputasi di lokasi kontrol. d. Distributed Architecture, merupakan arsitektur yang menyebarkan sumber daya komputasi dibeberapa tempat yang terhubung oleh sebuah jaringan komputer Software Architecture Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 277), Software Architecture terbagi menjadi 2 jenis yaitu client dan server. Server yang berarti sebuah proses, modul, objek atau

47 55 komputer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Sedangkan client adalah sebuah proses, modul Analisis dan Perancangan Sistem Unified Process Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 50), Unified Process (UP) adalah pengembangan metodelogi sistem berorientasi objek yang awalnya di anjurkan oleh Grady Booch, James Rumbaugh, dan Ivan Jacobson-tiga pelopor yang berada dibelakang kesuksesan Unified Modeling Language (UML)- UP adalah usaha mereka untuk mendefinisikan metodelogi secara komplit yang menyediakan beberapa fitur unik, menggunakan UML untuk sistem model dan pengembangan UP System life cycle yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 45), Objektif dari tim proyek dalam setiap empat fase akan dijelaskan secara singkat pada section berikut : 1. Fase Inception Dalam fase proyek perencanaan, dalam fase inception manajer proyek mengembangkan visi dari sistem baru untuk menunjukkan bagaimana sistem improve operasi dan memecahkan sistem yang ada. Menentukan scope termasuk mengidentifikasi key requirement yang ada padda sistem. Fase inception biasanya diselesaikan dalam satu iterasi dan dengan interasi yang ada, bagian dari sistem yang sebenarnya dapat di design, implementasi dan di tes. 2. Fase Elaboration Fase elaborasi termasuk beberapa iterations dan iterations awal yang telah selesai diidentifikasi dan didefinisikan oleh seluruh sistem requirements. Sejak UP adalah pendekatan adaptive untuk pengembangan, requirements diharapkan untuk berubah sejak bekerja dalam proyek. Fase elaborasi menyelesaikan analisis, design, dan implementasi core arsitektur sistem. 3. Fase Construction

48 56 Fase konstruksi termasuk dalam beberapa iterasi yang melanjutkan design dan implemetasi sistem. Core arsitektur dan resiko aspek tertinggi dalam sistem telah selesai. Sekarang fokus pada pekerjaan berubah menjadi bagian rutin dan predictable sistem. Bagian-bagian ini termasuk mendetailkan sistem kontrol seperti data validasi, fine-tuning design user interface, menyelesaikan fungsi data maintenance secara rutin, dan menyelesaikan bantuan dan fungsi user preference. Tim juga mulai merencanakan pengembangan sistem. 4. Fase Transition Selama fase transition, satu atau lebih final iterations termasuk pada final user acceptance dan tes beta, dan sistem terbuat untuk operasi. Ketika sistem dioperasikan, sistem dapat di dukung dan di maintain. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 55), Unified Process Development Disciplines memiliki enam tahap utama yaitu: 1. Business Modeling Business modeling adalah suatu tahap dimana model bisnis dibuat dengan tujuan untuk memahami dan mengkomunikasikan lingkungan bisnis dimana sistem dapat dikembangkan. Analisa masalah yang terjadi dan penyelesaian masalah tersebut dengan sistem yang baru. Ada tiga kegiatan utama dalam Bisnis Modeling yaitu memahami lingkungan bisnis, membuat visi sistem, dan membuat bisnis model. Memahami lingkungan bisnis sangat penting untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam memahami masalah yang terjadi dan akan mempengaruhi terhadap pembuatan sistem baru. Visi sistem adalah sistem yang akan jadi, ke depannya seperti apa dan cara penggunaannya apakah berguna dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi atau tidak. Bisnis Modeling

49 57 merupakan suatu gambar perencanaan dari kegiatan bisnis-bisnis baik dari lingkungannya dan masalah-masalah yang terjadi digambarkan dan menjadi suatu perencanaan yang baik untuk melihat kedepannya dengan sistem baru. 2. Requirements Requirements adalah tahap dimana suatu objektif yang bertujuan untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan yang diperlukan di dalam bisnis dan proses pemenuhannya untuk sistem baru. Kegiatannya adalah mendapatkan informasi secara detail, mendefinisikan kebutuhan fungsional, mendefinisikan kebutuhan non fungsional, mengutamakan kebutuhan yang utama, mengembangkan dialog user interface, dan mengevaluasi kebutuhan tersebut dengan user. 3. Design Desain adalah tahap dimana perancangan akan sistem tersebut dirancang dan digambarkan sebagai suatu solusi dari masalah yang ada berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang didapat dari user. Kegiatan utama desain adalah desain layanan dukungan arsitektur dan pengembangan lingkungannya, desain software arsitektur, desain hubungan antar case, desain database, desain sistem dan user interface, dan desain sistem keamanan dan pengendalian. 4. Implementation Implementation adalah tahap dimana komponen-komponen sistem tersebut dibuat, dibangun dan diperoleh. Kegiatan utamanya adalah membangun komponen software, memperoleh komponen software, dan mengintegrasi komponen software.

50 58 5. Testing Testing adalah tahap pengakuan dan pengujian akan pengembangan sistem tersebut. Apakah layak dan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Kegiatan utamanya adalah mendefinisikan dan melakukan unit testing, integrasi testing, kegunaan testing, dan penerimaan pengguna testing. 6. Deployment Deployment adalah tahap dimana pengembangan akan kegiatan yang diperlukan untuk membuat sistem operasi. Kegiatan utamanya adalah memperoleh hardware dan sistem software, package dan install komponen, melatih pengguna, mengkonversi dan menginisialisasi data. Unified Process juga memiliki tiga tahap tambahan dukungan sebagai perencanaan dan pengendalian proyek yaitu : 1. Project Management Project Management dihubungkan secara langsung ke perkembangan proses. Kegiatan utamanya adalah menyelesaikan sistem dan lingkup proyek, mengembangkan proyek dan perulangan jadwal, mengidentifikasi resiko proyek dan kemungkinan tentang penegasan proyek tersebut, mengawasi dan mengendalikan rencana proyek, jadwal, internal dan eksternal komunikasi dan resiko juga pemahaman masalah. 2. Configuration and Change Management Configuration and Change Management adalah tahap dimana kemajuan dari project tersebut telah dibuat dan banyak perubahan yang terjadi di kebutuhan, desain, source code, dan executables. Kegiatan utamanya adalah mengembangkan perubahan prosedur control serta mengatur model dan komponen software.

51 59 3. Environment Merupakan tahap dimana melibatkan pengaturan lingkungan pengembangan yang digunakan oleh project team. Kegiatan utamanya adalah memilih dan mengkonfigurasi tools pengembangan, menyesuaikan proses pengembangan UP, dan memberikan dukungan layanan teknis. Gambar 2.17 Unified Process Life Cycle Model (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd 2005 : 145) 2.22 Pengertian Database Menurut Conolly, Begg (2015 : 52) Database system adalah suatu kumpulan program aplikasi yang saling berinteraksi dengan dengan database lain bersamaan dengan DBMS (Database Management System) dan berinteraksi dengan database itu sendiri. Menurut Conolly, Begg (2015 : 63) Database adalah suatu kumpulan/pengkoleksian data secara logis dalam waktu yang bersamaan dan dirancang untuk untuk memenuhi kebutuhan informasi dari sebuah organisasi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006).

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006). 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Kas Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank perusahaan. Kas meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (kiriman uang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006:4), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Siklus Pendapatan Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegitan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2013 : 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Stair dan Reynold (2010: 8), mengemukakan bahwa Sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah system yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lain yang diperoleh dalam proses transaksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238)

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238) GLOSSARY A Action expression, sebuah deskripsi tentang aktivitas yang akan dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:239) Activation lifeline, persegi vertikal pada sequence diagram yang mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu skema yang menyeluruh untuk. sedangkan objectives meliputi ruang lingkup yang sempit. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pengertian tentang sistem dapat diperoleh dari beberapa ahli sebagai berikut : Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal Evaluasi pengendalian internal adalah suatu kegiatan untuk menilai dan mengevaluasi pengendalian internal perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sebelum mengulas SIA (Sistem Informasi Akuntasi) kita harus mengtahui apa itu sistem. Sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Negara Indonesia merupakan Negara yang padat akan penduduknya. Hal itu disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran yang mengakibatkan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PROSES BISNIS

TINJAUAN PROSES BISNIS TINJAUAN PROSES BISNIS N. Tri Suswanto Saptadi 3/29/2016 nts/sia 1 Tiga Fungsi Dasar Sistem Informasi Akuntansi (SIA) 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan penting dalam membantu menyediakan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan,

Lebih terperinci

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA). 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan bisnis organisasi secara efisien dan efektif. Menangkap data transaksi pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi dan Akuntansi. Menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi dan Akuntansi. Menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem, Informasi dan Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubunggan

Lebih terperinci

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini membuat banyak perusahaan

perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini membuat banyak perusahaan 1. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini seiring dengan berjalannya waktu, teknologi dan arus informasi berkembang dengan pesat dan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011: 5), sistem merupakan kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci