BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan, terdiri dari subsistem yang mendukung sistem yang lebih besar. Menurut Gelinas, Dull & Wheeler (2012), sistem adalah sekumpulan elemen yang saling bergantung yang bersama sama mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Hall (2011), sistem adalah sebuah kelompok dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan atau subsistem untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu Pengertian Informasi Menurut Romney & Steinbart (2014:4), informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Menurut Gelinas, Dull & Wheller (2012), informasi adalah data yang disajikan dalam suatu bentuk yang berguna dalam aktivitas pengambilan keputusan. Menurut Shelly & Rosenblatt (2012), informasi adalah data yang telah diubah menjadi output yang lebih berharga bagi penggunanya. Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah dikelola, diproses, diubah dan disajikan untuk memberikan arti dan berguna dalam aktivitas pengambilan keputusan. 9

2 Tujuan Informasi Menurut Hall (2013) tujuan dari informasi adalah sebagai berikut : 1. Untuk mendukung fungsi pengawasan dari manajemen. Pengawasan mengacu kepada tanggung jawab manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan secara tepat. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak manajer dalam pengambilan keputusan. 3. Untuk mendukung operasi sehari hari perusahaan. Sistem informasi menyediakan informasi kepada pegawai operasional untuk membantu mereka melaksanakan tugas mereka sehari-hari secara efektif dan efisien Karakteristik Informasi Menurut Romney & Steinbart (2014:5), karakteristik informasi yang berguna yaitu : 1. Relevan Mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. 2. Reliabel Bebas dari kesalahan atau bias; menyajikan kejadian atau akivitas organisasi secara akurat. 3. Lengkap Tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang diukur. 4. Tepat waktu Diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambilan keputusan dalam mengambil keputusan. 5. Dapat dipahami Disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas. 6. Dapat diverifikasi Dua orang yang independen dan berpengetahuan di bidangnya, dan masing masing menghasilkan informasi yang sama.

3 11 7. Dapat diakses tersedia untuk pengguna ketika membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan Pengertian Sistem Informasi Menurut Hall (2013), sistem informasi adalah adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Menurut Gelinas, Dull & Wheller (2012), sistem informasi adalah suatu sistem yang umumnya terdiri dari serangkaian komponen berbasis komputer dan komponen manual bertujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data untuk memberikan output informasi ke pengguna. Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), sistem informasi adalah sekumpulan dari komponen yang saling berinteraksi yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dari sekumpulan komponen berbasis komputer dan komponen manual yang saling berinteraksi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mengelola data sehingga menghasilkan informasi yang berguna bagi pengguna Komponen Sistem Informasi Menurut Stair & Reynolds (2011), komponen dalam sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Input adalah aktivitas mengumpulkan dan memperoleh data mentah. 2. Processing adalah mengkonversi atau mentransformasikan data menjadi output yang bermanfaat. 3. Output adalah hasil dari informasi yang bermanfaat, biasanya dalam bentuk dokumen dan laporan.

4 12 4. Feedback adalah output yang digunakan untuk membuat perubahan pada input atau aktivitas pemrosesan. Gambar 2.1 Komponen dari Sistem Informasi (Sumber : Stair & Reynolds (2011 : 11)) Pengertian Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2014:11), akuntansi adalah proses identifikasi, pengumpulan, dan penyimpanan data serta proses pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi. Menurut Weygandt, Kimmel, & Kieso (2011), akuntansi adalah mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Menurut Warren, Reeve & Duchac (2011), akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pengguna mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi dari sebuah bisnis. Jadi dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah mengidentifikasi, mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi mengenai kegiatan ekonomi suatu organisasi dan kondisi dari sebuah bisnis kepada pengguna yang berkepentingan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2014:11), sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,

5 13 menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Menurut Gelinnas, Dull & Wheller (2012), sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan aspek keuangan dari kegiatan bisnis. Menurut Weygandt, Kimmel, & Kieso (2011), sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan memproses data data transaksi dan mengkomunikasikan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi keuangan dari kegiatan bisnis untuk pengambilan keputusan Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2014:11), enam komponen dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Orang yang menggunakan sistem; 2. Prosedur dan instruksi digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data; 3. Data yaitu segala hal terkait dengan perusahaan dan aktivitas bisnis perusahaan; 4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data; 5. Infrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat periferal, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan di dalam sistem informasi akuntansi; 6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data sistem informasi akuntansi Fungsi dasar Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2014:11), tiga fungsi dasar sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut :

6 14 1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai aktivitas, sumber daya, dan personel organisasi. 2. Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan, mengeksekusi, mengendalikan dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya, dan personel. 3. Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data organisasi Siklus Transaksi Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney & Steinbart (2014:7), lima siklus proses bisnis atau siklus transaksi adalah sebagai berikut : 1. Siklus pendapatan (revenue cycle) Di mana barang dan jasa dijual untuk mendapatkan uang tunai atau janji untuk menerima uang tunai di masa depan. 2. Siklus pengeluaran (expenditure cycle) Di mana perusahaan membeli persediaan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk digunakan dalam memproduksi barang sebagai pertukaran uang tunai atau janji untuk membayar uang tunai di masa depan. 3. Siklus produksi atau konversi (production or conversion cycle) Di mana bahan baku ditransformasikan menjadi barang jadi. 4. Siklus sumber daya manusia / penggajian (human resources/payroll) Di mana karyawan dipekerjakan, dilatih, diberi kompensasi, dievaluasi, dipromosikan, dan diberhentikan. 5. Siklus pembiayaan (financing cycle) Di mana perusahaan menjual sahamnya kepada investor dan meminjam uang, kemudian investor akan dibayar dengan dividen dan bunga yang dibayar atas pinjamannya tersebut. Menurut Hall (2011) terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi perusahaan. Ketiga siklus ini umumnya terdapat di seluruh jenis perusahaan, baik untuk perusahaan pencari laba maupun perusahaan nirlaba. Tiga siklus tersebut diantaranya adalah :

7 15 1. Expenditure Cycle Kegiatan yang melakukan pengeluaran biaya untuk ditukarkan dengan sumber daya. 2. Conversion Cycle Kegiatan yang menyediakan tambahan nilai terhadap produk dan jasa yang ditawarkan perusahaan. 3. Revenue Cycle Kegiatan menjual produk jadi kepada pelanggan dan kemudian menerima pendapatan yang berasal dari luar. Gambar 2.2 Relasi antara siklus transaksi (Sumber : Hall (2011 : 42)) 2.2 Sistem Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011:SA319.par6), pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk

8 16 memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a. Keandalan pelaporan keuangan. b. Efektifitas dan efisiensi operasi. c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Komponen Pengendalian Internal Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011:SA319.par7,25,29,32,36,38), pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini : 1. Lingkungan Pengendalian Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendali mencakup berikut ini : a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit d. Filosofi dan gaya operasi manajemen e. Struktur Organisasi f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia 2. Penaksiran Risiko Identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini : a. Perubahan dalam lingkungan operasi b. Personel baru c. Sistem Informasi yang baru atau yang diperbaiki d. Teknologi baru e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru

9 17 f. Restrukturisasi korporasi g. Operasi luar negeri h. Standar akuntansi baru 3. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini : a. Review terhadap kinerja b. Pengolahan informasi c. Pengendalian fisik d. Pemisahan tugas 4. Informasi dan Komunikasi Pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan dengan laporan keuangan untuk memahami : a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan ke yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukkan 5. Pemantauan Proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. a. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.

10 18 b. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan Tujuan Pengendalian Internal Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011:SA319.par10-11), tujuan pengendalian internal sebagai berikut : 1. Tujuan Pelaporan Keuangan Umumnya, pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah berkaitan dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan bagi pihak luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia 2. Tujuan Operasi dan Kepatuhan Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit. 2.3 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pengeluaran (Expenditure Cycle) : Pembelian dan Pengeluaran Kas Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pengeluaran : Pembelian dan Pengeluaran Kas Menurut Romney & Steinbart (2014:463), siklus pengeluaran (expenditure cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Menurut Hall (2011), terdapat dua subsistem yang membentuk siklus pengeluaran yaitu :

11 19 1. Purchases processing subsystem Prosedur pembelian termasuk melibatkan tugas didalam mengidentifikasi kebutuhan persediaan, menempatkan pemesanan, menerima persediaan, dan pengakuan kewajiban. 2. The cash disbursements subsytem Sebuah proses pembayaran dari dibuatnya obligasi didalam sistem pembayaran. Tujuan dari prinsip ini adalah memastikan bahwa hanya kreditor yang sah untuk menerima pembayaran dan jumlah pembayarannya disiapkan dengan tepat waktu dan benar Aktivitas Utama Bisnis Siklus Pengeluaran : Pembelian dan Pengeluaran Kas Menurut Menurut Romney & Steinbart (2014:472), Aktivitas utama yang terjadi pada siklus pengeluaran beserta tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Memesan barang, persediaan, dan jasa Aktivitas bisnis utama yang pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan bahan baku, perlengkapan, atau jasa. Keputusan penting yang dibuat dalam langkah ini adalah mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak yang dibeli, dan kemudian memilih dari pemasok mana untuk membeli. Dokumen yang dibuat dalam proses pemesanan barang adalah pesanan pembeliaan (purchase order). 2. Menerima dan menyimpan barang, persediaan, dan jasa Aktivitas bisnis utama yang kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan. Dokumen yang dibuat dalam proses penerimaan barang adalah laporan penerimaan barang adalah laporan penerimaan (receiving report). 3. Menyetujui faktur pemasok Aktivitas bisnis utama yang ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur pemasok untuk pembayaran.

12 20 4. Pengeluaran Kas Aktivitas final dalam siklus pengeluaran adalah membayar pemasok Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Menurut Diana & Setiawati (2011:140), empat tujuan dari Sistem Informasi Akuntansi pembelian adalah sebagai berikut : 1. Memastikan bahwa perusahaan membeli barang yang dibutuhkan dengan tepat waktu. 2. Memastikan bahwa perusahaan tidak terlambat membayar hutang yang telah jatuh tempo. 3. Memastikan perusahaan membayar hutang untuk barang yang benar benar diterima. 4. Memastikan bahwa tidak ada peluang kecurangan dalam siklus pembelian yang dapat dimanfaatkan oleh karyawan Fungsi yang terkait dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Menurut Diana & Setiawati (2011:140), fungsi fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pembelian adalah sebagai berikut : 1. Bagian yang membutuhkan, mengajukan permintaan pembelian ke bagian pembelian. 2. Fungsi pembelian memesan barang ke pemasok dengan menggunakan surat order pembelian. 3. Pada saat barang yang dipesan datang, bagian yang membutuhkan dan fungsi pembelian mengecek barang yang diterima dari pemasok. 4. Fungsi akuntansi menerima tagihan (faktur) dari pemasok. Fungsi akuntansi akan menyiapkan bukti kas keluar untuk pelunasan hutang pemasok menjelang jatuh tempo. 5. Kepala bagian keuangan mengotorisasi bukti kas keluar dan cek atau slip transfer dan diserahkan ke bagian keuangan.

13 21 6. Bagian keuangan memproses pembayaran hutang. Bukti kas keluar beserta slip transfer atau copy dari cek diserahkan ke fungsi akuntansi untuk dibukukan Pengendalian Internal atas Pengeluaran Kas Menurut Dunia (2010:128), aspek aspek pengendalian internal yang baik atas pengeluaran kas adalah sebagai berikut : 1. Setiap pengeluaran dilakukan dengan cek, kecuali untuik pengeluaran pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui kas kecil (petty cash). 2. Pengeluaran pengeluaran besar harus diotorisasi oleh dewan komisaris atau direksi. 3. Karyawan yang menangani cek harus terpisah dengan yang mencatat pengeluaran kas. 4. Auditor internal (jika ada) memeriksa transaksi transaksi perusahaan, apakah sesuai dengan kebijaksanaan manajemen. 5. Adanya dokumen pendukung pencatatan, seperti kuitansi, faktur pembelian untuk pembayaran, rekening koran bank (mengenai data pembayaran dengan cek dan transfer) untuk rekonsiliasi. 6. Buku cek yang belum digunakan harus disimpan dalam kotak besi dan di bawah pengawan pejabat yang bukan menangani akuntansi. 2.4 Hutang Usaha Menurut Warren, Reeve, & Duchac (2011), hutang usaha adalah kewajiban yang dihasilkan dari pembelian dengan kredit atau sebagai angsuran. Menurut Bodnar & Hopwood (2011), hutang usaha adalah salah satu cara pembayaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang merupakan tanggung jawab dalam memenuhi pembayaran kepada vendor. Jadi dapat disimpulkan bahwa hutang usaha adalah kewajiban yang merupakan tanggung jawab kepada vendor yang dihasilkan dari pembelian kredit atau angsuran.

14 Sistem Informasi Persediaan Pengertian Persediaan Menurut Weygant, Kimmel, & Kieso (2011), persediaan yaitu : 1. Dalam perusahaan dagang, persediaan memiliki dua karakteristik : a. Persediaan dimiliki oleh perusahaan tersebut. b. Persediaan dalam bentuk siap untuk dijual kepada pelanggan dalam kegiatan usaha normal dan hanya dalam satu bentuk klasifikasi, yaitu persediaan (merchandise inventory) untuk mendeskripsikan banyaknya barang yang merupakan total dari persediaan. 2. Dalam perusahaan manufaktur, beberapa persediaan dapat tidak siap dijual. Perusahaan manufaktur biasanya membagi persediaan menjadi tiga kategori : a. Barang jadi (finished goods) adalah barang pabrik yang sudah lengkap dan siap dijual. b. Barang dalam proses (work in process) bagian dalam barang pabrik yang sudah diserahkan dalam proses produksi tetapi belum selesai. c. Bahan baku (raw material) adalah bahan dasar yang akan digunakan dalam produksi tetapi belum diserahkan dalam proses produksi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik / SAK ETAP (2009) bab 10, persediaan adalah aktiva, tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan proses produksi atau pemberian jasa Metode Penilaian Persediaan Menurut Weygandt, Kieso & Kimmel (2011), ada tiga metode yang dapat digunakan untuk menilai persediaan, yaitu :

15 23 1. Metode FIFO (First-in, first out) Barang yang dibeli paling awal adalah barang yang dijual paling awal pula. FIFO dalam praktek bisnis yang baik adalah menjual unit yang paling pertama terlebih dahulu. Di dalam metode FIFO, pengeluaran dari pembelian barang pertama adalah yang pertama untuk bisa dikenali sebagai pendapatan. 2. Metode LIFO (Last-in, first-out) Barang yang terakhir dibeli adalah barang yang dijual paling awal. LIFO jarang sesuai dengan aliran barang, LIFO dapat diterapkan untuk barang yang biasanya ditumpuk seperti batubara, atau barang ditoko kelontong 3. Metode rata-rata (Average cost) Persediaan yang tersedia untuk dijual memiliki rata-rata biaya perunit sama. Dengan menggunakan metode rata-rata maka akan mendapatkan nilai hasil akhir persediaan berada di antara FIFO dan LIFO. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik / SAK ETAP (2009) bab 10, persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition) Metode Pencatatan Persediaan Menurut Weygant, Kimmel, & Kieso (2011) perusahaan dapat menggunakan satu dari dua sistem untuk mencatat persediaan, yaitu : 1. Perpetual System Dalam sistem perpetual, perusahaan melakukan pencatatan biaya detail dari setiap persediaan yang dibeli dan dijual. Pencatatan ini secara kontinyu menunjukkan persediaan yang ada di tangan untuk setiap barang. Dalam metode perpetual, perusahaan menentukan harga pokok barang (cost of goods sold) setiap penjualan terjadi.

16 24 2. Periodic System Dalam sistem periodik, perusahaan tidak terus melakukan pencatatan biaya detail dari setiap periode. Penentuan harga pokok hanya pada saat akhir dari periode akuntansi. Menurut Dunia (2010:75), sistem perpetual dan periodik dapat dibandingkan sebagai berikut : 1. Sistem Pesediaan Periodik a. Tidak ada pencatatan atas persediaan untuk semua pembelian dan penjualan. b. Tidak mempunyai buku tambahan (subsidiary ledger) atau kartu persediaan. c. Perhitungan persediaan harus dilakukan untuk menyusun laporan keuangan periodik. d. Biasanya digunakan untuk barang yang tidak mahal. e. Biayanya murah, tetapi lemah dalam pengendalian. 2. Sistem Persediaan Perpetual a. Menyelenggarakan pencatatan persediaan yang rutin atas semua pembelian dan penjualan barang. b. Mempunyai buku tambahan (subsidiary ledger) atau kartu persediaan. c. Tidak perlu melakukan penghitungan persediaan untuk penyusunan laporan keuangan periodik, kecuali pada akhir tahun. d. Dapat digunakan untuk semua jenis barang. e. Baik untuk tujuan pengendalian Pengendalian Internal atas Persediaan Menurut Dunia (2010: ), beberapa aspek pengendalian yang baik atas persediaan adalah sebagai berikut : 1. Adanya prosedur yang efisien yang tercermin dalam arus dokumen sejak barang diminta dan diterima sampai dengan pencatatan persediaan dan hutang dagang. 2. Persediaan secara fisik harus dilindungi dengan baik.

17 25 3. Penggunaan sistem perpetual (perpetual system) dalam mencatat persediaan di mana dapat ditunjukkan bertambah dan berkurangnya persediaan dan saldo persediaan pada setiap saat. 4. Secara periodik perusahaan harus menghitung persediaan yang ada dan mencocokannya dengan persediaan menurut buku tambahan atau kartu kartu persediaan (subsidiary ledger). Hal ini dilakukan untuk menjamin ketepatan jumlah persediaan yang dilaporkan dalam laporan keuangan. 5. Persediaan sebaiknya diasuransikan terhadap risiko rusaknya barang akibat kebakaran, kebanjiran, dan bencana lainnya. 2.6 Metode Pencatatan Jurnal (SAK ETAP) Pengertian SAK ETAP Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik / SAK ETAP (2009), dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang : a. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan b. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit Pencatatan Jurnal berdasarkan SAK ETAP Menurut Dunia (2010:76-78) berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik / SAK ETAP (2009), ada beberapa pencatatan jurnal dalam transaksi pembelian dan pegeluaran kas, adalah sebagai berikut : 1. Pembelian kredit barang dagang a. Dalam sistem perpetual, pembelian barang dagang dicatat dalam akun persediaan barang dagang (Merchandise Inventory), jurnalnya yaitu :

18 26 Dr. Persediaan xxx Cr. Hutang pembelian xxx b. Dalam sistem periodik, pembelian barang dagang dicatat dalam akun pembelian (Purchase), jurnalnya yaitu : Dr. Pembelian xxx Cr. Hutang pembelian xxx 2. Potongan pembelian a. Mencatat persediaan dengan harga beli bruto atau harga faktur pada saat pembelian : i. Mencatat potongan pembelian pada saat pembayaran dilakukan dalam periode potongan atau diskon, jurnalnya yaitu : Dr. Persediaan xxx Cr. Pembelian kredit xxx ii. Membayar hutang dagang dalam periode diskon, jurnalnya yaitu: Dr. Hutang dagang xxx Cr. Kas xxx Cr. Persediaan xxx iii. Membayar hutang dagang setelah periode diskon, jurnalnya yaitu : Dr. Hutang dagang xxx Cr. Kas xxx b. Mencatat persediaan dengan harga beli neto (harga beli potongan pembelian) pada saat pembelian i. Mencatat potongan pembelian pada saat pembayaran dilakukan dalam periode potongan atau diskon, jurnalnya yaitu : Dr. Persediaan xxx Cr. Hutang Dagang xxx ii. Membayar hutang dagang dalam periode diskon, jurnalnya yaitu: Dr. Hutang dagang xxx Cr. Kas xxx

19 27 3. Pembelian Retur dan Pengurangan Harga a. Mencatat atas dasar membeli barang dengan pembayaran kredit, jurnalnya yaitu : Dr. Persediaan xxx Cr. Hutang Dagang xxx b. Mencatat barang yang dikembalikan kepada penjual, jurnalnya yaitu : Dr. Hutang Dagang xxx Cr. Persediaan xxx c. Mencatat atas pelunasan semua kewajiban, jurnalnya yaitu: Dr. Hutang Dagang xxx Cr. Kas xxx 2.7 Analisa dan Perancangan Sistem Pengertian Analisis Sistem Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), analisis sistem adalah proses memahami dan menentukan secara rinci sistem informasi apa yang harus dicapai Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan secara detail berapa banyak komponen dari sistem informasi yang harus di implementasi secara fisik Pengertian Unified Process (UP) Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), Unified Process adalah sebuah metodologi pembangun sistem yang berbasis objek yang ditawarkan oleh IBM s rational software.

20 28 Gambar 2.3 Unified Process (Sumber : Satzinger, Jackson & Burd (2005:52)) Unified Process ini mengandung 4 fase life cycle, diantaranya : 1. Inception Fase ini menjelaskan tentang ruang lingkup proyek dengan menspesifikasikan use case dengan pendekatan pembangunan. 2. Elaboration Fase elaboration ini fokus pada beberapa iterasi yang mengambil bagian pada sistem dan menggambarkan permintaan, merencanakan dan mengimplementasikan solusi. 3. Construction Fase ini melanjutkan pembangunan sistem menggunakan tambahan iterasi yang termasuk desain, implementasi, dan testing. 4. Transition Selama fase ini sistem dikembalikan ke end user, fokus pada pelatihan, instalasi, dan initial support. Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), Unified Process Development Discipline adalah sebuah set aktivitas fungsional yang saling berhubungan dan sama sama berkontribusi untuk sebuah aspek pada proyek pengembangan UP. Unified Process Development Discipline ini diantaranya : 1. Business Modelling Tujuan utama dari business modeling discipline ini adalah untuk memahami dan mengkomunikasikan lingkungan bisnis yang

21 29 sesungguhnya dimana sistem akan dijalankan. Pada business modeling ini terdapat tiga aktivitas utama diantaranya: a. Memahami lingkungan bisnis. b. Membuat visi dari sistem yang akan dibuat. c. Membuat model bisnis untuk melihat aspek penting dalam lingkungan bisnis dan visi sistem. 2. Requirements Tujuan utama dari disiplin ini adalah untuk memahami dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan kebutuhan pengolahan sistem baru. Discovery dan understanding merupakan hal penting yang akan mengarahkan aktivitasaktivitas pada disiplin ini. Pada requirements discipline terdapat beberapa aktivitas penting diantaranya a. Mengumpulkan informasi secara detil. b. Menjabarkan kebutuhan fungsional c. Menjabarkan kebutuhan non-fungsional d. Memprioritaskan kebutuhan e. Membangun dialog user interface f. Mengevaluasi kebutuhan dengan para user 3. Design Berdasarkan penjabaran kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya, disiplin ini kemudian bertujuan untuk merancang solusi dari sistem yang akan dibuat dengan enam aktivitas utam diantaranya : a. Mendesain support services architecture dan deployment environment b. Mendesain software architecture c. Mendesain usecase realizations d. Mendesain database e. Mendesain sistem dan user interface f. Mendesain sistem security dan control

22 30 4. Implementation Pada disiplin ini dapat melibatkan sistem yang sebenarnya dibangun atau mengakuisisi komponen sistem yang dibutuhkan. Beberapa aktivitas pada disiplin ini diantaranya: a. Membangun komponen software b. Mengakuisisi komponen software c. Mengintegrasikan komponen software 5. Testing Disiplin ini berfungsi untuk memastikan bahwa fungsi dari komponen sistem bekerja dengan semestinya. Hal ini dapat dilakukan dengan kasus percobaan dan sample data. 6. Deployment Deployment discipline berarti aktivitas yang diperlukan untuk membuat sistem beroperasi, termasuk juga pelatihan untuk para pengguna dalam menggunakan sistem. 7. Project Management Project Management adalah aktivitas manajemen untuk memastikan proyek dapat diselesaikan dengan baik. Aktivitasnya meliputi : a. Menyelesaikan sistem dan ruang lingkup proyek b. Mengembangkan proyek dan jadwal iterasi c. Mengidentifikasi resiko proyek dan memastikan kemungkinan proyek d. Mengawasi dan mengontrol rencana proyek, jadwal, komunikasi internal dan eksternal serta resiko dan masalah. 8. Configuration and Change Management Seiring dengan kemajuan proyek, akan terdapat banyak perubahan yang terjadi dalam kebutuhan sistem, perancangan, source code dan executables. Karena komponen berubah, model dan dokumen lainnya harus diperbaharui. Dalam pendekatan adaptif seperti UP, konfigurasi, dan manajemen perubahan dapat menangani masalah tersebut.

23 31 9. Environment Disiplin environment melibatkan pengelolaan lingkungan pengembangan yang digunakan oleh tim proyek. Lingkungan pengembangan seperti fasilitas yang tersedia, perancangan workspace dan pengaturan lain yag berguna bagi tim member untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Tiga aktivitas dalam disiplin ini adalah : a. Memilih dan konfigurasi alat alat pengembangan b. Penyesuaian dengan UP developmet process c. Menyediakan dukungan perbaikan teknikal Konsep Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berorientasi Objek Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), Object Oriented melihat sistem informasi sebagai kumpulan objek yang saling berinteraksi dan bekerja bersama untuk menyelesaikan suatu tujuan. Secara konsep, Object Oriented tidak memiliki proses atau program dan tidak memiliki data entitas atau file melainkan sistem hanya terdiri dari berbagai objek. Objek adalah suatu hal dalam sistem komputer yang mampu merespon terhadap pesan pesan yang datang Object Oriented Analysis (OOA) Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), OOA adalah metode analisis yang memeriksa requirement yang harus dipenuhi oleh sistem dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:60), Object Oriented Analysis (OOA) adalah OOA adalah mendefinisi segala sesuatu yang berhubungan dengan tipe dari objek yang digunakan dalam suatu sistem dan menyajikan atau menampilkan apa yang user lakukan untuk memenuhi kebutuhan sistem.

24 Object Oriented Design (OOD) Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), OOD adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem. Menurut Satzinger et al (2005) OOD adalah pendefinisian semua tipe objek yang penting untuk menghubungkan pengguna dan sistem yang ada, menunjukkan bagaimana objek berinteraksi untuk menyelesaikan tugas, dan mendefinisikan dari setiap objek dimana objek tersebut dapat diimplementasikan dengan sebuah bahasa atau lingkungan yang spesifik Object Oriented Programming (OOP) Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2005), OOP adalah suatu cara penulisan dari pernyataan di dalam bahasa pemrograman untuk mendefinisikan apa tipe dari objek yang ada, termasuk pesan yang objek kirimkan satu sama lain Modeling and The Requirements Discipline Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), Activity Diagram adalah workflow diagram sederhana yang menggambarkan aktivitas dari pengguna (atau sistem) yang berbeda-beda, pelaku yang menjalankan setiap aktivitas, dan aliran yang berurutan pada semua aktivitas tersebut. Dalam membuat activity diagram terdapat beberapa simbol atau notasi yang digunakan, yaitu: 1. Synchronization bar Simbol atau notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur yang berbeda. 2. Swimlane Suatu daerah persegi dalam activity diagram yang mewakili aktivitas-aktivitas yang diselesaikan agen tunggal.

25 33 3. Starting activity (pseudo) Simbol atau notasi yang memandakan dimulainya sebuah aktivitas. 4. Transition arrow Garis penunjuk panah yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas dan arah dari suatu aktivitas. 5. Activity Simbol atau notasi yang menggambarkan suatu aktivitas. 6. Ending activity (pseudo) Simbol atau notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas. 7. Decision activity Simbol atau notasi yang menandakan satu aktivitas akan mengikuti satu jalur atau jalur yang lain tergantung keputusan yang diambil. Gambar 2.4 Simbol atau notasi Activity diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005:145))

26 34 Gambar 2.5 Activity Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005:146)) Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), event table adalah sebuah pedoman dari use case yang menjabarkan event dalam baris dan potongan-potongan kunci dari informasi mengenai tiap-tiap event di dalam kolom. Sebuah event table terdiri dari baris dan kolom yang mewakili event dan detailnya masing-masing. Gambar 2.6 Event Table (Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 175))

27 Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), domain class diagram adalah sebuah diagram UML yang menggambarkan semua hal yang penting dalam pekerjaan user, kelas-kelas problem domain, asosiasi, dan atributnya. Pada domain class diagram, kotak segi empat menggambarkan class dan garis yang menghubungkan antar class menunjukkan asosiasi antar class. Gambar 2.7 Domain Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 187)) Menurut Satzinger, Jackson, & Burd, terdapat dua hirarki dalam notasi class diagram, yaitu: 1. Generalization / specialization hierarchies Generalization merupakan pengelompokkan halhal dengan jenis yang sama. Sedangkan specialization adalah pengkategorian jenis-jenis yang berbeda. Generalization dan specialization biasa digunakan untuk menyusun peringkat atau hal-hal dari yang lebih umum ke hal-hal yang lebih khusus. Untuk hal umum disebut dengan superclass dan hal khusus disebut subclass, hirarki ini biasa disebut dengan hirarki inheritance. Inheritance merupakan sebuah konsep yang memungkinkan subclass untuk berbagi karekteristik superclass-nya. Simbol atau notasi yang digunakan dalam generalization(inheritance):

28 36 Gambar 2.8 Class Diagram dengan Generalization (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 190))\ 2. Whole-part hierarchies Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan yang dibuat oleh orang ketika mereka belajar untuk membuat keterkaitan antara sebuah objek dengan komponennya. Terdapat dua jenis whole-part hierarchies yaitu : a. Aggregation digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk keterikatan yang menentukan hubungan whole-part antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-bagian dapat berdiri sendiri secara terpisah. b. Composition digunakan untuk menggambarkan hubungan whole-part yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian, setelah berhubungan, tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah. Simbol atau notasi yang digunakan dalam Whole-part hierarchies:

29 37 Gambar 2.9 Class Diagram dengan Aggregation (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 192)) Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), use case diagram adalah diagram yang menunjukkan berbagai peran yang berbeda dari pengguna dan bagaimana peran tersebut digunakan dalam sistem. Actor diperankan oleh pengguna dan berada diluar boundary. Gambar 2.10 Use Case Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005:216)

30 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), use case descripton adalah sebuah deskripsi yang berisi daftar rincian proses dari use case. Use case description dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Brief Description Brief description digunakan untuk use case yang sangat sederhana dan sistem yang dibangun berskala kecil. Gambar 2.11 Brief Description dari Use Case (Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 221)) 2. Intermediate Description Pengembangan dari brief description termasuk aliran internal dari aktivitas untuk sebuah use case. Gambar 2.12 Use Case Description (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 221))

31 39 3. Fully Developed Description Metode paling formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan use case. Gambar 2.13 Fully Developed Description (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 223)) Statechart Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005), statechart menggambarkan states dari setiap obyek. Statechart juga mengidentifikasi kondisi status dan menentukan proses yang diizinkan. Statechart digunakan selama melakukan desain untuk megidentifikasi berbagai states dari setiap sistem itu sendiri dan mengizinkan event yang dapat diproses.

32 40 Gambar 2.14 Statechart Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 244)) Design Discipline First Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005) menerangkan bahwa first-cut design class diagram ini dikembangkan dengan memperluas domain model. Dalam pembuatannya diperlukan dua langkah, yaitu: a. Menguraikan atribut dengan jenis dan informasi nilai awal b. Menambahkan panah navigation visibility yang berfungsi untuk menjelaskan objek yang dapat berinteraksi satu sama lain. Gambar 2.15 First Cut Design Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005:311))

33 Multilayer Design System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), threelayer sequence diagram adalah gambaran detail dari sequence diagram. Suatu diagram yang digunakan untuk mendeskripsikan aliran informasi pada input dan output dari sistem yang terotomatisasi. Three-layer sequence diagram menambahkan data access layer sebagai bentuk fungsi penyimpanan dan pengolahan data. Gambar 2.16 Multilayer Design System Sequence Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 325))

34 Updated Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), updated design class diagram dapat dikembangkan untuk setiap layer. Pada view dan data access layer, beberapa class baru harus ditambahkan. Demikian pula dengan domain layer juga membutuhkan penambahan class baru sebagai use case controller. Pada updated design class diagram, method dapat ditambahkan untuk setiap class. Tiga method umum yang sering dijumpai pada class - class updated design class diagram adalah constructor methods, data get and set methods, dan use case specific method objects. Gambar 2.17 Updated Design Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005:340))

35 Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), package diagram adalah diagram tingkat tinggi yang memungkinkan perancang sistem untuk mengasosiasikan kelas-kelas dari grup terkait. Gambar 2.18 Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005: 341) User Interface Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005), user interface terdiri dari input dan output yang melibatkan pengguna sistem secara langsung. User interface memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan komputer untuk mencatat sebuah transaksi. Terdapat tiga aspek yang berhubungan dengan user interface, yaitu: 1. Aspek fisik : mencakup alat - alat yang benar-benar disentuh oleh pengguna, seperti keyboard, mouse, layar sentuh, atau keypad. 2. Aspek persepsi : mencakup semua yang dilihat, didengar atau disentuh (melewati alat fisik) oleh

36 44 pengguna. Apa yang dilihat pengguna mencakup semua data dan petunjuk yang ditampilkan pada layar termasuk bentuk, garis, angka, dan kata-kata. Contoh dari apa yang didengar adalah berupa suara yang dibuat oleh sistem, seperti bunyi beep atau click. Contoh untuk apa yang disentuh oleh pengguna adalah menu, dialogbox, dan tombol yang ada dilayar dengan menggunakan mouse. 3. Aspek konseptual : mencakup semua yang pengguna ketahui mengenai penggunaan sistem, termasuk semua masalah utama di dalam sistem yang dimanipulasi oleh pengguna, oprasi yang dapat dilakukan, dan prosedur yang diikuti untuk melaksanakan operasi. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005) menjelaskan bahwa terdapat banyak pedoman yang digunakan untuk membuat interface, salah satunya adalah EightGoldenRules yang diajukan oleh Ben Shneiderman yang dapat diterapkan pada kebanyakan interactivesystem. a. Usahakan untuk konsisten (strive for consistency) Sistem harus konsisten dalam mengatur bentuk, nama dan susunan menu item, ukuran dan bentuk ikon, dan urutan untuk melakukan tugas. Hal tersebut dilakukan karena manusia menciptakan kebiasaan. b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable frequent users to use shortcuts) Shortcut digunakan untuk mengurangi jumlah interaksi untuk tugas yang dijalankan, sehingga pengguna dapat menghemat waktu. Selain itu, perancang harus menyediakan fasilitas makro bagi pengguna untuk me`mbuat shortcut mereka sendiri. c. Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative feedback) Setiap tindakan yang diambil pengguna harus menghasilkan beberapa jenis umpan balik dari

37 45 komputer sehingga pengguna mengetahui bahwa tindakan tersebut diakui. Contohnya adalah klik keyboard yang membantu pengguna, jadi sebuah "click" elektronik sengaja disertakan oleh sistem operasi. Jika pengguna mengklik tombol, tombol harus mengubah visualnya dan mungkin dapat membuat suara. Tetapi sistem tidak harus memperlambat pengguna dengan menampilkan dialogbox terlalu banyak dimana pengguna harus merespon tiap dialogbox. d. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design dialogs to yield closure) Untuk setiap dialog dengan sistem harus diorganisasikan dengan urutan yang jelas, yaitu dari awal, tengah, dan akhir agar pengguna dapat mempersiapkan dirinya untuk fokus ke tindakan berikutnya. e. Memberikan penanganan masalah yang sederhana (offer simple error handling) Ketika sistem menemukan sebuah kesalahan, maka pesan kesalahan harus menegaskan secara spesifik apa yang salah dan menjelaskan bagaimana cara untuk menanganinya. Pesan kesalahan juga tidak boleh menghakimi pengguna.selain itu sistem harus dapat mengatasi kesalahan dengan mudah. f. Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan mudah (permit easy reversal of actions) Pengguna perlu merasa bahwa mereka dapat mengeksplorasi pilihan dan mengambil tindakan yang dapat dibatalkan atau kembali ke tindakan sebelumnya tanpa kesulitan. Salah satu cara untuk menghindari kesalahan, sebagaimana pengguna menyadari mereka telah melakukan kesalahan, mereka dapat membatalkan tindakan.

38 46 g. Mendukung tempat pengendalian internal (support internal locus of control) Pengguna berpengalaman ingin merasa bahwa mereka memiliki kuasa atas sistem dan bahwa sistem menanggapi perintah mereka. Mereka tidak boleh dipaksa untuk melakukan sesuatu atau dibuat untuk merasa seolah-olah sistem mengendalikan mereka. Sistem harus membuat pengguna merasa bahwa mereka memutuskan apa yang harus dilakukan. h. Mengurangi muatan memori jangka pendek (reduce short-term memory load) Orang-orang memiliki banyak keterbatasan, dan memori jangka pendek adalah salah satu yang terbesar. Orang dapat mengingat hanya sekitar tujuh potongan informasi pada satu waktu. Maka rancangan yang terlalu rumit dan terlalu banyak form dapat menjadi beban bagi ingatan pengguna.

39 Kerangka Berpikir Mulai Metode Pengumpulan Data : 1. Studi kepustakaan (Library Research) 2. Studi Lapangan (Field Research) Fase Inception Business Modeling workflow : 1. Profil perusahaan 2. Identifikasi sistem berjalan 3. Identifikasi masalah Requirements workflow : 1. Rekomendasi pemecahan masalah 2. Identifikasi ruang lingkup sistem Fase Elaboration Analysis and Design Workflow: 1. Membuat model desain dengan memodelkan UML 2. Membuat Graphic User Interface (GUI) Fase Construction Implementation Workflow:. Coding (C# dan SQL Server Management Studio Simpulan dan Saran Gambar 2.19 Kerangka Berpikir

40 48 Dalam penyusunan skripsi ini, terdiri dari beberapa tahapan yang dilakukan, yaitu : - Tahap pertama melakukan pengumpulan data dengan melakukan Studi kepustakaan (Library Research) dan Studi Lapangan (Field Research) sehingga diperoleh teori-teori, data data dan dokumen yang dapat mendukung evaluasi dan analisis dalam pembahasan yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan. - Tahap kedua adalah Fase Inception yaitu observasi langsung ke perusahaan dan wawancara dengan pihak terkait yaitu komisaris, bagian pembelian dan kepala gudang mengenai alur proses bisnis yang terjadi di PT. Ginza Mulia seperti mengetahui profil perusahaan, mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam aktivitas pembelian dan persediaan, mengidentifikasi sistem / proses bisnis yang berjalan pada aktivitas pembelian dan persediaan, identifikasi masalah pada aktivitas pembelian dan persediaan, memberikan rekomendasi pemecahan masalah yang terjadi pada aktivitas pembelian dan persediaan, dan mengidentifikasi ruang lingkup sistem. - Tahap ketiga adalah Fase Elaboration dengan memodelkan UML menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design Unified Process berdasarkan pendekatan Satzinger (2005) untuk mengetahui alur proses pembelian dan persediaan di PT. Ginza Mulia yang dapat menghasilkan rancangan tampilan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan serta dokumen atau laporan terkait di PT. Ginza Mulia. - Tahap keempat adalah Fase Construction yaitu pembuatan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan dengan bahasa pemograman C# dan Database SQL Server Management Studio yang berguna untuk menjaga pengendalian internal pada PT. Ginza Mulia. - Tahap kelima, membuat simpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penyusunan skripsi mengenai analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan pada PT Ginza Mulia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006:4), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Romney dan Steinbart (2014:3) menyatakan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005:6), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berinteraksi yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat terjadi di berbagai bidang tak terkecuali dalam bidang ekonomi dalam hal ini ada kaitannya dengan proses penjualan dan pembelian. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Darminto dan Julianty (2002: 52) mengatakan bahwa Analisis adalah penguraian suatu pokok atas sebagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008:

Lebih terperinci

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail memiliki berbagai macam jenis, seperti jenis store retail, nonstore retail atau biasanya yang kita kenal dengan penjualan melalui online, organization

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Informasi Akuntansi Penyelenggaraan sistem akuntansi akan menyediakan informasi keuangan mengenai harta, kewajiban, dan modal perusahaan. Berdasarkan informasi-informasi

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penjualan merupakan salah satu aktivitas bisnis penting yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang merupakan tujuan utama dari sebagian besar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bisnis terus meningkat dari hari kehari seiring dengan perkembangan bisnis yang terjadi, serta perkembangan faktor-faktor pendukung bisnis lainnya yang terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Gelinas dan Dull (2011 : 11) Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling bergantung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Dalam mencapai tujuan perusahaan, sistem informasi akuntansi berperan penting dalam membantu menyediakan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting keterlibatannya bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Teknologi yang sudah sangat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 APLIKASI PEMESANAN MENU MENGGUNAKAN PERANGKAT WI-FI PADA RIVER SIDE RESTAURANT PALEMBANG Fauzie 2006250091

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini sangatlah kompetitif. Banyak industri atau perusahaan yang berlomba-lomba untuk terus dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa yang diinginkannya di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Stair dan Reynold (2010: 8), mengemukakan bahwa Sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam perusahaan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi Akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam era globalisasi saat ini. Hal tersebut ditunjang dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Menurut Elder (2013) akuntansi adalah pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran peristiwa-peristiwa ekonomi dengan cara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

SNIPTEK 2014 ISBN:

SNIPTEK 2014 ISBN: SNIPTEK 2014 ISBN: 978-602-72850-5-7 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMESANAN MAKAM BARU MENGGUNAKAN METODE RATIONAL UNIFIED PROCESS (Studi kasus pada Taman Pemakaman Umum Joglo Jakarta Barat) Dyah Asrining

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Pengertian Sistem Pengertian Informasi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Pengertian Sistem Pengertian Informasi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Teori-teori umum yang menjadi dasar penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi yang saling terintegrasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan, perencanaan,

Lebih terperinci