BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sistem yang berperan dalam mendukung keperluan perusahaan akan informasi di dalam menjalankan proses bisnisnya. Menurut Gelinas (2008: p13), sistem informasi adalah sistem yang dibuat oleh manusia yang secara umum terdiri dari sekumpulan komponen-komponen berbasis komputer yang terintegrasi dan juga komponen-komponen manual yang dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengatur data serta menyediakan output informasi untuk para penggunanya. Menurut Laudon (2009, p8), sistem informasi secara teknikal dapat didefinisikan sebagai serangkaian komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan danmenyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan mengendalikan organisasi. Dalam jurnalnya yang berjudul The Usefulness of an Accounting Information System for Effective Organizational Performance, Siamak Nejadhosseini Soudani (2012) mengemukakan bahwa system informasi akuntansi adalah alat-alat yang, ketika di hubungkan dengan informasi dan TI, di desain untuk membantu manajemen dan pengendalian atas hal-hal yang berhubungan dengan area ekonomis dan keuangan organisasi. Jadi, sistem informasi adalah komponen- komponen berbasis komputer perusahaan yang saling berinteraksi untuk mendukung rutinitas operasi perusahaan, menyediakan informasi yang dibutuhkan dan mendukung proses pengambilan keputusan perusahaan dalam usahanya untuk pencapaian suatu tujuan tertentu. 7

2 Sistem Peranan sebuah sistem adalah sebagai cara dan proses yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu tujuan Menurut Gelinas (2008: p11), sistem adalah kumpulan dari elemen yang saling tergantung satu sama lain dimana mereka bersama-sama menyelesaikan sasaran yang spesifik. Menurut O Brien (2006: p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur. Jadi, sistem merupakan serangkaian komponen atau elemen yang saling berkaitan dan terintegrasi serta bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui sebuah proses transformasi yang teratur Informasi Informasi merupakan sebuah kebutuhan yang penting bagi perusahaan dalam proses pembuatan keputusan. Menurut Gelinas (2008: p17), informasi adalah data yang dipresentasikan dalam bentuk yang berguna untuk aktivitas pengambilan keputusan. Menurut Romney dan Steinbart (2008: p5), informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Jadi, informasi adalah data yang telah diolah sehingga memiliki arti dan berguna bagi pemakai. Contohnya adalah informasi mengenai keuntungan yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan pada sebuah periode tertentu.

3 9 2.2 Sistem Informasi Akutansi Sistem informasi akuntansi memberikan perusahaan informasi yang relevan mengenai keuangan dan akuntansi yang terdapat di dalam perusahaan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Dasaratha V. Rama dan Frederick L. Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo (2008: p5), sistem informasi akuntansi dipandang sebagai bagian dari Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi Manajemen adalah suatu sistem yang merangkap data tentang satu organisasi, menyimpan dan memelihara data, serta menyediakan informasi yang berguna bagi manajemen. Menurut Gelinas (2008: p14), sistem informasi akuntansi adalah sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap aspek keuangan dari kegiatan bisnis, yang terintegrasi dengan sistem informasi dan tidak dapat dibedakan sebagai pemisah subsistem. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem berbasis komputer yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi pemakai didalam dan diluar perusahaan Tujuan dan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney (2006: p7), tujuan sistem informasi akuntansi adalah mengumpulkan, menyimpan dan mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan, serta menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga asset organisasi. Menurut Rama, Dasaratha V dan Frederick L.Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo (2008: p9), Lima kegunaan Sistem informasi akuntansi yaitu : a. Menyusun laporan eksternal perusahaan. Bisnis menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan- laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi investor, kreditor, petugas pajak, agen pengatur dan lain-lain.

4 10 b. Menangani transaksi rutin. Manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasional yang rutin dalam siklus operasi perusahaan. Contohnya meliputi : melayani pemesanan pelanggan, pengiriman barang dan jasa, penagihan kepada pelanggan, dan penerimaan kas. c. Membantu para manajer membuat keputusan baik rutin maupun tidak rutin. Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan tidak rutin pada semua level dari organisasi. Contohnya meliputi : mengetahui barang yang penjualannya baik dan pelanggan yang paling banyak melakukan pembelian. d. Membantu perencanaan dan pengendalian. Sebuah sistem informasi dibutuhkan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. e. Memelihara pengendalian intern. Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi harta (asset) perusahaan dari kerugian atau pencurian dan untuk memelihara keakuratan data keuangan Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Hall (2011: p13-p18), elemen-elemen dari sistem informasi akutansi adalah sebagai berikut. 1. Pemakai akhir Dibagi dalam dua kelompok umum : eksternal dan internal. Pemakai eksternal meliputi para kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen-agen pemuat peraturan, otoritas pajak, para pemasok, dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen di setiap tingkat organisasi, juga personel operasi. Berlawanan dengan pelaporan eksternal, organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi kebutuhan pemakai internal. 2. Sumber data Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber internal dan eksternal. Transaksi keuangan eksternal merupakan sumber data yang umum bagi kebanyakan organisasi.

5 11 Termasuk dalam transaksi ini adalah pertukaran ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari luar perusahaan. Misalnya, penjualan barang-barang dan jasa, pembelian persediaan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas (termasuk gaji). Transaksi keuangan internal melibatkan pertukaran dan pergerakan sumber daya dalam organisasi. 3. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan tahap operasional pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid), lengkap dan bebas dari kesalahan material. Jika transaksi yang salah memasuki pengumpulan data tanpa terdeteksi, system mungkin akan memproses kesalahan dan menghasilkan output yang keliru dan tidak dapat diandalkan. 4. Pemrosesan data Tugas dari pemrosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai kompleks. Misalnya adalah prosedur-prosedur untuk memposkan dan merangkumkan yang digunakan dalam aplikasi akuntansi. 5. Manajemen database Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non- keuangan. Manajemen database memiliki tiga tugas mendasar, yaitu penyimpanan, perbaikan (retrieval), dan penghapusan. 6. Penghasil informasi Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, mengatur, menformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Tanpa memperhatikan bentuk fisiknya, informsi yang berguna memiliki karakteristik berikut ini : a. Relevan Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. b. Tepat Waktu Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya. c. Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material.

6 12 d. Lengkap Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang. e. Rangkuman Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. 7. Umpan balik Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal atau eksternal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2006: p30), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi kedalam lima subsistem, yaitu: 1. Revenue cycle, yang terjadi dari transaksi pembelian dan penerimaan kas. 2. Expenditure cycle, yang terdiri dari peristiwa pembelian dan pengeluaran kas. 3. Human Resource/ Payroll cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja. 4. Production cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/ jasa yang siap dipasarkan. 5. Financing cycle, yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditor.

7 Teori Siklus Pendapatan Siklus pendapatan mencakup proses penjualan dan penyelesaian penjualan tersebut, penerimaan kas, hingga pembukuan transaksi yang terjadi Pendapatan Pendapatan mempengaruhi kemungkinan perusahaan untuk membiayai operasi dan administrasi nya serta untuk lebih lanjut melakukan pengembangan bisnis. Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008:p23), pendapatan adalah suatu proses kegiatan untuk menyediakan baik barang maupun jasa untuk pelanggan. Menurut Godfrey, Hodgson, Traca, Hamilton dan Holmes (2010:292) pengertian pendapatan menururt IAS 18/AASB 118, paragraph 7 pendapatan diartikan sebagai pemasukan kotor dari keuntungan ekonomis selama periode munculnya aktifitas dari sebauh entitas ketika pemasukkan itu berdampak pada peningkatan ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari perserta ekuitas. Kesimpulannya pendapatan adalah hasil atas kegiatan menyediakan barang ataupun jasa dalam periode tertentu kepada pelanggan Penjualan Penjualan merupakan proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan pendapatan. Menurut Warren, Reeve, Duchac (2014:p271), penjualan adalah total biaya yang dibebankan kepada pelanggan atas barang yang telah dijual oleh perusahaan, baik penjualan tunai maupun kredit Piutang Usaha Atas penjualan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan, maka perusahaan memiliki hak untuk menagih piutang usaha. Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012:p256) piutang usaha adalah tagihan terhadap kosumen yang muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Menurut Wibowo dan Arif (2008:p133), piutang usaha adalah sebuah nilai yang akan dilaporkan sebesar jumlah nilai kas yang diharapkan akan

8 14 diperoleh dalam masa mendatang. Terdapat dua metode dalam menentukan penghapusan piutang, yaitu: 1. Metode penghapusan langsung (Direct write off method) Jumlah piutang merupakan bagian yang relatif kecil dari total aktiva lancar. Dengan pertimbangan tersebut, maka lebih baik menangguhkan pengakuan atas ketidaktertagihan sampai periode dimana jumlah tersebut dapat dianggap tidak berharga dan kemudian dihapuskan sebagai beban. 2. Metode penyisihan (Allowance for doubtful Account) Nilai yang dapat direalisasi merupakan nilai piutang dikurangi dengan estimasi penyisihan piutang tak tertagih (allowance for doubtful accounts). Allowance for doubtful accounts dapat ditentukan dengan dua pendekatan, seperti berikut : a. Pendekatan laba rugi (income statement approach) Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan penjualan kredit tahun berjalan. b. Pendekatan neraca (balance sheet approach) Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang berdasarkan analisis umur piutang (aging schedule analysis). Kesimpulannya piutang usaha adalah tagihan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan atas penjualan barang atau jasa Penerimaan Kas Menurut Hall (2008:p173), menyebutkan ada 5 prosedur yang terlibat dalam sistem penerimaan kas, yang meliputi : 1. Remittance entry Pada tahap ini, kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan denganremittance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek yang diterima. Kemudian remittance list, yang berisi daftar remittance advice secara keseluruhan dibuat. 2. Depositing receipts Salah satu salinan dari remittance list dikirimkan ke kasir yang akan membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir ini akan

9 15 membuat deposit slip dan cash receipt transaction listing (jurnal). Setelah itu, barulah semua cek disetorkan ke bank. 3. Update Accounts Receivable Remittance advice digunakan untuk mengirim ke rekening nasabah dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan diteruskan kefungsi buku besar. 4. Update General Ledger Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasa akun, fungsi buku besar umum dituliskan ke rekening kas dan rekening kendali piutang dan flie voucher jurnal. 5. Reconcile Cash Receipts and Deposits Secara berkala (mingguan atau bulanan), seorang pegawai dari kantor pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas) menyatukan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut: - Salinan prelist yang terkait. - Slip penyetoran yang diterima dari bank. - Jurnal voucher yang terkait Jurnal Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:55), jurnal disebut sebagai buku entri asli. untuk setiap transaksi jurnal menunjukan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengna transaksi penjualan,piutang usaha dan peneriman kas adalah sebagai berikut : a. Jurnal penjualan tunai Dr. Kas xxxxx Cr. Penjualan xxxxx b. Jurnal penjualan kredit Dr. Piutang usaha xxxxx Cr. Penjualan xxxxxx

10 16 c. Jurnal penerimaan kas Dr. Kas Cr. Piutang usaha xxxxxx xxxxxx 2.4 Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek (OOAD) Analisis dan perancangan sistem berorientasi obyek merupakan metode perancangan sistem yang umum digunakan dalam mengembangkan sistem informasi. Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p60) object oriented analysis mendefinisikan semua tipe obyek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Object oriented design mendefinisikan semua tipe obyek yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam system serta menunjukkan bagaimana obyek-obyek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi dari masing-masing obyek agar dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu Konsep Pengembangan Sistem Dalam suatu pengembangan sistem diperlukan panduan dalam mengembangkan sistem dengan memerlukan metode-metode tertentu, dimana metode pengembangan sistem tersebut menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p49) merupakan suatu acuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap aktivitas dalam pengembangan sistem, di antaranya termasuk models, tools, dan teknik-teknik tertentu lainnya. Definisi Models dalam hal ini adalah perumpamaan dari suatu aspek yang ada di dalam dunia nyata, sedangkan tools merupakan perangkat lunak pendukung dalam pembuatan model atau komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu proyek Unified Modeling Language (UML) Satzinger,Jackson, dan Burd (2005: p48) mendefinisikan Unified Modeling Language sebagai seperangkat model konstruksi dan notasi yang dibentuk khusus

11 17 untuk pengembangan berorientasi obyek. Model yang dicakup dalam metode pengembangan sistem adalah perumpamaan input, output, proses, data, obyek, interaksi antar obyek, lokasi, jaringan, dan peralatan Adapun model komponen sistem yang menggunakan Unified Modeling Language terdiri dari tujuh diagram, yaitu: 1. Use Case diagram 2. Class diagram 3. Activity diagram 4. Sequence diagram 5. Communication diagram 6. Package diagram 7. Deployment diagram Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p141), activity diagram merupakan diagram alur kerja sederhana yang menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda-beda, pihak yang melakukan tiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari aktivitas-aktivitas tersebut. Adapun beberapa simbol yang digunakan dalam mendesain activity diagram, yaitu: 1. Swimlane Merupakan suatu bentuk persegi yang merepresentasikan aktivitas-aktivitas yang diselesaikan setiap agen. 2. Synchronization bar Merupakan notasi yang berfungsi memisahkan (split) atau menyatukan (join) urutan jalur aktivitas. 3. Starting activity (Pseudo) Merupakan notasi yang menunjukkan dimulainya suatu aktivitas. 4. Transition arrow

12 18 Merupakan notasi berupa anak panah yang mendeskripsikan arah perpindahan dari suatu aktivitas. 5. Activity Merupakan notasi yang mendeskripsikan aktivitasaktivitas. 6. Ending Activity (Pseudo) Merupakan notasi yang menunjukkan diakhirinya suatu aktivitas. 7. Decision Activity Merupakan notasi yang mendeskripsikan kondisi dari suatu aktivitas. Gambar 2.1 : Activity Diagram Symbols Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (20010: p142)

13 19 Gambar 2.2 : Activity Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p143) Event Table Event menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p162) adalah sesuatu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang dapat digambarkan dan berharga untuk diingat. Event terbagi dalam 3 tipe, yaitu: 1. External event Event yang terjadi diluar sistem, biasanya dimulai oleh external agent. External agent adalah orang atau unit organisasi yang menyediakan atau menerima data dari sistem, tetapi belum tentu mereka adalah pengguna sistem. Contoh dari external event adalah pelanggan melakukan pemesanan. Pelanggan menggambarkan external agent, dan melakukan pemesanan adalah kegiatan yang mempengaruhi sistem.

14 20 2. Temporal event Event yang terjadi akibat dari tercapainya suatu titik waktu tertentu. Sistem akan menghasilkan output yang dibutuhkan tanpa harus diperintah. Dengan kata lain, external agent tidak membuat permintaan, tetapi sistem harus menghasilkan informasi atau output yang dibutuhkan ketika informasi tersebut dibutuhkan. Contoh dari temporal event adalah sistem penjualan yang menghasilkan laporan penjualan bulanan, dengan event berupa saat untuk menghasilkan laporan penjualan. 3. State event Event yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem sehingga memicu adanya kebutuhan untuk pemrosesan. Sebagai contoh, jika stok persediaan berada dibawah reorder point, maka state event yang dihasilkan dapat berupa telah mencapai reorder point. ' Dalam pengembangan sistem, event-event yang ada di dalam sistem perlu diketahui dalam rangka merespon permintaan pengguna. Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p168), event table merupakan katalog dari use case yang mendaftar event-event ke dalam baris-baris dan informasi mengenai setiap event ke dalam kolom-kolom. Informasi yang ditampilkan dalam event table terdiri dari: 1. Event: peristiwa yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu. 2. Trigger: sinyal yang memberitahu sistem bahwa peristiwa telah terjadi karena adanya data yang harus diproses atau karena suatu titik waktu tertentu. 3. Source: pihak external agent memberikan data ke dalam sistem. 4. Use Case: apa yang dilakukan sistem ketika peristiwa terjadi. 5. Response: output yang dihasilkan sistem.

15 21 6. Destination: external agent menerima data dari sistem. Gambar 2.3: Event Table Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p169) Use Case Diagram Use case menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p160) adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem berupa respon terhadap permintaan pengguna. Use case merepresentasikan pendekatan visual yang dapat digunakan dalam proses pemodelan dalam pengembangan sistem. Gambar 2.4: Use Case Notation Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p243)

16 22 Gambar 2.5: Use Case Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p244) Penggambaran use case diagram menggunakan beberapa simbol atau lambang untuk melambangkan setiap pengguna dan hal-hal yang dilakukan sistem untuk merespon permintaan pengguna atas sistem Use Case Description Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:p171) menjelaskan Use Case Description sebagai penjelasan secara terperinci mengenai proses dari suatu use case. Perbedaan Use Case Description terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Brief Description Penggunaan brief description diperuntukkan bagi use case yang sangat sederhana dan sistem yang dikembangkan berskala kecil.

17 23 Gambar 2.6: Brief Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p172) 2. Intermediate Description Merupakan pengembangan dari brief description untuk menggambarkan aliran aktivitas internal dari sebuah use case. Penggunaan eksepsi atau exception dapat didokumentansi bila dibutuhkan. Gambar 2.7: Intermediate Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p172) 3. Fully Developed Description Merupakan metode formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan suatu use case.

18 24 Gambar 2.8: Fully Developed Description Use Case Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p174) Domain Model Class Diagram Domain model class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p187) adalah sebuah diagram UML yang merepresentasikan semua pekerjaan user, kelaskelas problem domain, atribut, serta hubungan antar kelas. Dalam suatu class diagram, sebuah class digambarkan berbentuk kotak. Kotak tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu pada bagian atas diberi nama kelas, pada bagian tengah diberi atribut-atribut dari kelas, dan pada bagian bawah

19 25 diberi method. Hubungan atau asosiasi antar class digambarkan dengan garis penghubung antar class. Gambar 2.9: UML Domain Class Symbol with names and attributes Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p187) Gambar 2.10: Domain Model Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p188) Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis penghubung yang disebut multiplicity of association, yang dapat dibedakan menjadi enam jenis dalam gambar sebagai berikut:

20 26 Gambar 2.11: Multiplicity of Association Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p188) Dalam class diagram, Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p189) menjelaskan apabila terdapat karakteristik class yang sama digunakan hierarki yang berguna untuk menyusun class dimulai dari karakteristik umum sampai dengan khusus. Class yang memiliki karakteristik umum dikenal sebagai superclass, sedangkan class yang memiliki karakteristik khusus dikenal sebagai subclass. Adapun penurunan karakteristik atau inheritance dapat diterapkan apabila karakteristik suatu superclass dimiliki oleh suatu subclass. Ada dua hierarki dalam notasi class diagram, yaitu: 1. Generalization/specialization notation Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengkategorian jenisjenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan, jeep, dan sebagainya. Generalization/specialization hierarchy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi khusus.

21 27 Gambar 2.12: Generalization/Specialization Hierarchy Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p190) 2. Whole-part hierarchy notation Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah obyek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-part hierarchies, yaitu: a. Aggregation Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-bagian tersebut dapat berdiri sendiri secara terpisah.

22 28 Gambar 2.13: Whole-part Hierarchy (Aggregation) Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p191) b. Composition Composition digunakan untuk menggambarkan hubungan keterikatan yang lebih kuat, dimana tiaptiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah System Sequence Diagram System Sequence diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p242) adalah suatu diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia luar yang direpresentsikan oleh actor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai object tunggal yang dinamakan dengan :System. System sequence diagram digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario.

23 29 Penggunaan notasi dalam sequence diagram terdiri dari: 1. Lifeline Merupakan garis vertical yang dibentuk untuk menunjukkan waktu hidup dari sebuah obyek. 2. Object Merupakan simbol yang merepresentasikan pengguna sistem atau sistem yang telah terotomatisasi. 3. Input message Merupakan garis horizontal yang menunjukkan pesan masuk dari pengguna. 4. Output message Merupakan garis putus-putus horizontal yang menunjukkan hasil dari pesan yang dimasukkan oleh pengguna. Gambar 2.14: System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p253)

24 30 Gambar 2.15: System Sequence Diagram for Repeating message Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:p 254) State Machine Diagram State Machine Diagram merupakan dokumentasi atas state dan transition. State menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p260) merupakan sebuah kondisi dalam masa aktif sebuah objek ketika objek tersebut memenuhi sebuah kriteria, melakukan sebuah aksi atau menunggu sebuah event. Transition menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010, p260) merupakan perubahan sebuah state objek ke state lain.

25 31 Notasi dalam State Machine Diagram: 1. Pseudostate Merupakan awal dari State Machine Diagram berbentuk titik hitam 2. Origin State Merupakan state awal dari sebuah objek 3. Destination State Merupakan state yang dituju dari sebuah objek 4. Message Event Merupakan trigger dari sebuah transition Gambar 2.16: Simple State Machine Diagram untuk printer Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:p 261) First-Cut Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010 : p413), First-cut class diagram adalah perkembangan dari domain class diagram melalui dua tahap, yaitu dengan mendeskripsikan atribut dengan tipe dan nilai awal dan menambahkan navigation visibility arrows, yang merupakan arah untuk menunjukkan kemampuan suatu obyek yang dapat berinteraksi dengan obyek lain.

26 32 Gambar 2.17: First-cut class diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p413) Dalam proses mendesain, penggunaan navigation visibility terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Attribute navigation visibility Terbentuk ketika class mempunyai atribut yang mereferensikan obyek lain.

27 33 Gambar 2.18 : Attribute Navigation Visibility Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p414) 2. Parameter navigation visibility Terbentuk ketika class sesuai dengan parameter yang mereferensikan obyek lain. Parameter tersebut diteruskan melalui method call. Beberapa petunjuk mengenai penetapan navigation visibility adalah: 1. Hubungan One-to-many yang menandakan adanya superior/subordinate relationship. Nagivasi berarah dari superior ke subordinate. Contohnya: dari Order ke OrderItem. 2. Mandatory relationships, dimana obyek di suatu class tidak dapat berdiri tanpa obyek dari class lain. Navigasi berarah dari independen class ke dependen class. Contohnya: dari Inventory ke Inventory Requisition 3. Saat suatu obyek membutuhkan informasi dari obyek lain, maka panah navigasi mengarah kepada obyek yang membutuhkan informasi. 4. Navigation arrows mungkin mengarah kepada dua arah Completed Three-Layer Design Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p451), completed three-layer design sequence diagram merupakan pengembangan dari first-cut sequence diagram dengan menambahkan data access layer.

28 34 Gambar 2.19: Completed Three-Layer Design Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p451) Updated Design Class Diagram Pengembangan design class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p457) dapat dilakukan pada setiap layer, dimana dalam view dan data access layer dilakukan penentuan beberapa class baru. Pada domain layer, class baru yang ditambahkan berfungsi sebagai use case controller. Penambahan method untuk setiap class dalam updated class diagram dapat dilakukan, dimana method tersebut terdiri dari 3 jenis, yaitu:

29 35 1. Constructor methods Merupakan method yang membentuk instance dari suatu obyek. 2. Data get and set methods Merupakan method yang mengambil dan mengubah nilai atribut. 3. Use case specific methods Merupakan method yang mewakili use case yang ada. Gambar 2.20: Updated Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p458)

30 Package Diagram Package diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p459) merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class dari suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer. Package yang digunakan dalam diagram ini digambarkan dengan persegi panjang, sedangkan hubungan antar package digambarkan dengan anak panah bergaris putus-putus (dashed arrow), yang mewakili dependency relationship. Buntut panah terhubung dengan dependent package, sedangkan kepala panah terhubung dengan independent package. Dependency relationship sendiri menggambarkan suatu hubungan antar elemen dalam package diagram, dimana jika terjadi perubahan pada suatu elemen (elemen yang independent), maka elemen lainnya (elemen yang dependent) juga dapat berubah.

31 37 Gambar 2.21: Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p459) User Interface User interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p531) pada dasarnya memiliki input dan output serta melibatkan pengguna sistem secara langsung. Aspek-aspek yang terkait dengan user interface meliputi semua hal yang digunakan pengguna saat menggunakan sistem tersebut, baik dari segi fisik, persepsi, maupun konseptual. Berikut adalah penjelasan aspek-aspek tersebut:

32 38 1. Aspek fisik Meliputi perangkat-perangkat yang dapat disentuh oleh pengguna seperti keyboard, mouse, touch screen, dan lain sebagainya. 2. Aspek persepsi Meliputi hal-hal yang dapat dicakup oleh indera manusia seperti penglihatan (garis, angka, kata-kata, bentuk), pendengaran (suara notifikasi dari sistem), atau penyentuhan oleh pengguna (menggunakan mouse untuk mengakses tombol-tombol di layar). 3. Aspek konseptual Meliputi hal-hal yang diketahui pengguna mengenai penggunaan sistem, operasi yang dapat dilaksanakan, serta prosedur yang diikuti agar operasi yang dilakukan berjalan dengan baik. Beberapa organisasi pengembangan sistem menggunakan interface design standards, yaitu aturan dan prinsip-prinsip umum yang harus diikuti dalam mengembangkan sistem. Standar perancangan membantu untuk memastikan bahwa semua user interface berjalan dengan baik dan semua sistem yang dikembangkan oleh organisasi memiliki rasa dan tampilan yang sama. Dalam jurnalnya yang berjudul The SCUFF Principles for Developing User Interface for Ambient Computer System Rich Picking mengemukakan Delapan prinsip yang dapat diterapkan pada interactive system yang disebut dengan Eight Golden Rules menurut Ben Shneiderman yaitu: 1. Usahakan untuk konsisten (strive for consistency). Sistem harus konsisten dalam menentukan nama dan letak menu items, ukuran dan bentuk icon, urutan tugas, serta bagaimana informasi diatur dalam suatu form.

33 39 2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable frequent users to use shortcuts). Shortcut digunakan untuk mengurangi jumlah interaksi untuk tugas yang dijalankan, sehingga pengguna dapat menghemat waktu. Selain itu, perancang harus menyediakan fasilitas macro bagi pengguna untuk membuat shortcut mereka sendiri. 3. Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative feedback). Umpan balik yang berupa konfirmasi dari sistem sangat penting bagi pengguna sistem, terutama bagi mereka yang bekerja dengan menggunakan sistem sepanjang hari. Contohnya, ketika pengguna ingin menghapus suatu data makan akan muncul dialog box untuk memastikan apakah pengguna sudah yakin data tersebut benar-benar ingin dihapus atau tidak. Akan tetapi, sebaiknya sistem juga tidak memperlambat pekerjaan pengguna sistem dengan menampilkan terlalu banyak dialog box, dimana pengguna harus merespon tiap dialog box. 4. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design dialogs to yield closure). Untuk setiap dialog dengan sistem harus diorganisasikan dengan urutan yang jelas, yaitu dari awal, tengah, dan akhir agar pengguna dapat mempersiapkan dirinya untuk fokus ke tindakan berikutnya. 5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer simple error handling). Saat sistem menemukan sebuah kesalahan, pesan kesalahan harus menegaskan secara spesifik apa yang salah dan menjelaskan bagaimana cara untuk menanganinya. Pesan kesalahan juga tidak boleh menghakimi pengguna. Selain itu sistem harus bisa

34 40 mengatasi kesalahan dengan mudah, contohnya jika pengguna memasukkan ID pelanggan yang salah, maka sistem akan memberitahukan kepada pengguna dan meletakkan kursor pada textbox ID pelanggan yang berisi angka yang telah dimasukkan sebelumnya dan siap untuk diubah. 6. Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan mudah (permit easy reversal of actions). Salah satu cara untuk menghindari kesalahan, sebagaimana user menyadari telah melakukan kesalahan, user dapat membatalkan tindakan yang sedang dijalankan dan kembali ke tindakan sebelumya. 7. Mendukung tempat pengendalian internal (support internal locus of control). Sistem harus membuat user merasa bahwa mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan dan bukan sistem yang mengontrol mereka. 8. Mengurangi muatan memori jangka pendek (reducing short-term memory load). Rancangan yang terlalu rumit dan terlalu banyaknya form dapat menjadi beban bagi ingatan pengguna Deployment Environment and Application Architecture Deployment environment mempunyai komponen hardware, software, dan networking yang membuat suatu sistem dapat berjalan. Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p291) membagi deployment environment tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Single Computer Architecture Merupakan sistem komputer yang menjalankan software secara tunggal. Adapun sistem informai yang dijalankan

35 41 pada arsitektur ini mudah dirancang, dibangun, dioperasikan dan dikelola. Gambar 2.22: Single Computer Architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:p 341) 2. Multitier Computer Architecture Merupakan tipe arsitektur yang mengeksekusi suatu proses dalam beberapa komputer. Arsitektur ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Clustered Architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan beberapa computer dengan model dan produksi yang sama. b. Multicomputer Architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan beberapa computer dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Deployment architecture terbagi menjadi dua bagian menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p341), yaitu: 1. Centralized Architecture Merupakan arsitektur yang mendeskripsikan penyebaran sistem komputer pada suatu lokasi. Arsitektur ini umumnya digunakan untuk proses aplikasi berskala besar, seperti real-time application. 2. Distributed Architecture

36 42 Merupakan arsitektur yang mendeskripsikan penyebaran sistem komputer pada beberapa lokasi dengan menggunakan jaringan komputer. Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p342) membagi software architecture ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Client/server architecture Arsitektur ini membagi software ke dalam dua bagian, yaitu client dan server. Server berfungsi sebagai alat untuk mengolah sumber informasi, sedangkan client berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dengan server untuk memenuhi permintaan sumber daya. 2. Three-layer client/server architecture Arsitektur ini merupakan pengembangan dari arsitektur client/server yang terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu: a. Data layer Merupakan lapisan untuk mengatur penyimpanan data pada suatu database. b. Business logic layer Merupakan lapisan yang mengimplementasikan aturan dan prosedur dari suatu proses bisnis. c. View layer Merupakan lapisan yang menerima input dan menampilkan output sebagai hasil dari proses yang berjalan. Gambar 2.23: Three-layer architecture Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: p345)

37 Kerangka Berpikir Setelah melakukan analisis yang sedang berjalan, namun ditemukan masalah. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan solusi penyelesaian dengan cara membuat perancangan sistem baru dan kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Dalam menentukan langkah-langkah tersebut, maka dibuat kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut :

38 44 KERANGKA BERPIKIR FASE PERANCANGAN Penentuan Awal: 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Ruang Lingkup 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5. Metodologi Penelitian 6. Sistematika Penulisan Metodologi Penelitian: 1. Studi Lapangan, terdiri dari: - Wawancara - Observasi - Prosedur Analitis 2. Studi Kepustakaan 3. Metode Analisis dan Perancangan Data-data yang dibutuhkan dalam melakukan analisis: 1. Profil perushaan 2. Struktur organisasi beserta tugas dan wewenang 3. Prosedur sistem yang sedang berjalan FASE ANALISIS YANG BERJALAN Teori yang digunakan: 1. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan 2. Object-Oriented Analysis and Design atau OOAD Metode Analisa dengan menggunakan Activity Diagram Identifikasi masalah pada sistem yang berjalan Rekomendasi solusi terhadap permasalahan yang ditemukan FASE DESAIN YANG DIUSULKAN Analisis dan identifikasi kebutuhan untuk sistem yang baru Peracangan dengan OOAD berdasarkan dengan pendekatan Modelling and Requirements Discipline dan Design discipline: 1. Inception : - Tahap awal 2. Elaboration : - Activity Diagram - Use Case Diagram - Use Case Description - Domain Class Diagram - First-Cut Class Diagram - Multilayer Sequence Diagram - Updated Class Diagram - Package Diagram 3. Construction : - Data Structure - User Interface Pembuatan sistem dengan bahasa pemrograman dan Database SQL Server SIMPULAN DAN SARAN Gambar 2.24 : Kerangka Berpikir

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Distribusi Distribusi dari barang mengacu pada hubungan yang ada diantara titik produksi dan pelanggan akhir, yang sering terdiri dari beberapa jenis inventory yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O`Brien (2005: 29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2006:4), sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Pengertian Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney & Steinbart (2014:3), sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2006:5) sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Analisis Darminto dan Julianty (2002: 52) mengatakan bahwa Analisis adalah penguraian suatu pokok atas sebagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin sengit. Konsumen juga semakin cerdas dalam memilih produk atau jasa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat dimana kaitan yang erat ini tercermin dalam pengunaan istilah informasi akuntansi yang

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kendaraan Bermotor Secara umum pengertian tentang kendaraan bermotor adalah semua jenis kendaraan dimana sistem geraknya menggunakan peralatan teknik atau mesin. Fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem dapat beroperasi dalam suatu lingkungan, jika terdapat unsur unsur yang ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sistem informasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu kegiatan operasionalnya dan membantu perusahaan dalam mengambil sebuah keputusan atas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2013 : 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Gelinas dan Dull (2012:19), Ada beberapa karakteristik informasi yang berkualitas, yaitu: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2015:3), sistem adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien, James A. dan George M. Marakas (2010: 26) sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri lebih dari satu elemen atau komponen yang saling terhubung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar/ umum Dalam teori-teori ini berisikan berisikan pengertian dari data, quality, service, data quality, data quality service (DQS), data warehouse, serta perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

2 BAB 2 LANDASAN TEORI

2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Mengembangkan sebuah sistem informasi tidak hanya dengan membuat sebuah program. Sistem informasi dikembangkan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada perusahaan.menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Gelinas dan Dull (2011 : 11) Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling bergantung yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Dalam melaksanakan analisis dan perancangan sistem informasi pada PT. Roda Hammerindo Jaya, maka dibutuhkan pemahaman yang baik tentang sistem informasi dan akuntansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011: 5), sistem merupakan kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer

53 Gambar 4. 1 Proses Bisnis sistem yang sedang berjalan Keterangan: 1. Peminjam wajib menyerahkan kwitansi atau bukti transaksi. 2. Staff admin memer BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011:4), sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang melayani tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi

BAB 2 LANDASAN TEORI Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PEMBUATAN SISTEM INFORMASI DENGAN ANALISIS DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK Dewan Pelawi Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Gambar 1.1. User Interface ATM

Gambar 1.1. User Interface ATM 1 Sebuah bank lokal bermaksud untuk menginstal mesin teller otomatis baru (ATM) untuk memungkinkan pengguna (yaitu, Nasabah bank) untuk melakukan transaksi keuangan dasar (Gambar 1.1). Setiap user dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Gellinas dan Dull (2010: 111), sistem adalah sekelompok elemen yang bergantung satu sama lain yang bersama-sama mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini, perusahaan-perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan usahanya. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Stair dan Reynold (2010: 8), mengemukakan bahwa Sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa ini, seluruh kegiatan perusahaan ingin dilakukan dengan serba cepat, hal tersebut menuntut perusahaan untuk mengimbangi dengan teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011: 5), sistem merupakan kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bin Packing Problem Menurut Wu, Li, Goh, & Souza (2009, p. 2), memasukkan kemasan barang ke dalam suatu tempat merupakan suatu material handling yang penting dalam manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Adapun analisis sistem akan dilakukan pada bagian gudang ruang lingkup kegiatannya diantaranya adalah melakukan pemesanan barang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Sistem merupakan salah satu yang terpenting dalam sebuah perusahaan yang dapat membentuk kegiatan usaha untuk mencapai kemajuan dan target yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. simulasi penyelesaian rubix cube ini adalah sebagai berikut. 1. Processor: Intel (R) Pentium (R) 4 CPU 1.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. simulasi penyelesaian rubix cube ini adalah sebagai berikut. 1. Processor: Intel (R) Pentium (R) 4 CPU 1. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Spesifikasi sistem komputer yang digunakan untuk menjalankan program simulasi penyelesaian rubix cube ini adalah sebagai berikut. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Utama 2.1.1 UMKM Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. menrima input dan menghasilkan output dalam suatu organisasi. untuk mencapai tujuan tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Secara umum, sistem mempunyai definisi yang sama. Pendapat dari O Brien (2005, p8), sistem adalah sekumpulan dari komponen yang saling berhubungan

Lebih terperinci

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238)

G Guard condition, uji coba true/false untuk mengetahui apakah transition dapat dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:238) GLOSSARY A Action expression, sebuah deskripsi tentang aktivitas yang akan dilakukan. (Satzinger, Jackson, & Burd, 2005:239) Activation lifeline, persegi vertikal pada sequence diagram yang mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian, dan hal-hal yang penting dalam BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Database 2.1.1.1 Pengertian Data Menurut Whitten, Bentley, dan Dittman (2004, p23), pengertian dari data adalah fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian,

Lebih terperinci

Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi

Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi Selama tahap analisis, Perancang Sistem memusatkan perhatian pada pemahaman kepada Requirements Document untuk menghasilkan sebuah spesifikasi tingkat tinggi yang menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa Jasa (service) merupakan suatu atau serangkaian aktivitas yang tidak berwujud dan yang biasanya, tidak selalu, berhubungan dengan interaksi antara customer (pelanggan) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk menyediakan sumber daya informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan up to date. Sistem

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server

ABSTRAK. Kata kunci : penjualan, pembelian, aplikasi desktop, C#, Microsoft SQL. Server ABSTRAK Saat ini pengolahan data di Es Lilin Kita-kita belum menggunakan sistem informasi sehingga menimbulkan banyaknya kesalahan dalam pencatatan data. Berangkat dari permasalah tersebut, akan dibuat

Lebih terperinci

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode

Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-27 Gambar L.37 Form Print Laporan Absensi Harian Gambar L.38 Form Print Laporan Absensi Periode L-28 Gambar L.39 Form Menu Utama Transaksi Finance Gambar L.40 Form Kenaikan Gaji L-29 Gambar L.41 Form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Fungsi dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan yang bermanfaat bagi para pemakainya.

Lebih terperinci