BAB III SIMULASI GAME YANG MENJADI METODE PEMBELAJARAN DI KAMPOENG PINUS SARANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III SIMULASI GAME YANG MENJADI METODE PEMBELAJARAN DI KAMPOENG PINUS SARANGAN"

Transkripsi

1 43 BAB III SIMULASI GAME YANG MENJADI METODE PEMBELAJARAN DI KAMPOENG PINUS SARANGAN A. Jenis-Jenis Game Untuk Metode Pembelajaran 1. Ice Breaking Aram Zam-Zam Gambar 25 Ice Breaking Aram Zam-Zam Kampoeng Pinus Sarangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Ice Breaking Aram Zam-Zam merupakan kegiatan yang dapat mencairkan suasana antara sesama peserta outbound di Kampoeng Pinus Sarangan. Ice Breaking ini merupakan tradisi khusus sebelum permainan dimulai di Kampoeng Pinus Sarangan. Ice Breaking ini juga pernah digunakan oleh perusahaan BRI Trenggalek, Lapas kelas 1 Madiun. Tujuannya untuk dapat mengakrabkan diri dengna teman, mencairkan suasana, membangun interaksi peserta dengan fasilitator dan gerakan ini memberikan semangat pada saat permainan dimulai.petunjuk game ini adalah dengan cara membuat formasi menirukan tiga macam gerakan tarian aram zam-zam. Pertama menyemangati dirinya sendiri. Kedua menyemangati rekannya di sebelah kanan. Ketiga menyemangati rekannya di sebelah kiri.

2 44 Peraturan game Ice Breaking aram zam-zam ini adalah dengan cara membuat lingkaran besar sampai bahu bersentuhan, tanpa bergandeng tangan, mengikuti perintah fasilitator (Handbook Ice Breaking Games: 2013). 2. Game Tanpa Properti Tugu Pancoran Gambar 26 Game Tugu Pancoran Kampoeng Pinus Sarangan Sumber: Dokumentasi Kampoeng Pinus Sarangan, 2016 Game Tugu Pancoran merupakan game di Kampoeng Pinus Sarangan yang tidak menggunakan properti. Game ini dilakukan disaat sesudah permainan Ice Breaking Aram Zam-Zam. Game ini pernah digunakan oleh sumber daya aparatur pengelola kepegawaian di Kabupaten Kediri. Tujuan game ini adalah untuk membangun rasa percaya diri. Melatih konsentrasi, kekompakan, antusias dan mau mengambil risiko. Game ini dilakukan dengan cara peserta membuat lingkaran besar dalam kelompok besar, tanpa berpegangan tangan. perturan game tugu pancoran ini adalah dengan cara membuat lingkaran besar sampai bahu

3 45 bersentuhan, tanpa bergandeng tangan, mengikuti perintah fasilitator, mau menerima risiko (Handbook Ice Breaking Games: 2013). Petunjuk game ini adalah Pertama Patung Slame Riyadi caranya para peserta mendengarkan dan menirukan instruksi dari fasilitator dengan membunyikan kata ( dooor!). Kenapa demikian, tim fasilitator outbound menjelaskan sedikit tentang patung yang ada di kota solo, yaitu patung Slamet Riyadi yang sedang membawa senjata lalu menirukan suara ( dooor!).gerakan yang kedua adalah menari formasinya adalah peserta outbound mencari pasangannya dua orang lalu mengajaknya menari Gerakan yang ketiga yaitu Susu Sapi yaitu formasinya adalah peserta outbound mencari pasangannya tiga orang lalu membuat formasi satu orang berdiri sambil mengacungkan jari ke bawah, kedua lainnya jongkok dan seperti sambil memeras tangan orang yang berdiri tersebut. Gerakan yang keempat adalah Bunga Matahari formasinya yaitu peserta mencari pasangan empat orang membuat formasi seperti bunga matahari. Caranya saling berpegangan tangan membentuk lingkaran Gerakan kuncup-mekar-kuncup-mekar (Handbook Ice Breaking Games: 2013). Gerakan yang kelima adalah Air Mancur yaitu formasinya adalah peserta outbound mencari pasangan lima orang dengan membuat formasi air mancur. Caranya, empat orang membuat formasi lingkaran dan satu orang berada ditengah. Kemudian yang tengah posisinya naik turun berdiri dan jongkok (Handbook Ice Breaking Games: 2013).

4 46 3. Puzzle Gambar 27 Game Puzzle Kampoeng Pinus Sarangan Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016 Game puzzle merupakan game yang menggunakan alat dengan bahan triplek yang memiliki potongan persegi, segitiga dan trapesium yang pernah dilakukan oleh beberapa instansi seperti dosen serta karyawan UMY Fakultas Pertanian, BKD Kabupaten Pacitan, SMP Ar-Rahman Magetan dll. Tujuan dari permainan puzzle ini adalah membangun rasa saling percaya kepada sesama teman, kerjasama regu, komunikasi yang efektif, rasa percaya diri, ketelitian, kesabaran (Handbook Ice Breaking Games: 2013). Peraturan game ini adalah peserta dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Dengan menggunakan Peralatan potongan Puzzle yang membentuk persegi. Petunjuk permainan ini adalah pertama peserta outbound membuat persegi tanpa menggunakan kotak. Kedua tidak boleh bertumpuk. Ketiga tidak boleh dihilangkan ataupun dipatahkan (Handbook Ice Breaking Games: 2013).

5 47 4. Alcatras Gambar 28 Alcatras Kampoeng Pinus Sarangan Sumber: Dokumentasi Kampoeng Pinus Sarangan, 2016 Game Alcatras merupakan game antar tim yang pernah dimainkan oleh beberapa instansi seperti MTS atau MAN di kota Magetan, SMKN 1 Surakarta. Tujuan game ini adalah melatih komunikasi, strategi dalam kelompok dan kekompakan. Dengan total peserta membuat lima sampai sepuluh orang. Peralatan game ini meliputi terpal alcatras, kunci alcatras. Petunjuk game ini adalah pertama hanya boleh melewati alcatras oleh satu-satu orang saja. Kedua diarahkan dengan pengawas didepannya dan jika menginjak garis silang yang tidak diketahui, maka pengawas akan mengucap kata ( dooor! ) dan berlari lagi ke arah belakang jika salah (Handbook Ice Breaking Games: 2013).

6 48 5. Flying Fox Gambar 29 Flying Fox Kampoeng Pinus Sarangan Sumber: Dokumentasi Kampoeng Pinus Sarangan, 2016 Flying fox adalah permainan individu (Dalam konteks per-kelompok) yang tujuan adalah untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri, keberanian dalam mengambil resiko. Dengan menggunakan peralatan seperti harness, cowstail, slingpad atau herolope, pulley, carabiner, helm,sarung tangan kulit. Pemasangan alat: tali luncur dipasang pada tanah yang miring (tebing) atau juga dari atas sebuah pohon. Pada ujung tali bagian bawah dipasang carabiner dan webbing untuk alat bantu rem (bisa juga ban luar scouter atau vespa). Togle disiapkan dititik start pada tempat yang lebih tinggi. Bila tali dipasang di atas pohon harus juga disiapkan tangga untuk naik dan cowtil untuk mengamankan peserta.petunjuk permainan ini adalah Saat peserta datang ke area flying fox, tali tubuh harus sudah terpasang. Peserta diminta untuk melakukan peluncuran dengan menggunakan alat bantu togle. Sarung tangan sudah siap terpasang sebelum peluncuran dilakukan. Sling dan carabiner menjadi alat

7 49 bantu yang terkait pada togle. Setelah semua siap dicek kembali peralatannya (Handbook Ice Breaking Games: 2013). B. Peran Fasilitator a. Peran Fasilitator Peran fasilitator mempunyai tugasnya utama yaitu membantu, membimbing dan mengarahkan peserta untuk mencapai sasaran dan melaksanakan konsep pendidikan dan pelatihan yang ditentukan berdasarkan kemampuan dan usaha peserta. Fasilitator bekerja di bawah pengarahan dan pengawasan Course Directoratau yang ditunjuk untuk mewakilinya. Fasilitator bertanggung jawab langsung pada kelompok peserta dengan waktu yang telah ditentukan (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). b. Tugas spesifik seorang fasilitator Tugas spesifik seorang fasilitator yaitu berpartisipasi dalam orientasi persiapan kegiatan outbound, menentukan jumlah kebutuhan peralatan, menjamin keselamatan seluruh peserta selama kegiatan, mengikuti desain program yang telah digariskan oleh Course Director. Seorang fasilitator harus mampu menghidupkan semangat belajar peserta dan serta mendekatkan para peserta melalui wawancara, mengajaknya berdiskusi dan berbagi pengalaman. Seorang fasilitator harus dapat berpartisipasi aktif dalam debriefing kelompok dan evaluasi tim program, serta menunjukan prestasi yang optimal yang dimiliki oleh seorang fasilitator (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014).

8 50 c. Fungsi Leadership Fasilitator : Berikut ini adalah fungsi leadership yang harus dimiliki seorang fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan seperti: 1. Batasan Batasan seorang Fasilitator yaitu membatasi keamanan tetapi fleksibel, menantang tetapi tidak berlebihan, merangsang berpikir tetapi tetap fun, fokus tapi juga ada perbedaan, terencana tapi tidak kaku. Fasilitator juga harus dapat mengatur kecepatan proses belajar mengajarnya, serta memonitor kegiatan atau diskusi. Membangun dan menjaga lingkungan yang kondusif (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). 2. Kepercayaan Kepercayaan menjadi seorang leadership fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan adalah dapat membangun dan memperlihatkan rasa percaya, keterbukaan dan kejujuran serta membutuhkan komunikasi, berbagi ide dan pendapat. Tanpa adanya kepercayaan kelompok tidak dapat mencapai target tertinggi tanpa rasa komitmen yang kuat (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). 3. Energi : Energi seorang leadership fasilitator adalah seorang fasilitator harus menjaga momentum untuk lingkungan yang menyenangkan. Menjaga keseimbangan antara aksi dan diskusi, pengalaman dan belajar. Serta harus pandai memberikan energi yang menarik kepada peserta atau membiarkan peserta mengeluarkan energinya (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014).

9 51 4. Arti Maksud dari arti adalah seorang leadership fasilitator harus mampu menerjemahkan kegiatan ke dalam nilai nilai kehidupan di tempat kerja atau dunia realitasnya. Fasilitator juga harus pandai memilih pertanyaanpertanyaan dan merangkumnya (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). 5. Berbagi tanggung jawab Seorang leadership fasilitator harus berbagi tanggung jawab, energi, komitmen, kepercayaan dengan peserta untuk mencapai proses kemandirian dan keberhasilan (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). d. Leadership Style Fasilitator Leadership style fasilitator atau gaya kepemimpinan seseorang fasilitator sangat berpengaruh terhadap suksesnya kegiatan dan program di Kampoeng Pinus Sarangan. Tetapi akan menjadi masalah apabila setiap orang melakukan respon yang berbeda, padahal hal tersebut banyak berpengaruh terhadap tingkat pengalaman peserta (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). Berikut ini adalah gaya kepemimpinan seorang fasilitator: 1. Fun dan Humor Fun dan humor merupakan gaya fasilitator yang wajib dimiliki oleh seorang fasilitator yang ada di Kampoeng Pinus Sarangan seperti memiliki rasa senang dengan senyum tawa dan rasa bebas serta percaya untuk berinteraksi. Humor merupakan bentuk kedekatan dengan canda, gurauan atau cerita-cerita lucu. Hal ini akan membuat suasana menjadi menyenangkan dan dapat

10 52 mencairkan suasana outbound. Seperti melakukan improviasi dengan para peserta outbound misalkan mengejeknya. 2. Imajinasi Khayalan atau imajinasi merupakan gaya seorang fasilitator yang harus bisa dimiliki fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan seperti mengajak peserta untuk masuk dalam perilaku dan pikiran yang dibentuk fasilitator ke arah tujuan kegiatan. 3. Kelucuan dan Keseriusan Kelucuan dan keseriusan merupakan gaya seorang fasilitator yang harus dimiliki oleh seorang fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan seperti Bapak munfaat dan Bapak nanang. Menggunakan ilustrasi tentang bagaimana kejadian dikegiatan yang sedang berlangung membuat bahan tawa dan gurauan dan saat itulah fasilitator kembali memulai untuk mengarahkan pada posisi serius pada batasan atau aturan safety discount contract. 4. Spontanitas Spontanitas gaya fasilitator juga merupakan kemampuan bereaksi spontan terhadap game atau kegiatan yang reaksinya tanpa bisa diduga. Jadi seorang fasiliator spontanitas tersebut akan didapatkan berdasarkan latihan dan pengalaman serta banyak pikiran yang bisa cepat digunakan. 5. Mengarahkan dan memberdayakan Mengarahkan dan memberdayakan. perbedaannya adalah soal perhatian pada safety dan kecepatan responnya. Mengarahkan cenderung menanamkan cara-cara atau nilai-nilai kerja, perilaku untuk meraih sukses dan peserta tidak akan banyak kemampuan yang perlu ditingkatkan. Memberdayakan

11 53 cenderung hanya melihat moment teaching atau learning untuk memberikan pemicu agar terbuka kemudian peserta melanjutkan prosesnya. Dibutuhkan kemampuan observasi dan analisis serta cara yang tepat dan momen yang pas oleh seorang fasilitator yang ada di Kampoeng Pinus Sarangan. 6. Kompetensi dan Kontrol Kompetensi dan kontrol penting untuk memperlihatkan pengetahuan, kemampuan dan kepercayaan diri terhadap peserta. karena meningkatkan kepercayaan dan ikatan emosionil bagi peserta untuk tetap pada kontrol dalam keamanan. Seorang fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan tugasnya adalah menjadi orang pertama yang melakukan dengan baik dikegiatan games, initiative, trust stunt atau ropes course. Berguna untuk dapat mengalirkan energi positif kepada peserta kelompok utamanya. 7. Sekuen Sekuen adalah seni, formulanya adalah perasaan, intuisi, analisis dan pengetahuan. Fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan harus bisa memilih kegiatan yang cocok, tepat, kapan berganti kegiatan, kapan menyudahi kegiatan atau diskusi. Berkomunikasi yang baik antar fasilitator lain agar ketika kegiatan tersebut bergantian atau sudah selesai tidak bertumpukan. C. Cara Menyusun Konsep Program Wisata Edukasi Outbound di Kampoeng Pinus Sarangan Cara menyusun konsep program wisata edukasi outbound di Kampoeng Pinus Sarangan

12 54 1. Assess Menilai. Menilai siapakah kelompoknya, mengetahui ketertarikan peserta outbound, sex, usia para peserta outbound ataukah ditugaskan, dikirim atau menginginkan kegiatan tersebut. Tujuan program apa yang ingin dicapai, apakah sama harapan pemimpin karyawan dengan kelompok pesertanya dan apakah tujuannya berlebihan atau berat. Menentukan berapa jumlah peserta apakah jumlah peserta tersebut apakah sesuai dengan tujuan realistis atau tidak. Menentukan lamanya program outbound apakah waktunya mencukupi untuk kegiatan atau tidak. Selanjutnya adalah menentukan tempat yang akan digunakan kegiatan tersebut kegiatan akan dilakukan dikelas atau diluar. Kemudian bagaimana dengan jumlah dan tempat ataukah sesuai dengan kapasitas para peserta serta memberikan alternatif bila cuaca buruk. Sebagai tim fasilitator harus dapat memikirkan serta menanyakan pertimbang lain seperti apakah pernah mengikuti kegiatan sebelumnya dan apakah mereka mengetahui apa yang akan dilakukan (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). 2. Plan atau Perencanaan Plan atau perencanaan memulai dengan merencanakan tempat kegiatan dan ketersedian areal. Jenis kegiatan untuk mentransfer proses pembelajarannya. Merencanakan skenario atau sekuen kegiatan. Membuat alternatif lain apabila cuaca berubah buruk, masalah dengan profil peserta yang mendapat perhatian khusus. Kemudian menentukan waktu dan tempat yang dibutuhkan serta merencanakan jenis dan media kegiatan game, simulasi, presentasi, staf dll (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014).

13 55 3. Prepare atau Persiapan Prepare atau persiapan adalah dengan hanya membayangkan ilustrasi tentang kegiatan yang akan dilakukan, sehingga dapat menambahkan atau mengurangi komponen penilaian yang dibutuhkan (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014). 4. Lead atau Pelaksanaan Lead atau pelaksanaan adalah saat yang dinantikan terlaksananya kegiatan memiliki rasa was-was atau percaya diri sebagai momentum awal team fasilitator di Kampoeng Pinus Sarangan dan harus dapat menimbulkan rasa kepercayaan dari pada peserta (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014 ). 5. Evaluate - Evaluasi Evaluate atau evaluasi adalah memonitor apa yang telah team fasilitator Kampoeng Pinus Sarangan lakukan baik dari sisi negatif maupun yang positif. Seperti mengevaluasi observasi dan perilaku kelompok, menganalisa perilaku untuk menentukan apakah perlu dibuatkan alternatif kegiatan. Menyediakan waktu yang cukup untuk tantangan yang sesuai dan mendiskusikannya (Buku Panduan Experiental Learning Jilid 1: 2014).

14 56 Tabel di bawah ini adalah pedoman itinerary untuk cara menyusun kegiatan pembelajaran di Kampoeng Pinus Sarangan. Mulai dari waktu pelaksanaan program, aktivitas outbound yang akan dilakukan, keterangan kegiatan dan tempat pelaksanaan kegiatan. Tabel 14 Itenerary Kegiatan Outbound di Kampoeng Pinus Sarangan No Time Dur Activity Place Treatment Minggu, 24 februari 2016 Description 1 7:30 8:00 0:30 Peserta tiba di sarangan Rehat snack welcome drink Cafe forest 2 8:00 9:00 1:00 Ice beraking big group, pembagian kelompok (aram zam-zam, higenis dance, tugu pancoran) Perkenalan dengan staff pelatihan, membuka bloking, pembagian kelompok Lapangan bawah 3 9:00 11:00 2: :00 11:40 Pos 1 (shuy buzz, Alcatras, Pazzle kuning) Pos 2 (high rope, pazle kecil) Final game debreaf (opposide) Kemauan untuk berbagi, berkoordinasi, kemauan, mendengarkan dan memperhatikan Meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi hal baru Menyatukan komitmen untuk bekerjasama Lapangan bawah Areahigh rope Lapangan atas Sampai jumpa pada event selanjutnya Contoh Itenerary Kegiatan Outbound di Kampoeng Pinus Sarangan Nb. Peserta dibagi menjadi 2 middle group (4 small group) Sumber: Dokumen Kampoeng Pinus Sarangan, 2016

15 57 D. Pengaruh Wisata Edukasi Terhadap Sumber Daya Manusia Berikut ini adalah beberapa hasil pengaruh wisata edukasi terhadap sumber daya manusia di Kampoeng Pinus Sarangan: 1. RSDS ( Rumah Sakit Dokter Sadiman) madiun Peserta outbound di Rumah Sakit Dokter Sadiman sebanyak 400 0rg. Mereka belajar mengenai pelayanan yang sesungguhnya, sebelumnya karyawan RSDS tidak memberikan pelayanan yang terbaik, seperti mereka tidak senyum, sapa dan salam dengan sesama karyawan ataupun dengan pelanggan tidak ada. Walaupun ada salah satu karyawan baik itu satpam, cleaning service, customer service dll, mereka tidak memberikan pelayanan yang terbaik akhirnya dapat memberikan citra buruk terhadap RSDS sendiri. Setelah mengikuti outbound manajemen training dengan unbloking dalam permainan, karyawan RSDS memiliki perubahan pada dirinya, perubahan itu diperoleh ketika kuncinya adalah membuka diri, ada niatan untuk berbagi serta optimalisasi potensi masing-masing karyawan. Dapat dikatakan bahwa masing-masing karyawan RSDS memiliki perubahan terhadap dirinya, karena berkelanjutan dalam artian bukan melanjutkan kegiatan outbound lagi tetapi adanya monitoring dari tim Kampoeng Pinus Sarangan dengan cara datang memonitoring ke RSDS dan meminta laporan sejauh mana perubahan perkembangan pelayanan di RSDS (Wawancara dengan Nanang Wijayanto selaku fasilitator pada tanggal 1 Juli 2016). 2. KAI DAOP 7 MADIUN KAI DAOP 7 Madiun mereka belajar mengenai prioritas adalah keselamatan penumpang dan kenyamanan penumpang menjadi prioritas mulai dari satpam sampai kepala stasiun memiliki peran yang sangat penting. Tim Kampoeng Pinus

16 58 Sarangan menanamkan slogan kepada penumpang yaitu keselamatan anda adalah prioritas kami. Sebelumnya karyawan DAOP 7 Madiun, seperti cleaning service mereka mereasa minder dengan gaji yang diperoleh dan merasa perannya sebagai cleaning service tidak penting. Dengan adanya Simulasi game puzzle tim fasilitator Kampoeng Pinus Sarangan memberikan motivasi kepada para karyawannya, seperti menjelaskan bagian pada sisi puzzle bahwasanya setiap karyawan memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Seperti petugas palang pintu jika kerja semaunya maka akan dapat membahayakan bagi orang lain, cleaning service jika stasiun terlihat kotor, maka pengunjung akan merasa tidak nyaman. Dengan adanya outbound manajemen training mereka memiliki perubahan pada dirinya, perubahan itu diperoleh ketika kuncinya adalah membuka diri, ada niatan untuk berbagi serta optimalisasi potensi masing-masing karyawan. Mereka sadar bahwa perannya sebagai kepala stasiun sampai cleaning service memiliki peran yang sangat penting dan saling melengkapi antar karyawan lainnya. Dapat dikatakan bahwa masing-masing karyawan KAI DAOP 7 Madiun memiliki perubahan terhadap dirinya, karena berkelanjutan dalam artian bukan melanjutkan kegiatan outbound lagi tetapi adanya monitoring dari tim Kampoeng Pinus Sarangan dengan cara datang memonitoring ke KAI DAOP 7 Madiun dan meminta laporan sejauh mana perubahan perkembangan pada diri karyawannya (Wawancara dengan Nanang Wijayanto selaku fasilitator pada tanggal 1 Juli 2016). 3. Bayu Siswa SMK Panekan Magetan Bayu adalah seorang siswa SMK Panekan Magetan, ketika pada awal masuk di Kampoeng Pinus Sarangan bayu memiliki sifat semaunya sendiri, dia langsung males, cuek, dan berbicara semaunya sendiri dan bersikap seolah-olah di

17 59 lingkungan itu hanyalah dia yang merasa dominan. Ketika mulai ice breaking disuruh mengkondisikan merasa malu untuk melakukan, kemudian tim fasilitator memberikan sebuah komitmen akhirnya dia bisa memahami ternyata apa yg dia anggap merasa menguasai tetapi tidak bisa diaplikasikan ditempat lain, akhirnya dijadikan leader untuk dapat memahami. Ternyata setelah dipaham kenapa sikap bayu cuek, males dan semaunya sendiri itu karena anak muda seperti dia membutuhkan eksistensi dan pengakuan diri, makannya harus dirubah. Dan akhirnya bayu mau melakukan apa yang fasilitator perintah (Wawancara dengan Nanang Wijayanto selaku fasilitator pada tanggal 1 Juli 2016). 4. Dosen UMY Fakultas Pertanian Dosen UMY Fakultas Pertanian mereka pengen bersama-sama, saling bersinergi dalam pekerjaan, dalam pekerjaan berharap menuntut pekerjaan harus profesional, datang tidak boleh terlambat, pekerjaan harus selesai pada jam yang sudah ditentukan. Tetapi mereka tidak memahami latar belakang sumber daya manusianya. Ternyata karyawannya ada yang sedang ada masalah, tidak semangat dalam bekerja dll, maka harus terbuka alasan tersebut dan harus didengar. Dengan adanya outbound manajemen training mereka memiliki perubahan pada dirinya, perubahan itu diperoleh ketika kuncinya adalah membuka diri, ada niatan untuk saling berbagi serta optimalisasi potensi masing-masing karyawan. Ketika ingin bersinergi dengan karyawan lain maka harus terbuka, dengan cara memecah blok dan mendengarkan alasan mereka, maka akan mengetahui latar belakangnya mereka. Dapat dikatakan bahwa masing-masing karyawan memiliki perubahan terhadap dirinya dan memiliki rasa terbuka. Mereka meminta draf kerangka untuk bisa

18 60 diaplikasikan di Fakultas Pertanian UMY, karena berkelanjutan dalam artian bukan melanjutkan kegiatan outbound lagi tetapi adanya monitoring dari tim Kampoeng Pinus Sarangan dengan cara datang memonitoring ke Fakultas Pertanian UMY dan meminta laporan sejauh mana perubahan perkembangan pada diri karyawannya (Wawancara dengan Nanang Wijayanto selaku fasilitator pada tanggal 1 Juli 2016). 5. BPPN (Badan Pelayanan Pembendaharaan Negara) Kab. Madiun Badan pelayanan pembendaharaan negara pada awal masuk karyawan menganggap bahwa pekerjaan bukan tentang hal bermanfaat tetapi adalah tugas masing-masing. Ada yang masih memiliki tugas yang menumpuk, ada yang sudah selesai, yang sudah selesai hanya melihat saja tetapi tidak saling membantu, padahal yang belum selesai pekerjaannya tadi bisa menjadi hambatan. Ada yang bertahun-tahun bekerja tetapi karena ada sistim yang baru mereka merasa susah untuk memulai karena dia berpikir berat. Dengan adanya outbound manajemen training dengan cara memecah bloking dalam permainan mereka memiliki perubahan pada dirinya, perubahan itu diperoleh ketika kuncinya adalah membuka diri, ada niatan untuk saling berbagi serta optimalisasi potensi masing-masing karyawan. Akhirnya tim Kampoeng Pinus Sarangan mencoba mensinergikan mereka, kemudian mereka saling membantu sesuai dengan porsinya, karena satu orang saja yang belum selesai maka akan dapat menganggu pekerjaan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa masing-masing karyawan memiliki perubahan terhadap dirinya dan memiliki saling membantu, dan berkelanjutan dalam artian bukan melanjutkan kegiatan outbound lagi tetapi adanya monitoring dari tim Kampoeng Pinus Sarangan dengan cara datang memonitoring ke BPPN Madiun dan meminta

19 61 laporan sejauh mana perubahan perkembangan pada diri karyawannya (Wawancara dengan Nanang Wijayanto selaku fasilitator pada tanggal 1 Juli 2016).

KEGIATAN WISATA EDUKASI SEBAGAI METODE MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI KAMPOENG PINUS SARANGAN

KEGIATAN WISATA EDUKASI SEBAGAI METODE MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI KAMPOENG PINUS SARANGAN KEGIATAN WISATA EDUKASI SEBAGAI METODE MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DI KAMPOENG PINUS SARANGAN TUGAS AKHIR Diajukan guna untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KAMPOENG PINUS SARANGAN. A. Gambaran Umum Kampoeng Pinus Sarangan

BAB II GAMBARAN UMUM KAMPOENG PINUS SARANGAN. A. Gambaran Umum Kampoeng Pinus Sarangan 12 BAB II GAMBARAN UMUM KAMPOENG PINUS SARANGAN A. Gambaran Umum Kampoeng Pinus Sarangan Kampoeng Pinus Sarangan terletak di Jalan Raya Sarangan-Tawangmangu Km 0,5 Sarangan, Magetan, Jawa Timur. Kampoeng

Lebih terperinci

Nature inspired awareness!!!

Nature inspired awareness!!! Outbound Edukasi adalah kegiatan outdoor yang melatih untuk tidak pantang menyerah, Ketangkasan, kedisiplinan, dan pola berpikir dalam hal yang positif / baik. Karena kegiatan outbound edukasi yang berkonsep

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. B. Tujuan

A. Pendahuluan. B. Tujuan A. Pendahuluan Student Outbound Training Program adalah sebuah program kegiatan outbound yang dirancang khusus untuk anak-anak maupun siswa sekolah, melalui proses pendekatan yang interaktif dan menyenangkan

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. For Client Service Representative: Phone: Website:

A. Pendahuluan. For Client Service Representative: Phone: Website: A. Pendahuluan Corporate and Family Outbound Training adalah sebuah program kegiatan outbound yang dirancang khusus untuk kepentingan dan keperluan perusahaan dalam pengembangan sumber daya manusia baik

Lebih terperinci

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia

Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1

Lebih terperinci

WAWANCARA. Marheni Eka Saputri

WAWANCARA. Marheni Eka Saputri WAWANCARA Marheni Eka Saputri Purpose and Objectives Arti pentingnya wawancara bagi pekerjaan dan perusahaan Mempelajari Jenis Wawancara dan Jenis- Jenis Pertanyaan dalam Wawancara Memahami struktur wawancara

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. For Client Service Representative: Phone: Website:

A. Pendahuluan. For Client Service Representative: Phone: Website: A. Pendahuluan Bio-Scientific Outbound adalah sebuah program kegiatan outbound yang dirancang khusus untuk siswa maupun mahasiswa dalam pembelajaran Biologi khususnya Ekologi / ilmu lingkungan, melalui

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi para pemuda untuk berlari, melompat dan melempar. Permainan dengan bentuk

Lebih terperinci

PAKET TOUR & OUTBOND CIKOLE LEMBANG BANDUNG

PAKET TOUR & OUTBOND CIKOLE LEMBANG BANDUNG PAKET TOUR & OUTBOND CIKOLE LEMBANG BANDUNG Telp.(0231) 205 088 / Fax.(0231) 210 777 1 PAKET TOUR & OUTBOND CIKOLE LEMBANG BANDUNG 1. Nama Paket: Bhinneka Heritage Cikole Lembang Bandung 2. Latar Belakang

Lebih terperinci

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1

SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP PPM MANAJEMEN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SUPERVISORY DEVELOPMENT PROGRAM EFFECTIVE TEAM LEADERSHIP BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI 12/22/2016 1 SASARAN PELATIHAN Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan dapat : 1.Mengembangkan gaya

Lebih terperinci

DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP)

DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP) DODDY FAISAL HUMAINI (CARTENZ HRD GROUP) Tak kenal maka tak sayang DODDY FAISAL HUMAINI Pekerjaan : - Founder & Owner CARTENZ HRD - Founder & Owner PYRAMIDA EDUTRAINING - Founder & Owner LENTERA CAMP TRAWAS

Lebih terperinci

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini

Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Bentuk dan Kombinasi Gerak Dasar Anak Usia dini Berbagai Gerakan Dasar BEBERAPA MACAM GERAKAN DASAR DAN VARIASINYA,YAITU; BERBARING, DUDUK, BERDIRI, BERJALAN, BERLARI, MENDAKI, MELONCAT DAN BERJINGKAT,

Lebih terperinci

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5 Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: /0/06 Organisasi: Facet NL Buckley 98-07 info@facet.com.au 067000 Petunjuk Wawancara Audition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi Asean 2015 (MEA 2015) sudah di depan mata. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi A ini beralamat di Jl. Raya

Lebih terperinci

DALAM KEGIATAN BRIDGING COURSE

DALAM KEGIATAN BRIDGING COURSE PERMAINAN CHARACTER BUILDING DALAM KEGIATAN BRIDGING COURSE SMP NEGERI 1 BOGOR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SIMULASI : 1 : - : 2 orang berpasangan : 5 menit : 1. Mengembangkan rasa percaya diri 2. Mengembangkan

Lebih terperinci

Aktifitas. Materi Program. Luar Ruang (outdoor) dengan dasar: Permainan berstruktur. Skenario yang beralur. Aturan main, sangsi dan penghargaan

Aktifitas. Materi Program. Luar Ruang (outdoor) dengan dasar: Permainan berstruktur. Skenario yang beralur. Aturan main, sangsi dan penghargaan TEAM BUILDING Kesuksesan dalam pencapaian tujuan perusahaan/organisasi sangat ditentukan oleh kerja sama antar sesama anggota perusahaan. Untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan sebuah sinergi yang dapat

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu

Lebih terperinci

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF

Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF Tulisan yang mempunyai pengait kata Alat Permainan edukatif APE kreatif ala TBIF 30/06/2009 Disimpan dalam Uncategorized Tagged Alat Permainan edukatif, barang bekas, kreatif, Mainan, mainan anak Sesungguhnya

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Lebih terperinci

CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN

CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN A CERITA-CERITA CERITA-CERITA HASIL PROSES PEMBELAJARAN embelajaran aktif yang dikemas dengan cara kreatif dan menyenangkan, tentu menyisakan Pcerita-cerita berkesan. Kesan itu tidak hanya tertangkap dari

Lebih terperinci

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS

3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Quote of The Day 12 Desember 2017 3 VIRUS POSITIF UNTUK MEMPERBAIKI BISNIS Kabar serangan siber yang melanda 125.000 sistem komputer di seluruh dunia pada Jumat (12/05) lalu mendadak viral. Akibat serangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Pembahasan : Tumbuh Kembang Anak dan Cara Deteksi Dini menggunakan KPSP Sasaran : Keluarga Bapak S Hari/Tanggal : Senin, 01 Agustus 2016 Tempat : Rumah Bapak S Waktu : Pukul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya saja siswa

BAB I PENDAHULUAN. juga belajar diluar kelas supaya siswa itu tidak merasa bosan, misalnya saja siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya zaman dengan adanya teknologi yang canggih kemungkinan besar siswa tidak hanya belajar didalam kelas akan tetapi juga belajar diluar

Lebih terperinci

Adhyatman Prabowo, M.Psi

Adhyatman Prabowo, M.Psi Adhyatman Prabowo, M.Psi Memilih Metode Pelatihan Rencana Pembelajaran atau Kegiatan Pelatihan Mempersiapkan Bahan bahan Pelatihan Memilih dan Menyiapkan Tempat Pelatihan 1. Ceramah Trainer berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai perilaku yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR Personality Questionaire PANDUAN PENGISIAN MBTI NO. A 1. Isilah dengan jujur & refleksikan setiap pernyataan yang ada ke dalam keseharian Anda 2. JANGAN terlalu banyak berpikir,

Lebih terperinci

1 2 http://creativegapminding.com 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 MODUL 4 COACHING UNTUK MENGEMBANGKAN ORANG A. SUB POKOK BAHASAN - Arti, Tujuan dan Penggunaan Coaching - Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik

Lampiran 1: Panduan Wawancara Pemilik Lampiran 1: Panduan Wawancara a. Hasrat atas tanggung jawab 1. Sesesorang yang merintis usaha sendiri umumnya bertanggung jawab tinggi terhadap usahanya. Bagaimanakah cara Anda bertanggung jawab pada keberlangsungan

Lebih terperinci

SKALA SELF EFFICACY KARIR

SKALA SELF EFFICACY KARIR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Nama : Kelas : SKALA SELF EFFICACY KARIR PETUNJUK PENGISIAN SKALA Pada skala ini terdapat 25 pernyataan. Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI TIPE BUZZ GROUP DENGAN MEDIA PERMAINAN CROSSWORD PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII.6 SMP NEGERI 1 GROBOGAN TAHUN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan.

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, karakter setiap pemain dan menciptakan kekompakan. 99 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Sifat-Sifat Pemimpin a. Intelejensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x 2 x 40 Menit (dua kali pertemuan) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Kelas/Semester Mata Pelajaran Topik Waktu : SMP N 2 PIYUNGAN : VIII / 1 (satu) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : senam lantai : 2 x

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN Daftar Isi PENDAHULUAN ANALISA DIRI MINAT KARIR KESIMPULAN Proses Dukungan Karir RIASEC DPT Jendela Johari 8 Kemampuan Suka-Tidak Suka, Bisa- Belum Bisa Grafik Garis Kehidupan Gaya Bekerja Lokasi Bekerja

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle

Lebih terperinci

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih

Analisa Tujuan Pembelajaran Pelatihan VCA dan PRA untuk Pelatih Analisa Tujuan Pembelajaran dan untuk Pelatih Kompetensi Tujuan Pembelajaran Indikator Materi Belajar 1. Memahami konsep dasar dan Vulnerability and Capacity Assessment () atau asesmen kerentanan dan kapasitas

Lebih terperinci

PROPOSAL Program Pelatihan Outbound Management Training

PROPOSAL Program Pelatihan Outbound Management Training PROPOSAL Program Pelatihan Outbound Management Training DAFTAR ISI 1. Deskripsi Kegiatan 2. Karakteristik Pelatihan 3. Ruang Lingkup Pelatihan 4. Sasaran Pelatihan 5. Pogram 6. Paket Outbound Training

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A. Autistic Social Skill Profile (ASSP) Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN A Autistic Social Skill Profile (ASSP) RAHASIA No. SKALA PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013/2014 Dengan Hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional)

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional) L 1 LAMPIRAN Transkrip Wawancara A. Pertanyaan Dan Jawaban Dua Direktur Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional) Pertanyaan untuk dua direktur : 1. Bagaimana gaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global yang terjadi di Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, menuntut upaya strategi bisnis dan kemampuan teknologi yang mahir di berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kompetisi disegala bidang sekarang ini menjadi hal yang sangat biasa, pelanggan menjadi komponen yang sangat penting dalam eksistensi sebuah lembaga. Jika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Observasi Awal Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B Paud Afiat seperti anak menggambar bentuk segitiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah pada abad ke-21 harus seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dan komunikasi. Karena itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori tinggi. 2. Secara umum kebiasaan belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik, efisien, efektif

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELATIHAN KOMUNIKASI ORGANISASI PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA (JAWA POS GROUP) MALANG

LAPORAN HASIL PELATIHAN KOMUNIKASI ORGANISASI PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA (JAWA POS GROUP) MALANG LAPORAN HASIL PELATIHAN KOMUNIKASI ORGANISASI PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA (JAWA POS GROUP) MALANG Dosen Pengampu: Yudi Suharsono,,S.Psi, M.Si. Asisten Pendamping : Intan Rachmawati Oleh : Anggota Kelompok

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data baik yang berasal dari wawancara, observasi, maupun dokumen. Peneliti melakukan kegiatan analisis guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan formal, pendidikan

Lebih terperinci

SYNCORE - always deliver value

SYNCORE - always deliver value SYNCORE - always deliver value Simulasi SPACEGAME - Pelatihan Luar Ruang Untuk Melatih Kepemimpinan, Perencanaan Strategi Dan Pengelolaan Organsiasi posted by Rudy Syncore on May 5, 2014 Apa itu SPACEGAME?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) B. Tujuan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) merupakan salah satu fakultas di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang mempunyai visi dan misi

Lebih terperinci

Most Conceptual. Personal Dewasa

Most Conceptual. Personal Dewasa Most Conceptual Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

A. TRAINING NEED ANALYSIS LEADERSHIP OUTBOUND TRAINING

A. TRAINING NEED ANALYSIS LEADERSHIP OUTBOUND TRAINING A. TRAINING NEED ANALYSIS LEADERSHIP OUTBOUND TRAINING Nama Instansi : PT. Indo Garment Semarang Jabatan / Usia : Supervisor / + 25 40 tahun Jumlah Peserta : 50 orang Jumlah Fasilitator : 3 orang Trainer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode bermain peran dalam mengatasi masalah belajar siswa memerankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan

MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Nasution (2008: 93) mengemukakan bahwa gaya belajar atau learning style siswa yaitu cara ia bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal 42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal Dari hasil observasi pelaksanaan sebelum diterapkan model pembelajaran Quantum Teaching terdapat beberapa masalah yang mendorong untuk pelaksanaan observasi.

Lebih terperinci

Most Expanding. Personal Dewasa

Most Expanding. Personal Dewasa Most Expanding Personal Dewasa Instrumen TPPT (True Parenting Personality Test) ini membantu mengidentifikasi tipe kepribadian Anda. TPPT ini diadopsi dari Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang membagi

Lebih terperinci

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI, NEED ASESSMENT & PENYUSUNAN RANCANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI DISKUSI KASUS Peserta mendeskripsikan

Lebih terperinci

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit

Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit PENDAHULUAN 1 Cara setiap siswa untuk berkonsentrasi, memproses dan menyimpan informasi yang baru dan sulit 2 Setiap siswa memproses informasi secara berbeda Jika guru hanya menggunakan satu gaya belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan suatu bangsa guna meningkatkan daya saing terhadap tantangan kemajuan zaman saat

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog Novita Sari e-mail : novita_sari14@ymail.com A. PENDAHULUAN Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa. Pernyataan ini tidak

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 EFEKTIVITAS METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT DINAS OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 35 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh: Elfina Sari Harahap Drs. H. Sigalingging, M.Pd Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang kesan. 1 Bermain peran (role play) adalah metode pembelajaran A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bermain peran (role play) adalah cara penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan

Lebih terperinci

PROSPEKTUS KEGIATAN. Outbound Training Family Gathering / Outing Team Building Program Character Building Program Company Gathering BAGI

PROSPEKTUS KEGIATAN. Outbound Training Family Gathering / Outing Team Building Program Character Building Program Company Gathering BAGI www.stabilooutbound.com Email: stabiloconsultasi@yahoo.co.id PROSPEKTUS KEGIATAN OUTBOUND: Outbound Training Family Gathering / Outing Team Building Program Character Building Program Company Gathering

Lebih terperinci

SIKAP WIRAUSAHA. Ketika Anda mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda membuktikan bahwa Anda lebih pintar daripada mereka

SIKAP WIRAUSAHA. Ketika Anda mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda membuktikan bahwa Anda lebih pintar daripada mereka SIKAP WIRAUSAHA SIKAP WIRAUSAHA Ketika Anda mempekerjakan orang yang lebih pintar dari Anda, maka Anda membuktikan bahwa Anda lebih pintar daripada mereka SIKAP WIRAUSAHA Merencanakan sendiri target sukses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

Decision Making Inventory TM

Decision Making Inventory TM Decision Making Inventory TM Halo Human Capital (HC) Practitioners! Banyak sekali permintaan yang datang ke kami, untuk berbagi alat rekrutmen / tes yang mudah dan dapat digunakan berbagai posisi di perusahaan,

Lebih terperinci

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi

Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Membangun Ketrampilan Memfasilitasi Fasilitasi menjelaskan proses membawa satu kelompok melalui cara pembelajaran, atau berubah dengan cara yang mendorong semua anggota kelompok tersebut, untuk berpartisipasi.

Lebih terperinci

BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB

BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB BERMAIN SAMBIL MEMBERI MOTIVASI PADA PELATIHAN BAGI PLKB 1. Teori Belajar Organismic Petugas Lapangan KB (PLKB) sebagai pegawai BKKBN yang bertugas sebagai pengelola pelaksanaan Program KB Nasional di

Lebih terperinci

luar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,

luar kelas atau sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : PJM 208 : Aktivitas Luar Kelas Materi: Outbound Hakekat Pendidikan Luar Kelas dan Outbound Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas ini, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPT Puskesmas Cibaliung M. AMSOR, SKM NIP.11987031 1008 PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS

Lebih terperinci

outbound training dipakai, antara lain:

outbound training dipakai, antara lain: Outbound Training Family Gathering / Outing Team Building Program Character Building Program Company Gathering Outbound training merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan keunggulan

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY INTELLIGENCE DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : DIANITA WAHYU S. F100 040 259 FAKULTAS

Lebih terperinci

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007

Checklist Indikator. PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun. Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 -1 Checklist Indikator PERKEMBANGANANAK Usia 0-1 tahun Sumber: Konsep Pengembangan PAUD Non Formal, Pusat Kurikulum Diknas, 2007 Diolah oleh: http://www.rumahinspirasi.com MORAL & NILAI AGAMA a. Dapat

Lebih terperinci

Perkebunan produktif di lereng pegunungan

Perkebunan produktif di lereng pegunungan Khofiffah Mudjiono: Perkebunan produktif di lereng pegunungan Bayangkan anda tengah berada di lereng pegunungan. Sejauh mata anda memandang, terlihat hamparan perkebunan berbagai komoditas. Mungkin teh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK)

BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) BY: METTY VERASARI MENGENAL TIPE BELAJAR ANAK (AUDITORY, VISUAL, & KINESTETIK) MENGAPA PERLU IDENTIFIKASI BELAJAR ANAK??? Dengan mengenali gaya belajar anak maka : 1. Menciptakan cara belajar yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Setelah peneliti melaksanakan penelitian di SMPN 2 Sumbergempol kabupaten Tulungagung, peneliti memperoleh data-data di lapangan melalui wawancara, observasi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XII-BB SMKN 1 Bancak tahun pelajaran 2016/2017, penulis melakukan penelitian di

Lebih terperinci

di susun dari berbagai sumber oleh

di susun dari berbagai sumber oleh di susun dari berbagai sumber oleh Model pembelajaran kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. serta berfungsi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, peneliti merumuskan kesimpulan penelitian ini sebagai berikut : 1. Hasil analisis studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui

Lebih terperinci