BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi A ini beralamat di Jl. Raya No 357 Lembang 40391, Kab. Bandung Barat adalah sekolah yang berprestasi baik di tingkat nasional, dan sekolah ini memiliki sarana yang cukup memadai untuk standarisasi tingkat SMP. Meskipun ada beberapa hal yang kurang dalam segi wawasan seni, tetapi sekolah ini termasuk sekolah yang melaksanakan KTSP seni budaya, yang di dalamnya terdapat materi mengenai seni tari. Mesti belum sepenuhnya proses pelaksanaannya dijalankan atau belum mencapai tingkat yang diharapkan sesuai dengan KTSP, tetapi minimalnya sekolah ini telah menjalankan program sesuai dalam KTSP. Pembelajaran seni di sekolah menengah pertama 1 Lembang ini terwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran, satu ekstrakurikuler dan satu mata pelajaran intrakurikuler yaitu mata pelajaran seni budaya. Di dalam mata pelajaran seni budaya tersebut, mencakup beberapa materi yang diberikan yakni materi seni musik, seni tari, dan seni rupa. Kaitannya dengan 54

2 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya yang diamati hanya difokuskan pada materi mengenai seni tari. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, data di lapangan menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini disosialisasikan pada siswa laki-laki dan perempuan. Materi yang diberikan pun sama (pencak silat) antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Materi yang diberikan pada siswa disesuaikan dengan alokasi waktu yang dibatasi oleh pihak sekolah yaitu 2 x 40 menit. Proses pembelajaran seni tari untuk satu kelas dan dalam waktu yang dibatasi di atas, pola pembelajarannya disatukan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Dalam pelaksanaannya, siswa tidak dituntut untuk mahir dalam menguasai gerakan, tetapi materi yang diberikan hanya bersifat tarian dasar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang menyajikan bentuk tari tunggal tradisi sesuai dengan iringan. Bentuk evaluasi yang dipakai di dalam mengukur tingkat psikomotorik siswa melalui praktek tari secara perorangan dan kelompok, hal ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran agar guru dapat mengetahui kemampuan siswa. Berdasarkan observasi di lapangan, ada dua substansi yang khas terkait dengan proses pembelajaran seni tari tersebut, yakni kegiatan kreasi dan kegiatan apresiasi. Dalam kegiatan kreasi ini menggambarkan mengenai suatu

3 56 strategi guru dalam upaya penyampaian materi pelajaran dengan pendekatan persuasif, yakni pendekatan yang mengedepankan kedekatan guru dengan siswanya. Adapun dalam kegiatan apresiasi menggambarkan strategi guru agar siswa dapat tetap nyaman pada saat menerima materi pelajaran. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dipaparkan lebih lanjut mengenai kegiatan kreasi dan apresiasi yaitu sebagai berikut. a) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Kreasi Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan bahwa guru seni tari yang mengajar di kelas VII F ini memakai metode atau pendekatan khusus dalam menghadapi siswanya, salah satunya dalam kegiatan berkreasi. Dalam proses belajar mengajar peran guru seni tari pada saat di kelas tentunya menjadi sentral bagi keberlangsungan pembelajaran. Pada saat membuka pelajaran nampak guru sudah menguasai lingkungan kelas yang akan diberi materi belajar. Guru nampak dekat dengan siswa, sehingga proses pembelajaran pun terasa nyaman. Kedekatan guru dengan siswa tersebut terlihat dari cara mereka berkomunikasi, siswa nampak tidak canggung tidak kaku pada gurunya tetapi bukan berarti tidak sopan. Selain itu juga, guru dapat menarik perhatian siswa dengan cara memberikan contoh-contoh gerak yang unik menarik serta lucu, sehingga dapat mudah diingat oleh siswa dalam menerima materi

4 57 pembelajaran. Materi yang diajarkan pada pembelajaran seni tari ini adalah mengenai tari tradisi daerah setempat (pencak silat), contoh dari guru dalam menarik perhatian siswanya dengan cara mencontohkan salah satu gerakan yang mirip dengan gerakan hewan yang dapat membuat mereka tertawa. Hal ini dilakukan guru agar mengingat materi pelajaran yang disampaikan. Dari hasil pengamatan, guru berusaha untuk mengarahkan kemauan siswa. Sebagai contoh Yulianti (salah satu siswi kelas VII F) menginginkan gurunya untuk mempraktekan suatu gerakan yang dia anggap sulit, dengan tidak canggung guru langsung melakukan permintaan Yulianti tersebut. Dalam hal ini secara tidak langsung, guru merespon dan mengarahkan kemauan siswa dalam proses pembelajaran seni tari, sehingga tercipta suasana nyaman dengan menggunakan pendekatan persuasif melalui kegiatan kreasi. Kadangkala guru memberi nama gerakan pada materi pembelajarannya dengan kata-kata yang mudah diingat dan dimengerti oleh siswa, misalnya pada materi yang diajarkan (pencak silat) terdapat gerakan menonjok lawan, guru menanyakan gerakan tersebut kepada siswa, lalu siswa memberikan gerakan tersebut dengan gerakan bandul, dan guru pun menamai gerakan tersebut dengan mana gerakan bandul. Berdasarkan hal tersebut, dengan cara demikian siswa pun akan mudah mengingatnya karena bahasa yang digunakan berasal dari

5 58 siswa dan guru, bukan berasal dari nama asli gerakan tersebut, tetapi guru tetap memberitahu siswa mengenai nama asli dari gerakan tersebut. Dalam hal ini secara tidak langsung, guru memberikan pemahaman bahwa gerak dapat diciptakan dari gerak-gerak hewan. Disini guru memberi suatu motivasi belajar untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, khususnya dalam mengembangkan pola-pola gerak sederhana daerah setempat, hal itu sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu mengenai tari daerah setempat. Salah satu cara guru memberi motivasi belajar, yakni dengan menyuruh siswa untuk sedikit bereksplorasi untuk mengembangkan gerak sederhana dari materi yang diajarkan, walaupun untuk selanjutnya guru yang memberi contoh kepada siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat contoh lain dari suatu kegiatan kreasi guru untuk meningkatkan kemampuan siswa. Di sini guru mampu memberikan kasih sayang kepada siswa, apabila siswa melakukan kesalahan dalam gerak, guru mengangap hal yang biasa dalam proses pembelajaran, karena sesuatu yang benar berawal dari kesalahan, sehingga proses pembelajaran pun terlihat nyaman. Dengan cara yang demikian guru mampu mengajak kepada siswa untuk lebih menikmati pembelajaran seni tari ini.

6 59 Dalam proses belajar mengajar cara lain kegiatan kreasi guru yaitu dengan memberikan nilai yang bagus pada siswa yang merespon terhadap pembelajaran seni tari. Mereka menganggap bahwa dengan cara merespon dengan lebih baik pembelajaran seni tari ini, mereka akan mendapat nilai yang lebih baik pula, sehingga mereka pun akan berusaha untuk menjadi lebih aktif lagi, agar mendapat nilai yang mereka inginkan. Hal ini ditujukan untuk menstimulus siswa yang lain agar termotivasi menjadi yang lebih baik, dan juga dapat merangsang kemampuan psikomotorik siswa. Berdasarkan pengamatan, cara guru menstimulus kemampuan siswa dengan memberikan nilai kepada siswa yang dapat menggerakan gerakan dengan baik, secara tidak langsung setiap siswa berusaha untuk melakukan gerakan dengan baik. Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti, guru memakai pendekatan dalam kegiatan kreasi ditujukan untuk meningkatkan kemampuan kreasi siswa, yang berawal dari minat siswa terhadap pembelajaran seni tari. Minat siswa dalam pembelajaran seni tari akan turut mendukung keberhasilan siswa dalam hal peningkatan psikomotorik yang dapat dikatakan sebagai kemampuan siswa dalam bergerak, mengingat dalam pembelajaran seni tari lebih mengutamakan pembelajaran praktek daripada pembelajaran teori. Dalam pengamatan peneliti, terkadang muncul beberapa siswa yang terlihat mempunyai bakat tetapi siswa tersebut kurang memperlihatkan

7 60 peningkatan psikomotorik yang signifikan. Melihat hal tersebut, disini sangat diperlukan kegiatan kreasi guru dalam pembelajaran seni tari. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, Eulis Tutiasih, pada pembelajaran seni tari ini penggunaan media pembelajaran cukup menunjang pada kegiatan kreasi. Terlihat dari tersedianya media di sekolah ini, contoh adanya tape recorder, kaset pembelajaran, dan sepasang speaker aktif yang terkadang digunakan. Hal itu membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran seni tari ini, karena suara yang jelas dari media tersebut akan membuat siswa semakin semangat, sehingga pada pembelajaran seni tari tersebut, guru akan lebih mudah untuk membimbing dan mengarahkan kemampuan psikomotorik siswa. Berbeda dengan pembelajaran tanpa musik, yang hanya menggunakan hitungan atau aba-aba dari guru saja. Pembelajaran akan terasa hampa dan siswa pun akan sulit untuk dibimbing dan diarahkan kemampuan psikomotoriknya. b) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Apresiasi Apresiasi dalam pendidikan seni untuk siswa sangat diperlukan, karena untuk membentuk masyarakat yang menghargai dan menerima seni secara semestinya, serta menghindari jarak antara seni dan masyarakat. Pengamatan terhadap apresiasi seni siswa dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.

8 61 Adapun aspek yang dikembangkan pada tahap apresiasi yaitu aspek kognitif (pengetahuan) yang meliputi tugas-tugas dan tes yang diberikan oleh guru, aspek afektif (sikap) yang dapat dikembangkan melalui aspek perasaan senang dan tidak senang, serta perilaku psikomotorik yang dikembangkan di dalam kelas melalui kegiatan praktik kreatif. Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan ini, untuk mensejajarkan tingkat psikomotorik seluruh siswa khususnya di kelas VII F ini, guru mengadakan kegiatan apresiasi. Kegiatan apresiasi tersebut tentunya dibarengi dengan pendekatan persuasif, yaitu pendekatan yang lebih mengutamakan kedekatan guru dengan siswanya yang di dalamnya terdapat sifat kebapaan atau keibuan guru dalam mengajar. Kegiatan apresiasi itu berlangsung dengan beberapa cara, salah satunya dengan cara guru mencontohkan terlebih dahulu materi belajar secara utuh, selanjutnya siswa berapresiasi dan menirukan contoh guru tersebut. Apabila siswa kurang mengerti guru dapat mencontohkan sekilas secara perlahan kepada siswa. Selain itu, komunikasi antara guru dan siswa sangat diharapkan mengingat untuk mengetahui perkembangan psikomotorik siswa tersebut. Di sini peneliti menemukan beberapa cara guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa khususnya saat siswa memahami dan menirukan

9 62 gerak-gerak yang khas dari tarian tradisi daerah setempat tersebut (pencak silat). Salah satu caranya yakni, guru mencontohkan tiap gerakan pada siswa secara perlahan-lahan dan bertahap, sehingga siswa pun dapat menerima dengan cepat materi yang diajarkan. Selain itu guru pun secara teliti memeriksa gerakan siswa, sehingga tidak ada kesalahan pada saat penyampaian materi pembelajaran. Apabila diteliti dari pemilihan materi atau bahan ajar yang dipersiapkan oleh guru seni tari, peneliti melihat materi pembelajaran yang disampaikan difokuskan pada aspek gerak yang tidak rumit, sehingga materi tersebut tidak terlalu menyulitkan siswa. Cara yang demikian pun dapat membantu siswa untuk mudah menghapal setiap gerakan yang diberikan, selain itu siswapun mampu dibimbing dan diarahkan dengan mudah dalam memahami dan menirukan gerak-gerak yang khas dari tari tradisi setempat tersebut, sehingga dapat meningkatkan kemampuan psikomotoriknya. Berdasarkan pengamatan peneliti, contoh lain sebagai bahan kegiatan apresiasi siswa yaitu dengan cara menyuruh siswa yang terlihat lebih berpotensi untuk menjadi contoh bagi siswa lainnya. Hal ini dapat dijadikan sebagai ajang memotivasi siswa dalam hal peningkatan psikomotoriknya. Tetapi situasi ini guru tidak bertujuan untuk membeda-bedakan siswa tetapi hanya sebagai salah satu cara pendekatan persuasif untuk mengajak siswa agar berani atau

10 63 mempunyai kemauan menggerakan anggota tubuhnya, sehingga psikomotoriknya dapat terarahkan dengan baik. Berdasarkan pengamatan guru pun tidak lupa memberikan evaluasi agar siswa dapat intropeksi diri pada pembelajaran seni tari ini, sehingga kemampuan siswa dalam memperagakan kembali mengenai gerakan khas tentang materi tersebut masih sesuai dengan nilai estetis dari daerah setempat tersebut. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran seni tari, evaluasi dilakukan secara individu dan kelompok. Evaluasi yang dilakukan secara individu, yakni guru menyuruh siswa untuk memperagakan kembali materi yang diajarkan secara individu, selanjutnya apabila siswa melakukan kesalahan pada gerakan itu guru akan memperbaiki gerakan tersebut sesuai dengan nilai estetis daerah setempat, sehingga siswa dapat mengintropeksi dirinya sendiri mengenai materi yang disampaikan. Begitu pula dengan evaluasi secara kelompok. Pada pembelajaran seni tari ini peneliti melihat cara lain yang dilakukan oleh guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa, yakni dengan cara memberikan reward atau penghargaan terhadap siswa yang menunjukan respon yang baik terhadap pembelajaran seni tari ini. Salah satu contoh siswa yang lebih aktif dan memperhatikan secara seksama mengenai materi yang disampaikan, akan diberi nilai yang lebih tinggi apabila sewaktu-waktu ada tes.

11 64 Menurut guru seni tari, hal ini dapat memotivasi siswa yang lain untuk bersikap teladan seperti temannya yang lain. Selain itu, guru mampu mengakui kemampuan siswa, dengan menanggapi sesuatu yang dia lakukan, karena sebuah reward tidak hanya berbentuk nilai, tetapi juga bisa berupa pujian, sehingga siswa merasa terapresiasi dengan hal ini. Contohnya saja, Adi (salah satu siswa VII F) melakukan gerakan melompat, padahal ia sedang bercanda dengan temannya, tetapi gurunya menganggap gerakan tersebut sebagai salah satu gerakan dari materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini secara tidak langsung, Adi merasa terapresiasi oleh guru dan teman yang lainnya. 2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Dalam pembelajaran seni tari ini ada beberapa hal yang mendukung pendekatan persuasif pada proses pembelajarannya, yang dapat menunjang kelancaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran seni tari. Adapun faktor tersebut yaitu kompetensi guru, siswa, bahan ajar dan media pembelajaran. Menurut penelitian dalam pembelajaran seni tari, kompetensi guru sangat diperlukan, mengingat bahwa dalam pembelajaran seni tari cenderung menggunakan kegiatan prktik. Hal yang harus diperhatikan untuk menjadi guru tari, yaitu memiliki kompetensi yang baik dalam menari. Dalam pembelajaran seni tari guru harus mampu mempraktekan atau

12 65 mengapresiasikan meteri pelajaran, sehingga siswa dapat melihat secara langsung materi pelajaran yang akan disampaikan, selain itu siswa akan lebih termotivasi apabila mendapat stimulus atau rangsangan dari gurunya. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, di SMP Negeri 1 Lembang ini siswa kelas VII F termasuk kelas yang memiliki minat yang cukup besar terhadap pembelajaran seni tari. Terlihat dari antusias mereka mengikuti proses pembelajaran ini, bila dibandingkan dengan kelas lainnya. Hal tersebut dapat terbukti dari perhatian mereka terhadap gurunya pada saat menyampaikan meteri pelajaran, walaupun kadang kala ada saja beberapa siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran seni tari ini. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar ini merupakan salah satau faktor yang mendukung pendekatan persuasif. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Dalam proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini menggunakan bahan ajar tidak tertulis, dapat diartikan bahwa siswa belajar dengan menggunakan media tubuh dengan kata lain materi yang disampaikan oleh guru mata pelajaran berupa materi praktek (pencak silat). Media belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah sebuah kaset CD dan tape recorder. Media tersebut diperlukan dalam proses pembelajaran pada saat siswa mempraktekan materi pelajaran yang diberikan. Siswa akan lebih bersemangat apabila menggunakan media belajar ini, karena

13 66 dengan menggunakan media ini mereka akan dapat mengatur tempo gerakan dan konsentrasi pun akan lebih terfokus, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan media, siswa akan tidak bersemangat, yang dampaknya siswa akan tidak fokus terhadap materi pelajaran yang diberikan, seperti bercanda atau sekedar bersenda gurau, yang akhirnya proses pembelajaran pun tidak akan berjalan dengan baik. 3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, Eulis Tutiasih, ada beberapa hambatan internal yang terjadi dalam pembelajaran seni tari ini yang menjadi kelemahan dalam pendekatan persuasif tersebut. Selain itu, mengenai masalah siswa yang tidak mau ditunjuk ke depan kelas untuk memperagakan materi yang telah diajarkan, padahal kegiatan tersebut dapat dilakukan sebagai ajang untuk mengukur kemampuan psikomotorik siswa dan sabagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran seni tari. Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa kelemahan dari pendekatan persuasif ini. Kelemahan dari pembelajaran dengan pendekatan persuasif ini yaitu proses pembelajaran menyita waktu dan tenaga bagai pihak guru. Proses pembelajaran yang menyita waktu terlihat dalam hal penyampaian materi pelajaran, guru mata pelajaran harus memiliki sejumlah waktu, karena dalam

14 67 proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru perlu melakukan serangkaian tahapan-tahapan yang diperlukan, seperti menarik perhatian siswa agar siswa tetap fokus pada materi pelajaran yang sedang diberikan, cara guru memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif, guru membimbing dan mengarahkan siswa (dalam menyusun pengembangan gerak tari ), guru membimbing dan mengarahkan kemampuan siswa (dalam hal menirukan gerak tari ), guru memberikan evaluasi kepada siswa agar kemampuannya sesuai dengan nilai estetis, dan selanjutnya guru memberikan reward / penghargaan kepada siswa yang respon terhadap pembelajaran. Seperti contoh pada saat guru menarik perhatian siswa, beberapa siswa terlihat tidak fokus dan respon terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Hal tersebut membuat guru memasang trik atau strategi untuk dapat menarik perhatian siswanya. Contohnya guru dapat menyelipkan sedikit candaan agar suasana belajar dapat terarah pada materi pelajaran yang sedang disampaikan. Secara tidak langsung waktu atau jam pelajaran yang digunakan akan terpakai untuk membujuk serta menarik perhatain siswa tersebut, belum lagi jika siswa tidak terpengaruh oleh aksi guru tersebut, maka guru pun mesti melakukan hal lain agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Dalam hal ini guru juga perlu memiliki tenaga dan energi yang cukup karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif guru dituntut untuk aktif pula. Hal yang dapat dijadikan contoh yaitu, pada

15 68 saat Ryan (salah satu siswa kelas VII F ) sedang melakukan pembelajaran di kelas tiba-tiba temannya dari kelas yang lain datang mengganggu Ryan, dalam hal ini guru perlu memiliki sejumlah keterampilan untuk dapat menarik perhatian Ryan, agar Ryan tetap dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Secara tidak langsung guru harus ikut aktif dalam mengalihkan perhatian siswa agar siswa dapat tetap fokus dalam menerima materi pelajaran, yang dimana guru harus mengeluarkan tenaga dan energi yang cukup agar dapat mengalihkan perhatian siswa tersebut. Solusi yang dilakukan oleh guru untuk Ryan pada saat itu adalah menerik perhatian Ryan, yakni dengan cara menyuruh Ryan dan beberapa orang lainnya untuk mempraktekan gerakan pada materi yang sedang diajarkan, apabila Ryan dan teman-temanya tidak mau guru akan memberi suatu appeals positif yaitu membujuk mereka dengan nilai, jika mereka mau mempraktekannya mereka akan diberi nilai tambahan. Memeng tidak nmudah utuk membujuk siswa agar dapat tetap fokus pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Hal tersebut dirasa akan lebih efektif, karena dengan demikian siswa tersebut akan termotivasi untuk tetap pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dari hasil pengamatan sesuai di lapangan, selain ada kelemahan pada pendekatan persuasif dalam pembelajaran seni budaya khususnya materi seni tari, terdapat pula kelebihan dari pendekatan persuasif tersebut. Kelebihan dari pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini yaitu materi

16 69 pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Dalam pembelajaran dengan menggunakan persuasif ini suasana atau kondisi kelas akan lebih kondusif, pendekatan persuasif guru akan lebih mengerti keadaan siswanya karena konsentrasi siswa akan lebih terfokus. Kelebihan pendekatan persuasif dapat terlihat dari kegiatannya yakni, pendekatan persuasif yang dilakukan pada pembelajaran seni tari ini dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini terlihat dari hasil proses pembelajaran seni tari, yakni siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Siswa pun terlihat lebih nyaman mengikuti proses belajar mengajar, tidak ada rasa tegang atau kaku, seperti pembelajaran yang lain. Karena di SMP Negeri 1 Lembang pendekatan persuasif ini lebih mengedepankan kedekatan guru dengan siswa. Guru mampu berdialog dengan siswa mengenai materi yang disampaikan, sehingga guru yang komunikatif sangat dibutuhkan pada pendekatan persuasif ini. Komunikasi antara guru dengan siswa pun menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Guru dalam hal ini perlu membuka diri dan berdialog dengan siswa mengenai masalah materi belajar yang diajarkan. Dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini sebagian siswa kadang masih sulit untuk melakukan gerakan, tetapi secara bertahap mereka mampu melakukannya. Melihat hal tersebut, maka pendekatan persuasif ini dirasa penting untuk dilakukan. Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan tingkat psikomotorik siswa dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan persuasif, hasil

17 70 pengamatan ini berdasarkan data di lapangan yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas VII F, serta hasil dokumentasi yang dilakukan peneliti. Wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa, yaitu mengenai seputar pembelajaran seni tari yang berlangsung. B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisis bahwa, proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini, sudah menggunakan pendekatan persuasif. Hal ini dapat terlihat dari dari hasil penelitian mengenai kegiatan kreasi. Dalam kegiatan kreasi tersebut, guru nampak berusaha untuk membujuk dan mengajak siswa secara halus agar dapat mengikuti proses pembelajaran seni tari ini dengan baik. Seperti contoh di atas, yaitu di dalam proses pembelajaran guru dapat menarik perhatian siswa agar tetap terfokus pada pembelajaran seni tari. Selain itu, guru menggunakan pendekatan persuasif yang berupa appeals positif, yaitu pendekatan yang dilakukan melaui perangsang, ini sejalan dengan contoh teori dari pendekatan persuasif yang dikemukakan oleh Aries Toleles dan Corax Syracuse, hal ini terlihat dari cara guru menstimulus siswa dengan suatu nilai atau imbalan nilai.

18 71 Guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif harus dapat mengendalikan karakter yang dimilikinya. Karakter guru harus mengikuti tujuan dari pendekatan persuasif, seorang guru adalah orang tua siswa di sekolah, dengan kata lain guru perlu memiliki sifat kebapakan atau keibuan seperti orang tua mereka di rumah. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru harus dapat mengelola image, agar suasana belajar tetap nyaman dan terkendali. Sebagai contoh, guru tidak membawa masalah di rumah ke sekolah, seorang guru harus dapat membedakan kepentingan pribadinya dengan kepentingan sekolah yaitu sebagai seorang pengajar atau pendidik. Suasana dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini semestinya tidak longgar dan tidak kaku, ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi serius dan ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi santai. Suasana belajar yang serius yaitu suasana belajar yang dapat membawa siswa agar tetap fokus terhadap materi pelajaran yanng sedang disampaikan, sehingga materi pelajaran pun dapat tersampaikan dengan baik. Adapun pada suasana belajar yang santai, seorang guru dapat memberikan candaancandaan, atau dapat juga siwa sesekali diajak untuk tanya jawab seputar materi pelajaran yang sedang disampaikan. Hal tersebut dilakukan agar siswa tidak bosan dengan proses pembelajaran yang mengandalkan keseriusan, karena pada dasarnya pembelajaran seni ( seni tari ) adalah suatu pembelajaran yang dimana siswanya dapat mengekpresikan diri, sehingga

19 72 mereka dapat sedikit santai dari pembelajaran lainnya seperti matematika, fisika,dsb. Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan pembelajaran di SMP Negeri 1 Lembang ini melakukan pendekatan persuasif melalui kegiatan apresiasi. Hal ini terbukti dengan adanya suatu komunikasi dalam kegiatan apresiasi tersebut, karena dalam pendekatan persuasif komunikasi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa sangat diperlukan. Hal ini terlihat dari pemberian pujian kepada siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran seni tari, sehingga siswa tersebut merasa diakui keberadaannya dan merasa terapresiasi oleh guru dan siswa lainya. Hal lain yang relevan atau berhubungan dengan pendekatan persuasif yakni, pada saat guru memberikan suatu evaluasi kepada siswa, sehingga mereka dapat mengintropeksi diri pada materi tarian tersebut. Jadi secara tidak langsung tingkat kemampuan siswa siswa dapat tergali. 2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Dari hasil penelitian faktor-faktor yang mendukung pendekatan persuasif pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini adalah guru, minat siswa, bahan ajar, dan media belajar. Guru dalam proses pembelajaran seni tari ini dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cukup baik, guru dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat tetap fokus terhadap materi pelajaran yang sedang disampaikan. Minat siswa pada proses pembelajaran

20 73 seni tari ini pun cukup baik, mereka menunjukan antusiasnya pada materi pelajaran yang sedang disampaikan. Bahan ajar yang disampaikan pada proses pembelajaran seni tari ini cukup menarik dan dapat membuat siswa antusias terhadap materi yang sedang disampaikan. Materi pembelajaran yang disampaikan yaitu mengenai pencak silat, guru menggunakan metode praktik dalam penyampaiannya. Materi pencak silat ini dirasa cukup menarik, karena materi pencak silat ini cocok untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan, sehingga tidak ada masalah apabila materi tersebut dapat disampaikan secara bersama-sama. Mengenai media belajar yang digunakan di SMP Negeri 1 Lembang ini sudah cukup memadai untuk proses pembelajaran seni tari. Media yang digunakan yaitu tape recorder, media ini sangat membantu untuk proses pembelajaran seni tari, karena proses pembelajaran seni tari yang disampaikan menggunakan metode praktik, sehingga dalam prosesnya materi pencak silat diperlihatkan secara langsung, baik dalam hal gerakannya maupun bentuk musiknya. Media belajar sangat membantu proses pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari tidak hanya mengandalkan gerak sebagai medianya tetapi juga unsur musik dari tarian yang akan disampaikan, hal ini untuk merangsang kepekaan siswa terhadap perpaduan musik dan gerakanya.

21 74 3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat kelemahan yang dapat membuat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini menjadi sedikit terhambat, karena guru semestinya menggunakan pendekatan individual dan bukan classical dengan demikian waktu yang dipelukan dalam PBM lebih lama. Pendekatan individual yang dilakukan oleh gruu akan lebih efektif dibandingkan dengan endekatan secara classical, karena perhatian guru akan terfokus dan terarah pada saat proses pembelajaran berlangsung. Walaupun demikian ada pula kelebihan dari proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini, terlihat bahwa pembelajaran seni tari dengan pendekatan persuasif dapat meningkatkan psikomotorik siswa. Terlihat dari peningkatan kemampuan siswa melalui kegiatan kreasi. Hal ini terbukti pada saat menggerakan anggota tubuh, siswa dapat melakukan dengan baik, mereka mampu menerima dan mempraktekan materi belajar dengan baik pula. Berdasarkan hasil penelitian, selain melaui kegiatan kreasi, siswa dapat pula mengaplikasikan kegiatan apresiasi, baik apresiasi melalui guru maupun teman sebayanya, sehingga mereka dapat termotivasi untuk melakukan gerakan dengan baik. Selain itu dengan proses pembelajaran melalui pendekatan persuasif, guru dan siswa akan lebih dekat dan akrab, karena dalam pendekatan persuasif kedekatan dan komunikasi antara guru dan

22 75 siswa sangat dibutuhkan. Hal ini membuat siswa mampu menjadi aktif, kreatif, dan inovatif. Pada dasarnya setiap metode atau pendekatan pembelajaran memiliki beberapa kelamahan dan kelebihan masing-masing. Tingkat keberhasilan tergantung metode atau pendekatan tersebut tergantung pada kerjasama antara guru dan siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran akan tercapai dengan baik pula. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan pendekatan persuasif, keberhasilan pada pendekatan ini tergantung pada kerjasama antara guru dan siswanya pula.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya seni tari terkadang tidak sesuai dengan harapan. Pembelajaran seni tari di sekolah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan pendidikan formal khususnya, dibutuhkan suatu pegangan atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan metode dan pendekatan yang tepat untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhasilnya suatu proses kegiatan belajar mengajar itu dapat tercermin salah satunya dari minat belajar siswa mengikuti proses kegiatan tersebut. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi masyarakatnya, khususnya generasi muda. Pewarisan seni budaya penting demi penciptaan indentitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup manusia, karena seni memiliki fungsi individual dan sosial. Seni tidak hanya mencakup kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki akhlak yang mulia. Sedangkan inti dari pendidikan sendiri adalah belajar dan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran seni tari merupakan bagian dari pendidikan seni budaya. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang ada dalam naungan Yayasan Kristen Paulus (YKP). Dikelola oleh sebuah perkumpulan umat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIS. Nia Muthiani (2000) yang berjudul Penampilan Guru Dalam Pengajaran Seni

BAB II LANDASAN TEORETIS. Nia Muthiani (2000) yang berjudul Penampilan Guru Dalam Pengajaran Seni BAB II LANDASAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan hal di atas, dalam skripsi terdahulu yang dibuat oleh Nia Muthiani (2000) yang berjudul Penampilan Guru Dalam Pengajaran Seni Tari Di SLTP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni khususnya seni tari pada saat ini sudah banyak dipelajari diberbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negri atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa atau mencapai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa anak-anak kepada tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa anak-anak kepada tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni di sekolah diarahkan untuk menumbuhkan rasa estetik sehingga tumbuh sikap apresiatif dalam jiwa siswa. Hal ini sesuai dengan aturan pemerintah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur BAB III METODE PENELITIAN. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 73 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang peneliti peroleh dari lapangan berasal dari observasi dan wawancara (interview), wawancara yang peneliti gunakan dalam hal ini adalah wawancara tidak

Lebih terperinci

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Modul IV Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Pendahuluan Penilaian di bidang pendidikan, merupakan salah satu kewajiban mutlak yang harus dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara atau tujuan serta

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara atau tujuan serta BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara atau tujuan serta kegunaan yang akan diperoleh peneliti untuk memperoleh data tertentu. Pemahaman tentang kedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sekarang ini. Penerapan pendidikan dalam kehidupan masyarakat yaitu agar terciptanya manusia yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, maka kurikulum pendidikan harus mampu mengadopsi, mengakomodir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan suatu wadah untuk menyalurkan bakat atau kreativitas manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk kesenangan, keindahan serta rasa ketertarikan bagi pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Perangkat Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 2 Pengasih merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang berlokasi di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP... Mata Pelajaran : Seni Budaya (Seni Rupa) Kelas / Semester : VII (tujuh) / (satu) Standar Kompetensi :. Mengapresiasikan Karya Seni Rupa Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN Seni Rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Rudat merupakan jenis seni pertunjukan yang terdiri dari seni gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun pembelajaran kreatif dalam sebuah proses pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam. pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh 103 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Bagaimana langkah-langkah Implementasi metode diskusi dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IV di SDN 01 Ngepoh Tanggunggunung Tulungagung Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan ketrampilan, serta manusia-manusia yang memiliki sikap positif terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memegang peranan penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Manusia yang tidak kreatif akan mudah tersisihkan oleh orang

Lebih terperinci

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA

BAHAGIA BELAJAR BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN HIDUP MANUSIA BAHAGIA TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN BELAJAR SALAH SATU KUNCI BAHAGIA MINAT MEMBANGUN KARAKTER BELAJAR ANAK GENERASI PEMBELAJAR MANDIRI SEPANJANG HAYAT Filosofi kata bimba Prosesnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam lingkup kebahasaan, pada dasarnya siswa harus menguasai empat aspek keterampilan berbahasa. Empat aspek keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN A. Analisis Pemanfaatan Teknik Menyanyi Dalam Pembelajaran Hafalan Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan menduduki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk yang bersifat sosial. Sebagai makhluk sosial manusia cendrung hidup berkelompok, misalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa menjadi seniman atau pekerja seni. Tuntutan secara mendalam bahwa pembelajaran seni dapat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Singocandi Kudus melalui model pembelajaran examples non examples

BAB V PEMBAHASAN. Singocandi Kudus melalui model pembelajaran examples non examples BAB V PEMBAHASAN 5.1 Keterampilan Guru Pada Mata Pelajaran IPA Materi Sumber Daya Alam Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples Hasil observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPA kelas IV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG Pembelajaran adalah suatu proses perubahan yang di alami oleh individu dalam mencapai sesuatu yang diharapkan. Pembelajaran dalam dunia pendidikan tentu saja merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 6/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni merupakan salah satu konsep yang sulit untuk didefinisikan. Karena sulitnya, maka pengertian seni sering merujuk ke arah konsep metafisik, padahal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak dan terbagi

Lebih terperinci

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan sosialnya, seni

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang sedang kita rasakan saat ini adalah ancaman yang sangat serius bagi kita semua, khususnya bagi anak anak sebagai penerus bangsa. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendidikan seni tari yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidikan seni tari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendidikan terdapat elemen-elemen yang bertujuan untuk mendukung suatu pendidikan, seperti adanya kurikulum, pembelajaran, model, strategi, teknik dan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pendidikan. Karena pengaruh musik terhadap perkembangan anak, membuat

Lebih terperinci

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) kesenian diubah menjadi seni budaya, sesuai kurikulum itu pula mata pelajaran seni budaya mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman tentang suatu pembelajaran, siswa diharapkan mengerti dan dapat memahami yang diajarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab untuk membimbing anak didik menuju kedewasaan secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembaharuan diperlukan bukan saja dalam bidang teknologi, tetapi di segala bidang termasuk bidang pendidikan. Pembaharuan pendidikan diterapkan di dalam berbagai

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas siswa menjadi yang lebih baik. Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai memaknai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan agar peserta didik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kepada pemaparan hasil penelitian yang sudah disajikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Pertama, penerapan metode diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari merupakan suatu proses pembelajaran yang melibatkan tubuh sebagai media ungkap tari. Di dalam penyelenggaraannya, seni tari merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM:

SKRIPSI OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM: SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR TARI PUSPAWRESTI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 TAMANBALI BANGLI TAHUN AJARAN 2015/2016 OLEH: NI KADEK NOVIA SANTI NIM: 201209014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kreativitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang di sengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gamping, kelurahan Banyuraden, kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan PPL dimaksudkan agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang sangat berpotensi membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuankemampuan yang dimilikinya. Selain mendididik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan menjadi kompetensi bekal untuk mempertahankan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana dalam membentuk perkembangan manusia. Melalui pendidikan, kepribadian manusia bisa dibentuk dengan suatu pembelajaran yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN PERAN PADA KELOMPOK B TK ABA JIMBUNG IV KECAMATAN KALIKOTES TAHUN AJARAN 2012 / 2013 Disusun Oleh: W A R S I Y A H N I M : A53B090051 2 0 1 2

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 15 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. 9.1. Mengidentifikasi jenis pada karya seni Jenis motif hias motif hias rupa nusantara pada karya daerah lain. seni rupa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilik. Menurut. Suryonosubroto (2009; 286) menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran dengan bertujuan memberikan bekal dan pengalaman bagi siswa untuk mengembangkan bakat

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat diharapkan oleh setiap orang, Melalui pendidikan akan tercipta seorang manusia yang cakap,terampil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan

Lebih terperinci

TARI KREATIF BERBASIS KAULINAN BUDAK LEMBUR

TARI KREATIF BERBASIS KAULINAN BUDAK LEMBUR 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah dasar merupakan institusi pendidikan, memegang peranan yang cukup penting dan strategis. Dikatakan penting dan strategis, karena melalui pendidikan dasarlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. O₁ x O₂. X : Perlakuan (treatment)

BAB III METODE PENELITIAN. O₁ x O₂. X : Perlakuan (treatment) BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Adapun pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2011:2) metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak memiliki potensi untuk masing-masing aspek perkembangannya, diantaranya aspek perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosi, dan moral agama.

Lebih terperinci