PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEnurunkan KECACATAN PRODUK FRYPAN DI CV. CORNING SIDOARJO

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEnurunkan KECACATAN PRODUK FRYPAN DI CV. CORNING SIDOARJO Boy Isma Putra Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ABSTRAK CV. Corning Sidoarjo adalah industri perabot rumah tangga, salah satu produk dihasilkan adalah perabot dapur dengan merek Revere Were mampu diproduksi sebanyak ±.5 unit per tahun. Kondisi produksi produk merek Revere Ware saat ini memiliki tingkat jumlah kecacatan produk pada masing-masing sub proses yaitu : proses press, press cutting (potong), proses roll, dan proses tumbuk sebesar.6 unit per tahun atau sekitar, % dari total produksi per tahun. Berdasarkan data tersebut, maka CV. Corning Sidoarjo berusaha untuk mengurangi tingkat kecacatan produknya dengan menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja harus dicapai dengan menggunakan metode Six. Dengan metode Six ini diperoleh target kinerja bertujuan untuk menurunkan tingkat kecacatan pada masing-masing sub proses, yaitu: Proses press, Proses cutting, Proses roll, dan Proses tumbuk menjadi sebesar. unit per tahun atau sekitar 6,% dari total produksi per tahun. Kata kunci: kualitas, six sigma, CTQ, ABSTRACT CV. Corning Sidoarjo is a home furnishings industry, one product is kitchen furniture brand Revere Was able to produce as many as ±.5 units per year. Production conditions of Revere Ware brand products now has the highest number of defective products within each sub process: press, press cutting (cut), roll process, and mashed process.6 units per year or approximately.% of total production per year. Based on these data, CV. Corning Sidoarjo trying to reduce the defect rate of products by determining the performance of initial conditions (baseline) and performance targets to be achieved by using Six methods. With Six methods can be obtained performance targets aimed at reducing the level of defects in each sub-process, namely: The process of pressing, the process of cutting, coil processing, and mashed process of. units per year or approximately 6. % of total production per year. Key words: six sigma, quality, critical to quality (CTQ), defect per million order () PENDAHULUAN CV. Corning Sidoarjo adalah industri perabot rumah, salah satu produk dihasilkan adalah prabot dapur dengan merek Revere Were mampu berproduksi sebanyak ±.5 unit per tahun. Dari hasil dicapai, produk dengan merek Revere Ware mengalami kecacatan produk untuk masingmasing sub proses yaitu : proses press dengan jumlah cacat sebesar unit per tahun, press cutting (potong) dengan jumlah cacat sebesar 66 unit per tahun, press roll dengan jumlah cacat sebesar 6 unit per tahun, dan proses tumbuk dengan jumlah cacat sebesar unit per tahun atau kurang lebih memiliki jumlah cacat produk total per tahun sebesar,%. Berdasarkan data di atas maka CV. Corning Sidoarjo berusaha untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produksinya dengan menerapkan metode Six. Menurut Greg Brue (00) Six (6σ) merupakan suatu metode teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatik, di mana pada enam sigma hanya terdapat, cacat (defect) dari satu juta peluang (-Defect Per Million Opputunities). Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan jumlah tingkat kecacatan produk pada masingmasing sub proses dengan cara menentukan kondisi awal kinerja (baseline) dan target kinerja harus dicapai dengan menggunakan metode Six.

2 METODE Penelitian dengan menerapkan six sigma terdiri atas beberapa tahapan DMAIC, yaitu Define, Measure, Analysis, Improve dan Control. Lingkup kerja dianalisa di CV. Corning Sidoarjo meliputi: proses press, press cutting (potong), press roll dan proses tumbuk. Penetapan Tujuan Menetapkan tujuan penelitian akan dicari akan dicari Pencarian Data - Data kecacatan produk pada kondisi awal (baseline) Define Menentukan Critical To Quality/ karakteristik kualitas Measure - Menentukan baseline kinerja - Menentukan Target kinerja Analyze - Menentukan baseline kinerja kapabilitas sigma - Menentukan Target kinerja kapabilitas sigma Improve - Menentukan rencana perbaikan pada masingmasing sub proses - Menentukan urutan prioritas perbaikan berdasarkan RPN (Risk Priority Number) kapabilitas sigma Control - Mengevaluasi hasil penerapan Metode Six, pada: Baseline kinerja Target kinerja tingkat kecacatan produk Prosentase penurunan Baseline kinerja kapabilitas sigma Target kinerja kapabilitas sigma Prosentase peningkatan sigma Kesimpulan dan Saran Gambar. Diagram alir penelitian Tahap six sigma pertama adalah define, yakni menentukan Critical To Quality/ karakteristik kualitas. Tahap berikutnya adalah menentukan baseline kinerja dan menentukan target kinerja di mana tahap ini dikenal dengan measure. Selanjutnya analyze dengan menentukan baseline kinerja kapabilitas sigma dan menentukan target kinerja kapabilitas sigma. Setelah itu menentukan rencana perbaikan pada masing-masing sub proses dan menentukan urutan prioritas perbaikan berdasarkan RPN (Risk Priority Number) kapabilitas sigma. Tahap terkhir adalah control, yakni mengevaluasi hasil penerapan metode Six, pada baseline kinerja, target kinerja, tingkat kecacatan produk, prosentase penurunan, baseline kinerja kapabilitas sigma, target kinerja kapabilitas sigma, prosentase peningkatan sigma seperti pada gambar. HASIL DAN PEMBAHASAN Define/Identifikasi Variabel CTQ (Critiqal to Quality) Adapun karakteristik kualitas produk dihasilkan oleh setiap prosesnya ada bagian sesuai dengan proses produksinya. Seperti terlihat pada tabel. Tabel. Karakteristik CTQ Press Cutting Rolling Tumbuk Proses Karakteristik Kulitas. Kondisi matras bagus. Kualitas tepi rata (tidak serut). Ketinggian rata, tidak miring. Ukuran pemotongan. Kualitas potongan. Kondisi bahan. Tebal pipihnya. Ketajaman hasil roll. Kualitas rollnya. Halus tanpa bercak. Tabel. Manfaat Pencapaian Beberapa Tingkat Tingkat Pencapaian (Defect Per Million Oppurtunity) COPQ (Cost Of Poor Quality) (sangat tidak kompetitif) Tidak dapat dihitung (rata-rata industri Indoensia) Tidak dapat dihitung % dari penjualan (rata-rata industri USA) 5 5% dari penjualan 5-5 5% dari penjualan 6-, (industri kelas dunia) < % dari penjualan Setiap peningkatan/pergeseran - akan memberikan peningkatan keuntungan sekitar % dari penjualan. Putra: Penerapan Metode Six 5

3 Tahap Measure Tahap ini meliputi: a). Menentukan Karakteristik CTQ (Critiqal to Quality) Berdasarkan karakteristik-karakteristik telah ditunjukkan pada tahap define, maka kita akan menentukan CTQ diperoleh dari brainstorming dengan pihak manajemen perusahaan, CTQ terpilih dalam fokus perbaikan seperti pada tabel. Tabel. Kriteria kecacatan dan kualitas Proses Karakteristik Kulitas Kriteria Cacat Press. Kondisi matras bagus. Kualitas tepi rata (tidak serut). Ketinggian rata, tidak miring. Tidak ada gram.. Kehalusan tepi. Ketinggian. Tebal bibir hasil press Cutting. Ukuran pemotongan. Kualitas potongan. Kondisi bahan. Keadaan mesin potong. Rolling. Kualitas roll. Tebal pipihnya. Ketajaman hasil roll Tumbuk. Kualitas rollnya. Halus tanpa bercak.. Tidak pecah. Ratanya hasil potongan. Tidak miring. Ukuran pas. Roll tidak rata. Roll masih tajam. Tepi pecah. R nya terlalu pipih b). Pengukuran Baseline Kinerja Pengukuran Baseline Kinerja pada Sub Proses Press Ada tiga cacat potensial dalam proses press. Berikut contoh penghitungan nilai dan kapabilitas sigma untuk press dalam hari. Banyaknya cacat ditemukan DPO banyak diperiksa CTQ 0,0 50 DPO , , dikonversikan dengan nilai sigma. Rangkuman hasil perhitungan keseluruhan ada pada tabel. Kapabilitas sigma dan untuk press sebagai berikut: Tabel. Kapabilitas dan untuk Proses Press Periode ( Hari) Diperiksa cacat CTQ, 6,666,,,,5 0,5,5 0,0,,0,,55,50,0,0,65,, 5, 0,56,0,,6,5,6,60,6,5,0,,,,5,,,5,,,5,,65,,5 Total 6,,5 Apabila suatu proses dikendalikan secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola dan kapabilitas sigma meningkat terus menerus. Sebagai baseline kinerja pada sub proses cutting kita dapat menggunakan nilai, setara dengan,5. Pengukuran Baseline Kinerja pada Sub proses Cutting Berikut contoh penghitungan nilai dan kapabilitas proses stitching dalam hari pemeriksaan Banyaknya cacat ditemukan DPO banyak diperiksa CTQ 0,0 0 DPO , , Rangkuman hasil perhitungan keseluruhan ada pada tabel 5 sebagai berikut: 6 Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Agustus 00:

4 Tabel 5. Kapabilitas dan untuk Proses Cutting Periode ( Hari) Diperiksa Cacat CTQ,,5,05 5,000 6,60,,0,5,,,,5,6,0,5,5,605,,60,,505,,,5,,6,6,6,,,5,,5,0,5,5,5,6,,,56,,5,50 Total 0 5,6,5 Tabel 6. Kapabilitas dan untuk Proses Roll Periode ( Hari) Diperiksa Cacat CTQ,6 5,5,,666,5 5, 5, 5,5, 6,5 0,000,6,666,6,, 5,,,6,5,,,,,5,,,0,,6,,5,,,,5,,,0,, Total ,, Apabila suatu proses dikendalikan secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola dan kapabilitas sigma meningkat terus menerus. Sebagai baseline kinerja pada proses stitching kita dapat menggunakan nilai,6 setara dengan,5 sigma. Pengukuran Baseline Kinerja pada Sub Proses Roll Berikut contoh penghitungan nilai dan kapabilitas proses roll dalam hari pemeriksaan Banyaknya cacat ditemukan DPO banyak diperiksa CTQ 0,05 0 DPO , Rangkuman hasil perhitungan keseluruhan ada pada tabel 6 sebagai berikut: Apabila suatu proses dikendalikan secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola dan kapabilitas sigma meningkat terus menerus. Sebagai baseline kinerja pada proses stitching kita dapat menggunakan nilai 5, setara dengan, sigma. Pengukuran Baseline Kinerja pada Sub proses Tumbuk Berikut contoh penghitungan nilai dan kapabilitas proses tumbuk dalam hari pemeriksaan DPO Banyaknya cacat ditemukan banyak diperiksa CTQ 0,065 DPO , ,500 Rangkuman hasil perhitungan keseluruhan ada pada tabel sebagai berikut: Putra: Penerapan Metode Six

5 Tabel. Kapabilitas dan untuk Proses Tumbuk Periode ( Hari) Diperiksa Cacat CTQ 6, ,555, 6,500 66,666 5,000 5, 55,555, 6,500,6, 55,555 5,6, 55,555 6,500, 6,,0,5,0,6,0,00,6,06,5,0,,0,5,,,0,,6,0,0,, Total 0 55,5,0 Apabila suatu proses dikendalikan secara terus menerus, maka akan menunjukkan pola dan kapabilitas sigma meningkat terus menerus. Sebagai baseline kinerja pada proses stitching kita dapat menggunakan nilai 55,5 setara dengan,0 sigma. Tahap Analyze Pada tahap ini akan dilakukan penentuan kapabilitas proses, menetapkan target kinerja dan karakteristik kualitas (CTQ), serta mengidentifikasikan sumber-sumber penyebab cacat dengan cara barinstrorming dengan pihak perusahaan yaitu Departemen si dengan menggunakan cause and effect diagram. Analisa Kapabilitas Proses Berikut contoh perhitungan karakteristik CTQ kondisi mesin press sebagai berikut: Frekuensi cacat, diperoleh dari hasil rekapitulasi pemeriksaan produk pada proses. Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif ke-0 + frekuensi cacat 0 + Frekuensi total I CTQ 00% 6 00%,% Prosentase kumulatif Prosentase kumulatif ke-0 0 +,%,% Berikut contoh perhitungan CTQ ratanya hasil pemotongan pada sub proses press sebagai berikut: Frekuensi cacat. Tabel. Analisa Kapabilitas Proses untuk Proses Press Sub Proses Karakteristik CTQ Frekuensi Cacat Frekuensi Kumulatif Press Kehalusan tepi Ketinggian Tebal tipis bibir 5 6 Prosentase Total,%,0%,% Prosentase Kumulatif,% 5,%,% Tabel. Analisa Kapabilitas Proses untuk Proses Cutting Sub Proses Karakteristik CTQ Frekuensi Cacat Frekuensi Kumulatif Prosentase Total Cutting Tidak miring Ukurannya pas Ratanya hasil tepi 6 6,66%,6%,5% Prosentase Kumulatif,66%,% 00% Tabel 0. Analisa Kapabilitas Proses untuk Proses Rolling Sub Proses Karakteristik CTQ Frekuensi Cacat Frekuensi Kumulatif Prosentase Total Roll Roll tidak rata Roll masih tajam 5 55,%,% Prosentase Kumulatif 55,% 00% Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Agustus 00:

6 Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif ke-0 + frekuensi cacat 0 + Frekuensi total I CTQ 00% 5 00%,66 % Prosentase kumulatif Prosentase kumulatif ke-0 0 +,66%,66% Hasil perhitungan keseluruhan dapat dilihat pada tabel. Berikut contoh perhitungan karakteristik CTQ kualitas ketajaman roll pada sub proses rolling sebagai berikut: Frekuensi cacat Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif ke-0 + frekuensi cacat 0 + Frekuensi total I CTQ 00% 5 00% 55,% Prosentase kumulatif Prosentase kumulatif ke ,% 55,% Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 0. Berikut contoh perhitungan karakteristik CTQ kualitas R terlalu pipih pada sub proses Tumbuk sebagai berikut: Frekuensi cacat Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif ke-0 + frekuensi cacat 0 + Frekuensi total I CTQ 00% 00% 6,% Prosentase kumulatif Prosentase kumulatif ke-0 Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel. Berikut contoh perhitungan karakteristik CTQ kualitas ketajaman roll pada sub proses rolling sebagai berikut: Frekuensi cacat Frekuensi kumulatif Frekuensi kumulatif ke-0 + frekuensi cacat 0 + Frekuensi total I CTQ 00% 5 00% 55,% Tabel. Analisa Kapabilitas Proses untuk Proses Tumbuk Sub Proses Karakteristik CTQ Frekuensi Cacat Frekuensi Kumulatif Prosentase Total Tumbuk Pecah tepi R nya terlalu pipih 6,%,% Prosentase Kumulatif 6,% 00% Tabel. Target Kinerja Kapabilitas Tahap-tahap Proses Baseline Kinerja Target Kinerja Prosentase penurunan Baseline Kinerja Kapabilitas Target Kinerja Kapabilitas Prosesntase Peningkatan Pres,, 6,65,5,6 0,55 Cutting,6 0,65 5,,5,5 0,0 Rolling,05,0 5,,, 0, Tumbuk 55,5 5, 5,,0, 0,6 Putra: Penerapan Metode Six

7 Prosentase kumulatif Prosentase kumulatif ke ,% 55,% Menetapkan Target Kinerja dan karakteristik Kualitas Dalam menetapkan target kinerja tersebut dilakukan dengan cara mengurangi baseline kinerja sebesar 5,% dari jumlah baseline kinerja. Hal ini didasarkan dengan banyak jumlah produk dihasilkan oleh perusahaan telah melebihi jumlah order sebanyak 5,%. Berikut perhitungan target kinerja untuk masing-masing sub proses sebagai berikut: Baseline kinerja, (didapat dari hasil pengukuran Baseline kinerja). Target Kinerja Baseline Kinerja (5,% dari baseline kinerja), (5.%,),, Prosentase penurunan Baseline Kinerja Target Kinerja 00% Baseline Kinerja,,, 6,65 00% Baseline Kinerja Kapabilitas,5 (Hasil baseline kinerja sebesar, dikonversikan ke nilai sigma) Target Kinerja Kapabilitas,6 (hasil target kinerja, dikonversikan ke nilai sigma) Prosentase peningkatan sigma Target Kinerja Kapabilitas Baseline Kinerja Kapabilitas Baseline Kinerja Kapabilitas 0,55,6,5,5 00% Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel. Tahap Improve Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Pres Adapun rencana perbaikan pada proses pres seperti terlihat pada tabel. Tabel. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses pres Problem. Kondisi matras. ketinggihan. tebal bibir Penyebab Matras kurang halus Potongan bahan tidak sesuai dengan ukuran Tindakan Perbaikan Mengganti matras Setting ulang Usulkan bahan sesuai dengan sepec Rencana Perbaikan untuk Sub Proses cutting Berdasarkan hasil diagram pareto pada sub proses cutting maka rencana perbaikan pada proses ini dapat dilihat pada tabel. Tabel. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses cutting Problem. Ratanya hasil potongan. Tidak miring. Ukuran pas Penyebab Pisau Kurang tajam Matras kurang pas Bahan terlalau kecil Tindakan Perbaikan Mengasa pisau Ganti bahan Rencana Perbaikan untuk Sub Proses roll Berdasarkan hasil diagram pareto pada proses roll, maka rencana perbaikan pada proses ini dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses roll Problem. Roll tidak rata. Roll masih tajam Penyebab Roll naik turun Roll kurang pas Tindakan Perbaikan Seting ulang Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Tumbuk Berdasarkan hasil diagram pareto pada proses tumbuk, maka rencana perbaikannya dapat seperti pada tabel 6. Tabel 6. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Tumbuk Problem. Tepi pecah. R terlalu pipih Penyebab Kualitas bahan jelek Matras terlalu ke bawah Tindakan Perbaikan Ganti bahan/ ditambahkan oli pelumas Seting ulang 0 Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Agustus 00:

8 Usulan Prioritas Perbaikan Berdasarkan pada tabel analisa FMEA (Tool Failure Mode and Effect Analyze) maka usulan prioritas tindakan perbaikannya dapat dilihat pada tabel sampai 0 di bawah ini. Tabel. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses pres Prioritas ke RPN Usulan Tindakan Perbaikan. Kehalusan tepi 0 Mengganti matras Menggosok dengan kertas pasir. Ketinggian 6 Seting ulang. Tebal bibir hasil press 0 Seting ulang Ukuran bahan Tabel. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Cutting Prioritas ke RPN Usulan Tindakan Perbaikan. Ratanya hasil potonggan 6 Mengasah pisau. Tidak miring Setting matras. Ukuran pas 0 Setting Tabel. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Roll Prioritas ke RPN Usulan Tindakan Perbaikan. Roll tidak rata. Roll masih tajam 0 Setting mesin roll 0 Seting matras Tabel 0. Rencana Perbaikan untuk Sub Proses Tumbuk Prioritas ke RPN Usulan Tindakan Perbaikan. tepi pecah 0 Setting mesin tumbuk Tambahkan oli pelumas. R terlalu Seting mesin pipih Tahap Control Control merupakan tahap operasional terakhir dari siklus DMAIC, di mana pada tahap ini akan dibuat mekanisme kontrol dan mendokumentasikan proyek. Adapun kondisi tingkat kecacatan produk pada saat sebelum dan sesudah menetapkan target kinerja dengan metode Six dapat dilihat pada table. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari analisa dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian ini adalah: Dengan menggunakan metode Six ini dapat dicari target kinerja pada masing-masing sub proses berguna untuk menurunkan tingkat kecacatan produk. prosentase tingkat kecacatan produk sebelum menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six adalah sebesar,% dari total produksi per tahun. Sedangkan jumlah prosentase tingkat kecacatan produk setelah menetapkan target kinerja dengan menggunakan metode Six adalah sebesar 6,% dari total produksi per tahun. Saran Dari pembahasan dan kesimpulan telah dijelaskan di atas, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: Hendaknya perusahaan mengkontrol proses-proses produksi sedang berjalan,mana efektif dan kurang efektif, dan Disarankan perusahaan menggunakan metode six sigma karena metode ini dapat mengkontrol semua proses sehingga dapat mencapai zero defect (kecacatan nol) Tabel. Hasil penerapan Metode Six Tahap-tahap Proses Baseline Kinerja Tingkat Kecacatan / tahun Target Kinerja Tingkat Kecacatan / tahun Prosentase penurunan Baseline Kinerja Kapabilitas Target Kinerja Kapabilitas Prosesntase Peningkatan Pres, unit, 66 unit 6,65,5,6 0,55 Cutting,6 66 unit 0, unit 5,,5,5 0,0 Rolling,05 6 unit,0 5 unit 5,,, 0, Tumbuk 55,5 unit 5, unit 5,,0, 0,6 Putra: Penerapan Metode Six

9 DAFTAR PUSTAKA Brue Greg, 00. Six for Managers, PT. Canary Duta Prasada, Jakarta. Douglas C. Montgomery,. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hines, P. dan Taylor, D., 000. Going Lean, Lean Enterprise Research Centre Cardiff Business School, Cardiff. Ishikawa, Kaoru,. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Joseph F. Hair, Rolph E. Anderson,. Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall,Inc, New Jersey. Liker, J.K, 00. The Toyota Way: management Principles from The World s Greatest Manufacturer, McGraw-Hill, New York. Lindsay, Evans, 005. An Introducing to Six & Process Improvement: Pengantar Six, Jakarta: Salemba Empat. Montgomery, D.C, 0. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Miranda dan Amin Wijaya Tunggal, 00. Sig, Harvarindo, Jakarta. Pande, Peter S., Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh, 000. The Six Way, McGraw-Hill, New York. Peter S. Pande, Robert P. Neuman, Roland R. Cavanagh, 00. The Six Way, Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Peter S. Pande dan Lary Hollp, 00. Berfikir Cepat Six, Andi, Yogyakarta. Thomas Pyzdek, 00. The Six Handbook: Panduan Lengkap untuk Greenbelts, Blackbelts, dan Manajer pada Semua Tingkat, Salemba Empat, Jakarta. Tjiptono F., A. Diana, 5. Total Quality Management, Andi Offset Yogyakarta, Yogyakarta. Vincent Gaspersz, 00. Pedoman Implementasi Program Six Terintregasi dengan ISO 00: 000, MBNQA, dan HACCP, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Yamit, Zulian, 00. Manajemen Kualitas dan Jasa, Ekonosia, Yogyakarta. Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Agustus 00: