SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013"

Transkripsi

1 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku II. Pedoman Pencacahan BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 KATA PENGANTAR Buku pedoman ini merupakan acuan bagi petugas lapangan dalam melaksanakan pengumpulan data Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) Fokus utama buku ini adalah bagaimana menjaring informasi perilaku rumah tangga, baik yang ramah lingkungan maupun yang merusak lingkungan. Oleh karena itu, buku ini juga dilengkapi dengan konsep definisi yang digunakan serta tata cara pengisian kuesioner. Kegiatan SPPLH 2013 dilaksanakan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan perilaku peduli lingkungan hidup pada skala rumah tangga. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian BPS terhadap kondisi lingkungan hidup di Indonesia. Agar mendapatkan data yang berkualitas, para petugas lapangan diharapkan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini. Selamat bertugas. Jakarta, Mei 2013 Direktur Statistik Ketahanan Sosial M. Sairi Hasbullah, M.A NIP Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 i

4 ii Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Landasan Hukum Ruang Lingkup Jenis Data yang Dikumpulkan Instrumen yang Digunakan Jadwal Kegiatan... 4 II. URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah Lapangan (PCL) Pengawas/Pemeriksa (PML) Tata Cara Pencacahan Persiapan Lapangan Metode Pencacahan... 7 III. PENGISIAN DAFTAR SPPLH.13 DSRT Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT Blok I. Keterangan Tempat Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga Blok III. Keterangan Petugas Blok IV. Catatan Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih... 8 IV. PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT Tata Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT Blok I. Keterangan Tempat Blok II. Ringkasan Blok III. Keterangan Petugas Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga Blok V. Perumahan Blok VI. Pemanfaatan Energi Blok VII. Pengelolaan Sampah Pedoman Pencacahan SPPLH 2013 iii

6 Blok VIII. Pemanfaatan Air Blok IX. Penggunaan Transportasi Blok X. Peduli Lingkungan Sekitar Blok XI. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan Blok XII. Gambaran Kondisi Ekonomi Blok XIII. Catatan LAMPIRAN iv Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

7 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global dan perubahan iklim yang melanda dunia memberikan dampak serius pada kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan serta budaya. Pemanasan global dan perubahan iklim yang terjadi tidak hanya ditimbulkan oleh rangkaian kejadian alam biasa, akan tetapi lebih diakibatkan oleh perilaku manusia. Hasil kajian Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007 memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi akibat atmosfer bumi dipenuhi oleh Gas Rumah Kaca (GRK), seperti karbon dioksida (CO 2) dan metana (CH 4). Gas karbon dioksida dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri serta gas hasil kebakaran hutan, sementara gas metana dihasilkan dari aktivitas pembuangan sampah dan peternakan. Ditegaskannya perilaku manusia sebagai penyebab utama timbulnya pemanasan global dan perubahan iklim menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah Indonesia, sebagai negara terpadat keempat di dunia, untuk menjadikan penduduknya lebih berperilaku peduli lingkungan. Pada dasarnya kepedulian penduduk terhadap lingkungan tidak dapat tercipta dengan sendirinya. Diperlukan berbagai perangkat untuk mewujudkannya, seperti penegakan hukum, infrastruktur yang memadai, dan program-program edukasi. Perangkat tersebut akan lebih tepat guna baik pada saat perencanaan, monitoring maupun evaluasi, jika data terkait sejauh mana kepedulian penduduk terhadap lingkungannya diketahui. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas tersedianya data yang diperlukan untuk perencanaan pembangunan di berbagai bidang baik sektoral maupun lintas sektoral, Badan Pusat Statistik (BPS) berupaya menyediakan data mengenai perilaku penduduk yang merusak atau mencemari lingkungan hidup maupun perilaku penduduk yang ramah lingkungan. Untuk itu BPS melakukan Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup (SPPLH) 2013 dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH 2013 adalah survei terkait perilaku peduli lingkungan hidup yang pertama kali dilakukan oleh BPS. Oleh karena itu, buku pedoman ini disusun untuk memberikan panduan kerja bagi para petugas lapangan SPPLH2013. Dengan mempelajari secara seksama dan mengikuti petunjuk yang dijelaskan dalam buku Pedoman Pencacahan ini diharapkan para petugas dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sehingga dapat menghasilkan data yang berkualitas Tujuan Tujuan pelaksanaan SPPLH 2013 adalah untuk mendapatkan data lingkungan hidup skala mikro yaitu pada level rumah tangga. Karakteristik data yang ingin diperoleh adalah data yang menggambarkan perilaku rumah tangga terhadap lingkungan hidup baik perilaku ramah ataupun yang sifatnya merusak lingkungan hidup, baik secara langsung atau tidak langsung berdampak pada lingkungan. Data yang dihasilkan diharapkan dapat memberi masukan untuk perencanaan program-program kerja pemerintah di bidang lingkungan hidup dengan sasaran rumah tangga, sekaligus untuk memonitor Pedoman Pencacahan SPPLH

8 dan mengevaluasi program pembangunan di bidang lingkungan hidup Landasan Hukum Pelaksanaan SPPLH 2013 didasarkan pada : 1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik; 2. UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; 4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen; 5. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS; 1.4. Ruang Lingkup SPPLH 2013 dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota dengan sampel sebanyak rumah tangga Jenis Data yang Dikumpulkan Data yang dikumpulkan dalam SPPLH 2013 mencakup: 1. Keterangan Anggota Rumah Tangga (ART), mencakup antara lain nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, ijazah tertinggi yang dimiliki, jenis penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan yang pernah diikuti, kegiatan utama, sarana angkutan yang biasa digunakan untuk menunjang kegiatan utama dan jenis bahan bakarnya, perilaku merokok, jenis dan jumlah rokok yang dikonsumsi, serta kebiasaan ART membuang sampah di rumah. 2. Perumahan, mencakup antara lain status pengguasaan bangunan tempat tinggal, luas tanah, luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan, ketersediaan fasilitas buang air besar, jenis kloset dan penggunaan flush, tempat pembuangan akhir tinja, pemanfaatan cahaya matahari, usaha menanam/memelihara tanaman di rumah, dan ketersediaan area resapan air. 3. Pemanfaatan Energi, mencakup antara lain sumber bahan bakar untuk memasak, kebiasaan menutup panci pada saat memasak, sumber penerangan utama, daya listrik terpasang, jumlah lampu yang terpasang di rumah, jumlah lampu yang dinyalakan pada siang hari, penggunaan lampu hemat energi, penguasaan/penggunaan alat elektronik dan kebiasaan mematikan alat elektronik yang tidak digunakan, frekuensi menyalakan AC di bawah 25 0 C, dan usaha mengurangi pemakaian listrik. 4. Pengelolaan Sampah, mencakup antara lain perlakuan terhadap sampah, frekuensi melakukan pemilahan sampah, perlakuan terhadap sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, serta perlakuan terhadap barang bekas layak pakai. 5. Pemanfaatan Air, mencakup antara lain sumber air utama yang digunakan untuk kegiatan rumah tangga, pemanfaatan air bekas mencuci/wudhu/dll, fasilitas mandi yang digunakan, penggunaan instalasi air, cara penggunaan air untuk mencuci alat makan/buah/sayuran, cara mencuci dan membilas pakaian, perilaku membiarkan air mengalir, dan usaha mengurangi pemakaian air. 2 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

9 6. Penggunaan Transportasi, mencakup antara lain jumlah kendaraan bermotor yang dikuasai/digunakan, perilaku penggunaan kendaraan bermotor, jenis pemeliharaan/ perawatan kendaraan bermotor (perawatan mesin, dan pemeriksaan tekanan ban), serta usaha mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. 7. Peduli Lingkungan Sekitar, mencakup antara lain keikutsertaan ART pada kegiatan kerja bakti di lingkungan rumah, keberadaan pencemaran dan jenisnya, dan upaya menanggulangi pencemaran. 8. Pengetahuan Perilaku Peduli Lingkungan, mencakup antara lain pengetahuan responden akan pencemaran udara, pemanasan suhu bumi, pemborosan air, penyediaan area resapan air, penghematan listrik dan bahan bakar, perlakuan terhadap sampah dan sampah yang mengandung bahan kimia, dan sumber informasi pengetahuan yang dimiliki responden Instrumen yang Digunakan Instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan lapangan SPPLH 2013 terdiri dari tiga jenis buku pedoman dan dua jenis kuesioner. Jenis dan kegunaan masing-masing instrumen dijelaskan dalam Tabel 1.1 Tabel 1.1 Jenis dan Kegunaan Instrumen SPPLH 2013 No Instrumen Kegunaan Digunakan Oleh (1) (2) (3) (4) Buku Pedoman 1. Buku I. Pedoman Merupakan acuan bagi Kepala BPS Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Provinsi Provinsi dan Kepala BPS Kepala BPS Kabupaten/ dan Kepala BPS Kabupaten/Kota dalam melaksana-kan Kota Kabupaten/Kota pendataan SPPLH Buku II. Pedoman Pencacahan 3. Buku III. Pedoman Pengawasan Kuesioner 4. SPPLH13.DSRT Merupakan acuan bagi pencacah dalam melaksanakan pendataan SPPLH 2013 Merupakan acuan bagi pengawas/ pemeriksa dalam mengawasi/ memeriksa pendataan SPPLH di lapangan Daftar Sampel Rumah Tangga Terpilih SPPLH Setiap daftar berisi sepuluh (10) rumah tangga sampel yang dipilih hasil updating listing Susenas Triwulan II Pencacah (PCL) dan Pengawas/Pemeriksa (PML) PML PML dan PCL Pedoman Pencacahan SPPLH

10 5. SPPLH13.RT Pencacahan Rumah Tangga PCL 1.7. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan SPPLH 2013 terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang dilaksanakan di BPS Pusat dan daerah. Berikut tabel kegiatan beserta jadwal SPPLH 2013 : Kegiatan A. Persiapan 1. Penyempurnaan pedoman dan kuesioner 2. Pencetakan kuesioner dan buku pedoman SPPLH 3. Pengiriman kuesioner dan buku pedoman SPPLH ke daerah 4. Workshop Intama 5. Pelatihan Innas 6. Pelatihan Petugas 7. Supervisi Pelatihan B. Pelaksanaan 8. Pencacahan rumah tangga sampel 9. Pengawasan/pemeriksaan 10. Penyerahan hasil pencacahan ke BPS Kab/Kota C. Pengolahan 11. Receiving & Batching 12. Pengolahan data (editing, coding, entry, validasi) dan pengecekan kualitas data di BPS Kab/Kota 13. Pengiriman data ke BPS Provinsi 14. Pengecekan kualitas data dan kelengkapan data oleh BPS Provinsi 15. Pengiriman raw data ke Pusat 16. Kompilasi data di Pusat D. Evaluasi Hasil dan Publikasi 17. Evaluasi dan pembahasan hasil 18. Publikasi Jadwal 22 Mar - 26 Apr Mei Mei Juni Juni Juni Juni Juli Juli Jui Juli Juli - 20 Agust Agust Agust Agust September 2013 Okt - Nov 2013 Desember Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

11 II URAIAN TUGAS PENCACAH DAN TATA CARA PENCACAHAN 2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Pencacah Lapangan (PCL) Secara umum tugas pencacah adalah sebagai berikut : 1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH 2013; 2) Menerima identitas rumah tangga sampel terpilih yang disiapkan oleh Pengawas/Pemeriksa pada setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya; 3) Menelusuri rumah tangga sampel bersama Pengawas/Pemeriksa; 4) Melakukan wawancara terhadap responden pada rumah tangga sampel dengan Daftar SPPLH13.RT berdasarkan Daftar SPPLH13.DSRT; 5) Menjalin kerja sama dengan Pengawas/Pemeriksa dan semua responden; 6) Melakukan kunjungan ulang untuk wawancara yang belum selesai; 7) Mengoreksi dan memastikan kewajaran serta kelengkapan isian untuk meyakinkan bahwa semua pertanyaan telah diajukan ke responden dan semua jawaban responden telah dicatat dengan benar; 8) Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam pelaksanaan lapangan bersama Pengawas/Pemeriksa; 9) Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan kepada Pengawas/Pemeriksa secara bertahap, tanpa menunggu satu Blok Sensus selesai semuanya dan mematuhi jadwal yang telah ditentukan Pengawas/Pemeriksa (PML) Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan lapangan serta mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi, maka harus dilaksanakan pengawasan lapangan. Tugas pokok dalam pengawasan lapangan ini meliputi pengawasan pelaksanaan pencacahan dan pemeriksaan hasil-hasilnya. Secara umum rangkaian tugas pemeriksa adalah sebagai berikut : 1) Seorang PML akan membawahi sekitar 3 PCL. 2) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SPPLH ) Membuat jadwal pengawasan lapangan untuk setiap pencacah. 4) Mengkoordinir pelaksanaan pencacahan pada semua PCL yang menjadi tanggung jawabnya. 5) Mendampingi setiap PCL saat melakukan pencacahan. Pendampingan dimulai dari pencacah yang dinilai paling lemah dan dilakukan sedini mungkin pada awal pencacahan, sehingga kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dapat dihindari. 6) Mengawasi pelaksanaan lapangan hingga periode pencacahan berakhir. 7) Jika terdapat rumah tangga nonrespon atau tidak ditemukan, maka PML wajib memverifikasi lapangan untuk benar-benar memastikan bahwa rumah tangga tersebut memang berstatus nonrespon. Pedoman Pencacahan SPPLH

12 8) Membantu memecahkan masalah yang ditemui PCL dalam pelaksanaan pencacahan. 9) Memeriksa hasil pencacahan yang dilakukan PCL. 10) Mengumpulkan dokumen hasil pencacahan (Daftar SPPLH13.RT dan SPPLH13.DSRT) dan diserahkan kepada BPS Kabupaten untuk dilakukan pengolahan. 11) Melaksanakan seluruh tugas sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2.2 Tata Cara Pencacahan Sebelum melakukan pencacahan para petugas harus menyiapkan perlengkapan, mencari informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, menemukan rumah tangga sampel, dan menemui responden untuk dilakukan wawancara dengan metode pendataan yang telah ditentukan Persiapan Lapangan Sebelum melakukan pencacahan petugas harus melakukan persiapan terkait dokumen perlengkapan, informasi situasi dan kondisi wilayah tugas, koordinasi, dan komunikasi dengan BPS kabupaten/kota dan pejabat wilayah tugas, serta mengetahui lokasi responden. Dokumen dan Perlengkapan Dokumen, bahan dan perlengkapan yang perlu dipersiapkan adalah: 1. Peta Blok Sensus terpilih 2. Daftar Updating Susenas Triwulan II 2013 (VSEN13.P) 3. Buku II Pedoman Pencacahan SPPLH Daftar SPPLH13.DSRT 5. Daftar SPPLH13.RT 6. Pensil hitam, rautan, penghapus, dan lain-lain 7. Surat tugas atau surat pengantar (dengan cap/stempel dari aparat setempat). 8. Dokumen-dokumen, bahan, dan perlengkapan tersebut harus diyakinkan tidak ada yang kurang, baik dalam hal jumlah maupun kondisinya. Informasi Situasi dan Kondisi Lapangan Situasi dan kondisi lapangan adalah faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan lapangan. Oleh karena itu, para petugas sebaiknya segera mencari informasi yang diperlukan, seperti: 1) Letak geografis wilayah tugas. 2) Ketersediaan transportasi ke lokasi pencacahan. Untuk mengantisipasi apabila ada lokasi pencacahan yang membutuhkan biaya dan waktu khusus. 3) Profil masyarakat pada wilayah yang akan dituju untuk menerapkan teknik wawancara yang tepat digunakan. Koordinasi dan Komunikasi dengan BPS Kabupaten/Kota dan Pejabat Wilayah Tugas Sebelum mulai bertugas, koordinasi dan komunikasi antara pencacah dengan pengawas/pemeriksa dan BPS Kabupaten/Kota harus tetap dilakukan baik dari ketersediaan dokumen, permasalahan lapangan, dan kelengkapan surat tugas. 6 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

13 Sebelum mengunjungi rumah tangga sampel, petugas harus melakukan koordinasi dengan pejabat di wilayah tugas (termasuk Ketua RT/RW atau Lurah/Kepala Desa/Kepala Dusun). Kepada pejabat di wilayah tugas, petugas harus memperkenalkan diri dengan menunjukkan surat tugas, memberikan penjelasan pelaksanaan SPPLH 2013 baik terkait tujuan, hal-hal yang akan dilakukan pada saat survei, dan rumah tangga yang menjadi sampel, serta meminta ijin untuk melaksanakan kegiatan SPPLH 2013 pada jadwal yang telah ditentukan. Menemukan Lokasi Rumah Tangga Terpilih Pelaksanaan pencacahan rumah tangga dilakukan oleh Pencacah berdasarkan identitas rumah tangga sampel pada SPPLH13.DSRT, VSEN13.P, dan sketsa peta blok sensus, dengan cara : 1) Mengidentifikasi alamat atau satuan lingkungan setempat seperti RT, RW, Dusun, Nama Jalan atau Gang sesuai isian pada Blok V Kolom (7) Daftar SPPLH13.DSRT. 2) Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel (Blok V kolom (3) SPPLH13.DSRT) pada Blok V Kolom (2) Daftar VSEN13.P 3) Mengidentifikasi nama kepala rumah tangga tetangganya, yaitu nama kepala rumah tangga pada Blok V Kolom (5) Daftar VSEN13.P yang berada di atas dan di bawah nama kepala rumah tangga sampel (meyakinkan posisi rumah tangga). Mengidentifikasi letak nomor bangunan fisik rumah tangga sampel pada sketsa peta blok sensus Metode Pencacahan Pencacahan di setiap rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung antara pencacah lapangan (PCL) dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah anggota rumah tangga yang bertanggung jawab/pengambil keputusan atas pengeluaran rumah tangga (baik pengeluaran makanan maupun non makanan). Dalam hal ini diutamakan kepala rumah tangga, pasangannya atau ART dewasa (15 tahun keatas) dan tidak diperkenankan mewawancarai tetangga dari rumah tangga responden. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan keramahan selama berwawancara. Pedoman Pencacahan SPPLH

14 III PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.DSRT 3.1 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.DSRT Daftar SPPLH13.DSRT merupakan daftar yang berisi sampel rumah tangga terpilih kegiatan SPPLH 2013 dalam satu blok sensus. Daftar SPPLH13.DSRT terdiri dari 5 blok, yaitu: Blok I adalah Pengenalan Tempat, Blok II adalah Rekapitulasi Rumah Tangga, Blok III adalah Keterangan Petugas, Blok IV adalah Catatan, dan Blok V adalah Keterangan Rumah Tangga Terpilih. Isian untuk Blok I, Blok II dan Blok V dalam daftar SPPLH13.DSRT telah tercetak dengan nama serta alamat rumah tangga terpilih Blok I. Keterangan Tempat Mencakup nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, dan Nomor Kode Sampel (NKS). Isian dalam blok ini telah tercetak dalam DSRT, namun apabila terdapat kesalahan maka lakukan perbaikan dengan mencoret dan isikan identitas yang benar Blok II. Rekapitulasi Rumah Tangga Memuat banyaknya rumah tangga eligible hasil pemutakhiran Susenas Triwulan II Isian dalam blok ini sudah tercetak dalam DSRT Blok III. Keterangan Petugas Memuat nama lengkap, tanggal, dan tanda tangan PCL dan Pengawas. Tulis nama, tanggal dan bubuhkan tanda tangan setelah memastikan bahwa semua nama kepala rumah tangga (KRT) yang berada di Blok V sudah dicacah dan status pencacahannya sudah terisi sesuai dengan dokumen SPPLH13.RT Blok IV. Catatan Blok Catatan disediakan jika pencacah menemukan hal-hal penting yang perlu dicatat. Misalnya menuliskan alasan rumahtangga yang nonrespon, alasan pencoretan nama dan atau alamat, serta temuan lapangan lainnya Blok V. Keterangan Rumah Tangga Terpilih Keterangan rumah tangga terpilih sampel SPPLH telah tercetak pada kolom (1) (8) berdasarkan hasil updating Susenas Triwulan II tahun Khusus untuk kolom (9) isikan status hasil pencacahan dengan kode 1 berhasil jika berhasil dicacah, kode 2 tidak ditemukan jika rumah tangga tidak ditemukan di wilayah pencacahan dan kode 3 menolak jika responden tidak bersedia untuk dicacah. Jika kolom (9) berkode 2 dan 3 tuliskan alasan rumah tangga tersebut tidak dapat dicacah di Blok IV.Catatan dan segera laporkan kepada PML. Terdapat kemungkinan nama KRT yang tercetak di kolom (6) berbeda dengan kondisi di lapangan. Perbedaan ini dapat disebabkan beberapa kondisi sebagai berikut: 8 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

15 1. Perbedaan nama, seperti nama yang tercatat adalah nama panggilan, kesalahan penulisan nama atau hal-hal lain yang dapat diterima secara logis bahwa rumah tangga yang dikunjungi adalah rumah tangga sampel, maka perbaiki nama KRT pada kolom (6) dengan nama sesuai identitas dan lakukan proses pencacahan. 2. Ganti Kepala Rumah Tangga (KRT), kondisi dimana alamat saat pencacahan SPPLH 2013 sama dengan alamat rumah tangga yang ditemui tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga oleh anggota rumah tangga lainnya yang diakibatkan oleh KRT meninggal atau pindah. Maka, coret nama KRT pada kolom (6) dan ganti dengan nama KRT baru dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. Contoh : a. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Arya namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Arya ternyata KRTnya adalah Bambang. Bambang adalah anak Arya yang tinggal bersama Arya namun sebulan yang lalu Arya telah meninggal. Coret nama Arya gantikan dengan Bambang dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. b. Nama yang tertera pada SPPLH13.DSRT adalah Tommi namun saat petugas SPPLH 2013 mendatangi rumah Tommi ternyata KRT-nya adalah Yoyok. Istri Yoyok menjelaskan Tommi kakak iparnya pada bulan Mei sudah pindah menempati rumah barunya dan dulu Yoyok tinggal dalam satu rumah dan makan bersama dengan keluarga Tommi. Coret nama Tommi lalu gantikan dengan Yoyok dan tuliskan alasan pencoretan nama KRT di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. 3. Pindah dalam blok sensus adalah kondisi dimana KRT yang dimaksud dalam Daftar SPPLH13.DSRT ternyata sudah pindah rumah namun masih dalam wilayah pencacahan. Coret alamat pada kolom (7) dan ganti dengan alamat baru lalu tuliskan alasan pencoretan alamat di Blok IV. Catatan dan lakukan proses pencacahan. Dalam pelaksanaan SPPLH 2013 juga dimungkinkan adanya nonrespon. Hal ini dapat terjadi jika: 1. Rumah tangga yang ditemui berbeda dengan rumah tangga yang tercetak di SPPLH13.DSRT; 2. Rumah tangga menolak untuk diwawancarai; 3. Rumah tangga pindah di luar blok sensus; 4. Setelah dilakukan kunjungan ulang rumah tangga hingga pada batas waktu pencacahan rumah tangga tersebut tidak dapat ditemui. Pedoman Pencacahan SPPLH

16 IV PENGISIAN DAFTAR SPPLH13.RT 4.1 Tata Cara Penulisan Daftar SPPLH13.RT Dalam kuesioner SPPLH13.RT penyajian pertanyaan dan jawaban memiliki jenis aturan pengisian yang masing-masing berlaku untuk rincian atau pertanyaan tertentu. Pada dasarnya, cara pengisian rincian atau pertanyaan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Untuk rincian yang disediakan nama/keterangan dan kotak jawaban di sampingnya maka tuliskan nama/keterangan di tempat yang tersedia kemudian menuliskan kode nama/keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia; Contoh: Pada Rincian 1 dan 2, Blok I. KETERANGAN TEMPAT 2. Untuk rincian yang tersedia kode jawabannya, sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban dan lingkari kode jawaban, kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia; Contoh: Pada Rincian 6, Blok V. PERUMAHAN 6. Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah? a. Sumur resapan 1. Ya 2. Tidak b. Lubang resapan biopori 1. Ya 2. Tidak c. Taman/tanah berumput 1. Ya 2. Tidak Mengisikan jawaban responden pada kotak yang tersedia Contoh: Pada Rincian 10, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI 10. a. Jumlah lampu yang terpasang dirumah : 1 2 buah b. Jumlah lampu hemat energi yang terpasang di rumah c. Jumlah lampu yang menyala pada siang hari d. Jumlah lampu yang tetap menyala pada malam hari ketika tidur : : : buah buah 0 2 buah 10 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

17 4. Untuk rincian yang berbentuk tabel, pilihan jawaban bisa berada dalam baris atau kolom tabel. Sesuaikan jawaban responden dengan pilihan jawaban lalu tuliskan pada kotak yang tersedia atau lingkari kode jawaban Contoh : - Pada Rincian 12, Blok VI. PEMANFAATAN ENERGI 11. Berapa jumlah alat elektronik yang dikuasai/digunakan rumah tangga dan bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya? Alat elektronik yang digunakan Jumlah Jika kol (2) 0, bagaimana kebiasaan rumah tangga dalam penggunaannya? Apakah sering, kadang-kadang, atau tidak pernah membiarkan menyala meski tidak digunakan? 1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Tidak pernah (1) (2) (3) a. Televisi b. AC c. Kipas angin/exhaust fan d. Komputer/Laptop 2 e. Radio/tape/DVD 1 f. Pompa air 1 g. Setrika 1 h. Lemari es 2 i. Dispenser 1 j. Magic com/rice cooker 1 k. Mesin cuci satu tabung 0 l. Mesin cuci dua tabung Membiarkan kotak tidak terisi apabila suatu rincian atau pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan, misalnya harus dilewati. Contoh: Pada Rincian 7 sampai dengan 9, Blok VI.PEMANFAATAN ENERGI 7. Bahan bakar memasak yang digunakan : 1. Listrik 6. Arang 2. Gas Kota/Elpiji 7. Kayu bakar 3. Biogas 8. Lainnya 4. Minyak tanah 9. Tidak memasak 5. Briket [R9] Utama a. 9 b Pada saat memasak, seberapa sering menutup panci? 1. Tidak pernah 3. Sering 2. Kadang-kadang 9. a. Sumber penerangan utama : 1. Listrik PLN 2. Listrik non PLN bersumber energi alternatif 3. Listrik non PLN bukan bersumber energi alternatif 4. Petromak/pelita/sentir/obor 5. Lainnya [R14.a] 1 Pedoman Pencacahan SPPLH

18 4.2 Konsep Definisi dan Cara Pengisian Daftar SPPLH13.RT Kuesioner SPPLH13.RT terdiri dari tiga belas blok. Blok I untuk mencatat lokasi rumah tangga. Blok II untuk mencatat ringkasan jumlah ART. Blok III untuk mencatat keterangan petugas. Blok IV mencatat keterangan pokok anggota rumah tangga (ART) yang mencakup keterangan demografi ART, keikutsertaaan dalam penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, penggunaan transportasi, perilaku merokok, dan perilaku membuang sampah. Blok V sampai Blok X mencatat keterangan perumahan dan perilaku peduli lingkungan hidup rumah tangga. Blok XI untuk mencatat pengetahuan perilaku peduli lingkungan. Blok XII untuk mengetahui pendapatan rumah tangga. Blok XIII untuk catatan Blok I. Keterangan Tempat Blok ini berisi keterangan tempat mengenai Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, alamat, status pencacahan, nama pemberi informasi beserta nomor urut ARTnya. Rincian 1 sampai dengan 10: Identitas tempat Tuliskan nama dan kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomer Kode Sampel, Nomor urut sampel rumah tangga, nama KRT, dan alamat tempat tinggal responden. Isian rincian 1 s.d. 10 berasal dari Blok I dan Blok V Daftar SPPLH13.DSRT. Apabila ditemukan perbedaan nama KRT atau alamat rumah tangga, maka lakukan perbaikan sesuai kondisi lapangan. Rincian 11: Status Pencacahan Rincian ini digunakan untuk mengetahui hasil kunjungan yang dilakukan petugas pencacah. Isikan kode 1 jika Berhasil dicacah, kode 2 jika Tidak ditemukan, dan kode 3 jika Menolak pada kotak yang tersedia. Segera laporkan ke PML untuk rumah tangga yang tidak ditemukan dan menolak. Berdasarkan laporan PCL, PML wajib melakukan verifikasi lapangan untuk memastikan kebenaran laporan. Rincian 12: Pemberi informasi Rincian ini digunakan untuk mencatat keterangan pemberi informasi. Rincian ini diisi pada akhir pencacahan. Pemberi informasi adalah anggota rumah tangga yang menjadi narasumber utama dalam pengisian kuesioner SPPLH13.RT. Pemberi informasi diutamakan KRT atau pasangannya (Istri/Suami) atau ART dewasa (15 tahun keatas). Tuliskan nama dan salin nomor urut ART pemberi informasi dari Blok IV kol Blok II. Ringkasan Rincian 1: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Isikan jumlah ART dari rumah tangga sampel sesuai banyaknya baris dari Kolom (2) Blok IV yang terisi. Rincian 2: Banyaknya Anggota Rumah Tangga Umur 10 Tahun Ke Atas Isikan jumlah ART yang berumur 10 tahun ke atas, sesuai banyaknya baris dari Kolom (5) Blok IV yang berisi angka 10 dan di atasnya. 12 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

19 4.2.3 Blok III. Keterangan Petugas Blok ini mencatat keterangan petugas yang bertanggung jawab melakukan pencacahan dan pemeriksaan Daftar SPPLH13.RT serta informasi tanggal pencacahan dan pemeriksaan. Rincian 1-2 : Nama, dan Jabatan Isikan Nama. Lingkari salah satu kode jabatan sesuai jabatan PCL/PML dan pindahkan ke dalam kotak yang disediakan. Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan Tuliskan tanggal dan bulan pencacahan/pemeriksaan. Rincian 4: Tanda Tangan Sebelum membubuhkan tanda tangan, pencacah dan pengawas/pemeriksa diharuskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SPPLH13.RT Blok IV. Keterangan Anggota Rumah Tangga Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pokok ART. Keterangan yang dicatat meliputi nama, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan, Ijazah/STTB tertinggi, penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup, kegiatan utama, sarana angkutan yang digunakan, perilaku merokok, dan kebiasaan membuang sampah. Kolom (1) : Nomor Urut Nomor urut sudah tertulis dari nomor 1 sampai dengan 10. Jika banyaknya ART lebih dari 10 orang, gunakan lembar atau kuesioner tambahan dengan memberikan keterangan bersambung di sudut kanan atas pada kuesioner pertama dan keterangan sambungan pada sudut kanan atas kuesioner tambahan. Salin keterangan pengenalan tempat pada Daftar SPPLH13.RT tambahan dan ganti nomor urut pada kolom (1) Blok IV menjadi 11, 12, dan seterusnya. Rumah Tangga (Ruta) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Rumah tangga umumnya terdiri dari ibu, bapak, anak, orang tua/mertua, famili, pembantu dan lainnya. Anggota Rumah Tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga atau ART lainnya). Termasuk ART: a. Bayi yang baru lahir. b. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih. c. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang). d. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah majikan. e. Orang yang mondok dengan makan (indekos) jumlahnya kurang dari 10 orang. Pedoman Pencacahan SPPLH

20 f. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang. Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat dimana dia tinggal pada saat pencacahan. Ia tidak dicatat lagi di rumah asalnya Tidak termasuk ART : a. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari. b. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah. c. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. d. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. e. Orang yang mondok tidak dengan makan. Catatan: 1. Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri yang lebih lama ditinggali. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi. 2. Rumah tangga yang memiliki 2 rumah dalam satu BS, dimana salah satu rumah ditempati anakanaknya tetapi pengurusan makan dan kebutuhan sehari-hari menjadi satu tetap dikategorikan 1 rumah tangga. Tuliskan nama semua ART yang tinggal dan diurutkan mengikuti aturan baku SP2010 sebagai berikut : 1. Nomor urut pertama adalah nama KRT dan diikuti oleh nama istri/suami (pasangannya). Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. 2. Nomor urut berikutnya adalah nama anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. 3. Nomor urut berikutnya adalah nama anak yang telah menikah yang diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. Susunan nama anak-anak dari pasangan ini yang belum menikah diurutkan mulai dari yang tertua. Demikian seterusnya, untuk para anak dari KRT yang telah menikah disusun berurutan dengan pasangannya dan anak-anaknya. 4. Nomor urut berikutnya adalah ART selain anak, yang sudah menikah diikuti oleh pasangannya dan anak-anaknya yang belum menikah. 5. Nomor urut berikutnya adalah ART lainnya yang tanpa pasangan dan tanpa anak mulai dari orang tua/mertua, famili lain, pembantu/sopir/tukang kebun, dan lainnya. 14 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

21 Nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya: a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan ART seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut, dan tamu yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi telah meninggalkan rumahnya lebih dari 6 bulan. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas. b. Orang yang dianggap ART karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama ART sesuai dengan urutan seperti dijelaskan di atas. Urutan bertanya: a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga. b. Isikan Kolom (2) dan (3) secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama anggota rumah tangga sesuai dengan aturan baku SP2010. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai Kolom (4) sampai dengan Kolom (16) untuk setiap anggota rumah tangga. Kolom (3): Hubungan dengan KRT Tanyakan hubungan setiap ART dengan KRT dan isikan kode yang sesuai pada kotak yang tersedia. ART pertama harus KRT, sehingga kode di Kolom (3) sudah tertulis berkode 1. Hubungan dengan KRT adalah: Istri/suami adalah istri/suami dari KRT; Anak, mencakup anak kandung, anak tiri, dan anak angkat KRT; Menantu, yaitu suami/istri dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat; Cucu, yaitu anak dari anak kandung, anak tiri, atau anak angkat; Orang tua/mertua, yaitu bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari istri/suami KRT; Famili lain, yaitu mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek, atau nenek; Pembantu rumah tangga, yaitu orang yang bekerja sebagai pembantu yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik berupa uang ataupun barang; Lainnya, yaitu orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau istri/suami KRT yang berada di rumah tangga tersebut lebih dari 6 bulan, seperti tamu, teman dan orang yang mondok dengan makan (indekos), termasuk anak pembantu yang juga tinggal dan makan di rumah tangga majikannya. Pedoman Pencacahan SPPLH

22 Penjelasan : 1. Mantan menantu yang tidak ada hubungan famili dengan KRT dicatat sebagai lainnya (kode 9); yang ada hubungan famili dicatat sebagaimana status hubungan dengan KRT sebelum menikah. 2. Famili yang dipekerjakan sebagai pembantu (diberi upah/gaji) dianggap sebagai pembantu rumah tangga. 3. Anak pembantu rumah tangga yang ikut tinggal dalam rumah tangga, apabila diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, status hubungan dengan KRT dicatat sebagai pembantu rumah tangga. Apabila anak tersebut tidak diperlakukan sebagai pembantu rumah tangga, maka dicatat sebagai lainnya. Kolom (4) : Jenis Kelamin Isikan kode jenis kelamin untuk masing-masing ART pada kotak yang tersedia, kode 1 untuk Laki-laki dan kode 2 untuk Perempuan. Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya. Untuk meyakinkannya, tanyakan apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan. Kolom (5) : Umur Tanyakan umur responden dan isikan jawabannya pada kotak yang tersedia. Umur dihitung dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur didasarkan pada kalender Masehi. Penjelasan: 1. Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, dicatat 27 tahun. 2. Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun. Pada umumnya apabila ditanyakan mengenai umur, ada kecenderungan responden memberikan jawaban umur yang berakhiran 5 atau 0. Sehingga apabila pencacah menemukan hal tersebut, maka pencacah diharapkan untuk menanyakan lebih mendalam. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakan untuk memperoleh keterangan mengenai umurnya dengan cara sebagai berikut : 1. Melalui akte kelahiran, surat kenal lahir, kartu dokter, kartu imunisasi, dan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau catatan lain yang dibuat oleh orang tuanya. Perhatikan tanggal dikeluarkannya suratsurat tersebut (misalnya KTP atau kartu keluarga) bila yang tercatat di sana adalah umur (bukan tanggal lahir). 2. Menghubungkan waktu kelahiran responden dengan tanggal, bulan, dan tahun kejadian atau peristiwa penting yang terjadi di Indonesia atau di daerah yang dikenal secara nasional maupun regional. Contoh : Pemilu, gunung meletus, banjir, kebakaran, pemilihan kepala desa/lurah, dan sebagainya. Beberapa peristiwa penting yang dapat digunakan dalam memperkirakan umur antara lain: a. Pendaratan Jepang di Indonesia (1942). 16 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

23 b. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (1945). c. Pemilu I (1955). d. Pemberontakan G30S/PKI (1965). 3. Membandingkan umur ART dengan saudara-saudara kandungnya. Mulailah dengan memperkirakan umur anak yang terkecil, kemudian bandingkan dengan anak kedua terkecil dengan menanyakan kira-kira berapa umur atau sudah bisa berbuat apa saja {duduk (6 bulan), merangkak (8 bulan), berdiri (9 bulan), berjalan (12 bulan)} si kakak waktu adiknya lahir atau mulai ada dalam kandungan. Lakukan cara-cara di atas ini untuk mencari keterangan mengenai anak-anak yang lebih besar. 4. Membandingkan dengan anak tetangga/saudara yang diketahui umurnya dengan pasti. Perkirakan berapa bulan anak yang bersangkutan lebih tua atau lebih muda dari anak-anak tersebut. Tidak jarang responden mengatakan tidak mengetahui sama sekali umurnya, ketika ditanya terus dijawab "terserah bapak/ibu sajalah". Dalam kasus seperti ini pencacah diminta menanyakan kembali dengan lebih sabar, mengulangi kembali cara-cara yang dianjurkan. Karena untuk umur disediakan dua kotak, bagi yang umurnya kurang dari 10 tahun agar ditambahkan 0 di kotak pertama dan bagi yang umurnya 98 tahun atau lebih diisikan 98. Contoh: 110 tahun tahun 9 bulan bulan, 20 hari 0 0 Kolom (6): Status Perkawinan Tanyakan status perkawinan responden dan isikan kodenya pada kotak yang tersedia. Pilihan jawaban untuk pertanyaan ini, kode 1: belum kawin, kode 2: kawin, kode 3: cerai hidup, kode 4: cerai mati. Kawin adalah seseorang mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan) pada saat pencacahan, baik tinggal bersama maupun terpisah. Dalam hal ini yang dicakup tidak saja mereka yang kawin sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami-istri. Cerai hidup adalah seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Dalam hal ini termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum. Sebaliknya tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau untuk keperluan lain. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil, dianggap cerai hidup. Cerai mati adalah seseorang yang ditinggal mati oleh suami atau istrinya dan belum kawin lagi. Kolom (7) - (16) hanya ditanyakan untuk ART berumur 10 tahun ke atas (kol(5) 10) Kolom (7) : Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki Isikan salah satu kode 0 sampai dengan 6 ke dalam kotak yang telah disediakan. Pedoman Pencacahan SPPLH

24 Kode Kolom (7) : Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki: 0. Tidak punya Ijazah SD 1. SD/Sederajat 2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. D1/D2/D3 5. D4/S1 6. S2/S3 Tidak Punya Ijazah SD adalah KRT/ART yang tidak memiliki ijazah suatu jenjang pendidikan atau pernah bersekolah di Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang sederajat (antara lain Sekolah Luar Biasa tingkat dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong, Sekolah Dasar Kecil, paket A1-A100, Paket A Setara) tetapi tidak/belum tamat. Termasuk juga KRT/ART yang tamat sekolah dasar 3 tahun atau yang sederajat. Paket A/B/C merupakan pendidikan kesetaraan dengan tujuan memperluas akses pendidikan dasar sembilan tahun melalui program Paket A dan Paket B serta pendidikan menengah melalui program Paket C. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 3, pendidikan kesetaraan adalah pendidikan non formal yang mencakup program Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs, dan Paket C setara SMA/MA. Kasus: 1. KRT/ART yang duduk di kelas 5 SD, atau kelas 2 SMP (kelas VIII), atau kelas 2 SMA (kelas XI) tetapi telah mengikuti ujian SD, atau SMP, atau SMA dan lulus, maka pendidikan yang ditamatkan adalah SD atau SMP atau SMA, sesuai dengan jenjang yang dinyatakan lulus ujiannya. 2. Jika ijazah yang dimiliki hilang/terbakar dianggap punya. 3. Jika seseorang pernah/sedang bersekolah di jenjang formal, karena gagal UAN kemudian ikut ujian paket dan lulus maka ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki adalah ijazah setingkat paket yang dinyatakan lulus.. Kolom (8) : Dalam 3 tahun terakhir apakah (NAMA) pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup? Penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup adalah proses informal yang bertujuan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang melalui upaya pengajaran dalam usaha meningkatkan kepedulian seseorang atau kelompok terhadap lingkungan hidup. Jadi dalam hal ini harus ada fokus terhadap tema yang sedang diajarkan, pengajar yang telah memahami betul tema yang diajarkan. Contoh: 1. Penyuluhan pembuatan kompos dalam pertemuan PKK. 2. Penyuluhan pembuatan biopori di kantor kelurahan. Penyuluhan/pelatihan disini tidak termasuk pendidikan yang diperoleh di sekolah (misal pendidikan tentang pengelolaan sampah dalam pelajaran IPA untuk SD). 18 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

25 Tanyakan apakah dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup. Isikan salah satu kode 1 pernah/sedang, 2 tidak pernah atau 9 tidak tahu untuk tiap ART ke dalam kotak yang disediakan. Jawaban tidak tahu diperuntukkan untuk ART yang pada waktu pencacahan sedang tidak berada di rumah dan narasumber tidak mengetahui apakah ART tersebut pernah atau tidak pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup selama 3 tahun terakhir. Kolom (9) : Jika kolom (8) = 1, Jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang pernah diikuti: Kolom ini diisi jika dalam 3 tahun terakhir ART pernah/sedang mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan hidup (kolom (8) = 1). Setiap ART mungkin pernah mengikuti lebih dari satu penyuluhan/pelatihan, isikan kode jenis penyuluhan/pelatihan terakhir yang diikuti dan pindahkan ke kotak yang telah disediakan. Jenis penyuluhan/ pelatihan meliputi: Pengelolaan sampah adalah penyuluhan/pelatihan terkait pengenalan jenis sampah, cara pemilahan sampah, cara pembuangan sampah yang benar menurut jenis sampah, daur ulang sampah, pembuatan kompos, perlakuan terhadap sampah yang mengandung B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dll. Penghematan/konservasi air adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan air dan konservasi air, seperti penjelasan cara-cara penghematan air, pemanfaatan air bekas, pembuatan area resapan air (biopori, sumur resapan, dll). Penghematan listrik/penggunaan energi listrik alternatif adalah penyuluhan/pelatihan terkait penghematan listrik, seperti penjelasan cara-cara menghemat listrik, alat-alat yang dapat menghemat listrik, perakitan alat yang menghemat listrik serta penggunaan energi listrik alternatif seperti energi listrik dari pengolahan kotoran ternak, kincir angin, tenaga surya, dll. Penghijauan adalah penyuluhan/pelatihan terkait proses penghijauan, seperti menjelaskan pentingnya keberadaan tanaman, mengenalkan jenis tanaman yang mesti dilindungi, mengajarkan budidaya tanaman, termasuk juga penggunaan pupuk organik, hidroponik, penyilangan tanaman untuk mendapat jenis bibit baru, dll. Konservasi satwa adalah penyuluhan/pelatihan terkait perlindungan dan pelestarian satwa yang dilindungi, seperti penangkaran penyu hijau, penangkaran burung jalak bali, dll. Tidak tahu, jawaban ini hanya diperuntukkan untuk ART lain yang pada waktu wawancara sedang tidak berada di rumah tetapi narasumber mengetahui bahwa ART lain tersebut pernah mengikuti penyuluhan/pelatihan terkait lingkungan, namun tidak mengetahui jenisnya. Kolom (10) : Kegiatan utama selama seminggu yang lalu Tanyakan kegiatan utama masing-masing ART. Isikan salah satu kode 0 sampai dengan kode 4 ke kotak yang bersesuaian. Isikan kode 0 jika ART tidak melakukan kegiatan. Jika ART melakukan kegiatan, isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 4 sesuai kegiatan utama yang dilakukan oleh ART selama seminggu yang lalu. Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari sebelum tanggal pencacahan. Contoh: Pencacahan dilakukan tanggal 8 Juli 2013, maka yang dimaksud seminggu yang lalu adalah dari tanggal 1 Juli sampai dengan 7 Juli Pedoman Pencacahan SPPLH

26 Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (kursus, olahraga, rekreasi, dll). Termasuk tidak ada kegiatan adalah apabila ART tidak mampu melakukan kegiatan karena cacat atau jompo atau hanya melakukan aktivitas keseharian saja (mandi, makan, tidur, bermain, dll). Dalam seminggu yang lalu ART dapat melakukan lebih dari satu kegiatan sehingga harus ditanyakan kegiatan utamanya. Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya (olah raga, kursus, rekreasi, dan kegiatan sosial). Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai, tidur, dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding. Apabila waktu yang digunakan sama maka jawaban diserahkan kepada responden. Catatan: Apabila ART selama seminggu yang lalu sementara sedang tidak bekerja atau sementara tidak sekolah, maka kegiatan utamanya tetap merujuk pada kegiatan utama yang biasa dilakukan oleh ART tersebut. Bekerja/membantu mencari penghasilan adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam selama seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/karyawan/pegawai dan hasil usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi pengusaha. Termasuk dalam kategori ini adalah ART yang merupakan pekerja tetap atau profesional tetapi sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau mogok kerja. Penjelasan: a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa. b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang). c. ART yang membantu melaksanakan pekerjaan KRT atau ART yang lain, misal di sawah, ladang, warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tak dibayar). d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri dianggap bekerja. Contoh: i. Dokter yang mengobati ART sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri. ii. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan bekerja. iii. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai ART majikannya maupun bukan ART majikannya. 20 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

27 iv. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu. v. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja. vi. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja. Sekolah adalah kegiatan bersekolah baik mengikuti pendidikan prasekolah (PAUD/TK/ kelompok bermain/dll) maupun mengikuti pendidikan di sekolah formal maupun sekolah non formal (Paket A/B/C). Termasuk yang sedang libur tetapi masih terdaftar di suatu sekolah atau berencana melanjutkan sekolah terkecuali untuk anak yang memang sebelumnya tidak pernah sekolah. Mengurus rumah tangga adalah kegiatan mengurus rumah tangga/membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji. Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan, seperti memasak, mencuci dan sebagainya digolongkan sebagai mengurus rumah tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan digolongkan sebagai bekerja. Lainnya adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga, seperti olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti). Kolom (11): Sarana angkutan yang paling sering digunakan untuk menunjang kegiatan utama Kolom ini hanya diisi apabila kolom (10) tidak berkode 0 atau ART memiliki kegiatan. Kode jenis sarana angkutan yang digunakan dibedakan atas: 0. Tanpa kendaraan 1. Sepeda 2. Becak/dokar 3. Sepeda motor pribadi/dinas 4. Mobil pribadi/dinas 5. Kendaraan umum bermotor dengan rute tertentu (contoh: Angkot, Angdes, Busway, Metromini, termasuk juga angkutan di beberapa wilayah yang belum memiliki rute tetap). 6. Kendaraan umum bermotor tanpa rute tertentu, contohnya mobil jemputan sekolah/kantor, ojek, taksi, bajaj, perahu bermotor, dll 7. Kereta api 8. Lainnya, contoh: perahu/sampan tidak bermotor, bonceng sepeda motor/mobil teman, dll Penjelasan: 1. Jika biasanya menggunakan lebih dari satu jenis sarana angkutan, maka yang dimaksud adalah penggunaan jenis sarana angkutan dengan jarak tempuh terpanjang. 2. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama bekerja, namun seminggu yang lalu sementara tidak bekerja dikarenakan sakit, cuti, menunggu panen, atau alasan lainnya maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bekerja. Pedoman Pencacahan SPPLH

28 3. Khusus untuk ART yang memiliki kegiatan utama sekolah, namun seminggu yang lalu sedang libur/berencana melanjutkan sekolah, maka isian untuk kolom (11) adalah sarana angkutan yang biasanya digunakan saat bersekolah. Contoh: 1. Najwa (10 tahun) Sekolah di SDN 1 Bekasi. Setiap hari Najwa diantar jemput Ibunya menggunakan sepeda motor berbahan bakar bensin premium. Maka pengisian untuk Najwa pada Blok IV Kolom (10) = 2, Kolom (11) = 3 dan kolom (12) =2. 2. Pak Zul adalah pegawai di BPS pusat, namun seminggu terakhir beliau cuti. Biasanya Pak Zul berangkat ke kantor dari rumah menggunakan sepeda motor pribadi, lalu disambung dengan kereta, dan terakhir bajaj. Dari ketiga alat transportasi tersebut, kereta menempuh jarak terpanjang. Maka pengisian untuk Pak Zul pada Blok IV kolom (10) = 1, Kolom (11) =7 dan langsung ke kolom (13) atau isian kolom (12) dibiarkan kosong. Kolom (12) : Jenis bahan bakar yang digunakan Kolom ini diisi apabila jenis kendaraan yang digunakan adalah sepeda motor atau mobil pribadi/dinas (kolom (11) berkode 3 atau 4). Isikan sesuai jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu kode 1 sampai dengan kode 6. Solar, biasa digunakan untuk kendaraan motor bermesin diesel. Premium, merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang memiliki kadar oktan sebesar 88. Pertamax, termasuk dalam kategori ini adalah pertamax plus. Pertamax/pertamax plus merupakan bahan bakar dari pengolahan minyak bumi yang telah ditambahkan zat adiktif dan memiliki kadar oktan lebih tinggi daripada premium. Nama lain untuk pertamax adalah bensin oktan 92, Super (produksi Shell), dan Primax (produksi Petronas), sedangkan nama lain untuk pertamax plus adalah bensin oktan 95, super extra (produksi Shell), dan Primax95 (produksi Petronas). Bahan bakar nabati (biofuel), bahan bakar yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang juga disebut Non-Fossil Energy, contohnya adalah Bioetanol.. Bahan bakar gas (BBG) adalah jenis bahan bakar dari gas. Lainnya adalah bahan bakar selain yang disebutkan di atas, seperti bersumber dari tenaga listrik dan tenaga surya. Kolom (13) - kolom (15) bertujuan untuk menggali perilaku merokok ART Kolom (13) Apakah [NAMA] merokok selama seminggu yang lalu? ART disebut merokok apabila ART tersebut pernah menghisap rokok sekurang-kurangnya 1 (satu) batang selama seminggu yang lalu. Tanyakan perilaku merokok untuk setiap ART yang berusia 10 tahun ke atas. Jika ART merokok isikan kode 1 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (14) dan kolom (15). Jika ART yang bersangkutan tidak merokok isikan kode 2 pada baris yang bersesuaian dan lanjutkan pertanyaan ke kolom (16). Catatan: 1. Apabila seseorang perokok rutin karena sakit sehingga pada saat pencacahan dia tidak merokok, tetapi ketika sembuh tetap akan merokok maka tetap dianggap merokok (Blok IV kolom (13) = 1). 22 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

29 2. ART yang mengkonsumsi rokok elektrik tidak dikategorikan merokok. Kolom (14) : Jenis rokok yang dikonsumsi selama seminggu yang lalu Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 Ya. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin melihat jenis rokok yang dikonsumsi oleh ART selama seminggu yang lalu. Isikan salah satu kode sesuai jawaban responden, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus/filter. Filter ini biasanya terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin. Contoh rokok filter: Marlboro, LA lights, Djarum Super, Gudang Garam filter, Dji Sam Soe filter, dsb. Rokok non filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus/filter. Contoh rokok non filter: Djarum 76, Dji Sam Soe, Gudang Garam Merah, dsb. Rokok Filter Rokok Non Filter Gambar 3.1. Rokok filter dan non filter Rokok filter lebih tidak ramah lingkungan dibandingkan rokok non filter. Hal ini karena filter rokok membutuhkan waktu sekitar lebih dari 5 tahun untuk terurai. Kolom (15) : Jumlah rokok yang dikonsumsi seminggu yang lalu Pertanyaan ini hanya ditanyakan jika kolom (13) berkode 1 Ya. Maksud dari pertanyaan ini adalah ingin mengetahui jumlah rokok dalam satuan batang yang dikonsumsi oleh ART seminggu yang lalu. Isikan berapa batang rokok yang dikonsumsi ART ke dalam kotak yang tersedia sesuai jawaban responden. Untuk perokok rutin, dapat dilakukan probing dengan menanyakan konsumsi rokok per hari selanjutnya dikalikan 7 (tujuh). Yang dimaksud 1 batang rokok tidak melihat besar kecilnya lintingan rokok, seperti 1 batang cerutu tetap dihitung 1 batang, termasuk juga rokok yang dilinting sendiri. Untuk perokok yang menggunakan pipa rokok/tembakau dihitung 1 batang ketika perokok memasukkan campuran tembakau dan cengkeh ke dalam pipa walaupun tidak dihabiskan dalam sekali merokok. Catatan: Untuk ART yang sementara tidak merokok selama seminggu yang lalu (karena alasan sakit) maka isian kolom (15) = 0. Kolom (16) : Ketika di lingkungan rumah, bagaimana kebiasaan [NAMA] dalam membuang sampah? Tujuan pertanyaan ini adalah mencari informasi kebiasaan perilaku membuang sampah di lingkungan rumah. Tanyakan kepada responden masing-masing perilaku membuang sampah ART sehari-hari. Pedoman Pencacahan SPPLH

30 Isikan salah satu kode 1 atau 2 pada kotak yang telah disediakan. Yang dimaksud sampah disini adalah sampah yang dihasilkan oleh ART seperti sampah bungkus makanan atau minuman, tissue bekas, kertas bekas, dll. Tempat Sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara yang berada di lingkungan rumah. Tempat sampah tidak hanya tempat yang dirancang khusus untuk tempat sampah yang biasanya terbuat dari plastik maupun logam, tetapi dapat berupa tong, ember maupun kantong plastik/kantong kresek Blok V. Perumahan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi perumahan yang berkaitan dengan lingkungan. Rincian 1: Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati Lingkari salah satu kode 1 atau 2 sesuai dengan jawaban responden, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Status penguasaan bangunan rumah yang ditempati ini harus dilihat dari sisi ART yang mendiaminya. Milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli dianggap rumah milik sendiri; Bukan milik sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan bukan milik KRT atau salah seorang ART. Misalnya status penguasaan bangunan tempat tinggal secara: kontrak, sewa, bebas sewa, dinas, milik orang tua/anak/saudara, atau lainnya. Rincian 2.a: Luas tanah tempat tinggal Luas tanah adalah luas keseluruhan dari area tanah dimana bangunan tempat tinggal yang dihuni oleh rumah tangga berada. Luas tanah yang dimaksud adalah luas tanah yang digunakan untuk bangunan ditambah dengan luas pekarangan. Pekarangan adalah halaman sekitar rumah yang biasanya dibersihkan setiap hari dan dibatasi pagar. Luas tanah maksimal adalah 998 m 2. Jika luas tanah melebihi 998 m 2, maka isikan luas tanahnya = 998 m 2. Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian luas tanah sama dengan luas lantai dasar. Rincian 2.b : Luas lantai dasar Luas lantai dasar adalah luas lantai bagian bawah (sebatas atap) baik digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun bukan untuk keperluan sehari-hari seperti lumbung padi, kandang ternak, dan ruangan khusus untuk usaha (misal warung). Penjelasan : 1. Taman yang diberi atap baik di dalam maupun diluar rumah tetap dihitung luas lantainya. 2. Jika rumah tangga menempati bangunan bertingkat maka luas lantai atas tidak dihitung. Rincian 2.c : Luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan 24 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

31 Hitung luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dan isikan dalam kotak yang tersedia. Penghitungan luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan dapat dilakukan dengan cara mengurangi luas tanah tempat tinggal dengan luas tanah yang tertutup bangunan, semen, dan conblock. Catatan : Untuk rumah yang dibangun di atas sungai, danau, laut, rumah apung, dll, maka isian luas tanah yang tidak tertutup semen/bangunan bisa sama dengan 0. Pastikan bahwa penjumlahan R2.b + R2.c R2.a. Rincian 3.a: Tempat Pembuangan Akhir Tinja: Lingkari salah satu kode yang sesuai mengenai tempat pembuangan akhir tinja, lalu pindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Tangki/SPAL adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau beton baik mempunyai bak resapan maupun tidak, termasuk disini daerah permukiman yang mempunyai Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL) terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota. Dalam sistem pembuangan limbah cair seperti ini, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai, danau, laut). Pada beberapa jenis jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki; Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah; Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut; Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lubang tanah yang tidak diberi pembatas/tembok (tidak kedap air); Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun; Tidak tahu, bila responden tidak mengetahui tempat pembuangan akhir tinja (misal rumah tangga yang status bangunan tempat tinggalnya kontrak/sewa). Rincian 3.b: Jika R3.a=1 (Tangki/SPAL), apakah kloset menggunakan sistem penyiraman flush? Rincian 3.b di tanyakan jika rincian 3.a=1 (tempat pembuangan akhir tinja adalah Tangki/SPAL). Lingkari salah satu kode yang sesuai, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia. Flush adalah sistem penyiraman (pembilasan) air pada kloset yang dioperasikan dengan gagang/handle atau tombol. Ada dua sistem pembilasan yang umum digunakan, yaitu washdown dan siphonic. Cara kerja pada sistem washdown, air yang digelontorkan langsung tersedot ke bawah sesaat setelah tombol flushing ditekan. Biasanya diikuti suara yang sedikit berisik saat air tersedot ke bawah. Sedangkan pada sistem siphonic air terlebih dahulu berputar pada bowl kloset membentuk spiral, sebelum akhirnya masuk ke dalam saluran pembuangan dan nyaris tanpa suara. Pada umumnya, sistem washdown Pedoman Pencacahan SPPLH

32 digunakan pada kloset irit air model dual flush, sedangkan sistem siphonic banyak dijumpai pada kloset mewah model one piece dengan single flush. Gambar 3.2. Toilet yang menggunakan flush Catatan : Jika dalam rumah tangga tersebut terdapat dua atau lebih kloset dan salah satunya menggunakan flush maka dianggap menggunakan flush. Rincian 4 : Di saat siang hari yang cerah, apakah rumah ini memanfaatkan pencahayaan dari sinar matahari untuk penerangan ruangan? Rumah tangga dikatakan memanfaatkan pencahayaan sinar matahari untuk penerangan ruangan apabila pada siang hari ada ruangan yang cukup mendapat pencahayaan matahari sehingga seseorang dapat membaca walaupun tanpa menggunakan lampu. Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 3, apakah rumah tangga responden memanfaatkan cahaya sinar matahari untuk penerangan ruangan pada siang hari di rumah, lalu isikan ke dalam kotak yang tersedia. Ya, sebagian besar ruangan, jika separuh atau lebih jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari; Ya, sebagian kecil ruangan, jika satu ruangan hingga kurang dari separuh jumlah ruangan memanfaatkan pencahayaan matahari; Tidak, jika tidak ada ruangan yang memanfaatkan pencahayaan sinar matahari. Rincian 5 : Apakah rumah tangga menanam/memelihara tanaman keras/tahunan di rumah (seperti :pohon mangga, pohon jambu, ketapang, cemara dll)? Maksud dari pertanyaan ini untuk mengetahui adanya tanaman keras/tahunan yang ditanam/dipelihara rumah tangga. Pencacah sebaiknya melakukan pengamatan langsung selain menanyakan kepada responden. Lingkari kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak, lalu tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tanaman tahunan adalah tanaman yang pada umumnya berumur lebih dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar sekali panen. Dari beberapa jenis tanaman tahunan ada beberapa jenis tanaman yang tidak secara langsung berproduksi. Contoh tanaman tahunan : mangga, belimbing, kelapa, coklat, duren, karet, kelapa sawit, kopi, teh, lada, kenanga, pinang, aren, dll. 26 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

33 Rincian 6: Apakah terdapat sumur resapan, lubang resapan biopori, dan taman/tanah berumput di lingkungan rumah? Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui keberadaan area untuk resapan air utamanya air hujan, sehingga berguna untuk menambah cadangan air tanah. Lingkungan rumah adalah rumah dan pekarangannya. Lingkari keberadaan area resapan air menurut jenisnya. Isikan kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak. Sumur resapan adalah sumur yang dirancang untuk menyerap air hujan. Sumur ini biasanya berkedalaman 1½ - 2 m dan secara kasat mata tidak dapat dilihat karena permukaannya tertutup. Untuk mempercepat penyerapan air hujan bagian dalam sumur biasanya diisi oleh batu pecah, bata merah, ijuk serta arang dimana batu disusun berongga. Untuk rumah yang memiliki talang air, air hujan dari talang air akan dialirkan ke sumur melalui pipa. Sementara untuk rumah yang tidak memiliki talang air, maka sumur berada di bawah taman/parit. Jadi, sumur resapan yang dimaksud bukan untuk menyerap air limbah dari septic tank. Sumur resapan biasanya berjarak minimal 5 meter dari septik tank. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini; Gambar 3.3. Sumur resapan Lubang resapan biopori adalah lubang dengan diameter 10 sampai 30 cm dengan kedalaman 30 sampai 100 cm dan biasanya ditutupi sampah organik yang berfungsi untuk menjebak air yang mengalir di sekitarnya, sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah atau tumbuhan di sekitarnya. Selain itu, lubang resapan biopori juga membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuh-tumbuhan. Lubang resapan biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai; Gambar 3.4. Lubang Resapan Biopori Pedoman Pencacahan SPPLH

34 Taman/tanah berumput adalah area resapan berupa taman atau tanah berumput yang memungkinkan terjadinya resapan seperti lapangan rumput dan grass block. Taman adalah sebuah tempat yang terencana atau sengaja direncanakan dibuat oleh manusia, biasanya diluar ruangan, dibuat untuk menampilkan keindahan dari berbagai tanaman. Jika taman sudah disemen dan tidak memungkinkan penyerapan air, maka tidak termasuk dalam kategori ini; Grass block adalah paving block yang ditengah-tengahnya terdapat lubang untuk tanah sehingga dapat ditumbuhi oleh rumput seperti tampak pada gambar di bawah ini. Harus dipastikan bahwa lapisan dasar grass block tidak disemen. Gambar 3.5 Grass block Catatan: Area resapan air yang berupa taman atau tanah berumput harus ditumbuhi tanaman baik sengaja maupun tidak sengaja ditanam Blok VI. Pemanfaatan Energi Blok ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan sumber daya energi oleh rumah tangga responden. Rincian 7 : Bahan bakar memasak yang digunakan. Rincian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi bahan bakar memasak yang biasanya digunakan oleh rumah tangga. Lingkari kode jawaban dan isikan salah satu kode 1 sampai dengan kode 9 ke dalam kotak a atau kotak b. Kotak jawaban a diisi kode bahan bakar memasak yang utama/paling sering digunakan oleh rumah tangga. Kotak jawaban b diisi kode bahan bakar memasak cadangan. Penjelasan: 1. Jika rumah tangga hanya menggunakan satu jenis bahan bakar memasak, maka isian pada kotak a dan kotak b adalah kode yang sama. 2. Jika rumah tangga menggunakan lebih dari dua jenis bahan bakar memasak, maka isikan pada kotak a dan kotak b jenis bahan bakar memasak yang dimulai dari jenis bahan bakar yang paling sering digunakan. 3. Apabila rumah tangga tidak memasak, maka isikan kode 9 ke kotak a dan kotak b. 28 Pedoman Pencacahan SPPLH 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 Buku III. Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH 2013 i ii Pedoman Pengawasan/Pemeriksaan SPPLH

Lebih terperinci

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013

SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2013 RAHASIA I. KETERANGAN TEMPAT 1 Provinsi 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan 4 Desa/Kelurahan*) 5 Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

tp :// w ht.g o ps.b w w.id INDIKATOR PERILAKU PEDULI LINGKUNGAN HIDUP 2012 (Hasil Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup di 33 Ibu Kota Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia INDIKATOR PERILAKU PEDULI

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN Umum

BAB PENDAHULUAN Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Susenas pertama kali dilaksanakan pada tahun 1963. Dalam dua dekade terakhir, sampai dengan tahun 2010, Susenas dilaksanakan setiap tahun. Susenas didesain memiliki 3 modul

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013

Indonesia - Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup 2013 Laporan ditulis pada: April 30, 2015 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id 1 Identifikasi

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota

SPPLH dan. Kepalaa BPS Kabup. paten/kota SPPLH 2013 SURVEI PERILAKU PEDULI LINGKUNGANN HIDUP 2013 Buku I. Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepalaa BPS Kabup paten/kota BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404037 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTER I / 2006 PEDOMAN PENCACAH BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN 1.1. Umum... 1 1.2. Tujuan... 1 1.3. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2014 Direktur Statistik Ketahanan Sosial

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2014 Direktur Statistik Ketahanan Sosial KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai instansi pemerintah berkewajiban untuk menyediakan data. Data yang disediakan harus selalu berkembang sesuai kebutuhan para pengguna data. Pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015

SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK KOMUTER15 C RAHASIA 101. Provinsi SURVEI KOMUTER MEBIDANG 2015 PENCACAHAN RUMAH TANGGA KOMUTER I. KETERANGAN TEMPAT 102. Kabupaten/Kota *) 103. Kecamatan 104. Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013

Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2013 ABSTRAKSI SPPLH 2013 adalah survei bertema lingkungan hidup dengan pendekatan rumah tangga. SPPLH merupakan wujud kepedulian BPS atas

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS:

BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: BADAN PUSAT STATISTIK KATALOG BPS: 1404039 KATA PENGANTAR Survei Struktur Ongkos Usaha Tanaman Pangan dan Peternakan Tahun 2017 (SOUT2017) merupakan kegiatan integrasi antara Survei Struktur Ongkos

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2012 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1. SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) Triwulanan 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) KATALOG BPS: 1402030 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SPI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013)

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2014 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [SUSENAS JULI 010] BUKU 3 PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK Pedoman Pencacahan Kor DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1

Lebih terperinci

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011

FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 F4 PEWAWANCARA FORM WAWANCARA PROGRAM KELUARGA HARAPAN 2011 Fasilitator mengisi satu set form ini untuk setiap pendaftar. A. INFORMASI UMUM A.01. Provinsi 16. Sumatera Selatan 18. Lampung 33. Jawa Tengah

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENCACAH BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui sensus

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) AGUSTUS 2010 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang dikumpulkan... 2 E.

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2012 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT II. KUNJUNGAN PETUGAS TANGGAL BULAN Rahasia SDKI-RT SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 0 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT. PROVINSI. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN - PERDESAAN - 6.

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) KATALOG BPS: 1402031 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBK.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Sensus Pertanian 2013

Lebih terperinci

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013

VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 REPUBLIK INDONESIA WB-ATT RAHASIA 1 Kabupaten/Kota *) 2 Kecamatan 3 Desa/Kelurahan *) VERIFIKASI HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 UNTUK PENDUDUK ASAL TIMOR TIMUR 2013 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA

Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA Buku V SUSENAS (SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL) PANEL MARET 2008 PEDOMAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN (KONSISTENSI) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 1 1.2

Lebih terperinci

PENDAFTARAN BANGUNAN DAN RUMAH TANGGA III. KETERANGAN PETUGAS

PENDAFTARAN BANGUNAN DAN RUMAH TANGGA III. KETERANGAN PETUGAS Kuesioner SP RAHASIA Provinsi Kab/Kota *) Kecamatan Desa/Kelurahan *) Nomor Blok Sensus Nomor Urut SLS (Sesuai SP-RP) Nama Pulau I PENGENALAN TEMPAT Satuan Lingkungan Setempat (SLS) terkecil RT : Lingkungan

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) KATALOG BPS: 1402029 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SPI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART

SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT 10. NAMA RESPONDEN NO. URUT ART Rahasia SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA 2007 DAFTAR RUMAH TANGGA I. PENGENALAN TEMPAT SDKI07-RT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA / KELURAHAN 5. DAERAH **) PERKOTAAN -1 PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum. 1.2 Tujuan. 1.3 Ruang Lingkup

BAB PENDAHULUAN. 1.1 Umum. 1.2 Tujuan. 1.3 Ruang Lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Pada tanggal 30 Agustus 1999, antara Indonesia dan Portugis terjadi referendum yang disponsori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam referendum tersebut mayoritas penduduk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016

PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional 2016 Sub Direktorat Statistik Ketenagakerjaan Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta 10710 Telp:(021) 3810291-4

Lebih terperinci

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK

INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK INDONESIA PEDOMAN PENCACAHAN SURVEI NILAI KEBANGSAAN BADAN PUSAT STATISTIK 1 2 KATA PENGANTAR Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai

Lebih terperinci

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4

SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A BUKU 4 PEWAWANCARA : EDITOR : PENGAWAS : SURVEI RUMAH TANGGA PERDESAAN R A H A S I A ID ANGGOTA RUMAH TANGGA BUKU 4 ANGGOTA RUMAH TANGGA DEWASA (>15 TAHUN) BAGIAN A : COV, IR, TK, BD, CP Responden adalah anggota

Lebih terperinci

Konsep dan Definisi. Buku. Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] BADAN PUSAT STATISTIK. Katalog BPS: Katalog BPS:

Konsep dan Definisi. Buku. Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] BADAN PUSAT STATISTIK. Katalog BPS: Katalog BPS: Katalog BPS: 1404021 Buku Katalog BPS: 1404021 4 Buku Konsep dan Definisi Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas September 2017] 1 BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN KONSEP DAN DEFINISI SUSENAS SEPTEMBER 2017

Lebih terperinci

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL

SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL BUKU III SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL [ SUSENAS JULI 2009 ] PEDOMAN PENCACAHAN KOR (Untuk Pencacah dan Kortim) BADAN PUSAT STATISTIK - JAKARTA DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH

PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH PEDOMAN 1 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) SEMESTERAN 2015 PEDOMAN PENCACAH DAFTAR ISI BAB I Halaman PENDAHULUAN A. Umum... 1 B. Tujuan... 1 C. Ruang Lingkup... 2 D. Data yang Dikumpulkan...

Lebih terperinci

SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006

SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006 RAHASIA 1 Propinsi SURVEI EVALUASI PROGRAM KEMISKINAN 2006 INTEGRASI SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL (SUSENAS) PANEL 2006 2 Kabupaten/Kota*) 3 Kecamatan 4 Desa/Kelurahan*) I. PENGENALAN TEMPAT 5 Klasifikasi

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) KATALOG BPS: 1402023 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SKB.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI SPP04 - S RAHASIA 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI I. PENGENALAN TEMPAT 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

Indonesia - Sensus Penduduk 1980

Indonesia - Sensus Penduduk 1980 Katalog Mikrodata - Badan Pusat Statistik Indonesia - Sensus Penduduk 1980 Laporan ditulis pada: October 2, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php 1 Identifikasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK15.AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2015 KETERANGAN RUMAH TANGGA RAHASIA FEBRUARI I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

SENSUS PENDUDUK 1980

SENSUS PENDUDUK 1980 SP 80 - s TANPA RANGKAP DAFTAR RUMAH TANGGA REPUBLIK INDONESIA BIRO PUSAT STATISTIK SENSUS PENDUDUK 1980 PENCACAHAN SAMPLE RAHASIA I PENGENALAN TEMPAT KODE 1. Propinsi 1 2. Kabupaten / Kotamadya *) 3 3.

Lebih terperinci

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013

STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 2013 PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TI NGKAT KEBAHAGI AAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATI STI K PANDUAN PELAKSANAAN STUDI PENGUKURAN TINGKAT KEBAHAGIAAN (SPTK) 0 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Buku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Tim Penyusun KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas nonpermanen yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN 18 KARAKTERISTIK RESPONDEN Bab ini menjelaskan mengenai karakteristik lansia yang menjadi responden. Adapun data karakteristik yang dimaksud meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status perkawinan,

Lebih terperinci

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2.

I. KETERANGAN TEMPAT. 1 Provinsi. 2 Kabupaten/Kota *) 3 Kecamatan. 4 Desa/Kelurahan *) 5 Klasifikasi desa/kelurahan 1. Perkotaan 2. RAHASIA VSENP09.K Dibuat set untuk BPS Provinsi SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL 2009 KETERANGAN POKOK RUMAH TANGGA DAN ANGGOTA RUMAH TANGGA [ SUSENAS PANEL MARET 2009 ] BADAN PUSAT STATISTIK I. KETERANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan

KATA PENGANTAR. Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan KATA PENGANTAR Salah satu bentuk mobilitas sirkuler yang mengalami perkembangan adalah kegiatan commuting atau nglaju, dimana keberadaannya semakin pesat terutama pada kota-kota besar dan sekitarnya. Keberadaan

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA SAK16.AK BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2016 KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA RAHASIA 1. PROVINSI I. PENGENALAN TEMPAT FEBRUARI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung

PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung PEMANFAATAN BASIS DATA TERPADU TAHUN 2015 Disampaikan oleh: Kepala BPS Kabupaten Bandung DASAR HUKUM Inpres Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia

Lebih terperinci

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup:

Penduduk: Usia: Status Perkawinan: Anak Lahir Hidup: Penduduk: Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap.

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 2014 PEDOMAN SURVEI SEKTOR INFORMAL TAHUN 04 PEDOMAN PENCACAH SSI- DAN SSI- Badan Pusat Statistik KATA PENGANTAR Buku pedoman ini ditujukan bagi petugas pencacah yang akan melaksanakan Survei Sektor Informal.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5.

DAFTAR ISI. I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. DAFTAR ISI I. Tahapan Pra Komputer 1.1. Mekanisme Dokumen ST2013 1.2. Penerimaan Dokumen 1.3. Batching 1.4. Penyimpanan 1.5. Editing Coding II. Tata Cara Editing Coding 2.1. Umum 2.2. ST2013-P a. Blok

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA

SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA SAK09-AK Dibuat 1 (satu) rangkap untuk BPS Kab/Kota RAHASIA 1. PROVINSI SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2009 KETERANGAN RUMAH TANGGA 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN [AGUSTUS 2009] I. PENGENALAN TEMPAT

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin

Lebih terperinci

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah.

secara prinsip penggunaan energi di lingkungan hunian penduduk akan meningkat seiring dengan kepadatan rumah. Sumber penerangan utama yang digunakan oleh rumah tangga menjadi salah satu indikator kemiskinan yang digunakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Rumah tangga yang menggunakan sumber penerangan selain

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000

PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 PEDOMAN PENCACAH SENSUS PENDUDUK 2000 1 PENDAHULUAN Cakupan Wilayah SP2000 mencakup seluruh penduduk warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara Asing (WNA) yang tinggal dalam wilayah geografis Indonesia,

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT ST01-MKL RAHASIA BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 MONITORING KUALITAS PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT Uraian Nama Kode 101. Provinsi.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S)

PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) Katalog: PEDOMAN PENCACAH SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 (VP2015-S) BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Survei Luas Panen dan

Lebih terperinci

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD Kristen Satya Wacana Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/ Semester : II/ 2 Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 kali pertemuan) I.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAHAN VSEN12.K DAN VSEN12.M1

PEDOMAN PENCACAHAN VSEN12.K DAN VSEN12.M1 BUKU 3 PEDOMAN PENCACAHAN VSEN12.K DAN VSEN12.M1 SURVEI BIAYA HIDUP 2012 BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Umum... 1

Lebih terperinci

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS

SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS DAFTAR VU-3 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI UPAH BURUH KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN NON-MIGAS KODE PERUSAHAAN BULAN PELAPORAN Prov Kab/Kota Kec Sektor No. Urut Bulan Tahun BLOK I. IDENTITAS

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) KATALOG BPS: 1402027 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAH (ST2013-SBI.PCS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi

HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi panduan praktis untuk HIDUP lebih HIJAU HEMAT ENERGI = Kurangi Polusi Krisis energi telah melanda negeri ini. Diperlukan sebuah tindakan bersama guna mengatasi krisis tersebut. Dengan menghemat energi,

Lebih terperinci

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1.

PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1. - 5 - Lampiran Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1950. PERATURAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BUAT PEGAWAI NEGERI SIPIL. Pasal 1. Aturan umum. 1. Biaya perjalanan dinas dibayar oleh Negeri dengan cara

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: January 28, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

APA ITU GLOBAL WARMING???

APA ITU GLOBAL WARMING??? PEMANASAN GLOBAL APA ITU GLOBAL WARMING??? Pemanasan global bisa diartikan sebagai menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Atau kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2011 ISSN. 2086 1036 No Publikasi : 04220.1202 Katalog BPS : 4104001 Ukuran Buku : 28 Cm x 21 Cm Jumlah Halaman : xviii + 148 Halaman Naskah : Subdirektorat Statistik Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

STATISTIK KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 2014 ISSN : 2355-2964 Katalog BPS : 2301104.51 Nomor Publikasi : 51521.1502 Ukuran Buku : 14,8 cm x 21 cm Jumlah Halaman : xi + 75 halaman Naskah : BPS Provinsi

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29 Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sumber: Data primer Profil Kelurahan Lenteng Agung 2009. 41 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Daerah Penelitian Letak Geografis dan Keadaan Wilayah Kelurahan Lenteng Agung merupakan salah satu kelurahan dari enam kelurahan di Kecamatan Jagakarsa termasuk dalam

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah

Lebih terperinci

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014

SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 SSI-1 RAHASIA SURVEI SEKTOR INFORMAL 2014 I. PENGENALAN TEMPAT 1. PROVINSI 2. KABUPATEN/KOTA *) 3. KECAMATAN 4. DESA/KELURAHAN 5. KLASIFIKASI DESA/KELURAHAN PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 6. NOMOR BLOK SENSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bumi semakin lama semakin terasa panas, apalagi di kota- kota besar, karena dipenuhi oleh mobil, motor, kendaraan lainnya, dan jumlah pohon-pohon yang semakin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Umum Tujuan Jadwal Dokumen yang Digunakan 2

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Umum Tujuan Jadwal Dokumen yang Digunakan 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ii iii I. PENDAHULUAN 1 1.1 Umum 2 1.2 Tujuan 2 1.3 Jadwal 2 1.4 Dokumen yang Digunakan 2 II. ORGANISASI LAPANGAN 5 2.1 Uraian Tugas 5 2.2 Persiapan Lapangan 8 III. TATA CARA

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

PEDOMAN PENCACAH. Februari Survei Angkatan Kerja Nasional. Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan PEDOMAN PENCACAH Survei Angkatan Kerja Nasional Februari 2017 B A D A N P U S AT S T AT I S T I K Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan DATA MENCERDASKAN BANGSA KATA PENGANTAR Survei Angkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Umum... 1 BAB II TAHAP PRA KOMPUTER... 2 2.1. Receiving dan Batching... 2 2.2. Editing dan Coding... 3 BAB III TAHAP INSTALASI...

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Penduduk Antar Sensus 2005

Indonesia - Survei Penduduk Antar Sensus 2005 Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Penduduk Antar Sensus 2005 Laporan ditulis pada: December 19, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id 1 Identifikasi

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon 2012 Kerjasama : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Cirebon Dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1947

LAMPIRAN. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1947 - 2 - LAMPIRAN. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 13 TAHUN 1947 Pasal 1. Aturan Umum. 1. Biaya perjalanan dinas dibayar oleh Negeri dengan cara dan sebanyak jumlah-jumlah yang ditetapkan dalam peraturan ini.

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 Maret (KOR) Laporan ditulis pada: December 14, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT :

SUPLEMEN MODUL G1 G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G G3 UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG EA : IDRT : NAMA KRT : SUPLEMEN MODUL G, G, G3 ( UNTUK RUMAH TANGGA DENGAN JUMLAH ART > 6 ORANG) IDRT : MODUL G (DAFTAR ANGGOTA RUMAH

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010 Semester 1 (Panel) Laporan ditulis pada: December 18, 2014 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN PODES08-KEC Rahasia REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENDATAAN POTENSI DESA 2008 SUPLEMEN KECAMATAN I. PENGENALAN TEMPAT 101 Provinsi 102 Kabupaten/Kota*) 103 Kecamatan 104 Jumlah Desa/Kelurahan/Nagari**)

Lebih terperinci