Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation"

Transkripsi

1 Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation What is Inventory? Istilah inventory, menunjukkan : Goods yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan Untuk perusahaan manufaktur, goods in production atau ditempatkan ke dalam proses produksi Sifat goods yang diklasifikasikan sebagai inventory sangat bervariasi menurut sifat aktivitas perusahaan, dan dalam beberapa hal meliputi assets yang biasanya tidak anggap sebagai inventory. Sebagai contoh: Land, building yang dimiliki untuk dijual kembali di masa mendatang oleh perusahaan kontruksi selayaknya diklasifikasikan sebagai persediaan oleh perusahaan bersangkutan. Classes of Inventory Istilah inventory atau merchandise inventory pada umumnya diterapkan untuk goods yang dimiliki oleh perusahaan dagang, jika good yang diperoleh dalam keadaan siap untuk dijual kembali. Istilah raw materials, goods in process dan finished good berkaitan dengan inventory perusahaan manufaktur. Bahan Baku (Raw Material) Merupakan goods yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Istilah raw materials dapat mencakup seluruh bahan baku yang digunakan dalam produksi. Istilah factory supplies atau manufacturing supplies digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu materials yang diperlukan dalam proses produksi tapi secara tidak langsung dimasukkan ke dalam produk. Raw materials yang secara langsung digunakan dalam produksi barang disebut direct materials. sedangkan bahan penolong (factory supplies) disebut indirect material. Barang Dalam Proses (Goods In Process) Kadang di sebut Work In Process, terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dapat dijual. Persediaan barang dalam proses meliputi 3 unsur biaya yaitu: 1. Bahan langsung 2. Upah langsung 3. Overhead Pabrik / Overhead Produksi Overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya produksi selain bahan langsung dan upah langsung, meliputi bahan penolong yang digunakan dan biaya tenaga kerja yang tidak secara langsung dikaitkan dengan proses pengerjaan produk tertentu. Barang Jadi (Finished Goods) Merupakan produk yang telah diproduksi dan menunggu untuk dijual. Pada saat produk ini diselesaikan biaya yang diakumulasikan dalam proses produksi ditransfer dari barang dalam proses ke perkiraan persediaan barang jadi.

2 Inventory Systems Catatan persediaan dapat diselenggarakan dengan: 1. Basis periodik 2. Basis perpetual Sistem persediaan periodik memerlukan inventarisasi fisik, yaitu penghitungan, pengukuran, atau penimbangan barang pada akhir periode akuntansi untuk menetapkan kuantitas yang ada dalam perusahaan. Sistem persediaan perpetual: Memerlukan pengelolaan catatan yang menyajikan ikhtisar berlanjut atas pos-pos persediaan yang ada pada perusahaan. Masing-masing kelompok barang memiliki perkiraan sendiri. Penambahan dan penurunan persediaan dicatat dalam perkiraan masing-masing, saldo yang dihasilkan merupakan jumlah yang ada dalam perusahaan. Hanya mencatat kuantitas saja atau dengan mencatat kuantitas dan harga Memerlukan pencatatan setiap pergerakan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Contoh: Persediaan, 1 januari 2000 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Pembebanan selama 2000 Pembelian bahan baku Bahan baku yang digunakan Upah langsung Overhead pabrik Harga pokok produksi tahun Harga pokok penjualan tahun Persediaan 31 des 2000 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Ikhtisar ayat jurnal untuk mencatat data tersebut untuk tahun 2000 adalah sebagai berikut: Raw Material Account Payable Mencatat pembelian bahan baku Goods in Process Raw Materials Mencatat bahan baku yang digunakan dalam produksi Goods in Process Payroll Mendistribusikan biaya upah langsung ke Goods in Process

3 Factory Overhead Various Account (e.g, liabilities, accumulated depreciation and prepaid expenses) Mencatat beban biaya factory overhead Goods in Process Factory overhead Membebankan overhead pabrik ke barang Finished Goods Goods ini Process Mentransfer barang yang telah diselesaikan Cost of Goods Sold Finished Goods Mencatat Cost Goods Sold Setelah di posting, maka saldo untuk masing-masing perkiraan yaitu: Raw Materials Rp Goods in Process Rp Finished Goods Rp Cost of Goods Sold Rp PT XX Schedule of Cost of Goods Manufactured For the Year ended Dec, 31 xxxx Bahan langsung: Persediaan bahan baku, 1 januari xxxx Pembelian Biaya bahan baku yang tersedia utk digunakan /- persediaan bahan baku, 31 dec xxxx Bahan baku yang digunakan dalam produksi Upah langsung Overhead Pabrik: Upah tak langsung Supervisi pabrik Beban penyusutan bangunan dan peralatan pabrik Penerangan, pemanasan dan pembangkit tenaga Bahan pembantu (perbekalan) pabrik Overhead pabrik rupa-rupa Total biaya pabrikasi /+ persediaan barang dalam proses 1 jan xxxx /- persediaan barang dalam proses, 31 des Harga pokok produksi Diasumsikan bahwa suatu penghitungan fisik persediaan bahan baku menghasilkan nilai yang lebih rendah yaitu sebesar Rp daripada persediaan yang tercatat. Jurnal untuk menyesuaikan perkiraan persediaan yaitu: Inventory adjustment Raw Materials Inventory

4 Penyesuaian normal karena kesusutan / pengkerutan barang dan kerusakan dilaporkan sebagai penyesuaian harga pokok penjualan. Kekurangan abnormal atau pencurian dapat dilaporkan secara terpisah sebagai beban operasi. Whose Inventory Is It? Barang-Barang dalam Perjalanan (Goods in Transit) Jika syarat penjualan adalah franko gudang penjualan FOB (Free on Board) shipping point, maka hak atas barang dipindahkan kepada pembeli ketika barang di muat ke alat angkuta ketika akan diangkut. Karena hak itu berpindah pada saat pengangkutan, barang-barang dalam perjalanan pada akhir tahun harus dimasukkan dalam persediaan pembeli, meskipun barangnya belum tiba. Jika syarat penjualannya franko gudang pembeli (FOB destination) maka penerapan aturan hukum tidak memerlukan pengakuan transaksi sebelum barang di terima pembeli. Karena agak sulit dalam menentukan apakah barang-barang telah mencapai tujuannya pada akhir tahun atau belum, maka pihak penjual akan lebih suka mengabaikan aturan hukum dan menggunakan saat pengangkutan sebagai dasar pengakuan penjualan dan penurunan persediaan. Jika suatu barang diproduksi berdasarkan pesanan pembeli, maka penjualan bisa langsung diakui segera setelah barang diselesaikan dan dipisahkan dari persediaan biasa. Jika penjualan diakui pada saat pemisahan persediaan dilakukan oleh penjual, maka harus diperhatikan bahwa barang-barang tersebut dikeluarkan dari perjalanan sebagai suatu pembelian dan dengan demikian merupakan bagian dari persediaan. Barang Konsinyasi (Goods on Consignment) Barang-barang di transfer ke Pedagang penyalur di sebut consignee (konsinye) dengan basis konsinyasi. Pengirim disebut consignor (konsinyor) tetap menahan hak atas barang dan mencantumkan nilai barang tersebut dalam persediaan sebelum di jual oleh konsinye. Barang konsinyasi dilaporkan sebesar harga pokoknya ditambah biaya penanganan dan biaya pengangkutan yang terjadi dalam pentransferannya kepada konsinye. Barang konsinyasi dinyatakan terpisah pada neraca. Konsinye tidak memegang hak miliki atas barang konsinyasi, maka dari itu baik barang konsinyasi dan kewajiban atas barang tersebut tidak dilaporkan pada laporan keuangan pedagang konsinyasi. Penjualan bersyarat dan Penjualan Cicilan (Conditional and Installment Sales) Kontrak penjualan bersyarat dan penjualan cicilian dapat mempersyaratkan penahanan hak oleh penjual sampai harga jual dibayar seluruhnya. Pihak penjual yang menahan hak tersebut dapat menyajikannya sebagai persediaan dengan dikurangi kekayaan pembelian barang menurut jumlah angsuran yang telah dilakukan. Pihak pembeli melaporkan suatu bagian pemilikan atas barang sesuai dengan pembayaran yang dilakukan.

5 What is Inventory Cost? Setelah barang-barang dimasukkan sebagai persediaan diidentifikasi, maka akuntan harus menetapkan nilai (rupiah/dollar) atas unit fisiknya. Tujuannya untuk mengidentifikasikan unsur-unsur yang membentuk harga pokok dan untuk mencapai suatu pertimbangan bagaimana menetapkan porsi biaya historis yang ditahan sebagai jumlah persediaan yang dilaporkan di neraca dan jumlah yang dibebankan atas pendapatan periode berjalan. Unsur-unsur yang dimasukkan sebagai biaya (Items Included in Cost) Inventory cost meliputi dari semua pengeluaran baik langsung maupun tak langsung yang berkaitan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan inventory untuk dijual. Harga pokok (Cost) untuk bahan baku atau barang yang diperoleh meliputi purchase price, ongkos angkut (freifht), biaya penerimaan (receiving), biaya penyimpanan (storage) dan lainnya yang terjadi sampai siap dijual. Pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil dan sulit untuk dialokasikan dikeluarkan dari perhitungan inventory cost dan dibebankan seluruhnya ke pendapatan periode berjalan sebagai biaya periode (period cost) Diskon sebagai pengurang biaya (Discount as Reduction in Cost) Discount yang diperlakukan sebagai pengurang cost dalam pencatatan pembelian barang juga harus diperlakukan sebagai pengurang biaya persediaan. Diskon dagang (Trade Discounts) merupakan potongan dari daftar harga yang berlaku menjadi harga yang benar-benar dibebankan kepada pembeli (buyer). Diskon tunai (Cash Discounts) merupakan potongan harga yang diberikan untuk faktur-faktur yang dibayar dalam periode tertentu. Cash Discount biasanya ditetapkan sebagai suatu persentase harga yang tidak perlu dibayar sebagaimana faktur dibayar dalam beberapa hari tertentu dan jumlah penuh harus dibayar jika pembayaran melampaui periode diskon. Contoh: 4/10, n/60 berarti 4% diberikan sebagai diskon tunai jika faktur dibayar dalam waktu 10 hari setelah tanggal faktur, tapi jumlah penuh atau jumlah bersih dapat dibayar dalam waktu 60 hari. Syarat 4/10, eom berarti bahwa diskon 4% dapat diberikan jika faktur dibayar dalam waktu 10 hari setelah akhir bulan pembuatan faktur. Secara teori, Inventory harus dicatat sebesar harga faktur setelah dikurangi dengan discount yang diperoleh. Metode bersih (net method) ini menunjukkan bahwa discount yang tidak diambil sebenarnya merupakan pengeluaran atau beban kredit yang terjadi karena ketidakmampuan untuk membayar dalam periode discount. Jumlah ini dicatat dalam perkiraan discount yang tidak diambil dan dilaporkan sebagai suatu pos terpisah pada perhitungan rugi laba. Discount yang tidak diambil menunjukkan suatu suku bunga yang relatif tinggi. Contoh: Pembelian sebesar Rp mensyaratkan pembayaran 2/10, n/30. Berarti jika pihak pembelil membayar pada hari ke sepuluh, maka hanya membayar sebesar Rp Jika membayar dalam waktu 30 hari kemudian, maka harus membayar penuh yaitu sebesar Rp

6 Jadi discount sebesar Rp diperoleh karena pembayaran dilakukan lebih cepat 20 hari. Suku bunga tahunan implisit dalam hal ini adalah 36% (360/20 * 2%), yang merupakan suku bunga tahunan implisit yang cukup besar sekali. Dengan metode kotor (Gross method), cash discount yang diambil disajikan dengan memakai suatu perkiraan kontra pembelian yaitu purchases discount, bilamana digunakan sistem persediaan periodik. Dalam sistem persediaan perpetual, discount dikredit langsung ke inventory. Jika pembayaran dilakukan dalam periode yang sama dengan penjualan persediaan, maka pemakaian metode bersih dan kotor akan menghasilkan laba bersih yang sama. Tapi jika persediaan dijual pada periode tertentu dan pembayarannya dilakukan pada periode berikutnya, maka laba bersih akan terpengaruh dan penandingan biaya terhadap pendapatan tidak akan terwujud. Jika digunakan metode bersih, pada akhir periode harus dibuat ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat diskon yang tidak diambil atas faktur-faktur yang belum dibayar tapi periode diskonya sudah lewat. Contoh (diasumsikan memakai persediaan perpetual) Pembelian barang dagang seharga Rp dikurangi diskon dagang 30/20 dan diskon tunai 2%. Rp dikurangi 30% = Rp dikurangi 20% = Rp dikurangi 2% = Pembelian dilaporkan dalam jumlah bersih Pembelian dilaporkan dalam jumlah kotor Inventory Inventory Account Payable Account Payable Diasumsikan bahwa pembayaran faktur dilakukan dalam periode diskon Pembelian dilaporkan dalam jumlah bersih Pembelian dilaporkan dalam jumlah kotor Account Payable Account Payable Cash Inventory Cash Diasumsikan bahwa pembayaran faktur dilakukan setelah periode diskon Pembelian dilaporkan dalam jumlah bersih Pembelian dilaporkan dalam jumlah kotor Account Payable Account Payable Discount loss Cash Cash Penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode dengan mengasumsikan bahwa faktur belum dibayar dan periode diskon telah lewat Pembelian dilaporkan dalam jumlah bersih Pembelian dilaporkan dalam jumlah kotor Discount loss Tidak ada jurnal Account Payable

7 Retur Pembelian dan Pengurangan Harga (Purchase Returns and Allowances) Penyesuaian atas harga faktur juga perlu dibuat jika: Barang ternyata rusak Kualitiasnya lebih rendah daripada yang di pesan Hutang akan berkurang dan dilakukan pengkreditan ke inventory account (perpetual) atau purchases return (periodik) jika: Pembeli (Buyer) mengembalikan barang yang dibeli ke supplier Buyer diberi credit note oleh supplier untuk mengkompensasi kerusakan atau kualitas barang yang rendah Inventory Valuation Methods Ada 4 metode alokasi yang dapat diterapkan untuk persedian yaitu: 1. Identifikasi khusus 2. First in First out 3. Rata-rata tertimbang 4. Last in First out Kecuali metode identifikasi khusus, semua metode alokasi biaya persediaan metode persediaan tersebut sering dipakai. Identifikasi Khusus (Specific Identification) Metode ini memerlukan pengidentifikasian biaya historis dari masing-masing unit persediaan sampai saat penjualannya. Dalam metode ini arus biaya yang tercatat ditandingkan dengan arus fisik barang. Metode identifikasi khusus sulit untuk diterapkan karena: Jika persediaan terdiri dari barang yang beragam, atau barang yang sejenis diperoleh pada waktu yang berbeda dan dengan harga yang berbeda, maka akan memakan waktu, menjemukan dan mahal. Jika unit barangnya sejenis dan dapat dipertukarkan, maka akan memberikan peluang dilakukannya manipulasi laba dengan jalan melakukan pemilihan unit-unit tertentu untuk dikirimkan. Akhirnya perubahan biaya yang besar selama suatu periode akan dapat mengakibatkan pembebanan pendapatan dengan dasar yang berbeda dari biaya masa lalu yang dapat diidentfikasikan. Metode First in First Out (FIFO) Didasarkan pada asumsi bahwa harus dibebankan ke pendapatan sesuai dengan urutan terjadinya, yang dengan demikian persediaan akan dinyatakan berdasarkan biaya terbaru. Contoh tidak diberikan karena materi ini merupakan review dari matakuilah pengantar akuntansi-1 FIFO dianggap sebagai suatu pendekatan yang logis dan realistik mengenai arus biaya jika identifikasi khusus biaya tidak praktis atau tidak mungkin dilaksanakan.

8 FIFO mengasumsikan suatu arus biaya yang paralel dengan arus fisik barang sehari-hari. Pendapatan dibebani dengan biaya yang dianggap berkaitan dengan barang yang benar-benar dijual. Persediaan akhir dilaporkan menurut biaya terbaru dan biaya yang paling mendekati nilai berjalan persediaan pada tanggal neraca. FIFO tidak memberi peluang untuk memanipulasi laba karena harga pokok ditentukan menurut terjadinya biaya. Metode Biaya Rata-rata (Average Cost Method) Didasarkan pada asumsi bahwa barang yang dijual harus dibebani dengan biaya rata-rata, dimana rata-rata itu dipengaruhi atau ditimbang menurut jumlah unit yang diperoleh pada masing-masing harga. Persediaan dinyatakan dengan biaya rata-rata tertimbang per unit yang sama. Contoh tidak diberikan, karena materi ini merupakan review dari matakuliah pengantar akuntansi-1 Perlu dicatat bawah nilai yang dihasilkan jika berdasarkan sistem periodik berbeda dengan sistem perpetual. Pendekatan biaya rata-rata dapat didukung sebagai suatu pendekatan yang realistik dan menyelaraskan arus fisik barang, khususnya jika unit-unit persediaan yang identik ternyata tercampur baur. Metode ini memberikan harga pokok yang sama untuk barang serupa yang memiliki kegunaan yang sama dan tidak memberi peluang terjadinya manipulasi laba. Keterbatasan metode ini yaitu nilai persediaan yang selalu mengandung unsur biaya yang paling dini, dan nilai persediaan yang dapat jauh berbeda dengan nilai periode berjalan jika terjadi kenaikan atau penurunan harga secara drastis. Metode Last in First Out (LIFO) Didasarkan pada asumsi bahwa biaya terakhir dari suatu unsur barang tertentu harus dibebankan ke harga pokok penjualan. Dengan demikian, maka persediaan akan dilaporkan sebesar biaya terlama yang paling dini. Contoh tidak diberikan, karena materi ini merupakan review dari matakuliah pengantar akuntansi-1 Perlu dicatat bahwa nilai-nilai LIFO yang dihasilkan berdasarkan sistem periodik berbeda dari yang dihasilkan berdasarkan sistem perpetual. Likuidasi sementara atas persediaan sering kali terjadi selama tahun berjalan, khususnya untuk suatu perusahaan musiman yang mengakibatkan laporan bulanan yang disusun berdasarkan LIFO menjadi tidak realistik dan kurang bermanfaat. Karena itu banyak perusahaan yang menggunakan LIFO di mana menyelenggarakan catatan internalnya dengan menggunakan metode persediaan lainnya seperti FIFO atau rata-rata tertimbang dan menyesuaikan laporan LIFO pada akhir tahun dengan suatu perkiraan penyisihan LIFO (LIFO Allowance).

9 Contoh untuk ayat jurnal penyisihan : Harga Pokok Penjualan Kelebihan biaya FIFO atas LIFO xx xx Ayat jurnal penyesuaian untuk mengurangi perkiraan penyisihan (Alllowance) yaitu : Kelebihan biaya FIFO atas LIFO Harga Pokok Penjualan xx xx Penerapan LIFO pada kelompok barang tertentu Untuk persediaan yang berjumlah besar dan beragam, aplikasi metode LIFO pada setiap jenis barang akan terlalu memberatkan. Karena cukup rumit dan memerlukan biaya, perusahaan sering kali hanya memilih beberapa pos persedian yang sangat penting saja, biasanya bahan baku untuk aplikasi metode LIFO. Guna menyederhanakan proses penilaian dan memperluas daya terapnya pada persediaan yang terdiri dari banyak jenis, penggunaan LIFO dilakukan dengan penetapan kelompok persediaan (inventory pools) yang terdiri dari barang-barang yang sangat identik. Pada akhir periode, kuantitas setiap jenis barang dalam kelompok tersebut ditentukan dan biaya barang dihitung. Unit-unit yang sama dengan kuantitas awal dalam kelompok diberi biaya awal per unit. Jika jumlah unit persediaan akhir melampaui jumlah persediaan awal, maka unit-unit tambahannya dianggap sebagai suatu lapisan tambahan (incremental layer0 dalam kelompok. Biaya per unit yang digunakan untuk barang-barang dalam lapisan yang baru dapat didasarkan pada 3 ukuran yaitu: 1. Biaya akrual dari perolehan yang paling dini dalam periode bersangkutan (LIFO) 2. Biaya rata-rata tertimbang dari perolehan dalam periode bersangkutan atau 3. Biaya aktual dari perolehan yang paling akhir dalam periode bersangkutan (FIFO) Kenaikan dalam periode selanjutnya akan membentuk lapisan persediaan berikutnya. Penurunan jumlah unit dalam suatu kelompok persediaan selama suatu periode di anggap sebagai pengurangan lapisan yang ditambahkan belakangan, di mulai dari lapisan terakhir dan bergerak menuju lapisan pertama. Sekali suatu lapisan khusus dikurangi atau dihapuskan maka tidak dapat dikembalikan lagi. Contoh: Diasumsikan bawah ada 3 kelompok persediaan, dan perubahan dalam ke 3 kelompok tersusun seperti dibawah ini. Kalkulasi persediaan yang mendasari daftar tersebut didasarkan pada asumsi bahwa biaya ratarata tertimbang digunakan dalam penilaian lapisan yang bertambah setiap tahunnya. Lapisan baru ditambahkan pada persediaan kelompok A setiap tahun. Lapisan-lapisan yang diterapkan sebelumnya dikurangkan dalam tahun 1998 untuk persediaan kelompok B dan tahun 1997 untuk persediaan kelompok c.

10 Kenaikan dan likuidasi (penurunan) kelompok persediaan: Persediaan Kelompok A Persediaan Kelompok B Persediaan Kelompok C Persediaan 31 des, Rp Rp Rp 10 Pembelian Rp Rp Rp Rp 9 Total tersedia untuk dijual Penjualan Persediaan 31 des Pembelian Rp Rp Rp Rp 10 Total tersedia untuk dijual Penjualan Persediaan 31 des Penilaian persediaan dengan memakai kelompok LIFO untuk barang tertentu: Persediaan Kelompok A Persediaan Kelompok B Persediaan kelompok C Persediaan 31 des Rp Rp Rp Persediaan 31 des Rp Rp Rp Rp Rp Persediaan 31 des Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp penjelasan: Biaya dari unit-unit yang diperoleh tahun 1997, Rp dibagi dengan unit yang diperoleh atau sama dengan Rp 7.5 Biaya dari unit-unit yang diperoleh tahun 1998, Rp di bagi dengan jumlah unit yang diperoleh atau sama dengan Rp 9.50 Perbandingan Berbagai Metode Alokasi Biaya Persediaan (Comparison of Cost Allocation Methods) Dengan memakai metode FIFO, persediaan dilaporkan pada neraca kira-kira sebesar harga pokok saat ini. Dengan LIFO persediaan yang tidak banyak berubah kuantitasnya dilaporkan dengan jumlah yang kira-kira tetap seperti dulu yang dikaitkan dengan pembelian yang paling dini. Penggunaan metode rata-rata umumnya menghasilkan nilai persediaan yang sangat paralel dengan nilai FIOF karena pembelian selama suatu periode biasanya beberapa kali lebih banyak dari persediaan awal dan dengan demikian biaya rata-rata amat dipengaruhi oleh biaya periode berjalan. Metode identifikasi khusus dapat menghasilkan berbagai hasil tergantung pada keinginan manajemen. Jika harga yang dibayarkan atas barang tidak banyak berfluktuasi, maka metode-metode persediaan lainnya tidak akan menimbulkan banyak perbedaan pada laporan keuangan. Penggunaan FIFO dalam suatu periode kenaikan harga berarti akan menandingkan persediaan FIFO dalam suatu periode kenaikan harga jual yang meningkat, jadi memperbesar marjin laba kotor.

11 Dalam periode di mana terjadi penurunan harga, persediaan terlama yang berbiaya tinggi ditandingkan dengan harga jual yang menurun, jadi merendahkan marjin laba kotor. Dengan menggunakan metode rata-rata, marjin laba kotor cenderung mengikuti pola yang sama dalam kaitannya dengan perubahan harga. Di lain pihak, penggunaan LIFO dalam suatu periode kenaikan harga akan mengaitkan harga pokok periode berjalan yang tinggi dari perolehan barang dengan harga jual yang meningkat. Jadi LIFO cenderung mengstabilkan marjin laba kotor. Evaluasi Atas Lifo Sebagai Metode Alokasi Biaya Persediaan (Evaluation of LIFO as a Cost Allocation Method) Manfaat Utama LIFO (Major Advantages of LIFO): Manfaat LIFO dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Manfaat pajak (Tax Benefits) penangguhan sementara atau permanen atas income taxes dapat dicapai dengan memakai LIFO, yang menghasilkan penghematan dari cash berjalan. Penangguhan ini terus berlanjut sepanjang tingkat harga terus meningkat dan kuantitas Pengukuran laba yang lebih baik (Better Measurement of Income) karena LIFO mengalokasikan cost yang terjadi paling belakangan terhadap cost of sales, metode ini menghasilkan suatu gambaran income yang cenderung hanya melaporkan operating income dan menangguhkan pengakuan holding gain sampai harga atau kuantitas menurun. Kelemahan utama LIFO (Major Disadvantages of LIFO) Memperkecil laba (Reduced Income) penerapan harga terbaru terhadap revenue periode berjalan akan menghasilkan penurunan net income dalam suatu periode inflasi. Saldo persediaan yang tidak realistis pada neraca (Unrealistic Inventory Balances on the Balance Sheet) alokasi older inventory cost pada balance sheet dapat mengakibatkan nilainilai inventory ditetapkan terlalu rendah. Dengan berlalunya waktu, mka berbagai lapisan LIFO akan terbentuk dan jika harga meningkat tajam, nilai inventory yang dilaporkan akan jauh lebih rendah daripada nilai replacement periode berjalan. Laba yang tidak diantisipasikan karena kuantitas persediaan tidak dipertahankan (Unanticipated Profits Created by Failing to Maintain Inventory Quantities) manfaat income akan menjadi kenyataan hanya jika tingkat kuantitas inventory dipertahankan. Jika kuantitas ending inventory ternyata menurun, lapisan biaya LIFO yang terhapus akan dibebankan ke akhir ternyata menurun, lapisan biaya LIFO yang terhapus akan dibebankan ke pendapatan periode berjalan. Jika biaya persdiaan pada lapisan ini jauh lebih rendah daripada nilai ganti saat ini, laba dilaporkan secara semu akan meningkat karena tingkat persediaan tidak dipertahankan. Asumsi arus tidak realistis (Unrealistic Flow Assumptions) pembebanan biaya yang dihasilkan dari pengguna LIFO biasanya tidak dapat dijadikan alat untuk memperkirakan gerakan fisik barang dalam perusahaan.

12 Pemilihan Metode Persediaan (Selection of an Inventory Method) Pedoman pemilihan suatu metode yang tepat akan terlalu luas, dan perusahaan dapat membenarkan hampir setiap metode yang diterima. Keputusan mengenai metode mana yang akan digunakan tergantung tidak saja kepada konsekuensi pajak, tetapi juga pada sifat persediaan itu sendiri. Jika inventory merupakan pos yang cukup penting, maka perubahan inventory method yang dilakukan oleh perusahaan akan dapat merusak daya banding (komparabilitas) financial statement perusahaan tersebut dengan laporan tahun-tahun sebelumnya dan dengan financial statements badan usaha lainnya. Pendapatan yang ditekankan oleh APB dalam opinion no 20, dinyatakan Dasar pembenaran untuk perubahan lainnya terletak pada entitas atau badan yang menyarankan perubahan tersebut. Jika suatu perubahan dilakukan, FASB menekankan agar nampak perubahan itu diungkapkan selengkapnya.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

chapter 9 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory?

chapter 9 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory? chapter 9 1 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory? 2 Barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises) Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises) Ciri perusahaan dagang (Characteristic of Merchandising Enterprises) 1. Aktivitasnya yaitu menghasilkan pendapatan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Sebelum membahas tentang judul di atas maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pada suatu perusahaan tentunya diperlukan untuk adanya pencatatan persediaan, karena akan membantu kegiatan operasional perusahaan, pencatatan persediaan sangat membantu

Lebih terperinci

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL TOPIK BAHASAN Mengidentifikasi berbagai jenis Inventory Menjelaskan bagaimana penentuan kuantitas inventory Melakukan pencatatan atas Inventory Menghitung cost

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Akuntansi Penjelasan mengenai definisi akuntansi ini telah didefinisikan atau diuraikan oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain : Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

Persediaan (Inventory)

Persediaan (Inventory) Persediaan (Inventory) Pengertian Inventory merupakan asset : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN, PENGAKUAN PERSEDIAAN, PENILAIAN PERSEDIAAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Menurut (Jerry J.Weygandt 2007:5) pengertian akuntansi adalah : Suatu sistem informasi yang mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Akuntansi Biaya. Cost Systems and Cost Accumulation. Ellis Venissa, MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Akuntansi Biaya Modul ke: Cost Systems and Cost Accumulation Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ellis Venissa, MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Kemampuan yang diharapkan Mampu menjelaskan arus

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA Oleh Ir. Betrianis, MSi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia DEPOK 2006 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari

Lebih terperinci

Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation

Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation Inventory Valuation at Other Than Cost Penilaian Persediaan menurut Nilai Terendah antara Biaya dan Nilai Pasar (Inventory Valuation at

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan

PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1) Pengertian Persediaan Persediaan adalah aktiva yang tersedia dijual dalam kegiatan usaha normal atau dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk

Lebih terperinci

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1 MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : http:// Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Ujian Tengah Semester Gasal

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI GAMBARAN UMUM AKUNTANSI Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan Dalam Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:14), persediaan didefinisikan sebagai Persediaan adalah aktiva (1) tersedia untuk dijual dalam

Lebih terperinci

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran Akuntansi untuk Usaha Perdagangan Warsidi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Tujuan Pembelajaran Mengenali perbedaan antara perbedaan antara usaha jasa dengan perdagangan. Menjelaskan pencatatan

Lebih terperinci

Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Akuntansi Persediaan (INVENTORY) Akuntansi Persediaan (INVENTORY) PERSEDIAAN (INVENTORY) Persediaan adalah barangbarang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual. Klasifikasi Persediaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut:

PERSEDIAAN. Berdasarkan kriteria di atas, persediaan akan mencakup unsure-unsur sebagai berikut: PERSEDIAAN ARTI PERSEDIAAN Istilah persediaan di dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud (tangible) yang memenuhi kriteria di bawah ini: 1. Tersedia untuk dijual (barang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG Pada buku satu kita telah mempelajari akuntansi untuk perusahaan jasa dengan menerapkan satu siklus akuntansi secara menyeluruh, mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing

AKUNTANSI BIAYA JOB COSTING ( HARGA POKOK PESANAN )---B.Linggar Yekti Nugraheni JOB COSTING. Job Costing Operation Costing Process Costing JOB COSTING METODE PRODUKSI DAN SISTEM AKUNTANSI Accounting System Job Costing Operation Costing Process Costing Type of Production Contraction Clothing Oil refinery Movie Studios Automobiles Paper Hospitals

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda (bobot 30)

Soal Pilihan Ganda (bobot 30) Soal Pilihan Ganda (bobot 30) 1. Akuntansi biaya kurang berperan dalam: a. Penetapan biaya bunga yang bisa dikapitalisasi* b. Penetapan metode perhitungan biaya c. Penentuan biaya produk d. Pemilihan di

Lebih terperinci

CHAPTER 4 COST SYSTEM AND COST ACCUMULATION. a Membeli material secara kredit $ Materials Accounts Payable 100.

CHAPTER 4 COST SYSTEM AND COST ACCUMULATION. a Membeli material secara kredit $ Materials Accounts Payable 100. ..Hal. 4-1 Pencatatan Transaksi CHAPTER 4 COST SYSTEM AND COST ACCUMULATION a Membeli material secara kredit $ 1. Materials 1. Accounts Payable 1. b Pemakaian material selama satu bulan: Untuk produksi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016 Mentoring Pengantar Akuntansi 1 UTS Semester Gasal 2015/2016 @spafebui SPA FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di http://spa-feui.com Official

Lebih terperinci

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method) Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method) Definisi Persediaan: Adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

Akuntansi untuk Perusahaan Dagang

Akuntansi untuk Perusahaan Dagang Akuntansi untuk Perusahaan Dagang Tujuan Pembelajaran Menjelaskan aktivitas perusahaan dagang Akuntansi untuk transaksi pembelian Akuntansi untuk transaksi penjualan Jurnal penutup perusahaan dagang Bentuk

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan Dosen: Christian Ramos K COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan REFERENSI: Hongren, Charles T., Cost Accounting, Prentice Hall (BOOK) Vanderbeck, Principles of Cost Accounting, Cengage

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA

AKUNTANSI BIAYA. Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA AKUNTANSI BIAYA BAGIAN III SISTEM ADMINISTRASI PABRIK DAN AKUMULASI BIAYA Lukita Tri Permata, SE., M.SI, Ak, CA ARUS BIAYA PERUSAHAAN PABRIKASI a. Tahap pencatatan dan klasifikasi biaya b. Tahap pengelompokkan

Lebih terperinci

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang

Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang Makalah Akuntansi Perusahaan Dagang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Latar belakang disusunya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen dalam rangka membahasas tentang Akuntansi

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1

MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1 MOJAKOE Pengantar Akuntansi 1 Dilarang Memperbanyak Mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com Fb: SPA FEUI Twitter: @spafeui Page 1 of 3 Program Studi S1 Akuntansi

Lebih terperinci

Statement of Cash Flow

Statement of Cash Flow Statement of Cash Flow Tinjauan Histori (Historical Perspective) Pada tahun 1971 APB mengeluarkan Opinion no 19 yang mensyaratkan disertakannya Fund Statement bersama-sama dengan balance sheet dan income

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan dalam perusahaan mempunyai kedudukan yang sangat penting baik dalam jumlah maupun dalam peranannya. Jumlah (nilai) persediaan pada umumnya relatif

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN (Inventory Valuation) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati, M.Si dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaao Secara umum pengertian persediaan menunjuk pada barang-barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual dalam kegiatan operasi normal perusahaan

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR 1. Kegiatan utama perusahaan dagang a. Mengolah bahan baku menjadi barang jadi b. Menjual jasa dan melayani kepentingan

Lebih terperinci

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Dosen : Christian Ramos Kurniawan PIUTANG 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Piutang Piutang adalah klaim kepada pelanggan atau pihakpihak lain

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Persediaan Modul ke: Penilaian & Pengendalian Persediaan Fakultas Ekonomi & Bisnis Dinar Nur Affini, SE., MM. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Penilaian Persediaan Penilaian Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis I. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG BAB AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 6.1 Karakteristik Perusahaan Dagang Perusahaan dagang (Merchandising Company) ialah perusahaan yang kegiatannya membeli dan menjual barang dagangan tanpa memprosesnya lebih

Lebih terperinci

Inventories (Persediaan)

Inventories (Persediaan) 6-1 Chapter 6 Inventories (Persediaan) Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso 6-2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan langkagh-langkah dalam menentukan kuantitas persediaan. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Presented by: SPA- Accounting Study Division Mojakoe Pengantar Akuntansi 1 MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI /2013

Presented by: SPA- Accounting Study Division Mojakoe Pengantar Akuntansi 1 MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI /2013 MOJAKOE Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI 1 2012/2013 Accounting Study Division Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE & SPA MENTORING di : www.spa-feui.com

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Pengertian Persediaan Syakur (2009;125) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan

Lebih terperinci

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process)

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process) Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process) Konsep Penandingan (The Matching Concept) Penentuan dalam periode mana revenue dan expense bisnis akan dilaporkan

Lebih terperinci

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode

itu harus dicatat, dikelompokan dan diikhtisarkan selama periode BAB II LANDASAN TEORI A. PERSEDIAAN 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan, yang secara continu diperoleh atau diproduksi dan dijual.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan harus dimiliki sebuah perusahaan karena merupakan produk perusahaan yang harus dijual sebagai sumber pendapatan perusahaan. Persediaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

dihasilkan selama suatu periode tertentu.

dihasilkan selama suatu periode tertentu. LAP0RAN LABA RUGI LAPORAN ARUS KAS PERTEMUAN 6 TUJUAN PELAPORAN LABA RUGI Tujuan Pelaporan Laba Rugi (Income Statement = Profit and Loss Statement) adalah untuk mengukur dan melaporkan berapa laba (rugi)

Lebih terperinci

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual

dijual pemilik Pembelian dijual (Goods) Berwujud Pembelian Bahan Industru Pengolahan (tangible), lazim menjadi barang siap dijual URAIAN MATERI A. Pengertian Akuntansi Dagang Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang aktivitas utamanya adalah membeli, menyimpan dan menjual kembali barang-barang dagang tanpa memberi nilai tambah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Week 10 Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang Awalludiyah Ambarwati PERUSAHAAN DAGANG Perusahaan dagang membeli barang dagang untuk dijual kepada pelanggan tanpa mengubah bentuk atau memroses lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. biasanya melakukan kegiatan bisnis dengan menjual barang dagangan atau barang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. biasanya melakukan kegiatan bisnis dengan menjual barang dagangan atau barang BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset atau aktiva lancar yang dimiliki perusahaan yang biasanya melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN

BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN BAB 7 PENILAIAN PERSEDIAAN D alam setiap periode fiscal tertentu, besar kemungkinan suatu barang akan dibeli dengan beberapa harga berbeda. Jika persedian akan dinilai pada biaya perolehan dan beberapa

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

SPA Mentoring. Pengantar Akuntansi 1

SPA Mentoring. Pengantar Akuntansi 1 SPA Mentoring Pengantar Akuntansi 1 Dilarang Memperbanyak Mojakoe ini tanpa seijin SPA FEUI Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com FB : SPA FEUI Twitter : @spafeui MENTORING UTS PENGANTAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

Akuntansi Biaya. Materials : Controlling, Costing, and Planning. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1 Akuntansi Biaya Modul ke: Materials : Controlling, Costing, and Planning Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Definisi Bahan Baku adalah Bahan yang secara

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

7. Pembelian Persediaan

7. Pembelian Persediaan PERUSAHAAN DAGANG 7. Pembelian Persediaan Ada dua sistem pencatatan persediaan a. Sistem Persediaan Periodik (Periodic Inventory System) b. Sistem Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System) Perbadingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1. Pengertian Sistem Menurut James A. Hall (2011 : 6) Sistem adalah kelompok dari dua orang atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan dan Jenis-jenis Persediaan 2.1.1 Persediaan Barang Menurut Zaki Baridwan (2000:149) pengertian persediaan (inventory) adalah: pos-pos aktiva yang dimiliki

Lebih terperinci

Soal-soal Kartu Persediaan (Inventory Card) Metode Periodik (Periodic Inventory System) Metode Perpetual (Perpectual Inventory System)

Soal-soal Kartu Persediaan (Inventory Card) Metode Periodik (Periodic Inventory System) Metode Perpetual (Perpectual Inventory System) rafi.net $ $ $ $ KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Merchandise Inventory tepat pada waktunya. Buku ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Secara umum akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari proses akuntansi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN A. Penilaian Persediaan dan Perhitungan Harga Pokok Penjualan dengan Metode FIFO Persediaan adalah barang yang dimiliki perusahaan untuk

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN)

PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) PENGANTAR AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN) Karakteristik Perusahaan Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur ada tiga kegiatan atau fungsi utama yaitu kegiatan produksi,

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS

EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERSEDIAAN (PSAK NO. 14) PADA PT. APIS SKRIPSI Program Studi Akuntansi Nama : KADAR RAHMAWAN N I M : 03202-283 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 EVALUASI

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR Tujuan Pembelajaran Menjelaskan definisi akuntansi manajerial Menjelaskan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan konsep biaya (cost) Membuat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Pada hakekatnya persediaan merupakan faktor-faktor yang penting bagi setiap perusahaan industri maupun perusahaan dagang. Persediaan merupakan salah satu

Lebih terperinci