Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation"

Transkripsi

1 Cost of Goods Sold and Inventory Estimation and Noncost Valuation Inventory Valuation at Other Than Cost Penilaian Persediaan menurut Nilai Terendah antara Biaya dan Nilai Pasar (Inventory Valuation at Lower of Cost or Market) Profesi Accounting belum mengizinkan pengakuan keuntungan atas pemiilkan (holding gains) yang belum direalisasi atas inventory, yaitu barang-barang yang ada dalam perusahaan tak dapat dicatat dengan nilai yang lebih tinggi untuk menyatakan kenaikan tingkat harga yang terjadi sebelum sale. Namun menurut GAAP, pengakuan kerugian yang belum direalisasi harus dicatat. Pengakuan atas suatu penurunan nilai persediaan yang merupakan suatu kerugian dalam periode di mana penurunan tersebut disebut penilaian menurut nilai terendah antara biaya dan pasar (valuation at cost or market whichever is lower) yang sering disingkat LCM Lower of Cost or Market Dalam menerapkan aturan the lower of cost or market, cost of the ending, sebagaimana ditetapkan berdasarkan suatu cost allocation method, dibandingkan dengan market value pada akhir periode. Jika market lebih rendah daripada cost, adjusting entry dibuat untuk mencatat loss dan menetapkan kembali ending inventory dengan nilai yang lebih rendah. Di sini harus dicatat bahwa untuk kepentingan perpajakan tidak diizinkan adanya penyesuaian ke LIFO cost, akan tetapi untuk tujuan laporan keuangan, the lower of cost or market diterapkan pada seluruh inventory. Definisi nilai pasar (Definition of Market) market dalam konteks LCM ditafsirkan sebagai replacement value dengan limit tertinggi dan terendah yang mencerminkan nilai estimasi yang dapat direalisasikan. Konsep market yang ditetapkan olelh American Institute of Certified Public Accountants sebagai berikut: Sebagaimana digunakan dalam frase lower of cost or market, istilah market berarti replacement cost saat ini (dengan purchase atau dengan mereproduksi, sesuai dengan kasus yang dihadapi) kecuali bahwa: 1. Market tidak boleh melampaui nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable) yaitu estimasi selling price dalam kegiatan perusahaan sehari-hari dikurangi cost yang dapat diperkirakan secara layak untuk menyelesaikan dan menjualnya ke pasar 2. Market tidak boleh lebih rendah daripada nilai bersih yang dapat direalisasikan dikurangi penyisihan (allowance) untuk marjin laba normal yang diperkirakan. Nilai ganti (Replacement Cost) Kadang disebut entry cost mencakup purchase price produk atau raw materials ditambah seluruh cost lainnya yang dikeluarkan dalam perolehan atau pengolahan barang. Karena harga borongan (wholesle) dan retail price pada umumnya saling berkaitan, maka penurunan entry cost biasanya mengindikasikan penurunan selling price atau exit value. Jika selling price tidak menurun, tidak ada loss atas kegunaan barang dan penurunan nilai inventory tidak dapat dibenarkan. Dilain pihak selling price dapat menurun karena pengaruh faktor-faktor yang tidak berkaitan dengan replacement cost antara lain:

2 1. Adanya unsur inventory telah digunakan sebagai suatu contoh peraga dalam pameran penjualan sehingga barang tersebut sukar untuk dijual sebagai produk baru. 2. Unsur barang telah rusak dalam penyimpanan atau menjadi usang karena di pajang terlalu lama. Penerapan metode nilai terendah antara harga pokok dan nilai harga pasar (Applying Lower of Cost or Market) Metode ini dapat diterapkan pada masing-masing unsur inventory, kelas-kelas / kategori utama inventory atau pada persediaan secara keseluruhan. Penerapan inventory ini pada setiap unsur inventory akan menghasilkan nilai inventory yang terendah. Akuntansi untuk penurunan Nilai Persediaan (Accounting for Declines in Inventory Value) Dalam penilaian inventory menurut lower of cost or market: 1. Penurunan dalam nilai asset akan tercermin langsung dalam perkiraan inventory atau dalam perkiraan penilaian inventory tersendiri. 2. Loss atas penurunan market value dapat dinyatakan sebagai suatu pos yang tersendiri dalam income statement setelalh cost of good sold. 3. Alternatif lain yaitu menyajikan loss secara langsung dalam seksi cost of good sold dengan menilai ending inventory menurut market, bukan berdasarkan cost. Penilaian menurut Pasar (Valuation at Market) Jika inventory price naik, secara umum para akuntan di minta oleh pihak manajemen untuk beralih dari lower of cost or market method dan cost of sales ke penilaian menurut market valuation guna menilai inventories. Market method bukanlah cost allocation method dan dengan demikian tidak diterima untuk umum tujuan accounting untuk kebanyakan hal. Karena baik cost of good sold maupun inventory di nilai menurut market price (biasanya replacement cost) maka jumlahnya akan melebihi cost of inventory purchased. Penggunaan replacement cost untuk mencatat cost of good sold memungkinkan pembagian gross profit menjadi 2 bagian yaitu: 1. Perbedaan antara purchase cost dan replacement cost pada saat sale, disebut juga holding gain 2. Perbedaan antara replacement cost dan selling price, yang merupakan operating profit Holding gain harus dipakai untuk menggantikan persediaan yang terjual (sold inventory), dan karena itu boleh dipakai untuk membayar dividends kepada stockholder. Contoh: Suatu perusahaan membeli 100 unit persediaan seharga Rp per unit (Total sebesar Rp ). Pada saat pembelian, diharapkan bahwa persediaan akan dijual seharga Rp per unit (markup 25% atas harga pokok). Diasumsikan bahwa sebelum dijual kembali, harga pokok untuk memperoleh barang yang sama naik menjadi Rp per unit, dan harga jual kembali naik menjadi Rp per unit guna mempertahankan markup 25%. Jika 100 unit di jual, maka menurut akuntansi berdasarkan harga perolehan akan di akui pendapatan dari penjualan sebesar Rp atau laba kotor sebesar Rp Tapi penggantian 100 unit kini memerlukan dana Rp dari hasil penjualan tersebut.

3 Dengan demikian Rp dari laba yang dilaporkan sebenarnya adalah keuntungan dari penyimpanan dan Rp adalah dari laba operasi. Jika persediaan dinilai berdasarkan nilai pasar, maka keuntungan penyimpanan lain akan diakui selama periode kenaikan harga, keuntungan atas persediaan yang belum terjual. Keuntungan ini disebut keuntungan penyimpanan yang belum direalisasi (unrealized holding gains) karena persediaan belum dijual. Contoh: Melanjutkan contoh diatas, diasumsikan jika hanya 80 unit dari persediaan yang terjual, maka terdapat keuntungan penyimpanan yang direalisasi sebesar Rp 200 per unit atas 20 unit yang tersisa, atau sebesar Rp Keuntungan penyimpanan yang belum direalisasi sebesar Rp ini akan dilaporkan sebagai pendapatan pada perhitungan rugi laba menurut konsep laba sebagai pemeliharaan modal keuangan. Sebaliknya jika konsep pemeliharaan modal fisik dipakai, maka ayat kredit akan langsung dimasukkan ke seksi ekuitas pemilik. Kerugian Atas Komitmen Pembelian (Losses on Purchase Commitments) Kerugian atas komitmen pembelian dibuat untuk pembelian barang pada masa mendatang dengan harga yang tetap. Tidak ada ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat pembelian sebelum terjadinya penyerahan barang. Namun jika terjadi penurunan harg setelah dilaksanakannya komitmen tersebut, maka layak jika kerugian-kerugian itu dicatat dalam pembukuan sebagaimana pencatatan kerugian atas barang yang ada dalam perusahaan. Contoh: Diasumsikan PT A terlibat dalam suatu kontrak pembelian sebesar Rp atas bahanbahan yang mesti diserahkan dalam bulan maret tahun depan. Pada akhir tahun berjalan, harga pasar pesanan tersebut jatuh sampai Ayat jurnal untuk mencatat penurunan ini dan penyerahan kemudian atas bahan tersebut tampak sebagai berikut: Loss on Purchase Commitments Estimated Loss on purchase commitments Estimated Loss on purchase commitments Purchases Account Payable Jadi kerugian dibebankan pada periode di mana penurunan itu terjadi dan periode berikutnya dibebani tidak lebih daripada kegunaan ekonomis barang yang diterima. Pengakuan kerugian periode berjalan tidak akan layak jika : 1. komitmen dapat dibatalkan 2. Komitmen memungkinkan dilakukannya penyesuaian harga 3. Transaksi merupakan hedging yang bermaksud menghindari kerugian 4. Penurunan tersebut tidak mengarah pada dilakukannya penurunan harga jual

4 Gross Profit Method Seringkali kita menggunakan estimasi dalam menghitung kuantitas dan biaya persediaan. Penaksiran dengan gross profit method didasarkan pada hubungan yang diasumsikan antara gross profit dan sales. Persentase gross profit dikalikan dengan sales guna menentukan cost of good sold, kemudian cost of goods sold tersebut dikurangkan dari cost of goods available for sale guna memperoleh estimasi inventory balance. Gross Profit Method akan bermanfaat jika: 1. Sistem periodik digunakan dan inventories diperlukan untuk laporan intern, dan cost untuk melakukan stock opname mahal untuk tujuan tersebut 2. Inventory telah rusak atau musnah karena terbakar, pencurian, atau bencana lain dan data yang diperlukan untuk menilai inventory tidak ada lagi. 3. Pihak bersangkutan ingin menguji atau mengecek keabsahan angka inventory yang dihitung dengan cara lain. Penghitungan cost of goods sold dan inventory tergantung pada apakah persentase gross profit tersebut dihitung dan ditetapkan dari term of sales atau dari term of cost. Contoh: Laba kotor sebagai persentase penjualan (Gross Profit as a Percentage of Sales) Sales sebesar Rp dan barang dijual dengan gross profit sebesar 40% dari sales. Jika goods available for sale adalah sebesar Rp , maka estimasi inventory (akhir) sbb: Sales % Cost of Goods Sold Inventory, beginning Purchases Goods available for sale Inventory, ending ( ) (3) Cost of goods sold ( ) (2) % Gross profit (40% * ) (1) % Penjelasan: Bila dikatakan gross profit sebesar 40% dari sales, artinya sales sebesar 100%. Langkah-langkah pengerjaan: 1. Buatlah format income statement hanya sampai gross profit. 2. Isikan data-data soal yang tersedia yaitu: a. Sales , b. Goods available for sale Hitung gross profit : 40% dari (sales) = Hitung cost of goods sold = Sales Gross Profit = = Hitung inventory ending = Goods Available for Sale Cost of Goods Sold = =

5 Contoh: Laba kotor sebagai persentase harga pokok (Gross Profit as a Percentage of Cost (or Markup on Cost) Sales sebesar Rp dan barang dijual dengan gross profit sebesar 60% dari cost. Jika goods available for sales sebesar Rp , maka estimasi inventory (akhir) sbb: Sales % Cost of Goods Sold: Beginning Inventory Purchases Goods available for sale Ending Inventory ( ) (3) Cost of goods sold (100/160) * (1) % Gross Profit ( ) (2) % Penjelasan: Bila dikatakan gross profit sebesar 60% dari cost, artinya cost sebesar 100%. Maka sales-nya menjadi 160%. Sales - Cost = Gross profit? - 100% = 60% Sales = 100% + 60% Sales = 160% Langkah-langkah pengerjaan: 1. Buatlah format income statement hanya sampai gross profit. 2. Isikan data-data soal yang tersedia yaitu: a. Sales , b. Goods available for sale Hitung cost of goods sold : 160%-nya = Jadi 100%-nya = (100/160) * = Hitung Gross Profit = Sales cost of goods sold = = Hitung inventory ending = Goods Available for Sale Cost of Goods Sold = = Retail Inventory Method Di pakai secara luas oleh perusahaan yang menjual secara eceran, terutama toko serba ada, guna memperoleh estimasi yang andal tentang posisi inventory. Metode ini memungkinkan penghitungan jumlah inventory tanpa memerlukan waktu ataupun biaya untuk melakukan penghitungan fisik atau menyelenggarakan catatan inventory perpetual yang rinci bagi ribuan. Dalam metode ini, catatan atas barang yang dibeli dilakukan dalam 2 jumlah yaitu: 1. Harga pokok (Cost) 2. Harga eceran (Retail)

6 Contoh penghitungan retail inventory pada akhir suatu bulan digambarkan sebagai berikut: Cost Retail Inventory, 1 januari Purchases in januari Goods available for sale Persentase cost ( / ) *100% = 62.5% Dikurangi sales januari Inventory 31 januari, menurut retail Inventory 31 januari, menurut estimasi cost ( * 62.5%) Langkah-langkah pengerjaan: 1. Hitung goods available for sale (menurut cost dan retail) Menurut cost = = Menurut Retail = = Hitung persentase cost * 100% = 62.5% Hitung inventory 31 januari menurut retail = Goods available for sale sales = = Hitung inventory 31 januari, menurut estimasi cost = 62.5% * = Prosedur di atas menghasilkan penilaian inventory dalam bentuk average cost. Arus biaya (Cost Sequence) seperti LIFO atau FIFO tidak terdapat dalam penghitungan sebelumnya, persentase cost terhadap retail untuk ending inventory sama dengan persentase cost terhadap retail untuk barang yang dijual. Keunggulan penggunaan retail inventory method yaitu: 1. Estimasi inventory intern dapat diperoleh tanpa melakukan perhitungan fisik 2. Menghemat waktu dan biaya 3. Barang yang hilang pada saat orang berbelanja dapat dihitung. Kesalahan dalam penaksiran nilai untuk inventory dengan metode retail ini mungkin saja terjadi, karena itu penghitungan fisik persediaan harus dilakukan paling tidak 1 kali dalam 1 tahun untuk annual financial statement. Accounting entries untuk retail inventory mirip dengan ayat jurnal dalam sistem inventory periodik. Contoh: Purchases Account Payable Account Receivable Sales

7 Inventory Cost of Goods Sold Inventory Purchases Journal di atas merupakan journal untuk mencatat ending inventory dan cost of goods sold untuk tahun itu, dan menutup beginning inventory dan purchases. MARKUP DAN MARKDOWN - ECERAN YANG LAZIM (Markups and Markdowns Conventional Retail) Dalam perhitungan inventory, kerap kali retail price berubah-ubah karena perubahan tingkat harga, pergeseran permintaan konsumen, atau faktor lainnya. Istilah-istilah berikut digunakan dalam pembahasan retail method: 1. Harga eceran semula (Original retail): harga jual semula, yang mencakup kenaikan permulaan di atas cost yang di sebut markon atau initial markup. 2. Markup tambahan (Additional markups): kenaikan yang menaikkan sales price di atas original retail 3. Pembatalah markup (Markups cancellations) : pengurangan markup yang tidak menurunkan sales price sampai dibawah original retail. 4. Markup bersih (Net Markups) : markup tambahan dikurangi pembatalan markup 5. Markdown (Markdowns): penurunan yang mengurangi sales price di bawah original retail 6. Pembatalan markdown (Markdowns Cancellations) : pengurangan markdown yang tidak menaikkan sales price di atas original retail 7. Markdown bersih (Net Markdowns) : markdown dikurangi pembatalan markdown Selisih antara cost dan selling price sesungguhnya setelah disesuaikan dengan perubahanperubahan yang diterangkan diatas disebut kenaikan harga yang dipertahankan (maintained markup) Contoh: Barang dijual dengan harga 50% di atas cost. Jika merchandise costing Rp 400 per unit kemudian dinaikan sebesar Rp 600, maka nilai Rp 600 disebut Original retail. Karena permintaan barang banyak, maka retail price dinaikkan menjadi Rp 750. Kenaikan sebesar Rp 150 (dari 600 menjadi 750) disebut Additional markups. Pada hari berikutnya, harga diturunkan menjadi Rp 700. Artinya ada selisih Rp 50 ( ) yang disebut Markups cancellations dan bulan markdown karena retail price belum berkurang di bawah original sales price. Tapi misalkan barang tersebut dijual seharga Rp 600 dan kemudian diturunkan menjadi Rp 500, berarti terdapat markdown sebesar Rp 100. ( ) Tidak lama kemudian, harga jual barang tersebut dinaikkan menjadi Rp 525. Dalam hal ini terdapat Markdowns Cancellations sebesar Rp 25 dan bukan merupakan markup, karena sales price tidak melebihi original retail.

8 Markdown bersih yang tidak dikurangkan untuk menghitung persentase cost (Conventional Retail) Cost Retail Beginning Inventory Purchases Additional Markups Markup cancellations ( ) Goods Available for sale Persentase cost ( / )* 100% = 60% Dikurangi: Sales Markdowns Markdown Cancellations ( ) Ending Inventory menurut Retail Ending Inventory menurut estimated cost ( * 60%) Markup bersih yang dikurangkan untuk menghitung persentase cost Cost Retail Beginning inventory Purchases Net Markups Net Markdwons ( ) Goods available for sale Persentase cost ( / ) * 100% = 61.84% Dikurangi: Sale Ending inventory menurut retail Ending inventory menurut estimated cost ( * 61.84%) Conventional retail Method menghasilkan persentase cost yang lebih rendah dan karena itu jumlah inventory yang lebih rendah dan cost of goods sold yang lebih tinggi ketimbang yang diperoleh jika markdown bersih dikurangkan dulu sebelum menghitung persentase cost. Markdown mungkin dapat dilakukan untuk special sales atau untuk tujuan cuci gudang atau sebagai akibat fluktuasi pasar dan penurunan replacement cost of goods. Apapun tujuannya markdown ini perlu dihilangkan dalam penghitungan persentase cost guna menilai inventory at the lower of cost or market.

9 Contoh: Markdown untuk tujuan special sales Cost Retail Purchases Persentase Cost ( : ) = 50% Dikurangi: Sales Markdowns Ending inventory menurut retail Ending inventory menurut estimated cost ( * 50%) Contoh: Markdown sebagai akibat penurunan market Diasumsikan merchandise costing Rp , dinaikkan untuk dijual sebesar Rp Karena berkurangnya replecement cost of merchandise tersebut menjadi Rp , maka sales price diturunkan menjadi Rp Tiga perempat dari merchandise tersebut dijual. Cost of the ending inventory dihitung sebagai berikut: Cost Retail Purchases Persentase cost ( / ) = 50% Dikurangi: Sales Markdowns Ending Inventory menurut retail Ending Inventory menurut estimated cost ( * 50%) Ongkos angkut, Diskon, Retur, dan Pengurangan Harga (Freight, Discounts, Returns, and Allowances) Dalam penghitungan persentase cost, ongkos angkut masuk (freight in) harus ditambahkan ke cost of the purchases. Purchase discount and return dan allowance harus dikurangkan. Purchase Return mempengaruhi penghitungan cost maupun retail. Sementara purchases allowance hanya mempengaruhi total cost jika perubahan retail price tidak terjadi sebagai akibat dari allowance. Sales Return merupakan penyesuaian terhadap gross price karena inventory tersebut dikembalikan. Sedangkan sales discounts dan sales allowance tidak dikurangkan dalam penghitungan estimated ending retail inventory. Pengurangan tidak dilakukan karena sales price suatu barang ditambahkan ke perhitungan retail inventory pada saat dibeli dan dikurangkan pada saat dijual, semuanya pada gross sales. Price adjustmernt berikutnya yang dimasukkan dalam penghitungan akan mengakibatkan adanya saldo perkiraan inventory meskipun inventory tidak ada lagi.

10 Contoh: Cost Retail Beginning Inventory Purchases Freight in Purchases Return (1.500) Purchases Discount (2.000) Additional Markups Markup Cancellations (2.500) Goods available for sale Persentase cost ( / ) * 100% = 60% Dikurangi: Sales Sales Return (2.000) Markdown Markdown Cancellations (800) Ending Inventory menurut retail Ending Inventory menurut estimated cost ( * 60%) Metode LIFO Eceran (Retail-LIFO Method) Retail LIFO method mensyaratkan bahwa angka indeks yang diterapkan pada inventory ditetapkan dengan retail. Setelah lapisan (layer) retail-lifo diidentifikasi dan ditetapkan harganya berdasarkan indeks lapisan tambahan, maka penyesuaian selanjutnya akan diperlukan untuk menilai inventory menurut cost. Hal ini dilakukan dengan mengalikan retail inventory dari setiap lapisan dengan persentase cost tambahan. Persentase Cost tambahan pada retail-lifo method dihitung dengan cara yang sedikit berbeda dari conventional retail method. Dua perbedaan utama yaitu: 1. Nilai beginning inventory diabaikan. LIFO inventory terdiri dari base cost dan subsequent cost berikutnya yang tidak dibebankan pada revenue. Karena cost periode sebelumnya tetap tidak berubah, hanya cost lapisan tambahan berjalan saja yang memerlukan kalkulasi. 2. Markdown seperti halnya markup, diperhitungkan dalam kalkulasi persentase cost yang dapat diterapkan pada barang yang ditetapkan dengan retail. Markdown tidak diperhitungkan dalam menghitung persentase cost bilamana tujuannya adalah untuk mendapatkan penilaian yang terendah antara cost atau market. Meskipun demikian, karena pengukuran LIFO memerlukan penilaian inventory menurut cost, sudah selayaknya jika markup maupun markdown diperhitungkan. Meskipun beginning inventory tidak termasuk dalam penghitungan persentase cost, namun beginning inventory ini digunakan untuk menghitung jumlah retail inventory yang harus ada akhir periode. Karena retail inventory disesuaikan terhadap markups dan markdowns, maka ending inventory secara otomatis dinyatakan pada retail price akhir tahun. Contoh Diasumsikan penghitungan persentase cost tambahan retail_lifo, ending inventory menurut retail price akhir tahun, dan inventory menurut retail-lifo, misalkan bahwa menurut data lapisan retail-lifo berikut ini, tersedia pada Sarinah Dept Store per 31 Des, 1999.

11 Layer Year Year-End and incremental Price Index Incremental Cost Percentage (no layer) Inventory at End-of- Year Retail Prices Misalkan indeks harga akhir tahun 2000 adalah 1,08. Persentase cost tambahan dan ending inventory 2000 menurut retail price akhir tahun dihitung sebagai berikut:

12 Cost Retail Beginning Inventory, 31 dec Purchases Purchases Return (2.000) (3.000) Purchases Discounts (1.000) Freight In Markup, net of cancellations Markdown, net of cancellations (1.000) Totals untuk menghitung incremental cost percentage retail-lifo Incremental cost percentage ( : ) = 61% Goods available for sale Dikurangi : sales Ending inventory at retail (year-end prices) Dari data ini, worlsheet dapat dibuat guna menentukan retail-lifo inventory layer. Satu kolom tambahan diperlukan guna mencatat incremental cost percentage yang akan mengurangi retail inventory menjadi cost. Di dalam contoh, situasi ini di ambil pada tahun 1996 ketika tidak ada lapisan (layer) yang ditambahkan. Jika tingkat inventory telah turun, maka tingkat inventory sebelumnya akan turun dengan memakai incremental layer index tahun-tahun bersangkutan dan incremental cost percentage. Date 31 des Inventory at end-of year Retail Prices Year- End Price Index Inventory at Base- Year Retail Prices Layers Incrementa l Layer Index Incrementa l Cost Percentage Retail- Lifo Cost Tanpa lapisan

13 Effects of Errors In Recording Inventory Position Jika posisi inventory tidak dilaporkan secara akurat, maka kesalahan pelaporan akan terjadi baik pada balance sheet maupun pada income statement. Pengaruhnya terhadap income statement kadang sulit dievaluasi karena beberapa jumlah bisa dipengaruhi oleh kekeliruan tersebut. Analisis tentang dampak ini dapat di bantu dengan menyusun kembali struktur cost of good sold pada income statament yaitu : Beginning Inventory + Purchases = Goods available for sale - Ending Inventory = Cost of Goods Sold Berikut di bawah ini adalah jenis analisis terhadap 4 kesalahan inventory yang sejenis berikut dengan pengaruh pada tahun berjalan dan tahun berikutnya. Jenis Kesalahan pertama Ending inventory dinilai terlalu tinggi karena kesalahan penghitungan goods on hand, pricing (penetapan harga), atau termasuk dalam inventory of goods yang tidak dimiliki atau goods siap dijual. Tahun berjalan (Current Year): Income Statement Overstatement of the ending inventory akan menyebabkan: Cost of goods sold dinilai terlalu rendah (understated) Net income dinilai terlalu tinggi (overstated) Balance Sheet Inventory dan owner s equity di nilai terlalu tinggi (will be overstated) Tahun berikutnya (Succeeding year): Income Statement Overstatement of the beginning inventory akan menyebabkan: Cost of goods sold dinilai terlalu tinggi (overstated) Net income dinilai terlalu rendah (understated) Balance Sheet Kesalahan dari tahun sebelumnya telah diimbangi pada income statement tahun berikutnya dan balance sheet akan disajikan dengan benar.

14 Jenis Kesalahan kedua Ending inventory dinilai terlalu rendah (understatement) karena kesalahan penghitungan goods on hands, pricing atau tidak memasukkan inventory goods purchases atau barang yang telah dikirimkan (goods transferred) tetapi belum terjual. Merupakan kebalikan dari kesalahan pelaporan yang ditunjukkan pada butir no 1 di atas. Jenis Kesalahan ketiga Overstatement of ending inventory yang disertai dengan tidak diakuinya sales dan receivables yang ditimbulkan pada akhir periode Tahun berjalan (Current Year): Income Statement Sales dinilai terlalu rendah sebesar sales price of the goods dan cost of goods sold dinilai terlalu rendah sebesar cost of goods sold yang berhubungan dengan sales. Dengan demikian gross profit dan net income dinilai terlalu rendah sebesar gross profit atas sales tersebut Balance Sheet Receivable dinilai terlalu rendah sebesar sales price of the goods dan inventory dinilai terlalu tinggi sebesar cost of goods sold yang telah dijual. Dengan demikian current assets dan owner s equity dinilai terlalu rendah sebesar gross profit on sales. Tahun berikutnya (Succeeding year): Income Statement Sales tahun sebelumnya diakui tahun ini dalam sales dan cost of sales, sebab itu gross profit dan net income dinilai terlalu tinggi sebesar gross profit such sales. Balance Sheet Kesalahan dari tahun sebelumnya diimbangi pada income statement tahun berikutnya dan balance sheet akan disajikan secara benar. Jenis Kesalahan keempat Ending Inventory di nilai terlalu rendah disertai dengan tidak diakuinya purchases dan payables yang ditimbulkannya pada akhir periode. Tahun berjalan (Current year): Income Statement Purchases di nilai terlalu rendah, tapi hal ini diimbangi oleh ending inventory yang di nilai terlalu rendah. Sebab itu gross profit dan net income disajikan secara benar sebagai akibat dari saling pengimbangan kesalahan tersebut Balance Sheet Owner s equity dilaporkan secara benar, namun baik current assets dan current liabilities di nilai terlalu rendah

15 Tahun berikutnya (Succeeding year) Income Statement Beginning inventory dinilai terlalu rendah, tapi hal ini diimbangi oleh purchases yang di nilai terlalu tinggi, karena purchases akhir tahun sebelumnya diakui periode ini, sebab itu gross profit dan net income disajikan secara benar sebagai akibat dari saling pengimbangan kesalahan tersebut. Balance Sheet Kesalahan dari tahun sebelumnya tidak lagi mempengaruhi data balance sheet

16 Ikhtisar dampak kesalahan Inventory terhadap Financial Statement (Current Year) 1. Overstatement of ending inventory 2. Understatement of ending inventory 3. overstatement of ending inventory and understatement of sales 4. Understatement of ending inventory and understatement of purchases Current Year Assets Liabilities Equity Sales Cost of Good Sold Net Income Ikhtisar dampak kesalahan Inventory terhadap Financial Statement (Subsequent Year) 1. Overstatement of ending inventory 2. Understatement of ending inventory 3. overstatement of ending inventory and understatement of sales 4. Understatement of ending inventory and understatement of purchases Subsequent Year Assets Liabilities Equity Sales Cost of Good Sold Net Income

17 Persediaan di Neraca (Inventory on The Balance Sheet) Trading and manufactoring inventory dilaporkan sebagai current asset, sekalipun dalam beberapa hal inventory memerlukan waktu yang sangat panjang untuk dapat direalisasikan menjadi cash. Perkiraan-perkiraan yang dilaporkan secara terpisah dibawah judul inventories yaitu: Merchandise Inventory (finished good) Raw materials Goods in process Factory supplies Goods and materials in transit Goods in consignment Goods in the hands of agents an salespersons Inventory dilaporkan urut menurut likuidasinya. Pembayaran di muka (advance payments) atas komitmen purchases hendaknya dilaporkan secara terpisah dan tidak boleh di gabung dengan inventory. Uang muka demikian itu sebaiknya ditempatkan setelah inventory dalam seksi current assets karena belum masuk fase inventory dalam siklus operasi. Prosedur penilaian yang di pakai harus diungkapkan di dalam catatan atas financial statement yang mengikhtisarkan semua kebijakan akuntansi penting yang diikuti. Dasar penilaian bersamaan dengan metode penghitungan cost (LIFO, FIFO, rata-rata atau metode lain) harus diperlihatkan. Jika suatu prosedur atau kebijakan tidak diterapkan secara konsisten, maka perubahan metode ini beserta pengaruhnya terhadap financial statement harus dinyatakan di dalam suatu catatan khusus. Jika terjadi penurunan inventory price yang mencolok antara tanggal balance sheet dan tanggal disusunnya laporan, penurunan tersebut harus diungkapkan dengan suatu catatan dalam kurung atau penjelasan. Jika perusahaan telah melakukan pemesanan merchandise yang relatif besar dalam periode di mana terjadi fluktuasi harga yang tajam, tapi hak atas barang-barang tersebut belum berpindah, maka komitmen tersebut harus dijelaskan dalam suatu penjelasan khusus. Replacement cost of inventory dapat diungkapkan dalam suatu catatan atas financial statement. Sebelum penilaian inventory dengan harga pasar diterima secara lazim untuk tujuan pelaporan, yang diizinkan hanyalah pengungkapan current value sebagai pelengkap Jika inventory atau bagian dari inventory telah dicadangkan sebagai jaminan pinjaman dari bank, atau lembaga keuangan lainnya, maka jumlah yang dicadangkan itu harus diungkapkan apakah di dalam kurang pada seksi persediaan pada balance sheet atau di dalam catatan.

Persediaan (Inventory)

Persediaan (Inventory) Persediaan (Inventory) Pengertian Inventory merupakan asset : 1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL

PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL PERSEDIAAN DAN BIAYA PERSEDIAAN YANG TERJUAL TOPIK BAHASAN Mengidentifikasi berbagai jenis Inventory Menjelaskan bagaimana penentuan kuantitas inventory Melakukan pencatatan atas Inventory Menghitung cost

Lebih terperinci

chapter 9 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory?

chapter 9 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory? chapter 9 1 Inventory and Cost of Goods Sold An An electronic presentation by by Douglas Cloud Pepperdine University What Is Inventory? 2 Barang-barang yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan ditujukan pada bahan baku yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal dan dalam kasus perusahaan manufaktur, yaitu barang dalam proses

Lebih terperinci

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises)

Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises) Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang (Accounting for Merchandising Enterprises) Ciri perusahaan dagang (Characteristic of Merchandising Enterprises) 1. Aktivitasnya yaitu menghasilkan pendapatan yang melibatkan

Lebih terperinci

L/O/G/O PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN

L/O/G/O PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN Dosen : Christian Ramos Kurniawan L/O/G/O PERSEDIAAN: MASALAH PENILAIAN TAMBAHAN Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan Biaya Kerusakan Keusangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.14 (2009:14.5), persediaan diartikan sebagai berikut: Persediaan adalah aset : a.

Lebih terperinci

Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation

Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation Cost of Goods Sold and Inventory: Identification and Valuation What is Inventory? Istilah inventory, menunjukkan : Goods yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan Untuk perusahaan manufaktur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan PSAK No.14 (2012), paragraf 06, Persediaan adalah Aset yang dimiliki dan tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I ASUMSI ARUS BIAYA, NILAI REALISASI NETO, DAN PENURUNAN NILAI PERSEDIAAN, METODE LABA KOTOR, METODE RITEL Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur selalu memerlukan persediaan, tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Definisi Persediaan Persediaan (inventory) adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan

Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Analisis Sistem Akuntansi Persediaan Muhammad Rizal Satria, SE., M.Ak., Ak. Program Studi Akuntansi, Politeknik Pos Indonesia rizalstr@gmail.com ABSTRACT Inventories are covering all goods owned by the

Lebih terperinci

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran

Akuntansi untuk Usaha Perdagangan. Tujuan Pembelajaran Akuntansi untuk Usaha Perdagangan Warsidi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Tujuan Pembelajaran Mengenali perbedaan antara perbedaan antara usaha jasa dengan perdagangan. Menjelaskan pencatatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 4 Persediaan (inventory)

BAB 4 Persediaan (inventory) BAB 4 Persediaan (inventory) Akuntansi Dasar 2 Modul Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persediaan 2. Menjelaskan sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

Soal-soal Kartu Persediaan (Inventory Card) Metode Periodik (Periodic Inventory System) Metode Perpetual (Perpectual Inventory System)

Soal-soal Kartu Persediaan (Inventory Card) Metode Periodik (Periodic Inventory System) Metode Perpetual (Perpectual Inventory System) rafi.net $ $ $ $ KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Merchandise Inventory tepat pada waktunya. Buku ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

Inventories (Persediaan)

Inventories (Persediaan) 6-1 Chapter 6 Inventories (Persediaan) Financial Accounting, IFRS Edition Weygandt Kimmel Kieso 6-2 Tujuan Pembelajaran 1. Menggambarkan langkagh-langkah dalam menentukan kuantitas persediaan. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f, Halaman : 2 dari 43 NERACA KONSOLIDASIAN 31 Desember Pages : 2 of 44 CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 10.160.758.858 2c, 2d, 3 15.231.755.461

Lebih terperinci

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA

PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Dosen : Christian Ramos Kurniawan PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA Intermediate Accounting 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Pada umumnya, persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sangat sensitif bagi perkembangan financial perusahaan. Dalam akuntansi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

Statement of Cash Flow

Statement of Cash Flow Statement of Cash Flow Tinjauan Histori (Historical Perspective) Pada tahun 1971 APB mengeluarkan Opinion no 19 yang mensyaratkan disertakannya Fund Statement bersama-sama dengan balance sheet dan income

Lebih terperinci

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi

Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi Akuntansi untuk investasi dengan metode ekuitas ilustrasi PT Investor mengakuisisi 40% saham biasa (ordinary share) PT Asosiasi pada tanggal 1 Januari 20x2. PT Investor dianggap memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

P E R S E D I A A N. (Prosedur Taksiran) Materi 5

P E R S E D I A A N. (Prosedur Taksiran) Materi 5 P E R S E D I A A N (Prosedur Taksiran) Materi 5 METODE LABA KOTOR Merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukannya perhitungan fisik persediaan (stock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Internal 1. Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

Lebih terperinci

LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH

LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH Dokumen Transaksi No.4 BUKTI PENERIMAAN KAS Nomor : BKM12-2 Tanggal : 3 Desember 2007 Uang Tunai -- Cek P Nomor Cek : BS21

Lebih terperinci

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1 MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI 1 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : http:// Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Ujian Tengah Semester Gasal

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: 05 Akuntansi Pajak Persediaan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH dan KOREKSI KESALAHAN

LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH dan KOREKSI KESALAHAN LKS NASIONAL SMK TAHUN 2008 SOAL LOMBA AKUNTANSI BUKTI-BUKTI TRANSAKSI YANG SALAH dan KOREKSI KESALAHAN CV MAJU Jl. Jenderal Sudirman No 20 Makassar Dokumen Transaksi No.4 BUKTI PENERIMAAN KAS Nomor :

Lebih terperinci

Akuntansi untuk Perusahaan Dagang

Akuntansi untuk Perusahaan Dagang Akuntansi untuk Perusahaan Dagang Tujuan Pembelajaran Menjelaskan aktivitas perusahaan dagang Akuntansi untuk transaksi pembelian Akuntansi untuk transaksi penjualan Jurnal penutup perusahaan dagang Bentuk

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Persediaan 1. Peneliti Terdahulu Fransiska Simorangkir (2008) meneliti tentang Analisis Penerapan Metode Laba Kotor Dalam Penilaian Persediaan Pada Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dan Laporan Auditor Independen (Mata Uang Indonesia) Financial Statements For the Years Ended December 31, 2010 and

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 )

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi; Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Persediaan juga merupakan aktiva lancar terbesar dari perusahaan manufaktur maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Keiso, Weygandt dan Warfield (2007:402) persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi dan Persediaan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada

Lebih terperinci

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I PENILAIAN PERSEDIAAN (Inventory Valuation) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I Dosen Pengampu : Rr. Indah Mustikawati, M.Si dan

Lebih terperinci

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting

PIUTANG. Slide 4-1. Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Dosen : Christian Ramos Kurniawan PIUTANG 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Piutang Piutang adalah klaim kepada pelanggan atau pihakpihak lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan

BAB II LANDASAN TEORITIS. Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Persediaan Istilah akuntansi untuk persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha

Lebih terperinci

Biaya persediaan = Rp ,-

Biaya persediaan = Rp ,- BAB 5 PERSEDIAAN A. Pengertian Salah satu aset lancar yang umumnya memiliki nilai yang besar diantara aset-aset lancar lainnya adalah persediaan. Persediaan merupakan jenis aset produktif yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2) menyatakan bahwa : Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.

Lebih terperinci

PENGANTAR AKUNTANSI 2018

PENGANTAR AKUNTANSI 2018 PENGANTAR AKUNTANSI 2018 Soal Siklus Akuntansi Nama Akun PT Mojakoe Neraca Saldo Per 31 Desember 2017 Asuransi DDM 12,000,000 Beban Gaji 32,000,000 Beban Iklan DDM 28,000,000 Beban Pajak 18,000,000 Beban

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes 2009

Catatan/ 2010 Notes 2009 NERACA KONSOLIDASI CONSOLIDATED BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1.570.132.925.725 2c,3 1.223.600.573.265 Cash and cash equivalents 2d,4,13, Investasi jangka pendek,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi dan Kebijakan 2.1.1 Pengertian Evaluasi dan Kebijakan Pengertian evaluasi menurut Syahrul dan Nizar (2000:58) adalah sebagai berikut: Penilaian atau proses penelitian

Lebih terperinci

The Income Statement

The Income Statement Penentuan Income (Income Determination) The Income Statement Laba (Income) yaitu pengembalian (return) yang melebihi investasi Menurut para ekonom, income sebagai jumlah yang dapat dikembalikan oleh entitas

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA

AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA AKUNTANSI BIAYA MODUL 3 HARGA POKOK PENJUALAN & IKHTISAR RUGI LABA Oleh Ir. Betrianis, MSi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia DEPOK 2006 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari

Lebih terperinci

PERTEMUAN 1, 2 & 3 AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG

PERTEMUAN 1, 2 & 3 AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG PERTEMUAN 1, 2 & 3 AKUNTANSI KANTOR PUSAT DAN CABANG A. PROSEDUR UMUM Dalam rangka meningkatkan penjualan, organisasi bisnis secara konstan berusaha memperluas area penjualan. Perluasan area pemasaran

Lebih terperinci

Penyelesaian Siklus Akuntansi (Completion of the Accounting Cycle)

Penyelesaian Siklus Akuntansi (Completion of the Accounting Cycle) Penyelesaian Siklus Akuntansi (Completion of the Accounting Cycle) Neraca Lajur (Work Sheet) Worksheet atau biasanya disebut sebagai kertas kerja, disiapkan dan dibuat untuk mengumpulkan dan mengikhtisarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Menurut Handri Mulya, (2010:214) Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan aset yang cukup besar nilainya. Keberadaannya dalam sebuah perusahaan juga

Lebih terperinci

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 9 Persediaan. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 9 Persediaan Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas persediaan. 2. Menjelaskan pengaruh kesalahan

Lebih terperinci

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016

Mentoring SPA FEB Pengantar Akuntansi 1. Official. UTS Semester Gasal 2015/2016 Mentoring Pengantar Akuntansi 1 UTS Semester Gasal 2015/2016 @spafebui SPA FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di http://spa-feui.com Official

Lebih terperinci

PT SIWANI MAKMUR Tbk

PT SIWANI MAKMUR Tbk Laporan Keuangan Interim Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal dan 31 Desember 2013 Untuk Periode Sembilan Bulan yang Berakhir Pada Tanggal (Dengan Angka Perbandingan Untuk Periode Sembilan Bulan yang

Lebih terperinci

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa?

RECEIVABLES 1. Apa itu receivables 2. Ada berapa jenis receivables PENGAKUAN A/R 3. A/R diakui sebesar apa? RECEIVABLES 1. Apa itu receivables? - Receivables merupakan financial asset. - Receivables adalah klaim yang dimiliki terhadap konsumen dan lainnya, atas uang, barang atau jasa. 2. Ada berapa jenis receivables?

Lebih terperinci

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Likuiditas dan Modal Kerja ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pencatatan Pada suatu perusahaan tentunya diperlukan untuk adanya pencatatan persediaan, karena akan membantu kegiatan operasional perusahaan, pencatatan persediaan sangat membantu

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/and subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011 (diaudit)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 3 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 1. Kombinasi bisnis melalui perolehan saham PSAK No. 22 mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh

Lebih terperinci

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29.

31 Desember 2016 December 31, 2016 ( Tidak diaudit/ Catatan/ (Diaudit/ Unaudited) Notes Audited) m,2r,4,29. DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016 (Disajikan dalam Rupiah) The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language

Lebih terperinci

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka ,

Catatan/ 2010 Notes Kas dan bank j, Cash on hand and in banks Deposito berjangka , NERACA BALANCE SHEETS ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan bank 9.039.545 2j,3 4.436.796 Cash on hand and in banks Deposito berjangka 2.227.500 4,24 2.227.500 Time deposit Piutang usaha Trade

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

6/30/2010 SIKLUS PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PELAPORAN

6/30/2010 SIKLUS PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PELAPORAN SIKLUS PEMROSESAN TRANSAKSI PROSES AKUNTANSI DAN PELAPORAN PERTEMUAN KEDUA INSTRUKTUR : HENDRO SASONGKO ARIEF TRI HARYANTO LAPORAN KEUANGAN APA FUNGSI LAPORAN KEUANGAN BAGI MANAJEMEN DAN BAGI PERUSAHAAN?

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Persediaan Yang dimaksud dengan persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau diproses

Lebih terperinci

ii Intermediate Accounting

ii Intermediate Accounting Neraca (The Balance Sheet) i ii Intermediate Accounting Neraca (The Balance Sheet) iii iv Intermediate Accounting Penuntun Belajar AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH Oleh : Hery Edisi Pertama Cetakan Pertama,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persediaan Dalam perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, persediaan sangat penting dan termasuk bagian aktiva lancar yang aktif. Persediaan (inventory) adalah

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR 1. Kegiatan utama perusahaan dagang a. Mengolah bahan baku menjadi barang jadi b. Menjual jasa dan melayani kepentingan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI

GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PENGANTAR AKUNTANSI GAMBARAN UMUM AKUNTANSI Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan

Lebih terperinci

Drs. Iman Daryanto, Ak

Drs. Iman Daryanto, Ak Drs. Iman Daryanto, Ak [http://www.artikelakuntansi.com] Soal No.1 s/d No.30, pilih salah satu jawaban yang paling tepat dan pada kertas jawaban Sdr. Cukup dituliskan salah satu dari A,B,C atau D untuk

Lebih terperinci

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY

PT MULTI INDOCITRA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN AND SUBSIDIARY LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 ( Tidak diaudit ) CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS ( Unaudited ) PT MULTI INDOCITRA Tbk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kegiatan bisnis untuk dijual tanpa perubahan bentuk atau untuk diproses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan asset perusahaan yang mempunyai pengaruh yang sangat sensitif bagi perkembangan financial

Lebih terperinci

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) ISSN 1411 0393 PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT

LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT LAPORAN LABA RUGI DAN INFORMASI TERKAIT Perhitungan rugi-laba (income statement) adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Para pengguna menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan perkembangan dunia usaha, Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang menggalakkan pembangunan

Lebih terperinci

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2

MOJAKOE. June 5. Pengantar Akuntansi 2 June 5 MOJAKOE 2013 Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di : www.spa-feui.com Pengantar Akuntansi 2 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

A Review of the Accounting Cycle

A Review of the Accounting Cycle A Review of the Accounting Cycle Intermediate Accounting Chapter 2 S t I c e S t I c e S k o u s e n Friday, May 28, 2010 1 Tujuan Pembelajaran 1. Mengidentifikasi dan menjelaskan langkah-langkah dasar

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Neraca Laporan Rugi Laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

31 Maret 2018/ March 31, 2018

31 Maret 2018/ March 31, 2018 LAPORAN POSISI KEUANGAN FINANCIAL POSITION As of 31 Maret 2018/ 31 Desember 2017/ December 31, 2017 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4,33,34,36 9.447.735 8.796.690 Cash and cash

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2014 dan 2013 December 31, 2014 and 2013 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 1,617,503

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi menurut Rudiyanto ( 2012 : 4 ) akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 June 30, 2015 and December 31, 2014 30 Juni 2015/ 31 Desember 2014/ June 30, 2015 December

Lebih terperinci

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan)

Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) Materi: 06 INVENTORIES (PERSEDIAAN) (Sistem Pencatatan & Metode Persediaan) TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menggambarkan kontrol internal terhadap pesediaan. 2. Menjelaskan pengaruh pencatatan persediaan yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I KLASIFIKASI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN, PENGAKUAN PERSEDIAAN, PENILAIAN PERSEDIAAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008

31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and Catatan/ 31/03/2009 Notes 31/03/2008 NERACA (Tidak Diaudit) BALANCE SHEETS (Unaudited) 31 Maret 2009 dan 2008 March 31,2009 and 2008 AKTIVA AKTIVA LANCAR ASSETS CURRENT ASSETS Kas dan Setara kas 28,089,288,306 3 8,555,729,439 Cash on hand

Lebih terperinci

ACCOUNTING: COST & ASSET. Dr. Joni Agustian, S.T., M.Sc.

ACCOUNTING: COST & ASSET. Dr. Joni Agustian, S.T., M.Sc. ACCOUNTING: COST & ASSET Dr. Joni Agustian, S.T., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Umum: Mahasiswa memahami karakter informasi keuangan industri (pabrik) Khusus: Mahasiswa memahami metode/prosedur dasar akuntansi

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 March 31, 2016 and December 31, 2015 31 Maret 2016/ 31 Desember 2015/ March 31, 2016

Lebih terperinci

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries

PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries PT Selamat Sempurna Tbk Dan Entitas Anak/ and Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasian sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Fungsi, dan Jenis Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam operasi kegiatan perusahaan dagang. Sebagian

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016 March 31, 2017 and December 31, 2016 31 Maret 2017/ 31 Desember 2016/ March 31, 2017

Lebih terperinci

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN

PERUM PERCETAKAN UANG INDONESIA DAN ENTITAS ANAK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN REPUBLIK REPUBLIK INDONESIA AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION PER 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 AS OF DECEMBER 31, 2016 AND 2015 (Disajikan

Lebih terperinci

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process)

Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process) Konsep Penandingan dan Proses Penyesuaian (The Matching Concept and the Adjusting Process) Konsep Penandingan (The Matching Concept) Penentuan dalam periode mana revenue dan expense bisnis akan dilaporkan

Lebih terperinci

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015

DAN ENTITAS ANAK AND ITS SUBSIDIARIES. 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Consolidated Statements of Financial Position 31 Desember 2016 dan 2015 December 31, 2016 and 2015 ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 350,467

Lebih terperinci

Presented by: SPA- Accounting Study Division Mojakoe Pengantar Akuntansi 1 MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI /2013

Presented by: SPA- Accounting Study Division Mojakoe Pengantar Akuntansi 1 MOJAKOE. Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI /2013 MOJAKOE Pengantar Akuntansi 1 UTS PENGANTAR AKUNTANSI 1 2012/2013 Accounting Study Division Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEUI. Download MOJAKOE & SPA MENTORING di : www.spa-feui.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan untuk mencapai hal tersebut manajemen harus dapat mengelola faktor-faktor produksi dimana dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Definisi atau Pengertian Persediaan. persediaan dapat diartikan sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan 2.1.1 Definisi atau Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2011;14.5), persediaan dapat diartikan sebagai berikut

Lebih terperinci