BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya
|
|
- Hartono Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami bahasa asing tersebut dibandingkan pembelajar bahasa asing pada pendidikan informal. Min Seon-Hee (2009:1), dalam tesisnya mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran tersebut, pembelajar akan menyerap semua pengetahuan bahasa dan mempraktikkannya. Dalam proses menguasai bahasa asing, pembelajar tidak akan lepas dari proses kesalahan berbahasa. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh seperti kurangnya pemahaman terhadap bahasa asing dan interferensi bahasa ibu si pembelajar. Menurut Corder via Min Seon-Hee (2009:2), kesalahan dalam pembelajaran bahasa asing ini dibedakan menjadi dua, yaitu mistake atau errors of performance dan error atau errors of competence. Penyebab terjadinya mistake tidak berhubungan dengan pengetahuan tentang sistem bahasa. Mistake adalah penyimpangan yang tidak sistematis, dapat terjadi akibat faktor psikologis, seperti kelelahan yang mengakibatkan turunnya daya konsentrasi. Sementara error merupakan kesalahan yang sistematis, konsisten, karena kurangnya pengetahuan tentang bahasa. Kesalahan dalam pembelajaran bahasa asing juga dijumpai dalam proses pembelajaran menerjemahkan bahasa asing ke dalam bahasa ibu. Faktor kesalahan 1
2 2 yang ada pun sama dengan faktor kesalahan berbahasa, yaitu karena kurangnya kurangnya pemahaman terhadap bahasa asing dan interferensi bahasa ibu si pembelajar. Dalam suatu kalimat, unsur inti dan penentu makna kalimat adalah predikat. Kridalaksana (1983:176) mengungkapkan bahwa predikat suatu kalimat diperankan oleh verba. Oleh karena itu, kesalahan penerjemah verba selaku predikat akan mengubah makna kalimat secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan pembaca teks bahasa sasaran menerima informasi yang salah. Berikut contoh kesalahan dalam menerjemahkan bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia oleh pembelajar bahasa Jepang di Universitas Gadjah Mada yang mengambil mata kuliah Penerjemahan semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. (1) Jibun ga minna ni mitomerareteireba, sore diri sendiri par semua orang oleh bilamana diakui itu dake de manzoku na n desu. (Chinmoku, hal 193) hanya dengan puas mod mod kop * Jika diri sendiri diperbolehkan pada semua, hanya itu saja kepuasan. Bilamana aku diakui oleh semua orang, aku akan puas hanya dengan hal itu. Kalimat (1) tersebut memperlihatkan kesalahan penerjemahan verba dalam pemilihan padanan kata yang tepat untuk verba mitomerareteireba. Dalam Kamus Jepang Indonesia karya Kenji Matsura, verba mitomerareteireba yang memiliki bentuk kamus mitomeru memiliki beberapa padanan kata, salah satunya adalah memperbolehkan (2005:645). Namun pada konteks kalimat (1), padanan kata tersebut tidak sesuai dengan makna verba bahasa sumber. Kesalahan lainnya juga dapat dilihat pada kalimat berikut.
3 3 (2) Okaasan ga sou itteru n da. ibunya par demikian mengatakan par kop (Chinmoku, hal 205) * Seperti yang diceritakan ibunya. Ibunya mengatakan demikian. Pada kalimat (2) dapat dilihat bahwa penerjemah salah menerjemahkan verba itteru. Kesalahan tersebut berupa mengubah bentuk verba aktif dalam bahasa sumber menjadi verba pasif dalam bahasa sasaran. Sebaliknya, kesalahan penerjemahan dimana penerjemah mengubah bentuk verba pasif menjadi verba aktif dapat dilihat pada verba nagurareta dari kalimat berikut. (3) Yohodo hidoku nagurareta n da yo. (Chinmoku, hal 205) cukup parah dipukul par kop lho * Memukulinya dengan sangat parah. Ia dipukuli dengan cukup parah. Dalam bahasa Jepang, verba nagurareta merupakan verba pasif, sedangkan penerjemah menerjemahkan verba tersebut ke dalam bentuk verba aktif. Kesalahan ini menyebabkan terjadinya penyimpangan makna kalimat. Kesalahan penerjemahan verba pada karya terjemahan cerpen Chinmoku juga dapat dilihat pada kalimat-kalimat berikut. (4) Kurasu de mo ichimokuokareteita shi, kyoushi ni mo kelas di juga dihormati par guru oleh juga kawaigarareteimashita. (Chinmoku, hal 191) disayangi * Di kelas pun dihargai, bagi pengajar pun dia merupakan murid yang manis. Ia disayangi oleh guru, juga dihormati di kelas.
4 4 (5) Daibubun wa toshiue de, mou shigoto wo sebagian besar par lebih tua par sudah pekerjaan par motteiru hitotachi datta n desu ga, karera memiliki orang-orang kop mod kop tetapi mereka to wa totemo tanoshiku tsukiau koto ga dekimashita. dengan par sangat senang bergaul hal par dapat (Chinmoku, hal 201) * Sebagian besar lebih tua, orang-orang yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi aku bisa berkencan dengan merekadengan sangat senang. Sebagian besar adalah orang-orang yang lebih tua yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi (aku) dapat bergaul dengan mereka dengan senang. Pada kalimat (4) terjadi kesalahan penerjemahan verba berupa pengubahan kategori kata oleh penerjemah. Verba pada kalimat bahasa sumber diubah menjadi kategori kata lain dalam terjemahan bahasa sasaran, yaitu verba bahasa Jepang kawaigarareteimashita menjadi adjektiva bahasa Indonesia manis. Sementara pada kalimat (5) penerjemah melakukan kesalahan dalam memilih padanan verba sesuai dengan konteks kalimat. Verba yang mengalami kesalahan tersebut adalah verba tsukiau. Jika penerjemah mampu memahami setiap komponen penyusun kata, maka akan didapatkan terjemahan yang tepat. Namun kesalahan pada verba yang terdapat pada kalimat-kalimat di atas menunjukkan bahwa penerjemah belum mampu menerjemahkan dengan benar ke dalam bahasa sasaran. Akibatnya, terjadi penyimpangan makna pada kalimat terjemahan. Terjemahan kata yang tidak sesuai dengan makna bahasa sumber tidak akan menyampaikan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber.
5 5 Menerjemahkan suatu teks berbahasa sumber ke dalam teks berbahasa sasaran bukan hanya sekedar mengganti dari suatu bahasa ke bahasa lain, tetapi mengganti kata-kata ke bahasa sasaran yang sesuai dengan makna yang terkandung dalam teks berbahasa sumber. Dapat dikatakan bahwa menerjemahkan adalah pengalihan makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mengungkapkannya kembali di dalam bahasa sasaran dengan bentuk-bentuk bahasa sasaran yang mengandung makna yang sama dengan bentuk-bentuk bahasa sumber tersebut (Simatupang, 2000:2). Kesesuaian makna antara teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran merupakan hal yang perlu diperhatikan. Teks bahasa sasaran yang tidak sesuai dengan pesan dalam teks bahasa sumber dapat mengakibatkan terjadinya kekeliruan informasi yang diterima oleh pembaca teks bahasa sasaran. Misalnya, dalam menerjemahkan suatu karya sastra, apabila teks hasil terjemahan tidak sesuai dengan makna teks bahasa sumber, maka akan didapatkan karya sastra yang ceritanya tidak lagi sama dengan aslinya. Kesepadanan makna merupakan hal yang harus dicapai dalam penerjemahan. Makna yang tidak mampu disampaikan oleh penerjemah kepada pembaca bahasa sasaran akan menyebabkan kekeliruan pemahaman. Pada contoh kalimat yang diambil dari cerpen Chinmoku di atas, dapat dilihat bahwa penerjemah belum mampu mengalihbahasakan teks atau kalimat bahasa sumber dengan baik dan benar. Kesalahan penerjemahan verba yang terjadi menyebabkan penyimpangan dan tidak tersampaikannya makna kalimat kepada pembaca bahasa
6 6 sasaran. Pada penilitian ini, penerjemah yang dimaksud adalah pembelajar bahasa asing, bukan penerjemah profesional. Cerpen Chinmoku dipilih sebagai data penelitian ini karena cerpen tersebut merupakan salah satu cerpen yang memiliki cerita yang panjang. Selain itu, cerpen tersebut merupakan satu-satunya cerpen yang semua kalimatnya telah diterjemahkan. Berdasarkan hal tersebut penulis berasumsi bahwa kesalahan penerjemahan verba akan ditemukan paling banyak pada karya terjemahan cerpen Chinmoku. Cerpen Chinmoku sendiri adalah salah satu cerpen yang terdapat pada buku kumpulan cerpen karangan Haruki Murakami yang berjudul Hajimete no Bun gaku. Chinmoku merupakan cerpen keenam belas dari tujuh belas cerpen yang terdapat dalam buku tersebut. Proses menerjemahkan teks bahasa sumber dalam penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran bahasa asing. Kesalahan-kesalahan dalam penerjemahan verba yang ditemukan pada cerpen Chinmoku akan dianalisis untuk kemudian dideskripsikan pada hasil penelitian ini. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa bentuk-bentuk kesalahan penerjemahan kategori kata verba yang ditemukan dalam hasil terjemahan pertama dari buku karya Haruki Murakami oleh mahasiswa yang peserta mata kuliah Penerjemahan semester ganjil tahun ajaran 2012/2013?
7 7 1.3 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bidang penerjemahan yang berfokus pada penerjemahan verba/kata kerja. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari salah satu karya terjemahan cerpen karangan Haruki Murakami yang berjudul Chinmoku. Cerpen tersebut diterjemahkan oleh beberapa peserta mata kuliah Penerjemahan semeseter ganjil tahun ajaran 2012/2013 sebagai salah satu tugas perkuliahan. Penelitian ini tidak mencakup seluruh kesalahan yang ditemukan pada karya terjemahan tersebut, tetapi hanya kesalahan penerjemahan verba dan yang berkaitan dengan verba tersebut. Hal ini didasari oleh pertimbangan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penerjemahan yang berkaitan dengan verba yang ditemukan dalam terjemahan pertama mahasiswa peserta mata kuliah Penerjemahan dan solusi agar tidak terjadi kesalahan penerjemahan tersebut. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian ini akan mengacu pada beberapa referensi berupa literatur dan peneltian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerjemahan dan analisis kesalahan dalam bidang linguistik. Berikut merupakan tinjauan pustaka yang menjadi acuan penelitian ini. Pertama, tesis yang ditulis oleh Tanipu (2010) dengan judul Analisis Kesalahan Penerjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia: Studi Kasus di
8 8 Pusat Pelatihan Bahasa dan Penyiapan Studi Luar Negeri Universitas Negeri Gorontalo. Dalam tesisnya, Tanipu mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penerjemahan yang dilakukan oleh penerjemah di Pusat Pelatihan Bahasa dan Penyiapan Studi Luar Negeri Universitas Negeri Gorontalo, serta menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penerjemahan. Hal tersebut juga menjadi tujuan penelitian yang ia lakukan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari terjemahan teks bidang linguistik dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh penerjemah di Pusat Pelatihan Bahasa dan Penyiapan Studi Luar Negeri Universitas Negeri Gorontalo dan hasil wawancara mendalam dengan para penerjemah. Hasil pengamatan terhadap proses penerjemahan juga digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini.tanipu berpendapat bahwa analisis kesalahan penerjemahan perlu dilakukan guna mengontrol kualitas terjemahan. Penelitian ini dilakukan dengan memilah data ke dalam beberapa bagian yakni, bagian kata, frase, klausa, dan kalimat. Kemudian kelompok data tersebut dianalisis dan dipilah lagi menjadi pasangan data yang sudah ekuivalen dan yang belum ekuivalen. Selanjutnya, Tanipu menganalisis data yang belum ekuivalen secara lebih rinci guna melihat tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan dari teks terjemahan. Dari hasil penelitian ini, Tanipu menyimpulkan bahwa kesalahankesalahan yang ada pada teks terjemahan bidang linguistik yang ia jadikan data digolongkan menjadi dua, yaitu kesalahan referensial dan kesalahan linguistik. Kesalahan referensial berupa kesalahan penerjemahan faktar dan proposisi,
9 9 penerjemah tidak mencantumkan informasi tambahan tentang istilah yang sulit dipahami pembaca teks terjemahan, dan tindakan penerjemah yang tidak menerjemahkan beberapa bagian teks bahasa sumber. Kesalahan linguistik meliputi kesalahan penerjemahan pada tataran kata, kesalahan penerjemahan frase, kesalahan penerjemahanklausa dan kalimat, dan kesalahan penerjemahan pronomina. Kedua, penelitian mengenai analisis kesalahan oleh Min Seon-Hee pada tahun Dalam tesisnya yang berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa Korea (Studi Kasus Karangan Mahasiswa Jurusan Bahasa Korea, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada), ia memaparkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada kategori pelafalan, tata bahasa, dan kosakata, dan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan pada karangan bahasa Korea yang ditulis oleh pembelajar Indonesia. Menggunakan kumpulan karangan yang ditulis oleh 20 mahasiswa yang mengambil kuliah Menulis V pada semester genap 2008 sebagai data, Min Seon-Hee melakukan analisis data secara kualitatif berdasarkan langkahlangkah penelitian analisis kesalahan. Langkah analisis kesalahan ini akan digunakan sebagai acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Langkah analisis tersebut sebagai berikut. Pertama, menganalisis kalimat dalam data yang telah dikumpulkan. Kedua, berdasarkan hasil analisis, dideskripsikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dan mencari faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Ketiga, memperbaiki kesalahan dengan catatan arti atau kalimat harus tetap sama.
10 10 Dari hasil analisis data oleh Min Seon-Hee, ditemukan kalimat-kalimat yang mengandung kesalahan yang disebabkan oleh adanya perbedaan sistem dalam bahasa Korea dan bahasa Indonesia. Pada kategori tata bahasa, terjadi kesalahan yang terkait dengan penggunaan partikel, ending, kala, sistem honorifik, dan struktur. Pada kategori kosakata, ditemukan bentuk kesalahan yang dipengaruhi oleh terjemahan langsung dari bahasa Indonesia. Sistem bahasa Korea dan bahasa Jepang yang hampir serupa menjadi pertimbangan peneliti untuk menjadikan hasil penelitian Min Seon-Hee sebagai acuan. Ketiga, penelitian tentang kritik terjemahan pernah dilakukan oleh Hana Nimashita pada tahun Ia menyatakan bahwa kritik terjemahan adalah penghubung yang esensial antara teori terjemahan dan penerjemahan (2004:36). Dalam skripsinya, Hana Nimashita melakukan analisis terhadap kesepadanan terjemahan kosakata budaya pada komik Chibi Maruko-chan. Kebudayaan Jepang dan kebudayaan Indonesia yang berbeda menyebabkan permasalahan dalam menerjemahkan istilah-istilah yang berkaitan dengan kebudayaan Jepang ke dalam Bahasa Indonesia. Alasan komik Chibi Maruko-chan dijadikan sebagai objek penelitian adalah, cerita yang terdapat pada komik tersebut mengenai kegiatan sehari-hari orang Jepang sehingga banyak memuat kosakata budaya dan istilah yang berkaitan dengan kebudayaan Jepang dalam komik tersebut cukup sering muncul dalam komik-komik lain atau majalah yang diterjemahkan dari bahasa Jepang. Nimashita menggunakan metode dan prosedur penerjemahan yang dikemukakan oleh Newmark sebagai alat analisis
11 11 untuk mengetahui sejauh mana padanan tersebut memiliki kesepadanan yang wajar. Dalam tulisannya, Nimashita (2004:7) menyatakan bahwa kesepadanan terjemahan adalah hal yang sangat penting karena hasil terjemahan yang baik akan menyampaikan pesan sesuai dengan teks sumber tanpa mengubah pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh teks sumber. Ia juga menjelaskan bahwa dalam penerjemahan, penerjemah harus memahami adanya berbagai makna dalam suatu kosakata untuk menemukan padanan yang tepat (2004:19). Metode analisis yang digunakan oleh Nimashita adalah mengelompokkan data ke dalam kategori kosakata kebudayaan sosial dan kebudayaan material yang dikemukakan oleh Newmark. Selanjutnya Nimashita melakukan analisis singkat teks bahasa sumber, analisis maksud penerjemah, membandingkan teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran, dan evaluasi terjemahan. Selain penelitian yang dilakukan oleh Nimashita, penelitian lain mengenai kritik terjemahan yang menjadi acuan penelitian ini adalah skripsi yang ditulis oleh Agung Setyo Nugroho pada tahun Nugroho membahas kritik terjemahan pada teks terjemahan Jepang-Indonesia yang berjudul Choonan. Teks terjemahan tersebut didapat dengan meminta responden yang seluruhnya adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Jepang untuk menerjemahkan teks berbahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Menurut Nugroho (2004:2), benar tidaknya dan baik buruknya suatu terjemahan merupakan hal yang relatif, karenanya perlu adanya kriteria penilaian terjemahan yang sistematis guna mengetahui keabsahan dan tingkat
12 12 keterpercayaan suatu karya terjemahan. Dalam penelitiannya, Nugroho menggunakan cara berikut untuk melakukan penilaian terjemahan. Pertama, Nugroho menilai ada tidaknya penyimpangan makna referensial baik pada tataran kata maupun kalimat. Kemudian dilanjutkan menilai sejauh mana penerjemah dapat melakukan pemadanan dilihat dari aspek linguistik dan pragmatik. Setelah itu menilai kewajaran penggunaan sebuah kata atau kalimat dalam bahasa sasaran. Terakhir, hal yang dinilai oleh Nugroho adalah ejaan. Dari keseluruhan penelitian analisis kesalahan dan penelitian tentang kritik terjemahan yang dipaparkan di atas, penulis belum menemukan penelitian yang membahasa mengenai kesalahan penerjemahan verba. Penelitian tentang analisis kesalahan penerjemahan memang sudah pernah dilakukan, tetapi objek data penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. 1.6 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan teori penerjemahan yang dikemukan oleh Newmark dan teori doushi atau verba sebagai landasan. Doushi atau verba memiliki karakteristik dasar yaitu dapat menjadi predikat meskipun berdiri sendiri dan berkonjugasi sesuai dengan fungsinya dalam suatu kalimat (Masuoka dan Takubo, 1997:12). Selain itu penelitian ini juga menggunakan langkah analisis kesalahan penerjemahan yang juga dikemukakan oleh Newmark sebagai landasan.
13 Metode Penelitian Pengumpulan data merupakan langkah pertama yang akan dilakukan penulis. Data-data dalam penelitian ini diambil dari salah satu karya terjemahan pertama dari kumpulan cerpen Haruki Murakami yang diterjemahkan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Penerjemahan semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Setelah data terkumpul, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data. Data dianalisis berdasarkan langkahlangkah penelitian analisis kesalahan. Data akan diidentifikasi dan dikelompokkan sesuai dengan kelompok kesalahan penerjemahan verba yang ditemukan pada proses analisis data. Setelah itu, kesalahan-kesalahan yang ditemukan akan dideskripsikan. Pada tahap akhir akan dipaparkan kesimpulan dari hasil analisis data. 1.8 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan dan pembahasan, penulis akan membagi menjadi beberapa bab seperti berikut. Bab satu meliputi: 1) latar belakang masalah, 2) rumusan masalah, 3) ruang lingkup penelitian, 4) tujuan penelitian, 5) tinjauan pustaka, 6) landasan teori, 7) metode penelitian, dan 8) sistematika penulisan. Kemudian di lanjutkan dengan bab dua yang akan membahas mengenai landasan teori yang terbagi dalam beberapa sub-bab yakni: 1) definisi penerjemahan, 2) jenis-jenis penerjemahan, 3) proses penerjemahan, 4) prosedur penerjemahan, 5) definisi verba, 6) verba dalam bahasa Jepang, 7) analisis kesalahan, 8) analisis kesalahan penerjemahan, dan 9) prosedur analisis kesalahan penerjemahan. Bab tiga memaparkan hasil analisis data berupa
14 14 deskripsi kesalahan-kesalahan yang ditemukan. Kemudian kesimpulan mengenai penilitian ini akan dipaparkan pada bab terakhir, yaitu bab empat.
Contoh: (1) Tsu : A, a kibun onsenyado da ne korya. (CMCJ. Tsa Wah, nikmatnya scpcrti scdang berlibur ke pemandian air paiias saja (CMCI5:42)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa menurut Koentjaraningrat merapakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Unsur-unsur yang lainnya adalah sistem pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil menerjemahkan suatu teks dari bahasa sumber ke bahasa sasaran jika ia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bahasa sumber terhadap bahasa sasaran bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Seorang penerjemah dikatakan berhasil menerjemahkan
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Hasil dari data penelitian yang dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan melakukan wawancara, kesulitan-kesulitan yang dialami oleh mahasiswa Program Studi Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adverbia merupakan kata yang dipakai untuk menerangkan verba, adjektiva, dan adverbia lain. Disamping itu, adverbia termasuk kategori yang dapat mendampingi numeralia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hobi adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. 1 Tujuan hobi adalah untuk memenuhi keinginan dan mendapatkan kesenangan. 2 Terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian dalam bidang linguistik berkaitan dengan bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis memiliki hubungan dengan tataran gramatikal. Tataran gramatikal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menirukan gaya atau budaya luar itu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak sekali budaya luar masuk ke Indonesia. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang menirukan gaya atau budaya luar itu. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik, kini di Indonesia disamping diajarkan bahasa Indonesia, juga diajarkan bahasa asing seperti bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti yang sudah kita ketahui dan amati bersama, perkembangan bahasa Jepang khususnya di Indonesia pada masa sekarang sudah meningkat. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akhir-akhir ini segala hal yang berkaitan dengan Korea menjadi begitu diminati oleh masyarakat Indonesia terutama para remaja setelah merebaknya Korean wave (Gelombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi dari satu negara ke negara yang lain semakin mudah dan berkembang pesat. Akan tetapi, ada satu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap bahasa di dunia memiliki kekhasan tersendiri yang membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika kita banyak menemukan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab III mengenai kesalahan pemakaian verba ~te kara dan verba ~ta ato de mahasiswa semester 4 dan 6 Fakultas Sastra Jurusan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badudu (1989:3), bukan hal yang baru lagi jika dikatakan bahwa bahasa dan masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Tidak mungkin ada masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerjemahan merupakan suatu proses komunikasi antar dua bahasa. Maksudnya adalah menyampaikan kembali maksud atau isi pesan dalam teks sumber sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan dalam tulisan ilmiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah mengusung permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa adalah ciptaan manusia dan mempunyai muatan budaya dan linguistik dari kelompok pemakai bahasa
Lebih terperinciBahasa Inggris, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian 3.1.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah apa yang disebut dengan metode deskriptif. Metode ini digunakan
Lebih terperinciANALISIS BUDAYA MATERIAL DALAM TERJEMAHAN KUMPULAN CERITA PENDEK MADEMOISELLE FIFI KARYA GUY DE MAUPASSANT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinteraksi antara sesamanya, manusia menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi, gagasan, pendapat serta untuk mengekspresikan diri dan perasaan. Bahasa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah mengumpulkan dan menganalisis data dari hasil tes dan angket mengenai kesalahan dalam menerjemahkan teks jurnalistik pada mahasiswa semester V Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam bab ini, penulis akan menjabarkan tahap penelitian yang penulis lakukan dari penentuan masalah dan tujuan hingga analisis data. Hasil dari penelitian ini akan penulis uraikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut hasil penelitian The Japan Foundation tahun 2006 tentang kelembagaan bahasa Jepang di dunia diketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat IV di dunia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang anak yang sudah terbiasa dibacakan ataupun membaca buku cerita sendiri bisa menjadikannya sebagai sahabat. Buku cerita memberikan informasi kepada anak tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki lebih dari satu jenis huruf. Huruf bahasa Jepang dipengaruhi oleh aksara Cina. Walaupun memiliki huruf lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi dalam bahasa Indonesia biasa disebut partikel merupakan kata bantu dalam bahasa Jepang. Partikel adalah suatu kesatuan yang berdiri sendiri dan hanya akan memiliki
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah orang asing yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya terus meningkat. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:5-6), Sebagaimana dilaporkan di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang membantu mereka untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerjemahan merupakan suatu kegiatan transformasi bentuk yakni kegiatan mengubah bentuk bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Dalam The Merriam Webster Dictionary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sesuatu yang bersifat universal karena tidak memedulikan warna kulit, ras, agama, bangsa dan negara. Bahasa merupakan perwujudan suatu konsep
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah media informasi yang sangat efektif untuk menyampaikan informasi yang mumpuni untuk setiap masyarakat. Manusia adalah mahluk sosial, maka itu, setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat berkomunikasi secara formal maupun informal, baik menggunakan ragam bahasa lisan maupun tulisan, orang Jepang sering menggunakan kata keterangan. Kata keterangan
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan merupakan upaya untuk mengganti teks bahasa sumber ke dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan penerjemahan as changing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas semua obyek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Obyek-obyek tersebut berupa delapan planet berorbit elips,
Lebih terperinciJENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI
JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI Sarah Mayung Sarungallo Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kesalahan 2.1.1 Pengertian Analisis Kesalahan Analisis adalah suatu kegiatan menjelaskan asal mula atau struktur dari permasalahan yang rumit dengan melakukan pemilihan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI
174 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Simpulan Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, pengungkapan modalitas desideratif BI dan BJ dapat disimpulkan seperti di bawah ini. 1. Bentuk-bentuk pegungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak. kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi antar manusia dibutuhkan bahasa yang disepakati oleh pengguna bahasa itu sendiri. Bahasa mempunyai keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) 1. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luar angkasa adalah ruang hampa yang berada di luar bumi dan terdiri dari banyak benda langit seperti bintang, planet, komet, asteroid, dan sebagainya. Di antara benda-benda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menguasai suatu bahasa asing dengan baik, salah satu proses yang harus dilalui adalah mempelajari tata bahasa asing tersebut. Dalam bahasa Jepang, terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari karakteristik gramatikalnya, kata-kata dalam bahasa Jepang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari karakteristik gramatikalnya, kata-kata dalam bahasa Jepang dapat dikelompokan menjadi sebelas kelas kata. Kesebelas kata tersebut yaitu : doushi (verba),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan fokus penelitian ini, penutur Indonesia memerlukan ketrampilan
38 BAB III METODE PENELITIAN Untuk mendapatkan ketrampilan pragmatik dalam bahasa kedua, penutur Indonesia memerlukan pemahaman lebih dalam mengenai struktur bahasa dan pola penggunaan bahasa kedua dalam
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Setiap negara memiliki ciri khas masing-masing yang membedakannya dengan negara lain. Adapun yang menjadi ciri khas tersebut antara lain adalah adat istiadat, budaya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
Lebih terperinciKESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mhd. Pujiono Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktifitas membaca dapat membuka cakrawala dunia. Dengan membaca, segala yang tidak diketahui menjadi jelas. Apa yang terjadi di sekeliling menjadi bisa dipahami.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu huruf kanji, pola kalimat dan kosakata (Sutedi, 2005 : 78). Ketiga materi tersebut sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah tentang bentuk kata, urutan kata, fungsi kata dan kalimat. Begitu juga bahasa Jepang, dimana aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Kridalaksana, 1983:3). Dalam bahasa Jepang, adjektiva disebut keiyoushi. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menerangkan kata benda (Kridalaksana, 1983:3). Dalam bahasa Jepang, adjektiva disebut keiyoushi. Menurut Kitahara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang yang masuk ke Indonesia tidak hanya animasi, komik, dan musik namun juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya populer dari Jepang saat ini menjadi tren di beberapa kalangan masyarakat Indonesia. Seiring dengan perkembangan akses informasi, produk budaya Jepang yang masuk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia selalu melakukan aktivitas yang disebut dengan bersosialisasi. Satu bahasa digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga
Lebih terperinciBAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA
MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan yang drastis. Pendidikan di Indonesia tidak hanya fokus pada pelajaran umum, seperti matematika, IPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa selain bahasa ibu merupakan hal yang sangat penting di zaman ini. Belajar bahasa asing merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan perbedaan. Baik dari segi struktur (sintaksis) maupun makna (semantik). Sehingga tidak mengherankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam aspek kehidupan manusia (Sutedi, 2003:2). Sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain dan berperan dalam perkembangan berbagai macam
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini semakin banyak cara yang digunakan untuk mengetahui keadaan di seluruh dunia. Perbedaan bahasa kini sudah tidak menjadi pengahalang lagi bagi kita.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Verba dalam bahasa Jepang disebut dengan 働詞 doushi. Doushi termasuk salah satu yoogen dalam kelas kata bahasa Jepang. Menurut Sudjianto (2007:149), verba merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan atau perbedaan antara diatesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persamaan atau perbedaan antara diatesis pasif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, metode yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendra Setiawan, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Hampir semua mata kuliah memberikan tugas besar berupa karya ilmiah, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah
BAB I PENDAHULUAN.1. Latar Belakang Masalah Dalam tugas sehari-hari, baik sebagai guru bahasa, sebagai penerjemah, sebagai pengarang, sebagai penyusun kamus, sebagai wartawan, atau sebagai apapun yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok pertempuran sesuai dengan golongan darahnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Golongan darah adalah jenis darah dalam tubuh manusia yang ditentukan berdasarkan sifat-sifat khusus darah tersebut. 1 Golongan darah terdiri dari empat macam, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Angella, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan mata pelajaran pilihan (muatan lokal) di sekolah yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen dalam bahasa, seperti. keinginan kepada orang lain (Dedi Sutedi 2011: 2).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan alat vital dalam berkomunikasi. Maka sangatlah penting untuk mempelajari dan menguasai bahasa dan setiap elemen-elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat utama yang digunakan dalam komunikasi. Bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat utama yang digunakan dalam komunikasi. Bahasa memiliki daya ekspresi informatif yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan bahasa manusia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian kontrastif, yaitu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini penulis bermaksud melakukan penelitian kontrastif, yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Humor merupakan suatu budaya yang bersifat universal. Humor adalah sesuatu yang bersifat lucu dan menghibur sehingga dapat menghilangkan stres dan membuat suasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individual maupun secara kolektif sosial. Secara individual, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pembelajaran bahasa asing. Terjemahan semantik atau semantic
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkatan tema terjemahan semantik sebagai tugas akhir dikarenakan terjemahan merupakan disiplin ilmu yang berkaitan langsung dengan pembelajaran bahasa asing. Terjemahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua faktor utama yang menyebabkan terjadinya kesulitan-kesulitan pada pembelajar BIPA. Faktor pertama adalah ciri khas bahasa sasaran. Walaupun bahasabahasa di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi yang dibutuhkan oleh manusia dalam menyampaikan ide, pendapat, dan perasaannya yang dituangkan, baik secara lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu. serta latar belakang suatu bangsa (Simatupang, 1999 : 8)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat sebagai alat komunikasi. Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan mata kuliah penting sebagai dasar pendidikan dalam
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya Proyek Bahasa Inggris merupakan mata kuliah penting sebagai dasar pendidikan dalam hampir semua program studi di perguruan tinggi. Dengan demikian pada beberapa
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh masyarakat yang berbicara dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer 1. Menurut pendapat lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer 1. Menurut pendapat lain yang dikatakan oleh Sturtevent (dalam sintaksis, 1994:25) bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Apa yang akan terjadi saat seseorang pertama kali belajar bahasa asing? Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan, ia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu terus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke waktu terus dilakukan dengan memperbaiki kualitas pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Salah satu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting sebagai alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suciati Lestari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan bahasa tersebut dengan bahasa-bahasa lainnya. Ciri khas itulah yang menjadikan setiap bahasa itu
Lebih terperinci