BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku atau literatur 1 asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akhir-akhir ini meningkat jumlahnya, salah satu buku atau literatur asing yang banyak diterjemahkan adalah buku atau literatur Jepang. Terjemahan dapat dipahami sebagai proses pengalihan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran agar dapat dibaca oleh semua kalangan sesuai dengan target yang ingin penerjemah capai. 2 Terjemahan juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antar negara di dunia yang memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda. Meningkatnya jumlah buku atau literatur asing yang dialihbahasakan merupakan salah satu modal untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan banyaknya pilihan buku yang ada, maka masyarakat dapat memilih buku sesuai minat yang disukai untuk dibaca. Dengan begitu minat masyarakat terhadap membaca buku akan ikut menigkat. Kemudian dengan karya terjemahan sebagai alternatif bacaan juga dapat membantu meningkatkan wawasan keberagaman budaya dari berbagai negara. 1 literatur dapat diartikan sebagai bahan bacaan yang digunakan dalam berbagai aktivitas, baik secara intelektual maupun rekreasi. Biasanya, literatur berbentuk buku atau jurnal ilmiah (berupa hard copy). Namun, literatur saat ini juga bisa berbentuk soft copy yang biasanya berupa e-book. 2 diakses pada Hari Kamis, 08 Desember 2016 pukul 8:12 WIB 1

2 2 Buku cerita anak yang akan diterjemahkan dalam Tugas Akhir ini merupakan bab ke 7 dari buku dongeng Borupii Monogatari dengan judul cerita Hanachiru Mori no Ginyuushijin. Buku Borupii Monogatari terdiri dari 15 bab. Buku dongeng Borupii Monogatari menceritakan kedatangan seseorang bernama Isamu ke rumah Hans yang biasa disebut dengan rumah petir dan menceritakan berbagai macam hal tentang desa Borupii pada masa lalu serta perang yang terjadi di masa lalu. Buku cerita anak yang berjudul Borupii Monogatari dipilih sebagai materi yang diterjemahkan karena dalam kisah di buku ini terdapat tokoh-tokoh dengan karakter yang menarik. Di samping itu buku ini mengisahkan hubungan antar manusia, peperangan, dan mengandung berbagai pesan tentang lingkungan. Selain itu, ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa cerita anak Jepang juga tidak kalah menarik untuk dibaca oleh anak-anak sebagai salah satu metode untuk meningkatkan minat baca anak sejak dini. Alasan yang lainnya yaitu ingin menyuguhkan suatu bacaan anak yang menarik dan mendidik. Selain itu juga guna menampilkan suatu bacaan anak yang mudah dipahami bagi anak-anak agar mereka bisa mengerti nilai yang terkandung dalam bacaan tersebut dan bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

3 3 1.2 Pokok Bahasan Pokok bahasan dalam Tugas Akhir ini adalah penerjemahan buku cerita dongeng anak yang berjudul Borupyi Monogatari dengan judul cerita Hanachiru Mori no Ginyuushijin ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi cerita. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah menerjemahkan buku cerita dongeng anak yang berjudul Borupyi Monogatari dengan judul cerita Hanachiru Mori no Ginyuushijin ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi cerita. Selain itu, diharapkan karya hasil terjemahan dapat menjadi altenatif buku bacaan untuk anak-anak sebagai upaya pengembangan minat baca sejak dini. 1.4 Metode Penerjemahan Menurut Newmark dalam bukunya yang berjudul A textbook of Translation (Via Utomo, 2016: 3), ada delapan metode penerjemahan yaitu : 1. Penerjemahan kata demi kata (Word-for-word Translation) 2. Penerjemahan Harfiah (Literal Translation) 3. Penerjemahan setia (Faithful Translation) 4. Penerjemahan Semantik (Semantic Translation) 5. Adaptasi (Adaptation) 6. Penerjemahan Bebas (Free Translation)

4 4 7. Penerjemahan Idiomatik (Idiomatic Translation) 8. Penerjemahan Komunikatif (Communicative translation) Dari beberapa metode di atas, memilih untuk menggunakan metode penerjemahan komunikatif, karena metode penerjemahan komunikatif berusaha menciptakan efek bagi para pembaca bahasa sasaran sama dengan efek yang dialami oleh pembaca sumber. Oleh karena itu, sebisa mungkin tidak boleh ada bagian terjemahan yang sulit dimengerti atau terasa kaku. Karena salah satu metode ini menitikberatkan kepada pembaca, dimana dalam proses penerjemahannya sangat berkonsentrasi pada pesan teks dan diterjemahkan dengan gaya bahasa dan alur yang mengalir dengan alami, serta cenderung menggunakan bahasa yang digunakan setiap hari agar para pembaca mudah mengerti. 1.5 Langkah-langkah Penerjemahan Menurut Dr Ronald Bathgate dalam bukunya yang berjudul A story of Translation (via Utomo, 2016: 4-5) terdapat tujuh langkah dalam proses penerjemahan yaitu: 1. Tunning (Penjajagan) yaitu, menjajagi bahan yang akan diterjemahkan dalam hal makna dan gayanya. 2. Analysis (Penguraian) yaitu, menguraikan setiap kalimat yang terdapat dalam bahasa sumber menjadi satuan-satuan berupa kata atau frase, untuk menentukan hubungan sintaksis dari unsur kalimat tersebut.

5 5 3. Understanding (Pemahaman) yaitu, memahami bagaimana isi yang terkandung dalam cerita tersebut dengan menangkap gagasan utama tiap paragraf (alinea) dan ide-ide pendukung dan gaya pengembangannya, serta menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar paragraf. Selain itu perlu menguasai bidang ilmu pengetahuan yang akan diterjemahkan sebagaimana yang telah ditulis oleh pengarang. 4. Terminology (Peristilahan). Mencari padanan istilah-istilah, ungkapanungkapan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yang tepat ermat, dan selaras. 5. Restructuring (Perakitan). Menenerjemahkan secara tepat makna dan gaya bahasa sumber agar susunan kalimat bahasa sasaran selaras dengan bahasa sumber. 6. Checking (Pengecekkan). Memeriksa kembali kesalahan-kesalahan dalam penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Selain itu bertanya kepada orang lain untuk mengecek dan menyarankan perubahan-perubahan. Memperbaiki susunan kalimat-kalimat untuk menghasilkan kalimat yang lebih efektif. 7. Discussion (Pembicaraan). Mendiskusikan hasil terjemahan, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasanya kepada orang lain yang dianggap lebih mengerti tentang bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Dr. Ronald H. Bathgate tersebut, langkah-langkah yang diterapkan dalam menerjemahkan buku cerita

6 6 anak yang berjudul Borupyi Monogatari dengan judul cerita Hanachiru Mori no Ginyuushijin ini yaitu: Pertama, membaca dan menganalisis apa yang ditulis dan disampaikan dalam buku ini. Kedua, menguraikan cerita tersebut ke dalam satuan kalimat dan berdiskusi dengan teman satu buku untuk mengetahui secara jelas jalan ceritanya setiap bab. Ketiga, mencari kosakata yang sukar melalui media kamus, baik kamus buku maupun kamus online dan buku-buku referensi lainnya. Keempat, menerjemahkan perkalimat dengan mencari padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia agar makna dalam cerita yang terkandung dalam buku mudah dipahami dan dimengerti oleh pembaca pada umumnya tanpa mengubah makna yang asli. Kelima, memeriksa dan mendiskusikan hasil terjemahan dengan orang lain yang dianggap lebih mengerti tentang bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Lalu yang terakhir adalah menyusun hasil terjemahan perkalimat tersebut ke dalam paragraf dan menyesuaikannya agar lebih mudah dipahami dan peninjauan kembali apakah hasil terjemahan sudah layak atau masih perlu diperbaiki. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini memuat 3 Bab. Bab 1 yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang, pokok bahasan, tujuan penulisan, metode penerjemahan, langkahlangkah penerjemahan dan sistematika penulisan. Bab II yaitu berisi teks terjemahan perkalimat dan hasil terjemahan utuh. Bab III adalah penutup.