ANALISIS RISIKO TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS RISIKO TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA"

Transkripsi

1 ANALISIS RISIKO TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA Mansur Sjawal 1, I Putu Artama Wiguna 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Bidang Manajemen Proyek, Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS,Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp , mansur_sj@yahoo.com 2 Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Telp , artama@ce.its.ac.id Abstrak Pembangunan Proyek Jembatan di Provinsi Papua dari tahun ke tahun selalu mengahadapi masalah yang sama, seperti keterlambatan pekerjaan, terjadinya pembengkakan biaya konstruksi, kekurangan dana pembangunan dan keterlambatan administrasi kontrak, kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti, sumber daya manusia yang tidak punya kemampuan, kondisis geografis dan topografi wilayah Papua yang begitu sulit karena hampir seluruh wilayahnya adalah hutan lebat, dengan sungai-sungai, tebing, jurang, karang terjal dan lembah dengan tanah lembek. Hal hal tersebut merupakan bagian dari risiko dalam proyek konstruksi jembatan. Oleh karena risiko selalu terjadi di dalam proyek konstruksi, maka perlu dilakukan kajian mengenai analisis risiko tehadap biaya pelaksanaan pada proyek konstruksi jembatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui risiko risiko yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan menurut, persepsi pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek konstruksi jembatan yaitu konsultan, kontraktor dan owner. Objek penelitian difokuskan pada proyek konstruksi jembatan dengan konstruksi beton bertulang dan beton komposit (beton dan baja). Pengumpulan data dilakukan dengan Kuisioner dan interview yang ditujukan kepada responden yang terdiri dari Site Engineering (Konsultan), Project Manager (Kontraktor) dan pelaksana Teknis Kegiatan (Owner). Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan perhitungan Probabilitas dan Impact, untuk mendapatkan nilai risiko masing-masing persepsi. Dengan nilai risiko terebut dilakukan Analisis Statistik dengan Uji Anova untuk mendapatkan pebedaan persepsi antara konsultan, kontraktor dan owner terhadap risiko biaya palaksananaan. Dari hasil analisis risiko terhadap biaya pelaksanaan, diperoleh risiko tertinggi, menurut Konsultan adalah produktivitas tenaga kerja yang rendah. Menurut Kontraktor adalah Kondisi Cuaca. Menurut Owner adalah Tenaga kerja yang tidak punya kemampuan/skill. Sedangkan perbedaan persepsi antara konsultan, kontraktor dan owner terhadap risiko biaya menunjukan bahwa konsultan lebih besar dalam menerima risiko dari pada kontraktor dan owner. Kata kunci :, Probability Impact Grid,, Konstruksi Jembatan. 1. Pendahuluan Papua merupakan Provinsi yang terletak di wilayah paling timur negara Republik Indonesia dan merupakan daerah yang penuh harapan. Daerahnya belum banyak dirambah aktivitas manusia dan kaya akan sumber daya alam yang menyajikan peluang untuk berbisnis dan berkembang. Tanahnya yang luas dipenuhi oleh hutan, laut dan keaneka ragaman biotanya dan berjuta-juta tanahnya yang cocok untuk tanah pertanian. Didalam buminya, Papua juga menyimpan gas alam, minyak dan aneka bahan tambang lainnya yang siap menunggu untuk diolah. Propinsi Papua memang kaya akan potensi alam, tetapi kendala sulitnya medan dan berbagai faktor lain, juga bukan hal yang murah untuk ditanggulangi. Depertemen Pekerjaan Umum Bidang Kimpraswil tahun 2005 melaporkan kondisi pelayanan prasarana jalan dan jembatan nasional adalah Jalan jembatan Nasional 3% rusak, Jalan jembatan Provinsi 29% rusak, Jalan jembatan Kabupaten/Kota 50% rusak, kerusakan ini diakibatkan karena : - Rusak sebelum usia rencana, karena kwalitas kurang - Kendaraan yang melewati melebihi dari beban rencana ISBN Bencana alam Kondisi Geologi Papua yang diapit oleh dua lempengan, yakni lempengan Pasifik dan lempengan Australia sehinga risiko terjadi gempa sangat tinggi seperti gempa di Nabire. Resiko keuangan seperti Pemerintah mengakui ada beberapa ruas jalan dan jembatan nasional yang kondisinya masih dalam kerusakan seperti ruas jalan trans Papua. Sementara itu dana pemeliharaan yang dialokasikan untuk pemeliharaan jauh dibawah yang dibutuhkan. legal seperti adanya komitmen bersama perencanaan pembangunan infrastruktur yang mempertimbangkan aspek pemerataan antar wilayah dan kerja sama yang baik dari semua pihak, untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan infrastruktur, baik jalan, jembatan dan lainnya, guna menunjang terhubungnya seluruh wilayah di Papua Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Provinsi Papua bahwa pelaksanaan pembangunan Proyek Jembatan dari tahun ke tahun selalu mengahadapi masalah yang sama seperti keterlambatan pekerjaan, terjadinya pembengkakan biaya konstruksi, kekurangan dana pembangunan dan keterlambatan admistrasi kontrak, kwalitas pekerjaan kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal : A-557

2 Medan Papua yang begitu sulit karena hampir seluruh wilayahnya adalah hutan lebat, dengan sungai sungai, tebing, jurang, karang terjal dan lembah dengan tanah lembek. Kekurangan biaya, seperti pembangunan jalan jembatan trans Jayapura-Wamena sepanjang 585 kilometer, masih memerlukan dana hampir Rp 500 miliar agar bisa tersambung. Kondisis topografi Papua seperti, Pembangunan jembatan pada jalan trans Jayapura-Wamena, pada ruas Yetti-Senggi-Tengon saja tidak kurang dari 10 buah. Di antaranya jembatan Pruku (50 meter), Gilika (100 meter), Yahuli (120 meter), jembatan Sungai Honim (40 meter), Sungai Walesek (40 meter), Sungai Wara 1 (60 meter), Sungai Pennoi (40 meter), Sungai Simen 2 (40 meter) dan Sungai Edan (60 meter). Dengan sungai dan jurang yang dalam, juga terdapat bukit yang harus diterobos agar jalan tersebut bersambung. Kondisi tanah yang labil seperti, Kabupaten Keerom, kondisi jalan dan jembatan memprihatinkan, beberapa jembatan penghubung rusak atau putus. Jembatan itu terdapat antara lain di Waris, Web, dan Senggi. Kerusakan dan putusnya jembatan mengakibatkan beberapa dusun di distrik itu nyaris terisolasi. Tidak berfungsinya jembatan antara lain karena bencana alam, karena pergeseran tanah penopang akibat rembesan air sungai Keadaan geografis Kabupaten Asmat yang hampir seluruhnya merupakan lumpur dan dipengaruhi pasang laut membuat satu keunikan tersendiri di kabupaten yang terkenal dengan budaya dan ukirannya itu. Tidak ada jalan darat seperti daerah lain yang dapat dilewati kendaraan roda dua apalagi roda empat. Untuk bisa melakukan mobilisasi dari satu rumah ke rumah yang berbeda atau ke kantor, hanya dengan jalan jembatan Gempa yang mengguncang Nabire dengan kekuatan 6,91 skala Richter, meruntuhkan ratusan bangunan, memutuskan sejumlah jalan dan jembatan, merusak jaringan listrik dan telepon, serta fasilitas umum lainnya Semua ini merupakan bagian dari risiko dalam proyek konstruksi jembatan yang perlu diidentifikasi dan ditangani. Sehubungan dengan hal itu maka perlu dilakukan analisa risiko waktu pelaksanaan pada proyek konstruksi jembatan di provinsi Papua. 2. Kajian Pustaka Definisi Risko adalah kejadian ketidakpastian atau situasi ketidakpastian jika itu terjadi akan mengakibatkan, mempengaruhi tujuan dari proyek (APM, 1997). suatu situasi jika itu terjadi dapat mengakibatkan tujuan proyek akan lebih baik atau lebih buruk (ICE and FIA, 1998). adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan (Darmawi, 2004). adalah efek kumulatif dari pada kemungkinan-kemungkinan adanya uncertainty (ketidak pastian) yang akan berdampak positif atau negatif terhadap sasaran proyek. (AS/NZS, 1999). adalah kondisi di mana terdapat kemungkinan keuntungan/kerugian ekonomi atau finansial, kerusakan atau cedera fisik, keterlambatan, sebagai konsekuensi ketidakpastian selama dilaksanakannya suatu kegiatan (Cooper dan Chapman, 1993). Pengertian risiko dalam konteks proyek adalah suatu penjabaran terhadap konsekuensi yang tidak menguntungkan, secara finansial maupun fisik, sebagai hasil dan keputusan yang diambil atau akibat kondisi lingkungan di mana suatu proyek berada (Webb, 1994). Jika dikaitkan dengan konsep peluang risiko adalah peluang atau kans/chance terjadinya kondisi yang tidak diharapkan dengan semua konsekuensi yang mungkin muncul yang dapat rnenyebabkan keterlambatan atau kegagalan proyek (Gray dan Larson, 2000). Kerzner (2001) meñjelaskan konsep risiko pada proyek sebagai ukuran probabilitas dan konsekuensi dan tidak tercapainya suatu sasaran proyek yang telah ditentukan. Identifikasi Secara garis besar tahapan identifikasi risiko adalah merinci risiko-risiko yang ada sampai level yang detail dan kemudian menentukan signifikansinya (potensinya) dan penyebabnya, melalui program survei dan penyelidikan terhadap masalah-masalah yang ada. -risiko yang telah dirinci ini kemudian digolongkan dalam kategori-kategori. Proses identifikasi risiko melibatkan banyak disiplin dalam setiap level manajemen proyek (Gray dan Larson, 2000). Pada dasarnya identifikasi risiko diawali dengan menyusun daftar kejadian- kejadian tidak diharapkan di proyek yang mungkin menyebabkan kegagalan dalam mencapai sasaran proyek. Sumbernya adalah sebagai berikut [1]: 1. Sumber yang obyektif Yaitu kejadian pada proyek-proyek sebelumnya yang tercatat dalam rekord-rekord proyek. Dapat juga dilakukan melalui analisa terhadap kontrakkontrak yang telah dibuat (Djojosoedarso, 1999). 2. Sumber yang subyektif Yaitu pengalaman para pakar proyek yang dapat diperoleh melalui wawancara. Ketepatan identifikasi didukung oleh keterampilan pihak yang melakukan identifikasi dalam menentukannya atau memberikan judgement. Cara ini dapat ditempuh melalui Panel Group atau pendataan pengalaman pribadi. Gray dan Larson (2000) menambahkan bahwa : "Penyusunan identifikasi risiko dapat berasal dari "opini para pakar" ("expert opinion") atau dari estimasi berdasarkan "perasaan" ("gut feeling") para pakar berdasarkan pengalamannya. Untuk membantu proses ini dan meyakinkan bahwa sudah seluruh aspek tercakup dalam daftar tersebut maka dapat digunakan daftar isian, daftar pertanyaan/kuesioner atau cheklist." Cara ini dapat ditempuh melalui [2]: 1. Panel group Sejumlah praktisi dan spesialis dalam proyek dikumpulkan dalam suatu diskusi panel untuk mengadakan brainstorming. Tiap panelis mendaftar seluruh risiko-risiko yang secara teoritis dapat muncul. Setelah itu seluruh anggota panel group memutuskan bersama risiko-risiko yang termasuk dalam risiko yang diidentifikasi. 2. Pengalaman individual Individu yang bersangkutan diminta untuk mendaftar seluruh risiko yang relevan dalam lingkup keahlian mereka. A-558 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

3 Inspeksi langsung di mana terjadi aktivitas perusahaan (Djojosoedarso, 1999) Pengukuran potensi risiko proyek ditandai oleh faktor-faktor [3] : Peristiwa risiko (menunjukkan dampak negatif yang dapat terjadi pada proyek). Probabilitas terjadinya peristiwa (atau frekuensi). Kedalaman (severity) dampak negatif/impact/konsekuensi negatif dari risiko yang akan terjadi. diformulasikan sebagai fungsi dari kemungkinan terjadi/likelihood dan dampak negatif/impact. Atau Risk = f(likelihood,impact) [1]. yang potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan memiliki konsekuensi negatif yang besar dan terjadinya risiko ditandai dengan adanya error pada estimasi waktu, estimasi biaya, atau teknologi desain [4] untuk menghitung risk adalah merupakan perkalian dari skor probability dan skor impact yang didapat dari responden. Rumus yang digunakan adalah (Well-Stam et.al.,2004). Risk = probability x impact 3. Metodologi Penelitian a. Penelitian yang dilaksanakan termasuk dalam penelitian deskriptif atau memberikan gambaran tentang risiko risiko yang terjadi pada proyek konstruksi jembatan terhadap biaya pelaksanaan, menurut persepsi konsultan, kontraktor dan owner.. b. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil pendapat atau persepsi, pengalaman dan sikap responden melalui pengambilan data primer (kuisioner). c. Penelitian dilaksanakan di Provinsi Papua, yang menjadi Objek penelitian ini adalah proyek konstruksi jembatan beton bertulang dan beton komposit di Provinsi Papua, responden penelitian adalah Manager Proyek dari pihak Kontraktor, Supervision Engineer dari pihak Konsultan dan Pemimpin Proyek dari pihak Owners. d. Kuesioner disebarkan kepada para responden di lingkungan perusahaan jasa konstruksi, jasa konsultasi dan Dinas Pekerjaan Umum di Propinvi Papua. Jumlah kuesioner yang disebarkan kepada responden adalah 60 yang terdiri dari 20 kuisioner kepada pihak Owner (Pemimpin Bagian Proyek, Pejabat Pelaksanan Teknis Kegiatan), 20 kuisioner pihak Konsultan (Site Engineer) dan 20 kuisioner Pihak Kontraktor (Site Manager), tetapi jumlah kuesioner yang diisi dan kembali sebanyak 48 buah. e. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan perhitungan Probabilitas dan Impact. Untuk mendapatkan pebedaan persepsi antara konsultan, kontraktor dan owner dilakukan Analisis Statistik Uji Anova, Tabel 1 Hasil Analisis menurut Persepsi Konsultan No. Jenis Probabilitas Dampak ( P x I ) Kategori Tingkat Peringkat A FAKTOR KONTRAKTUAL A1 Ketidak jelasan pasal-pasal dalam kontrak SK 1 A2 Pasal-pasal yang kurang lengkap SK 7 A3 Perbedaan intepretasi spesifikasi antara owner dan kontraktor SK 5 A4 Dokumen-dokumen yang tidak lengkap SK 3 A5 Keterlambatan pembayaran oleh owner K 2 A6 Pemutusan kerja sepihak oleh owner SK 6 A7 Perizinan dan akses yang sulit SK 4 A8 Proses pembebasan lahan oleh owner yang lebih lama dan mengeluarkan biaya di luar prakiraan K 1 ISBN A-559

4 Tabel 1 Hasil Analisis menurut Persepsi Konsultan (lanjutan) No. Jenis Probabilitas Dampak ( P x I ) Kategori Tingkat Peringkat B2 Tanah longsor K 4 B3 Gempa bumi K 3 B4 Demonstrasi/huru-hara SK 8 B5 Erosi K 5 B6 Muka air terlalu tinggi K 6 B7 Kondisi cuaca S 1 B8 Penurunan muka air tanah SK 6 C PASAR DAN OPERASIONAL C1 Kerusakan selama masa pemeliharaan K 5 C2 Kenaikan harga setempat untuk material, sewa peralatan, upah tenaga kerja S 1 C3 Keterlambatan pembayaran oleh owner SK 12 C4 Birokrasi owner yang rumit K 10 C5 C6 C7 C8 C9 C10 Tuntutan owner untuk mempercepat penyelesaian proyek/suatu pekerjaan di lapangan Kontraktor terlambat memulai proyek/pekerjaan karena kesalahan owner Alokasi dana mingguan dari cabang ke proyek yang tidak lancar (terlambat/kurang) Perubahan prosedur/kebijakan oleh perusahaan/cabang Retribusi/pungutan di luar dugaan (galian, air, jalan akses, dll) Pungutan-pungutan lain yang tidak terduga dan tidak dapat dihindari SK K SK SK K K 7 C11 Kesalahan estimasi biaya proyek S 3 C12 Kerugian beruntung akibat defectif material S 4 C13 C14 D Kesalahan estimasi waktu pelaksanaan proyek Kegagalan kontraktor dalam memulai proyek/pekerjaan sesuai jadwal MANAJEMEN K S 2 D1 Kesalahan estimasi waktu K 2 D2 Kesalahan estimasi biaya S 1 D3 Kurangnya kontrol dan koordinasi dalam tim SK 10 D4 Staff yang kurang berpengalaman SK 11 D5 D6 D7 D8 Perubahan prioritas dalam program yang sudah berjalan Kesulitan mendapatkan material dan peralatan Kesulitan mcndapatkan tenaga kerja langsung/ lapangan setempat Keterlambatan pengirirnan material dan peralatan SK K K K 7 D9 Keterlambatan pembayaran oleh owner K 3 D10 D11 Tuntutan owner untuk mempercepat penyelesaian proyek/suatu pekerjaan di lapangan Kontraktor terlambat memulai proyek/pekerjaan karena kesalahan owner K K 4 A-560 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

5 Tabel 1 Hasil Analisis menurut Persepsi Konsultan (lanjutan) No. E2 Jenis Tenaga kerja yang tidak punya kemampuan/skill Probabilitas Dampak ( P x I ) Kategori Tingkat Peringkat B 2 E3 Produktivitas tenaga kerja yang rendah B 1 E4 Terjadinya kecelakaan kerja K 9 E5 Pemogokan tenaga kerja K 8 E6 Permintaan kenaikan upah lembur K 7 E7 E8 Tenaga kerja tak langsung tingkat atas (kapro, kabag) yang kurang kompeten/mampu Tenaga kerja tak langsung tingkat bawah (staf) yang kurang kompeten/mampu K SK 12 E9 Produktivitas tenaga keahlian yang rendah S 3 E10 Perselisihan tenaga kerja K 10 E11 Keterlambatan dalam melihat masalah K 5 E12 Keterlambatan dalam memecahkan masalah S 4 F MATERIAL DAN PERALATAN F1 Kenaikan harga material S 1 F2 Keterlambatan material dari suplier K 2 F3 Volume material yang dikirim volumenya tidak tepat K 5 F4 Kekurangan tempat penyimpanan materia SK 10 F5 Kekurangan tempat penimbunan material sisa SK 9 F6 Pencurian terhadap material K 4 F7 F8 F9 F10 Peralatan yang tidak sesuai dengan kodisi kerja Kesulitan mendapatkan material dan peralatan Kesulitan mendapatkan tenaga kerja langsung,/lapangan setempat Keterlambatan pengirirnan material dan peralatan K K K K 3 G SITE 0 G1 Kerusakan peralatan mesin K 14 G2 Kesulitan transportasi alat berat ke lokasi B 1 G3 Perbedaan kondisi tanah dasar/heterogenitas SK 21 G4 Melemahnya daya dukung tanah dasar SK 20 G5 Muka air tanah yang tinggi SK 16 G6 Kerusakan jaringan bawah tanah eksisting SK 18 G7 Kerusakan jaringan bawah tanah yang baru SK 19 G8 Kerusakan sistem dewatering SK 17 G9 Pencurian di lokasi proyek K 15 G10 Kerusakan peralatan konstruksi S 2 G11 Produktivitas peralatan K 5 ISBN A-561

6 Tabel 1 Hasil Analisis menurut Persepsi Konsultan (lanjutan) No. Jenis Probabilitas Dampak ( P x I ) Kategori Tingkat Peringkat G14 Resiko selama masa pemeliharaan K 6 G15 G16 Tidak tersedianya/kurangnya tenaga kerja berkeahlian khusus Koverdam tidak mampu menahan aliran sungai K K 8 G17 Tanggul sungai alam tidak stabil K 9 G18 Penurunan,penyusutan,pengembangan tanah K 12 G19 Pegerakan tanah dasar K 4 G20 Kegagalan pengecoran S 3 G21 Keretakan K 11 H DESAIN DAN TEKNOLOGI H1 Penggunaan desain yang belum teruji SK 18 H2 Kesulitan penggunaan teknologi baru SK 19 H3 Metode pelaksanaan yang salah B 2 H4 Keruntuhan struktur S 5 H5 Over kualitas S 12 H6 H7 H8 H9 Perubahan konsep jenis bangunan/konstruksi oleh owner Perubahan kecil pada desain (detail) untuk sebelum konstruksi terbangun Perubahan kecil pada desain (detail) untuk konstruksi yang telah terbangun Spesifikasi yang tidak didefinisikan dengan jelas sehingga menimbulkan perbcdaan interpretasi K K K K 15 H10 Perubahan spesifikasi oleh owner K 17 H11 Perluasan lingkup pekerjaan/penambahan konstruksi B 1 H12 Gambar kerja yang tidak digarnbarkan joins K 14 H13 H14 H15 Item pckerjaan lump sum yang tidak dirinci/break down dengan jelas sehingga dapat memperbesar nilai Kesalahan metode kerja sehingga tidak dapat dikerjakan/kurang baik/kurang efisien Kesalahan dalam memahami hal-hal teknis mengenai konstruksi dan metode ker K S S 7 H16 Kesalahan design S 4 H17 Kinerja subkontraktor yang buruk B 3 H18 Losses penggunaan material S 6 H19 Kesulitan mobilisasi alat dan material S 10 Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009 A-562 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

7 4. Hasil dan Pembahasan a. Analisis 1. Probabilitas merupakan besarnya kemungkinan risiko terjadi pada proyek konstruksi jembatan, dalam mencari nilai probabilitas adalah nilai rata-rata dari hasil kuisioner dari setiap jenis risiko. Proses perhitungan nilai probabilitas untuk persepsi konsultan, kontraktor dan owner pada dampak risiko terhadap biaya adalah sama.. Untuk mendapat nilai probabilitas adalah pembagian jumlah total (jumlah responden dikali dengan nilai skor) dengan jumlah total responden pada jenis risiko. 2. dampak risiko terhadap biaya, merupakan besarnya penambahan biaya akibat dari risiko yang akan terjadi atau yang telah terjadi pada proyek konstruksi jembatan. Pada prinsipnya perhitungan nilai dampak risiko terhadap biaya adalah sama. Dalam perhitungan mencari nilai dampak risiko terhadap biaya adalah merupan nilai rata-rata dari hasil kuisioner dari setiap jenis risiko. Dan proses perhitungan nilai dampak risiko terhadap biaya untuk persepsi konsultan, kontraktor dan owner adalah sama. 3. adalah perkalian nilai probabilitas dengan nilai Dampak atau. Pada prinsipnya perhitungan untuk persepsi konsultan, kontraktor dan owner adalah sama. 4. Dengan nilai risiko dapat menentukan kategori tingkat risiko, apakah risiko tersebut berada pada kategori sangat besar, besar, sedang, kecil atau sangat kecil. 5. Dan juga dengan besarnya nilai risiko dapat menyusun peringkat dari risiko tersebut (peringkat terhadap kelompok resiko dan peringkat terhadap keseluruhan risiko) b. Hasil Analisis 1. Menurut Konsultan Dari Tabel 1, dapat dijelas bahwa risiko tertinggi adalah jenis risiko produktivitas tenaga kerja yang rendah (E3) dengan tingkat risiko Besar (B) sebesar pada kelompok risiko tenaga kerja dan yang paling rendah adalah jenis risiko Ketidakjelasan padasal-pasal dalam kontrak (A1), sebesar 3.00 pada kelompok risiko faktor kontraktual. Sedangkan prosentase kategori tingkat risiko adalah Besar (B) sebesar 5.83% ada 6 jenis risiko, Sedang (S) sebesar 17,48% pada 18 jenis risiko, Kecil (K) sebesar 51.46% ada 53 jenis risiko dan tinkat risiko Sangat Kecil (SK) sebesar % ada 26 jenis risiko. 2. Menurut Kotraktor Dengan perhitungan yang sama dengan persepsi konsultan didapat, menurut Kontraktor, risiko tertinggi adalah jenis risiko Kondisi Cuaca sebesar (B7) dengan kategori tingkat risiko Besar (B) pada kelompok risiko force meujure dan yang paling rendah adalah jenis risiko Kerusakan jaringan bawah tanah yang baru ISBN (G7) sebesar pada kelompok risiko site. Sedangkan prosentase kategori tingkat risiko adalah Besar (B) sebesar 4.85 % ada 5 jenis risiko, Sedang (S) sebesar 21.36% ada 22 jenis risiko, Kecil (K) sebesar 53.40% ada 55 jenis risiko dan Sangat Kecil (SK) sebesar % terjadi ada 21 jenis risiko. 3. Menurut Owner Dengan perhitungan yang sama dengan persepsi konsultan didapat, menurut Owner, risiko tertinggi adalah jenis risiko Tenaga kerja yang tidak punya kemampuan/skill sebesar dengan kategori tingkat risiko Besar (B) pada kelompok risiko tenaga kerja dan yang paling rendah adalah jenis risiko kesulitan penggunaan teknologi baru sebesar pada kelompok risiko desain dan teknologi. Sedangkan prosentase kategori tingkat risiko adalah Besar (B) sebesar 0.97% ada 1 jenis risiko, Sedang (S) sebesar 16.50% ada 17 jenis risiko, risiko Kecil (K) sebesar 51.46% ada 53 jenis risiko dan Sangat Kecil (SK) sebesar 31.07% ada 32 jenis risiko. c. Analisi Satisitik Uji Anova Untuk mendapatkan hasil uji Anova, perhitungan dibantu dengan program SPPS 15, sebelum dilakukan Uji Anova, data terlebih dahulu diuji kenormalannya, data yang digunakan dalam Uji Anova ini adalah nilai risiko dari masing-masing persepsi yaitu menurut konsultan, menurut kontraktor dan menurut owner. Dari hasil uji stattistik mengatakan bahwa data berdistribusi normal. Dependent Variable: Tabel. 2 Uji Post Hoc Tests Multiple Comparisons Mean (I) Persepsi (J) Persepsi Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Tukey HSD Konsultan Kontraktor Owner Kontraktor Konsultan Owner Owner Konsultan Kontraktor Bonferroni Konsultan Kontraktor Owner Kontraktor Konsultan Owner Owner Konsultan Kontraktor Based on observed means. Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009 Dari Tabel 2 didapat dikatakan : Perbedaan Mean konsultan dengan kontraktor adalah (konsultan lebih besar sebanyak poin dibanding kontraktor). Perbedaan mean konsultan dengan owner adalah (konsultan lebih besar sebanyak poin dibanding owner ). Perbedaan mean kontraktor dengan konsultan adalah (kontraktor lebih kecil poin dari konsultan ). Perbedaan mean kontraktor dengan owner adalah ((kontraktor lebih besar dari owner). Perbedaan mean owner dengan konsultan adalah (owner lebih kecil poin dari konsultan ). Perbedaan mean owner dengan kontraktor A-563

8 adalah ( owner lebih kecil dari konsultan ). Tabel 3 Hasil Uji Post Hoc Tests Subset Persepsi N 1 Tukey HSD a,b Owner Kontraktor Konsultan Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = a. Uses Harmonic Mean Sample Size = b. Alpha =.05. Sumber : Hasil Olahan Data Primer 2009 Dari Tabel 3 diatas terlihat bahwa pada : Persepsi Konsultan dan kontraktor tidak terlalu berbeda. Persepsi Konsultan dan owner berbeda. Persepsi Kontrator dan owner berbeda. Dari nilai uji persepsi konsultan lebih signifikan dalam menerima dampak risiko terhadap biaya. 5. Kesimpulan Berdasarkan analisisi dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Menurut Konsultan, risiko tertinggi adalah produktivitas tenaga kerja yang rendah dan risiko terendah adalah risiko Ketidakjelasan pada pasal-pasal dalam kontrak. Menurut Kontraktor, risiko tertinggi adalah Kondisi Cuaca dan risiko terendah adalah Kerusakan jaringan bawah tanah yang baru. Menurut Owner, risiko tertinggi adalah Tenaga kerja yang tidak punya kemampuan/skill dan risiko terendah adalah kesulitan penggunaan teknologi baru. 2. Dari hasil uji statistik didapat bahwa antara Konsultan dan kontraktor tidak terlalu berbeda dalam menerima risiko, sedangkan antara Konsultan dan kontraktor dibandingkan dengan owner ada perbedaan dalam menerima risiko. Tetapi dari nilai uji statistik dapat dikatakan bahwa konsultan lebih besar menerima risiko biaya dan waktu, dibandingkan dengan kontraktor dan owner Daftar Pustaka [1] Kerzner, Harold (2001) Project Management. Seventh Edition. John Wiley & Sons, Inc., New York. [2] Cooper, D. dan Chapman, C. (1993) Risk Analysis for Large Project. First Edition. John Wiley & Sons Ltd., Norwich. [3] Soeharto, Iman (2001). Manajemen Proyek. Jilid 1. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta [4]Gray,C.F dan Larson,E.W.(2000). Project Management. First Edition. irwin McGraw- Hill, Boston. A-564 Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2009

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN)

STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) STRATEGI PENANGANAN RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA JAYAPURA (STUDI KASUS PROYEK JALAN) Irianto 1, Didik S. S. Mabui 2 1,2 Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua

Lebih terperinci

PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG

PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG PENENTUAN SKALA PRIORITAS RISIKO PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN AFIAT DESA KANIGORO KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN MALANG George Winaktu 1), Lalu Mulyadi 2), Edi Hargono DP 3). 1) Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci : identifikasi risiko, matriks probabilitasdampak, respon risiko, severity indeks. I. PENDAHULUAN 1 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi, Yusroniya

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA TUGAS AKHIR RC 091380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK RUSUNAMI KEBAGUSAN CITY JAKARTA RENDY KURNIA DEWANTA NRP 3106100038 DOSEN PEMBIMBING M. Arif Rohman, ST., MSc Ir. I Putu Artama Wiguna, MT.,

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA ABSTRAK

ANALISIS RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA ABSTRAK ANALISIS RISIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI JEMBATAN DI PROVINSI PAPUA Nama mahasiswa : Mansur Sjawal NRP : 3105 203 006 Pembimbing : Ir. I. Putu Artama Wiguna, MT, PhD ABSTRAK Pembangunan Proyek Jembatan di

Lebih terperinci

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Terminologi Proyek (Soeharto, 1999) mendefinisikan kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan apartemen adalah salah satu pembangunan yang menimbulkan risiko tinggi bagi proyek tersebut maupun lingkungan sekitarnya dibandingkan dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA

ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA MAKALAH TUGAS AKHIR - RC09 1380 ANALISA RISIKO KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN PETRA SQUARE SURABAYA BAGUS YUNTAR KURNIAWAN 3108 100 613 Dosen Pembimbing : Cahyono Bintang Nurcahyo, ST, MT.

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA

ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA TUGAS AKHIR ANALISA RISIKO PADA PELAKSANAAN PROYEK BOX CULVERT DI SURABAYA OLEH : Eka Sari Dewi 31.07.100.003 PENDAHULUAN Latar Belakang : 1. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin pesat di Surabaya

Lebih terperinci

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA

ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA ANALISA RISIKO PELAKSANAAN PROYEK APARTEMEN PUNCAK KERTAJAYA SURABAYA Bagus Prasetyo Budi 3108100042 Dosen Pembimbing Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D. JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Yogyakarta masih berada pada level physiological needs dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Yogyakarta masih berada pada level physiological needs dengan 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Studi Mengenai Hubungan Motivasi Kerja Dan Waktu Kerja Tukang Pada Proyek Konstruksi, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong

Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Deskriptif Statistik Kandungan Amilosa Tepung Singkong Dependent Variable: AMILOSA1 PKRNGAN STD SD DH BLANCH Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N 24,9205,94957 6 27,1036,70099

Lebih terperinci

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA)

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) MATERI III ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu S. I. Soeparno, SE., M.Si Analisa Ragam Satu Arah (Oneway) Analisa ragam satu arah ( oneway ANOVA) digunakan untuk membandingkan mean

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel

Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel Hasil Penelitian dengan Microsoft Excel Lampiran 1 Pengembalian Saham Individual dan Pengembalian Pasar Subsektor NO KODE Ri Rm Energi Jalan Tol, Bandara, Pelabuhan dan Telekomunikasi Transportasi 1 PGAS

Lebih terperinci

SHELLY ATMA DEVINTA

SHELLY ATMA DEVINTA SHELLY ATMA DEVINTA 3110100036 DOSEN PEMBIMBING: Cahyono Bintang Nurcahyo ST, MT Ir. I Putu Artama Wiguna, MT, Ph.D Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu penelitian, setelah menetapkan metodologi penelitian maka akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data, pengujian hipotesis dan analisa korelasi. Setelah

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang 29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah

Lebih terperinci

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS:

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS: CONTO Ingin diuji efek dari fee schedule (faktor A), scope of work (faktor B), dan type of supervisory control (faktor C) terhadap kualitas kerja dengan level faktor sebagai berikut: Faktor A Fee Level

Lebih terperinci

TESIS BAB 1 PENDAHULUAN DIDIK SURYAMIHARJA.S. MABUI LATAR BELAKANG ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN DI JAYAPURA

TESIS BAB 1 PENDAHULUAN DIDIK SURYAMIHARJA.S. MABUI LATAR BELAKANG ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN DI JAYAPURA TESIS ANALISIS RISIKO PADA PROYEK PENINGKATAN JALAN DI JAYAPURA PROPINSI PAPUA DIDIK SURYAMIHARJA.S. MABUI 3107 203 009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.11 LATAR BELAKANG 1. Depertemen Pekerjaan Umum bidang kimpraswil

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA perpustakaan.uns.ac.id IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA Risk Identification and Analysis Method in Maintenance Period on Construction

Lebih terperinci

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta

Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan. Underpass di simpang Dewa Ruci Kuta JURNAL EKNIK POMIS Vol. 2, No. 2, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) C-72 Analisa Risiko pada Proyek Pembangunan Underpass di Simpang Dewa Ruci Kuta Bali Ayunita Indria Dewi dan Cahyono Bintang Nurcahyo

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KOTAMADYA KUPANG Sandro Fanggidae, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek dan Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN DI SULAWESI UTARA

ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN DI SULAWESI UTARA Sabua Vol.6, No.2: 235-241, Agustus 2014 ISSN 2085-7020 HASIL PENELITIAN ANALISIS RESIKO PADA KONSTRUKSI JEMBATAN DI SULAWESI UTARA Jemmy E. E. Tumimomor 1, H. Manalip 2 & R.J.M Mandagi 3 1 Mahasiswa Pascasarjana

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian

Lebih terperinci

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan 55 Lampiran 1 Proses Isolasi Kitin dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan kulit udang setelah dikeringkan Penghalusan kulit udang Pengayakann dengan ukuran

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir LAMPIRA Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir Lampiran 2. Gambar rearing area yang berisi tungau predator Phytoseius sp. dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6) 17

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko pada industri konstruksi di Yogyakarta yaitu : kenaikan harga material. 67 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Identifikasi manajemen risiko pada industri konstruksi yang telah dilakukan pada bab analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2 Karakteristik Tumbuhan Temu Giring Tumbuhan Temu giring Rimpang Temu Giring Simplisia Rimpang Temu Giring Lampiran 2 (sambungan) 1 2 3 4 5 6 Mikroskopik serbuk

Lebih terperinci

LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI

LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI LEMBAR PEMERIKSAAN GIGI HUBUNGAN PERAN IBU DALAM MEMBERSIHKAN RONGGA MULUT DENGAN PENGALAMAN KARIES ANAK UMUR 1-3 TAHUN DI DESA PAYA GELI Tanggal pemeriksaan : Nama ibu : Nama anak : Tanggal lahir : Alamat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO TERHADAP KINERJA BIAYA KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN DILIHAT DARI SUDUT PANDANG KONTRAKTOR DI WILAYAH JABODETABEK I. PENDAHULUAN Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS sisplatin Dosis untuk tikus= 7mg/kg Dosis absolute pada tikus : 7x0,2=1.4 mg Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto Pasar Prajurit Kulon didirikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto yang dibawah naungan UPTD

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01. LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1. Hasil Perhitungan ph Replikasi ph 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01 2. Hasil Perhitungan Kadar Sari Larut Air Replikasi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Oneway ANOVA post hoc Duncan Perbandingan antar perlakuan (tanpa anestesi dan anetesi) pada sudut pandang laterolateral (LL) Oneway [DataSet3] G:\data\ajeng\input_LL (perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan infrastruktur. Faktor-faktor ketidakpastian dan

Lebih terperinci

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya

Analisis Risiko Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya 1 Analisis Rantai Pasok pada Proyek Pembangunan Apartemen di Surabaya Shelly Atma Devinta, I Putu Artama Wiguna, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA

ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANALISA risiko PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK APARTEMEN TRILLIUM OFFICE AND RESIDENCE-SURABAYA ANGGI BELLIAWAN 3106.100.090 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir, MT, Ph.D Cahyono Bintang Burcahyo,

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR

ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR ANALISIS RISIKO MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN WADUK BAJULMATI BANYUWANGI - JAWA TIMUR Anik Ratnaningsih 1, Dwi Gesang Ageng Pangapuri 2 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Jember, Jl. Kalimantan

Lebih terperinci

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO

ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO ANALISIS RESIKO PADA PROYEK KONSTRUKSI PERUMAHAN DI KOTA MANADO Jermias Tjakra Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi Freyke Sangari Alumni Pascasarjana Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA

ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA ANALISA PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA PROYEK DI SURABAYA Soelistyono 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

Uji hedonik (uji kesukaan)

Uji hedonik (uji kesukaan) ILMU TEKNOLOGI PANGAN Uji hedonik (uji kesukaan) Disusun Oleh : WAHIDATUL LAENI SA ADAH P07131011 047 MEJA :III SEMESTER IV KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja LAMPIRAN 1 Prosedur Kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster jantan dewasa berusia 6-8 minggu dengan berat badan 25-30 gram sebanyak 25 ekor. Hewan coba diperoleh dari Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C.

Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler. Kaki Ayam Broiler. Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit. Dioven pada suhu 40 0 C. 79 Lampiran 1. Diagram Pembuatan Tepung Kaki Ayam Broiler Kaki Ayam Broiler Direbus pada suhu 80 0 C selama 60 menit Tulang dan daging dipisahkan untk mempermudah pengeringan Dioven pada suhu 40 0 C Penggilingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan alur pemikiran yang ditempuh dalam menentukan analisis metode dari penelitian ini. Untuk mendapat data di dalam penelitian

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian 37 38 Lampiran 2 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan hewan coba Hewan coba yang digunakan adalah mencit galur Swiss Webster jantan dewasa berumur 6-8 minggu dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA

IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA IDENTIFIKASI DAN ALOKASI RISIKO-RISIKO PADA PROYEK SUPERBLOK DI SURABAYA Jeffry Gunawan 1,William Surono 2, Andi 3 ABSTRAK : Setiap proyek konstruksi selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya berbagai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan suhu pemanasan optimal dalam produksi

Lebih terperinci

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2008, dari: 1 Mengurai Kemacetan Lalu Lintas Ibu Kota, Kompas, 16 Desember 2004.

BAB I PENDAHULUAN. 2008, dari:  1 Mengurai Kemacetan Lalu Lintas Ibu Kota, Kompas, 16 Desember 2004. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Setiap hari puluhan ribu manusia yang berada di lingkaran ibu kota baik dari Bekasi, Depok, Bogor, dan Tangerang melangkahkan kakinya ke Ibu Kota Jakarta untuk

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN COST OVERRUN PADA PROYEK KONSTRUKSI Yeltsin C. Dapu A.K.T. Dundu, Ronny Walangitan Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email: yeltsindapu@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH Derry Febrian Putra 1 dan Theresita Herni Setiawan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan rumput laut merah Kappaphycus alvarezii Lampiran 3. Gambar Simplisia dan Serbuk Kasar Simplisia Rumput Laut Merah Kappaphycus alvarezii

Lebih terperinci