BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 08 ANALISIS VARIAN 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN"

Transkripsi

1 BAB 08 ANALISIS VARIAN Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Oleh karena itu pada bagian ini (Analisis Varian) akan dibahas secara rinci tentang; analisis varian satu jalan, penggunaan hasil analisis satu jalan, analisis varian dua jalan, dan penggunaan hasil analisis dua jalan. 8.1 ANALISIS VARIAN SATU JALAN Analisis varian atau analysis of variance (Anova) biasa digunakan untuk menguji perbandingan. Peneliti yang ingin menguji hipotesis komparasi (perbandingan) pada umumnya menggunakan alat uji analisis varian. Karena itu analisis varian digunakan untuk menguji hipotesis komparasi rata rata k sampel. Sesuai dengan namanya, analisis varian yaitu teknik analisis yang digunakan untuk menentukan apakah perbedaan atau variasi nilai suatu variabel terikat itu disebabkan oleh atau tergantung pada perbedaan (variasi) nilai pada variabel bebas. Perlu dipahami bahwa dalam analisis varian terdapat dua komponen varian nilai yang harus dipisah pisahkan karena memiliki makna yang berbeda, yaitu (1) komponen varian antara kelompok (between groups) yang benar benar disebabkan oleh perbedaan varian nilai variabel bebas dan (2) komponen varian dalam kelompok (within groups) yang tidak disebabkan oleh perbedaan varian nilai variabel bebas. Varian antara kelompok (between groups) yang benar benar disebabkan oleh perbedaan varian nilai variabel bebas biasa disebut dengan istilah Explained 299

2 300 variance atau sumbangan efektif. Varian dalam kelompok (within groups) yang tidak disebabkan oleh perbedaan varian nilai variabel bebas biasa disebut dengan istilah Unexplained variance. Untuk melakukan analisis varian dapat menggunakan rumus sebagai berikut: Y μ τ ε Penjelasan: Y = Sekor sebenarnya variabel terikat untuk semua subyek µ = Rata rata sekor variabel terikat untuk semua subyek τ = Perbedaan (variasi) sekor variabel terikat antara kelompok = Perbedaan (variasi) sekor variabel terikat dalam kelompok ε Untuk memperoleh pemahaman yang lebih konkrit tentang bagaimana penerapan atau aplikasi analisis varian dalam penelitian pendidikan dapat diberikan contoh atau ilustrasi sebagai berikut. Kasus 8.1 Seorang guru ingin melakukan pengujian terhadap perolehan hasil belajar siswa yang disebabkan oleh penggunaan waktu belajar siswa. Dalam pengujian ini sebagai variabel terikat (Y) adalah hasil belajar. Sebagai variabel bebasnya (X) adalah lama waktu belajar (dalam jam) yang dikelompokkan menjadi empat yaitu 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Jumlah responden untuk masing masing kelompok sebanyak 4 orang dan tingkat kesalahan yang dipilih yaitu 5%. Setelah dilaksanakan tes kepada seluruh responden maka diperoleh data sbb: Tabel 8.1 Sekor hasil tes belajar siswa berdasarkan lama belajarnya Responden Lamanya Belajar (jam) ,50 84,00 87,20 86,80 87,50 83,10 87,00 87,80 79,30 83,80 82,00 82,50 83,30 84,00 82,80 82,50 1) Menginput Data Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa kesalahan pada saat menginput data maka akan mengakibatkan kesalahan hasil analisis data. Oleh karena

3 301 itu perlu diperhatikan baik baik ketika menginput data yang akan diolah menggunakan statistik analisis varian. Berdasarkan data di atas perlu ditetapkan bahwa variabel bebas (X) yaitu lama belajar dan variabel terikat (Y) hasil belajar. Pada variabel bebas lama belajar terdiri atas 2, 3, 4, dan 5 masing masing sebanyak 4 responden. Pada variabel bebas diisikan dengan sekor hasil tes yang dicapai oleh masing masing responden sesuai dengan lamanya waktu yang digunakan untuk belajar. Masing masing waktu terdiri atas 4 responden sehingga 2 jam ada 4 responden, 3 jam ada 4 responden. Demikian juga untuk lama belajar 4 dan 5 jam masing masing 4 responden. Berdasarkan penyajian data yang ada maka input ke program SPSS yang harus dilakukan ditunjukkan sbb. (1) Tampilkan Variable View yang terdapat pada jendela SPSS Statistics Data Editor sehingga muncul kotak dialog sbb. Gambar 8.1 Kotak dialog Variable View pada SPSS Statistic Data Editor untuk menseting variabel penelitian

4 302 Penjelasan: a. Pada kolom Name: isikan dengan nama variabel, misalkan X. Pengisian nama ini tidak boleh terlalu panjang. b. Kolom Type boleh dibiarkan atau tidak diubah. Pada kolom ini terdapat 8 option yang dapat dipilih salah satu. c. Kolom Width boleh diubah boleh tidak. d. Kolom Decimals dapat diubah menjadi tanpa desimal, satu desimal, dua desimal, atau lebih. e. Kolom Label: isikan dengan keterangan yang diperlukan. Misalkan variabel X adalah lama belajar, maka pada kolom Label dapat diisikan dengan keterangan Lama Belajar. f. Pada kolom Values: isikan dengan nilai dan labelnya. Misalkan 1 untuk mewakili 2 jam, maka pada kotak ValueI: di isi 1 dan pada kotak Label: di isi dengan 2 jam. Apabila data yang diinput berupa nilai atau sekor yang tidak memerlukan penjelasan maka tidak perlu mengubah pada kolom ini. g. Pada kolom Columns digunakan untuk mengatur lebar kolom yang diinginkan. h. Kolom Align digunakan untuk mengatur posisi data yang akan diinput yaitu rata kiri, rata kanan, dan ditengah. i. Kolom Measure digunakan untuk menentukan atau memilih jenis skala pengukuran yang digunakan. Pada kolom ini terdapat tiga pilihan yang berupa Scale, Ordinal, dan Nominal. Perubahan perubahan tersebut berlaku untuk satu baris pada baris kedua dan seterusnya perlu pengaturan tersendiri. Karena itu setiap pengaturan pada kolom yang ditampilkan oleh Variable View hanya akan berpengaruh pada satu baris tida seluruh baris pada kolom tersebut. Apabila seting untuk variabel yang digunakan untuk menginput data telah selesai maka kotak dialog Gambar 8.1 di atas akan berubah tampilan dan tampak sbb.

5 303 Gambar 8.2 Kotak dialog Variable View pada SPSS Statistic Data Editor setelah variabel penelitian diseting Apabila diperhatikan, pada baris pertama digunakan untuk menseting variabel bebas (X) yang berupa lama belajar. Pada baris kedua digunakan untuk menseting variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa yang berupa sekor hasil tes. Pada kolom tertentu untuk baris pertama, kedua, dan seterusnya dapat berbeda satu dengan lainnya akan tetapi pada kolom tertentu kemungkinan akan diseting sama. Pengaturan tersebut tidak ada keharusan untuk sama antara baris pertama dan baris berikutnya. Setiap baris yang terdapat pada Variable View merupakan kolom ketika berada pada jendela Data View. Meskipun semua variabel telah diseting ke dalam program, maka yang ditampilkan pada layar monitor hanya nama variabelnya saja yang lainnya tidak ditampilkan pada layar monitor. Setingan lain akan terlihat efeknya ketika data masing masing variabel diinput.

6 304 (2) Apabila pensetingan terhadap variabel penelitian dianggap telah selesai, selanjutnya Pilih dan klik pada Data View sehingga akan menampilkan kotak dialog sbb. Gambar 8.3 Kotak dialog Data View pada SPSS Statistic Data Editor sebelum data masing masing variabel penelitian diinput Berdasarkan kotak dialog Gambar 8.3 di atas, maka data hasil tes pada Tabel 8.1 dapat diinput ke program SPSS sbb. a. Inputkan angka 1 di kolom X pada baris 1 4, angka 2 di baris 5 8, angka 3 di baris 9 12, dan angka 4 di baris ke b. Inputkan sekor hasil tes yang terdapat di kolom 2 pada Tabel 8.1 ke baris 1 4 pada kolom variabel terikat (Y). c. Inputkan sekor hasil tes yang terdapat di kolom 3 pada Tabel 8.1 ke baris 5 8 pada kolom variabel terikat (Y).

7 305 d. Inputkan sekor hasil tes yang terdapat di kolom 4 pada Tabel 8.1 ke baris 9 12 pada kolom variabel terikat (Y). e. Inputkan sekor hasil tes yang terdapat di kolom 5 pada Tabel 8.1 ke baris pada kolom variabel terikat (Y). (3) Setelah selesai menginput seluruh data, maka kotak dialog Gambar 8.3 di atas akan berubah menjadi sebagaimana terlihat pada Gambar 8.4. Gambar 8.4 Kotak dialog Data View pada SPSS Statistic Data Editor setelah data masing masing variabel penelitian diinput Pasangan data sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 8.4 di atas dapat dibaca bahwa: (1) Siswa yang lama belajarnya 2 jam mendapatkan sekor hasil belajar 79,30; 83,80; 82,00; dan 82,50.

8 306 (2) Siswa yang lama belajarnya 3 jam mendapatkan sekor hasil belajar 85,50; 87,20; 87,50; dan 87,00. (3) Siswa yang lama belajarnya 4 jam mendapatkan sekor hasil belajar 84,00; 86,80; 83,10; dan 87,80. (4) Siswa yang lama belajarnya 5 jam mendapatkan sekor hasil belajar 83,30; 84,50; 82,80; dan 82,50. 2) Menganalisis data Berdasarkan data yang ada, untuk menganalisis menggunakan Analisis Varian dapat dilakukan sbb. (1) Pilih dan klik pada menu Analyze yang akan memunculkan submenu baru kemudian pilih pada Compare Means kemudian pilih dan klik pada bagian One Way ANOVA sehingga akan muncul kotak dialog sbb. Gambar 8.5 Kotak dialog untuk penetapan variabel dependent dan variabel faktor pada analisis One Way ANOVA sebelum diisi

9 307 Cara pengisian: (a) Pilih dan klik pada variabel Hasil Belajar (Y) kemudian klik pada tanda panah ke kanan yang terdapat di sebelah kanan kotak Dependent list. (b) Pilih dan klik pada variabel Lama Belajar (X) kemudian klik pada tanda panah ke kanan yang terdapat di sebelah kanan kotak Factor. Dengan pengisian tersebut karena hanya ada dua variabel maka pada kotak yang terdapat di sebelah kiri menjadi kosong. Variabel Hasil Belajar dipindahkan ke kotak Dependent list dan variabel lama belajar dipindahkan ke kotak Factor. (c) Setelah penetapan variabel terikat dan variabel faktor, maka tampilan kotak dialog Gambar 8.5 akan berubah menjadi sbb. Gambar 8.6 Kotak dialog penetapan variabel dependent dan variabel faktor pada analisis One Way ANOVA setelah diisi (2) Berdasarkan pada kotak dialog Gambar 8.6 pilih dan klik bagian Post Hoc...sehingga muncul kotak dialog sbb.

10 308 Gambar 8.7 Kotak dialog pemilihan besaran hasil analisis yang dikehendaki pada analisis One Way ANOVA: Post Hoc Multiple Comparisons (3) Pilih dan klik pada Tukey sehingga kotak kecil yang terdapat di depannya akan terisi tanda cek lis ( ), kemudian pilih dan klik pada bagian Continue sehingga sistem akan menampilkan kotak dialog seperti pada Gambar 8.8. Gambar 8.8 Kotak dialog penetapan variabel dependent dan variabel faktor pada analisis One Way ANOVA setelah pengisian Post Hoc...

11 309 Kotak dialog Gambar 8.6 dan Gambar 8.8 tampak tidak ada perbedaan sama sekali, hal ini karena Post Hoc...merupakan bagian dari dialog One Way ANOVA sehingga tampak tidak ada perbedaan. Berdasarkan kedua gambar tersebut apabila masing masing diklik pada bagian OK akan memberikan hasil analisis yang berbeda. Pada Gambar 8.8 akan memberikan out put yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan out put yang dihasilkan oleh Gambar 8.6. (4) Berdasarkan pada Gambar 8.8 pilih dan klik pada bagian OK sehingga akan memberikan out put (hasil) analisis sbb. Oneway Hasil Belajar ANOVA Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Post Hoc Tests Multiple Comparisons Hasil Belajar Tukey HSD (I) Lama Belajar (J) Lama Belajar Mean Difference (I J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 2 jam 3 jam * jam * jam

12 310 3 jam 2 jam * jam jam * jam 2 jam * jam jam jam 2 jam jam * jam *. The mean difference is significant at the 0.05 level. Homogeneous Subsets Tukey HSD a Hasil Belajar Lama Belajar N Subset for alpha = jam jam jam jam Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000. Berdasarkan out put di atas maka menunjukkan bahwa analisis varian telah selesai dilakukan permasalah selanjutnya yaitu bagaimana menggunakan besaran

13 311 besaran statistik dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Untuk memahami dengan baik bagaimana memanfaatkan besaran statistik yang dihasilkan pada analisis varian dapat diikuti pada pembahasan di bagian 8.2 berikut. 8.2 PENGGUNAAN HASIL ANALISIS SATU JALAN Berdasarkan hasil (out put) analisis varian tersebut di atas menunjukkan tiga komponen utama yang berupa: (1) ANOVA, (2) Post Hoc Test yang berupa Multiple Comparisons, dan (3) Homogeneous Subsets. Di sisi lain, penggunaan analisis varian terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam penerapan penelitian yang berupa: 1) Penentuan signifikansi umum 2) Penentuan signifikansi perpasangan (multiple comparisons) 3) Penentuan komponen varian Masing masing komponen yang diperlukan pada analisis varian tersebut dapat dijelaskan sbb. PENENTUAN SIGNIFIKANSI UMUM Sebagaimana pada penelitian umumnya, penentuan signifikansi sangat berkaitan dengan pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, sebelum menentukan signifikansi terlebih dahulu dirumuskan hipotesis sbb. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam) H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam) Hasil analisis menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa besaran statistik yang ditampilkan pada Tabel ANOVA dapat disajikan sbb.

14 312 ANOVA Hasil Belajar Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Kriteria yang digunakan: (1) Menggunakan harga koefisien F a. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak. b. Apabila F hitung lebih kecil daripada F tabel, maka Ho diterima. (2) Menggunakan harga probabilitas atau koefisien Significance a. Apabila hargha probabilitas atau koefisien significance lebih kecil daripada alpha (α), maka Ho ditolak. b. Apabila hargha probabilitas atau koefisien significance lebih besar daripada alpha (α), maka Ho diterima. Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel ANOVA menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil hitungan sebesar 0,004 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan (alpha) yang ditetapkan yaitu 0,05. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengetesan hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam) ditolak yang berarti bahwa hasil pembuktian menerima hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa secara signifikan (meyakinkan) antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam). Apabila menggunakan harga koefisien F maka kita harus mencari besarnya F tabel terlebih dahulu untuk alpha 5% dengan dk pembilang 3 dan dk penyebut 12 sehingga diperoleh harga koefisien F tabel sebesar 3,49. Hasil analisis menunjukkan harga koefisien F hitung sebesar 7,531. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa F hitung > F tabel sehingga Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam) ditolak. Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar siswa (2, 3, 4, dan 5 jam).

15 313 Kesimpulan pada signifikansi umum ini menunjukkan bahwa setidak tidaknya terdapat satu pasang (dua kelompok) yang berbeda secara signifikan (nyata). Kesimpulan signifikansi umum pada analisis varian tersebut tidak dapat diartikan bahwa setiap pasangan pasti berbeda secara signifikan (nyata). PENENTUAN SIGNIFIKANSI PER PASANGAN (MULTIPLE COMPARISONS) Meskipun telah diuji signifikansinya secara umum masih diperlukan pengujian signifikansi untuk setiap pasangan. Hasil pengujian signifikansi secara umum pada analisis varian meskipun menyatakan ada perbedaan secara signifikan (nyata), maka tidak dapat diartikan bahwa setiap pasangan pasti berbeda secara signifikan (nyata). Hasil pembuktian tersebut hanya dapat dinyatakan setidak tidaknya ada satu pasang (dua kelompok) yang berbeda secara signifikan (nyata). Oleh karena itu perlu adanya pengujian per pasangan untuk menentukan pasangan mana yang berbeda secara signifikan dan pasangan mana yang tidak berbeda. Untuk mengetahui pasangan pasangan mana yang berbeda secara signifikan dan pasangan pasangan mana yang tidak berbeda diperlukan adanya uji signifikansi per pasangan. Untuk memudahkan dalam menentukan pasangan pasangan yang berbeda secara signifikan dan pasangan pasangan yang tidak berbeda dapat dilihat pada output hasil analisis yang disajikan pada tabel Multiple Comparisons berikut ini. Hasil Belajar Tukey HSD Multiple Comparisons (I) Lama Belajar (J) Lama Belajar Mean Difference (I J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 2 jam 3 jam * jam *

16 314 5 jam jam 2 jam * jam jam * jam 2 jam * jam jam jam 2 jam jam * jam * The mean difference is significant at the 0.05 level. Berdasarkan tabel Multiple Comparisons menunjukkan bahwa terdapat beberapa pasangan yang berbeda secara nyata (signifikan). Salah satu ciri yang sangat mudah untuk dikenali bahwa pasangan tersebut berbeda secara signifikan (nyata) yaitu nilai pada kolom Mean Difference (i j) diberi tanda bintang. Beberapa pasangan yang berbeda secara nyata untuk hasil analisis di atas dapat ditunjukkan sbb. a. Pasangan 2 3 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,004 (0,004 < 0,05). b. Pasangan 2 4 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,038 (0,038 < 0,05). c. Pasangan 3 5 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,038 (0,038 < 0,05). Beberapa pasangan yang lainnya berdasarkan hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan, yaitu a. Pasangan 2 5 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,626 (0,626 > 0,05). b. Pasangan 3 4 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,626 (0,626 > 0,05).

17 315 c. Pasangan 4 5 jam, dengan Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,275 (0,275 > 0,05). Cara lain untuk menentukan pasangan pasangan mana yang berbeda secara signifikan dapat juga dilihat pada tabel Homogeneous Sabsets hasil belajar. Tabel ini menyajikan pasangan pasangan yang dinyatakan tidak berbeda, yaitu dapat ditunjukkan sbb. Tukey HSD a Hasil Belajar Lama Belajar N Subset for alpha = jam jam jam jam Sig Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000. Penjelasan: Isi tabel Homogeneous Sabsets hasil belajar dapat dibaca sbb. a. Pasangan 2 5 jam dinyatakan tidak berbeda karena signifikansi hitung lebih besar dari alpha (0,626 > 0,05). b. Pasangan 5 4 jam dinyatakan tidak berbeda karena signifikansi hitung lebih besar dari alpha (0,275 > 0,05). c. Pasangan 4 3 jam dinyatakan tidak berbeda karena signifikansi hitung lebih besar dari alpha (0,626 > 0,05). Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan bahwa terdapat tiga pasangan yang tidak berbeda. Dengan demikian pasangan pasangan selebihnya dapat dinyatakan berbeda secara signifikan (nyata).

18 316 PENENTUAN KOMPONEN VARIAN Out put atau hasil olahan komputer dan hasil olahan secara manual untuk analisis varian atau yang lain, pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Pada analisis varian yang utama adalah digunakan untuk menghitung komponen varian sebagaimana yang dinyatakan pada rumus; Y μ τ ε Komponen komponen yang terdapat pada rumus di atas berupa; jumlah kuadrat total (sum of squares total), jumlah kuadrat antara kelompok (sum of squares between groups), dan jumlah kuadrat dalam kelompok (sum of squares within groups). Hasil analisis ini terdapat pada tabel ANOVA yang terdiri atas enam kolom dan tiga baris. Untuk memberikan apa makna dari angka angka statistik yang dihasilkan perlu ditunjukkan kembali tabel ANOVA sbb. Hasil Belajar Sum of Squares ANOVA Df Mean Square Between Groups Within Groups Total F Sig. Berdasarkan hasil analisis yang ditampilkan pada tabel ANOVA maka dapat dihitung besarnya komponen varian masing masing dengan cara sbb. a. Persentase komponen varian antarkelompok (between groups) sebesar 57,265 x 100% 65,31% 87,680 b. Persentase komponen varian dalam kelompok (within groups) sebesar 30,415 x 100% 34,69% 87,680 Hasil perhitungan tersebut berarti bahwa sebesar 65,31% varian pada variabel terikat (hasil belajar siswa) disebabkan oleh variasi atau perbedaan pada nilai

19 317 variabel bebas yang berupa lamanya siswa belajar (jam). Selebihnya sebesar 34,69% tidak diketahui sebabnya. Berdasarkan pembahasan tersebut menunjukkan bahwa pada analisis varian terdapat tiga hal pokok yang harus dilakukan. Ketiga hal pokok yang harus dilakukan pada analisis varian yaitu berupa: 1) Analisis signifikansi secara umum Pada analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis secara umum tanpa harus melihat per pasangan. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, meskipun pada hasil analisis secara umum menyatakan ada perbedaan secara signifikan (nyata) maka kita dapat menyatakan bahwa setidaktidaknya terdapat satu pasangan (dua kelompok) yang berbeda secara signifikan (nyata). Hasil tersebut tidak dapat diartikan bahwa setiap pasangan pasti berbeda secara signifikan (nyata). 2) Analisis signifikansi per pasangan Analisis signifikansi per pasangan ini digunakan untuk memberikan penjelasan atas analisis signifikansi secara umum. Pada bagian analisis ini dapat digunakan untuk menunjukkan pasangan pasangan mana yang berbeda secara signifikan dan pasangan pasangan mana yang tidak berbeda. Output hasil analisis yang dapat digunakan yaitu ditampilkan pada tabel Multiple Comparisons. 3) Besarnya komponen varian Bagian ini dimaksudkan untuk menghitung berapa besarnya setiap komponen varian (yaitu komponen penjelas dan bukan penjelas). Berdasarkan pada contoh di atas, maka besarnya Komponen penjelas varian dihitung berdasarkan pada Sum of Square pada baris Between groups. Besarnya Komponen bukan penjelas varian dihitung berdasarkan pada Sum of Square pada baris Within groups dari total Sum of Square. 8.3 ANALISIS VARIAN DUA JALAN Sebagaimana telah dibahas sebelumnya pada analisis varian satu jalan, analisis varian dua jalan merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menentukan apakah perbedaan atau variasi nilai suatu variabel terikat disebabkan oleh atau tergantung pada perbedaan (variasi) nilai pada dua variabel bebas. Pada analisis varian dua jalan terdapat empat komponen varian nilai yang harus

20 318 dipisah pisahkan karena memiliki makna yang berbeda, yaitu (1) komponen explained varian untuk seluruh variabel bebas (X1 + X2), (2) komponen explained varian variabel bebas X1 saja, (3) komponen explained varian variabel bebas X2 saja, dan (4) komponen unexplained varian. Dengan demikian pada analisis varian dua jalan tidak kita temukan istilah varian antar kelompok (between groups) dan varian dalam kelompok (within groups). Untuk melakukan analisis menggunakan analisis varian dua jalan tahapannya tidak jauh berbeda dengan analisis varian satu jalan. Karena itu besaran angka yang dihasilkan oleh SPSS digunakan untuk: 1) Menentukan signifikansi secara umum. 2) Menentukan signifikansi per pasangan. 3) Menentukan besaran masing masing komponen varian. Sebagai bahan penjelasan secara rinci diberikan contoh kasus yang disajikan pada bagian berikut. Contoh 8.2 Seorang guru ingin melakukan pengujian terhadap perolehan hasil belajar siswa yang disebabkan oleh penggunaan waktu belajar siswa. Dalam pengujian ini sebagai variabel terikat (Y) adalah hasil belajar. Sebagai variabel bebas pertama (X1) adalah lama waktu belajar (dalam jam) yang dikelompokkan menjadi empat yaitu 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Sebagai variabel bebas kedua (X2) yaitu kemampuan awal siswa yang dikelompokkan menjadi tinggi dan rendah. Jumlah responden untuk masing masing kelompok sebanyak 4 orang dan tingkat kesalahan yang dipilih yaitu 5%. Setelah dilaksanakan tes kepada seluruh responden maka diperoleh data sbb: Tabel 8.2 Sekor hasil tes belajar siswa berdasarkan lama belajarnya dan tingkat kemampuan awal siswa Kemampuan Awal Tinggi Rendah Lamanya Belajar (jam)

21 319 Berdasarkan data di atas maka variabel bebas lama belajar terdiri atas 2, 3, 4, dan 5 masing masing sebanyak 8 responden yang terdiri atas kemampuan awalnya tinggi 4 responden dan kemampuan awalnya rendah 4 responden. Pada variabel bebas diisikan dengan sekor hasil tes yang dicapai oleh masingmasing responden sesuai dengan lamanya waktu yang digunakan untuk belajar. Dengan demikian masing masing lama waktu belajar terdiri atas 8 responden. Berdasarkan penyajian data yang ada maka input ke program SPSS yang harus dilakukan ditunjukkan sbb. (1) Tampilkan Variable View yang terdapat pada jendela SPSS Statistics Data Editor sehingga muncul kotak dialog sebagaimana terlihat pada Gambar 8.9. Gambar 8.9 Kotak dialog Variable View pada SPSS Statistic Data Editor untuk menseting variabel penelitian

22 320 Cara Pengisian: a) Pada baris pertama kolom Name isikan dengan nama X1 sebagai variabel bebas pertama (lama belajar). Dalam membuat nama variabel usahakan sesingkat mungkin (tidak perlu terlalu panjang). b) Pada baris pertama kolom Label isikan nama secara lengkap dari variabel bebas pertama yang sebagai penjelasan X1, yaitu Lama Belajar. Hal ini apabila diperlukan untuk menjelaskan nama variabel yang telah dtetapkan sebelumnya. Nama yang dicantumkan pada kolom Label ini akan ditampilkan pada output hasil analisis. c) Pada baris pertama untuk kolom Value buatlah label dengan ketentuan sbb. (a) Value: 1 untuk label 2 jam; (b) Value: 2 untuk label 3 jam; (c) Value: 3 untuk label 4 jam; dan (d) Value: 4 untuk label 5 jam. d) Pada baris kedua untuk kolom Name isikan nama variabel bebas kedua (kemampuan awal) dengan nama X2. Sebagaimana pada variabel sebelumnya, dalam membuat nama variabel usahakan sesingkat mungkin (tidak perlu terlalu panjang). e) Pada baris kedua untuk kolom Value buatlah label dengan ketentuan sbb. Value: 1 untuk label kemampuan awal tinggi, dan Value: 2 untuk label kemampuan awal rendah. f) Pada baris kedua kolom Label isikan nama lengkap variabel bebas kedua yang sebenarnya sebagai penjelasan X2, yaitu Kemampuan Awal siswa. Nama variabel yang tertulis pada kolom Label ini ditampilkan pada saat memilih variabel yang akan dianalisis dan juga pada out put hasil analisis. g) Pada baris ketiga kolom Name Isikan nama variabel terikat yang berupa hasil belajar dengan nama Y. Penulisan nama variabel usahakan sesingkat mungkin (tidak perlu terlalu panjang). h) Pada baris ketiga untuk kolom Label Isikan nama variabel terikat secara lengkap yang sebenarnya sebagai penjelasan Y, yaitu Hasil Belajar siswa. Nama variabel yang tertulis pada kolom Label ini ditampilkan pada saat memilih variabel yang akan dianalisis dan juga pada out put

23 321 hasil analisis. Penulisan nama pada kolom ini (Label) bisa ditulis dengan panjang sebagaimana nama variabel yang sebenarnya. Setelah informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian diseting sesuai dengan kebutuhan maka hasilnya akan tampak pada Gambar 8.10 berikut ini. Gambar 8.10 otak dialog seting variabel variabel penelitian pada jendela SPSS Statistics Data Editor Variable View (2) Berdasarkan pada tampilan Gambar 8.10 tersebut menunjukkan bahwa variabel penelitian yang akan dianalisis telah selesai dan siap menerima input data. Variabel yang telah diseting yaitu X1 berupa lama belajar, X2 berupa kemampuan awal siswa, dan Y adalah hasil belajar. Sesuai dengan kotak dialog Gambar 8.10 pilih dan klik pada bagian Data View sehingga tampilan Gambar 8.10 berubah menjadi sbb.

24 322 Gambar 8.11 Kotak dialog pengisian data untuk masing masing variabel penelitian pada jendela SPSS Statistics Data Editor Cara menginput data masing masing variabel sbb. a. Pada kolom variabel bebas X1 (lama belajar) isikan angka angka sbb. a) Angka 1 pada baris pertama sampai baris kedelapan, yang berarti lama belajar 2 jam. b) Angka 2 pada baris kesembilan sampai baris keenam belas, yang berarti lama belajar 3 jam. c) Angka 3 pada baris ketujuh belas sampai baris kedua puluh empat, yang berarti lama belajar 4 jam. d) Angka 4 pada baris kedua puluh lima sampai baris ketiga puluh dua, yang berarti lama belajar 5 jam. b. Pada kolom variabel bebas X2 (kemampuan awal siswa) isikan angkaangka sbb.

25 323 a) Angka 1 pada baris pertama sampai baris keempat, yang berarti kemampuan awal tinggi. b) Angka 2 pada baris kelima sampai baris kedelapan, yang berarti kemampuan awal rendah. c) Angka 1 pada baris kesembilan sampai baris kedua belas, yang berarti kemampuan awal tinggi. d) Angka 2 pada baris ketiga belas sampai baris keenam belas, yang berarti kemampuan awal rendah. e) Angka 1 pada baris ketujuh belas sampai baris kedua puluh, yang berarti kemampuan awal tinggi. f) Angka 2 pada baris kedua puluh satu sampai baris kedua puluh empat, yang berarti kemampuan awal rendah. g) Angka 1 pada baris kedua puluh lima sampai baris kedua puluh delapan, yang berarti kemampuan awal tinggi. h) Angka 2 pada baris kedua puluh sembilan sampai baris ketiga puluh dua, yang berarti kemampuan awal rendah. c. Pada kolom variabel terikat Y isikan hasil belajar secara berurutan dari lama belajar 2 jam dengan kemampuan awal tinggi, kemmpuan awal rendah sampai lama belajar 5 jam dengan kemampuan awal tinggi sampai ke kemampuan awal rendah. Setelah selesai menginput data untuk semua variabel, maka tampilan layar monitor akan terlihat sebagaimana ditampilkan pada Gambar 8.12 pada halaman berikut ini. Pada kotak dialog Gambar 8.12 hanya tampak sebanyak 19 baris sedangkan data yang sebenarnya ada sebanyak 32 baris, yaitu 4 kelompok lama belajar dikalikan 8 responden. Perlu diperhatikan bahwa setiap kelompok lama belajar terdiri atas kemampuan awal tinggi dan rendah, sedangkan untuk kelompok kemampuan awal tinggi ada 4 responden dan kelompok kemampuan awal rendah ada 4 responden sehingga tiap satu kelompok lama belajar terdiri atas 8 responden. Selanjutnya, setelah selesai menginput seluruh data hasil penelitian dapat dilakukan analisis data dengan tahapan sbb.

26 324 Gambar 8.12 Kotak dialog SPSS Statistics Data Editor yang telah diisi data untuk masing masing variabel penelitian Apabila kita melihat kondisi tampilan lembar kerja SPSS Statistics Data Editor sebagaimana terlihat pada Gambar 8.12 maka kita telah siap untuk melakukan berbagai analisis yang dikehendaki. Data yang telah diinput sebagaimana terlihat pada Gambar 8.12 sudah dapat dianalisis sesuai dengan disain yang dibuatnya. Untuk melakukan analisis varian dengan dua jalur atau analisis varian dengan klasifikasi ganda dapat dilakukan dengan cara sbb. (1) Berdasarkan pada jendela SPSS Statistics Data Editor Data View, pilih dan klik pada menu Analyze sehingga ditampilkan submenu Analyze sbb.

27 325 Gambar 8.13 Kotak dialog tentang pemilihan alat analisis varian dua jalan yang akan digunakan untuk mengolah data (2) Pilih pada General Linear Model sehingga di sebelah kanannya muncul 4 submenu General Linear Model yang berupa Univariate, Multivariate, Repeated Measures, dan Variance Components sebagaimana terlihat pada Gambar Berdasarkan empat submenu tersebut pilih dan klik pada bagian Univariate, sehingga akan menampilkan kotak dialog sebagaimana yang ditampilkan pada Gambar Cara penetapan variabel yang akan di analisis sbb. a. Pilih dan klik pada variabel hasil belajar (Y) sehingga bagian tersebut menjadi diblok, kemudian pilih dan klik pada tanda panah ke kanan yang mengarah pada kotak Dependent Variable sehingga variabel hasil belajar (Y) berada pada kotak Dependent Variable.

28 326 b. Pilih dan klik pada variabel bebas untuk lama belajar (X1) sehingga bagian tersebut menjadi diblok, kemudian pilih dan klik pada tanda panah ke kanan yang mengarah pada kotak Fixed Factor(s) sehingga variabel lama belajar (X1) berada pada kotak Fixed Factor(s). Gambar 8.14 Kotak dialog penetapan variabel dependen (terikat) dan variabel faktor tetap pada analisis varian dua jalan c. Pilih dan klik pada variabel bebas untuk kemampuan awal siswa (X2) sehingga bagian tersebut menjadi diblok, kemudian pilih dan klik pada tanda panah ke kanan yang mengarah pada kotak Fixed Factor(s) sehingga variabel kemampuan awal siswa (X2) berada pada kotak Fixed Factor(s).

29 327 Sampai pada tahap ini, setelah menentapkan variabel dependen (terikat) dan variabel vaktor maka tampilannya akan terlihat sbb. Gambar 8.15 Kotak dialog penetapan variabel dependen (terikat) dan variabel faktor pada analisis varian dua jalan yang terisi Sebelum melaksanakan seting lebih lanjut perlu diamati dan dicermati dengan baik sehingga penempatan variabel variabel yang akan di analisis tidak keliru. Kesalahan menempatkan variabel pada kotak yang tidak sesuai akan mengakibatkan kesalahan besar pada out put yang ditampilkan. Pada analisis varian dua jalan ini hanya terdapat satu variabel terikat (dependent variable) yang dapat ditentukan oleh dua variabel bebas. Kedua variabel bebas tersebut ditempatkan secara bersama pada kotak Fixed Factor(s). Ini sebagai langkah awal penempatan variabelvariabel yang akan dianalisis. (3) Berdasarkan kotak dialog Gambar 8.15 pilih dan klik pada bagian Model sehingga ditampilkan kotak dialog sbb. (4) Berdasarkan pada Gambar 8.16 pilih dan klik pada bagian Custom untuk menspesifikasi model. Dengan menklik pada bagian Custom tersebut

30 328 maka mengakibatkan tampilan kotak Factors dan Covariates menjadi lebih terang. Gambar 8.16 Kotak dialog penetapan model analisis varian dua jalan antara Full factorial atau Custom Apabila tidak dilakukan pengaturan untuk spesifikasi model analisis variannya maka out put hasil analisis yang ditampilkan oleh sesuai dengan yang diseting oleh program (default) yang kemungkinan tidak memenuhi apa yang menjadi harapan kita. Untuk melihat hasilnya sebagai pembuktian dapat dilakukan percobaan analisis guna melihat perbedaan out put yang ditampilkan. (5) Pilih dan klik pada bagian X1 dan X2 yang terdapat pada kotak Factors dan Covariates kemudian klik tanda panah ke kanan yang terdapat pada kotak Build Term(s) untuk memindahkan variabel X1 dan X2 ke kotak Model. Langkah ini menetapkan bahwa variabel X1 dan variabel X2 ditetapkan sebagai variabel yang akan menentukan variasi nilai pada variabel terikat.

31 329 (6) Pilih dan klik pada bagian Interaction yang terdapat pada bagian Build Term(s) dengan cara menklik pada tanda panah ke bawah yang terdapat di sebelah kanan Interaction sehingga muncul beberapa pilihan. Berdasarkan alternatif yang ada pilih pada alternatif: All 2 way. Alternatif yang ditawarkan oleh sistem yaitu ada 5 pilihan yang berupa: a. Interaction. b. Main effects. c. All 2 way. d. All 3 way. e. All 4 way. (7) Pada bagian Sum of Square yang terdapat di sebelah kiri bawah isiannya perlu gantikan dengan Type I. Setelah pengaturan seluruhnya selesai maka tampilan hasil seting kotak dialog Univariate: Model akan tampak sbb. Gambar 8.17 Kotak dialog penetapan model analisis varian dua jalan yang telah diisi

32 330 (8) Berdasarkan kotak dialog Gambar 8.17 pilih dan klik pada bagian Continue sehingga kembali seperti pada tampilan Gambar Gambar 8.18 Kotak dialog penetapan variabel dependen (terikat) dan variabel faktor pada analisis varian dua jalan yang telah diseting modelnya Apa yang ditampilkan pada Gambar 8.18 kelihatan tidak ada beda dengan apa yang ditampilkan pada Gambar Hal ini tidak berarti bahwa tidak perlu dilakukan seting model, karena tampilan tersebut apabila di berikan perintah untuk proses lebih lanjut maka keduanya akan menghasilkan out put yang sangat berbeda. Pada Gambar 8.18 telah dilakukan seting terhadap model sedangkan pada Gambar 9.15 belum dilakukan seting terhadap model. Dengan demikian kondisi keduanya sangat berbeda satu dengan lainnya. Pada analisis varian dua jalan sebenarnya terdapat banyak pilihan yang dapat ditampilkan pada out put hasil analisis. Beberapa pilihan yang terdapat pada analisis varian dua jalan tersebut berupa; Model, Contrasts, Plots, Post Hoc, save, dan ptions. Namun demikian sering kali tidak semua

33 331 pilihan tersebut diaktifkan atau diperlukan sehingga seting hanya dilakukan pada bagian tertentu yang memang benar benar diperlukan hasilnya. Bagian yang paling sering digunakan ketika menganalisis data dengan varian dua jalan yaitu Model dan Post Hoc. (9) Pilih dan klik pada bagian Post Hoc...yang terdapat disebelah kanan atas sehingga menampilkan kotak dialog sbb. Gambar 8.19 Kotak dialog penentuan variabel Post Hoc Tests dan Equal Variances Assumed untuk analisis varian dua jalan Cara pengisian: a. Pilih dan klik pada factor(s) X1 kemudian pilih dan klik pada tanda panah ke kanan untuk memasukkan variabel X1 ke kotak Post Hoc Tests.

34 332 b. Pilih dan klik pada factor(s) X2 kemudian pilih dan klik pada tanda panah ke kanan untuk memasukkan variabel X2 ke kotak Post Hoc Tests. c. Pilih dan klik pada bagian Tukey yang terdapat pada kotak Equal Variances Assumed dengan cara menklik pada kotak kecil di sebelah kirinya. Pada analisis varian, baik satu jalan atau lebih perlu untuk melakukan tes terhadap Post Hoc Tests dan Tukey Test sehingga dapat menganalisis signifikansi per pasangan. (10) Pilih dan klik pada bagian Continue sehingga tampilan pada Gambar 9.19 akan berubah menjadi berikut ini. Gambar 8.20 Kotak dialog penentuan Post Hoc Tests dan Equal Variances Assumed Tukey Test untuk analisis varian dua jalan

35 333 Pada kotak dialog Gambar 8.20 terdapat banyak Equal Variances Assumed yang dapat dipilih dan diaktifkan secara bersama saat analisis dilakukan. Namun demikian untuk analisis varian paling tidak harus mengaktifkan Tukey Test untuk Equal Variances Assumed. (11) Pilih dan klik pada bagian Continue sehingga muncul kotak dialog sbb. Gambar 8.21 Kotak dialog penetapan variabel dependen (terikat) dan variabel faktor pada analisis varian dua jalan yang telah diseting model dan Post Hoc testnya (12) Pilih dan klik pada bagian OK yang terdapat di sebelah kiri bawah sehingga akan menghasilkan out put statistik sebagai berikut.

36 334 OUT PUT ANALISIS VARIAN DUA JALAN Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label N Lama Belajar 1 2 jam jam jam jam 8 Kemapuan Awal 1 KA Tinggi 16 2 KA Rendah 16 Dependent Variable:Hasil Belajar Tests of Between-Subjects Effects Source Type I Sum of Squares df Mean Square F Sig. Model ,622 a , ,881,000 X , , ,780,000 X2 6, ,125 2,286,142 Error 72, ,680 Total , a. R Squared = 1,000 (Adjusted R Squared = 1,000)

37 335 Estimated Marginal Means Dependent Variable:Hasil Belajar 1. Lama Belajar Lama Belajar Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 2 jam 81,525,579 80,337 82,713 3 jam 86,113,579 84,925 87,300 4 jam 84,038,579 82,850 85,225 5 jam 83,850,579 82,662 85, Kemapuan Awal Dependent Variable:Hasil Belajar 95% Confidence Interval Kemapuan Awal Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound KA Tinggi 84,319,409 83,479 85,158 KA Rendah 83,444,409 82,604 84,283 Post Hoc Tests Lama Belajar Multiple Comparisons Hasil Belajar Tukey HSD Mean 95% Confidence Interval (I) Lama (J) Lama Std. Difference Sig. Lower Upper Belajar Belajar Error (I-J) Bound Bound 2 jam 3 jam -4,5875 *,81852,000-6,8274-2, jam -2,5125 *,81852,024-4,7524 -, jam -2,3250 *,81852,040-4,5649 -, jam 2 jam 4,5875 *,81852,000 2,3476 6, jam 2,0750,81852,077 -,1649 4, jam 2,2625 *,81852,047,0226 4,5024

38 336 4 jam 2 jam 2,5125 *,81852,024,2726 4, jam -2,0750,81852,077-4,3149, jam,1875,81852,996-2,0524 2, jam 2 jam 2,3250 *,81852,040,0851 4, jam -2,2625 *,81852,047-4,5024 -, jam -,1875,81852,996-2,4274 2,0524 Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2,680. *. The mean difference is significant at the,05 level. Homogeneous Subsets Hasil Belajar Tukey HSD a,b Lama Belajar N Subset jam 8 81, jam 8 83, jam 8 84, , jam 8 86,1125 Sig. 1,000,996,077 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2,680. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,000. b. Alpha =,05.

39 PENGGUNAAN HASIL ANALISIS DUA JALAN Berdasarkan hasil (out put) analisis varian tersebut di atas menunjukkan tiga komponen utama yang berupa: (1) ANOVA, (2) Post Hoc Test yang berupa Multiple Comparisons, dan (3) Homogeneous Subsets. Di sisi lain, penggunaan analisis varian terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dan dipenuhi dalam penerapan penelitian yang berupa: 1) Penentuan signifikansi umum 2) Penentuan signifikansi perpasangan (multiple comparisons) 3) Penentuan komponen varian Masing masing komponen yang diperlukan pada analisis varian tersebut dapat dijelaskan sbb.

40 338 PENENTUAN SIGNIFIKANSI UMUM Penentuan signifikansi pada penelitian umumnya berkaitan dengan pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, sebelum menentukan signifikansi terlebih dahulu perlu dirumuskan hipotesis. Pada analisis varian dua jalan ini dapat dirumuskan 4 macam hipotesis pokok. Berdasarkan Contoh 8.2 di atas maka dapat dirumuskan empat macam hipotesis pokok sbb. 1) Efek Gabungan (Bersama sama) Hipotesis yang dapat dirumuskan untuk menyatakan efek gabungan antara lama belajar dan tingkat kemampuan awal sbb. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) dan antartingkat kemampuan awal siswa secara gabungan (bersama sama) H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antarlama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) dan antartingkat kemampuan awal siswa secara gabungan (bersama sama) Kriteria uji: Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) < 0,05 maka tolak Ho. Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) > 0,05 maka terima Ho. Guna menguji hipotesis tersebut maka out put analisis yang dapat digunakan yaitu tabel Test of Between Subjects Effects yang dapat ditunjukkan sbb. Dependent Variable:Hasil Belajar Tests of Between-Subjects Effects Source Type I Sum of Squares df Mean Square F Sig. Model ,622 a , ,881,000 X , , ,780,000 X2 6, ,125 2,286,142 Error 72, ,680 Total , a. R Squared = 1,000 (Adjusted R Squared = 1,000)

41 339 Berdasarkan hasil analisis yang disajikan pada tabel Test of Between Subjects Effects menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil hitungan untuk Model sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengetesan hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) dan antar tingkat kemampuan awal siswa secara gabungan (bersama sama) ditolak yang berarti bahwa hasil pembuktian menerima H1 yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) dan antar tingkat kemampuan awal siswa secara gabungan (bersama sama). Pada dasarnya untuk menyatakan menerima atau menolak Hipotesis nol (Ho) terdapat ukuran atau kriteria yang dapat digunakan: (1) Menggunakan harga koefisien F hitung. Apabila menggunakan harga koefisien F maka F hitung harus dibandingkan dengan harga koefisien F tabel, dengan ketentuan: a. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak b. Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima (2) Menggunakan harga koefisien probabilitas (Signifikansi). Apabila menggunakan harga koefisien probabilitas maka koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat alpha (α) yang ditetapkan, dengan ketentuan: a. Apabila probabilitas > alpha yang ditetapkan maka Ho diterima b. Apabila probabilitas < alpha yang ditetapkan maka Ho ditolak Kesimpulan signifikansi umum pada analisis varian tersebut tidak dapat diartikan bahwa setiap pasang pasti berbeda secara signifikan (nyata). Kesimpulan pada signifikansi umum ini menunjukkan bahwa setidaktidaknya terdapat satu pasang (dua kelompok) yang berbeda secara signifikan (nyata). 2) Efek Perlakuan Lama Belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) Hipotesis yang dapat dirumuskan untuk menyatakan efek perlakuan lama belajar terhadap hasil belajar sbb. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam)

42 340 H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) Kriteria uji: Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) < 0,05 maka tolak Ho. Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) > 0,05 maka terima Ho. Hasil analisis yang disajikan pada tabel Test of Between Subjects Effects menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil hitungan untuk X1 (lama belajar) sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari tingkat kesalahan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengetesan hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam) ditolak yang berarti bahwa hasil pembuktian menerima H1 yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar lama belajar (2, 3, 4, dan 5 jam). Sebagai bahan pertimbangan bahwa ada dua kriteria atau dasar yang dapat digunakan untuk menyatakan menerima atau menolak hipoteisi nol. (1) Menggunakan harga koefisien F hitung. Apabila menggunakan harga koefisien F maka F hitung harus dibandingkan dengan harga koefisien F tabel, dengan ketentuan: a. Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak b. Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima (2) Menggunakan harga koefisien probabilitas (Signifikansi). Apabila menggunakan harga koefisien probabilitas maka koefisien signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat alpha (α) yang ditetapkan, dengan ketentuan: a. Apabila probabilitas > alpha yang ditetapkan maka Ho diterima b. Apabila probabilitas < alpha yang ditetapkan maka Ho ditolak Kesimpulan signifikansi pada analisis varian untuk lama belajar tersebut tidak dapat diartikan bahwa setiap pasang pasti berbeda secara signifikan (nyata). Kesimpulan pada signifikansi ini menunjukkan bahwa setidaktidaknya terdapat satu pasang (dua kelompok) yang berbeda secara signifikan (nyata).

43 341 3) Efek Kemampuan Awal (Tinggi dan Rendah) Untuk menguji efek tingkat kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar dapat dirumuskan hipotesis sbb. Ho = Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antar tingkat kemampuan awal (tinggi dan rendah). H1 = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar tingkat kemampuan awal (tinggi dan rendah). Kriteria uji: Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) < 0,05 maka tolak Ho. Jika nilai sig. Hitung (probabilitas) > 0,05 maka terima Ho. Hasil analisis yang disajikan pada tabel Test of Between Subjects Effects menunjukkan bahwa taraf signifikansi hasil hitungan untuk X2 (kemampuan awal siswa) sebesar 0,142 yang berarti lebih besar dari tingkat kesalahan yang ditetapkan yaitu 0,05. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengetesan hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antar tingkat kemampuan awal (tinggi dan rendah) diterima yang berarti bahwa hasil pembuktian menolak H1 yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antar tingkat kemampuan awal (tinggi dan rendah). PENENTUAN SIGNIFIKANSI PER PASANGAN (MULTIPLE COMPARISONS) uji signifikansi secara umum telah dilakukan, selanjutnya yaitu diperlukan pengujian signifikansi untuk setiap pasangan. Hasil pengujian signifikansi secara umum pada analisis varian tersebut tidak dapat diartikan bahwa setiap pasang pasti berbeda secara signifikan (nyata). Peneliti perlu melakukan pengujian perbedaan per pasangan untuk menentukan pasangan mana yang berbeda secara signifikan dan pasangan mana yang tidak berbeda. guna memudahkan dalam menentukan pasangan pasangan yang berbeda secara signifikan dan pasangan pasangan yang tidak berbeda dapat dilihat pada tabel Multiple Comparisons berikut ini.

44 342 Multiple Comparisons Hasil Belajar Tukey HSD Mean 95% Confidence Interval (I) Lama (J) Lama Std. Difference Sig. Lower Upper Belajar Belajar Error (I-J) Bound Bound 2 jam 3 jam -4,5875 *,81852,000-6,8274-2, jam -2,5125 *,81852,024-4,7524 -, jam -2,3250 *,81852,040-4,5649 -, jam 2 jam 4,5875 *,81852,000 2,3476 6, jam 2,0750,81852,077 -,1649 4, jam 2,2625 *,81852,047,0226 4, jam 2 jam 2,5125 *,81852,024,2726 4, jam -2,0750,81852,077-4,3149, jam,1875,81852,996-2,0524 2, jam 2 jam 2,3250 *,81852,040,0851 4, jam -2,2625 *,81852,047-4,5024 -, jam -,1875,81852,996-2,4274 2,0524 Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 2,680. *. The mean difference is significant at the,05 level. Sesuai dengan out put pada tabel Multiple Comparisons tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa pasangan yang berbeda secara nyata (signifikan). Salah satu ciri yang sangat mudah dikenali bahwa pasangan yang berbeda secara signifikan (nyata) maka nilai pada kolom Mean Difference (i j) diberi tanda bintang. Beberapa pasangan yang berbeda secara nyata untuk hasil analisis di atas dapat ditunjukkan sbb. a. Pasangan 2 3 jam, dengan koefisien Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,000. b. Pasangan 2 4 jam, dengan koefisien Mean Difference sebesar dan signifikansi hitung sebesar 0,024.

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL

BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL BAB 09 ANALISIS VARIAN DISAIN FAKTORIAL Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu statistik parametrik yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan yaitu Analisis Varian. Analisis

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil

Lebih terperinci

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4 TUTORIAL SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) oleh : Hendry http://teorionline.wordpress.com/ Rancangan acak kelompok (RAK) sering disebut dengan randomized complete block design (RCBD). Pada rancangan ini

Lebih terperinci

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK)

VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) VI. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK (RAK) Syarat : Ada satu peuabah bebas yang disebut perlakukan Ada satu peubah sampingan/pengganggu yang disebut kelompok Model Matematis : Yij = µ + Ki + Pj + єij i = 1,

Lebih terperinci

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS

Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Uji ANOVA Dua-Arah dengan SPSS Rujukan: Disajikan oleh: Harrizul Rivai 1. David S. Jones, Statistika Farmasi, Penerjemah Harrizul Rivai, Penerbit EGC, Jakarta, 2008 2. Purbayu Budi Santosa dan Ashari,

Lebih terperinci

DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA Oleh : Wahyu Hidayat, S.Pd., M.Pd. NIDN. 0404088402 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam

Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Statistika untuk Keteknikan Analisis Ragam Teknik Analisis Ragam : Pengolahan data anova satu arah dan anova dua arah dengan rumus statistik dan SPSS. Oleh Delvi Yanti, S.TP, MP Page 0 1.1 Rumus Anova

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi FK UKM 79 80 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Peminjaman Alat di Laboratorium Biologi FK UKM 81 Lampiran 3 Perhitungan Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE)

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE) Manova merupakan uji beda varian. Jika pada anava varian yang dibandingkan berasal dari satu variable terikat (Y), pada manova varian yang dibandingkan

Lebih terperinci

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data A. Entri Data LATIHAN SPSS I Variabel Name Label Type Nama Nama Mahasiswa String NIM Nomor Induk Mahasiswa String JK Numeris 1. 2. TglLahir Tanggal Lahir Date da Daerah Asal Numeris 1. Perkotaan 2. Pinggiran

Lebih terperinci

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA)

ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) MATERI III ANALISA RAGAM DATA (UJI ANOVA) STMIK KAPUTAMA BINJAI Wahyu S. I. Soeparno, SE., M.Si Analisa Ragam Satu Arah (Oneway) Analisa ragam satu arah ( oneway ANOVA) digunakan untuk membandingkan mean

Lebih terperinci

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid

Perlakuan Lama Waktu 2 minggu. 4 Minggu. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid. Ket: (I). Inti, (L).Lemak. Ket: (I). Inti, (S).Sinusoid LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Histologi Preparat Jaringan Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) pada luasan sel 25 µm dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 10 x 10. Perlakuan Lama Waktu 2 Kontrol

Lebih terperinci

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA Uji t Independen Sebagai contoh kita gunakan data ASI Eksklusif yang sudah anda copy dengan melakukan uji hubungan perilaku menyusui dengan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH

ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH 74 LAMPIRAN 1 ANALISIS DATA TERHADAP MUTU KIMIA ph KEFIR SUSU KACANG TANAH Variasi Bahan Inokulum Ulangan Jumlah Rataan Baku (G) (F) 1 Perlakuan Perlakuan F1 4,4 4,5 8,900 4,450 G1 F 4,5 4,5 9,000 4,500

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima

Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima LAMPIRAN 75 Lampiran 1. Data Iklim Kabupaten Bima 76 Lanjutan Lampiran 1 77 Lanjutan Lampiran 1 78 Lanjutan Lampiran 1 79 80 Lanjutan Lampiran 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Agustus Oktober Tahun 2011 81

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst)

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari. A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Biji Kenari A. Data Hasil Pengamatan Presentase Jumlah Kecambah Yang Dihitung Pada Hari Ke- 14 Setelah Tanam (hst) Konsentrasi (%) Lama perendaman (jam) Ulangan Total

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova)

ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova) PERTEMUAN KE-11 Ringkasan Materi: ANALISIS DATA KOMPARATIF (ANOVA) ANALISIS DATA KOMPARATIF (Anova) Jika uji kesamaan dua rata-rata atau uji-t digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata,

Lebih terperinci

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik)

Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Nama. Dicatat Oleh: Waktu Penyelesaian (detik) Perhitungan Uji Keseragaman & Keseragaman Data Menggunakan Excel Tanggal 06/Mei/2013 Waktu 07.00-14.00 Nama WIB Proses: Operator Pak. Septian Kebisingan 70-80 db Dicatat Oleh: Jumlah Waktu Penyelesaian

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir LAMPIRA Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir Lampiran 2. Gambar rearing area yang berisi tungau predator Phytoseius sp. dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6) 17

Lebih terperinci

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND E-mail : statistikaista@yahoo.com Blog : Contoh Kasus One Way Anova dan Two Way Anova Menggunakan SPSS Lisensi Dokumen: Copyright 2010 ssista.wordpress.com Seluruh dokumen di ssista.wordpress.com dapat

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN SPSS Analisis Perbedaan

MODUL PELATIHAN SPSS Analisis Perbedaan 1 MODUL PELATIHAN SPSS Perbedaan Dr. Sugiyanto Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada 1. Uji Prasyarat 2. Uji t 2 kelompok independen Data-1 hal. 10 3. Uji t 2 amatan ulang Data-2 hal. 12 4. varians

Lebih terperinci

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA PERTEMUAN KE-6 Materi : UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA Uji nonparametrik digunakan apabila asumsi-asumsi pada uji parametrik tidak dipenuhi. Asumsi yang paling lazim pada uji parametrik adalah sampel acak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam suatu penelitian, setelah menetapkan metodologi penelitian maka akan dilakukan analisis validitas dan reliabilitas data, pengujian hipotesis dan analisa korelasi. Setelah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean LAMPIRAN Lampiran 1. Interpretasi hasil SPSS Case Processing Summary Cases Kelompok Perlakuan Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent VolumeUdem KontrolNegatif 13 100.0% 0.0% 13 100.0% Pembanding

Lebih terperinci

Analisis Varians Multivariats

Analisis Varians Multivariats Analisis Varians Multivariats Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM wahyupsy@gmail.com A. Apa Bedanya Anava Univariats dan Multivariats Bedanya adalah anava univariats dipakai ketika variabel yang dibandingkan

Lebih terperinci

Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013

Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013 Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan isika, Undiksha) 013 Anova Satu Jalur (One Way Anova) Suatu penelitian dilakukan di SMA N 1 Banjar untuk mengetahui perbedaan rata-rata dengan lima metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA BAHAN AJAR STATISTIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA ANALISIS of VARIANS Setiap perusahaan perlu melakukan pengujian terhadap kumpulan hasil pengamatan mengenai suatu hal, misalnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 54 LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS 1. Perhitungan Dosis Asetosal Dosis Asetosal untuk menimbulkan tukak pada tikus = 800 mg/kg BB (Soewarni Mansjoer, 1994) Berat badan rata-rata tikus = ± 150 gram Dosis Asetosal

Lebih terperinci

Uji Komparasi Dengan SPSS. Oleh Zulkifli Matondang

Uji Komparasi Dengan SPSS. Oleh Zulkifli Matondang Uji Komparasi Dengan SPSS Oleh Zulkifli Matondang Pengantar Analisis komparasi bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata variabel terikat antara dua kelompok atau lebih. Uji komparasi (variabel terikat)

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test)

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test) PERTEMUAN KE-10 ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test) Ringkasan Materi: Komparasi berasal dari kata comparison (Eng) yang mempunyai arti perbandingan atau pembandingan. Teknik analisis komparasi yaitu salah

Lebih terperinci

MODUL II ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

MODUL II ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) MODUL II ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) TUJUAN 1. Mahasiswa mampu memahami uji hipotesis harga rata-rata multi populasi dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). 2. Mahasiswa mampu memahami penyelesaian

Lebih terperinci

Pendahuluan RRL Model Pengaruh Tetap Model Pengaruh Random

Pendahuluan RRL Model Pengaruh Tetap Model Pengaruh Random RANCANGAN RANDOM LENGKAP Pendahuluan RRL RRL atau Rancangan Random Lengkap merupakan rancangan di mana unit eksperimen yang dikenai perlakuan secara random dan menyeluruh lengkap untuk setiap perlakuan.

Lebih terperinci

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades. 47 Lampiran : Perhitungan dosis : Dosis 5% Dosis 3% Dosis % Dosis % Dosis 0,5% = 5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = 3 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 00 ml akuades. = gr

Lebih terperinci

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o

ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o Uji Beda: ANOVA ANOVA (analisis varians), sering disebut juga dengan uji F, mempunyai tujuan yang sama dengan uji t, yakni: o o Menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda secara signifikan

Lebih terperinci

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING

VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING VII. SPSS RANCANGAN ACAK KELOMPOK SUB-SAMPLING Jika Rancangan Acak Kelompok (RAK) kelompoknya terbatas dan perlakuannya tidak bias atau tidak mungkin diperbanyak, maka hasil penelitiannya kurang dijamin

Lebih terperinci

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR

BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR BAB 3 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK 1 FAKTOR Rancangan Acak Kelompok atau biasa disingkat RAK digunakan jika kondisi unit percobaan yang digunakan tidak homogen. Dalam rancangan ini, petakan percobaan

Lebih terperinci

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah

Lebih terperinci

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances

t-test: Two-Sample Assuming Unequal Variances LAMPIRAN Lampiran 1. Komposisi multivitamin dan mineral Caviplex Komponen Jumlah Komponen Jumlah Vitamin A 4000 IU Acid Folic 1 mg Vitamin D 400 IU Fe Fumarat 135 mg Vitamin B1 3 mg Acid Glutamic 50 mg

Lebih terperinci

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Lampiran 1 Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih Cara perhitungan dosis buah Bawang Putih Dosis buah bawang putih untuk manusia = 0,5g / kg BB Faktor konversi untuk manusia ke mencit 20g =

Lebih terperinci

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1 Cara Pembuatan Ekstrak Etanol Biji Mahoni 1. Biji mahoni yang sudah dikupas kemudian dikeringkan dan digiling hingga halus. 2. Serbuk simplisia tersebut di bungkus dengan kain kasa dan dimasukkan

Lebih terperinci

MATERI / BAHAN PRAKTIKUM

MATERI / BAHAN PRAKTIKUM MODUL II ANOVA A. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui dan memahami uji statistik dengan menggunakan Anova, yaitu ANOVA satu arah dan ANOVA dua arah. 2. Untuk mengetahui persoalan dan masalah-masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Penelitian Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di SMP N 1 Pamotan. SMP

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol) LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS Perhitungan dosis pembanding (Andriol) Kandungan Andriol (1 kaplet/tablet)= 40 mg Faktor konversi dari dosis manusia (80 mg/70 kg BB) ke dosis mencit yang beratnya 20 g adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data Eksperimen

Lampiran 1. Data Eksperimen 1 Lampiran 1. Data Eksperimen No. Kelas Kelompok Lingkungan Produksi Insentif Moneter Kinerja Kelompok Uji Manipulasi 1 A 0 Lini Perakitan Piece Rate 13 Lolos 2 A 1 Lini Perakitan Piece Rate 6 Lolos 3

Lebih terperinci

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR

BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR BAB 4. APLIKASI RANCANGAN ACAK LENGKAP DUA FAKTOR Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) umumnya dipakai pada kondisi lingkungan yang homogen diantaranya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Umum Deskripsi data umum berisi mengenai gambaran umum tempat penelitian yakni di MTs N 1 Kudus. MTs N 1 Kudus beralamatkan

Lebih terperinci

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS:

k = 1 k = 2 j = 1 j = 2 j = 1 j = 2 i = 1 i = 2 i = 3 Output SPSS: CONTO Ingin diuji efek dari fee schedule (faktor A), scope of work (faktor B), dan type of supervisory control (faktor C) terhadap kualitas kerja dengan level faktor sebagai berikut: Faktor A Fee Level

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009)

7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI :2009) 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai (SNI 01-3144:2009) 49 50 Lampiran 2. Kurva Standar Asam Sianida KODE KCN ABSORBANSI I ABSORBANSI II ABSORBANSI III ABSORBANSI RATA- RATA 1,2 µm 0,027 0,0269

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif 56 Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif Mukosa normal (perbesaran objektif 4x) Dinding normal(perbesaran objektif 10x) Sel Goblet (+)(perbesaran objektif 40x) 57 Lampiran 2 Jaringan

Lebih terperinci

Langkah-Langkah: 1. Buka program aplikasi SPSS 2. Buatlah variabel logika, perasaan, dan gender pada halaman Variable View

Langkah-Langkah: 1. Buka program aplikasi SPSS 2. Buatlah variabel logika, perasaan, dan gender pada halaman Variable View BAB VII ANALISIS VARIANSI MULTIVARIABEL Tujuan: Menguji apakah dua atau lebih variabel dependen berbeda berdasarkan satu atau lebih variabel independen Hipotesis: Ho: dua atau lebih variabel dependen sama

Lebih terperinci

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data

Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Jawaban Tes Praktikum Pengolahan Data Diklat Metode Penelitian Percobaan dan Pengolahan Data Peneliti di sebuah pabrik pembuatan genteng bermaksud mencari bahan dan suhu pemanasan optimal dalam produksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa

LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian. 1 Bulan. Mulsa LAMPIRAN 1: Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Membuat Media Tanam M0 Gambar 3. Umur 1 Minggu Tanpa Mulsa Gambar 2. Lahan Penelitian Setelah 1 Bulan M1 Gambar 5. Umur 1 Minggu Dengan Mulsa M0 Gambar 6. Bunga

Lebih terperinci

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke-

Tabel. Pengamatan Jumlah Mortalitas Larva Instar III Plutella xylostella Hama yang diinfeksikan. Persentase Mortalitas (%)Pengamatan ke- LAMPIRAN 1. Data Pengaruh Pemberian Larutan Pestisida Nabati Perasan Daun Kayu Kuning (Arcangelisia flava L.) terhadap Mortalitas Hama Plutella xylostella pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Tabel.

Lebih terperinci

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g)

Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) 62 Lampiran 1.a Data Kadar Air Kelopak Rosella Kadar air (%) = kehilangan berat (g) x 100 Sampel sebelum kering (g) Kehilangan berat = berat sampel mula-mula berat sampel setelah dikeringkan Kadar air

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA Biji pala diperoleh dari Bogor karena dari penelitian yang dilakukan oleh jurusan Farmasi FMIPA ITB dengan menggunakan destilasi uap diketahui bahwa biji pala

Lebih terperinci

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. 59 LAMPIRAN 1 Penghitungan Jumlah Sel Sebelum Perlakuan Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya. Hasil penghitungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS LAMPIRAN 1 61 LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS 1. Larutan Glibenklamid Dosis manusia untuk Glibenklamid sebesar 5 mg dan konversi dosis dari manusia ke mencit = 0,0026 (Sunthornsaj N,et al,

Lebih terperinci

Dua sampel independen, tidak terikat, tidak

Dua sampel independen, tidak terikat, tidak 76 PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM PEMANFAATAN SPSS DALAM PENELITIAN BIDANG KESEHATAN & UMUM 77 Jadi dari analisis keputusannya : p value < 0,05 Ho ditolak berarti Distribusi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig

LAMPIRAN. Test of Homogeneity of Variances. Menit ke Levene Statistic df1 df2 Sig LAMPIRAN Lampiran 1 Uji Oneway ANOVA post hoc Duncan Perbandingan antar perlakuan (tanpa anestesi dan anetesi) pada sudut pandang laterolateral (LL) Oneway [DataSet3] G:\data\ajeng\input_LL (perbedaan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kelompok Perlakuan (n = 4) Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan (%) I 211 51 160 75.83

Lebih terperinci

XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG

XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG XII. SPSS RANCANGAN ACAK LENGKAP POLA BERJENJANG Rancangan Acak Lengkap Pola Berjenjang adalah rancangan percobaan dengan materi homogen atau tidak ada peubah pengganggu, rancangan ini sebenarnya merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi data Hasil Penelitian Data Pengamalan PAI dan Perilaku seks bebas peserta didik SMA N 1 Dempet diperoleh dari hasil angket yang telah diberikan kepada responden

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba

Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba Lampiran 1. Hasil TPC pada media selektif dari tiap mikroba No. Media Selektif Jenis Mikroba Pengenceran Jumlah mikroba 1. Pikovskaya Pseudomonas sp. 10-5 3,3 x 10 6 10-5 7,1 x 10 6 2. MSA Rhizobium sp.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto LAMPIRA Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel daun singkong daerah sekitar Purwokerto Lampiran 2. Rearing yang berisi tungau predator Amblysieus sp. (1 individu) dengan Tetranychus urticae (2, 4, dan 6

Lebih terperinci

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter

Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Nilai Intensitas Warna Rumus : Keterangan : E = L 2 + a 2 + b 2 E = intensitas warna L, a, b = dapat dilihat dari hasil pengukuran menggunakan chromameter Tepung tempe

Lebih terperinci

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan adanya Praktikum Statistika Industri Modul V tentang Regresi, Korelasi, Analisis Varian, Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS

GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS GUIDELINE PENGUJIAN MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS Digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator suatu variabel. Kuesioner dikatakan reliabel ketika jawaban seseorang terhadap pernyataan-pernyataan

Lebih terperinci

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen

Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14

Lebih terperinci

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH

BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH BAB 7 APLIKASI RANCANGAN PETAK TERPISAH Rancangan split plot design atau dalam bahasa Indonesia disebut Rancangan Petak Terpisah atau Rancangan Petak Terbagi (RPT) merupakan jenis percobaan faktorial (lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN A. Persiapan Hewan Coba Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor mencit jantan galur Swiss Webster berumur delapan minggu dengan berat badan 20 25 g, diperoleh

Lebih terperinci

Uji Perbandingan Rata-Rata

Uji Perbandingan Rata-Rata Uji Perbandingan Rata-Rata Pengujian hipotesis perbandingan rata-rata dilakukan untuk melihat kesesuaian dugaan peneliti terhadap suatu objek yang diteliti dengan kenyataannya. Misalnya seorang peniliti

Lebih terperinci

Oleh: Lulut Sunarya ( ) Ghufran Rahmat Putra ( ) Debbiela Fajrina Septierly ( ) Miranti Nurbayani ( )

Oleh: Lulut Sunarya ( ) Ghufran Rahmat Putra ( ) Debbiela Fajrina Septierly ( ) Miranti Nurbayani ( ) LAPORAN Analisis Perbedaan Rata-Rata Menggunakan Uji Scheffe Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Eksperimen I Dosen : Yeny Krista Franty, S.Si., M.Si. Oleh: Lulut Sunarya (140610009007)

Lebih terperinci

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN MODUL PRAKTIKUM SPSS Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN 2013 LATIHAN 1: ENTRY DATA KASUS 1 Misalnya didapatkan data seperti di bawah ini dan akan memasukkannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Yogyakarta masih berada pada level physiological needs dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Yogyakarta masih berada pada level physiological needs dengan 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan Studi Mengenai Hubungan Motivasi Kerja Dan Waktu Kerja Tukang Pada Proyek Konstruksi, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian. 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian 1. Profil Pasar Tradisional Prajurit Kulon Kota Mojokerto Pasar Prajurit Kulon didirikan oleh Pemerintah Kota Mojokerto yang dibawah naungan UPTD

Lebih terperinci

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas

Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat. rata-rata g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas a. Pemeliharaan hewan coba Mencit yang dipilih adalah mencit yang berumur 2-3 bulan dengan berat rata-rata 20-30 g dan dipelihara di Labaratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Kandang

Lebih terperinci

UJI T SATU SAMPEL. 2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis:

UJI T SATU SAMPEL. 2. Bentuk uji hipotesis satu sisi (one sided atau one tailed test) untuk sisi atas (upper tailed) dengan hipotesis: UJI T SATU SAMPEL Uji t digunakan untuk menentukan apakah sampel memiliki nilai rata rata yang berbeda dengan nilai rata rata acuan Ada tiga bentuk hipotesis untuk uji t di mana penggunaannya tergantung

Lebih terperinci

UJI VALIDITAS KUISIONER

UJI VALIDITAS KUISIONER UJI VALIDITAS KUISIONER Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas

Lebih terperinci

UJI ANOVA. Uji kesamaan varian. Lihat output TEST of HOMOGENEITY of VARIANCE

UJI ANOVA. Uji kesamaan varian. Lihat output TEST of HOMOGENEITY of VARIANCE UJI ANOVA Skor Sekolah Skor Sekolah Skor Sekolah Skor Sekolah 75 SMA X 74 SMA W 54 SMA Y 64 SMA Z 55 SMA X 75 SMA W 58 SMA Y 58 SMA Z 59 SMA X 64 SMA W 60 SMA Y 57 SMA Z 60 SMA X 64 SMA W 74 SMA Y 60 SMA

Lebih terperinci

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Lampiran 1: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal Hari ke-8 Induksi aloksan untuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik 59 60 Lampiran 2 Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam, Fluoxetin 1. Dosis Ekstrak Etanol Coklat Hitam Dosis coklat hitam untuk manusia adalah 85 gram

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) 95 LAMPIRAN B SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR 96 LAMPIRAN C HASIL PERHITUNGAN KLT Hasil Perhitungan Harga Rf pada pemeriksaan

Lebih terperinci

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. Lampiran 1 : Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu. 1. Dosis aloksan : Dosis aloksan pada tikus 120 mg/kgbb Pada tikus 200 g : = ( 200 g/1000 g ) x 120 mg/kgbb = 24

Lebih terperinci

ANCOVA (Analysis Of Covariance)

ANCOVA (Analysis Of Covariance) ANCOVA (Analysis Of Covariance) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis Prinsip Dasar ANCOVA merupakan teknik analisis yang berguna untuk meningkatkan presisi sebuah percobaan karena didalamnya dilakukan

Lebih terperinci

Mengolah Data Bidang Industri

Mengolah Data Bidang Industri Mengolah Data Bidang Industri Pengolahan data dalam bidang industri menggunakan aplikasi SPSS 20 mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk memberikan gambaran dalam hal prediksi penjualan atau omzet perusahaan,

Lebih terperinci

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008) LAMPIRAN Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko Data Responden NIM : Jenis Kelamin : L / P Usia : Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008) Bayangkan anda

Lebih terperinci

Pengujian Varian Satu Jalur. (One Way ANOVA)

Pengujian Varian Satu Jalur. (One Way ANOVA) One Way ANOVA Pengujian Varian Satu Jalur (One Way ANOVA) Uji One Way ANOVA, digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ratarata antara tiga kelompok lebih sample yang tidak berhubungan. Jika ada

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan 1 kelompok 2 3 4 5 Kadar Glukosa Darah Mencit (mg%) Persentase Penurunan Penurunan Sebelum Setelah Kadar Glukosa Darah

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap : Tgl lahir : NRP : Alamat : Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan

Lebih terperinci

Anacova Dua Jalur ( 3 x 3,

Anacova Dua Jalur ( 3 x 3, Komang Suardika, S.Pd, Pendidikan Fisika 013 Anacova Dua Jalur ( 3 x 3, I. Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran ( CTL, PBL dan Model Kooperative) terhadap hasil belajar mahasiswa semester V untuk

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR

BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR BAB 6 APLIKASI RANCANGAN ACAK KELOMPOK TIGA FAKTOR Pada bab sebelumnya telah dibahas aplikasi rancangan acak kelompok satu faktor dan dua faktor. Bab ini akan membahas aplikasi SPSS dan SAS untuk analisis

Lebih terperinci

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif)

1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif) TUGAS ANALISIS REGRESI (Hal 31-33) NAMA : FADLAN WIDYANANDA NIM : 201432005 SESI : 03 1. Persentasi penyerapan zat besi dari tiga jenis makanan sebagai berikut (data fiktif) Roti Roti + Kedele Roti + Kedele

Lebih terperinci

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS sisplatin Dosis untuk tikus= 7mg/kg Dosis absolute pada tikus : 7x0,2=1.4 mg Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur uji

Lampiran 1. Prosedur uji LAMPIRAN 32 Lampiran 1. Prosedur uji 1) Kandungan nitrogen dengan Metode Kjedahl (APHA ed. 21 th 4500-Norg C, 2005) Sebanyak 0,25 gram sampel dimasukkan ke dalam labu kjedahl dan ditambahkan H 2 SO 4 pekat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional. 126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding Dosis buah belimbing wuluh sebagai penurun kolesterol total untuk manusia 2 buah belimbing wuluh segar dijus dan diminum 3 kali sehari (BPOM, 2006).

Lebih terperinci