Bab 3. Analisis Data. dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data Dalam Shichifukujin, terdapat dewa-dewa yang merupakan dewa yang berasal dari dewa Buddha dan Hindu. Dewa-dewa Buddha dan Hindu sangat berpengaruh terhadap proses terbentuknya Shichifukujin dalam Shinto. Dewa-dewa Buddha dan Hindu masuk ke Jepang dan bergabung bersama membentuk Shichifukujin merupakan hasil dari suatu proses asimilasi budaya. Menurut Koentjaraningrat (1990 : 248), asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Faktor yang mempengaruhi terjadinya asimilasi antara Shinto, sebagai kepercayaan asli masyarakat Jepang, dengan Buddha dan Hindu yaitu sikap terbuka orang Jepang terhadap agama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soekanto (1990 : 90) yang mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya asimilasi adalah toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan serta menghargai dan menghormati orang asing bersama dengan kebudayaan yang dibawanya. Hal tersebut terbukti dengan sikap orang Jepang terhadap agama. Sikap orang Jepang setia terhadap ritual tradisi agamanya aslinya (Shinto) seperti orang lain di dunia. Di sisi lain, sebagian masyarakat tidak pernah menganggap bahwa jika tidak mengunjungi kuil pada saat tahun baru atau melanggar apa yang telah diajarkan 27

2 agamanya, mereka akan dianggap sebagai mushinsha (kafir). Salah satu contohnya yaitu kunjungan ke kuil Shinto pada tahun baru, pergi ke kuil Buddha pada musim semi dan musim gugur untuk mengunjungi kuburan keluarga, serta kebiasaan membuat kue dan hadiah pada saat hari Natal. Pada perayaan Shichi Go San, masyarakat Jepang pergi ke kuil Shinto setempat, pada upacara pernikahan dilaksanakan di gereja Kristen, dan pada upacara pemakaman, kebanyakan dilakukan dalam upacara agama Buddha. Salah satu faktor lain yang mendorong terjadinya proses asimilasi yaitu masyarakat Jepang juga memiliki kepercayaan yang sama yaitu percaya kepada dewa-dewa. Oleh karena itu dewa-dewa dalam agama lain pun dapat dengan baik membaur menjadi satu. Sikap terbuka masyarakat Jepang terhadap agama Buddha dimulai ketika Pangeran Shotoku menerima gambaran Buddha dari raja di Korea untuk menciptakan perdamaian diantara dua kerajaan. Kemudian Pangeran Shotoku memerintahkan pendeta-pendeta untuk pergi ke Cina mempelajari agama Buddha. Lalu pada awal abad kedelapan, pendeta Buddha Cina banyak mendirikan Buddha Cina di Jepang (Alldrit, 2005 : 7-8). Proses asimilasi budaya yang terjadi antara dewa Buddha (Budai) yang kemudian membentuk Shichifukujin dalam Shinto dibawa pada saat masuknya agama Buddha dari Cina ke Jepang melalui Korea pada abad keenam. Conze (2008 : 52) juga mengatakan bahwa Buddha menyebar dari India ke Cina sampai pada akhir Dinasti Han. Setelah masuk ke Cina, barulah Buddha masuk ke Korea pada abad ketiga dan menjadi perantara masuknya Buddha ke Jepang. Sedangkan proses asimilasi antara dewa-dewa Hindu yang masuk ke Jepang terjadi secara tidak langsung yaitu melalui agama Buddha. Thakur (1992 : 28) yang mengatakan bahwa ketika mengadopsi Buddha sebagai kepercayaannya, orang Cina membawa ide dan pikiran agama Buddha India secara murni. Buddha Cina pada 28

3 dasarnya mengikuti prosedur yang sama seperti yang telah ditentukan dalam teks India mengenai pemujaan dan gambarannya. Dewa-dewa dalam Hindu diterima dalam Buddha India dan secara alami menyebar ke Cina sebagai bagian dari agama Buddha. Berikut ini, peneliti akan menganalisis pengaruh dewa Buddha: Budai dan dewadewa Hindu: Daikokuten, Benzaiten dan Bishamonten terhadap dewa-dewa dalam Shichifukujin dalam kepercayaan Shinto yang merupakan kepercayaan asli masyarakat Jepang. Gambar 3.1 : Dewa-dewa Shichifukujin Sedang Menaiki Takarabune( 宝船 ) Sumber : Analisis Pengaruh Dewa Buddha Budai Pada Hotei Dalam Shichifukujin Salah satu pengaruh dewa Buddha dari Cina yang termasuk dalam dewa Shichifukujin yaitu Budai atau Kaishi. Budai merupakan wujud manusia asli. Meskipun tanggal lahirnya tidak diketahui, tetapi waktu kematiannya diketahui yaitu pada bulan Maret tahun 916. Meskipun Budai merupakan seorang pendeta Zen, penampilannya sangat berlawanan. Dia terlihat seperti penjahat dan tidak punya tempat tinggal untuk dapat tidur dan menetap. Suatu waktu, dia tidur di tempat terbuka pada saat terjadi badai salju dan orang-orang kagum ketika melihat dia tidak merasa kedinginan. Karena 29

4 tubuhnya yang gemuk besar dengan perutnya yang selalu menonjol, maka orang Cina mulai menyebutnya dengan panggilan Cho-Tei-Shi atau Ho-Tei-Shi, yang berarti kantong kain tua (Chiba, 1996 : 21). Takemitsu ( 2005 : 137) mengatakan: 布袋は九世紀末から一〇世紀はじめ ( 後梁代 ) に中国で活躍した禅僧である 彼は楽天的な性格でつねに微笑しており 周囲の人々に親切であった そのため彼の没後に 布袋和尚を弥勒菩薩の化身とする考えが広がり 福徳円満の相をもつ和尚が福の神とされて Hotei adalah pendeta Zen di Cina yang dikenal mulai akhir abad kesembilan (awal abad kesepuluh). Hotei selalu tersenyum dan ramah kepada orang-orang di sekitarnya. Setelah kematiannya, tersebar pemikiran bahwa dia adalah reinkarnasi dari Miroku Bosatsu (Maitreya) dan Hotei adalah pendeta Buddha yang memiliki aspek kebahagiaan, keberuntungan dan kebaikan. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan penjelasan Chiba (1995 : 24) yang mengatakan bahwa kepercayaan orang Jepang pada Hotei dimulai pada saat zaman Edo. Alasan orang Jepang menghormati Hotei, karena menurut legenda, sebelum Zen masuk ke Jepang, pengampunan dalam kepercayaan Buddha akan dibawa oleh seseorang pendeta yang pada kenyataannya merupakan penjelmaan dari Buddha Miroku atau dalam bahasa Sansekerta disebut Maitreya. Dewa Budai yang membentuk Shichifukujin dalam Shinto dibawa pada saat masuknya agama Buddha dari Cina ke Jepang melalui Korea pada abad keenam. Dimulai saat periode Nara pada abad kedelapan, biksu Cina mendirikan banyak sekolah Buddha ke Jepang. Biarawan Jepang mendapat perlindungan dari pemerintah dan mereka juga bekerja dalam bidang administrasi dan menjalankan peran lainnya dalam pemerintahan. Ketika kekuasaan politik dipindahkan kepada para prajurit samurai pada akhir abad kedua belas, agama Buddha terus diperlakukan dengan baik oleh 30

5 pemerintahan baru untuk beberapa abad. Selama periode ini, sangat jelas bahwa agama Buddha Jepang muncul. Gambar 3.2 : Budai Gambar 3.3 : Hotei Sumber : Berdasarkan gambar di atas, penulis dapat menjelaskan dengan tabel persamaan dan perbedaan antara Budai dan Hotei berikut ini. Tabel 3.1 Persamaan dan Perbedaan Budai - Hotei Persamaan Perbedaan Budai Hotei Fisik dan Atribut Budai dan Hotei memiliki: - Kepala botak - Perut besar - Wajah tersenyum - Membawa tas kain keberuntungan Sifat Hotei dan Budai merupakan dewa kesenangan dan kebahagiaan. Budai membawa kalung tasbih. Tidak ada Hotei membawa kipas atau oogi. Sumber: Hotei Oshouzou 31

6 3.1.1 Analisis Fisik dan Atribut Budai - Hotei Dalam Shichifukujin, ciri-ciri Hotei yaitu memiliki kepala botak, memiliki jambang, memiliki dahi yang sempit, wajah yang tersenyum dan memiliki perut yang besar sehingga perutnya selalu terlihat menonjol dan setengah telanjang dengan pakaian pendeta yang dia kenakan. Hotei membawa tas kain besar yang dipercaya membawa keberuntungan bagi siapa saja yang percaya kepadanya (Chiba, 1996 : 21). Akan tetapi, setelah masuk dalam Shichifukujin, Hotei tidaklah lagi menjadi dewa Buddha seperti Budai, melainkan sudah menjadi dewa keberuntungan dalam Shinto. Dalam Buddha, Budai juga memiliki ciri fisik yang sama dengan Hotei. Menurut analisis penulis, yang membedakan antara Hotei dan Budai yaitu atributnya. Hotei membawa kipas atau oogi yang dipercaya dapat membeikan keberuntungan. Schumacher (1995) menjelaskan bahwa dahulu jenis kipas yang dibawa oleh Hotei dipercaya merupakan kipas yang digunakan oleh kaum bangsawan di masa lalu untuk menunjukkan kepada pengikut bahwa permintaan mereka akan dikabulkan. Orang Jepang percaya bahwa pegangan kipas bagian atas merupakan awal kehidupan dan pergi ke segala jalan kehidupan untuk membawa nasib baik dan kebahagiaan. Selain itu, kipas juga digunakan kaum bangsawan untuk menyejukkan udara (Borade, 2010). Selain untuk menyejukkan udara, kipas juga melambangkan kecantikan, royalti dan status sosial (Alexander, 2008). Sedangkan Budai membawa kalung tasbih yang menandakannya sebagai pendeta Buddha. Hal ini sesuai dengan penjelasan Alldritt (2005 : 87) yang mengatakan bahwa kalung tasbih dalam agama Buddha melambangkan 108 nafsu manusia atau keinginan duniawi. 32

7 3.1.2 Analisis Sifat Budai - Hotei Sedangkan mengenai sifatnya, menurut analisis peneliti, Budai dalam agama Buddha dan Hotei dalam Shichifukujin memiliki sifat yang sama yaitu sebagai dewa kesenangan dan kebahagiaan. Dengan tas kain yang dibawanya, dipercaya dapat memberikan keberuntungan bagi orang yang percaya. Teeuwen dan Rambelli (2003 : 7) mengatakan bahwa selama fase pertama dari Buddha di Jepang, dewa-dewa Buddha dipuja sebagai dewa asing (adashikuni no kami). Perbedaannya dengan kami Jepang hanya pada asal dan praktek ritual saja, bukan pada karakter atau sifanya. Sifat Buddha sangat sama dengan kami asli Jepang. Dengan pernyataan tersebut, menurut analisis penulis, Shinto dan Buddha memang memiliki hubungan persamaan dalam hal karakter dan sifat dewa-dewanya, termasuk dewa Buddha dalam Shichifukujin, yaitu Hotei. 3.2 Analisis Pengaruh Dewa Hindu Mahakala Pada Daikokuten Dalam Shichifukujin Salah satu dewa Hindu yang memberikan pengaruh pada salah satu dewa dalam Shichifukujin yaitu Mahakala, yang merupakan dewa kekayaan dalam agama Hindu. Kekayaan merupakan salah satu unsur dalam tujuan hidup manusia dalam pemikiran Hindu (Rinehart, 2004 : 156). Dalam Shichifukujin, Mahakala disebut Daikoku( 大黒 ) atau Daikokuten( 大黒天 ), yang juga merupakan dewa kekayaan dalam Shichifukujin. Thakur (1992 : 29) mengatakan bahwa salah satu dewa-dewa Hindu yang dipuja oleh masyarakat Jepang antara lain Mahakala (Daikoku-ten). Nama Daikokuten terdiri dari kata Dai( 大 ) yang berarti besar, Koku( 黒 )yang berarti hitam, dan Ten( 天 )yang 33

8 berarti dewa. Jadi, secara literatur Daikokuten berarti the great black deva atau Dewa Hitam Besar. Chiba (1996 : 28) mengatakan bahwa dari semua dewa-dewa yang ada di Jepang, yang menarik dan paling aneh adalah Daikoku. Beberapa ahli mengatakan bahwa Daikoku merupakan dewa di India yaitu Mahakala, yang kemudian menjadi dewa perang dan keberuntungan. Proses asimilasi budaya yang terjadi antara dewa Mahakala yang kemudian membentuk Shichifukujin dibawa melalui agama Buddha. Setelah itu barulah dewa Hindu tersebut yang sudah berasimilasi dalam agama Buddha tersebut masuk ke Jepang melalui Korea pada abad keenam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thakur (1992 : 28) yang mengatakan bahwa ketika mengadopsi Buddha sebagai kepercayaannya, orang Cina membawa ide dan pikiran agama Buddha India secara murni. Buddha Cina pada dasarnya mengikuti prosedur yang sama seperti yang telah ditentukan dalam teks India mengenai pemujaan dan gambarannya. Dewa-dewa dalam Hindu diterima dalam Buddha India dan secara alami menyebar ke Cina sebagai bagian dari agama Buddha. Dengan demikian, karakter dan sifat Buddha yang didasarkan pada dewa-dewa Hindu, yang masuk ke Jepang dari Cina sedikit berubah. Karena masyarakat Jepang juga memiliki kepercayaan yang sama yaitu percaya kepada dewa-dewa, maka dewa-dewa dalam agama lain pun dapat membaur menjadi satu. Walaupun Mahakala berasal dari luar Jepang, masyarakat Jepang tetap bersikap terbuka. Ketika masuk ke Jepang, Mahakala sudah menjadi pelindung dewa Buddha. Mahakala dalam Buddha disebut Daheitian. 34

9 Gambar 3.4 : Mahakala Gambar 3.5 : Daikokuten Sumber : ge=image.html&rect=0,0,1,1&hei=500 Berdasarkan gambar di atas, penulis dapat menjelaskan dengan tabel persamaan dan perbedaan antara Mahakala dan Daikokuten dilihat dari bentuk fisik atau atribut serta sifatnya berikut ini. Tabel 3.2 Persamaan dan Perbedaan Mahakala - Daikokuten Persamaan Perbedaan Mahakala Fisik dan Atribut Tidak ada Mahakala memiliki: - Enam tangan - Warna tubuh hitam - Tiga mata Mahakala membawa: - Mangkuk tengkorak - Batu permata - Tongkat - Drum tangan (Damaru) Daikokuten Daikokuten memiliki: - Tubuh gemuk - Kaki pendek - Janggut Daikokuten membawa: - Palu kecil (Uchide no Kozuchi) - Penutup kepala (Daikoku Zukin) 35

10 Sifat Mahakala dan Tidak ada Daikokuten merupakan dewa kekayaan. Sumber: Mahakala: Marcel Nies Oriental Arts The Seven Lucky Gods of Japan Analisis Fisik dan Atribut Mahakala - Daikokuten Perbedaan yang sangat menyolok antara Daikokuten dalam Shichifukujin dan Mahakala dalam Hindu yaitu bentuk fisiknya. Walaupun nama Daikokuten secara harafiah berarti hitam besar, namun Daikokuten tidak memiliki tubuh hitam dan enam tangan seperti Mahakala. Makna warna hitam pada Mahakala yaitu untuk menghindari segala rintangan menuju jalan pencerahan. Mahakala berdiri di atas teratai yang melambangkan kemurnian. Ketiga matanya melambangkan sebagai pengetahuan akan masa lalu dan masa depan. Mahakala berdiri dengan menginjakkan kakinya kepada Ganapati sebagai lambang kekuatannya. Keenam tangannya melambangkan kemurahan hati, kesabaran moralitas, ketekunan, meditasi dan kebijaksanaan. Mahakala memegang mangkuk tengkorang yang berisi darah yang melambangkan penaklukan atas roh jahat. Batu permata yang dipegangnya melambangkan kekayaan. Tongkat dan drum tangan (Damaru) yang dibawanya melambangkan kekuatan, kalung yang dipakai melambangkan kegiatan spiritual, dan tali yang digunakan untuk mengikat mereka yang telah melanggar peraturan. Dalam Shichifukujin, Daikokuten digambarkan sedang membawa sebuah palu kecil yang disebut Uchide no Kozuchi yang dipercaya dapat memberikan kekayaan dan keberuntungan bagi orang yang percaya. Daikokuten memakai penutup kepala yang menyerupai topi yang disebut Daikoku Zukin. Daikokuten juga digambarkan mempunyai wajah yang tersenyum, memiliki janggut, kaki yang pendek dan gemuk, 36

11 serta memakai pakaian Cina kuno. Daikokuten membawa karung besar yang penuh dengan barang berharga yang melambangkan kemakmuran dan kekayaan (Chiba, 1996 : 28). Schumacher (1995) menjelaskan bahwa palu yang dibawa oleh Daikokuten dipercaya dapat mengabulkan permintaan ketika diayunkan. Beberapa orang Jepang mengatakan bahwa saat palu diayunkan akan keluar uang-uang koin. Sementara yang lain mengatakan bahwa keinginan dapat terkabulkan setelah palu diketuk ke tanah tiga kali dan kemudian membuat permintaan Analisis Sifat Mahakala - Daikokuten Mahakala yang merupakan salah satu dewa dalam agama Hindu bergabung bersama dengan dewa Ebisu, Hotei, Benzaiten, Bishamonten, Juroujin dan Fukurokuju membentuk Shichifukujin yang menjadi kepercayaan dalam Shinto. Mahakala juga memiliki sifat yang menurut orang Jepang merupakan aspek keberuntungan yaitu sebagai dewa kekayaan, yang dapat dilihat dengan adanya simbol musang yang memuntahkan berlian dari mulutnya sebagai lambang kekayaan. Selain itu, arti nama Daikokuten dan Mahakala memiliki arti yang sama yaitu hitam besar. Oleh karena itu, menurut analisis penulis, Daikokuten dalam Shichifukujin mendapat pengaruh dari dewa dalam agama Hindu yaitu Mahakala yang merupakan dewa kekayaan dalam agama Hindu. 3.3 Analisis Pengaruh Dewa Hindu Sarasvati Pada Benzaiten Dalam Shichifukujin Sarasvati merupakan dewi dalam agama Hindu yang mempengaruhi salah satu dewa dalam Shichifukujin, yaitu Benten ( 弁天 )atau Benzaiten ( 弁財天 ). Benzaiten 37

12 merupakan satu-satunya dewa dalam Shichifukujin yang berkelamin wanita, yang merupakan dewi seni dan musik dalam Shichifukujin. Benzaiten mudah dikenali dengan alat musik yang digunakannya, yaitu biwa atau kecapi Jepang (Chiba, 1996 : 13). Sama halnya seperti Daikokuten, Benzaiten yang merupakan dewi yang mendapat pengaruh dari dewi Sarasvati di India juga datang ke Jepang sebagai pelindung Buddha melalui Cina. Hal itu sesuai dengan pernyataan Chiba (1996 : 13) mengatakan bahwa di India, Benten dihormati sebagai dewi keberuntungan, tetapi ketika datang ke Jepang, sifat alaminya sedikit berubah untuk menyesuaikan dengan perangai atau watak orang Jepang. Dalam agama Hindu di India, Benzaiten bernama Sarasvati, yang secara literatur berarti air yang mengalir, yang merupakan sebuah sungai di India. Oleh karena itu, di India, Sarasvati disebut sebagai dewi sungai. Thakur (1992 : 29) juga mengatakan bahwa dari berbagai dewa-dewa dalam Hindu yang dipuja di Jepang salah satunya adalah Sarasvati (Benzaiten). Yang perlu diketahui adalah dewa tersebut (Benzaiten) sudah menjadi pelindung Buddha ketika masuk ke Jepang. Dalam Buddha, Benzaiten disebut Biancaitian. Gambar 3.6 : Sarasvati Gambar 3.7 : Benzaiten 38

13 Sumber : Berdasarkan gambar di atas, penulis dapat menjelaskan dengan tabel persamaan dan perbedaan antara Budai dan Hotei berikut ini. Tabel 3.3 Persamaan dan Perbedaan Sarasvati - Benzaiten Persamaan Perbedaan Fisik dan Atribut Sarazvati dan Benzaiten sama-sama berkelamin wanita. Sarasvati dan Benzaiten membawa alat musik (Sarasvati veena, Benzaiten - biwa). Sarasvati Sarasvati memiliki empat tangan dan duduk di atas teratai putih. Sarasvati membawa: - Kalung kristal - Buku suci Hindu Benzaiten Benzaiten hanya memiliki dua tangan. Sifat Sarasvati dan Benzaiten merupakan dewi seni dan musik. Tidak ada Sumber: Sarasvati, The Goddess of Learning Handbook of Japanese Mythology Analisis Fisik dan Atribut Sarasvati Benzaiten Perbedaan yang terlihat antara Benzaiten dan Sarasvati dalam Shichifukujin yaitu jumlah tangannya. Sarasvati memiliki empat tangan, sedangkan Benzaiten hanya memiliki dua tangan. Dalam agama Hindu, dewa dengan tangan lebih dari satu biasanya melambangkan kekuasaan dan kekuatan (Robinson, 2004 : 71). Sarasvati duduk di atas bunga lotus putih yang melambangkan kebenaran absolut. Sarasvati dengan keempat tangannya memegang kalung kristal yang melambangkan kekuatan 39

14 spiritual, buku suci Hindu yang melambangkan pengetahuan dan alat musik (Veena) yang melambangkan Sarasvati sebagai dewi seni dan musik. Di Jepang, Benzaiten memiliki dua bentuk, yaitu Benzaiten (Shichifukujin - Shinto) yang sedang memegang biwa atau kecapi Jepang dengan kedua tangannya sebagai dewi seni dan musik sama seperti Sasrasvati, dan Benzaiten (Buddha) dengan delapan tangan memegang peralatan bela diri yang menandakan peran Benzaiten sebagai pelindung Buddha dari malapetaka. Benzaiten yang memiliki delapan tangan disebut dengan Happi Benzaiten( 八臂弁財天 ). Gambar 3.8 : Happi Benzaiten Sumber : Analisis Sifat Sarasvati Benzaiten Pengaruh dewa Hindu terhadap proses terbentuknya Shichifukujin, yaitu Sarasvati yang merupakan salah satu dewa seni dan musik dalam agama Hindu bergabung bersama dengan dewa Ebisu, Hotei, Daikokuten, Bishamonten, Juroujin dan Fukurokuju membentuk Shichifukujin yang menjadi kepercayaan dalam Shinto dengan nama Benzaiten. Menurut analisis penulis, Benzaiten yang mendapat pengaruh dari dewi Sarasvati, dalam Shinto tidak lagi menjadi pelindung Budha, melainkan menjadi salah satu dewa dalam Shichifukujin. 40

15 Walaupun pengaruh Hindu India tidak secara langsung masuk ke Jepang, tetapi tetap memiliki karakter serta sifat yang sama. Benzaiten dalam Shichifukujin memiliki sifat dari Sarasvati dalam agama Hindu, yaitu sebagai dewa seni dan musik. Menurut analisis penulis, Sarasvati memiliki sifat atau peran yang menurut orang Jepang sama dengan kepercayaan Shinto yaitu sebagai dewa seni dan musik, dimana baik dalam ritual Shinto maupun Hindu, musik atau nyanyian-nyanyian suci digunakan untuk memberikan persembahan kepada para dewa. Hal ini sesuai dengan penjelasan Williams (2005 : 60) yang mengataakan bahwa Shinto juga memiliki nyanyian-nyanyian suci dalam ritual yang biasanya dilakukan dalam suatu festival kepada dewa-dewa. Sebagai dewi seni dan musik, Sarasvati mambawa veena, yang merupakan alat musik dan Benzaiten membawa alat musik Jepang yaitu biwa. Veena merupakan jenis alat musik petik yang sudah ada di India sejak abad kelimabelas. Sedangkan biwa berasal dari alat musik dari Cina yang disebut pyiba atau pipa dan masuk ke Jepang pada periode Nara. Musik merupakan salah satu bagian penting dalam Hindu dimana terdapat kumpulan lagu-lagu pujian kepada dewa-dewa yang disebut Rigveda. 3.4 Analisis Pengaruh Dewa Hindu Kuvera Pada Bishamonten Dalam Shichifukujin Kuvera merupakan dewa kekayaan dalam agama Hindu yang mempengaruhi salah satu dewa dalam Shichifukujin. Kekayaan merupakan salah satu unsur dalam tujuan manusia dalam pemikiran Hindu (Rinehart, 2004 : 156). Dalam Shichifukujin, Kuvera biasa disebut dengan Bishamon( 毘沙門 )atau Bishamonten( 毘沙門天 ). Bishamon 41

16 juga merupakan pengawal Buddha yang termasuk dalam Shitenno( 四天王 )yang secara literatur berarti the four kings of heaven atau empat raja surga. Dalam Shitenno, Bishamon disebut dengan nama Tamonten( 多聞天 )dan merupakan dewa yang paling berkuasa diantara keempat dewa dalam Shitenno. Bishamonten seringkali dikenali sebagai dewa perang, padahal, sesungguhnya merupakan pengawal Buddha. Selain sebagai dewa perang, Bishamon juga dikenal sebagai dewa kekayaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Takemitsu (2005 : 137) yang mengatakan bahwa: 毘沙門天は 仏の周囲をまもる四天王の中の一つで 本来は 武神であった しかし 北方の守護神である毘沙門天には人々に福徳を与える力があるとされていた Bishamonten merupakan salah satu anggota dalam Shitenno, yang melindungi Buddha. Dahulu merupakan dewa perang. Akan tetapi, Bishamonten yang merupakan dewa pelindung bagian utara, memberikan kebahagiaan dan kebaikan kepada orang-orang. Bishamonten merupakan dewa yang disebut dengan nama Vaishravana (Buddha) dan dikenal sebagai dewa keberuntungan, harta karun dan kebahagiaan. Sedangkan di Jepang, Bishamon dikenal sebagai dewa pembawa keberuntungan dan pelindung dari kejahatan (Chiba, 1996 : 25). Dalam Shichifukujin, Bishamonten diibaratkan sebagai seorang polisi yang bertugas sebagai pengawal dan pelindung. Oleh karena itu, Bishamonten dengan menggunakan senjata tombak dapat dimasukkan sebagai pelindung dalam Shichifukujin, dimana Shichifukujin tidak hanya memberikan keberuntungan tetapi juga perlindungan dari segala kejahatan bagi orang yang mempercayainya. Selain itu, Bishamonten juga sebagai dewa penyembuh dari penyakit yang datang dari kejahatan. Dalam Shitenno dan sebagai pengawal Buddha, senjata dan pakaian perang yang dipakai Bishamonten digunakan untuk melawan kejahatan di dunia. 42

17 Thakur (1992 : 29) mengatakan bahwa dari berbagai dewa-dewa dalam Hindu yang dipuja di Jepang salah satunya adalah Vaishravana atau Kuvera (Bishamonten). Lebih dalam, McArthur (2004 : 131) menjelaskan bahwa Vaishravana (Bishamonten) sangat erat kaitannya dengan dewa kekayaan, Kuvera, yang dianggap sebagai bentuk penjelmaannya. Vaishravana merupakan bentuk dewa Buddha yang berasal dari dewa Hindu sebelumnya yaitu Kuvera. Menurut legenda Hindu, Kuvera menunjukkan kesederhanaan selama beratus-ratus tahun dan kemudian diberikan penghargaan oleh dewa pencipta yaitu Brahma, sebagai dewa kekayaan dan pengawal harta di bumi. Gambar 3.9 : Kuvera Gambar 3.10 : Bishamonten Sumber : Tabel 3.4 Persamaan dan Perbedaan Kuvera - Bishamonten Persamaan Perbedaan Kuvera Fisik dan Atribut Tidak ada Kuvera membawa: - Batu mutiara - Luwak yang mengeluarkan baru permata dari mulutnya Bishamonten Bishamonten membawa: - Tombak - Pagoda 43

18 Sifat Kuvera dan Bishamonten merupakan dewa kekayaan. Tidak ada Sumber: Kuvera The Hindu God of Wealth Shichifukujin: seven Lucky Gods of Japan Analisis Fisik dan Atribut Kuvera - Bishamonten Menurut analisis penulis, perubahan yang terjadi dari dewa Hindu Kuvera yang memberikan pengaruh pada dewa Bishamonten terletak pada bentuk fisik serta atribut yang digunakan. Kuvera biasanya digambarkan sedang duduk sambil memegang mutiara di tangan kanannya dan memegang luwak atau musang yang sedang memuntahkan batu permata di tangan kirinya untuk memberikan petunjuk agar kita mengikuti praktek ritual atau memujanya untuk kekayaan berlimpah. Luwak merupakan musuh dari ular yang melambangkan ketamakan dan kebencian. Selain itu, bentuk tubuhnya pendek, gemuk, kuat dan memiliki wajah yang arogan. Wajah yang arogan ingin memberikan pelajaran kepada kita jika kita ingin mendapat kekayaan dengan arogan, maka sebaliknya akan menjadi melarat. Sedangkan Bishamonten dalam Shichifukujin memiliki ciri-ciri jenggot yang tebal, dan memakai pakaian perang sambil membawa sebuah tombak kerajaan dengan satu tangan. Oleh karena itu, seringkali Bishamonten dikenali sebagai dewa perang, walaupun sebenarnya bukan. Selain itu, di tangan kanannya, Bishamonten membawa sebuah pagoda bernama Houtou ( 宝塔 )yang secara literatur berarti pagoda harta karun. Pagoda tersebut melambangkan benteng kepercayaan dan sebagai simbol kekayaan. 44

19 3.4.2 Analisis Sifat Kuvera - Bishamonten Bishamonten memiliki sifat atau karakter dari kedua dewa sebelumnya dari Hindu (Kuvera) dan Buddha (Vaishravana). Bishamonten dan Kuvera (Hindu) memiliki sifat yang sama yaitu sebagai dewa kekayaan. Sedangkan Bishamonten dan Vaishravana (Buddha) memang memiliki sifat yang sama, yaitu sebagai pelindung, Vaishravana sebagai pelindung Buddha dan Bishamonten dalam Shichifukujin sebagai pelindung kejahatan. Sebagai dewa kakayaan, Bishamonten membawa pagoda yang merupakan simbol kekayaan dan elemen-elemen alam semesta (Ashkenazi, 2003 : 128). Sedangkan Kuvera membawa mutiara sebagai lambang kekayaan. Dari penjelasan tersebut, peneliti menganalisis bahwa Kuvera atau Vaishravana berasimilasi sebagai dewa kekayaan dan pelindung dalam Shichifukujin yang merupakan tujuh dewa keberuntungan di Jepang dengan nama Bishamonten. Kuvera masuk ke Jepang dan bergabung bersama membentuk Shichifukujin karena merupakan suatu proses asimilasi budaya. Unsur atau sifat dari Kuvera dan Vaishravana yang diterima oleh masyarakat Jepang ke dalam kepercayaan aslinya (Shinto) merupakan wujud diterimanya budaya atau dewa-dewa asing (Hindu) ke dalam kepercayaan Jepang sehingga terbentuk Shichifukujin. Dengan demikian, menurut analisis peneliti, Daikokuten merupakan bentuk dari Kuvera dalam agama Hindu dimana masuk ke dalam Shichifukujin dengan memiliki sifat yang sama yaitu sebagai dewa kekayaan Proses asimilasi budaya yang terjadi antara dewa Hindu (Kuvera) yang kemudian membentuk Shichifukujin, dibawa melalui agama Buddha dengan nama Vaishravana. Setelah itu barulah dewa Buddha Cina yang berasal dari dewa Hindu 45

20 India tersebut masuk ke Jepang melalui Korea pada abad keenam. Masyarakat Jepang memiliki kepercayaan yang sama yaitu percaya kepada dewa-dewa, sehingga dewa-dewa dalam agama lain pun dapat membaur menjadi satu. Jadi, walaupun Kuvera berasal dari luar Jepang yang kemudian masuk ke dalam kepercayaan asli, masyarakat Jepang tetap bersikap terbuka terhadap agama kepercayaan lain. Hal itulah yang mendorong terjadinya proses asimilasi. 46

Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan

Bab 5. Ringkasan. mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan Bab 5 Ringkasan Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia yang berkembang pesat mengikuti perkembangan di zaman modern sekarang ini. Selain menjalankan kehidupan yang serba modern, masyarakat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO

ANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO ANALISIS PENGARUH DEWA-DEWA BUDDHA DI CINA DAN HINDU DI INDIA TERHADAP SHICHIFUKUJIN DALAM KEPERCAYAAN SHINTO Skripsi Oleh Ronny Dwiputra 1000878990 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2010 ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Asimilasi Menurut Soekanto (1990 : 88), asimilasi (assimilation) merupakan proses sosial dalam taraf lanjut yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama

Bab 2. Landasan Teori Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Bab 2 Landasan Teori 2.1. Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang terhadap Agama Menurut Danandjaja (1997 : 165), sebelum mulai menguraikan agama-agama besar yang telah mempengaruhi Jepang, ada baiknya dijelaskan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi, Koentjaraningrat (1990) mengemukakan bahwa, kebudayaan

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Nitobe (1998) mengemukakan pengertian Bushido sebagai berikut :

Bab 2. Landasan Teori. Nitobe (1998) mengemukakan pengertian Bushido sebagai berikut : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Bushido Menurut Nitobe Nitobe (1998) mengemukakan pengertian Bushido sebagai berikut : 武士道は文字通り武人あるいは騎士の道であり 武士がその職分を尽くす ときでも 日常生活の言行においても 守らなければならない道であって いいかえれば 武士の掟であり

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA

PERSEPSI REMAJA USIA TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA PERSEPSI REMAJA USIA 12-15 TAHUN TERHADAP KEKERASAN DALAM ANIME NARUTO DI SMP 47 DAN SMP DIPONEGORO JAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra M. ARRUM ARROISI

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Kepercayaan Masyarakat Jepang Dewasa Ini. Pengertian agama bagi orang Jepang berbeda dengan orang Indonesia. Pengertian agama bagi orang Indonesia lebih mengarah kepada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI JEPANG PADA ZAMAN MEIJI SKRIPSI ZAIM AZROUI PURBA 2012110024 FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA JEPANG UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2016 i HALAMAN PERNYATAAN

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang,

Bab 5. Ringkasan. Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, Bab 5 Ringkasan Sudah sejak berabad-abad yang lalu berbagai kebudayaan asing masuk ke Jepang, dan tidak ada satu pun dari kebudayaan asing tersebut ditolak oleh kerajaan Jepang. Semua kebudayaan asing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka dipergunakan untuk mendukung penelitian ini lebih lanjut. Pada kajian pustaka dicantumkan beberapa penelitian terdahulu

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Budaya Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian ke-budaya-an dapat diartikan:

Lebih terperinci

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP: PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG Oleh : Amaliatun Saleha NIP: 19760609 200312 2 001 JURUSAN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2006 ABSTRAK Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari

BAB I PENDAHULUAN. keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berawal dari ketertarikan penulis mengenai kuliner Jepang, penulis memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai budaya kuliner Jepang. Dari pengamatan

Lebih terperinci

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12 SKRIPSI OLEH: AHMAD ALFIAN NIM 105110213111001 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Risanti Baiduri NIM :

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI Oleh ALFA RODHY E.S NIM 0911120061 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: psikologi sastra, Nymphomania, perilaku menyimpang.

ABSTRAK. Kata kunci: psikologi sastra, Nymphomania, perilaku menyimpang. ABSTRAK Penelitian ini berjudul Nymphomania pada tokoh Yuriko Hirata dalam Novel Grotesque Karya Natsuo Kirino. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penyebab dan perilaku Nymphomania tokoh Yuriko Hirata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

PENGARUH SHINTO PADA ZAMAN MEIJI TERHADAP SISTEM POLITIK, BUDAYA DAN PENDIDIKAN

PENGARUH SHINTO PADA ZAMAN MEIJI TERHADAP SISTEM POLITIK, BUDAYA DAN PENDIDIKAN PENGARUH SHINTO PADA ZAMAN MEIJI TERHADAP SISTEM POLITIK, BUDAYA DAN PENDIDIKAN Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra NIDA KUDSIAH 2013110165 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN

UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN UPAYA MEMPERTAHANKAN BASIS EKONOMI OLEH KAUM KAPITALIS DALAM NOVEL KANI KOSEN KARYA KOBAYASHI TAKIJI SKRIPSI OLEH AHMAD JAMALUDIN 0911120059 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara

Bab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara Bab 5 Ringkasan Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapinya. Penulis memilih lirik lagu Uzu karya Isshi dengan

Lebih terperinci

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Merupakan karya ilmiah yang saya susun di bawah bimbingan bapak Jonnie Rasmada Hutabarat, M.A., selaku Pembimbing I dan bapak Dr. Ari Artadi selaku Pembimbing II, tidak

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BJ システムについて Mengenai BJ System

BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムについて Mengenai BJ System BJ システムは日本語の文法 および漢字を基準にして独自に開発したシステム教材です BJ System adalah sistem pembelajaran bahasa Jepang yang berdasarkan tata bahasa dan tulisan KANJI. 文法を基準にしておりますので 汎用性の高い日本語を習得できます

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Jepang terdapat bermacam-macam budaya, salah satunya adalah olahraga. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki ketertarikan tinggi terhadap suatu olahraga.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai

Lebih terperinci

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI

MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI SKRIPSI MAKNA SYAIR LAGU SAKURA DALAM DUA LAGU J-POP BERJUDUL SAKURA KARYA NAOTARO MORIYAMA DAN KENTARO KOBUCHI CLARISSA AULIA PRAHARSACITTA 1101705006 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

Lebih terperinci

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM 115110201111004 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SISTEM PENDIDIKAN PADA ZAMAN SHOUWA DI JEPANG DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI

SISTEM PENDIDIKAN PADA ZAMAN SHOUWA DI JEPANG DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI SKRIPSI SISTEM PENDIDIKAN PADA ZAMAN SHOUWA DI JEPANG DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI AGUSTINE CINDY AMELIA MEDA 1101705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang digunakan manusia dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada Mahasiswa Binus

Bab 3. Analisis Data Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada Mahasiswa Binus Bab 3 Analisis Data Selanjutnya penulis akan menganalisis mengenai lima kalimat pasif yang terdapat di dalam komik Sailormoon jilid dua bahasa Jepang. 3.1. Analisis Kemampuan Penggunaan Kalimat Pasif pada

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makna merupakan salah satu unsur bahasa yang dapat mengalami perubahan. Pateda (2010:158-159) mengatakan perubahan makna bisa saja terjadi dikarenakan beberapa faktor,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik yang berkembang di Indonesia. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang memiliki makna dengan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan

BAB I PENDAHULUAN. Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Joshi atau partikel dalam bahasa Jepang jumlahnya sangat banyak dan mempunyai arti dan fungsi yang berbeda - beda sesuai dengan pola kalimat yang mengikutinya, situasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3. Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan semantik yang meliputi makna dan majas disertai dengan pengkajian puisi. Hal tersebut untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia 2.1.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang Menurut Fujisawa (1981) dalam bukunya yang berjudul Zusetsu

Lebih terperinci

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI

MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI SKRIPSI MAKNA LAGU HIMAWARI KARYA KAWASAKI FUTOSHI DAN AKIMOTO YASUSHI PUTU TRISNA WINDASARI 1101705037 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimono merupakan pakaian tradisional sekaligus pakaian nasional Jepang. Perkembangan Jepang yang begitu pesat dalam berbagai bidang, salah satunya bidang fashion,

Lebih terperinci

ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA

ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA ABSTRAK INDONESIA ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM KOMIK YAMATO NADESHIKO SHICHI HENGE KARYA TOMOKO HAYAKAWA Skripsi ini membahas masalah psikologis dari tokoh Nakahara Sunako. Tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci