PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN ABSTRAK"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model tes kompetensi berbahasa yang dapat digunakan sebagai alat ukur kompetensi berbahasa seseorang. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (research and development). Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengembangkan instrumen tes kompetensi berbahasa adalah dengan mengkaji bentuk tes bahasa yang telah digunakan sebagai tes standar. Instrumen tes standar yang dikaji dalam penelitian ini adalah instrumen uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI). Pada awal penelitian dilakukan analisis terhadap instrumen UKBI. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan model instrumen UKBI. UKBI mempunyai beberapa kekurangan, di antaranya berkaitan dengan bentuk soal, materi yang diujikan, dan kurang jelasnya petunjuk pengerjaan. Kelebihan UKBI adalah mampu menguji kemahiran berbahasa Indonesia seseorang secara komprehensif yang mencakup empat keterampilan berbahasa. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut perlu ada pengembangan model tes kompetensi berbahasa sebagai upaya memartabatkan bahasa Melayu di ASEAN Kata Kunci: Pengembangan, Tes, Kompetensi, Berbahasa 95 A. PENDAHULUAN Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dalam Seminar Nasional di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang diselenggarakan 19 Mei 2014 menyajikan makalah berjudul Pemanfaatan Bahasa dalam Pengembangan Kesadaran Intelektual.

2 Dalam makalah tersebut beliau menyampaikan beberapa dasar pemikiran, salah satu dasar pemikiran yang diungkapkan sebagai latar belakang pemilihan topik tersebut adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang belum bermartabat. Hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa bukti situasi kebahasaan yang terjadi di masyarakat, di antaranya: (1) peminggiran bahasa Indonesia melalui media massa, bahasa luar ruang, bahasa pertemuan resmi, dan bahasa terbitan; (2) pemakaian bahasa gaul yang merambah dunia pendidikan sehinga mengacaukan bahasa Indonesia; dan (3) pemakaian bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam kelas SBI atau RSBI. Permasalahan pemartabatan bahasa tampaknya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di ASEAN. Bahasa melayu sebagai bahasa ibu masyarakat di ASEAN belum menunjukkan eksistensinya. Bahasa Inggris masih menjadi bahasa yang dianggap lebih bermartabat dibandingkan dengan bahasa Melayu. Anggapan tersebut bukan tanpa alasan. Jika dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh negara pengguna bahasa tersebut menunjukkan ada perhatian yang tinggi dalam memertahankan bahasanya. Sebagai contoh, bahasa Inggris mempunyai instrumen tes standar yang diakui secara internasional sebagai persyaratan untuk dapat masuk ke negara-negara tersebut. Brown (2004:83-86) menyatakan bahwa dalam bahasa Inggris terdapat empat tes kemahiran berbahasa yang dikomersilkan secara internasional, yaitu TOEFL (Test of English as Foreign LAnguage, MELAB (Michigan English Language Assesment Battery), IELTS (International English Language Testing System), dan TOEIC (Tes of English for International Communication). Keempat jenis tes tersebut bertujuan untuk mengukur semua kompetensi berbahasa. Masingmasing jenis tes mempunyai perbedaan dalam pelaksanaannya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan antara TOEFL, MELAB, IELTS, dan TOEIC 96 Producer TOEFL MELAB IELTS TOEIC Educational Englis Language Jointly managed The Chauncy testing Institute, University by the University group service of Michigan of Cambridge international, Local Examination a subsidiary of Syndicate (UCLES), educational the British testing service Council, and IDP

3 97 Objectives To test overall proficiency (language ability) Primary Market Type Response modes Time Allocation Almost exclusively U.S. universities and college for admission purposes Computerbased (CB) (and two sections are computeradapttive) A traditional paper-based (PB) version is also available Multiple choise responses; essay Up to 4 hours (CB); 3 hours (PB) To test overall proficiency (language ability) Mostly U.S. and Canadian language programs and college; some worlwide educational settings as well Paper-based Multiple choise responses; essay Education Australia To test overall proficiency (language ability) Australian, British, Canadian, and New Zealand academic institutions and profesional organizations. American academic institutions are increasing accepting IELTS for admissions purposes Computer-based (for reading and writing section); paper-based for listening and speaking modules Multiple choise responses; essay; oral production 2.5 to 3.5 hours 2 hours, 45 minutes To test overall proficiency (language ability) Worldwide business, commerce, and industry contexts (workplace settings) Computerbased and paper-based versions. Multiple choise responses 2 hours Sebenarnya bahasa Indonesia juga telah memiliki instrumen uji kemahiran berbahasa yang dikenal dengan UKBI. UKBI dikembangkan oleh Pusat Bahasa Depdiknas yang sekarang dikenal dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. UKBI diwujudkan dalam bentuk baterai A, B, C, dan D. Atas bobot soal atau tingkat kesukarannya, baterai UKBI dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 dirancang bagi mereka yang memiliki kebutuhan komunikasi yang lebih kompleks untuk tujuan vokasional dan/ atau akademik. Sementara itu, tipe 2 dirancang bagi mereka yang memiliki kebutuhan komunikasi yang lebih sederhana untuk

4 tujuan sosial dan/ atau vokasional. Dengan demikian, soal dalam baterai tipe 1 memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi atau bobot yang lebih berat daripada soal dalam baterai tipe 2. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua seksi UKBI adalah 2 jam 15 menit. Namun, sampai saat ini UKBI belum difungsikan sebagai instrumen tes yang mampu mengangkat martabat bahasa Indonesia. UKBI sebagai instrumen pengukur kemahiran berbahasa Indonesia seseorang masih perlu ditinjau, diperbaiki, dan dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai instrumen mampu memartabatkan bahasa Indonesia. Pengelolaan pelaksanaan UKBI yang terpusat di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang secara operasional dilakukan oleh Balai Bahasa merupakan salah satu faktor yang menghambat penerapan UKBI di masyarakat umum. Diakuinya instrumen tes standar bahasa Inggris secara internasional jika dilihat berdasarkan tabel 1. dipengaruhi oleh peran serta universitas sebagai pengelola dan penyelenggara pelaksanaan tes tersebut. Rahmawati (2013b:95-103) mengungkapkan bahwa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyai peran strategis sebagai fasilitator pelaksanaan UKBI. Berdasarkan pernyataan di atas, makalah ini bertujuan untuk memaparkan kekurangan dan kelebihan instrumen UKBI. Hal ini dilakukan sebagai langkah awal dalam mengembangkan model tes kompetensi berbahasa. Dengan dikembangkannya model tes kompetensi berbahasa maka pemartabatan bahasa Melayu di ASEAN dapat terealisasi. B. METODOLOGI PENELITIAN Pada dasarnya penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (developmental research). Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah produk instrumen tes kompetensi berbahasa (Indonesia) yang dapat digunakan sebagai alat ukur kompetensi berbahasa seseorang. Pembahasan makalah ini dispesifikasikan dalam sebuah kegiatan awal mengidentifikasi instrumen UKBI. Pengidentifikasian instrumen UKBI merupakan tahap awal yang dilakukan sebagai bentuk studi eksplorasi kekurangan dan kelebihan instrumen tersebut. Pengidentifikasian dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi (content analysis). 98

5 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN UKBI merupakan tes baku yang dikembangkan sesuai dengan teori pengujian modern dan dirancang untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tulis. UKBI telah diujikan kepada penutur bahasa Indonesia yang berasal dari beragam strata sosial, pekerjaan, dan latar belakang pendidikan. Selain itu, UKBI juga telah diujikan kepada penutur asing (Solihah dan Dony, 2005:1). Deskripsi tentang UKBI dapat dipaparkan berdasarkan tiga kategori, yaitu: (1) pemeringkatan UKBI; (2) Materi UKBI; dan (3) Komposisi UKBI. a. Pemeringkatan UKBI Solihah dan Dony (2005:3) menyatakan bahwa untuk menempatkan kemahiran berbahasa peserta uji, UKBI menentukan tujuh peringkat kemahiran berbahasa Indonesia dan ditafsirkan ke dalam tujuh predikat. Ketujuh peringkat dan predikat tersebut ditentukan berdasarkan rentang skor yang ditetapkan dalam UKBI. Berikut adalah tabel pemeringkatan hasil UKBI. Tabel 2. Pemeringkatan Hasil UKBI 99 Rentang Skor Peringkat Predikat I Istimewa II Sangat unggul III Unggul IV Madya V Semenjana VI Marginal VII Terbatas Tim UKBI (2003: 11-13) mendeskripsi ketujuh peringkat itu adalah sebagai berikut. Peringkat I, Istimewa, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan akademik dan lain-lain, yang bersangkutan tidak mengalami kendala.

6 100 Peringkat II, Sangat unggul, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan akademik yang kompleks, yang bersangkutan mungkin masih mengalami kendala, tetapi tidak untuk keperluan yang lain. Peringkat III, Unggul, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan akademik dan vokasional yang kompleks, yang bersangkutan mungkin masih mengalami kendala. Peringkat IV, Madya, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan vokasional yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala dan kendala tersebut makin besar dalam berkomunikasi untuk keperluan akademik. Peringkat V, Semenjana, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan akademik, yang bersangkutan sangat terkendala. Untuk keperluan vokasional dan sosial yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak terkendala untuk keperluan vokasional dan sosial yang tidak kompleks. Peringkat VI, Marginal, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang kurang dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan sosial yang tidak kompleks, termasuk keperluan survival, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Akan tetapi, untuk keperluan sosial yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Hal ini berarti yang bersangkutan belum siap berkomunikasi untuk keperluan vokasional, apalagi untuk keperluan akademik. Peringkat VII, Terbatas, predikat yang menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat kurang dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan hanya siap berkomunikasi untuk keperluan survival. Pada saat yang sama,

7 101 predikat ini juga menggambarkan potensi yang bersangkutan dalam berkomunikasi masih sangat besar kemungkinannya untuk ditingkatkan. b. Materi UKBI Materi UKBI berupa penggunaan bahasa Indonesia yang digunakan dalam berbagai bidang, seperti sejarah, kebudayaan, hukum, dan ekonomi. Materi itu diambil dari berbagai sumber, antara lain, media massa (elektronik an cetak) dan/ atau buku-buku. Dengan materi itu, UKBI menguji kompetensi berkomunikasi lisan dan tulis dalam bahasa Indonesia, baik yang menyangkut kemampuan reseptif maupun kemampuan produktif. Kemampuan reseptif berkaitan dengan pemahaman isi wacana lisan dan isi wacana tulis serta kepekaan terhadap kaidah bahasa Indonesia. Kemampuan reseptif diujikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan empat opsi. Kemampuan produktif berkaitan dengan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia secara tulis dan lisan. Keterampilan menggunakan bahasa Indonesia tulis diukur melalui penyusunan wacana tulis. Keterampilan menggunakan bahasa Indonesia lisan diukur melalui wawancara yang meliputi monolog dan dialog (Tim UKBI, 2003: 4). c. Komposisi Soal UKBI diwujudkan dalam bentuk baterai A, B, C, dan D. Atas bobot soal atau tingkat kesukarannya, baterai UKBI dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Tipe 1 dirancang bagi mereka yang memiliki kebutuhan komunikasi yang lebih kompleks untuk tujuan vokasional dan/ atau akademik. Sementara itu, tipe 2 dirancang bagi mereka yang memiliki kebutuhan komunikasi yang lebih sederhana untuk tujuan sosial dan/ atau vokasional. Dengan demikian, soal dalam baterai tipe 1 memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi atau bobot yang lebih berat daripada soal dalam baterai tipe 2. Komposisi setiap baterai adalah sebagai berikut. Tabel 3. Komposisi Soal UKBI Baterai Seksi I II III IV V A V v V V V B V v V V C V v V V D V v V

8 102 Seksi I: Mendengarkan/ Menyimak (40 butir soal, ±25 menit), seksi ini bertujuan untk mengukur kemampuan memahami informasi yang diungkapkan secara lisan, baik dalam bentuk dialog maupun monolog yang membahas berbagai situasi, kondisi, dan topik. Seksi ini terdiri atas empat buah dialog dan empat buah monolog. Setiap dialog dan monolog diiringi lima butir soal pilihan ganda yang harus dijawab sekaligus ketika dialog dan monolog tersebut diperdengarkan. Seksi II, Merespons Kaidah (25 butir soal, 20 menit), seksi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan merespons kaidah bahasa Indonesia ragam formal: ejaan, bentuk dan pilihan kata, serta struktur kalimat. Soal dalam seksi ini terdiri atas satu atau dua kalimat yang memiliki dua bagian yang bergaris bawah dan bercetak tebal. Salah satu bagian itu berisi kesalahan dalam penerapan kaidah bahasa Indonesia. Peserta harus menentukan satu bagian yang berisi kesalahan dan menentukan salah satu dari dua pilihan jawaban di bawahnya sebagai jawaban yang betul. Seksi III, Membaca (40 butir soal, 45 menit), seksi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan memahami informasi yang disampaikan dalam bentuk wacana tulis atau bacaan. Bacaan tersebut disajikan dalam berbagai laras bahasa bidang ilmu. Dalam seksi ini terdapat lima bacaan yang masing-masing diiringi delapan butir soal pilihan ganda. Seksi IV, Menulis ( kata, 30 menit) seksi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia tulis sehubungan dengan informasi yang terdapat dalam diagram, tabel, atau gambar lain. Seksi V: Berbicara (monolog dan/ atau dialog, ± 15 menit), seksi ini bertujuan untuk mengukur kemampuan menggunakan bahasa Indonesia lisan sehubungan dengan informasi yang berkaitan dengan diagram, tabel, atau gambar lain. Secara teoretis UKBI dikembangkan dalam rancangan yang ideal karena dikembangkan untuk mengukur semua aspek keterampilan berbahasa. Hal inilah yang menjadi kelebihan instrumen tersebut. Secara praktis, instrumen tersebut menunjukkan kekurangan. Adapun kekurangan instrumen UKBI akan dipaparkan berikut ini.

9 Bentuk tes UKBI tergolong sebagai tes diskret. Hal tersebut ditunjukkan dengan bentuk tes UKBI untuk mengukur kemampuan mendengarkan, respons kaidah, dan membaca masih berbentuk tes pilihan ganda meskipun keterampilan berbicara dan menulis sudah dilaksanakan dalam wujud unjuk kerja. Selain itu, tes respons kaidah dalam UKBI menunjukkan bahwa tes tersebut masih menekankan unsur kebahasaan yang tidak secara langsung dimasukkan secara kontekstual. Selain hal tersebut, instrumen tes mendengarkan setiap butir soal yang ditanyakan tidak berdasarkan rangsang suara yang diperdengarkan. Hal ini berdampak pada kemampuan seseorang menjawab pertanyaan. Jika peserta uji tidak mampu menjawab soal dengan benar bisa jadi bukan karena tidak mampu mendengarkan, melainkan karena terlewat rangsang suara yang diperdengarkan secara tidak beraturan. Soal yang berupa gambar dalam mengukur kemahiran berbicara dan menulis dapat menimbulkan masalah jika gambar yang dijadikan soal tidak jelas. Selain itu kemampuan peserta tes yang berbicara dan menulis hanya berdasarkan gambar maka kemampuannya untuk mengungkapkan argumen secara tidak langsung dibatasi. 2. Materi yang diujikan Materi yang diujikan dalam instrumen tes UKBI belum dikategorikan ke dalam bidang ilmu, misalnya IPA dan IPS. Hal ini mengakibatkan adanya ketimpangan dalam mengerjakan soal yang dilatarbelakangi oleh perbedaan pemahaman pengetahuan awal (skemata). Misal, orang yang mempunyai latar belakang bidang keilmuan sosial akan mengalami kesulitan saat mengerjakan soal yang berlatar belakang ilmu alam, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu materi yang digunakan sebagai bahan uji UKBI harus dikategorikan berdasarkan latar belakang keilmuan peserta tes. 3. Petunjuk Mengerjakan Dalam petunjuk mengerjakan UKBI ada syarat bahwa buku uji tidak boleh dicorat-coret. Hal ini sangat membatasi peserta uji yang mempunyai strategi pengerjaan soal yang terbiasa menuliskan terlebih dahulu jawaban pada buku uji. Selain itu, petunjuk dalam mengerjakan soal merespons kaidah membuat peserta uji bingung karena dapat menjebak peserta uji memilih dua pilihan dalam satu soal.

10 104 Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan model tes kompetensi berbahasa Indonesia diperlukan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam pengujian kompetensi berbahasa dewasa ini yang masih cenderung pada tes yang bersifat diskret. Adapun beberapa strategi yang dapat dilakukan di antaranya sebagai berikut. 1. Bentuk tes dapat dimodifikasi dengan cara menyesuaikan dengan bentuk-bentuk tes standar bahasa Inggris yang telah diakui oleh masyarakat secara internasional. Rahmawati (2012:43-50) memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tes kompetensi berbahasa yang bersifat diskret dapat dilakukan dengan mengadaptasi bentuk tes IELTS sebagai instrumen pengukur kompetensi komunikatif berbahasa Indonesia. Hal ini relevan dengan hasil penelitian Behfrouz dan Nahvi (20013:30-39) yang menyimpulkan bahwa variasi bentuk soal berpengaruh secara signifikan dengan kemampuan tes, khususnya membaca. 2. Materi yang diujikan dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan skemata peserta uji. Penelitian Alibakhshi (2011: ) yang menyimpulkan bahwa pengembangan tes berbahasa harus mempertimbangan pengetahuan akademik secara umum yang dimiliki oleh peserta yang akan diuji. 3. Ketidakjelasan petunjuk pengerjaan soal dapat diatasi dengan menyederhanakan petunjuk mengerjakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mudah dipahami. Rahmawati (2013a: ) dalam Seminar Internasional PIBSI XXXV di Solo menawarkan sebuah model instrumen tes bahasa Indonesia bagi penutur asing. Pada saat dipresentasikan ada kekhawatiran dari beberapa peserta jika model instrumen tes bahasa Indonesia bagi penutur asing diterapkan di Indonesia maka hal ini justru menghambat berkembangnya negara Indonesia karena orang luar negeri yang datang ke Indonesia akan merasa enggan jika ada syarat tes masuk ke negara Indonesia. Sanggahan tersebut perlu diluruskan bahwa tes dikembangkan bukan semata-mata berfungsi sebagai alat penilaian. Tes dapat dimanfaatkan sebagai instrumen diagnosis kemampuan awal dan kemampuan akhir atau kemampuan sebelum mendapat pembelajaran dan kemampuan setelah mendapatkan pembelajaran. Berdasarkan hasil diagnosis itulah dapat dimanfaatkan sebagai tolok ukur kompetensi berbahasa seseorang. Dengan hal semacam ini maka pemartabatan bahasa Melayu di ASEAN dapat terealisasi.

11 105 D. PENUTUP 1. Kesimpulan Salah satu langkah yang ditempuh untuk mengembangkan instrumen tes kompetensi berbahasa adalah dengan mengkaji bentuk tes bahasa yang telah digunakan sebagai tes standar. instrumen tes standar yang dikaji dalam penelitian ini adalah instrumen uji kemahiran berbahasa Indonesia (UKBI). Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui kekurangan dan kelebihan model instrumen UKBI. UKBI mempunyai beberapa kekurangan, di antaranya berkaitan dengan bentuk soal, materi yang diujikan, dan kurang jelasnya petunjuk pengerjaan. Kelebihan UKBI adalah mampu menguji kemahiran berbahasa Indonesia seseorang yang mencakup empat keterampilan berbahasa. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan tersebut perlu ada pengembangan model tes kompetensi berbahasa sebagai upaya memartabatkan bahasa Melayu di ASEAN 2. Saran Pengembangan model tes kompetensi berbahasa perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat direalisasi. Terealisasinya model tes kompetensi berbahasa merupakan wujud nyata pemartabatan bahasa Melayu di ASEAN. Tidak perlu ada kekhawatiran fungsi tes yang dikembangkan karena tes dikembangkan bukan semata-mata sebagai alat melakukan penilaian tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mendiagnosis kompetensi awal sebelum belajar dan kompetensi akhir setelah belajar. DAFTAR PUSTAKA Alibakhshi, Goudarz External Validity of TOEFL Section of Doctoral Entrance Examination in Iran: A Mixed Design Study. Dalam Theory and Practice in Language Studies, Vol 1, No 10, halaman Behfrouz, Behnam dan Nahvi, Elham The Effect of Task Characteristics on IELTS Reading Performance. Open Journal of Modern Linguistics Vol 3, No 1, halaman

12 106 Brown, H. Douglas Language Assesment, Principles and Classroom Practice. San Fransisco: Longman. Rahmawati, Laili Etika Adaptasi Bentuk Tes International English Language Testing System (IELTS) sebagai Instrumen Pengukur Kompetensi Komunikatif Berbahasa Indonesia. Dalam Jurnal LOA Volume 8, Nomor 1, Juni 2012 halaman a. Model Instrumen Tes Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Dalam Prosiding Seminar Internasional PIBSI XXXV halaman Surakarta: Universitas Sebelas Maret b. Peran Strategis Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai Fasilitator Pelaksanaan UKBI. Dalam Jurnal LOA Volume 9 Nomor 2 Desember 2013 halaman Solihah, Atikah dan Dony Setiawan Bedah Soal UKBI. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Peniikan Nasional. Tim UKBI Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas.

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 PENINGKATAN KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA GURU MIM DI KECAMATAN MATESIH MELALUI KEGIATAN BEDAH SOAL UJI KEMAHIRAN

Lebih terperinci

PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA

PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA Laili Etika Rahmawati Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Laili.Rahmawati@ums.ac.id Abstract This paper has aim to describe

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI)

EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) ATIKAH SOLIHAH Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Pengertian UKBI UKBI merupakan

Lebih terperinci

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman 219 229 TES KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA TINGKAT SLTA SEKABUPATEN PRINGSEWU (Indonesian Proficiency Test for The

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang secara resmi dibuka pada akhir tahun 2015 perlu dipersiapkan dengan matang. Lalu lintas perekonomian termasuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA

Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA Vidi Sukmayadi, Universitas Pendidikan Indonesia vidi_owen@yahoo.com SARIPATI Tulisan ini memaparkan tentang pengembangan tes penempatan bagi siswa Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORETIS

BAB II. LANDASAN TEORETIS DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 10 C. Rumusan Masalah 12 D. Definisi Operasional 14 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20 F. Pola Pikir Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF)

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Terhadap Objek Studi Penelitian English First (EF) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Saat ini belajar Bahasa Inggris bukan hanya suatu kewajiban, melainkan suatu kebutuhan yang tak bisa dihindari lagi. Kesadaran masyarakat akan perlunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

URGENSI LITERASI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN TES KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA UNTUK MAHASISWA ASING

URGENSI LITERASI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN TES KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA UNTUK MAHASISWA ASING The 1st International Conference on Language, Literature and Teaching ISSN 2549-5607 URGENSI LITERASI KOMUNIKASI DALAM PENGEMBANGAN TES KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA UNTUK MAHASISWA ASING Laili Etika

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 11 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute, lebih dikenal dengan nama TBI adalah sebuah yayasan yang didirikan sejak tahun 1984.

Lebih terperinci

AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA 109 AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA Nafri Yanti Dosen Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Universitas Bengkulu nafri_yanti@yahoo.com

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU. Elvina Syahrir

KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU. Elvina Syahrir KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU Elvina Syahrir Balai Bahasa Provinsi Riau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Binawidya, Kompleks Universitas Riau, Panam,

Lebih terperinci

Pengembangan Tes Uji Kompetensi Bahasa Inggris. Test of English Proficiency, (TOEP)

Pengembangan Tes Uji Kompetensi Bahasa Inggris. Test of English Proficiency, (TOEP) Pengembangan Tes Uji Kompetensi Bahasa Inggris Test of English Proficiency, (TOEP) Latar Belakang Kemajuan teknologi telah memungkinkan terjadinya interaksi antar orang di seluruh dunia nyaris tanpa kendala

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Mata kuliah : Writing for Academic Purposes Kode : IG 435 Dosen : Fazri Nur Yusuf, S.Pd., M.Pd. (2242)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menerangkan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian, analisis kelas XI SMK Negeri 1 Sawit disimpulkan sebagai berikut. 1. Bentuk kesalahan penggunaan

Lebih terperinci

UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING. Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu

UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING. Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu 129 UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu anggunsaridewi@gmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus

Lebih terperinci

Klasifikasi Skor Kompetensi Bahasa Inggris untuk Penentuan Jenis dan Jumlah Mata Kuliah Bahasa Inggris (Studi Kasus IT Telkom)

Klasifikasi Skor Kompetensi Bahasa Inggris untuk Penentuan Jenis dan Jumlah Mata Kuliah Bahasa Inggris (Studi Kasus IT Telkom) Prosiding SNaPP0: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-3590 Klasifikasi Skor Kompetensi Bahasa Inggris untuk Penentuan Jenis dan Jumlah Mata Kuliah Bahasa Inggris (Studi Kasus IT Telkom) Yuliant Sibaroni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan.

Lebih terperinci

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PENGUASAAN EJAAN BAHASA INDONESIA DALAM KEMAMPUAN MENULIS MAHASISWA BARU SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN SILABUS MKU BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON Tri Pujiatna Universitas Swadaya Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Inggris di Sekolah Dasar termasuk ke dalam muatan lokal sebagaimana tercantum di dalam kurikulum KTSP 2006. Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang penting. Oleh karena itu menulis merupakan salah satu standar kompetensi dalam pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa perlu memiliki kemahiran dan penguasaan yang baik, agar apa yang disampaikan melalui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD LINGUISTIKA AKADEMIA, Special Edition, May 2016 ISSN: 2089-3884 accredited by DGHE (DIKTI), Decree No: 51/Dikti/Kep/2010 193 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD Marwati MTsN Galur,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa digunakan manusia sebagai alat untuk berkomunikasi, bersosialisasi, dan beradaptasi. Melalui bahasa,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik)

SEMINAR NASIONAL PRASASTI (Pragmatik: Sastra dan Linguistik) KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK PADA SISWA SMA Oleh: Hesti Muliawati, S.S., M.Pd. Abstrak Bahasa Indonesia berperan sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan. ayat 3 mengamanatkan pemerintah dan/atau pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan. ayat 3 mengamanatkan pemerintah dan/atau pemerintah daerah untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah mengembangkan pendidikan bertaraf internasional. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan peningkatan mutu pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan oleh manusia untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa sudah digunakan sejak zaman nenek moyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan salah satu proses penting, hasil belajar siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

KURIKULUM OPERASIONAL

KURIKULUM OPERASIONAL KURIKULUM OPERASIONAL Jurusan : Bahasa dan Sastra Inggris Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris Jenjang Pendidikan : Strata Satu (S1) Status Akreditasi : B FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PELITA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau yang biasa dikenal dengan classroom action research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia harus terus ditingkatkan kualitas pribadi, kemampuan berkarya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai sumber daya manusia tentu tidak bisa lepas dari masalah pendidikan sebagai salah satu pranata utama dalam pembangunan sumber daya manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

JBKR ISSN : /VOLUME: 2/ Nomor 1

JBKR ISSN : /VOLUME: 2/ Nomor 1 MANAJEMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK BASED LANGUAGE TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MAHASISWA Ike Anita Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS

EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS EFEKTIVITAS CAROUSEL ACTIVITY DALAM SPEAKING CLASS Dewa Ayu Ari Wiryadi Joni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mahasaraswati Denpasar Email: wiryadijoni@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris diarahkan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan.

Lebih terperinci

BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB

BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB Kemahiran mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dalam berbahasa Arab merupakan hal yang perlu dilihat dalam menentukan sikap bahasa mereka. Bahasa Arab yang dimaksudkan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

STRUKTUR KURIKULUM TAHUN AKADEMIK PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STRUKTUR KURIKULUM TAHUN AKADEMIK 2016-2017 PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS No. Kode MK Nama Matakuliah Nama Matakuliah Kegiatan Status Semester (in English) K Pr W P ke Pendidikan Agama 0001212001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam berbahasa adalah bahasa. Fungsi bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam berbahasa adalah bahasa. Fungsi bahasa sebagai alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan berbahasa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya bersama manusia lain untuk berkomunikasi. Media komunikasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara akan maju dan berkembang apabila diikuti dengan peningkatan pendidikan

Lebih terperinci

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa internasional yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam berkomunikasi antar bangsa. Ini sesuai dengan peran

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain Eni Sukaeni, 2012 Penggunaan Model Penemuan Konsep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas kehidupan, serta

Lebih terperinci

KURIKULUM 2009 (JALUR SKRIPSI)

KURIKULUM 2009 (JALUR SKRIPSI) KURIKULUM 009 (JALUR SKRIPSI) SEMESTER I MKK 11009 Struktur Bahasa Inggris Fundamental / Fundamental English Structures MKK 1101 Menyimak/ Listening Comprehension MKK 11015 Dasar-Dasar Berbicara/ Basic

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP PENDAHULUAN Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah bahasa. Dengan berbahasa dapat disampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengungkapkan bahwa saat ini bahasa Indonesia telah dipelajari di tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang mengungkapkan bahwa saat ini bahasa Indonesia telah dipelajari di tiga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) semakin hari semakin meningkat. Seperti yang diungkap oleh Gani (2000: 58) yang mengungkapkan

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS BEKAL UTAMA MASUK DUNIA KERJA. Oleh Amrizal

PENERAPAN IPTEKS KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS BEKAL UTAMA MASUK DUNIA KERJA. Oleh Amrizal KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS BEKAL UTAMA MASUK DUNIA KERJA Oleh Amrizal Abstrak Bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting yang dimiliki oleh mahasiswa. Selain merupakan bahasa Internasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAKBAN (LEMBAGA KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) SEBAGAI SARANA PELATIHAN TENAGA KERJA ASING UNTUK MEMPERSIAPKAN UKBI (UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) BIDANG

Lebih terperinci

oleh Ike Anita ABSTRAK

oleh Ike Anita ABSTRAK MANAJEMEN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK BASED LANGUAGE TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MAHASISWA (Studi Eksperimental dalam Mata Kuliah Bahasa Inggris di Jurusan

Lebih terperinci

Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak

Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA. Abstrak Dimensi Autentisitas di dalam Pembelajaran BIPA B. Widharyanto PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Abstrak Autentisitas di dalam pembelajaran bahasa asing, seperti BIPA, merupakan aspek yang

Lebih terperinci

PENILAIAN RANAH AFEKTIF DALAM MENULIS CERPEN MENYONGSONG KURIKULUM 2013

PENILAIAN RANAH AFEKTIF DALAM MENULIS CERPEN MENYONGSONG KURIKULUM 2013 PENILAIAN RANAH AFEKTIF DALAM MENULIS CERPEN MENYONGSONG KURIKULUM 2013 Hartati Rahayu Magister Pengkajian Bahasa Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: tatik_cempluk@yahoo.com Abstrak Penilaian ranah

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)

INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TELAAH SILABUS, RPP, TES DAN PEDOMAN OBSERVASI RESPONDEN: PENGAWAS/KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan seperti perniagaan atau penyampaian informasi. Langkah utama yang

Lebih terperinci

JADWAL KULIAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017

JADWAL KULIAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 Semester I 1 08.00--09.40 PING2012 2 10.00--11.40 PING5022 1 08.00--09.40 PING1012 2 10.00--11.40 PING5052 1 08.00--09.40 PING1022 2 10.00--11.40 PING5012 1 08.00--09.40 PING5032 2 10.00--11.40 PING2022

Lebih terperinci

3 Mata Kuliah Fakulter SBF 4 4 Mata Kuliah Bidang Keahlian SBI Mata Kuliah Paket Pilihan SLT 19 6 Mata Kuliah Pilihan SEL 2/4 Total SKS 145/147

3 Mata Kuliah Fakulter SBF 4 4 Mata Kuliah Bidang Keahlian SBI Mata Kuliah Paket Pilihan SLT 19 6 Mata Kuliah Pilihan SEL 2/4 Total SKS 145/147 3 Mata Kuliah Fakulter SBF 4 4 Mata Kuliah Bidang Keahlian SBI 100 5 Mata Kuliah Paket Pilihan SLT 19 6 Mata Kuliah Pilihan SEL 2/4 Total SKS 145/147 2. Sebaran Mata Kuliah Semester 1 MKU6208 Pancasila

Lebih terperinci

UNIT OF LANGUAGE RESEARCH AND APPLICATION STATE POLYTECHNIC OF JAKARTA UNIT PENGKAJIAN DAN PENERAPAN BAHASA (UP2B) POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

UNIT OF LANGUAGE RESEARCH AND APPLICATION STATE POLYTECHNIC OF JAKARTA UNIT PENGKAJIAN DAN PENERAPAN BAHASA (UP2B) POLITEKNIK NEGERI JAKARTA UNIT PENGKAJIAN DAN PENERAPAN BAHASA (UP2B) POLITEKNIK NEGERI JAKARTA UNIT OF LANGUAGE RESEARCH AND APPLICATION STATE POLYTECHNIC OF JAKARTA UP2B, dalam 4 tahun ke depan, diupayakan untuk menjadi sebuah

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para profesional bisnis masa depan. Dari motto tersebut, Universitas Widyatama

BAB I PENDAHULUAN. para profesional bisnis masa depan. Dari motto tersebut, Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Widyatama memiliki sebuah motto yaitu friendly campus for future business pro atau yang bisa diartikan sebagai kampus yang bersahabat bagi para profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kegiatan membaca merupakan satu-satunya cara untuk menyerap dan menafsirkan informasi tertulis. Itulah sebabnya setiap orang dituntut memiliki keterampilan membaca

Lebih terperinci

tersebut, seperti diskusi, tanya-jawab, ceramah bervariasi, simulasi, latihan, dan penugasan.

tersebut, seperti diskusi, tanya-jawab, ceramah bervariasi, simulasi, latihan, dan penugasan. SILABUS DAN SAP 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Interpretasi II (Evaluasi Pengajaran ) Kode MK/Jumlah SKS : IND 540/2 Jurusan/Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Prasyarat

Lebih terperinci

Perancangan Aplikasi Simulasi Toefl Berbasis Android

Perancangan Aplikasi Simulasi Toefl Berbasis Android Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Perancangan Aplikasi Simulasi Toefl Berbasis Android Sitti Aisa 1), Erfan Hasmin 2) STMIK DIPANEGARA Jalan Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut Sahertian (2008: 26) pendidik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahirnya era internet telah memberi perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, dimana informasi menjadi sangat mudah untuk diakses dan disebarkan. Kehadiran

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

Jurnal Noken 2(1)

Jurnal Noken 2(1) KEMAMPUAN MENGUBAH NASKAH PERCAKAPAN DRAMA KE DALAM BENTUK NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I BONTOLEMPANGAN KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA Rosmida 1, Rais Dera P Rawi 2 1 Program Studi Sastra

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Ilham Zamzam Nurjaman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian

Lebih terperinci

E. Distribusi Mata Kuliah

E. Distribusi Mata Kuliah E. Distribusi Mata Kuliah I. Jurusan Bahasa Inggris A. Program S1 NO. I. MPK MK PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (4 SKS) 1. MPK 5410101 Agama (Character building ) - - - - - - -. MPK 541010 Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN CAHAYA PENDIDIKAN, 3(1): 17-24 Juni 2017 ISSN : 1460-4747 PENGARUH GRAMMATICAL KNOWLEDGE TERHADAP SKOR LISTENING TOEFL TEST MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN Desi Surlitasari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH

PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH PENGEMBANGAN SILABUS TOEFL LISTENING UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS DENGAN TINGKAT KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS RENDAH Oleh: Maisarah, S.S., M.Si 1 Endang Suciati, M.A 2 Fakultas Bahasa dan Sastra Unipdu

Lebih terperinci

SOP Ujian Komprehensif Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

SOP Ujian Komprehensif Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada SOP Ujian Komprehensif Program Doktor Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada PENGERTIAN UJIAN KOMPREHENSIF STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Evaluasi terhadap prestasi akademik sebagai hasil pendidikan

Lebih terperinci

Tip and Trik dalam Menghadapi Ujian TOEFL

Tip and Trik dalam Menghadapi Ujian TOEFL Tip and Trik dalam Menghadapi Ujian TOEFL My opinion from the Headlines of kompas.com: Memang TOEFL itu bervariasi. Sekarang bukan zamannya lagi TOEFL paper based test. Sekarang, dengan kemajuan teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP),

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa verbal/lisan atau berbicara. Manusia bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia adalah fenomena ilmiah, tetapi bahasa sebagai alat interaksi sosial di dalam masyarakat manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diajarkan di universitas khususnya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diajarkan di universitas khususnya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penguasaan Bahasa Inggris sangat penting bagi seorang mahasiswa, namun sayang masih banyak juga yang belum menyadari perlunya penguasaan Bahasa Inggris yang baik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan akhir pembelajaran Bahasa Inggris adalah kemampuan siswa menguasai aspek-aspek kebahasaan, seperti aspek bunyi (phonology), aspek tata bahasa (grammar),

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial St. Inti/SK Kompet. Guru Mapel Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing Menguasai

Lebih terperinci

BAGIAN I PENDAHULUAN

BAGIAN I PENDAHULUAN BAGIAN I PENDAHULUAN A. VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau telah hadir ditengah masysakat

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Muh. Jabir STAIN Datokarama Palu, Jl. Diponegoro 23 Palu e-mail:muh.jabir@ymail.com Abstrak Menurut para ahli linguistik, ada empat kemahiran yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto (2010: 2), penelitian

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI

METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI METODE PENGAJARAN BAHASA BERBASIS KOMPETENSI Berlin Sibarani Universitas Negeri Medan Abstract This paper discusses the concepts of competency based language teaching. The focus of the discussion is mainly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan segala kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA. BAB I KETENTUAN

2016, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA. BAB I KETENTUAN No.1966, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: DEBAT BAHASA INDONESIA LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA SISWA SMK TINGKAT NASIONAL

LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: DEBAT BAHASA INDONESIA LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA SISWA SMK TINGKAT NASIONAL LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA SISWA SMK TINGKAT NASIONAL LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: DEBAT BAHASA INDONESIA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI

PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI I Nyoman Pradnyana Bayu Trisna I/A/L/F Bali Saripati Kerjasama Indonesia dan Australia di dalam bidang pendidikan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016

SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016 SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana ABSTRAK Permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah

Lebih terperinci

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo ANALISIS KESALAHAN KEBAHASAAN PADA HASIL KARANGAN SISWA KELAS X SMK TAMTAMA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci