Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA
|
|
- Ade Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Mengembangkan Tes Penempatan Bagi Siswa BIPA Vidi Sukmayadi, Universitas Pendidikan Indonesia SARIPATI Tulisan ini memaparkan tentang pengembangan tes penempatan bagi siswa Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang digunakan di balai bahasa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tes penempatan tersebut diujikan kepada siswa internasional yang pernah belajar bahasa Indonesia sebelumnya dan akan belajar bahasa Indonesia di UPI. Tes tersebut dapat memberikan gambaran awal mengenai kemampuan calon siswa sebelum memulai perkuliahan. Tujuan dari tes penempatan tersebut adalah untuk mempermudah pengelola BIPA memutuskan pada tingkat keterampilan yang mana seorang siswa BIPA akan ditempatkan. Selain itu, dengan diadakannya tes penempatan, maka dapat mengurangi resiko seorang siswa BIPA yang kesulitan berkomunikasi di kelas akibat tidak sesuainya tingkatan kelas dengan tingkatan keterampilan siswa tersebut. Tulisan ini akan membentangkan metode dan aplikasi dari tes penempatan itu dengan harapan dapat dikembangkan terus sebagai salah satu alat uji keterampilan awal dengan tingkat keandalan dan keabsahan yang tinggi. Kata kunci: BIPA, Tes Penempatan. 1. Pendahuluan Placement test atau dikenal sebagai tes penempatan merupakan bagian yang penting bagi setiap institusi penyelenggara layanan pelatihan bahasa. Tes penempatan memiliki definisi sebagai suatu ujian yang diberikan kepada siswa yang memasuki suatu institusi pendidikan guna menentukan tingkat keterampilan dalam bidang tertentu untuk kemudian dikelompokkan ke dalam kelas-kelas yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut (Crosta, 2012). Dengan kata lain, ketidakadaan sebuah tes penempatan dapat menimbulkan kesulitkan dikala sebuah institusi harus menentukan di tingkat kemampuan mana seorang siswa harus mulai. 1
2 Berkaitan dengan hal tersebut di atas, pengembangan tes penempatan untuk program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dinilai masih dalam tahap mencari bentuk. Hampir setiap institusi penyelenggara BIPA di Indonesia memiliki cara penempatan siswa masing-masing. Namun acapkali sistematika pelaksanaan pengujian tidak tersosialisasikan secara luas sehingga menyulitkan berbagai institusi penyelenggara BIPA yang baru muncul untuk mendapatkan cukup rujukan atau referensi berkaitan dengan tes penempatan bagi siswa BIPA. Balai bahasa Universitas Pendidikan Indonesia (Balai bahasa UPI) sebagai salah satu lembaga penyelenggara program BIPA mengalami permasalahan di dalam merancang tes penempatan bagi siswa BIPA yang mendaftar di sana. Beberapa Tim BIPA Balai Bahasa UPI melakukan bongkar pasang serta mencari-cari bentuk tes penempatan yang ideal, tetapi seringkali pihak pengelola dihadapkan dengan ketidaksesuaian antara hasil tes penempatan dengan kemampuan siswa sebenarnya di dalam kelas. Kesulitan mencari sistematika pengujian tersebut semakin bertambah terjal oleh terbatasnya referensi mengenai tes penempatan BIPA. Memang harus diakui bahwa perkembangan pengajaran dan evaluasi BIPA masih sangat muda bila dibandingkan dengan pengajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris atau Jepang. Untuk itu penulis mengembangkan suatu tes penempatan yang didasari dari berbagai referensi serta pengalaman mengajar bahasa Asing yang disesuaikan dengan silabus BIPA di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia. Berbagai wacana rujukan mulai dari Common European frame of Referrence (CEFR), English Unlimited dari Cambridge, Japanese Language Proficiency Test (JLPT), hingga pedoman dari Pusat Penilaian Pendidikan Indonesia dijadikan fondasi dasar bagi penulis untuk kemudian mengembangkan tes penempatan yang dapat digunakan secara sistematis di institusi penulis. Studi ini adalah hasil pengalaman langsung di lapangan selama menjadi pengelola program BIPA. Sebagai kerangka konseptual, penulis menggunakan pendekatan studi kasus dan studi dokumentasi dalam payung paradigma kualitatif untuk mengkaji proses pembuatan soal dari tes penempatan BIPA tersebut. Analisis dan evaluasinya bersifat Idiografik bukan nomotetik. Sehingga hasil studi ini tidaklah untuk dikuantifikasikan dan tidak akan digeneralisasikan. Sehingga tes penempatan yang ada ini tidak mewakili jenis tes penempatan yang berlaku di seluruh Indonesia 2. Langkah Awal Pengembangan Tes Penempatan bagi Siswa BIPA 2.1. Untuk siapa tes penempatan itu? Tes penempatan siswa BIPA pada awalnya dikembangkan sebagai pendukung program BIPA di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tes ini diperuntukan bagi siswa BIPA yang akan belajar di 2
3 UPI, tetapi jika dirasa sesuai dengan kebutuhan di lembaga lain maka hasil pengembangan tes ini juga dapat dipergunakan di lembaga pelatihan BIPA lainnya. Selain itu, siswa BIPA yang akan mengambil tes tersebut setidaknya pernah mempelajari bahasa Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. Jika belum pernah sama sekali belajar bahasa Indonesia maka siswa tersebut dapat langsung belajar dari tingkatan paling dasar. Adapun tes penempatan tersebut juga dapat dijadikan alternatif bagi siswa BIPA yang hanya ingin sekedar mengetahui sejauhmana tingkatan keterampilannya berdasarkan tolak ukur yang ada Tahap Persiapan Sebagai tahap awal di dalam mengembangan tes penempatan tersebut, langkah pertama yang kami lakukan adalah mengumpulkan satu tim kerja. Tim tersebut berisi pihak administrasi yang bertanggungjawab dalam kurikulum dan bahan ajar, koordinator yang tentunya sangat memahami implementasi dari kurikulum yang ada, lalu juga dari perwakilan guru yang dalam hal ini berfungsi sebagai pembanding, serta tak lupa mengundang perwakilan siswa BIPA yang sudah memiliki keterampilan berbahasa yang baik karena siswa tersebut dapat memberikan masukan yang konstruktif dari sudut pandang pengambil tes (Murray, 2002). Hal tersebut penulis anggap penting karena reaksi dari siswa BIPA yang penulis libatkan dapat memberikan gambaran awal dari reaksi yang akan muncul ketika tes tersebut diberikan pada calon siswa BIPA. Langkah berikutnya adalah mendeskripsikan karakter siswa yang paling sering dilayani dalam lembaga bahasa tersebut. Yang dimaksud karakter siswa di dalam hal ini adalah rata-rata usia, negara asal, tingkat keterampilan, serta bahasa asing yang pernah dipelajari dari peserta didik yg sudah dilayani atau akan dilayani oleh lembaga bersangkutan. Setelah itu, tim perancang menentukan tujuan dan jenis tes yang akan digunakan. Tujuan tes meliputi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti untuk apa tes itu digunakan?, apa yang harus diujikan?, mengapa?, bagaimana caranya?. Berdasarkan pemaparan dari Hughes dalam Murray (2002), Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab berdasarkan kurikulum, karakter siswa, jenis tingkat keterampilan, dan kebijakan belajar mengajar di lembaga yang bersangkutan. Didasari pemikiran di atas, penulis kemudian menyusun tes penempatan berdasarkan beberapa faktor pertimbangan berikut: pertama rata-rata usia peserta didik BIPA di lembaga penulis dikategorikan sebagai pemelajar dewasa dan umumnya adalah mahasiswa dan profesional, kedua negara asal peserta didik mayoritas berasal dari Australia dan negara-negara di Asia, lalu sekitar 70% dari calon peserta didik tersebut sudah pernah belajar bahasa Indonesia sebelumnya. Sementara itu 3
4 peserta didik BIPA yang berasal dari negara-negara Asia sebagian besar belum lancar berbahasa Inggris (data diperoleh dari data siswa BIPA Balai Bahasa UPI ). Selain memetakan karakter pemelajar BIPA yang telah ada, Penulis beserta tim juga menyusun tolok keterampilan (skill benchmark) sebagai landasan pembuatan soal. Tolok keterampilan tersebut disesuaikan dengan tingkatan keterampilan dan kurikulum yang ada di lembaga BIPA terkait (dalam hal ini Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia). Lalu tolok keterampilan serta bahan atau buku ajar yang tersedia menjadi landasan untuk pembuatan butirbutir soal di dalam tes penempatan BIPA. 3. Bentuk Tes Penempatan BIPA Tes penempatan ini dirancang untuk membantu pengelola BIPA memutuskan pada tingkat keterampilan yang mana seorang siswa BIPA akan ditempatkan. Paket tes yang dikembangkan dibagi kedalam dua bentuk yaitu tes tes tertulis dan lisan serta interpretasi nilai dari hasil tes tersebut. Terdapat 120 pertanyaan pilihan berganda untuk tes tertulis, masing-masing tingkatan memiliki 20 pertanyaan. Adapun tingkatan yang dimaksud adalah mulai dari Dasar 1 sampai dengan tingkat Lanjut ( merujuk pada tingkat keterampilan yang diajarkan di Balai Bahasa UPI ). Pertanyaan akan difokuskan pada tolok keterampilan sesuai dengan klasifikasi pada silabus BIPA di lembaga terkait. Ujian Lisan, dirancang untuk memberikan gambaran lebih jauh dari kemampuan produktif siswa BIPA. Pertanyaan disesuaikan dengan tolok keterampilan yang sudah ditentukan. Sifat pertanyaan fleksibel tetapi tetap dalam klasifikasi yang diadaptasi dari silabus BIPA lembaga terkait Prosedur Tes Tertulis Berikut adalah prosedur pelaksanaan dari tes tertulis yang diberikan kepada siswa BIPA. Soal yang diberikan berjumlah 120 buah. Angka tersebut merepresentasikan enam tingkatan keterampilan yang ada. Sehingga masing-masing tingkatan berjumlah 20 soal. Waktu yang diberikan adalah 35 menit, yang mana waktu tersebut ditentukan dari hasil uji coba terhadap penutur jati yang ditugaskan untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Di dalam tes sebenarnya, siswa BIPA diminta untuk mengerjakan tes tertulis dan berhenti ketika pertanyaan yang ada menjadi terlalu sulit. Sehingga dari 35 menit waktu yang ada tidak perlu menunggu waktu habis jika memang soal yang ada dirasa sudah terlalu sulit. Pembuatan soal sendiri disesuaikan di setiap 20 nomor dengan tingkatan yang ada. Untuk itu soal nomor 80 keatas tentu jauh lebih sulit daripada nomor
5 Langkah selanjutnya adalah proses pemeriksaan. Penguji memeriksa soal yang siswa kerjakan dengan menggunakan tabel di bawah ini untuk menilai/mempertimbangkan kemampuan siswa dan menempatkan pada tingkatan yang tersedia di lembaga BIPA terkait. Hasil yang didapat dari tes tertulis ini belum menjadi hasil akhir. Hasil akhir ditegaskan dari hasil penilaian tes lisan Prosedur Tes Lisan Tes lisan diadakan setelah siswa selesai mengerjakan tes tertulis menit waktu akan diberikan kepada siswa untuk beristirahat, sementara itu tim penguji memeriksa tes tertulis dan hasilnya menjadi acuan awal dari pertanyaan yang akan diajukan. Setelah hasil tes tertulis muncul, Penguji kemudian memulai tes lisan. Adapun pertanyaan disesuaikan dari hasil sementara yang didapat pada tes tertulis. Tes lisan dimulai dengan pertanyaan pembuka yang bersifat ringan sebagai bentuk pemanasan. Kemudian penguji bertanya minimal empat pertanyaan dari lumbung soal yang terkait dengan tingkat kemampuan sementara siswa yang diuji. Ketika bertanya, penguji memberikan pertanyaan bersifat terbuka dan senantiasa memerhatikan petunjuk dalam deskriptor penilaian 5
6 (lihat tabel 2). Adapun waktu untuk siswa menjawab berkisar antara 2-5 menit untuk setiap pertanyaan. Pertanyaan semua diambil dari daftar pertanyaan yang ada dan telah disesuaikan dengan bahan ajar di masing-masing tingkat keterampilan. Setelah selesai sesi ini, penguji kemudian menempatkan siswa tersebut ke dalam tingkat keterampilan yang tersedia sebagaimana di jelaskan di bawah ini : Semua nilai dari mulai tes tertulis sampai dengan lisan dicatat dalam sebuah lembar penilaian (lihat tabel 4). lembar penilaian tersebut kemudian menjadi acuan akhir bagi pengelola BIPA di dalam menentukan tingkatan atau kelas bagi siswa BIPA yang akan bergabung. 6
7 Hasil penilaian dari tes tertulis dan lisan tersebut di atas menentukan di tingkat mana seorang siswa BIPA akan ditempatkan. Jika terjadi ketidaksesuaian yang terlalu jauh antara nilai tes tertulis dan tes lisan, guru penguji dapat menggunakan penilaian professional mereka untuk menempatkan siswa pada tingkatan yang sesuai. 4. Pemeliharaan Butir Soal Tes Penempatan BIPA Guna meningkatkan mutu soal yang telah disusun, penelaahan atau analisis butir soal perlu dilakukan secara berkala. Tujuan analisis butir soal dapat membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif (Fulcher, 2007). Tes penempatan yang telah disusun juga perlu dipelihara dengan dilakukannya analisis dari butir soal yang ada. Analisis yang penulis lakukan, melibatkan beberapa pihak diantaranya pengajar BIPA, pengelola BIPA dan perwakilan siswa BIPA. Penelaahan yang dilakukan penulis beserta tim adalah penelaahan secara kualitatif. Aspekyang diperhatikan di dalam penelaahan jenis ini adalah setiap soal dianalisa dari segi materi, kontruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik panel. sebagaimana dijelaskan dalam panduan analisis butir soal (2007), Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban yang dilakukan oleh beberapa penelaah. berikut adalah contoh dari format penelaahan soal yang diadaptasi dari Panduan analisis butir soal (Balitbang, 2007) 7
8 Tabel 5. Format Penelaahan butir soal Cara analisanya adalah beberapa penelaah diberikan beberapa instrumen meliputi butirbutir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaiannya. Pada tahap awal para penelaah diberikan pengarahan, kemudian tahap berikutnya para penelaah diberikan kesempatan untuk berkerja sendiri-sendiri di tempat yang tidak sama. Para penelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilai pada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti. Pada tahap akhir, para penelaah kembali diundang untuk membahas hasil dari analisa masing-masing untuk kemudian diimplementasikan ke dalam butir-butir soal yang telah ada. 5. Kesimpulan Sebagai kesimpulan, metode di atas telah sangat membantu pelaksanaan teknis program BIPA di instansi penulis untuk memilah siswa berdasarkan tingkat kemampuan awalnya. Langkah ini barulah langkah kecil guna mengembangkan suatu alat uji berkaitan dengan kemampuan seorang siswa BIPA. Masih terdapat banyak hal yang dapat dikembangkan, seperti misalnya pengujian butir soal tes yang dilakukan secara kuantitatif guna semakin menegaskan tingkat validitas soal. Terlepas dari segala kekurangannya, adanya suatu tes penempatan tetap akan memberikan suatu kontribusi positif terhadap pengembangan alat ukur kemampuanuntuk siswa BIPA di masa mendatang. Semoga langkah kecil ini dapat memberikan warna lain di dalam pengembangan program BIPA secara luas dan tes penempatan ini dapat dikembangkan terus sebagai salah satu alat uji keterampilan awal dengan tingkat keandalan dan keabsahan yang lebih baik. 8
9 Daftar Pustaka Bachman, Lyle F Fundamental Considerations in Language Testing. Oxford: Oxford University Press. Council of Europe "Common European Framework of Reference for Languages: Learning,Teaching, Assesment". diunduh dari Crosta, Peter Predicting Success in College: The Importance of Placement Tests and High School Transcripts. CCRC Working Paper No. 42. Columbia University Fulcher, Garry An English Language Placement Test: Issues in Reability and Validity. English Language Institute. University of Surrey. Language Testing Division. 2010, English Unlimited. Cambridge: Cambridge University Press Murray, Joel Creating A placement Test. ESL Magazine. diunduh dari Pusat Penilaian Pendidikan Panduan Penulisan Butir Soal. Balitbang-Depdiknas. Jakarta Pusat Penilaian Pendidikan Panduan Analisis Butir Soal. Balitbang-Depdiknas. Jakarta Sugiyono, Pengembangan Materi Uji dan Sistem Skor UKBI. Makalah dalam Kongres Linguistik National, Masyarakat Linguistik Indonesia, Jakarta 9
PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang secara resmi dibuka pada akhir tahun 2015 perlu dipersiapkan dengan matang. Lalu lintas perekonomian termasuk
Lebih terperinciPEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA
PEMARTABATAN BAHASA INDONESIA MELALUI TES BIMA Laili Etika Rahmawati Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Laili.Rahmawati@ums.ac.id Abstract This paper has aim to describe
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR
KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL PADA MATA PELAJARAN BAHASA JAWA DI SEKOLAH DASAR oleh Mujimin Fakultas Bahasa dan Seni UNNES E-mail: seudati3@yahoo.com ABSTRAK Penilaian merupakan komponen penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Robita Ika Annisa, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia kini sudah tidak lagi hanya diajarkan untuk warga negara Indonesia. Bahasa Indonesia sekarang ini diajarkan juga kepada orang asing yang ingin mempelajarinya.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK. Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan bahwa:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis butir soal Ujian Akhir Semester Genap Mata Diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK Muhammadiyah Gamping dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Winni Siti Alawiah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah pembelajar bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) terus mengalami peningkatan. Seperti yang diberitakan dalam Kompas.com (1 Juni 2009), Kementerian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembelajaran. Proses Pembelajaran Evaluasi. Gambar 1.1 Hubungan ketiga komponen dalam pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam proses pendidikan, kegiatan belajar dan mengajar merupakan dua aspek utama demi tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran; dimana keduanya secara
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KODE : Evaluasi Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) : IN317 Dr. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd. Ida Widia, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen subjek tunggal. Metode eksperimen subjek tunggal berbeda dengan metode eksperimen
Lebih terperinciJ-Simbol (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) September 2014 ANALISIS NASKAH SOAL UJIAN SEKOLAH DITINJAU DARI TIGA VALIDITAS.
ANALISIS NASKAH SOAL UJIAN SEKOLAH DITINJAU DARI TIGA VALIDITAS Oleh Ratna Dewi Bambang Setiyadi Edi Suyanto Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Email: ratna_dewi@gmail.com ABSTRACT The problem in this
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tentang analisis butir soal Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Purwokerto Tahun Ajaran 2015/2016 ini sesuai
Lebih terperinciDESKRIPSI TES TOEP DI PLTI
DESKRIPSI TES TOEP DI PLTI Test of English Proficiency, yang disingkat TOEP, adalah tes kemahiran berbahasa Inggris, yang diselenggarakan dengan sistem online. Tes ini mengukur tingkat kemampuan berbahasa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menyajikan uraian mengenai metodologi penelitian, yaitu: lokasi dan sumber data penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur dan paradigma penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nurhalimah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengembangkan kemampuan berbahasa, setiap anak dituntut untuk memiliki kemampuan berbahasa selain bahasa ibu. Karena Bahasa Inggris adalah bahasa universal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai jenis soal-soal Biologi yang dikembangkan dalam TIMSS 2007 berdasarkan Kognitif Bloom Revisi dan sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengungkapkan bahwa saat ini bahasa Indonesia telah dipelajari di tiga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) semakin hari semakin meningkat. Seperti yang diungkap oleh Gani (2000: 58) yang mengungkapkan
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MELALUI MEDIA LAGU BAGI PEMBELAJAR BIPA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia karena dengan bahasa manusia dapat mengetahui informasi yang dibutuhkannya. Bahasa muncul
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pythagoras pada materi menggunakan rumus pythagoras dalam memecahkan
40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yaitu pengembangan penilaian kinerja (performance assessment) untuk menemukan rumus pythagoras pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahirnya era internet telah memberi perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan manusia, dimana informasi menjadi sangat mudah untuk diakses dan disebarkan. Kehadiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciKegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar
Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah lokasi dan subyek penelitian, metode penelitian, diagram alir penelitian, instrumen penelitian, teknik
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan ada negara yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di negaranya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Karawang tahun ajaran 2014-2015. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung. pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Sampel Penelitian Teknik pengambilan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini diuraikan beberapa definisi operasional dari istilah yang terkait dalam permasalahan penelitian ini, di antaranya: 1. Pengembangan tes tertulis
Lebih terperinciPedoman Examination for Japanese University Admission for International Students (EJU)
Pedoman Examination for Japanese University Admission for International Students (EJU) ~ Izin Masuk Sebelum Keberangkatan ke Jepang menggunakan Hasil EJU ~ DAFTAR ISI Pendahuluan... 03 Tentang Sistem Seleksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2006), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU BAHASA JERMAN TAHUN 2012
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL GURU BAHASA JERMAN TAHUN 2012 KOMPETENSI GURU :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat berkomunikasi menggunakan bahasa, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah pengajaran merupakan sebuah proses yang tidak hanya bersifat mekanisme saja, tetapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas butir-butir soal Ujian Akhir Semester Genap mata diklat Dasar-Dasar Mesin kelas X SMK Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data The Japan Foundation tahun 2006 lalu menyebutkan jumlah pelajar bahasa Jepang di Indonesia meningkat tiga kali lipat lebih dari data penelitian tahun 2003 lalu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan atau research and development. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAGIAN I PENDAHULUAN
BAGIAN I PENDAHULUAN A. VISI DAN MISI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau telah hadir ditengah masysakat
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
11 BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Yayasan Pendidikan dan Latihan The British Institute, lebih dikenal dengan nama TBI adalah sebuah yayasan yang didirikan sejak tahun 1984.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Margaretha Argadian Asmara, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajar perlu menetapkan rencana dan tujuan secara khusus dalam proses pembelajaran. Pembelajar dapat menumbuhkan motivasi belajar dengan berbagai hal salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Evaluasi pendidikan merupakan bagian dari proses peyelenggaraan pendidikan yang wajib dilakukan. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini
Lebih terperinciTabel 3. 1 Subjek Penelitian No. Subjek Bidang Jumlah 01. Pengelola Bidang Pengembangan DIKLAT 6 Bidang Pendidikan dan Pelatihan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di badan pendidikan dan pelatihan daerah Provinsi yang beralamat di Jalan Windu No. 26 Kota Bandung. Peneliti memilih penelitian
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI
ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XI Marselina Meriyotin, Martono, Christanto Syam PPS, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail: marselinameroyotin@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas X jurusan Agribinis Ternak Unggas di SMK
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rencana Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Cilaku kabupaten Cianjur. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN
BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam
39 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian pada jenjang SMA selama melaksanakan Praktek
Lebih terperinciSRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia, maka program pendidikan seharusnya dapat menjawab kebutuhan manusia secara utuh dalam menghadapi kenyataan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan seorang peneliti untuk mengumpulkan data, menyusun, serta menganalisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Reasearch and Development (R&D)atau dengan kata lain penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciTOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman
TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman 219 229 TES KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA TINGKAT SLTA SEKABUPATEN PRINGSEWU (Indonesian Proficiency Test for The
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini berangkat dari kebutuhan para penutur asing yang belajar bahasa Indonesia yaitu minimnya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan para penutur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
45 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam rancang bangun multimedia pembelajaran interaktif ini adalah Research and Development (R&D). karena menurut Sugiyono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. A. Latar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jrakahpayung 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Kedungwaru yang beralamat di Desa Kedungwaru, Kecamatan Karangsambung,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mengandalkan pembenaran dan pembuktian teori dalam bentuk fakta empiris (Muliawan, 2014:60). Pendekatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran bahasa di sekolah diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran bahasa, siswa memperoleh keahlian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Metode penelitian pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah atas Negeri 1 Teras. SMA Negeri 1 Teras Kabupaten Boyolali terletak di Jl.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meida Taftiawati, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdapat sekitar 17.504 pulau besar dan kecil. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian yang memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif adalah analisis konten.
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL
PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL Oleh: Khaerudin Kurniawan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Ketika tingkat peradaban manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilaksanakan merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar dari adanya
Lebih terperinciOleh: Rupinah SDN I Watuagung, Watulimo, Trenggalek
Rupinah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika... 91 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PIRAMIDA DI KELAS I SDN I WATUAGUNG KECAMATAN WATULIMO TRENGGALEK
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal kimia yang diujikan pada Cambridge International Examination (CIE) level International General
Lebih terperinciT-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Allen Marga Retta 1 1 Email: Allen_marga_retta@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode
Lebih terperinciPENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI
PENGALAMAN MENGAJAR BIPA DI SCOTTS HEAD PUBLIC SCHOOL, NSW, AUSTRALIA: TANTANGAN DAN SOLUSI I Nyoman Pradnyana Bayu Trisna I/A/L/F Bali Saripati Kerjasama Indonesia dan Australia di dalam bidang pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus penggunaan buku ajar di SMAN I Cisauk Tangerang dalam tahun ajaran 2008 2009 pada kelas XI. Sekolah ini menggunakan dua
Lebih terperinciAnalisis Pemahaman Siswa Tentang Momen Inersia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Biromaru
Analisis Pemahaman Siswa Tentang Momen Inersia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Biromaru Kevin Moris Saripah, Unggul Wahyono, dan Muhammad Ali Email: kevinmoriss@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika,
Lebih terperinciANALISIS KUALITATIF BUTIR SOAL PILIHAN GANDA DAN URAIAN (ESSAY)
ANALISIS KUALITATIF BUTIR SOAL PILIHAN GANDA DAN URAIAN (ESSAY) Untuk mengukur seberapa jauh tujuan-tujuan pengajaran telah tercapai, dapat dilakukan dengan evaluasi, dalam hal ini evaluasi hasil belajar.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai lokasi dan subjek/objek penelitian, model penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, alur penelitian, teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan suatu Negara. Semakin baik pendidikan di suatu Negara, maka Negara tersebut semakin baik pula. Undang-Undang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode analitik korelatif tindakan pengembangan, yaitu penelitian
65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian untuk pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau yang biasa dikenal dengan classroom action research
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki
PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang semakin besar dan kompleks. Hal ini disebabkan adanya perubahan tuntutan masyarakat
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan analisis terhadap beberapa permasalahan dalam mata pelajaran IPA di SMK sebagai kelompok mata pelajaran adaptif.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu pengembangan model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan pendekatan
Lebih terperinciHandbook ini hanya untuk siswa SchoolingMe.com HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI
1 HANDBOOK ESAI LPDP ESAI: RENCANA STUDI 2 Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba memberikan panduan bagaimana menulis satu esai lainnya yang juga menjadi salah satu persyaratan mendaftar beasiswa LPDP,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa Indonesia memiliki peluang menjadi bahasa pengantar dalam berbagai keperluan seperti perniagaan atau penyampaian informasi. Langkah utama yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penggunaan metode penelitian ini termasuk kedalam kelompok Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan gabungan antara data
Lebih terperinciTIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK
TIPS MEMBUAT SOAL YANG BAIK A. PENDAHULUAN Sebagai guru, kita dihadapkan pada persoalan bagaimana kita mengajar, bagaimana kita menguji dan bagaimana kita mengevaluasi/menilai kemampuan siswa. Namun ada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis, melainkan hasil analisis berupa
Lebih terperinciVALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT
VALIDASI PENGEMBANGAN MODUL FISIKA DASAR BERBASIS PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MAHASISWA STKIP PGRI SUMATERA BARAT Iing Rika Yanti (1) Lince Meriko (2) (1) Prodi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatra
Lebih terperinciINSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS)
INSTRUMEN EVALUASI DIRI SEKOLAH (EDS) STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TELAAH SILABUS, RPP, TES DAN PEDOMAN OBSERVASI RESPONDEN: PENGAWAS/KEPALA SEKOLAH BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana
ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT Nurul Septiana Prodi TBG Jurusan PMIPA Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangkaraya
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Tes Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MTs/SMP Islam Kota Malang 1
Analisis Kualitas Tes Ulangan Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Indonesia MTs/SMP Islam Kota Malang 1 Mukaromah Sri Wahyuni ABSTRAK Agar tes dapat memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sikap mental siswa (Wiyanarti, 2010: 2). Kesadaran sejarah berkaitan dengan upaya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan sejarah di era global dewasa ini dituntut kontribusinya untuk dapat lebih menumbuhkan kesadaran sejarah dalam upaya membangun kepribadian dan sikap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Mengacu pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan
Lebih terperinci