EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI)"

Transkripsi

1 EVALUASI KEBIJAKAN UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA (UKBI) ATIKAH SOLIHAH Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF Pengertian UKBI UKBI merupakan alat uji untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penutur bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kemahiran berbahasa Indonesia yang diukur berupa kemahiran berbahasa Indonesia lisan dan tulis, baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Sementara itu, penutur bahasa Indonesia yang dimaksud adalah penutur asli yang merupakan orang atau warga negara Indonesia dan penutur asing yang merupakan warga negara asing, baik tinggal di Indonesia maupun tinggal di luar negeri. UKBI dapat digolongkan ke dalam jenis tes kemahiran (proficiency test) untuk tujuan umum (general purpose). Sebagai sebuah tes kemahiran, UKBI mengacu pada situasi penggunaan bahasa Indonesia yang sesungguhnya yang dihadapi oleh peserta uji dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Dalam pengembangan UKBI, ancangan tes yang diterapkan adalah pengukuran beracuan kriteria (criterionreferenced measurement). 1 Kriteria yang diacu oleh UKBI berupa penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan nyata penutur bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa dalam kehidupan nyata tersebut dikelompokkan ke dalam beberapa ranah komunikasi yang merujuk pada ranah kecakapan hidup umum, yaitu ranah sintas (survival) dan ranah kemasyarakatan (sosial) serta ranah kecakapan hidup khusus, yaitu ranah keprofesian (vokasional) dan ranah keilmiahan (akademik). Materi soal UKBI diejawantahkan dari materi-materi penggunaan bahasa Indonesia lisan dan tulis dalam ranah-ranah komunikasi tersebut. Dalam penggunaan bahasa Indonesia lisan, UKBI mengukur keterampilan reseptif peserta uji dalam kegiatan mendengarkan dan mengukur keterampilan produktif peserta uji dalam kegiatan berbicara. Dalam penggunaan bahasa Indonesia tulis, UKBI mengukur keterampilan reseptif peserta uji dalam kegiatan membaca dan mengukur keterampilan produktif peserta uji dalam kegiatan menulis. Selain menekankan pengukuran terhadap empat keterampilan berbahasa tersebut, UKBI juga mengukur pengetahuan peserta uji dalam penerapan kaidah bahasa Indonesia. Berikut ini susunan lima bagian (seksi) instrumen tes dalam UKBI. Tabel 1 Bentuk Soal UKBI SEKSI JUMLAH SOAL WAKTU SEKSI I Mendengarkan Seksi II Merespons Kaidah Seksi III (Membaca) 40 butir soal 30 menit 25 butir soal 40 butir soal 20 menit 45 menit KETERANGAN Wacana lisan dalam bentuk 4 dialog dan 4 monolog. Setiap dialog dan monolog terdiri atas 5 butir soal. Soal tertulis berupa kalimat yang direspons peserta dengan memilih opsi pengganti untuk bagian yang salah. Wacana tulis berjumlah 5 wacana. Setiap wacana terdiri atas 8 butir soal. 1

2 Seksi IV (Menulis) Seksi V (Berbicara) 1 butir soal 1 butir soal 30 menit 15 menit Soal tertulis berupa penugasan untuk mempresentasikan gambar/diagram/ta bel ke dalam wacana tulis 200 kata Soal tertulis berupa penugasan untuk mempresentasikan gambar/diagram/ta bel ke dalam wacana lisan selama 5 menit. Seksi I (Mendengarkan) bertujuan mengukur pemahaman dengaran, Seksi II (Merespons Kaidah) bertujuan mengukur kepekaan penerapan kaidah bahasa Indonesia, Seksi III (Membaca) bertujuan mengukur pemahaman bacaan, Seksi IV (Menulis) bertujuan mengukur keterampilan menulis, Seksi V (Berbicara) bertujuan mengukur keterampilan berbicara. Pemeringkatan UKBI Hasil UKBI peserta uji diklasifikasikan ke dalam tujuh peringkat dan ditafsirkan ke dalam tujuh predikat. Ketujuh peringkat tersebut ditentukan berdasarkan rentang skor yang telah dirumuskan. Tabel berikut menunjukkan pemeringkatan hasil UKBI. Tabel 2 Pemeringkatan Hasil UKBI PERINGKAT PREDIKAT SKOR I ISTIMEWA >724 II SANGAT UNGGUL III UNGGUL IV MADYA V SEMENJANA VI MARGINAL VII TERBATAS PEMERINGKATAN UKBI Sebagai bahan kajian, perlu diungkapkan tafsiran ketujuh predikat yang ada di dalam UKBI. Tafsiran ini memberi pemahaman pada capaian peserta uji. 1. Predikat Istimewa Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan pribadi, sosial, keprofesian, dan keilmiahan. 2. Predikat Sangat Unggul Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan 2

3 sintas, sosial, dan keprofesian. Untuk kepentingan akademik yang kompleks, yang bersangkutan masih memiliki kendala. 3. Predikat Unggul Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan sintas, sosial, dan keprofesian yang sederhana. 4. Predikat Madya Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan mampu berkomunikasi untuk keperluan sintas dan sosial dengan baik, tetapi mengalami kendala dalam hal keprofesian. 5. Predikat Semenjana Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan, yang bersangkutan sangat terkendala. Untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak terkendala untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks 6. Predikat Marginal Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan kemasyarakatan yang sederhana, yang bersangkutan tidak mengalami kendala. Akan tetapi, untuk keperluan kemasyarakatan yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Hal ini berarti yang bersangkutan belum siap berkomunikasi untuk keperluan keprofesian, apalagi untuk keperluan keilmiahan 7. Predikat Terbatas Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini peserta uji hanya mampu berkomunikasi untuk keperluan sintas. Pada saat yang sama, predikat ini juga menggambarkan potensi yang bersangkutan dalam berkomunikasi masih sangat besar kemungkinannya untuk ditingkatkan. Dasar Hukum Melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 152/U/2003, UKBI telah dikukuhkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia sebagai sarana untuk menentukan kemahiran berbahasa Indonesia di kalangan masyarakat. 2 Selain itu, berdasarkan Surat Pendaftaran Ciptaan Nomor dan yang diterbitkan oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tanggal 8 Januari 2004, UKBI telah resmi dipatenkan sebagai karya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3 Keberadaan UKBI didukung pula oleh Undang-undang No. 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang memberikan perlindungan terhadap keberadaan bahasa Indonesia sekaligus peluang untuk mengembangkannya. 4 Regulasi lain yang mendukung keberadaan UKBI adalah Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan,dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia. 5 3

4 Berdasarkan beberapa aturan tersebut dapat dikatakan bahwa UKBI merupakan tes standar yang telah diresmikan oleh pemerintah untuk mengukur kemahiran berbahasa penutur Indonesia. Dalam kaitan dengan itu, perlu dilakukan sosialisasi yang memadai agar UKBI dapat berterima tidak hanya dari segi kebijakan, tetapi juga dari penerapannya dalam kehidupan berbahasa warga negara Indonesia dan warga negara asing yang menjadi penutur bahasa Indonesia. Implementasi Sosialisasi dan Pelaksanaan UKBI bagi Guru Pelaksanaan sosialisasi dan tes UKBI bagi guru merupakan kegiatan strategis untuk membidik sasaran utama peserta uji yang sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 6 Implementasi kegiatan Sosialisasi dan Pelaksanaan Tes UKBI bagi guru telah dilakukan secara terprogram sejak tahun Dalam masa 10 tahun telah terujikan orang guru dengan perolehan sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji Guru Bahasa Indonesia Tahun Jumlah Guru Teruji UKBI Berdasarkan sebaran guru, dapat digambarkan bahwa guru DKI Jakarta yang telah teruji sebanyak Jumlah ini merupakan jumlah terbesar dibandingkan guru di provinsi lain. Pemerian sebaran guru yang teruji dengan UKBI sebagai berikut. Tabel 4 Sebaran Guru Teruji dengan UKBI Nomor Provinsi Guru Teruji dengan UKBI 1. DKI Jakarta Jawa Barat Banten Sumatra Barat Jawa Tengah Jawa Timur Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Bali Kalimantan Timur Sulawesi Tengah Yogyakarta Papua Nusa Tenggara Barat Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Lampung Maluku Kepulauan Riau NusaTenggara Timur Sulawesi Utara Bengkulu Kalimantan Barat 298 4

5 25. Maluku Utara Aceh Riau Sumatra Utara Kalimantan Tengah Bangka Belitung Sulawesi Barat Papua Barat Jambi 50 Berdasarkan penelitian terbatas pada tahun 2011 dapat diketahui bahwa kemahiran guru di provinsi dengan UN rendah ternyata juga memperlihatkan hasil UKBI yang rendah. Sebaliknya, kemahiran berbahasa guru di provinsi yang perolehan UN tinggi juga menunjukkan kemahiran yang baik. Jadi, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara kemahiran berbahasa Indonesia guru dengan perolehan UN siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru yang memiliki kemahiran berbahasa Indonesia yang rendah ternyata dapat berimplikasi pada hasil belajar siswanya, khususnya untuk pelajaran Bahasa Indonesia. Selain bagi guru, UKBI memiliki peluang yang sangat besar sebagai instrumen untuk mengujikan kemahiran berbahasa bidang profesi lain. Hal ini belum secara terstruktur dan efektif dilakukan, misalnya pelaksanaan UKBI untuk wartawan, redaktur bahasa, editor, penerjemah, peneliti, warga negara asing, karyawan, pengacara, dan anggota DPR/DPRD. Dalam kaitan dengan masyarakat ekonomi ASEAN yang memberi peluang bagi warga negara asing untuk bekerja di Indonesia, keberadaan UKBI menjadi penyaring yang efektif. Bangsa Indonesa memang harus siap bersaing dari segi ketenagakerjaan karena pasar bebas MEA tersebut membuka peluang yang sangat luas untuk itu. Akan tetapi, harus terdapat regulasi yang akan menyaring kualifikasi tenaga kerja asing yang akan bekerja di Indonesia sebagaimana negara lain memberlakukan saringan yang bersifat kompetitif terhadap tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Dengan demikian, upaya pemanfaatan UKBI diharapkan dapat pula mendukung gerakan menasionalisasikan dan menginternasionalkan bahasa Indonesia. KONTEKS PERMASALAHAN Untuk melihat permasalahan yang terdapat di dalam implementasi kegiatan Sosialisasi dan Pelaksanaan UKBI, dilakukan analisis peta kausalitas. Peta kausalitas tersebut dapat memberikan gambaran alur permasalahan. Kebijakan penerimaan layanan UKBI yang belum tepat Analisis Kebutuhan (Proporsionalitas) Keterbatasan SDM Penguji, Pengolah, dan Penilai Tingkat Keberhasilan Sosisalisasi dan Pelaksnaan UKBI Inovasi Kegiatan Sosialisasi dan Pelaksanaan UKBI Perencanaan Diversifikasi Sasaran Tata kelola layanan yang masih kurang baik Tindak Lanjut Program Gambar 1 Peta Kausalitas Masalah 1 Persebaran Peserta Uji yang Tidak Merata 5

6 Implemantasi Program Sosialisasi dan Pelaksanaan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia bagi Guru telah dilaksanakan selama 10 tahun. Dalam masa itu tingkat keberhasilan pelaksaan dapat dikatakan baik. Akan tetapi, melihat sebaran peserta UKBI guru tersebut, kita akan mengetahui bahwa ada permasalahan dari segi sebaran peserta yang tidak berasal dari analisis kebutuhan di lapangan. Rentang jumlah (range) antara provinsi dengan jumlah peserta uji terbanyak yaitu DKI Jakarta sebesar orang dan provinsi dengan jumlah peserta uji terkecil yaitu Provinsi Jambi sebesar 50 cukup besar, yaitu mencapai Hal ini tentu mengindikasikan suatu permasalahan tertentu. Apakah sebaran yang tidak merata tersebut sudah proporsional dengan jumlah guru antarprovinsi? Apakah sebaran yang tidak merata tersebut berkaitan dengan penganggaran? Masalah itu yang ingin diketahui untuk selanjutnya perlu diambil kebijakan terkait pemerataan dan proporsionalitas peserta uji sehingga kegiatan dapat berawal dari kebutuhan di lapangan. Masalah 2 Tindak Lanjut Program Sosialisasi dan Pelaksanaan UKBI Sebagai sebuah tes, UKBI hanya memiliki dampak besar jika ada tindak lanjut terhadap hasil tes tersebut. Diketahui bahwa pada tahun 2005 kemahiran guru rata-rata mencapai predikat semenjana. Pascauji pada tahun berikutnya apakah sudah ada tindak lanjut terhadap guru-guru yang meraih semenjana tersebut sehingga dapat meraih predikat yang lebih tinggi yang dipersyaratkan untuk profesi guru? Kalau sudah ada tindak lanjut, bagaimana bentuknya? Bagaimana keefektifan tindak lanjut tersebut? Apakah tindak lanjut tersebut dapat meningkatkan kemahiran guru secara signifikan? Masalah 3 Perluasan Pemanfaatan UKBI Pemanfaatan UKBI saat ini masih terbatas. Padahal, UKBI dapat mengukur kemahiran berbahasa untuk beragam profesi, terutama yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dalam menjalankan profesinya. Bagaimana cara meluaskan wilayah pengguna UKBI? Profesi mana saja yang memerlukan UKBI sebagai prasyarat keprofesiannya? Apakah sudah ada standardisasi untuk semua profesi yang membutuhkan UKBI sebagai prasyarat keprofesiannya? Hal itu pula yang patut menjadi kajian di dalam kertas ilmiah ini. TANGGAPAN TERHADAP KEBIJAKAN Pelaksanaan Sosialisasi dan Tes UKBI bagi Guru merupakan program yang telah berjalan selama 10 tahun. Keefektifan program tersebut harus disempurnakan dari berbagai sisi agar dapat mencapai tujuannya untuk meningkatkan kemahiran berbahasa guru. A. Persebaran Peserta UKBI Persebaran peserta UKBI dalam kegiatan Sosialisasi dan Pelaksanaan UKBI seharusnya dilakukan secara proporsional dengan menyesuaikan jumlah guru pada tiap provinsi. Sementara itu, data yang ada menunjukkan kesenjangan yang besar antarprovinsi. Tabel 5 Perbandingan Sebaran Peserta UKBI Dapat diketahui dari tabel bahwa dalam rentang antara tahun 2005 sampai dengan 2014 telah terujikan peserta UKBI dengan jumlah terbanyak di DKI Jakarta dan Jawa Barat, yaitu sebesar untuk DKI Jakrta dan untuk Jawa Barat. Sementara itu, dua provinsi dengan jumlah peserta terkecil yaitu Jambi dan Papua Barat, yaitu 50 peserta uji untuk Jambi dan 75 peserta uji untuk Papua Barat. Hal ini mengindikasikan kesenjangan. Beberapa alasan yang memunculkan kesenjangan dapat ditelisik sebagai berikut. a. Kebaruan UPT 6

7 Dapat diinformasikan bahwa Kantor Bahasa Provinsi Papua Barat memang merupakan kantor yang baru didirikan pada tahun Akan tetapi, Kantor Bahasa Jambi bukan merupakan kantor bahasa yang baru. Ada beberapa kantor Bahasa yang dengan masa pendirian sama dapat mengujikan lebih banyak peserta uji. b. Karateristik Wilayah Dapat diperkirakan bahwa ketidakmerataan tersebut berkaitan dengan karakteristik wilayah dan demografi sehingga menyulitkan penganggaran. c. Kekurangan SDM Sumber daya pelaksana UKBI berasal dari Badan Bahasa dan di Balai/Kantor Bahasa. Berkaitan dengan itu ada kemungkinan pula bahwa kekurangan sumber daya manusia di provinsi terkait yang menyebabkan jumlah peserta uji rendah. Beberapa solusi yang dapat ditawarkan berkaitan dengan masalah ini adalah sebagai berikut. a. Proposionalitas Jumlah Guru Pelaksanaan pengujian UKBI bagi Guru belum berdasarkan proporsi jumlah guru. Jumlah guru di Provinsi Sumatera Utara yang senyatanya lebih besar daripada di Papua ternyata jumlah guru yang terujikan dengan UKBI lebih sedikit. Oleh karena itu, penting dilakukan pengujian berdasarkan proporsionalitas jumlah guru pada setiap provinsi. b. Pelatihan SDM Dengan pelatihan, sumber daya manusia setempat di Kantor/Balai Bahasa dapat dioptimalkan sehingga pelaksanaan UKBI dapat lebih ditingkatkan. c. Analisis Kebutuhan yang Baik Dengan analisis kebutuhan jumlah peserta dan wilayah, karteristik khusus yang melekat pada peserta dan wilayah di provinsi tertentu dapat lebih diprediksi sehingga dapat dingggarkan dengan lebih baik. B. Tindak Lanjut Program Isu strategis yang berkaitan dengan PISA (Programme for International Student Assessment) dalam hal literasi membaca menyatakan bahwa pada tahun 2012 Indonesia meraih peringkat 64 dari 65 negara. Terkait hal tersebut, UKBI merupakan tes yang menguji kemahiran berbahasa termasuk di dalamnya kemahiran membaca yang berada pada Seksi III. Jika dalam hal ini guru yang diujikan UKBI kemudian dapat diketahui hasil kemahirannya, guru dapat meningkatkan kualitas kemahiran membacanya serta dapat pula memotivasi siswa dan mengajarkan siswa untuk meningkatkan kemahiran membacanya. Dengan asumsi bahwa guru yang mahir membaca akan dapat meningkatkan pula kemahiran membaca siswanya, keberadaan UKBI menjadi penting untuk disandingkan pula dengan hasil PISA. Berkaitan dengan isu strategis lainnya yang menyatakan bahwa hasil ujian nasional bahasa Indonesia lebih rendah daripada mata ujian lainnya, termasuk bahasa Inggris, hasil penelitian terbatas pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa guru-guru di daerah dengan UN Bahasa Indonesia rendah, ternyata juga memperleh hasil UKBI rendah. Sementara itu, guru-guru dengan hasil UN Bahasa Indonesia tinggi ternyata memperoleh hasil UKBI tinggi. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara hasil UN siswa dengan hasil UKBI guru. Berikut ini data pengujian guru pada tahun 2011 yang dapat menginformasikan hal tersebut. 7

8 Gambar 2 Persentase Hasil UKBI dengan UN Rendah Gambar 3 Persentase Hasil UKBI dengan UN Tinggi Dapat terlihat di kedua gambar grafik tersebut bahwa hasil UKBI guru di provinsi dengan hasil UN rendah masih memuat predikat Marginal sebanyak 3%, Semenjana 36%, Unggul 15%, dan Sangat Unggul hanya 1%. Dalam hal ini predikat terbanyak yang diraih guru adalah Madya sebanyak 45%. Sementara itu, di provinsi dengan hasil UN tinggi terlihat bahwa tidak ada guru peraih predikat Marginal. Jumlah guru peraih predikat Semenjana sebanyak 12% dan peraih Madya cukup besar sebanyak 56%. Demikian pula peraih Unggul dan Sangat Unggul lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi peraih UN rendah, yaitu sebanyak 30% untuk Unggul dan 2% untuk Sangat Unggul. Selain beberapa hal di atas, dapat diketahui bahwa hasil UKBI pada tahun 2005 dan 2014 tidak menunjukkan peningkatan kemahiran yang berarti. Predikat rata-rata pada tahun 2005 yaitu Semenjana sudah bergeser ke arah Madya pada tahun Akan tetapi, pergeseran ini belum diketahui berasal dari tindakan apa. Apakah melalui penyuluhan yang telah dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, apakah melalui kesadaran pribadi untuk meningkatkan kemahiran, atau karena tuntutan profesi guru. Pergeseran yang ada juga belum mengarah pada hasil yang diharapkan untuk profesi guru, yaitu Unggul. Predikat rata-rata yang baru bisa diraih adalah predikat Madya. Berikut ini data yang menunjukkan hal tersebut. 8

9 Gambar 4 Hasil UKBI Dapat terlihat dari grafik tersebut bahwa sejak tahun 2005 sampai dengan 2014 guru belum berhasil meraih predikat Unggul sebagai predikat rata-rata. Melihat posisi strategis guru sebagai penyampai ilmu pengetahuan, tentu hal itu mennjukkan kesenjangan antara standar yang diharapkan dengan realitas kemahiran berbahasa guru. Hal itu diperkuat oleh data berupa peta sebagai berikut. Gambar 5 Peta Hasil Uji Tahun 2005 Gambar 6 Peta Hasil Uji Tahun 2014 Perubahan predikat rata-rata antara tahun2005 dan tahun 2014 tersebut seharusnya berdasarkan program yang terencana untuk meningkatkan kemahiran berbahasa guru sehingga pergeseran predikatnya sesuai dengan yang diharapkan, yaitu Unggul. Setakat ini untuk mengarah pada peningkatan kemahiran guru sudah dilaksanakan Fasilitasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Program tersebut telah dilakukan sejak tahun Akan tetapi, kesinambungan program dengan peningkatan kemahiran guru belum sesuai. Guru yang difasilitasi tidak serta merta guru 9

10 yang telah teruji dengan UKBI. Jika ada sebagian yang sudah teruji pun, tidak diketahui lagi apakah mengalami peningkatan kemahiran atau tidak karena tidak ada uji kedua yang direncanakan untuk mereka. Oleh karena itu, perlu direncanakan secara baik program yang mengarah pada Fasilitasi Peningkatan Kemahiran Berbahasa Guru. Berikut ini gambaran kegiatan Fasilitasi Kemahiran Berbahasa Guru yang dapat dijadikan alternatif solusi. Pemetaan Kemahiran Guru dengan UKBI Fasilitasi Kemahiran Berbahasa Guru Tinjauan Hasil Fasilitasi Kemahiran Berbahasa Guru dengan UKBI Peningkatan Kemahiran Berbahasa C. Perluasan Pemanfaatan UKBI UKBI dapat mengujikan seluruh penutur bahasa Indonesia, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing. Berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia, UKBI memiliki peranan penting dalam hal mengukur kemahiran literasi masyarakat. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 disebutkan pada pasal 19 ayat 1 bahwa kemahiran berbahasa Indonesia diukur dengan standar kompetensi lulusan bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan program pendidikan kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) atau melalui uji kemahiran berbahasa Indonesia. Selanjutnya, dijelaskan di dalam pasal 19 ayat 2 bahwa Uji kemahiran berbahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh Badan dengan mengacu pada standar kemahiran berbahasa Indonesia dan pasal 19 ayat 3 dinyatakan bahwa Uji kemahiran berbahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan oleh lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga kursus bahasa, atau lembaga lain di dalam atau di luar negeri yang ditetapkan oleh Menteri. Yang dimaksud dengan badan di dalam peraturan tersebut adalah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang merupakan tempat pengembangan UKBI. Dunia pendidikan Indonesia dapat menggunakan UKBI dalam dua hal. UKBI dapat dimasukkan ke dalam sistem sertifikasi profesi guru dan dosen. 9 Penggunaan UKBI dalam konteks guru dan dosen sangat diperlukan karena bahasa Indonesia berfungsi sebagai media pembelajaran yang biasa disebut bahasa pengantar pendidikan. Selain itu, dunia pendidikan Indonesia juga dapat memanfaatkan UKBI sebagai sarana pengujian eksternal untuk melengkapi sertifikasi kelulusan siswa. Di dalam Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 juga disebutkan bahwa warga negara asing yang akan bekerja dan/atau mengikuti pendidikan di Indonesia atau akan menjadi warga negara Indonesia harus memiliki kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan standar kemahiran berbahasa Indonesia yang dipersyaratkan. Di dalam peraturan tersebut juga disebutkan bahwa warga negara asing yang belum memenuhi standar kemahiran berbahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengikuti atau diikutsertakan dalam pembelajaran untuk meraih kemampuan berbahasa Indonesia. Standar kemahiran berbahasa Indonesia bagi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh Badan dan ditetapkan oleh Menteri. Di dalam hal ini UKBI berpeluang besar sebagai paspor bahasa bagi warga negara asing yang akan bekerja di Indonesia, apalagi dengan akan diberlakukannya perdagangan bebas pada tahun 2015 setelah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa UKBI memiliki posisi yang strategis dalam hal memetakan kemahiran penutur Indonesia, baik dalam kaitannya dengan pemetaan guru maupun penyiapan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean. 10

11 Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/8/ PBI /2007 tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan merupakan sebuah contoh bahwa pemanfaatan UKBI dapat dilakukan di sektor vokasional, khususnya pada dunia perbankan. 7 Tenaga vokasi lain yang memiliki keterikatan lebi hbesar terhadap komunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, seperti penerjemah, peneliti, widayaiswara, dan sebagainya tentu lebih dapat memanfaatkan UKBI sebagai sebuah tes standar. Sebuah tes dapat disebut uji dampak besar apabila tes tersebut mempunyai pengaruh yang besar bukan saja terhadap peserta melainkan juga terhadap pihak-pihak yang akan mengambil keputusan berdasarkan hasil tes itu. 8 Dampak terhadap individu berkaitan dengan pengaruh tes bahasa tersebut, antara lain terhadap peserta uji, yakni (1) pengalaman menempuh tes dan mempersiapkan diri untuk tes itu, (2) balikan yang diterima tentang kemampuan, dan (3) putusan yang mungkin akan dibuat berdasarkan hasil tes. Dalam kaitan sebagai uji dampak besar tersebut, perlu dilakukan perluasan pemanfaatan UKBI dan standardisasinya untuk calon peserta uji dari beragam profesi. Bidang profesi yang ada akan dikelompokkan sesuai dengan penggunaan bahasanya. Perlu dilihat pula Perpres No. 8 Tahun 2012 tanggal 17 Januari 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di dalam pengelompokkan tersebut. 10 Berikut ini pengelonpokkan sasaran peserta UKBI yang telah disesuaikan dengan KKNI. A. Penutur Warga Negara Asing a. WNA Pengguna Aktif Bahasa Indonesia (redaktur bahasa, editor, penerjemah, wartawan, peneliti, diplomat, dosen, mahasiswa, guru) b. WNA Pengguna Pasif bahasa Indonesia (Ibu rumah tangga, karyawan swasta, siswa) B. Penutur Warga Negara Indonesia a. Prasyarat Sertifikasi 1) Sertifikasi dan standardisasi bagi guru. 2) Sertifikasi dan standardisasi bagi dosen. b. Prasyarat Kelulusan 1) Prasyarat kelulusan calon mahasiswa. 2) Prasyarat kelulusan mahasiswa untuk meraih gelar sarjana dan pascasarjana. c. Prasyarat Tenaga Vokasi 1. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi wartawan, reporter, penyiar, redaktur, editor 2. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi penerjemah dan peneliti 3. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi tenaga penyuluh (bidang pertanian, kehutanan, perikanan, dan sebagainya), widyaiswara 4. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi tenaga advokasi (jaksa dan pengacara) 5. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi sekretaris dan tenaga administrasi 6. Pengujian UKBI dan standardisasi bagi dokter, insinyur, arsitek, tenaga konstruksi REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan terhadap kajian kebijakan yang sudah disampaikan dalam bagian sebelumnya, dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut. Pertama, perlu dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu sebelum dilakukan kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan UKBI bagi guru. Agar hasil uji dapat dipetakan dengan baik dan dapat dijadikan rujukan kebijakan, perlu dipertimbangkan proporsionalitas jumlah guru dalam tiap provinsi. Hasil uji yang ada harus disampaikan kepada para pemangku kepentingan agar dilakukan pula kerja sama untuk menindaklanjuti pengujian tersebut dalam bentuk fasilitasi peningkatan kemahiran berbahasa. Publikasi hasil uji kemahiran berbahasa Indonesia masih perlu dilakukan secara berkesinambungan. Data hasil UKBI harus diolah sedemikian rupa agar bermanfaat bagi pengembangan dan pembinaan bahasa, bagi penyelenggara, dan bagi peserta itu sendiri. Oleh karena itu, sangat penting dibuat inovasi dalam bahan sosialisasi dan layanan UKBI. Secara khusus, materi sosialisasi perlu dibuat dalam berbagai bentuk, baik dengan menggunakan teknologi cetak maupun dengan teknologi informasi Rekomendasi kedua adalah perlu dilakukan tindak lanjut kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan UKBI dengan kegiatan fasilitasi kemahiran berbahasa guru. Setelah dilakukan fasilitasi dilakukan UKBI kembali sebagai uji kedua. Data uji awal dapat dibandingkan pula dengan data uji pascafasilitasi. Diharapkan dengan rangkaian tersebut diperoleh peningkatan kemahiran berbahasa guru. 11

12 Ketiga, dalam rangka memperkuat jati diri bangsa Indonesia dan dalam rangka menasionalkan serta menginternasionalkan bahasa Indonesia, perlu dilakukan perluasan pemanfaatan UKBI untuk beragam tujuan. Misalnya, penggunaan UKBI sebagai prasyarat kelulusan, prasyarat sertifikasi, dan prasyarat tenaga vokasi, baik warga negara asing maupun warga negara Indonesia. Perluasan pemanfaatan UKBI dengan diversifikasi calon peserta uji tersebut harus diiringi dengan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang memadai. Perguruan Tinggi, baik swasta maupun negeri, lembaga kursus, serta lembaga sertifikasi dapat diajak bekerja sama dalam Layanan UKBI dengan menjadi salah satu TUK. Keberadaan TUK dalam jumlah dan kualitas yang memadai akan sangat membantu pengembangan UKBI secara khusus, dan secara umum pada akhirnya akan membantu menasionalkan serta menginternasionalkan bahasa Indonesia. LAMPIRAN Peta Kemahiran Berbahasa Indonesia Guru DAFTAR PUSTAKA 1 Bachman, Lyle F. dan Adrian S. Palmer Language Testing in Practice. Designing and Developing Useful Language Testing. Oxford: Oxford University Press. 2 Kementerian Pendidikan Nasional Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 152/U/ Departemen Hukum dan HAM Surat Pendaftaran Ciptaan Nomor dan tanggal 8 Januari Jakarta 4 DPR RI Undang-Undang N0. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Jakarta 5 Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra. 6 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 7 Bank Indonesia Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/8/ PBI /2007 tentang Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan. Jakarta. 8 Sugiyono UKBI sebagai Uji Berdampak Besar (Prosiding). Jakarta. 9 Ruddyanto dan Maryanto UKBI sebagai Sarana Tes yang Multiguna. 10 Presiden Perpres No. 8 Tahun 2012 tanggal 17 Januari 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Jakarta 12

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015 PENINGKATAN KOMPETENSI BERBAHASA INDONESIA GURU MIM DI KECAMATAN MATESIH MELALUI KEGIATAN BEDAH SOAL UJI KEMAHIRAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA. BAB I KETENTUAN

2016, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA. BAB I KETENTUAN No.1966, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK

Lebih terperinci

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta ) 2075 Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan bagi SDM Kesehatan 2075.0 Terselenggaranya Standarisasi,

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 897/KPTS/M/2017 TENTANG BESARAN REMUNERASI MINIMAL TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014 HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat Tahun Ajaran 213/21 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 13 Juni 21 1 Ringkasan Hasil Akhir UN - SMP Tahun 213/21 Peserta UN 3.773.372 3.771.37 (99,9%) ya

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Balai Bahasa menyelenggarakan Pemilihan Duta Bahasa. Kegiatan tersebut didasari oleh pentingnya peran bahasa,

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-07.OT.01.03 TAHUN 2011 RENCANA INDUK PEMBANGUNAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMASYARAKATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM

Lebih terperinci

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras

2017, No tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigras No.808, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. UPT. ORTA. Perubahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

RINCIAN LOWONGAN KERJA PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM UNTUK FORMASI PUSAT DAN KANTOR WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2010

RINCIAN LOWONGAN KERJA PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM UNTUK FORMASI PUSAT DAN KANTOR WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2010 RINCIAN LOWONGAN KERJA PADA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM UNTUK FORMASI PUSAT DAN KANTOR WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2010 1. FORMASI PUSAT NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN ALOKASI FORMASI 1 SEKRETARIAT JENDERAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan

Lebih terperinci

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman TOTOBUANG Volume 4 Nomor 2, Desember 2016 Halaman 219 229 TES KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA TINGKAT SLTA SEKABUPATEN PRINGSEWU (Indonesian Proficiency Test for The

Lebih terperinci

UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING. Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu

UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING. Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu 129 UKBI SEBAGAI BENTENG PERTAHANAN DALAM MENGHADAPI BANGSA ASING Anggun Citra Sari Dewi FKIP Universitas Bengkulu anggunsaridewi@gmail.com ABSTRAK Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 123 TAHUN 2014 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1/Ins/II/2013 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PROGRAM STRATEGIS BADAN PERTANAHAN NASIONAL TAHUN 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 Ketua Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 Jakarta, 26 April 2017 TAHAP PENGISIAN DATA PDSS Data yang digunakan untuk pemeringkatan dan kelayakan adalah data yang diisikan oleh sekolah

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Indikasi adanya ledakan penduduk di Indonesia yang ditunjukkan beberapa indikator demografi menjadikan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. No.526, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016

SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA. Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016 SEMINAR NASIONAL PIBSI MEMPERKUKUH PERAN BAHASA NEGARA SEBAGAI JATI DIRI BANGSA Dadang Sunendar Solo, 2 November 2016 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2016

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA J A K A R T A P E N G U M U M A N NOMOR : PENG- 001 /C.4/Cp.2/09/2009 T E N T A N G REKRUTMEN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG STANDARDISASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN ENTERI PENDIDIKAN BLIK INDONESI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)

No : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) No : 0067/SDAR/BSNP/I/2016 7 Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

Gambar 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian. Telepon (9,68%)

Gambar 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian. Telepon (9,68%) Datang Langsung Email Facsimile Investigasi Inisiatif Media Surat Telepon Website Statistik Laporan/Pengaduan Masyarakat Ombudsman Republik Indonesia sejak bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF

PENGEMBANGAN TES KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA RAGAM BISNIS BAGI PENUTUR ASING BERBASIS PENDEKATAN INTEGRATIF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang secara resmi dibuka pada akhir tahun 2015 perlu dipersiapkan dengan matang. Lalu lintas perekonomian termasuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. No.539, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.298, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL TES KOMPETENSI BERBAHASA SEBAGAI UPAYA MEMARTABATKAN BAHASA MELAYU DI ASEAN Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.Pd. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK No. 35/07/91 Th. XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,390 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 SERTIFIKASI

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 . 1 ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 Dra. Th. Nuraeni Ekaningrum, MPd. MARET 2016 Kategori hasil UN dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2 NILAI KETERANGAN N > 85 A = SANGAT

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAKBAN (LEMBAGA KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) SEBAGAI SARANA PELATIHAN TENAGA KERJA ASING UNTUK MEMPERSIAPKAN UKBI (UJI KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA) BIDANG

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK Disajikan Pada : Lokakarya Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Tahun 2014 Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDMK Kerangka

Lebih terperinci

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi

Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Investasi Boks 2 REALISASI INVESTASI DALAM MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU I. GAMBARAN UMUM Investasi merupakan salah satu pilar pokok dalam mencapai pertumbuhan ekonomi, karena mampu memberikan multiplier effect

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester I Tahun 2015 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL - 6 - LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU. Elvina Syahrir

KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU. Elvina Syahrir KEMAMPUAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN SOAL UKBI DI PEKANBARU Elvina Syahrir Balai Bahasa Provinsi Riau Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Jalan Binawidya, Kompleks Universitas Riau, Panam,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Pra-Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 12 Mei 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019

Lebih terperinci

Grafik 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian

Grafik 1 Jumlah Laporan Masyarakat Berdasarkan Cara Penyampaian Datang Langsung Email Facsimile Investigasi Inisiatif Media Surat Telepon Website Ombudsman Republik Indonesia sejak bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2015 telah menerima laporan/pengaduan masyarakat

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten

2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2015 KEMENDIKBUD. Lembaga Jaminan Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015 JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS Semester II Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB

RPP tentang Gaji, Tunjangan, Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB RPP tentang Gaji, Tunjangan, dan Fasilitas PNS Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB 1 Kondisi Saat ini 1. Perbandingan Gaji Pangkat Terendah : Gaji Pangkat Tertinggi sangat rendah 1 : 3,781 2.

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK IND PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/M-DAG/PER/11/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG KEMETROLOGIAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Dampak Diterapkannya Aturan Suara Terbanyak terhadap Keterwakilan Perempuan dan Gerakan Perempuan

Dampak Diterapkannya Aturan Suara Terbanyak terhadap Keterwakilan Perempuan dan Gerakan Perempuan Dampak Diterapkannya Aturan Suara Terbanyak terhadap Keterwakilan Perempuan dan Gerakan Perempuan Oleh: Ani Soetjipto Akademisi Universitas Indonesia I. Hilangnya koherensi hulu-hilir tindakan affirmative

Lebih terperinci

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS Semester I Tahun 2014 Divisi Statistik, Kepesertaan, dan Premi Penjaminan Direktorat Penjaminan dan Manajemen Risiko DAFTAR ISI Jumlah BPR/BPRS Peserta Penjaminan Grafik

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Ne

2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Ne No.2122, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Klasifikasi Arsip. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP KEMENTERIAN

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kemiskinan merupakan isu sentral yang dihadapi oleh semua negara di dunia termasuk negara sedang berkembang, seperti Indonesia. Kemiskinan menjadi masalah kompleks yang

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN

Lebih terperinci

Ujian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Ujian Nasional. Kebijakan Perubahan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Anies R. Baswedan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kebijakan Perubahan Ujian Nasional Anies R. Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan disampaikan dalam konferensi pers Jakarta, 23 Januari 2015

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017

LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 2017 LAPORAN BULANAN SIDANG PARIPURNA BAGIAN DUKUNGAN PELAYANAN PENGADUAN BULAN JULI 17 Pendahuluan Komnas HAM mau tidak mau harus diakui menjadi lembaga pertahanan terakhir bagi warga sipil untuk memperjuangkan

Lebih terperinci

AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA

AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA 109 AKSELERASI DAN OPTIMALISASI PENGGUNAAN UKBI SEBAGAI KOMPONEN PENINGKATAN KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA Nafri Yanti Dosen Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia Universitas Bengkulu nafri_yanti@yahoo.com

Lebih terperinci