Karakteristik Kebutuhan Daya dan Panjang Cacahan pada Chopper Tipe Pisau Tebas 1)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Karakteristik Kebutuhan Daya dan Panjang Cacahan pada Chopper Tipe Pisau Tebas 1)"

Transkripsi

1 Karakteristik Kebutuhan Daya dan Panjang Cacahan pada Chpper Tipe Pisau Tebas 1) Bambang Purwantana ) Abstrak Chpper tipe pisau tetap dengan sistem pengaliran ptngan langsung banyak digunakan untuk pencacahan rumput-rumputan karena pada umumnya dapat dibuat dalam ukuran kecil dengan knstruksi yang sederhana. Namun demikian chpper tipe ini memerlukan daya yang sangat tinggi dan prsnya secara dinamis tidak stabil disamping distribusi panjang ptngan atau cacahan yang tidak seragam. Sebuah chpper dengan sistem pisau tebas (flail) telah dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kinerja terbaik dari chpper tipe pisau tebas berdasarkan analisis bentuk pisau, prses pemtngan dan aliran ptngan, penataan pisau pada prs, dan dinamika prs. Karakteristik daya dikaji berdasarkan distribusi daya dan flukstuasi trsi. Distribusi panjang ptngan bahan dihitung dari mdel prses pemtngan berdasarkan faktr-faktr perasinal mesin dan kndisi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan daya naik secara linier terhadap kenaikan vlume bahan yang dicacah dan bervariasi terhadap jenis dan umur tanaman. Amplitud fluktuasi trsi lebih disebabkan karena jarak antar pisau sedang frekuensi trsi dipengaruhi leh kecepatan revlusi prs. Distribusi cacahan didminasi leh panjang ptngan 1 cm; meskipun dalam jumlah yang kecil terdapat juga panjang ptngan antara 3-4 cm Kata kunci: chpper, pisau tebas, daya, panjang cacahan 1. PENDAHULUAN Chpper merupakan nama umum dari mesin pemanen atau pencacah rumputrumputan (misal frage harvester) untuk menghasilkan silase. Silase merupakan ptngan atau cacahan dari rumput-rumputan, jagung dan sejenisnya yang disediakan untuk makanan ternak. Dalam perasinalnya chpper biasanya digandengkan pada sebuah traktr, atau dapat pula memiliki unit penggerak sendiri. Knstruksi dasar dari chpper terdiri atas susunan pisau yang dipasangkan pada suatu prs, baik hrisntal maupun vertikal, dan biasanya juga dilengkapi dengan unit penghembus (blwer) untuk membawa aliran ptngan ke dalam suatu penampung. Kecepatan ptng merupakan faktr yang sangat menentukan dalam prses pencacahan. McRandal dan McNulty (1978) menyatakan bahwa kecepatan minimum untuk pemtngan rumputan adalah m/det. O Dgherty dan Gale (1986) dalam penelitiannya tentang pemtngan rumput-rumputan juga mendapatkan bahwa kecepatan kritis adalah antara 15 sampai 3 m/detik; dibawah kecepatan itu pemtngan sangat tidak efektif dipandang dari sudut energi spesifik pemtngan. Dilaprkan juga leh Chattpadhyay dan Pandey (1999) bahwa ketika kecepatan pemtngan dinaikkan dari ke 6 m/det, energi pemtngan per unit luas penampang melintang bahan turun menjadi hanya sepertiganya. 1) Dipresentasikan pada Seminar Nasinal Mekanisasi Pertanian dan Kngres Luar Biasa PERTETA, Bgr 9-3 Nvember 6 ) Dsen Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknlgi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Ygyakarta. bambang_pw@ugm.ac.id 1

2 Kebutuhan energi untuk pemtngan atau pencacahan rumputan dipengaruhi leh banyak faktr seperti: varietas, umur, bagian atau psisi ptngan, kadar lengas bahan, dan cara pemtngan. Chancellr (1958) mendapatkan adanya perbedaan kebutuhan energi karena perbedaan spesies tanaman. Chancellr (1958), Schreder (1961) dan DeGraff (196) melaprkan bahwa kebutuhan energi gesek adalah maksimum pada kadar air bahan antara sampai 4%. McRandal dan McNulty (198) mendapatkan bahwa semakin tua dan semakin besar ukuran tanaman maka semakin tinggi kebutuhan energi ptngnya. Oldenburg (1986) melaprkan bahwa diperlukan energi antara,19 sampai 5,6 W.jam/m untuk memtng rumput-rumputan. McRandal dan McNulty (1978) melaprkan bahwa rata-rata energi pemtngan turun dengan meningkatnya kecepatan ptng dari pisau. Namun demikian apabila pisau dipasang secara tetap pada prs maka kecepatan ptng yang tinggi akan menyebabkan hentakan dan getaran yang berlebih pada mesin atau badan chpper. Untuk itu pemakaian pisau tebas (flail) atau pisau yang di pin dan dapat berputar pada sumbunya akan sangat membantu mengurangi getaran pada badan mesin. Beberapa penelitian telah dilakukan dalam rangka mengurangi knsumsi energi untuk pemtngan rumput-rumputan. Salah satunya adalah dengan menggunakan knfigurasi pemtngan langsung (cut-and-thrw) dengan sistem pemtngan keatas (Shinners et al., 1991). Dilaprkan bahwa cara ini dapat menghemat 3-34% kebutuhan energi dibanding cara pemtngan knvensinal. Cara ini efektif untuk pemtngan dengan kecepatan tinggi. Dan seperti diuraikan diatas, penggunaan pisau ptng tipe tebas merupakan pilihan untuk cara pemtngan demikian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kinerja terbaik dari suatu chpper tipe pisau tebas. Analisis dikaji berdasarkan parameter bentuk pisau, prses pemtngan dan aliran ptngan, penataan pisau pada prs, dan dinamika prs. Karakteristik daya dikaji berdasarkan distribusi daya dan flukstuasi trsi. Distribusi panjang ptngan diukur dan dihitung berdasarkan faktr-faktr perasinal mesin dan kndisi tanaman.. ESTIMASI DISTRIBUSI PANJANG POTONGAN Pada mesin pemanen ataupun chpper rumput dengan pisau tebas, panjang ptngan atau cacahan dipengaruhi leh jenis tanaman, tinggi tanaman dan kndisi perasi. Pada pendekatan ini mdel prses pemtngan batang dibuat berdasarkan analisis gemetri bidang (dua dimensi) dan distribusi panjang ptngan dihitung sebagai fungsi tinggi batang dan jarak perpindahan per rtasi pisau. Krdinat psisi pisau tebas, psisi titik ptng dan psisi batang diilustrasikan melalui Gambar 1. Bahan, dalam hal ini batang rumputan, diumpankan pada chpper dengan kecepatan V dan pada prses pemtngan diasumsikan batang tetap pada kndisi tegak. Dua prses pemtngan dianalisis berdasarkan karakteristik tinggi tanaman yaitu kasus dimana tanaman lebih rendah daripada mesin dan kasus dimana tanaman lebih tinggi daripada mesin. a. Mdel prses pemtngan tanaman yang lebih rendah dari tinggi mesin. Misalkan tinggi kerangka mesin adalah y, dan seperti ditunjukkan pada Gambar 1 tinggi tanaman L s digambarkan melalui garis putus-putus dan diumpankan pada psisi tegak kedalam chpper. Ujung bahan menyentuh garis lintasan putar ujung pisau (pada titik

3 kntak T(x i, y i ) pada psisi B 1. Setelah waktu t bahan datang pada psisi B sedemikian sehingga interseksi C(x c, y c ) antara batang dan garis lingkaran dapat dinyatakan dengan persamaan: x c h L V t x v. t r. i s (1) F N G(,h) r C T C A N C 1 T Ls L m L 1 D 3 D B B 1 V D 1 Gambar 1. Krdinat untuk mdel prses pemtngan Sementara itu psisi pisau tebas GF dapat dijabarkan dengan sudut θ dari jari-jari GT ketika batang pada psisi B 1. Setelah waktu t krdinat ujung pisau dapat dinyatakan sebagai berikut: x f r. cs. t () y f r. sin. t (3) Batang diptng pada psisi C dan untuk menentukan t, x c disamakan dengan x f. Dengan demikian waktu t dan panjang ptngan l dapat dihitung berdasarkan persamaan 4 dan 5 berikut. h L V. t r.cs t y L r sin. t h r s. l L s f s (4). (5) Panjang ptngan pada pemtngan berikutnya dapat dihitung dengan mengganti nilai yang sudah ditentukan untuk x c atau y f kedalam x i dari persamaan (1) atau L s dari persamaan (5) mengikuti psisi awal pisau θ =. Panjang dapat diperleh dengan cara yang sama dan batang diptng ketika bahan datang pada titik pusat O. Metde penentuan waktu t untuk menyelesaikan fungsi trignmetri persamaan (4) adalah sebagai berikut. Nilai aktual disubstitusi kedalam t pada persamaan (4) pada interval,5 x 6/n x1/36 detik sesuai dengan sudut rtasi pisau,5 dimana n adalah kecepatan rtasi pisau. Nilai yang paling mungkin untuk t diperleh ketika kedua anggta persamaan (4) adalah mendekati sama atau ekivalen. Dengan kata lain, karena psisi pisau tebas adalah tidak dapat ditentukan ketika bahan pada psisi B 1, pada persamaan (4) sudut θ dapat ditentukan pada sembarang nilai antara dan 36. Nilai aktual dengan interval 18 disubstitusikan kedalam θ dan kemudian nilai t yang berbeda dihitung menggunakan 3

4 kmputer. Sebagai knsekuensinya akan diperleh kurva distribusi panjang ptngan dan rerata dari kurva-kurva tersebut dapat diadpsi sebagai hasil dari mdel pertama. b. Mdel prses pemtngan tanaman yang lebih tinggi dari tinggi mesin. Misalkan tinggi kerangka mesin adalah y, dan seperti ditunjukkan pada Gambar 1 batang L l diilustrasikan dengan garis utuh dan diumpankan ke chpper pada psisi bersudut. Batang bersinggungan dengan titik A pada rangka mesin pada psisi D 1 dan setelah waktu t menyentuh lingkaran lintasan ujung pisau pada titik T(x i, y i ). Setelah waktu t 1 batang pada psisi D 3 diptng di titik C 1. Batang pada psisi D 3 mengikuti persamaan sederhana berikut y tan. x b (6) dimana tan (7) V ( t ) t 1 b x V ( t t1) (8) Dan t dapat ditentukan secara gemetri sebagai berikut r x t V tan V x ( h y ) r x ( h y ) r (9) Garis lintasan lingkaran dari ujung pisau adalah : x (6) jarak x untuk titik C 1 dapat dinyatakan dengan: ( y h) r, dan dari persamaan h tan b tan (tan 1) r ( h b) x c 1 (1) tan 1 Kndisi ptngan tanaman dapat diberikan dengan xc1 = x f, dan dengan demikian dari persamaan () dan (1) waktu t 1 dapat difrmulasikan sebagai berikut h tan b tan (tan 1) r ( h b) r cs( t1 ) (11) tan 1 Di dalam persamaan (11) nilai-nilai tan dan b diperleh dari persamaan (7), (8) dan (9). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 bagian ptngan bahan diatas ruas C 1 N mungkin melmpat keatas. Panjang ptngan atau cacahan l 1 dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut: r sin( t1 ) h l1 C1N AN C A x r (1) sin Sementara itu bagian sebelah kiri yang tidak terptng, D 3 C 1, diumpankan pada kecepatan V pada psisi sudut dan diptng pada saat t dari psisi D 3. Tinggi ptngan dapat difrmulasikan sebagai y tan ( x xc 1 Vt ) ketika diptng dan untuk mendapatkan t pernyataan untuk b harus disubstitusikan kedalam persamaan (11) dengan nilai =. b ( Vt x ) tan 1 (13) c 4

5 Dengan demikian panjang ptngan l adalah sebagai berikut r sin t h rsin( t1 ) sin t l D3C1 (14) sin sin Bagian lain C N dibawah mata pisau secara hiptetis diumpankan dalam psisi hrisntal pada kecepatan V. Panjang ptngan l 3 dalam prses ini akan sesuai jarak perpindahan maju tiap rtasi pisau V l 3 (15) Dari frmulasi-frmulasi diatas maka dapat diperhitungkan bahwa panjang ptngan atau cacahan akan berkisar pada nilai l 1, l, dan l3. Diantara tanaman yang lebih panjang dari y, jika panjangnya antara y sampai dengan D A maka pada saat diumpankan dengan kecepatan V mempunyai psisi yang membentuk sudut. Jika panjangnya adalah L m, maka sudut dapat diperleh dengan 1 tan (16) L y m Bahan menyentuh lintasan lingkaran ujung pisau dan diptng setelah waktu t 1. Dengan mengikuti penjabaran seperti pada persamaan (6) maka nilai b dapat ditentukan sebagai berikut: b Vt1 tan y i xi tan (17) Perhitungan untuk panjang ptngannya dilakukan dengan cara yang sama untuk menghitung L l. Panjang ptngan diperleh dengan mensubstitusikan b pada persamaan (17) kedalam persamaan (11). 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan mdel chpper pisau tebas yang digandengkan di depan traktr seperti terlihat pada Gambar. Spesifikasi mesin ditunjukkan pada Tabel 1. Kmpnen utama mesin terdiri atas 18 pasang pisau tebas yang di-pin pada dudukan yang terpasang pada suatu prs hrisntal. Rtr digerakkan dengan mtr listri 1,5 kw melalui transmisi belt-puli. Kecepatan putar rtr bervariasi antara 5 11 rpm yang menghasilkan kecepatan linier antara 9 sampai m/det. Tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah rumput gajah dan kedelai. Kndisi tanaman ditunjukkan pada Tabel. Tinggi, jumlah dan berat tanaman dihitung berdasarkan rata-rata nilai per satuan luas 1 (satu) meter persegi. Pencacahan atau pemtngan tanaman dilakukan pada kecepatan putar 5, 6, 7, 8, 9, 1, dan 11 rpm. Kecepatan kerja atau kecepatan maju mesin diatur pada kisaran 1,5 km/jam. Kecepatan putar rtr diukur pada kndisi tanpa beban, sedang kecepatan kerja mesin diukur pada saat mesin berperasi. Trsi yang bekerja pada prs rtr diukur menggunakan sensr gaya, strain gage, yang dilengkapi dengan instrumen strain amplifier dan data recrder. Kecepatan rtasi prs diukur menggunakan rrary encder, sedang kecepatan maju mesin (travelling speed) diukur menggunakan stp watch dan rll meter. Sebuah cerbng dipasang diatas kerangka rtr dan distribusi kecepatan udara yang melalui cerbng aliran pengeluaran 5

6 cacahan bahan diukur menggunakan air-velcity meter pada kndisi tanpa beban di dua psisi yaitu,5 meter dan 1,5 meter dari ujung pisau pemtng. Untuk mengukur panjang ptngan rumput, digunakan sampel sebanyak 5 gram dalam setiap perlakuan. Distribusi panjang ptngan diperleh baik berdasar prprsi berat maupun prprsi jumlah.. Gambar. Mdel chpper yang digunakan dalam percbaan. Tabel 1. Spesifikasi chpper pisau tebas Lebar pemtngan ttal 3 mm Diameter rtr 14 mm Diameter lingkaran luar pisau 34 mm Jumlah pisau 18 pasang (dibagi 4 lajur) Jarak antar pisau 7 mm Lebar pemtngan tiap pisau 4 mm Ukuran pisau 75 mm x 6 mm x 3 mm Tabel. Kndisi tanaman untuk percbaan Tanaman Umur Prduk Tinggi Kerapatan Kadar air Rumput gajah 1 minggu 37 tn/ha 64 mm 846/m 83% Kedelai 1 minggu tn/ha mm 1/m 81% 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakteristik Kebutuhan Daya Pada mesin pemtng, pemanen ataupun chpper, kebutuhan daya pada umumnya ditentukan leh faktr-faktr seperti jenis tanaman, umur tanaman, panjang ptngan, dan lain-lain. Pada penelitian ini panjang ptngan tidak divariasi melalui rancangbangun mesin sehingga diskusi kebutuhan daya difkuskan pada pengaruh jenis dan fase pertumbuhan tanaman. 6

7 Daya (PS) Daya (PS) Gambar 3 memperlihatkan bahwa rata-rata kebutuhan daya naik mendekati linier terhadap kenaikan laju pengumpanan bahan. Kebutuhan daya ini dihitung dari kurva distribusi trsi, dan laju pengumpanan dihitung dari prduksi per satuan luas, lebar pemtngan dan kecepatan maju mesin. Untuk tanaman rumput gajah, diperlukan daya antara 4 7 PS pada laju pengumpanan maksimum 3, kg/det, dan sebagai knsekuensinya mesin memerlukan daya maksimum kira-kira 1 PS berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi dari trsinya. Rumput gajah memerlukan daya yang lebih besar dibanding kedelai. Hal ini disebabkan karena perbedaan tahanan pemtngan ataupun tinggi tanaman antara tanaman rumput gajah dengan kedelai. Pengaruh fase pertumbuhan atau umur tanaman terhadap kebutuhan daya pemtngan ataupun pencacahan secara tidak langsug juga dapat dicermati melalui Gambar 3. Tanaman yang lebih muda memerlukan daya pemtngan yang lebih rendah dibanding tanaman yang lebih tua. Distribusi daya terhadap kecepatan putar prs, dalam pengertian jarak maju mesin per putaran pisau (pitch) ditunjukkan pada Gambar 4. Daya gesekan mekanis diukur ketika pisau-pisau belum dipasangkan, sedang daya mekanis berupa gesekan dengan udara ditentukan pada pengukuran daya ketika pisau-pisau dipasangkan tetapi tidak dalam kndisi memtng atau mencacah bahan. Dari sini dapat dilihat bahwa kebutuhan daya untuk mengalirkan udara mencapai 5-35% dari ttal kebutuhan daya; suatu nilai yang sangat tinggi bila dikaitkan dengan efisiensi mesin penghembusan pemtngan ttal rumput kedelai Debit pengumpanan (kg/det) Gambar 3. Pengaruh jenis tanaman dan debit pengumpanan Kecepatan putar rtr (rpm) Gambar 4. Distribusi kebutuhan daya b. Karakteristik Fluktuasi Trsi Karakteristik dinamis trsi yang bekerja dianalisis berdasarkan distribusi frekuensi dan kerapatan spektrum daya dari fluktuasi trsi. Cnth distribusi frekuensi dari trsi yang diukur ditunjukkan melalui Gambar 5. Kurva diperleh dari cnth hasil pengukuran fluktuasi trsi yang terjadi dalam suatu pemtngan dengan peride yang pendek yaitu pada pemtngan batang kedelai. Suatu instrumen scillgrams yang diperhalus dengan lw-pass filter 15 Hz digunakan untuk menganalisis kurva sedemikian sehingga kurva yang diperleh dapat memperlihatkan amplitud laju pengumpanan bahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa amplitud fluktuasi trsi mempunyai nilai yang sangat besar dan nilai reratanya naik terhadap kenaikan jarak maju per rtasi pisau. 7

8 Frekuensi relatif Frekuensi relatif Frekuensi relatif Hasil analisis kerapatan spektrum daya dari perilaku trsi pada pemtngan tanaman kedelai menggunakan silgram menunjukkan bahwa puncak daya terletak pada frekuensi Hz sesuai dengan dua kali frekuensi prs pt dan puncak-puncak pada frekuensi 5 Hz disebabkan leh rtasi prs pisau. Puncak pada 4 5 Hz sesuai dengan dua kali frekuensi revlusi rtr. Hal ini disebabkan pada chpper yang diuji, pisaupisau dipasang dengan jarak 18 dan jarak antar tanaman adalah lebih lebar daripada jarak yang ditempuh setiap rtasi pisau c. Panjang Ptngan Trsi rtr (kg.m) Gambar 5. Kurva distribusi frekuensi trsi rtr Distribusi panjang ptngan bahan ditunjukkan pada Gambar 6. Panjang ptngan kedelai dinyatakan dalam bentuk jumlah ptngan sedang pada rumput dinyatakan dalam bentuk berat. Secara keseluruhan hampir semua ptngan mempunyai panjang rerata 1 cm; meskipun dijumpai pula panjang ptngan yang mencapai 3-4 cm daam jumlah yang sangat sedikit. Puncak frekuensi naik secara tajam sebagai fungsi jarak perpindahan maju per rtasi pisau. Dari hasil pengamatan visual dijumpai pula bahan yang tersayat, tidak terptng, leh mekanisme pisau tebas, khususnya pada pemtngan dengan kecepatan rendah Panjang ptngan (cm) (a) Kedelai Panjang ptngan (cm) (b) Rumput gajah Gambar 6. Distribusi frekuensi ptngan bahan 8

9 Frekuensi relatif Frekuensi relatif Dari hasil pengukuran, tinggi tanaman rata-rata untuk kedelai dan rumput gajah masing-masing adalah dan 64 mm dengan distribusi frekuensi mendekati nrmal. Hasil perhitungan distribusi panjang ptngan berdasarkan mdel 1 dan mdel ditunjukkan pada Gambar 7. Dari gambar tersebut terlihat bahwa apabila tinggi tanaman adalah melebihi tinggi mesin maka panjang ptngan reratanya akan lebih besar dibanding apabila tinggi tanaman lebih rendah dari tinggi mesin. Perkiraan panjang ptngan berdasarkan mdel 1 dan ditunjukkan pada Gambar 8. Diperlihatkan bahwa pla distribusi panjang ptngan hasil perhitungan dan pengukuran adalah mirip satu dengan yang lain dan bervariasi terhadap jarak maju atau jarak rtasi tiap pasang mata pisau h=ls h=lm.5. Percbaan Perhitungan Panjang ptngan (cm) Gambar 7. Distribusi frekuensi panjang ptngan hasil perhitungan 1 3 Panjang ptngan (cm) Gambar 8. Perbandingan frekuensi panjang ptngan hasil perhitungan dan pengukuran 5. KESIMPULAN 1. Kebutuhan daya rtr bertambah secara linier sebagai fungsi debit masuk bahan atau tanaman dan bervariasi terhadap jenis bahan atau tanaman.. Kebutuhan daya untuk penghembusan (blwing) mencapai sekitar 3% ttal daya 3. Amplitud fluktuasi trsi merupakan fungsi jarak melingkar antar pisau pada rtr dan variasi debit masuk bahan yang diptng. Frekuensi fluktuasi trsi dipengaruhi leh kecepatan revlusi rtr. 4. Pada tanaman yang lebih tinggi dari mesin panjang ptngan reratanya lebih besar dibanding apabila tinggi tanaman lebih rendah dari mesin 5. Pla distribusi panjang ptngan hasil perhitungan identik dengan hasil pengukuran dan bervariasi terhadap jarak rtasi mata pisau DAFTAR PUSTAKA Chancellr, W.J Energy requirements fr cutting frage. Agricultural Engineering 39(1): Chattpadhyay, P.S., dan PK.P. Pandey. (1999). Effect f Knife and Operatinal Parameter n Energy Requirement in Flail Frage Harvesting. Jurnal f Agricultural Engineering Research, N.73: 3-1 9

10 DeGraff, R.P Factrs affecting the energy required t cut frage materials. MS Thesis, Purdue University, West Lafayette, IN McRandal, D.M., dan P.B. McNulty. (1978). Impact Cutting Behaviur f Frage Crps; Mathematical Mdels and Labratry Tests. Jurnal f Agricultural Engineering Research, N.3: McRandal, D.M., dan P.B. McNulty. (198). Mechanical and and physical prperties f grasses. Jurnal Transactin f the ASAE 3(4): O Dgherty, M.J dan G.E. Gale. (1986). Labratry Studies f the Cutting f Grass Stems. Jurnal f Agricultural Engineering Research, N.35: Oldenburg, J Lightweight Mwers and Energy Eficiency. Flrida Turf Digest 3(3):1,4 Schreder, M.E Methd fr determining the energy t shear frage. MS Thesis, Purdue University, West Lafayette, IN Shinners, K.J., R.G. Kegel, P.J. Pritzl An upward cutting cut-and-thrw frage harvester t reduce machine energy requirements. Transactin f the ASAE 37(4):

Mesin Pemotong Foil Otomatis

Mesin Pemotong Foil Otomatis Jurnal Teknik Elektr, Vl. 9, N. 1, Maret 2016, 8-12 ISSN 1411-870X DOI: 10.9744/jte.9.1.8-12 Mesin Pemtng Fil Otmatis Laurensius Nurhadi Wnkusum Prgram Studi Teknik Elektr,Universitas Kristen Petra Jl.Siwalankert

Lebih terperinci

TOPIK: KESETIMBANGAN STATIK DAN ELASTISITAS. 1. Dapatkah sebuah berada dalam kesetimbangan jika dalam keadaan bergerak? Jelaskan!

TOPIK: KESETIMBANGAN STATIK DAN ELASTISITAS. 1. Dapatkah sebuah berada dalam kesetimbangan jika dalam keadaan bergerak? Jelaskan! TOPIK: KESETIMBANGAN STATIK DAN ELASTISITAS SOAL-SOAL KONSEP 1. Dapatkah sebuah berada dalam kesetimbangan jika dalam keadaan bergerak? Jelaskan! Ya. Anggaplah sebuah benda berada pada sebuah pegas yang

Lebih terperinci

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1

X. GEJALA GELOMBANG. Buku Ajar Fisika Dasar II Pendahuluan X - 1 X - 1 X. GEJALA GELOMBANG 10.1 Pendahuluan Situasi fisis yang ditimbulkan pada suatu titik menjalar dalam medium kemudian dapat dirasakan pada bagian lain, merupakan prses gerakan gelmbang. Beberapa cnth

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan modulmodul

BAB. I PENDAHULUAN. skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang Anda pelajari dengan modulmodul 1 BAB. I PENDAHULUAN Deskripsi Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai berbagai macam gerak melingkar, seperti cmpact disc (CD), gerak bulan mengelilingi bumi, perputaran rda ban mbil atau mtr,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Uji standard yang kita kenal saat ini diadopsi dari: SNI BAB TINJAUAN PUSTAKA Uji standard yang kita kenal saat ini diadpsi dari: SNI 09-1811-1998 9 (Indnesia); JIS T 8131-1977 (Jepang); ANSI Z 89.1-1997 (USA), dimana menggunakan test rig jatuh bebas yang dalam

Lebih terperinci

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber: Kinematika Gerak B a b B a b 1 KINEMATIKA GERAK Sumber: www.jatim.go.id Jika kalian belajar fisika maka kalian akan sering mempelajari tentang gerak. Fenomena tentang gerak memang sangat menarik. Coba

Lebih terperinci

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI

TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI TATA CARA PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN GANTUNG UNTUK PEJALAN KAKI I. DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan Fasilitatr dalam membuat perencanaan teknik jembatan gantung

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas Fisika Persiapan UAS Fisika Doc. Name:ARFISUAS Doc. Version: 26-7 halaman. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Dimensi Gaya Newton [M][L][T] 2 2 Usaha Joule [M][L] [T] 3 Momentum

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. = S R radian

GERAK MELINGKAR. = S R radian GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan. Kecepatan pada

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Prgram Studi : IPA PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Selasa, April 008 Jam : 0.0.0 PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawabam Ujian Nasinal (LJUN)

Lebih terperinci

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah.

Latihan Soal UM Unair 2015 IPA MATEMATIKA. tg15 dan. tg75 adalah. Latihan Sal UM Unair 015 IPA ----------------------------------------------------------------- @ujiantulis.cm MATEMATIKA 1. Akar-akar persamaan x 3 4x + x 4 = 0 adalah x 1, x dan x 3. Nilai x 1 + x + x

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika Prgram Studi : IPA PELAKSANAAN Hari/Tanggal : Selasa, April 008 Jam : 0.0.0 PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawabam Ujian Nasinal (LJUN)

Lebih terperinci

skala = 550 mm = 55 cm 2. Nilai dari 8 81 A. 0 B. 1 C. 3 KUNCI D. 5 E. 7 Pembahasan: = = 3 3. Bentuk sederhana dari A. 74 C.

skala = 550 mm = 55 cm 2. Nilai dari 8 81 A. 0 B. 1 C. 3 KUNCI D. 5 E. 7 Pembahasan: = = 3 3. Bentuk sederhana dari A. 74 C. Andri Nurhidaat, S.Pd http://www.asiknabelajar.wrdpress.cm PEMBAHASAN SALAH SATU PAKET SOAL UN MATEMATIKA SMK KELOMPOK TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN /. Sebuah benda kerja jika digambar dengan skala

Lebih terperinci

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN

BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN BAB III GERAK MELINGKAR BERATURAN DAN GERAK MELINGKAR BERUBAH BERATURAN A. KOMPETENSI DASAR : 3.. Memprediksi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.

Lebih terperinci

FIsika DINAMIKA GERAK LURUS

FIsika DINAMIKA GERAK LURUS KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI DINAMIKA GERAK LURUS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi gerak dan macam-macamnya. 2. Memahami

Lebih terperinci

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan Mengingat lahan tebu yang cukup luas kegiatan pencacahan serasah tebu hanya bisa dilakukan dengan sistem mekanisasi. Mesin pencacah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Guludan dan Tunggul Tebu Sisa Panen

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Guludan dan Tunggul Tebu Sisa Panen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Guludan dan Tunggul Tebu Sisa Panen Kondisi lahan di PG Jatitujuh setelah penebangan umumnya tertutup oleh serasah atau pucuk-pucuk tebu sisa pemanenan. Serasah tersebut

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 0 Fisika UAS Doc. Name:K3AR0FIS0UAS Doc. Version: 205-0 2 halaman 0. Perhatikan tabel berikut! Diketahui usaha merupakan hasil perkalian gaya denga jarak, sedangkan momentum merupakan hasil

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Materi Pkk Metde : Kinematika dengan Analisis Vektr : Pertama dan kedua / 4 x 45 menit : demnstrasi dan mengerjaklan sal A. Kmpetensi Dasar 1.1 Menganalisis gerak lurus, gerak melingkar dan gerak parabla

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Turbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi BAB II INJAUAN USAKA 2.1. Cara Kerja Instalasi urbin Gas urbin gas merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi ptensial gas menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika

KINEMATIKA. A. Teori Dasar. Besaran besaran dalam kinematika KINEMATIKA A. Teori Dasar Besaran besaran dalam kinematika Vektor Posisi : adalah vektor yang menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat. Pangkalnya di titik pusat koordinat, sedangkan ujungnya pada

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH UNTUK PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN PISAU TIPE REEL Construction Design and Test Performance of Elephant Grass Cutting Machine for Cattle Feed

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIRMD KLAS 11 FISIKA Persiapan UAS 1 Fisika Doc. Name: AR11FIS01UAS Version : 016-08 halaman 1 01. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r = 5t + 1, maka kecepatan rata-rata antara t

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA Persiapan UAS - Latihan Soal Doc. Name: K3ARFIS0UAS Version : 205-02 halaman 0. Jika sebuah partikel bergerak dengan persamaan posisi r= 5t 2 +, maka kecepatan rata -rata antara

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai 5 KOMPONEN DAN RANGKAIAN AC 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelmbang yang sangat penting dalam bidang elektrnika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai A sin ( ω t + θ ) dimana A merupakan amplitud

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8) III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2011 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem. Pelaksanaan penelitian terbagi

Lebih terperinci

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP PENGERTIAN LUBANG : bukaan pada dinding atau dasar tangki dimana zat cair mengalir melaluinya. PELUAP : bukaan dimana sisi atas dari bukaan tersebut berada di atas permukaan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK. DISUSUN OLEH : Ir. ARIANTO. Created by : Ir. Arianto, Guru Fisika SMAK. St. Louis 1 ELASTISITAS BAHAN MODULUS KELENTINGAN GAYA PEGAS

DINAMIKA GERAK. DISUSUN OLEH : Ir. ARIANTO. Created by : Ir. Arianto, Guru Fisika SMAK. St. Louis 1 ELASTISITAS BAHAN MODULUS KELENTINGAN GAYA PEGAS DINAMIKA GERAK DISUSUN OLEH : Ir. ARIANTO HUKUM I NEWTON GRAFITASI NEWTON ELASTISITAS BAHAN DEFINISI GERAK HARMONIS HUKUM II NEWTON MASSA DAN BERAT BAHAN DISKUSI PENGEMBANGAN HUKUM II NEWTON HUKUM III

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Dinamika Newton

Xpedia Fisika. Dinamika Newton Xpedia isika Dinamika Newtn Dc. Name: XPIS0118 Dc. Versin : 2014-01 halaman 1 01. Sebuah balk yang massanya 6 kg bergerak dengan percepatan 4 m/det 2. (A) Berapakah besar gaya resultan yang bekerja pada

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA Peninjauan prestasi mesin pada mesin mtr bakar 4-Tak yang mengalami penambahan bahan bakar berupa gas LPG perlu dilakukan untuk mendapatkan pengaruh penggunanaan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

PERAWATAN MESIN BOR MEJA

PERAWATAN MESIN BOR MEJA PERAWATAN MESIN BOR MEJA Oleh Dina Sa adah ( 212341030 ) Rizki Azmi ( 212341018 ) Rizqi Santria ( 212341020 ) Richard C P ( 2133410 ) ABSTRAK Mesin br adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutar alat

Lebih terperinci

2.2 kinematika Translasi

2.2 kinematika Translasi II KINEMATIKA PARTIKEL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman dan kemampuan menganalisis serta mengaplikasikan konsep kinematika partikel pada kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

POTENSIAL LISTRIK. Mengingat integral garis dari medan listrik tidak bergantung pada bentuk lintasan, maka didefinisikan suatu besaran baru, yaitu

POTENSIAL LISTRIK. Mengingat integral garis dari medan listrik tidak bergantung pada bentuk lintasan, maka didefinisikan suatu besaran baru, yaitu POTENSIL LISTRIK Mengingat integral garis dari medan listrik tidak bergantung pada bentuk lintasan, maka didefinisikan suatu besaran baru, yaitu Keterangan: = = ptensial listrik pada suatu titik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

matematika WAJIB Kelas X SUDUT Kurikulum 2013 A. Definisi Sudut

matematika WAJIB Kelas X SUDUT Kurikulum 2013 A. Definisi Sudut Kurikulum 20 Kelas X matematika WAJIB SUDUT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami definisi sudut. 2. Memahami sudut kterminal.. Memahami

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k

r = r = xi + yj + zk r = (x 2 - x 1 ) i + (y 2 - y 1 ) j + (z 2 - z 1 ) k atau r = x i + y j + z k Kompetensi Dasar Y Menganalisis gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. P Uraian Materi Pokok r Kinematika gerak translasi, terdiri dari : persamaan posisi benda, persamaan kecepatan,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Turbin Air 117 Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar. Contoh soal Sebuah turbin reaksi aliran keluar mempunyai diameter dalam dan diameter luar berturut-turut 1 meter dan 2 meter.

Lebih terperinci

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional

4 PENDEKATAN RANCANGAN. Rancangan Fungsional 25 4 PENDEKATAN RANCANGAN Rancangan Fungsional Analisis pendugaan torsi dan desain penjatah pupuk tipe edge-cell (prototipe-3) diawali dengan merancang komponen-komponen utamanya, antara lain: 1) hopper,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMK KELOMPOK TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN PAKET K1C-F02 TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PEMBAHASAN SOAL UN MATEMATIKA SMK KELOMPOK TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN PAKET K1C-F02 TAHUN PELAJARAN 2013/2014 www.plusind.wrdpress.cm PEMBAHASAN SOAL N MATEMATIKA SMK KELOMPOK TEKNOLOGI, KESEHATAN, DAN PERTANIAN PAKET KC-F0 TAHN PELAJARAN 0/0. ntuk menempuh perjalanan sejauh km, suatu mbil memerlukan bahan bakar

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA ntiremed Kelas 11 FISIK Usaha dan Energi - Latihan Soal Doc Name: R11FIS0501 Version : 2012-07 halaman 1 01. Grafik berikut adalah gaya yang diberikan pada suatu benda terhadap jarak yang ditempuh benda

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

Hampir UNBK 2017 Matematika IPA

Hampir UNBK 2017 Matematika IPA Hampir UNBK 07 Matematika IPA 6 Agar mx x + = 0 mempunyai akar berbeda, maka Nilai m pada f( x) x m x 9 sumbu x adalah A 6 B 6 C 4 D 4 E agar grafik menyinggung A m 9/4 B m > 9/4 C m 9/4 D m = 4/9 E m

Lebih terperinci

ANALISIS DINAMIK SISTEM POROS ROTOR DENGAN CACAT RETAK MELINTANG PADA POROS DENGAN METODE RAYLEIGHT-RITZ

ANALISIS DINAMIK SISTEM POROS ROTOR DENGAN CACAT RETAK MELINTANG PADA POROS DENGAN METODE RAYLEIGHT-RITZ Pusat Penelitian Infrmatika - IPI ANAISIS DINAMIK SISTEM POROS ROTOR DENGAN CACAT RETAK MEINTANG PADA POROS DENGAN METODE RAYEIGHT-RITZ Tri Admn Pusat Penelitian Telimek - IPI ABSTRAK Mmen inersia penampang

Lebih terperinci

PERSIAPAN UN FISIKA 2015 SMA NO SOAL JAWABAN 01 Perhatikan gambar berikut!

PERSIAPAN UN FISIKA 2015 SMA NO SOAL JAWABAN 01 Perhatikan gambar berikut! NO SOAL JAWABAN 01 Perhatikan gambar berikut! Jono menempuh lintasan ABC dan Jinni menempuh lintasan BDC. Jarak dan perpindahan Jono dan Jinni adalah. A. Jono; 12 m dan 4 m, Jinni; 16 m dan 4 m B. Jono;

Lebih terperinci

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif )

GERAK LURUS. * Perpindahan dari x 1 ke x 2 = x 2 - x 1 = 7-2 = 5 ( positif ) * Perpindahan dari x 1 ke X 3 = x 3 - x 1 = -2 - ( +2 ) = -4 ( negatif ) Gerak Lurus 21 GERAK LURUS Suatu benda melakukan gerak, bila benda tersebut kedudukannya (jaraknya) berubah setiap saat terhadap titik asalnya ( titik acuan ). Sebuah benda dikatakan bergerak lurus, jika

Lebih terperinci

BAB IV KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG

BAB IV KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG BAB I KESEIMBANGAN BENDA TERAPUNG Tujuan Intruksinal Umum (TIU) Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu bangunan air berdasarkan knsep mekanika fluida, teri hidrstatika dan hidrdinamika. Tujuan Intruksinal

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK

KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK KINEMATIKA GERAK 1 PERSAMAAN GERAK Posisi titik materi dapat dinyatakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suatu bidang datar maupun dalam bidang ruang. Vektor yang dipergunakan untuk menentukan posisi disebut

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

PENGENDALIAN MUTU KLAS X PENGENDLIN MUTU KLS X. Untuk mengukur ketebalan selembar kertas yang paling teliti menggunakan alat ukur. mistar. jangka sorong C. rol meter D. micrometer sekrup E. sferometer 2. Perhatikan gambar penunjuk

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN A. URAIAN MATERI: Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut kedudukannya berubah setiap saat terhadap titik acuannya (titik asalnya).

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER TUGAS SARJANA MESIN FLUIDA PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER OLEH NAMA : ERWIN JUNAISIR NIM : 020401047 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA

BAB 4 PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA BAB 4 PENGOLAHAN DAN PERHITUNGAN DATA Penelitian dilakuakan untuk meninjau prestasi mesin 4 langkah yang mengalami penambahan bahan bakar berupa gas LPG. Penambahan bahan bakar tambahan ini diharapkan

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA ALAT POTONG GERGAJI PIRINGAN UNTUK MESIN PEMANEN TEBU

ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA ALAT POTONG GERGAJI PIRINGAN UNTUK MESIN PEMANEN TEBU ESTIMASI KEBUTUHAN DAYA ALAT POTONG GERGAJI PIRINGAN UNTUK MESIN PEMANEN TEBU Bambang Sugiyanto 1), Burhan Ibnu Mubtadi 2) 1) Dosen Politeknik Negeri Medan 2) Dosen Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRACT

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran... (A) selalu sebanding dengan simpangannya (B) tidak bergantung

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN 3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak

Lebih terperinci

( ) ( ) ( ) ( ) maka ( ) ( ) Dikembalikan ke bentuk pertidaksamaan kuadrat

( ) ( ) ( ) ( ) maka ( ) ( ) Dikembalikan ke bentuk pertidaksamaan kuadrat Penjabaran SKL Matematika IPA N Unit Tpik Materi Prediksi Sal. Aljabar Pangkat, akar Pangkat Lgaritma Menyederhanakan bentuk pangkat Negatif ke psitif Bulat, pecah Menghitung hasil perasi bentuk pangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1

GMBB. SMA.GEC.Novsupriyanto93.wordpress.com Page 1 1. Sebuah benda bermassa 1 kg berputar dengan kecepatan sudut 120 rpm. Jika jari-jari putaran benda adalah 2 meter percepatan sentripetal gerak benda tersebut adalah a. 32π 2 m/s 2 b. 42 π 2 m/s 2 c. 52π

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING Simulasi untuk Memprediksi Pengaruh... Muhammad Yusuf, M. Sayuti SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI PENGARUH PARAMETER CHIP THICKNESS TERHADAP DAYA PEMOTONGAN PADA PROSES CYLINDRICAL TURNING Muhammad Yusuf 1)

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling Standar Nasional Indonesia SNI 3408:2015 Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling ICS 93.160 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar

Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin Reaksi Aliran Ke Luar Turbin reaksi aliran keluar adalah turbin reaksi dimana air masuk di tengah roda dan kemudian mengalir ke arah luar melalui sudu (gambar 8). Gambar 8. Turbin reaksi aliran

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

NEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON)

NEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON) Olimpiade Sain Nasinal 0007 Eksperimen Fisika Hal dari 5 NEWTON S CRADLE (AYUNAN NEWTON) Ayunan Newtn adalah salah satu permainan Fisika ppuler. Peralatan ayunan Newtn ini terdiri atas beberapa bla metal

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN

BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN BAB IV ANALISIS TEKNIK MESIN A. ANALISIS PENGATUR KETINGGIAN Komponen pengatur ketinggian didesain dengan prinsip awal untuk mengatur ketinggian antara pisau pemotong terhadap permukaan tanah, sehingga

Lebih terperinci

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata

Modifikasi Motif Kain Tradisional Menggunakan Cellular Automata Mdifikasi Mtif Kain Tradisinal Menggunakan Cellular Autmata Purba Daru Kusuma Prgram Studi Sistem Kmputer Universitas Telkm Bandung, Indnesia purbdaru@gmail.cm Abstrak Metde cellular autmata telah diimplementasikan

Lebih terperinci

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN UJI PERFORMANSI TURBIN ANGIN TIPE DARRIEUS-H DENGAN PROFIL SUDU NACA 0012 DAN ANALISA PERBANDINGAN EFISIENSI MENGGUNAKAN VARIASI JUMLAH SUDU DAN SUDUT PITCH Farel H. Napitupulu 1, Ekawira K. Napitupulu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

Tanah Homogen Isotropis

Tanah Homogen Isotropis Tanah Homogen Isotropis adalah tanah homogen yang mempunyai nilai k sama besar pada semua arah (kx = kz = ks). ks kx x z kz s Tanah Homogen Anisotropis adalah tanah homogen yang memiliki nilai k tidak

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci