Laporan Ekonomi Bulanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Ekonomi Bulanan"

Transkripsi

1 Laporan Ekonomi Bulanan Edisi November 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin ndonesia Kerjasama KADN ndonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA

2 ndikator Ekonomi ndikator DB Harga Konstan Tahun 2000 (Rp Triliun) 1, , , , (3) 2. ertumbuhan DB (%) (3) 3. nflasi (%) (3) 4. Neraca Transaksi Berjalan (US$ Billion) (1) 5. Total Ekspor (US$ Billion) (3) 6. Ekspor Nonmigas (US$ Billion) (3) 7. Total mpor (US$ Billion) (3) 8. mpor Nonmigas (US$ Billion) (3) 9. Neraca erdagangan (US$ Billion) (3) 10. Uang rimer (Rp Triliun) (4) 11. Uang Beredar (Rp Triliun) a. Arti Sempit (M1) (2) b. Arti Luas (M2) , (2) 12. Dana ihak Ketiga erbankan (Rp Triliun) (2) 14. Suku Bunga (persen per tahun) a. SB 1 Bulan (6) b. Deposito 1 Bulan (2) c. Kredit Modal Kerja (2) d. Kredit nvestasi (2) 15. Rupiah/US$ (Kurs Tengah Bank ndonesia) 10,400 8,940 8,330 9,355 10,050 (7) 16. ersetujuan nvestasi - Domestik (Rp Triliun) (3) - Asing (US$ Billion) (3) 17. HSG BEJ , ,078.2 (7) 18. Nilai Kapitalisasi asar BEJ (Rp Triliun) (5) Sumber: BS, B, dan BEJ 1) Januari - Juni ) osisi September 20056) osisi 16 November ) osisi Agustus ) osisi Oktober ) osisi 24 November ) Januari - September 2005

3 erkembangan Ekonomi ndonesia Analisa Bulanan November Meskipun lonjakan angka inflasi telah diperkirakan sebelumnya, namun dicapainya inflasi bulanan sampai 8,75 persen untuk bulan Oktober 2005 cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk pemerintah. Dengan angka inflasi sebesar itu, maka dapat dipastikan bahwa tingkat inflasi untuk keseluruhan tahun 2005 akan melebihi angka 17 persen, karena inflasi kumulatif Januari-Oktober 2005 saja sudah mencapai 15,65 persen. 18 Grafik 1 nflasi Kumulatif (%) (Januari - Oktober) % January February March April May June July August September October November December Begitu tingginya angka inflasi -- yang tertinggi dalam empat tahun terakhir -- dan terus meroketnya tingkat suku bunga perbankan, jelas bukan gambaran yang baik dari kondisi makro ekonomi ndonesia, meskipun kurs nilai tukar rupiah dapat dipertahankan relatif stabil pada kisaran Rp per dollar AS. Dengan kondisi seperti ini bahkan beberapa kalangan mulai terlihat pesimis terhadap perkembangan ekonomi ndonesia dewasa ini. Tingginya inflasi yang jauh dari tingkat yang wajar tersebut, tidak saja menurunkan kembali secara drastis daya beli masyarakat, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan investasi dalam negeri. Karena tingginya inflasi tidak saja menjadikan suku bunga riil dalam negeri menjadi negatif yang akan mendorong kenaikan suku

4 bunga pinjaman, tetapi juga memberatkan beban utang obligasi pemerintah yang harus ditanggung dalam ABN. Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut, agaknya tidak salah apabila muncul hitung-hitungan yang menunjukkan bahwa biaya yang harus ditanggung ABN akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (bbm) pada 1 Oktober 2005 lalu bisa lebih besar dari penghematan subsidi yang bisa dikurangi dengan kenaikan harga bbm tersebut. 8,000 Grafik 2 Kurs Tengah Rupiah & ndeks Harga Saham Gabungan Januari November ,300 8,500 1,200 9,000 1,100 Rp/US$ 9,500 10,000 1, ,500 11,000 11,500 Rupiah/US$ HSG Jan Jan-05 7-Feb Feb Mar-05 4-Apr Apr May May Jun Jun Jul-05 3-Aug Aug-05 8-Sep Sep Oct Oct Nov Ada kekhawatiran bahwa efek spiral dari inflasi akan terus berlanjut sampai tahun 2006, tidak hanya pada akan melambannya pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada stabilitas ekonomi moneter dalam negeri. Oleh karena itu Bank ndonesia (B) diperkirakan akan terus menaikkan B rate yang saat ini sudah menjadi 12,25 persen, sebagai respon terhadap laju inflasi bulan Oktober yang sangat tinggi. Sikap B yang progresif menjaga ketat nilai tukar rupiah terlihat sangat jelas, sehingga pada saat angka inflasi diumumkan, B segera menaikkan B rate untuk menjaga nilai rupiah. Meskipun kenaikan B rate sebesar 125 basis poin (bp) merupakan yang tertinggi dari lima kali kenaikan B rate yang telah dilakukan Bank ndonesia, masih ada kemungkinan tingkat suku bunga ini dinaikkan lagi karena dianggap belum memadai untuk tingkat inflasi yang sudah mencapai angka 15,6 persen. Apalagi dengan adanya rencana Bank Sentral AS (Federal Reserve) untuk menaikkan kembali suku bunga The Fed sampai ke tingkat lebih dari 4 persen -- karena dipicu kekhawatiran tingginya inflasi akibat kenaikan harga energi dunia. maka besar kemungkinan B rate akan lebih besar dari 13 persen.

5 Dengan B rate yang lebih dari 12,5 persen, akan tidak mudah bagi perbankan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman pada angka di bawah 18 persen. Bila suku bunga pinjaman meningkat setinggi itu, maka dapat dipastikan tingkat investasi akan kembali turun dan jumlah kredit bermasalah akan kembali menjadi persoalan yang mengancam kesehatan sektor perbankan. Grafik 3 Suku Bunga SB, Deposito dan Kredit Modal Kerja Januari November 2005 (%) % Kredit Modal Kerja SB 1 Bulan Deposito 1 Bulan 7.55 Jan. 03 Feb. 03 Mar. 03 April. 03 Mei. 03 Juni. 03 Juli. 03 Agust. 03 Sept. 03 Okt. 03 Nov. 03 Des. 03 Jan. 04 Feb. 04 Mar. 04 April. 04 May. 04 June. 04 July. 04 Agust. 04 Sept. 04 Oct. 04 Nov. 04 Dec. 04 Jan. 05 Feb. 05 Mar. 05 April. 05 May. 05 June. 05 July.05 Aug.05 Sep.05 Oct.05 Nov.05 erkembangan ekspor dan mpor Kinerja perdagangan internasional dalam bulan Januari-September 2005 masih tetap menunjukkan surplus pada neraca perdagangan sebesar US$ 18,57 milyar, atau meningkat 3,51 persen dari surplus yang terjadi pada periode yang sama tahun 2004 sebesar US$ 17,93 milyar. Terjadinya surplus neraca perdagangan itu menunjukkan bahwa kinerja ekspor pada periode tersebut masih tetap baik. Selama sembilan bulan pertama tahun 2005 total nilai ekspor mencapai US$ 62,31 milyar atau naik 21,15 persen dari nilai ekspor pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 51,43 milyar. Dalam periode ini peningkatan ekspor migas seimbang dengan peningkatan ekspor non migas, masing-masing sekitar 21 persen. Ekspor migas meningkat dari US$ 11,49 milyar menjadi US$ 13,96, meskipun dalam bulan September sempat mengalami penurunan sebesar 4,58 persen karena turunnya volume ekspor minyak mentah dan gas alam. Secara keseluruhan nilai ekspor migas masih ditopang oleh harga

6 minyak yang tinggi, karena pada bulan September 2005 harga minyak masih diatas US$ 60 per barel. Sementara itu nilai ekspor non migas meningkat dari US$ 39,95 milyar menjadi US$ 48,35 milyar, dimana peningkatan nilai ekspor terbesar masih berasal dari sektor pertambangan, menyusul sektor pertanian dan industri. Meskipun dilihat dari kontribusinya, sektor industri tetap merupakan penghasil devisa terbesar. Grafik 4 erkembangan Nilai Ekspor dan Nilai mpor ndonesia (US$ Milyar) 80 US$ Milyar Ekspor mpor Jan- Sept Jan- Sept Sementara itu dalam periode yang sama (Januari-September 2005) pengeluaran impor mengalami peningkatan lebih tinggi dari peningkatan ekspor yaitu mencapai 30,6 persen, dari US$ 33,5 milyar menjadi US$ 43,75 milyar. Tingginya harga minyak dunia menyebabkan nilai impor migas mencatat kenaikan sampai 61,05 persen, yaitu dari US$ 8,24 milyar menjadi US$ 13,28 milyar. Melonjaknya impor migas ini terutama dipicu oleh kenaikan impor hasilhasil minyak yang mencapai 103,17 persen. Sedangkan kenaikan impor non migas naik sejalan dengan peningkatan ekspor non migas sekitar 21 persen, dari US$ 25,26 milyar menjadi US$ 30,47 milyar. mpor non migas terbesar terjadi pada mesin-mesin/pesawat mekanik, besi baja dan mesin/peralatan listrik. Sedangkan menurut penggunaan barangnya, impor barang modal menunjukkan kenaikan tertinggi mencapai 35,33 persen, menyusul bahan baku/penolong sebesar 31persen dan barang konsumsi 19,58 persen.

7 Sementara impor terbesar terjadi untuk produk-produk dari Jepang, Cina dan Amerika Serikat. Cadangan devisa Setelah mengalami kemerosotan yang cukup tajam, sampai sekitar US$ 5 milyar selama Januari-September 2005, pada akhir Oktober posisi cadangan devisa mengalami peningkatan menjadi US$ 32,53 milyar atau naik 7 persen dari posisi pada akhir September sebesar US$ 30,32 milyar. ni disebabkan karena pada bulan itu penggunaan cadangan devisa tidak terlalu banyak, sementara ada pemasukan devisa dari minyak dan gas serta disbursement utang luar negeri dari penjualan obligasi dolar pemerintah. % US$ Milyar ertumbuhan (%) Grafik 5 osisi Cadangan Devisa Oktober March 04 June-04 Sep-04 Dec-04 Mar-05 June-05 Sept US$ Milyar 20 Namun menurut Bank ndonesia, pada akhir tahun 2005 diperkirakan realisasi cadangan devisa hanya akan berada pada level US$ 30,7 milyar. Karena pada tahun 2005 surplus neraca transaksi berjalan surplus hanya mencapai sekitar US$ 2,1 milyar, turun drastis dari surplus pada tahun 2004 sekitar US$ 8 milyar. Tekanan pada neraca transaksi berjalan ini disebabkan karena pengeluaran impor yang tinggi tidak diimbangi oleh peningkatan ekspor yang memadai. Begitu pula surplus pada neraca modal akan berada di bawah US$ 1 milyar, karena arus masuk modal asing khususnya MA dan investasi portofolio masih sangat terbatas.

8 Untuk tahun 2006 diperkirakan jumlah cadangan devisa akan terus menurun sampai pada level US$ 27,1 milyar. Rendahnya jumlah cadangan devisa pada akhir tahun 2006 berkaitan dengan kondisi neraca transaksi berjalan yang diperkirakan akan mengalami defisit sekitar US$ 1,7 milyar. Sementara neraca modal juga akan defisit sekitar US$ 2,1 milyar. ni disebabkan karena moratorium utang sudah berakhir pada tahun 2005, sehingga akan terjadi pembayaran utang yang cukup besar di tahun 2006, baik dari utang yang tadinya mendapat moratorium maupun dari utang-utang lain yang jatuh tempo pada tahun erkembangan nvestasi eningkatan dalam impor barang modal dan bahan baku, selain mencerminkan kondisi sektor riil yang mulai membaik juga bisa dilihat sebagai indikasi dari membaiknya kinerja investasi. Hal ini dapat dilihat dari data BKM di mana realisasi MA pada periode Januari-Oktober 2005 melonjak sampai US$ 8,5 milyar. Jumlah ini meningkat sekitar 165 persen bila dibandingkan dengan realisasi MA pada periode yang sama 2004 sebesar US$ 3,2 milyar. Sedangkan jumlah proyek MA yang terealisir pada periode itu meliputi 785 proyek atau meningkat sekitar 86,5 persen. Tenaga kerja yang terserap dalam investasi ini mencapai 133 ribu orang atau 20 persen lebih tinggi dari tenaga kerja yang terserap pada periode yang sama tahun 2004 sebanyak 110,7 ribu orang. enanaman Modal Asing (MA) 1 Jan 31 Okt Jan 31 Okt 2005 RASO ( % ) (1) (2) (3) (4) ( 3 : 1) ( 4 : 2 ) Realisasi nvestasi (zin Usaha Tetap) Realisasi enggunaan Tenaga Kerja ,1 186,5 265, orang orang 120,1 Sumber : BKM Begitu pula dengan realisasi MDN yang mencapai Rp 16,6 trilyun atau meningkat sebesar 36,5 persen dibanding periode yang sama 2004 sebesar Rp 12,2 trilyun. Jumlah proyeknya mengalami peningkatan sebesar 102,3 persen yaitu dari 88 proyek menjadi 178 proyek. Sementara realisasi penyerapan tenaga kerja pada investasi domestik ini meningkat sebesar 102,4 persen dari 45,9 ribu orang menjadi 93 ribu orang.

9 Melonjaknya realisasi investasi tersebut tidak terlepas dari meningkatnya ekspektasi investor terhadap iklim investasi di ndonesia sejak terbentuknya pemerintahan baru. Kendati demikian tetap harus disadari bahwa iklim investasi di ndonesia belum dapat dikatakan kondusif. ni bisa dilihat dari masih banyaknya tuntutan investor asing terhadap kebijakan-kebijakan di bidang investasi serta kepastian penegakan hukum. enanaman Modal Dalam Negeri (MDN) 1 Jan 31 Okt Jan 31 Okt 2005 RASO ( % ) (1) (2) (3) (4) ( 3 : 1) ( 4 : 2 ) Realisasi nvestasi (zin Usaha Tetap) Realisasi enggunaan Tenaga Kerja , ,0 222,5 136, orang orang 222,5 Sumber : BKM Dilihat dari angka realisasi investasi di atas dan juga kenaikan nilai ekspor ndonesia, selayaknya bisa dicapai pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi pada triwulan keempat tahun 2005 dan juga tahun Namun terganggunya stablitas makro ekonomi nasional akibat kenaikan harga BBM, meningkatnya suku bunga internasional, dan penurunan volume perdagangan dunia akan memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik. Tetapi dengan angka realisasi investasi di atas, dapat dipastikan struktur pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005 akan mencerminkan peningkatan investasi dan ekspor barang dan jasa. This report is for use by professional and business investors only and has been prepared for information purposes and is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. The information herein was obtained or derived from sources that we believe are reliable, but whilst all reasonable care has been taken to ensure that stated facts are accurate and opinions fair and reasonable, we do not represent that it is accurate or complete and it should not be relied upon as such. All opinions and estimates included in this report constitute our judgement as of this date and are subject to change without notice. This document is for the information of clients only and must not be copied, reproduced or mare available to others.

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Desember 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Rusman Indikator Ekonomi Indikator

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Juli 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2000 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Januari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA INDIKATOR EKONOMI Indikator 2001 2002 2003 2004 2005

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi September 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Maret 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2002 2003 2004 2005 2006 1. Nilai

Lebih terperinci

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA. Laporan Ekonomi Bulanan. Mei 2006 KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Laporan Ekonomi Bulanan Mei 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO Yojiro OGAWA Shoji MAEDA Erna Zetha Tulus Tambunan

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Oktober 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan September 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Februari 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2002 2003 2004 2005 2006 1.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Mei 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juni 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Agustus 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Oktober 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan November 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Juni 2006 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Oleh Yojiro Ogawa Shoji Maeda Erna Zetha Tulus Tambunan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Sekretariat: Menara Kadin Lt.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Januari 2008 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Agustus 2006 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Januari 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH Asumsi nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator makro penting dalam penyusunan APBN. Nilai tukar rupiah terhadap US$ sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 No. 60/11/32/Th.XVIII, 1 November 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER 2016 MENCAPAI

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Maret 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha dan DR. Tulus Tambunan Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2016 MENCAPAI USD 2,29 MILYAR No. 08/02/32/Th.XIX, 01

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER 2016 No. 04/01/32/Th.XIX, 03 Januari 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER 2016 MENCAPAI USD

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 050/09/32/Th.XIX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2017 MENCAPAI USD 2,59

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2016 No. 42/08/32/Th.XVIII, 01 Agustus 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2016 MENCAPAI USD 2,48

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100.00% Deposito

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM)

Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) Pelemahan Rupiah: Haruskah Kita Panik? Mohammad Indra Maulana (Alumni FEB UGM) 12/14/2014 Pertanyaan 1: Benarkah selalu melemah selama Desember? 12/14/2014 M. Indra Maulana 2 Nilai tukar Rupiah saat ini

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JULI 2016 No. 51/09/32/Th.XVIII, 01 September 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI 2016 MENCAPAI USD 1,56

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016 No.37/07/32/Th.XVIII, 01 Juli 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2016 MENCAPAI US$ 2,08 MILYAR

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER 2004 No. 56 / VII / 1 NOVEMBER PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA BULAN SEPTEMBER EKSPOR Nilai ekspor Indonesia bulan menembus angka US$ 7 milyar, yakni mencapai US$ 7,15 milyar, atau 13,33 persen lebih

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2017 No. 38/07/32/Th.XIX, 3 Juli 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI 2017 MENCAPAI USD 2,45 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER 2011 BADAN PUSAT STATISTIK No. 66/11/Th.XIV, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER MENCAPAI US$17,82 MILIAR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$17,82

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 No. 20/04/32/Th XIX, 3 April 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI 2017 MENCAPAI USD 2,21

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 MENCAPAI USD 2,30 MILYAR No. 16/03/32/Th.XIX, 01 Maret

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: Peserta mempunyai kebebasan untuk memilih penempatan Dana Investasinya pada portfolio investasi Syariah yang disediakan pihak perusahaan. (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016 No. 61/11/36/Th.X, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER TURUN 5,17 PERSEN MENJADI US$729,59 JUTA Nilai ekspor Banten pada September turun 5,17

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Perkembangan Inflasi di Indonesia Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, dimana adanya perubahan tingkat inflasi sangat berpengaruh terhadap stabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001 World Economic Report, September 2001, memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2001 hanya mencapai 2,6% antara lain

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Harga mata uang suatu negara dalam harga mata uang negara lain disebut kurs atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2016 No.32/06/32/Th.XVIII, 01 Juni 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2016 MENCAPAI US$ 2,10 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 No. 16/03/36/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 TURUN 3,84 PERSEN MENJADI US$904,45 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 3,84

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT APRIL 2017 No. 34/06/32/Th.XIX, 2 Juni 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2017 MENCAPAI USD 2,24 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009 BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran 29-Jan-16 NAV: 1,949.507 Total Dana Kelolaan 3,914,904,953.34 Pasar Uang 0-90% Ekuitas 77.38% Efek Pendapatan Tetap 10-90% Obligasi 12.93% Efek Ekuitas 10-90% Pasar Uang 8.82% 0.87% Keuangan A Deskripsi

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JULI, 2014 INFLASI BULAN JUNI TERCATAT 0,43% Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi pada bulan Juni 2014 mencapai 0,43%. Inflasi Juni lebih tinggi dari Mei 2014 yang sebesar 0,16%. Inflasi secara berurutan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002 Kepercayaan masyarakat baik dalam maupun luar negeri masih relatif lemah sebagaimana yang tercermin dari survei yang dilakukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 30 SEPTEMBER 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Analisis Ekonomi Mingguan

Analisis Ekonomi Mingguan Implikasi Indikator Ekonomi Terkini Terhadap Pasar Modal Analisis Ekonomi Mingguan Economic & Business Research Senior economist: Ibnu Edy Wiyono ibnu.wiyono@cp.co.idi id Business & economic analyst: M

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016 No. 03/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER NAIK 20,01 PERSEN MENJADI US$941,27JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 20,01 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016 No. 08/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER TURUN 0,08 PERSEN MENJADI US$940,56 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 0,08 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010 TINJAUAN EKONOMI Januari 2 Cadangan Devisa Sumber : Bank Indonesia dan Data Olahan Erdikha Awal Tahun 2, BI rate inline dengan konsensusnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha di Indonesia, hal ini terlihat dari besarnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017 No. 52/09/36/Th.XI, 4 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI NAIK 29,23 PERSEN MENJADI US$990,19 JUTA Nilai ekspor Banten naik 29,23 persen dibanding ekspor

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Desember 2009

Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Akhir Tahun 2009, BI rate tetap 6,50% Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menetapkan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,50%, menurut Dewan Gubernur Bank Indonesia

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT NOVEMBER No.72/12/32/Th.XVII, 15 Desember A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER MENCAPAI US$2,03 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016 No. 15/03/36/Th.X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2016 TURUN 6,81 PERSEN MENJADI US$683,74 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2016 turun

Lebih terperinci