LAPORAN AKHIR PROYEK KAMPANYE BANGGA SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR PROYEK KAMPANYE BANGGA SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR PROYEK KAMPANYE BANGGA SUAKA MARGASATWA SUNGAI LAMANDAU Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia Eddy Santoso, Yayasan Orangutan Indonesia, Agustus 2010 Bogor, 2010

2 Pendahuluan oleh Eddy Santoso Selama 2 tahun terakhir, saya telah menjabat sebagai manajer kampanye untuk Proyek Pride Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL). Tidak mudah, tapi sangat bermanfaat. Laporan Akhir (dan analisa kritis) ini mempunyai beberapa tujuan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan beberapa khalayak. Pertama dan terpenting adalah untuk Supervisor saya (Togu Simorangkir) dan RARE serta UTEP selaku Pembimbing dan Pengarah Kampanye dalam mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan hasilnya hingga saat ini. Laporan ini (besama-sama Rencana Tindak Lanjut yang disertakan) untuk memberikan RARE dan UTEP serta mitra-mitra kami lainnya (Orangutan Foudation UK, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah, Uni Eropa, Pemda Kabupaten Kotawaringin Barat, Pemda Kabupaten Sukamara, Generasi Konservasi Kotawaringin Barat dan Green Organization Sukamara serta masyarakat di 12 desa target kampanye) laporan menyeluruh tentang proyek kampanye tersebut. Pada akhirnya, laporan ini merupakan tugas yang dinilai untuk mendapatkan gelar Master (MA) saya di bidang Komunikasi dari University of Texas di El Paso. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih kepada semua individu dan lembaga yang telah membantu dalam keberhasilan proyek ini, termasuk donor kami (RARE; Uni Eropa); Orangutan Foundation UK, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah (khususnya Seksi Konservasi Wilayah II) dan mitra kami di Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Sukamara serta jajaran staf pemerintah desa di 12 desa target kampanye. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Hari Kushardanto dan Ni Putu Sarilani Wirawan (selaku Pembimbing/Mentor Pride) atas dampingannya selama pelatihan. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Togu Simorangkir selaku Supervisor atas kepercayaan yang diberikan untuk mewakili lembaga mengikuti Program Kepemimpinan RARE Pride ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih tulus kepada istri saya (Isnawiyah) atas kepercayaannya kepada saya dalam menyelesaikan program dan pelatihan ini. Saya pun turut berterima kasih kepada orangtua dan adik-adikku atas dukungan morilnya, juga kepada temanteman di Yayorin dan Proyek EC Lamandau serta para Pelajar yang tergabung dalam Kader Konservasi di Kotawaringin Barat dan Sukamara, karena Kampanye ini dikatakan berhasil berkat adanya dukungan mereka. Karya ini menjadi bagian kerjasama dan keberhasilan kita bersama. 2

3 Daftar Isi Pendahuluan... 2 Daftar Isi... 3 Daftar Gambar... 5 Daftar Tabel... 7 BAB 1. Ringkasan Eksekutif Narasi Teori Perubahan Hasil Teori Perubahan Gambaran Umum Lokasi Kampanye Fokus Keanekaragaman Hayati Kampanye Status Kepemilikan Lahan, Status Legal dan Pengelolaan SM Sungai Lamandau BAB 2. Model Konseptual Kampanye Analisa Peringkat Ancaman BAB 3. Ringkasan Kreatif Kampanye BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan/Barrier Removal) Kampanye Kegiatan terkait Materi dan Pemasaran Sosial Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau a. Khalayak Target Primer: Petani dan Peladang di Desa Tempayung dan Babual-Baboti Pengetahuan Sikap dan Komunikasi Interpersonal Perubahan Perilaku b. Khalayak Target Sekunder: Masyarakat Petani di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau Pengetahuan Sikap dan Komunikasi Interpersonal Perubahan Perilaku c. Target Tambahan Pengetahuan Kegiatan Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) BAB 5. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Membangun Baseline Data Tingkat Perbandingan Survei Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-Sasaran SMART Pengetahuan a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Komunikasi Interpersonal a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti

4 b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perubahan Perilaku a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Menghentikan Perladangan Berpindah Tebas Bakar dan Kebakaran Hutan (Perencanaan-Pelaksanaan BROP) a. Sasaran b. Tujuan c. Metodologi yang digunakan dalam Penilaian BROP d. Metodologi implementasi yang diajukan e. Biaya-biaya yang diproyeksikan di proyek f. Implementasi Rencana Operasional Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal Operation Plan) dalam bentuk Demonstrasi Plot Pertanian Menetap Tanpa Bakar g. Respon masyarakat Capaian Konservasi di kawasan SM Sungai Lamandau a. Kebakaran hutan jumlahnya menurun b. Kegiatan penebangan menurun c. Perubahan tutupan hutan d. Peningkatan Populasi Orangutan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. 78 BAB 6. Analisa Kritis Kampanye Tinjauan Kritikal Tinjauan terhadap proses perencanaan proyek dan berakhir dengan dokumen Rencana Proyek a. Pengembangan Konsep Model b. Pemeringkatan Ancaman c. Survei (Penelitian Kuantitatif) d. Strategi Penyingkiran Halangan Tahap Pelaksanaan a. Kapasitas (Capacity) b. Konstituen (Constituent) c. Konservasi (Conservation) Teori Perubahan (Theory of Change = ToC) BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia Daftar Pustaka Daftar Kata (Glossary) BAB 8. Lampiran Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan Kampanye

5 Daftar Gambar Gambar 1. Gambar 2. SM Sungai Lamandau masuk dalam pengelolaan Wilayah Kerja BKSDA Kalteng- SKW II (BKSDA Kalteng, 2009) Orangutan yang terdapat di Camp Gemini SM Sungai Lamandau (Yayorin doc.) Gambar 3. Model Konsetual SM Sungai Lamandau Gambar 4. Peringkat ancaman di SM Sungai Lamandau Gambar 5. Rantai faktor kebakaran hutan Gambar 6. Rantai faktor pembukaan lahan Gambar 7. Rantai faktor penebangan liar Gambar 8. Rantai faktor perburuan liar Gambar 9. Rantai faktor pencemaran air Gambar 10. Rantai Hasil Strategi Pengelolaan Pengurangan Masalah di SM Sungai Lamandau Gambar 11. Pin bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah) Gambar 12. Stiker bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah) Gambar 13. Empat edisi Buletin Sumpitan yang dicetak sebagian berisi kegiatan Kampanye Bangga SMSL Gambar 14. Proses penawaran dan pembuatan ILM, Script ILM Kopi Asin dan Naskah Himbauan Bupati dan Foto kegiatan Talkshow Gambar 15. Poster dan penyebaran di khalayak petani target primer Gambar 16. Kunjungan penyuluhan desa dengan kostum maskot kampanye Gambar 17. Kegiatan pertemuan dan pelatihan petani di desa target primer membahas pertanian menentap dan keuntungannya Gambar 18. Disain spanduk dan spanduk yang dipasang di desa Tempayung dan desa Babual Baboti Gambar 19. T-shirt bangga yang disebarkan kepada khalayak Gambar 20. Peserta kegiatan Studi Banding Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar di Desa Sintuk, Kecamatan Kumai April Gambar 21. Demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung

6 Gambar 22. Lembar Fakta Kampanye Pride+Teknik Kelola Lahan Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Gambar 23. Gambar 24. Studi Banding pertama di lahan kebun campuran milik Dinas Kehutanan Sukamara Studi Banding kedua di lahan kebun campuran menetap salah satu anggota kelompok tani milik di wilayah desa Sintuk, Kecamatan Kumai Gambar 25. Kalender dan penyebarannya di khalayak target Sekunder Gambar 26. Sebaran poster di desa khalayak target sekunder dari anak petani sampai ke petani51 Gambar 27. Sampul depan video partisipatif tentang budidaya karet Gambar 28. Gambar 29. Gambar 30. Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Maskot Kampanye berperan penting dalam memberikan rangsangan daya tarik siswa/siswi pelajar untuk dokus pada kegiatan penyuluhan sekolah Aktifitas kegiatan lain di sekolah dan di luar sekolah untuk anak-anak petani Kegiatan pengelolaan demplot kebun campuran dari mulai pembersihan lahan sampai ke perawatan tanaman Foto kegiatan membangun balai belajar tani yang terintegrasi dengan kegiatan demplot Foto kegiatan mempromosikan demplot. Terlihat Tim Evaluator Proyek Uni Eropa dan wakil BPP Kotawaringin Lama saat melihat proses pengembangan lahan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung titik hot spot tahun 2009 yang tersebar di 4 titik dan di 2010 tidak ditemukan = 0 titik panas api (kebakaran menurun) Gambar 34. Penebangan di tahun 2009 ditemukan 3 kasus Gambar 35. Peta perubahan tutupan hutan Gambar 36. Orangutan hasil pelepasliaran kembali yang ada di Camp Gemini SM Sungai Lamandau Gambar 37. Burung-burung migran yang hadir kembali berkembang biak di kawasan danau burung SM Sungai Lamandau Mei-Juli Gambar 38. Rantai faktor kebakaran hutan yang memperlihatkan kaitan kebakaran dengan teknik perburuan Gambar 39. Kesan media pemasaran pesan komunikasi kampanye oleh masyarakat petani target

7 Daftar Tabel Tabel 1. Tabel 2. Ringkasan Kreatif: Petani di Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) Ringkasan Kreatif untuk khalayak sekunder: Masyarakat Petani Sekitar Kawasan SM Sungai Lamandau Tabel 3. Kaitan antara khalayak sasaran, tahapan perilaku dan kegiatan pemasaran Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpesonal untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 10. Materi Kegiatan Pemasaran untuk sasaran anak-anak petani target (khlayak primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 11. Jumlah responden yang diwawancara dan sebaran survei secara geografis Tabel 12. Variabel-variabel independen untuk menilai tingkat perbandingan survei pra dan survei pasca kampanye Tabel13. Paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye bangga SM Sungai Lamandau.. 63 Tabel 14. Perubahan dalam variabel-variabel pengetahuan antara survei-survei pra dan pasca kampanye Tabel 15. Perubahan dalam variabel-variabel pengetahuan antara survei-survei pra dan pasca kampanye Tabel 16. Perubahan dalam variabel-variabel sikap antara survei pra dan pasca Kampanye Tabel 17. Perubahan dalam variabel-variabel sikap antara survei pra dan pasca kampanye Tabel 18. Perubahan dalam variabel-variabel komunikasi interpersonal antara survei pra dan pasca kampanye Tabel 19. Perubahan dalam variabel-variabel komunikasi interpersonal antara survei pra dan pasca kampanye

8 Tabel 20. Perubahan dalam variabel-variabel perubahan perilaku antara survei pra dan survei pasca kampanye Tabel 21. Perubahan dalam variabel-variabel perubahan perilaku antara survei pra dan survei pasca kampanye Tabel 22. Perbedaan penghasilan pendapatan dari kegiatan tidak dengan kebun campuran dengan kebun campuran Tabel 23. Paparan informasi pada berbagai kegiatan pemasaran Kampanye Pride Tabel 24. Tabel untuk anggota tim dan khalayak kunci (RACI) Tabel 25. Rencana Kegiatan Operasional Kampanye Tindak Lanjut

9 BAB 1. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif menyediakan gambaran keseluruhan Kampanye Pride dari latar belakang lokasi dan ancaman konservasi hingga khalayak sasaran dan kegiatan Pride yang dirancang untuk menjangkau setiap segmen khalayak sasaran. Halaman-halaman berikut ini paling baik digunakan sebagai alat referensi setelah membaca keseluruhan Rencana Proyek. Formula Teori Perubahan K + A + IC + BR BC TR CR K:Meningkatny a pengetahuan masyarakat Pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar mengurangi tekanan pembukaan lahan A: Petani Setuju Pertanian Kebun Campuran Menetap di Lahan Sendiri bermanfaat IC: petani membahas manfaat pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar BR: Perladangan Menetap Sistem Kebun Campuran BC: Perilaku Perladangan Berpindah (Tebas Bakar) Berubah TR: Ancaman Pembukaan Lahan Berkurang CR: Habitat Orangutan dan Satwa Liar Terlindungi Pengetahuan masyarakat Pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar mengurangi tekanan pembukaan lahan meningkat dari 50% menjadi 93,3% (+43,3pp) Petani Setuju Pertanian Kebun Campuran Menetap di Lahan Sendiri bermanfaat meningkat dari 91,7% menjadi 100% (+8,3pp) Petani membahas manfaat pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar meningkat dari 8,3% menjadi 46,7% (+38,4pp) Awal kegiatan mendapat lahan untuk demplot pertanian menetap pola kebun campuran menetap disediakan salah satu desa khalayak target seluas 3 hektar Petani khalayak target (Tempayung dan Babual Baboti) 77,72% (157KK) mendukung dan mengadopsi perladangan pola kebun campuran menetap Awal Juli 2010 sudah terlihat dukungan upaya pengurangan ancaman dari dukungan desa dalam bentuk sosialisasi dan membuat peraturan untuk tidak membuka lahan dengan membakar Dapat diketahui dan dipastikan melalui penelusuran data peta udara, patroli darat mengenai tutupan hutan dan tegakan vegetasi yang berdiri Catatan: Teori Perubahan diatas adalah dalam bentuk sederhana dan telah dilengkapi sesuai beberapa masukan. Teori ini mengalami beberapa revisi dan yang berikut dibawah ini adalah rencana meninjau kegiatan yang akan dicapai dalam Teori Perubahan untuk SM Sungai Lamandau. 1. Narasi Teori Perubahan Untuk mengurangi praktek perladangan berpindah di sekitar Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dan untuk memelihara tempat kediaman penting orangutan Kalimantan, maka pertanian menetap dan sistem agroforestri yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan dan meningkatkan ekonomi akan diperkenalkan. Petani lokal akan diberitahukan juga tentang area untuk orangutan Kalimantan dan keuntungankeuntungan mengadopsi pertanian menetap dan sistem agroforestri. Sistem baru ini dalam teori perubahan akan memberikan lebih pendapatan berkelanjutan untuk mereka (masyarakat sekitar Suaka Margasatwa Sungai Lamandau) dan pada waktu yang sama akan memelihara sistem pendukung kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan kepada konsep dari sistem, menerima pelatihan dan bantuan teknis untuk menggunakan teknik dan akhirnya mengadopsi dan mempraktekkan pertanian menetap sistem agroforestri. Karena dua hal pertama itu akan ada sedikitnya 50% (dari 175 KK menjadi 88 KK) masyarakat yang mengadopsi sistem di 2 desa target (desa Tempayung dan desa Babual Baboti). Kampanye Bangga ini akan melihat keberhasilannya jika aktifitas perladangan berpindah semakin berkurang dan populasi orangutan Kalimantan di dalam kawasan lindung terawat. Pertanian menetap dan sistem agroforestry telah banyak 9

10 diterapkan di masyarakat dan lokasi di Indonesia dan dapat ditiru di lokasi kampanye pada akhir kampanye Juni Hasil Teori Perubahan Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SM Sungai Lamandau) dibangun di atas asumsi bahwa jika kita memberi informasi kepada para petani sekitar kawasan SM Sungai Lamandau tentang manfaat dan sistem pengelolaan pertanian ladang menetap berkelanjutan dan menganalisa hasil pertaniannya di lahan menetap serta menjelaskan masalah kebakaran lahan dan hutan akibat pembukaan lahan berpindah dengan cara membakar dapat berakibat kurang baik buat pertanian berkelanjutan, maka sikap dan perilaku khalayak yang belum terbiasa berladang akan berubah. Jika kita secara bersamaan menyingkirkan halangan untuk perubahan perilaku dengan memberikan contoh berupa lahan percontohan (demplot pertanian pola kebun campuran menetap), memberikan pelatihan dalam pengolahan lahannya dan cara-cara tehnik budidayanya, maka para petani akan dengan lebih mudah mau mengadopsi pertanian lahan menetap dan pada akhirnya kita bisa mengurangi ancaman pembukaan ladang berpindah tebas bakar. Pembuatan demonstrasi plot pertanian pola kebun campuran menetap untuk mencegah perilaku kebiasaan masyarakat membuka lahan pertanian secara berpindah dengan cara tebas bakar semestinya akan menghasilkan peningkatan daerah tutupan hutan kawasan SM Sungai Lamandau. Pada akhirnya habitat orangutan di dalam kawasan pun akan terjaga. Dengan hasil perubahan perilaku yang diprediksikan 50% (88 KK dari 175 KK) yang mengadopsi perladangan menetap setelah dilakukan survey dan monitoring ulang dengan mencatat langsung kondisi di lapangan dan dari hasil survey tabulasi yang dibuat tercatat sampai bulan April 2010 sebanyak 157 KK (77,72%) dari 202 KK yang tercatat ulang. Hasilnya melebihi capain 50% (101 KK dari 202 KK). Kepatuhan masyarakat petani khalayak target yang telah mengadopsi perladangan menetap ditunjukkan dengan tidak lagi melakukan pembakaran lahan dan ini merupakan indikasi-indikasi awal yang menunjukkan bahwa asumsi kami benar dan Teori Perubahan yang diusulkan dalam proses perencanaan berlaku. Selain kepatuhan khalayak saat ini untuk tidak membakar dan menghasilkan nilai kebakaran lahan minim. Musim penghujan yang masih berlangsung di wilayah kampanye kami perlu diperhitungkan. Masyarakat biasa membuka lahan walau menetap masih dengan membakar yang dimulai saat musim kemarau. Tercatat dari hasil monitoring survey tabulasi diperoleh hasil 19,42% (N=39KK) di desa Tempayung dan desa Babual Baboti sebagai peladang menetap yang masih membakar. Sedangkan 20,79% (N=42KK) di desa Tempayung dan desa Babual Baboti masih melakukan perladangan berpindah dengan sistem tebas bakar. Tapi kita harus waspada, sehingga pekerjaan ini tidak berakhir sampai saat ini. Tingkat kepatuhan perlu dipertahankan, pemantauan kegiatan pertanian masyarakat petani khalayak target dan sekitar kawasan SM Sungai Lamandau perlu terus dilakukan, jadi program tindak lanjut diperlukan. 3. Gambaran Umum Lokasi Kampanye Penamaan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dikarenakan sebagian wilayahnya berada di dekat badan perairan Sungai Lamandau sehingga namanya menjadi Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, karena secara umum sering disebut Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, maka para pengelola dan mitra kerja yang mensosialisasikan pun memakai nama Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Untuk lokasi sendiri karena awalnya adalah kawasan eks HPH dan diusulkan oleh Prof. Dr. Birute Galdikas untuk wilayah pelepas liaran orangutan. Usulan diajukan berdasarkan petunjuk Kepala Dinas Kehutanan di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat pada bulan April

11 untuk mengajukan usulan permohonan kawasan kepada 2 HPH yang akan habis masa konsesinya. Saat itu Profesor Dr. Birute M. Galdikas berdiskusi dengan Bupati Kotawaringin Barat. Setelah itu melakukan diskusi dengan Menteri Kehutanan saat itu Bapak Jamaluddin dan lalu melakukan survei lokasi. Oktober 1996, Profesor Dr. Birute M. Galdikas membuat permohonan pada Gubernur Kalimantan Tengah saat itu, Bapak Warsito Rasman untuk mengajukan kawasan sekitar sungai Lamandau menjadi daerah pelepas liaran orangutan. Permohonan ini mendapat dukungan Menteri Lingkungan Hidup, saat itu Bapak Sarwono Kusumaatmadja. Setelah mendapat surat rekomendasi dari Gubernur Kalimantan Tengah dan Menteri Kehutanan mengetahui lalu mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 12/KptsII/1998 pada tanggal 26 Februari 1998 yang berisi penetapan kawasan eks HPH tersebut menjadi kawasan SM Sungai Lamandau dengan luas ha. Tujuan pembentukan SM Sungai Lamandau adalah untuk pelestarian dan perlindungan terhadap spesies-spesies serta keanekaragaman hayati yang mempunyai nilai khas sehingga kelangsungan hidupnya secara alami dapat dipertahankan dan juga sebagai wilayah pelepas liaran orangutan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan budaya (Orangutan Foundation International, 2008). Dilihat secara geografis, SM Sungai Lamandau terletak di sampai Lintang Selatan dan sampai Bujur Timur (BPKH Banjar Baru, 2006) Sedangkan berdasarkan koordinat Google Earth SM Sungai Lamandau terletak lebih kurang di S dan T (Google Earth, 2008). Sedangkan jika dilihat dari tipe daratnnya secara geologi SM Sungai Lamandau menurut peta tanah dan peta geologi provinsi Kalimantan Tengah (skala 1: ) menurut Direktorat Bina Program Kehutanan Bogor, 1977 dalam Laporan BPKH Wilayah V, Banjar Baru 2006 menjelaskan bahwa tanah di SM Sungai Lamandau termasuk jenis aluvial dengan fisiografi dataran dan secara geologi terdiri dari atau tersusun atas batuan sedimen jenis aluvium undak dan terumbu koral. Topografinya kebanyakan flat dataran rawa dan padang semak (BPKH Banjar Baru, 2006). Kawasan yang terletak secara ekologi diantara 2 kabupaten (Kotawaringin Barat dan Sukamara) ini, menurut Klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan SM Sungai Lamandau memiliki tipe iklim A. Curah hujan tahunan dari tahun berkisar mm dengan ratarata tahunan sebesar 2.637,7 mm. Suhu udara rata-rata pada rentang tahun yang sama rata-rata harian antara 25,9 C-26,2 C dan kelembaban bekisar antara 85-87% (BPKH Banjar Baru, 2006). Gambar 1. SM Sungai Lamandau masuk dalam pengelolaan Wilayah Kerja BKSDA Kalteng-SKW II (BKSDA Kalteng, 2009) Di sekitar kawasan ini jumlah populasi penduduk dari data BPS 2007 di 12 desa yang ada adalah tercatat sebanyak jiwa. Dan yang melakukan aktifitas pertanian dengan pola perladangan hampir sebagian besar (85% dari hasil survey kuantitatif KAP). 11

12 Ancaman terhadap kawasan diberi peringkatan ancaman dengan bantuan software Miradi yang diberi peringkat berdasarkan Lingkup (Scope), Tingkat Kerusakan (Severity) & Ketakberbalikan (Irreversibility). Pembukaan lahan dan kebakaran hutan diberi peringkat sangat tinggi atas akibatnya pada berkurangnya luasan kawasan SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan. sementara berburu dan penebangan diberi peringkat tinggi. Diskusi dengan supervisor (Togu Simorangkir, M.Sc), (Direktur Yayasan Orangutan Indonesia), menegaskan bahwa ancaman yang diakibatkan oleh perladangan berpindah yang melakukan pola tebas bakar jika dihilangkan, maka habitat dan populasi orangutan di kawasan tersebut aman. Jika ancaman lain dapat ditangani secara bersamaan atau bertahap, maka ini akan menjadi nilai tambah, khususnya mengenai penebangan dan perburuan. BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II bertindak tegas untuk melakukan penegakan hukum kehutanan dalam membantu penanganan kasus pelanggaran ke batas kawasan dan melakukan kegiatan tidak sah (ilegal). Ancaman yang ditangani oleh kampanye: aktifitas masyarakat lokal mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk perladangan berpindah dan perkebunan sawit. 4. Fokus Keanekaragaman Hayati Kampanye Keanekaragaman jenisnya juga terbilang cukup tinggi karena memiliki lebih dari 61 jenis tumbuhan untuk volume pohon dan tiga jenis dilindungi (ulin, pantung, ramin), dua jenis tumbuan epifit dilindungi (anggrek tebu, anggrek hitam) dan tumbuhan kantung semar; tiga jenis satwa endemik Kalimantan; 15 jenis mamalia dilindungi (termasuk mamalia primata), lebih dari lima famili burung dilindungi (Bucerotidae, Falconidae, Accipitridae, Nectarinidae, Ardeidae, Phasianidae, Sturnidae=Tiung Emas= Gracula religiosa), tiga jenis reptil dilindungi. Untuk saat ini diperkirakan lebih dari 500 individu orangutan yang telah dilepasliarkan (BPKH Banjar Baru, 2006) Gambar 2. Orangutan yang terdapat di Camp Gemini SM Sungai Lamandau (Yayorin doc.) Orangutan Kalimantan dari sub jenis ini mempunyai wilayah sebaran terbesar dari 2 sub jenis lainnya yang ada di Kalimantan. Orangutan menjadi pilihan utama sebagai spesies bendera bagi kawasan SM Sungai Lamandau dikarenakan secara status konservasi satwa ini sebagai spesies kunci dan spesies payung. Dilindungi undangundang konservasi: IUCN dengan status endangered species dan masuk dalam CITES Appendiks 1. Di Indonesia dilindungi oleh UU Nomor 5 tahun Secara ekologi satwa ini satusatunya kera besar Asia yang hanya tersisa sebagian di wilayah Kalimantan-Indonesia dan diakui para peneliti dan konservasionis sebagai satwa indikator kesehatan hutan, penyebar biji, mempercepat regenerasi hutan. Satwa ini juga menjadi kebanggaan provinsi Kalimantan Tengah, dikarenakan populasi orangutan terbesar di dunia berada di provinsi Kalimantan Tengah dengan ibukota orangutannya Pangkalan Bun di kabupaten Kotawaringin Barat. Hal ini dikarenakan kabupaten ini sebagai salah satu gerbang menuju daerah-daerah dengan populasi orangutan tertinggi di kawasan konservasi (Taman Nasional Tanjung Puting) dan di luar kawasan konservasi (Arut di kabupaten Kotawaringin Barat Belantikan di kabupaten Lamandau). Di Masyarakat Kotawaringin Barat sebagian besar telah menyadari keberadaan orangutan sebagai satwa dilindungi karena langka dan diambang punah. Tapi disatu sisi secara sosial masyarakat mengenal binatang ini juga 12

13 sebagai penggangu tanaman kebun atau ladang. Dan budaya mereka mengganggap binatang ini adalah orang yang hidup di hutan. Sebagian menyadari orangutan berperan untuk menjaga keseimbangan kehidupan di hutan, terutama masyarakat dayak. Walaupun dulu binatang ini menjadi makanan favorit orang dayak dan sekarang tidak lagi. Spesies ini dipilih sebagai amanat lembaga, karena lembaga kami salah satu misinya untuk pelestarian orangutan dan habitatnya. 5. Status Kepemilikan Lahan, Status Legal dan Pengelolaan SM Sungai Lamandau Status kepemilikan lahan kawasan SM Sungai Lamandau adalah lahan milik pemerintah sebagai status kawasan konservasi. Kawasan ini dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah-Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun. Setahun yang lalu telah ditentukan kawasan-kawasan blok penyangga berjarak 500 meter dari batas kawasan tidak diperbolehkan untuk kegiatan HGU. Legalitas status kawasan telah ditetapkan SK Menhut No.162/Kpts-II/1998 (BPKH Banjar Baru, 2006). Kawasan ini juga mempunyai fungsi unik sebagai salah satu kawasan konservasi yang dijadikan sebagai tempat pelepasliaran orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus wurmbii). 13

14 BAB 2. Model Konseptual Kampanye Pertemuan pemangku kepentingan pada bulan Januari 2009 mempertemukan 25 peserta untuk bersama-sama mengidentifikasikan faktor langsung dan berkontribusi untuk membuat suatu Model Konseptual bagi Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Sebelumnya manajer kampanye mempresentasikan hasil temuan permasalahan di lapangan secara kualitatif. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mengidentifikasi halhal apa saja yang menjadi masalah atau yang mengancam kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dengan metode konsensus. Setelah pertemuan pemangku kepentingan dan menghasilkan model konseptual Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, selanjutnya perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tata nama standar. Gambar 3. Model Konsetual SM Sungai Lamandau Kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau merupakan hutan sebagai habitat bagi orangutan dan satwa liar lainnya, yang didalamnya hidup satwa liar atau hidupan liar dengan berbagai tipe ekosistem perairan. Setelah dilihat dari hasil konsep model yang disusun bersama stakeholder sekitar kawasan mempunyai lima ancaman, yaitu Kebakaran Hutan, Pembukaan Lahan, Penebangan Liar, Perburuan Liar dan Pencemaran Air. 1. Analisa Peringkat Ancaman Dengan menggunakan perangkat lunak Miradi bahwa dari ke lima faktor ancaman bagi kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang dihasilkan dari pertemuan konsensus dibuat prioritas ancaman berdasarkan kriteria: luasan (scope), keparahan (severity) dan ketakberbalikan (irreversibility). Secara terperinci sebagai berikut gambarannya: 14

15 Jika berdasarkan luasan (scope), bagaimana kita mengidentifikasikan ancaman tersebut dapat meluas jauh atau tidak terhadap ruang. Misalkan dengan kebakaran, dampaknya dapat meluas sampai jauh karena api merambat. Kemudian di tingkat keparahan (severity) dalam satu kali mengakibatkan kerusakan yang besar, contohnya penebangan liar yang mengakibatkan hutan di kiri atau di kanan rusak dan kebakaran hutan yang menbakar semua tumbuhan dan mengakibatkan kerusakan parah. Selain itu juga akan dianalisa berdasarkan penilaian pada kondisi dimana kerusakan itu semakin lama kembali pulih, maka semakin tinggi status ancaman itu. Jika dilihat pada gambar di bawah dari hasil analisa peringkat ancaman terlihat bahwa kebakaran hutan dan pembukaan lahan menjadi ancaman utama terhadap kerusakan hutan habitat orangutan sangat tinggi. Sedangkan penebangan selain mengakibatkan hilangnya hutan habitat orangutan juga berkurangnya populasi satwa atau hidupan liar dalam kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Gambar 4. Peringkat ancaman di SM Sungai Lamandau Berdasarkan masing-masing faktor dijabarkan sebagai berikut: Dari masing-masing ancaman memiliki faktor-faktor yang menyebabkan ancaman itu menjadi muncul. Pertama untuk Faktor ancaman Kebakaran Hutan. Ancaman ini dikontribusikan oleh adanya berbagai macam hal kegiatan sehingga kebakaran hutan terjadi. Faktor kontribusi yang menyebabkan kebakaran hutan adalah saat terjadi musim kemarau. Di Kalimantan pada umumnya dan sekitar Suaka Margasatwa Sungai Lamandau pada khususnya saat musim kemarau tiba hampir dapat dipastikan adanya wilayah yang terbakar. Hal ini terjadi berkaitan erat dengan kegiatan pertanian dan bahkan teknik perburuan. 15

16 Gambar 5. Rantai faktor kebakaran hutan Faktor yang mengancam berikutnya adalah Pembukaan Lahan. Ancaman ini terjadi karena adanya kegiatan perladangan berpindah, pembukaan lahan sawit dan juga ketidak jelasan tapal batas kawasan (batas desa dengan kawasan). Perladangan berpindah hampir kebanyakan dibuka dengan melakukan tebas bakar, sehingga kegiatan ini menjadi salah satu faktor kontribusi terjadinya kebakaran lahan atau hutan sekitar dan dalam kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Penyebab perladangan berpindah ini disebabkan oleh banyak faktor kontribusi, yaitu kurangnya lahan untuk berladang, belum mengetahui budidaya tanaman dan tradisi setempat. Belum tahunya budidaya tanaman dikarenakan rendahnya kualitas pengetahuan SDM-nya. Hal ini yang menyebabkan kurangnya pengetahuan teknologi pengelolaan lahan pertanian, kurang meratanya penyuluhan, pendidikan dan pengetahuan yang rendah. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan disebabkan kurangnya pendidikan dan penyadaran serta penyuluhan tentang lingkungan. Sedangkan untuk pembukaan lahan untuk perkebunan sawit adalah karena masyarakat menjual lahannya karena perekonomian yang lemah dan juga karena sawit sumber PAD. Pembukaan lahan juga dikarenakan ketidakjelasan tapal batas desa dengan kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Faktor yang berkontribusi akan terjadinya hal ini adalah karena kurangnya sosialisasi dan perhatian dari pihak-pihak terkait. Pembukaan lahan yang juga berkontribusi untuk timbulnya kebakaran hutan melalui aktifitas perladangan berpindah dan tebas bakar menjadi faktor yang mengancam kelestarian hutan sebagai habitat dari orangutan dan satwa liar lainnya. Gambar 6. Rantai faktor pembukaan lahan 16

17 Faktor ancaman bagi kawasan lainnya adalah Penebangan Liar. Kasus kegiatan ini banyak ditemukan di tahun 2007 sampai 17 kasus. Tahun 2008 ditemukan 3 kasus dan di 2009 sampai Mei ini ditemukan 2 (dua) kasus. Hal yang berkontribusi masih adanya aktifitas ini adalah karena masih adanya kebutuhan kayu yang tinggi, permintaan cukong kayu atau konsumen di pasar, tawaran untuk bekerja kayu dan kurangnya kesadaran. Permintan kayu di pasaran dan juga di masyarakat lokal dikarenakan masih adanya atau munculnya pasar kayu ilegal dan hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan lingkungan, lemahnya penegakan hukum, kurangnya pengawasan/patroli kawasan. Sedangkan tawaran bekerja untuk kayu diakibatkan oleh adanya pola pikir konsumtif yang disebabkan oleh adanya persaingan status sosial. Selain karena itu juga berkaitan dengan desakan dari kebutuhan ekonomi yang lemah. Tidak adanya perhatian dari pihak terkait yang mengakibatkan kurangnya sosialisasi mengakibatkan mutu kesadaran rendah sehingga banyak masih melakukan penebangan liar. Gambar 7. Rantai faktor penebangan liar Faktor ancaman berikutnya adalah Perburuan Liar, dimana aktifitas ini muncul karena ada kontribusi dari lemahnya pelaksanaan penegakan hukum, permintaan pasar, tradisi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan protein lokal dan hobby. Untuk rantai permintaan pasar karena adanya kontribusi dari permintan konsumen daging buruan dan hal ini tetap terjadi karena ada kontribusi dari kurangnya pengawasan patroli untuk memonitor dan mengontrol jumlah permintaan pasar akan daging buruan. Kegiatan penebangan liar dan perburuan liar berkontribusi pada hilangnya atau berkurangnya populasi hidupan liar yang ada di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Gambar 8. Rantai faktor perburuan liar 17

18 Faktor ancaman yang terakhir adalah pencemaran air yang mengancam ekosistem perairan, dimana kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau mempunyai beberapa tipe ekosistem, dari mulai rawa, sungai dan danau. Faktor ancaman ini mendapat kontribusi dari kebanyakan kegiatan penambangan pasir puya dan kegiatan ini karena adanya tawaran kerja menambang. Diterimanya tawaran kerja menambang karena ekonomi lemah dan penambangan sendiri terjadi karena kontribusi dari lemahnya pelaksanaan dan penegakan hukum serta kurangnya pengawasan kawasan. Gambar 9. Rantai faktor pencemaran air 18

19 Gambar 10. Rantai Hasil Strategi Pengelolaan Pengurangan Masalah di SM Sungai Lamandau 19

20 Catatan: Rantai hasil untuk Petani Pada gambar di atas tergambarkan bahwa sasaran awal terlihat adalah para petani. Kampanye Pride menunjukkan adanya dampak penyebab (panah) pada setiap tahapan perubahan perilaku yang dilewati petani dalam perjalanannya. Memahami tahapan dalam rantai hasil kita juga dapat membantu mempersempit sasaran awal kita untuk setiap khalayak sebelum memulai pengambilan data. Keberhasilan kampanye yang tergambar pada rantai hasil ini adalah khusus untuk mengurangi dampak pembukaan lahan berpindah dengan tebas bakar yang dapat mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan sehingga mengancam hutan kawasan SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan dan hidupan liar lainnya yang berada dalam kawasan SM Sungai Lamandau. Kampanye ini mengajak masyarakat target (desa Tempayung dan Babual Baboti) untuk berladang menetap. Capaian hasil yang ingin dicapai dari 202 KK petani di dua desa tersebut 50% (101KK) mengadopsi perladangan menetap dan mnegurangi praktek pembakaran lahan. Sedangkan untuk ancaman lainnya akan disasar dengan strategi Community Forest Carbon dan Community Meeting (pertemuan-pertemuan dan focus group discussion). 20

21 Rantai Hasil Rantai Rencana Monitoring Strategi & Taktik Tujuan SMART ToC Faktor Kerangka Pra Survey KAP Desakan kebutuhan ekonomi yang meningkat Pengetahuan (K) Masyarakat mengetahui pengelolaan lahan menetap pola kebun campuran dan perawatan berkelanjutan Lahan pertanian sudah jarang karena dijual ke perkebunan sawit Jarang adanya pelatihan teknologi pertanian Kurang tahu banyak tentang teknologi pengelolaan lahan Pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar SM Sungai Lamandau sebagai Habitat orangutan Komunikasi Antar Penyingkiran Perubahan Pengurangan Hasil Sikap (A) Individu (IC) Hambatan (BR) Perilaku (BC) Ancaman (TR) Konservasi(CR) Masyarakat bersedia untuk mengadopsi pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan menetap yang lebih produktif Ada diskusi atau obrolan diantara masyarakat petani untuk meminta pelatihan pengelolaan lahan dan perawatan tanaman Mengenalkan dan mengembangkan sistem pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan menetap 1) Masyarakat petani di sekitar SMSL membuka lahan untuk pertanian menetap 2) Masyarakat petani di sekitar SMSL mengadopsi sistem pertanian menetap Kegiatan pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar menjadi sistem perladangan menetap Terjaga dan terpeliharan ya SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan Pada Desember % masyarakat petani peladang berpindah sistem tebas bakar mempunyai pengetahuan tentang sistem pertanian menetap pengelolaan lahan berkelanjutan diselingi sistem kebun campuran Pada akhir kampanye (Juni 2010), 91,7% petani di desa Tempayung dan desa Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di lahan sendiri bermanfaat akan meningkat menjadi 95% (Q46=P25/G7). Pada akhir kampanye (Juni 2010), petani di desa Tempayung dan desa Babual Baboti membicarakan perladangan menetap dan manfaatnya tanpa bakar semakin meningkat dari 8,3% menjadi 50% (Q60=P32). Membuat Demplot Kebun Contoh untuk latihan pengelolaan lahan dan perawatan tanaman. Pada akhir. kampanye. (Juni 2010),. sebanyak 50%. (88 KK) petani. peladang berpindah dari dua desa target. mengadopsi kegiatan. demonstrasi plot. pertanian menetap. pola kebun campur. Dan mengurangi pembukaan lahan seluas 176 ha s.d 264 ha dari 88 KK (survey tabulasi). Kegiatan pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar menjadi sistem perladangan menetap Terjaga dan terpeliharanya SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan lepas Juli 2010 Kesadaran dan Komunikasi pesanpesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi dan tatap muka dalam pertemuan Pelatihanpelatihan penerapan teknik intensifikasi lahan di demplot kebun campuran untuk petani lokal Mengembangkan demplot pertanian menetap pola kebun campuran Pengembangan Kebun Campuran oleh Yayorin dan lembaga mitra pemerintah lainnya Mengenalkan teknik atau sistem pertanian menetap pola kebun campuran Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam kesadaran Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam sikap Survei Pra/Pasca dan perbincanganperbincangan tatap muka Jumlah pelatihan dan keikutsertaan petani dalam pelatihan Penyelesaian konstruksi demplot kebun campuran Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi pertanian menetap pola kebun campuran Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi pertanian menetap pola kebun campuran 21

22 Rantai Hasil Rantai Rencana Monitoring Strategi & Taktik Tujuan SMART ToC Faktor Kerangka Pasca Survey KAP Desakan kebutuhan ekonomi yang meningkat Pengetahuan (K) Masyarakat mengetahui pengelolaan lahan menetap pola kebun campuran dan perawatan berkelanjutan Lahan pertanian sudah jarang karena dijual ke perkebunan sawit Jarang adanya pelatihan teknologi pertanian Kurang tahu banyak tentang teknologi pengelolaan lahan Pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar SM Sungai Lamandau sebagai Habitat orangutan Komunikasi Antar Penyingkiran Perubahan Pengurangan Hasil Sikap (A) Individu (IC) Hambatan (BR) Perilaku (BC) Ancaman (TR) Konservasi(CR) Masyarakat bersedia untuk mengadopsi pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan menetap yang lebih produktif Ada diskusi atau obrolan diantara masyarakat petani untuk meminta pelatihan pengelolaan lahan dan perawatan tanaman Mengenalkan dan mengembangkan sistem pertanian menetap pola kebun campuran secara intensif dan menetap 1) Masyarakat petani di sekitar SMSL membuka lahan untuk pertanian menetap 2) Masyarakat petani di sekitar SMSL mengadopsi sistem pertanian menetap Kegiatan pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar menjadi sistem perladangan menetap Terjaga dan terpeliharan ya SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan Dari target waktu Desember % masyarakat petani peladang berpindah sistem tebas bakar mempunyai pengetahuan tentang sistem pertanian menetap pengelolaan lahan berkelanjutan diselingi sistem kebun campuran dari hasil monitoring baru meningkat pada April 2010 Pada akhir kampanye (Juni 2010), 91,7% petani di desa Tempayung dan desa Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di lahan sendiri bermanfaat akan meningkat menjadi 100% (Q46=P25)/G7) Pada akhir kampanye (Juni 2010), petani di desa Tempayung dan desa Babual Baboti akan membicarakan perladangan menetap tanpa bakar dan manfaatnya semakin meningkat dari 8,3% (n=48) menjadi 46,7% (Q60=P32). Membuat Demplot Kebun Contoh untuk latihan pengelolaan lahan dan perawatan tanaman Pada akhir kampanye (Juni 2010), dari hasil survey ulang tercatat 50% (157 KK) petani peladang berpindah dari dua desa target mengadopsi kegiatan pertanian menetap pola kebun campur. Dan mengurangi pembukaan lahan seluas 352 ha dari 157 KK (Hasil pendataan. monitoring dengan matriks data sendiri) Kegiatan pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar menjadi sistem perladangan menetap Terjaga dan terpeliharanya SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan lepas Juli 2010 Kesadaran dan Komunikasi pesanpesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan kognitif, emosional Kesadaran dan Komunikasi pesan-pesan antar pribadi dan tatap muka dalam pertemuan Pelatihanpelatihan penerapan teknik intensifikasi lahan di demplot kebun campuran untuk petani lokal Mengembangkan demplot pertanian menetap pola kebun campuran Pengembangan Kebun Campuran oleh Yayorin dan lembaga mitra pemerintah lainnya Mengenalkan teknik atau sistem pertanian menetap pola kebun campuran Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam kesadaran Survei Pra/ Pasca menyatakan perubahan dalam sikap Survei Pra/Pasca dan perbincanganperbincangan tatap muka Jumlah pelatihan dan keikutsertaan petani dalam pelatihan Penyelesaian konstruksi demplot kebun campuran Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi pertanian menetap pola kebun campuran Jumlah petani yang mau menerapkan/ adopsi pertanian menetap pola kebun campuran 22

23 BAB 3. Ringkasan Kreatif Kampanye Survei kuesioner yang dilakukan pada khalayak-khalayak target kami, dengan tambahan wawancara tatap muka, telah mengajarkan banyak hal pada tim proyek tentang siapa yang kami perlu jangkau dan apa yang bisa memotivasi dan/atau mencegah mereka dalam mengubah perilaku. Data ini pada gilirannya membantu kami mengidentifikasi strategi pembuatan pesan yang bagaimana yang mestinya kami gunakan dan untuk memilih mereka kendaraan/kegiatan yang paling sesuai untuk dimasuki pesan-pesan kami. Misalnya, penelitian kami menunjukkan bahwa petani hanya memilih mendengarkan radio, jadi tidak akan ada gunanya untuk menargetkan mereka melalui media ini, seperti surat kabar. Tujuan utama pengembangan Ringkasan Kreatif adalah untuk membantu dalam menyampaikan pesan secara efektif dan strategis dan untuk mengembangkan materi kampanye yang tepat dan dapat diterima oleh khalayak sasaran. Untuk membantu mengarahkan produksi materi kampanye, tim proyek mengembangkan "Ringkasan Kreatif untuk setiap khalayak. Dokumen ini menjelaskan hal-hal paling penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan materi, termasuk daya tarik/manfaat rasional dan emosional untuk disoroti dan gaya, pendekatan atau nada materi. Ringkasan Kreatif mencakup: pernyataan masalah yang akan ditangani oleh kampanye, informasi tentang khalayak sasaran, tindakan yang diinginkan, halangan untuk bertindak, pertukaran manfaat; dukungan; gambar yang sesuai dan nada untuk menyampaikan pesan tersebut; bagaimana dan kapan mencapai konsumen dan pertimbangan-pertimbangan kreatif serta kewajiban-kewajiban terkait dengan aturan lembaga yang harus dipenuhi. Tabel-tabel di bawah ini meringkas beberapa bagian penting dari Ringkasan Kreatif, karena bagian-bagian tersebut berhubungan dengan pesan dan penempatan pesan. Untuk keterangan lebih lanjut dan untuk tinjauan menyeluruh dari sasaran, lihat Ringkasan Kreatif secara keseluruhan penuh dan Rencana Proyek asli. Tabel 1. Ringkasan Kreatif: Petani di Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) Pernyataan Masalah: Isu konservasi dan tujuantujuan kampanye Khalayak Sasaran Tindakan yang diinginkan: Apa yang kita Pembukaan lahan untuk perladangan berpindah dan perkebunan sawit dengan cara tebas bakar mengakibatkan berkurangnya luasan hutan dan batas kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL), karena tapal batas desa dengan kawasan SMSL tidak jelas dan lahan pertanian berkurang dan sebagian dijual ke perkebunan sawit Kampanye Pride Rare yang dilakukan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau bertujuan untuk mengurangi aktifitas pembukaan lahan dan kebakaran lahan/hutan di dalam dan sekitar kawasan SMSL Petani di dua desa target Perubahan (Tempayung dan Babual Baboti di kecamatan Kotawaringin Lama) Masyarakat etnis keturunan suku Dayak Rata-rata petani ladang berpindah dan petani karet dan sawit Usia tahun Masih berpegang pola tradisional Lahan berada 1 Kilometer dari rumah Mendukung pola perladangan menetap Pendidikan rata-rata lulusan SD dan tidak tamat SD Membuat kebun percontohan berupa Demplot Pertanian Menetap Pola Kebun Campuran yang nantinya 23

24 inginkan untuk dilakukan oleh Khalayak Sasaran Halangan-halangan untuk bertindak: Apa yang mungkin mencegah khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan Pertukaran Manfaat/Ganjaran: Ganjaran apa yang seharusnya dijanjikan oleh pesan tersebut kepada konsumen Dukungan: Bagaimana membuat janji yang dapat dipercaya Citra: Citra apa yang seharusnya membedakan tindakan tersebut Celah-celah: Celah dan sarana komunikasi yang mana yang seharusnya digunakan Keharusan/Persayaratan: Unsur-unsur kreatif, pesan dan/atau kampanye apakah yang HARUS tercakup dalam eksekusi kreatif masyarakat petani menduplikasi pola ini dan masyarakat petani bisa memanfaatkan lahan yang ada lebih intensif (hemat biaya dan terpantau) serta membantu mengurangi terjadinya kebakaran hutan atau lahan sekitar desanya dan kawasan SMSL Tidak ada sosialisasi dan kerjasama dalam memfasilitasi pertemuan untuk membahas tapal batas desa dengan kawasan SMSL Tidak ada Badan atau Dinas terkait yang tanggap dengan status lahan masyarakat di kedua desa target dengan batas kawasan SMSL Masyarakat akan tetap bertani menetap tetapi masih membakar Masih adanya pola tradisi yang sejak dulu untuk perladangan berpindah dan tebas bakar Memberikan bentuk apresiasi untuk masyarakat petani yang peduli dan bertanggung jawab Menjadi pendorong bagi masyarakat petani lainnya Mempromosikan desa tersebut dengan petaninya yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kawasan SMSL Manfaat yang didapat dari sistem agorforestri kebun campuran adalah petani dapat manfaat tanaman jangka pendek (hortikultura), jangka menegah (pisang/pepaya) dan jangka panjang (tanaman utama); lebih hemat waktu, biaya dan tenaga serta selalu bisa mempunyai kesempatan bertemu keluarga dan tetangga/saudara Hasil analisa survei Ada kelompok tani yang antusias Dukungan Desa Ada dukungan Dinas atau Badan terkait pengelolaan lahan pertanian Ada kegiatan Proyek EC Lamandau dalam pendampingan masyarakat desa dan petaninya Citra yang ingin dibangun adalah petani bertanggung jawab, cerdas, mandiri dan membuat perubahan Menginspirasi perubahan tindakan dari berladang berpindah tebas bakar menjadi berladang menetap tanpa membakar Kegiatan diterima logika Kelompok tani mulai melakukan pengolahan lahan pertanian menetap tanpa membakar Mulai Ada kepedulian kepada kawasan SM Sungai Lamandau Sesuai dengan pola hidup untuk mendukung status sosial dan ekonomi Saat pendampingan kegiatan Proyek EC Lamandau Saat berkomunikasi via telephone Bertemu di Seminar atau Lokakarya membahas tentang pengelolaan kawasan SMSL atau pertanian Ada tema dan slogan Ada gambaran lahan pertanian dan petaninya Mempunyai kontak dengan Dinas Terkait Mendukung program Pengelolaan SMSL 24

25 Materi-materi kampanye: Materi-materi apa yang kita inginkan untuk diproduksi oleh tim kreatif tersebut Poster (Beladang Menetap Menguntungkan, Meneylamatkan Air, Menjaga Iklim dan Menyediakan Manfaat Hutan Lain) Iklan Radio (Fungsi dan Manfaat Hutan, SMSL dan Berladang Menetap-Hemat di Lahan Sendiri) Buletin Sumpitan T-Shirt Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Ada kegiatan Pertemuan dan Pendampingan Tambahan: VCD, Berita dan Iklan di Surat Kabar Tabel 2. Ringkasan Kreatif untuk khalayak sekunder: Masyarakat Petani Sekitar Kawasan SM Sungai Lamandau Pernyataan Masalah: Isu konservasi dan tujuantujuan kampanye Khalayak Sasaran Tindakan yang diinginkan: Apa yang kita inginkan untuk dilakukan oleh Khalayak Sasaran Halangan-halangan untuk bertindak: Apa yang mungkin mencegah khalayak untuk melakukan tindakan yang diinginkan Pertukaran Manfaat/Ganjaran: Ganjaran apa yang seharusnya dijanjikan oleh pesan tersebut Kurangnya mengetahui pengetahuan fungsi hutan kawasan SMSL Kurangnya kegiatan pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan Kampanye Pride Rare yang dilakukan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau untuk masyarakat umum bertujuan untuk memberikan informasi pengetahuan tentang fungsi kawasan SMSL dan pengelolaan lahan berkelanjutan sehingga masyarakat umum membantu menjadi penyalur pesan ke masyarakat lainnya di sekitar SMSL Mayarakat Umum sekitar kawasan SMSL Masyarakat etnis keturunan suku Dayak, Melayu, Jawa, Bugis, Madura, Rata-rata bekerja sebagai petani dan pengusaha serta karyawan Usia tahun Masyarakat yang sibuk Pendidikan rata-rata lulusan SD-Perguruan Tinggi dan ada juga yang tidak tamat SD Membantu mempromosikan bentuk kebun percontohan berupa Demplot Pertanian Menetap Pola Kebun Campuran yang nantinya masyarakat petani menduplikasi pola ini dan masyarakat petani bisa memanfaatkan lahan yang ada lebih intensif (hemat biaya dan terpantau) serta membantu mengurangi terjadinya kebakaran hutan atau lahan sekitar desanya dan kawasan SMSL Menyebarkan informasi untuk masyarakat lainnya di sekitar kawasan SMSL Kurang sosialisasi dan informasi di mas media lokal tentang kawasan SMSL Masih adanya pola tradisi yang sejak dulu untuk perladangan berpindah dan tebas bakar Kurang pengetahuan Fungsi SMSL dan teknologi Peneglolaan lahan pertanian Memberikan bentuk apresiasi untuk masyarakat yang peduli dan bertanggung jawab Menjadi pendorong bagi masyarakat lainnya. Mempromosikan desa tersebut dengan masyarakatnya yang peduli dan bertanggung jawab 25

26 kepada konsumen Dukungan: Bagaimana membuat janji yang dapat dipercaya Citra: Citra apa yang seharusnya membedakan tindakan tersebut Celah-celah: Celah dan sarana komunikasi yang mana yang seharusnya digunakan Keharusan/Persayaratan: Unsur-unsur kreatif, pesan dan/atau kampanye apakah yang HARUS tercakup dalam eksekusi kreatif Materi-materi kampanye: Materi-materi apa yang kita inginkan untuk diproduksi oleh tim kreatif tersebut terhadap lingkungan dan kawasan SMSL Manfaat yang didapat dari sistem agorforestri kebun campuran adalah petani dapat manfaat tanaman jangka pendek (hortikultura), jangka menegah (pisang/pepaya) dan jangka panjang (tanaman utama); lebih hemat waktu, biaya dan tenaga serta selalu bisa mempunyai kesempatan bertemu keluarga dan tetangga/saudara Hasil analisa survei. Ada kelompok masyarakat yang antusias Dukungan tiap Desa. Ada dukungan Pemda (Dinas atau Badan terkait pengelolaan lahan pertanian dan kawasan SMSL). Ada kegiatan KPEL dalam pendampingan masyarakat desa dan petaninya Citra yang ingin dibangun adalah petani bertanggung jawab, cerdas, mandiri dan membuat perubahan Menginspirasi perubahan tindakan dari berladang berpindah tebas bakar menjadi berladang menetap tanpa membakar Kegiatan diterima logika Kelompok tani mulai melakukan pengolahan lahan pertanian menetap tanpa membakar Mulai Ada kepedulian kepada kawasan SM Sungai Lamandau Sesuai dengan pola hidup untuk mendukung status sosial dan ekonomi Saat pendampingan KPEL Saat berkomunikasi via telephone Bertemu di Seminar atau Lokakarya membahas tentang pengelolaan kawasan SMSL atau pertanian Ada tema dan slogan Ada gambaran lahan pertanian dan petaninya Ada gambaran kawasan yang mendukung kehidupan masyarakat Poster (Beladang Menetap Menguntungkan, Meneylamatkan Air, Menjaga Iklim dan Menyediakan Manfaat Hutan Lain) Iklan Radio (Fungsi dan Manfaat Hutan, SMSL dan Berladang Menetap-Hemat di Lahan Sendiri) Buletin Sumpitan T-Shirt Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Ada kegiatan Pertemuan dan Pendampingan Tambahan: VCD, Berita dan Iklan di Surat Kabar Berikut adalah pesan inti dan slogan serta elemen kreatif yang dirancang berdasarkan berbagi diskusi dengan Manajer Kampanye dari FFI Aceh dan Manajer Kampanye dari YEL Medan. Hasil yang diperoleh setelah melakukan diskusi dan tanya jawab kedua manajer dari dua lembaga (FFI Aceh dan YEL Medan) memberi masukan sebagai berikut: 26

27 1. Untuk Pesan Inti Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat pesan inti dalam pengembangan kampanye SM Sungai Lamandau, beberapa diantaranya adalah: Ada pesan untuk petani itu berubah Ada juga pesan untuk menduplikasi kebun campur Sesuai dengan kondisi lokal Tidak ada tebas bakar dan pindah lahan Pengenalan Petani Sukses dan Petani Motivator Berladang menetap sebuah pilihan di Lahan sendiri 2. Slogan Dalam perancangan slogan masukan yang diberikan saat diskusi adalah jelas ditegaskan bahwa konsepnya petani yang diharapkan dari kampanye ini adalah Petani Sukses Adapun slogan yang diusulkan sesuai karakter ringkasan kreatif adalah: Bilang yang lain, kebun diluar kawasan Jangan menunggu yang lain sukses Petani Peduli, Petani Tidak Membuka Lahan Petani bertanggung jawab, Petani Ladang Menetap Buka lahan tanpa harus tebas bakar Hemat Di Lahan Sendiri 3. Elemen Kreatif Untuk perancangan elemen kreatif mendapat masukan dari hasil diskusi, yaitu dalam elemen kreatif nanti terutama di poster perlu terlihat: Ada corak lokal, seperti goresan dayak atau ciri khas lokal setempat. Warnapun warna lokal, sepia Ada tampilan petani lokal yang Sukses Ada lahan dengan tata batas kawasan SM Sungai Lamandau Dari hasil diskusi dan meninjau ringkasan kreatif yang telah dibuat di khalayak sasaran primer yaitu Petani dan Masyarakat Umum lainnya sebagai khalayak sekunder, maka akan ada pembenahan pesan dan slogan dalam rancangan rencana proyek kampanye bangga SM Sungai Lamandau, seperti yang dijabarkan di bawah ini. 4. Maskot Kampanye Kostum maskot kampanye bangga merupakan profil dari satwa maskot kampanye yang identik dengan Kalimantan dan wilayah kampanye. Masing-masing maskot adalah orangutan yang diberi identik nama Paman Win, burung rangkong bernama Bili si rangkong dan rusa bernama Sam. Ketiga satwa ini adalah khas di Kalimantan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah. Orangutan sebagai satwa dengan populasi terbesar di Kalimantan Tengah menjadi perlambang bagi provinsi ini sebagai kotanya orangutan dunia. Rangkong sebagai burung yang Kostum maskot kampanye bangga SMSL menciri khaskan tarian adat suku dayak dan juga perlambang keindahan di rumah suku dan menjadi patung dan hiasan pada lampu dan tugu jalan. Rusa dijadikan maskot karena masyarakat masih gemar memburu rusa sebagai kebutuhan protein lokal yang perlu dibatasi perburuannya. Ide ini dikonsultasikan ke Supervisor dan Mentor Pride. Setelah setuju kemudian disosialisasikan ke rekan kerja dan masyarakat. Sebagai gambaran akhir bahwa orangutan sebagai satwa langka yang menjadi sorotan isu dunia internasional dan nasional (Indonesia) mengambil sikap dan keputusan untuk bersama 27

28 menyepakati rencana konservasi orangutan dengan target 2015 tidak ada lagi orangutan yang dikandangkan di pusat rehabilitasi. Hidupan liar lainnya adalah langkanya kelompok jenis rangkong dan rusa oleh perburuan di wilayah hutan dataran rendah tersisa di Kalimantan Tengah. Pengarah kampanye memilih seruan-seruan berikut sebagai slogan untuk bertindak dan pemersatu. Slogan : Hemat di Lahan Sendiri-Bangga Seruan bagi petani 2 desa target untuk bertindak: Berladang Menetap Lebih Menguntungkan; Hutan Terjaga-Panen Lebih Maksimal Seruan bagi petani desa lainnya di sekitar SM Sungai Lamandau: Berladang Menetap Lebih Menguntungkan, Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita, Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita dan Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya Seruan-seruan tersebut dipilih melalui proses melelahkan uji coba melalui diskusi kelompok terfokus melibatkan perwakilan khalayak sasaran. Memang, perlu dicatat bahwa semua materi, baik berupa poster dan logo juga slogan diuji pada khalayak sasaran sebelum produksi. Halaman ini menunjukkan ketelitian/ketatnya proses yang dilakukan, dengan menggunakan produksi poster sebagai contoh. Karena penggunaan orangutan Kalimantan sebagai simbol, pengarah kampanye menyadari bahwa ketika kampanye mendapatkan momentum nantinya, pihak-pihak lain di Logo Kampanye Bangga SMSL masyarakat mungkin akan mulai menggunakan gambar ini untuk tujuan-tujuan komersial. Diskusi dengan supervisor menunjukkan bahwa spesies panji ini tergambar menjadi logo kampanye ini untuk kemudian dimunculkan di setiap produk media saluran pemasaran pesan kampanye, seperti poster, buletin, t-shirt, stiker, pin, lembar fakta, dan spanduk. Sedangkan maskot ini juga dibentuk dalam perwajahan di kostum, panggung boneka, mobil baca pada tiap kunjungan sekolah dan desa. Kampanye ini berkaitan erat satu sama lain, diputuskan bahwa materi-materi ini resmi, yaitu materi-materi yang diproduksi oleh lembaga mitra atau dirancang/didistribusikan yang disepakati beberapa khalayak target kampanye yang telah merekomendasikan layak didistribusikan ke khalayak sasaran kampanye dengan formal dan informal yang kemudian dianggap materi ini menjadi sah dan membedakannya dari materi-materi lain yang beredar meskipun mungkin tidak layak dan tidak disetujui. Sementara orangutan dipilih sebagai spesies panji dan muncul di banyak materi, sedangkan rangkong dan rusa lebih tampil melengkapi di tiap peristiwa pesta rakyat atau hari-hari lingkungan (kemudian menjadi event). Kemunculannya pada produkproduk kampanye bervariasi tergantung pada khalayak, tujuan pesan materi dan ketepatannya dalam mendukung seruan untuk bertindak. Sebagai contoh, bila berhubungan dengan remaja dan dewasa penggunaan orangutan dalam bentuk maskot, pin, stiker dan poster. Spesifik pada anak-anak dapat berhubungan dengan orangutan dalam banyak cara sama seperti seorang anak berhubungan dengan boneka, maka ditampilkan dalam bentuk kostum dan boneka panggung. Ketiga maskot kampanye bangga SM Sungai Lamandau, terutama sekali orangutan mengambil sebuah kepribadian penting dimana anak-anak dapat berhubungan dan yang pada gilirannya dapat menjadi sumber informasi terpercaya. Anak-anak memang tidak menjadi fokus utama kampanye, tapi mereka dianggap penting karena mereka adalah jendela untuk orang tua mereka. Anak-anak mereka juga merupakan kelompok yang kemungkinan meminta atau mendukung ide "mari lestarikan hutan SM Sungai Lamandau" yang kemudian diusulkan/disampaikan kepada orang tuanya. Terkait dengan orang dewasa, terutama berkenaan dengan materi-materi yang digunakan segera sebelum tindakan yang diinginkan, fokus pada orangutan dikurangi 28

29 penekanannya. Penekanan lebih diberikan pada pendorong-pendorong perilaku tertentu yang diidentifikasi oleh penelitian kuantitatif dan kualitatif kami sebagai faktor yang paling mungkin untuk menggerakkan khalayak tertentu dari tahap kontemplasi/perenungan ke tahap tindakan. Dalam kasus petani peladang berpindah ini adalah alasan ekonomi (mengolah lahan dengan membakar akan lebih hemat biaya dan waktu dibanding mengolah lahan tanpa dibakar), sedangkan bagi petani lain adalah alasan kesehatan pribadi dan keselamatan (kebakaran dapat menyebabkan penyakit saluran pernafasan juga merusak ekosistem hutan yang akhir mempengaruhi musim dan hasil pertanian). Berikut di bawah ini tabel yang memaparkan kaitan khlayak sasaran dengan tahapan perilaku dan media saluran pemasaran pesan kampanye pada khalayak target kampanye SM Sungai Lamandau. Tabel 3. Kaitan antara khalayak sasaran, tahapan perilaku dan kegiatan pemasaran No. Khalayak Sasaran Tahapan Perilaku Kegiatan Pemasaran 1. Petani Target K = Pemberian informasi Pin + Stiker Khalayak Primer (2 untuk meningkatkan Buletin SUMPITAN desa target) pengetahuan Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Himbauan Bupati, Talkshow) Poster Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot 2. Petani Target Khalayak Primer (2 desa target) 3. Petani Target Khalayak Primer (2 desa target) 4. Petani Target Khalayak Sekunder (10 desa lain di sekitar SM Sungai Lamandau) 5. Petani Target Khalayak Sekunder (10 desa lain di sekitar SM Sungai Lamandau) 6. Petani Target Khalayak Sekunder (10 desa lain di sekitar SM Sungai Lamandau) A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan BC = untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan BC = untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku Pertemuan+Pelatihan Spanduk Berladang Menetap T-shirt berlogo kampanye Studi Banding Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Demplot Pertanian Pertemuan+Pelatihan Lembar Fakta Studi Banding Menetap Tanpa Bakar Pin+Stiker Radio Spot Poster Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot Buletin SUMPITAN Kalender 2010 bertema perubahan iklim Pertemuan+Pelatihan Poster Pertemuan+Pelatihan Lembar Fakta Video Partisipatif 7. Anak-anak Petani K = Pemberian informasi Kunjungan Penyuluhan 29

30 target (khlayak primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau untuk meningkatkan pengetahuan dan Perpustakaan Keliling ke Sekolah dengan rangkaian kegiatan: presentasi slide menegnai hutan dan orangutan, kegiatan edukatif diluar sekolah, membagikan Buletin SUMPITAN 30

31 BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana proyek dan agar dapat secara efektif menjangkau khalayak utama di kawasan target telah dilaksanakan serangkaian kegiatan selama periode implementasi. Seperti telah digambarkan di dalam Teori Perubahan Kampanye Pride di kawasan SM Sungai Lamandau, tujuan utamanya adalah untuk mengurangi aktifitas pembukaan lahan pertanian dengan tebas bakar dan menjaga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SM Sungai Lamandau) dari ancaman kebakaran lahan (yang didukung oleh Program BKSDA Kalimantan Tengah SKW II dan Proyek Uni Eropa untuk Perlindungan dan Pelestarian SM Sungai Lamandau). Untuk itu, strategi penyingkiran hambatan yang telah dipilih adalah memperkenalkan pola pertanian menetap atau agroforestri dengan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mendorong adopsi pola pertanian ini oleh masyarakat sasaran di sini. Secara umum, tujuan dari bab ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dan hasil capaian Pemasaran Sosial dan Penyingkiran Hambatan yang telah dilakukan. Rangkaian kegiatan yang dijelaskan disini menyasar petani atau peladang di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target utama dan masyarakat umum di kawasan target. Tentu saja akan terdapat tumpang tindih sejumlah materi antar khalayak petani target dan masyarakat petani sekitar kawasan secara umum. Semua yang dijelaskan dalam kegiatan kampanye merupakan catatan hasil laporan kemajuan Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau (Santoso, 2010). 1. Kegiatan terkait Materi dan Pemasaran Sosial Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau a. Khalayak Target Primer: Petani dan Peladang di Desa Tempayung dan Babual-Baboti Pengetahuan Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Kegiatan Pemasaran Pin + Stiker Buletin SUMPITAN Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Himbauan Bupati, Talkshow) Poster Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan menetap itu bermanfaat Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani desa Tempayung dan Babual Baboti tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 22,2% menjadi 50% (Q21=P10). 31

32 Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani desa Tempayung dan Babual Baboti dari 44,4% tentang hutan rusak dan masuknya air laut akan mempengaruhi hasil pertanian meningkat menjadi 83% (Q28=P17). Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan petani tentang kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air laut mencemari air tanah dan sungai akan meningkat dari 77,8% menjadi 90% (Q29=P18). Kegiatan 1: Menyebarkan Pin dan Stiker Logo Kampanye berisi Slogan Kampanye Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman rendah, jangkauannya cukup (menengah) di khalayak umum, sehingga benda ini populer di masyarakat dan disukai dalam kampanye politik, kegiatan perhimpunan (olahraga, sosial) dan efektif menggalang dukungan. Pembelajarannya saat dikenakan mereka bangga dan akan ditunjukan kepada orang lain (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pin ini lalu dipilih dengan menempatkan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan maksud agar masyarakat mau mendukung perladangan menetap. Sedangkan stiker dipilih walau kedalaman pesannya rendah tapi jangkauannya tinggi. Nilai pembelajarannya adalah stiker sebagai pengingat pesan kunci kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Dengan alasan tersebut maka korelasinya pada pesan melestarikan hutan dengan tidak melakukan pembukaan lahan baru di hutan sangat sesuai. Slogan kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang digunakan sampai sekarang adalah satu dari 5 slogan yang diusulkan. Adapun kelima slogan itu adalah: Hemat Di Lahan Sendiri Sejahterakan Hidupmu dari Kebun Sendiri Petani menetap, Petani hebat Tanpa Merusak; Sejahtera Di Lahan Sendiri Apa yang kamu warisi untuk si kecil? Dari kelima yang dikonsultasikan dengan Mentor Pride Rare, slogan Hemat di Lahan Sendiri yang mempunyai arti spesifik. Karena bisa mewakili penjelasan arti berladang menetap hemat waktu, biaya dan tenaga juga menjaga hutan karena tidak perlu membuka ladang baru (artinya tidak perlu lagi berpindah) serta dapat mengurangi tebas bakar. Artinya slogan ini cocok untuk tujuan kampanye, yaitu mengurangi perladangan berpindah dan mengajak petani sekitar SM Sungai Lamandau berladang menetap tanpa tebas bakar. Hasil pre testingnya di perwakilan tiga etnis menyatakan untuk slogan: masyarakat tahu Hemat di Lahan Sendiri berarti berkaitan dengan mengolah lahan di lahan tetap dan milik sendiri diikuti tanpa membakar dan berkebun campuran masyarakat sudah memulai. Hanya pendampingan yang sangat minim. Perlu ada banyak pendampingan dan pelatihan. Waktu ditanya mengapa logo gambarnya orangutan?, kemudian kami menjawab: orangutan sebagai maskot yang dengan berladang menetap hemat di lahan sendiri bisa membantu menjaga hutan sebagai habitatnya terutama di SM Sungai Lamandau. Untuk alasan logo bisa dilihat di halaman Lampiran. Gambar 11. Pin bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah) 32

33 Gambar 12. Stiker bergambar logo dan bertulisakan slogan kampanye dibagikan ke semua khalayak (pelajar, petani dan pemerintah daerah) Deskripsi Kegiatan: Pin ini digunakan sebagai media pemasaran pengingat pesan kampanye. Pin yang bertuliskan slogan Hemat di Lahan Sendiri dengan gambar maskot kampanye yang diproduksi sendiri oleh lembaga dengan dana kampanye. Alat cetak Pin dibeli lengkap dengan perlengkapannya. Terdiri dari alat pencetak, lempeng pin dengan peniti, plastik glossy dan dob juga lempeng seng putih untuk pelapis gambar. Ukuran pin dicetak dengan ukuran molding 5,6 cm. Gambar pin dicetak dengan printer HP2200 dengan tinta HP. Pin ini mendapatkan jaminan tidak akan mengelupas dan pudar warnanya, serta tahan terhadap panas dan hujan selama 2 tahun (selama kampanye). Sedangkan stiker dicetak sebanyak 1500 lembar. Disebarkan ke seluruh khalayak dan tingkatan umur. Kegiatan 2: Menyebarkan Buletin SUMPITAN Alasan untuk kegiatan: Media ini mempunyai kedalaman tinggi dan jangkauan yang tinggi ke semua tingkatan kelompok khalayak sasaran. Berita yang dipaparkan merupakan publisitas untuk membantu memaparkan pesan-pesan kampanye pada masyarakat (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Ini sesuai dengan isi buletin ini yang memuat berita diantaranya pendidikan dan penyadaran, pelestarian, pertanian berkelanjutan, suara masyarakat, hasil pelatihan dan suara pertemuan. Karena dengan melihat cerita di luar wilayah desa mereka atau keberhasilan orang lain di wilayah lain atau di desanya sendiri mampu memacu semangat perubahan pengetahuan mengenai pentingnya pelestarian alam/lingkungan dan bertani berkelanjutan ramah lingkungan. Gambar 13. Empat edisi Buletin Sumpitan yang dicetak sebagian berisi kegiatan Kampanye Bangga SMSL Deskripsi Kegiatan: Majalah/buletin ini di cetak di Jakarta yang diproduksi per tiga bulan sekali dan telah dicetak sebanyak 4 edisi rentang Juli 2009-Juni Edisi pertama untuk kampanye ini dimulai pada edisi nomor 24/Juli-September/2009 sampul mukanya bergambar: peta SM Sungai Lamandau dari hasil potret citra sateli landsat 16 Oktober Kemudian di tiga bulan berikutnya edisi nomor 25/Oktober- Desember/2009 sampul mukanya bergambar: petani dengan anak istrinya di lahan pertanian menetapnya. Selanjutnya sampul muka edisi nomor 26/Januari-Maret/2010 bergambar: salah satu masyarakat petani desa target sekunder yang sedang memegang 33

34 poster berladang menetap dengan latar belakang hasil panen padinya. Lalu edisi terakhir nomor 27/April-Juni/2010, sampul mukanya bergambar: hasil karya lomba juara pertama menggambar bertema pelestarian hutan dari karya anak petani desa target sekunder. Ke-empat edisi buletin SUMPITAN ini diproduksi dengan kertas A4 80 gram dengan jilid jahit kawat berukuran L:8,2 cm dan P/T: 11,6 cm sebanyak 28 halaman (14 lembar: sudah termasuk sampul muka dan belakang). Buletin SUMPITAN ini didistribusikan pada kegiatan kunjungan penyuluhan, pameran, peristiwa hari lingkungan, tempat-tempat strategis (perkantoran dinas pemda, perusahaan perkebunan sawit, kantor desa) dan pertemuan-pertemuan masyarakat. Kegiatan 3: Menyiarkan Radio Spot (Iklan Layanan Masyarakat, Insert Himbauan Bupati dan Talkshow Interaktif) Alasan untuk kegiatan: Berdasarkan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 dikatakan bahwa radio merupakan media yang kedalaman dan jangkauannya tinggi di setiap kelompok khalayak sasaran. Ini terbukti media saluran komunikasi yang sering digunakan khalayak adalah radio. Ada 2 radio yang digunakan, yaitu Pakuba FM dan Primadona FM. Nilai pembelajarnnya adalah masyarakat cenderung lebih senang mendengarkan yang kemudian mendorong proses perenungan yang menggerakkan ke arah proses persiapan dan aksi. Gambar 14. Proses penawaran dan pembuatan ILM, Script ILM Kopi Asin dan Naskah Himbauan Bupati dan Foto kegiatan Talkshow 34

35 Deskripsi Kegiatan: Dalam aplikasinya nanti ILM yang dibuat akan ditayangkan lebih dahulu di Pakuba FM untuk sasaran target petani, kemudian setelah itu diteruskan melalui radio Primadona FM dengan sasaran petani juga khalayak umum lainnya di sekitar SM Sungai Lamandau. Alasan mengembangkan pesan pengetahuan yang juga bisa digunakan untuk menumbuhkan sikap (A) dan Komunikasi Interpersonal (IC) melalui ILM ini adalah bahwa dari hasil survey pra diperoleh masyarakat lebih sering mendengar radio dan akan lebih efektif penjangkauan pesannya melalui siaran radio. Dengan dijelaskan melalui radio melalui beberapa spot siaran, maka pengetahuan masyarakat petani target (Tempayung dan Babual Baboti) mengenai pengaruh hutan rusak pada pertanian, sumber air bersih, sumber pengairan pertanian, mengakibatkan air tercemar karena air laut masuk (untuk daerah pesisir), teknik budidaya dan pengelolaan lahan menetap tanpa bakar yang masih rendah dapat meningkat. Tiga spot radio ini dibuat di dua radio lokal, masing-masing PSA Kopi Asin di Radio Pakuba FM = 364 spot ILM dan Primadona FM = 178 spot (2x per hari selama 89 hari)). Insert Himbauan Bupati Berladang menetap tanpa bakar di Radio Pakuba FM = 120 spot dan di Radio Primadona FM = 74 spot (2xper hari selama 37 hari); sedangkan Talkshow hanya dilakukan di Radio di Pakuba FM = 6 block time (tiap hari minggu) dan di Radio Primadona FM tidak ada Talkshow karena sudah ada talkshow dari kampanye perubahan iklim yang membahas sebagian tema yang sama. Kegiatan pemasaran pesan kampanye harapannya akan lebih sering didengar dan pengetahuan tentang berladang menetap akan meningkat. Kegiatan 4: Menyebarkan 4 Tema Poster Berladang Menetap Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, media ini dibuat untuk sasaran visual yang langsung bisa dilihat dan dibaca khalayak sasaran. Nilai pembelajarannya adalah poster dapat mengirimkan pesan-pesan pendidikan untuk kepentingan lokal maupun global. Media ini mampu memberikan gambaran sebuah proses ajakan, gagasan atau tindakan untuk menumbuhkan kesadaran. Kedalaman materinya rendah dan jangkauannya menegah, namun dengan jumlah yang besar mampu menjangkau khalayak tinggi. Alasan media ini dibuat juga berdasarkan hasil uji kelayakan media di khalayak dan mendapat respon positif dari khalayak target sasaran kampanye dari tiga perwakilan etnis (dayak, melayu dan transmigran jawa-campuran etnis). Gambar 15. Poster dan penyebaran di khalayak petani target primer 35

36 Deskripsi Kegiatan: Poster-poster ini didisain oleh vendor pelukis lokal di Pangkalan Bun, yang kemudian diolah di percetakan lokal di Pangkalan Bun juga (Percetakan Bipofatri). Kemudian setelah disain selesai, proses selanjutnya kirim file media poster ke percetakan SMK Grafika Desa Putera di Jakarta untuk perbanyakan. Poster ada empat tema: Berladang Menetap Lebih Menguntungkan: alasan dikatakan kenapa berladang menetap menguntungkan karena lebih dekat rumah, mudah perawatan tanamannya, lebih hemat biaya, lebih mudah hasilnya dibawa pulang dan bisa sering bertemu keluarga. Hasil bisa lebih maksimal, dan lahan pertanian tetap subur dan terhindar dari hama karena hutan terjaga kelestariannya. Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita Alasannya dengan berladang menetap berarti kita tidak lagi membuka hutan lagi dan menjaga hutan sebagai daerah sumber air bagi pertanian dan jika kemarau hutan sebagai daerah resapan air sumber air bersih. Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita: alasannnya berladang menetap tidak membuka hutan, karena hutan yang utuh menyediakan udara bersih dan mengatur suhu udara. Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya, artinya dengan menjaga hutan utuh maka kita masih bisa mendapatkan manfaat hutan lainnya selain kayu, seperti getah jelutung, ikan, buah, sayuran, tanaman obat. Disain poster ini akan segera naik cetak Desember dan akan didistribusikan secara berseri dengan batasan waktu. Hal ini akan mengefektifkan pesan dan warga target tidak cepat bosen melihat tema pesan poster. Pesan poster telah di pretest-kan dan hasilnya sebagai berikut: Untuk Pre Testing telah kami laksanakan kontens poster ke dua wilayah (desa etnis Jawa: desa Tanjung Terantang di beberapa titik RT=RT 2, 3, 5, 8 dan etnis melayu di RT. 23 Kelurahan Mendawai dan Tanjung Putri dengan membuat FGD 5-7. Semuanya adalah petani (ada laki-laki dan perempuan) dan perwakilan etnis dayak juga mengutarakan hal yang sama. Melihat gambar sesuai profil mereka dan pesannya sudah jelas, mereka menyukai poster dan pesannya. Masing-masing poster akan dicetak sebanyak 1200 lembar untuk dibagikan ke 12 desa masing-masing 100 poster/desa target kampanye. Poater ini ditempel di tempat-tempat umum di desa, seperti papan pengumuman desa, warung-warung yang telah diberi ijin menempel sebelumnya, puskesmas pembantu dan pondok bersalin desa (polindes), rumah-rumah warga yang tertarik, sekolah pos keamanan lingkungan desa. Poster terbuat dari kertas glossy berukuran 60x80 penuh warna tahan pada kondisi cuaca hujan panas dan baru pudar lebih dari kurang dari 3 bulan yang ditempel di luar ruangan. Kegiatan 5: Kunjungan Penyuluhan Desa + Kostum Maskot Alasan untuk kegiatan: Dipilihnya kegiatan media komunikasi pesan ini dikarenakan tingkat kesadaran yang masih rendah masyarakat mengenai manfaat hutan SM Sungai Lamandau dan pelestarian orangutan serta pertanian menetap tanpa bakar. Salah satu cara pendekatan pemasaran pesan kampanye, yaitu dengan melakukan kunjungan desa dan melakukan penyuluhan dengan materi penjelasan mengenai manfaat hutan dan berladang menetap tanpa membakar. Penjelasan materi ini untuk lebih mempunyai daya tarik, biasanya dalam setiap kunjungan selalu diikuti dengan tampilan maskot kostum orangutan. Hal ini dilakukan juga untuk terus mengenalkan maskot kampanye dan mengingatkan kampanye ini salah satunya untuk menyelamatkan orangutan dan habitatnya. Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa kostum bukan media untuk hiburan semata, melainkan tokoh yang memerankan bisa menjadi komunikator langsung untuk menyampaikan pesan sehingga kedalaman media ini tinggi walau jangkauannya terbilang menengah, karena interaksinya terbatas. Kostum juga menggambarkan spesies yang hidup di kawasan kampanye. 36

37 Gambar 16. Kunjungan penyuluhan desa dengan kostum maskot kampanye Deskripsi Kegiatan: Dalam kegiatan penyuluhan sebagai pelaksana kegiatan adalah tim edukasi keliling Yayorin yang bekerja memberikan penyuluhan ke desa-desa target kampanye (12 desa) selama 15 hari tiap bulannya. Dalam kegiatan ini tim pendidikan menyiapkan materi-materi penyuluhan, yaitu saluran pesan kampanye dari media cetak dan media elektronik (film tentang konservasi hutan dan orangutan, serta pertanian berkelanjutan) dengan perangkat cinderamata berupa majalah SUMPITAN, buku tulis informatif (berisi info orangutan dan hutan), poster, stiker, pin dan tentunya dalam satu box bersama kostum maskot. Untuk kostum yang diguanakan dalam tahapan kampanye kunjungan desa dan sekolah dicetak di Rumah Hijau Yogyakarta. Kostum ini terbuat dari bahan kain flanel beludru, dengan lapisan matras hitam diikat kawat tembaga membentuk perwajahan maskot kampanye. Dibagian dadanya ada pengikat bagian dada untuk kuat melekat dengan tubuh pemakai. Di bagian kepalanya dipasang sebuah helm dengan ukuran standar kepala jadi nyaman dipakai tidak mudah lepas. Kostum orangutan; rangkong; rusa masing-masing satu. Tidak panas karena dibuat dengan bukaan sirkulasi yang banyak, sehingga si pemakai tidak mudah kepanasan dan bisa bertahan lebih dari dua jam. Manajer kampanye dalam satu peristiwa pesta rakyat pernah memakai selama 7 jam dan berjalan sejauh 9 Km. Biasanya digunakan saat kunjungan sekolah, even peringatan hari lingkungan dan HUT kabupaten, pameran-pameran. Sikap dan Komunikasi Interpersonal Tabel 5. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpesonal untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Kegiatan Pemasaran Pertemuan+Pelatihan Spanduk Berladang Menetap T-Shirt bergambar logo kampanye Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara perladangan menetap KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun campuran menetap Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 44,4% petani yang tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan masalah meningkat menjadi 70% (Q44/G6=P24). Pada akhir kampanye (Juni 2010), 91,7% petani di desa 37

38 Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di ladang sendiri bermanfaat akan meningkat menjadi 95% (Q46/G7=P25). Pada akhir kampanye (Juni 2010), 83,3% petani di desa Babual Baboti yang menyikapi pelatihan kebun campuran bermanfaat akan meningkat menjadi 90% (Q47/G7=P25). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat Tempayung dan Babual Baboti yang membicarakan teknologi pengelolaan lahan untuk pertanian dari 25% dengan saudara dan tetangganya meningkat menjadi 35% (Q56=P28). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa target (Tempayung dan Babual Baboti) membicarakan pelestarian keanekaragaman hayati dan hutan dari 16,7% dengan saudara dan tetangganya meningkat menjadi 20% (Q58=P30). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat desa target (Tempayung dan Babual Baboti) untuk pembicaraan manfaat kawasan SM Sungai Lamandau akan meningkat dari 25% menjadi 50% (Q58=P30). Pada akhir kampanye (Juni 2010), di Babual Baboti yang membicarakan tentang batas desa dengan kawasan SM Sungai Lamandau menurun dari 66,7% menjadi 16,7% (Q58=P30). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa target (Tempayung dan Babual Baboti) yang membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat dari 33,3% menjadi 16,7% atau = naik 16,6% (Q60=P32). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat di dua desa target (Tempayung dan Babual Baboti) yang membicarakan teknologi pertanian menetap meningkat dari 20,8% menjadi 40% (Q60=P32). Pada akhir kampanye (Juni 2010), untuk masyarakat 2 desa target primer akan membicarakan perladangan menetap dan manfaatnya semakin meningkat dari 8,3% menjadi 50% (Q60=P32). Kegiatan 1: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan Alasan untuk kegiatan: Beberapa hal mengapa perlu sekali kegiatan ini dilakukan untuk merangsang perubahan sikap dan komunikasi antar individu khalayak target (masyarakat petani ladang desa Tempayung dan Babual Baboti), karena masyarakat masih terbilang jarang untuk menyikapi dan membicarakan kepada keluarga/saudara, tetangga, teman dan petugas penyuluh. Sehingga pengetahuan dan pernyataan khalayak dalam menyikapi bahwa pelestarian hutan dan berladang menetap itu bermanfaat dan bukan pekerjaan sia-sia masih rendah. Masyarakat yang dihadapi ini sebenarnya masyarakat yang mudah berubah, walau secara perlahan perubahan itu terlihat. Kehidupan mereka mengalir sampai pada titik mereka seperti kebingungan dengan kondisi hutan mereka habis, mengapa perlu dijaga, lahan mereka habis sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka terdorong untuk membuka lahan baru dengan kebiasaan membakar. Dampak kebakaran lahan akibat perladangan bepindah tebas bakar mengakibatkan hutan rusak, sumber air kering, begitu juga hidupan liar di kawasan SM Sungai Lamandau menjadi hama pertanian untuk dibeberapa kelompok dan individu petani masih rendah cara menyikapinya. Untuk meningkatkan sikap dan mereka tertarik setiap saat membicarakannya pada keluarga/saudara, tetangga, teman dan petugas yang mendampinginya, maka 38

39 diperlukan kegiatan untuk mempertemukan masyarakat petani yang dikombinasi dengan pelatihan di tiap bulannya. Hal ini dilakukan untuk membiasakan mereka menjadi terangsang berbicara pada saudara, teman, tetangga dan keluarganya di rumah yang kemudian muncul sikap-sikap yang tumbuh menjadi sebuah komitmen bahwa hutan bermanfaat, melestarikan hutan itu penting, bukan pekerjaan sia-sia dan tanggung jawab bersama. Pertemuan dan Pelatihan juga sebagai media saluran pesan kampanye untuk perubahan perilaku. Hal ini serupa yang dinyatakan dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 mengenai berkarya bersma orang dewasa. Kebanyakan kegiatan bersifat penjangkauan secara partisipatif melalui banyak diskusi dalam pertemuan komunitas. Gambar 17. Kegiatan pertemuan dan pelatihan petani di desa target primer membahas pertanian menentap dan keuntungannya Deskripsi Kegiatan: Pertemuan dan pelatihan dilakukan tiap bulan sekali di desa target dan dalam tiap kali pertemuan pada tiap bulannya mempunyai tujuan dan hasil yang mau dicapai. Pada tiap kali akan melakukan pertemuan ini, pihak desa selalu dihubungi untuk mengkoordinasikan akan ada kegiatan pertemuan sekaligus menyebutkan tema bahasan pertemuan. Pihak desa selalu dilibatkan, yang harapannya pihak desa bisa turut menjadi lembaga desa yang memotivator warga petaninya untuk aktif terlibat dan menyikapi setiap capaian yang diharapkan pada kegiatan pertemuan. Pertemuan dilakukan biasanya malam hari, dimana masyarakat lebih mudah diajak untuk berkumpul bersama. Untuk pelatihan biasanya akan dilakukan berdasarkan kesepakatan pada hasil pertemuan dan dilakukan pada pagi atau sore hari saat waktu libur (basanya minggu). Berdasarkan waktu di agenda rencana operasional monitoring kegiatan, biasanya kegiatan ini dilakukan di minggu pertengahan sampai akhir bulan (12-15 hari). Pertemuan ini biasa dihadiri atau diikuti orang di kelompok kecil (petani), sedangkan di kelompok besar yang bercampur dan biasaya sampai lebih dari 30 orang yang hadir. Mereka diajak berdiskusi dalam setiap pertemuan dan pelatihan. Mereka dirangsang untuk bertanya apa yang menjadi keinginan, harapan, tantangan mereka, kendala mereka, rencana mereka untuk meningkatkatkan hasil dari bertani. Pada kesempatan pertemuan di pertengahan tahun kampanye juga disisipkan penyebaran media poster, dimana masing-masing tema poster di tiap bulannya menjadi bahan berdiskusi. Sebagian besar materi-materi yang diberikan secara teori maupun praktek kepada para petani khalayak adalah sebagai berikut: Apa manfaat hutan, Mengapa perlu menanam pohon berkaitan perubahan iklim, Berladang menetap itu menguntungkan, hemat di lahan sendiri, bisa menyelamatkan sumber air, menjaga iklim dan menyediakan manfaat hutan lain (madu, tanaman obat, ikan), Cara mengolah lahan, Tehnik budidaya (menyemai), Membuat sekat bakar, Membuat pupuk organik kompos, Cara mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian 39

40 Pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: Bagaimana memahami budaya dan karakteristik sifat individu itu menjadi penting. Mengenali bagaimana cara atau strategi untuk mengajak mereka mendukung capaian di setiap kegiatan pertemuan dan capaian kampanye. Menstrategikan tema pertemuan sesuai momentum yang akan terjadi kedepan. Misalnya pada bulan Agustus musim masyarakat tebas bakar dan dua 1-2 bulan sebelumnya. Tiap pertemuan selalu mengingatkan untuk tidak membuka lahan dengan membakar dan sekaligus memberikan bagaimana cara kelola lahan tanpa bakar. Kegiatan 2: Pemasangan Spanduk Berladang Menetap Alasan untuk kegiatan: Bersifat sama seperti stiker sebagai pengingat pesan kunci kampanye yang spesifik (Buku Pegangan Rare Pride, 2008). Pemasangan spanduk yang dibuat untuk menarik sikap masyarakat petani desa target untuk menyikapi bahwasannya berladang menetap itu bermanfaat. Dengan alasan bahwa dengan berladang menetap hutan tetap terjaga dan hasil produksi pertaniannya atau panen dapat lebih maksimal. Spanduk bisa dipasang di tempat-tempat strategis dimana masyarakat selalu dapat melihat disetiap aktifitas hariannya. Dengan alasan ini, harapannya spanduk juga mempunyai fungsi meningkatkan peran sikap dan menumbuhkan penasaran warga tani sehingga dibicarakan di lingkup sosial mereka. Kemudian hasilnya mereka menyikapi bahwa berladang menetap penting dan bermanfaat. Gambar 18. Disain spanduk dan spanduk yang dipasang di desa Tempayung dan desa Babual Baboti Deskripsi Kegiatan: Pada kesempatan kampanye ini, pembuatan spanduk dipesan bulan sejak November 2010, hanya pemasangannya menunggu berbarengan dengan poster dengan tema pertama yang sama, yaitu : Berladang Menetap Lebih Menguntungkan hingga pemasangannya dilakukan pada bulan Januari Spanduk diproduksi di percetakan lokal di Pangkalan Bun dengan ukuran 3x75 cm. Spanduk didisain terstruktur. Pesan utama tulisan lebih besar berwarna hijau tertulis: Beladang Menetap Lebih Menguntungkan, kemudian diikuti anak pesan berwarna biru tua bertuliskan: Hutan Tetap Terjaga, Panen Lebih Maksimal. Kemudian di kanan spanduk terdapat logo kampanye SM Sungai Lamandau. Urutan paling bawah adalah lembaga /kelompok yang mendukung kegiatan kampanye. Spanduk kampanye bangga SM Sungai Lamandau sudah disepakati dengan ajakan bersikap bahwa Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Setelah dikonsultasikan dengan supervisor dan mentor pride Rare dan mendapatkan rekomendasi naik cetak, 40

41 maka rencana spanduk akan dipasang di desa target Primer dan dibeberapa lokasi strategis seperti pelabuhan speedboat, depan kantor atau balai desa dan dibawa saat kunjungan penyuluhan ke desa. Rencana awal akan dicetak 3 spanduk dulu untuk desa target primer, desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Karena beberapa kekhususan strategi maka dari hasil diskusi akhir dan fokus spanduk hanya dipasang di desa target untuk lebih merangsang sikap dan pembicaraan di kalangan warga yang khususnya bertani. Pemasangan spanduk ini yang pertama di pasang di tepi Jalan Desa Tempayung, kedua di gerbang Desa Babual Baboti dan yang ketiga di dusun Deper antara Dusun Deper dan Dusun Baboti-desa Babual Baboti. Pesangan spanduk dilakukan oleh asisten demplot dari warga lokal desa Tempayung atas petunjuk diskusi bersama tim kampanye. Kegiatan 3: T-Shirt Hemat di Lahan Sendiri-Bangga Alasan untuk kegiatan: Menurut Buku Pegangan Rare Pride, 2008, pakaian ini bersifat sebagai aksesori atau bahkan cinderamata pada kegiatan penyuluhan dan diberikan pada saat kuis pertanyaan hasil penyuluhan untuk mengukur apakah yang telah kita sampaikan dapat diterima, dipahami dan bisa memotivasi sikap masyarakat target kampanye. Nilai pembelajarannya sama dengan dengan stiker dan pin, yaitu untuk menumbuhkan kebanggaan dan mengingatkan pesan. Orang lain yang melihat akan melihat pesan yang ada dalam pakaian tersebut. Jangkauannya menengah karena diberikan tidak kesemua orang dan kedalaman rendah. Hanya saja mereka menjadi bangga mengenakan t-shirt ini, seakan mereka turut berpartisipatif. Alasan itu sesuai dengan rencana dan alasan membuat pakaian ini. Gambar 19. T-shirt bangga yang disebarkan kepada khalayak Deskripsi Kegiatan: Sebanyak 150 t-shirt berlogi slogan kampanye bangga SM Sungai Lamandau dan ajakan Lestarikan SM Sungai Lamandau dengan Berladang Menetap telah dicetak. T-shirt ini akan dibagikan pada peserta kegiatan studi banding pertanian menetap, relawan kampanye, tim kampanye dan kegiatan penyuluhan ke sekolah dan desa sebagai cinderamata pada kegiatan penyuluhan pada saat kuis pertanyaan hasil penyuluhan. Sampai dengan April 2010 ini telah tersebar 120 (termasuk untuk publikasi di RARE dan manajer kampanye lain di 10 lokasi kampanye lainnya, selain SM Sungai Lamandau). Sisanya 30 untuk hadiah kuis di kegiatan penyuluhan sekolah dan desa serta pelatihan pertanian. T-shirt terbuat dari bahan katun, dipesan di percetakan di Bandung selama satu bulan. Dalam prosesnya t-shirt ini dengan pembelian bahan katun yang terbilang baik, kemudian dijahit menyesuaikan ukuran yang dipesan. Ukuran t-shirt yang dicetak dengan ukuran XL sebanyak 20, L = 100 dan M = 30. Sebelumnya ada proses diskusi pada warna, disain dna tulisan dengan supervisor kampanye. Setelah mendapatkan persetujuan. Hasilnya disepakati warna t-shirt hijau melon dengan gambar muka Logo Kampanye dan di bawahnya tertulis: Untuk Kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Sedangkan di belakang bertuliskan Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau dengan logo-logo lembaga atau kelompok yang mendukung. Menurut hasil monitoring dan tim pelaksana kampanye untuk penyuluhan menggambarkan bahwa warga sangat senang dengan t-shirt ini, dan sebagian diminta mitra proyek EC Lamandau dari OFUK untuk cinderamata disetiap kegiatan ekspose kegiatan sosialisasi dan penguatan masyarakat mengenai SM Pelestarian SM Sungai Lamandau di kabupaten Sukamara. T-shirt ini juga dibagikan di kegiatan talkshow pada 41

42 kegiatan Hari Ulang Tahun Yayorin ke-19 kepada Perwakilan Kerajaan Kutaringin dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kotawaringin Barat. Kegiatan 4: Studi Banding Kebun campuran Menetap Tanpa Bakar Alasan untuk kegiatan: Studi banding itu untuk memberikan contoh kepada khalayak target manfaat dan hal teknis lain berkenaan dengan berladang menetap, jadi tujuannya agar pengambilan keputusan untuk mengadopsi agroforestri lebih mudah lagi karena masyarakat target bisa melihat keberhasilan yang telah dilakukan oleh kelompok lain. Tingkat kesadaran dalam bersikap dan berani untuk menyikapi berladang menetap itu penting dan bermanfaat masih lemah atau kurang. Kegiatan yang dirancang dengan banyak waktu berdiskusi ini harapannya mampu menumbuhkan sikap bahwasannya apa yang dilihat dari hasil studi banding pertanian kebun menetap ini bermanfaat dan bisa disampaikan kepada keluarga, saudara, teman-teman di desanya. Kegiatan ini juga diberikan untuk memotivasi perubahan perilaku. Gambar 20. Peserta kegiatan Studi Banding Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar di Desa Sintuk, Kecamatan Kumai April 2010 Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian yang dilakukan masyarakat desa lain. Kegiatan ini telah dilakukan 2 kali dan ini salah satu strategi yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Pada tiap kali kegiatan, selalu mempunyai waktu berdiskusi untuk saling berbagai pengalaman, mendengar dan berkomentar. Pada kegiatan studi banding pertama yang dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2010 di lahan demplot milik Staf Dinas Kehutanan Sukamara, dalam waktu sehari mempunyai waktu diskusi 2 kali. Kegiatan studi banding pertama fokus pada pengenalan jenis-jenis yang ditanam dan keuntungannya. Kemudian di kegiatan studi banding kedua yang dilaksanakan April 2010 di lahan kebun campuran menetap milik salah satu anggota kelompok tani di wilayah desa Sintuk, mempunyai waktu diskusi selama 3 hari kegiatan ada 6 kali. Kegiatan disini membahas mengenai hama penyakit, analisa keuntungan bertani menetap tanpa bakar, teknik menyemai dan pengolahan lahan tanpa bakar dan tata letak tanam. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap dan menghasilkan rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat petani di desa mereka. Perubahan Perilaku Tabel 6. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku Kegiatan Pemasaran Demplot Pertanian 42

43 Pertemuan+Pelatihan Lembar Fakta Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah menetap Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), sebanyak 50% (101 KK) petani peladang berpindah dari dua desa target mengadopsi kegiatan demontrasi plot pertanian menetap pola kebun campur (survei langsung). Pada akhir kampanye (Juni 2010), praktek pembakaran lahan pertanian di desa Tempayung dan Babual Baboti menurun hingga 50% dari 606 frekuensi (202 KK x 3 kali bakar per bulan) praktek pembakaran lahannya (survei langsung). Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 22,2% petani desa target yang tidak tahu atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan berpindah dengan sistem tebas bakar dari meningkat menjadi 55% (Q68=P38). Kegiatan 1: Membuat Demonstrasi Plot (Demplot) Pertanian Alasan untuk kegiatan: Kegiatan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar dipilih karena ini yang dinilai menurut penilaian BRAVO mampu berpeluang mengatasi atau menekan perilaku pembukaan ladang berpindah tebas bakar. Karena demplot ini bisa menjadi media atau wahana pembelajaran yang bisa diadopsi. Hal ini seperti yang tertulis dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 yang mengatakan bahwa ada nilai pembelajaran dalam kegatan ini, yaitu sebagai panduan pembelajaran, sebagai alat untuk mempertahankan perubahan perilaku dan sebagai wahana pameran yang bisa dilihat dan menjadi daya tarik. Biasanya demplot akan ditempatkan dalam komunitas yang dipilih khusus. Benar bahwa khalayak yang dipilih adalah khalayak yang potensi perladang beprindahnya tinggi sehingga perlu membuat percontohan teknik berladang menetap yang ramah lingkungan. Dikatakan juga dalam Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini kedalamannya tingga walau penjangkauannya rendah. Karena khalayak yang disasar spesifik. Tapi menurut kajian ini, jangkauan akan menjadi luas jika disertai promosi. Kegiatan ini kapan dilakukan juga sesuai dengan aplikasi dalam penerapan pada kegiatan kampanye ini, yaitu pada waktu hampir dipertengah kampanye. Jadi demplot ini selain sebagai penyingkiran hambatan juga memang cocok dilakukan sebagai media pemasaran pesan. Dengan adanya kegiatan di demplot yang dipromosikan untuk warga desa target primer dan sekitarnya mampu membuat perubahan perilaku petani ladang berpindah menjadi petani ladang menetap. 43

44 Gambar 21. Demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung Deskripsi Kegiatan: Sebelumnya pada bulan Juni 2009 telah dilakukan pendekatan ke dua desa target (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) tentang tujuan kampanye bangga yang salah satu strateginya untuk mengurangi perladangan berpindah dan dapaknya akan membuat demplot kebun campuran. Dari hasil pendekatan ini, pada bulan Juli 2009 diperoleh dukungan dari pemerintah desa Tempayung sebuah lahan seluas 2 hektar yang status lahannya merupakan tanah desa. Lahan yang berada tadinya merupakan hutan desa yang juga sempat terbakar saat musim perladangan tebas bakar. Di lahan ini tumbuh bermacam tanaman bernilai, salah satunya jelutung dan induk buah durian lokal (terotungan, pompaan), cempedak, mentawa, duku dan langsat. Beberapa tegakannya masih ada dan bisa menjadi bakal indukan nantinya. Lahan demplot kemudian diperluas berdasarkan perizinan Kepala Desa Tempayung pada bulan Desember 2009 untuk diluaskan hingga 3 hektar. Sekaligus ke wilayah rawa yang bisa menjadi daerah penanaman jelutung. Agar wilayah rawa di kedua desa terjaga dengan adanya jelutung yang bisa kelak disadap getahnya. Lahan Demplot Kebun Campuran saat dikunjungi bulan Oktober 2009 sedang dibersihkan saat ini telah terbuka 1,25 ha. Pohon-pohon dengan batang berdiameter di atas 15 cm tidak ditebang. Saat penebasan juga telah dibuat beberapa lubang untuk tempat potongan dan selanjutnya untuk tujuan komposting. Potongan dahan dan ranting serta semak dikumpulkan kemudian dilakukan pemotongan kecil-kecil dahan dan ranting dan disimpuk atau dikumpulkan. Pengkomposan sudah dimulai sambil membersihkan lahan agar lebih bersih, yang akan dilanjutkan secara berkala. Sebagian lahan telah dikelola dengan dicangkul. Kegiatan 2: Mengadakan Pertemuan dan Pelatihan tiap Bulan Alasan untuk kegiatan: Pertemuan dan pelatihan tujuannya adalah untuk mengulang pesan menambah kepercayaan diri khalayak target dan memfasilitasi peningkatan pengetahuan dan pada akhirnya perubahan perilaku. Seperti yang dijelaskan dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008, bahwa pelatihan menyediakan informasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Selain membantu perorangan atau kelompok orang membuat keputusan dan solusi secara efektif dan mampu menciptakan pengembangan diri dan percaya diri. Dalam rangka merubah perilaku lama dari berladang berpindah dengan tebas bakar menjadi berladang menetap yang mengurangi pembakaran/tidak sama sekali membakar diperlukan upaya peningkatan kapasitas sumberdaya petani dalam bentuk pertemuan dan pelatihan agar bisa melakukan kegiatan pengelolaan lahan pertanian menetap tanpa bakar dengan baik. 44

45 Berbagai pengertian yang diulas sebagai teori sampai analisa hasil pada lahan dan produksi tanam disampaikan dalam pertemuan yang diikuti dengan pendampingan pelatihan mengolah lahan, memetakan lahan, membuat kompos, teknik budidaya (menyemai sampai perawatan dan menghitung panen dilakukan). Karena jika hal ini tidak dilakukan, kemungkinan kebiasaan membakar yang dianggap sudah tradisi turun temurun tidak akan berubah. Bahkan dampaknya akan sering muncul kasus perluasan lahan karena kebutuhan lahan untuk pertanian sudah semakin sempit oleh karena banyak dijual menjadi perkebunan sawit. Disadari oleh manajer kampanye dan supervisor, bahwa ini perlu proses yang berkelanjutan dan tidak berhenti sampai proyek kampanye ini selesai. Deskripsi Kegiatan: Pertemuan mengenai upaya perubahan perilaku di masyarakat target primer kampanye lebih mengarah pada penyampain pesan yang terangkum dalam materi-materi teknis yang diikuti dengan praktek pelatihan, seperti cara membuat sekat bakar, membuat peta pengelolaan lahan dan langkah-langkah mengelola kebun campuran menetap tanpa membakar serta analisa hasilnya. Selain pertemuan dengan masyarakat petani juga tim kampanye melakukan pertemuan-pertemuan yang bersifat koordinasi dengan pihak pemerintah desa maupun tokoh tani. Dalam membantu pembersihan lahan beberapa orang masyarakat sempat beberapa kali diajak membantu kegiatan pembersihan lahan bersama. Dalam hal ini kami membuat komitmen bahwa ke depannya demplot ini menjadi daya tarik desa lain untuk belajar ke desa Tempayung dan bisa melihat pembelajaran dari masyarakat tempayung dan Babual Baboti yang mau berubah. Pada tahapan ini beberapa tokoh desa membantu dalam upaya mendukung pengawasan lahan dan akan membantu mensosialisasikan fungsi demplot kebun campuran. Komitmen ini dihasilkan setelah ada kegiatan Pelatihan Mengelola Lahan Tanpa Membakar, dari mulai perencanaan, memulai penebasan, pembuatan lubang, wilayah jalur penanaman tanaman utama dan tanaman sela dan rumah jaga serta bagaimana pemanfaatan potongan tebasan. Sayangnya kegiatan ini masih diikuti oleh sedikit peminat. Tapi hasil pelatihan ini membuahkan rencana tindak lanjut berupa kegiatan rutin pelatihan tiap minggu ke-tiga per bulannya dan akan mengajak warga lainnya di latihan berikutnya. Dalam pertemuan dan pelatihan juga mengundang salah satu anggota Manggala Agni DAOP III Pangkalan Bun-BKSDA Kalimantan Tengah untuk menyampaikan teori Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. Selain itu juga dilakukan koordinasi pertemuan dengan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kotawaringin Lama untuk menjadi nara sumber dalam pelatihan pengelolaan lahan tebas tanpa bakar. Pembelajaran yang diperoleh dari hasil kegiatan ini adalah bahwa kordinasi sangat penting sehingga informasi bisa disampaikan secara berantai sehingga kegiatan dapat diikuti dan informasi pesannya diterima dengan benar. Kegiatan 3: Lembar Fakta Alasan untuk kegiatan: Dipilihkan media ini karena berisi pesan dan penjelasan yang singkat jelas diikuti gambar sebagai pemahaman yang dapat mudah dimengerti oleh khalayak. Seperti yang dijelaskan Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa lembar fakta mampu memberi nilai pembelajaran sangat efektif untuk proses belajar mengajar karena dilengkapai dengan gambar, pesan yang jelas-pendek dan berstruktur. Dalam hal ini beberapa khalayak akan lebih bisa mengingat dengan adanya gambar yang menuntun dibanding mendengarkan teori, dialog dan diskusi. Dijelaskan juga dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa efek kegiatan ini mampu menjangkau luas pada khalayak dewasa, khusunya petani. Secara umum kedalaman dan jangkauan media ini menengah yang digunakan untuk menyalurkan pengetahuan dan kesadaran juga pencerminan/refleksi bahkan sebagai jalan keluar. Maka dari itu tepat sekali alasan media ini dibuat. 45

46 Gambar 22. Lembar Fakta Kampanye Pride+Teknik Kelola Lahan Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Deskripsi Kegiatan: Media ini memuat informasi kawasan SM Sungai Lamandau, mengapa perlu melestarikan SM Sungai Lamandau dan apa yang mengancam kelestarian kawasan serta kegiatan yang telah dilakukandan dan perlu dukungan dari para pihak dalam hal ini mereka para petani ladang berpindah yang diminta melakukan perubahan perilaku. Selain itu juga memuat langkah-langkah mengelola lahan kebun campuran tanpa bakar dengan harapan mereka terpandu untuk mengelola lahannya tanpa harus berpindah dan membakar. Lembar fakta ini kedalamannya tinggi karena berisi materi yang bisa dipraktekkan petani. Sedangkan jangkauan materi pemasaran pesan ini hanya terbatas dikalangan petani, namun bisa digunakan bagi petani lain sehingga jangkauan media ini menjadi luas. Lembar fakta dibuat dengan ukuran HVS A4 bahan art paper 120 gsm dan dicetak sebanyak 500 eksemplar di percetakan SMK Grafika Desa Putera Jakarta Selatan dengan harga 2000 rupiah per eksemplar. Tema lembar fakta adalah kampanye bangga SM Sungai Lamandau dengan berladang menetap tanpa bakar mencegah kebakaran huatan dan lahan sekitar kawasan SM Sungai Lamandau. Di sisi pertama menjelaskan tentang kawasan SM Sungai Lamandau dengan penjelasan fakta kawasan bahwa benar telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi berstatus SM Sungai Lamandau, kawasan hutan sebagai habitat penting orangutan Kalimantan, ancaman kebakaran akibat pembukaan lahan dengan tebas bakar. Selain itu juga dukungan bahwa kawasan itu perlu dilestarikan juga digambarkan dan potret masyarakat (petani dan anak petani) yang sedang memegang poster berladang menetap untuk mendukung kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Di sisi baliknya ada 10 langkah melakukan pengolahan lahan kebun campuran tanpa bakar. Pada sisi pertama dan kedua diikutkan logo kampanye dan mitra pendukung kampanye ini. Media pesan ini kemudian dibagikan dalam setiap pertemuan, pelatihan dan studi banding pertanian. Lembar ini dibuat sebagai langkah untuk memandu masyarakat tidak membakar saat datang musim kemarau yang jatuh pada bulan Juli/Agustus. Oleh sebab itu media ini dibuat sejak April 2010 dan selesai Mei Media ini dibuat dan telah dikoreksi tim fasilitator pertanian. Pengujian terhadap media ini hanya dibuat 40 lembar dan dibagikan ke peserta studi banding. Responnya masyarakat tertarik untuk membaca dan mengikuti langkah dalam mengelola lahan yang digambarkan di lembar fakta. Berawal dari kegiatan ini, media ini dibagikan di pertemuan petani di Sukamara dan beberapa pertemuan petani di wilayah Mendawai, Terantang dan Kumpai Batu Bawah. Media ini menjadi bahan pembelajaran bahwa sebuah fakta itu penting diungkapkan 46

47 sehingga bisa menjadi penuntun untuk membuktikan kenyataan dari sebuah hal yang kita tawarkan untuk diadopsi. Kegiatan 4: Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar Alasan untuk kegiatan: Alasan mengapa studi banding masuk dalam kegiatan yang dapat memacu proses perubahan perilaku adalah karena biasanya masyarakat memerlukan contoh keberhasilan orang lain atau daerah lain, sehingga keberhasilan itu dapat menjadi daya tarik yang akhir diadopsi. Selain itu karena mereka bisa melihat langsung bagaimana konsep yang telah dilakukan di wilayah lain yang telah berhasil dengan berladang menetap pola kebun campuran tanpa bakar. Kondisi seperti apa bentuk kelola lahan dan cara menanam di kebun campuran secara tertata dan mnegsankan akan lebih meningkatkan proses adopsi yang menghasilkan dampak pada perubahan perilaku. Deskripsi Kegiatan: Studi Banding Kebun Campuran Menetap dilakukan sebagai tahap studi petani membandingkan kegiatan pertanian yang dilakukannya dengan pertanian yang dilakukan pihak lain. Kegiatan studi banding kali ini menjadi salah satu strategi yang digunakan pada kegiatan adopsi penyingkiran hambatan. Di kegiatan ini masyarakat melakukan pengamatan kebun campuran di lahan pertanian yang dikelola tanpa membakar dengan berbagai konsep pengelolaan lahannya. Mereka diperlihatkan cara memanfaatkan lahan dengan tanaman sayuran dan buah, sayuran dengan karet dan sayuran dengan daerah kolam ikan dan fungsi beternak untuk menghasilkan stok pupuk kandang. Kegiatan studi pertama dilakukan di lahan staf Dinas Kehutanan Kabupaten Sukamara yang berada masuk wilayah administrasi Desa Tempayung, sekaligus yang menjadi narasumber adalah pihak yang mempunyai lahan sebagai perwakilan Dinas Kehutanan Kabupaten Sukamara dan perwakilan Balai Penyuluh Pertanian kecamatan Kotawaringin Lama (BPP Kotawaringin Lama) dan Dinas Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Barat. Harapannya masyarakat termotivasi bahwa lahan desanya mampu diolah menjadi baik dan bermanfaat hasilnya. Pada kegiatan ini diikuti 27 orang petani dari dua desa (Tempayung dan Babual Baboti). Gambar 23. Studi Banding pertama di lahan kebun campuran milik Dinas Kehutanan Sukamara Sedangkan di kegiatan kedua mereka diperlihatkan bahwa di tempat lain juga melakukan hal yang sama, yaitu berkebun buah, karet yang diselingi dengan tanaman hortikultura sebelum tanaman jangka panjang besar. Konsep lain sebagai lahan perikanan air tawar dan beternak juga diperlihatkan. Masyarakat peserta dari desa khalayak target primer diminta untuk melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal yang perlu dipertanyakan saat diskusi. Efeknya masyarakat mulai berani bicara, bersikap 47

48 dan menghasilkan rencana tindak lanjut untuk bisa disosialisasikan kepada masyarakat petani di desa mereka. Rencana tindak lanjut yang dibuat bersama Petugas Penyuluh Lapangan desa mereka masing-masing dan atas motivasi nara sumber dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat, Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (KP2KP) Kotawaringin Barat, Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat. Untuk kegiatan ini diikuti oleh 27 peserta dari desa Babual Baboti dan 2 perwakilan dari Kelurahan Mendawai dan Mendawai Seberang serta anggota manggala agni Daop III- BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II Pangkalan Bun. Gambar 24. Studi Banding kedua di lahan kebun campuran menetap salah satu anggota kelompok tani milik di wilayah desa Sintuk, Kecamatan Kumai Hasil akhir kegiatan studi banding dihasilkan dari masing-masing desa (Tempayung dan Babual Baboti) membuat RTL. Setelah mendapatkan tanggapan dari dinas, maka tersusun sebuah Rumusan RTL hasil studi banding. Adapun rumusan yang dihasilkan ada 6 rumusan Rencana Tindak Lanjut Studi Banding yang akan dilakukan di desa mereka masing-masing, yaitu: Pembenahan Kelompok Tani yang akan dilakukan Mei 2010 dan didampingi KP2KP dan Proyek EC Lamandau. Penyusunan RDKK dan RDK yang akan dilakukan Juni 2010 dan didampingi KP2KP dan Proyek EC Lamandau. Penggarapan lahan ramah lingkungan (tanpa bakar) dan pertemuan rutin tiap bulan) yang dilaksanakan pada bulan Mei 2010 didampingi oleh Proyek EC Lamandau, KP2KP dan Distanak Kobar. Sosialisasi Hasil Studi Banding dan Pengolahan Lahan Tanpa Bakar Mei 2010 dan akan dilakukan bersama dinas terkait pada Juli 2010 didampingi Proyek EC Lamandau, KP2KP dan Dishut Kobar. Membuat/Menata Kebun Campuran Menetap menjadi Pertanian Menetap Terpadu yang akan dilakukan Agustus 2010 dan didampingi Distanak Kobar, Dishut Kobar, Dinas Perkebunan Kobar, Diskanla Kobar, KP2KP dan Proyek EC Lamandau. Pelatihan Budidaya Karet yang akan dilaksanakan bulan November 2010 didampingi oleh KP2KP, Dinas Perkebunan Kobar, Proyek EC Lamandau. Implementasi dari RTL ini baru pada tahap pembenahan kelompok tani di bulan Mei 2010, sedangkan untuk implementasi RDKK dan RDK dilakukan fasilitasinya bersama KP2KP, BPP Kolam pada pertemuan bulan Juli

49 b. Khalayak Target Sekunder: Masyarakat Petani di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau Pengetahuan Tabel 7. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau) Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Kegiatan Pemasaran Pin+Stiker Radio Spot Poster Kunjungan Penyuluhan + Kostum Maskot Buletin SUMPITAN Kalender 2010 bertema perubahan iklim Rantai Hasil Petani peladang berpindah menjadi sadar perladangan menetap itu bermanfaat Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon meningkat dari 14,4% menjadi 50% (Q21=P10). Pada akhir kampanye (Juni 2010), pengetahuan masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tentang kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air laut akan meningkat dari 40,7% menjadi 65% (Q29=P18). Keempat kegiatan yang dilakukan untuk kegiatan pemasaran pesan kampanye di masyarakat petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau untuk membangun peningkatan pengetahuan, telah dijelaskan alasan kegiatan dan deskripsinya di kegiatan untuk masyarakat petani target primer. Kegiatan 5: Menyebarkan Kalender 2010 bertema perubahan iklim Alasan untuk kegiatan: alasan kalender ini dibuat adalah menyesuaikan pesan dengan momentum. Pergantian tahun merupakan momen yang tepat untuk mengemas media pesan sampai ke masyarakat khlayak target kampanye di sekitar SM Sungai Lamandau. Kalender ini berisi pesan kampanye fungsi hutan menjaga perubahan iklim dan menyerap karbon, sehingga pesan ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat hutan menjaga perubahan iklim dan membantu menyerap karbon serta mencegah bencana yang mempengaruhi kesehatan dan hasil pertanian. Dasarnya adalah masih rendahnya masyarakat mengenai pengetahuan hutan menyerap karbon adalah diperoleh catatan analisa hasil survey awal bahwa masyarakat sekitar SM Sungai Lamandau hanya 22,2 % yang mengetahui manfaat hutan sebagai penyerap karbon. Gambar 25. Kalender dan penyebarannya di khalayak target Sekunder 49

50 Deskripsi Kegiatan: Kalender ini berukuran lebih kurang 30x45 cm, sebanyak 12 lembar, full color. Komposisi kalender tiap bulan berisi gambar yang menyatakan tiap tema perbulan, tanggal kalender dan materi pengetahuan pesan yang akan disampaikan. Kalender ini dicetak di percetakan di Bogor sebanyak 1500 eksemplar dan merupakan media pesan kolaboratif dengan kampanye perubahan iklim dari tim Community Forest Carbon Yayorin. Kalender ini akan dijadi media cinderamatan kuis penyuluhan desa dan sekolah juga pada pertemuan-pertemuan masyarakat sebagai bahan materi dan pelatihan. Kalender ini juga diberikan pada kegiatan sarasehan dan seminar perubahan iklim yang diadakan tim Community Forest Carbon. Sikap dan Komunikasi Interpersonal Tabel 8. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau) Tahap Teori Perubahan A + IC = memberikan pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Kegiatan Pemasaran Pertemuan+Pelatihan Rantai Hasil A= Petani lading berpindah memahami cara perladangan menetap KI= Adanya pembicaraan antar petani membahas perladangan menetap sistem kebun campuran/kebun campuran menetap Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 28,8% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL meningkat perubahan sikapnya dari yang tadinya tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan masalah menjadi 77,2% (Q44/G6=P24). Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani sekitar kawasan SMSL menyikapi manfaat dari adanya kebun campuran bermanfaat adalah 87,7% dan akan ditingkatkan menjadi 95% (Q46/G7=P25). Pada akhir kampanye (Juni 2010), sikap masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang menyatakan pelatihan kebun campuran bermanfaat adalah 84,6% dan akan ditingkatkan menjadi 95% (Q47/G7=P25). Pada akhir kampanye (Juni 2010), 10 desa lainnya yang berada disekitar SM Sungai Lamandau dari 23,5% yang belum membicarakan tentang pengelolaan lahan dan pelestarian hutan akan meningkat menjadi 59% (Q56=P28). Pada akhir kampanye (Juni 2010), seluruh masyarakat desa sekitar SM Sungai Lamandau yang membicarakan tentang manfaat SM Sungai Lamandau dari 14,7% (n=54) meningkat menjadi 31% (Q58=P30). Pada akhir kampanye (Juni 2010), masyarakat 10 desa sekitar SM Lamandau lainnya akan membicarakan perladangan menetap dan manfaatnya semakin meningkat dari 16% menjadi 20% (Q60=P32). Kegiatan yang dilakukan untuk peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal di kegiatan pemasaran pesan kampanye di masyarakat petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan dan deskripsi kegiatannya yang telah dijelaskan untuk kegiatan masyarakat petani target primer. 50

51 Perubahan Perilaku Tabel 9. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Masyarakat Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau Khalayak Sasaran-Petani Desa Target Sekunder (Petani di 10 Desa Sekitar SM Sungai Lamandau) Tahap Teori Perubahan Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku Kegiatan Pemasaran Poster Pertemuan+Pelatihan Lembar Fakta Video Partisipatif Rantai Hasil Perilaku perladangan berpindah (tebas bakar) berubah menetap Sasaran-Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), dari 4,8% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang terlibat dalam kegiatan pelestarian hutan (penanaman pohon) meningkat menjadi 14% (berdasarkan catatan event/aksi). Pada akhir kampanye (Juni 2009), 62,1% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang mau terlibat mengaplikasikan program pengelolaan lahan dan pelestarian hutan meningkat menjadi 65% (Q64=36). Ketiga kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan perubahan perilaku khalayak petani target sekunder di sekitar kawasan SM Sungai Lamandau sama penjelasan alasan dan deskripsi kegiatannya yang telah dijelaskan di kegiatan masyarakat petani target primer. Berikut beberapa gambar sebaran media pemasaran pesan kampanye untuk perubahan perilaku. Penjelasannya seperti telah dijelaskan sebelumnya di atas. Gambar 26. Sebaran poster di desa khalayak target sekunder dari anak petani sampai ke petani Kegiatan 4: Memutarkan Video Partisipatif Alasan untuk kegiatan: Alasan dibuatnya film ini adalah untuk merangsang perubahan perilaku dengan kedalaman pesan dan jangkauan yang tinggi. Karena bisa digandakan (Buku Pegangan Pride, 2008). Visual dan audio yang jelas membuat media ini mempunyai kekuatan pesan untuk mendorong perubahan perilaku dan pengetahuan 51

52 juga kesadarn. Hal ini sesuai dimana gambaran masyarakat yang sama telah melakukan perubahan dalam film ini mampu mengajak masyarakat lain sekitar SM Sungai Lamandau mengikuti jejak yang sama mengelola lahan secara menetap melalui tanaman utama karet. Biasanya gambaran yang nyata dengan pelaku keberhasilan orang lain di daerah yang sama akan lebih mudah dimengerti untuk bertindak mempraktekkan tujuan kegiatan yang ingin dicapai pada akhir kampanye ini, yaitu berladang menetap. Gambar 27. Sampul depan video partisipatif tentang budidaya karet Deskripsi Kegiatan: Film ini diproduksi sederhana dari potongan-potongan rekaman dari beberapa kamera yang dibuat dengan program movie maker dengan kapasitas pixel yang tinggi. Film ini bertema tentang semangat warga desa Tempayung yang sudah menglola lahan karet dan tanaman campuran lainnya dengan menetap. Durasi film ini 10:43 menit; berukuran file 83,5 MB tipe file Winamp Media File dan diproduksi oleh salah satu edukator tim sub program pendidikan keliling Yayorin. Film ini biasanya diputar pada kegiatan penyuluhan desa dan pertemuan masyarakat sebelum mengawali topik pembicaraan yang akan disampaikan. c. Target Tambahan Pengetahuan Tabel 10. Materi Kegiatan Pemasaran untuk sasaran anak-anak petani target (khlayak primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau Khalayak Sasaran- Anak-anak Petani target (khlayak primer dan sekunder) di sekitar SM Sungai Lamandau Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan) Kegiatan Pemasaran Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah Kegiatan 1: Melakukan Kunjungan Penyuluhan ke Sekolah + Kostum Maskot Alasan untuk kegiatan: Alasan kegiatan ini dilakukan adalah bahwa di sekolah tempat belajar formal anak-anak yang sebagian orangtuanya adalah petani. Kegiatan penyuluhan mengenai apa fungsinya hutan dan kawan SM Sungai Lamandau, mengenai orangutan dan apa upaya yang perlu dilakukan untuk mendukung pelestarian orangutan diharapkan bisa diceritakan kepada orangtuanya. Mereka yang masih anak-anak dan remaja dapat memberikan informasi berguna bagi langkah kampanye dalam setiap gerakan penyampaian pesannya. Mereka biasanya dengan semangat saat paham dengan apa manfaat hutan dan mengapa perlu pelestarian orangutan, maka mereka secara tidak sengaja sering memberi informasi dimana mereka melihat masih ada masyarakat di desanya masih memelihara orangutan, masyarakat masih suka mengambil kayu dan membuka ladang. Mereka khalayak yang berperan penting juga 52

53 dalam memberikan informasi penting pada bentuk penyadaran kepada orangtua mereka secara emosional kekeluargaan. Dijelaskan dalam Buku Pegangan Rare Pride, 2008 bahwa kegiatan sekolah merangsang peningkatan pengetahuan menegnai masalah khusus dan menimbulkan hasrat untuk mencegah. Efek kegiatan terbatas hanya pada khalayak sasaran (siswa dan pendidik) dengan kedalaman tinggi dan jangkauan menengah. Ada asumsi bahwa pesan yang diterima akan dibawa pulang dan menimbulkan pengaruh pada orang dewasa di rumahnya. Untuk itu kegiatan ini sesuai. Gambar 28. Maskot Kampanye berperan penting dalam memberikan rangsangan daya tarik siswa/siswi pelajar untuk dokus pada kegiatan penyuluhan sekolah Deskripsi Kegiatan: Sekolah yang menjadi target kunjungan kampanye adalah sebanyak 30 sekolah yang berada di tiap desa target kampanye. Tiap kunjungan mempunyai frekuensi kunjungan yang bervariasi, yaitu 1-6 kali kunjungan. Artinya satu sekolah dapat dikunjungi lebih dari satu kali kunjungan. Kunjungan penyuluhan ke sekolah yang dikuti dengan kegiatan perpustakaan keliling ini menyampaikan materi di kelas dalam bentuk presentasi menggunakan power point. Tema yang disampaikan mengenai manfaat hutan, mengenalkan SM Sungai Lamandau dan orangutan. Sebelum penyuluhan, dimulai pembukaan dengan koordinasi dengan pihak sekolah lalu memperkenalkan tim pelaksana kampanye, kemudian mencairkan suasana lalu mulai melakukan presentasi. Pembukaan dilakukan selama 10 menit, kemudian mencairkan suasana dengan permaianan selama 5-10 menit lalu melakukan penyampian materi ini bisanya rentang waktu 30 menit dan kuis menit yang diikuti dengan membagi cinderamata (baik itu t-shirt bangga, pin dan stiker, kalender, bulletin SUMPITAN, dan buku tulis bertema sampul konservasi hutan dan orangutan. Jika suasana kelas tidak kondusif, tim pelaksana kampanye melakukan strategi ke-2 dengan membuat cerita melalui story telling menggunakan bantuan boneka dan kostum maskot kampanye atau melakukan game edukatif di luar kelas selama menit. Kemudian selang waktu satu jam siswa/siswi pelajar dipersilahkan mengunjungi koleksi buku-buku perpustakaan keliling yang telah disiapkan di satu tempat dan merangsang mereka membacanya. Buku-buku yang ditunjukkan diantaranya mengenai cerita bergambar tentang satwa, cerita rakyat, majalah lingkungan dan buku pengetahuan lingkungan. Selain melalui perpustakaan keliling juga dengan kunjungan Mobil Baca yang mengunjungi setiap pagi khusus untuk siswa/siswi sekolah desa target kampanye (khusunya yang terjnagkau saat ini yang berada di kecamatan Arut Selatan-kabupaten Kotawaringin Barat). Lepas kunjungan sekolah biasanya tim pendidikan keliling menawarkan untuk berkegiatan di sore harinya. Kegiatan yang biasa dilakukan di sore harinya diantaranya adalah sebagai berikut: Media Kit Edukatif (diantaranya kertas mewarnai maskot kampanye, perlengkapan mengamati biologi perairan, binokuler untuk pengamatan burung, perlengkapan permainan paket indra). Kegiatan ini semua untuk merangsang pengetahuan mereka mengenai lingkungan sekitar mereka, hutan sekitar mereka, kehidupan sekitar mereka. 53

54 Lagu Konservasi, dimana lagu ini dinyanyikan bersama-sama yang dampaknya mereka senang menyanyikan saat sekolah (khusunya di siswa sekolah dasar). Game Edukatif. Game edukatif yang dimainkan mengenai kekompakan, kreatifitas dan pengetahuan. Gambar 29. Aktifitas kegiatan lain di sekolah dan di luar sekolah untuk anak-anak petani Selain itu juga pesan-pesan kampanye untuk mengenalkan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dan hubungan pertanian menetap berkelanjutan yang ramah lingkungan dapat melestarikan hutan dan mendukung pertanian, tim edukasi keliling sebagai pelaksana kampanye menyampaikannya pada kegiatan Muatan Lokal (Mulok) Pertanian Berkelanjutan yang dilakukan di kabupaten Sukamara. 2. Kegiatan Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) Salah satu tahapan penting dalam fase pelaksanaan program Pride adalah membuat media pemasaran kampanye. Media pemasaran kampanye yang dirancang sebagai alat pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku sadar untuk mencoba mempraktekkan hal yang baru dalam hal pertanian. Media-media pemasaran yang dibuat untuk mendukung proses adopsi perladangan menetap oleh khalayak target primer. Khalayak yang dimaksud adalah petani peladang berpindah di desa Tempayung dan Babual Baboti yang sebelumnya pendataan bulan Juni 2009 mencatat ada 175 KK (45 KK di desa Tempayung dan 130 KK di desa Babual Baboti). Kemudian pendataan dilakukan bulan Februari-Maret 2010 dengan melakukan penelusuran informasi data kepada desa dan masyarakat langsung. Data terkumpul bulan Maret 2010 dan tercatat ada sebanyak 202 KK (46 KK di desa Tempayung dan 176 KK di desa Babual Baboti). Selain media pemasaran tahapan penting untuk mencapai perubahan perilaku yang dituju perlu ada kegiatan penyingkiran hambatan. Penyingkiran hambatan yang dibangun adalah Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar. Demplot ini akan dirancang sebagai tempat pembelajaran pengelolaan lahan pertanian dan perawatan tanamannya secara menetap tanpa membakar. Untuk menambah ketertarikan minat masyarakat target dan mempermudah khlayak mengadopsi juga dibuat beberapa pelatihan pertanian dan juga kegiatan studi banding. Dalam tiap proses pertemuan dilakukan kesepakatan belajar bahwa setiap kegiatan pertemuan selalu diikuti dengan tindak lanjut pelatihan di demplot atau di lahan warga petani yang disepakati bersama. Tujuan Besar Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Masrgasatwa Sungai Lamandau dari 202 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni 2010 menjadi 101 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan satwa liar lainnya terjaga. 54

55 Tolak Ukur/Kejadian penting spesifik untuk adopsi kebun campur Sebagai Hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut: 1. Pada bulan Juli 2009, melakukan identifikasi lahan untuk tempat demonstrasi plot kebun campuran dan ada kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan kelompok). 2. Pada bulan Oktober 2009, memperoleh data tentang pemetaan lahan menyangkut luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan perawatan tanaman dari petani peladang berpindah dua desa target. 3. Menjelang akhir tahun 2009, 100% (202 KK) masyarakat kelompok petani di kedua desa yang melakukan perladangan berpindah atau sistem bertani tebas bakar sudah menerima pengetahuan pertanian ladang menetap sistem kebun campuran. 4. Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan serta Balai Informasi Penyuluh Pertanian dan dinas yang berkaitan dengan pengadaan bibit tanaman (Dinas pertanian, Perkebunan dan Kehutanan) kabupaten berkomitmen memberikan rekomendasi kelayakan demplot dan memberikan dukungan berkelanjutan berupa bantuan teknis lapangan pada awal tahun Pada akhir kampanye (Juni 2010), 33,3% masyarakat petani desa Babual Baboti yang tadinya tidak peduli melestarikan hutan setelah mengetahui informasi pentingnya melestarikan hutan menjadi peduli menurun menjadi 0% (Q70/G6). 6. Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 22,2% petani desa target yang tidak tahu atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan berpindah dengan sistem tebas bakar meningkat menjadi 55% (Q93). 7. Pada akhir kampanye pride (Juni 2010), 50% dari 202 KK (101 KK) petani ladang berpindah melakukan perladangan menetap. Capaian kegiatan Penyingkiran Hambatan Dari hasil laporan kemajuan Santoso, 2010 tercatat rekam proses kegiatan penyingkiran hambatan (demplot kebun campuran menetap tanpa bakar) sebagai berikut: 1. Melakukan sosialisasi rencana pembuatan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Dalam kegiatan ini sejak bulan Juni 2009 telah dilakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti untuk membuat kebun campuran menetap tanpa bakar yang fungsinya untuk memberikan contoh pembelajaran masyarakat petani yang masih berladang berpindah dan tebas. Sosialisasi ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan pertemuan masyarakat yang difasilitasi oleh fasilitator pertanian dari tim edukasi keliling yang juga bekerja untuk proyek EC Lamandau dan kegiatan-kegiatan pelatihan praktek pertanian. Selain itu sosialisasi di tingkat pemerintah desa dengan melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung dan jajaran aparatnya sampai ke Ketua Rukun Tetangga (RT), juga melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Babual Baboti dan jajaran aparat desanya sampai ke Kepala Dusun. 2. Membuat permohonan pinjaman lahan untuk Kelola Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Dalam rencana pembuatan demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar, manajer kampanye dan fasilitator pertanian berkoordinasi dengan pihak kepala desa Tempayung dimana pihak desa pada sosialisasi sebelumnya siap meminjamkan lahannya seluas 2 hektar di awal pertemuan. Dengan adanya tawaran tersebut, proses peminjaman lahan dilanjutkan dengan koordinasi rencana pembuatan dan rencana fungsi demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar kepada pihak pemerintah desa (Kepala Desa, Bendahara, Kepala Urusan Pemerintahan dan Kepala Urusan Pembangunan desa Tempayung). 3. Mengelola Lahan Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Pada kesepakatan dengan desa Tempayung bahwa demplot ini selama setahun akan dikelola oleh kegiatan Yayorin bekerjasama dengan Orangutan Foundation UK yang mendapat dukungan dana dari dana Penyingkiran Hambatan program kampanye 55

56 bangga RARE dan proyek EC Lamandau dari Uni Eropa yang dimulai Juli 2009-Juni Pada tahap awal pengelolaan dilakukan dengan membuka lahan dengan membersihkan semak dan tumbuhan dengan batang diameter dibawah 5 cm. Proses pembersihan lahan dengan cara tebas dan dilakukan proses penyimpukan. Penyimpukan adalah pengumpulan potongan ranting dan batang yang dikumpulkan membuat baris memanjang sehingga satu area denganarea lain dibatasi kumpulan simpuk. Selain menyimpuk juga dilakukan pembuatan lubang dengan ukuran dalam 1 meter dan luas 1 meter persegi yang dibuat per dua meter dikeliling kiri, kanan, depan dan belakang lahan. Lubang-lubang tadi mempunyai multi fungsi, yaitu selain sebagai lubang pengomposan juga sebagai strategi agar masyarakat mempunyai tempat mengumpulkan ranting selain sebagai batas simpuk. Ini juga sebagai strategi untuk tidak membakar. Kemudian di sepanjang sisi kiri, kanan, depan dan belakang di buat saluran air dan disisinya ditanami tanaman pisang dengan kerapatan tanam satu meter yang berfungsi sebagai tanaman sekat bakar hidup. Parit air dan pohon pisang yang berbatang basah karena mengandung konsentrasi air tinggi akan berpeluang menghambat api keluar atau masuk merambat dari atau ke lahan lain. Gambar 30. Kegiatan pengelolaan demplot kebun campuran dari mulai pembersihan lahan sampai ke perawatan tanaman Setelah proses pembersihak selesai lahan kemudian dicangkul dan dibuat guludan (gundukan) memanjang dengan lebar: satu meter dan panjang 3-4 meter. Guludan ini disipakan untuk tanaman jangka pendek (hortikultura). Lepas melakukan pengolahan di satu sisi, mulai bergerak melakukan pembersihan area sisi lainnya secara bertahap. Pada pertengahan pengelolaan Kepala Desa Tempayung meminta untuk memperluas lahan demplotnya di bagian utara yang merupakan daerah berawa dan bekas area terbakar. Jadi keseluruhan dari area demplot menjadi 3 hektar. Alasan Kepala Desa Tempayung sekaligus menghijaukan kembali dan rawanya bisa untuk tanama tumbuh jelutung, karena di area tersebut sempat banyak tumbuh jelutung. Setelah selesai memastikan tidak ada penambahan lahan maka dilakukan pembuatan peta lahan dan peruntukan lahannya. Secara umum satu keluarga petani mengelola lahan 2-3 hektar. Dan ini sebuah lahan demplot pertanian yang ideal dimana fasilitator pertanian dan asisten demplot dapat mengelola lahan lebih maksimal sehingga memberi contoh pada masyarakat bagaimana pengelolaan lahan pertanian menetap akan lebih hemat dan menguntungkan. Lahan demplot kebun campuran akan menjadi lahan contoh tanaman campuran (tanaman jangka pendek: hortikultura, tanaman jangka menengah: papaya, pisang da tanaman jangka panjang: karet, buah-buahan dan jelutung). Intinya adalah masyaralat mengetahui bagaimana cara menebas tanpa membakar dan mengelola pengendalian api (dengan membuat beberapa strategi bentuk sekat bakar) dan mengelola lahannya sampai rencana penempatan tanam tumbuhnya dengan harapan tidak lagi melakukan perluasan lahan 4. Membangun Balai Belajar Tani di Lahan Demplot Pada bulan November 2009, fasilitator Pertanian yang masuk dalam tim sub program pendidikan dan perpustakaan keliling Yayorin melakukan koordinasi mengenai 56

57 kesiapan rencana pembangunan fasilitas Balai Belajar Tani di Lahan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar. Setelah mendapatkan persetujuan supervisor dan dukungan oleh kepala Desa Tempayung dan Babual Baboti maka proses pembuatan dirancang pada bulan Desember Tiap bulannya selama proses pembuatan selalu melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Tempayung mengenai letak bangunan dan mengetahui perkembangan pembangunan tiap bulan. Gambar 31. Foto kegiatan membangun balai belajar tani yang terintegrasi dengan kegiatan demplot Perencanaan pembangunan melalui berbagai proses. Mulai dari perencanaan bentuk bangunan, biaya pembangunan, lokasi pembangunan dan rencana keberlanjutan fasilitas bangunan dan demplot kebun campuran. Hasil kesepakatan bangunan berukuran 5x10 meter persegi. Masing-masing balai belajar 3x5 meter persegi, rumah jaga 3x4 meter persegi, dapur dan gudang satu bangunan 2x4 meter persegi. Balai belajar dan rumah jaga akan dibuat satu atap 5x6 meter persegi sedang atas dapur dan gudang menyesuaikan ukuran luas bangunan (Lihat lampiran). Tambahan bangunan adalah kamar mandi dekat dapur dan tangki air. Pembelian bahan bangunan dan mempersiapkan lahan letak bangunan bangunan disiapkan dan telah dibuat peta lahan yang sudah dengan pembagian wilayah kelola. Kegiatan ini di mandori oleh Kepala Desa Tempayung. Diperkirakan bangunan akan selesai Januari 2010, namun karena terkendala pekerja dan banyaknya kegiatan adat serta ketakutan warga bahwa tempat demplot perlu diselamati dulu dengan ritual adat mereka. Pembuatan terus dimonitor langsung Kepala Desa dan fasilitator pertanian dan manajer kampanye. Dan akhirnya karena berbagai hal di atas, maka pembuatan Balai Belajar Tani di Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar ini mulai tahap pembangunannya mulai tanggal 2 Januari Balai belajar tani ini nantinya akan menjadi balai pertemuan dan diskusi petani dalam belajar pertanian menetap tanpa bakar pola kebun campuran. Balai belajar tani akan ditunggu oleh asisten demplot dan penempatannya telah mengadakan selamatan dengan mengundang perwakilan pemerintah dan dan petani. Pada acara itu hadir 10 orang dan manajer kampanye dibantu fasilitator pertanian sekaligus meyosialisasikan dibuatnya balai belajar tani. 5. Mempromosikan Kegiatan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Pada tahap mempromosikan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar dilakukan dengan melakukan sosialisasi diberbagai pertemuan desa, seminar tingkat kabupaten dan kepada kepala bidang di Dinas Pertanian dan Peternakan Kotawaringin Barat. Di awal pembuatan demplot juga dipromosikan kepada tim 57

58 evaluator independen untuk proyek Uni Eropa yang menyempatkan berkunjung ke demplot. Saat kunjungan tim evaluator tersebut manajer kampanye menjelaskan bahwa demplot ini adalah demplot kerjasama anatar proyek EC Lamandau dengan proyek kampanye pride Yayorin yang bermitra dengan lembaga bernama RARE. Pada tahapan pertengahan tahun sempat terjadi keraguan kerjasama pengelolaan di pihak manajemen proyek EC Lamandau, sehingga berbagai kebutuhan yang seharusnya mendapat dukungan perlu dihitung ulang agar mencukupi. Tapi pihak manajemen kampanye, dalam hal ini manajer kampanye atas masukan supervisor untuk memberikan kembali penjelasan bahwa demplot itu perlu pengelolaan bersama dan tindak lanjut. Dengan negosiasi secara personal melalui tim edukasi yang bekerja juga untuk proyek EC lamandau, maka diperoleh kesepakatan Proyek EC Lamandau akan melanjutkan pengelolaan demplot sampai akhir Desember Bahkan di akhir Juli 2010 didatangkan relawan OFUK untuk membuat tangki air untuk mengantisipasi kekeringan pengairan tanaman dan membuat kolam ikan di lahan demplot. Hasil dari berbagai promosi dan perkembangan dari demplot sendiri yang telah beberapa kali memperlihatkan display keberhasilan panen banyak kunjungan warga petani desa Tempayung dan Babual Baboti juga dari desa sekitarnya, seperti Sakabulin dan Makartijaya (Despot = Desa Potensial), serta Kotawaringin Hilir. Gambar 32. Foto kegiatan mempromosikan demplot. Terlihat Tim Evaluator Proyek Uni Eropa dan wakil BPP Kotawaringin Lama saat melihat proses pengembangan lahan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung 58

59 BAB 5. Hasil Kampanye Seperti tercantum di dalam Rencana Proyek ini, strategi pemantauan kampanye perubahan perilaku Pride memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 1. Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu: a. Petani yang melakukan perladangan berpindah di desa Tempayung dan desa Babual Baboti sebagai khlayak target primer kampanye, dan b. Masyarakat petani di 10 desa lainnya disekitar SM Sungai Lamandau, serta beberapa paparan hasil kampanye di kalangan masyarakat umum yang tinggal disekitar SM Sungai Lamandau. 2. Untuk mengukur tingkat capaian di setiap sasaran SMART dan Teori Perubahan Kampanye Pride sebelum dan sesudah kampanye (mengunakan analisa data SurveyPro). 3. Untuk mengukur pencapaian tujuan dan penjangkauan media pemasaran pesan kampanye kepada khalayak. 4. Untuk menilai tingkat adopsi dan kepatuhan oleh petani untuk melakukan perladangan menetap dengan pola kebun campuran menetap tanpa bakar untukmenghindari perluasan pembukaan hutan dan kebakaran hutan/lahan. 5. Mengukur kemajuan yang dilakukan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar yang saat ini masih dijalankan untuk terus menginspirasi, memberi contoh cara pengelolaan dan budidaya tanaman di lahan menetap tanpa bakar sebagai bentuk strategi penyingkiran hambatan (barrier removal) agar khalayak target mengadopsi dan berubah perilaku. 1. Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Dalam mengukur keberhasilan kampanye Manajer Kampanye dan Yayorin melakukan perbandingan dua survei (survei pra kampanye yang dilakukan sebelum kampanye dan survei selepas kampanye atau survei pasca kampanye). Keduanya adalah survei kuantitatif dengan pengambilan sampel acak mudah/sederhana (Simple Random Sampling) yang dilakukan di 12 desa sekitar SM Sungai Lamandau. Survei pra kampanye dilakukan pada bulan Maret 2009 untuk menentapkan dasar bagi sasaransasaran SMART 1 yang terkait dengan komponen Pengetahuan-Sikap-Perilaku/Praktek (PSP) (Knowledge-Attitude-Practice/KAP) Teori Perubahan Kampanye Pride. Sedangkan survei pasca kampanye dilakukan pada akhir masa satu tahun kegiatan kampanye yang dilaksanakan pada Juni Kedua survei mengumpulkan data sosio-ekonomi dan demografi dasar (sebagai data baseline) tentang responden (yang disebut variabel-variable independen) dan pertanyaan-pertanyaan survei yang mengukur Pengetahuan-Sikap-Perilaku yang disebut dengan variabel-variabel dependen. Survei pra-kampanye sebagai dasar memberikan informasi tentang sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya oleh khalayakkhalayak sasaran, penggunaan media seperti radio dan surat kabar oleh mereka, program-program media pilihan mereka dan penyingkiran hambatan untuk perubahan perilaku. Informasi ini digunakan untuk menjangkau kegiatan-kegiatan, strategi penjangkauan dan pesan-pesan kampanye Pride. Temuan-temuan ini dilaporkan dalam Rencana Proyek. Survei pasca-kampanye juga memasukkan pertanyaan-pertanyaan baru yang dirancang untuk mengukur paparan kegiatan-kegiatan kampanye. Tiga segmen khalayak sasaran kampanye merupakan sub-sub kelompok untuk dianalisa dalam survei, meliputi: (1) petani yang melakukan perladangan berpindah tabas bakar di sekitar dan dalam kawasan MS Sungai Lamandau di desa Tempayung dan desa Babual Baboti, (2) petani di 10 desa lain yang masih berladang berpindah tebas bakar atau menetap tebas bakar, dan (3) masyarakat secara umum. 1 SMART adalah kepanjangan dari Spesific, Measurable, Action oriented, Realistic and Time bound 59

60 Dasar pemilihan ukuran sampel adalah: (1) ukuran populasi untuk 12 desa target, (2) tingkat kepercayaan 95% dan rentang kesalahan 5%. Dengan menggunakan hasil kalkulasi suveysample.com, didapatkan hasil bahwa untuk populasi orang maka jumlah sample responden yang dibutuhkan sebanyak 379 orang. Pada kampanye pride SM Sungai Lamandau kelompok tidak membentuk survey kelompok kontrol sebagai sarana pembanding untuk menunjukkan pertalian/hubungan adanya perubahan akibat intervensi kampanye Pride secara menyeluruh. Hal ini tidak dilakukan dengan pertimbangan bahwa pertanyaan yang ada di Survei Pra dengan Survei Pasca sebagian dihilangkan dan sebagai pembanding kami hanya memastikan bahwa ada perbedaan intervensi antara desa-desa dengan intensitas frekuensi kampanye tinggi akan menghasilkan perubahan. Dengan demikian, desain proyek pra-pasca survei adalah desain terbaik yang dapat dilaksanakan untuk mengukur pengaruh kampanye terhadap perubahan Pengetahuan-Sikap-Perilaku/Praktek. Para responden ditanya di mana mereka memperoleh informasi baru, dan informasi yang mungkin telah menghasilkan perubahan perilaku dalam upaya untuk mengaitkan dampak adanya perubahan akibat intervensi kampanye Pride yang intensitas dan frekuensi kampanyenya lebih tinggi. Secara teori komposisi responden di survei pra dan survei pasca tidak jauh berbeda. Misalnya jumlah responden laki-laki dan perempuan, begitu pula pada tingkatan dan rentang usia (20-45 tahun) dan jumlah responden per desa yang dihitung proporsional terhadap populasinya. Metodologi pemilihan responden diambil secara acak dengan jarak responden dengan satu responden diambil per 5 orang responden/per 5 rumah sehingga data acak akan diperoleh. Akan tetapi pencarian responden berlangsung dari pagi hingga malam hari, sehingga terjadi banyak perbedaan komposisi responden. Contoh jumlah perempuan yang menjadi responden pada survei pasca lebih banyak (165 orang sedangkan pada saat survei pra hanya 65 orang dan laki-laki 217 orang sedangkan di survei pra sebanyak 314 orang). Hal ini dikarenakan kebanyakan kunjungan di saat para kaum lelaki sudah pergi ke ladang dan hanya tinggal istrinya yang tidak ikut bertani (disebagian tempat). Kuesioner survei ini dirancang dan dianalisis menggunakan piranti lunak Apian s SurveiPro. Kuesionernya sendiri dikembangkan setelah khalayak sasaran diidentifikasi dan ancaman-ancaman penting yang ditangani oleh kampanye dan tujuan umum untuk kampanye sudah ditetapkan. Survei ini mengumpulkan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kawasan SM Sungai Lamandau pada umumnya dan secara khusus pada ancaman-ancaman yang dihadapinya; tentang pilihan media, keinginan untuk mengubah perilaku, (manfaat dan hambatan) dan sumbersumber informasi yang dipercaya. Kuesioner yang digunakan dalam survei pra dan pasca kampanye sama persis kecuali beberapa pertanyaan ada yang dibuat khusus di survei pasca-kampanye untuk menilai beberapa sasaran SMART dan paparan terhadap aktifitas dan media pemasaran kampanye yang dikembangkan setelah survei dasar/prakampanye dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa paparan terhadap semua kegiatan utama kampanye dapat diukur. Salinan lengkap kuesioner survei yang digunakan dalam survei pra dan pasca-kampanye dapat dilihat dalam Lampiran. Pewawancara (enumerator) dilatih untuk mengelola kuesioner dalam sebuah pelatihan enumerator satu hari yang diselenggarakan dan dilatih oleh Manajer Kampanye dan dibeberapa tempat oleh teman kerja satu tim (Fadlik staf edukator untuk melatih wilayah Sukamara dan Edi sumanto staf fasilitator pertanian untuk melatih enumerator wilayah kecamatan Kotawaringin Lama-kabupaten Kotawaringin Barat) dan setiap pewawancara melewati setidaknya satu tes pra wawancara di bawah bimbingan salah satu pengawas sebagai bagian pelatihan. Para pewawancara hampir sebagian besar adalah pelajar dari klub konservasi Sekolah Menegah Atas (SMA) dan sebagian adalah staf SKW II BKSDA Kalimantan Tengah dan teman. Semua entry data dilakukan oleh manajer kampanye Pride SM Sungai Lamandau. Pertanyaan-pertanyaan dibacakan dengan jelas oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban yang 60

61 diberikan direkam dan dicatat dalam lembar survei oleh pewawancara. Survei diperiksa dengan cermat sebelum mewawancarai orang berikutnya. Setiap pewawancara diawasi oleh pelatih untuk memastikan bahwa metodologi/protokol survei-nya diikuti dan kuesioner-kuesionernya diisi dengan benar. Pewawancara yang membantu survei pra dan survei pasca sebagian ada adalah orang yang sama dan sebagian besar adalah orang baru, sehingga beberapa pewawancara yang sudah pernah sebelumnya menemani pewawancara yang belum pernah. Mereka semua berjumlah lebih kurang 45 orang. Pertanyaan akan dibacakan dengan keras oleh pencacah (para relawan dari Yayorin dan staf Yayorin) yang telah saya latih sebelum mereka melakukan survei. Jawaban pertanyaan tersebut akan direkam dengan hati-hati dan ditulis di atas kertas oleh pencacah sendiri. Pertanyaan-pertanyaan (lihat kuesioner survei yang lengkap di Lampiran) yang diajukan adalah pertanyaan tertutup dan terbuka, bersifat mengarahkan (prompted) dan tidak mengarahkan (unprompted). Survei akan diperiksa secara seksama sebelum melanjutkannya ke orang selanjutnya. Survei akan digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai pengelolan lahan berkelanjutan di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, pengetahuan lebih mendalam yang ingin diketahui adalah pengetahuan fungsi hutan untuk menyerap karbon, apa dampak jika hutan rusak dengan masuknya air laut dan apa itu kebun campuran dan perladangan menetap. Secara umum yang perlu diketahui juga adalah ancaman yang harus dihadapi dengan teliti, tentang media yang disukai, keinginan untuk mengubah perilaku, (manfaat dan hambatan) serta sumber informasi yang dipercaya. 2. Membangun Baseline Data Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) telah melakukan survei kuantitatif dengan panduan kuesioner sebanyak 51 pertanyaan 2 yang digunakan dalam menetapkan data dasar (baseline) untuk mengetahui Pengetahuan (Knowledge), Sikap (Attitudes), dan Praktek (Practices) atau (KAP). Selain itu untuk membantu memahami lebih baik khalayak Kampanye Pride serta untuk menguji asumsi dan hipotesa mengenai khalayak mereka. Surveisample.com digunakan untuk memilih ukuran responden disetiap desa target. Baseline data ini dibangun sebagai panduan dasar pelaksanaan kampanye dalam melakukan pengambilan sampel data di tiap wilayah target survei. Tabel 11. Jumlah responden yang diwawancara dan sebaran survei secara geografis Kecamatan Desa Total populasi Persentase distribusi Jumlah kuesioner tiap desa Jumlah Enumerator Survei Pra Kampanye Jumlah Enumerator Survei Pasca Kampanye Arut Selatan Mendawai % Mendawai Seberang ,1% Kumpai Batu Bawah ,9% Tanjung Terantang 981 2,9% Tanjung Putri % Kotawaringin Lama Kotawaringin Hilir ,4% Tempayung 550 1,6% Babual Baboti 486 1,6% Sukamara Kartamulia ,8% Natai Sedawak ,9% Pudu Rundun 324 1% Survei lengkap dapat dilihat di lampiran 61

62 Pantai Lunci Sungai Pasir ,7% Jumlah Survei dirancang dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Apian Survei Pro. Dari Data populasi BPS, Catatan: Dibeberapa daerah, masyarakatnya enggan memberikan tanggapan pada survei, karena ada perasaan takut salah bicara dan terjerat hukum tentang hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, sebagian lagi ada kebosanan masyarakat dengan survei. Survei pra-proyek (baseline) akan diulang setelah proyek berhasil menentukan perubahan pengetahuan, sikap, dan praktek. Responden akan diberi pertanyaan dimana mereka memperoleh informasi baru, dan informasi yang mungkin menghasilkan perilaku lain dalam upaya penyesuaian yang diinginkan oleh kampanye kita. 3. Tingkat Perbandingan Survei Sangat penting untuk memastikan bahwa survei pasca kampanye dibandingkan dengan survei pra kampanye karena responden dalam dua sampel yang dipilih punya kemiripan satu sama lain dalam hal karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi dan demografi. Pada halaman ini menyajikan beberapa dari apa yang disebut sebagai variabel-variable independen dari survei-survei pra dan pasca kampanye. Diantaranya (1) memberikan sejumlah latar belakang tentang karakteristik-karakteristik para responden dan (2) menilai tingkat perbandingan dari kedua survei pada setiap variabel dengan menggunakan uji Chi-Square untuk menguji signifikansi statistik. Anda dapat melihat dari data bahwa sebagian besar responden adalah penduduk pedesaan dan pinggiran kota, karena tidak ada daerah perkotaan sebenarnya di sekitar SM Sungai Lamandau. Sampel secara keseluruhan adalah petani yang menjadi khalayak target primer dan sekunder dan masyarakat umum dengan mata pencaharian bervariasi. Mata pencahariannya selain petani, diantaranya ada yang sebagai nelayan, PNS, pegawai atau karyawan swasta, berdagang/wiraswasta, buruh bangun dan menjual jasa (tukang ojek atau tukang getek/motoris speed=taksi air). Jumlah responden laki-laki sebanyak 531 orang dan lebih banyak dari perempuan (230 orang). Usia rentang tahun walau ada yang dibawah 20 tahun (18-19 tahun) dan diatas 45 tahun (50-60 tahun). Untuk yang bermatapencaharian petani untuk yang berladang lahan pertaniannya jarak dari rumahnya berkisar antara 200 meter sampai meter dari rumah dan 200 meter sampai 2000 meter dari batas kawasan SM Sungai Lamandau. Dan kebanyakan 64,1% (n=488) lahannya digarap/diolah pengerjaannya oleh keluarga dan 14,3% (n=109) diolah oleh saudara. Bentuk pertaniannya kebanyakan berbentuk ladang (43,9%), kebun campuran (31,8%)dan sawah (24,3%), sedangkan yang berkebun di pekarangan rumah hanya sedikit (7,2%). Status lahannya hampir sebagian besar adalah milik sendiri (65,9%; n= 501) dan sebagian milik orantua dan milik orang lain yang digarapnya dengan luas lahan berkisar antara 0,25-10 hektar. Hampir sebagian besar tanaman yang ditanam adalah tanaman pangan dan hortikultura dan sebagian tanaman kebun (karet, sawit dan kayu-kayuan). Tabel 12. Variabel-variabel independen untuk menilai tingkat perbandingan survei pra dan survei pasca kampanye Variabel Tingkat Pra Kampanye Tingkat Pasca Kampanye Perbedaan (Pasca-Pra) Siqnifikansi Chi-Square (X 2 ) Jenis Kelamin Laki-laki= 82,8% Perempuan= 17,2% Laki-laki= 56,8% Perempuan= 43,2% Laki-laki= -26pp Perempuan= +26pp Yes at 99%* Segmen khalayak sasaran Kelompok usia Petani target primer= 59,2% Petani target Sekunder= 34,1% Bukan petani= 3,0% 17-26= 1,2% 27-36= 1,9% 37-46= 2,8% 47-56= 1,6% 57-66= 1,0% 67-76= 0,7% Petani target primer= 60,0% Petani target Sekunder= 34,0% Bukan petani= 3,0% 17-26= 2,3% 27-36= 4,5% 37-46= 2,8% 47-56= 1,2% 57-66= 0,6% 67-76= 0,3% Petani target primer= +0,8pp Petani target Sekunder= -0,1pp Bukan petani= 0pp 17-26= +1,1pp 27-36= +2,6pp 37-46= 0pp 47-56= -0,4pp 57-66= -0,4pp 67-76= -0,4pp Yes at 99%* Yes at 99%* Pendidikan Tidak bersekolah= 3,7% Tidak bersekolah= 5,0% Tidak bersekolah= +1,3pp Under 50%* 62

63 formal SD= 26,5% SMP= 18,5% SMA= 24% Perguruan Tinggi= 5,3% Bidang pekerjaan lain Menangkap ikan= 9,3% PNS= 3,1% Pekerja swasta= 5,5% Pedagang= 1,8% Wiraswasta= 0% Tidak bekerja= 0,7% SD= 15,5% SMP= 17,8% SMA= 8,3% Perguruan Tinggi= 6,0% Menangkap ikan= 5,4% PNS= 1,8% Pekerja swasta= 3,0% Pedagang= 1,8% Wiraswasta= 1,4% Tidak bekerja= 4,4% SD= -11pp SMP= -0,7pp SMA= -15,7pp Perguruan Tinggi= +0,7pp Menangkap ikan= -3,9pp PNS= -1,3pp Pekerja swasta= -2,5pp Pedagang= 0pp Wiraswasta= +1,4pp Tidak bekerja= +3,7pp Yes at 99%* Sumber: data survei pra dengan 379 responden dan pasca kampanye 382 responden. Data pada table di atas yang konsisten 100% hanya pada jenis kelamin, sedangkan yang lain tidak dikarenakan tiap-tiap responden memiliki pekerjaan ganda, petani juga pegawai PNS, petani juga nelayan, petani juga pedagang. Semua angkanya tidak sampai 100% karena diambil rata-rata nilainya dari rentang usia yang dibuat. 4. Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride Tabel 13. Paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye bangga SM Sungai Lamandau Kegiatan Petani Primer 2 desa Petani Sekunder 10 desa Total (Rata- Rata) ILM radio-berladang Menetap Tanpa Bakar-Kopi Asin 59% 23% 41% Talkshow radio 63% 31% 47% Insert di radio-himbuan Bupati 93% 60% 77% Stiker logo berslogan kampanye 74% 42% 58% Pin logo berslogan kampanye 87% 45% 66% Poster-berladang menetap 74% 44% 59% Kalender-perubahan iklim 70% 37% 53% Buletin SUMPITAN 96% 42% 69% Lembar Fakta-langkah kelola lahan tanpa bakar 56% 24% 40% Demplot Pertanian Menetap Tanpa Bakar 93% 17% 55% Pelatihan dan Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa 100% 21% 61% Bakar Pertemuan Masyarakat 78% 43% 61% Sumber: Data dalam Tabel 3 didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Fokus kegiatan dan distribusi materi kampanye lebih besar di desa target primer, oleh karenanya dari tabel di atas dapat dilihatmedia pemasaran pesan kampanye yang paling berhasil untuk masing-masing khalayak dan yang paling tidak berhasil. Karena distribusi informasi yang lebih banyak dilakukan lebih banyak di desa Target Primer. 5. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-Sasaran SMART Pengetahuan a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti Tabel 14. Perubahan dalam variabel-variabel pengetahuan antara survei-survei pra dan pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 50% masyarakat petani desa Tempayung dan Babual Baboti tahu tentang fungsi hutan sebagai penyerap Pertanyaan (jawaban) (10) Menurut anda apa fungsi kawasan hutan pada umumnya? (pilihan boleh lebih dari satu) Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 22,2% 40% +27,8pp Yes at 99.0%* capaian Sasaran SMART 100% 63

64 karbon (naik dari 22,2%; kenaikan 27,8pp) Pada akhir kampanye (Juni 2010), 83% petani desa Tempayung dan Babual Baboti tahu hutan rusak dan masuknya air laut akan mempengaruhi hasil pertanian (naik dari 44,4%; kenaikan 40,6pp) (17) Bagaimana pengaruh hutan yang rusak kepada kegiatan pertanian? 44,4% 100,0% +55,6pp Yes at 95.0%* 137% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 90% petani tahu tentang kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air laut mencemari air tanah dan sungai (naik dari 77,8%; kenaikan 12,2pp) (18) Bagaimana hubungan antara kawasan Suaka Margasatwa Lamandau yang rusak dengan masuknya air laut (sebutkan 2 hubungan)? 77,8% 66,7% -11,1pp Yes at 99.0%* -91% Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Menjelaskan pada SMART 1 Pengetahuan khalayak target primer, setelah dilakukan filter ulang bahwa nilai 22,2% capaian diawal hanya pada satu tipe petani (petani ladang berpindah), sedangkan setelah digabungkan filternya dengan 3 tipe petani lainnya (petani ladang menetap, petani karet dan petani sawit) (petani ladang menetap, petani karet, petani sawit) hasilnya menunjukkan hasil SMART awalnya 41,7% yang ingin dinaikkan sampai 50%. Perbedaan jumlah segmen khalayak mempengaruhi jumlah yang dihasilkan di persen perubahan di pasca dan persen poin capaian hasil SMART. b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 15. Perubahan dalam variabel-variabel pengetahuan antara survei-survei pra dan pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 50% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tahu tentang fungsi hutan sebagai penyerap karbon (naik dari 14,4%; kenaikan 35,6pp) Pertanyaan (jawaban) (10) Menurut anda apa fungsi kawasan hutan pada umumnya? (pilihan boleh lebih dari satu) Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 14,4% 12,2% -2,2pp Yes at 99.0%* capaian Sasaran SMART -6,2% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 65% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL tahu tentang (18) Bagaimana hubungan antara kawasan Suaka Margasatwa Lamandau yang 40,7% 26,2% -13,8pp Yes at 99.0% -93% 64

65 kaitan rusaknya hutan dengan masuknya air laut (naik dari 40,7%; kenaikan 14,8pp rusak dengan masuknya air laut (sebutkan 2 hubungan)? Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Pada tabel variabel tingkat pengetahuan mengenai fungsi hutan menyerap karbon hampir rata-rata menurun, hal ini dikarenakan masyarakat belum banyak mengetahui mengenai karbon, sebab yang tinggi nilainya adalah pengetahuan mereka mengenai fungsi hutan menjaga perubahan iklim dan bukan penyerapan karbonnya. Di khalayak petani primer pengetahuan hutan menjaga perubahan iklim sampai 46,7% dan di petani sekunder naik 22,3% dari 0%. Sedangkan pengetahuan masyarakat untuk tahu hubungan hutan yang rusak dengan masuk air laut masih rendah. Masyarakat lebih tahu dampak yang ditimbulkan, misalkan menjadi hutan rusak berdampak pada sulit mendapatkan air bersih itu, karena daerah resapan air hilang sampai 73,3% dari 0% di khalayak target primer. Hal serupa juga dinyatakan sama oleh khalayak target sekunder dari 0% meningkat setelah pasca kampanye 12,2%. Sebagai langkah strategis ke depannya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hutan rusak mempengaruhi penyerapan karbon dan hutan bisa menyerap karbon perlu skema materi yang mudah ditangkap khalayak target. Bisa dengan gambar yang diberi keterangan. 6. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti Tabel 16. Perubahan dalam variabel-variabel sikap antara survei pra dan pasca Kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 70% petani yang tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan masalah (naik dari 44,4%; kenaikan 25,6pp) Pertanyaan (jawaban) (24 D) Membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 44,4% 3,4% -30,6pp Yes at 75.0%* capaian Sasaran SMART 199% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 95% petani di desa Babual Baboti yang menyikapi membuat kebun campuran di ladang sendiri bermanfaat (naik dari pra kampanye 91,7%; kenaikan 3,8pp) (25 A) Membuat kebun campuran menetap tanpa bakar di lahan sendiri 91,7% 100% +8,3pp Under 50%* 218% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 90% petani di desa Babual Baboti yang menyikapi pelatihan (25 B) Pelatihan kebun campuran menetap tanpa bakar bagi masyarakat 83,3% 93,3% +10,3pp Under 50%* 154% 65

66 kebun campuran bermanfaat (naik dari pra kampanye 83,3%; kenaikan 6,7pp) Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Pada masyarakat petani target primer menyikapi bahwa membuka lahan di dalam kawasan SM Sungai Lamandau menurun. Hal ini bisa dikarenakan pengaruh dari kampanye salah satu calon pemilukada yang menyatakan untuk mempersilahkan berladang dengan tebas bakar, karena itu tradisi. Informasi ini diperoleh dari laporan dari staf di lapangan pada Juni 2010 saat kampanye pemilukada di desa Tempayung. Sebelumnya hasil pra survei kampanye masyarakatnya menyikapi bahwa mereka yang setuju tidak mebakar di dalam kawasan SM Sungai Lamandau atau hutan tinggi setelah pemilukada mereka pernyataan sikap setuju mereka menjadi menurun. Hal ini mungkin didukung dengan ciri masyarakat yang pragmatis, karena mereka akan setuju pada apa yang dipandangnya saat itu tidak merugikan dan menguntungkan mereka dalam rentang waktu yang tak lama. Ini terlihat saat mereka memandang berladang menetap di lahan sendiri dan pelatihan itu menggambarkan keuntungan, maka mereka pun memilih untuk menyikapi berladang menetap di lahan sendiri dan pelatihan itu menguntungkan dipilihnya sesuatu hal yang menguntungkan bagi mereka. b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 17. Perubahan dalam variabel-variabel sikap antara survei pra dan pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 77,2% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL perubahan sikapnya meningkat dari yang tadinya tidak setuju membuka lahan dalam kawasan tidak menimbulkan masalah menjadi (naik dari 28,8%; kenaikan sebesar 49,2pp) Pertanyaan (jawaban) (24 D) Membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 28,8% 5,2% -23,6pp Yes at 99.0% capaian Sasaran SMART -48% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 95% sikap masyarakat petani sekitar kawasan SMSL menyikapi manfaat dari adanya kebun campuran bermanfaat (naik dari 87,7%; kenaikan 7,3pp) (25 A) Membuat kebun campuran menetap tanpa bakar di lahan sendiri 87,7% 79% -8,7pp Yes at 95.0% 119% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 95% sikap masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang menyatakan (25 B) Pelatihan kebun campuran menetap tanpa bakar bagi masyarakat 84,6% 86% +1,4pp Under 50% 155% 66

67 pelatihan kebun campuran bermanfaat (naik dari pra kampanye 84,6%; kenaikan 0,9pp) Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Berbeda dengan masyarakat petani target sekunder, mereka masih terbilang kurang menyikapi tentang hal ini, karena kecenderungannya sikap mereka menurun. Walau sebenarnya ada peningkatan yang tidak siqnifikan yang menyikapi berladang menetap bermanfaat. Peningkatan yang ada walau kecil terlihat pada mereka yang menyikapi pelatihan kebun campuran menetap tanpa bakar itu bermanfaat karena kendala mereka dalam mengimplementasikan berladang menetap yang baik sesuai petunjuk kurang mendapat penyuluhan dan pendampingan. 7. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Komunikasi Interpersonal a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti Tabel 18. Perubahan dalam variabel-variabel komunikasi interpersonal antara survei pra dan pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 35% masyarakat Tempayung dan Babual Baboti yang membicarakan teknologi pengelolaan lahan untuk pertanian (naik dari pra kampanye 25%; kenaikan 10pp) Pertanyaan (jawaban) (28) Jika anda membicarakannya, hal apa yang paling menarik dibicarakan? Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 25% 33,3% +8,3pp Yes at 75.0%* capaian Sasaran SMART 83% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 20% masyarakat desa target (Tempayung dan Babual Baboti) membicarakan pelestarian keanekaragaman hayati dan hutan (naik dari pra kampanye 16,7%; kenaikan 3,3pp ) (30) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 16,7% 6,7% -10pp Under 50%* 303% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 50% masyarakat desa target (Tempayung dan Babual Baboti) untuk pembicaraan manfaat kawasan SM Sungai Lamandau (naik dari pra kampanye 25%; kenaikan 25pp) (30) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 25% 40% +15pp Under 50%* 60% 67

68 Pada akhir kampanye (Juni 2010), 33,3% di Babual Baboti yang membicarakan tentang batas desa dengan kawasan SM Sungai Lamandau (turun=0pp dari pra kampanye 33,3%) (30) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 16,6% 33,3% +16,7pp Under 50%* 99,4% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 40% masyarakat di dua desa target (Tempayung dan Babual Baboti) yang membicarakan teknologi pertanian menetap (naik dari pra kampanye 20,8%; kenaikan 19,2pp) (32) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 20,8% 33,4% +12,6pp Under 50%* 66% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 50% masyarakat 10 desa sekitar SM Lamandau lainnya akan membicarakan perladangan menetap dan manfaatnya (naik dari pra kampanye 8,3%; kenaikan 41,7pp) (32) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 8,3% 46,7% 38,4pp Under 50%* 92,1% Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 19. Perubahan dalam variabel-variabel komunikasi interpersonal antara survei pra dan pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 59% 10 desa lainnya yang berada disekitar SM Sungai Lamandau yang belum membicarakan tentang pengelolaan lahan dan pelestarian hutan (naik dari pra kampanye 23,5%; kenaikan 35,5pp) Pertanyaan (jawaban) (28) Jika anda membicarakannya, hal apa yang paling menarik dibicarakan? Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 23,5% 10,3% -13,2pp Yes at 99.0%* capaian Sasaran SMART -37,2% Pada akhir kampanye (Juni 2010), 31% masyarakat desa sekitar SM Sungai Lamandau yang (30) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 14,7% 9,2% -5,5pp Yes at 99.0% -33,7% 68

69 membicarakan tentang manfaat SM Sungai Lamandau (naik dari pra kampanye 14,7%; kenaikan 16,3pp) Pada akhir kampanye (Juni 2010), 20% masyarakat 10 desa sekitar SM Lamandau lainnya akan membicarakan perladangan menetap dan manfaatnya (naik dari pra kampanye 16%; kenaikan 4pp) (32) Jika anda membicarakannya, hal menarik apa saja yang dibicarakan? 16% 8,7% -7,3pp Yes at 99.0%* 182% Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Kecenderungan masyarakat berbicara lebih banyak masih kepada petugas penyuluh atau pendampingan pertanian (staf fasilitator pertanian Yayorin/Proyek EC Lamandau-OFUK). Bahkan mengalami peningkatan komunikasi antara khalayak dengan pendamping atau penyuluh pertanian. Contoh saat pra survei masyarakat khalayak yang berkomunikasi dengan staf Yayorin/OFUK meningkat dari 75% menjadi 80%. Kemudian berbicara kepada penyuluh pendamping pertanian meningkat dari 16,7% menjadi 33,3%. Kondisi ini kemungkinan disebabkan masyarakat dalam fase ingin tahu dan mencoba sehingga kesempatan masih dipergunakannya untuk menggali informasi sehingga menyebabkan kecenderungan tingkat komunikasi antar sesama menjadi rendah. 8. Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perubahan Perilaku a. SMART Target Primer-Petani desa Tempayung dan Babual Baboti Tabel 20. Perubahan dalam variabel-variabel perubahan perilaku antara survei pra dan survei pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), sebanyak 50% (101 KK) petani peladang berpindah dari dua desa target mengadopsi kegiatan demontrasi plot pertanian menetap pola kebun campur. Pada akhir kampanye. (Juni 2010), praktek pembakaran lahan. pertanian di desa. Tempayung dan. Babual Baboti menurun hingga 50% dari 606 frekuensi (202 KK x 3 kali bakar per bulan) praktek pembakaran lahannya Pertanyaan (jawaban) Berapa banyak Masyarakat yang mengadopsi kegiatan perladanga menetap di desa Tempayung dan Babual Baboti? Berapa banyak penurunan frekuensi kebakaran di desa Tempayung dan Babual Baboti? Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) capaian Sasaran SMART 50% 77,72% +27,7PP 155% 50% 100% +50PP 200% 69

70 Pada akhir kampanye (Juni 2010), ada perubahan perilaku dari 55% petani desa target yang tidak atau kadang-kadang melihat kegiatan perladangan berpindah dengan sistem tebas bakar (naik dari pra kampanye 22,2%; kenaikan 32,8pp) (38) Dalam 1 bulan terakhir ini, berapa kali Anda melihat warga desa masih membuka lahan pertanian ladang berpindah dengan tebas bakar? 22,2% 53,3% 31,1pp Under 50% 99% Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. b. SMART Target Sekunder-Petani di 10 desa lain sekitar SM Sungai Lamandau Tabel 21. Perubahan dalam variabel-variabel perubahan perilaku antara survei pra dan survei pasca kampanye Sasaran SMART Pada akhir kampanye (Juni 2010), 14% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang terlibat dalam kegiatan pelestarian hutan (penanaman pohon) (naik dari pra kampanye 4,8%; kenaikan 9,2pp) Pertanyaan (jawaban) (9) Saya akan mengajukan lagi 5 pernyataan mengenai keberadaan kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, mohon pillih satu jawaban yang sesuai. Saya tidak tahu sama sekali apa manfaat keberadaan kawasan hutan lindung Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Pra kampanye Pasca kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X²) 4,8% 1,3% -3,5pp Yes at 99.0%* capaian Sasaran SMART -38% Pada akhir kampanye (Juni 2009), 65% masyarakat petani sekitar kawasan SMSL yang mau terlibat dalam mengaplikasikan program pengelolaan lahan dan pelestarian hutan (naik dari pra kampanye 62,1%; kenaikan 2,9pp) (36) Dalam 6 bulan ke depan, jika ada program pelatihan pengelolaan lahan kebun campuran menetap tanpa bakar dan pelestarian hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, bersediakah Anda untuk terlibat? 62,1% 59,8% -2,3pp Under 50% -79,3% Sumber: Data dalam Tabel didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran 70

71 SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART. Perubahan perilaku di masyarakat khalayak sekunder dalam hal keterlibatan dalam kegiatan pelestarian hutan dan pengeolahan lahan masih sangat masih rendah. Hal ini kemungkinan karena kesadaran masyarakat khalayak ini yang belum begitu melihat arti penting hutan dalam mempengaruhi pola hidup. Kebanyakan masyarakat yang menyatakan ini, masyarakat yang secara kehidupan, sumber kebutuhan hidupnya tidak dipengaruhi sumber dan keberadaan langsung hutan (masyarakat semi urban atau urban). Karena masyarakat yang sumber kehidupannya masih berinteraksi dengan hutan lebih mau terlibat, seperti desa Sungai Pasir, desa Tanjung Putri cenderung mau terlibat. 9. Menghentikan Perladangan Berpindah Tebas Bakar dan Kebakaran Hutan (Perencanaan-Pelaksanaan BROP) a. Sasaran Sasaran dari proyek ini adalah untuk menghentikan atau paling tidak mengurangi kegiatan petani membuka ladang berpindah dengan cara tebas bakar untuk melestarikan hutan sekitar dan dalam Kawasan SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan dan hidupan liar lainnya. Hasil konservasi diharapkan adalah meningkatnya populasi orangutan pada tahun b. Tujuan Mengurangi aktifitas pembukaan lahan untuk pertanian ke dalam Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dari 202 KK petani ladang berpindah di dua desa target pada Juni 2010 menjadi 101 KK. Hasil konservasi yang diharapkan adalah habitat orangutan dan satwa liar lainnya terjaga. c. Metodologi yang digunakan dalam Penilaian BROP Dengan menggunakan kesepakatan dari pemerintahan desa dan masyarakat kelompok petani di kedua desa target untuk menentukan letak pembangunan demplot. Pemetaan lahan juga akan dilakukan untuk melihat batas kepemilikan lahan demplot dan lahan masyarakat petani di kedua desa target. Selain itu melakukan inventarisasi jenis yang biasa ditanam dan tanaman apa yang bisa menjadi tanda batas hidup untuk batas demplot maupun lahan masyarakat. Kemungkinan ini juga bisa menjadi inisiasi untuk batas SM Sungai Lamandau. Demplot yang akan dirancang dan dibangun, akan dibuat di atas lahan seluas 2 Hektar dan ukuran luas lahan ini sesuai hasil survei merupakan ukuran rata-rata luas lahan yang dimiliki kelompok petani dikedua desa target. Ukuran ini nantinya menjadi tolak ukur untuk memudahkan masyarakat mencontoh atau menduplikasi apa yang diterapkan di demplot yang sekaligus sebagai tempat pembelajaran bersama. Untuk melihat perbedaan penghasilan masyarakat di kedua desa target dari pola yang biasa dilakukan (penghasilan dari sawit dan dari hasil pengumpulan getah karet) dengan hasil yang akan diperkenalkan lihat pada Tabel di bawah. Tabel 22. Perbedaan penghasilan pendapatan dari kegiatan tidak dengan kebun campuran dengan kebun campuran No. Sumber Penghasilan 1. Penghasilan dari sawit Tanpa Kebun Campur Rp ,- (Rp ,-per tahun) - Dengan Kebun Campur Keterangan 2. Menyadap getah karet/bulan Rp ,- (Rp ,-per tahun) Rp ,- (Rp ,- s/d Rp ,- per tahun) Dengan campuran bibit unggul setelah mengenal teknik budidaya karet 71

72 3. Menanam hortikultura+karet Sebagai contoh: Jika diasumsikan dalam 1 hektar (1000 meter 2 ) biaya produksi tanam cabai dengan perawatan baik sebesar Rp ,- dapat menghasilkan 1 kg s/d 1,5 kg (diambil minimal 1 Kg/batang). Jika dari batang tanaman akan menghasilkan Kg. Ini sudah diasumsikan 10% tanaman mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit. Maka akan didapat hasil panen sebanyak Kg. Harga jual cabe di Pangkalan Bun Kalimantan Tengah antara Rp s/d Rp ,-/kg. Jika diambil rata-rata harga jual cabe Rp ,-/kg maka hasil panen yang didapat adalah 1530 x Rp ,- = Rp ,-. Cabe + karet = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Campuran sudah dengan tanaman jangka pendek dan jangka panjang; Belum lagi mereka yang bertani dan berpenghasilan juga dari ladang dan kebun karetnya, dari hasil tanaman campuran lainnya seperti palawija, buahbuahan jangka menengah seperti pisang dan tanaman buah-buahan jangka panjang seperti durian, rambutan, duku, langsat. d. Metodologi implementasi yang diajukan Pada Juli 2009 akan memulai perancangan demonstrasi plot seluas 2 Hektar di salah satu desa target dengan meminjam tanah desa melalui kesepakatan masyarakat. Saat ini salah satu warga dari kelompok petani di desa Tempayung telah bersedia meminjamkan lahannya untuk merealisasikan rencana dempot. Ini perlu mendapat kesepakatan kelompok petani dan tokoh desa dari kedua desa target dan proses penelusuran kesepakatan letak lokasi ini akan dimulai pada bulan Juli Dalam aplikasinya akan direkrut dua orang dari masing-masing desa satu orang sebagai wakil desa target membantu pengelolaan demplot. Kegiatan ini aplikasinya akan dilaksanakan selama dua tahun dengan dua tahapan implementasi. Kegiatan untuk tahapan atau fase implementasi pertama adalah 1) Melakukan identifikasi lahan, 2) Pengelolaan lahan demplot, 3) Aplikasi penanaman dan perawatan, 4) Evaluasi tahap implemetasi pertama. Pada kegiatan implementasi tahap pertama tetap dilakukan monitoring bulanan. Kemudian kegiatan untuk tahap atau fase implementasi kedua adalah: 1) Melakukan pembudidayaan dan peremajaan tanaman, 2) Monitoring, 3) Promosi demplot kebun campuran, 4) Evaluasi implementasi keseluruhan). Bentuk demonstrasi plot yang akan dibangun adalah ladang menetap sistem kebun campuran. Di dalam lahan seluas 2 ha ini akan ditanam tanaman dengan komposisi tanaman karet, hortikultura, tanaman seling kayu dan tanaman buah. Sebagai catatan tujuan bahwa tanaman karet sebagai tanaman jangka panjang untuk pemenuhan ekonomi jangka panjang, hortikultura sebagai tanaman pemenuhan kebutuhan pangan keluarga atau ekonomi pendek dan menengah. Sebagai tanaman seling untuk mendukung penghijauan wilayah desa yang terbuka juga akan dibuat penyemaian tanaman kayu atau buah. Teknik perawatan tanaman diperkenalkan dalam pelaksanaan demplot agar masyarakat berkomitmen secara partisipatif. Cara masyarakat nantinya mereplikasi demplot adalah akan terlihat dari aktifitas masyarakat untuk melakukan temu teknologi, yaitu membahas cara melakukan teknik pertaniannya sampai terlihat warga mempraktekannya di lahannya sendiri dan menceritakan kegiatannya. Dalam hal ini akan dilakukan monitoring dari tim proyek kegiatan. 72

73 Dalam prosesnya akan dilakukan beberapa aktifitas kegiatan, sebagai berikut: Fase pertama 1. Identifikasi lahan dan kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan kelompok, pemetaan lahan menyangkut luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan perawatan tanaman). 2. Pengelolaan lahan demplot (menyiapkan perlengkapan olah lahan, perekrutan tenaga pekerja demplot, pembersihan lahan, pengolahan tanah, penyiapan bahan dan pembuatan pupuk kompos, pembuatan persemaian, pembuatan pondok tani dan fasilitas pengairan). 3. Aplikasi penanaman dan perawatannya (menyiapkan polibag semai, semai kemudian menanam sampai perawatan tanaman dan monitoring bulanan). 4. Evaluasi tahap implemetasi pertama (survey implementasi pertama mengenai perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku). Fase kedua 5. Pembudidayaan dan peremajaan tanaman (penyemaian, teknik penyilangan dan penanaman bibit turunan kedua). 6. Monitoring (perawatan, pematauan lahan, koordinasi dan evaluasi kegiatan bulanan). 7. Promosi demplot kebun campuran (melalui pemberitaan RarePlanet, Radio, Koran dan antar desa serta wahana studi banding atau studi keingin tahuan). 8. Evaluasi tahap implemetasi keseluruhan. Dalam proses kegiatan pembangunan demonstrasi plot juga dilakukan kegiatan-kegiatan penguatan pengetahuan (60%) dan keterampilan (40%) kelompok masyarakat petani dua desa target. Kegiatan penguatannya melalui beberapa cara, sebagai berikut: 1. Pertemuan per bulan dengan mengulas satu sampai dua materi pengetahuan pertanian berkelanjutan yang penjadwalannya disepakati bersama. Jika ada materi yang tidak bisa difasilitasi tim dari Yayorin, akan dicarikan nara sumber yang membidangi materi tersebut. Penguatan pengetahuan ini nantinya akan mempunyai waktu penerapan lebih banyak. Kegiatan ini juga akan diselingi contoh, simulasi kecil praktek. Narasumber nantinya akan didatangkan dari pemda, individu petani sukses maupun lembaga yayorin sendiri. Tidak menutup kemungkinan bila akan mendatangkan nara sumber dari yang sebelumnya pernah direncanakan, ini disesuaikan dengan keperluan materi. 2. Untuk penguatan keterampilan olah lahan dan tanaman yang sifatnya praktis akan diadakan kegiatan praktek langsung dan pelatihan di lokasi demplot maupun di tempat yang disepakati kelompok target. 3. Untuk menguatkan keyakinan masyarakat petani akan hasil yang diterapkan sebelumnya oleh masyarakat petani pada tanaman yang sudah ada, akan diadakan dua kali studi banding tentang pengelolaan lahan dan budidaya meupun perawatan tanaman. Kegiatan ini diimplementasikan untuk petani di dua desa target melihat dan belajar proses pengelolaan lahan juga budidaya dan perawatan tanaman. Pada akhir kegiatan akan dilakukan survey kembali untuk melihat seberapa besar perubahan yang terbentuk. Keberhasilan Yayorin dalam praktek kebun campuran mengurangi aktifitas pembukaan lahan dan hutan telah dicapai oleh salah satu program Yayorin yang bekerja di 3 wilayah desa di Belantikan Hulu, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Hasilnya adalah masyarakat mengurangi aktifitas pembukaan hutan sebagai ladang dan aktifitas perladangan berpindahpun juga berkurang. Hal ini dilakukan karena sistem kebun campuran cukup menyita perhatian warga petani untuk merawat tanamannya. 73

74 e. Biaya-biaya yang diproyeksikan di proyek Secara garis besar biaya yang diproyeksikan adalah untuk: Fase pertama 1. Identifikasi lahan dan kesepakatan tingkat lokal (pendekatan desa dan kelompok, pemetaan lahan menyangkut luas dan kepemilikan lahan, pengamatan unsur hara tanah dan inventarisasi jenis tanaman yang biasa ditanam warga dan disain peta mobilisasi pemantauan perawatan tanaman). 2. Pengelolaan lahan demplot (menyiapkan perlengkapan olah lahan, perekrutan tenaga pekerja demplot, pembersihan lahan, pengolahan tanah, penyiapan bahan dan pembuatan pupuk kompos, pembuatan persemaian, pembuatan pondok tani dan fasilitas pengairan). 3. Aplikasi penanaman dan perawatannya (menyiapkan polibag semai, semai kemudian menanam sampai perawatan tanaman dan monitoring bulanan). 4. Evaluasi tahap implemetasi pertama (survei implementasi pertama mengenai perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku). Fase kedua 1. Pembudidayaan dan peremajaan tanaman (penyemaian, teknik penyilangan dan penanaman bibit turunan kedua). 2. Monitoring (perawatan, pematauan lahan, koordinasi dan evaluasi kegiatan bulanan). 3. Promosi demplot kebun campuran (melalui pemberitaan RarePlanet, Radio, Koran dan antar desa serta wahana studi banding atau studi keingin tahuan). 4. Evaluasi tahap implemetasi keseluruhan. Biaya-biaya ini adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan berikut di bawah ini: 1. Fase Persiapan Lokasi (termasuk tahap ke-1) Trasportasi ke.dari lokasi selama persiapan Perlengkapan bangun (bahan dan alat) Tenaga penyiapan lahan (3 Hektar) dan Perbekalan 2. Fase Implementasi dan Monitoring (sebagian masuk tahapke-1 dan tahap ke-2) Transportasi ke/dari lokasi selama fase implementasi Perbekalan Perelngkapan implementasi Pondok perawatan dan semai Pengadaan bibit dan semai Tenaga perawatan dan Tanaman sulam 3. Pengawasan Proyek dan Pelaporan (termasuk tahap ke-2) 4. Komunikasi f. Implementasi Rencana Operasional Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal Operation Plan) dalam bentuk Demonstrasi Plot Pertanian Menetap Tanpa Bakar Implementasi yang dilakukan adalah melakukan koordinasi kepada pemerintahan 2 desa (Tempayung dan babual Baboti) akan diadakannya rencana pembuatan dempot dengan maksud sebagai tempat pembelajaran petani mengolah lahan berladang menetap. Selain itu melakukan koordinasi untuk pengadaan lahan pinjam untuk membangun demonstrasi plot (demplot) pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar dengan desa target Tempayung yang kemudian disosialisasikan tempatnya pada warga desa Babual Baboti melalui pertemuan masyarakat. Desa Tempayung meminjamkan lahan desa seluas 3 hektar yang kemudian dikelola secara bertahap. Pengelolaan lahan diawali dengan membuat peta kelola lahan untuk menanam tanaman jangka pendek yang diselingi dengan tanaman 74

75 jangka menegah dan jangka panjang. Tanaman jangka pendek merupakan tanaman hortikultura yang bisa diproduksi puluhan hari. Selain itu juga ditanami tanaman jangka menengah seperti pisang yang juga diguanakan sebagai tanaman sekat bakar hidup yang ditanam di selan tanaman dan sekeliling sisi-sisi batas lahan. Sebagai tanaman utama ditanam tanaman yang bersifat mendatangkan keuntungan dan menyesuaikan kebiasaan di masyarakatnya yaitu tanaman karet dan buah. Untuk mengelola demplot ini mempekerjakan 2 orang lokal sebagai asisten pengelola demplot yang pada tahap akhirnya mampu menyampaikan maksud pembuatan demplot kepada warga lain dan bagaimana demplot ini dikelola dan menghasilkan. Di area demplot juga telah dibangun bangunan Balai Belajar Tani sebagai tempat belajar dan pertemuan bagi masyarakat dan pengunjung demplot. Beberapa kali demplot telah menghasilkan produk tanaman hortikultura, yaitu cabe, terung, kangkung, pare, gambas dan kacang panjang. Beberapa hasil penjualan mulai diarahkan untuk pengelolaan mandiri demplot, seperti mulai disisihkan untuk membeli bibit selain membuat bibit sendiri, membeli perlengkapan, membeli minyak genset. Harapannya masyarakat bisa melihat bahwa dari pertanian menetap bisa mandiri. Kegiatan-kegiatan lain yang dilakukan adalah melakukan beberapa kali pertemuan dengan diikuti pelatihan, seperti teknik membuat sekat bakar yang bekerjasama dengan BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II dan Manggala Agni DAOP III Pangkalan Bun, pelatihan membuat kompos dan langkah-langkah pengelolaan lahan tanpa membakar dan analisa hasil pertanian dalam kegiatan studi banding kebun campuran menetap tanpa bakar yang dilakukan 2 kali (Maret dan April 2010). Sebagai perencanaan tindak lanjut pengelolaan diteruskan oleh mitra Penyingkiran Hambatan dari proyek EC Lamandau program dari OFUK hingga Desember g. Respon masyarakat Dari hasil monitoring kegiatan penyingkiran hambatan, terdapat pengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku bertani. Masyarakat khalayak target primer merespon kegiatan penyingkiran hambatan yang dikemas dalam bentuk demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa bakat sistem agroforestri. Respon yang tercatat secara umum adalah: Masyarakat mulai tertarik melakukan interaksi dengan pendampingan pertanian dengan mengajukan pertanyaan mengenai pengelolaan pertanian. Masyarakat mengikuti dan menghadiri kegiatan pertemuan dan pelatihan juga studi banding yang diadakan tim kampanye. Masyarakat menghadiri demplot dan bertanya cara budidaya dan kelola tanaman pertanian dan lahannya. Beberapa mulai ada yang tertarik mengadopsi kegiatan pertanian demplot. Masyarakat dari desa sekitar desa target ada yang mengunjungi demplot kemudian bertanya tentang pengelolaan dan tertarik mengelola lahan seperti demplot. Ada kunjungan pihak Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kotawarinigin Lama yang melakukan monitoring dan memberi informasi keberadaan demplot kepada masyarakat binaan BPP Kotawaringin Lama. Hal ini dipengaruhi oleh kampanye pride yang menyebarkan media pemasaran pesan yang berkaitan dengan membangun peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku. Selain itu kegiatan kampanye pride yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan penyingkiran hambatan (pengelolaan dan promosi demplot). Display hasil produk demplot yang beberapa kali berhasil memetik hasil dari tanaman jangka pendeknya (, seperti cabe, terung, pare dan gambas) mampu mengundang daya tarik masyarakat untuk turut mencoba menanam. Ciri umum masyarakat jika dipengaruhi hal yang bermanfaat dan penuh inspirasi dari luar mampu mengubah sikap 75

76 dan perilaku masyarakat ikut mempraktekannya. Contoh dengan demplot yang memperlihatkan hasil produk tanam dan kegiatan studi banding yang melihat contoh keberhasilan di tempat lain lebih melekat untuk masyarakat menjadi tertarik mencoba. Untuk keberlanjutan kegiatan ini di masyarakat kegiatan petani yang sudah mengadopsi akan difasilitasi untuk dapat mengajarkan dan membagi pengalamannya kepada petani lain di desanya. Kegiatan ini bertujuan agar kapasitas yang telah dimiliki oleh para petani yang telah mengadopsi akan semakin kuat dan penerimaan petani lainnya juga akan semakin mudah, karena yang menyebarkan dan membagi pengalaman adalah orang-orang dari desa yang sama. Pendekatan Sekolah Lapang akan direncanakan untuk membuat ToT (Training of Trainers) bagi para petani yang telah mengadopsi kebun campur sehingga mampu memberikan pelatihan dengan efektif kepada petani lainnya. Merekalah yang selanjutnya menjadi kader lokal yang mampu memberikan inspirasi untuk mengadopsi kegiatan demplot kebun campuran. 10. Capaian Konservasi di kawasan SM Sungai Lamandau a. Kebakaran hutan jumlahnya menurun Tercatat selama kurun waktu kampanye Juli 2009/Agustus 2010, tercatat hanya ada 16 titik panas api yang terjadi bulan Juli-Agustus Ke-16 titik panas api ini ditemukan di 4 titik yang sebagian besar berada di kawasan dengan wilayah padang semak rumput dan ilalang serta daerah rumput purun di sebagian besar wilayah kabupaten Sukamara wilayah pesisir. Sedangkan lepas bulan Agustus 2009 sampai pertengahan Agustus 2010 tidak terdeteksi adanya titik panas api kebakaran (hot spot). Kepala SKW II BKSDA Kalimantan Tengah, Bapak Eko Novi Setiawan saat dikonfirmasi pada awal Agustus 2010 mengenai apa ada kebakaran di sekitar kawasan, menjawab kondisi aman belum terpantau ada kebakaran di dalam dan sekitar kawasan. Dalam kondisi ini memang masih didukung oleh tingginya curah hujan yang turun dengan frekuensi turun hujan tiap hari, sehingga lahan sebagian besar wilayah rawa tidak bisa digarap petani. Menurunnya titik panas api juga disebabkan karena kesadaran beberapa masyarakat yang telah melakukan perladangan menetap tanpa bakar dan mengurangi pembakaran. Selain itu juga karena tingginya himbauan kepala desa yang memberitahkan bahwa disekitar lahan pertanian di desa ada kawasan hutan lindung SM Sungai Lamandau Gambar titik hot spot tahun 2009 yang tersebar di 4 titik dan di 2010 tidak ditemukan = 0 titik panas api (kebakaran menurun) yang perlu dijaga kelestariannya (80% Kepala Desa berpengaruh memberikan himbauan ke warganya). Hal lain yang menyatakan kampanye berdampak pada pengurangan kebakaran dan penurunan praktek berladang berpindah tebas bakar adalah tidak ditemukannya titik panas api di kabupaten wilayah administrasi dimana kawasan SM Sungai Lamandau berada (, yaitu kabupaten Kotawaringin Barat dan kabupaten Sukamara). Bahkan wilayah kerja Yayorin di kabupaten Lamandau tidak terdeteksi titik panas api. 76

77 b. Kegiatan penebangan menurun Untuk kasus penebangan liar menurut mitra konstituen dari manajr patrol proyek EC Lamandau-OFUK di dalam kawasan tercatat di tahun 2007 sebanyak 12 kasus dan di tahun 2009/2010 hanya tercatat 3 kasus (tahun 2009) yang tercatat di 3 lokasi di wilayah pesisir Sukamara dan Kotawaringin Barat (Manajer Patroli Proyek EC lamandau-of, 2010). Dengan kerja dukungan konstituen pengelolaan pelestarian SM Sungai Lamandau dari proyek Uni Eropa kerjasama OFUK bersama Yayorin dengan dukungan BKSDA Kalimantan Tengah mampu mengurangi tekanan dari kegiatan penebangan liar. Patroli dan monitoring Gambar 34. Penebangan di tahun 2009 ditemukan 3 kasus kawasan yang dilakukan rutin menjadi strategi baik. Selain itu adanya kegiatan-kegiatan pertemuan sosialisasi batas kawasan serta pelatihan pemantauan kawasan mampu meredam aktifitas penebangan. c. Perubahan tutupan hutan Dampak dari banyak perubahan dari mulai perubahan perilaku peladang berpindah menjadi peladang menetap dengan tidak membakar lahan dan kegiatan pengawasan dan pengamanan kawasan yang rutin serta didukung kegiatan rehabilitasi lahan dengan mengajak partisipasi sebagaian besar warga desa dan pelajar sekitar kawasan di sisi utara dan barat kawasan mampu mengembalikan perbaikan pada daerah-daerah Gambar 35. Peta perubahan tutupan hutan yang terbuka rusak akibat kebakaran dan penebangan. Sebagian besar wilayah mengalami suksesi. Kegiatan reforestasi melalui gerakan rehabilitasi lahan mampu mengembalikan kondisi wilayah terbuka tertutup mencapai 60% (data hektar belum bisa diketahui karena perlu dukungan data groundcheck survey. Jika dilihat pada gambar yang di blog putih adalah wilayah yang mengalami perbaikan tutupan. Tanaman mulai membuat kerapatan tutupan dan jari-jari fragmentasi hutan mulai berkaitan (Manajer Patroli Proyek EC lamandau-ofuk, 2010). 77

78 d. Peningkatan Populasi Orangutan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Gambar 36. Orangutan hasil pelepasliaran kembali yang ada di Camp Gemini SM Sungai Lamandau Jumlah populasi orangutan di kawasan hutan SM Sungai Lamandau tercatat sejak dari data pelepasliaran pertama dilakukan di kawasan tahun 1999 diperkirakan sebanyak individu orangutan (Manajer Camp Pelepasliaran OFUK, 2010). Menurut Manajer Camp Pelepasliaran Orangutan di SM Sungai Lamandau untuk di tahun 2009/2010 mendapatkan kasus angka kelahiran sebanyak 5 kali dan hanya satu angka kematian yang bukan disebabkan karena perburuan melainkan karena penyakit yang disebabkan cacing. Kesimpulannya adalah populasi orangutan di SM Sungai Lamandau meningkat, kegiatan untuk membunuh orangutan kecil kasusnya, daya dukung suksesi kawasan hutan SM Sungai Lamandau yang menyediakan sumber pakan bagi orangutan dan khalayak sebagian besar tahu bahwa orangutan tidak boleh dibunuh. Capaian konservasi kawasan terhadap peningkatan keanekaragaman hayati, terlihat pada kembali munculnya kawanan burung migran. Sejak warga tidak lagi melihat kehadiran burung-burung ini di lokasi danau burung yang dulu menurut warga secara rutin tiap tahun mengunjungi wilayah danau burung. Mungkin karena kondisi SM Sungai Lamandau yang ekosistemnya banyak terganggu dan banyaknya pengambilan telur dan anakan burung, membuat naluri kebinatangan satwa ini untuk sementara waktu tidak mengunjungi daerah tersebut. Namun sejak kondisi alam di sekitar danau burung dan SM Sungai Lamandau secara umum terbilang aman (tindak kejahatan kehutanan dan perburuan menurun), kelompok burung air ini kembali hadir pada bulan Mei-Juli Jenis yang tercatat ada 6 jenis (diantaranya jenis kuntul, kowak, pecuk) dengan jumlah ratusan ekor. Selama rentang waktu tersebut, burung-burung ini berkembang biak. Gambar 37. Burung-burung migrat yang hadir kembali berkembang biak di kawasan danau burung SM Sungai Lamandau Mei-Juli

79 BAB 6. Analisa Kritis Kampanye Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan. Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang telah bergerak ke tahap tindak lanjut proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama. 1. Tinjauan Kritikal Dari keseluruhan tahapan Kampanye Pride di SM Sungai Lamandau, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ditemukan ada banyak hal yang menarik untuk dikaji dan diulas. Bab ini akan meninjau: a. proses perencanaan dan b. proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (Kapasitas, Konstituen, Konservasi (3C= Capacity, Constituent, Conservation) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa media saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti media saluran komunikasi yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan kegiatan penyingkiran hambatan. 2. Tinjauan terhadap proses perencanaan proyek dan berakhir dengan dokumen Rencana Proyek a. Pengembangan Konsep Model Proses Perencanaan Proyek dimulai segera setelah fase universitas pertama dan mencakup periode dua puluh minggu yang dimulai dari Januari 2009 sampai Mei Proses multi-langkah tersebut melelahkan dan kadang-kadang berat, tapi akhirnya menghasilkan rencana langkah demi langkah yang berfungsi sebagai landasan untuk kampanye, diantaranya model konseptual kawasan dan baseline data. Beberapa pelajaran penting yang bisa dipelajari: Sebanyak 35 orang pemangku kepentingan yang masih berpartisipasi dalam pertemuan pemangku kepentingan pertama dan membantu untuk mengembangkan model konsep awal untuk kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL). Mereka berasal dari beragam bagian dari masyarakat luas, termasuk perwakilan dari lembaga mitra, masyarakat, pemerintah daerah wilayah administrasi kawasan, khalayak-khalayak sasaran yang potensial dan anggota-anggota masyarakat yang terpercaya. Karena SMSL adalah kawasan lindung/konservasi yang lebih dikenal dengan sebutan hutan lindung oleh masyarakat, sebagian besar orang saling tahu satu sama lain dan dinamika kelompok tidak menjadi masalah. Sepanjang sesi itu sama sekali tidak muncul konflik dan hampir seluruhnya positif. Manajer Kampanye Pride untuk SMSL berusaha keras bersama staf lembaga (Yayorin) lainnya sebagai satu kesatuan tim memfasilitasi kegiatan ini dengan netral dan tidak bersikap menghakimi. Hadir pula pada pertemuan ini lembaga pemerintah daerah sebagai leading sector pengelolaan kawasan dan pengendalian kebakaran hutan dari perwakilan BKSDA Kalimantan Tengah, Dinas Kehutanan Kabupaten dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten beserta mitra OFUK. Hal ini sangat menguntungkan karena selain ikut berpartisipasi dalam diskusi yang berkenaan dengan status dan fungsi kawasan, mereka juga membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta lain. Para peserta saat itu begitu aktif memberikan komentar secara langsung (mengutarakan pendapat) maupun tertulis (tidak langsung). Mereka pun juga mampu membuat identifikasi dari permasalahan yang mengancam kelestarian kawasan SM Sungai Lamandau yang didalamnya sebagai habitat orangutan dan sumber kehidupan masyarakat sekitar hutan. Para peserta pun mampu membuat mata rantai penyebab 79

80 dari masing-masing rantai masalah. Ketika dimintai pendapat (dalam perbicangan informal di sela-sela rehat kegiatan) para peserta menyukai proses pemodelan aktual dan penggunaan dinding lekat, terutama manajer program proyek EC Lamandau dari OFUK sangat menyukai ini. Bagi sebagian peserta (khususnya perwakilan masyarakat desa sekitar SMSL), pertemuan ini adalah pertemuan yang pertama kalinya mereka dimintai masukan. Semua bicara dan mengalir seperti saat itu mempunyai rasa kepemilikan untuk Model Konsep dan proyek diyakini tumbuh, yang kemudian muncul dalam kesediaan mayoritas peserta untuk bergabung dalam Panitia Pengarah Kampanye. Terkait dengan Model Konsep awal, para pakar/nara sumber yang mengenail kawasan SMSL diminta untuk memvalidasi setiap rantai masalah yang teridentifikasi dan menuntun untuk membuat ranking ancaman. Setelah sebelumnya dikembangkan bersama para pemangku kepentingan, Model Konsep awal yang mewakili bagaimana mereka melihat situasi yang ada, para pakar/nara sumber ini mengajukan sejumlah kecil perubahan untuk dapat diintegrasikan ke dalam Model Konsep ini menjadi Model Konsep yang direvisi. Masalah utama dengan model awal adalah bahwa ia tidak memiliki beberapa kekhususan (kurang spesifik) sehingga kami harus lebih menambahkan informasi spesifik ke dalamnya. Dari hasil perumusan model konsep bersama masyarakat dan pemerintah daerah selaku pemangku kepentingan yang saat itu hadir diperoleh 5 ancaman yang mengancam kelestarian SM Sungai Lamandau: 1) Kebakaran, 2) Pembukaan Lahan (Perladangan Berpindah dan Perkebunan Sawit), 3) Penebangan, 4) Perburuan dan 5) Pencemaran (air karena pembuangan sampah oleh pekerja dalam kawasan). b. Pemeringkatan Ancaman Setelah dibuat ranking, diperoleh peringkat ancaman tertinggi adalah kebakaran yang disebabkan karena pembukaan lahan dengan tebas bakar. Hal ini dibenarkan oleh Kepala SKW II-BKSDA Kalimantan Tengah, Manajer Patroli Proyek EC Lamandau-OFUK dan Supervisor serta Manajer Program EC Lamandau. Sebagai contoh, beberapa faktor yang berkontribusi tidak memberikan rincian yang cukup. "salah satu ancaman adalah pencemaran" mungkin lebih baik dijelaskan "pencemaran oleh aktifitas pembuangan limbah sampah pekerja di dalam kawasan SMSL". atau kurangnya "Perburuan berkaitan dengan menimbulkan kebakaran ini bisa dijelaskan proses cara perburuan yang dilakukan adalah dengan membakar rumput semak sekitar agar tumbuh tunas baru yang menarik satwa buruan memakannya dan abu bakaran sebagai tempat bermain abu dengan mengguling-gulingkan badannya di abu bekas bakaran (Lihat rantai faktor hubungan terjadinya kebakaran berkaitan dnegan perburuan pada gambar di bawah) Gambar 38. Rantai faktor kebakaran hutan yang memperlihatkan kaitan kebakaran dengan teknik perburuan 80

81 Proses analisa Peringkat Ancaman yang dibangun di atas Model Konsep berlangsung dengan sempurna. Piranti lunak Miradi mudah digunakan dan sempat dipresentasikan dihadapan Supervisor (Direktur Yayorin), Kepala SKW II BKSDA Kalimantan Tengah, Manajer Program Proyek EC Lamandau-OFUK. Kebakaran adalah ancaman dengan peringkat "tertinggi" dalam ringkasan analisa dan satu-satunya yang menempati peringkat "sangat tinggi" untuk target keanekaragaman hayati adalah orangutan. Piranti lunak Miradi tak hanya membuat Penjajakan Peringkat Ancaman dapat dibuat dengan mudah, tetapi juga sangat visual sehingga beberapa tim di lembaga sempat ada yang bersemangat untuk menggunakannya pada proyek-proyek mereka sendiri. Perangkat lunak Miradi juga memudahkan untuk mengisolasi rantai-rantai faktor yang bersangkutan dan untuk mengeditnya kembali dengan penambahan wawasan yang diperoleh dari percakapan terarah (wawancara mendalam) yang kami laksanakan untuk memvalidasi langkah-langkah awal proses perencanaan. Sebelumnya juga dibuat pohon keputusan. Pohon keputusan membantu mengambil keputusan pemilihan strategi penyingkiran halangan dalam hal ini agroforestri yang akan diambil, melihat aspek-aspek teknis (seperti status lahan, akses pemasaran, dan sebagainya) dalam pelaksanaannya. Contoh: ancamannya adalah pembukaan lahan hutan SM Sungai Lamandau dengan alasan membukan lahan untuk pertanian dan perkebunan sawit, kemudian yang melakukan adalah masyarakat lokal dan pendatang dengan tujuan membuka ladang, mengambil kayu dan getah pantung. Status lahan masyarakat ada di luar kawasan, dalam kawasan (sebagai status klaim lahan) dan untuk mengambil getah pantung lahan kawasan SM Sungai Lamandau. Akses pemasarannya ke pasar yang bisa ditempuh menit, dan sebagian lokasi tidak ada pasar lokal, kemudian sebagian dipasarkan ke pasar kota seperti getah pantung. Untuk mengantisipasi kegiatan yang mengancam ada ketersediaan lapangan pekerjaaan selain pertanian atau beberapa hal yang menjadi solusi untuk tetap bekerja di bidang pertanian, seperti pengelolaan lahan berbasis agroforestri (pelatihan teknik budidaya, perawatan, pemasaran dan peluang lain). Selain itu membuat pertimbangan lain dan langkah selanjutnya, seperti melihat dampak potensial dan kelayakan sumberdaya manusianya dalam mencari pengembangan-pengembangan solusi. Kemudian melakukan penilaian kelayakan dan dampak potensial dari strategi penyingkiran hambatan yang dipilih dan akan dilakukan dengan alat Barrier Removal Assessment and Viability Overview/BRAVO. Penilaian secara ekonomi untuk sumber dana penyingkiran hambatan tidak terkendala karena mitra penyingkiran hambatan mendukung pendanaan kegiatan untuk nilai biaya-biaya adalah 4, nilai pendapatan ratarata 3,75 sedangkan nilai penggantian pendapatan 4. Artinya dana untuk kegiatan ini mampu mendukung kegiatan penyingkiran hambatan. Kemudian penilaian teknikal hampir rata-rata adalah 3,66 dan kapasitas organisasi rata-rata 4, Artinya kegiatan penyingkiran hambatan secara teknik mampu dilakukan. Lalu dilihat dari sisi penilaian budaya mencakup nilai kepemimpina di masyarakat, nilai norma-norma dan dampak konservasi nilai rata-ratanya 3,5. Artinya bahwa kegiatan ini masih relevan menimbulkan pengaruh perubahan yang dinginkan kampanye ini. Proses penilaian ini dilakukan bersama Supervisor untuk menemukan nilai keakuratan dari demplot pertanian ladang menetap sistem agroforestri. Hal ini dipilih karena lembaga telah membuktikan bahwa sistem ini mampu mengurangi tekanan pembukaan lahan di hutan untu pertanian ladang berpindah. Dan tidak adan strategi lain yang dipilih dan pilihan ini juga merupakan strategi lembaga dalam mengurangi dampak pembukaan lahan/hutan untuk pertanian ladang berpindah ataupun untuk perkebunan sawit. Salah satu hal yang menarik dari strategi penyingkiran hambatan berupa perladangan menetap sistem agroforestri dapat mendukung upaya pengurangan dampak kebakaran dan penurunan pembukaan ladang berpindah dan pembukaan lahan perkebunan sawit dengan tebas bakar sebagai salah satu pemicu kebakaran. Tentunya keberhasilan keseluruhan strategi bergantung pada tiga hal: 81

82 1. Bahwa Pengutaan Masyarakat melalui penyampaian pesan kampanye secara berulang-ulang. Penguatan masyarakat melalui penyampaian pesan kampanye bermuatan memberikan informasi pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal serta perubahan perilaku perlu dilakukan dengan strategi berulang-ulang, sehingga pesan yang disampaikan melekat. 2. Dukungan dari Bupati untuk memberikan himbauan dan dukungan di internal pemerintah daerah. Dukungan ini juga diperlukan penting karena dari hasil survey pra-kampanye tercatat 66,7% petani di 2 desa target utama percaya jika yang memberikan atau menghimbau sebuah informasi mengenai pengelolaan lahan adalah dari Bupati, sedangkan untuk sumber terpercaya bagi para petani secara umum keseluruhan disekitar kawasan SM Sungai Lamandau adalah himbauan Bapak Bupati yang memperoleh tingkat kepercayaan petani 79,3%. Catatan penting ini menjadi peluang dalam mencapai tujuan kampanye. Dari sini Bupati bisa membuat sebuah kebijakan yang diturunkan ke internal pemerintah daerah terkait untuk mendukung upaya tujuan keberhasilan kampanye. 3. Bahwa diperlukan kepatuhan 100% oleh petani peladang berpindah untuk mengadopsi kegiatan demplot pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar. Tentunya untuk mendorong masyarakat petani berubah dan melakukan perilaku baru (berladang berpindah menjadi berladang menetap) perlu instrumen/kendaraan yang mendorong masyarakat petani mau mencoba melakukan selain melakukan pendampingan melalui pertemuan-ertemuan dan pelatihan. Tipe masyarakat yang dihadapi di sekitar SM Sungai Lamandau selain memerlukan dampingan juga ingin melihat contoh sebuah keberhasilan yang bisa diperlihatkan ke mereka sehingga mereka tertarik melihat, bertanya dan mau mencoba. c. Survei (Penelitian Kuantitatif) Dalam mendapatkan baseline data pelaksana kampanye melakukan survei pra kampanye. Survei ini menggunakan kuesioner yang pelaksanaannya membutuhkan banyak upaya, dantaranya mencari pewawancara yang terbukti memakan waktu dan kompleks (membuat kesepakatan waktu berkumpul untuk pelatihan pewawancara). Semua pewawancara sebagian besar adalah relawan dan karena itu, semuanya tidak cukup memahami isu kawasan dan waktu pelatihan yang hanya sehari tidak cukup untuk membuat pengantar tentang kondisi dan isu kawasan serta beberapa hal detil mengenai kampanye, serta pemilihan responden kuesioner sehingga pasti ada jawaban yang tidak sesuai dan menjadi bias. Idealnya manajer kampanye mempunyai cukup waktu untuk memberikan bekal tentang materi kampanye dan kawasan serta melakukan pemahaman isi kuesioner kepada pewawancara. Walau kami mempunyai tim inti kampanye dan pengawas survei yang diikutsertakan pada kelompok pewawancara besar untuk mengatisipasi kemungkinan tim pewawancara relawan ada bertanya. Untuk memenuhi kuota petani seharusnya terlebih dahulu dipetakan daerah mana di desa tersebut yang mempunyai jumlah kelompok/individu yang bekerja sebagai petani. Sehingga kemungkinan kecil mendapatkan masyarakat di luar pekerjaan petani. Ini yang juga menjadi pembelajaran penting untuk mengenali sebelumnya karakter penempatan wilayah oleh suatu kelompok atau individu target. Kuesioner yang dibuat juga kami rasakan terlalu banyak pertanyaan dan hal ini membuat waktu dan kondisi di lapangan saat terjadi interaksi wawancara dengan responden. Ada juga beberapa pertanyaan yang mungkin tidak dipahami oleh responden atau pertanyaan yang jawabannya berubah (tidak konsisten dari responden khalayak), walaupun kami sudah melakukan uji pre-testing dan penyuluhan sebelumnya. Contoh pertanyaan untuk pernyataan sikap setuju atau tidak setuju mengenai Membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah?, jawabnya di pra kampanye menjawab tidak setuju (58,3%), tapi kemudian menurun di pasca kampanye menjadi hanya 6,7% yang menjawab tidak setuju. Walau 82

83 disisi lain perubahan pengetahuan dan perilaku meningkat signifikan. Untuk mengantisipasi hal ini terjadi akan dibuat pertanyaan yang spesifik dan tidak banyak, dan sebelumnya diberitahukan isu yang akan disosialisasikan. Instrumen-instrumen survei pra dan pasca ditinjau oleh Rare. Hal ini sangat membantu, karena rancangan awal memiliki sejumlah pertanyaan yang memerlukan perumusan kata-kata dengan baik supaya mudah dipahami, baik oleh pewawancara ataupun responden. Proses pemeriksaan berulang memakan waktu, tetapi membantu saya untuk belajar dalam membuat pertanyaan yang baik. Survei Pro terbukti mudah digunakan. Hasil survei, dilengkapi oleh percakapan satu-satu yang kami lakukan dengan anggotaanggota khalayak sasaran (petani target primer dan sekunder). Hal ini sangat membantu kami untuk membangun sebuah gambaran tentang kedua kelompok target dan memancing keluar manfaat dan hambatan yang mungkin kami perlu promosikan atau hilangkan sehubungan dengan perubahan-perubahan perilaku yang kami inginkan. Akhirnya, semua waktu yang saya habiskan untuk bekerja bersama dengan tim dan relawan untuk merencanakan dan melaksanakan survei benar-benar terbayar. Informasi yang kami dapatkan dari survei tersebut berguna bukan hanya untuk kampanye ini, tapi juga digunakan oleh beberapa proyek lain di lembaga dan mitra lembaga. d. Strategi Penyingkiran Halangan Kampanye Pride SM Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, saya rasa beruntung. Kami telah mengidentifikasi mitra "penyingkiran hambatan" (Proyek EC Lamandau dan BPP Kotawaringin Lama) dan pendanaan (sempat didukung dari proyek Uni Eropa) sebelum mendaftar dengan program Kampanye Pride ini. Dengan demikian, pada tahap awal pelaksanaan program Pride, rencana penyingkiran halangan sudah bisa diterima tim. Manajer kampanye Pride di kawasan SM Sungai Lamandau juga bekerja di Yayorin selaku manajer divisi pendidikan dan sempat 3 tahun ( ) menjadi lead educator (yang mengkoordinir tim edukasi dan pendampingan masyarakat serta fasilitator pertanian di proyek EC Lamandau di program OFUK) berpartisipasi dalam lokakarya Penyingkiran Hambatan (BROP) di Bogor yang mempertemukan para Manajr Kampanye, yang juga menangani ancaman yang sama pertanian perladangan berpindah tebas bakar. Jelas bahwa kampanye kami menjadi lebih kompleks karena kegiatan yang memerlukan integrasi dengan baik dengan kegiatan proyek mitra sehingga terkadang memerlukan pembagian share pendanaan untuk berkegiatan bersama. Walau sempat terjadi ketidaksepahaman dipertengahan tahun fase kampanye, mitra penyingkiran hambatan kami mempertanyakan siapa yang berhak untuk mengakui hasil capaian di demplot. Hal ini muncul sebagai akibat pergantian koordinator program proyek EC Lamandau-OFUK. Dampaknya proses awal yang telah dijelaskan kembali ke personal yang baru belum maksimal dipahaminya. Ternyata proses pemahaman dan pembelajaran menjadi hal penting. Kami bersyukur menjelang tahap akhir kampanye, mitra BR kami kembali mendukung keberadaan kegiatan penyingkiran hambatan. Proyek EC Lamandau, program OFUK bekerjasama dengan Yayorin didukung BKSDA Kalimantan Tengah melanjutkan pengelolaan penyingkiran hambatan (demplot kebun campuran menetap tanpa bakar di desa target (desa Tempayung). Selain itu terus membantu monitoring kawasan SM Sungai Lamandau serta mengadakan pertemuan-pertemuan sosialisasi kawasan. Setelah menyusun rencana penyingkiran halangan (BROP: Rencana Operasi Penyingkiran Halangan), tahapan selanjutnya adalah menetapkan Sasaran-sasaran SMART. Kami menghadapi sejumlah masalah dalam melakukan hal ini: Menurut metodologi program Pride ada Survei Pengetahuan-Sikap-Perilaku Pra Kampanye yang menetapkan data dasar dan Survei Pasca pada akhir kampanye. Ini adalah survei-survei bersampel besar yang membantu menilai perubahan Pengetahuan-Sikap-Perilaku. Survei Pra Kampanye dijadwalkan pada bulan sebelum tahap universitas kedua - dalam kasus kami awal Juni Karenanya sasaransasaran terkait dengan Pengetahuan dan Sikap dirancang untuk dibaca "pada awal bulan Juni 2009". Namun pada kenyataannya kami memerlukan banyak perubahan- 83

84 perubahan untuk sekedar menentukan hipotesa yang tertuang pada sasaran SMART tercapai atau tidak. Perubahan yang dimaksud adalah strategi pemasaran pesan dan teknik komunikasi. Strategi pelaksanaan waktu dan delegasi tim kampanye. Secara teoritis, tahap-tahap perubahan tampaknya sangat mudah. Orang-orang berpindah dari satu tahap ke tahap lainnya dan bahwa satu kelompok dalam suatu tahap. Pada kenyataannya, sementara sebagian besar petani sudah pada tahap kontemplasi, tapi tidak semua berada dalam tahap tersebut. Beberapa sudah tahu tentang isu-isu yang ada. Karena kegiatan yang sifatnya untuk perubahan tujuan yang sama dengan capaian kampanye juga dilakukan oleh proyek EC Lamandau dari tahu Dengan demikian sulit untuk mengatakan kita hanya perlu materi untuk jenis pesan tertentu, ketika kami harus mendapatkan kepatuhan 100%. Untuk itu kami cenderung harus memproduksi materi untuk semua tahap. Teori difusi inovasi yang diajarkan dapat menimbulkan masalah dalam konteks untuk kelestarian orangutan dan SM Sungai Lamandau. Kami belajar bahwa sementara beberapa individu dalam suatu populasi adalah pengadopsi awal dan akan mengambil gagasan atau konsep baru dengan cepat, individu-individu lain akan lambat, membutuhkan waktu lama untuk mengadopsi perilaku baru. Mengharapkan kepatuhan 100% dalam waktu pendek adalah tantangan. Perlu waktu dan biaya lanjutan untuk mengawal proses penguatan berkelanjutan hingga muncul aktor lokal yang mampu mengawal secara lokal. Meskipun demikian, saya pikir hal ini bisa dipenuhi dengan menyampaikan dan membuktikan manfaat-manfaat besar (dari hasil tanaman demplot), membuat kesepakatan lokal yang jika dilanggar maka khalayak yang menanggung resiko pelanggaran kesepakatan yang dibuatnya. Secara umum proses perencanaan berjalan lancar. Dalam konteks kampanye ini, prosesnya difasilitasi oleh lembaga mitra yang kuat, mitra penyingkir halangan dan pendanaan, panitia pengarah yang melibatkan diri dan seorang mentor yang memberikan umpan balik secara cepat dan terinci. 3. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dimulai pada tanggal 1 Juli 2009 dan berjalan hingga Manajer Kampanye kembali untuk tahap universitas ketiga pada tanggal 1 Juli Saya akan meninjau tahap ini dalam konteks yang diacu Rare sebagai 3K (3C). a. Kapasitas (Capacity) Kapasitas dapat dibagi menjadi peningkatan dalam kemampuan saya sendiri dan kemampuan lembaga tempat saya bekerja. Dalam kaitannya dengan yang pertama, sebelum bergabung dengan Program Pride, saya sudah bekerja di lembaga saya selaku manajer pendidikan yang selama 3 tahun membantu kegiatan pendidikan dan penyadaran serta pendampingan penguatan masyarakat berkaitan dengan isu-isu penjangkauan. Sebelumnya saya belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan program kepemimpinan lama (2 tahun) yang memberikan berbagai bentuk cara berkomunikasi dan pengenalan metode pemasaran sosial (social marketing) yang dikaitkan dengan kampanye lingkungan. Pada pelatihan ini juga diperkenalkan bagaimana mengenal Teori Perubahan, segmentasi khalayak, disain materi kampanye dan menetapkan sasaran berbasis SMART (spesifik, terukur, berdasarkan aksi, realistis dan dibatasi waktu). Secara pribadi saya melihat dua fase universitas pertama sangat baik tetapi memerlukan kerja yang sangat keras. Hanya ada sedikit waktu untuk refleksi dan terlalu banyak tugas, namun teori-teori yang diberikan telah berhasil membantu saya untuk menyelesaikan kampanye. Beberapa contoh perubahan kapasitas di pribadi atau lembaga: Sebelumnya lembaga saya pernah membuat berbagai media pesan kampanye berupa poster di masa lalu, tapi tidak pernah berpikir tentang segmentasi 84

85 masyarakat atau ada pengujian pesan. Kesenderungan saat itu lembaga masih merancang poster sendiri dan idenya ditunjukkan hanya dikalangan rekan-rekan di lembaga dan kemudian mengirimkannya ke percetakan. Sekarang saya mengerti dan lembaga juga mulai mengerti bahwa dalam membuat media pemasaran pesan merupakan hasil tanggapan yang diterima dari kacamata khalayak untuk melihat betapa pentingnya pengiriman pesan yang efektif. Berkaitan dengan peningkatan kapasitas saya, sebelum adanya program pelatihan pengembangan kepemimpinan yang dibuat RARE selama 2 tahun ( ), mendapati diri selaku personal yang menjalankan kegiatan mengalami kemajuan dalam segi kapasitas diri. Sebelumnya saya merasa masih belum terlalu bisa mengambil keputusan dan bernegosiasi kini setelah mengikuti program ini mulai dirasakan ada perubahan. Sebagai contoh kasus dalam sebuah kesepakatan pada pertengahan waktu kegiatan terjadi keraguan mitra kerja lembaga pada pelaksanaan salah satu kegiatan proyek Pride ini, saya mendapat amanat kepercayaan lembaga untuk melakukan negosiasi dan mengambil beberapa keputusan penting. Seperti menegaskan apa yang perlu dan harus dilakukan, bagaimana kerjasama itu dimainkan dan meyakinkan kembali tujuan. Hal ini dilakukan melalui pendekatan personal. Pada tahap akhir dan melalui banyak proses, lembaga mitra dalam kasus kerja sama pelaksanaan kegiatan proyek pride mulai memberikan komitmen untuk membantu mengembangkan proyek. Dalam hal ini saya memfasilitasi keberlangsungan kegiatan tim perwakilan lembaga pada program proyek mitra yang berintegrasi dengan proyek Pride (untuk pelaksanaan kegiatan penyingkiran Hambatan/Barrier Removal). Pada kesempatan lain perkembangan pribadi kepemimpinan yang saya rasakan terlihat, adalah pengakuan lembaga untuk saya menjadi utusan-utusan diberbagai pertemuan, beberapa diantaranya mengenai hal-hal yang berkaitan mengenai pengelolaan konservasi (diminta BKSDA Kalteng membahas pengembangan tanaman jelutung di tapal batas kawasan SM Sungai Lamandau dan lahan masyarakat dan pengendalian kebakaran lahan dan hutan; BLH dan KNPI kotawaringin Barat untuk pengelolaan kader lingkungan dan strategi kampanye orangutan yang diminta WWF Indonesia-Kalimantan Tengah. Kesimpulannya saya mampu mengemban amanat tugas lembaga untuk dipublikasikan kepada para pihak. Dalam hal ini saya bisa merasakan juga bagaimana mengkoordinir waktu kegiatan dan tim. Berkaitan dengan pengelolaan proyek Manajer Kampanye selalu melihat kembali Rencana Kerja Operasional Kampanye (Campaign Operational Work Plan). Rencana kerja ini selalu diperbaharui capaiannya dan dimonitor kegiatan yang sekiranya memerlukan tenggang waktu mundur. Ini juga dikomunikasikan kepada tim pelaksana kampanye. Alat evaluasi kerja ini juga sering di dalam rapat koordinasi internal lembaga diutarakan kepada staf program lain. Untuk teknik fasilitasi sepenuhnya hampir sebagian besar mendelegasikan tim pendidikan dan perpustakaan keliling yang bekerja untuk Proyek EC Lamandau yang mefasilitasi. Kecuali kegiatan besar seperti studi banding dibentuk tim khusus yang mefasiltasi dan semua berperan memfasilitasi, dari memfasilitasi pertemuannya, materinya, pelatihannya, permainan interaktifnya sampai tanya jawab dan rencana tindak lanjut kegiatan. Selama tahun pertama berjalannya program, saya telah diminta untuk melacak dan mengevaluasi kemajuan saya sendiri dengan menggunakan Rencana Perkembangan Pribadi (Personal Development Plan) seputar tema-tema seperti teori dan aplikasi praktis pemasaran sosial, kemampuan dan metode riset, pengelolaan proyek, kepemimpinan, penggunaan tekhnologi, dll. Anda dapat melacak kemajuan yang saya evaluasi sendiri dengan melihat halaman kampanye saya di RarePlanet. Sedangkan di tahun kedua saya memonitor dan mengevaluasi capaian kegiatan dengan selalu melihat Rencana Kerja Operasional Kampanye (Campaign Operational Work Plan). Saya diminta untuk mendaftar tiga bidang khusus yang saya harapkan akan berkembang seiring dengan berjalannya program: 85

86 Pemasaran sosial: Ketika memulai pelatihan saya memberi diri saya peringkat 1 untuk kemampuan memahami dan mengartikulasikan konsep-konsep dasar pemasaran sosial, peringkat 1 untuk kemampuan saya melakukan segmentasi khalayak. Skor 1 didefinisikan sebagai tidak menyadari kemampuan. Setelah melaksanakan kampanye dengan memperhatikan segmentasi khalayak sasaran, berhasil membuahkan media menarik yang menggerakkan para petani di dua desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti) untuk mengadopsi pertanian ladang/kebun campuran menetap yang sebagian sudah tanpa bakar. Saya meyakini bahwa tahap kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya) dan mungkin bahkan 5 (benar-benar memiliki kemampuan dan mampu mengajarkannya kepada yang lain). Penyingkiran hambatan: Ketika memulai pelatihan ini saya menilai diri saya pada peringkat 1 untuk kemampuan menilai secara kritis kelayakan strategi penyingkiran hambatan, dan 2 untuk kemampuan saya mengintegrasikan pesanpesan penyingkiran hambatan ke dalam materi-materi kampanye. Setelah berpartisipasi secara aktif dalam proses BRAVO dan BROP dan melihat pelaksanaan program kampanye berladang menetap yang didukung masyarakat, saya meyakini bahwa kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sendiri). Membuat rencana yang meyakinkan: Ketika memulai pelatihan, saya menilai diri saya sendiri kurang mempunyai kemampuan membuat Rencana Proyek yang meyakinkan. Setelah menyelesaikan rencana proyek sebagai unit akademik dan yang telah dijalankan dengan sejumlah kesuksesan, saya meyakini bahwa kemampuan saya telah meningkat menjadi 4 (memiliki kemampuan untuk melaksanakannya sendiri). Ketika pembimbing/supervisor langsung saya, Togu Simorangkir, diminta untuk memvalidasi peningkatan kemampuan saya seiring berjalannya program. Togu menyatakan langsung pada pertemuan presentasi saya di seminar Melanjutkan Perubahan, Belajar Dari Penggerak Konservasi Akar Rumput yang dihadiri 9 Agustus 2010 di Hotel Santika Bogor dihadapan para undangan penggiat konservasi lainnya dan mentor saya di RARE, bahwa: Eddy banyak perubahan. Dalam berbicara sudah memiliki alur yang baik. Dia lebih yakin dan memiliki kemampuan itu melalui kampanye ini. Terkait dengan membangun kapasitas kelembagaan: Sejauh dimungkinkan saya telah berbagi pengalaman dengan para staf lembaga yang lain. Saya telah menyelenggarakan sesi-sesi sosialisasi mengenai rencana kampanye Pride SM Sungai Lamandau, yang menjelaskan rencana Pride dan BROP, bentuk Model Konsep, pembuatan Sasaransasaran SMART dan desain materi. Saya telah secara aktif melibatkan para staf lembaga dalam pertemuan para pemangku kepentingan dan pelatihan serta penyebaran media pemasaran pesan kampanye. Saya adalah pengguna aktif RarePlanet dan mendorong pembimbing/supervisor saya untuk menggunakannya juga. Mungkin manfaat yang tak terduga muncul pada rekan-rekan staf di lembaga yang membantu kontribusi capaiancapaian kampanye di lapangan untuk sebuah tulisan dib log RarePlanet kampanye SM Sungai Lamandau. Hal ini memberi semangat rekan kerja untuk menulis kampanye Pride SM Sungai Lamandau atau tulisan kampanye untuk konservasi lain. b. Konstituen (Constituent) Bukti bahwa kampanye menciptakan konstituen pendukung diilustrasikan dengan jumlah relawan yang membantu dalam proyek tersebut. Lebih dari 50 individu yang berbeda membantu; mulai dari melakukan survei pra dan pasca kampanye, membagi-bagikan poster dan stiker hingga pin dan kalender. Ini tidak termasuk vendor yang membantu disain media dan bahan-bahan yang telah didiskon. Perubahan pengetahuan dan sikap telah dilaporkan pada bagian Hasil Kampanye pada Laporan ini. Saya menyatakan bahwa kampanye adalah penyebab perubahan perilaku di kalangan petani peladang berpindah, dimana sebelum proyek tersebut tercatat 202 peladang berpindah yang 86

87 masih tebas bakar. Sementara keyakinan kami di awal harapannya dengan peningkatan pengetahuan dan praktek yang diaplikasikan melalui penyingkiran hambatan maka pengetahuan, sikap dan perilaku berubah dan konstituen terbangun. Contoh pada tahpan perubahan perilaku dari hasil survey pra dibandingkan dengan hasil survey pasca masyarakat target primer yang berpikir kawasan SM Sungai Lamandau itu penting naik 5 % dari 8,3% dan di target sekunder 10,1% dari 13,1%. Proses berpikir yang berubah dapat berpengaruh pada sikap tindakan konstituen. Kami mungkin bertanya apakah semua kendaraan yang digunakan berhasil merubah itu, sekali lagi kita dapat melihat ke survei pasca kampanye untuk mendapatkan beberapa jawaban. Tabel 23. Paparan informasi pada berbagai kegiatan pemasaran Kampanye Pride Kegiatan Petani Primer 2 desa Petani Sekunder 10 desa Total ILM radio-berladang Menetap Tanpa Bakar-Kopi Asin 59% 23% 41% Talkshow radio 63% 31% 47% Insert di radio-himbuan Bupati 93% 60% 77% Stiker logo berslogan kampanye 74% 42% 58% Pin logo berslogan kampanye 87% 45% 66% Poster-berladang menetap 74% 44% 59% Kalender-perubahan iklim 70% 37% 53% Buletin SUMPITAN 96% 42% 69% Lembar Fakta-langkah kelola lahan tanpa bakar 56% 24% 40% Demplot Pertanian Menetap Tanpa Bakar 93% 17% 55% Pelatihan dan Studi Banding Pertanian Menetap Tanpa Bakar 100% 21% 61% Pertemuan Masyarakat 78% 43% 61% Sumber: Data dalam Tabel 3 didasarkan pada wawancara-wawancara dengan 761 responden dalam survei pasca kampanye (N = 9 petani target primer dan 691 pertani target sekunder dan sisanya 61 responden adalah masyarakat dengan mata pencaharian bukan petani). Dari tabel di atas kita seharusnya sudah dapat melihat media atau saluran komunikasi pesan kampanye yang paling berhasil untuk masing-masing khalayak dan yang paling tidak berhasil. Karena distribusi informasi yang lebih banyak dilakukan lebih banyak di desa Target Primer. Untuk tujuan belajar dan berbagi pelajaran, saya akan memilih satu dari masing-masing untuk ditinjau lebih lanjut: 1. Petani Khalayak target Primer (2 desa=tempayung dan Babual Baboti). Terlihat pada tabel di atas hampir sebagian besar komposisi penyampaian pesan lebih tinggi diberikan di desa target primer. Hal ini dikarenakan kedua desa ini merupakan desa yang ditunjuk di kampanye ini untuk mendapatkan perubahan utama. Dari hasil perbandingan survey pra dan survey pasca kampnye tercatat kegiatan pelatihan dan studi banding pertanian menetap merupakan kegiatan yang sangat berkesan dan disukai khalayak desa target primer. Kenaikannnya mencapai 65% dari sebelumnya 8,3%. Hal ini dikarenakan masyarakat desa ini sangat tertarik pada kegiatan pertanian menetap yang menghasilkan. Selain itu karena masyarakatnya memerlukan pemberdayaan pelatihan pertanian dan sesuai keinginan desa ini untuk menjadikan desa ini daerah sumber hasil pertanian dan perkebunan (menjadi target rencana pembangunan di kedua desa). Kemunian media lain yang mendorong perubahan pengetahuan adalah kesan yang tinggi pada poster, yaitu sampai 86,7% dan demplot 66,7%. 2. Petani Khalayak target Sekunder (10 desa lain disekitar SM Sungai Lamandau) Poster merupakan media yang diminati tertinggi dan berkesan di masyarakat petani sekunder (peningkatan 42,5% dari 5,8%). Kemudian media lain yang memang sebarannya dijangkau oleh khalayak luas, seperti iklan di radio di khalayak petani taget sekunder yang berkesan mencapai 20,2% dari 8,2%. Selain itu iklan radio yang dikemas dalam bentuk insert himbauan bupati mencapai angka kenaikan kesan dari 23,6% dari 0%. Kegiatan lainnya hampir rata-rata diminati dan berkesan, hanya 87

88 saja persentase kepeminatan dan kesannya rendah. Hampir rata-rata mereka terkesan pada kegiatan pemasaran pesan kampanye meningkat. Petani Target Primer Petani Target Sekunder Gambar 39. Kesan media pemasaran pesan komunikasi kampanye oleh masyarakat petani target Ada beberapa media pemasaran pesan yang terlihat perbedaan kesan sehingga kesan dan minat menurun, seperti pin dengan stiker di masyarakat target primer dengan sekunder mempunyai kesan yang berbeda. Di khalayak petani target sekunder pin terlihat tidak berkesan, adalah karena media ini memang sebarannnya lebih banyak di desa target primer. Selain itu karena ada beberapa pin yang sampai di masyarakat petani target sekunder sehingga mereka tidak menjadi fokus dan berkesan. Pembelajaran dari penyampaian media pesan kampanye ini bahwa untuk membangun dukungan konstituen diperlukan: Konsisten dalam bentuk dan pesan kampanye. Sehingga khlayak tahu kampanye ini ingin mengajak mereka melakukan apa. Media yang disebarkan dalam satu bentuk dikeluarkan dengan batasan interval waktu. Artinya satu media dengan media lain yang bentuknya sama dikeluarkan tidak pada waktu yang sama. Terlebih dulu semua media harus melalui uji media ke masyarakat target dan tim pelaksana kampanye serta rekan di lembaga dan mitra, sehingga saat media ini keluar mereka pernah menyatakan media itu pernah mereka bahas dan penting untuk penyebaran pesan komunikasi kampanye dan semua mempunyai pemahaman yang sama. Hasil ini membedakan dari efektifitas media-media pesan komunikasi lembaga sebelumnya. Untuk sekarang media yang digunakan disenangi khalayak. Contoh poster yang menggambarkan petani, mereka merasa itu diri mereka, sehingga mereka mudah tertarik. Hanya saja kesadaran tidak serta merta terlihat cepat. Kami yakin dengan konsisten kami yang dimulai dari pembelajaran kampanye bangga ini mampu membuat perubahan yang lebih baik. 88

89 Bentuk media yang berkesan di masyarakat bisa menjadi bentuk media yang dibuat kembali dengan gambaran berbeda dan pesan yang sama atau menyesuaikan tujuan/capaian perubahan dan konservasi baru. c. Konservasi (Conservation) Kampanye Pride ini cukup ambisius setelah direnungkan. Kami mengukur jumlah yang lebih besar dalam sasaran perubahan perilaku kami daripada dalam sasaran pengetahuan dan sasaran sikap kami. Dalam sebagian besar kampanye, jumlah perubahan terbesar adalah dalam sasaran pengetahuan, disusul dengan perubahan dalam sasaran sikap, dan akhirnya perubahan kecil dalam perilaku. Ada hal yang terbilang masih belum mencapai keinginan pada kampanye ini adalah membuat masyarakat membicarakan tentang pentingnya berladang menetap tanpa bakar dan halhal mengenai pelestarian hutan dan orangutan kepada saudara dan tetangganya masih terbilang kurang. Walau hasil survei pasca memperlihatkan kenaikan. Jujur bahwa enumerator/pewawancara ada yang mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan enumerator adalah sebagian besar orang baru, sehingga latar belakang kampanye ini kurang banyak dipahami, walau telah diberikan pengarahan manajer kampanye atau koordinator tiap-tiap wilayah survei. Saya kira kunci sukses ini adalah bahwa (1) petani sebelumnya sudah tertarik sampai menunggu kesempatan mereka tahu cara implementasinya, sehingga kami bisa menjangkau mereka semua dengan pesan-pesan kami dan (2) kami memiliki mitra penyingkiran hambatan bagus sekali, RARE telah memberikan komitmen pendanaan untuk memproyeksikan penyingkiran hambatan untuk biaya-biaya pembuatan model demplot, tenaga, pengadaan bibit, pendampingan praktek. Untuk Proyek EC Lamandau- OFUK yang bekerja sama dengan Yayorin didukung BKSDA Kalimantan Tengah akan membiayai monitoring dan pendampingan serta mobilisasi (transport) serta keberlanjutan lepas tahun pertama pelaksanaan penyingkiran hambatan (demplot). Hanya saja sempat di pertengahan tahun kegiatan terjadi keraguan pihak manajemen Proyek EC Lamandau-OFUK mengenai keberadaan demplot ini milik program siapa. Ditegaskan oleh manajer kampanye Pride SM Sungai Lamandau pada tim manajer program proyek EC Lamandau dan tim evaluator dari deleasi Uni Eropa bahwa kegiatan demplot ini dibangun untuk membantu pengurangan kegiatan perladangan berpindah tebas bakar dan bahaya kebakaran yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Demplot ini sifatnya terjadi penawaran kerjasama berbagi siapa mengerjakan apa. Pihak manajer program EC Lamandau yang pertama menyepakati ini dan keraguan pada personal pengganti manajer program yang tidak menerima pesan lengkap tentang proses kerjasama penyingkiran hambatan ini. Selanjutkanya mitra penyingkiran hambatan yang dianggap paling berperan membantu mengeluarkan rekomendasi dan bantuan teknis, seperti tenaga penyuluh dan buku-buku praktek pertanian atau kebun campuran adalah dari Dinas Pertanian melalui Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan. Ini sebuah pembelajaran untuk langkah strategi tindak lanjut dari proyek ini. Ada beberapa hal yang akan saya lakukan berbeda jika saya harus melakukan kampanye ini lagi terutama yang berhubungan dengan sejumlah sasaran SMART yang saya tetapkan dan melanjutkan pengelolaan penyingkiran hambatan. Sebagai contoh, dalam jangka panjang kami ingin menjadikan SM Sungai Lamandau diketahui dengan sadar bahwa SM Sungai Lamandau kawasan hutan lindung yang memberikan sumber kehidupan yang dikelola bersama kelestariannya. Tetapi hal ini bisa terjadi jika ada koordinasi baik dari pelaksanaan kegiatan yang banyak dibangun untuk konservasi SM Sungai Lamandau dan penguatan masyarakat sekitarnya. Selain itu membuat kegiatan yang lebih efektif mengarahkan bahwa kegiatan itu membuat petani memahami bahwa ladang berpindah tebas bakar atau berladang dengan membakar merupakan ancaman hutan di kawasan sekitar dan SM Sungai Lamandau. Sedangkan dalam pengemasan pesan kami perlu melibatkan produk marketing besar seperti produk minuman dan provider telepon seluler yang jangkauannya luas. Kegiatan dengan pengemasan pesan-pesan akan dibuat lebih fokus 89

90 dan menarik yang mengubah pesan menjadi tindakan. Pada saat penulisan laporan ini, pada awal Juli 2010, kami memiliki indikasi awal dari keberhasilan kampanye ini di masyarakat desa target dan sekitar SM Sungai Lamandau. Selama beberapa minggu terakhir pada bulan Juli 2010 tidak ada informasi kebakaran hutan akibat perladangan berpindah.menetap tebas bakar. Hal ini merupakan indikasi dari keberhasilan kampanye mengajak berladang menetap tanpa bakar. Tapi hal ini terlalu dini untuk dipastikan, karena sampai Agustus 2010 ini masih turun hujan yang diperkirakan karena terjadi perubahan iklim yang mempengaruhi musim. Pakar Perubahan Iklim ITB Armi Susandi, mengatakan saat ini adalah musim kemarau. Namun terjadi Lamina yang berupa penguapan tinggi di wilayah timur Indonesia sehingga menyebabkan wilayah Indonesia basah. Ini membuat Indonesia menjadi tidak kering total (http: // banjirbesar/). Walau hal lain menguatkan bahwa kampanye ini berhasil adalah di wilayah selain daerah target kampanye dan di luar wilayah kerja lembaga, masih terjadi pembakaran dan tercatat ada titik panas api (hot spot) (BorneoNews, 2010) Ke depan, kami menyadari bahwa pekerjaan kami belum selesai. Mengurangi kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan dan perladangan dengan tebas bakar di dalam dan sekitar SM Sungai Lamandau menjadi tantangan utama. Jika tidak dikurangi akan terus berdampak memberikan kontribusi dampak perubahan iklim yang mempengaruhi sector kegiatan pendukung kehidupan masyarakat sekitar kawasan Sm Sungai Lamandau. Kami tahu bahwa kami harus selalu mengingatkan masyarakat petani, masyarakat umum lainnya yang mengambil manfaat SM Sungai Lamandau dan yang hidup di sekitar SM Sungai Lamandau, rekan-rekan di lembaga dan pihak-pihak lain yang mengelola SM Sungai Lamandau bahwa mereka harus mendukung informasi tiap kampanye berladang menetap dan tidak/mengurangi membakar lahan. Untuk itu, kami memiliki rencana supaya kampanye dapat terus berkesinambungan dan terus bekerja dengan khalayakkhalayak sasaran. Tentu saja masih terlalu dini untuk mengetahui apakah populasi orangutan akan kembali meningkat dan burung migrant akan selalu kembali ke wilayah danau burung. Perlu ada penelitian mendalam yang mengundang khusus peneliti populasi orangutan di kawasan SM Sungai Lamandau dan memantau berkelanjutan aktifitas per tahun gerakan dari burung migrasi tersebut. 4. Teori Perubahan (Theory of Change = ToC) Kampanye SM Sungai Lamandau dibangun di atas asumsi bahwa jika kita menginformasikan kepada petani khalayak target primer dan sekunder tentang masalahmasalah pertanian berladang menetap dapat menguntungkan (meningkatakan ekonomi petani), dapat mengurangi bahkan menghentikan kebakaran hutan, melestarikan sumber kehidupan dan habitat satwa liar sehingga tidak menjadi hama yang disebabkan oleh pembukaan ladang berpindah tebas bakar. Peran mereka dalam membuat pengurangan kegiatan pembukaan lahan untuk perladangan berpindah tebas bakar dan sikap mereka terhadap pembukaan lahan ladang atau kebun berpindah dengan pola tebas bakar tidak menguntungkan dan merugikan meningkat. Awalnya kegiatan ini bisa berhasil karena lembaga telah melakukan kegiatan pertanian agroforestri yang berhasil mengajak masyarakat mengurangi pembukaan ladang berpindah untuk berladang menetap yang sebagian masih melakukan pembakaran sistem pembakaran yang diisolasi dengan sekat bakar atau tradisi bekerjasama mengawasi api pembakaran agar tidak merambat ke daerah lain. Api diharapkan hanya membakar daerah yang dibuka. Hasilnya saat ini masyarakat dampingan lembaga di wilayah hulu DAS Belantikan merasakan tidak jauh mengambil hasil ladang. Dari ide ini muncul untuk melakukan perubahan di masyarakat target primer dan menghimbau masyarakat target sekunder melakukan pembukaan lahan pertanian dengan tidak berpindah dan membakar lagi, sehingga menghemat waktu, biaya dan tenaga serta tidak berdampak pada bahaya kebakaran hutan yang bisa menghabiskan hutan habitat 90

91 orangutan dan satwa liar lain serta sumber kehidupan masyarakat, seperti air bersih, ikan dan getah jelutung. Dari pengalaman lembaga dan ide pemikiran itu maka teori perubahan disusun untuk membuat perubahan perilaku masyarakat petani target yang tercatat sebelumnya 175 KK dari 2 desa (Tempayung dan Babual Baboti), setelah didata ulang tercatat 202 KK berladang berpindah. Harapannya 50% (101) peladang berpindah di 2 desa target primer mengadopsi kegiatan perladangan menetap tanpa bakar. Hasilnya ternyata perubahan melebihi target sampai 16,84% (pra 0-50%; pasca 0-58,42%; perubahan 8,42%; persen poinnya 116,84%). Dari awal kami bisa memprediksi pengaruh kampanye ini secara keseluruhan hingga berpengaruh dalam capaian konservasi. Dari hasil ini, kami telah mampu menunjukkan perubahan pada setiap bagian dari Teori Perubahan. Karena kami tidak menjalankan kawasan kontrol (perbandingan), kami tidak bisa memastikan bahwa perubahan ini disebabkan oleh kampanye Pride, tapi pasti ada kemungkinan bahwa perubahanperubahan tersebut merupakan pengaruh kampanye karena tidak ada program konservasi serupa di desa target primer ini di waktu yang bersamaan dengan kampanye kami. Lebih lanjut, 80% masyarakat mematuhi perintah Kepala Desa yang menghimbau untuk melakukan perladangan menetap dan membuka lahan dengan tidak membakar. Tapi kami harus waspada, sehingga pekerjaan kita tidak berakhir. Tingkat Kepatuhan perlu dipertahankan, pemantauan terhadap praktek pembukaan lahan dengan tebas bakar oleh peladang menetap tanpa bakar dan 39 KK (19,30%) dan peladang berpindah dengan tebas bakar sebanyak 42 KK (20,79%). Hal ini menjadi rencana tindak lanjut bagi pelaksanaan kampanye berikutnya di target yang sama untuk memastikan mereka mematuhi berladang menetap tanpa bakar menguntungkan dan bisa mengurangi target perubahan yang saat ini masih belum dicapai pada mereka yang menetap masih membakar dan beprindah dengan tebas bakar. 91

92 BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia Pendahuluan Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dapat dikatakan sebagai keberhasilan karena beberapa capaian sebagai berikut: Pengetahuan masyarakat petani khalayak target primer (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) mengetahui dampak hutan rusak pada pertanian meningkat dari 41,7% menjadi 100%, sedangkan pengetahuan perladangan kebun campuran menentap tanpa bakar menekan pembukaan lahan meningkat dari 50% di akhir kampanye menjadi 93,3%. Selain pengetahuan diikuti meningkatnya sikap masyarakat petani khalayak target primer yang menyikapi kebun campuran menetap di lahan sendiri adalah bermanfaat dari 91,7% menjadi 100%. Hal yang sama dicapai meningkat adalah komunikasi interpersonal di masyarakat petani target primer yang membicarakan tentang hal pengelolaan lahan dan manfatnya meningkat dari 8,3% menjadi 33,3%. Sedangkan yang membicarakan pelestarian hutan dan berladang menetap juga meningkat dari 8,3% menjadi 46,7%. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal menjadi dasar perubahan perilaku. Hasil yang dicapai dalam perubahan perilaku para petani ladang berpindah tebas bakar adalah sebanyak 157 orang petani (118 orang petani menjadi peladang menetap tanpa bakar, 39 peladang menetap yang masih tebas bakar). Melebihi capaian sasaran SMART yang semua hanya ditargetkan yang mengadopsi perladangan menetap hanya 50 % dari 202 petani ladang berpindah. Hasil survei pasca hasilnya berbanding lurus, saat survei menanyakan apakah sudah mempraktekkan berladang/berkebun campuran menetap tanpa bakar jawabannya 53,3% meningkat dari yang semula 0%. Perilaku berubah lainnya yang terlihat dari hasil survei pasca adalah menurunnya jumlah masyarakat yang tidak tahu/tidak melihat lagi aktifitas pembukaan lahan bepindah tebas bakar dari 41,7% meningkat 53,3%. Pada saat penulisan (Juli 2009), Tim Patroli Proyek EC Lamandau program dari OFUK yang bekerjasama dengan Yayorin didukung BKSDA Kalimantan Tengah melaporkan bahwa meningkatnya pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perubahan perilaku menurunkan jumlah kebakaran, kegiatan penebangan dalam kawasan hutan SM Sungai Lamandau dan bertambahnya tutupan hutan SM Sungai Lamandau hingga 60% (perbandingan gambar peta Citra Landsat 2006 dengan Peta Citra Alos 2009). Terbukti tidak adanya kebakaran lahan dan aktifitas pembukaan lahan serta penebangan. Hal ini juga terkait dengan efektifitas penjangkauan dari beberapa media pemasaran pesan, seperti pertemuan/diskusi masyarakat, pelatihan/studi banding, penyebaran poster dan berfungsinya penyingkiran hambatan untuk menghambat pola kegiatan merusak di sekitar dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau. Meskipun demikian masih ada beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan yang sedang terjadi dapat berlanjut di proyek kampanye ini. Beberapa hal penting itu diantaranya adalah: Bahwa kegiatan tindak lanjut ini akan difokuskan pada dua desa target primer, yaitu desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Menjawab tantangan untuk mengurangi angka jumlah petani yang masih melakukan berladang dengan tebas bakar di kedua desa yang menjadi target primer. Caranya dengan mendorong masyarakat yang masih melakukan perladangan menetap dan 92

93 berpindah dengan tebas bakar untuk mengurangi pembakaran dan mau mengadopsi kegiatan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Hal ini diikuti dengan pemahaman-pemahaman mengenai konsep logika dan analisa bahwa bertani membakar itu merugikan. Memastikan rencana tindak lanjut bisa terintegrasi dengan program di lembaga dan di rencana kegiatan Proyek EC Lamandau. Mendorong partisipasi desa target primer dalam membuat peraturan pengelolaan lahan, khususnya untuk pertanian. Mendorong pemasaran produk pertanian masyarakat ke pasar-pasar lokal. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat nilai manfaat (keuntungan pertanian) menetap tanpa bakar dalam kurun 3 tahun pelaksanaan kemajuan demplot. Mengembangkan demplot kebun campuran menjadi demplot mandiri. Beberapa hal untuk keberlanjutan kegiatan akan diputar dari kesepatan untuk penjualan produk penjualan hasil demplot. Misalnya ada keuntungan dari penjualan hasil tanaman hortikultura, sebagian dananya digunakan untuk pembelian bibit, peremajaan alat pertanian dan operasional lainnya. Sisanya sebagai keuntungan pengelola demplot (asisten demplot). Mengembangkan promosi demplot dengan tujuan demplot mampu menjadi media pembelajaran bagi masyarakat desa sekitar desa khalayak target primer yang pada akhirnya memberi dampak posistif perubahan perilaku bertani. Strategi tindak lanjut yang ditekankan di sini, dibangun berdasarkan isu-isu di atas. Strategi Kegiatan Kampanye ini kembali akan diintegrasikan bersama program kegiatan di lembaga dan kegiatan Proyek EC Lamandau program OFUK. Di proyek EC Lamandau kegiatan berintegrasi dalam Komponen 2 sub kegiatan 2.3 mengenai mempromosikan demontrasi proyek mata pencaharian yang berkelanjutan mengenai Pendidikan dan Penyadaran Masyarakat serta Penguatan Kapasitas melalui pertemuan dan pelatihan bulanan masyarakat mengenai logika dan analisa pertanian membakar tidak menguntungkan. 1. Strategi 1. Mempertahankan dan meningkatkan dukungan Keberlanjutan Dampak Demplot Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar a. Sasaran SMART 1 Pada Agustus 2011, melalui kerja sama dengan Proyek EC Lamandau, pada Agustus 2011, pemahaman masyarakat mengenai dampak membakar lahan akan meningkat dari 66,7% menjadi 75%. b. Sasaran SMART 2 Pada Agustus 2011, paling tidak akan terlihat 2 demplot kebun campuran menetap mandiri (yang dikelola oleh kelompok tani) di dua desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti). c. Sasaran SMART 3 Sampai dengan Agustus 2011 akan terlaksana paling tidak 11 pelatihan mengenai pertanian tanpa tebas bakar tiap bulan yang diikuti paling tidak 15 petani setiap sesi pelatihannya. Catatan: Kegiatan ini menjangkau masyarakat petani dengan pertemuan dan pendampingan kegiatan pertanian tindak lanjut di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target primer. 93

94 Sepanjang bulan dilakukan kegiatan pertemuan dan pelatihan masyarakat petani target primer. Implementasi Kegiatan 1. Kegiatan 1. Pertemuan Konsensus Masyarakat Petani target primer membahas Pengembangan Demplot Gambaran kegiatan: Dalam kegiatan ini akan menggali hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan di demplot dari mulai sarana produksi (mengembangkan bibit) meningkatkan minat adopsi kegiatan demplot di masyarakat, hasil dan pemasaran sampai ke bentuk promosi (dukungan pemda dan pasar lokal serta mitra penyingkiran hambatan). Materi-materi yang diperlukan: a. Kertas Plano (10-15 lembar per kegiatan). b. Spidol 3 warna. c. Kertas Metaplan 3-4 warna. d. Lakban kertas 2. e. Spanduk kegiatan f. Media pemasaran pesan (poster, lembar fakta, pin, t-shirt dan buletin Sumpitan) Rincian kegiatan: Kegiatan ini adalah pertemuan dengan mengundang perwakilan petani dua desa target dan pemerintah desa target primer dengan metode konsensus. Kegiatan ini akan dilakukan pada bulan Februari Kertas plano digunakan sebagai media untuk mencatat konsep ide kegiatan dan hasil pertemuan. Kertas metaplan, alat tulis yang kemudian ditempelkan dengan lakban kertas untuk diberikan ke masyarakat menulis ide atau hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan demplot kebun campuran menetap agar lebih banyak yang mengadopsi kegiatannya dan pengembangannya ke arah demplot mandiri. Spanduk kegiatan sebagai pengingat kegiatan dan pesan yang dibangun dalam kegiatan. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Hal ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat petani ladang untuk tidak membuka lahan dan membakar serta lebih mengintesifkan lahannya untuk pengembangan pertanian yang berkelanjutan mendukung ekonomi. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan konsensus menggali potensi untuk pengembangan demplot oleh masyarakat implementasinya dilihat di bulan berikutnya sedangkan evaluasinya dilakukan pada akhir pertemuan dengan membuat pertanyaan ORID (O: menanyakan gambaran hasil kegiatan apakah diterima; R: sebeluah refleksi peserta pertemuan pada kegiatan; I: masyarakat dapat mengartikan kembali hasil pelatihan dan D: menggali rencana peserta setelah tahu gambaran potensi kegiatan pertanian menetap melalui gambaran kegiatan membakar merugikan hasil pertanian). 2. Kegiatan 2. Promosi Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Gambaran kegiatan: Kegiatan ini dilakukan untuk mempromosikan kegiatan demplot kepada pemerintah daerah (dinas terkait: Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan), pengusaha pasar lokal dan mitra penyingkiran 94

95 hambatan serta mass media cetak/elektronik dalam kegiatan Temu Usaha. Selain itu akan dilakukan publikasi ke media-media cetak daerah. Materi-materi yang diperlukan: a. Kerangka Acuan Kegiatan. b. Daftar dinas terkait, penjual/pengepul pasar lokal dan mass media (cetak maupun elektronik. c. Spanduk kegiatan d. Media pemasaran pesan (lembar fakta, pin, t-shirt dan buletin Sumpitan) Rincian kegiatan: Bentuk dari kegiatan ini adalah undangan pertemuan temu usaha yang mengundang perwakilan dinas terkait pengembangan agroforestri (kebun campuran) tanpa membakar. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Mei Selain itu juga mengundang pengusaha/penjual pasar lokal untuk melihat potensi kelayakan pasar produk hasil demplot. Mass media juga dihadirkan untuk mendukung publikasi di media-media lokal sehingga masyarakat tahu ada demplot yang diperkenalkan untuk pengendalian pembukaan lahan hutan dan kebakaran lahan hutan. Kerangka acuan yang berisi latar belakang kegiatan, tujuan, hasil yang diharapkan dengan lampiran daftar undangan dan agenda kegiatan sebagai media untuk mengarahkan peserta memahami tujuan dan hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini. Daftar dinas terkait, penjual/pengepul produk di pasar lokal dan media massa dibuat untuk memandu penyusunan surat undangan mengikuti kegiatan ini. Spanduk kegiatan sebagai pengingat kegiatan dan pesan yang dibangun dalam kegiatan. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan promosi demplot evaluasinya dilakukan pada akhir pertemuan dengan membuat pertanyaan ORID (O: menanyakan gambaran kegiatan demplot; R: sebeluah refleksi peserta untuk meningkatkan mutu demplot ke masyarakat; I: peserta memberikan banya gambaran untuk demplot dan D: menggali rencana peserta setelah tahu gambaran potensi kegiatan pertanian menetap melalui gambaran kegiatan membakar merugikan hasil pertanian). 3. Kegiatan 3. Pertemuan dan Pelatihan Tiap Bulan Gambaran kegiatan: Kegiatan ini dilakukan untuk lebih menumbuhkan peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal sesama petani. Pertemuan dibuat untuk para petani salaing berinteraksi komunikasi satu dengan yang lain dan pelatihan sebagai bentuk tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan yang pelu mereka sikapi dan komunikasikan kepada yang lain (petani yang lain). Materi-materi yang diperlukan: a. Kertas plano. b. Kertas metaplan, alat tulis dan lakban kertas. c. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. 95

96 Rincian kegiatan: Kegiatan mulai September 2010-Agustus Kertas plano digunakan sebagai media untuk mencatat konsep ide kegiatan dan hasil pertemuan. Kertas metaplan, alat tulis yang kemudian ditempelkan dengan lakban kertas untuk diberikan ke masyarakat menulis ide atau hal-hal yang berkaitan untuk meningkatkan kegiatan pertanian menetap tanpa bakar. Media pemasaran pesan lainnya (poster untuk menjangkau kedalaman pengetahuan dan penjangkauan luas masyarakat di desa, lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye, pin dan t-shirt dibuat sebagai pengingat pesan kemudian buletin Sumpitan sebagai media informasi yang menjangkau kedalaman pesan pengetahuan sebagai pemasaran pesan yang dikemas dalam bentuk tulisan cerita dan berita. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Untuk pertemuan bulanan akan dilakukan monitoring dengan melakukan kunjungan ke lapangan melihat perkembangan demplot, respon masyarakat dan lahan masyarakat yang mengdopsi kegiatan demplot. 2. Strategi 2. Penjangkauan informasi Fungsi Hutan dan Pertanian Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar mencegah perluasan lahan hutan dan kebakaran hutan kampanye ini menjangkau masyarakat petani dengan pendampingan kegiatan pertanian tindak lanjut di desa Tempayung dan Babual Baboti sebagai khalayak target primer dan target sekunder. Sebagai khalayak petani target sekunder di desa Tanjung Putri, Tanjung Terantang, Kelurahan Mendawai Seberang dan Kelurahan Kotawaringin Hilir di wilayah kabupaten Kotawaringin Barat. Berikutnya desa Sungai Pasir, Natai Sedawak dan Kartamulia di wilayah kabupaten Sukamara. Catatan: Kelompok desa kontrol/pembanding adalah kelurahan Raja Seberang dan Kotawaringin Hulu. a. Sasaran SMART Petani Desa Target Primer Sasaran SMART 1 (Pengetahuan) Pada Agustus 2011, pengetahuan masyarakat di desa target primer mengenai fungsi SM Sungai Lamandau sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih masyarakat sekitarnya meningkat dari 56,7% menjadi 60%. Sasaran SMART 2 (Pengetahuan) Pada Agustus 2011, pengetahuan petani desa target primer pertanian mengenai manfaat kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah pembukaan lahan dan menjaga keutuhan hutan SM Sungai Lamandau serta kebakaran hutan meningkat 33,3% menjadi 43%. Sasaran SMART 3 (Sikap) Pada Agustus 2011, petani desa target primer pertanian menyikapi membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah meningkat dari 29,15% menjadi 40%. Sasaran SMART 3 (Komunikasi Interpersonal) Pada Agustus 2011, petani desa target primer pertanian membicarakan dengan saudara atau tetangganya di desa tentang pertanian menetap menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 58,3% menjadi 60%. 96

97 b. Sasaran SMART Petani Desa Target Sekunder Sasaran SMART 1 (Pengetahuan) Pada Agustus 2011, pengetahuan masyarakat di desa target primer mengenai fungsi SM Sungai Lamandau sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih masyarakat sekitarnya meningkat dari 23,7% menjadi 35%. Sasaran SMART 2 (Pengetahuan) Pada Agustus 2011, pengetahuan petani desa target primer pertanian mengenai manfaat kebun campuran menetap tanpa bakar mencegah pembukaan lahan dan menjaga keutuhan hutan SM Sungai Lamandau serta kebakaran hutan meningkat 28% menjadi 35%. Sasaran SMART 3 (Sikap) Pada Agustus 2011, petani desa target primer pertanian menyikapi membuka lahan tebas dan bakar di kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau akan menimbulkan masalah meningkat dari 28,9% menjadi 35%. Sasaran SMART 3 (Komunikasi Interpersonal) Pada Agustus 2011, petani desa target primer pertanian membicarakan dengan saudara atau tetangganya di desa tentang pertanian menetap menguntungkan tanpa bakar meningkat dari 31,7% menjadi 40%. Implementasi Kegiatan Penjangkauan 1. Kegiatan 1. Kampanye Penjangkauan-Berladang Menetap mendukung Pengendalian Pembukaan Lahan Hutan serta Kebakaran Hutan dan Lahan Gambaran kegiatan: Melakukan kegiatan kunjungan penyuluhan di desa target primer dan sekunder. Kegiatan kampanye ini diikuti dengan penyebaran media pemasaran pesan kampanye. Materi-materi yang diperlukan: a. Perlengkapan penyuluhan dengan presentasi power point mengapa perlu menjaga melestarikan hutan, melestariakn SM Sungai Lamandau dan berladang menetap tanpa bakar serta pemutaran film bertema pelestarian hutan/ilm (layar, lcd, materi poer point, film tentang lingkungan, dvd player). b. Media pemasaran kampanye (poster, ILM radio (ajakan dan himbauan), lembar fakta dan pin juga t-shirt). Rincian kegiatan: Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh tim Edukasi proyek EC Lamandau yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan adalah sub program Mobile Education and Library Unit (MELU) dan tim divisi edukasi Yayorin saat ada kegiatan perayaan lokal. Kunjungan penyuluhan dengan mengunjungi desa ke desa dan tiap bulan bisa satu sampai dua desa yang dikunjungi dengan melakukan sosialisasi kepada pihak pemerintah desa. Saat penyuluhan akan dilakukan presentasi materi mengenai fungsi hutan dan manfaat melestarikan hutan serta berladang menetap. Dalam kegiatan penyuluhan juga diselingi pemutaran film bertema melestarikan hutan/petani berhasil dan ILM radio tentang ajakan/himbauan bupati berladang menetap. Media-media pemasaran kampanye juga disebarkan saat momentum ini terjadi. Monitoring dan evaluasi kegiatan: Monitoring dengan melakukan kegiatan survey efektifitas pada tiap media yang sebelumnya akan dilakukan uji coba sebelumnya kepada khalayak, mitra dan tim yang terlibat sebagai pelaksana kampanye. 97

98 2. Kegiatan 2. Kampanye Penjangkauan melalui kegiatan perayaan lokal daerah Gambaran kegiatan: pada kegiatan ini kampanye berintegrasi dengan momentum perayaan lokal daerah dengan memberikan gambaran-gambaran ajakan untuk berladang menetap tanpa membakar, ajakan menanam pohon untuk kelestarian hutan dan mencegah perubahan iklim, sebarkan informasi untuk tidak membakar lahan di bulan musim kemarau. Materi-materi yang diperlukan: a. Spanduk kampanye berladang menetap tanpa membakar. b. Spanduk ajakan menanam pohon untuk melestariakan hutan dan mencegah perubahan iklim. c. Lembar fakta informasi untuk tidak membakar lahan di bulan musim kemarau dan langkah-langkah membuka lahan tanpa bakar. d. Pameran display foto kegiatan pertanian yang menginspirasi. Rincian kegiatan: Kegiatan ini sebagian sifatnya partisipasi dalam perayaan-perayaan lokal, seperti Hari Ulang Tahun kabupaten. Sebagian lagi berintegrasi bersama kegiatan proyek EC Lamandau dalam pelaksanaan kegiatan perayaan hari-hari besar lingkungan, baik dalam bentuk pawai maupun pameran. Spanduk dibuat sebagai media pemasaran pesan kampanye yang bersifat untuk membangun ajakan dan pengingat pesan kampanye. Lembar fakta diberikan untuk menjangkau kedalaman pesan kampanye dengan penjangkauan khalayak khusus petani yang hadir pada kegiatan pameran atau pawai. Pameran display foto kegiatan pertanian yang menginspirasi untuk penjangkauan skap dan komunikasi interpersonal. Sifatnya dapat langsung dilihat keberhasilankeberhasilan dari pertanian menetap tanpa bakar, sehingga mereka termotovasi mengadosi kegiatan berldang menetap. Monitoring dan evaluasi media dan kegiatan: i. Monitoring media dengan membuat kegiatan survey pada tiap media yang sebelumnya akan dilakukan uji coba sebelumnya kepada khalayak, mitra dan tim yang terlibat sebagai pelaksana kampanye. ii. Monitoring dan evaluasi kegiatan dengan melakukan pencataan maupun dengan pertanyaan ORID terkait pelaksanaan kegiatan, jumlah khalayak yang tertarik hadir dan memberi tanggapan, serta jumlah dan jenis media pemasaran pesan yang diberikan. Dana/Biaya Kegiatan 1. Dana kegiatan Penyuluhan dan Perayaan Lokal Daerah dan Hari Besar Lingkungan untuk mobilisasi transportasi tim dan pengelolaan lahan demplot serta pertemuanpertemuan/pelatihan masyarakat bulanan didukung oleh mitra lembaga, melalui dana kegiatan proyek EC lamandau dari program OFUK yang bekerjasama dengan Yayorin dan didukung BKSDA Kalimantan Tengah. 2. Kegiatan Pertemuan Konsensus serta Pertemuan Promosi Demplot akan difasilitasi melalui dana kegiatan Dana Alumi Pride dan Dana Sisa Kampanye Awal. Dana ini juga akan dialokasikan sebagai Salary Manajer Kampanye SM Sungai Lamandau. Kesimpulan 1. Strategi pertama dengan berbagai kegiatannya adalah bermaksud untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi demplot kebun campuran menetap tanpa bakar dalam mendukung pengurangan perluasan lahan ke hutan (SM Sungai Lamandau) dan kebakaran lahan hutan serta solusi untuk peningkatan ekonomi 98

99 melalui bertani kebun campuran menetap. Tujuan utamanya adalah untuk menjangkau 42 petani yang belum mengadopsi kebun campur. 2. Strategi kedua dengan berbagai kegiatannya adalah bermaksud untuk menjangkau peningkatan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal di masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk menjangkau lebih luas lagi masyarakat di desa lain yang sebelumnya menjadi target sekunder Kampamye Pride sehingga pada akhirnya semua masyarakat tidak lagi melakukan sistem tebas bakar. 3. Biaya-biaya kegiatan untuk penyuluhan dan pengelolaan demplot serta sumberdaya pengelolaannya dan mobilisasi transportasinya akan dibiayai oleh dana Proyek EC Lamandau. Sedangkan pertemuan konsensus menggali keberlanjutan kelayakan potensi demplot, promosi demplot dan salary manajer kampanye dibiayai oleh Hibah dana Alumni Pride Rare Sptember 2010/Oktober 2011 dan sisa dana Kampanye Pride SM Sungai Lamandau awal. 4. Kegiatan kampanye fokus pada peningkatan perubahan perilaku petani mengurangi kegiatan pembukaan lahan untuk konversi pertanian dan perkebunan serta mengrangi kebakaran hutan dan lahan akibat kegiatan pertanian tebas bakar. 99

100 Tabel 24. Tabel untuk anggota tim dan khalayak kunci (RACI) Anggota Tim & Khalayak Kunci (RACI) Memantau Capaian (Deliverables) Kampanye Nama Anggota Tim Asosiasi/Peran Ide komunikasi Rencana Komunikasi/Membangun Hubungan Kerjasama Prelaunch Launch Implementasi Tindak Lanjut Uni Eropa (European Union) Kontribusi pendanaan (A) dana x ü laporan kemajuan support dana 2011 Manajer program Proyek EC Lamandau Orangutan Foundation UK SKW II BKSDA Kalteng (Bapak Eko Novi) Bapak Tarwan Kepala BPP Kolam (Bapak Sumarwoto) dan PPLnya Kontribusi pendanaan (A) dana x ü laporan kemajuan support dana 2011 Membantu memberi informasi (I) Tempat konsultasi dan pelatih/nara sumber (C & R) yang menyetujui (A), tempat konsultasi C dan R Dinas Pertanian (Kepala Dinas) Tempat konsultasi dan pelatih (C & R) program kegiatan bersama nara sumber ü x pelatihan kader penyuluh Bantuan bibit berkelanjutan x x ü ü ü x Menyusun Rencana Kegiatan bersama menghubungi nara sumber Diskusi Rencana Kegiatan Sosialisasi Rencana Kegiatan kegiatan berkelanjutan mengirim TOR dan undangan Aplikasi Pelatihan untuk PPL dan Petani Kader Membuat surat permohonan bantuan bibit Dinas Kehutanan (Kepala Dinas) Tempat konsultasi dan pelatih (C & R) Bantuan bibit berkelanjutan ü x Sosialisasi Rencana Kegiatan Membuat surat permohonan bantuan bibit Kepala Dinas Perkebunan Kobar (Bpk Rosihan Pribadi) Direktur Yayorin (Togu Simorangkir) atau yang mewakili Yayorin (semua staf program) CM SMSL (Eddy Santoso) Tempat konsultasi dan pelatih (C & R) yang menyetujui (A), memberi informasi (I) Tempat konsultasi C, pelatih (R), memberi informasi (I) yang menyetujui (A), memberi informasi (I) dan R Bantuan bibit berkelanjutan koordinasi aplikasi BROP aplikasi kegiatan x ü Sosialisasi dan aplikasi kegiatan Fasilitator Pertanian (Edi Sumanto, Suwardi) pelaksana penguatan masyarakat R aplikasi kegiatan x ü ü x Sosialisasi Rencana Kegiatan Membuat surat permohonan bantuan bibit x ü diskusi pelaksnaan persetujuan aplikasi x ü sosialisasi bahan materi kegiatan sosialisasi bahan materi kegiatan sosialisasi bahan materi kegiatan merancang waktu yang sama untuk aplikasi merancang waktu yang sama untuk aplikasi merancang waktu yang sama untuk aplikasi 100

101 Tabel 25. Rencana Kegiatan Operasional Kampanye Tindak Lanjut No Kegiatan PJ Durasi Program Status Bulan/Tahun Keterangan Mulai Akhir Bulan September 2010/Agustus 2011 September 2011/Agustus 2012 September 2012/Agustus 2013 Kampanye penjangkauan Sosialisasi rencana Kampanye ke- 2 CM Alumni SMSL Sept Okt bulan 9 ke semua tim program lembaga dan tim proyek EC Lamandau + OFUK Membuat dan mendistribusik an pemasaran pesan kampanye Kunjungan Penyuluhan Desa CM Alumni SMSL + Lead Educator +Tim MELU Lead Educator+ Tim MELU+CM Alumni SMSL Pengelolaan Demplot Penyingkiran Hambatan (Barrier Removal) Pengelolaan lahan demplot Fasilitator Pertanian Pertemuan dan CM Alumni Pelatihan tiap SMSL, Lead bulan di desa Educator Target Primer + Fasilitator Pertanian Penyebaran ke khalayak target; ke pemantung (pengambil getah jelutung dalam kawasan di 3 jalur sungai: Sungai Buluh, Sungai Teringin dan Sungai Rasau) dan pengikan 9 Kegiatan Penyuluhan + Pemutaran Film Lingkunganke -9 desa sekitar SM Sungai Lamandau Pertemuan CM Alumni 2 Tujuan: 9 Paling tidak diikuti petani tiap pertemuan dan pelatihan teknologi pertanian tanpa membakar 101

102 Konsensus Pengembanga n Demplot secara partisipatif Promosi demplot kebun campuran (temu usaha) SMSL +Lead Educator+ Fasilitator Pertanian CM Alumni SMSL +Lead Educator+ Fasilitator Pertanian untuk mencipta pengelolaan demplot mandiri 5 Tujuan: Pemasaran produk dan memotivasi petani ladang menetap Evaluasi Kegiatan Evaluasi tahap CM Alumni implemetasi SMSL+ keseluruhan Supervisor +PPM +Manajer Program di lembaga Laporan Kegiatan Kampanye Laporan kegiatan CM Alumni SMSL Dalam rapat koordinasi per bulan Per 3 bulan di blog campaign RarePlanet 102

103 Usulan Dana Alumni Rare 2010 I. Informasi Umum 1. Persyaratan yang harus dipenuhi pelamar: (Dana Alumni Rare tahun 2010 HANYA disediakan untuk alumni manajer kampanye Pride dan dalam kondisi-kondisi khusus diberikan pula untuk organisasi-organisasi yang menjadi mitra Pride dan telah meneruskan kampanye Pride saat si manajer kampanye tidak berada lagi di organisasi itu lagi. Alumni yang dapat mengajukan aplikasi untuk Dana Alumni Rare 2010 adalah mereka yang telah atau akan menyelesaikan kampanye Pride pada tahun Sedangkan yang dimaksud dengan Organisasiorganisasi yang menjadi mitra Pride adalah organisasi lokal yang menjadi mitra Pride (Lead Agency) dan disponsori oleh kampanye Pride pertama.) Apakah Anda alumnus manajer kampanye Pride yang saat ini masih bekerja di organisasi yang menjadi mitra Pride sejak awal? Ya Tidak Apakah Anda alumnus manajer kampanye Pride yang saat ini bekerja di organisasi yang baru? Ya Tidak Jika Anda menjawab Tidak untuk 2 pertanyaan di atas, apakah Anda adalah perwakilan dari organisasi yang menjadi mitra Pride sejak awal dengan manajer kampanye yang baru? (alumni Pride tidak lagi bekerja di organisasi tersebut dan manajer kampanye yang baru sedang menerapkan proyek yang diajukan manajer sebelumnya. Ya Tidak Jika Anda menjawab Tidak untuk ketiga pertanyaan di atas, silakan hubungi staf Dana Alumni Rare, karena lamaran Anda mungkin tidak memenuhi syarat untuk bisa mendapatkan dana tersebut. 2. Data detail pelamar: (Pelamar harus merupakan pimpinan dari proyek yang diajukan dalam Aplikasi ini. Mohon cantumkan nama alumnus manajer kampanye Pride atau perwakilan dari organisasi yang menjadi mitra Pride dalam formulir ini. Alumni Pride harus disponsori oleh mitra organisasi yang terdaftar secara resmi seperti LSM, institusi lokal, departemen pemerintahan untuk bertindak atas nama penerima dana Alumni Rare.) Nama lengkap: Eddy Santoso Jabatan/Posisi di dalam organisasi: Manajer Divisi Pendidikan Nama organisasi: Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) Alamat lengkap untuk surat-menyurat: Jalan Bhayangkara Km 1. Pangkalan Bun Kalimantan Tengah Negara: Indonesia Nomor telepon (dilengkapi dengan kode internasional) : / Nomor faks (dilengkapi dengan kode internasional) : Alamat esasaba@yahoo.co.id 3. Data detail organisasi yang menjadi mitra Pride: (Mohon cantumkan nama organisasi yang akan menerima dan mengelola dana bantuan yang diberikan. Organisasi tersebut harus terdaftar secara resmi dengan nomor rekening bank atas nama organisasi dan memberikan dukungan penuh pada proyek aplikasi ini. Selain itu, perwakilan dari organisasi yang menjadi mitra harus menandatangani Pernyataan Persetujuan Dana Alumni Rare yang ada di Lampiran A.) Nama mitra organisasi: Yayasan Orangutan Indonesia Alamat lengkap untuk surat-menyurat: Jalan Bhayangkara Km 1. Pangkalan Bun Kalimantan Tengah Negara: Indonesia Nomor telepon (dilengkapi dengan kode internasional): Nomor faks (dilengkapi dengan kode internasional): Alamat website: Nama dan jabatan orang yang akan menandatangani persetujuan dan akan bertanggung jawab atas penggunaan dana: (Direktur Eksekutif dari perwakilan tingkat tinggi lain yang berwenang untuk melaksanakan proyek-proyek baru dan menerima dana tersebut.) Nama lengkap perwakilan dari mitra organisasi yang memiliki wewenang untuk menandatangani: Togu Simorangkir Jabatan/Posisi di dalam organisasi: Direktur Yayorin Nomor telepon (dilengkapi dengan kode internasional): Alamat togu@yayorin.org 103

104 4. Rangkuman proyek: (tidak lebih dari 3 kalimat) Nama proyek: Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau. Kampanye ini melakukan kegiatan penjangkauan penyadaran kepada petani ladang berpindah untuk berladang menetap tanpa bakar. Tujuannya untuk mengrangi kegiatan pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan dengan pola tebas bakar Nama lokasi proyek dan tempat proyek dilakukan: Suaka Margasatwa Sungai Lamandau (SMSL) dan 9 desa di sekitar kawasan SMSL Total dana yang diajukan kepada Dana Alumni Rare (dalam US$): Tahun I = US$7,428.5 Tahun II = US$13,758.4 Tahun III = US$14,

105 (Mohon berikan jawaban yang lengkap dan jelas, masing-masing maksimum 1 atau 2 paragraf) II. Ulasan Tentang Kampanye Pride Awal 5. Mohon berikan ringkasan hasil- hasil Kampanye Pride Anda sebelumnya: bukti-bukti keberhasilan yang menunjukkan banyaknya dukungan konstituen yang didapatkan dari lokasi kampanye yang menjadi target Anda. (Ini adalah hasil yang berkaitan dengan K+A+IC atau Knowledge, Attitude dan Interpersonal Communication dalam Teori Perubahan Anda. Tuliskan dalam bentuk jumlah sukarelawan, jumlah orang yang menandatangani petisi, jumlah kelompok-kelompok lingkungan hidup yang berhasil dibentuk.) Pengetahuan masyarakat petani khalayak target primer (desa Tempayung dan desa Babual Baboti) mengetahui dampak hutan rusak pada pertanian meningkat dari 41,7% menjadi 100%, sedangkan pengetahuan perladangan kebun campuran menentap tanpa bakar menekan pembukaan lahan meningkat dari 50% di akhir kampanye menjadi 93,3%. Selain pengetahuan diikuti meningkatnya sikap masyarakat petani khalayak target primer yang menyikapi kebun campuran menetap di lahan sendiri adalah bermanfaat dari 91,7% menjadi 100%. Hal yang sama dicapai meningkat adalah komunikasi interpersonal di masyarakat petani target primer yang membicarakan tentang hal pengelolaan lahan dan manfatnya meningkat dari 8,3% menjadi 33,3%. Sedangkan yang membicarakan pelestarian hutan dan berladang menetap juga meningkat dari 8,3% menjadi 46,7%. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal menjadi dasar perubahan perilaku. Sebagai catatan informasi: selama kampanye dilakukan telah mengajak lebih dari 100 orang sukarelawan yang membantu kegiatan pemasaran media kampanye dan survei kampanye. Sukarelawan sebagian besar adalah pelajar SMP dan SMA di dua kabupaten (Kotawaringin Barat dan Sukamara) dan pemuda karang taruna di desa target (Tempayung). 6. Mohon berikan ringkasan hasil konservasi dari Kampanye Pride Anda sebelumnya: bukti keberhasilan yang menunjukkan bagaimana ancaman-ancaman bisa berkurang atau mereda. (Ini adalah hasil yang berkaitan dengan BC, TR, dan C atau Behavior Change, Threat Reduction, dan Conservation dalam Teori Perubahan Anda. Tuliskan dalam bentuk jumlah area baru yang berhasil dilindungi (dalam satuan hektar), jumlah pengurangan kebakaran hutan, jumlah percontohan yang berhasil dibentuk.) Hasil yang dicapai dalam perubahan perilaku para petani ladang berpindah tebas bakar adalah sebanyak 157 orang petani (118 orang petani menjadi peladang menetap tanpa bakar, 39 peladang menetap yang masih tebas bakar). Melebihi capaian sasaran SMART yang semua hanya ditargetkan yang mengadopsi perladangan menetap hanya 50 % dari 202 petani ladang berpindah. Hasil survei pasca hasilnya berbanding lurus, saat survei menanyakan apakah sudah mempraktekkan berladang/berkebun campuran menetap tanpa bakar jawabannya 53,3% meningkat dari yang semula 0%. Perilaku berubah lainnya yang terlihat dari hasil survei pasca adalah menurunnya jumlah masyarakat yang tidak tahu/tidak melihat lagi aktifitas pembukaan lahan bepindah tebas bakar dari 41,7% meningkat 53,3%. Pada saat penulisan (Juli 2009), Tim Patroli Proyek EC Lamandau program dari OFUK yang bekerjasama dengan Yayorin didukung BKSDA Kalimantan Tengah melaporkan bahwa meningkatnya pengetahuan, sikap, komunikasi interpersonal dan perubahan perilaku menurunkan jumlah kebakaran, kegiatan penebangan dalam kawasan hutan SM Sungai Lamandau dan bertambahnya tutupan hutan SM Sungai Lamandau hingga 60% (perbandingan gambar peta Citra Landsat 2006 dengan Peta Citra Alos 2009). Terbukti tidak adanya kebakaran lahan dan aktifitas pembukaan lahan serta penebangan. Hal ini juga terkait dengan efektifitas penjangkauan dari beberapa media pemasaran pesan, seperti pertemuan/diskusi masyarakat, pelatihan/studi banding, penyebaran poster dan berfungsinya penyingkiran hambatan untuk menghambat pola kegiatan merusak di sekitar dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau. 7. Mohon berikan rangkuman langkah-langkah selanjutnya yang disebutkan dalam Laporan Akhir kampanye Anda. (Langkah-langkah ini merupakan rekomendasi tindak lanjut yang diperlukan untuk bisa mencapai hasilhasil konservasi sesudah kampanye Pride awal selesai.) Meskipun demikian masih ada beberapa hal penting yang perlu ditindak lanjuti untuk menjamin bahwa perubahan yang sedang terjadi dapat berlanjut di proyek kampanye ini. Beberapa hal penting itu diantaranya adalah bahwa kegiatan tindak lanjut ini akan difokuskan pada dua desa target primer, yaitu desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan untuk mengurangi angka jumlah petani yang masih melakukan berladang dengan tebas bakar di kedua desa yang menjadi target primer. Caranya dengan mendorong masyarakat yang masih melakukan perladangan menetap dan berpindah dengan tebas bakar untuk mengurangi pembakaran dan mau mengadopsi kegiatan demplot kebun campuran menetap tanpa bakar. Hal ini diikuti dengan pemahaman-pemahaman mengenai konsep logika dan analisa bahwa manfaat berladang menetap menguntungkan dan bertani membakar itu merugikan. 105

106 Kemudian memastikan kembali rencana tindak lanjut bisa terintegrasi dengan program di lembaga dan di rencana kegiatan Proyek EC Lamandau untuk melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Mendorong partisipasi desa target primer dalam membuat peraturan pengelolaan lahan, khususnya untuk pertanian, 2) Mendorong pemasaran produk pertanian masyarakat ke pasar-pasar lokal. Hal ini dilakukan untuk mengukur tingkat nilai manfaat (keuntungan pertanian) menetap tanpa bakar dalam kurun 3 tahun pelaksanaan kemajuan demplot, 3) Mengembangkan demplot kebun campuran menjadi demplot mandiri. Beberapa hal untuk keberlanjutan kegiatan akan diputar dari pendapatan penjualan produk penjualan hasil demplot. Misalnya ada keuntungan dari penjualan hasil tanaman hortikultura, sebagian dananya digunakan untuk pembelian bibit, peremajaan alat pertanian dan operasional lainnya. Sisanya sebagai keuntungan pengelola demplot (asisten demplot), 4) Mengembangkan promosi demplot dan pemasaran produk pertanian lokal dengan tujuan masyarakat desa sekitar desa khalayak target primer melihat potensi pasar produksi pertanian lokal di pasar lokal. Pemasaran produk pertanian lokal yang ditawarkan cenderung pada hasil panen tanaman jangka pendek (hortikultura) dan menengah (pisang, pepaya). Mekanisme pemasarannya melalui pendekatan ke para penjual pasar lokal yang di hadirkan di pertemuan temu usaha yang kemudian dijelaskan bahwa produk pertanian lokal khalayak desa target primer (Tempayung dan Babual Baboti) siap menyuplai produk hasil panen pertanian, khususnya hasil panen tanaman jangka pendek dan menengah. Sebelumnya mekanisme yang terjadi baru melalui tawaran para penjual keliling untuk memasarkan hasil pertanian lokal, terutama yang terinspirasi dari hasil produksi panen di demplot. 8. Kemajuan apa yang telah dibuat dalam usaha mencapai kegiatan-kegiatan tindak lanjut tersebut sejak kampanye awal berakhir? Pada akhir kampanye berakhir, manajer kampanye telah membuat strategi tindak lanjut kampanye dan Rencana Operasional Kerja Kampanye tindak lanjut. Kegiatan akan difokuskan untuk mengurangi jumlah petani ladang berpindah dan peladang menetap dengan tebas bakar di desa khalayak target primer (Tempayung dan Babual Baboti). Manajer Kampanye juga telah melakukan koordinasi dengan lembaga (khususnya supervisor) untuk rencana tindak lanjut, yang kemudian akan segera merencanakan koordinasi kegiatan dengan tim di lembaga dan yang berada di proyek EC Lamandau. Manajer Kampanye juga telah melakukan pendekatan ke pasar untuk mengidentifikasi pasar lokal yang tertarik pada hasil produk pertanian desa yang berdekatan dengan pasar lokal. Selain itu juga telah mengidentifikasi jenis komoditas produk hasil pertanian unggulan yang laku di pasar lokal. Hasil identifikasi sementara komuditas produk hasil pertanian unggulan yang dipasarkan kebanyakan adalah hasil tanaman jangka pendek (hortikultura) dan jangka menengah (pisang, pepaya dan jagung/pun singkong). Hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan promosi dan pemasaran produk pertanian yang direncanakan pelaksanaannya pada periode September 2010/Agutus 2011 dan keberlanjutannya sampai Agustus Mohon jelaskan bagaimana Aplikasi ini dapat mendukung kegiatan-kegiatan tindak lanjut tersebut? Aplikasi ini dapat mendukung kegiatan tindak lanjut karena aplikasi yang dibuat ini berdasarkan strategi tindak lanjut kampanye. Rencana kegiatan tindak lanjut yang dirancang, kegiatannya berdasarkan capaian hasil kegiatan pasca kampanye awal yang perlu ditindaklanjuti. Kegiatan yang akan dilakukan terukur secara SMART capaian kegiatannya. Tentunya aplikasi ini berkaitan dengan jumlah dana yang diberikan untuk kegiatan tindak lanjut. Dana Hibah Alumni RARE yang diperoleh dari aplikasi ini nantinya akan diigunakan untuk operasional kegiatan pertemuan konsensus menggali keberlanjutan kelayakan potensi demplot, pertemuan promosi demplot, cetak media saluran komuniaksi pesan kampanye pada periode September 2010/Agutus 2011 dengan dukungan sisa dana Kampanye Pride SM Sungai Lamandau awal. Sedangkan untuk salary fasilitator pertanian dan asisten demplot dan kegiatan pendampingan khalayak target dan demplot dialokasikan pada periode September 2011/Agutus Sedangkan biaya-biaya kegiatan untuk penyuluhan dan pengelolaan demplot serta sumberdaya pengelolaan dan transport mobilisasi kegiatan masih didanai oleh dana Proyek EC Lamandau hingga Desember 2011 sesuai kesepakatan Manajer Program Proyek EC Lamandau dengan Lead Educator sebagai perwakilan Yayorin Juni

107 (Mohon berikan jawaban yang lengkap dan jelas, masing-masing maksimum 1 atau 2 paragraf.) III. Teori Perubahan untuk Kegiatan Tindak Lanjut 10. Draft Teori Perubahan Tujuh halaman berikutnya berisi tentang lembar kerja Teori Perubahan. Lembar kerja ini akan membantu Anda untuk mengerti dan mengembangkan Teori Perubahan untuk Kegiatan Tindak Lanjut Anda. 11. Jika Anda sudah memiliki Teori Perubahan untuk proyek ini melalui Rencana Tindak Lanjut Kampanye Pride Anda atau melalui kegiatan lain, silakan masukkan dokumen tersebut di sini. Ingatlah bahwa Teori Perubahan ini adalah untuk proyek kampanye tindak lanjut Anda. Anda mungkin sudah atau belum mengembangkan sebuah Teori Perubahan untuk Kampanye Pride pertama Anda, namun pikirkanlah bagaimana fase tindak lanjut dari kampanye Anda ini dapat lebih membangun Kampanye Pride awal Anda. Halhal apa saja dari Teori Perubahan awal Anda yang masih harus dibahas? Khalayak target atau ancaman mana yang memerlukan masih memerlukan focus? Khalayak target atau ancaman baru apa yang dapat difokuskan sekarang setelah pencapaian Kampanye Pride awal Anda? Solusi atau alat penyingkir halangan baru apa yang dapat ditambahkan dalam tahapan tindak lanjut ini? Untuk pertanyaan mengenai bagaimana mengisi lembar kerja ini, silakan menghubungi Koordinator Alumni Regional Anda. Tujuan Rare adalah membantu Anda mempertahankan serta mengembangkan dampak Kampanye Pride Anda Penjelasan Di Teori Perubahan sebelumnya memprediksikan dari 50% (88 KK dari 175 KK) yang mengadopsi perladangan menetap setelah dilakukan survei dan monitoring ulang dengan mencatat langsung kondisi di lapangan dan dari hasil survey tabulasi yang dibuat tercatat sampai bulan April 2010 sebanyak 157 KK (77,72%) dari 202 KK yang mengadopsi kegiatan perladangan menetap. Hasilnya melebihi capaian 50% (, yaitu 101 KK dari 202 KK). Kepatuhan masyarakat petani khalayak target yang telah mengadopsi perladangan menetap ditunjukkan dengan tidak lagi melakukan pembakaran lahan dan ini merupakan indikasi-indikasi awal yang menunjukkan bahwa asumsi kami benar dan Teori Perubahan yang diusulkan dalam proses perencanaan berlaku. Selain kepatuhan khalayak saat ini untuk tidak membakar dan menghasilkan nilai kebakaran lahan minim. Dari 157 KK yang telah mengadospi kegiatan peraldangan menetap ternyata masih 19,42% (N=39 KK) di desa Tempayung dan desa Babual Baboti sebagai peladang menetap yang masih membakar. Sisanya dari total keseluruhan khalayak hasil survey menuyatakan 20,79% (N=42 KK) di desa Tempayung dan desa Babual Baboti yang masih melakukan perladangan berpindah dengan sistem tebas bakar. Teori Perubahan untuk Rencana Tindak Lanjut Untuk mengurangi praktek pertanian ladang berpindah tebas bakar di sekitar SM Sungai Lamandau dan memelihara habitat penting orangutan Kalimantan, maka promosi pemasaran produk, adopsi pertanian menetap yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan dan meningkatkan ekonomi serta mendorong kebijakan aturan kelola lahan untuk pertanian akan lebih diperkenalkan. Petani lokal akan diberitahukan juga tentang batas area untuk orangutan Kalimantan di SM Sungai Lamandau, keuntungan-keuntungan mengadopsi pertanian menetap tanpa bakar. Bentuk pertanian yang telah dikembangkan setahun sebelumnya dalam teori perubahan akan memberikan lebih pendapatan berkelanjutan untuk mereka (masyarakat sekitar SM Sungai Lamandau) dan pada waktu bersamaan akan memelihara sistem pendukung kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan konsep pertanian menetap, pelatihan dan bantuan teknis serta cara memasarkan produk yang pada akhirnya masyarakat khalayak target mengadopsi dan mempraktekkan pertanian kebun campuran menetap. Karena beberapa hal tersebut di atas, akan ada sedikitnya 50% (41 KK dari 81 KK) masyarakat petani yang belum mengadopsi pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Kampanye Bangga tindak lanjut ini untuk mempertahankan 0 % kebakaran hutan 2010, mengurangi aktifitas 81 KK peladang berpindah agar populasi dan habitat orangutan Kalimantan terawat. Pertanian menetap telah diterapkan di masyarakat khalayak target dan dapat dikembangkan di lokasi kampanye pada Agustus 2011/

108 TEORI PERUBAHAN MENYAMPAIKAN DAMPAK KONSERVASI TINDAK LANJUT KAMPANYE PRIDE ANDA Apa Rancangan Teori Perubahan dan mengapa teori ini penting? Rancangan (draft) Teori Perubahan (Theory of Change/ToC) adalah penyampaian terbaik jenis tindak lanjut Kampanye Pride yang akan Anda terapkan di kawasan Anda. Karena Pride menyangkut perubahaan perilaku di tingkat masyarakat untuk mencapai konservasi jangka panjang, teori ini membuat Rare mengerti dampak konservasi tindak lanjut Kampanye Pride yang bisa Anda capai dengan mendokumentasikan ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang menjadi fokus Anda dan bagaimana Anda akan mengubah perilaku kelompok-kelompok utama untuk mengurangi ancaman tersebut. Draft ToC paling mudah dimengerti dengan mengkaji tujuh variabel yang saling berhubungan berikut ini. 1. Hasil Konservasi (Conservation Result/CR) Hasil konservasi apa yang ingin kita capai, dan target apa yang kita fokuskan untuk mencapainya? 2. Pengurangan Ancaman (Threat Reduction/TR) Apa ancaman utama target konservasi kita, dan ancaman mana yang bisa dikurangi? 3. Perubahan perilaku (Behavior Change/BC) Apa perilaku kelompok yang harus berubah untuk mengurangi ancaman ini? 4. Menyingkirkan Hambatan (Barrier Removal/BR) Apa hambatan dalam mengadopsi perilaku baru yang dimaksud, dan bagaimana upaya menyingkirkannya? 5. IC (Interpersonal Communication/Komunikasi antar individu) Diskusi seperti apa yang diperlukan untuk mendorong warga mengadopsi perilaku baru itu? 6. Sikap (Attitude/A) Sikap apa yang harus berubah agar diskusi itu bisa berjalan? 7. Pengetahuan (Knowledge/K) Pengetahuan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan membantu mengubah perilaku itu? Ke tujuh variabel ini berhubungan lewat persamaan sebagai berikut, K+A+IC+BR BC TR CR, yang berarti suatu peningkatan pengetahuan ditambah perubahan sikap, komunikasi antar individu dan penyingkiran hambatan akan menimbulkan perubahan perilaku, yang akan menyebabkan pengurangan ancaman dan, akhirnya, suatu hasil konservasi. Persamaan ini bisa menjadi dasar dalam mengembangan Rancangan Teori Perubahan dan akan membuat Anda bisa mendokumentasikan rantai hasil yang bagus yang berdampak pada konservasi keanekaragaman hayati jangka panjang di lokasi Anda. Rantai hasil memperlihatkan hasil yang diinginkan dari penerapan suatu strategi, dan pada akhirnya mewakili asumsi-asumsi yang Anda buat untuk lokasi proyek Anda. (Sumber: Miradi). Catatan: Rancangan Teori Perubahan adalah hipotesa tindak lanjut kampanye Anda atau rancangan awal, berdasarkan data yang Anda miliki sekarang dan akan diperbaiki selama proses perkembangan kampanye, dengan bantuan Program Manager dan/atau Alumni Coordinator Rare. Siapa yang mengembangkan Rancangan Teori Perubahan? Rancangan teori perubahan akan dikembangkan bersama oleh Anda, Rare dan mitra lain yang penting bagi keberhasilan kampanye Anda. Anda akan mengembangkan versi awal untuk didiskusikan bersama. Dengan mempergunakan Formulir contoh Rancangan Teori Perubahan yang telah disediakan di bawah, Anda akan mengidentifikasi komponen kampanye Pride Anda dengan menyebut satu target konservasi kampanye Anda (misalnya: terumbu karang), ancaman utama target itu (misalnya: menangkap ikan dengan bahan peledak), perilaku kelompok yang ingin Anda ubah (misalnya: mengurangi perilaku nelayan menangkap ikan dengan bahan peledak), upaya mengatasi hambatan yang harus dilakukan untuk mengubah perilaku itu (misalnya: kewajiban mempergunakan jala khusus untuk mengganti bahan peledak), dan elemen-elemen komunikasi yang akan diperlukan oleh Pride dalam membantu perubahan ini. Setelah Anda berhasil mengidentifikasi komponen- 108

109 komponen yang berbeda ini dan bagaimana mereka terkait satu sama lain, Anda akan bisa menulis ringkasan Rancangan Teori Perubahan Anda. Siapa yang mengkaji dan mengevaluasi Rancangan Teori Perubahan ini? Rancangan awal Teori Perubahan yang telah dikembangkan akan dikaji bersama dengan Rare melalui proses yang interakfif sehingga secara bersama dapat memperbaiki Rancangan Teori Perubahan sebelum evaluasi akhir dilakukan. Koordinator Alumni Regional, dibantu oleh Pride Program Manager akan membantu mengembangkan draft Teori Perubahan Anda. Kriteria apa yang digunakan untuk mengevaluasi Rancangan Teori Perubahan ini? Catatan Dana Alumni Rare: Harap lihat keseluruhan Pedoman Dana Alumni Rare untuk mengerti bagaimana Rare akan mengkaji draft Teori Perubahan Anda dengan dibantu komponen-komponen lain dalam Formulir Aplikasi Anda selama proses seleksi. Secara umum, rancangan Teori Perubahan akan dikaji berdasarkan tiga kriteria utama 1) Dampak Konservasi Yang Ingin Dicapai 2) Kemungkinan Penerapannya 3) Kemampuan Untuk Mengukur Hasilnya. 1) Untuk memperlihatkan Dampak Konservasi secara efektif, Anda harus menyebutkan hasil konservasi yang memiliki target hasil yang spesifik dan terukur dan menggambarkan hubungan logis dari perubahan perilaku hingga hasil konservasi ini. 2) Untuk menggambarkan Kemungkinan Penerapan, Anda harus memperlihatkan bahwa ancaman yang Anda sebutkan itu merupakan perbuatan manusia, kampanye ini merupakan bagian yang terintegrasi dengan baik dari strategi organisasi Anda dan Anda memiliki rencana yang efektif serta mitra untuk menyingkirkan hambatan. 3) Kemampuan Mengukur Hasil yang Anda miliki akan ditentukan oleh ada tidaknya rencana atau mitra untuk memantau dan mengkaji kampanye Anda. Setiap data dasar yang Anda miliki akan sangat membantu. 109

110 Bagaimana saya mengisi Formulir Contoh Rancangan Teori Perubahan? Anda akan mengikuti enam langkah untuk mengisi Rancangan Teori Perubahan Anda. Harap diingat Anda akan mengisi formulir dari kanan ke kiri. 1. Identifikasi hasil konservasi dan target konservasi di lokasi kampanye Anda yang akan menjadi fokus kampanye Anda. Perhatikan bahwa target konservasi harus lebih spesifik dari sekedar menyebut lokasi tempat Anda bekerja. Akan sangat membantu untuk mempertimbangkan definisi berikut saat mengidentifikasi target: Spesies spesifik, komunitas dan sistem ekologi yang dipilih untuk mewakili dan mencakup seluruh keanekaragaman hayati yang ditemukan di lokasi proyek. Semua itu merupakan dasar dalam menentukan tujuan, menerapkan kegiatan konservasi dan mengukur keefektifan konservasi. Dalam teori mudahan-mudahan dalam penerapannya juga -- konservasi dari target utama akan berarti konservasi seluruh keanekaragaman hayati asli di lokasi yang dimaksud (Sumber: Miradi). Contoh target keanekaragaman hayati adalah, terumbu karang, bakau, monyet emas Brazil (golden lion tamarin atau golden marmoset) dsb. 2. Mengidenfikasi ancaman utama target konservasi. Jika Anda tidak yakin dengan ancaman utama yang ada, tolong lengkapi formulir contoh Rancangan Teori perubahan tambahan untuk setiap ancaman yang Anda temukan. 3. Mengidentifikasi perubahan perilaku yang diperlukan untuk mengurangi ancaman. Untuk mencapai ini, Anda harus menyebut perilaku yang menyebabkan ancaman utama dan kelompok di balik perilaku ini. 4. Ajukan perilaku alternatif dan hambatan yang bisa menghalangi kelompok itu untuk mengadopsinya. Anda harus juga mengidentifikasi alat untuk menyingkirkan hambatan yang ada dan siapa yang bisa melakukannya. Langkah penyingkiran hambatan bisa dibuat oleh organisasi yang tidak terlibat dalam konservasi. Konsultasi dengan jaringan mitra Anda akan sangat membantu untuk mendapat gambaran tentang langkah mengatasi hambatan yang paling sesuai untuk situasi Anda. 5. Identifikasi jenis komunikasi antar individu yang diperlukan oleh Kampanye Pride untuk membantu kelompok target mengubah perilaku mereka. Anda harus mengidentifikasi pengetahuan dan perilaku yang diperlukan agar diskusi ini bisa dilaksanakan. 6. Tulis satu alinea narasi untuk melengkapi Rancangan Teori Perubahan Anda. Alinea ini menggambarkan strategi kampanye usulan Anda, misalnya: bagaimana Anda mengubah perilaku kelompok-kelompok utama untuk mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di lokasi Anda. Masukkan juga sebuah pernyataan yang menggambarkan mengapa Anda yakin strategi kampanye ini akan efekfif dengan mengutip bukti konsep jenis Teori perubahan ini di lokasi lain, pada studi kasus atau situasi serupa. 7. Ingatlah, tuliskan selalu sumber data yang Anda gunakan (idealnya sebutkan juga bagaimana dan kapan data itu didapat). Jika Anda tidak memiliki data atau tidak bisa menjawab, tulis tidak ada data atau akan ditentukan nanti (TBD). Untuk bantuan mengisi formulir silakan lihat contoh formulir Rancangan Teori Perubahan di bawah berjudul: Pengambilan Kayu Bakar di Hutan Potorono. Ini adalah teori perubahan yang dikembangkan tahun 2008 oleh penerima Dana Alumni Rare Panji Anom yang bekerja dengan mitra lokal di Indonesia, YBL Masta, serta staff Pride dan Alumni Rare. 110

111 FORMULIR CONTOH RANCANGAN TEORI PERUBAHAN: <TULIS ANCAMAN DAN NAMA LOKASI> IC+A+K BR BC TR CR 5 APA YANG PERLU 4 3 PERILAKU APA YANG KITA 2 APA ANCAMAN UTAMA 1 DIKOMUNIKASIKAN INGIN UBAH? TARGET KONSERVASI? KAMPANYE PRIDE? BAGAIMANA KITA MENGHILANGKAN HAMBATAN UNTUK MENGADOPSI PERILAKU BARU? APA HASIL DAN TARGET KOSERVASI? Identifikasi komunikasi antar individu yang perlu diterapkan untuk mengadopsi perilaku baru Ada diskusi atau obrolan diantara masyarakat petani untuk meminta pelatihan pengelolaan lahan menetap tanpa bakar dan mempraktekkan kebun campuran menetap tanpa bakar serta budidaya dan perawatan tanamannya Identifikasi perilaku alternatif dan hambatan dalam mengadopsinya (contoh: secara teknologi, sosial, ekonomi dan politik). Mengenalkan dan mengembangkan sistem pertanian pola kebun campuran menetap secara intensif dan berkelanjutan memenuhi kebutuhan ekonomi jangka pendek, menengah dan panjang Identifikasi perilaku di balik ancaman itu dan kelompok yang menyebabkannya 1) Masyarakat petani di sekitar SMSL membuka lahan untuk pertanian kebun campuran menetap tebas tanpa bakar 2) Masyarakat petani di sekitar SMSL mengadopsi sistem pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar Tulis ancaman utama terhadap target yang ingin kita kurangi. Pembukaan hutan dan lahan untuk perladangan berpindah sistem tebas bakar yang bisa berakibat pada pengurangan luasan hutan dan kebakaran hutan Tulis manfaat konservasi yang ingin dicapai dan target konservasi (bisa berupa habitat atau spesies) Kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau terawat dan terjaga sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar kawasan dan Habitat penting orangutan Diskusi apa yang diperlukan untuk mendorong warga mengadopsi perilaku baru? Diskusi tentang keuntungan pertanian menetap menopang ekonomi dan produktif; pola kebun campuran sebagai sistem agroforestri akan menyediakan sumber pendapatan jangka panjang; pentingnya area Perilaku (atau aksi) alternatif apa yang bisa diusulkan? Mengembangkan dan mempromosikan potensi produksi Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Mendorong pemerintah desa dan agen perubahan di masyarakat untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan lahan untuk pertanian dan mendorong adopsi kegiatan demplot Kelompok mana yang bertanggungjawab atas perilaku itu dan apa bukti yang mendukung penemuan ini? Kelompok petani lokal yang berada di 2 desa sekitar kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sebagai khalayak target dan 7 desa sekitar kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sebagai khalayak sekunder_yang berada di dua kabupaten (Kotawaringin Barat dan Apa bukti ini merupakan ancaman utama dan bahwa kita bisa menguranginya? Beberapa orang petani khalayak target masih praktek membuka lahan untuk pertania ladang berpindah di sekitar dan dalam kawasan SM Sungai Lamandau yang dapat menjadi ancaman utama kerusakan habitat bagi orangutan Apa bukti bahwa ini penting untuk konservasi keanekaragaman hayati? Berdasarkan Penilaian Kelangsungan Hidup Populasi 0rangutan dan Habitatnya ( PHVA, 2004), Suaka Margasatwa Sungai Lamandau adalah habitat bagi orangutan dan sebagai salah satu dari habitat penting orangutan

112 hutan sebagai sumber penyangga kehidupan masyarakat pinggiran hutan dan habitat orangutan Kalimantan yang merupakan asset nasinal dan kebanggaan, pertanian membakar lahan itu merugikan Perilaku apa yang ingin kita ubah agar komunikasi antar individu bisa berjalan? Kegiatan praktek keterampilan teknologi pertanian menetap tanpa bakar yang menyebutkan hasil produksinya lebih menguntungkan dan hemat waktu, biaya dan tenaga Pengetahuan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku ini? Pengetahuan manfaat mengenai jasa lingkungan hutan bagi kehidupan masyarakat sekitar hutan Manfaat pertanian ladang/kebun campuran menetap tanpa bakar memberi kebun campuran menetap tanpa bakar Penguatan Kelompok Masyarakat yang mengadopsi pertanian ladang pola kebun campuran menetap tanpa bakar Apa yang bisa dianggap sejumlah orang sebagai keuntungan jika perubahan perilaku terjadi? Produksi lebih tinggi; Mendapat tambahan pendapatan yang lebih maksimal Praktek lebih hemat waktu, biaya dan tenaga; Mata pencaharian ini lebih dapat menopang ekonomi berkelanjutan Apa hambatan yang bisa menghentikan perubahan perilaku yang diinginkan? Agen inovator di masyarakat yang masih kurang Masih ada kelompok yang masih sulit berubah (laggard) Kelembagaan kelompok tani yang masih belum kuat Sukamara) Apakah ada bukti yang menunjukkan bahwa kelompok ini berada di balik ancaman dasar itu? Dari data survei kampanye pasca tercatat 16,2% (n=123 orang dari 379 orang) di 12 desa sekitar kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau sebagai petani ladang berpindah yang masih melakukan pembukaan lahan dengan tebas bakar Apakah ada data dasar mengenai kelompok ini, jika ya bagaimana data itu dikumpulkan (ukuran dan metrik) dan seberapa sering? Ya, ada. Data dikumpulkan melalui survei pra dan pasca kampanye dan monitoring dengan melakukan pendataan survei tabulasi langsung ke masyarakat dan desa. Survei dilakukan di awal sebelum kampanye dan sesudah kampanye. Sedangkan survei tabulasi langsung dilakukan tiap bulan lepas tengah tahun kampanye awal berjalan Adakah kelompok lain yang Apakah ada data dasar mengenai ancaman itu, jika ya bagaimana data ini dikumpulkan (ukuran dan metrik) dan seberapa sering? Tercatat pada survei kampanye awal dan observasi langsung sebanyak 202 KK peladang berpindah yang sampai saat ini masih 81 KK yang tersisa mempraktekkan perladangan berpindah dan menetap dengan tebas bakar dan dampaknya terlihat dari gambaran peta citra satelit mengenai kebakaran lahan/hutan, perubahan tutupan hutan Apa ancaman lain yang mempengaruhi target keanekaragaman hayati ini? Pembukaan lahan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit dan penebangan serta skala kecil perburuan Apakah ada data dasar atas situasi terkini, jika ya bagaimana data itu dikumpulkan (ukuran dan metric) dan seberapa sering? Menurut Manajer Camp Pelepas Liaran Orangutan dari Orangutan Foundation UK memprediksikan sejak 2001 kegiatan pelepas liaran dilakukan di SM Sungai Lamandau ada lebih dari populasi orangutan. Selain itu kelompok kerja yang bergerak di bidang penelitian orangutan dan habitatnya baik intenasional/local mempunyai data perkiraan populasi secara reguler Apa hasil konservasi yang diinginkan dan kapan akan dicapai? Semakin terjaga dan terpeliharanya SM Sungai Lamandau sebagai habitat orangutan lepas Agustus

113 manfaat penting bagi kehidupan masyarakat sekitar hutan secara ekonomi Pengetahuan manfaat hutan sebagai habitat penting orangutan Kalimantan dan satwa liar lainnya Apakah ada langkah untuk mengatasi hambatan dan bagaimana Anda tahu itu akan efektif? Langkah pertanian ladang menetap tanpa bakar sistem agroforestri telah diperkenalkan dan dilakukan di wilayah Belantikan Hulu yang masih wilayah kerja lembaga. Aplikasi sistem ini menjadi bentuk yang direplikasikan di kampanye ini. mungkin ikut berperan dalam ancaman itu? Masih teridentifikasi satu kelompok keluarga (8 orang) yang menggunakan lahan pertanian dalam kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau lebih kurang seluas 8 Ha (sebagai kasus Klaim Lahan) Dan replikasi di kampanye pride awal demplot telah terbukti berhasil karena lebih dari capaian target masyarakat mengadopsi kegiatan pertanian menetap tanpa bakar. Berikutnya di kampanye tindak lanjut akan memperkenalkan secara intensif keterampilan teknologi pengolahan lahan pertanian menetap tanpa bakar dikarenakan masih kurang intensif pengenalan terapan teknologi pertanian menetap ke arah analisa hasil bahwa bertani membakar merugikan; mengedepankan 70% praktek dan 30% materi dalam pertemuan. 113

114 Siapa yang akan membuat langkah itu? Sebagian bentuk pelaksanaan pengelolaan kegiatan akan dibantu oleh program kemitraan OFUK dengan Yayorin yang didukung Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah dan didukung dana Uni Eropa. Selain itu didukung oleh lembaga atau institusi yang relevan berperan melakukan kegiatan ini, seperti staf penyuluh dari Dinas Pertanian dan Balai Penyuluh Pertanian kecamatan; Dinas Kehutanan dan Dinas Perkebunan kabupaten. 6 Dengan mempergunakan data di atas, tulis penjelasan yang menggambarkan Rancangan Teori Perubahan Anda. Termasuk satu kalimat berisi mengapa hal itu akan efekftif. Maksimum 200 kata. Untuk mengurangi praktek pertanian ladang berpindah tebas bakar di sekitar SM Sungai Lamandau dan memelihara habitat penting orangutan Kalimantan, maka promosi pemasaran produk, adopsi pertanian menetap yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan dan meningkatkan ekonomi serta mendorong kebijakan aturan kelola lahan untuk pertanian akan lebih diperkenalkan. Petani lokal akan diberitahukan juga tentang batas area untuk orangutan Kalimantan di SM Sungai Lamandau, keuntungan-keuntungan mengadopsi pertanian menetap tanpa bakar. Bentuk pertanian yang telah dikembangkan setahun sebelumnya dalam teori perubahan akan memberikan lebih pendapatan berkelanjutan untuk mereka (masyarakat sekitar SM Sungai Lamandau) dan pada waktu bersamaan akan memelihara sistem pendukung kehidupan hutan. Mereka akan diperkenalkan konsep pertanian menetap, pelatihan dan bantuan teknis serta cara memasarkan produk yang pada akhirnya masyarakat khalayak target mengadopsi dan mempraktekkan pertanian kebun campuran menetap. Karena beberapa hal tersebut di atas, akan ada sedikitnya 50% (41 KK dari 81 KK) masyarakat petani yang belum mengadopsi pertanian kebun campuran menetap tanpa bakar di desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Kampanye Bangga tindak lanjut ini untuk mempertahankan 0 % kebakaran hutan 2010, mengurangi aktifitas 81 KK peladang berpindah agar populasi dan habitat orangutan Kalimantan terawat. Pertanian menetap telah diterapkan di masyarakat khalayak target dan dapat dikembangkan di lokasi kampanye pada Agustus 2011/

115 IV. Blog RarePlanet 12. Sebagai salah satu persyaratan Dana Alumni Rare 2010, semua pelamar harus mengunggah Teori Perubahan mereka dalam blog di halaman kampanye RarePlanet adalah situs jejaring sosial yang menghubungkan penggiat konservasi di seluruh dunia untuk membantu memecahkan tantangan-tantangan konservasi yang paling tinggi. Blog adalah sebuah artikel pendek sederhana dalam situs internet. Langkah-langkah untuk mengunggah narasi Teori Perubahan Anda ke blog halaman kampanye di RarePlanet adalah sebagai berikut: Mendaftar untuk mendapatkan akun RarePlanet: o Pergi ke o Klik Create and account di bagian kiri atas halaman o Isi formulir pendaftaran, unggah foto diri Anda, dan ceritakanlah sedikit tentang diri Anda pada komunitas RarePlanet Setelah Anda memiliki akun, harap beritahukan Koordinator Alumni Regional agar mereka dapat membantu menghubungkan Anda dengan halaman kampanye Anda. Tulislah sebuah blog yang meringkas Teori Perubahan kegiatan tindak lanjut kampanye Anda. o Pergilah ke halaman kampanye Anda o Carilah kolom di tengah halaman yang bertuliskan blog, kemudian klik link yang bertuliskan Create campaign blog o Tulislah sebuah blog yang menceritakan narasi Teori Perubahan kegiatan tindak lanjut kampanye Anda sebagaimana tertulis dalam lembar kerja Teori Perubahan di atas o Unggah sebuah foto yang mewakili kegiatan tindak lanjut kampanye Anda o Klik submit Mohon beri tanda ( ) disamping bila Anda telah melengkapi blog RarePlanet Anda: YA CATATAN: Aplikasi Anda tidak akan dianggap lengkap hingga Anda memuat blog Anda di RarePlanet

116 V. Penilaian Keberkelanjutan 13. Apa strategi jangka panjang yang digunakan oleh organisasi mitra Anda di lokasi proyek ini? (misalnya, adakah perencanaan pengelolaan atau perencanaan strategis dari lokasi tersebut dalam jangka panjang, adakah aspek edukasi yang juga tercakup dalam rencana ini) Menjadikan Demplot Kebun Campuran Menetap menjadi demplot yang mempunyai pengelolaan mandiri yang bisa memberikan contoh masyarakat sekitar dan memberikan dampak pada meningkatnya minat adopsi kegiatan berladang menetap dan ekonomi masyarakat. Selain itu strategi jangka panjang penting lainnya adalah mengembangkan promosi demplot sebagai tempat kegiatan pendampingan dan pusat pembelajaran bagi masyarakat desa di sekitarnya 14. Seberapa cocok proyek ini dengan strategi jangka panjang tersebut? Proyek ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk penjangkauan strategi jangka panjang. Sebagian besar kegiatan yang dilakukan adalah untuk merealisasikan capaian strategi panjang 15. Bagaimana proyek ini akan terus dipertahankan sesudah masa penggunaan dana ini berakhir? Kegiatan proyek ini akan terus ditindaklanjuti melakukan rencana kegiatan selama tiga tahun dan akan diusulkan permohonan dana untuk kegiatan 3 tahun. Dalam tiap pendekatan kegiatan tindak lanjut mempunyai strategi pendekatan kegiatan yang berbeda menyesuaikan perkembangan yang terjadi di masyarakat khalayak atau wilayah kabupaten secara umum. 16. Mohon gambarkan bagaimana dana yang diberikan ini bisa sesuai dan mampu menyokong proyek ini. (Item-item budget secara detail akan diminta untuk dicantumkan pada bagian VI. Permohonan Dana. Mohon berikan rangkuman naratif secara singkat dan jelas, seperti jumlah staf, sukarelawan, tenaga administrasi, ruangan kantor, transportasi lokal yang disediakan oleh mitra organisasi atau sumber dana lainnya.) *Mohon lampirkan juga Bukti-bukti pendukung yang sesuai dalam aplikasi ini. Bukti tersebut bisa berupa dokumentasi yang mendukung kebenaran data-data yang diberikan, seperti: Satu lembar surat proposal penerimaan dari sebuah yayasan. Satu lembar surat pendukung dari mitra organisasi lokal yang memberikan bantuan berupa gaji atau biayabiaya administrasi lokal. Satu lembar surat pendukung pendanaan dari mitra organisasi yangt terpisah, yang telah setuju unutk menyediakan dana untuk proyek ini. Silakan hubungi staf Dana Alumni Rare untuk klarifikasi lebih lanjut. Untuk melihat gambaran kontribusi dana untuk menyokong kegiatan kampanye tindak lanjut ini bisa dilihat pada tabel kontribusi dana di lembar form nomor

117 VI. Permohonan Dana 17. Berapa jumlah total dalam US dollar (US$) yang diajukan kepada Dana Alumni Rare untuk proyek yang diajukan selama periode satu tahun saja? (Dana Alumni Rare tersedia dalam jumlah hingga US$10,000 untuk periode satu tahun, dengan rata-rata jumlah dana berkisar antara US$5,000-US$10,000.) Tahun I (1 September Agustus 2011) US$ 7, Apakah Anda ingin mengajukan permohonan dana untuk beberapa tahun sekaligus? (Aplikasi-aplikasi harus diserahkan dengan jumlah hingga US$10,000 per tahun, hingga 3 tahun, jika disertai dengan bukti strategi jangka panjang. Jika Anda tidak akan mengajukan permohonan dana untuk beberapa tahun sekaligus, Anda perlu menyerahkan sebuah aplikasi baru pada tahun berikutnya.) Ya Tidak Jika Ya, berapa jumlah total dana yang diajukan dalam US$ untuk tahun ke-2 dan tahun ke-3? (Dana Alumni Rare untuk beberapa tahun sekaligus akan diberikan setahun sekali sesudah semua persyaratan laporan sudah lengkap dan hasil yang sudah dicapai pada tahun pertama sudah selesai dinilai.) Tahun II (1 September Agustus 2012) US$ 13,758.4 Tahun III (1 September Agustus 2013) US$ 14,644.4 Sebagai catatan: Kegiatan ini sebagian operasional kegiatannya (, seperti salary Fasilitator Pertanian, salary asisten demplot, pengelolaan demplot dan operasional transportasi kegiatan) masih didukung oleh proyek Uni Eropa untuk kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang dikelola program kemitraan Orangutan Foundation UK bekerjasama dengan Yayorin didukung Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah sampai Desember Untuk mendukung kegiatan tahun ke-2 dan ke-3 selain dukungan hibah dana RARE Alumni, Yayorin akan mencari dukungan dana lain (mix funding). 19. Mohon berikan data budget per item biaya dalam US$. Kolom A: Mohon sebutkan item-item menjadi beberapa kategori (misalnya, Perlengkapan Kampanye ) kemudian item-item spesifik yang termasuk dalam kategori tersebut (misalnya, lembar poster ) di bawah setiap kategori utama tadi. Beberapa saran diberikan di bawah ini, namun Anda bisa bebas untuk menambahkan/menghilangkan baris-baris yang ada untuk menyesuaikan dengan budget item-item spesifik yang Anda miliki, bila memang diperlukan. Kolom B: Mohon sebutkan budget proyek secara keseluruhan dalam US$. Angka yang tercantum harus sama dengan total jumlah Kolom C + Kolom D. Kolom C: Mohon sebutkan jumlah total yang Anda ajukan kepada Dana Alumni Rare dalam US$. Kolom D: Mohon tunjukkan bagaimana organisasi Anda akan memberikan dukungan dalam bentuk barang atau menyediakan sisa budget yang harus dipenuhi dalam US$. Jangan lupa untuk menyertakan dokumentasi Bukti-bukti Pendukung seperti yang disebutkan dalam pertanyaan nomor 25, bila memang memungkinkan. Mohon sisipkan juga tambahan tabel Budget Proyek untuk Tahun Ke-2 dan Tahun Ke-3 jika memungkinkan. Gambaran usulan dana hibah alumni, sebagai berikut: Secara ringkas sebagian kegiatan akan didukung dana kampanye awal pride untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi antar individu. Sedangkan dana untuk aplikasi strategi penyingkiran hambatan baru (promosi/pemasaran produk pertanian, sistem adopsi pertanian ladang pola kebun campuran menetap tanpa bakar dan kebijakan desa untuk pengelolaan lahan untuk pertanian tanpa bakar akan didukung oleh dana Hibah Alumni RARE. Hingga Desember 2011 operasional pengelolaan dan mobilisasi transportasi kegiatan penyuluhan dan pendampingan pertanian dan pertemuan masyarakat masih didukung oleh Proyek Uni Eropa (EC Lamandau). Budget Proyek Tahun Pertama A B (=C+D) C D Kategori Item (tambahkan/hilangkan baris yang ada bila perlu) Deskripsi Item (jumlah dan biaya per unit) Biaya proyek secara keseluruhan US$ Jumlah yang diajukan kepada Dana Alumni Rare dalam US$ Gaji (Termasuk gaji untuk posisi staf khusus, jumlah waktu yang diperlukan, jumlah gaji) Perlengkapan dan Bahan-bahan US$ 8, US$ 7, US$ Kampanye (buklet, poster, lembar fakta, stiker, t-shirt, spot iklan radio) Peralatan/Perlengkapan BR (bibit tanaman US$ US$ jangka pendek dan menengah) US$ Kantor dan Administrasi (misalnya, foto kopi, US$ 2, US$ 2, percetakan, pengiriman pos, internet, telepon) Konfrensi dan Pertemuan-pertemuan US$ US$ Kemampuan organisasi untuk memberi dukungan dalam bentuk barang dan menyediakan sisa budget yang masih harus dipenuhi dalam US$ 117

118 US$ Pelatihan dan Pengembangan Profesional Transportasi Lokal US$ 2, US$ 2, Perjalanan Transportasi Jarak-jauh Biaya Perjalanan Makan dan US$ US$ Penginapan Lain-lain (Pulsa untuk Komunikasi) US$ US$ TOTAL US$ 14, US$ 14, US$ Keterangan: Untuk keterangan C+D bisa lihat di tabel Microsoft Excel-Usulan Dana Kegiatan Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau Tindak Lanjut Tahun Pertama Tahun Ketiga 118

119 VII. Informasi Dana Alumni Rare dan Batas Waktu yang Diberikan 20. Dokumen-dokumen yang disertakan: Lampiran A: Pernyataan Pemberian Dukungan yang ditandatangani oleh wakil dari mitra organisasi. (FORMULIR INI HARUS DIISI DENGAN LENGKAP JIKA INGIN MENYERAHKAN APLIKASI.) Bukti-bukti Pendukung (dokumentasi sebisa mungkin dapat menunjukkan bukti-bukti keuangan atau apapun yang cocok dengan Aplikasi ini, seperti yang sudah digambarkan dalam Pertanyaan nomor 15) Blog telah diunggah dalam RarePlanet (seperti dijelaskan dalam pertanyaan 11. Harap pastikan Anda sudah memuat bagian narasi dari Teori Perubahan Anda ke dalam blog RarePlanet sebelum mengirimkan form aplikasi yang sudah diisi ini Rencana Tindak Lanjut (hanya jika dibutuhkan sebagai bagian dari hasil kampanye Pride awal untuk lulusan Pride baru-baru ini.) 21. Persyaratan Persetujuan Dana : Semua penerima dana wajib menandatangani Persetujuan Bahwa Dana tidak bisa dinegosiasikan dengan Dana Alumni Rare sesudah aplikasi diterima. Dana hanya akan diberikan begitu persetujuan kontraktual ini telah ditandatangani bersama dengan mitra organisasi. Selama proses tersebut, penerima dana akan dibimbing oleh anggota staf Dana Alumni Rare selama bulan September Prosedur Peyerahan Dana: Dana Alumni Rare akan diserahkan pada tanggal 31 Agustus 2010, seperti disebutkan dalam Persetujuan Dana yang akan ditandatangani oleh Anda, mitra organisasi Anda, dan Rare. 23. Persyaratan Penyerahan Laporan: Semua penerima dana diharuskan untuk menyampaikan kemajuan proyek mereka secara regular melalui laporan sederhana tentang kemajuan kegiatan tindak lanjutnya tiap triwulan melalui serta laporan kegiatan dan laporan keuangan akhir. Persyaratan-persyaratan ini secara detail bisa dilihat dalam Surat Perjanjian Hibah antara Rare dengan masing-masing penerima dana alumni. 24. Penyerahan Aplikasi: Aplikasi yang sudah selesai Anda isi harus diserahkan melalui kepada Dana Alumni Rare paling lambat tanggal 31 Juli, 2010 dalam format elektronik ini dan blog RarePlanet Anda telah dimuat. Jika Anda tidak dapat menyerahkannya melalui karena terbatasnya akses internet, mohon hubungi staf Dana Alumni Rare yang terdaftar di bawah ini untuk melalui telepon untuk membicarakan alternatif lain sebagai ganti penyerahan aplikasi melalui . Aplikasi harus diserahkan melalui ke: garum@rareconservation.org 25. Batas waktu: 31 Juli, 2010: Batas akhir penyerahan aplikasi Agustus, 2010: Rare melakukan penilaian terhadap aplikasi yang masuk 31 Agustus, 2010: Pengumuman penerima dana September, 2011: Perjanjian Dana Alumni ditandatangani dan dana diserahkan 1 September Agustus 2011: Periode hibah 26. Detail Kontak mengenai Aplikasi Dana Alumni Rare: Anda bisa menghubungi kami kapan saja. Untuk pertanyaan-pertanyaan seputar proyek yang Anda ajukan dan cara-cara pengisian Aplikasi Anda: Galuh Sekar Arum Office Coordinator dan Alumni Coordinator, Bogor Tel: , garum@rareconservation.org Terima kasih karena sudah menyediakan waktu Anda untuk mengisi aplikasi ini. Kami sangat mengharapkan ide-ide Anda untuk Dana Alumni Rare Tahun 2010!

120 Dana Alumni Rare 2010 Lampiran A: Pernyataan Pemberian Dukungan Kami menjamin bahwa kami telah membaca ketujuh bagian yang ada di dalam formulir Aplikasi Dana Alumni Rare ini: I. Informasi Umum II. Ulasan tentang Kampanye Pride Awal III. Teori Perubahan IV. Blog RarePlanet V. Penilaian Keberlanjutan VI. Permohonan Dana VII. Informasi Dana Alumni Rare dan Batas Waktu yang Diberikan Kami juga menyetujui bahwa sepengetahuan kami, seluruh informasi yang diberikan kepada Dana Alumni Rare yang berkaitan dengan Aplikasi ini sudah lengkap dan akurat, dan semua pihak akan mendukung proyek Aplikasi ini jika Aplikasi diterima. Mitra organisasi kami juga akan memberi dukungan penuh pada pelaksanaan proyek yang diajukan ini dan pihak pelamar akan menjadi pemimpin proyek ini. Pelamar Tanda tangan: Mitra Organisasi yang Diberi Wewenang Menandatangani Tanda tangan: Nama: Togu Simorangkir, M.Sc Nama: Jabatan: Direktur Yayorin Jabatan: Tanggal: 31 Agustus 2010 Tanggal: 120

121 Daftar Pustaka Badan Planologi Kehutanan BPKH Banjarbaru, Inventarisasi Terestris Kelompok Hutan Suaka Margasatwa Lamandau Kabupaten Kotawaringin Barat dan Sukamara Luas Ha Provinsi Kalimantan Tengah. Banjar Baru. BKSDA Kalteng, Peta Wilayah Kerja Sekosi Konservasi Wilayah III Pangkalan Bun (Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Kotawaringin Timur, Kab. Seruyan, Kab. Lamandau, dan Kab. Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, Skala 1: Balai KSDA Kalimantan Tengah, Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Direktorat Jenderal PHKA, Departemen Kehutanan. Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat, Statistik Potensi Desa Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Kotawaringin Barat bekerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Google Earth, Koordinat Peta Kawasan SM Sungai Lamandau. Inilah.com, Penyimpangan Iklim, RI Bisa Banjir Besar. RARE, BUKU PEGANGAN RARE PRIDE. Panduan untuk Mengilhami Konservasi di Komunitas Anda. ORANGUTAN FOUNDATION INTERNATIONAL, Tahun Suaka Margasatwa Lamandau. Sejarah dan Pengelolaan Dalam Upaya Konservasi Orangutan. Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Santoso, E., Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk). Santoso, E., Laporan Hasil Pre Testing Media Pemasaran di Radio (ILM, Himbauan Bupati dan Talkshow) dengan Perwakilan Masyarakat Khalayak Target. Santoso, E., Laporan Kemajuan Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Periode Juli 2009-Juni Yayasan Orangutan Indonesia, Kalimantan Tengah. Santoso, E., Laporan Kemajuan Kemajuan Barrier Removal-Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar di Desa Tempayung Untuk Khalayak Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Periode Juli 2009-Juni Yayasan Orangutan Indonesia, Kalimantan Tengah. 121

122 Daftar Kata (Glossary) A : Action (Sikap) Appendix 1: Semua jenis satwa atau tumbuhan yang jumlah sudah dalam critically endangered (sangat kritis) dan tidak bisa diperdagangkan baik di dalam maupun keluar wilayah jenis tersebut BC : Behaviour Change (Perubahan Perilaku) BKSDA: Balai Konservasi Sumber Daya Alam BPP Kolam: Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Kotawaringin Lama BPKH : Balai Pemantapan KAwasan Hutan BR : Barrier Removal (Penyingkiran Hambatan) BROP : Barrier Removal Action Plan (Rencana Aksi Penyingkiran Hambatan) BRAVO: Barrier Removal Assessment and Viability Overview Buletin SUMPITAN: Suara Masyarakat Pinggiran Hutan merupakan Media Informasi Yayasan Orangutan Indonesia yang dicetak per 3 bulan sekali dan didistribusikan secara gratis ke masyarakat desa, LSM, Instansi Pemerintah dan Perusahaan Perkebunan/HPH dan sekolah-sekolah di Kalimantan, Jawa dan Bali. CITES : Convention on International Trade in Endangered Species CR : Conservation Result (Hasil atau Capaian Konservasi) DAOP : Daerah Operasi Dishut Kobar: Dinas Kehutanan Kabupaten Kotawaringin Barat EC : European Commission FFI Aceh: Fauna Flora International Aceh FGD HGU HPH IC ILM : Focus Group Discussion : Hak Guna Usaha : Hak Pengusahaan Hutan : Interpersonal Communication (Komunikasi antar Individu) : Iklan Layanan Masyarakat yang pada kampanye ini untuk spot iklan di radio IUCN : International Union for. Conservation on Nature and Natural K KAP : Knowledge (Pengetahuan) : Knowledge Attitude Practice 122

123 KK : Kepala Keluarga KP2KP: Kantor Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan Manggala Agni: Kelompok regu pemadam kebakaran yang biasa disebut Panglima Api yang dikoordinir oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah OFUK : Orangutan Foundation United Kingdom ORID : Membuat pertanyaan evaluasi berdasarkan Observation, Reflection, Interpretation and Dicision PAD : Pendapatan Asli Daerah Proyek EC Lamandau: Proyek program Orangutan Foundation United Kingdom yang bekerja sama dengan Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin) didukung Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah untuk kelestarian Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang didanai Uni Eropa RDK : Rencana Definitif Kelompok RDKK : Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok RTL : Rencana Tindak Lanjut Sasaran SMART: Sasaran yang dilihat secara Specific, Measurable, Action, Realistis and Time Bounds. SD SDM : Sekolah Dasar (Elementary School) : Sumber Daya Manusia SKW : Seksi Konservasi Wilayah SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMSL : Suaka Margasatwa Sungai Lamandau ToC TR : Theory of Change (Teori Perubahan) : Threat Reduction (Pengurangan Ancaman) UTEP : The University of Texas at El Paso MA N YEL : Master of Art : Jumlah populasi individu target pengambilan contoh (sample) : Yayasan Ekosistem Leuser yang berkantor di Medan, Sumatera Utara 123

124 BAB 8. Lampiran Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan Kampanye 1. Panduan Uji Coba Materi Kampanye a. Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk) Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau Perancangan pembuatan media pemasaran kampanye merupakan salah satu bagian dari kampanye yang sangat panjang proses penyelesaiannya. Dari mulai membuat ringkasan kreatif, membuat slogan, pesan, mencari vendor, koordinasi dengan mentor dan supervisor, pre testing dan naik cetak hingga distribusi. Hampir 4 bulan media pemasaran kampanye bangga SM Sungai Lamandau dirancang. Sampai pada awal bulan November media-media pemasaran kampanye sudah siap naik cetak, seperti Pin (badge) logo kampanye, Stiker logo kampanye, Poster dengan empat tema dan Spanduk. Pada fase media pemasaran ini berupa media cetak, yang dicetak sendiri dan juga bantuan vendor percetakan dan disain di Pangkalan Bun dan Jakarta. Berikut hasil-hasil proses pembuatan sampai ke tahapan pre testing dari tiap-tiap media yang dibuat dari mulai maksud slogan, rancangan awal media, pendapat tentang gambar, pesan inti, sebagai berikut: 1. Kostum Maskot Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau Kostum maskot kampanye bangga merupakan profil dari satwa maskot kampanye yang identik dengan Kalimantan dan wilayah kampanye. Masing-masing maskot adalah orangutan yang diberi identik nama Paman Win, burung rangkong bernama Bili si rangkong dan rusa bernama Sam. Ketiga satwa ini adalah khas di kalimantan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kalimantan Tengah. Orangutan sebagai satwa dengan populasi terbesar di Kalimantan Tengah menjadi perlambang bagi provinsi ini sebagai kotanya orangutan dunia. Rangkong sebagai burung yang menciri khaskan tarian adat suku dayak dan juga perlambang keindahan di rumah suku dan menjadi patung dan hiasan pada lampu dan tugu jalan. Rusa dijadikan maskot karena masyarakat masih gemar memburu rusa sebagai kebutuhan protein lokal yang perlu dibatasi perburuannya. Ide ini dikonsultasikan ke Supervisor dan Mentor Pride. Setelah setuju kemudian disosialisasikan ke rekan kerja dan masyarakat. Order kostum dimulai sejak bulan Maret 2009 dan jadi Juni Gambaran kostum diberikan ke vendor Rumah Hijau di Yogyakarta. Pihak vendor memberikan gamabran profil kostum dan setelah setuju dari kami langsung memesan media tersebut. Media ini setelah jadi pertama kali digunakan untuk kegiatan kampanye kebakaran hutan dan lahan BKSDA Kalimantan Tengah, kemudian pada kegiatan Hari Ulang Tahun kabupaten Kotawaringin Barat, kunjungan penyuluhan ke sekolah dan desa, dan Pamera di Sukamara Fair. Maskot juga menjadi media inspirasi mewarnai gambarnya untuk anak-anak di kegiatan pameran. Maskot ini memberi kesan pembuka untuk menarik daya tarik warga terpancing untuk hadir pada apa yang akan kita sampaikan. 2. Slogan Slogan kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang digunakan sampai sekarang adalah satu dari 5 slogan yang diusulkan. Adapun kelima slogan itu adalah: 124

125 Hemat Di Lahan Sendiri Sejahterakan Hidupmu dari Kebun Sendiri Petani menetap, Petani hebat Tanpa Merusak; Sejahtera Di Lahan Sendiri Apa yang kamu warisi untuk si kecil? Dari kelima yang dikonsultasikan dengan mentor pride Rare, slogan Hemat di Lahan Sendiri yang mempunyai arti spesifik. Karena bisa mewakili penjelasan arti berladang menetap hemat waktu, biaya dan tenaga juga menjaga hutan karena tidak perlu membuka ladang baru (artinya tidak perlu lagi berpindah) serta dapat mengurangi tebas bakar. Artinya slogan ini cocok untuk tujuan kampanye yaitu mengurangi perladangan berpindah dan mengajak petani sekitar SM Sungai Lamandau berladang menetap tanpa tebas bakar. Hasil pre testingnya di perwakilan tiga etnis menyatakan untuk slogan: masyarakat tahu Hemat di Lahan Sendiri berarti berkaitan dengan mengolah lahan di lahan tetap dan milik sendiri diikuti tanpa membakar dan berkebun campuran masyarakat sudah memulai. Hanya pendampingan yang sangat minim. Perlu ada banyak pendampingan dan pelatihan. Waktu ditanya kok logo gambarnya orangutan, terus kita jawab: Orangutan sebagai maskot yang dengan berladang menetap hemat di lahan sendiri bisa membantu menjaga hutan sebagai habitatnya terutama di SM Sungai Lamandau. Orangutan juga satwa yang perlu sama-sama dilindungi keberadaannya. 3. Logo Logo kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang digunakan sekarang adalah hasil perbaikan dan masukan dari beberapa disain dan konsultasi dengan supervisor dan mentor pride serta tim edukasi, sebelum di pre test kan. Beberapa disain yang dibuat, hasil koreksi mentor pride Rare: FOTO: bayi orangutan OK SLOGAN: - Pin bentuknya kecil (sticker pun memiliki keterbatasan ruang) jadi logo2 lembaga gak akan terlihat so lebih baik dicrop wajah orangutan nya saja slogannya adalah Hemat di Lahan Sendiri dan ini jadi slogan disemua materi - Desain nya unik, dan memberi warna baru utk koleksi produk pride, good job! LAYOUT: layout: penempatan foto, warna, posisi slogan sudah ok Setelah mendapat masukan dari mentor pride disarankan logo tidak perlu dan wajah orangutan dibingkai lingkaran oranye yang didalamnya bertuliskan slogan. Dan secara kreatif saya tambahkan kata bangga. Setelah dikonsultasikan dengan supervisor setuju dan mentor pride menambahkan perlu ada tanda 125

126 seru di belakang kata bangga, sebagai berikut: Setelah dikonsultasikan tandan seru membuat tidak jelas kata bangga seperti terbaca banggai, dan akhirnya setelah disetujui hasil akhirnya yang disepakati tidak perlu tanda seru, seperti di bawah ini: Logo ini kemudian dipretest-kan dan seperti berkaitan dengan logo masyarakat tahu Hemat di Lahan Sendiri berarti berkaitan dengan mengolah lahan di lahan tetap dan milik sendiri diikuti tanpa membakar dan berkebun campuran masyarakat sudah memulai. Hanya pendampingan yang sangat minim. Perlu ada banyak pendampingan dan pelatihan. Waktu ditanya kok logo gambarnya orangutan, terus kita jawab: Orangutan sebagai maskot yang dengan berladang menetap hemat di lahan sendiri bisa membantu menjaga hutan sebagai habitatnya terutama di SM Sungai Lamandau. Orangutan juga satwa yang perlu sama-sama dilindungi keberadaannya. 4. Pin/badge Logo Pin logo kampanye bangga SM Sungai Lamandau hasilnya sangat digemari oleh khalayak target. Sempat dibeberapa warga di kabupaten Sukamara menjadi pembicaraan apa makna dari adanya wajah orangutan dan kata hemat di lahan sendiri. Kemudian community organizer dari tim edukasi proyek EC Lamandau menjelaskan maksud arti perwajahan pin tersebut. Akhirnya masyarakat mengerti. Selain itu penjelasan arti slogan dan perwajahan juga dijelaskan saat melakukan talkshow di radio Pakuba FM. Masyarakat yang diminta untukmemberikan pendapat untuk uji pre testing pin ini sudah paham maksudnya karena artinya sama dengan pre testing logo dan slogan. Pin ini mulai dibuat untuk disebarkan melalui beberapa kegiatan, seperti Pekan Peduli Orangutan di empat desa target di kecamatan Arut Selatan, yaitu desa Tanjung Putri, desa Tanjung Terantang dan dusun Seberang Gajah, kelurahan Mendawai di Rt 21, 22 dan Rt 23 dan kelurahan Mendawai Seberang berikut juga di 9 sekolah (6 SD dan 3 SMP). Kemudian pin juga disebarkan di SMAN 1 Kotawaringin Lama mewakili kelurahan Kotawaringin Hilir, desa Tempayung, desa Babual Baboti, Komunitas Kader lingkungan Generasi Konservasi Kotawaringin Barat (Genksi Kobar) dan Green Organization Sukamara, The Nava SMAN 1 Pangkalan Bun, Hill Green SMAN 2 Pangakalan Bun, The Klosers SMAN 3 Pangkalan Bun, Saling Salam SMKN 1 Pangakalan Bun dan Ever Green SMKN 2 Pangkalan Bun. Pin juga disebarkan dan menjadi tanda peserta pada kegiatan multistakeholder meeting pengelolaan sampah organik menjadi kompos di Sukamara yang dihadiri staf perwakilan dinas terkait dan perwakilan anggota kelompok tani desa target di Sukamara, yaitu desa Karta Mulia, desa Pudu Rundun, desa Natai Sedawai di kecamatan Sukamara dan desa Sungai Pasir di kecamatan Pantai Lunci. 5. Stiker Logo Stiker untuk kampanye bangga SM Sungai Lamandau bergambar orangutan pada bagian lingkaran tengah, di kelilingi garis oranye bertuliskan slogan Hemat di Lahan Sendiri dan untuk melengkapi ini sebuah kampanye bangga maka ditambahkan dari hasil diskusi dengan Supervisor dan Mentor Rare dengan kata Bangga (lihat gambar). Sebelumnya untuk pembuatan pin-stiker-logo sempat 126

127 dibuat dengan kata-kata melingkar Kami Bangga SM Sungai Lamandau. Ada empat disain awal dan setelah melalui diskusi dan beberapa masukan maka gambar slogan sekaligus untuk Stiker dan Pin. Stiker ini ditempelkan di rumah-rumah warga dan warungwarung. Penyebaran stiker ini tersebar di 7 desa target kampanye bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, yaitu desa tanjung Putri, desa Tanjung Terantang dan dusun Seberang Gajah, kelurahan Mendawai, kelurahan Mendawai Seberang, desa Pudu Rundun, desa Tempayung dan desa Babual Baboti. 6. Poster Poster kampanye bangga SM Sungai Lamandau yang diusulkan pertama kali ada tiga tema. Ketiga tema tersebut mendapat masukan mentor Pride saat konsultasi, sebagai berikut: Draft Poster 1 GAMBAR : petani dengan cangkulnya, background siluet ladang dan petani lainnya Ilustrasi yang baru akan masuk tapi ketika ilustrasi nanti masuk hindari disain model shiluet seperti ini karena kurang menarik secara visual sebagai illustrasi poster. Berkesan suram, gelap (biasa dipakai untuk poster bergaya menakut-nakuti/negative, fear appeal); berlawanan dengan pesan utama dan pesan pendukung yang bergaya positif, mendorong untuk beraksi/positive appeal. SLOGAN : Hemat di Lahan Sendiri manfaat bagi kelompok sasaran mencerminkan PESAN UTAMA: Berladang Menetap Hemat Waktu, Biaya dan Tenaga padat, jelas, menggambarkan manfaat bagi kelompok sasaran singkat, Hilangkan tanda kutip pada Hemat Waktu, Biaya dan Tenaga; kecuali kalau difungsikan sebagai semacam kesaksian dari tokoh atau anggota khalayak sasaran. PESAN PENDUKUNG: Mengolah lahan pertanian. Pesan pendukung menjual, menjelaskan detil manfaat bagi kelompok sasaran (detil dari slogan dan pesan utama), mendorong aksi perubahan sikap dan perilaku LAYOUT: Jangan menumpuk tulisan dengan gambar dan lebih baik sediakan ruang kosong untuk pesan. Layot seperti ini akan berisiko pesan menjadi tidak jelas untuk dilihat dan dibaca oleh khalayak sasaran, tenggelam oleh gambar. Bisa diakali dengan memberikan kotak semi transparan antara foto dan teks pesan. Alternatif illustrasi & layout: lihat contoh poster tentang HIV& AIDS buatan Asti di FHI. Setiap manfaat berladang menetap bisa divisualisasikan dengan suatu gambar disertai caption di bawahnya (dalam kalimat singkat, padat, jelas). Ini dapat menarik perhatian khalayak sasaran supaya menangkap pesan tentang manfaat berladang menetap, secara lebih mudah dan cepat. 127

128 Draft Poster 2 GAMBAR : dua tangan terulur saling meraih, background siluet ladang dan orang Cek apakah kelompok sasaran paham maksud illustrasi dua tangan terulur saling meraih. Walaupun kurang menarik secara visual sebagai illustrasi poster. Cari gambar yang lebih mudah dicerna dan diasosiasikan. Hemat di Lahan Sendiri asosiasi nya (emosional benefit) adalah dengan petani yang makmur, waktu yang cukup dengan keluarga dan hidup lebih mudah bisa diasosiasikan dengan gambar petani yang sedang merangkul istrinya dengan wajah bahagia dan anak nya yang sehat atau gambar Petani yang berbahagia bekerja di ladangnya dengan cangkul di tangan. Seperti disain yang pertama, siluet akan berkesan suram, gelap (biasa dipakai untuk poster bergaya menakut-nakuti/negative, fear appeal); berlawanan dengan pesan utama dan pesan pendukung yang bergaya positif, mendorong untuk beraksi/positive appeal. SLOGAN : Hemat di Lahan Sendiri mencerminkan manfaat bagi kelompok sasaran PESAN UTAMA: Ajak Saudaramu, Buktikan Ladang Menetap Kurang jelas maksudnya Buktikan Ladang Menetap. Lebih jelas bila to the point : Ajak Saudaramu Berladang Menetap PESAN PENDUKUNG: Buatlah ladang-ladang Kurang konsisten gaya bahasa yang digunakan; kamu (kurang sopan?), Anda (terlalu formil?), kita (pemberi pesan berbaur dengan khalayak sasaran, memposisikan diri sebagai bagian dari khalayak sasaran) atau menghindari pemakaian kata ganti orang ketiga? Pesan pendukung menjual, menjelaskan detil manfaat bagi kelompok sasaran (detil dari slogan dan pesan utama), mendorong aksi perubahan sikap dan perilaku. LAYOUT: Hati-hati dengan menempatkan pesan di atas foto, berisiko pesan menjadi tidak jelas untuk dilihat dan dibaca oleh khalayak sasaran, tenggelam oleh gambar. Bisa diakali dengan memberikan kotak semi transparan antara foto dan teks pesan. Draft Poster 3 GAMBAR : petani dengan cangkulnya, background siluet ladang dan petani lainnya (seperti poster ke-1) Lihat komentar sebelumnya mengenai model siluet. Berkesan suram, gelap (biasa dipakai untuk poster bergaya menakutnakuti/negative, fear appeal); berlawanan dengan pesan utama dan pesan pendukung yang bergaya positif, mendorong untuk beraksi/positive appeal. 128

129 SLOGAN : Hemat di Lahan Sendiri mencerminkan manfaat bagi kelompok sasaran PESAN UTAMA: Berladang Menetap, Lebih Menguntungkan menggambarkan manfaat bagi kelompok sasaran singkat, padat, jelas, Dari kesemua disain yang ada penyajian pesan dengan bullet point (dan dengan sedikit penyederhanaan) akan memudahkan pembaca. PESAN PENDUKUNG: Menguntungkan. Hapus pengulangan kata Menguntungkan di setiap awal kalimat pesan pendukung, karena telah ditekankan pada pesan utama. Pesan pendukung menjual, menjelaskan detil manfaat bagi kelompok sasaran (detil dari slogan dan pesan utama), mendorong aksi perubahan sikap dan perilaku. LAYOUT: Hati-hati dengan menempatkan pesan di atas foto, berisiko pesan menjadi tidak jelas untuk dilihat dan dibaca oleh khalayak sasaran, tenggelam oleh gambar. Bisa diakali dengan memberikan kotak semi transparan antara foto dan teks pesan. Keuntungan berladang menetap dalam bullet point, dapat menarik perhatian khalayak sasaran supaya menangkap pesan tentang manfaat berladang menetap, secara lebih mudah dan cepat. Komen 2 di atas juga bisa diaplikasikan untuk versi poster yang lainnya. Dari hasil masukan yang diberikan mentor pride Rare, CM SM Sungai Lamandau segera mencari inspirasi dan kembali mencari vendor yang bersedia mengartikan ide kreatif dari ringkasan kreatif. Setelah melakukan diskusi akhirnya kami bertemu dengan pelukis di Pangkalan Bun dan memberikan gambaran ide kreatif poster kami. Setelah lebih dari seminggu gambar pun jadi dan segera dilakukan proses lay out di percetakan lokal di Pangkalan Bun. Setelah satu minggu lay out jadi dan segera dikonsultasikan dengan mentor pride Rare dan supervisor. Hasilnya setelah dikonsultasikan poster direkomendasikan siap naik cetak setelah ada penambahan alamat Yayorin untuk memperjelas jika ada yang ditanyakan bisa hubungi Yayorin. Ide Poster ada empat tema, sebagai berikut hasil lay out terakhir: a a/ Poster tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Pada poster ini ada perbaikan layout yaitu pada gambar tidak perlu diberi efek bakar tapi samakan disainnya denga poster lainnya, seperti di bawah ini. 129

130 b c b/ Poster tema Berladang Menetap Meneyelamatkan Air kita c/ Poster tema Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita d/ Poster tema Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya Disain poster ini akan segera naik cetak Desember dan akan didistribusikan secara berseri dengan batasan waktu. Hal ini akan mengefektifkan pesan dan warga target tidak cepat bosen melihat tema pesan poster. Pesan poster telah di pretest-kan dan hasilnya sebagai berikut: Untuk Pre Testing telah kami laksanakan kontens poster ke dua wilayah (desa etnis Jawa: desa Tanjung Terantang di beberapa titik RT=RT 2, 3, 5, 8 dan etnis melayu di RT. 23 Kelurahan Mendawai dan Tanjung Putri dengan membuat FGD 5-7. Semuanya adalah petani (ada laki-laki dan perempuan) dan perwakilan etnis dayak juga mengutarakan hal yang sama. Melihat gambar sesuai profil mereka dan pesannya sudah jelas, mereka menyukai poster dan pesannya. Hasilnya untuk semua pesan utama poster dan anak pesannya, masyarakat yang dimintai komentar mengerti maksudnya. Dikatakan kenapa berladang mentap menguntungkan: jawabnya dekat rumah, mudah perawatannya, hemat biaya, lebih mudah hasilnya dibawa pulang. Untuk berladang menetap menyelamatkan air kita alasannya menjaga hutan sebagai daerah sumber air, air sumber ikan berarti menjaga sumber ikan alami, jika kemarau akan kesulitan air dan air bersih susah, mencegah banjir. Kemudian berladang menetap menyediakan manfaat hutan lainnya, masyarakat memberi tanggapan jelas karena hutan tempat berbagai sumber kehidupan. Lalu berladang menetap menjaga iklim kita, alasannya karena iklim yang normal menentukan musim tanam, waktu kegiatan bertani dan sebagian di Tanjung Putri menyatakan tentang ini menjaga air laut agar tidak masuk ke hulu, karena daerah hulu yang jadi asin karena tidak ada lagi tumbuhan di tepian sungai dan di bagian hulu yang masih ada tanaman air terasa tawar. d 130

131 7. Boneka Panggung (Puppet Show) Panggung boneka kampanye bangga SM Sungai Lamandau pertunjukannya dimainkan oleh Komunitas Generasi Konservasi Kotawaringin Barat (Genksi Kobar). Panggung boneka ini pembuatannya persiapannya cukup lama, dari persipan tim, membuat rancangan ide dan naskah skenario cerita, melengkapi alat dan bahan sampai beberapa membuat boneka pohon dan karakter lainnya. Uji coba pertunjukkan ditampilkan di kegiatan pameran menyambut Hari Ulang Tahun Kotawaringin Barat ke-50 dan uji coba ini terbilang sukses, karena lebih dari 60 pengunjung tertarik untuk melihat walau sempat hujan rintik. Pertunjukan ini menurut beberapa pengunjung pameran mengungkapkan: Senang bisa melihat hiburan Pesan kampanye tersampaikan saat diuji pertanyaan beberapa orang pengunjung bisa menjawab, sebuah indikator pesan didengarkan Kemudian setelah uji coba, aksi pertunjukan panggung boneka yang membawa pesan Kampanye Bangga Pelestarian SM Sungai Lamandau dilakukan di 4 desa target kampanye bangga yang berbarengan dengan kegiatan Pekan Peduli Orangutan. Rencananya bulan Januari 2010 komunitas ini siap mempertunjukkan aksinya setelah sempat istirahat untuk regenerasi (perekrutan anggota baru). Mereka berstrategi agar ada sumberdaya baru. 8. Spanduk Spanduk kampanye bangga SM Sungai Lamandau sudah disepakati dengan ajakan Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Setelah dikonsultasikan dengan supervisor dan mentor pride Rare dan mendapatkan rekomendasi naik cetak, maka rencana spanduk akan dipasang di desa target Primer dan dibeberapa lokasi strategis seperti pelabuhan speedboat, depan kantor atau balai desa dan dibawa saat kunjungan penyuluhan ke desa. Rencana awal akan dicetak 3 spanduk dulu untuk desa target primer, desa Tempayung dan desa Babual Baboti. Berikut disain spanduk yang disepakati dan akan naik cetak: Lampiran. Instrumen Riset untuk Pengujian Awal Pin dan Stiker Logo, Poster dan Spanduk dengan Khalayak Target Kampanye Bangga SM Sungai Lamandau Bahan yang Diperlukan untuk Latihan/dipretesting Masing-masing media mempunyai satu contoh disain gambar. Variabel yang Diukur Daya tarik, pemahaman, dapat diterima (acceptability), dan himbauan 131

132 Daya tarik/disain terkait dengan gambar, tata letak, gaya bahasa sesuai karakter kelompok sasaran (petani dan pekerja sawit. Pemahaman terkait dengan pemahaman arti slogan, maksud pesan inti dan anak pesan inti Dapat diterima (acceptability) kesesuaian pemilihan gambarvisual, teks, format/pilihan huruf tulisan sesuai harapan kelompok sasaransticker dan poster dengan karakter kelompok sasaran HiImbauan/dorongan untuk beraksi (call to action) tindak lanjut yang diharapkan dari kelompok sasaran setelah terpapar pesansticker dan poster Metoda Wawancara sela dan Wawancara terfokus (Focus Group Discusion) Sampel Sample akan diambil dari perwakilan etnis (Melayu, Jawa (trans), Dayak) masing-masing 5-7 orang di 7 desa. Kelompok responden adalah masyarakat petani dan pekerja sawit yang berada di sekitar SM Sungai Lamandau. Total responden orang. Demografi Responden Paduan laki-laki dan perempuan Usia 20 hingga 50 Masyarakat petani dan pekerja sawit Perkiraan Lama Tiap Wawancara menit Panduan Wawancara : Wawancara dilakukan di desa target (sampling responden Melayu, meliputi desa Tanjung Putri, kelurahan Mendawai Seberang; untuk responden Jawa (trans): desa Tanjung Terantang dan Kumpai Batu Bawah; responden Dayak: kelurahan Kotawaringin Hilir, Babual Baboti, Natai Sedawak dengan cara wawancara sela artinya setiap enumerator dapat melakukan wawancara terhadap responden setiap saat dalam situasi yang berbeda-beda dan atau pada kelompok dengan diskusi terfokus. Tiap pewawancara akan: Mendekati responden potensial, Menentukan apakah responden memenuhi persyaratan demografis untuk berpartisipasi dalam kajian, Menjelaskan kajian dan meminta kolaborasi orang itu. Kemudian pewawancara menunjukkan kepada responden media kampanye (pin, stiker, spanduk, poster) yang akan diuji. Lalu mengajukan pertanyaan 1-10 (seperti di bawah ini). Selanjutnya pewawancara menyampaikan penjelasan maksud dan tujuan media, isi slogan, pesan yang dibawa media dan mengulangi pertanyaan dari tiap media berikutnya dengan pertanyaan yang telah disiapkan. Akhirnya, pewawancara mengakhiri wawancara dengan hasil tanggapan dan masukan responden. Pewancacara kemudian mengevaluasi bersama Manajer Kampanye, Mentor Pride dan Supervisor serta tim. Setelah selesai evaluasi dilakukan perbaikan dan segera menghubungi percetakan untuk disain dan naik cetak. Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Pin/Stiker Logo Kampanye Tanggal Wawancara Pewawancara Pin/Stiker tema Hemat di Lahan Sendiri 132

133 Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Uji-Coba Pin/Stiker 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh pin/stiker. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam pin/stiker ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah pin/stiker ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang pin/stiker ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang pin/stiker ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat pin/stiker ini menjadi lebih baik? 133

134 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari pin/stiker ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Spanduk Tanggal Wawancara Pewawancara Spanduk tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jender Laki-laki Perempuan Uji-Coba Spanduk 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh spanduk. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam spanduk ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah spanduk ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang spanduk ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 134

135 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang spanduk ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat spanduk ini menjadi lebih baik? 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari spanduk ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Poster tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan Tanggal Wawancara Pewawancara Poster tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jender Laki-laki Perempuan Uji-Coba Poster tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh poster tema Berladang Menetap Lebih Menguntungkan. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam Berladang Menetap Lebih Menguntungkan ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah Berladang Menetap Lebih Menguntungkan ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 135

136 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang Berladang Menetap Lebih Menguntungkan ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang Berladang Menetap Lebih Menguntungkan ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat pin/stiker ini menjadi lebih baik? 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari Berladang Menetap Lebih Menguntungkan ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Poster tema Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita Tanggal Wawancara Pewawancara Poster tema Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jender Laki-laki Perempuan Uji-Coba Poster tema Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 136

137 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh poster tema Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat pin/stiker ini menjadi lebih baik? 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari Berladang Menetap Menyelamatkan Air Kita ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? 137

138 Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Poster tema Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya Tanggal Wawancara Pewawancara Poster tema Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jender Laki-laki Perempuan Uji-Coba Poster tema Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh poster tema Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya ini? 1. Ya 138

139 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat pin/stiker ini menjadi lebih baik? 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari Berladang Menetap Menyediakan Manfaat Hutan Lainnya ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? Contoh Kuesioner untuk Uji-Coba/Pretesting Poster tema Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita Tanggal Wawancara Pewawancara Poster tema Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita Demografi Responden Pekerjaan Umur (tahun) Jender Laki-laki Perempuan Uji-Coba Poster tema Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita 1. Pertama, saya ingin menunjukkan kepada Anda gambar (foto) ini. Menurut Anda gambar ini gambar apa? 2. Sekarang saya ingin menunjukkan kepada Anda seluruh poster tema Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita. Dengan kata-kata Anda sendiri, tolong katakan apakah pesan dalam Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita ini? 3. Menurut Anda, dengan visual dan teks ini apakah Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita ini meminta Anda melakukan sesuatu? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 3a. Jika ya, Anda diminta melakukan apa? 139

140 4. Apakah poster/ stiker ini mengatakan sesuatu yang menurut keyakinan Anda tidak benar? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 4a. Jika ya, apakah itu? 5. Apakah orang-orang yang Anda lihat dalam gambar ini mengingatkan Anda pada teman-teman Anda ataukah orang-orang ini berbeda dengan teman-teman Anda? 1. Seperti teman-teman saya 2. Berbeda dengan teman-teman saya 3. Tidak tahu 5a. Jika berbeda, apa yang membedakan mereka? 6. Adakah sesuatu yang khusus Anda sukai tentang Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 6a. Jika ya, apa? 7. Adakah sesuatu yang khusus yang tidak Anda sukai tentang Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita ini? 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 7a. Jika ya, apa? 8. Menurut Anda apa yang dapat dilakukan untuk membuat pin/stiker ini menjadi lebih baik? 9. Apakah Anda tertarik dengan gambar dari Berladang Menetap Menjaga Iklim Kita ini? 9a. Jika ya, apa yang menurut Anda menarik? * UCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA PESERTA ATAS WAKTUNYA * b. Laporan Hasil Pre Testing Media Pemasaran di Radio (ILM, Himbauan Bupati dan Talkshow) dengan Perwakilan Masyarakat Khalayak Target Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau Salah satu hasil media pemasaran yang dibuat untuk mengefektifkan penyampaian pesan kampanye bangga pelestarian SM Sungai Lamandau adalah melalui media Radio. Dari hasil survey radio yang menjadi daya tarik audiens mendengar ada dua radio, yaitu Pakuba FM untuk prioritas dewasa (rata-rata kelompok tani) dan Primadona FM untuk prioritas remaja dan beberapa kalangan dewasa (rata-rata bukan kelompok tani). Bentuk pesan kampanye yang dibuat dikemas dalam 3 bentuk spot, yaitu ILM (Iklan Layanan Mayarakat/Public Service Anouncement), Talkshow dan Himbauan Bupati. 140

141 Pada bulan Oktober telah dilakukan uji kelayakan pesan di khalayak target primer yang dominan dengan etnis dayak dan sekunder yang etnisnya bervariasi dari ada lokal Melayu dan pendatang dari Jawa. Berikut hasil uji coba kelayakan yang diperoleh dari beberapa pertemuan dengan masyarakat tentang pesan di masing-masing bentuk spot iklan adalah: 1. ILM/PSA a) Etnis Dayak (khalayak target primer) Menurut masyarakat dayak di desa khalayak target (Tempayung dan Babual Baboti) menurutnya lebih enak dengan bahasa lokal, karena lebih membumi. Setelah ada pandangan bahwa khalayak lainnya tidak hanya dayak mereka baru memahami. Akhirnya mereka memberikan saran ya bahasa Indonesia, saja, karena semua pasti mengerti dengan bahasa Indonesia. Karena ILM ini akan ditayangkan di Radio yang penyiar dan penayangnya logat bahasa Jawanya masih kental walau melafaskan bahasa Indonesia, audiens sekitar 30 orang saat kami meintakan pendapatnya tentang suara siaran tidak menjadi masalah. Asalkan masih bahasa Indonesia mereka masih bisa mengerti dan memahami arti pesannya. b) Etnis Melayu Begitu pula di etnis lokal Melayu, sama pendapatnya dengan yang diungkapkan oleh etnis Dayak. Mereka memahami variasinya khalayak target kampanye dan mereka setuju saja dengan ILM yang disampaikan dengan bahasa Indonesia. Khalayak target lokal Melayu yang kami mintakan pendapat adalah masyarakat desa Tanjung Putri, kelurahan Mendawai di kecamatan Arut Selatan dan Kotawaringin Hilir di kecamatan Kotawaringin Lama. c) Etnis Pendatang (Jawa) Sedangkan untuk masyarakat etnis Jawa tidak ada persoalan, mereka hampir sebagian memang pendengan Paakuba FM di kabupaten Kotawaringin Barat, sedangkan permasalahannya radio ini siarannya tidak baik sinyal siarannya. Bahkan ada yang tidak mendengar. Strateginya kami beritahukan melalui kunjungan desa dan pemberitahuan saat pertemuan yang disampaikan oleh Community Organizer. Sebagai catatan: bahwa dalam proses pembuatannya PSA ini melalui diskusi ide kreatif antara Manajer Kampanye dengan Mentor Pride dan Pimpinan radio Pakuba FM mengenai masuknya air laut ke wilayah hulu sungai akibat hutan ditebang dibagian muara dan hutan sekitar sehingga tidak ada yang menahan dan menjadi sumber air tawar lagi akibat pembukaan lahan berladang berpindah tebas bakar yang akhirnya diberi nama PSA Kopi Asin. Setelah ide ditangkap oleh Pakuba FM, pihak radio tersebut membuat rancangan ILMnya. Setelah dikonsultasikan mengalami berbagai perbaikan kecil. Setlah mengalami 3 kali proses perbaikan dari mulai pendukung program kampanye dan kontens pesan dan gaya penekanan bahasa. Seminggu proses berlangsung akhirnya November ILM ini sudah bisa ditayangkan. 2. Talkshow Untuk rencana kegiatan talkshow tidak melalui proses uji coba, dalam proses pembuatannya saya (Manajer Kampanye Pride Sm Sungai Lamandau) membuat 141

142 kerangka acuan kegiatan (Term of Reference). Panduan acuan ini saya buat hasil mendapat pengalaman dari kawan manajer Kampanye Taman Nasional Ujung Kulon yang disampaikan kepada saya lewat Mentor Pride Rare saat kunjungan monitoring kampanye pride SM Sungai Lamandau. Setelah kurang lebih seminggu ToR jadi dan mendapat rekomendasi supervisor dan mentor pride Rare kami segera menemui pihak Radio Pakuba FM. Dari hasil penyampaian, kami mendapat diskon biaya produksi. Talkshow akan dilakukan 6 kali selama 3 bulan dan tiap bulannya 2 kali tiap minggu ke- 2 dan ke-4. Pada kegiatan talkshow ini tema yang dibahas mengenai pengenalan pengelolaan, permasalahan dan potensi manfaat SM Sungai Lamandau, Berladang Menetap Lebih Menguntungkan dengan Hemat di Lahan Sendiri, Hutan Kami Menyerap Karbon dan Mencegah Perubahan Iklim dan Bagaimana Keterlibatan Masyarakat untuk Pelestarian Sm Sungai Lamandau. Nara sumber dari BKSDA Kalimantan Tengah-SKW II, Fasilitator Pertanian Yayorin dan Tim Community Forest Carbon Yayorin didampingi Manajer Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. Tiap-tiap narasumber dan pihak radio kami berikan ToR dan konfirmasi perubahan waktu jika terjadi perubahan waktu ada perubahan materi. Sebelum talkshow dimulai akan dipromosikan oleh pihak Radio Pakuba FM yang menekankan akan ada talkshow dengan bahasan sesuai materi per minggunya. Begitupula dengan kami, kami pun memberitahukan ke seluruh kelompok masyarakat via telpon dan SMS jika akan ada siaran talkshow untuk mereka mendengarkan. Talkshow cukup menarik minat audiens khalayak target khususnya untuk mengetahui pengelolaan kawasan sekitar SMSL dan pertanian. 3. Himbauan Bupati Himbauan Bupati merupakan suara tertinggi yang terpercaya untuk didengarkan oleh audiens khalayak target ajakannya. Dari hasil survey KAP tingkat kepercayaan terhadap suara Bupati mencapai 78,6% sangat percaya (298 audiens dari 379 audiens yang diwawancara dari 12 desa sekitar SM Sungai Lamandau. Berdasarkan nilai itu, maka kami buat Himbauan Bupati untuk mengajak masyarakat melestariakan hutan SM Sungai Lamandau dengan berladang menetap tanpa tebas bakar dan meninggalkan budaya berladang berpindah tebas bakar. Proses ini kami lalui dengan mulai menanyakan kontak person untuk bisa membawa kami ke hadapan Bupati. Kali ini Bupati Kotawaringin Barat sebagai perwakilan untuk mengajak masyarakat sekitar SM Sungai Lamandau. Kami mulai menghubungi ajudan Bupati untuk mendapatkan prosedur membuat himbauan Bupati. Menurut ajudan kami perlu koordinasi dengan pihak Humas Pemda. Setelah koordinasi langsung dengan kepala bagian Humas Pemda Kotawaringin Barat kami pun menentukan waktu dan draft himbauan dari kami. Setelah melakukan koordinasi selama seminggu kamipun membuat himbauan Bupati langsung di kantor Bupati Kotawaringin Barat. Hasilnya akan diproses oleh Pakuba FM dan mulai tayang Januari Selain di Pakuba FM akan kami ajukan penayangannya ke radio Primadona FM berikut PSA Kopi Asin. 142

143 Script ILM/PSA Versi Kopi Asin dan Naskah Himbauan Bupati S 143

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye BAB 6. Analisa Kritis Kampanye Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL

Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye Bangga SMSL Laporan Kegiatan BROP Judul : Kemajuan Demplot Perladangan Menetap Sistem Kebun Campuran di Desa Khalayak Target Primer (Desa Tempayung dan Desa Babual Baboti) Pembuat Laporan : Eddy Santoso-Manajer Kampanye

Lebih terperinci

BAB 5. Hasil Kampanye

BAB 5. Hasil Kampanye BAB 5. Hasil Kampanye Seperti tercantum di dalam Rencana Proyek ini, strategi pemantauan perubahan perilaku Pride memiliki 5 tujuan utama, yaitu: 1. Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan Pride di

Lebih terperinci

BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye

BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye BAB 4. Kegiatan (Materi dan Pemasaran Pesan + Penyingkiran Hambatan / Barrier Removal) Kampanye Untuk mencapai sasaran-sasaran SMART yang telah dicanangkan di dalam rencana proyek dan agar dapat secara

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011

Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011 Laporan Triwulan I Perjalanan Tindak Lanjut Kampanye REDD+ dan HKm Ekosistem Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Oktober-Desember 2011 Disusun oleh: Eddy Santoso-Yayorin (Alumni Pride RARE-cohort 3 metamorfosa)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan menurut fungsi pokoknya dibagi menjadi tiga yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi (Dephut, 2009). Hutan konservasi sendiri didefinisikan kawasan

Lebih terperinci

: Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL

: Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau. : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL Laporan Kegiatan (triwulan pertama) Judul Pembuat Usulan : Cetak, Bea Kirim dan Distribusi Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride SM Sungai Lamandau : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL Waktu : November

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012

Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012 Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = Bonus sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012 Disusun oleh: Eddy Santoso-Yayorin (Alumni Pride RARE-cohort

Lebih terperinci

BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia

BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia BAB 7. Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia Pendahuluan Kampanye Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dapat dikatakan sebagai keberhasilan

Lebih terperinci

Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011

Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011 Laporan Strategi Tindak Lanjut Kampanye Bangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Provinsi Kalimantan Tengah-Indonesia November 2010 Oktober 2011 Disusun oleh : Eddy Santoso-Alumni Siswa Konservasi Pride

Lebih terperinci

: Membuat dan Menyebarkan Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride Baru untuk SM Sungai Lamandau

: Membuat dan Menyebarkan Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride Baru untuk SM Sungai Lamandau Laporan Kegiatan Triwulan Kedua Judul Pembuat Usulan : Membuat dan Menyebarkan Media Pemasaran Pesan Kampanye Pride Baru untuk SM Sungai Lamandau : Manajer Alumni Kampanye Bangga SMSL Waktu : Februari-April

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.41 /Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA ANI MARDIASTUTI JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kawasan Konservasi Indonesia UURI No 5 Tahun 1990 Konservasi

Lebih terperinci

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis Siti Chadidjah Kaniawati pada situs Balai Taman Nasional Kayan Mentarang menjelaskan dalam beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM PERATURAN DIREKTUR JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM NOMOR : P. 11/KSDAE/SET/KSA.0/9/2016

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU EDY HENDRAS WAHYONO Penerbitan ini didukung oleh : 2 BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU Ceritera oleh Edy Hendras Wahyono Illustrasi Indra Foto-foto Dokumen

Lebih terperinci

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA

VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA VI. PERATURAN PERUNDANGAN DALAM PELESTARIAN ELANG JAWA Pencapaian tujuan kelestarian jenis elang Jawa, kelestarian habitatnya serta interaksi keduanya sangat ditentukan oleh adanya peraturan perundangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 PENDAHULUAN oleh Shaummil Hadi Selama dua tahun terakhir, saya

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.378, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Kawasan Hutan. Fungsi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 34/Menhut -II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN

Lebih terperinci

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati 1 Konservasi Lingkungan Lely Riawati 2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai potensi yang kini gangguannya semakin meluas. Kebakaran hutan merupakan salah satu bentuk gangguannya. Dampak

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DESKRIPSI PEMBANGUNAN JAVAN RHINO STUDY AND CONSERVATION AREA (Areal Studi dan Konservasi Badak Jawa) DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan burung pemangsa (raptor) memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Posisinya sebagai pemangsa tingkat puncak (top predator) dalam ekosistem

Lebih terperinci

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menyandang predikat mega biodiversity didukung oleh kondisi fisik wilayah yang beragam mulai dari pegunungan hingga dataran rendah serta

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

LAPORAN FINAL 20 Februari September 2013

LAPORAN FINAL 20 Februari September 2013 LAPORAN FINAL 20 Februari 2013 30 September 2013 Pengembangan Demplot Kebun Campuran Menetap Tanpa Bakar Sebagai Strategi Pencegahan Kebakaran Hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dan Peningkatan Pendapatan

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan ekosistemnya. Potensi sumber daya alam tersebut semestinya dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Lebih terperinci

Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)

Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Judul Pelaksana Fokus Area Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm) YAYORIN Mitigasi Berbasis

Lebih terperinci

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF LEMBAR FAKTA 2014 GAMBARAN SEKILAS Praktek-Praktek REDD+ yang Menginspirasi MEMBANGUN DASAR KERANGKA PENGAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA Apa» Kemitraan dengan Ratah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa juta tahun yang lalu, jauh sebelum keberadaan manusia di daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup nenek moyang kera besar

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT. Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010

LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT. Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010 LAPORAN AKHIR PROGRAM KAMPANYE KEPEMIMPINAN PRIDE BALI BARAT Istiyarto Ismu, Manajer Kampanye Bali Barat Yayasan Seka Agustus 2010 PENDAHULUAN oleh Istiyarto Ismu Selama dua tahun terakhir, saya telah

Lebih terperinci

Masalah Lingkungan: Mengelola Sumberdaya Bersama Menghindari Tragedy of the Commons (oleh: Ni Putu Sarilani Wirawan, 1 April 2011)

Masalah Lingkungan: Mengelola Sumberdaya Bersama Menghindari Tragedy of the Commons (oleh: Ni Putu Sarilani Wirawan, 1 April 2011) Masalah Lingkungan: Mengelola Sumberdaya Bersama Menghindari Tragedy of the Commons (oleh: Ni Putu Sarilani Wirawan, 1 April 2011) Pada bagian ini akan diulas mengenai pendekatan preventif dan promosi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konversi hutan di Pulau Sumatera merupakan ancaman terbesar bagi satwa liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun 2000, tidak kurang

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia. Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 34/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau

Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau Laporan Hasil Pre Testing Media Cetak (Slogan, Logo, Pin, Stiker dan Spanduk Eddy Santoso-CM SM Sungai Lamandau Perancangan pembuatan media pemasaran kampanye merupakan salah satu bagian dari kampanye

Lebih terperinci

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch) ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch) IMRAN SL TOBING Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta Foto (Wedana et al, 2008) I. PENDAHULUAN Latar belakang dan permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primata adalah salah satu bagian dari golongan mamalia (hewan menyusui) dalam kingdom animalia (dunia hewan). Primata muncul dari nenek moyang yang hidup di pohon-pohon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kawasan hutan hujan tropis dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya (KSDHE), Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alam Hayati dan Ekosistemnya dijelaskan bahwa suaka margasatwa, adalah

I. PENDAHULUAN. Alam Hayati dan Ekosistemnya dijelaskan bahwa suaka margasatwa, adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dijelaskan bahwa suaka margasatwa, adalah kawasan suaka alam yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2010 telah dicanangkan oleh PBB sebagai Tahun Internasional Biodiversity (keanekaragaman hayati) dengan tema Biodirvesity is life, Biodirvesity is Our

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup seperti untuk membangun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.43/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2017 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM DENGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, merupakan suatu kawasan ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia. Keanekaragaman hayati terbesar yang dimiliki Indonesia di antaranya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL)

BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL) BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL) A. Definisi Suaka Marga Satwa dan Kawasan Konservasi. Alam menyediakan segala macam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan

I. PENDAHULUAN. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati dan memilki banyak kawasan konservasi. Cagar Alam (CA) termasuk

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN???

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? (Studi kasus di kawasan TN Alas Purwo) Oleh : Bagyo Kristiono, SP. /Polhut Pelaksana Lanjutan A. PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)

Lebih terperinci

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? 9/1/2014 Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan? Satu Pelanggaran yang dirancang sebelum Forest Conservation Policy APP/SMG diluncurkan ke Publik SENARAI Pada 5 Februari 2013, Sinar Mas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, setelah Brazil (Anonimus, 2009). Brazil merupakan salah satu negara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu aset penting bagi negara, yang juga merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat. Hutan sebagai sumberdaya

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA U M U M Bangsa Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa kekayaan berupa

Lebih terperinci

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO 1 INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO (Johannes teijsmania altifrons) DI DUSUN METAH, RESORT LAHAI, TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH PROVINSI RIAU- JAMBI Yusi Indriani, Cory Wulan, Panji

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

West Kalimantan Community Carbon Pools

West Kalimantan Community Carbon Pools Progress Kegiatan DA REDD+ Mendukung Target Penurunan Emisi GRK Kehutanan West Kalimantan Community Carbon Pools Fauna & Flora International Indonesia Programme Tujuan: Pengembangan proyek REDD+ pada areal

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2015 KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5794). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.35/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN PADA KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman

I. PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandar Lampung dan Kabupaten Pesawaran. Selain itu taman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman merupakan wilayah sistem penyangga kehidupan terutama dalam pengaturan tata air, menjaga kesuburan tanah, mencegah erosi, menjaga keseimbangan

Lebih terperinci