10/12/09 METODE PENGUMPULAN DATA. Koordinasi awal/kulonuwun dengan Korkot dan BKM (Kulonuwun sebagai langkah awal untuk masuk ke masyarakat)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "10/12/09 METODE PENGUMPULAN DATA. Koordinasi awal/kulonuwun dengan Korkot dan BKM (Kulonuwun sebagai langkah awal untuk masuk ke masyarakat)"

Transkripsi

1 1

2 INFORMAN METODE PENGUMPULAN DATA Koordinasi awal/kulonuwun dengan Korkot dan BKM (Kulonuwun sebagai langkah awal untuk masuk ke masyarakat) RT/RW/Kepala Faskel/Senior Faskel Wawancara bebas untuk mendapat SSI dan FGD gambaran (SSI dilakukan umum Jg terhadap kondisi wilayah Lingkungan dan pelaksanaan program yang Faskel/Mantan diketahui Faskel pendamping kelurahan terpilih yang bersifat informa=f Warmis Wawancara bebas dan observasi dan konfirma=f, kantong2 kemiskinan dan FGD terpisah per RT dan antara Lingkungan laki- laki dan perempuan) KSM Relawan BKM Korkot, Asmandat SSI dan FGD (Untuk SSI, danar nama KSM dari Asmandat sebagai basis, dan snowball, dan FGD terpisah antara laki- laki dan perempuan) SSI, FGD (Untuk SSI, danar nama relawan terdanar sebagai basis penyusuran, dan FGD terpisah antara laki- laki dan perempuan) SSI, Wawancara bebas secara berulang yang bersifat informa=f dan konfirma=f terhadap temuan lapangan, FGD (Untuk SSI, danar nama BKM terpilih sebagai basis penyusuran) SSI dan Wawancara bebas secara berulang yang bersifat informa=f dan konfirma=f terhadap temuan lapangan 2

3 INFORMAN Faskel/Senior Faskel METODE PENGUMPULAN DATA SSI dan FGD (SSI dilakukan terhadap Faskel/Mantan Faskel pendamping kelurahan terpilih yang bersifat informa=f dan konfirma=f, dan FGD terpisah antara laki- laki dan perempuan) KMW Faskel/Senior (TL dan TA) Faskel SSI dan Wawancara bebas yang SSI bersifat dan FGD informa=f (SSI dilakukan dan konfirma=f terhadap Faskel/Mantan Faskel pendamping Lurah/Mantan Lurah Wawancara bebas terkait kondisi kelurahan terpilih dan koordinasi yang bersifat pelaksanaan informa=f program dan aparat kelurahan dan konfirma=f, dan FGD terpisah antara laki- laki dan perempuan) Bappeda Wawancara bebas terkait pelaksanaan program di =ngkat Kota, termasuk masalah sharing dana dan kondisi kemiskinan kota secara umum BPS Kota Badan Pemeberdayaan Perempuan Tingkat Kota Toma/Toga Mendapat data skunder dan wawancara bebas tentang kondisi atau angka kemiskinan =ngkat kota Wawancara bebas seputar program pemberdayaan perempuan yang ada di =ngkat kota dan sinergisitas yang terbangun Wawancara bebas untuk mendapat pandangan umum tentang kondisi kemiskinan yang ada di lingkungannya dan pandangan tentang ak=vitas/peran perempuan di ranah publik 1. Peneli= =dak bisa melakukan pentahapan proses peneli=an sebagaimana yang direkomendasikan. Studi ini mengharuskan peneli= memahami dua isu peneli=an yang berbeda tapi =dak terpisah, yakni dinamika P2KP di lokasi peneli=an di satu sisi dan persoalaan perempuan di lain pihak. 2. Karena itu, metode observasi, wawancara informal/bebas yang semi investagasi digunakan terutama untuk mengungkap dinamika pelaksanaan P2KP di lokasi peneli=an. Sedangkan SSI atau wawancara terfokus, FGD digunakan untuk mengarahkan data/informasi yang dikumpulkanagar =dak keluar dari 6 pertanyaan pokok peneli=an. Selain itu, pelaksanaan FGD itu sendiri adalah bentuk obeservasi par=sipan bagi peneli= untuk mengetahui eksistensi relawan, KSM dan juga BKM. 3. Metode wawancara bebas semi inves=gasi bermanfaat untuk mendapatkan infoman kunci. Informan kunci sering kali diwawancarai b erulang- ulang. Kita juga mewawancari informan masal lalu, yakni untuk mendapatkan proses sosial yang berlangsung dari masa lalu hingga sekarang. Mantan Lurah,mantan BKM, KSM, Relawan, Faskel kita wawancarai. Jadi dengan demikian, peneli= lebih terfokus pada mendapatkan kebenaran data/ infomasi daripada mendapatkan target jumlah informan sebagaimana direkomendasikan. 4. Pendekatan proses pengumpulan data yang demikian, peneli= =dak mau didampingi orang P2KP (BKM atau faskel). Dengan bekal data tertulis (danar relawan, KSM, PJM Prognangkis) peneli= menyusuri informan peneli=an. 3

4 Item Perbandingan Kota (P2KP- 2004) Kota Bima (PNPM- 2007) Nama Kelurahan Karang Pule Barat Sambinae Sarae Kategori Par=sipasi Perempuan Rendah Tinggi Rendah Tinggi Lokasi kelurahan Pinggiran kota Pusat kota Pinggiran kota Pusat kota % Total Capaian PAD (terkait par=sipasi perempuan) Anggota BKM Perempuan 40% 58% 49% 62% 0 % 80% 15% 7% Koordinator BKM Lelaki Perempuan Lelaki Lelaki Sarana Pendidikan Hanya SD/ sederajat s/d PT Hanya s.d SD/ sederajat s/d PT 4

5 Pertanyaan Peneli8an I.1. Masalah Keterlibatan perempuan dalam penerimaan BLM Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Perempuan miskin =dak bisa akses dana bergulir karena persyaratan administra=f yang rumit (kepemilikan KTP menjadi permasalahan sendiri di kel.ini) Perempuan penerima dana bergulir hanya yang memiliki koneksi dengan dengan anggota BKM Karangpule- Perempuan tertutup akses dari dana bergullir karena terjadi gerakan kintalisasi (-dak mau bayar)- ada anggota. BKM tdk nyicil, sehingga BLM untuk dana bergulir di=adakan Perempuan miskin =dak bisa akses kegiatan sosial karena =dak bisa swadaya (bayar uang transport sendiri) Perempuan yang mendapat prioritas biasanya memiliki koneksi dengan anggota BKM Keberlanjutan peserta kursus =dak ada karena tdk memiliki modal Peserta kursus memiliki koneksi dgn. Koord. BKM dan =dak ada keberlanjutan Pekerjaan fisik menjadi wilayah lelaki Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Karangpule- I.1. Masalah Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan Jumlah perempuan dominan sebagai relawan tetapi minimal yang menjadi angg. BKM. Problem ke=dakmampuan perempuan adalah masalah perempuan terlibat di BKM Tradisi wanita ak=f di kegiatan publik =dak terjadi di kelurahan ini, shg perempuan =dak PD dan =dak terbiasa mengemukakan pendapat Pada tahap kegiatan yang membutuhkan pemikiran biasanya perempuan agak enggan terlibat, bersifat pasif. Terjadi penyingkiran perempuan relawan kri=s yang menyikapi kinerja BKM Jumlah perempuan dominan sebagai relawan tetapi tak ada satupun di di BKM. Ada problem di diri perempuan (rendah diri untuk tampil di publik) Di kalangan perempuan sendiri, perempuan kri=s dianggap aneh. Image di masyarakat, perempuan kri=s itu adalah perempuan yang ambisius dan ini membuat lelaki kurang nyaman Ada perempuan yang =dak mau duduk di BKM karena alasan didominasi bapak- bapak tua di BKM Banyak perempuan yang menjadi anggota BKM. Problemnya adalah kesibukan membantu ekonomi RT karena faktor suami yang =dak punya pekerjaan tetap. Keterlibatan perempuan di BKM cukup besar. Problemnya adalah dominasi koordinator BKM dan menyebabkan sesama anggota BKM =dak kompak. Masyarakat lebih memprioritaskan lelaki dalam urusan publik Perempuan satu- satunya anggota BKM yang menjadi koord. BKM tetapi =dak dapat bertahan lama karena perbuatannya dianggap bermasalah 5

6 Pertanyaan Peneli8an I.2. Hambatan Keterlibatan perempuan dalam penerimaan BLM Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Kebijakan repayment rate (RR) menghambat perempuan miskin mendapat modal untuk berusaha Karangpule- Akses perempuan mendapat dana bergulir terturup karena kebijakan RR diberlakukan surut Perempuan =dak bisa terlibat lebih jauh karena image P2KP adalah pekerjaan fisik yang iden=k dengan lelaki. Sementara alokasi dana non fisik dimana perempuan bisa terlibat, kecil (20%) Pembangunan jalan gang lebih mendapat prioritas. Karena itu, perempuan =dak langsung diuntungkan kecuali MCK dan bedah rumah. Sosialisasi awal P2KP menimbulkan image P2KP adalah proyek. Implikasinya, lelaki yang dianggap mampu menjalankan proyek Pembangunan jalan gang lebih mendapat prioritas. Karena itu, perempuan =dak langsung diuntungkan kecuali MCK dan bedah rumah. Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Karangpule- I.2. Hambatan Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan Prioritas pembangunan fisik menyebabkan perempuan hanya menjadi penonton BKM dipadang sebagai tempat proyek. Proyek dipandang menjadi urusan lelaki. Tidak ada perempuan yang duduk di BKM. BKM dikuasai kaum perempuan tetapi proses pengambilan keputusan =dak pernah bersama. Terjadi distrust antar perempuan di BKM. Terjadi wacana penduduk asli/=dak di masyarakat Tidak ada perempuan di BKM II. Pada BKM I pernah ada perempua memegang posisi di BKM (koordinator) tetapi perilakunya dinilai kontroversial. Tidak ada leadership d BKM. BKM = KSM 6

7 Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Karangpule- I.3. Peluang Keterlibatan perempuan dalam penerimaan BLM Perempuan miskin memiliki kegiatan usaha, baik bakulan keliling, jualan di rumah maupun di pasar. Perempuan miskin adalah pencari nadah ak=f untuk kegiatan ekonomi mikro seper= bakulan, dagang kecil (ini potensial menjadi sasaran pemanfaat P2KP) Perempuan punya peran dalam berbagai kegitan sosial kemasyarakatan di kelurahan (pengajian, PKK, arisan, melakukan pendataan, dll). Ini terjadi di kel. Serae- Bima, Karang Pule- dan Barat-. Perempuan umumnya dianggap lebih jujur/polos, rapi, lebih mau bekerja sukarela, telaten, mudah masuk ke masyarakat, lebih sabar menunggu, lebih mudah diberi penger=an, pintar membawa diri dan lebih mampu mengendalikan emosi terkait pelaksanaan program/proyek dibanding lelaki Relawan yang dipilih pada umumnya perempuan. Perempuan dipandang lebih bisa memperjuangkan sesama perempuan,walau kecil peluang untuk menjadi anggota BKM Kaum lelaki =dak tertarik dengan urusan P2KP. Peluang perempuan besar Pertanyaan Peneli8an II. Apa peran Perempuan elit dalam kerelawanan lokal keterlibatannnya mempengaruhi perempuan miskin Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Tidak ada perempuan elit yang menjadi anggota BKM. Kerelawan lokal dipahami seper= pekerjaan kader di masyarakat. Pendataan dari rumah ke rumah dan =dak dibayar. Tugas relawan (waktu iitu) melakukan pemetaan swadaya. Tetapi =dak terlibat dalam perumusan program Karena antara pendataan dan realiasi program =dak op=mal (rr), seringkali relawan (terutama relawan anggota KSM) ditagih realisasi program oleh warga miskin yang menunggu. Image yang dibangun oleh elit lokal (RT,RW) bahwa kerelawanan adalah kegiatan orang miskin yang =dak punya penghasilan. Relawan diisi oleh perempuan yang ak=f di lingkungan/kelurahan (kader PKK, Posyandu). Pekerjaan relawan berhen= pada siklus pemetaan swadaya/ pendataan, sedangkan perumusan program (PJM Pronangkis), dimana dilakukan BKM, relawan =dak terlibat. BKM diisi oleh kaum lelaki semua. Jadi =dak nyambung antara hasil PS yang dilakukan perempuan dengan penyusunan program yang dilakukan BKM ( lelaki) Ada potensi dan peluang perempuan elit terlibat mempengaruhi, baik di BKM atau di masyarakat Kerelawanan berhen= pada saat pendataan. Ada perempuan elit dalam BKM (guru). Tetapi tdk bisa berbuat banyak dan =dak mau ak=f di BKM. Perempuan miskin yang pernah didata selalu mempertanyakan kapan dana bergulir diberikan Karangpule- Ada hambatan dari masyarakat bagi perempuan tampil di publik karena alasan agama Kerelawanan berhen= saat pendataan. Pernah ada perempuan elit di BKM I tetapi perilakunya kontroversial (melakukan gerakan kintalisasi/=dak mencicil dana bergulir). Perempuan miskin yang pernah didata selalu mempertanyakan kapan giliran dana bergulir diperoleh. 7

8 Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Karangpule- III.1. Adakah peran Fasilitator perempuan dalam mendorong perempuan III.2. Apakah faskel perempuan mampu mempengaruhi perempuan miskin? Tidak ada perempuan fasilitator di kelurahan ini. Karena pelaksanaan program sejak awal sangat ketat dengan pelaksanaan siklus kegiatan, minim aspek pemberdayaan/pendampingan (apalagi kepada masyarakat perempuan miskin), maka kebutuhan akan faskel perempuan seolah terabaikan dan =dak menjadi satu kebutuhan di =ngkat masyarakat. Masyarakat hanya sibuk memenuhi target pelaksanaan siklus kegiatan saja. Mereka lebih fokus pada bantuan/program apa yang akan dibawa oleh faskel ke kelurahannya, bukan pada pendekatan atau model pendampingan yang mereka butuhkan. Tidak ada perempuan fasilitator di kelurahan ini. Yang bisa mempengaruhi perempuan miskin BKM. Faskel =dak bisa berbuat banyak. Tidak ada perempuan fasilitator di kelurahan ini. Kecenderungannnya sama, BKM lebih banyak menentukan. Perempuan miskin dalam keterlibatan pemanfaatan BLM. Faskel =dak bisa berbuat banyak. Ada peran fasilitator perempuan. Faskel perempuan bisa menjadi penengah konflik yang terjadi di masyarakat. Warga masyarakat mengakui ada sentuhan yang beda antara fasilitator laki dan perempuan Perempuan faskel =dak bisa mempengaruhi atau menyarankan BKM untuk melibatkan perempuan miskin dalam pemanfaatan BLM. Faskel perempuan juga =dak pernah meberikan masukan soal pen=ngnya peran perempuan dalam BKM Perempuan faskel =dak bisa mempengaruhi atau menyarankan BKM untuk melibatkan perempuan miskin dalam pemanfaatan BLM. Faskel perempuan =dak pernah melakukan dialog dengan tomas/ toga soal pen=ngnya par=sipasi perempuan. Pertanyaan Peneli8an IV.1. Strategi peningkatan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan perempuan di lokasi IV.2. Hubungan apa yang memungkinkan untuk kegiatan peningkatan kapasitas yang ada di berbagai bidang/ departemen Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Tidak ada strategi peningkatan kapasitas yang didorong permintaan kebutuhan perempuan di lokasi peneli=an. Contohnya adalah pembentukan formasi =m faskel yang =dak ada kepekaan pen=ngnya peran faskel perempuan di lokasi PNPM 2007 Karangpule- Kebijakan RR di lokasi peneli=an yang berlaku surut menyebabkan perempuan tertutup untuk memanfaatkan BLM, khususnya dana bergulir Tidak ada kebijakan program atau improvisasi implementasi program di lokasi peneli=an, yakni mengapa KSM ekonomi =dak dijadikan sebagai program yang khusus diperuntukkan kalangan kaum perempuan- ibu RTM. Modal usaha bagi perempuan ibu RTM di lokasi peneli=an merupakan kebutuhan mendesak. Seper= diketahui bahwa sebagian besar perempuan ibu RTM di lokasi peneli=an memiliki kegiatan berdagang/usaha atau membantu usaha suami. Selama ini, kebutuhan modal perempuan ibu RT dipenuhi dari koperasi (baca:renternir) yang bunganya besar. Pendekatan dalam pendampingan dilakukan secara seragam dan seentak, padahal karakteris=k masyarakat berbeda antara satu dengan lainnya. Realitas masyarakat yang paternalis=k di lokasi peneli=an menempatkan kaum lelaki dianggap tepat untuk mengurusi kegiatan yang berhubungan dengan urusan publik. Keterlibatan perempuan, baik sebagai penerima BLM maupun ikut dalam pengambilan keputusan (BKM) belum dielaborasikan kedalam strategi dan program kegiatan sebagai sebuah kesadaran bersama (KMW, Korkot, Faskel, dan BKM) yang dimunculkan dalam perencanaan. 8

9 Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- V. Strategi apa yang dapat membahas kesenjangan reaksi jender sebagai bagian dari budaya proyek di Karangpule- Di lihat dari sudut kepen=ngan perempuan, maka sebaiknya perlu memberikan peran faskel yang lebih luas dan mandiri sebagai ujung tombak di lapangan. Faskel =dak hanya sebatas sebagai pendamping tetapi seharusnya terlibat langsung sebagai local leader baru yang bisa mengarahkan dan menentukan sasaran dan target program ini di lokasi peneli=an. Keterlibatan ak=f orang luar tampaknya dibutuhkan. Proses belajar harus didampingi dan dilakukan terus menerus. Karena, realitanya =dak ada modal sosial di masyarakat. BKM =dak berjalan seper= diharapkan. Terjadi kecurigaan soal uang sesama anggota BKM ke=ka BLM turun. Warmis yang dahulu didata dan belum mendapat giliran pinjaman selalu mencurigai relawan atau BKM. Mengingat orientasi masyarakat yang paternalis=k, maka masalah dan hambatan yang sifatnya struktural perlu menjadi perha=an program ini. Orang- orang kunci (Toga/Tomas) yang menentukan keterlibatan perempuan ( baik sebagai pemanfaat maupun ruang untuk ikut proses pengambilan keputusan) perlu diubah mainsetnya. Korkot atau KMW perlu bekerjasama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan Kota melakukan kegiatan yang tujuannya adalah merubah mainset masyarakat dalam menempatkan perempuan dalam program. Pertanyaan Peneli8an Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- V. Strategi apa yang dapat membahas kesenjangan reaksi jender sebagai bagian dari budaya proyek di Karangpule- Bagi faskel, waktu untuk memfasiitasi pela=han/peningkatan kapasitas yang bersifat wajib saja keteteran. Bagi perempuan di lokasi peneli=an juga =dak terfikirkan apa yang menjadi kebutuhan mereka dalam rangka meningkatkan kapasitasnya, karena siklus kegiatan berjalan sangat cepat, dan mereka minim pendampingan oleh faskel untuk melaksanakan program. Mereka lebih fokus pada bantuan/program apa yang akan dibawa oleh faskel ke kelurahannya, bukan pada kebutuhan akan peningkatan kapasitas mereka. Sistem quota perempuan di semua =ngkatan perlu dilakukan. Sistem pemilihan yang demokra=s (tanpa ada afirma-ve ac-on) sering kali kurang memberikan ruang bagi perempuan untuk terlibat terlebih jika masyarakat itu sara dengan sistem patriarki. Dalam situasi seper= ini kaum perempuan umumnya akan tersingkir. Sistem quota perempuan ini utamanya dilakukan dilevel basis (BKM). Oleh karena itu, perlu ditetapkan nama- nama calon anggota BKM dari kaum perempuan terlebih dahulu sebelum dilakukan pemilihan di kelurahan. Dari sini quota jumlah perempuan diambil /ditetapkan sebagai anggota BKM. 9

10 Pertanyaan Peneli8an VI. Perubahan apakah yang diperlukan rancangan program mencakup strategi untuk kepegawaian, dan program responsif jender? o o o Sambinae Bima Sarae Bima Barat Karangpul Sistem pemilihan anggota BKM perlu diubah agar program ini responsive jender, yakni dengan system quota perempuan dalam BKM. Dana bergulir ditetapkan untuk perempuan RTM. Pelaksanaan simpan- pinjam perlu mencontoh model koperasi atau elaborasi dari model grameen bank yang terbuk= efek=f walaupun tetap memperha=kan bunga kecil Komposisi anggaran dikembalikan pada open menu dan program kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat. Misalnya, jika program kegiatan fisik sudah terpenuhi/target perlu dialihkan ke kegiatan non- fisik, atau paling =dak alokasi anggaran fleksibel (=dak harus 70% ) Pematokan kegiatan ekonomi 20% pada saat BLM turun mengakibatkan minimnya perempuan (miskin) yang bisa menjadi pemanfaat kegiatan program o Sistem quota faskel perempuan dalam =m faskel. Selain itu, ada ruang bagi faskel yang dapat melakukan improvisasi di lapangan sehingga bisa mempengaruhi BKM di dalam menentukan keterlibatan perempuan baik sebagai pemanfaat maupun pengambil keputusan di BKM. Pertanyaan Peneli8an VI. Perubahan apakah yang diperlukan rancangan program mencakup strategi untuk kepegawaian, pela@han dan program yang responsif jender? Sambinae- Bima Sarae- Bima Barat- Karangpule- Perlu ada strategi pela=han atau workshop dengaan masyarakat, terutama untuk orang- orang kunci di masyarakat seper= tokoh agama (ulama, tuan guru) dan tokoh masyarakat (Ketua RT, Kepala Lingkungan/RW/Dusun) dengan tujuan merubah mainset pen=ngnya peran serta perempuan dalam kegiatan program ini. Program P2KP sarat dengan standar teknis keproyekan yang rela=f =nggi untuk ukuran masyarakat di =ngkat kelurahan, misalnya perumusan PJM, kajian PS, proposal kegiatan, LPJ kegiatan dll, dengan pendampingan yang sangat minim secara waktu maupun kemampuan. Padahal SDM pelaku program yang peduli di =ngkat kelurahan (BKM, KSM, UP, Relawan dll) juga terbatas. Implikasinya, BKM (terutama) menggunakan berbagai cara untuk memenuhi standar tsb, misalnya menggunakan pihak ke- 3 (faskel, konsultan independen, dll) atau menjiplak. Untuk itu perlu ada review atau kajian khusus terhadap atribut keproyekan ini 10

11 ASPEK PEMBANDING 1. Kinerja Program P2KP di =ngkat kota KOTA BIMA Penentuan =m anggota faskel =dak memiliki sensi=fitas pen=ngnya peran faskel perempuan Kebijakan repayment rate sebagai syarat BLM mempengaruhi kebijakan BKM untuk =dak menggunakan PJM Prognangkis sebagai pedoman pemanfaatan BLM, agar RR tercapai Kriteria kemiskinan MDGc kurang diterjemahkan ke dalam indikator kemiskinan lokal yang dicantumkan pada PJM Prognangkis. KOTA MATARAM Surplus faskel perempuan. Kebijakan repayment rate yang berlaku surut merugikan kaum perempuan dalam program P2KP, karena BLM berikutnya =dak membolehkan adanya dana bergulir yang notabene pemanfaatnya mayoritas perempuan Sama dengan Bima. Apalagi karakteris=k kemiskinan di se=ap lingkungan sangat berbeda. Tidak jauh berbeda dengan. Tidak ada desain kegiatan pengembangan kapasitas perempuan dalam PNPM Komitmen keterlibatan perempuan dalam P2KP tampaknya terhen= pada poli=cal will PNPM Peningkatan peran serta perempuan hanya dimaknai pada kehadiran/aspek kuan=tas pada pelaksanaan siklus P2KP. Korkot menyadari koordinasi dengan kota masih terbatas pada rapat 2 Tim Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. P2KP dan Pemkot belum saling memanfaatkan /tukar menukar data kemiskinan (sinergisitas program penanggulangan kemiskinan) Tidak jauh berbeda dengan. Tidak ada program kegiatan P2KP yang merubah kultur mayarakat yang kurang pro perempuan. 11

12 GAMBARAN PERBEDAAN KONDISI ANTAR KOTA ASPEK BIMA MATARAM 2. Karakteris=k warga miskin kota 3. Karakteris=k budaya warga kota Dibandingkan orang Lombok, orang Bima lebih mau bekerja keras untuk mencari nadah, baik sebagai pemecah batu, buruh pelabuhan maupun jualan di pasar atau kaki lima Kultur patriaki di masyarakat sangat kuat, hal ini terlihat dari stereotype perempuan sebagai ibu rumah tangga yang selalu dikemukakan informan Di sektor pertanian, posisi ekonomi orang Lombok lebih rendah dibandingkan orang Bali. Berkurangnya lahan pertanian di kota menjadikan buruh tani bagian warga miskin kota yang =dak mampu beradaptasi dan dinilai malas bekerja. lelaki =dak minat menjadi P2KP menjelaskan mengapa sebagian besar anggota BKM perempuan (M. Barat yang urban). Di Karangpule lebih bercirirural - lelaki memiliki kepen=ngan thd BKM. Budaya kawin lari atau disebut selarian (tepelai an) merupakan gambaran posisi dan kondisi perempuan yang lemah di masyarakat Homogen. Iden=tas keislaman dan pengaruh budaya Bugis pada orang mbojo cukup kuat, terlihat dari baju rimpu dan pakaian adat bangsawasan Pluralis. Iden=tas keislaman cukup kuat, tetapi ada pengaruh budaya Bali terutama di Kelurahan Barat 12

13 13

14 14

15 Ibu ini satu-satunya perempuan anggota bkm di sambinae-kota bima. Tradisi wanita aktif di kegiatan publik tidak terjadi di kelurahan ini, shg perempuan tidak PD dan tidak terbiasa mengemukakan pendapat. Oleh sebab itu, motivasi menjadi anggota BKM bisa dapat pinjaman dana bergulir. Suaminya juga anggota bkm yang memiliki profesi sama sebagai pelepas uang/kredit uang Suami-istri anggota bkm yang berasal dari lingkungan ni usambinae termasuk anggota bkm yang tidak pernah aktif Profil relawan perempuan aktif di kel. Sambinae-kota bima, tetapi karena kekritisannnya ia disingkirkan oleh beberapa anggota BKM. Perempuan ini dianggap tidak aktif dan diganti begitu saja oleh orang lain yang bisa diajak kerjasama Ada 3 relawan perempuan yang senasib seperti perempuan ini, yang kebetulan sama-sama berprofesi guru, dan belum berumah tangga 15

16 Koordinator BKM ini perempuan memiliki personality yang keras, pandai berbicara/ berdebat. Selain aktif di BKM juga seorang aktivis LSM anak jalanan di kota. Ibu Hajjah ini yang berasal dari Bima pernah menjadi TKI di Timteng dan kini seorang single parent yang walaupun belum cerai. Sekalipun anggota BKM Barat mayoritas perempuan, tetapi model kepemimpinannya tidak disukai anggotaa BKM lainnya. Perilakunya dianggap tidak sopan, one man show. Ia menjadi anggota BKM dipilih warga luar lingkungannya. Ketidaksukaan terhadap koordinator BKM ini seringjkali dikaitkan dengan keberadaan sebagai pendatang, sebagai orang yang tidak pantas mengeloa program di masyarakat yang mayoritas bukan orang Bima. Perempuan ini koordinator BKM yang pertama kali dibentuk di kelurahan ini, Ia satu-satunya perempuan di BKM Karangpule. Ibu ini seorang sarjana hukum yang bekerja di asuransi, berasal dari keluarga pengusaha emas di Scarbele-Karangpule Kepemimpinan di BKM dianggap bermasalah karena pada periode BKM 1 terjadi isu KSM fiktif-dimana ia terlibat didalamnya. Kasus ini sempat dilaporkan (oleh lurah) ke polisi Karena BKM ini dianggap bermasalah maka dilakukan pembentukan BKM baru yang pada akhirnya didominasi oleh kaum lelaki semua. Dan, tidak terjadi serah terima antara BKM 1 dan BKM 2 secara baik. 16

17 17

18 18

19 19

20 20

LAPORAN SEMENTARA LOKASI

LAPORAN SEMENTARA LOKASI LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Karang Pule Kecamatan : Mataram Kota : Mataram Propinsi : Nusa Tenggara Barat Kategori : Partisipasi Perempuan Rendah Tim : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Karangpule

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi perberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi-sosial

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari

Lebih terperinci

Saya ketika berumur 15 Tahun membantu Orang tua saya bekerja membajak sawah milik orang Bali yang sekarang menjadi sawah beton. Ayah saya memborong

Saya ketika berumur 15 Tahun membantu Orang tua saya bekerja membajak sawah milik orang Bali yang sekarang menjadi sawah beton. Ayah saya memborong LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Mataram Barat Kecamatan : Mataram Kota Propinsi Kategori Tim : Mataram : Nusa Tenggara Barat : Partisipasi Perempuan Rendah : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Kelurahan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan

Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan

Lebih terperinci

Presentasi #3. Oleh: Tim 1

Presentasi #3. Oleh: Tim 1 Presentasi #3 Oleh: Tim 1 Tata Saji 1. Tematik Studi 2. Pertanyaan Penelitian 3. Isu-isu Pokok 4. Strategi Penelitian Informan Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data 2 Pertanyaan Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM P2KP

LAPORAN SEMENTARA KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM P2KP LAPORAN SEMENTARA KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM P2KP Kelurahan : Serae Kecamatan : Mpunda (Pemekaran dari Kec.Rasanae Barat) Kota : Bima Propinsi : Nusa Tenggara Barat Kategori : Partisipasi Perempuan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 17 25 Juni 2009 Lokasi : Pasuruan A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Bugul Kidul Kelurahan PANGGUNG REJO masuk dalam kecamatan Bugul Kidul,

Lebih terperinci

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA Logical Framework PERAN PEMERINTAH DAERAH PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana koordinasi antara berbagai badan pemerintah dengan KBP dapat diperkuat

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA LOKASI

LAPORAN SEMENTARA LOKASI LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan Kecamatan Kota Propinsi Kategori Tim : Sambinae : Mpunda (Pemekaran dari Kec.Rasanae Barat) : Bima : Nusa Tenggara Barat : Partisipasi Perempuan Rendah : Ary Wahyono

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM A. Pelaksanaan PPM di PNPM Mandiri Perkotaan ICDD Phase I Pengelolaan Pengaduan Masyarakat pada phase I oleh KMP ICDD Wilayah I di mulai pada periode Agustus 2010. Jumlah pengaduan yang diserah-kelolakan

Lebih terperinci

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir

a. Gambaran Umum Kelurahan Tanjung Mulia Hilir 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MEDAN TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Medan memiliki luas 26.510 Ha (3,6% dari

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014 Konsultan Manajemen Pusat Wilayah-2 April 2014 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo

Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 22 30 Juli 2009 Lokasi : Gorontalo A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan Kelurahan Limba B berada di sebelah selatan Kota Gorontalo. Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN

KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN KAJIAN PERAN PEMERINTAH DALAM PNPM P2KP TIM 7 KAJIAN PERAN PEMDA PT. DWIKARSA ENVACOTAMA KESIMPULAN DAN TEMUAN KAJIAN 1 KESIMPULAN UMUM KOORDINASI (PP1)!! Koordinasi antar dinas hanya sebatas instansi

Lebih terperinci

STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP

STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP 1 STUDY ON COMMUNITY COMPLAIN HANDLING AS SOCIAL CONTROL IN PNPM UPP PT. INDESO GEMA UTAMA April 2009 September 2009 1. Latar Belakang 2!! Program P2KP sebagai salah satu program penanggulangan kemiskinan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi

Lebih terperinci

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011

MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 MASTER SCHEDULE 1. PNPM-MANDIRI PERKOTAAN 2011 KEGIATAN & SUB-KEGIATAN MILESTONE 1.1. PENDAMPINGAN TINGKAT PEMDA KOTA/ KAB 1.1.1. SERANGKAIAN LOBBY-LOBBY, SILATURAHMI SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL TINGKAT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Oktober 2010 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG)

KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) KLARIFIKASI KMW-1 P2KP-3 PROVINSI NAD ATAS TEMUAN BPKP PROVINSI NAD KUNJUNGAN PERTAMA (KOTA BANDA ACEH, KABUPATEN ACEH JAYA, DAN KOTA SABANG) No Temuan 1 Terdapat Pelatihan (Coaching) Keberlanjutan Program

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN

P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN P E D O MAN T E K N I S PROGRAM SELARAS PNPM MANDIRI PERKOTAAN BERSAMA MEMBANGUN KEMANDIRIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN 2 1.4. 3 Gampong adalah wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Oktober 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAA N UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1

KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 KERANGKA ACUAN COACHING FASILITATOR : PEMBANGUNAN BKM P2KP II TAHAP 1 I.Latar Belakang Salah satu tahapan pelaksanaan P2KP adalah Pembangunan BKM, yang dipandang menjadi bagian yang merupakan tahapan yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan

Lebih terperinci

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran

SELESAI Pelatihan pra-tugas KMW Rekruitmen Fasilitator Identifikasi lokasi kelurahan sasaran KMW-4 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-4 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. Quick Status SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 8 TIM, Kel. ) P2KP Status data: 1-28

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu Konsep Dasar Paham Mau Pelatihan yang berorientasi pada penumbuhan pemahaman, motivasi, dan kemampuan dari Fasilitator untuk penanganan program secara partisipatif, transparan, akuntabel, mandiri dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08

P2KP REALISASI KEGIATAN KMW-02 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) Quick Status. Status data: / 04-Mar-08 : KMW-2 P2KP UPP-2 ( PNPM KELURAHAN BARU ) KMW-2 : PROPINSI 1. PERSIAPAN OLEH KMW s/d 11. PEMANFAATAN BLM TAHAP-2 kel. SEBARAN PROGRES PER TIM-FASILITATOR ( 1 TIM, Kel. ) 9 () Quick Status P2KP Status

Lebih terperinci

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan 1. Pengantar Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran kritis masyarakat terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISTILAH DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM

RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISTILAH DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM DAFTAR ISI Hal. RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM i vi x xiii xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Pertanyaan Penelitian 7 1.3. Maksud dan Tujuan 7 BAB

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS PENGEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (KSM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2012 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Juni 2012 P a g e 1 I. LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review)

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya

Mengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM

Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM Laporan Lapangan KOTA MEDAN TIM KAJIAN PERAN PEMDA DALAM PENGUATAN KAPASITAS APARAT MENDUKUNG PROGRAM P2KP/PNPM PP1: Bagaimanan koordinasi antara berbagai badan pemerintah, Komite Belajar Perkotaan (KBP)

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM

STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM P2KP-PNPM PT.Prismaita Cipta Kreasi Kota Pemda KMW TN Korkot Askot FK BKM KSM Medan Bapeda Andi Asdar (TL) Bengkulu Bapeda,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut para ahli, kemiskinan masih menjadi permasalahan penting yang harus segera dituntaskan, karena kemiskinan merupakan persoalan multidimensional yang tidak saja

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MAKASSAR TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MAKASSAR TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI MAKASSAR TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Hasil Temuan Lapangan Wawancara semi-struktur dilakukan terhadap Relawan,

Lebih terperinci

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Selama kurun waktu tahun 2012 pengaduan yang berkaitan dengan penyimpangan dana cenderung meningkat dari jumlah dana yang terekam di dalam SIM PPM Pengaduan. Penyimpangan dana hasil temuan

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI)

MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES IN PNPM MANDIRI) No Pertanyaan Penelitian 1 Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM MATRIKS PERTANYAAN PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN TEAM 4 (STUDY ON COMMUNITY ORGANIZED SOCIAL ACTIVITIES

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 PERUMUSAN MASALAH... 7 1.3 TUJUAN PENELITIAN... 7 1.4 MANFAAT PENELITIAN... 7 1.5 KERANGKA PEMIKIRAN... 8 1.5.1 Komunikasi Pembangunan... 8 1.5.2

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Januari 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah

Lebih terperinci

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI Bahwa kemiskinan adalah ancaman terhadap persatuan, kesatuan, dan martabat bangsa, karena itu harus dihapuskan dari bumi Indonesia. Menghapuskan kemiskinan merupakan

Lebih terperinci

Partisipasi Perempuan dalam PNPM Perkotaan. Partisipasi Perempuan dalam PNPM Perkotaan

Partisipasi Perempuan dalam PNPM Perkotaan. Partisipasi Perempuan dalam PNPM Perkotaan Partisipasi Perempuan dalam PNPM 1 Andy A. Zaelany Gender specialist / anthropologist Ary Wahyono Sociologist Triyoga Supriatmadji Community development Achmad Fatony Sociologist Marini Purnomo Community

Lebih terperinci

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011 (Disampaikan dalam acara Pembukaan Workshop NMC - NCEP 2011) haripras Didiet Arief Achdiat Kepala PMU P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) Februari 2011 1 P a g e LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN)

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) April 2011 1 P a g e 1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN UJI PETIK RWT (REMBUG WARGA TAHUNAN) RWT adalah singkatan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK PELAKSANAAN PPMK Program Peningkatan Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) merupakan program lanjutan dalam PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong proses transformasi

Lebih terperinci

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012 Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, 16-19 Juli 2012 1. WARGA MISKIN (PS-2) PEMANFAAT PROGRAM Secara nasional dari tahun 2007-2011, KK Miskin penerima manfaat kegiatan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah I. PENDAHULUAN Pengelolaan Pengaduan pada periode Maret tahun 2013 telah mencapai 2.005 pengaduan. Sedangkan pengaduan informatif berjumlah 1972 pengaduan dan pengaduan masalah berjumlah 23 pengaduan.

Lebih terperinci

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal

Lebih terperinci

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA ACUAN PELAKSANAAN KOMUNITAS BELAJAR PERKOTAAN (KBP) PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PENGANTAR Acuan pelaksanaan Komunitas Belajar Perkotaan (KBP) bagi aparat pemerintah kabupaten/kota ini dimaksudkan untuk dapat

Lebih terperinci