BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial"

Transkripsi

1 BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran pada hasil Perencanaan Jangka Menengah (PJM) menghasilkan 3 program yaitu, 1) Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial yaitu memberikan bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin, terdiri dari aspal jalan, perbaikan jalan gang, perbaikan saluran limbah keluarga, penerangan jalan, pembuatan bak sampah, 2) Program Pemberdayaan Sosial, yaitu memberi pelatihan ketrampilan bagi anak usia kerja dari keluarga miskin berupa bengkel motor, bengkel pompa air, bengkel kulkas, keterampilan menjahit, dan keterampilan membuat makanan ringan(kue) 3) Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah yaitu memberikan modal perguliran bagi masyarakat miskin melalui kelompok Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial Pelaksanaan program asistensi sosial dan jaminan sosial di Kelurahan Pakembaran menghasilkan kegiatan bantuan bagi masyarakat miskin yaitu : Bantuan Perbaikan Rumah Keluarga Miskin Bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan yang penangannya dilaksanakan langsung oleh masyarakat, melalui pengendalian BKM sebagai penanggungjawab program. Bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, merupakan program usulan masyarakat untuk menangani permasalahan masyarakat miskin yang perlu juga tempat tinggal yang sehat, sehingga bisa mendidik dan memberi perlindungan bagi keluarganya, untuk itu bantuan perbaikan rumah bagi keluarga miskin merupakan salah satu program yang diprioritaskan masyarakat saat dilaksanakan FGD. Perumahan di masyarakat Kelurahan Pakembaran merupakan sifat kemendesakan yang harus dimiliki oleh masyarakat, karena Kelurahan Pakembaran merupakan wilayah perkotaan yang ada di ibu kota Kabupaten. Proses dalam bantuan perbaikan perumahan bagi keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, dilaksanakan adanya program penanggulangan kemiskinan

2 diperkotaan (P2KP). Pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan perkotaan, merupakan program pembangunan untuk menanggulangi kemiskinan yang direncanakan oleh masyarakat sendiri dan pelaksanaannya juga masyarakat sendiri, dengan adanya program bottom up, masyarakat diajak untuk menentukan dirinya sendiri, dengan merencanakan kebutuhan masyarakat miskin melalui program penanggulangan kemiskinan dan menyerap aspirasi masyarakat dijadikan perencanaan program oleh BKM bersama masyarakat. seperti dikatakan anggota BKM (MM) sebagai berikut : program P2KP sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat miskin, melalui BKM yang sudah dibentuk masyarakat untuk menerima aspirasi masyarakat miskin sesuai dengan kebutuhan yang dinginkan, dengan harapan adanya program P2KP di Kelurahan Pakembaran kemiskinan lebih cepat teratasi, karena program tersebut dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dengan melibatkan semua unsur masyarakat sehingga tergali partisipasi masyarakat untuk ikut berperan dalam pengentasan kemiskinan Perencanaan jangka menengah pada bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, menghasilkan data rumah sebanyak 819 rumah terdiri dari rumah sederhana sebanyak 447 rumah, rumah sangat sederhana sebanyak 140 rumah, rumah tidak layak huni 150 rumah, rumah sangat tidak layak huni 78 rumah, akan tetapi pelaksanaan perbaikan rumah miskin diprioritaskan hanya pada rumah sangat sederhana, rumah tidak layak huni, rumah sangat tidak layak huni, sedangkan kriteria rumah sederhana hanya sebagai data rumah keluarga miskin yang dijadikan dokumen PJM pronangkis oleh BKM Kelurahan Pakembaran. Rumah keluarga miskin yang diusulkan untuk diperbaiki sebanyak 368 unit selama periode Tabel 7. Jumlah dan presentase rumah yang diperbaiki menurut jenis rumah dan tahun pelaksanaan di Kelurahan Pakembaran Tahun Realisasi perbaikan rumah dari 368 rumah Pelaksanaan yang diusulkan % rumah 33 % rumah 37 % Jumlah 255 rumah 70 % Sumber Data Buku laporan tahunan PJM Pronangkis BKM Kelurahan Pakembar periode Untuk perbaikan rumah keluarga miskin yang masuk prioritas usulan perbaikan rumah oleh BKM dimulai tahun PJM , terealisasi penggunaan anggaran setiap tahunya sebesar Rp 80 juta melalui dana P2KP

3 ditambah dana PAKET (program penanggulangan kemiskinan terpadu) tahun yang merupakan dana dari APBN dan APBD sebagai hasil kompetisi BKM yang mempunyai penilaian baik, setiap tahunya untuk rumah keluarga miskin di BKM Kelurahan Pakembaran mendapat dana Rp 100 juta. Secara kwantitas program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran sudah mencapai 70 %, dari usulan kegiatan yang masuk dalam PJM Pronangkis pada pembangunan perbaikan rumah keluarga miskin. Perbaikan rumah keluarga miskin, melalui program penanggulangan kemiskinan sangat bermanfaat sekali, karena masyarakat miskin yang rumahnya diperbaiki, merasakan terbantu adanya perhatian pemerintah terhadap masyarakat miskin. Seperti yang dituturkan WS rumahnya yang dibangun total melalui dana BLM :... saya mengucapkan banyak berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangunkan rumah untuk saya, karena saya orang miskin, usia sudah 60 tahun dengan tanggungan anak 6 yang masih kecil-kecil dan bekerja hanya sebagi tukang becak dan buruh serabutan yang penghasilanya cukup menghidupi keluarga, maka dengan adanya program P2KP sangat bermanfaat bagi orang miskin karena istri saya juga mendapat modal pinjaman yang bisa untuk jualan di pasar. Dengan penggunaan bantuan langsung masyarakat di Kelurahan Pakembaran, bantuan rumah keluarga miskin yang dimulai dari belum keseluruhan bisa dilaksanakan perbaikanya melalui dana P2KP, karena anggaran tersebut tidak hanya untuk membangun rumah keluarga miskin saja, tetapi masih ada program yang lain untuk pemberdayakan masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran oleh BKM. Dengan demikian untuk pencapaian pada hasil pembangunan rumah keluarga miskin secara keseluruhan, belum sepenuhnya bisa dilaksanakan oleh BKM melalui program penanggulangan kemiskinan. Harapan dari masyarakat adanya program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran bisa berkelanjutan setiap tahunya agar kemiskinan cepat bisa teratasi, seperti dikatakan (S P) informen dari perengkat Kelurahan : bahwa program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran sangat membantu program Kelurahan untuk mampercepat pembangunan, mulai dari perbaikan dan pembangunan infrastruktur kelurahan, perbaikan rumah milik orang miskin, serta adanya penyediaan dana untuk perguliran sehingga anggaran untuk Kelurahan bisa dialihkan kepada pembangunan yang belum bisa didanai oleh P2KP.

4 Penilaian pada program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin, yang dilaksanakan di Kelurahan Pakembaran, pada P2KP merupakan program yang langsung di kelola oleh BKM bersama masyarakat, melalui pendampingan konsultan program. Hasil temuan dilapangan dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, pada perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, ada beberapa penilaian yang menjadi cacatan BKM dan masyarakat serta konsultan sehingga diharapkan program penanggulangan kemiskinan bisa menjadi harapan bagi masyarakat miskin, pemerintah, temuan-temuan di lapangan yaitu ; 1) Struktur bangunan rumah tidak ada model bangunan yang memberikan ciri khas bangunan, sehingga tidak ada yang membedakan antara bangunan program penanggulangan kemiskinan perkotaan, dengan bangunan swadaya masyarakat sendiri, 2) Pelaksanan pembangunan maupun rehap rumah gakin tidak ada standar dari Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, sehingga mutu bangunan diragukan kwalitasnya, 3) Bantuan pembangunan dan rehab rumah keluarga miskin, hanya mengandalkan dana dari program P2KP yang belum melibatkan stakeholders dan partisipasi masyarakat, sehingga keterbatasan dana berpengaruh pula pada mutu bangunan, 4) Panitia pelaksana bangunan rumah keluarga miskin atau KSM kurang berperan aktif dan kurang pengawasan oleh BKM serta konsultan sehingga waktu yang ditentukan tidak tepat karena tenaga pelaksana beranggapan bahwa proyek pemerintah tidak perlu tepat waktu, 5) Pada pelaksanaan pembangunan rumah gakin, belum ada tenaga bangunan yang ahli untuk menafsirkan bahan, harga, waktu serta penggunaan tenaga bangunan. Saran pada BKM dan konsultan, bahwa program bantuan perbaikan rumah keluarga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan bantuan pemerintah yang pelaksanaannya oleh masyarakat, melalui kepanitiaan atau kelompok swadaya masyarakat (KSM) pembangunan, namun perlu adanya pendampingan partisipasi masyarakat dimasing-masing lingkungan pembangunan, sebagai relawan peduli kemiskinan, pelaksanaan di lapangan perlu adanya pendampingan dan pengawasan oleh BKM dan masyarakat sehingga dalam pelaksanaan kegiatan benar-benar memenuhi kepentingan program untuk masyarakat miskin.

5 Bantuan Pembangunan Prasarana Lingkungan Bantuan pembangunan prasarana lingkungan bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan program berkelanjutan untuk menanggulangi kemiskinan secara partisipatif, yang pelaksanaannya melibatkan unsur masyarakat langsung, dengan pendampingan oleh BKM sebagai penanggungjawab program yang ada di Kelurahan Pakembaran, bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dengan membuka akses melalui pembangunan lingkungan pemukiman masyarakat miskin, sehingga memberi kemudahan masyarakat miskin untuk melakukan aktifitasnya, serta memberi kesempatan bagi masyarakat miskin untuk ikut aktif melaksanakan pembangunan dilingkungannya. Proses pembangunan prasarana lingkungan pada masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, dilaksanakan melalui kepanitaan pelaksana pembangunan atau KSM pembangunan, yang berperan, 1) Mengusulkan, merencanakan, melaksanakan kegiatan pada wilayah RT masing-masing, 2) Sebagai pelaksana diharapkan mampu menggali dana atau bantuan lain yang ada diwilayah kerjanya. Pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran oleh BKM melalui dana P2KP pada PJM , serta didukung dana program penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET) tahun dan swadaya masyarakat secara partisipatif. Hasil pelaksanaan pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran, terdiri dari usulan perbaikan jalan gang sebanyak 146 ruas, dan perbaikan saluran air / drainase serta saluran limbah keluarga sebanyak 84 saluran, aspal jalan tingkat RT/RW sebanyak 24 ruas, Pembuatan bak sampah 4 buah, penerangan lampu jalan 53 titik, perbaikan jembatan sebanyak 4 buah. Pelaksanaan kegiatan perbaikan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran sebagai beriku :

6 Tabel 8. Jumlah dan presentase realisasi perbaikan prasarana lingkungan menurut jenis usulan dan tahun pelaksanaan di Kelurahan Pakembaran. Tahun Pelaksanaan Jumlah dan Jenis Usulan Realisasi (%) ruas perbaikan jalan gang - 84 buah pembuatan dan perbaikan saluran air - 24 ruas aspal jalan - 4 buah pembuatan bak sampah - 53 titik penerangan lampu jalan - 4 buah perbaikan jembatan 86 (46) 35 (41,6) 14 (58) 1 (25) 20 (37,7) 1 (25) ruas perbaikan jalan gang -44 buah pembuatan dan perbaikan saluran air - 10 ruas Aspal jalan - 3 buah pembuatan bak sampah - 33 titik penerangan lampu jalan -3 buah perbaikan jembatan 50 ( 80,6) 40 (90,9) 10 (100) 2 (66,6) 25 (66,6) 2 (66,6) Jumlah 471 usulan 284 (66,29) Sumber data: Laporan tahunan PJM Pronangkis BKM Kelurahan Pakembaran Dari data PJM untuk Pembangunan prasarana lingkungan di Kelurahan Pakembaran oleh BKM, dimulai pada tahun dengan alokasi anggaran setiap tahunnya dana dari P2KP sebesar Rp 75 juta, dan PAKET masing-masing 85 juta, ditambah swadaya masyarakat yang dikerjakan oleh tim pelaksana pembangunan dimasing-masing RT. Tujuan dari pembangunan prasarana lingkungan masyarakat miskin, untuk meningkatkan peranserta masyarakat pada kegiatan pembangunan lingkungan dalam penanggulangan kemiskinan, yang bertujuan memperlancar jalannya aktifitas bagi masyarakat miskin, sehingga aktifitasnya tidak mengalami hambatan. Penilaian perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin dilaksanakan dengan perencanaan, artinya dari sisi tujuan program sudah memenuhi kebutuhan program, karena usulan tersebut hasil dari identifikasi kebutuhan dan perumusan langkah-langkah perumusan masalah oleh BKM, tujuannya untuk penanggulangan kemiskinan dan pelaksanaannya langsung dikerjakan panitia pembangunan pada masing-masing RT. Pada pelaksanaan perbaikan prasarana lingkungan masyarakat miskin, BKM hanya memfasilitasi pada panitia pembangunan tanpa adanya dampingan, serta perencanaan matang yang melibatkan Dinas Pekerjaan umum ( DPU ), sebagai teknis bangunan dan anggota fasilitator kelurahan ( faskel) teknis, sehingga temuan dilapangan banyak bangunan yang mutu bangunannya kurang berkualitas dan tidak sesuai standar, maka dalam pengerjaan pembangunan

7 oleh masyarakat perlu adanya standar mutu bangunan, pengawasan dan pendampingan oleh BKM dan fasilitator kelurahan yang perencanaannya dibantu oleh Dinas Pekerjaan umum, tujuannya untuk menjaga mutu bangunan agar sesuai dengan perencanaan program yang sudah diusulkan oleh masyarakat. Manfaat yang didapat masyarakat adanya program pembangunan prasarana lingkungan, sangat membantu masyarakat terutama masyarakat miskin karena lingkungan pemukiman menjadi lebih baik, jalan gang berpaving dan beraspal serta air limbah tidak tergenang sehingga masyarakat merasakan lingkungannya tidak kelihatan kumuh dan becek disaat hujan. Seperti penuturan MK informan bahwa : Pembangunan prasarana lingkungan oleh BKM sangat dirasakan oleh masyarakat miskin, karena dengan program pemerintah melalui P2KP menjadikan lingkungan menjadi bersih dan sudah tidak lagi becek disaat hujan sehingga aktifitas masyarakat miskin tidak terganggu Manfaat yang lain dengan adanya pembangunan prasarana lingkungan, untuk memperlancar masyarakat miskin dalam melakukan aktifitasnya. Hasil Pronangkis di Kelurahan Pakembaran secara umum, sangat membantu masyarakat dan pemerintahan Kelurahan Pakembaran, dalam penataan lingkungan yang penanganannya langsung dikerjakan oleh masyarakat, sehingga bisa memanfaatkan SDM dan potensi masyarakat, untuk kegiatan pembangunan lingkungan serta kepedulian masyarakat dalam merawat dan memilikinya Program Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan sosial di Kelurahan Pakembaran merupakan program berkelanjutan, untuk memberi kegiatan masyarakat berupa pelatihan kerja dan ketrampilan praktis bagi remaja putus sekolah dan usia kerja dari keluarga miskin, untuk dididik menjadi tenaga terampil. Jenis pemberdayaan sosial oleh badan keswadayaan masyarakat (BKM) Kelurahan Pakembaran, yaitu bengkel motor, bengkel pompa air, bengkel kulkas, ketrampilan menjahit, ketrampilan membuat kue. Pelaksanaan kegiatan tersebut BKM bekerja sama dengan Unit Balai Latihan Kerja (BLK) untuk melakukan kemitraan dengan Dinas Ketenagakerjaan dan sosial (Disnakersos) Kabupaten Tegal. Proses pemberdayaan sosial bagi warga miskin di Kelurahan Pakembaran, bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan bagi masyarakat miskin dengan diberikan berbagai pelatihan ketrampilan, yang diharapkan mereka mempunyai

8 berbagai pengalaman kerja dan ketrampilan sehingga setelah mendapatkan bekal bisa dimanfaatkan membuka usaha atau bekerja untuk memperoleh penghasilan. Pemberdayaan sosial bagi warga miskin di Kelurahan Pakembaran, merupakan upaya BKM untuk meningkatkan taraf kehidupan bagi masyarakat miskin agar meningkat kesejahteraanya, melalui pelatihan kerja yang bekerja sama dengan masyarakat peduli/ relawan di Kabupaten Tegal, yang mampunyai usaha dan keahlian pada bidang ketrampilan. Pada periode PJM tahun , teridentifikasi usulan peserta ketrampilan sebanyak 120 orang dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan sosial oleh BKM. Pelaksanaan kegiatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis untuk anak usia kerja di Kelurahan Pakembaran sebagai berikut : Tabel 9. Jumlah dan persentase usulan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis membuat aneka kue pada anak usia kerja dari keluarga miskin dan realisasinya di Kelurahan Pakembaran tahun Jenis Kegiatan dan jumlah usulan peserta ketrampilan Realisasi Kegiatan ( %) Bengkel Motor 30 orang 25 orang (83) Perbaikan pompa air 30 orang 20 orang (67) Perbaikan kulkas 15 orang 10 orang (67) Menjahit 25 orang 20 orang (80) Membuat aneka kue 20 orang 15 orang (75) Jumlah 120 orang 90 orang (75) Sumber Data Buku laporan tahunan PJM PronangkisBKM Kelurahan Pakembaran tahun Dari identifikasi pada PJM Pronangkis oleh BKM Kelurahan Pakembaran, usulan kegiatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis, anak keluarga miskin oleh BKM terealisasi anggaran sebesar 50 juta untuk pelaksanaan kegiatan 3 tahun, dalam pemberdayaan sosial yang sudah terealisasi 90 orang atau 75 persen, sehingga program pemberdayaan sosial untuk Kelurahan Pakembaran melalui pelatihan kerja dan ketrampilan praktis terlaksana efektif. Penilaian pemanfaatan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis bagi anak keluarga miskin, diharapkan mampu memasuki dunia kerja dengan membawa bekal ketrampilan yang dimiliki, sehingga mampu berdaya tanpa menggantungkan pada orang lain. Dilahat dari program pemberdayaan sosial, untuk

9 penanggulangan kemiskinan pelatihan kerja dan ketrampilan praktis sangat dibutuhkan masyarakat miskin, karena memberi bekal terampilan pada anggota keluarga miskin pada usia kerja, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membantu keluarga setelah mereka bekerja. Namum pada pemberdayaan sosial pada masyarakat miskin, bagi BKM dan stakeholders di Kelurahan Pakembaran perlu melakukan beberapa tahapan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka setelah mendapatkan pelatihan sehingga ada kesinambungan (sustainable) dengan mengupayakan adanya beberapa tahapan pemberdayaan yaitu; 1) Memberikan bekal peralatan untuk praktek setelah mereka selesai mendapatkan pelatihan, 2) Mengikut sertakan mereka dalam magang kerja pada masyarakat/ perusahaan yang mempunyai usaha, 3) Adanya legalitas palatihan kerja dengan memberikan sertipikat kelulusan sebagai bukti mempunyai ketrampilan, 4) Melakukan pasar sosial dan lelang sosial pada acara yang diselenggarakan minimal tingkat Kabupaten, dengan mengundang Bupati dan jajarannya, Pengusaha yang ada di wilayah Kabupaten Tegal atau mengikuti pameran pembangunan yang setiap tahunnya diadakan pemerintah Kabupaten Tegal, sekaligus memamerkan hasil kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan mereka, 5) Menghubungkan dengan dunia kerja dan dunia usaha untuk menyalurkan bakat mereka, 6) Melakukan pembinaan dan bimbingan secara bertahap sampai mereka benar-benar mampu untuk berdikari, 7) Mengadakan monitoring dan evaluasi program setiap tahunya. Dengan melaksanakan tahapan tersebut diharapkan masyarakat yang sudah mendapatkan bekal ketrampilan bisa melakukan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah. Program Peningkatan Ekonomi Mikro dan Menengah, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka upaya-upaya kearah peningkatan kapasitas dan ketrampilan masyarakat miskin dan pengangguran perlu mendapat porsi khusus termasuk upaya untuk mengembangkan peluang usaha dan akses sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, BKM bersama masyarakat menyusun program penanggulangan kemiskinan, sebagai rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh masyarakat di Kelurahan Pakembaran untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatan-kegiatan produksi lain.

10 Dengan demikian program peningkatan ekonomi mikro dan menengah merupakan opsi dalam penanggulangan kemiskinan yang jadi pilihan masyarakat, maka peningkatan ekonomi mikro dan menengah melalui pinjaman bergulir, akan sangat bergantung pada kemampuan BKM dan unit pengelola keuangan (UPK) dalam mengelola pinjaman bergulir. Proses program pemberdayaan yang berkelanjutan bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, BKM membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM), dan menyediaan modal pinjaman bergulir dari dana bantuan langsung masyarakat (BLM), guna mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan tahapan proses yaitu ; 1 ) Menguji Kelayakan anggota KSM untuk memulai pinjaman bergulir, 2) Memberi pelatihan dasar pengelolaan bantuan bergulir bagi calon penerima bantuan bergulir, 3) Memberi pendampingan pada KSM dalam rangka pengelolaan pinjaman bergulir, serta melaksanakan monitoring dan pengawasan pengelolaan pinjaman bergulir sebagai upaya melakukan perbaikan usahanya secara terus menerus. Bantuan stimulan dari pemerintah bertujuan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin dalam program penanggulangan kemiskinan (Pronangkis), melalui Pemanfaatan dana pinjaman bergulir bagi masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran pada tahun PJM Pronangkis sebagai berikut :

11 Tabel 10. Jumlah dan presentase masyarakat miskin pemanfaat modal pinjaman perguliran untuk usaha, tahun pronangkis di Kelurahan Pakembaran No Jenis Usaha dan jumlah usulan pemanfaat modal pinjaman Realisasi usulan dan ( %) 1 Pedagang di pasar 57 orang 40 (70) 2 Warung Sembako 43 orang 25 (85) 3 Warung Nasi 55 orang 27 (49) 4 Warung jajan dan gorengan 75 orang 55 (73) 5 Pedagang kaki 58 orang 61 (76) 6 Pedagang keliling 27 orang 19 (70) 7 Tokang becak 40 orang 15 (37) 8 Sopir angkot 30 orang 9 (3 ) 9 Penjahit 15 orang 11 (73) 10 Penjuan bens 16 orang 11(67,7) 11 Bengkel motor 13 orang 10 (77) 12 Gerai lukisan 3 orang 2 (66,6) 13 Dagang ayam 10 orang 6 (60 ) 14 Pedagang kambing 13 orang 5 (38 ) 15 Pedagang buah 5 orang 3 (98) 16 Pedagang bakso 5 orang 3(98 ) 17 Tukang sablon 3 orang 2( 66,6) Jumlah 490 orang 309 (63 ) Sumber Data Buku pinjaman KSM oleh BKM Kelurahan Pakembaran periode tahun Kebutuhan dasar masyarakat miskin di Kelurahan Pakembaran, salah satunya tersedianya modal usaha bagi masyarakat miskin untuk meningkatkan usahanya. Pada program peningkatan ekonomi mikro dan menengah BKM Kelurahan Pakembaran menganggarkan dua kali PJM, tahun sebesar 80 juta dan tahun sebesar 67 juta, untuk pemberdayaan masyarakat miskin dalam kelompok swadaya masyarakat (KSM). Proses pemberian pinjaman yang dilakukan BKM Kelurahan Pakembaran melalui dua cara yaitu melalui kelompok swadaya masyarakat (KSM) dan perorangan. Perbedaan pemberian pinjaman kelompok, proses pinjaman melalui proposal kelompok swadaya masyarakat (KSM) dengan angsuran 10 kali atau 10 bulan dengan bunga 1,5 persen perbulan dan untuk perorangan hanya foto copy KTP dan mengisi surat perjanjian mengangsur, dengan 2 persen perbulan. Program tersebut memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin, untuk memperoleh modal perguliran secara mudah tanpa agunan. Pinjaman modal untuk ekonomi mikro dan menengah di Kelurahan Pakembaran oleh BKM, dibentuk unit pengelola keuangan (UPK)

12 sebagai pelaksana harian yang mengelola simpan pinjam modal usaha bagi masyarakat miskin melalui kelompok dan perorangan. Tanggapan masyarakat terhadap pinjaman bergulir untuk modal usaha sangat positif dan sangat bermanfaat terutama terhadap peminjam untuk pengembangan usaha. Seperti yang dituturkan oleh ST salah satu anggota KSM ekonomi.... saya salah satu anggota KSM ekonomi yang berjualan sayuran dan lauk keliling, dia menuturkan dirinya lebih menyukai berjualan keliling karena hasilnya bisa dipastikan setiap harinya, tanpa adanya keterikatan pada aturan orang lain dan kalau pas rizkinya, keuntunganya lebih banyak, hasilnya sebagian untuk mengangsur dan ditabung dan sisinya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk membantu suami. Sebagian besar masyarakat miskin Kelurahan Pakembaran, menggantungkan pendapatannya pada usaha, seperti dagang di pasar, penjual belanja keliling, pedagang kaki lima, penjual makanan dan minuman keliling, dan yang lainya bekerja pada sektor jasa. Dengan adanya modal perguliran untuk masyarakat miskin dari pemerintah, yang dikelola oleh BKM diharapkan bisa membantu modal usaha bagi masyarakat miskin. Hasil program peningkatan ekonomi mikro dan menengah dimulai tahun oleh BKM Kelurahan Pakembaran, baru mampu memberi bantuan pinjaman perguliran untuk usaha masyarakat yang tergabung dalam Kelompok swadaya masyarakat (KSM), sebanyak 31 kelompok yang beranggotakan 309 orang atau 63 persen, dan aset perguliran yang dikelola Unit Pengelola Keuangan sebesar Rp 350 juta. Program peningkatan ekonomi mikro dan menengah yang dilaksanakan di Kelurahan Pakembaran secara kwantitas mengalami perkembangan yang baik, karena bisa memberi pinjaman pada masyarakat miskin mencapai 63 persen dengan pinjaman perkelompok mencapai 15 juta yang diangsur sepuluh bulan dan untuk pinjaman pribadi sampai Rp 10 juta. Penilaian pengelolaan dan pengaturan bantuan peningkatan ekonomi mikro dan menengah oleh BKM di Kelurahan Pakembaran perlu melihat prinsipprinsip pemberdayaan untuk meningkatkan sesejahteraan masyarakat miskin yaitu ; 1) Dana bantuan langsung masyarakat (BLM) yang dialokasikan untuk pinjaman bergulir milik masyarakat bukan miskin perorangan, yang bertujuan untuk membantu program penanggulangan kemiskinan, oleh karenanya harus menjangkau masyarakat miskin sebagai tujuan utama P2KP, 2) Pengelolaan bergulir berorientasi pada proses pembelajaran untuk penciptaan peluang usaha

13 dan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat miskin, serta kegiatankegiatan produktif lainya, dibawah pengendalian BKM sebagai pengelola program yang mempunyai wewenang dalam tataran pengawasan dan penentu kebijakan, 3) BKM dalam memberi bantuan pinjaman bergulir dibantu oleh tenaga pelaksana pengelolaan keuangan yang mempunyai kemampuan dan telah mempunyai sertifikat dari pelatihan dasar yang diadakan konsultan program dan pengelola keuangan bertanggung jawab sepenuhnya pada BKM, 4) Pengelolaan pinjaman bergulir harus mempunyai sitem pembukuan yang standar, serta sistem pelaporan keuangan yang memadai, dengan pengawasan konsultan dan BKM yang setiap tahunya memenuhi standar audit independen. Dalam memberikan pelayanan pada masyarakat miskin, pada penanggulangan kemiskinan oleh BKM harus memperhatikan bagi calon peminjam, yang sesuai dengan kriteria kemiskinan yang sudah masuk PJM pronangkis, untuk digunakan usaha atau warga masyarakat non miskin yang benar-benar menjamin akan mampu menciptakan peluang usaha serta kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin diwilayahnya, maka sebelum menggulirkan pinjaman bagi calon peminjam, harus memberikan pelatihan serta pendampingan untuk menanamkan pengertian pada calon peminjam, tentang prosedur dan tanggungjawab peminjam dalam menyusun perencanaan usaha. Sebagai pembelajaran masyarakat perlu adanya pelayanan pinjaman secara bertahap, menerapkan sistem tanggung renteng melalui perjanjian secara tertulis, berdasarkan pada cacatan prestasi sesuai dengan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan usahanya, dengan demikian apabila pemberdayaan masyarakat melalui pinjam bergulir mempunyai cacatan yang bagus dapat mendapatkan pinjaman terus dan meningkat yang disesuaikan dengan kemampuan pengembalian serta kebutuhan modal produktif, dalam rangka menciptakan peluang usaha dan kesempatan kerja untuk peningkatan pendapatan bagi masyarakat miskin, dalam meningkatkan kesejahteraanya. Sebagai pemanfaat program penanggulangan kemiskian, kelompok swadaya masyarakat (KSM) harus memenuhi kriteria pemberdayaan pada peningkatan ekonomi mikro dan menengah, maka harus dilakukan uji kelayakan oleh BKM dengan kriteria yaitu ; 1) KSM dibentuk hanya untuk tujuan penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, 2) KSM dibentuk atas dasar kesepakatan anggota yang secara sukarela,

14 demokratis, partisipatif, akuntabel, transpatan dan kesetaraan, 3) Penetapan anggota KSM yang masuk kategori keluarga miskin sesuai kriteria yang ditentukan oleh masyarakat sendiri, 4) mempunyai ikatan pemersatu yang kuat antar anggota, dengan pelaksanaan administrasi dan pembukuan kegiatan anggota dan rencana kerja bersama, 4) Mempunyai motifasi untuk berusaha dan bekerja atau dapat pula mempunyai peluang usaha dan kesempatan kerja untuk meningkatkan pendapatan bagi masyarakat miskin.

BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Tahapan utama pada program penanggulangan kemiskinan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) adalah membuat perencanaan program, oleh panitia pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dalam menjalankan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah kerjanya, maka Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) membutuhkan suatu kerangka pelaksanaan program

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan

Lebih terperinci

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN

V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN V. EVALUASI PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP DI KELURAHAN TANJUNG BALAI KARIMUN 5.1. Evaluasi Persiapan (Input) Program Sebelum kegiatan pinjaman bergulir dalam kelurahan yang bersangkutan dimulai,

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) adalah program nasional yang menjadi kerangka dasar dan acuan pelaksanaan program-program pengentasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Masalah Kemiskinan Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, terutama di negara sedang berkembang. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan

Lebih terperinci

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM 4.1 Latar Belakang Pada P2KP II, dana BLM (Bantuan Langsung ke Masyarakat) ditempatkan sebagai dana stimulan atau pelengkap dari prakarsa dan keswadayaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPING PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN TERPADU PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM) dan fungsi BKM Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan suatu institusi/ lembaga masyarakat yang berbentuk paguyuban, dengan

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH

BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH 4.1. Kondisi Geografis Kelurahan Pakembaran Di Kecamatan Slawi terdapat 5 Kelurahan dan 5 Desa.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas Tujuan Kegiatan Sosial Prinsip-prinsip Kegiatan Sosial Kelompok Sasaran Sumber Pendanaan Pengelolaan Kegiatan Sosial Kegiatan-kegiatan Sosial Kegiatan Murni Santunan Kejarlah Ilmu Sedari Kecil Bersama

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program ekonomi yang dijalankan negara-negara Sedang Berkembang (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN 30 BAB III GAMBARAN UMUM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPP) DESA TUNGU KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN A. Gambaran Umum Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) 1. Tempat Penelitian a. Letak Geografis

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN HIBAH DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM

Lebih terperinci

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan

Lebih terperinci

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM Draft PETUNJUK PELAKSANAAN Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM I. Pendahuluan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan salah satu upaya penanganan masalah kemiskinan di

Lebih terperinci

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011

PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 PRESS RELEASE JAYAPURA, PAPUA 15 MARET 2011 Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum terus berupaya agar keterlibatan pemerintah provinsi dalam PNPM Mandiri Perkotaan meningkat dari waktu

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D

PENANGGULANGAN KEMISKINAN HLM, LD Nomor 4 SERI D PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19 HLM, LD Nomor 4 SERI D TAHUN 2016 TENTANG ABSTRAK : - bahwa dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG LETAK GEOGRAFIS Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari wilayah pantai timur Provinsi Sumatera Utara terletak diantara 2 57-3

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) TEGAK DESA TEGAK, KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI BALI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT BKM TEGAK DESA TEGAK KECAMATAN KLUNGKUNG KABUPATEN KLUNGKUNG PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Kantor Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL DALAM BENTUK UANG KEPADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DALAM RANGKA PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Studi pada BKM Kelurahan Terondol, Serang-Banten

PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Studi pada BKM Kelurahan Terondol, Serang-Banten PERAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Studi pada BKM Kelurahan Terondol, Serang-Banten Abstrak Ilham Akbar Program Diploma IPB email: akbaril.xa3@gmail.com Artikel

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA BANJARARUM

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA BANJARARUM EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA BANJARARUM Selama ini pemerintah telah mempergunakan sistem top-down melalui sejumlah kebijakan pembangunan. Dalam perjalanan pembangunan terasa ada banyak

Lebih terperinci

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN Upaya Peningkatan Partisipasi Perempuan UPP 1 dan awal UPP 2 ( 1999 2003), belum ada upaya yang jelas dalam konsepnya

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009-2010 LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010 1. KEGIATAN REVIEW PARTISIPATIF Tinjauan (Review) Partisipatif merupakan

Lebih terperinci

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif 1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM GERAKAN BERSAMA RAKYAT ATASI KAWASAN PADAT, KUMUH, DAN MISKIN (GEBRAK PAKUMIS) KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) 1 LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS) A. RINGKASAN HASIL SANGAT SEMENTARA (1) Gambaran Umum Wilayah Studi Kota Gorontalo terletak di kawasan Teluk

Lebih terperinci

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur

Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM ANTI KEMISKINAN (ANTI POVERTY PROGRAM) KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Oleh : Ayi Sugandhi Maret 2009 datanglah kepada masyarakat hiduplah bersama mereka belajarlah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan serangkaian proses multidimensial yang berlangsung secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu terciptanya

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM ANTI KEMISKINAN (ANTI POVERTY PROGRAM) KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL

MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL PP MATERI PENGUATAN KSM SOSIAL Topik Tujuan Kegiatan belajar Waktu Acuan Penguatan Pendampingan KSM dalam Kegiatan Sosial 1. Peserta memahami tentang pentingnya penguatan modal sosial di dalam KSM 2. PANCASUTRA,tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang layak bagi seluruh

Lebih terperinci

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN KEGIATAN EKONOMI DARI PINJAMAN DANA BERGULIR (Studi Kasus : Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Kelurahan Pancoran

Lebih terperinci

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari

Lebih terperinci

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009 KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM merupakan dukungan dana stimulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah salah satu masalah kemanusiaan yang sedang dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut karena kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode tahun 1974-1988,

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka mengurangi

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINANDI KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN ASAHAN Dulunya, kabupaten Asahan meliputi daerah kabupaten Batu Bara, Pemko Tanjung Balai dan kabupaten Asahan sendiri. Seiring dengan perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Progam Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM- MPd) adalah mekanisme progam yang terfokus pada pemberdayaan masyarakat di perdesaan. PNPM Mandiri

Lebih terperinci

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir? Lampiran Wawancara Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : 1. Apa ukuran kebijakan dalam program penanggulangan kemiskinan di Ukuran dan tujuan kebijakan yang dilakukan dalam program P2KP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013 DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, 28-30 Agustus 2013 Pada Tahun 2013, Pemerintah telah menetapkan berbagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010 IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN PADA SIMPAN PINJAM PEREMPUAN DI KECAMATAN KEMBANG KABUPATEN JEPARA TAHUN 2010 Ita Musfirowati Hanika, Dyah Lituhayu Administrasi

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto... Halaman Persembahan... Halaman Kata Pengantar... Daftar Isi...

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. BAB III GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. A. Profil Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahasan utama dalam penelitian ini. Minimnya lapangan pekerjaan, pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak atau sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi sehingga cara pemecahannya diperlukan suatu strategi komprehensif, terpadu, dan terarah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN 1 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN BANTUAN (COMMUNITY DEVELOPMENT) UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN (CDMK) BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci