Urgensi Konversi Sistem di dalam Implementasi Sistem Informasi Kasus : Branchless Banking pada Bank CIMB Niaga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Urgensi Konversi Sistem di dalam Implementasi Sistem Informasi Kasus : Branchless Banking pada Bank CIMB Niaga"

Transkripsi

1 Urgensi Konversi Sistem di dalam Implementasi Sistem Informasi Kasus : Branchless Banking pada Bank CIMB Niaga Disusun sebagai Tugas UjianAkhir Triwulan Ke-1 Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir Arif Imam Suroso, Msc (CS) Disusun Oleh : Widya Retno Utami (P ) Progam Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014 Widya Retno Utami R51 Hlm 1

2 DAFTAR ISI PENDAHULUAN 4 Latar belakang 4 Perumusan Masalah 4 Tujuan 4 TINJAUAN PUSTAKA 5 Konversi Sistem 5 Alasan Melakukan Konversi 6 Rencana Implementasi 7 Implementasi Sistem 8 Kunci Kesuksesan Implementasi Sistem Baru 9 Menyiapkan Dokumentasi 9 Training 10 Mengkonversi Sistem Baru 10 Hal yang Diperhatikan Dalam Pelaksanan Konversi 12 Metode Konversi SI Baru terhadap Sistem Lama 14 Metode Untuk Mengkonversi File Data 19 Faktor keberhasilan Mengkonversi File Data 20 PEMBAHASAN 21 Branchless Banking 21 Alasan Penerapan Branchless Banking 22 Kriteria Branchless Banking 24 Sinergi perusahaan Telekomunikasi dengan Perbankan 24 Hambatan Branchless Banking 25 Profil Bank CIMB Niaga 25 Pionir Bank dengan Sistem Online di Indonesia 27 Bentuk Branchless Banking Bank CIMB Niaga 27 CIMB Clicks 28 Go Mobile 29 Phone Banking Rekening Ponsel dan Digital Lounge 30 Bentuk Konversi yang dilakukan Bank CIMB Niaga 32 PENUTUP 33 Kesimpulan 33 DAFTAR PUSTAKA 34 Widya Retno Utami R51 Hlm 2

3 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Implentation Process 9 Gambar 2. Metode Konversi terhadap SI 15 Gambar 3. Konversi Langsung SI 16 Gambar 4. Konversi Paralel SI 17 Gambar 5. Konversi Pilot SI 17 Gambar 6. Alur dari Phased / Gradual Conversion 18 Gambar 7. Fitur Security dari CIMB Clicks 29 Gambar 8. Rekening Ponsel dari Branchless Banking Bank CIMB Niaga 31 Widya Retno Utami R51 Hlm 3

4 PENDAHULUAN Latar belakang Untuk meraih kesempatan-kesempatan dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan pengembangan sistem informasi sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen sehingga perusahaan atau organisasi melakukan pengalihan atau konversi sistem. Kapasitas sumber daya manusia yang rendah dan minimnya akses terhadap modal merupakan kendala utama bagi masyarakat, selain itu sistem perbankan konvensional yang tersedia selama ini belum mampu menjangkauseluruh lapisan masyarakat karena terkendala berbagai permasalahan mulai dari persoalan manajemen, struktur, hingga persoalan-persoalan teknis lainnya yang tidak memungkinkan perbankan untuk menampung seluruh masyarakat yang unbanked. Branchless Banking merupakan salah satu cara yang efektif untuk memformalkan ekonomi serta untuk menjangkau penduduk yang berlatar belakang unbaked poor. Branchless Banking ini melaksanakan program keuangan inklusif dan layanan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi ekonomi finansial bagi masyarakat yang terpinggirkan sehingga akan mampu memberdayakan masyarakat miskin. Pada akhirnya, mengarah pada kemajuan perekonomian secara keseluruhan. Keuangan inklusif sangat penting agar akses akan manajemen risiko menjadi tinggi dan mampu mengakomodasi kepentingan finansialnya. Pemanfaatan inovasi teknologi merupakan hal yang penting untuk mendukung penerapan sistem branchless di Indonesia demi meningkatkanpertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. Perumusan Masalah Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka dalam paper ini penulis akan menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Konversi SI yang dilakukan Bank CIMB Niaga. 2. Maksud dan alasan diterapkan Branchless Banking. 3. Bentuk bentuk Branchless Banking yang dilakukan Bank CIMB Niaga. Tujuan Tujuan dilakukannya penulisan paper ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi bentuk konversi dalam Sistem Informasi yang dilakukan Bank CIMB Niaga 2. Mengidentifikasi alasan diterapkan Branchless Banking 3. Mengidentifikasi jenis jenis konversi sistem yang baru yaitu Branchless banking yang dilakukan oleh Bank CIMB Niaga. Widya Retno Utami R51 Hlm 4

5 TINJAUAN PUSTAKA Konversi Sistem Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem yang lama atau proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Derajat kesulitan dan kompleksitas dalam pengkonversian dari sistem lama ke sistem baru tergantung pada sejumlah faktor. Jika sistem baru merupakan paket perangkat lunak terbungkus (canned) yang akan berjalan pada komputernya yang baru, maka konversi akan relatif lebih mudah. Jika konversi memanfaatkan perangkat lunak terkustomisasi baru, database baru, perangkat komputer dan perangkat lunak kendali baru, jaringan baru dan perubahan drastis dalam prosedurnya, maka konversi menjadi agak sulit dan menantang. Sebelum konversi sistem dilakukan baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa saja yang termasuk ke dalam Komponen Sistem Informasi itu sendiri. Komponen Sistem Informasi adalah komponen yang membentuk sistem atau seluruh elemen yang membentuk suatu sistem informasi. Komponen sistem informasi terbagi menjadi dua yaitu komponen Sistem informasi secara fungsional dansistem informasi secara fisik: 1. Komponen Sistem Informasi Secara Fungsional Komponen sistem informasi adalah seluruh komponen yang berhubungan dengan teknik pengumpulan data, pengolahan, pengiriman, penyimpanan, dan penyajian informasi yang dibutuhkan untuk manajemen, meliputi: a. Sistem Administrasi dan Operasional Sistem ini melaksanakan kegiatan-kegiatan rutinseperti bagian personalia, administrasi dan sebagainya dimana telah ditentukan prosedur-prosedurnya dan sistem ini harus diteliti terus menerus agar perubahan-perubahan dapat segera diketahui. b. Sistem Pelaporan Manajemen Sistem ini berfungsi untuk membuat dan menyampaikan laporan-laporan yang bersifat periodik kepada pengambil keputusan atau manajer. c. Sistem Database Berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dan informasi oleh beberapa unit organisasi, dimana database mempunyai kecenderungan berkembang sejalan dengan perkembangan organisasi, sehingga interaksi antar unit akan bertambah besar yang menyebabkan informasi yang dibutuhkan juga akan semakin bertambah. d. Sistem Pencarian Berfungsi memberikan data atau informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan sesuai dengan permintaan dan dalam bentuk yang tidak terstruktur. e. Manajemen Data Widya Retno Utami R51 Hlm 5

6 Berfungsi sebagai media penghubung antarakomponen-komponen sistem informasi dengan database dan antara masing-masing komponen sistem informasi. 2. Komponen Sistem Informasi Secara Fisik Komponen Sistem Informasi secara fisik adalah keseluruhan perangkat dan peralatan fisik yang digunakan untuk menjalankan sistem informasi manajemen. Komponen-komponen tersebut meliputi : a. Perangkat Keras: 1) Komputer (CPU, Memory) 2) Pesawat Telepon 3) Peralatan penyimpan data (Decoder) b. Perangkat Lunak 1) Perangkat lunak yang umum untuk pengoperasian dan manajemen data 2) Program aplikasi c. Data Base 1) File-file tempat penyimpanan data dan informasi 2) Media penyimpanan seperti pita komputer, paket piringan. d. Prosedur pengoperasian 1) Instruksi untuk pemakai, cara yang diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan informasi yang akan digunakan. 2) Instruksi penyiapan data sebagai input. 3) Instruksi operasional e. Personalia Pengoperasian 1) Operator 2) Programmer 3) Analisa sistem 4) Personalia penyiapan data 5) Koordinator operasional SIM dan pengembangannya. Alasan Melakukan Konversi Perusahaan atau organisasi melakukan pengalihan atau konversi sistem yang lama disebabkan karena beberapa hal. Pertama, adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul pada sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa : ketidakberesan dalam sistem yang lama sehingga mengakibatkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan atau karena adanya pertumbuhan organisasi yang menyebabkan timbulnya kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data juga semakin meningkat dan terjadi perubahan prinsip akuntansi yang baru sehingga perlu disusun sistem yang baru. Sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen. Kedua, Untuk meraih kesempatan- Widya Retno Utami R51 Hlm 6

7 kesempatan dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan pengembangan sistem informasi sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen. Ketiga, adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah. Rencana Implementasi Adalah formulasi rinci dan representasi grafik mengenai cara pencapaian implementasi sistem yang akan dilaksanakan. Team Implementasi, terdiri dari: 1. Profesional sistem yang merancang sistem 2. Para manajer dan beberapa staff 3. Perwakilan Vendor 4. Pemakai Primer 5. Pengcode 6. Teknisi Bagian Pokok Implementasi Diperlukan : 1. Persiapan tempat 2. Pelatihan personil 3. Persiapan/pembuatan dokumentasi 4. Konversi file dan sistem 5. Peninjauan Pasca Implementasi Persiapan tempat yang perlu dipersiapkan : 1. Ruang (sesuai dengan platform teknologi yang akan digunakan Micro, mini atau mainframe) 2. Listrik, Telpon, koneksi lainnya, ventilasi, AC, Keset anti debu, karpet, rak, penyangga barang, meja, penyimpan disk/pita, lemari kabinet, tempat personil, lokasi printer, dudukan printer dan furniture yang dirancang secara ergonomis 3. Pengujian Burn in (simulasi operasi pada vendor) Pelatihan Personil 1. Tidak ada sistem yang bekerja secara memuaskan jika para pemakai dan orang lain yang berinteraksi dengan sistem tersebut tidak dilatih secara benar. 2. Pelatihan Personil tidak hanya meningkatkan keahlian/ketrampilan pemakai, namun juga memudahkan penerimaan mereka terhadap sistem baru Yang perlu diberi pelatihan : 1. Personel teknis yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem tersebut. 2. Berbagai pekerja dan supervisor yang akan berinteraksi langsung dengan sistem untuk mengerjakan tugas dan membuat keputusan 3. Manajer Umum Widya Retno Utami R51 Hlm 7

8 4. Pihak luar yang berinteraksi dengan sistem Pelatihan meningkatkan kepercayaan diri, meminimisasi kerusakan, kesalahan pada tahap awal operasi, yang dapat berupa tutorial, mengajarkan cara menjalankan sampai pelatihan untuk mengajarkan pokok-pokok sistem baru. Program Pelatihan : 1. Pelatihan In house 2. Pelatihan yang disediakan oleh vendor 3. Jasa pelatihan luar Teknik dan Alat bantu pelatihan : 1. Teleconferencing 2. Perangkat lunak pelatihan interaktif 3. Pelatihan dengan instruktur 4. Pelatihan magang 5. Manual prosedur 6. Buku teks Perangkat lunak pelatihan interaktif : 1. CBT (Computer-Based Training) 2. ABT (Audio-Based Training) 3. VBT (Video-Based Training) 4. VOD (Video-Optical Disk) Implementasi Sistem Langkah langkah yang harus diperhatikan dala melakukan implementasi sistem adalah : 1. Melakukan persiapan langkah-langkah yang diperlukan dalam implementasi sistem informasi baru. 2. Meresmikan dimulainya tahap implementasi. 3. Memperoleh hardware yang diperlukan sesuai rancangan. 4. Membuat / memperoleh seluruh software yang diperlukan sesuai rancangan. 5. Membuat database system. 6. Melakukan testing hadware, software, network dan konversi database (koreksi data error, filtering pembebasan dari data yang tak diinginkan, integrasi database, dll). 7. Membuat dokumentasi lengkap (user documentation dan system documentation) 8. Membuat / memperoleh fasilitas fisik yang dibutuhkan (ruang data processing, ruang IT, meja-meja komputer, ruang server, dll) 9. Memberikan berbagai pelatihan kepada semua ragam pengguna. 10. Melakukan konversi penempatan sistem baru dengan mempertimbangkan sistem yang sedang berjalan (sistem lama) melalui 4 metode konversi sistem informasi baru. 11. Membuat mekanisme pengawasan dan pengendalian selama pelaksanaan implementasi SI baru. Widya Retno Utami R51 Hlm 8

9 Gambar 1. Implentation Process Kunci Kesuksesan Implementasi Sistem Baru 1. Testing 2. Konversi data 3. Konversi yang tepat terhadap sistem informasi baru 4. Pelatihan Menyiapkan Dokumentasi Dokumentasi adalah materi tertulis/video/audio yang menjabarkan cara beroperasinya sebuah sistem (termasuk pokok bahasan-pokok bahasan yang harus dikuasai oleh pemakai) Tujuan Dokumentasi : 1. Pelatihan 2. Penginstruksian 3. Pengkomunikasian 4. Penetapan standart kinerja 5. Pemeliharaan sistem 6. Referensi historis Empat Area Utama Dokumentasi : 1. Dokumentasi Pemakai 2. Dokumentasi Sistem 3. Dokumentasi Perangkat Lunak 4. Dokumentasi Operasi User Documentation : 1. Mendokumentasikan sample dari tampilan-tampilan data entry, seluruh formulirformulir perusahaan yang dikomputerisasikan, laporan-laporan.) 2. Instruksi-instruksi sistem operasi Systems Documentation : Widya Retno Utami R51 Hlm 9

10 1. Mendokumentasikan metode komunikasi dari mulai tahap perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, pengoperasian dan pemeliharaan sistem informasi baru. 2. Rekam jejak terperinci perancangan sistem informasi baru. 3. Dokumentasi cara-cara mendiagnosa / analisis masalah-masalah, penetapan pilihan/keputusan perubahan sistem. Training End-user training Para pengguna akhir harus diberi pelatihan mengoperasikan sistem informasi baru agar SI baru tidak gagal seperti pelatihan mulai dari data entry di sistem baru, dan seluruh aspek pelatihan lainnya di masing-masing divisi dan cabang yang berbeda. Manager training Para manager perlu diberi pelatihan singkat agar lebih memahami bagaimana SI baru berdampak pada operasi-operasi bisnis perusahan dan pencapaian strategi-strategi. System training juga dilakukan yang terkait dengan: 1. Perangkat keras (hardware) 2. Paket-paket software yang diimplementasi di perusahaan yang bersangkutan. Mengkonversi Sistem Baru Proses pengubahan dari sistem lama ke sistem baru. Kompleksitas dalam pengkonversian tergantung pada beberapa faktor antara lain : Jenis PL, Database, Perangkat H/W, Kendali, Jaringan, prosedur. Pengalihan Sistem Informasi dari sistem yang lama ke sistem yang baru dapat berakibat fatal, dapat disebabkan karena : 1. Belum siapnya sumber daya untuk mengaplikasikan sistem yang baru. 2. Sistem baru sudah terpasang, namun terdapat kesalahan prosedur dalam pelaksanaanya, sehingga perubahan tidak dapat terjadi. Sehingga keberadaan sistem baru justru mempersulit kinerja yang sudah ada. 3. Level kematangan perusahaan terhadap TI masih rendah. 4. Perencanaan dan aplikasi sistem Informasi tidak memiliki arah dan tahapan yang baik. 5. Tidak ada komunikasi yang baik diantara vendor sebagai penyedia IT dengan perusahaan sebagai pengguna, sehingga system baru yang terbentuk menjadi tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. 6. Perusahaan memandang perubahan teknologi merupakan hal yang harus dilakukan agar perusahaan tidak ketinggalan zaman. Namun sebenarnya perusahaan tidak membutuhkan teknologi tersebut. Widya Retno Utami R51 Hlm 10

11 7. Sistem yang dikembangkan tidak atau kurang sesuai dengan keinginan user, karena proses investigasi, analisa desain sistem yang dikembangkan kurang tajam. Pengalaman sangat diperlukan serta permasalahan yang terjadi dan keinginan dari user haruslah dipahami dengan baik oleh pengembang sistem. 8. Adanya perilaku yang cenderung menolak atau sulit menerima setiap perubahan dalam organisasi perusahaan (resistensi), khususnya sistem informasi baru yang memerlukan peningkatan pengetahun dan keterampilan. Kondisi ini pada umumnya terjadi dari staff yang telah lama berkerja menggunakan sistem terdahulu. 9. Adanya kekhawatiran dari karyawan perusahaan apabila sistem informasi baru (komputerisasi) diimplementasikan akan terjadi lay-off karyawan perusahaan atau pengurangan pegawai. Kondisi ini biasanya terjadi pada staff yang sudah pada senior level. Manajemen seharusnya memberikan sosialisasi dengan jelas, karena jika tidak, dikarenakan posisi mereka yang senior, maka akan mengganggu proses pengalihan sistem. 10. Tidak dibarengi dengan business re-engineering process, sehingga sistem komputerisasi kurang memberikan dampak effisiensi dan efektivitas yang maksimal bagi perusahaan. 11. Perencanaan aktivitas implementasi tidak dipersiapkan secara comprehensive dan integrated yang meliputi aktivitas : a. Hardware, software and services acquisition b. Software development or modification c. End user training d. System documentation e. Conversion methode: pilot project, paralllel cut-over, phase-in cut over, direct cut over (plunge). Fenomena ini terjadi karena dengan adanya perubahan dari sistem lama ke sistem baru maka akan terjadi keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi, proses kerja), kultural (perilaku, mind set, komitmen) dan politikal (munculnya isu efisiensi karyawan/phk, sponsorship/dukungan top management). Dengan adanya ketiga hal ini maka terjadi saling tuding di dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan bawahan yang bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu sendiri. Langkah-langkah yang dilakukan agar kesalahan alih sistem informasi dapat dihindari: 1. Harus menciptakan sinergisme diantara subsistem-subsistem yang mendukung pengoperasian sistem sehingga akan terjadi kerjasama secara terintegrasi diantara subsistem-subsistem ini. Asumsi hanya akan tercapai apabila para perancang sistem ini mengetahui masalah-masalah informasi apa yang ada di perusahaan dan yang harus segera di selesaikan. Biasanya para perancang sistem ini akan mulai pada tingkat perusahaan, selanjutnya turun ke tingkat-tingkat sistem. 2. Lihat kembali dan koreksi visi yang ingin di bangun, pelajari implementasi apa yang belum maksimal dan latih sumber daya manusia agar mampu Widya Retno Utami R51 Hlm 11

12 mengoptimalkan peranti yang sudah dibeli. Hal ini hanya akan mungkin untuk dilaksanakan apabila pimpinan perusahaan mengetahui tentang TI/sedikit tentang TI, sehingga dia paham apa yang ingin dicapai perusahaannya dengan mengaplikasikan TI ini. 3. Para perancang Sistem Informasi harus menyadari kekhawatiran di pihak pegawai maupun manajer dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan proyek pengembangan dan sistem operasional. 4. Menggunakan komputer sebagai suatu cara mencapai peningkatan pekerjaan (job enhancement) dengan memberikan pada komputer tugas yang berulang dan membosankan, serta memberikan pada pegawai tugas yang menantang kemampuan mereka. 5. Menggunakan komunikasi awal untuk membuat pegawai terus menyadari maksud perusahaan. Pengumuman oleh pihak manajemen puncak pada awal tahap analisis dan penerapan dari siklus hidup sistem merupakan contoh strategi ini. 6. Membangun hubungan kepercayaan antara pegawai, spesialisasi informasi dan manajemen. Hubungan tersebut tercapai dengan sikap jujur mengenai dampakdampak dari sistem komputer dan dengan berpegang pada janji. Komunikasi formal dan penyertaan pemakai pada tim proyek mengarah pada tercapainya kepercayaan. 7. Menyelaraskan kebutuhan pegawai dengan tujuan perusahaan. Pertama, identifikasi kebutuhan pegawai, kemudian memotivasi pegawai dengan menunjukkan pada mereka bahwa bekerja menuju tujuan perusahaan juga membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka. Hal yang Diperhatikan Dalam Pelaksanan Konversi Didalam suatu sistem khususnya sistem informasi, hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melaksanakan konversi sistem adalah sebagai berikut : 1. Infrastruktur SI Berupa satu set sistem hardware dan software. 2. Data Merupakan kumpulan data-data yang ada baik berupa data histori (backup data) maupun data yang sedang digunakan. Biasanya data-data diorganisasikan menjadi data yang bersifat master, data yang bersifat transaksional dan datadata pendukung (seperti table-table nama bulan, nama perusahaan, dll). 3. People Orang-orang yang terlibat didalam sistem tersebut, seperti pengguna, operator, sistem administrator, dll. 4. Prosedur Merupakan tata cara kerja untuk mengatur orang-orang yang terlibat di sistem dalam menggunakan seluruh sumber daya sistem, sehingga dapat dicapai tujuan yang dikehendaki. 5. Features Widya Retno Utami R51 Hlm 12

13 Merupakan fasilitas-fasiltas yang diberikan oleh sistem kepada user, dapat berupa fasilitas dari operating system (backup facility, monitoring system statistic, dll) atau dari aplikasi (seperti didalam aplikasi perbankan fasilitas dapat menghitung pendapatan bunga, dapat melaksanakan pembatalan transaksi, dll). Pada konversi sistem sering terjadi didalam pelaksanaanya tidak melihat seluruh aspek seperti tersebut diatas, sehingga menimbulkan beberapa masalah, bahkan sering pula terjadi akhirnya konversi gagal sehingga kembali ke sistem lama. Beberapa permasalahan yang umum terjadi biasanya berupa : 1. Infrastruktur SI : a. Tidak melihat adanya kebutuhan baru (baik hardware maupun software) didalam sistem baru, seperti adanya kebutuhan hardware / software yang sebelumnya tidak ada, kebutuhan perubahan kapasitas hardware (hardisk, memori, processor, dll), dll. b. Tidak memeriksa kompabilitas sistem yang terpasang seperti versi operating system sudah tidak mendukung, protocol yang digunakan tidak match dengan sistem baru (berupa prosedur untuk hubungan antar subsistem dan message format yang digunakan), beberapa pheriperal (system printer, validasi printer, passbook printer, dll) tidak dapat digunakan (tidak compatible didalam interface fisik ataupun logic), dll. c. Tidak memperhatikan kebutuhan cabling system yang baru seperti sistem lama menggunakan RS232 cukup dengan 4 kawat, menjadi 25 kawat, dulunya dengan interface RS232 / V24 menjadi V35, dulunya dengan cable coaxial menjadi dengan UTP Category 5, dll. d. Tidak memperhatikan kebutuhan sistem sumber daya listrik seperti power plug dengan british type (kaki tiga) dulunya kaki 2, membutuhkan power plug dengan koneksi legrand, dulunya sistem membutuhkan single phase untuk yang baru membutuhkan 3 phase, kapasitas daya yang terpasang tidak mencukupi, dll. 2. Data : a. Tidak melaksanakan analisa antara data yang lama dan yang baru (data maping) sehingga didalam konversi data banyak terjadi kesalahan atau kegagalan (tidak dapat dikonversi). b. Tidak melaksanakan pembersihan data lama (data clean up) dari data-data yang masih salah, tidak konsisten, tidak perlu ada, dll. c. Tidak membuat tool-tool untuk konversi data sehingga hampir seluruhnya dilaksanakan dengan cara manual, akibatnya prosesnya terlalu lama sehingga oleh user proses konversi ditolak (mengganggu operasi sehari-hari, biasanya ada batas waktu sistem boleh down). 3. People : a. Tidak memeriksa adanya kebutuhan SDM dengan kwalifikasi tertentu akibat adanya sistem yang baru sehingga didalam operasi sehari-hari masih sangat tergantung pada pihak luar. b. Tidak melaksanakan training dengan baik bagi para user, sehingga didalam mengoperasikan sistem baru para user mengalami kesulitan. Widya Retno Utami R51 Hlm 13

14 c. Kurang didalam mensosialisasikan sistem baru, sehingga user enggan (terdapat reluktansi) didalam menggunakan sistem baru (biasanya orang perlu mempunyai alasan didalam benaknya untuk berpindah ke suatu sistem yang lain dari yang sudah ada). d. Terlalu banyaknya kebiasaan yang sudah terlanjur lama dilaksanakan tibatiba harus dirubah, hal ini biasanya menimbulkan keengganan bagi para user. e. Kurangnya komitmen dari manajemen, sebab walaupun sudah dilaksanakan sosialisasi dengan baik biasanya masih ada beberapa orang yang menolak kehadiran sistem baru, untuk itu didalam hal ini perlu adanya ketegasan dari pihak manajemen. 4. Prosedur : a. Tidak memperhatikan adanya sistem baru menyebabkan terjadinya perubahan prosedur yang memerlukan adanya pos jabatan baru. Sementara didalam pelaksanaan konversi tidak dilaksanakan perubahan organisasi kerja. b. Kurang teliti didalam mempelajari prosedur baru sehingga sulit dilaksanakan dilapangan. c. Ada prosedur baku yang tidak dapat dihilangkan (baik karena alasan keamanan, adanya regulasi dari pihak eksaternal, dll), yang tidak di support oleh sistem baru. 5. Features : a. Terlalu banyaknya perbedaan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sistem maupun aplikasi baru dibandingkan sistem dan aplikasi lama. Hal ini khususnya dari titk pandang user apabila mereka sudah merasakan manfaat yang besar di fasilitas lama akan enggan menggunakan sistem baru atau mengangggap bahwa sistem baru kurang baik. b. Kadang-kadang belum tentu semua fasilitas di sistem baru akan lebih baik dari sistem lama, hal ini biasanya jadi titik lemah dari sistem tersebut sehingga sering kali hal ini dijadikan alasan untuk menolak adanya sistem baru tersebut. c. Tidak mampunya para pengembang sistem baru untuk membatasi ekspektasi dari user, sehingga permintaan-permintaan yang timbul tidak dapat diakomodasi. Metode Konversi SI Baru terhadap Sistem Lama Menurut O Brien (2005), penerapan Sistem Informasi (SI) di perusahaan mencakup beberapa hal, yaitu: 1. Investasi perangkat Hardware dan Sofware 2. Mengembangkan Software 3. Pengkonversian data 4. Program pelatihan bagi end-user dan 5. Cara pengalihan SI. Widya Retno Utami R51 Hlm 14

15 Untuk mengurangi resiko kegagalan yang terjadi saat pergantian sistem, terdapat empat metode konversi yang dapat dilakukan guna mempermudah pengenalan sistem baru ke dalam organisasi dan meningkatkan keberhasilan proses konversi. Metode pengalihan (konversi) sistem menurut O Brien (2005) terdiri dari beberapa jenis yang mencakup konversi langsung, konversi paralel, konversi percontohan (pilot) dan konversi bertahap (phased). Gambar 2. Metode Konversi terhadap SI 1. Direct / Immediate Conversion Konversi langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem lama, sehingga apabila konversi telah dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama.. Metode ini dilakukan dengan membandingkan kedua sistem, yaitu sistem lama dan sistem baru, serta melakukan analisis terhadap resiko yang ditimbulkannya. Jika sistem lama berbeda jauh dengan sistem baru yang akan diterapkan, maka biasanya sistem baru akan sulit untuk diterapkan. Umumnya, metode ini digunakan untuk perusahaan kecil dengan sistem yang sederhana. Karakterisitik metode konversi ini antara lain : a. Langsung menerapkan sistem baru secara penuh (100%) dan sistem lama langsung dihapus secara penuh pula. b. Sepintas merupakan cara yang paling cepat dan sederhana. c. Cukup menghebohkan semua pihak dalam organisasi/perusahaan. d. Biasanya digunakan bila dalam keadan mendesak/memaksa atau sistem lama sudah rusak/tak bisa digunakan lagi. e. Secara umum lebih menghemat waktu, menghemat tenaga pengoperasi sistem, menghemat biaya. f. Berisiko tertinggi. g. Harus didasari pemikiran yang komprehensif untuk memutuskan penggunaan strategi ini. Widya Retno Utami R51 Hlm 15

16 Gambar 3. Konversi Langsung SI 2. Parallel Conversion Metode ini dilakukan dengan menganalisa arsitektur, struktur dan sistem basis data yang ada di perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan memiliki berbagai dokumen mengenai data-data yang terkait dengan analisis tersebut. Setelah melalui masa tertentu, jika sistem baru telah bisa diterima untuk menggantikan sistem lama, maka sistem lama segera dihentikan. Konversi Paralel adalah suatu pendekatan dimana baik sistem lama dan baru beroperasi secara serentak untuk beberapa période waktu. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang paling aman, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus menjalankan dua sistem sekaligus. Dalam mode konversi paralel, output dari masing-masing sistem tersebut dibandingkan, dan perbedaannya direkonsiliasi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai tingkat integritas data, pemindahan data dilakukan secara terpadu. Kelebihannya antara lain memberikan derajat proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru. Serta kelemahannya antara lain memiliki biaya yang besar untuk duplikasian fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut, karena ketika proses konversi suatu sistem baru melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan pemakai. Karakterisitik metode konversi ini antara lain : a. Sistem baru dan sistem lama berjalan secara bersamaan sampai semua pihak telah merasa sangat puas dengan kinerja SI baru barulah SI lama dihapus. b. Berisiko terendah terhadap kegagalan SI. c. Berbiaya tertinggi. d. Pada perusahaan tertentu (misalnya: Bank) malah mempertahankan metode paralel untuk jangka waktu panjang bahkan tak terbatas karena Bank memiliki pelanggan dengan berbagai keragaman budaya, wilayah, dan demografinya. Misalnya: - Pelanggan yang tidak suka teknologi baru/gagap teknologi baru lebih memilih bertransaksi dengan sistem lama. - Pelanggan yang mengerti teknologi baru tetapi kurang percaya terhadap keamanan teknologi baru, juga memilih SI lama. - Pelanggan di wilayah pelosok yang belum terfasilitasi dengan TI baru memilih SI lama. Belum lagi pelanggan berusia muda, dewasa, tua, dsb. e. Perusahaan ingin merangkul lebih banyak pelanggan dari berbagai kalangan. Widya Retno Utami R51 Hlm 16

17 Gambar 4. Konversi Paralel SI 3. Pilot Conversion Metode ini dilakukan dengan mempelajari kesuksesan dan kegagalan dari perusahaan lain yang melakukan pengalihan sistem. Pendekatan ini dilakukan dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan sebagai pelopor. Misalnya saja dengan melakukan kunjungan ke perusahaan yang bersangkutan dan sharing tentang berbagai pengalaman. Dengan metode ini, diharapkan perusahaan dapat belajar dari kesalahan perusahaan lain dan mengevaluasinya perbaikannya. Namun, biasanya, banyak perusahaan yang tidak ingin rahasia perusahaannya diketahui oleh perusahaan lain. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke tempat-tempat yang lain. Ini merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah. Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasilah yang mencoba mengembangkan sistem baru. Metode pilot ini mensegmentasi organisasi. Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh profesional sistem menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru. File yang telah ada (existing) harus dimodifikasi setidaknya dalam : a. Format file tersebut. b. Isi file tersebut. c. Media penyimpanan dimana file ditempatkan Karakterisitik metode konversi ini antara lain : a. Dipilih bila perusahaan memiliki sejumlah cabang yang berbeda lokasi. b. SI baru diterapkan di salah satu cabang terpilih sampai waktu dimana SI baru dirasakan sangat memuaskan, barulah diterapkan untuk cabang-cabang lainnya. c. Bila uji coba gagal, maka bisa dibatalkan dengan risiko hanya satu cabang. d. Berisiko lebih rendah daripada Direct/immediate Conversion. Gambar 5. Konversi Pilot SI Widya Retno Utami R51 Hlm 17

18 4. Phased / Gradual Conversion Metode ini dilakukan dengan mengasumsikan metode yang telah terbukti berhasil sebelumnya. Konversi bertahap dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru. Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode phased conversion, sistem baru diimplementasikan beberapa kali, dan secara perlahan menggantikan sistem lama. Konversi bertahap dapat menghindarkan risiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada pemakai untuk beradaptasi terhadap perubahan. Untuk menggunakan metode phased conversion, sistem harus disegmentasi. Metode konversi ini memiliki kelebihan dalam kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimasi, dan sumber-sumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama période waktu yang luas. Namun memiliki kelemahan terhadap keperluan biaya yang harus diadakan untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem lama, daya terapnya terbatas, dan terjadi kemunduran semangat di organisasi, sebab orang-orang tidak pernah merasa menyelesaikan sistem. Karakterisitik metode konversi ini antara lain : a. Implementasi SI baru dilakukan secara bertahap semakin besar penggunaannya, sementara SI lama bertahap semakin dikecilkan penggunaannya, sampai pada saat dimana SI baru digunakan penuh dan SI lama dihapus secara total. b. Memiliki maksud mengurangi risiko. c. Memerlukan waktu terpanjang. d. Paling menghebohkan dalam waktu bekepanjangan. e. Sulit menentukan pada bagian proses bisnis mana yang bisa dijalankan dengan SI baru terlebih dahulu, bagian mana pada tahap berikutnya, dst. Gambar 6. Alur dari Phased / Gradual Conversion Widya Retno Utami R51 Hlm 18

19 Metode Untuk Mengkonversi File Data Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh profesional sistem menyiapkan penciptaan dan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru. File yang telah ada harus dimodifikasi setidaknya dalam bentuk : 1. Format file tersebut 2. Isi file tersebut 3. Media penyimpanan dimana file ditempatkan Dalam suatu konversi sistem, kemungkinan beberapa file bisa mengalami ketiga aspek konversi tersebut secara serentak. Terdapat dua metode dasar yang bisa digunakan untuk menjalankan konversi file : 1. Konversi File Gradual Konversi file gradual (sedikit demi sedikit), umumnya digunakan dengan metode paralel dan phase-in. Dalam beberapa contoh, ia akan bekerja untuk metode pilot. Umumnya konversi file gradual tidak bisa diterapkan untuk konversi sistem langsung. Beberapa perusahaan mengkonversi file-file data mereka secara gradual (sedikit demi sedikit). Record-record akan dikonversi hanya ketika mereka menunjukkan beberapa aktivitas transaksi. Record-record lama yang tidak menunjukkan aktivitas tidak pernah dikonversi. Metode ini bekerja dengan cara berikut : 1. Suatu transaksi diterima dan dimasukkan ke dalam sistem. 2. Program mencari file master baru (misalnya file inventarisasi atau file account receivable) untuk record yang tepat yang akan di update oleh transaksi itu. Jika record tersebut telah siap dikonversi, berarti peng-update-an record telah selesai. 3. Jika record tersebut tidak ditemukan dalam file master baru, file master lama diakses untuk record yang tepat, dan ditambahkan ke file master baru dan di update. 4. Jika transaksi tersebut adalah record baru, yakni record yang tidak dijumpai pada file lama maupun file baru (misalnya, pelanggan baru), maka record baru disiapkan dan ditambahkan ke file master baru. 2. Konversi File Total Konversi file total dapat digunakan bersama dengan semua metode konversi file sistem di atas. Jika file sistem baru dan file sistem lama berada pada media yang bisa dibaca komputer, maka bisa dituliskan program sederhana untuk mengkonversi file dari format lama ke format baru. Umumnya pengkonversian dari satu sistem komputer ke sistem yang lain akan melibatkan tugas-tugas yang tidak bisa dikerjakan secara otomatis. Rancangan file baru hampir selalu mempunyai field-field record tambahan, struktur pengkodean baru, dan cara baru perelasian item- item data (misalnya, file-file relasional). Seringkali, selama konversi file, kita perlu mengkonstruksi prosedur kendali yang rinci untuk memastikan integritas data yang bisa digunakan setelah konversi itu. Widya Retno Utami R51 Hlm 19

20 Dengan menggunakan klasifikasi file berikut, perlu diperhatikan jenis prosedur kendali yang digunakan selama konversi. Faktor keberhasilan Mengkonversi File Data Keberhasilan konversi sistem sangat tergantung pada seberapa jauh profesional sistem menyiapkan pengkonversian file data yang diperlukan untuk sistem baru, file sendiri dapat diklasifikasikan menjadi : 1. File Tabel File ini dapat juga diciptakan dan dikonversi seiama konversi sistem. File tabel bisa juga diciptakan untuk mendukung pengujian perangkat lunak. 2. File Backup Kegunaan file backup adalah untuk memberikan keamanan bagi database apabila terjadi kesalahan pemrosesan atau kerusakan dalam pusat data. Oleh karenanya, ketika suatu file dikonversi atau diciptakan, file backup harus diciptakan. 3. File Master Merupakan file utama dalam database. Biasanya paling sedikit satu file master diciptakan atau dikonversi dalam setiap konversi sistem. 4. File Transaksi File ini selalu diciptakan dengan memproses suatu sub- system individual di dalam sistem informasi. Akibatnya, ia harus dicek secara seksama selama pengujian sistem informasi. 5. File Indeks File ini berisi kunci atau aiamat yang menghubungkan berbagai file master. File indeks baru hams diciptakan kapan saja file master yang berhubungan dengannya mengalami konversi. Tahap akhir dalam siklus pengembangan system yaitu melibatkan pengintegrasian semua komponen rancangan sistem yang termasuk Perangkat Lunak, lalu kemudian dilakukan pengkonversian sistem total ke operasi. Widya Retno Utami R51 Hlm 20

21 PEMBAHASAN Branchless Banking Bank sentral terus melakukan edukasi dalam memasyarakatkan produk dan layana perbankan ke seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia bahwa 68 persen dari 246,9 juta penduduk Indonesia belum memiliki rekening perbankan, dan 52 persen dari rumah tangga di Indonesia belum memiliki simpanan di lembaga keuangan sehingga diperlukan terobosan layanan perbankan ke masyarakat. Branchless banking merupakan salah satu strategi distribusi perbankan yang memberi layanan keuangan tanpa bergantung pada keberadaan kantor cabang bank. Branchless banking penting karena sebagian besar daerah di Indonesia sudah terakses jaringan telepon. Branchless banking adalah jaringan distribusi yang digunakan untuk memberi layanan finansial di luar kantor-kantor cabang bank melalui teknologi dan jaringan alternatif dengan biaya efektif, efisien, dan dalam kondisi yang aman dan nyaman. Branchless banking menjadi solusi untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah pelosok, dengan berbagai kondisi geografis. Di Indonesia, banyak daerah yang sulit diakses dengan kendaraan bermotor. Tak sedikit masyarakat yang harus menempuh perjalanan selama beberapa jam atau berhari-hari, untuk mendatangi kantor cabang sebuah bank. Salah satu alasan pentingnya implementasi layanan branchless banking adalah masih rendahnya akses masyarakat terhadap layanan jasa keuangan formal. Di Indonesia bila dibanding dengan negara-negara tetangabranchless banking masih memiliki persentase akses layanan jasa keuangan yang rendah. Pengimplementasian layanan branchless banking tidak mudah, khususnya dalam hal sosialisasi. Layanan ini, seharusnya mengedukasi sampai ke tingkat masyarakat bawah. Harus menyasar ke masyarakat yang benar-benar belum terakses layanan keuangan formal. Sedangkan teknologi untuk branchless banking itu mudah sekali dan bisa digunakan orang awam. Peluang pasarnya sangat besar, karena layanan perbankan seperti inilah yang dibutuhkan masyarakat yang berada di pelosok. Secara teknis Branchless Banking merupakan kombinasi antara agent banking dan mobile banking. Agent banking adalah kegiatan usaha non-bank, termasuk agen keliling, atau warung dan toko yang membantu bank memberikan layanan perbankan. Sedangkan mobile banking adalah akses layanan perbankan melalui telepon seluler (ponsel). Agen kemudian menyetor uang ke master agen, atau langsung ke kantor cabang bank yang lokasi berada jauh dari pemukiman warga. Namun, di sisi lain, agen juga termasuk salah satu risiko besar dalam branchless banking karena mereka harus membangun kepercayaan kepada nasabah. Masyarakat yang menggunakan branchless banking dapat memanfaatkan teknologi perangkat mobile, dimulai dari fitur yang terdapat pada ponsel. Komponen penting lainnya adalah seorang agen. Jika ia seorang agen keliling, ia diharuskan pro aktif melakukan "jemput bola" ke rumah masyarakat untuk membantu membuka rekening, transfer dana, setor ataupun tarik tabungan. Widya Retno Utami R51 Hlm 21

22 Alasan Penerapan Branchless Banking Pihak Bank Indonesia (BI) menilai kemunculan praktek branchless banking karena tidak efisiennya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang selama ini menyalurkan dana kepada masyarakat pedesaan. Akibatnya penetrasi keuangan di Indonesia masih minim ketimbang negara lainnya. BPR tidak cukup kuat dalam menyalurkan pendanaan ke masyarakat oleh karena itu dibutuhkan terobosan dalam memperkuat penetrasi keuangan dan salah satunya dengan branchless banking. Menurut Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Yura A. Djalins. Selama ini konsentrasi pertumbuhan juga berpusat di kota-kota besar. Hal ini terus terjadi dan menyebabkan kalangan perbankan tidak berani mendirikan cabang di kota-kota yang dianggap tidak masuk dalam resiko bisnis. Oleh karena itu diperlukan kerjasama dengan industri telekomunikasi agar sistem pembayaran menjadi lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat makanya program ini lebih kepada masyarakat menengah. Untuk menjangkau ini, ia menuturkan diperlukan kerjasama dalam persoalan edukasi kepada agen branchless banking dan konsumen. Edukasi ini menjadi bagian dari pemahaman mekanisme branchless banking serta resiko dari pengunanya. Branchless Banking sebagai salah satu bentuk inisiatif financial inclusion sangat membantu untuk memajukan perekonomian suatu negara melalui peningkatan akses masyarakat terhadap jasa layanan bank sehingga ultimate goal bank sebagai unit usaha pembiayaan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa hal berikut menuturkan mengapa Branchless Banking penting untuk diterapkan : 1. Akses layanan perbankan masyarakat bawah masih kurang. Seperti halnya dinegara negara berkembang Indonesia termasuk didalamnya, akses layanan perbankan masyarakat bawah masih kurang bahkan beberapa negara dapat dikatakan kurang sekali. Indonesia sendiri berdasarkan survey Bank Dunia tahun 2010 berkisar 49% dari populasi belum terlayani. Negara-negara lain seperti Pakistan 85%, Filipina 75%, China 60% dan India 55%. Thailand dan Malaysia justru lebih rendah dari Indonesia. 2. Pembukaan kantor bank yang memerlukan investasi dan biaya operasional yang mahal. Sebagai gambaran rata-rata biaya investasi yang dibutuhkan bisa sekitar 1,5 milyar dengan biaya operasional tahunan sekitar 900 juta per kantor. pembukaan kantor cabang lebih mahal. Berdasarkan data World Bank, untuk membuka satu kantor cabang di Indonesia memakan biaya US$ dan investasi per ATM US$10.000, sementara investasi branchless banking US$400. Direktur Eksekutif Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi menyebutkan branchless banking mampu mengefisienkan investasi perbankan, karena menggunakan bantuan operator telekomunikasi. 3. Konsentrasi lokasi perbankan banyak didaerah perkotaan atau urban yang padat. Widya Retno Utami R51 Hlm 22

23 Hal ini dikarenakan potensi bisnis yang secara kasat mata sudah jelas terlihat menguntungkan bagi bank. Kalaupun ada di rural area, dapat dipastikan merupakan area yang padat aktifitas ekonomi, berkembang sehingga secara ekonomis bank melihat feasibility membuka bank didaerah tersebut menguntungkan. 4. Persepsi masyarakat bawah terhadap layanan bank. Mereka melihat bank sebagai sesuatu yang tidak untuk mereka (bank is not for me). Sejatinya mereka justru dalam keseharian bersentuhan secara tidak langsung dengan layanan keuangan (financial service) yang juga dilakukan bank. Namun karena persepsi, mereka cenderung melakukannya dengan lembaga yang bukan bank antara lain koperasi dan perorangan. Persepsi yang mereka miliki bahwa : a. Berhubungan dengan bank harus punya uang banyak dan hanya untuk orang kelas atas berduit. b. Harus meluangkan waktu khusus ke bank karena jarak yang jauh dari tempat aktifitasnya sehari hari. c. Prosedur berhubungan dengan bank berbelit belit, banyak aturan dan wajib diikuti. d. Harus antre untuk bertransaksi yang hanya untuk kebutuhan sederhana seperti setor atrau tarik dengan jumlah kecil misalnya Rp ,-- e. Biaya transaksi yang mahal, misalnya kirim uang kena biaya Rp ,-- f. Produk atau layanan bank tidak dirancang untuk mereka dengan kondisi keuangan yang tidak tetap g. Ada kecenderungan diskriminasi dalam pelayanan terhadap mereka, menganggap mereka tidak punya uang sehingga layanan yang diterima berbeda. 5. Potensi besar segmen bawah yang belum tergarap. Jujur kita akui bahwa aktifitas ekonomi sebagian besar digerakkan oleh sektor ekonomi kelas bawah seperti usaha-usaha mikro yang masih dilaksanakan melalui mekanisme tunai. Berdasarkan data kurang lebih sebesar Rp. 300 triliun uang tunai ditransaksikan lewat segment ini. Apabila jumlah tersebut masuk ke sistem perbankan dan disalurkan bank kembali dalam bentuk kredit ke meraka, tentunya akan menjadi stimulus penggerak perekonomian yang sangat besar. Efisiensi dalam pengeloaan uang tunai oleh BI pun akan dapat ditingkatkan dengan adanya penggunaan transaksi melalui branchless banking. 6. Kemajuan teknologi khusus dalam berkomunikasi. Adanya tingkat penetrasi yang tinggi perusahaan telekomunikasi ke masyarakat bawah melalui penggunaan telepon seluler, menyebabkan timbulnya pemikiran bagaimana memanfatkan kemajuan cara berkomunikasi ini untuk menembus layanan keuangan ke segmen dimaksud dengan memanfatkan keunggulan - keunggulan yang dimiliki perusahaan telekomunikasi. Widya Retno Utami R51 Hlm 23

24 Wakil Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran indonesia (ASPI) Isbandiono Subandini mengatakan untuk mengimplementasikan branchless banking diperlukan edukasi masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan Kriteria Branchless Banking Branchless Banking merupakan kegiatan layanan transaksi bank dengan kriteria sebagai berikut : a. Tanpa melalui kantor cabang bank. b. Menggunakan agen yang bekerjasama dengan bank. c. Nasabah bisa melakukan transaksi sendiri atau menggunakan agen. d. Fitur transaksi yang sederhana /basic feature. e. Layanan murah /low cost transaction. f. Ditujukan khususnya untuk segmen bawah atau unbanked. Satu hal penting lainnya dalam branchless banking, adalah keberadaan pusat layanan nasabah. Bank yang memberi layanan branchless banking harus menyediakan aplikasi atau layanan secara transparan agar nasabah dapat mengetahui saldo tabungan, status transaksi, sampai melayani komplain nasabah. Menurut survei yang dilakukan Sharing Vision, sebanyak 70 persen orang yang tidak memiliki rekening bank, mengaku tertarik untuk menabung, meminjam, dan mentransfer uang melalui layanan branchless banking. Sinergi perusahaan Telekomunikasi dengan Perbankan Untuk dapat memberi layanan branchless banking yang optimal, harus terjalin kerjasama antara perusahaan telekomunikasi dengan perusahaan perbankan. Sejauh ini sudah ada upaya dari perusahaan perbankan dan telekomunikasi, namun kurang sungguh-sungguh dan cenderung berjalan masing-masing. Mungkin antara perbankan dengan telekomunikasi bisa membentuk perusahaan patungan untuk memberi layanan branchless banking ini. Semuanya saling membutuhkan, dan harus bersinergi untuk membentuk ekosistem. Saat ini beberapa bank telah melakukan program uji coba sistem branchless banking, termasuk bank pembangunan daerah, bank syariah, hingga perusahaan telekomunikasi. Kesenjangan finansial di Indonesia melebar karena jumlah pengguna kartu kredit, Internet banking dan mobile banking serta e-money tumbuh pesat. Akan tetapi, hanya terjadi di kota-kota besar. Di sisi lain, mayoritas masyarakat Indonesia tinggal di pelosok perdesaan yang tidak tercakup layanan perbankan, dan tidak sedikit warga yang harus menempuh perjalanan jauh hanya untuk mengambil gaji atau pensiunan. Untuk itu, diperlukan terobosan branchless banking sebagai perluasan layanan keuangan tanpa bergantung keberadaan kantor cabang bank, tetapi mengandalkan agen, sebagai mitra bank yang bergerak mendatangi daerah terisolir. Konsep branchless bangking juga mengadopsi layanan telekomunikasi seperti SMS yang bisa dijalankan di ponsel standar, sehingga kendala jarak dan waktu bisa Widya Retno Utami R51 Hlm 24

25 disiasati dengan implementasi teknologi informasi. Indonesia sebagai negara kepulauan, tingkat kebutuhan branchless bankng jauh lebih tinggi sebagai revolusi layanan keuangan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil. Hambatan Branchless Banking Beberapa persoalan menghambat pengembangan branchless banking adalah belum ada regulasi yang spesifik dari Bank Indonesia, para pemain masih menunggu regulasi dari Bank Indonesia yang terus menerus molor. Para pemain yang tertarik dengan branchless banking tak berani melangkah aturan main yang jelas. Jika Bank Indonesia cepat merealisasikannya, dan ada sinergi dari berbagai pihak, branchless banking dipastikan akan booming di masa mendatang. Kemudian permasalahan mengenai sinergi perbankan dan operator seluler yang masih lemah. Memang dari sisi teknis, kualitas layanan telekomunikasi belum optimal. Dimitri Mahayana Chairman Sharing Vision Indonesia, bersama dengan timnya pernah melakukan uji coba untuk memiliki akun branchless banking dari satu operator seluler menghabiskan waktu yang cukup lama yaitu hingga 4 hari. Quality service dari industri telekomunikasi masih kurang. Hal ini bisa dilihat dari kualitas layanan dalam short massage service (SMS) dan paket data masih di bawah standar. Banyaknya cyber crime yang terjadi juga mempengaruhi. Selain itu, inisiatif dan insentif relatif masih kurang termasuk dari pemerintah seharusnya bisa mengoptimalkan layanan branchless banking untuk penyaluran dana sosial karena akan lebih efisien. Inisiatif dan insentif yang kurang membuat branchless banking di Indonesia tak kunjung berjalan. Kemudian masih adanya persepsi bahwa branchless banking hanya another channel. Padahal, branchless banking ini bisa dibilang adalah revolusi bagi ekonomi wong cilik yang tentunya sejalan dengan program financial inclusion yang digagas BI. Jika kendala tersebut bisa dilewati, bukan tidak mungkin penerapan branchless banking di Indonesia bisa sukses atau bahkan lebih dari negara-negara yang telah mengaplikasikan ini sebelumnya, mengingat ada banyak potensi yang bisa digarap. Terlepas dari itu, keuntungan dari branchless banking tidak hanya akan dinikmati oleh industri perbankan, namun juga oleh lembaga keuangan non bank, seperti asuransi dan multifinance. Berbagai program pemerintah seperti subsidi dan jaminan kesehatan bisa dijalankan dengan memanfaatkan branchless banking ini. Profil Bank CIMB Niaga PT Bank CIMB Niaga (dulunya Bank Niaga) adalah perusahaan yang melayani jasa keuangan. Bank ini didirikan pada tanggal 26 September 1955 ini bermarkas di Jakarta, Indonesia. CIMB Niaga, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh CIMB Group, merupakan bank pembayaran terbesar dari segi nilai transaksi di bawah Kustodian Sentral Efek Indonesia. CIMB Niaga adalah penyedia kredit kepemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia dengan 11% dari pangsa pasar. Bank ini kini juga Widya Retno Utami R51 Hlm 25

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Tugas Mata Kuliah Triwulan Kelas Nama Dosen : Sistem Informasi dan Manajemen (individu) : I (satu) : E52 : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Disusun oleh :

Lebih terperinci

gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa

gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa Kesalahan-Kesalahan Yang Mungkin Terjadi Saat Pengalihan Atau Konversi Suatu Sistem Lama Ke Sistem Baru Dan Cara-Cara Pengkonversian Sistem Dengan Berbagai Asumsi Agar Tidak Terjadi Kesalahan a. Kesalahan-Kesalahan

Lebih terperinci

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi Implementasi Sistem Modul ke: 14 Bima Fakultas Ilmu Komputer Adalah formulasi rinci dan representasi grafik mengenai cara pencapaian implementasi sistem yang akan dilaksanakan (Tergantung pada Kompleksitas

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc

KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc KONVERSI SISTEM INFORMASI Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P056133652.52E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Setia Wirawan SDLC Perencanaan Analisis Rancangan Umum Evaluasi dan Seleksi Rancangan Terinci Pengembangan Perangkat Lunak & Implementasi Pengemb. PL Peranc. PL Pengcodean

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15 Sistematika Dokumentasi Cara dokumentasi saat proses pembuatan dan implementasi Di susun oleh: NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Implementasi Perangkat Lunak TIK : Mampu mengaplikasikan Metode SDLC dalam pembuatan sebuah perangkat lunak

Pertemuan 8 Implementasi Perangkat Lunak TIK : Mampu mengaplikasikan Metode SDLC dalam pembuatan sebuah perangkat lunak 1 Pertemuan 8 Implementasi Perangkat Lunak TIK : Mampu mengaplikasikan Metode SDLC dalam pembuatan sebuah perangkat lunak 1. SELEKSI SISTEM Terdapat beberapa Penyedia teknologi, diantaranya : 1. Pabrik

Lebih terperinci

Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH

Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada perusahaan ketika akan melakukan konversi dari sistem yang lama dan sistem yang

Lebih terperinci

PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.54)

PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.54) PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN Oleh : ROBI PRIYADI (NRP P056134072.54E / MB-IPB ANGKATAN E.54) Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PMB 561 (Dosen

Lebih terperinci

FENOMENA PENGALIHAN / KONVERSI SUATU SISTEM LAMA KE SISTEM BARU

FENOMENA PENGALIHAN / KONVERSI SUATU SISTEM LAMA KE SISTEM BARU FENOMENA PENGALIHAN / KONVERSI SUATU SISTEM LAMA KE SISTEM BARU Konversi sistem merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru dalam rangka menggantikan sistem lama atau proses pengubahan

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI KONVERSI SISTEM INFORMASI Oleh : R. Muh. Angga Bagus P. NRP P056134042.54E Memenuhi Tugas Mata Sistem Informasi Manajemen Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. (CS) Penyerahan Tugas : 05 Januari

Lebih terperinci

PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI

PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI Tugas : Individu Ujian Akhir Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI Oleh:

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI Tugas : Take Home Ujian Akhir Triwulan (Individu) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Arief Imam Suroso, MSc (CS) Batas Penyerahan : 17 Januari 2015 KONVERSI SISTEM INFORMASI Disusun oleh

Lebih terperinci

METODE KONVERSI SISTIM INFORMASI

METODE KONVERSI SISTIM INFORMASI METODE KONVERSI SISTIM INFORMASI oleh: Purwantoro P056131852.47E Dosen Pengajar : Dr.Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Program Studi Pascasarjana Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor Februari,

Lebih terperinci

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E Proses Konversi Sistem Informasi (Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS). Disusun Oleh: Arif Harmano P056133412.52E 2015 Pengertian System Life

Lebih terperinci

Konversi Sistem Informasi Dan Permasalahannya

Konversi Sistem Informasi Dan Permasalahannya Tugas Mata Kuliah Triwulan Kelas Nama Dosen : Sistem Informasi Manajemen : I (satu) : E52 : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Konversi Sistem Informasi Dan Permasalahannya Disusun Oleh: Mulyadi P056133572.52E

Lebih terperinci

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI Pertemuan 12 IMPLEMENTASI POKOK BAHASAN Makna & Tujuan Implementasi Perencanaan Implementasi Hal Penting Dalam Implementasi Persiapan Dokumentasi Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama Evaluasi

Lebih terperinci

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke sistem yang baru. Jelaskan mengapa fenomena ini terjadi!

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA

BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PT. ALLIANZ SYARIAH CABANG BANDUNG Pada bab ini, penulis

Lebih terperinci

Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan. Erichson M.H Silitonga P E

Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan. Erichson M.H Silitonga P E Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan Erichson M.H Silitonga P056133472.52E E52 MB-IPB 2014 Tugas Mata Kuliah : Sistem Informasi Managemen Triwulan : I (satu) Kelas : E52 Nama Dosen : Dr

Lebih terperinci

MANAJEMEN. Dosen : KONVE. Disusun Oleh: Heru

MANAJEMEN. Dosen : KONVE. Disusun Oleh: Heru TUGAS MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Triwulan I Kelas E52 Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc (CS) KONVE ERSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Disusun Oleh: Heru Dwinanto (P.056.133.502.52E)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen)

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen) IMPLEMENTASI Makna & Tujuan Implementasi Perencanaan Implementasi Hal Penting Dalam Implementasi Persiapan Dokumentasi Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama Evaluasi Sistem Baru Lingkungan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Financial inclusion merupakan suatu upaya yang bertujuan meniadakan segala bentuk hambatan terhadap akses masyarakat dalam memanfaatkan layanan jasa keuangan perbankan dengan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KONVERSI KE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARU. DOSEN DR. ARIF IMAM SUROSO, MSc.

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KONVERSI KE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARU. DOSEN DR. ARIF IMAM SUROSO, MSc. TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KONVERSI KE SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARU DOSEN DR. ARIF IMAM SUROSO, MSc. PENULIS ALMANDRI NUR PUTRA P056131592.E47 ANGKATAN E 47 2014 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA BISNIS

KONVERSI SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA BISNIS KONVERSI SISTEM INFORMASI DALAM DUNIA BISNIS Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Triwulan I Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Oleh : Oleh : Eka Novitasari

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan di industri perbankan, kini setiap bank berlomba untuk meningkatkan jasa dalam bentuk servis kepada masyarakat. Sebagaimana kita ketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder sebagai. dasar untuk pengambilan keputusan dalam organisasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi telah berkembang dengan cepat dan mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi. Perubahan lingkungan bisnis menuntut organisasi untuk menyesuaikan

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI Mata Kuliah Triwulan Kelas Nama Dosen : Sistem Informasi Manajemen : I (satu) : E52 : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) KONVERSI SISTEM INFORMASI Disusun Oleh: Yuni Astuti Tri Tartiani P056133732.52E KATA

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar

Tantangan Manajemen. Teknologi. Informasi. Sistem. Informasi. Konsep-konsep Dasar KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak (Software Development) merupakan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN Tugas : Individu Ujian Tengah Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN

Lebih terperinci

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Mata Kuliah Dosen : Sistem Informasi Manajemen :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Disusun Oleh : Bagus Pahlevi P056121801.50 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS

BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS BAB 2 DASAR SISTEM INFORMASI BISNIS A. Konsep Dasar Sistem Informasi Bisnis 1. Teknologi Informasi Istilah TI (Teknologi Informasi) atau IT (Information Technology) yang populer saat perkembangan ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi merupakan proses megidentifikasi data keuangan, melakukan pencatatan, dan sebagai hasil akhirnya menghasilkan laporan keuangan. Akuntansi sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil Indonesia, pertumbuhan cabang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhimpunan Baitul Maal Wat Tamwil Indonesia, pertumbuhan cabang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Baitul Maal Wat Tamwil atau yang lebih dikenal dengan BMT merupakan salah satu lembaga keuangan syariah mikro yang menggunakan prinsip bagi hasil sesuai syariah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN Rin Rin Meilani Salim Jurusan Sistem Informasi STMIK Mikroskil rinrin.meilani@gmail.com Abstrak Pengelolaan data yang baik pada sebuah restoran sangat diperlukan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS KONSEP KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS Teknologi informasi, termasuk sistem informasi berbasis internet, memainkan peranan penting dalam bisnis. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis

Lebih terperinci

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X

SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 49 56 SISTEM LAYANAN PERBANKAN LEWAT TELEPON DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROSEDUR AUDIT PADA BANK X Oleh Fery Feriyanto Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan telah berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah. Kontribusi ini dapat dilihat melalui konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah. Kontribusi ini dapat dilihat melalui konsumen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, seperti website melalui internet atau teknologi lain yang terkait, telah mampu merubah cara serta arah proses

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis Defri Kurniawan Content: Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi Bisnis (-e-bisnis) Jenis Sistem Informasi Bisnis Konsep Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan sistem informasi pada suatu perusahaan dilakukan untuk mendukung strategi bisnis perusahaan, proses bisnis, struktur dan budaya perusahaan dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelanggan pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu utama dari bisnis pada

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diduga akan mengakibatkan perubahan bagi layanan jasa, perubahan layanan ini diduga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Analisis dan Penjelasannya 1.1 Tahapan dalam Sistem Tahapan proses dalam sistem mencakup langkah-langkah berikut : 1. Menentukan skor atas jawaban dari pengguna mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

Sistem Informasi Outsourcing

Sistem Informasi Outsourcing Sistem Informasi Outsourcing Disusun sebagai Tugas Akhir Triwulan I Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Disusun Oleh : TEDY SAPUTRA (P056132391.51) Program

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA TUGAS INDIVIDU SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr.Ir. ARIF IMAM SUROSO, MSc (CS) DI

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan 1. Apakah yang dimaksud dengan Aktivitas layanan sistem pembayaran dan keuangan melalui UPLK? Aktivitas layanan sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui agen yang selanjutnya disebut dengan UPLK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi penting dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi di masyarakat

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING

PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING PENILAIAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INSOURCING DAN OUTSOURCING TUGAS MAKALAH MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen Pengajar : Dr. Ir. Arif Imam Soeroso, M.Sc TYASTUTI RAHAYU NIM: P056131902.47E

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi. Dari BITS sampai Database

Konsep Sistem Informasi. Dari BITS sampai Database Konsep Sistem Informasi Dari BITS sampai Database Kebutuhan Sistem Informasi Semua organisasi membutuhkan aliran informasi yang membantu manajer untuk mengambil bermacam keputusan yang dibutuhkan. Aliran

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia seolah tanpa batas dan berdampak juga dengan kegiatan. yang dibutuhkannya dan pemasar juga memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia seolah tanpa batas dan berdampak juga dengan kegiatan. yang dibutuhkannya dan pemasar juga memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang ditandai dengan hadirnya internet membuat dunia seolah tanpa batas dan berdampak juga dengan kegiatan pemasaran. Konsumen saat ini dapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SUATU PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SUATU PERUSAHAAN Makalah FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI SUATU PERUSAHAAN Tugas Sistem Informasi Manajemen Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc Oleh:

Lebih terperinci

OUTSOURCING SISTEM INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

OUTSOURCING SISTEM INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA UJIAN AKHIR TRIWULAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN OUTSOURCING SISTEM INFORMASI DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA Dosen : Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc. Oleh : Gadis Khasanah Suhartono P056101131.45 MAGISTER

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya M enyatukan dan Memadukan Sumber Daya Keunggulan kompetitif BCA lebih dari keterpaduan kekuatan basis nasabah yang besar, jaringan layanan yang luas maupun keragaman jasa dan produk perbankannya. Disamping

Lebih terperinci

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN 3.1. Analisis dan Pemberian Bobot Nilai Metode yang digunakan dalam memberikan bobot nilai untuk IE versi kedua (Parker, 1996) diambil dari IE versi pertama (Parker, 1988).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi merupakan hal yang wajib. Peranan teknologi dalam. transaksi perbankan, sehingga meningkatkan retensi penggunaan jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan saat ini sangatlah pesat. Banyaknya pesaing menyebabkan perusahaan sulit untuk mempertahankan nasabah agar tetap loyal. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi informasi mulai dari otomatisasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan informasi dan teknologi yang pesat serta era globalisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem perekonomian, baik ekonomi makro maupun mikro. Di antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan 1. PT. Bank BRISyariah merupakan bank baru dalam industri perbankan. BRISyariah berhasil mencatat sebagai bank ketiga terbesar berdasarkan aset. Bank syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang Teknologi Informasi (TI) sangatlah berkembang dan menjadi peranan penting bagi seluruh lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan semua

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro

PENGEMBANGAN SISTEM DAN ANALIS SISTEM & STRATEGI PENGEMBANGANNYA. Oleh : Arvian Triantoro PENGEMBANGAN DAN ANALIS & STRATEGI PENGEMBANGANNYA Oleh : Arvian Triantoro Latar Belakang : Adanya perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis Perubahan teknologi Peningkatan proses bisnis Keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INSOURCING DAN OUTSOURCING. MOHAMAD CHANDRA P e

PERBEDAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INSOURCING DAN OUTSOURCING. MOHAMAD CHANDRA P e PERBEDAAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI INSOURCING DAN OUTSOURCING Tugas Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen (SIM) Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc MOHAMAD CHANDRA P056132862.49e PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman modern sekarang ini, teknologi informasi menjadi peranan penting dalam setiap kegiatan di dalam sebuah perusahaan. Saat ini banyak teknologi yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Restaurant adalah salah satu industri di dunia yang berkembang dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan fleksibilitas

Lebih terperinci

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada suatu era globalisasi dimana banyak orang mulai memanfaatkan media internet sebagai sarana untuk membangun website online.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menghasilkan inovasi-inovasi baru hampir diseluruh sektor perekonomian. Perkembangan sistem pembayaran merupakan

Lebih terperinci

Struktur SIM. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014

Struktur SIM. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Struktur SIM Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2014 Pendekatan Struktur SIM Unsur Pengoperasian Unsur Pengoperasian Komponen Fisik 1. Hardware

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana dunia semakin menyatu tidak bisa lagi kejadian di suatu negara tertutup

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing Pengembangan sistem informasi di suatu organisasi diperlukan dalam rangka mencapai keungulan kompetitifnya. Melihat persaingan yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, tujuan pelayanan perbankan salah satunya mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Pihak bank berusaha meningkatkan jasa pelayanan guna mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANCANGAN DATABASE PROSES PERANCANGAN DATABASE PENDAHULUAN Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini : Database Database software Aplikasi software Hardware komputer termasuk media

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bisnis utamanya adalah pembiayaan retail sepeda motor Honda baik baru maupun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Lembaga perkreditan FIF merupakan bagian dari kelompok Astra yang berdiri pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT. Mitrapusaka Artha Finance dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pemasaran dan edukasi pelayanan jasa perbankan berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pemasaran dan edukasi pelayanan jasa perbankan berawal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat kita dari dulu mempunyai kebiasaan melakukan tanda tangan dalam hal bertransaksi di perbankan. Sebagian besar produk dan proses pelayanan jasa perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) A. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN DALAM PERUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN DALAM PERUSAHAAN 4 Bentuk

Lebih terperinci

NARA SUMBER : aan/

NARA SUMBER :  aan/ NARA SUMBER : http://jodie.ngeblogs.com/2010/04/13/peranan-it-dalam-organisasi-perusah aan/ Saat ini penerapan teknologi informasi dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich Analisis dan Perancangan Sistem IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich Outline Tujuan Implementasi Sistem Pemrograman/Coding

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS

Lebih terperinci