BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA"

Transkripsi

1 BAB IV FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE PSAK NO. 111 DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PT. ALLIANZ SYARIAH CABANG BANDUNG Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai hasil penelitian di lapangan terkait faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi dari PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 yang dilakukan manajemen PT Allianz Syariah Cabang Bandung. Data yang disajikan merupakan data hasil wawancara dengan pihak PT Allianz Syariah yang kemudian dianalisa/ditinjau berdasarkan teori-teori yang telah disajikan pada bab sebelumnya Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung Pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dari PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 khusus untuk transaksi pada lembaga asuransi syariah, hal ini dilakukan dengan metode Konversi Paralel. Konversi Paralel yang dilakukan pihak manajemen PT Allianz Life untuk produk asuransi syariah di PT Allianz Syariah Cabang Bandung adalah suatu pendekatan dimana baik sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 dan PSAK No. 111 beroperasi secara serentak untuk période 2011 sampai

2 78 Pada pelaksanaan konversi sistem akuntansi ini, sistem akuntnasi berdasarkan PSAK 111 dan sistem akuntansi berdasarkan PSAK 59 sama-sama dijalankan. Setelah melalui awal 2015, sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 telah bisa diterima untuk menggantikan sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 kemudian sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 tersebut dihentikan (pada bulan Januari 2015). 57 Sistem paralel yang digunakan manajemen PT Allianz Life ini dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai fasilitator dan vendor sistem akuntansi baru yang ditunjuk manajemen PT Allianz Life. IAI menganggap bahwa sistem konversi paralel ini merupakan pendekatan yang paling aman dan memberikan derajat proteksi yang tinggi kepada PT Allianz Syariah Cabang Bandung dari kegagalan sistem baru. Anggaran dari pelaksnaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengeluarkan budget biaya yang cukup mahal, karena pemakai/operator sistem komputerisasi akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung harus menjalankan dua sistem sekaligus. Besarnya biaya ini, paling banyak dikeluarkan untuk penduplikasian fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut. Penggunaan sistem akuntansi syariah di PT Allianz Life Indonesia khusus produk Syariah Cabang Bandung dimulai sejak beroperasinya produk asuransi syariah di PT Allianz Life Indonesia sejak tahun Untuk kantor cabang Kota Bandung, kegiatan operasional dimulai pada tahun Selama periode 2011, PT Allianz Syariah mengalami perubahan sistem akuntansi asuransi syariah. Hal 57 Wawancara dengan Ibu Rina, Staff Back Office / Operational Support Officer PT Allianz Syariah Cabang Bandung pada tanggal 25 Juni 2015

3 79 ini terjadi seiring dengan update Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia juga perubahan fatwa DSN terkait pelaksanaan kegiatan asuransi yariah di lembaga asuransi syariah yang disesuaikan dengan PSAK No. 59 Tentang Akuntansi Syariah dan PSAK PSAK lainnya yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah khsusunya terkait penerapan sistem informasi akuntansi di lembaga asuransi syariah. Adapun beberapa unsur dari pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung yang akan dianalisa berdasarkan landasan teori di Bab II meliputi hal-hal sebagai berikut : 4. Proses perencanaan dan permodelan a. Analisa Kebutuhan Pelaksanaan analisa kebutuhan konversi sistem akuntansi dari PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dilakukan oleh analis dari Ikatan Akuntan Indonesia berdasarkan rekomendasi Dewan Pengawas Syariah. Analis sistem yang merupakan orang dari IAI di PT Allianz Syariah Cabang Bandung adalah seorang yang ahli yang bersertifikat IAI yang mampu menyajikan dan mentransformasi desain sistem informasi akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 kepada pemakai staff akunting di Operational Support Office PT Allianz Syarih Cabang Bandung. Pelaksanaan analisis konversi sistem dibagi menjadi empat tahap : 1) Analisis pendahuluan Dalam analisis pendahuluan sistem ini, analisis sistem dari IAI tersebut mengumpulkan informasi untuk memperoleh gambaran secara

4 80 menyeluruh mengenai PT Allianz Syariah. Dalam hal ini analis sistem membuat work sheet atau check sheet untuk mengumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam analisis pendahuluan tersebut. 2) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem Pelaksanaan analisis sistem direncanakan oleh analis sistem dari IAI dalam suatu dokumen tertulis yang disebut Usulan pelaksanaan analisis sistem. Hal ini digunakan untuk mempertemukan pikiran para staff akunting pada Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dengan analis sistem IAI mengenai pekerjaan pengembangan sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 yang akan dilaksanakan oleh analis sistem untuk memenuhi kebutuhan PT Allianz Syariah. b. Design Dalam tahap desain, analis sistem dari IAI memberikan tiga macam dokumen tertulis yang diserahkan kepada staff akunting pada Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dengan tembusan kepada PimCab, Direksi dan DPS. Tiga macam dokumen tersebut adalah sebagai berikut : 1) Usulan desain sistem secara garis besar 2) Laporan final desain sistem secara garis besar 3) Laporan final desain sistem secara rinci Berbagai dokumen tertulis terebut digunakan oleh analis sistem IAI untuk menyajikan dan menawarkan desain sistem bagi manajemen PT Allianz

5 81 Syariah Cabang Bandung. Tahapan desain sistem dibagi menjadi enam tahap : 1) Desain sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 secara garis besar 2) Penyusunan usulan desain sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 secara garis besar 3) Evaluasi sistem 4) Penyusunan laporan final desain sistem PSAK No. 111 secara garis besar. 5) Desain sistem PSAK No. 111 secara rinci 6) Penyusunan Laporan final desain sistem PSAK No. 111 secara rinci 5. Konstruksi a. Penyusunan Kode Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT Allianz Syariah, hal ini dilakukan oleh tim fasilitator dan vendor IT dari IAI. Setelah berhasil melakukan peng-kode-an sistem komputer untuk aplikasi akuntansi berdasarkan PSAK No. 111, pihak manajemen PT Allianz Syariah Cabang Bandung dapat meng-input ulang data dengan mengubah User serta Passwaord yang ada pada server dari sistem akuntansi tersebut. b. Pengujian Setelah sistem berjalan dan dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka pengujian sistem dilakukan seiiring dengan aktivitas operasional PT Allianz Syariah Cabang Bandung. Dengan menggunakan

6 82 sistem konversi paralel, maka server sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 tetap dijalankan sebagai back up data transaksi. 6. Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software) a. Developmental (error testing per modul oleh programmer) Pada tahapan ini, pihak tim fasilitator dan vendor IT dari IAI membuat Prototype User Interface dan langsung diaplikasikan bersama operator dari pihak PT Allianz Syariah. b. Alpha testing Tahapan ini merupakan tahapan testing sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 digabungkan dengan interface user yang dipegang oleh operator PT Allianz Syariah dan software tester yang dipegang oleh vendor dari IAI. c. Beta testing 58 Tahapan ini merupakan testing pengoperasian sistem akuntansi berdarakan PSAK No. 111 dengan transaksi dari kegiatan operasional langsung PT Allianz Syariah Cabang Bandung yang real dan data sebenarnya. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan konversi sistem akuntansi asuransi syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dilakukan melalui 3 tahapan yang meliputi proses perencanaan dan permodelan, Konstruksi, serta Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software) yang difasilitasi oleh tim fasilitator dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 58 Tahapan ini dilakukan pada periode (Sumber : Wawancara dengan Ibu Rina pada tanggal 25 Juni 2014)

7 Faktor-faktor Kendala Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung Pada sub-bab ini, penulis akan menjabarkan keterangan hasil penelitian berupa jawaban dari wawancara dengan Ibu Rina sebagai pihak akunting pada Opertional Support Officer di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengenai faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi. Adapun analisa faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi, hal ini disesuaikan dengan tahapan pelaksanaan konversi sistem akuntansi yang sudah dijalankan PT Allianz Syariah Cabang Bandung. Hal-hal yang dianalisa meliputi : 1. Proses perencanaan dan permodelan a. Analisa Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara, Ibu Rina memaparkan bahwa : pada tahapan ini tidak terjadi kendala yang berarti. Karena hal ini dilakukan oleh pihak analis dari Ikatan Akuntan Indonesia yang sudah bersertifikasi IAI. Analisa ini atas rekomendasi dari jajaran Direksi PT Allianz Life setelah berkoordinasi dengan pihak Dewan Pengawas Syariah. 1) Analisis pendahuluan Pada tahapan ini, Ibu Rina memparkan : Analisis pendahuluan yang dilakukan analis dari IAI dengan mewawancarai para staff pada Operasional Support Office tidak mengalami hambatan berarti karena staff operasional di Cabang Bandung hanya berjumlah 3 orang, sehingga proses ini bisa selesai dalam sehari. Kemudian karena tidak ada perbedaan yang sangat mencolok dari sistem PSAK 59 dengan

8 84 PSAK 111, sehingga hal ini menjadikan tahapan analisa dilakukan secara singkat. Menurut pemaran Ibu Rina, perbedaan yang mencolok antara PSAK No. 59 yang diimplikasikan pada PSAK No. 101 untuk asuransi syariah dengan PSAK No. 111 adalah dalam penyusunan Laba Rugi. Laporan laba rugi yang mengacu pada PSAK 101 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung diungkapkan secara detail dan terperinci mengenai beberapa komponen transaksi. Akan tetapi dalam PSAK No. 111, penyusunan laporan laba rugi pengungkapannya dilakukan berdasarkan komponen transkasi utama, sehingga lebih simple dan singkat dalam melakukan penginputan data dibanding sistem akuntansi berdasarkan PSAK ) Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem Pada tahapan ini Ibu Rina tidak menguraikan jawaban secara rinci karena tahapan ini ada pada ranah direksi dan pimcab. Penulis hanya menyalin kopian dokumen dari Pimcab melalui staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung. b. Design Dalam tahap desain, Ibu Rina selaku SPV Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengaku mengalami beberapa kesulitan. Menurut Ibu Rina, dalam tahapan design ada beberapa komponen akuntansi yang tidak biasa dan mengalami perubahan pada penempatan dari sistem pembukuan. Walaupun menurut pengakuan Ibu Rina, justru sistem yang PSAK No. 111 dianggap lebih simpel dan praktis dengan cukup mencantumkan beberapa komponen transkasi utama

9 85 sebagaimana yang telah diuraikan di atas, akan tetapi karena terbiasa dengan sistem PSAK 101 maka hal ini manjadikan proses adaptasi dari para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung sedikit terhambat. 2. Konstruksi a. Penyusunan Kode Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT Allianz Syariah diakui oleh Ibu Rina tidak mengalami kendala yang berarti dan mudah difahami oleh para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung. b. Pengujian Pada tahapan ini selama periode awal 2011, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung menurut penuturan Ibu Rina masih mengalami kendala dari adaptasi pengakuan laporan transaksi pada sistem baru berdasarkan PSAK No Dan para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dapat dikatakan terbiasa dan lancar menginput data, hal ini terjadi pada pertengahan tahun 2011 antara bulan Juli sampai Desember Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software) a. Developmental (error testing per modul oleh programmer) Pada tahapan ini, menurut pemaparan Ibu Rina, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengikuti arahan dari tim fasilitator IAI dengan baik dan berinterkasi serta komunikasi dilakukan secara lancar.

10 86 b. Alpha testing Pada tahapan ini, Ibu Rina menuturkan tidak mengalami hambatan yang berarti. Hanya saja para operator atau staff akunting pada Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung terkesan kerja dua kali dalam penginputan data, pertama input data pada komputer yang telah diprogram sesuai PSAK No. 111, kedua menginput back up data pada server komputer yang diprogram sesuai PSAK 101 yang lama. Namun secara umum, staff akunting di PT Allianz Syariah Cabang Bandung tidak mengalami hambatan yang benar-benar menghambat kegiatan operasional. Hal ini terjadi karena selain para tim fasilitator dari IAI memiliki kemapuan mengkomunikasikan transformasi konversi sistem dengan baik, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung juga antusias dalam menjalankan test sistem akuntansi PSAK No. 111 tersebut. c. Beta testing Pada tahapan ini, diakui oleh Ibu Rina, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung masih memiliki proses hambatan adaptasi pada awal tahun Akan tetapi para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mulai terbiasa dengan sistem yang baru setelah sistem berjalan secara paralel dengan PSAK No. 59 setelah kurang lebih 6 bulan berjalan. Selama masa konversi paralel tersebut, pihak manajemen PT Allianz Syariah tetap melakukan konsolidasi bersama pihak IAI terkait pelaksanaan sistem akuntansi berdasrkan PSAK No Selain itu, pihak manajemen PT

11 87 Allianz Syariah Cabang Bandung mengirimkan staff akunting kepada IAI untuk dilakukan up-grading dan pendampingan pengetahuan sistem akuntansi asuransi syariah yang berdasarkan PSAK No Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi asuransi syariah PSAK No. 59 ke PSAK No 111 di PT Allianz Syariah Cabang Bandung secara umum terdapat dua bagian. Pertama, kesiapan instalasi IT yang meliputi, perangkat komputer di PT Allianz Syariah Cabang Bandung, dan budget biaya dalam melakukan pemasangan sistem baru berdasarkan PSAK No Kedua, kesiapan SDM terutama pada staff akunting yang memerlukan proses adaptasi serta pendampingan dari tim fasilitator terkait pelaksanaan konversi sistem akuntansi tersebut Upaya Penanggulangan Faktor Kendala Pelaksanaan Konversi Sistem Akuntansi Asuransi Syariah PSAK No. 59 ke PSAK No. 111 pada PT. Allianz Syariah Cabang Bandung Pada sub-bab ini, penulis akan menganalisa keterangan hasil penelitian yang berupa jawaban dari wawancara dengan Ibu Rina sebagai pihak akunting pada Opertional Support Officer di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengenai faktor-faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi ditinjau berdasarkan teori yang telah dibahas pada BAB II. Perencanaan sistem akuntansi dalam suatu perusahaan seperti PT Allianz Syariah Cabang Bandung, hal ini dilakukan dengan mekanisme metode System Development Life Cycle (SDLC). Proses SDLC dirancang untuk memastikan end

12 88 state solusi memenuhi kebutuhan pengguna dalam mendukung tujuan bisnis strategis dan tujuan. Selain itu, SDLC juga menyediakan panduan lengkap untuk membantu Manajer Program dengan semua aspek pengembangan sistem IT, terlepas dari ukuran dan ruang lingkup sistem. SDLC berisi daftar komprehensif dari aturan dan peraturan yang mengatur sistem TI, dan merupakan salah satu cara untuk memastikan pengembang sistem mematuhi semua peraturan Pemerintah yang berlaku, karena konsekuensi dari tidak melakukannya tinggi dan luas. Berdasarkan uraian di atas, upaya penanggulangan faktor kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi di PT Allianz Syariah Cabang Bandung, hal ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Proses perencanaan dan permodelan Proses ini dilakukan oleh tim analis dari IAI yang telah bersertifikat IAI. Hal ini menjadikan proses perencanaan pengenalan model sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 di PT Allianz Syariah sudah baik karena dapat meminimalisir human error dalam perencanaan penerapan suatu sistem akuntansi. Sering kali sebuah perusahaan melakukan kesalahan dalam melakukan pengalihan dari suatu sistem lama ke sistem baru (konversi sistem) yang disebabkan pihak analis yang kurang kompeten di bidang akuntansi. Hal ini tentunya dapat berakibat fatal bagi organisasi, apalagi PT Allianz Syariah merupakan salah satu perusahaan asuransi syariah yang cukup memiliki nama besar di Indoensia. Kelancaran pada tahap ini, merupakan upaya manajemen PT Allianz Syariah melakukan langkah-langkah awal dengan tepat sebelum dilakukan konversi. Dalam melakukan pengalihan sistem akuntansi, pihak manajemen PT Allianz Syariah melakukan persiapan secara matang. Hal ini

13 89 telah sesuai dengan standarisasi persiapan pengalihan sistem akuntansi pada suatu perusahan, dimana pihak perusahaan perlu melakukan persiapan secara matang sebelum melakukan proses konversi. Persiapan-persiapan tersebut yaitu : a. Proses perencanaan dan permodelan, yang meliputi analisa kebutuhan dan design, dimana hal ini dilakukan manajemen PT allianz Syariah bersama pihak Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang memiliki landasan kebijakan operasional akuntansi berdasarkan aturan akuntansi yang berlaku di Indonesia serta sudah sesuai secara teori maupun teknik di lapangan. b. Konstruksi, meliputi penyusunan kode dan pengujian. Hal ini diserahkan pihak manajemen PT Allianz Syariah kepada pihak IAI yang memiliki fasilitator dan vendor resmi serta teruji terkait penerapan sistem standar akuntansi di Indoensia. c. Pemrograman dan pengetesan perangkat lunak (software) yang dilakukan dengan sistem paralel, hal ini memungkinkan untuk dilakukan oleh manajemen PT Allianz Syariah. Sistem konversi dengan metode paralel ini sangat cocok bagi PT Allianz Syariah, mengingat kegiatan operasional PT Allianz Syariah Cabang Bandung telah lama berjalan sejak tahun Analisa Kebutuhan Tahapan analisa kebutuhan yang tidak mengalami kendala berarti sebagaimana pengakuan dari pihak PT Allianz Syariah, hal ini mengindikasikan tahapan awal konversi sistem akuntansi yang berhasil dilakukan pihak manajemen PT Allianz Syariah.

14 90 a. Analisis pendahuluan Pada tahapan analisis pendahuluan yang dilakukan secara singkat, hal ini mengindikasikan bahawa SDM akunting yang ada pada manajemen PT Allianz Syariah Cabang Bandung telah memiliki kualifikasi sebagai akunting dengan baik. Kualifikasi SDM pada bagian akunting merupakan suatu hal yang sangat penting, karena hal ini menentukan jalan tidaknya operasi sistem akuntansi pada suatu perusahaan. Fenomena adanya perubahan dari sistem lama ke sistem akuntansi baru biasanya akan terjadi keadaan dimana karyawan menghadapi masa transisi yaitu keharusan menjalani adaptasi yang dapat berupa adaptasi teknikal (skill, kompetensi, proses kerja), kultural (perilaku, mind set, komitment) dan politikal (munculnya isu efisiensi karyawan/phk, sponsorship/dukungan top management). Dengan adanya ketiga hal ini maka terjadi saling tuding di dalam organisasi, dimana manajemen puncak menyalahkan bawahan yang bertanggung jawab, konsultan, vendor bahkan terkadang peranti TI itu sendiri. Dengan demikian, baiknya kualifikasi SDM akunting di PT Allianz Syariah, hal ini dapat menghindari fenomena negatif yang dapat menganggu aktivitas kegiatan usaha perusahaan. b. Penyusunan usulan pelaksanaan analisis sistem Pada tahapan ini ada pada ranah direksi dan pimcab. Dari sisi kajian teori akademik, hal ini sesuai dengan manajemen perusahaan asuransi yang menghendaki adanya perencanaan dan penyususnan sistem yang harus dilakukan oleh pihak yang memiliki wewenang khusus.

15 91 3. Design Dalam tahap desain, adanya beberapa kesulitan yang dialamai para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah karena terdapat beberapa sistem pengakuan akuntansi secara akrual yang berbeda antara sistem PSAK No. 101 dengan PSAK No Berdasarkan PSAK No. 111, dimana harus ada pemisahan pencatatan antara rekening dana pihak peserta dan pengelola, maka hal tersebut berimplikasi pada penghitungan Solvabilitas Minimum PT Allianz Syariah dari sebelumnya, yaitu pada sistem PSAK 101 dari tidak adanya pemisahan antara rekening dana pengelola dan peserta dalam penghitungannya, berubah menjadi berbasiskan dana tabarru /peserta dalam penghitungannya.. 4. Konstruksi a. Penyusunan Kode Tahapan penyusunan kode sistem akuntansi berbasis komputer di PT Allianz Syariah dengan tidak mengalami kendala yang berarti dan mudah difahami oleh para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung, hal ini mengindikasikan kualifikasi SDM yang dimiliki PT Allianz Syariah Cabang Bandung tergolong cukup baik. Keunggulan SDM yang dimiliki PT Allianz Syariah adalah suatu hal khusus yang dapat memberi kekuatan dalam menghadapi pesaing di dunia bisnis asuransi. b. Pengujian Pada tahapan ini selama periode awal 2011, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung masih mengalami kendala dari adaptasi pengakuan laporan transaksi pada sistem baru

16 92 berdasarkan PSAK No Dan para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung dapat dikatakan terbiasa dan lancar menginput data, hal ini terjadi pada pertengahan tahun 2011 antara bulan Juli sampai Desember Dalam menyikapi hal ini, sebaiknya pihak manajemen PT Allinaz Syariah memberikan kesempatan bagi para staff Operational Support Office untuk meng-upgrade pengetahuan mereka mengenai PSAK No Sosialisasi sistem informasi akuntansi yang baru atau dengan melakukan up-grading SDM akunting di PT Allianz Syariah sangat penting dilakukan. Up-grading tersebut dilakukan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan pemakai informasi, pelatihan dan koordinasi teknisi yang akan menjalankan sistem, pengujian sistem, dan pengubahan yang dilakukan untuk membuat sistem informasi yang dirancang menjadi dapat dilaksanakan secara operasional. Hal ini akan meminimalisir berbagai kesalahan dan hambatan pada pelaksanaan konversi sistem akuntansi di lembaga asuransi syariah. 5. Pemrograman dan Pengetesan Perangkat Lunak (software) a. Developmental (error testing per modul oleh programmer) Pada tahapan ini para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mengikuti arahan dari tim fasilitaor IAI dengan baik dan berinteraksi serta komunikasi dilakukan secara lancar. Dengan demikian, secara umum penerapan sistem akuntansi berbasis komputer di PT Allianz Syariah tergolong sudah cukup baik. Sistem informasi akuntansi dalam sebuah perusahaan asuransi yang sudah didukung oleh teknologi informasi (SIA berbasis komputer) merupakan bagian dari

17 93 sistem yang ada, hal ini dapat memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen di PT Allianz Syariah, mulai dari manajemen tingkat atas (Top Level Management) seperti direktur dan Eksekutif, manajemen menengah (Midle Level Management) seperti kepala cabang, divisi serta manajemen tingkat bawah (Lower Level management) seperti mandor, supervisor. b. Alpha testing Pada tahapan ini secara umum manajemen PT Allianz Syariah tidak mengalami hambatan yang berarti. Hal ini disebabkan karena selain para tim fasilitator dari IAI memiliki kemapuan transformasi sistem dengan baik, para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung juga antusias dalam menjalankan test sistem akuntansi PSAK No. 111 tersebut. c. Beta testing Pada tahapan ini para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung masih memiliki proses hambatan adaptasi pada awal tahun Akan tetapi para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung mulai terbiasa dengan sistem yang baru setelah sistem berjalan secara paralel dengan PSAK No. 59 setelah kurang lebih 6 bulan berjalan. Dengan adanya sistem konversi dengan metode paralel yang dilakukan manajemen PT Allianz Syariah, hal ini terbukti efektif dalam menghindari serta meminimalisir kesalahan selama proses konversi sistem berlangsung. Konversi yang dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem PSAK 59 atau PSAK 101 dengan sistem PSAK 111 melalui metode paralel, hal ini dapat menghindarkan

18 94 resiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah untuk beradaptasi terhadap perubahan. Dengan pendekatan seperti ini, akhirnya semua sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 59 dan PSAK No. 101 akan tergantikan oleh sistem akuntansi berdasrkan PSAK No Kelebihan dari sistem konversi paralel yang diterapkan manajemen PT Allianz Syariah ini yaitu, kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu bisa diminimalisasi, dan sumber-sumber pemrosesan data dapat diperoleh sedikit demi sedikit selama periode waktu yang luas. Sistem konversi ini dianggap oleh pihak manajemen PT Allianz Syariah lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Paralel ini, sistem akuntansi berdasarkan PSAK No. 111 diimplementasikan beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit mengganti sistem PSAK No Metode ini juga menghindarkan dari resiko yang ditimbulkan oleh konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada para staff Operational Support Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung untuk mengasimilasi perubahan. Hal ini meskipun benyak manfaatnya, namun diperlukan biaya khusus untuk mengembangkan interface temporer dengan sistem PSAK No Selain itu daya terapnya terbatas dan kemungkinan bisa terjadi kemunduran semangat, dikarenakan orang-orang tidak pernah merasa menyelesaikan sistem. Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh manajemen PT Allianz Syariah Cabang Bandung dalam mengatasi kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi, hal ini dilakukan

19 95 dengan cara berkoordinasi bersama pihak Ikatan Akuntan Indonesia sebagai konsultan sekaligus fasilitator. Selain itu, upaya lain dalam mengatasi kendala pelaksanaan konversi sistem akuntansi PSAK No. 59 kepada PSAK No. 111 manajemen PT Allianz Syariah melakukan up-grading bagi para staff akuntingnya terutama pada Operational Suppor Office di PT Allianz Syariah Cabang Bandung.

KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc

KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc KONVERSI SISTEM INFORMASI Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P056133652.52E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANAINSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI

PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI Tugas : Individu Ujian Akhir Triwulan / E52 Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Prof.Dr. Ir. Imam Suroso, Msc(CS) Batas : 17 Januari 2015 PENERAPAN KONVERSI PENGALIHAN SISTEM INFORMASI Oleh:

Lebih terperinci

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN

PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Tugas Mata Kuliah Triwulan Kelas Nama Dosen : Sistem Informasi dan Manajemen (individu) : I (satu) : E52 : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc PROSES KONVERSI SISTEM INFORMASI PADA PERUSAHAAN Disusun oleh :

Lebih terperinci

gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa

gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa Kesalahan-Kesalahan Yang Mungkin Terjadi Saat Pengalihan Atau Konversi Suatu Sistem Lama Ke Sistem Baru Dan Cara-Cara Pengkonversian Sistem Dengan Berbagai Asumsi Agar Tidak Terjadi Kesalahan a. Kesalahan-Kesalahan

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KENDALA PELAKSANAAN KONVERSI SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO. 59 KE SISTEM AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH PSAK NO.

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15 Sistematika Dokumentasi Cara dokumentasi saat proses pembuatan dan implementasi Di susun oleh: NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke sistem yang baru. Jelaskan mengapa fenomena ini terjadi!

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI Tugas : Take Home Ujian Akhir Triwulan (Individu) Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr. Arief Imam Suroso, MSc (CS) Batas Penyerahan : 17 Januari 2015 KONVERSI SISTEM INFORMASI Disusun oleh

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan

Lebih terperinci

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Pengembangan perangkat lunak (Software Development) merupakan

Lebih terperinci

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E

Proses Konversi Sistem Informasi. Arif Harmano P E Proses Konversi Sistem Informasi (Tugas Individu Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen) Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS). Disusun Oleh: Arif Harmano P056133412.52E 2015 Pengertian System Life

Lebih terperinci

PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN. DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM

PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN. DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM PENGENDALIAN SISTEM KOMPUTERISASI PERSPEKTIF MANAJEMEN DOSEN : Ir. I. Joko Dewanto & H. Febriana Hendiono, SE, MM Pengendalian Perspektif Manajemen Adalah sistem pengendalian intern komputer yang berlaku

Lebih terperinci

PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.54)

PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN ROBI PRIYADI (NRP P E / MB-IPB ANGKATAN E.54) PENERAPAN KONVERSI SISTEM INFORMASI DI PERUSAHAAN PERBANKAN Oleh : ROBI PRIYADI (NRP P056134072.54E / MB-IPB ANGKATAN E.54) Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah: SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PMB 561 (Dosen

Lebih terperinci

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)

SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi

Lebih terperinci

Implementasi dan Maintenance Sistem. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016

Implementasi dan Maintenance Sistem. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016 Implementasi dan Maintenance Sistem Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016 Tujuan Pembelajaran Mengimplementasi Sistem dan Memelihara

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE) Di Susun Oleh : Linda Liana 41813120100 Dosen Pengampu : Wahyu Hari Haji M.Kom FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, kemajuan teknologi semakin meningkat dan dengan adanya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, menimbulkan banyaknya perubahan di segala bidang. Salah

Lebih terperinci

Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH

Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH Konversi Sistem Lama Ke Sistem Baru Oleh : SITI JAMILLAH Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada perusahaan ketika akan melakukan konversi dari sistem yang lama dan sistem yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen)

IMPLEMENTASI. Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama. Prinsip Portability & Reusable (Kemudahan & Penggunaan Ulang Komponen) IMPLEMENTASI Makna & Tujuan Implementasi Perencanaan Implementasi Hal Penting Dalam Implementasi Persiapan Dokumentasi Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama Evaluasi Sistem Baru Lingkungan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung. penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain:

LANDASAN TEORI. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung. penyusunan laporan kerja praktik ini yang antara lain: LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi sekarang ini sangat pesat, hampir semua kegiatan menggunakan sistem informasi sebagai penunjang kegiatannya, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada era sekarang ini sangatlah pesat khususnya di bidang teknologi informasi. Keberadaan komputer saat ini merupakan

Lebih terperinci

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI

Pertemuan 12 IMPLEMENTASI Pertemuan 12 IMPLEMENTASI POKOK BAHASAN Makna & Tujuan Implementasi Perencanaan Implementasi Hal Penting Dalam Implementasi Persiapan Dokumentasi Pemasangan Atau Konversi Sistem Baru Ke Sistem Lama Evaluasi

Lebih terperinci

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM Konsep siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang menjadi matang dan akhirnya mati. Pola ini juga berlaku untuk berbasis komputer seperti

Lebih terperinci

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi

Implementasi Sistem. Cahya Putra, M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Sistem Informasi Implementasi Sistem Modul ke: 14 Bima Fakultas Ilmu Komputer Adalah formulasi rinci dan representasi grafik mengenai cara pencapaian implementasi sistem yang akan dilaksanakan (Tergantung pada Kompleksitas

Lebih terperinci

Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan. Erichson M.H Silitonga P E

Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan. Erichson M.H Silitonga P E Manfaat Konversi Sistem di lakukan dalam Perusahaan Erichson M.H Silitonga P056133472.52E E52 MB-IPB 2014 Tugas Mata Kuliah : Sistem Informasi Managemen Triwulan : I (satu) Kelas : E52 Nama Dosen : Dr

Lebih terperinci

SDLC dan SWLDC. dikutib wiki..

SDLC dan SWLDC. dikutib wiki.. SDLC dan SWLDC SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan

Lebih terperinci

Analisa Sistem Dan Desain

Analisa Sistem Dan Desain Modul 13. Analisa Sistem Dan Desain System Life Style Adalah proses terorganisasi dari pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem. Siklus ini membantu dalam menetapkan rencana proyek pengembangan sistem,

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( )

AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM. Haryanti Susanto ( ) AKTIVITAS PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM Haryanti Susanto (12210034) Bella Dona (122100 ) Tujuan Pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Mampu mengidentifikasi berbagai tahap dalam SDLC. Memahami

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 39 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia adalah sub dari Allianz Group, pemimpin penyedia asuransi dan servis keuangan di dunia. Berdiri pada tahun

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEME NTASI. Lukman Hakim SISTEM

TESTING DAN IMPLEME NTASI. Lukman Hakim SISTEM TESTING DAN IMPLEME NTASI Lukman Hakim SISTEM Review Materi 1 Testing Sudut Pandang testing POSISI TESTING PADA SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM (SDLC) Disebut juga System

Lebih terperinci

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Pendahuluan Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal : teknis (hardware, software) perilaku (interaksi manusia-mesin),

Lebih terperinci

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14 SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE Materi ke-2 Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14 PENGEMBANGAN SISTEM METODE PENGEMBANGAN SISTEM Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia Metode yang paling

Lebih terperinci

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User )

BUSINESS CASE. Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) BUSINESS CASE Pembuatan Sistem Informasi SAU2 ( Simple Aplikasi Untuk User ) 1.0.LATAR BELAKANG PT. ABC merupakan perusahaan produsen susu terkenal di Indonesia. Selain memiliki perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini digunakan landasan teori yang membahas tentang teori yang dijadikan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan. 2.1 Definisi Aplikasi Definisi

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Review Tugas Perusahaan barang tembikar Colonial memproduksi 2 produk setiap hari, yaitu : mangkok cangkir Perusahaan mempunyai 2 sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memproduksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian Dayani (2013 : 116) Baitul Maal Wat Tamwil AS-SALAM (BMT AS-SALAM) adalah suatu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan Menurut Stair (2010:5), data adalah fakta atau kenyataan, contoh: nomor karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dokumen dan barang-barang yang berguna untuk melayani kebutuhan segenap masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Login Pada tampilan login ini sebagai halaman untuk masuk ke dalam sistem informasi akuntansi pada asuransi prudential dapat dilihat pada gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis dan Perancangan Sistem Analisis dan Perancangan Sistem Analis dan Analisis Sistem Tugas dan Tanggung Jawab Analis Sistem Perbedaan Tanggung Jawab Analis dan Programer Analis Sistem Sebagai Pemecah Masalah Kedudukan Analis Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisa yang dijabarkan pada bab-bab sebelumnya didapatkan tiga kesimpulan utama, yaitu perubahan model manajemen proyek, perencanaan strategi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI TRADISIONAL KE BASIS KOMPUTER

TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI TRADISIONAL KE BASIS KOMPUTER BAB 5 TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI TRADISIONAL KE BASIS KOMPUTER 1 Bab ini menjelaskan tentang : Memahami Komputerisasi Memahami Tipe Perubahan Tahapan proses Transformasi 2 Sebuah proses komputerisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebijakan baru pemerintah Indonesia, tentang teknologi komunikasi akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebijakan baru pemerintah Indonesia, tentang teknologi komunikasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat, membuat semakin banyaknya inovasi yang muncul di bidang informasi. Inovasi yang baru disertai dengan kebijakan

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM Definisi Merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Merupakan realisasi sistem yang berdasarkan pada desain yang telah dibuat.

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

Tujuan Umum Pengembangan Sistem

Tujuan Umum Pengembangan Sistem Tujuan Umum Pengembangan Sistem 1. Perlunya Pengembangan Sistem Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk menggantikan sistem lama secara keseluruan atau memperbiki sistem yang

Lebih terperinci

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman)

Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Mata Kuliah Dosen : Sistem Informasi Manajemen :Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc (CS) Developing Business/IT Solution (Tugas Individu-Rangkuman) Disusun Oleh : Bagus Pahlevi P056121801.50 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN SIKLUS HIDUP SISTEM. Tahap-tahap Siklus Hidup. Pengelolaan Siklus Hidup

PENDAHULUAN SIKLUS HIDUP SISTEM. Tahap-tahap Siklus Hidup. Pengelolaan Siklus Hidup DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 2 SIKLUS HIDUP SISTEM... 2 Tahap-tahap Siklus Hidup... 2 Pengelolaan Siklus Hidup... 2 Tanggung Jawab Eksekutif... 3 Komite Pengarah SIM... 3 Kepemimpinan Proyek... 4 TAHAP PERENCANAAN...

Lebih terperinci

Brainware. SDM Sistem Informasi dan Organisasi

Brainware. SDM Sistem Informasi dan Organisasi Brainware SDM, Sistem Informasi dan Organisasi Pemilik Suatu Sistem Informasi Kelompok Eksekutif dan Staff Fungsi Yang Berorientasi Kepada Pemakai Pengendalian Intern dan Efisiensi SDM Sistem Informasi

Lebih terperinci

Latihan Soal PSIM. 1. Pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh user disebut : a. EUC d. DSS b. EDPS e. ES c.

Latihan Soal PSIM. 1. Pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh user disebut : a. EUC d. DSS b. EDPS e. ES c. 1. Pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh user disebut : a. EUC d. DSS b. EDPS e. ES c. CBIS 2. Orang yang bertugas untuk membuat menggunakan bahasa pemrograman disebut : program

Lebih terperinci

KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak

KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak KONSEP & TEKNIK PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK Tugas ke 12 Rekayasa Perangkat Lunak Dibuat oleh : Dekha Sundhawati (41813120217) Dosen Pengampu : Wachyu Hari Haji, S.Kom,MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah kontrol

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. bidang broker properti semenjak beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam

BAB 4 PEMBAHASAN. bidang broker properti semenjak beroperasi lebih dari 15 tahun. Dalam BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Sistem Informasi PT ERA Griya Selaras merupakan Member Broker dari ERA Graharealty (ERA Indonesia) yang telah menunjukkan kemajuan yang cukup pesat dalam bidang broker properti

Lebih terperinci

System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) System Development Life Cycle (SDLC) SI-215 Analisa & Desain Sistem Informasi I Rosa Ariani Sukamto Permasalahan Perangkat Lunak Software used, but criticized or dropped 19% Software delivered and used

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan informasi yang akurat, handal serta up to date, dealer selaku wakil BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, kebutuhan akan alat transportasi sangatlah meningkat. Sehingga produsen motor harus berupaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang didukung oleh teknolog informasi. (HM.Jogiyanto,Dr,MBA,Akt.1999). Meskipun secara teori dukungan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang didukung oleh teknolog informasi. (HM.Jogiyanto,Dr,MBA,Akt.1999). Meskipun secara teori dukungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang TB. Wargi Putra merupakan perusahaan dagang yang bergerak dibidang bahan material bangunan. Perusahaan ini menerima pesanan untuk material-material bangunan, seperti

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

KONVERSI SISTEM INFORMASI

KONVERSI SISTEM INFORMASI KONVERSI SISTEM INFORMASI Oleh : R. Muh. Angga Bagus P. NRP P056134042.54E Memenuhi Tugas Mata Sistem Informasi Manajemen Dosen Pengampu : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc. (CS) Penyerahan Tugas : 05 Januari

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN Rin Rin Meilani Salim Jurusan Sistem Informasi STMIK Mikroskil rinrin.meilani@gmail.com Abstrak Pengelolaan data yang baik pada sebuah restoran sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Pos Properti Indonesia merupakan anak perusahaan dari PT. Pos Indonesia yang bergerak dalam bidang pengelolaan aset-aset milik perusahaan, seperti penyewaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STMIK PRINGSEWU LAMPUNG

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STMIK PRINGSEWU LAMPUNG ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STMIK PRINGSEWU LAMPUNG Suyono Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pringsewu Lampung Jl. Wismarini

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA FUNGSI PENGOLAHAN DATA Struktur suatu organisasi adalah pengelompokan logis fungsi-fungsi dan orangorang yang terlibat didalamnya. Sebelum suatu aktivitas dijalankan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, khususnya di Indonesia perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer di era globalisasi semakin pesat, sesuai kebutuhan seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA

BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA BAB IV EVALUASI DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS ASURANSI KENDARAN PADA PT ASURANSI EKA LLOYD JAYA IV.1. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bangun Sistem Pemesanan Makanan Berbasis J2ME Pujasera Online yang

BAB II LANDASAN TEORI. Bangun Sistem Pemesanan Makanan Berbasis J2ME Pujasera Online yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi berjudul Rancang Bangun Sistem Pemesanan Makanan Berbasis J2ME Pujasera Online yang disusun oleh Nuswanoto

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT Studi Kasus Pada PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA UNIT JATENG AI1 : Identify Automated Solutions 1. Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan penyajian informasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan penyajian informasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan penyajian informasi yang lebih cepat dan akurat, maka pengembangan sistem pun perlu dilakukan. Hal ini sangat wajar terjadi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba (keuntungan). Berbagai strategi dan teknik telah banyak digunakan dalam upaya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi. dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hampir semua perusahaan menyadari besarnya peranan teknologi dalam menunjang bisnis yang dijalani. Berbagai macam proyek teknologi informasi mulai dari otomatisasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

Siklus Hidup Sistem. Chapter 2. Siklus Hidup Sistem --- Ika Menarianti, M.Kom 08/03/2014

Siklus Hidup Sistem. Chapter 2. Siklus Hidup Sistem --- Ika Menarianti, M.Kom 08/03/2014 Siklus Hidup Sistem Chapter 2 1 Definisi Adalah satu set aktivitas, metode, praktek terbaik, yang siap dikirimkan, dan peralatan terotomatisasi yang digunakan stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kendall (2003), sistem merupakan serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semua perusahaan memiliki pola kegiatan dan jenis usaha yang berbedabeda tetapi pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba yang

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi Tujuan : 1. Memahami metodologi pengembangan sistem (System Development) yang sesuai untuk sebuah proyek. 2. Memahami tugas-tugas yang perlu dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era informasi yang telah mengelilingi kehidupan kita, semakin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era informasi yang telah mengelilingi kehidupan kita, semakin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era informasi yang telah mengelilingi kehidupan kita, semakin meningkatkan persaingan dalam berbagai aspek. Sehingga diharapkan setiap individu memiliki kompetensi

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yayasan Kanker Indonesia (YKI) adalah organisasi nirlaba yang memiliki jaringan kerja di seluruh provinsi di Indonesia. YKI memiliki peranan penting dalam memfasilitasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System Development) Pengembangan sistem didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( SIKLUS HIDUP PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan

IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Setia Wirawan IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Setia Wirawan SDLC Perencanaan Analisis Rancangan Umum Evaluasi dan Seleksi Rancangan Terinci Pengembangan Perangkat Lunak & Implementasi Pengemb. PL Peranc. PL Pengcodean

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1 KATA PENGANTAR Alhamdulillah kami panjatkan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Makalah ini dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi informasi telah menjadi salah satu bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi

Lebih terperinci