EVALUASI KOMPONEN JALAN REL BERDASARKAN PASSING TONNAGE DAN ANALISIS KEBUTUHAN PEMELIHARAAN TAHUNAN JALAN REL DENGAN ANALISA JO TAHUN 2011
|
|
- Yenny Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI KOMPONEN JALAN REL BERDASARKAN PASSING TONNAGE DAN ANALISIS KEBUTUHAN PEMELIHARAAN TAHUNAN JALAN REL DENGAN ANALISA JO TAHUN 2011 (STUDI KASUS : JALAN REL LINTAS MEDAN TEBING TINGGI) Herbet Panjaitan ¹,Irwan Suranta Sembiring² ¹ Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (pandu_panjaitan@yahoo.co.id) ²Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (irwan.sembiring@usu.ac.id) ABSTRAK Jalan rel yang menghubungkan Medan Tebing Tinggi merupakan lintasan jalan rel sepanjang 80,542 kilometer yang dilewati 40 kereta api setiap harinya, sehingga akan menurunkan kualitas pelayanan komponen jalan rel kereta api. Evaluasi komponen rel terpasang pada jalan rel kereta api dilakukan dengan menghitung daya angkut lintas jalan rel untuk satu tahun, kemudian membandingkan komponen jalan rel terpasang berdasarkan standar perencanaan jalan rel sesuai dengan klasifikasi kelas jalan rel. Sedangkan analisis kebutuhan pemeliharaan jalan rel dilakukan berdasarkan data opname atau data pemeriksaan dan pengawasan aset oleh PT Kereta Api Divre I Sumatera Utara guna mengetahui total keseluruhan data pengawasan untuk lintas Medan-Tebing Tinggi. Analisis yang digunakan adalah analisis JO (jam-orang) tahun 2011 yang merupakan analisis pemeliharaan jalan rel yang digunakan oleh PT Kereta Api. Hasil dari penelitian ini menunjukan jalan rel termasuk dalam kelas III dengan daya angkut lintas 7,144 juta ton/tahun, kebutuhan pemeliharaan mengembalikan fungsi dengan mengganti rel R.33 sepanjang kilometer bantalan kayu untuk panjang lintas kilometer atau sekitar batang. Alasannya komponen ini dianggap kurang memenuhi standar operasional pelayanan jalan rel berdasarkan daya angkut lintas jalan rel. Kebutuhan pemeliharaan jalan rel berdasarkan anlalisa JO (jam-orang) sebesar JO. Biaya pemeliharaan sebesar Rp ,00 apabila pekerja berasal dari pihak PT Kereta Api dan Rp ,00 apabila tenaga pemeliharaan berasal dari pihak penyedia jasa (Outsourcing). Kata Kunci: Pemeliharaan rel, Passing Tonnage, Metode Opname, Analisa JO ABSTRACT The Railroad tract which connects Medan and TebingTinggi is a railroad tract which stretches along 80,542 kilometers; it is made use of 40 trains each day so that it will eventually decrease its service components. The evaluation of rail components on the railroad tract was done by counting its haulage per year and compared the installed railroad tract components, based on railroad track planning standard which was in line with railroad tract classification. The analysis of the need for rail maintenance was based on photographic picture data or inspection data and asset control by PT KeretaApiDivre I Sumatera Utara in order to find out the overall surveillance data in Medan-TebingTinggi railroad tract. JO (hour-passenger) analysis of 2012 which was the rail maintenance by PT KeretaApi was used. The result of the research showed that the railroad tract was included in Class III, with the capacity of 7,144 million tons per year. The need for maintenance for restoring the function was done by replacing rails R.33along kilometers of wood bearing for 7,669 kilometers or about 12,783 bars. The reason why this component was considered not meeting the operational standard of railroad tract service was based on the haulage of the rails. The need for the rail maintenance, based on JO analysis, was 124,159 JOs. The cost of maintenance was Rp.1,287,706, when the workers came from PT KeretaApi, and Rp. 1,314,714, when they came from the service providers (outsourcing). Keywords: Rail Maintenance, Passing Tonnage, a method of opname, JO Analysis
2 1. PENDAHULUAN Jalan rel yang menghubungkan Medan dan Tebing Tinggi merupakan jalan rel sepanjang kilometer. Jalan rel ini setiap hari dilewati 40 kereta api baik kereta api penumpang ataupun kereta api barang yang memiliki beban lintas yang bervariasi, sehingga diperlukan pemeliharaan rutin untuk menjaga kualitas pelayanan jalan rel kereta api. Dalam penelitian ini membahas mengenai pemeliharaan jalan rel dengan menggunakan data beban lintas jalan rel untuk analisis kebutuhan pemeliharaan untuk mengembalikan fungsi dan data pengawasan aset (data opname) untuk pemeliharaan ruitn. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pemeliharaan jalan rel merupakan kegiatan pengawasan, pemeriksaan dan perbaikan yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia untuk mempertahankan, memulihkan dan meningkatkan kualitas pelayanan struktur jalan rel agar tetap dapat beroperasi. Pemeliharaan yang dilakukan oleh PT Kereta Api terbagi atas dua kategori utama, yaitu pemeliharaan berkala dan perbaikan untuk mengembalikan fungsi. Pemeliharaan berkala adalah tindakan pencegahan (Preventif) yang terdiri dari pemeliharaan harian, bulanan dan tahunan. Pemeliharaan untuk mengembalikan fungsi dilakukan apabila komponen pada lintas jalan rel dianggap tidak lagi memenuhi atau dapat mengganggu operasional kreta api sehingga diperlukan penggantian ataupun penambahan komponen guna penyesuaian kebutuhan lintas operasi (Peaturan Menteri Perhubungan No.32 Tahun 2011). Pemeliharaan untuk mengembalikan fungsi dilakukan dengan menganalisis tegangan yang terjadi pada komponen jalan rel dibandingkan dengan daya angkut jalan rel kereta api. Daya angkut lintas jalan rel dapat dinyatakan dengan persamaan : Beban Lintas (Pd) = (T1) + (Tb)...(2.1) dimana ; Pd = Beban Lintas Harian Kereta Api (ton) Tb = Tonase barang dan gerbong harian (ton) Tp = Tonase penumpang dan kereta harian (ton) Untuk menghitung daya angkut lintas, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggunakan persamaan : T = 360 x S x TE...(2.2) TE = Tp + (Kb x Tb) +( K1 x T1)...(2.3) dimana ; TE = Kapasitas angkut lintas (ton/tahun), TE = Tonase ekivalen (ton/hari), Tp = Tonase penumpang dan kereta harian, Tb = Tonase barang dan gerbong harian, T1 = Tonase Lokomotif harian, S = Koefisien yang besarnya bergantung pada kualitas lintas, yaitu : S = 1,1 untuk lintas dengan kereta penumpang dengan kecepatan maksimum 120 km/jam S = 1,0 untuk lintas tanpa kereta penumpang Kb = Koefisien yang besarnya bergantung pada beban gandar, yaitu : Kb = 1,5 untuk beban gandar < 18 ton Kb = 1,3 untuk beban gandar > 18 ton K1 = Koefisien yang besarnya ditentukan sebesar 1,4 Analisis tegangan pada komponen struktur jalan rel, rel dianggap sebagai suatu balok tidak berhingga panjangnya, pemebebanan yang terjadi dianggap terpusat dengan modulus elastisitas jalan rel (track stiffness = k). Persamaannya adalah : Pd = P 1 + 0, (2.4), Vr = 1.25 Vmaks...(2.5) λ =...(2.6)
3 M = 0 : jika (cos λx sinλx) = 0 x = =...(2.7) M = maks : jika (cos λx sinλx) = 1 Mmaks = =....(2.8) Dimana ; k = modulus kekakuan track (180 kg/cm²) Pd = beban dinamis roda P = Beban roda statis Vr = kecepatan rencana (Km/jam) λ = dumping factor E = modulus elastisitas rel =2,1 x 10 Sedangkan analisa pada bantalan rel dilakukan untuk mengetahui ketahanan bantalan rel baik bantalan kayu ataupun bantalan beton yang menerima beban yang melintasinya. Tegangan yang terjadi pada bantalan adalah : o Analisa tegangan pada bantalan kayu o M = [2cosh²λa (cos2λc + coshλl) 2cos²λa (cosh2λc + cosλl) sinh2λa (sin2λc + sinhλl) sin2λa (sinh2λc + sinλl) M = - {sinhλc [sinλc + sinλ(l-c)] + sinλc [sinhλc + sinh λ(l-c)] + coshλc Cosλ (L-c) cosλc cosh λ (L-c)...(2.9) Analisa tegangan pada bantalan beton M+= [2 cosh²λa(cos2λc+cosλl)-2cos²λa(cosh2λc + cosλl) sinh2λa (sin2λc sinhλl) sin2λa (sinh2λc + sinλl) M = {sinhλc[sinλc + sinλ (L-c)]+sinλc[sinhλc + sin λ (L-c)] - cosh λc. Cosλ (L-c) cos.... λ.c cos λ (L-c)}....(2.10) Pemeliharaan berdasarkan data pengawasan aset dilakukan dengan menggunakan data keseluruhan aset jalan rel yang diawasi kemudian dianalisis dengan menggunakan analisa JO tahun 2011 sebagai panduan dalam perhitungan kebutuhan pemeliharaan. Perhitungan kebutuhan pemeliharaan berdasarkan metode opname dilakukan dengan persamaan : Kebutuhan Pemeliharaan/tahun (JO) = Volume aset dirawat x Standar JO...(2.11) Perhitungan upah pemeliharaan jalan rel kereta api apabila pekerja merupakan pekerja harian lepas yang berasal dari PT Kereta Api sendiri dilakukan dengan persamaan : o Jumlah hari kerja dalam satu bulan adalah 25 hari jam kerja o Jumalah jam kerja dalam satu hari adalah 7 jam kerja (rata-rata) o Koefisien kebutuhan tenaga kerja dihitung dengan : / =...(2.16) o Biaya pemeliharaan untuk satu tahun pekerjaan pemeliharaan sambungan rel kereta api adalah: Biaya Pemeliharaan = Koeisien OH Upah Jlh hari Jlh bulan Perhitungan upah pemeliharaan jalan rel kereta api apabila pekerja merupakan pekerja harian lepas yang berasal dari pihak penyedia jasa dilakukan dengan persamaan : o Analisa tenaga kerja yang dibutuhkan (OH) / =...(2.17) o Upah pemeliharaan jalan rel setiap pekerja dalam 1 bulan (UMR 1 Bulan) = UMR per-bulan = Tenaga Kerja (OH) x UMR/bulan/orang Perhitungan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan setiap bulannya untuk pemeliharaan jalan rel dilakukan dengan perhitungan: o Jumlah waktu kerja efektif = o Jumlah waktu kerja efektif = o Kebutuhan tenaga kerja untuk 1 bulan =...(2.18)...(2.19)...(2.20)
4 3. METODOLOGI PENELITIAN Garis besar ataupun diagram alir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1. Mulai Data untuk analisis pemeliharaan berdasarkan passing tonnage Susunan lokomotif dan gerbong kereta api. Berat lokomotif dan gerbong yang melintas Spesifikasi Rel dan Bantalan terpasang Grafik perjalanan kereta api tahun 2013 Pelaksanaan Teknis Daerah Operasional (PTDO) 2013 Pengumpulan data Data untuk analisis pemeliharaan dengan Metode Opname Data Opname pemeriksaan harian jalan rel Peta Jalan Rel Buku Analisa JO untuk pemeliharaan jalan rel Analisis Kebutuhan Pemeliharaan tahunan Jalan rel Berdasarkan (Passing Tonnage) o Perhitungan Daya Angkut tahunan lintas jalan Rel o Analisis Tegangan pada Rel dan Bantalan o Koreksi rel dan bantalan berdasarkan standar kelas jalan rel Berdasarkan Metode Opname o Analisis data pengawasan aset (data opname) berdasarkan standar analisa JO pemeliharaan jalan rel. o Perhitungan total pengawasan untuk menentukan jumlah tenaga kerja pemeliharaan o Perhitungan biaya upah pemeliharaan jalan rel untuk 1 tahun Hasil Analisis Berdasarkan Passing Tonnage (Daya Angkut lintas) o Kebutuhan Pemeliharaan mengembalikan fungsi Total Kebutuhan penggantian Rel Total kebutuhan penggantian bantalan Metode Opname (Data Pengawasan Aset) o Kebutuhan pemeliharaan jalan rel satuan JO (jam-orang) o Kebutuhan pekerja pemeliharaan masingmasing ressort o Biaya Upah Pemeliharaan dalam 1 tahun Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
5 4. DATA DAN PEMBAHASAN Data mengenai kereta api yang melintas baik kereta api penumpang atau kereta api barang dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Daftar Kereta penumpang yang melintasi Jalur Medan-Tebing Tinggi No. KA NAMA KERETA API LINTAS JARAK JENIS KILOMETER LOKOMOTIF U.27 SRI BILLAH R.Prapat- Medan BB 301 U.28 SRI BILLAH Medan-R.Prapat BB 301 U.29 SRI BILLAH R.Prapat- Medan BB 301 U.30 SRI BILLAH Medan-R.Prapat BB 301 U.31 SRI BILLAH R.Prapat- Medan BB 301 U.32 SRI BILLAH Medan-R.Prapat BB 301 U.33 SRI BILLAH R.Prapat- Medan BB 301 U.34 SRI BILLAH Medan-R.Prapat BB 301 U.35 SRI LELAWANGSA Tebing-Medan KRD U.36 SRI LELAWANGSA Medan-Tebing KRD U.37 SIANTAR EKSPRES Siantar-Medan BB 301 U.38 SIANTAR EKSPRES Medan-Siantar BB 301 U.39 PUTRI DELI T.Balai-Medan BB 301 U.40 PUTRI DELI Medan-T.Balai BB 301 U.41 PUTRI DELI T.Balai-Medan BB 301 U.42 PUTRI DELI Medan-T.Balai BB 301 U.43 PUTRI DELI T.Balai-Medan BB 301 U.44 PUTRI DELI Medan-T.Balai BB 301 Sumber : Subdit sarana dan prasarana PT KAI Divre I Sumuatera utara Tabel 4.2 Daftar Kereta Barang yang melintas Jalur Medan-Tebing tinggi No. KA NAMA KERETA JARAK JENIS LINTAS API KILOMETER LOKOMOTIF Pertamina 1900 Kereta Isi BBM L.Batu-Siantar 145,7 BB 303 Pertamina 1901 Kereta Kosong BBM Siantar-L.Batu 145,7 BB 303 Pertamina 1902 Kereta Isi BBM L.Batu-Kisaran 170,476 BB 303 Pertamina 1903 Kereta Kosong BBM Kisaran-L.Batu 170,476 BB 303 CPO 1904 Kosong CPO Perbaungan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1905 ISI CPO R.Prapat-Perbaungan 267,611 BB 303 CPO 1906 Kosong CPO Perbaungan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1907 ISI CPO R.Prapat-Perbaungan 267,611 BB 303 CPO 1908 Kosong CPO Perbaungan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1909 ISI CPO R.Prapat-Perbaungan 267,611 BB 303 CPO 1910 Kosong CPO Perbaungan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1911 ISI CPO R.Prapat-Perbaungan 267,611 BB 303 CPO 1912 Kosong CPO Perbaungan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1913 ISI CPO R.Prapat-Medan 267,611 BB 303 CPO 1914 Kosong CPO Medan-R.Prapat 267,611 BB 303 CPO 1915 ISI CPO R.Prapat-Medan 267,611 BB 303 CPO 1916 Kosong CPO Medan-Kisaran 153,739 BB 303 CPO 1917 ISI CPO Kisaran-Medan 153,739 BB 303 CPO 1918 Kosong CPO Medan-D.Merangir 109,084 BB 303 CPO 1919 ISI CPO D.Merangir-Medan 109,084 BB 303 CPO 1920 Kosong CPO Medan-Tebing 80,542 BB 303 CPO 1921 ISI CPO Tebing-Medan 80,542 BB 303 Sumber : Subdit sarana dan prasarana PT KAI Divre I Sumuatera utara Susunan gerbong dan lokomotif (Stamformasi) dari kereta api yang melintas dapat dilihat pada tabel 4.3, tabel 4.4 dan tabel 4.5.
6 Tabel 4.3 Stam-Formasi Rangkaian Kereta Api Penumpang NAMA JENIS No.KA LINTAS KA LOKO U.27,U.28,U.29 U.32, U.33,U.34 U.30& U.31 U.35; U.36 U.39; U.40 U.41;U.42; U.43; U.44 U19;U.20 KA.SRI BILLAH KA.SRI BILLAH KA. SRI LELA WANGSA KA. PUTRI DELI KA. PUTERI DELI KA. SIANTAR EKSPRES BB 301 BB BB 301 BB 301 BB 301 MEDAN-. R. PRAPAT MEDAN-. R. PRAPAT MEDAN- TEBING TINGGI MEDAN- T.BALAI MEDAN- T.BALAI MEDAN- SIANTAR Sumber : Subdit sarana dan prasarana PT KAI Divre I Sumuatera utara Tabel 4.4 Beban Gerbong kereta yang melintas (Gapeka 2013) BERAT GERBONG KERETA KOSONG (Ton) GERBONG YANG DITARIK K1 K1 K2 K2 K2 K2 KMP BP K1 K2 K2 K2 K2 K2 KMP BP 4 KRD (KEPALA DAN BADAN KERETA MENYATU) K3 K3 K3 K3 K3 K3 K3 K3 KMP BP - K3 K3 K3 K3 K3 KMP BP - BERAT ISI (Ton) BEBAN GANDAR (Ton) BEBAN TIAP AS (Ton) K1 = Kereta Kelas K2 = Kereta Kelas K3 = Kereta Kelas KMP = Kereta Restorasi KKW= Gerbong Tanki BP = Kereta Bagasi KRD = (Kepala dan Badan menyatu) Sumber : Subdit sarana dan prasarana PT KAI Divre I Sumuatera utara Tabel 4.5 Tabel Stam Formasi Kereta Api Barang yang melintas (Gapeka 2013) NAMA KA JENIS LOKO GERBONG YANG DITARIK KA. ISI BBM BB GERBONG KKW ISI BBM KA.KOSONG BBM BB GERBONG KKW KOSONG BBM KA. ISI CPO BB GERBONG ISI CPO KA.KOSONG CPO BB GERBONG KOSONG CPO Sumber : Subdit sarana dan prasarana PT KAI Divre I Sumuatera utara Kondisi komponen rel terpasang pada lintas jalan rel kereta api untuk lintas Medan Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Kuantitias komponen rel terpasang hingga tahun 2013 NO. STA KILOMETER PANJANG SEPUR (m) ANTARA STASIUN JENIS PENAMBAT JENIS BANTALAN JENIS REL MDN BAP DE CLIP BETON K.600 R MDN - BAP DE CLIP BETON K.600 R BAP ARB DE CLIP BETON K.600 R BAP ARB DE CLIP BETON K.600 R ARB LBP DE CLIP BETON K.600 R ARB - LBP DE CLIP BETON K.600 R LBP - PBA DE CLIP BETON K.600 R PBA - TBI DE CLIP BETON K.600 R PBA - TBI DE CLIP BETON K.600 R.33 Sumber : Sub.Dit jalan rel dan jembatan Divre I Sumatera Utara Data teknis keseluruhan komponen rel terpasang untuk jalan rel lintas Medan Tebing Tinggi dapat dilihat pada tabel 4.7
7 Tabel 4.7 Data teknis kelas Jalan rel lintas Medan-Tebing tinggi DATA TEKNIS KELAS JALAN REL NILAI Kecepatan maksimum (V maks) 100 Km/Jam Kecepatan rencana 1.25 x Vmaks = 125 Km/Jam Tekanan gandar 18 Ton Jenis rel R.42 dan R.33 Inersia rel (Ix) R.42 = 1369 cm R.33 = cm Jarak Tepi bawah kaki rel ke garis netral (Iy) Yb = mm Yb = mm Modulus elastic rel R.42 = 2.1 x 10 kg/cm Modulus kekakuan rel 180 kg/cm Panjang per-batang rel (meter) R.42= meter R.33 = meter Sumber : Sub.Dit Jalan Rel dan Jembatan Divre I Sumut Perhitungan beban lintas yang melewati jalan rel untuk lintas Medan Tebing Tinggi dapat dilihat pada contoh perhitungan berikut: o Perhitungan beban lintas jenis kereta api penumpang Kereta Api U.27 SRI BILLAH lintas R.Prapat- Medan: Jenis Gerbong yang ditarik (dari tabel 4.3 Stam Formasi) K1 = 2 x 40 Ton = 80 Ton/hr K2 = 4 x 40 Ton = 160 Ton/hr KMP = 1 X 39 Ton = 39 Ton/hr BP = 1 x 37 Ton = 37 Ton/hr Total tonase per-hari = 316 ton/hr Jenis Lokomotif yang digunakan : Lokomotif Jenis BB 301 berat isi 52 ton (Lampiran) Maka total beban yang ditarik untuk 1 jenis kereta api penumpang per-hari sebesar 316 ton/hr + 52 ton (berat loko) = 368 ton/hr (untuk satu jenis kereta api). Rekapitulasi beban lintas keseluruhan kereta api baik kereta api barang dan kereta api penumpang terdapat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7.
8 Tabel 4.6 Beban Lintas Harian Kereta Api Penumpang Lintas Medan- Tebing Tinggi (Gapeka 2013) No. KA NAMA KA LINTAS JARAK DARI STASIUN MEDAN STANFORMASI RANGKAIAN GERBONG TONNAGE GERBONG (TON) TONNAGE LOKOMOTIF (TON) TONNAGE TOTAL (TON/Hr) U-27 KA. SRI BILLAH RAP-MDN 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-28 KA. SRI BILLAH MDN-RAP 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-29 KA. SRI BILLAH RAP-MDN 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-30 KA. SRI BILLAH MDN-RAP 267,611 1K1 + 5K2 + 1KMP + 1BP U-31 KA. SRI BILLAH RAP-MDN 267,611 1K1 + 5K2 + 1KMP + 1BP U-32 KA. SRI BILLAH MDN-RAP 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-33 KA. SRI BILLAH RAP-MDN 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-34 KA. SRI BILLAH MDN-RAP 267,611 2K1 + 4K2 +1KMP + 1BP U-35 KA. SRI LELAWANGSA TBI-MDN 80,542 4KRD U-36 KA. SRI LELAWANGSA MDN-TBI 80,542 4KRD U-37 KA.SIANTAR EKSPRES SIR-MDN 129,009 5K3 + 1KMP + 1BP U-38 KA.SIANTAR EKSPRES MDN-SIR 129,009 5K3 + 1KMP + 1BP U-39 KA.PUTRI DELI TNB-MDN 174,442 3K U-40 KA.PUTRI DELI MDN-TNB 174,442 3K U-41 KA.PUTRI DELI TNB-MDN 174,442 5K3 + 1KMP + 1BP U-42 KA.PUTRI DELI MDN-TNB 174,442 5K3 + 1KMP + 1BP U-43 KA.PUTRI DELI TNB-MDN 174,442 5K3 + 1KMP + 1BP U-44 KA.PUTRI DELI MDN-TNB 174,442 5K3 + 1KMP + 1BP BEBAN LINTAS HARIAN KERETA API PENUMPANG (Ton/hari) = 5712 Sumber : Hasil Analisa perhitungan
9 Tabel 4.7 Beban Lintas Harian Kereta Api Barang pengangkutan CPO dan BBM Lintas Medan- Tebing Tinggi (Gapeka 2013) No. KA NAMA KA STANFORMASI GERBONG JUMLAH GERBONG YANG DITARIK BERAT GERBONG (TON) BERAT LOKOMOTIF (TON) TONNAGE TOTAL (TON/Hr) 1900 KA. ISI BBM 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS BBM 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA. ISI BBM 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS BBM 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF KA.KOS CPO 12 KK KOSONG + 1 LOKOMOTIF KA.ISI CPO 12 KK ISI + 1 LOKOMOTIF TOTAL TONNAGE HARIAN LINTAS MEDAN - TEBING TINGGI (TON/Hari) = 9383 Sumber : Hasil Analisa perhitungan
10 Setelah daya angkut lintas dari masing-masing kereta api baik kereta api penumpang ataupun kereta api barang diperoleh, kemudian dihitung daya angkut lintas tahunan jalan rel kereta api. Daya angkut lintas menggambarkan jenis serta jumlah beban total dan kecepatan kereta api yang disarankan pada lintas jalan rel yang akan dilewati. Berdasarkan perhitungan, total beban lintas harian kereta api penumpang lintas Medan- Tebing tinggi sebesar 5712 Ton/Hari dan untuk Kereta Api barang sebesar 9383 Ton/Hari. Dengan demikian, maka daya angkut lintas jalan rel Medan-Tebing Tinggi sebagai berikut: T = 360 x S x TE dengan TE = Tp + Kb.Tb + K1.T1 Dimana; TE = (1.3x9383) + (1.4 ( )) TE = Ton/Hr Maka daya angkut lintas tahunan jalan rel adalah: T = 360 x Sx TE T = 360 x1.1 x T = Ton/tahun Berdasarkan perhitungan Daya Angkut lintas tahunan jalan rel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kelas jalan rel untuk lintas Medan-Tebing tinggi termasuk dalam kelas III (Klasifikasi Jalan rel menurut PD PJKA 10 tahun 1986) dengan daya angkut lintas antara ton per tahun. Tipe rel yang digunakan pada jalan rel medan-tebing tinggi ini terdiri atas dua macam, antara lain type rel R.33 dan type rel R.42. Jalan rel untuk lintas medan-tebing tinggi termasuk dalam kategori kelas III. Distribusi beban jalan rel dan akibatnya pada type rel, akan dilihat pada analisis berikut: o Kontrol tegangan pada komponen jalan rel dapat dihitung dengan analisis pembebanan sebagai berikut : Type rel R.33 Konsep pembebanan (Formulasi Talbot) Pd = P [ ]. Pd 9000 [ ]. Pd = 9000[ ( )] Pd = 9000 [ ( )] Pd = 15533,67 Kilogram = Ton Dumping Faktor ( λ ) λ = = = Momen maksimal M.maks = =, = kg. cm (.) Momen akibat superposisi beberapa gandar M = 85%. M.maks = 0.85 x Kg.cm = kg.cm Tegangan ijin menurut JNR (σ) σ =. σ = ()... σ = Kg/cm > 1663 Kg/cm Nilai tegangan ijin lebih besar dari syarat JNR yang ditetapkan untuk jalan rel kelas III sebesar 1663 Kg/cm. Type rel R.42 Konsep pembebanan (Formulasi Talbot) Pd = P [ ]. Pd = 9000 [ ]. Pd = 9000[ ( )] Pd = 9000 [ ( )] Pd = Kilogram = Ton Dumping Faktor ( λ ) λ = =.. = 0.01
11 Momen maksimal M.maks = = (.) = ,45 kg. cm Momen akibat superposisi beberapa gandar M = 85%. M.maks = 0.85 x ,45 Kg.cm = ,63 kg.cm Tegangan ijin menurut JNR (σ) σ =. σ = (.,).. σ = 1635,511 Kg/cm < 1663 Kg/cm.OK * Nilai tegangan ijin memenuhi Syarat JNR. Dari analisis nilai tegangan ijin diatas, dapat diketahui tipe rel R.33 tidak memenuhi syarat untuk operasional pelayanan menurut syarat JNR untuk jalan rel kelas III. Tipe rel R.33 merupakan rel yang telah terpasang sebelumnya, namun seiring dengan meningkatnya jumlah daya angkut lintas, penggunaan rel R.33 dianggap kurang memenuhi syarat sebagai bagian dari komponen struktur jalan rel. Kebutuhan pergantian rel R.33 menjadi R.42 adalah kilometer apabila dilakukan penggantian rel guna memenuhi persyaratan operasional jalan rel untuk lintas Medan-Tebing tinggi. Kebutuhan rel untuk program penggantian rel R.33 menjadi rel R.42 sepanjang kilometer adalah sebagai berikut : Panjang 1 batang rel kereta api R.42 adalah 17.0 meter, (Tabel Panjang lintasan yang akan diganti menjadi R.42 adalah meter. Total kebutuhan rel R.42 adalah = = 3282, batang. Analisis tegangan akibat beban lintas pada bantalan kayu adalah sebagai berikut : Data teknis bantalan kayu berdasarkan PD dan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api: o Dimensi bantalan kayu : 200 x 22 x 13 cm, maka Inersia pada penampang bantalan = 1/12 x 22 x 13³ = 4027 cm o Modulus elastisitas (E) minimum 1.25 x 10 kg/cm² dan modulus jalan rel 180 kg/cm². Maka = = 0,0173 cm o Momen ijin = σ lt x W = 125 x 1/6 x 22 x 13² = 77458,33 kg.cm o Momen pada bantalan di bawah kaki rel (M+) : M+= [2 cosh²λa(cos2λc+cosλl)-2cos²λa(cosh2λc + cosλl) - sinh2λa (sin2λc sinhλl) sin2λa (sinh2λc + sinλl)] (dimana λl =3.46 ; λa = 0,807 ; 2 λc = 1,846 ; 2 λa = 1,624) = [3,61(-0,272+15,924) - 0,956 (3,246-0,949) -2,411(0,962+15,892) =., (,,).. -0,999 (3,088-0,314)],. [56, ,63 2,77] = 10,1 Q o Momen pada tengah bantalan rel (M ) M =. {sinhλc[sinλc + sinλ (L-c)]+sinλc[sinhλc + sin λ (Lc)] - cosh λc. Cosλ (L-c) cos.λ λ. λ. λ.c cos λ (L-c)} = [1,06 (0,797 +0,567) + 0,797 (1,06 +6,281) +1,457 x (-0,823) (0,603 x 6,36)] o, (,,) = [1,45 + 5,85 1,2 3,84], = -4,2 Q Beban yang dapat diterima bantalan 10,1 Q = 77458,33 Kg.cm Maka beban yang dapat diterima (Q) = 7669,14 Kg < 15533,67 Kg. Dari perhitungan diatas didapatkan beban ijin yang dapat diterima bantalan lebih kecil dari beban lintas yang harian yang melewati jalan rel Medan-Tebing Tinggi. Dengan demikian bantalan kayu yang telah terpasang kurang efektif sebagai bantalan rel, sehingga diperlukan penggantian. Kebutuhan penggantian bantalan kayu menjadi bantalan beton adalah sebagai berikut : o Kebutuhan bantalan rel (batang) = o o Kebutuhan bantalan rel (batang) = () () + 1., + 1 Kebutuhan bantalan rel (batang) = 12782,66 batang batang
12 Dari keseluruhan perhitungan kebutuhan pemeliharaan jalan rel berdasarkan metode opname analisa jamorang (analisa JO) untuk lintas jalan rel Medan-Tebing tinggi didapatkan : o Total kebutuhan pemeliharaan jalan rel lintas Medan Tebing tinggi sepanjang kilometer beradasarkan analisa JO adalah : = Kebutuhan JO resort Medan + Kebutuhan JO resort Batang kuis + Kebutuhan JO resort perbaungan + kebutuhan JO resort bamban = = (Jam-orang) o Total biaya upah pemeliharaan keseluruhan untuk lintas Medan-Tebing Tinggi jika pekerja adalah pekerja lepas harian dari pihak PT Kereta api adalah : = Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp = Rp , dibulatkan menjadi Rp ,00 o Total biaya upah pemeliharaan keseluruhan untuk lintas Medan-Tebing Tinggi jika pekerja adalah pekerja lepas harian dari pihak penyedia jasa adalah : = Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 + Rp ,00 = Rp ,00 dibulatkan menjadi Rp ,00 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan perhitungan dan analisa kebutuhan pemeliharaan jalan rel lintas Medan Tebing Tinggi berdasarkan passing tonnage dan metode opname, maka dapat disimpulkan : 1) Jalan rel lintas Medan Tebing Tinggi merupakan jalan rel kelas III (Klasifikasi jalan rel PD-10 PJKA) dengan daya angkut lintas yang melewati jalan rel sebesar 7,14 x 10 Ton/tahun, 2) Jalan rel untuk lintas Medan- Tebing Tinggi masih terdapat komponen rel R.33 sepanjang Kilometer, berdasarkan daya angkut lintas maka rel R.33 perlu dilakukan pengantian untuk keamanan dan kenyamanan operasional jalan rel kereta api, 3) Dari analisis momen dan tegangan bantalan, tipe bantalan beton N-67 produksi wika beton memenuhi standar layanan untuk operasional jalan rel, 4) Total kebutuhan pemeliharaan jalan rel lintas Medan Tebing tinggi sepanjang kilometer berdasarkan analisa JO adalah (jam-orang), 5) Total biaya upah pemeliharaan keseluruhan untuk lintas Medan-Tebing Tinggi jika pekerja adalah pekerja lepas harian dari pihak PT Kereta api adalah Rp ,00 6) Total biaya upah pemeliharaan keseluruhan untuk lintas Medan-Tebing Tinggi jika pekerja adalah pekerja lepas harian dari pihak penyedia jasa adalah Rp ,00. Saran 1) Perlunya dilakukan penggantian rel R.33 sesuai dengan Peraturan Desain jalan rel (PD-10 PJKA) serta peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 tahun 2012 yang menggunakan R.41/R.42 sebagai tipe rel untuk jalan rel kelas III, untuk lintas Medan-Tebing Tinggi. Penggantian ini bertujuan menjaga keamanan dan kenyamanan pada operasional jalan rel kereta api, 2) Perlu adanya pemberdayaan jumlah tenaga kerja yang berasal dari pihak PT Kereta Api, sehingga tenaga kerja untuk pemeliharaan jalan rel tidak perlu lagi berasal dari pihak penyedia jasa. Dengan demikian biaya pemeliharaan jalan rel tidak akan terlalu besar jumlahnya. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Lalu lintas dan Angkutan Kereta Api, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 tahun 2009, Jakarta. Anonim, Standar Spesifikasi Teknis Lokomotif, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor KM.40 tahun 2010, Jakarta. Anonim, Standar dan Tata Cara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor: KM 31 tahun 2011, Jakarta. Anonim, Standar dan Tata Cara Pemeriksaan Prasarana Perkeretaapian, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor: KM 32 tahun 2011, Jakarta. Anonim,2011. Standar Spesifikasi Teknis Kereta yang ditarik Lokomotif, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor KM.41 tahun 2011, Jakarta. Anonim, Persayaratan Teknis Jalur Kereta Api, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor 60 tahun 2012, Jakarta.
13 Anonim, Pedoman Perhitungan Biaya perawatan dan Pegoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia nomor 67 tahun 2012, Jakarta. Doyle, N.F Railway Track Design: A Review of Current Practice BUREAU OF TRANSPORT ECONOMICS (BTE), Australia. PJKA, (1986). Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10), Bandung PJKA, Penjelasan Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas No.10), Bandung PJKA, Spesifikasi Rel dan Bantalan Berdasarkan Peraturan Dinas No. 10 PJKA 1986 Sub Direktorat Jalan Jembatan, Bandung. PT KAI, Perencanaan Jalan Rel, Jakarta. PT KAI, Guide Book Analisa JO Pekerjaan Perawatan Jalan Rel, Bandung. PT KAI, Buku Grafik Perjalanan Kereta Api Tahun 2013 (GAPEKA) Divisi Regional I Sumatera Utara Tahun 2013, Medan. PT KAI, PTDO GAPEKA Divisi Regional I Sumatera Utara Tahun 2013, Medan. Ramachandran, T.N Indian Railways Permanent Way Manual. New Delhi, India. Rosyidi, S.A.P., Prasaranan Transportasi (Transportation Infrastructures CEC-611). Diktat Kuliah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Utomo, S. H. T., Jalan Rel, Beta Offset,Yogyakarta.
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014
EVALUASI KOMPONEN JALAN REL BERDASARKAN PASSING TONNAGE DAN ANALISIS KEBUTUHAN PEMELIHARAAN TAHUNAN JALAN REL DENGAN ANALISA JO TAHUN 2011 (STUDI KASUS : JALAN REL LINTAS MEDAN TEBING TINGGI) TUGAS AKHIR
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)
ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038) Wilton Wahab 1 * dan Sicilia Afriyani 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 1 PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN Aria Dwipa Sukmana, Budi Rahardjo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Jalan Rel Peraturan Menteri Perhubungan nomor 60 Tahun 2012 menjelaskan bahwa jalan rel merupakan satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton atau konstruksi
Lebih terperinciKOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Struktur Jalan Rel Struktur Atas Struktur Bawah Struktur jalan rel adalah struktur elastis dengan pola distribusi beban yang rumit
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO Oleh, RIFCHI SULISTIA ROSADI 3109100066 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Lebih terperinciBAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL
BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui prinsip pembebanan yang bekerja pada struktur jalan
Lebih terperinciPerencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian
Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya - Krian DISUSUN OLEH ARIA DWIPA SUKMANA 3109100012 DOSEN PEMBIMBING BUDI RAHARDJO, ST, MT. JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN
Lebih terperinciKULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL
KULIAH PASAANA TANSPOTASI PETEMUAN KE-8 PEENCANAAN GEOMETIK JALAN EL 1. Standar Jalan el A. KETENTUAN UMUM Segala ketentuan yang berkaitan dengan jenis komponen jalan rel di dalam perencanaan geometrik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Analisis Objek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus penumpang yang menghubungkan antara stasiun Tanjungkarang dengan stasiun Kertapati. Dengan
Lebih terperinciPENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA
Pengujian Bantalan Beton untuk Track Jalan Kereta Api (Dwi Purwanto) PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA Dwi Purwanto Abstract This paper discuss
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA Umum. Komponen dan struktur Jalan rel yang telah dibangun dan sudah digunakan untuk
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Umum Komponen dan struktur Jalan rel yang telah dibangun dan sudah digunakan untuk lalu lintas kereta api baik itu kereta penumpang ataupun barang, dapat rusak akibat beban dan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU
PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA 104+000- STA 147+200 PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU Vicho Pebiandi 3106 100 052 Dosen Pembimbing Ir. Wahyu Herijanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Transportasi memiliki hubungan yang erat dengan jangkauan dan lokasi kegiatan manusia, barang-barang,
Lebih terperinciBAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL
BAB X PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui kriteria yang perlu diperhatikan untuk merencanakan
Lebih terperinciPENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT
Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 22 PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT Husny 1) Rika Deni Susanti 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 PERENCANAAN PENGAKTIFAN KEMBALI JALUR REL KERETA API LINTAS ALTERNATIF CIREBON-KADIPATEN STA 0+100-8+700 MENGGUNAKAN MODA TRANSPORTASI
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO Rifchi Sulistia Rosadi, Anak Agung Gde Kartika Jurusan Teknik
Lebih terperinciKuliah Prasarana Transportasi Kode MK.CEC 611 Kuliah Minggu Ke-2 STRUKTUR JALAN REL DAN POLA DISTRIBUSI BEBAN
Kuliah Prasarana Transportasi Kode MK.CEC 611 Kuliah Minggu Ke-2 STRUKTUR JALAN REL DAN POLA DISTRIBUSI BEBAN OUTLINES KULIAH 1. Struktur Jalan Rel a. Pengertian Struktur Jalan Rel b. Kriteria Struktur
Lebih terperinciDESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG Dodik
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sejalan dengan perkembangan teknologi automotif, metal, elektronik dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Angkutan Kereta Api Transportasi darat mulai dikembangkan dengan teknologi penggerak (sarana) sederhana berupa roda, yang selanjutnya dihasilkan beberapa tipe dan ukuran. Sejalan
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan komponen struktur jalan rel dan kualitas rel yang baik berdasarkan standar yang berlaku di
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU
PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU Devi Cita Harminda,Hendri Warman, Lusi Utama. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini akan dipaparkan melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut : MULAI DATA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB VII BANTALAN REL
BAB VII BANTALAN REL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui pengertian, fungsi, bentuk dan sifat bantalan rel untuk struktur jalan
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR JALAN REL
NLISIS STRUKTUR JLN REL (Studi kasus : Ketapang, Sungkai Selatan, Lampung Utara) FadlunMias 1, Sri tmaja P. Rosyidi 2 gus Setyo Muntohar 3 1 Mahasiswa (NIM.20110110046 ) 2 Dosen Pembimbing 1 3 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat 1. Kondisi Eksisting Stasiun Lahat Stasiun Lahat merupakan stasiun yang berada di Jl. Mayor Ruslan, Kelurahan Pasar Baru,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.855, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Biaya. Prasarana. Perkeretaapian. Milik Negara. Biaya. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 62 TAHUN
Lebih terperinciKAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA
KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM 109+635 SAMPAI DENGAN KM 116+871 ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA DOUBLE TRACK GEOMETRIC INVESTIGATION FROM KM 109+635 UNTIL KM 116+870 BETWEEN CIGANEA
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 8 ketentuan umum jalan rel OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan umum dalam desain jalan rel Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa pengertian kecepatan kereta api terkait
Lebih terperinciBAB III STRUKTUR JALAN REL
BAB III STRUKTUR JALAN REL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui definisi, fungsi, letak dan klasifikasi struktur jalan rel dan
Lebih terperinciKA Nomor Urut Kecelakaan:
LAPORAN KECELAKAAN KERETA API ANJLOK KA BBR 21 (BABARANJANG) DI KM 194+899 PETAK JALAN ANTARA STASIUN MARTAPURA STASIUN WAYTUBA MARTAPURA, KAB OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN SENIN, 17 DESEMBER 2003
Lebih terperinciPerencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan NURMAN NUGRAHA 1,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api
BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api Perencanaan jalan rel merupakan suatu konstruksi yang direncanakan sebagai prasarana atau infrastruktur perjalanan kereta api. Struktur jalan rel merupakan
Lebih terperinciKINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA
KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA Dewi Rosyani Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jalan Suria Sumantri 65 Bandung, Indonesia, 40164 Fax: +62-22-2017622 Phone:
Lebih terperinciAnalisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018 Analisis Pola Operasi Mempawah-Sanggau Kalimantan Barat MUHAMMAD FAISHAL, SOFYAN TRIANA Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional. Besarnya jumlah penduduk Indonesia menjadikan kebutuhan akan sistem transportasi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perancangan Tata Letak Jalur di Stasiun Betung
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perancangan Tata Letak Jalur di Stasiun Betung Perancangan tata letak jalur kereta api (KA) Stasiun Betung tidak lepas dari gambaran umum lokasi penelitian berdasaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Khusus Pembangunan jalur dan stasiun Light Rail Transit akan dilaksanakan menggunakan jalur tepi di sepanjang jalan tol CAWANG CIBUBUR dengan jalur layang (Elevated) dengan
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN REL DAERAH OPERASI 2 BANDUNG: STUDI KASUS DISTRIK 23C KIARACONDONG
KAJIAN SISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN JALAN REL DAERAH OPERASI 2 BANDUNG: STUDI KASUS DISTRIK 23C KIARACONDONG Cahyo Adityadharma Alumni Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Kondisi Stasiun Eksisting Stasiun Cicalengka merupakan stasiun yang berada pada lintas layanan Cicalengka-Nagreg-Lebakjero, terletak
Lebih terperinciANALISIS DISTRIBUSI BEBAN KERETA API PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN JALUR KERETA API
ANALISIS DISTRIBUSI BEBAN KERETA API PADA KONSTRUKSI TIMBUNAN JALUR KERETA API Imam Muthohar Fakultas Teknik UGM Jln. Grafika 2, Kampus UGM, Yogyakarta, 55281 Telp: (0274) 545675 imuthohar@mstt.ugm.ac.id;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prasarana Perkeretaapian Berdasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012, Bab 1, Pasal 1 pengertian Prasarana Perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Kereta api yang beroperasi pada track Klaten-Maguwo Jumlah kereta api yang beroperasi berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 93 KA/hari,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN BANTALAN BETON MONOBLOK DENGAN PROSES PRETENSION DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL Modul 2 : GERAK DINAMIK JALAN REL OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan karakteristik pergerakan lokomotif Mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan gaya tarik lokomotif dengan kelandaian
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C. Ruang Lingkup...
Lebih terperinciANALISA RESISTANCE, TRACTIVE EFFORT DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA KERETA API TAKSAKA DI TIKUNGAN KARANGGANDUL
ANALISA RESISTANCE, TRACTIVE EFFORT DAN GAYA SENTRIFUGAL PADA KERETA API TAKSAKA DI TIKUNGAN KARANGGANDUL Jean Mario Valentino* *Perekayasa Pertama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Gedung Teknologi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1. TINJAUAN UMUM Pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang dewasa ini cukup tinggi menyebabkan mobilitas massa meningkat, sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun
BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun Tata letak jalur stasiun terdiri atas jalan jalan rel yang tersusun sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya. Penggambaran skema
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1 Mengikat rel, sehingga lebar sepur terjaga Meneruskan beban dari rel ke lapisan balas Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA 2 Kayu Beton
Lebih terperinci2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng
No. 380, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kereta Api. Jalur. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 60 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Kondisi Stasiun Eksisting Dalam sebuah perancangan pengembangan stasiun kereta api harus terlebih dahulu mengetahui kondisi-kondisi stasiun
Lebih terperinciPerencanaan Jalur Ganda (Double Track) Jalan Rel Ruas Semarang Gubug Design of Double Track Railway of Semarang Gubug Segment
Perencanaan Jalur Ganda (Double Track) Jalan Rel Ruas Semarang Gubug Design of Double Track Railway of Semarang Gubug Segment Christianto Pancara Adi 1, Erha Intan Sukmajati 1, Siti Hardiyati 2, Sri Prabandiyani
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA
BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN DAN PEMBEBANAN NYA 1.1 STRUKTUR JALAN Struktur jalan rel adalah struktur elastis, dengan pola distribusi beban yang cukup rumit, sebagai gambaran adalah tegangan kontak antara
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciNASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1
NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1 Study on Operation System of Double Railway Track from Sembawa tobetung Isna Dewi Aulia 2, Sri Atmaja PJNNR 3, Dian
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 1. Analisis kapasitas lintas Dari hasil analisis Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2015 didapatkan kesimpulan mengenai persentase jenis kereta api pada jalur Rewulu-Wojo.
Lebih terperinciTUGAS PERENCANAAN JALAN REL
TUGAS PERENCANAAN JALAN REL Pebriani Safitri 21010113120049 Ridho Fauzan Aziz 210101131200050 Niken Suci Untari 21010113120104 Aryo Bimantoro 21010113120115 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu sistem yang menggerakkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya, menggunakan kendaraan, kereta api, pesawat
Lebih terperinciDirektorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN 4 REGULASI No RENCANA TINDAK TARGET / SASARAN 2010 2011 2012 2013 2014 Peraturan Menteri/Keputusan
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU
1 PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG MENGGALA STA 104+000 STA 147+00 PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU Disusun Oleh Vicho Pebiandi 3106 100 05 Dosen Pembimbing Ir.
Lebih terperinciEVALUASI KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH PERGERAKAN KERETA API TESIS MAGISTER. Oleh : Bayu Martanto Adji NIM
EVALUASI KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN OLEH PERGERAKAN KERETA API TESIS MAGISTER Oleh : Bayu Martanto Adji NIM. 250 99 014 BIDANG KHUSUS REKAYASA TRANSPORTASI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciPerencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Perencanaan konstruksi jalan rel baik jalur tunggal maupun jalur ganda harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, nonteknis,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API ANTARA BOJONEGORO SURABAYA PASARTURI
EVALUASI KINERJA OPERASIONAL JALUR GANDA KERETA API ANTARA BOJONEGORO SURABAYA PASARTURI Rusman Prihatanto 1, Achmad Wicaksono 2, Ludfi Djakfar 2 1 Mahasiswa / Program Magister/Teknik Sipil/ Fakultas Teknik/
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan análisis yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERHITUNGAN BIAYA PENGGUNAAN PRASARANA PERKERETAAPIAN MILIK NEGARA DENGAN
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)
Mata Kuliah : Rekayasa Jalan Rel Kode Mata Kuliah : MKK 1314 SKS : 2(2-0) Waktu Pertemuan : 100 Menit SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran umum mata kuliah Setelah
Lebih terperinciREL. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
REL Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1 Rel Rel pada jalan rel mempunyai fungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda kereta api dan untuk meneruskan beban dan roda kereta api kepada bantalan Rel berguna untuk
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil
Lebih terperinciDESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG (STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN)
DESAIN JALAN REL UNTUK TRANSPORTASI BATU BARA RANGKAIAN PANJANG (STUDI KASUS: SUMATERA SELATAN) Tilaka Wasanta 1 1 Universitas Katolik Parahyangan Email: tilakaw@unpar.ac.id ABSTRAK Transportasi merupakan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR KNKT
KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR KNKT.17.03.01.02 LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN ANJLOK KA 1479A COMMUTER LINE DI KM 2 + 200/300 EMPLASEMEN ST. JATINEGARA
Lebih terperinciSTUDI MANAJEMEN DAN BIAYA PEMELIHARAAN SERTA PENINGKATAN REL KERETA API
STUDI MANAJEMEN DAN BIAYA PEMELIHARAAN SERTA PENINGKATAN REL KERETA API Marisa NRP: 0321085 Pembimbing : V. Hartanto, Ir., M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimum termanfaatkan bila tanpa disertai dengan pola operasi yang sesuai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu sistem transportasi, hubungan antara prasarana, sarana, dan operasi sangat erat. Suatu ketersediaan prasarana dan sarana dapat secara maksimum termanfaatkan
Lebih terperinciD E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi
D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone:(021) 3517606, (021)
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Selaras dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus batubara yang menghubungkan antara lokasi tambang di Tanjung Enim Sumatra
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Interaksi Sistem Kegiatan Dan Jaringan Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para perencana transportasi adalah sebagai berikut: 1. Memahami cara kerja
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun
BAB III LANDASAN TEORI A. Jenis jenis dan bentuk Tata Letak Jalur pada Stasiun Menurut (Utomo 2009), pada tata letak jalur stasiun (emplasemen) yang terdiri dari jalan jalan rel yang tersusun dari sedemikian
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR SPESIFIKASI TEKNIS GERBONG a. bahwa dalam Pasal 197 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM KM ) TUGAS AKHIR
PERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM 62+976 KM 197+285 ) TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI Hal HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR GRAFIK... i ii iv vii viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian....
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Seiring dengan visi perkeretaapian Indonesia sebagaimana tertuang dalam blue print pembangunan transportasi perkeretaapian adalah 1 : mewujudkan terselenggaranya
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciEVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN
EVALUASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN GANTUNG PEJALAN KAKI DI DESA AEK LIBUNG, KECAMATAN SAYUR MATINGGI, KABUPATEN TAPANULI SELATAN Bataruddin (1). Ir.Sanci Barus, MT (2) Struktur, Departemen Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB TERJADINYAA KERETA API SERTA USAHA PREFENTIF YANG DAPAT DILAKUKAN
ANALISIS PENYEBAB TERJADINYAA KECELAKAAN KERETA API SERTA USAHA PREFENTIF YANG DAPAT DILAKUKAN Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciKAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN
ISBN 979 978 3948 65 2 KAJIAN TARIF KERETA API KALIGUNG JURUSAN TEGAL SEMARANG BERDASARKAN BOK DAN BIAYA KETERLAMBATAN Agus Muldiyanto, S.T., M.T., 1 Abstrak Dua faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang
Lebih terperinciPERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL
Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL GIGA NOVAGUSNI 1, SOFYAN TRIANA 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
70 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Dengan demikian,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 6 WESEL DAN PERSILANGAN OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan jenis wesel yang umum digunakan di Indonesia Mahasiswa dapat menjelaskan standar pembuatan bagan wesel dengan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prasarana Kereta Api Berdasarkan UU No.23 tentang perkeretaapian, prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bukit Asam Tbk, PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT Putera Lampung. Ada beberapa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian di tiga perusahaan, yaitu : PT. Bukit Asam Tbk, PT. Sumatera Bahtera Raya dan PT Putera Lampung. Ada beberapa faktor
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciJENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS
Lebih terperinci