REL. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
|
|
- Budi Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 REL Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1
2 Rel Rel pada jalan rel mempunyai fungsi sebagai pijakan menggelindingnya roda kereta api dan untuk meneruskan beban dan roda kereta api kepada bantalan Rel berguna untuk memindahkan tekanan roda-roda KA ke atas bantalan-bantalan dan juga sebagai penghantar roda-roda tadi 2
3 Gaya-gaya pada Rel Rel ditumpu oleh bantatan-bantalan, sehingga rel merupakan batang yang ditumpu oleh penumpupenumpu. Pada sistem tumpuan yang sedemikian, tekanan tegak lurus dan roda menyebabkan momen lentur pada rel di antara bantalan-bantalan. Selain itu, gaya arah horisontal yang disebabkan oleh gaya angin, goyangan kereta api, dan gaya sentrifugal (pada rel sebelah luar) menyebabkan tenjadinya momen lentur arah horisontal 3
4 Gaya-gaya pada Rel 4
5 Bentuk-bentuk Rel Untuk mengimbangi momen-momen yang bekerja, rel didesain dgn bentuk sbb: 5
6 Potongan Melintang Rel 6
7 Tipe Rel Kelas Jalan Rel Tipe Rel I R.60 / R.54 II R.54 / R.50 III R.54 / R.50 / R.42 IV R.54 / R.50 / R.42 V R.42 7
8 Karakteristik Rel 8
9 Bahan dan Kekuatan Rel Untuk mendapatkan rel yang tahan aus dan tidak mudah retak bahan dasar rel selain Fe sebagai bahan utama, juga mengandung C, dan Mn. Kandungan C diperlukan untuk mendapatkan sifat kuat dan keras, Mn diperlukan sebagai bahan deoxidasi dan sebagai bahan campuran. Mn akan mengikat 0 dan S menjadi MnO dan MnS yang tidak merugikan. Jika tidak terdapat Mn maka akan terbentuk FeO dan FeS yang menjadikan rel getas dan mudah patah. Dengan pertimbangan perlunya rel yang kuat, keras, tahan terhadap aus, tidak getas, dan tidak mudah patah maka rel yang digunakan di Indonesia ialah jenis rel tahan aus yang sejenis dengan rel WR-A pada klasifikasi UIC. 9
10 Macam Rel Ada 3 macam rel tahan aus (Wear Resistant WR): WR-A WR-B WR-C 10
11 Jenis Rel 11
12 Dimensi Rel Permukaan cukup lebar; supaya tegangan kontak sekecil mungkin Kepala rel harus cukup tebal; memberikan umur panjang Badan rel harus cukup tebal; antisipasi korosi, tegangan lentur dan tegangan horisontal Dasar rel harus cukup lebar; supaya mengecilkan distribusi tegangan ke bantalan Dasar rel harus cukup tebal; antisipasi korosi dan menjaga kekakuan Momen inersia harus tinggi; tinggi rel semaksimal mungkin Kepala dan dasar rel harus cukup lebar; untuk menahan gaya horisontal 12
13 Dimensi Rel Perbandingan lebar dan tinggi harus cukup; untuk kestabilan horisontal Titik pusat sebaiknya ditengah rel Geometri badan harus sesuai dengan pelat sambung Jari-jari kepala rel harus cukup besar supaya tegangan kontak sekecil mungkin 13
14 Pemilihan Dimensi Pemilihan dimensi Tegangan ijin (S i ) Tegangan lentur; S base <S i Beban 1 gandar Beban 6 gandar CC dan 4 gandar BB Perancangan Rel 14
15 Pemilihan Dimensi Tegangan Ijin Besarnya tegangan ijin sangat tergantung kepada mutu rel yang dipakai, pada umumnya mutu rel yang dipakai bertegangan ultimate di atas 7000 kg/cm. Dalam menentukan tegangan ijin, beberapa negara memakai dasar kelas jalan (Jepang dan Jerman), dan ada negara yang memakai metoda pemasangan rel, rel pendek atau rel panjang (Amerika). Perumka dalam peraturan barunya, memakai dasar kelas jalan, sehingga tegangan ijin di dasar rel, makin besar untuk kelas di bawahnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel. 15
16 Tabel contoh perhitungan dimensi rel pada kelas jalan rel Perumka 16
17 Pemilihan Dimensi Tegangan Lentur tegangan lentur dihitung berdasarkan balok di atas tumpuan elastis beban yang bekerja adalah beban roda-roda kendaraan rel Formula untuk tegangan lentur M x P e 4 x cosxsin x) 17
18 Pemilihan Dimensi Tegangan Lentur Beban 1 gandar a P x Jika x = 0 maka M a P 4 18
19 Tegangan Lentur Pemilihan Dimensi Beban 6 gandar CC dan 4 gandar BB a x a x P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P1 P2 M M a a 6 i1 4 i1 P 4 P 4 e e x x cosx cosx sin sin x x 0,82 0,75 P 4 P 4 19
20 Perancangan Rel Formula yang digunakan M a P 0,85 4 Sehingga persamaan tegangan di dasar rel S base dengan: M W a b 0,85 P 4W P=tekanan roda dinamis = Ps X Ip Ps = tekanan roda statis Ip = faktor dinamis = 1 + 0,01 (v/1,609 5) v = kecepatan rencana (km/jam) b 20
21 Perancangan Rel S base M W a b 0,85 P 4W b Dengan (lanjutan): = damping factor = k = kekakuan jalan rel (kg/cm 2 ) I = momen inersia rel (cm 4 ) W b = section modulus base (cm 3 ) E = modulus elastisitas jalan rel (kg/cm 2 ) 4 k 4EI 21
22 Latihan Jalan rel kelas V, dengan data-data sbb: Daya angkut lintas < 2,5 juta ton/tahun Tekanan gandar 18 ton; Ps = 9000 kg Kecepatan rencana 100 km/jam; Ip = 1+0,01(100/1,609-5) Kekakuan jalan rel (k) = 180 kg/cm 2 Momen inersia rel R-42 (I) = 1369 cm 4 Tahanan momen dasar (Wb) = 200 cm 3 Modulus elastisitas rel (E) = 2, kg/cm 2 Rencanakan profil rel yang sesuai 22
23 Latihan Momen Maks M a x1 0,01x 5 1,609 0,85x 0,25 4x x2,1x10 x
24 Latihan Tegangan ijin σ x = M y = 1369 I X = kg/cm 2 ( < 2000 kg/ cm 2 ) OK! 24
25 Latihan Tahanan Momen S base M W a b , ,09 kg / cm ,5kg / cm 2 Jadi rel R-42 dianggap cukup untuk kelas jalan V Note: dengan cara yang sama, tegangan yang terjadi di dasar rel untuk kelas jalan lain dapat dilihat pada tabel Dimensi Rel 25
26 Umur Rel Umur rel sangat dipengaruhi oleh mutu rel, keadaan lingkungan dan beban yang bekerja (daya angkut lintas). Pada jalan lurus umur rel banyak yang lebih besar dari 40 tahun, studi lain umur rel bisa mencapai 60 tahun, tetapi biasanya umur 40 tahun dijadikan sebagai dasar umur. Umur rel dapat ditentukan dari : Kerusakan ujung rel Keausan baik di lurus maupun lengkung Lelah 26
27 Kerusakan Ujung Rel Pembatas umur rel adalah pada sambungan, terutama pada rel pendek Kerusakan di sambungan tjd akibat: Beban gandar yang tinggi Lebar Celah Mutu rel Beda tinggi rel Diameter roda yang kecil Kondisi kendaraan rel (pemegasan) Jari-jari permukaan rel Kekakuan jalan rel Kecepatan kendaraan rel 27
28 Kerusakan Ujung Rel Akibat kerusakan tersebut, ada hantaman roda ke sambungan Contoh kerusakan akibat hantaman: Tercabutnya tirpon dari bantalan Retaknya pelat sambungan rel Longgarnya baut-baut sambungan rel Naiknya lumpur di bawah bantalan sehingga umur bantalan rendah (lapuk atau patah) Ketidakstabilan geometri (angkatan maupun alinyemen) 28
29 Kerusakan Ujung Rel Antisipasinya: Pengerasan pada ujung rel Pemeliharaan yang baik Mengelas sambungan 29
30 UMUR REL BERDASARKAN KEAUSAN Konstruksi rel dapat diukur umur manfaatnya melalui keausan. Meskipun demikian faktor kelelahan dan masalah shelling akibat beban gandar (tegangan kontak) adalah faktor yang menentukan umur rel. PT.KAI membatasi besarnya keausan rel berdasarkan asumsi bahwa pada saat rel dan roda pada aus maksimum, pergerakan roda tidak menumbuk sambungan rel.(=lihat pembatasan keausan maksimum) 30
31 Persamaan Empiris AREA untuk Perhitungan Umur Rel AREA (American Railway Engineering Association) membuat model persamaan empiris untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan sebagai berikut : T = K W D dengan T = umur rel (juta ton) K = konstanta kondisi rel W = berat rel (lbs/yard), 1 lb/yd = kg/m D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau mgt) 1 mgt = juta ton 31
32 Besaran nilai K Nilai K ditentukan sebagai : Jalan baru : , CWR = 1,3544 1,3930 Rel > 123 RE : , High Silicon Rail = 1,4210-1,4616 Tabel hubungan jari-jari lengkung dengan Nilai K 32
33 Contoh Perhitungan Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru kelas IV dengan daya lintas 5 juta ton per tahun (5,5 mgt), dengan menggunakan rel tipe R 54. Panjang jalan 50 km 10 km lurus 10 km R = 500 m 5 km R = 150 m 10 km R = 800 m 15 km R = 300 m Tentukan umur rel...! 33
34 Contoh Perhitungan Menentukan nilai K Untuk jalan baru K = 0,9538 (lurus) Karena tidak semua lurus, K dihitung jika jalan tanpa pelumasan sbb Nilai K total = 27,755 / 50 = 0,555 34
35 Contoh Perhitungan Perhitungan Nilai T dan Umur Manfaat Rel (U) T = 0,555 x 109 x 5,5 mgt = 158,5 mgt = 144,14 juta ton U = (158,5 juta ton) / (5 juta ton/tahun) = 28,8 tahun Jadi umur rel 28,8 tahun 35
36 Percobaan Ttg Keausan Selain menggunakan persamaan di atas digunakan pula metode perhitungan keausan dengan percobaan di laboratorium maupun lapangan. Beberapa contoh spesifikasi pembatasan keausan: 0,056 in/100 mgt untuk rel 115RE (University of Illinois) 0,058 in/100 mgt untuk 132 RE (University of Illinois) 0,028 in/mgt untuk 136 RE (Zarembski & Abbot) 36
37 3. UMUR REL BERDASARKAN LELAH (FATIGUE) Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara siklus (cyclic) bahaya lelah Fatigue dimulainya retak yang semakin lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah. Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan lelah maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah. 37
38 Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 1. Tegangan Lentur (Sl) Sl M W a dengan, Sl = tegangan lentur M = momen lentur W a = tahanan momen atas 38
39 Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas : S k dengan, S k P R R 1 2 0, R = tegangan kontak (psi) P = beban dinamis (lbs) R 1 = Jari-jari roda kereta (inch) R 2 = Jari-jari rel (inch)
40 Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 3. Tegangan Suhu, (Ss) L L t L(t PL Ss L L AE E E L Ss E (t L dengan, L = panjang rel t p = suhu pemasangan( C) t = suhu maksimum di lapangan ( C) = koefisien muai panjang = 1, / C t P t ) P ) 40
41 Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel Tegangan Lelah (S f ), Yaitu batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN Curve) 41
42 Linear Cumulative Damage Theory Miners mengusulkan perhitungan umur lelah dengan asumsi bahwa : 1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah 2. Akibat beban dianggap berterusan 3. Tidak ada retak awal 4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban 5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 10 7 siklus 42
43 S-N Curve Tegangan St 1 St 2 k St n Sf N 1 N 2 N n 10 7 Siklus 43
44 Umur Rel dari Grafik S-N Ne Ni k Sti 1 Sf 1 D N N 1 umurrel 2 L 2 N 1 D tahun N n n i N i Ni = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus) k = slope pada S-N diagram Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah i = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti N = siklus per waktu (siklus/tahun) 44
45 Klasifikasi Rel Panjang Menurut panjangnya, rel ada 3 jenis: 1. Rel Standar, dengan panjang 25 meter (sebelumnya 6 10 meter), 2. Rel Pendek, dengan panjang maksimum 100 meter atau 4 x 25 meter, 3. Rel Panjang, adalah rel yang mempunyai panjang statis, yaitu daerah yang tidak terpengaruh pergerakan sambungan rel, biasanya dengan panjang minimal 200 meter. 45
46 Bagaimana Rel Panjang Dibuat? Sambungan rel merupakan titik terlemah jika terjadi beban kejut yang besar dapat merusak struktur jalan rel. Oleh itu, rel dari pabrik yang diproduksi 25 meter akan dilas dengan flash butt welding dan di lapangan akan disambung lagi dengan las thermit welding sehingga menjadi rel panjang. 46
47 Bahaya Pada Stabilitas Rel Panjang Pada rel panjang dapat terjadi bahaya tekuk (buckling) akibat gaya longitudinal dan perubahan suhu. Solusi: Rel tidak boleh berkembang bebas, dimana akan dihambat oleh perkuatan pada bantalan dan balas. 47
48 Bahaya Tekuk pada Rel Panjang 48
49 1. Perhitungan Panjang Minimum Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan dalam persamaan berikut : L = L T dimana : L = Pertambahan panjang (m) L = Panjang rel (m) = Koefisien muai panjang ( C -1) T = Kenaikan temperature ( C) 49
50 Konsep Penurunan Rumus dari Hukum Hooke Gaya yang terjadi pada rel (hukum Hooke) : F ΔL E A = E A T L dimana : E = modulus elastisitas Young (kg/cm 2 ) A = luas penampang (cm 2 ) L = L T 50
51 Penentuan Panjang Minimum (L) Diagram gaya normal : L F = E A T Diagram gaya lawan bantalan: O l M F = E A T = r l M' l O' Panjang l : E A α ΔT l = O M = r r = tg = gaya lawan bantalan per satuan panjang L 2 l 51
52 Contoh Perhitungan : Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2, kg/cm 2 ), dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan = 1, C -1. Jika rel dipasang pada 20 C dan suhu maksimum terukur 50 C, tentukan panjang rel minimum yang diperlukan! Jawaban : Gunakan persamaan untuk menentukan nilai l : 6 5 2, ,26 1, l = = 91,1568 m 450 Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L L = 2 l = 2 91,1568 = 182,3136 m 200 m (Dibulatkan kelipatan 25 m) 52
53 Longitudinal Creep Resistance (Gaya/Tahanan Rayapan Longitudinal] 1. Gaya akibat suhu P = EA (t - tp) 2. Pergerakan sambungan (Gap) Jika suhu mulai meningkat, rel merayap yang ditahan oleh bantalan dan balas sampai menutup sambungan. Ada bagian yang bergerak (breathing length) dan ada bagian yang tidak bergerak/tetap (static, unmovable) G = EA 2 (t - tp) 2 / 2r 53
54 Distribusi Gaya Longitudinal Tahapan penentuan distribusi gaya longitudinal : 1. Tegangan Pada Suhu Maksimum, 2. Lebar dan Suhu (t 1 ) dimana celah tertutup (G maksimum ), 3. Penentuan Gaya Longitudinal terhadap berbagai nilai variasi suhunya. 54
55 Distribusi Gaya Longitudinal Diketahui : R.42 dengan A = 54,26 cm 2, dan E = 2, kg/cm 2, dipasang pada suhu 26 C pada bantalan beton dengan tahanan balas 450 kg/m. Jika lebar celah direncanakan sebesar 13 mm dan suhu lapangan maksimum dari pengamatan sebesar 50 C, tentukan distribusi gaya longitudinalnya! 55
56 Solusi 1. P maksimum terletak pada t maksimum = 50 C. P maksimum = EA (t-tp) P = 2, ,26. 1, C -1. (50 26) P = ,6 kg 2. Suhu (t 1 ) dimana celah tertutup maksimum (G = 0). e 1 = G/2 = 13/2 = 6,5 mm e 2 = EA 2 (t-tp) 2 /2r = 2, ,26.(1, C -1 ) 2. (t 1 26) 2 / 2 (450) dari subtitusi e 1 dalam e 2 diperoleh bahwa : t 1 26 C = 19,9 C, sehingga t 1 = 44,9 C 56
57 Solusi 3. Gaya longitudinal pada saat celah tertutup (t 1 = 44,9 C) : P pada t 1 = EA (t-tp) P = 2, ,26.1, C -1.(44,9 26) P = kg 57
58 Diagram Distribusi P maksimum = EA (t mak -tp) P = EA (t 1 -tp) B A B C D C Keterangan : A, D : Sambungan Rel AB CD : Daerah Bergerak (breathing length) B C : Daerah Statik (static area/unmovable) 58
59 Longitudinal Creep Resistance (Gaya/Tahanan Rayapan Longitudinal) 3. Gaya Tekuk (Buckling Forces) : C l Wl Pb EIs 2 2 l 16D Qb D Qb dengan, Is = momen inersia (2 Iy) (cm 4 ) E = modulus elastisitas rel = 2, kg/cm 2 C = koefisien torsi penambat (tm/rad, kgm/rad) D = jarak bantalan (cm) W = tahanan lateral balas (kg/meter) l = panjang ketidaklurusan (meter) Qb = ketidaklurusan, misalignment (meter/cm/mm) 59
60 Tahanan Torsi Penambat Koefisien torsi penambat diperoleh dari pengujian terhadap penambat di laboratorium. Satuan koefisien yang diperolehi adalah ton inch/rad
61 Tahanan Momen Lateral Diketahui dengan pengujian tahanan momen lateral dari struktur rel, penambat dan bantalan. 61
62 Tahanan Balas Diketahui dengan pengujian tahanan lateral dan longitudinal balas. Tahanan lateral dapat diperbesar dengan memperberat bantalan, penggemukan bahu jalan dan memakai safety caps. 62
63 Ketidaklurusan Beberapa penyebab ketidaklurusan jalur rel (jalan rel) : Kerusakan Tanah Dasar Ketidakstabilan Jalan Rel Pemeliharaan yang tidak teratur 63
64 Referensi Penerbit ITB, 2001, Rekayasa Jalan Rel. 64
Komponen dan Disain Rel
Kuliah Prasarana Transportasi Pertemuan Minggu Ke-3 Komponen dan Disain Rel Sri Atmaja P. Rosyidi, ST., M.Sc.(C.Eng), P.E. Staff Pengajar Bidang Transportasi Jurusan Teknik Sipil UMY Komponen Rel Suatu
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 3 : KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan komponen struktur jalan rel dan kualitas rel yang baik berdasarkan standar yang berlaku di
Lebih terperinciKOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANANNYA Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Struktur Jalan Rel Struktur Atas Struktur Bawah Struktur jalan rel adalah struktur elastis dengan pola distribusi beban yang rumit
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU
PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA 104+000- STA 147+200 PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU Vicho Pebiandi 3106 100 052 Dosen Pembimbing Ir. Wahyu Herijanto,
Lebih terperinciNursyamsu Hidayat, Ph.D.
Nursyamsu Hidayat, Ph.D. 1 Mengikat rel, sehingga lebar sepur terjaga Meneruskan beban dari rel ke lapisan balas Menumpu batang rel agar tidak melengkung ke bawah saat dilewati rangkaian KA 2 Kayu Beton
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciBAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL
BAB IV PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL 1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui prinsip pembebanan yang bekerja pada struktur jalan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API. melakukan penelitian berdasarkan pemikiran:
BAB III METODE PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA KERETA API 3.1. Kerangka Berpikir Dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir, penulis melakukan penelitian berdasarkan pemikiran: LATAR
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 5 : Bantalan OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi bantalan dalam konstruksi jalan rel Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan tipe bantalan serta penggunaan yang tepat sesuai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO Oleh, RIFCHI SULISTIA ROSADI 3109100066 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Lebih terperinci2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT
2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT Pendahuluan Elemen struktur komposit merupakan struktur yang terdiri dari 2 material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN REL DAN PEMBEBANAN NYA
BAB I KOMPONEN STRUKTUR JALAN DAN PEMBEBANAN NYA 1.1 STRUKTUR JALAN Struktur jalan rel adalah struktur elastis, dengan pola distribusi beban yang cukup rumit, sebagai gambaran adalah tegangan kontak antara
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN BANTALAN BETON MONOBLOK DENGAN PROSES PRETENSION DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciPerencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian
Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya - Krian DISUSUN OLEH ARIA DWIPA SUKMANA 3109100012 DOSEN PEMBIMBING BUDI RAHARDJO, ST, MT. JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN
Lebih terperinciSAMBUNGAN LAS 6.1 PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).
SAMBUNGAN LAS Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Dalam sambungan las ini, yang akan dibahas hanya
Lebih terperinciTorsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:
Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: BAB VIII SAMBUNGAN MOMEN DENGAN PAKU KELING/ BAUT Momen luar M diimbangi oleh
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Interaksi Sistem Kegiatan Dan Jaringan Tujuan utama dilakukannya analisis interaksi sistem ini oleh para perencana transportasi adalah sebagai berikut: 1. Memahami cara kerja
Lebih terperinciSTUDIO PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK
PERANCANGAN II PERENCANAAN GELAGAR INDUK DATA PERENCANAAN : Panjang jembatan = 20 m Lebar jembatan = 7,5 m Tebal plat lantai = 20 cm (BMS 1992 K6 57) Tebal lapisan aspal = 5 cm (BMS 1992 K2 13) Berat isi
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (014) 1-5 1 PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN Aria Dwipa Sukmana, Budi Rahardjo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan. dalam konfigurasi beban sumbu seperti gambar 3.
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beban Lalu Lintas Dimensi, berat kendaraan, dan beban yang dimuat akan menimbulkan gaya tekan pada sumbu kendaraan. Gaya tekan sumbu selanjutnya disalurkan ke permukaan perkerasan
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL
PEENCANAAN GEOMETI JALAN EL Dasar prencanaan Geometri jalan rel: Kecepatan rencana dan ukuran kereta/lok yang akan melewatinya dengan memperhatikan faktor keamanan, kenyamanan, ekonomi dan keserasian dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL
BAB I PENDAHULUAN 1.1. PERENCANAAN JALAN REL Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan berbagai jumlah angkutan barang dan atau penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan konstruksi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)
ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038) Wilton Wahab 1 * dan Sicilia Afriyani 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan MULAI Skematik struktur 1. Penentuan spesifikasi material Input : 1. Beban Mati 2. Beban Hidup 3. Beban Angin 4. Beban
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciTUGAS PERENCANAAN JALAN REL
TUGAS PERENCANAAN JALAN REL Pebriani Safitri 21010113120049 Ridho Fauzan Aziz 210101131200050 Niken Suci Untari 21010113120104 Aryo Bimantoro 21010113120115 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. xxvii. A cp
A cp Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C C m Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas bruto penampang (mm²) = Luas bersih penampang (mm²) = Luas penampang
Lebih terperinciSoal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m
Soal 2 Suatu elemen struktur sebagai balok pelat berdinding penuh (pelat girder) dengan ukuran dan pembebanan seperti tampak pada gambar di bawah. Flens tekan akan diberi kekangan lateral di kedua ujung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal
BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,
Lebih terperinciHenny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc
PERENCANAAN SAMBUNGAN KAKU BALOK KOLOM TIPE END PLATE MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 03 1729 2002) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002 Henny Uliani NRP : 0021044 Pembimbing
Lebih terperinci= keliling dari pelat dan pondasi DAFTAR NOTASI. = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen. = luas penampang bruto dari beton
DAI'TAH NOTASI DAFTAR NOTASI a = tinggi balok tegangan beton persegi ekivalen Ab = luas penampang satu bentang tulangan, mm 2 Ag Ah AI = luas penampang bruto dari beton = luas dari tulangan geser yang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031
Lebih terperinciD = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Eksentrisitas dari pembebanan tekan pada kolom atau telapak pondasi
DAFTAR NOTASI A cp = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm 2 Ag = Luas bruto penampang (mm 2 ) An = Luas bersih penampang (mm 2 ) Atp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) Al = Luas
Lebih terperinciRespect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15
Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TS 05 SKS : 3 SKS Kolom ertemuan 14, 15 TIU : Mahasiswa dapat melakukan analisis suatu elemen kolom dengan berbagai kondisi tumpuan ujung TIK : memahami konsep tekuk
Lebih terperinciBab II STUDI PUSTAKA
Bab II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Sambungan, dan Momen 1. Sambungan adalah lokasi dimana ujung-ujung batang bertemu. Umumnya sambungan dapat menyalurkan ketiga jenis gaya dalam. Beberapa jenis sambungan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas
Lebih terperinciPUNTIRAN. A. pengertian
PUNTIRAN A. pengertian Puntiran adalah suatu pembebanan yang penting. Sebagai contoh, kekuatan puntir menjadi permasalahan pada poros-poros, karena elemen deformasi plastik secara teori adalah slip (geseran)
Lebih terperinciJEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan
JEMBATAN RANGKA BAJA 7.2. Langkah-Langkah Perancangan Struktur Jembatan Rangka Baja Langkah perancangan bagian-bagian jembatan rangka baja adalah sbb: a. Penetapan data teknis jembatan b. Perancangan pelat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api
BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api Perencanaan jalan rel merupakan suatu konstruksi yang direncanakan sebagai prasarana atau infrastruktur perjalanan kereta api. Struktur jalan rel merupakan
Lebih terperinciMODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR
MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas penampang tiang pancang (mm²)
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balok-kolom (mm²) = Luas bruto penampang
Lebih terperinciL p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi
DAFTAR SIMBOL a tinggi balok tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang beton bertulang A b luas penampang bruto A c luas penampang beton yang menahan penyaluran geser A cp luasan
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN
TEORI DASAR PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA Pengertian umum - Defenisi Rangka Baja Suatu konstruksi rangka didefenisikan sebagai sebuah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang batang yang disambung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI (3.1)
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kelangsingan Kelangsingan suatu kolom dapat dinyatakan dalam suatu rasio yang disebut rasio kelangsingan. Rasio kelangsingan dapat ditulis sebagai berikut: (3.1) Keterangan:
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Geometrik Lalu Lintas Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan geometrik
Lebih terperinciDESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-6 1 DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG Dodik
Lebih terperinciPerancangan Struktur Atas P7-P8 Ramp On Proyek Fly Over Terminal Bus Pulo Gebang, Jakarta Timur. BAB II Dasar Teori
BAB II Dasar Teori 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya beberapa rintangan seperti lembah yang dalam, alur
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas
Lebih terperinciV. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal
V. BATANG TEKAN Elemen struktur dengan fungsi utama mendukung beban tekan sering dijumpai pada struktur truss atau frame. Pada struktur frame, elemen struktur ini lebih dikenal dengan nama kolom. Perencanaan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN
PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN A. DATA BAHAN [C]2011 : M. Noer Ilham Tegangan leleh baja (yield stress ), f y = 240 MPa Tegangan sisa (residual stress ), f r = 70 MPa Modulus elastik baja (modulus
Lebih terperinciPERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN
PERENCANAAN BATANG MENAHAN TEGANGAN TEKAN TUJUAN: 1. Dapat menerapkan rumus tegangan tekuk untuk perhitungan batang tekan. 2. Dapat merencanakan dimensi batang tekan. PENDAHULUAN Perencanaan batang tekan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG
TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciPERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konstruksi Baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur yang lainnya baik dalam skala kecil maupun besar. Hal ini
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciGeometri Jalan Rel. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
Geometri Jalan Rel Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Geometri Jalan Rel Meliputi bentuk dan ukuran jalan rel, pada arah memanjang-melebar, yang meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciKULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL
KULIAH PASAANA TANSPOTASI PETEMUAN KE-8 PEENCANAAN GEOMETIK JALAN EL 1. Standar Jalan el A. KETENTUAN UMUM Segala ketentuan yang berkaitan dengan jenis komponen jalan rel di dalam perencanaan geometrik
Lebih terperinciSAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA
SAMBUNGAN DALAM STRUKTUR BAJA Sambungan di dalam struktur baja merupakan bagian yang tidak mungkin diabaikan begitu saja, karena kegagalan pada sambungan dapat mengakibatkan kegagalan struktur secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka
Lebih terperinciPembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT
Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal
Lebih terperinciMekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN
Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas
Lebih terperinciMATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM
PENGUJIAN BETON 4.1. Umum Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah hanya 9 15% dari kuat desaknya.
Lebih terperinciPENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA
Pengujian Bantalan Beton untuk Track Jalan Kereta Api (Dwi Purwanto) PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA Dwi Purwanto Abstract This paper discuss
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciDESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM
DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM Fikry Hamdi Harahap NRP : 0121040 Pembimbing : Ir. Ginardy Husada.,MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 8 ketentuan umum jalan rel OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan umum dalam desain jalan rel Mahasiswa dapat menjelaskan beberapa pengertian kecepatan kereta api terkait
Lebih terperinciDAFfAR NOTASI. = Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi ( batang. = Luas dari tulangan geser dalam suatu jarak s. atau luas dari tulangan
NOTASI 1 DAFfAR NOTASI a = Tinggi blok tegangan beton persegi ekivalen Ab = Luas penampang satu batang tulangan. mm 2 Ag Ah AI = Luas penampang bruto dari beton = Luas dari tulangan geser yang pararel
Lebih terperinciBahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:
Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c
Lebih terperinciREKAYASA JALAN REL. MODUL 4 : Penambat rel dan balas PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
REKAYASA JALAN REL MODUL 4 : Penambat rel dan balas OUTPUT : Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari komponen penambat dan balas Mahasiswa dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari jenis penambat
Lebih terperinciPERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) 1 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO Rifchi Sulistia Rosadi, Anak Agung Gde Kartika Jurusan Teknik
Lebih terperinciPerancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu
Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA
KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM 109+635 SAMPAI DENGAN KM 116+871 ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA DOUBLE TRACK GEOMETRIC INVESTIGATION FROM KM 109+635 UNTIL KM 116+870 BETWEEN CIGANEA
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.
Lebih terperinciPerencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan NURMAN NUGRAHA 1,
Lebih terperinciPenambat. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.
Penambat Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Penambat rel Penambat rel adalah suatu komponen yang menambatkan rel pada bantalan sedemikian rupa sehingga kedudukan rel adalah tetap, kokoh dan tidak bergeser. Jenis
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciGambar 6.1 Gaya-gaya yang Bekerja pada Tembok Penahan Tanah Pintu Pengambilan
BAB VI ANALISIS STABILITAS BENDUNG 6.1 Uraian Umum Perhitungan Stabilitas pada Perencanaan Modifikasi Bendung Kaligending ini hanya pada bangunan yang mengalami modifikasi atau perbaikan saja, yaitu pada
Lebih terperinciV. PENDIMENSIAN BATANG
V. PENDIMENSIAN BATANG A. Batang Tarik Batang yang mendukung gaya aksial tarik perlu diperhitungkan terhadap perlemahan (pengurangan luas penampang batang akibat alat sambung yang digunakan). Luas penampang
Lebih terperinciA. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)
A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah
Lebih terperinci