LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LK) merupakan evaluasi dan pertanggung jawaban Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan di sektor industri yang diarahkan untuk menunjang pembangunan industri baik Nasional maupun Regional, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu, laporan ini juga merupakan pertanggung jawaban Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga penelitian pengembangan dan standardisasi industri dan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk menunjang pembangunan dan pengembangan industri secara nasional maupun regional. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 151/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Laporan ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pimpinan Kementerian Perindustrian khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dalam menilai pelaksanaan tupoksi yang telah dilaksanakan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 dan sekaligus dapat menjadi umpan balik untuk perbaikan dalam upaya optimalisasi pencapaian program kerja dan kinerja tahun yang akan datang. Laporan Kinerja ini disusun mengacu pada Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar , Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015, dan DIPA Tahun Anggaran Semoga Laporan Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar ini dapat memberikan gambaran perkembangan pelaksanaan Tupoksi Tahun 2015 dan bahan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada masa yang akan datang. Makassar, Januari 2016 KEPALA, WILLEM PETRUS RIWU i

2 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja (LK) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 adalah wujud pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada Tahun Anggaran 2015 yang berisi tentang keberhasilan maupun belum tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi serta rekomendasi perbaikan kinerja. Cakupan Laporan Kinerja terdiri dari capaian Rencana Strategis serta capaian Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran Walaupun tidak semua sasaran rencana Strategis termuat dalam Perjanjian Kinerja, namun dalam dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LK) tetap menyajikan capaian Rencana Strategis Tahun Pertama. Adapun sasaran yang termuat dalam dokumen Rencana Strategis terdiri dari: 1). Meningkatnya Peran dan Kualitas Litbang Dalam Mendukung Industri Hasil Perkebunan; 2). Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Melalui Palayanan yang Profesional; 3) Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sedangkan pada dokumen Perjanjian Kinerja sasaran Srategisnya terdiri dari: 1) Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2) Meningkatnya kerjasama litbang; 3) Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Antara sasaran strategis Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Sasaran Strategis Perjanjian kinerja sudah in line disebabkan karena indikator kinerja baik yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis maupun dalam dokumen Perjanjian Kinerja telah disesuaikan. Secara umum baik capaian Rencana Strategis maupun capaian Perjanjian kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan seperti disajikan berikut: Sasaran I: Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri. Indikator kinerja dari sasaran strategis I adalah: 1. Hasil penelitian dan Pengembangan yang siap diterapkan, realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu penelitian dark dan whithe chocolate, kegiatan ini dilaksanakan UPT. Rumah cokelat Palu. Provinsi Sulawesi tengah. Dengan MoU Nomor: 2026/BPKIMI/BBIHP.3/X/ Hasil litbang yang telah diimplementasikan, realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu diversifikasi produk nata de coco, kegiatan ini dilaksanakan di UD. Panca mekar Intiboga Makassar. dengan Nomor MoU:1000/BPKIMI/BBIHP.3/V/ Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem ii

3 solving), realisasi kegiatan ini sebanyak 1 Kegiatan yaitu pengoperasian peralatan produksi cokelat dan peningkatan mutu produk pasta dan candy. Pelaksanaan kegiatan di gapoktan reso pammase Kab Luwu. Sasaran strategis II : Meningkatnya kerjasama litbang. Indikator kinerja dari sasaran strategis II adalah: kerjasama litbang instansi dengan industri. Realisasi sebanyak 1 kegiatan dengan judul Peningkatan mutu produk pangan laut (diversifikasi produk ikan dan rumput laut). Kegiatan kerjasama litbang ini dilaksanakan di KUB. Bajeng Jaya, Kabupaten Takalar didasarkan dengan MoU Nomor 867/BPKIMI/BBIHP.3/IV/2015. Sasaran strategis III : Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Indikator kinerja dari sasaran startegis III adalah: 1. Tingkat kepuasan pelanggan, ditarget Indeks 4 realisasi Indeks 4,4 2. Jumlah sampel uji, ditargetkan sebanyak sampel uji terealisasi sebanyak 4329 sampel Pagu TA 2015 Rp ,- realisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 96,14%. Rincian realisasi sebagai berikut: 1. Pagu Rupiah murni sebesar ,- realisasi Rp ,- atau sebesar 96, 53%. 2. Pagu Pengunaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp ,- realisasi Rp stau sebesar (93,66%). Realisasi Penerimaan PNBP dari target sebesar Rp ,- melampaui target sebesar Rp ,- atau 111%. Kendala: Secara umum pencapaian kinerja telah sesuai dan lebih tinggi dari target, namun masih ditemukan kendala dalam hal keterbatasan kapasitas Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan jika dibandingkan dengan peningkatan tuntutan dan kebutuhan aplikasi litbang terapan. Keterbatasan ini disebabkan belum maksimalnya strategi kebijakan litbang. Hal ini terkait dengan penyediaan anggaran litbang yang kurang memadai guna memenuhi kebutuhan baik peralatan proses dan pengujian litbang, maupun biaya operasionalnya. Sehingga tim litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih kesulitan menciptakan penelitianpenelitian yang menjadi problem solving industri hasil perkebunan. Begitupun dengan peningkatan layanan publik yang berdampak pada peningkatan Jasa Pelayanan Teknis, peningkatan sumber dana Penerimaan Negara Bukan Pajak tidak selaras dengan peningkatan kebutuhan biaya operasional pelayanan jasa teknis disebabkan iii

4 kebijakan penganggaran yang belum proporsional dengan kebutuhan pelayanan masyarakat. Tindak Lanjut Kendala: Meningkatkan kapasitas sumber daya Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu sumber daya litbang dan sumber daya pelayanan publik dengan cara peningkatan penganggaran yang proporsional. Dari capaian akhir kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar yang menurut skala ordinal pengukuran laporan kinerja diklasifikasikan cukup berhasil untuk periode tahun pertama dari Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan tidak lepas dari faktor keterbatasan pagu anggaran yang diperoleh. Diperlukan perubahan metode pelaksanaan litbang yang lebih aktif berkoordinasi dengan industri, seperti pola konsorsium litbang industri, diawali dengan pelaksanaan forum perencanaan litbang industri dengan para stakeholder untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang bisa diselesaikan bersama melalui litbang konsorsium maupun litbang mandiri. Meskipun pola ini memerlukan dukungan dana yang lebih besar dibanding dengan pola litbang yang selama ini diterapkan namun lebih efektif untuk penerapan litbang ke industri. Kepala WILLEM PETRUS RIWU iv

5 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Ikhtisar Eksekutif... ii Daftar Isi. v Daftar Tabel... vi Daftar Lampiran... vii Bab 1 Pendahuluan... 1 A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi.. 1 B. Peran Strategis Organisasi... 2 C. Struktur Organisasi. 5 D. Potensi.. 9 Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja A. Rencana Strategis Organisasi B. Rencana Kinerja C. Rencana Anggaran D. Dokumen Perjanjian Kinerja Bab 3 Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi B. Realisasi Anggaran C. Perbandingan Capaian Kinerja TA 2014 dan TA D. Capaian Target RENSTRA Terhadap Realisasi TA 2015 (Tahun I Periode ) Bab 4 Penutup A. Kesimpulan B. Permasalahan dan Kendala C. Saran dan Rekomendasi Lampiran v

6 DAFTAR TABEL 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan Tujuan dan sasaran strategis organisasi ( ) Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Rincian anggaran tahun 2015 sebelum revisi Rincian anggaran tahun 2015 sesudah revisi Alokasi pagu anggaran BBIHP Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Matriks alur IKU BPPI sampai perjanjian kinerja BBIHP TA Rencana aksi perjanjian kinerja TA Capaian rencana aksi per triwulan TA Realisasi litbang yang siap diterapkan Rencana dan realisasi renstra untuk kegiatan litbang yang siap diterapkan Kerjasama litbang yang telah diimplementasikan Realisasi RENSTRA hasil litbang yang telah diimplementasikan Kegiatan problem solving Kerjasama litbang instansi dengan industri Realisasi RENSTRA kerjasama litbang dengan industri Target dan realisasi tingkat kepuasan pelanggan Realisasi RENSTRA tingkat kepuasan pelanggan Jumlah sampel uji Realisasi RENSTRA jumlah sampel uji Realisasi anggaran kegiatan per triwulan Realisasi anggaran BBIHP TA 2015 sumber RM Pagu dan realisasi PNBP tahun Jenis dan realisasi penerimaan PNBP tahun Penerimaan PNBP berdasarkan jenis layanan tahun Realisasi penggunaan anggaran BBIHP tahun 2015 sumber PNBP Realisasi RENSTRA dan perbandingan dengan tahun sebelumnya Persentase capaian RENSTRA terhadap kinerja vi

7 AFTAR TABELAR TABEL DA DAFTAR LAMPIRAN 1. Matriks Alur IKU BPKIMI Sampai Perjanjian Kinerja BBIHP Tahun Anggaran Capaian Perjanjian Kinerja Per Triwulan Berdasarkan Rencana Aksi TA Realisasi Anggaran Kegiatan Per Triwulan Tahun Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran Pengukuran Kinerja Perjakin Jumlah Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan 7. Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Telah Diimplementasikan 8. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving) 9. Kerjasama Litbang dengan Instansi/ Industri 10. Indeks Kepuasan Pelanggan 11. Rencana aksi Perjakin 12. Realisasi penerimaan PNBP per jenis layanan vii

8 BAB 1 PENDAHULUAN A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 119/M- IND/PER/11/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Baristand Industri Dalam Masa Peralihan Terkait Perubahan Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Perindustrian menetapkan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor: 48/M-IND/PER/6/2006 sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri Kementerian Perindustrian. Tugas pokok dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Industri. Sedangkan fungsi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah: a. Pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan; b. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; c. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi; d. Pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah; e. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; f. Pelaksanaan inspeksi teknis; g. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan; h. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi, dan informasi; i. Pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; j. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan. 1

9 B. PERAN STRATEGIS ORGANISASI Program Trisakti Pemerintah Republik Indonesia yaitu Berdaulat Dibidang Politik, Berdikari Dibidang Ekonomi, dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan. Dimana khusus penjabaran trisakti kedua, berkaitan langsung dengan Kementerian Perindustrian yaitu Berdikari dalam ekonomi diwujudkan dalam pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi Nasional. Negara memiliki karakter kebijakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran untuk memenuhi hak dasar warganegara. Lanjut pada Sembilan program strategis Nawacita point 6 dan 7 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Tentunya Program Trisakti dan Nawacita tersebut yang merupakan bagian dari visi misi Jokowi JK harus kita laksanakan sesuai dengan lingkup tupoksi kita. Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015 yang dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Ditetapkan 10 industri prioritas dimana BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ikut menunjang pertumbuhan industri secara nasional dan regional khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi daerah yang mempunyai beberapa keunggulan dalam sumber daya alam yang belum dikelola secara optimal, akan menjadi fokus perhatian pelayanan kelitbangan BBIHP dan akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam khususnya yang meliputi : 1. Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk; 2

10 2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri; 3. Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu; 4. Memberikan bantuan teknik tentang teknologi proses dan peralatan; 5. Memberikan bantuan penanggulangan pencemaran akibat aktivitas industri Dari sebelas Balai Besar di lingkup BPKIMI, BBIHP merupakan unit Balai Besar satu-satunya yang berada di luar Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan BBIHP memiliki peran yang cukup strategis dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategis baik yang ditetapkan oleh BPKIMI maupun Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan tupoksinya sebagai lembaga litbang dan unit pelayanan jasa teknis BBIHP memiliki potensi pengembangan litbang dan pelayanan jasa teknis yang besar, keberadaanya yang berlokasi di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur menjadikan BBIHP sebagai ujung tombak pelayanan dan pembinaan industri di KTI khususnya. Namun potensi pelayanan jasa yang besar ini belum didukung oleh kesiapan sumber daya yang dimiliki BBIHP yang terbatas. Sejak empat tahun terakhir ( ) telah terjadi peningkatan jumlah pelayanan jasa teknis BBIHP hal ini bisa ditunjukkan dari peningkatan jumlah perusahaan/industri dan perorangan yang mendapat pelayanan oleh BBIHP dan diiringi dengan peningkatan jumlah penerimaan PNBP. Hal ini antara lain menunjukkan bahwa selain tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi kepada pelayanan BBIHP juga disebabkan semakin besarnya potensi pelayanan jasa teknis ke industri akibat dari pertumbuhan dan pengembangan industri di Indonesia Timur yang semakin meningkat. Sehingga secara beriringan dan berkelanjutan BBIHP harus selalu siap memberi pelayanan yang optimal dan mampu mengimbangi perkembangan potensi pelayanan jasa teknis kepada industri yang semakin meningkat. Peningkatan kebutuhan pelayanan tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan sumberdaya pelayanan dalam hal ini SDM, sarana prasarana laboratorium, fasilitas pelayanan publik dan mekanisme pelayanan yang profesional. Tuntutan peningkatan pelayanan berkaitan erat dengan peningkatan kebutuhan fasilitas dan operasional pelayanan (fasilitas laboraorium uji, operasional sampling dan pengujian, SDM dan sarana pendukung lainnya). Pelayanan Jasa Teknis BBIHP yang paling besar masih bersumber dari pengujian dan pengambilan sampel uji. Potensi kebutuhan pelayanan ini semakin meningkat sedangkan kapasitas 3

11 pelayanan pengujian dan pengambilan sample tidak bertambah bahkan perlu diperbaharui karena beberapa peralatan laboratorium sudah tua, hal ini menyebabkan beberapa penawaran kerjasama pengujian dan sampling dari industri (calon pelanggan baru) untuk sementara ditolak karena ketidakmapuan memberi pelayanan sesuai target kontrak kerjasama, sehingga hanya mampu mempertahankan pelayanan pada pelanggan lama. Kondisi ini menjadi kendala yang serius bagi kementerian perindustrian sebagai pembina industri karena ketidakmampuan mengantisipasi kebutuhan pelayanan pada industri khususnya dalam rangka peningkatan daya saing industri dan berwawasan lingkungan di daerah. BBIHP sebagai lembaga pelayanan beberapa jenis jasa teknis, merupakan unit pengelola PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Besarnya jumlah pelayanan berdampak pada besarnya jumlah penerimaan PNBP. Penerimaan PNBP ini dikelola untuk menunjang biaya operasional pelaksanaan jasa teknis, termasuk penyedia fasilitas pendukung pelayanan. Namun dengan jumlah penerimaan PNBP yang diperoleh (sesuai dengan standar tarif penerimaan PNBP) masih belum mampu menjadi sumber pembiayaan seluruh kebutuhan pengeloaan pelayanan jasa termasuk dalam penyediaan aset-aset atau fasilitas laboratorium. Karena pengadaan aset-aset tersebut cukup mahal dan terbatas. Sebagai unit pengelola PNBP, BBIHP harus melakukan usulan target penerimaan PNBP setiap tahunnya untuk dialokasi dalam pagu anggaran tahun berikutnya. Tentunya dengan asumsi penerimaan PNBP tersebut akan dikelola sesuai dengan kebutuhan operasional pelaksanaan layanan jasa teknis. Namun pada kenyataannya struktur anggaran yang disediakan mengharuskan sumber dana PNBP menanggung pembiayaan operasional perkantoran yang semestinya masih bersumber pada Rupiah Murni (RM). Struktur penganggaran yang tersedia selama ini masih belum berimbang antara jumlah lokasi anggaran bersumber RM dengan PNBP. Kenaikan pagu akibat penerimaan PNBP tidak diimbangi dengan kenaikan RM. Yang terjadi malah sebaliknya, sehingga anggaran yang sedianya diperuntukkan untuk pengelolaan PNBP masih harus dibagi pada kegiataan yang semestinya bersumber dari RM. Sehingga akan sangat mempengaruhi pemberian pelayanan yang profesional kepada industri dan akan mempengaruhi kemampuan pencapaian target penerimaan PNBP yang telah ditetapkan. Seperti diketahui jika pelayanan ditargetkan berkelanjutan harus pula dibuatkan perencanaan anggaran yang terstruktur dan terencana. Jika sejak perencanaan anggaran sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencapaian target sejak awal, tentunya akan sangat mempengaruhi realisasi kegiatan dan akan berdampak pada perkembangan organisasi pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu 4

12 perlu kiranya dilakukan penyamaan persepsi terhadap pengalokasian pagu anggaran yang berimbang terhadap kebutuhan masing-masing satker dalam lingkup BPKIMI khususnya dan lingkup Kemenperin umumnya. C. STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar 1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, evaluasi dan laporan; b. Pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan 5

13 c. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : (1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara. (3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian. 2. Bidang Pengembangan Jasa Teknik mempunyai tugas melaksanakan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam melaksanakan tugas Bidang Pengembangan Jasa Teknik menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan. Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari: (1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha. (2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. 6

14 Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penelitian dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; dan b. Perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari : (1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi dan konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. (2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan alih teknologi dan konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan. 4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian; b. Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan c. Perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari: (1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, pelaporan dan evaluasi hasil pengujian, pelaksanaan kalibrasi peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang. 7

15 (2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. 5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. (3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8

16 D. POTENSI Sebagai satker pengelola PNBP di daerah, BBIHP diberi tugas memberikan layanan jasa yang hingga tahun 2015 mampu memeberikan tuhu jenis layanan, yaitu (1) Layanan Sertifikasi produk (LSPro), (2) Layanan Pengujian, (3) Layanan Kalibrasi Alat, (4) Layanan Konsultansi, (5) Layanan Pelatihan SDM Industri, (6) Layanan Pemantauan Lingkungan, (7) Layanan lainnya termasuk bimbingan mahasiswa/siswa. Untuk itu BBIHP telah memiliki sarana dan prasaran yang mendukung layanan tersebut. a. Kelembagaan Jika dilihat dari aspek kelembagaan, dapat dikatakan BBIHP sudah cukup memadai dalam melaksanakan tupoksi dan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Aspek kelembagaan ini menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperkuat perannya sebagai lembaga penelitian di bidang industri hasil perkebunan dan lembaga pengelola PNBP untuk layanan jasa teknis. BBIHP mempunyai peran yang sangat vital dalam upaya pengembangan industri hasil perkebunan, hal ini didukung oleh kegiatan penelitian industri hasil perkebunan dan juga kegiatan pengujian, kalibrasi serta kegiatan sertifikasi produk. Laboratorium uji BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 18 komoditi yaitu: 1) Air Minum Dalam Kemasan; 2) Mie Instan; 3) Garam konsumsi beryodium; 4) tepung terigu; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk Urea; 7) Pupuk Dolomit; 8) Pupuk Kalium Klorida; 9) Pupuk cair hasil samping asam amino; 10) Pupuk super fosfat; 11) Biji kakao; 12) Kakao Bubuk; 13) Kopi biji; 14) Air dan air limbah; 15) Gula rafinasi; 16) Garam meja dan Konsumsi; 17) Gula Pasir; dan 18) Semen Portland. Laboratorium uji terdiri dari laboratorium Air dan lingkungan, laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi serta laboratorium fisika dan mekanik. Masing-masing laboratorium telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap guna menunjang pelaksanaan kegiatan pengujian. 9

17 Laboratorium Kalibrasi BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 4 Bidang yaitu: 1)Bidang Massa; 2)Bidang Temperatur; 1) Bidang Volumetrik; serta 4) Bidang Intrumen Analitik. LSPro (Lembaga Sertifikasi) BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LSPr-018-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 7 (tujuh ) Komoditi yaitu: 1). AMDK; 2) Mie Instan ; 3) Tepung terigu; 4) Pupuk urea; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk SP 36; 7) Garam Konsumsi Beryodium. b. Kemampuan Layanan Selain dari layanan kelembagaan LSPro, Lab. Uji, dan Lab. Kalibrasi, BBIHP juga mempunyai kemampuan layanan sebagai berikut: 1) Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; 2) Konsultansi; 3) Pelatihan Teknis kepada SDM Industri; 4) Pemantauan lingkungan; dan 5) Jasa Pengambilan Sampel. Tersedianya layanan-layanan tersebut diharapkan mampu mendukung kelancaran kegiatan pelayanan publik yang akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bermitra dengan BBIHP. c. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBIHP didukung oleh Sumber Daya Manusia sejumlah 90 Orang. Jumlah Sumber Daya Manusia ini merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam menunjang tupoksi BBIHP. Jabatan terdiri dari eselon II sebanyak 1 Orang, eselon III sebanyak 4 orang dan eselon IV sebanyak 9 orang. Untuk jabatan fungsional terdiri dari fungsional peneliti sebanyak 14 orang, fungsional perekayasa 8 orang, fungsional litkayasa sebanyak 5 orang, penyuluh sebanyak 1 orang, penguji mutu barang sebanyak 5 orang, pustakawan sebanyak 2 orang, arsiparis sebanyak 4 orang, penegndali dampak lingkungan sebanyak 1 orang, pranata humas sebanyak 1 orang, perencana sebanyak 1 orang, dan penerjemah sebanyak 1 orang. Serta fungsional umum sebanyak 36 orang. Rincian profil SDM menurut jabatan dan pendidikan disajikan pada tabel 1.1 profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan. 10

18 Tabel 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan Pendidikan No Jabatan Jumlah S2 S1 D3 SLTA SLTP SD 1 Struktural Eselon II Struktural Eselon III Struktural Eselon IV Fungsional Peneliti Fungsional Perekayasa Fungsional teknisi litkayasa 7 Fungsional penyuluh Fungsional PMB Fungsional pustakawan Fungsional arsiparis Pengendali dampak 1 1 lingkungan. 12 Pranata Humas Perencana Penerjemah Umum Total

19 BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi Sebuah negara industri tangguh di dunia, dengan visi yaitu Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri nasional telah diakui di dunia internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan Misi Pembangunan Industri: Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri Nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan; Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional. Balai Besar industri Hasil Perkebunan sebagai unit eselon II yang berada dibawah unit eselon I Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri untuk sementara menjadikan Renstra Kemenperin sebagai pedoman utama dalam menjabarkan arah pembangunan, berhubung dokumen Renstra BPKIMI masih dalam tahap penyusunan. Berdasarkan Sasaran strategis sesuai dengan perspektif Pemangku Kepentingan, perspektif Proses Internal dan Perspektif Pembelanjaran Organisasi yang telah tersusun, BBIHP akan mensinergikan arah pembangunannya sesuai dengan sasaran strategis yang diamanahkan kepada BPKIMI. Amanah tersebut adalah: 1. Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi (IKSS: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri, pengembangan inovasi dan penerapan HKI) 12

20 2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik (IKSS: Indeks Kepuasan Masyarakat) Penjabaran UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional) menjadikan BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Penetapan arah pembangunan indusri yang diselaraskan dengan tupoksi BBIHP diatas akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap kegiatan tahunan BBIHP sesuai dengan kompetensi dan sumber daya BBIHP sendiri Sedangkan visi Badan Penelitian Pengembangan Iundustri adalah Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global Sebagai implementasi dari visi Kementerian Perindustrian dan visi Badan Penelitian dan pengembangan Industri maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya. Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didefinisikan sebagai berikut: Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Pengolahan Sumber Daya Alam dan Penyedia Layanan Jasa Teknis Yang Unggul dan Terdepan Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selanjutnya menetapkan misi nya yang merupakan penyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang akan membawa institusi kepada suatu fokus. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu adalah sebagai berikut yaitu : 1. Meningkatnya Kemampuan Litbang dan Penguasaan Teknologi yang Berorientasi pada Kebutuhan Industri. 2. Meningkatnya Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional dan Terpercaya Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan. 13

21 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 1. Tujuan Strategis Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi dan isu-isu strategis. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi institusi dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah sebagai berikut : Meningkatkan peran litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung industri yang tangguh dan berdaya saing Indicator tujaun strategis terdiri dari tiga: 1. Jumlah industri yang memanfaatkan hasil litbang 2. Jumlah industri yang memanfaatkan jasa teknis 3. Indeks kepuasan pelanggan Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkanlah langkah-langkah strategis yang tersusun sebagai saran strategis. 2. Sasaran Strategis Sasaran strategis disini adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi setiap dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masingmasing. a. Sasaran diupayakan Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan b. Jumlah KTI yang dipublikasikan c. Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan Untuk dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Penentuan Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Sasaran 14

22 Strategis 5 Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi. Maka ditetapkan untuk kurun waktu adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis I. Meningkatkan peran dan kualitas litbang dalam mendukung Industri Hasil Perkebunan. Indikator kinerja: Untuk sasaran strategi ke-dua mengacu pada Sasaran strategis Renstra kementerian Perindustrian Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik maka ditetapkan Sasaran strategis Ke-2 Renstra Balai Besar industri Hasil Perkebunan yaitu: Sasaran Strategis II. Meningkatkan Layanan Jasa Teknis melalui Pelayanan yang Profesional Indikator kinerja: a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik h. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN i. Nilai Jasa Pelayanan Teknis Sasaran Strategis ke-3 adalah sebagai pendukung untuk sasaran utama Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu: Sasaran Strategis III. Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Indikator kinerja: a. Meningkatnya Kompetensi SDM b. Meningkatkan Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Meningkatnya Pengenalan dan promosi Kemampuan BBIHP d. Meningkatkan Tata Laksana Organisasi yang akuntabel Tujuan dan sasaran strategis organisasi tahun telah dijabarkan secara detail dalam Matriks Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Karena sifatnya yang spesifik, suatu kegiatan/jasa layanan yang 15

23 sejenis apalagi yang berbeda jenis, akan memerlukan sumber daya keahlian, sarana dan waktu penyelesaian yang berbeda dari yang lainnya. Uraian sasaran strategis RENSTRA Balai Besar industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi ( ). Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Organisasi ( ) SASARAN TUJUAN URAIAN INDIKATOR 1 Meningkatkan peran litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung indusri yang tangguh dan berdaya saing Meningkatnya kom petensi litbang BBIHP dalam bidang Industri Hasil Perkebunan Meningkatnya kualitas dan kapasitas layanan jasa teknis Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan a. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan b. Jumlah KTI yang dipublikasikan d. Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan e. Jumlah hasil litbang yang didaftarkan paten. a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik h. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN i. Nilai Jasa Pelayanan Teknis a. Meningkatnya Kompetensi SDM b. Meningkatkan Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Meningkatnya Pengenalan dan promosi Kemampuan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan d. Meningkatkan Tata Laksana Organisasi yang akuntabel B. RENCANA KINERJA Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Rencana Kinerja BBIHP tahun 2015 ini disusun berdasarkan matriks Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Rencana startegi ini mengaju pada rencana strategis yang ditetapkan pada Renstra Kemenperin yaitu Untuk sasaran Strategis terkait penelitian 16

24 mengacu pada Perpektif Pemangku Kepentingan, Renstra Kementerian Perindustrian, Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Pengembangan Inovasi Dan Penguasaan Teknologi dan Untuk Sasaran Strategis terkait meningkatnya kualitas pelayanan publik mengacu pada Perspektif Proses Internal Kepentingan, Renstra Kementerian Perindustrian, Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Dan Informasi Publik Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut disusunlah rencana kinerja BBIHP dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya termasuk alokasi anggaran yang dibutuhkan. Format rencana kinerja BBIHP disajikan pada tabel 2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran Tabel 2.2 Indikator Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2015 Program/Kegiatan Prioritas Indikator Target Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan a. Meningkatkan peran dan kualitas litbang dalam mendukung IHP. b. Pelayanan jasa teknis industri a. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan 1 Judul b. Jumlah hasil litbang yang diterapkan 1 Judul c. Jumlah KTI yang dipublikasikan 2 Terbitan a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi 100 c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan 10 c. Peningkatan industri daerah Penelitian dan pengembangan teknologi industri d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah SDM industri yang terdidik 5 a. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 20 b. Jumlah pengadaan alat laboratorium 3 c. Jumlah lingkup pengakuan produk LPK 11 yang diakui oleh KAN a. Jumlah hasil litbang teknologi baru 2 b. Jumlah kerjasama litbang dan rancang bangun

25 C. RENCANA ANGGARAN Pada tahun anggaran 2015, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mendapat pagu anggaran dari APBN melalui DIPA sebanyak Rp ,- Pagu berdasarkan per jenis belanja yaitu: Belanja Pegawai sebesar Rp ,- Belanja Operasional sebesar Rp ,00 dan Belanja Non Operasional sebesar Rp ,00. Pagu berdasarkan sumber Pendanaan yaitu : Rupiah Murni (RM) sebesar Rp ,00 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp ,00 (target penerimaan PNBP TA sebesar Rp ,00). DIPA awal Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dapat disajikan pada tabel 2.3 Rincian anggaran Tahun 2015 sebelum revisi. Tabel 2.3 Rincian Anggaran Tahun 2015 sebelum revisi Output URAIAN PAGU (Rp) Program Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Output 001 Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi Industri Penelitian A. Pemanfaatan Kulit Buah Kakako sebagai Penghasil Enzim Polifenol Oksidase untuk Mempersingkat Waktu Fermentasi B. Peningkatan Mutu dan Penentuan Masa Simpan Produk Makanan Kesehatan dari Biji Kakao C. Formulasi Cream Berbahan Aktif Ekstrak Metanol Bubuk Kakao Non Fermentasi Kombinasi Madu Lebah untuk Melindungi Kulit dari Sinar Ultraviolet (UVB) D. Enkapsulasi Ekstrak Kakao sebagai Sediaan Antioksidan pada Produk Minuman E. Peningkatan Mutu dan Formulasi Masker Wajah dari Biji Kakao Non Fermentasi dengan Penambahan Rumput Laut F. Pengembangan Minuman Instan Coklat-Kedelai sebagai Minuman Kesehatan Output 002 Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri Rekayasa A. Rekayasa Alat Cetak Permen Coklat Sistem Getar Output 003 Layanan Jasa Teknis Layanan Jasa Teknis BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN A. Layanan Sertifikasi B. Layanan Pelatihan Teknis C. Konsultasi dan Optimalisasi D. Layanan Pengujian E. Layanan Kalibrasi F. Layanan Pengambilan Sampel Output 004 Pengembangan Kelembagaan Pengembangan SDM

26 Output URAIAN PAGU (Rp) A. Pendidikan dan Pelatihan Teknis/Manajemen B. Workshop/Sosialisasi/Seminar/Diseminasi C. TP2U Penilai Angka Kreddit Promosi/Publikasi/Sosialisasi/Diseminasi A. Pameran B. Pengembangan Pasar C. Open House dan Business Gathering D. Penerbitan Jurnal IHP E. Penerbitan Jurnal Rekayasa dan Teknologi Industri Akreditasi/Surveilen/Reakreditasi A. Surveilen dan Perluasan Ruang Lingkup Lab. Uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Reakreditasi Lab. Kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan C. Surveilen dan Witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan D. Penerapan dan Surveilen Sistem Mutu dan Personil ISO 9001: Pengembangan Sistem Informasi A. Pengelolaan Website Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Kerjasama Litbang/Rekayasa A. Kerjasama Riset Penerapan Budaya Kerja 5K A. Penerapan Budaya Kerja 5K Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP A. Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP Pembinaan dan Penerapan HKI A. Pembinaan dan Penerapan HKI Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan A. Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan Output Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring 005 dan Evaluasi Penyusunan Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran TA B. Review Renstra C. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan SAI dan BMN A. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi TA B. Pengelolaan BMN Output 994 Layanan Perkantoran Pembayaran Gaji dan Tunjangan A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran A. Kesehatan dan Motivasi Pegawai B. Keperluan Perkantoran C. Belanja Langganan D. Pemeliharaan Bangunan, Saranan dan Prasarana E. Operasional Perkantoran Lainnya Output 996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

27 Output URAIAN PAGU (Rp) Output 997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A. Fasilitas/Peralatan Operasional Perkantoran B. Peralatan dan Prasarana Laboratorium Uji Dalam pelaksanaan kegiatan agar optimal telah dilaksanakan revisi, salah satunya revisi DIPA didasari oleh diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Perindustrian, maka terjadi penambahan pagu Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Uraian serta pagu setelah revisi ditampilkan pada tabel 2.4 Rincian anggaran Tahun 2015 sesudah revisi. Tabel 2.4 Rincian Anggaran Tahun 2015 sesudah revisi Output URAIAN PAGU (Rp) Program Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan Output 001 Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi Industri Penelitian A. Pemanfaatan Kulit Buah Kakako sebagai Penghasil Enzim Polifenol Oksidase untuk Mempersingkat Waktu Fermentasi B. Peningkatan Mutu dan Penentuan Masa Simpan Produk Makanan Kesehatan dari Biji Kakao C. Formulasi Cream Berbahan Aktif Ekstrak Metanol Bubuk Kakao Non Fermentasi Kombinasi Madu Lebah untuk Melindungi Kulit dari Sinar Ultraviolet (UVB) D. Enkapsulasi Ekstrak Kakao sebagai Sediaan Antioksidan pada Produk Minuman E. Peningkatan Mutu dan Formulasi Masker Wajah dari Biji Kakao Non Fermentasi dengan Penambahan Rumput Laut F. Pengembangan Minuman Instan Coklat-Kedelai sebagai Minuman Kesehatan Output 002 Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri Rekayasa A. Rekayasa Alat Cetak Permen Coklat Sistem Getar Output 003 Layanan Jasa Teknis Layanan Jasa Teknis BALAI BESAR INDUSTRI HASIL Output 004 PERKEBUNAN A. Layanan Sertifikasi B. Layanan Pelatihan Teknis C. Konsultasi dan Optimalisasi D. Layanan Pengujian E. Layanan Kalibrasi F. Layanan Pengambilan Sampel Pengembangan Kelembagaan

28 Output URAIAN PAGU (Rp) 011 Pengembangan SDM A. Pendidikan dan Pelatihan Struktural B. Pendidikan dan Pelatihan Teknis/Manajemen C. Workshop/Sosialisasi/Seminar/Diseminasi D. TP2U Penilai Angka Kreddit Promosi/Publikasi/Sosialisasi/Diseminasi A. Pameran B. Pengembangan Pasar C. Open House dan Business Gathering D. Penerbitan Jurnal IHP E. Penerbitan Jurnal Rekayasa dan Teknologi Industri Akreditasi/Surveilen/Reakreditasi A. Surveilen dan Perluasan Ruang Lingkup Lab. Uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Reakreditasi Lab. Kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan C. Surveilen dan Witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan D. Penerapan dan Surveilen Sistem Mutu dan Personil ISO 9001: Pengembangan Sistem Informasi A. Pengelolaan Website Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Kerjasama Litbang/Rekayasa A. Kerjasama Riset Penerapan Budaya Kerja 5K A. Penerapan Budaya Kerja 5K Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP A. Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP Pembinaan dan Penerapan HKI A. Pembinaan dan Penerapan HKI Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan A. Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan Output Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring 005 dan Evaluasi Penyusunan Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran TA B. Review Renstra C. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan SAI dan BMN A. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi TA B. Pengelolaan BMN Output 994 Layanan Perkantoran Pembayaran Gaji dan Tunjangan A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran A. Kesehatan dan Motivasi Pegawai B. Keperluan Perkantoran C. Belanja Langganan D. Pemeliharaan Bangunan, Saranan dan Prasarana E. Operasional Perkantoran Lainnya Output Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

29 Output URAIAN PAGU (Rp) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Output 997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A. Fasilitas/Peralatan Operasional Perkantoran B. Peralatan dan Prasarana Laboratorium Uji Pelaksanaan kegiatan selain bersumber dari rupiah murni juga dari penerimaan Negara bukan pajak, jenis belanja berdasarkan sumber dana disajikan pada tabel 2.5 alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Tabel 2.5. Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Sumber Dana Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah) Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah (Rp) RM PNBP Total D. DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkanlah kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Inpres Nomor 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan Surat Edaran Menteri Negara PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Perjanjian Kinerja, Kementerian Perindustrian telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Perjanjian kinerja terdiri dari lembar naskah perjanjian dan lembar lampiran yang memuat 3 (tiga) sasaran strategis yang terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja yang disertai target masing-masing indicator kinerja. Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri adalah pernyataan komitmen Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam mewujudkan target kinerja tahunan sesuai dengan Tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Sasaran strategis, indikator kinerja serta target 22

30 dimuat dalam Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA seperti tabel 2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Tabel 2.6. Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya hasil-hasil Hasil litbang yang siap diterapkan 1 Penelitian Litbang yang dimanfaatkan Hasil litbang yang telah oleh industri diimplementasikan 1 Penelitian Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri 1 Paket Teknologi 2 3 Meningkatnya kerja sama litbang Meningkatkan kualitas pelayanan publik Kerja sama litbang instansi dengan industri 1 Kerjasama Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 4 Jumlah sampel uji 2000 sampel 23

31 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yang kemudian dijabarkan dalam recana kinerja tahunan yaitu Renkin TA Dan kemudian setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (Perjakin). Pada TA sebagian indikator kinerja pada Renki 2015 ditetapkan sebagai indikator kinerja Kepala BBIHP dalam bentuk Perjanjian Kinerja Ta Perjanjian kinerja BBIHP meliputi 3 (Tiga) Sasaran Strategis yaitu : 1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya kerja sama litbang; 3. Sasaran Strategis III: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik. Untuk capaian kinerja Kegiatan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selama kurun waktu 2015 dengan alur berdasarkan IKU Renstra Kementerian Perindustrian disajikan pada tabel 3.1 matrik alur IKU BPPI sampai kinerja BBIHP TA Tabel 3.1 Matriks Alur IKU BPPI Sampai Perjanjian Kinerja BBIHP TA

32 Dari matriks tersebut, untuk pedoman pelaksanaan dalam mencapai target kinerja telah disusun Rencana Aksi perjanjian kinerja seperti diuraikan pada tabel 3.2 Rencana aksi Perjanjian kinerja TA Tabel 3.2 Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pada tahun 2015 Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam Perjanjian Kinerja terdiri dari 3 (Tiga) Sasaran Strategis dengan 6 (Enam) Indikator Kinerja. Realisasi Perjanjian Kinerja per triwulan disajikan pada Tabel 3.3 Capaian Perjanjian Kinerja Per Triwulan. Tabel 3.3 Capaian Rencana Aksi Per Triwulan TA

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2017 LAKIP BBIHP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN 2018 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH v LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI 2017 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Industri

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN (RENCANA KINERJA)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu

KATA PENGANTAR. Makassar, Desember 2014 Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Willem Petrus Riwu KATA PENGANTAR Dalam rangka kesinambungan Perencanaan Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, dipandang perlu melakukan penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN MAKASSAR TAHUN 2014 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN KATA PENGANTAR RENKIN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Balai Besar Tekstil yang selanjutnya dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 778/MPP/Kep/11/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado 1. LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SURABAYA Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya Telp. (031) 8410054, +628113400610

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat BBT Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) bernayng

Lebih terperinci

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. GAMBARAN UMUM KINERJA TAHUN BERJALAN 1. Aspek Keuangan. Baristand Industri Surabaya dalam melaksanakan tugas pokoknya didukung oleh anggaran yang bersumber dari

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 SATUAN KERJA PROPINSI RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 6 () () (4) BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG () SUMATERA SELATAN () KOTA PALEMBANG BAGIAN-A Halaman A ANGGARAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21 23

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315, 8314312,

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan I Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah diberlakukannya

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR KERAMIK BANDUNG Jl. Jend. Akhmad Yani 392 Bandung 40272 Telp. 022-7206221 Fax. 022 7205322 E-Mail : keramik@ bbk.go.id

Lebih terperinci

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAKIP 2015 BALAI PELATIHAN KESEHATAN BATAM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 1 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum.wr.wb Alhamdulillah, kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016 TAHUN ANGGARAN 6 () () (..) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN KEBIJAKAN INDUSTRI SATUAN KERJA (43) Badan Penelitian dan Pengembangan Industri PROPINSI () DKI JAKARTA () KOTA JAKARTA PUSAT PERHITUNGAN TAHUN 6

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN

KATA PENGANTAR LINTONG SOPANDI HUTAHAEAN KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Keramik disusun sebagai perwujudan pelaksanaan kewajiban Balai Besar Keramik selaku Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan secara tepat,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 Laporan Kinerja Baristand Industri Manado LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 BARISTAND INDUSTRI MANADO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN 2010-2014 (REVISI II) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN 2016 LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN BALAI DIKLAT INDUSTRI MAKASSAR Laporan PP. 39 Balai Diklat Industri Makassar Triwulan IV Tahun 2016 1 KATA PENGANTAR Dengan telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG 1.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29 Juni 2006, Baristand Industri Banjarbaru mempunyai

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN F-3..0. Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 205 864.997 PERALATAN DAN FASILITAS PERKANTORAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (09) Eselon I : BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMEN/LEMB : UNIT ORG : SATUAN KERJA : PROPINSI : LOKASI : RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 7 (9) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (7) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39)

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39) LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI TRIWULAN I (PP 39) TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Jln. Diponegoro No. 21

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI 2014 KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Badan Pengkajian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN. Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN. Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Unit Eselon I : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Program : Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 07/MEN/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) SEMESTER II JULI S/D DESEMBER 2016 BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MEDAN Jl. Sisingamangaraja No. 24, Telp. (061)

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Laporan Kinerja Sekretariat BPPI T.A 2016

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25

Lebih terperinci

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI BANDA ACEH JLN. TWK. HASYIM BANTA MUDA NO. 6 BANDA ACEH EMAIL : SMKSMTI.BANDAACEH@GMAIL.COM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 19 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET SOSIAL EKONOMI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kinerja 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka pelaksanaan program pembangunan industri, maka pada tahun anggaran 2016 Kementerian Perindustrian menyusun Rencana Kerja (RENJA) yang merupakan penjabaran

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Balai Besar Tekstil (BBT) Pada tahun 1922 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan Pertenunan yang dikenal dengan nama

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SAMARINDA TAHUN ANGGARAN 2017 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA Jl. MT Haryono/Jl.

Lebih terperinci

Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016

Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016 Laporan Layanan Informasi Publik Balai Besar Keramik Tahun 2016 Kebijakan Pelayanan Informasi Publik Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN Ruang lingkup kegiatan B4T sebagai mitra industri untuk meningkatkan mutu produk dan jasa industri meliputi penelitian dan pengembangan, pengujian bahan dan barang teknik,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Balai mempunyai rincian tugas sebagai berikut : a. merencanakan kegiatan oper

(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala Balai mempunyai rincian tugas sebagai berikut : a. merencanakan kegiatan oper BAB XXIV BALAI PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN Pasal 108 Susunan Organisasi Balai Pengujian Mutu Hasil Perikanan terdiri dari: a. Kepala Balai ; b. Kepala

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Baristand Industri Medan Dengan adanya pemisahan Departemen Perindustrian dan Perdagangan menjadi Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan serta dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR KERAMIK BANDUNG Jl. Jend. Akhmad Yani 392 Bandung 40272 Telp. 022-7206221 Fax. 022 7205322 E-Mail : keramik@ bbk.go.id

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2014)

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2014) LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BALAI BESAR KERAMIK TAHUN 2014 TRIWULAN PERTAMA (Per Tanggal 31 Maret 2014) Jln. Jend. A. Yani 392 Bandung 40272 Telp (022) -7206221, 7206296 Fax. (022) 7205322

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2016 Kepala Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum. Ir. Christianus R. Dewanto, M. Eng. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Rencana strategis (Renstra) Biro Kerja Sama, Hubungan Masyarakat, dan Umum (KSHU) Periode tahun 2015-2019 telah selesai diperbaharui. Renstra ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci