MODEL E-LEARNING READINESS SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN E-LEARNING. Priyanto Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
|
|
- Susanto Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL E-LEARNING READINESS SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN E-LEARNING Priyanto Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Abstract The development of e-learning in educational institutions involves many organization factors, technology infrastructures, human resources, and environment including leadership and culture. E-learning readiness (ELR) model is a manifestation of organization components toward e-learning adoption. The ELR model not only assess on what level of institution are ready for e- learning, but also reveals in what areas their companies need improvement and in which areas it is successful to support the e-learning implementation.. ELR model in the analysis phase is used to prepare the requirements document which is used as a base line for the design, development, and imlplementation phase. At the evaluation phase, ELR model is used to assess the successful of e-learning and make recycling decission to improve the next period. Keywords: e-learning, e-learning readiness PENDAHULUAN Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di institusi pendidikan (Perguruan Tinggi atau sekolah), saat ini sudah menjadi keharusan walaupun tidak ada yang mewajibkan, karena penerapan TIK dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu institusi pendidikan. Cepat atau lambat, pada akhirnya institusi pendidikan akan terkait dalam suatu komunitas yang menuntut untuk mengadopsi penerapan TIK. E-learning (electronic learning) adalah salah satu aspek penerapan TIK di institusi pendidikan. E-learning didefinisikan sebagai penyampaian konten pembelajaran atau pengalaman belajar secara elektronik mengunakan komputer dan media berbasis komputer (Smaldino, 2005). Menurut konvensi internasional (Davidson et.al, 2006), konten pembelajaran dapat didistribusikan melalui web atau melalui CD/DVD. Selain konten pembelajaran, Smaldino (2005) menyatakan bahwa e-learning dapat memonitor performa mahasiswa. 267
2 Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa elearning merupakan penyampaian konten pembelajaran secara elektronik yang disistribusikan melalui web (Internet dan/atau Internet) atau melalui CD/DVD (offline) dan ada komponen evaluasi yang melekat di dalamnya. Apabila e-learning menjadi bagian atau berada di bawah payung distance learning (Pass & Creech, 2008) dimana tidak ada tatap muka antara dosen dan mahasiswa (student centered), sedangkan PT non Universitas Terbuka menuntut tatap muka (teacher centered), berarti terjadi suatu paradoks. Namun demikian, kedua paradigma ini tidak perlu dipertentangkan, tetapi bersifat komplemen. Keduanya dapat dikombinasikan menjadi blended learning (Rosenberg, 2006). Paradigma ini mengkombinasikan keunggulan tatap muka di kelas dan keunggulan pembelajaran online untuk memberikan hasil terbaik. Dari pengertian dan perspektif tersebut, e-learning tidak sekedar mengupload bahan ajar ke Internet atau melakukan konten pembelajaran, tetapi lebih merupakan rekontektualisasi dan rekonseptualisasi proses pembelajaran ke dalam paradigma baru, pedagogi digital. Pradigma ini memiliki implikasi pada perubahan kultur pembelajaran konvensional ke kultur e-learning. Penyediaan infrastruktur teknologi dan pelatihan SDM sama sekali belum menjamin keberhasilan e-learning, kultur organisasi dan faktor leadership memiliki pengaruh yang besar terhadap keberhasilan e-learning. Kita harus mempertimbangkan rekomendasi Rosenberg (2006) yang mengatakan: when great technology meets poor culture, the culture wins everytime. Oleh sebab itu untuk dalam pengembangan e-learning diperlukan strategi yang baik dan komprehensif. MODEL E-LEARNING READINESS Readiness didefinisikan sebagai siap secara mental atau fisik untuk suatu pengalaman atau aksi (Webster s Dictionanry). Borotis & Poulymenakou (2004) mendefinisikan e-learning readiness (ELR) sebagai kesiapan mental atau fisik suatu organisasi untuk suatu pengalaman pembelajaran. Model ELR dirancang 268
3 untuk menyederhanakan proses dalam memperoleh informasi dasar yang diperlukan dalam mengembangkan e-learning. Chapnick (2000) mengusulkan model ELR dengan mengelompokkan kesiapan ke dalam delapan kategori kesiapan, yaitu: Psychological readiness. Faktor ini mempertimbangkan cara pandang individu terhadap pengaruh inisiatif e-learning. Ini adalah faktor yang paling penting yang harus dipertimbangkan dan memilki peluang tertinggi untuk sabotase proses implementasi. Sociological readiness. Faktor ini mempertimbangkan aspek interpersonal lingkungan di mana program akan diimplementasikan. Environmental readiness. Faktor ini mempertimbangkan operasi kekuatan besar pada stakeholders, baik di dalam maupun di luar organisasi. Human resource readiness. Faktor ini mempertimbangkan ketersediaan dan rancangan sistem dukungan sumber daya manusia. Financial readiness. Faktor ini mempertimbangkan besarnya anggaran dan proses alokasi. Technological skill (aptitude) readiness. Faktor ini mempertimbangkan kompetensi teknis yang dapat diamati dan diukur. Equipment readiness. Faktor ini mempertimbangkan kepemilikan peralatan yang sesuai. Content readiness. Faktor ini mempertimbangkan konten pembelajaran dan sasaran pembelajaran. Kedelapan faktor tersebut dituangkan dalam kuesioner yang terdiri dari 46 butir pertanyaan. Selain model Chapnick, masih banyak model yang dikembangkan diantaranya oleh Rosenberg (2000), Worknowledge (2004), Borotis and Poulymenakou (2004), Psycharis (2005), Aydin and Tasci (2005), The Economist Intelligent Unit (EIU, 2003), dan sebagainya. Model-model tersebut, memiliki klasifikasi dasar yang sama seperti teknologi, sumber daya manusia, finansial, konten, kultur, dan sebagainya. Tetapi isi dalam kategori dari model yang ada secara umum sama. 269
4 Model ELR di atas digunakan untuk mengukur kesiapan elearning di institusi bisnis. Untuk mengukur kesiapan di institusi pendidikan dan sesuai dengan karakteristik negara masing-masing, diperlukan sedikit perubahan. Swatman (2006) mengembangkan model ELR untuk sekolah menengah di Hongkong. Model ELR Swatman lebih sederhana, terdiri dari enam faktor yang dijabarkan ke dalam 23 item pertanyaan. Di Kroatia Begicevic & Divjak (2006), mengembangkan model ELR sebagai dasar pengambilan keputusan dalam implementasi e-lerning di perguruan tinggi. Model ELR akan menghasilkan skor yang dapat menentukan peringkat kesiapan e-learning suatu lembaga. Siapapun yang mengembangkan, model ELR dapat membantu manajer tidak hanya untuk mengukur tingkat kesiapan lembaga untuk mengimplemantasikan e-learning, tetapi yang lebih penting adalah mengungkap faktor atau area mana masih lemah dan memerlukan perbaikan dan area mana sudah dianggap berhasil atau kuat dalam mendukung implementasi e-learning. Sebagai contoh, pada gambar 1 ditunjukkan skala pengukuran salah satu faktor technology (aptitude) rediness dari model ELR Chapnick yang terdiri dari delapan faktor. Gambar 2 adalah contoh skala skor total dari model ELR yang dikembangkan oleh Aydm & Tasci. Gambar 1. Contoh skala penilaian faktor technology (aptitude) readiness model Chapnick Sumber: Elearning Readiness TM Assessment, by Samanta Chapnick (2001) Gambar 2. Contoh skala penilaian model ELR Aydm & Tasci Sumber: Measuring Readinesss for e-learning: Reflection from Emerging Country by Aydm & Tasci (2005) 270
5 MODEL ELR DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING Pengembangan e-learning melibatkan beberapa aspek yaitu: (1) infrastruktur teknologi; (2) sumber daya; dan (3) lingkungan. yang berbeda tetapi konvergen untuk menciptakan suatu sistem. Setiap entitas memiliki peran Infrastruktur teknologi terdiri dari hardware dan software. Hardware meliputi ketersediaan komputer, jaringan intranet, dan koneksi Internet. Learning Management System (LMS) merupakan software utama untuk e-learning yang dirancang untuk menangani proses komunikasi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Untuk menangani infrastruktur teknologi ini diperlukan unit khusus (administrator) yang memberi layanan teknis untuk menangani sistem secara keseluruhan dan berkelanjutan. Sumber Daya Manusia terdiri dari Dosen dan mahasiswa. Dosen bertugas untuk menyediakan konten pembelajaran dalam format digital dan melakukan evaluasi. Mahasiswa bertugas untuk mengakses konten pembelajaran, mengerjakan tugas, dan mengerjakan test. Lingkungan terdiri dari kepemimpinan dan kultur (Psycharis, 2005), merupakan faktor yang sangat penting dalam kesuksesan e-learning. Di sini peran pemimpin sangat penting dalam menciptakan kultur yang kondusif dalam imlementasi e-learning, bukan sebaliknya, kultur menciptakan kepemimpinan. Salah satu metode pengembangan e-learning adalah ADDIE (Analysis Design Development Implementation Evaluate) (http.en.wikipedia.org). Dari lima tahapan ini, yang paling berat adalah tahap anailisis, karena harus dilakukan secara cermat dan komprehenfip. Tahap ini akan menentukan keberhasilan yang dilakukan tahap di belakangnya, seperti motto dalam manajemen: if you fail to plan, you are planning to fail. Chapnick (2000) dan Gold dalam Aydm (2005) memperingatkan bahwa harus berhati-hati dalam proses adopsi e-learning untuk suatu organisasi. Mereka menagaskan bahwa adopsi e-learning tanpa perencanaan yang cermat kemungkinan besar akan berakhir dengan cost overruns, produk pembelajaran yang tidak menarik, dan kegagalan. 271
6 Dari pengalaman penulis di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan pendampingan di Sekolah Menengah dalam menangani hibah yang terkait dengan e-learning, tahap yang paling lemah adalah tahap analisis. Sehingga hasil evaluasi menunjukkan bahwa sangat sedikit dosen yang memanfaatkan e-learning, walaupun infrastruktur teknologi sudah tersedia dan pelatihan sudah dilaksanakan. Kegagalan ini bukan para pelaksana di lapangan, tetapi pada persyaratan hibah yang tidak menuntut analisis yang komprehensip. Oleh sebab itu diperlukan instrumen evaluasi dalam setiap tahapan dalam pengembangan elearning. Rosenberg (2000) menyatakan bahwa model e-learning readiness menjadi instrumen yang sangat efektif untuk melakukan evaluasi efektifitas strategi organisasi dalam mengembangan e-learning dan sebagai dasar evaluasi dari efektifitas program e-learning. Model e-leaning readiness dipandang tepat sebagai instrumen yang mengawal perjalanan pengembangan e- learnig dari tahap analisis sampai pada tahap evaluasi. Pada pengembangan e-learning diperlukan data prakondisi sebelum program diterapkan. Tahap analisis bertugas menyiapkan data prakondisi yang mencakup semua aspek yang akan mempengaruhi keberhasilan e-learning, diwujudkan dalam dokumen analisis kebutuhan. Pada tahapan analisis (Chapnick, 2000) menyatakan bahwa sebelum mengimplementasikan program e-learning, organisasi perlu melakukan analisis kebutuhan dengan memuat dukumen kebutuhan (requirements document) yang mencakup: (1) sasaran (sasaran makro organisasi dan saranan mikro pembelajaran); (2) skor kesiapan e-learning; (3) daftar keuntungan dan kendala dalam mengadopsi e-learning; dan (4) daftar kemungkinan konfigurasi e-learning. Dari skor kesiapan e-learning tahap analisis akan diperoleh area mana yang dipandang sudah siap dan area mana yang lemah, data ini digunakan sebagai base line untuk tahap berikutnya. Oleh sebab itu, pada tahap desain, pengembangan, dan implementasi harus memperbaiki pada area yang lemah. Sebagai contoh, apabila dipandang lemah dari sisi kompetensi Dosen, maka perlu diadakan 272
7 pelatihan. Tetapi apabila semua dosen sudah memiliki kompetensi yang cukup tidak perlu diadakan pelatihan, untuk penghematan biaya. Pada tahap evaluasi program, model e-learning readiness dapat digunakan sebagai instrumen evaluasi. Dari hasil evaluasi dapat diketahui apakah implementasi e-learning berhasil atau gagal, dilihat dari adanya peningkatan skor atau tidak. Dari hasil evaluasi dapat dideteksi apakah area yang lemah sudah dapat diperbaiki. Hasil evaluasi ini selanjutnya digunakan sebagai recycling decission untuk proses perbaikan pada periode berikutnya. Model ELR tidak hanya digunakan selama proses pengembangan, atau selama periode hibah (misal dua tahun). Tetapi sebaiknya digunakan seara terus menerus untuk menjaga keberlangsungan program adopsi e-learning. Sebagai contoh program penilaian ELR yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit yang mengukur kesiapan e-lelarning negara-negara di dunia, dapat di adopsi untuk lingkup sekolah atau perguruan tinggi. Model ELR yang diusulkan Cahpnick telah digunakan oleh Ministry of Education (MOE) Singapura dalam perencanaan pengembangan e-learning di sekolah-sekolah di Singapura (Swatman, 2006). Hasilnya, dapat dilihat pada peringkat ELR yang dipublikasikan pada tahun 2003 (EIU, 2003), dimana Singapura menduduki peringkat 5 dan Indonesia pada peringkat 52 dari 60 negara. Kasus di Singapura ini dapat menjadi contoh yang baik bagi pengembangan e-learning di Indonesia. Hongkong yang dapat disejajarkan dengan Singapura menempati peringkat 19 pada tahun yang sama, dan memuji Singapura dalam strategi pengembangan e-learning. KESIMPULAN Pengembangan e-learning di institusi pendidikan melibatkan banyak faktor dalam organisasi, yaitu infrastruktur teknologi, sumber daya manusia, dan lingkungan yang mencakup kepemimpinan dan kultur. Model e-learning readiness merupakan manifestasi dari kesiapan seluruh komponen organisasi untuk mengadopsi e-learning. 273
8 Model e-learning readiness tidak hanya untuk mengukur tingkat kesiapan institusi untuk mengimplemantasikan e-learning. Tetapi yang lebih penting adalah dapat mengungkap faktor atau area mana masih lemah dan memerlukan perbaikan dan area mana sudah dianggap berhasil atau kuat dalam mendukung implementasi e-learning. Model e-learning readiness pada tahap analisis digunakan untuk menyusun dokumen kebutuhan yang menjadi base line untuk tahap desain, pengembangan, dan implementasi. Pada tahap evaluasi, model e-learning readiness digunakan untuk mengukur keberhasilan dan menentukan recycling decission untuk proses perbaikan pada periode berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Aydm, Cengiz Hakan. (2005). Measuring Readinesss for e-learning: Reflection from Emerging Country. Educational Technology and Society Journal, 8(4), pp Begicevic, Nina and Blaženka Divjak (2006). Validation of Theoretical Model For Decision Making About E-learning Implementation. Journal of information and organizational sciences, Volume 30, Number 2. Retrieved 14 Februari 2008 dari Borotis, S. and Poulymenakou, A. (2004). e-learning Readiness Components: Key Issues to Consider Before Adopting e-learning Interventions. Retrieved on 8 January 2008 from Chapnick, Samantha (2000). Elearning Readiness TM Assessment. by Samanta Chapnick (2001)Are You Ready for E-Learning? Retrieved 14 januari 2008 from: Chapnick, Samantha (2001). Are You Ready for E-Learning? Retrieved 4 Januari 2008 from: Chapnick.htm. Davidson-Shivers, et.al (2006). Web-Bassed Learning: Design, Implementation, and Evaluation. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Economist Intelligence Unit and IBM Corporation (2003). The 2003 E-learning Readiness Rankings. Newyork: Economist Intelligence Unit. 274
9 Paas, Leslie and Heather Creech (2008). How Information and Communications Technologies Can Support Education for Sustainable Development. Current uses and trends. Canada: International Institute for Sustainable Development (IISD). Psycharis, sarantos (2005). Presumtions and actions affecting an e-learnng adoption by educational system implementation using virtual private network. Retrieved 14 Januari 2008 from: Sarantos_Psycharis.htm. Rosenberg, Marc J. (2000). The E-Learning Readiness Survey. Retrieved 24 January 2008 from: Rosenberg, Marc J. (2006). What Lies Beyond E-Learning?. Retrieved 5 February 2008 from: Smaldino, Sharon E. et.al (2005). Instructional Technology and Media for Learning. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Swatman, Paul MC (2006). E-learning Readiness of Hongkong Teachers. Retrieved 4 Januari 2008 from: Worknowledge (2004). E-learning Assessment Readiness. Retrieved 12 January 2008 from: 275
INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) IN EDUCATION
INTERNATIONAL SEMINAR PROCEEDINGS INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) IN EDUCATION The Graduate School Yogyakarta State University 13 14 February 2009 Editor: Samsul Hadi Asia-Pacific Economic
Lebih terperinciE-Learning: Electronic Delivery
Priyanto E-mail : priyanto@uny.ac.id Mobile : 0811282609 Blog : http://blog.uny.ac.id/priyanto Y ID : pri_uny International Seminar on ICTin Education Yogyakarta, 13 th -14 th February 2009 E-Learning:
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA
ANALISIS PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) STUDI KASUS : UPN VETERAN JAKARTA Henki Bayu Seta 1), Theresia Wati 2), Nurhafifah Matondang 3) 1), 2) Teknik Informatika
Lebih terperinciPERAN KESIAPAN E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU ABSTRAK
PERAN KESIAPAN E-LEARNING DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU Priyanto Staf Pengajar Fakultas Teknik UNY E-mail: priyanto@uny.ac.id ABSTRAK E-learning sebagai salah satu
Lebih terperinciAnalisis Faktor Kesiapan Penerapan E-learning di Perguruan Tinggi Pertanian (Studi Kasus di Institut Pertanian Stiper Yogyakarta)
Analisis Faktor Penerapan E-learning di Perguruan Tinggi Pertanian (Studi Kasus di Institut Pertanian Stiper Yogyakarta) Bagus Muhammad Akbar Magister Teknik Infromatika Program Pasca Sarjana Fakultas
Lebih terperinciAnalisis Kesiapan E-Learning Telkom University Dengan Menggunakan E-Learning Readiness (ELR) Model (Studi Kasus I- Caring)
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.1 April 2015 Page 1184 Analisis Kesiapan E-Learning Telkom University Dengan Menggunakan E-Learning (ELR) Model (Studi Kasus I- Caring) JuwindarHS(1103080060)
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA
Tingkat Kesiapan (Readiness)... (Nur Hadi&Nur Insani) 117 TINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA THE READINESS LEVEL OF IMPLEMENTING E-LEARNING IN
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
5 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Definisi E-Learning Terdapat berbagai definisi mengenai e-learning. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut : 1. E-learning adalah proses belajar yang difasilitasi
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA
TINGKAT KESIAPAN (READINESS) IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS KOTA YOGYAKARTA (THE READINESS LEVEL OF IMPLEMENTING E-LEARNING IN YOGYAKARTA HIGH SCHOOLS) Nur Hadi Waryanto 1 dan Nur Insani
Lebih terperinciMengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang
Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola fikir dan pola hidup masyarakat saat ini telah banyak berubah karena dipengaruhi oleh perkembangan penerapan teknologi informasi dan komunikasi di hampir semua
Lebih terperinciS Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)
Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinci1. Pendahuluan. Merry Agustina 1) A.Mutatkin Bakti 2)
PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA IMPLEMENTASI PENDIDIKAN JARAK JAUH. (Studi Kasus Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma) Merry Agustina
Lebih terperinciPemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Pemanfaatan ICT untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda
Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciYusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 FAKTOR-FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBANGUNAN E-LEARNING SYSTEM Yusnaeni Arifin 1) dan Udin Sidik Sidin 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako 2)Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup di tengah hiruk pikuk persaingan global dunia membuat manusia mulai berpikir untuk membuat dan atau mengembangkan hal yang pada awalnya mustahil menjadi
Lebih terperinciPenilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology
Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology Nur Zahra Afifah 1) Dr. Luciana Andrawina 2) Amelia Kurniawati, ST., MT 3) Program Studi
Lebih terperinciPengukuran Tingkat Kesiapan E-Learning (E-Learning Readiness)
Pengukuran Tingkat Kesiapan E-Learning (E-Learning Readiness) Studi Kasus pada Perguruan Tinggi ABC di Jakarta Rida Indah Fariani, S.Si, M.TI Manajemen Informatika Politeknik Manufaktur Astra Jakarta,
Lebih terperinciANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGGUNAKAN E-LEARNING READINESS MODEL
ANALISIS KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING MENGGUNAKAN E-LEARNING READINESS MODEL Ronny Faslah 1), Harry Budi Santoso 2) 1 Magister Teknik Informatika Universitas AMIKOM Yogyakarta email: ronnyfaslah@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet (interconnection-networking) memiliki peranan penting dalam berbagai bidang, seperti: militer, ekonomi-bisnis, sosial, politik, budaya, pendidikan,
Lebih terperinciPenggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya
Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya Indra Budi Trisno indrabt@gmail.com Robby Kurniawan Budhi robby@widyakartika.ac.id Yonatan Widianto
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING
PENGANTAR E-LEARNING Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kaprodi S2 TP PPs UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran
Lebih terperinciCheaper, Faster, and Better
Cheaper, Faster, and Better Prinsip dalam Pengembangan E-Learning A Brief History 1950 Teori belajar behavioristik mulai disebarluaskan, tidak hanya untuk militer tapi untuk pendidikan formal 1960 Teaching
Lebih terperinciLiteratur Review tingkat kematangan E-Learning di Perguruan Tinggi Indonesia
Literatur Review tingkat kematangan E-Learning di Perguruan Tinggi Indonesia Purwita Sari 1 Universitas Sriwijaya wita@ilkom.unsri.ac.id Darius Antoni 2 Universitas Bina Darma darius.antoni@binadarma.ac.id
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET Elly Yanuarti STMIK Atma Luhur, Pangkalpinang, Bangka Belitung m4_4yie@ymail.com ABSTRACT Use of internet
Lebih terperinciMEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1
MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani Page 1 APAKAH LITERASI DIGITAL?. Page 2 Era global Mengapa Penting? Pendidikan perlu menyiapkan manusia yang mampu menjawab tantangan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data penelitian tingkat kesiapan penerapan e-learning yang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan data penelitian tingkat kesiapan penerapan e-learning yang telah dikumpulkan dari sejumlah responden yang terdiri dari 24 dosen dan 100 mahasiswa
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciPengembangan Portal Belajar Online
Pengembangan Portal Belajar Online PENDAHULUAN Permasalahan B A B 1 Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus untuk memperoleh hasil yang optimal. Hal ini
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI SMA NEGERI 01 BATU
PENGARUH PENERAPAN MODEL TEAM BASED LEARNING (TBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI TEORI KINETIK GAS KELAS XI SMA NEGERI 01 BATU Akhmad Rizal Dzikrillah, Sutarman, Supriyono Koes Handayanto
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Information and Communications Technology (ICT) berkembang dengan sangat pesat. Dengan perkembangan
Lebih terperinciTransformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme
Pembelajaran Berbasis TIK Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme Ribuan aplikasi baru akan muncul secara online Sumber: http://socialbakers.com
Lebih terperinciPerkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia
Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia Eko Yuliandi TKJ ITB / SEAMOLEC 2011/2012 PENDAHULUAN A: Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?
1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap dunia pendidikan memberikan dukungan akselerasi pembelajaran semakin efektif dan efisien. Pembelajaran
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPAN E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) UNIVERSITAS BINA DARMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JARAK JAUH
TINGKAT KESIAPAN E-LEARNING (E-LEARNING READINESS) UNIVERSITAS BINA DARMA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JARAK JAUH Merry Agustina 1 dan A. Mutatkin Bakti 2 Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI
Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness
Lebih terperinciKAJIAN IMPLEMENTASI E-LEARNING BERDASARKAN TINGKAT KESIAPAN PESERTA E-LEARNING. Siti Hasanah 1 Enjang Ali Nurdin 2 Herbert 3.
KAJIAN IMPLEMENTASI E-LEARNING BERDASARKAN TINGKAT KESIAPAN PESERTA E-LEARNING Siti Hasanah 1 Enjang Ali Nurdin 2 Herbert 3 1,2,3 Pendidikan Ilmu Komputer, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia 1 s.hasanah@student.upi.edu,
Lebih terperinciPERTEMUAN III. Kode Mata Kuliah Semester. 4 (empat) SKS. 2 (dua) Prodi/Fakultas. S1 Informatika / F.T. Febrian
PERTEMUAN III Kode Mata Kuliah 6715320445 Semester 4 (empat) SKS 2 (dua) Prodi/Fakultas S1 Informatika / F.T FUNGSI E-LEARNING Menurut Siahaan (2003), setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik
Lebih terperinciVariasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning
Variasi Proses Pembelajaran melalui Penerapan E-learning Marfuatun, M.Si Jurdik Kimia FMIPA UNY A. Pendahuluan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan
Lebih terperinciDefri Kurniawan, M.Kom
Review & Motivation Software Engineering Defri Kurniawan, M.Kom 1 Content Why Software Engineering? Definisi Software Engineering Peranan Perangkat Lunak Disiplin ilmu Software Engineering 2 WHY SOFTWARE
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S ( )
Analisis Kualitas Blended Learning Menggunakan Rubric Quality Matters (RQM) (Studi Kasus Telkom-PJJ) Merlina Dewi S (110310163) Abstrak Dalam dunia pendidikan dikenal adanya sistem pembelajaran yang senantiasa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH
IMPLEMENTASI REFORMASI BIROKRASI DI DAERAH 1 1 Program RB Grand Design RB Road Map RB 6 Program Makro 8 Area Perubahan 9 Program Percepatan RB 9 Program Mikro K/L & Pemda 2 Keterkaitan Program Makro Dengan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT
124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced
Lebih terperinciPERANCANGAN PERANGKAT LUNAK INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA GURU
PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK INSTRUMEN PENILAIAN DAN EVALUASI KINERJA GURU Nova Rijati 1 dan Pujiono 2 1 Program Studi Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. 5-11 Semarang
Lebih terperinciPENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Panji Wisnu Wirawan 1), Moch. Abdul Mukid 2) 1 Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro email:
Lebih terperinciManajemen Sumber Daya Proyek Sistem Informasi
Manajemen Sumber Daya Proyek Sistem Informasi Sumber daya proyek Kategori sumber daya Tim proyek dan organisasi Management Human Resource Sumber Daya Proyek Tiga tipe sumber daya Proyek 1. Sumber daya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan Internet. E-Learning memungkinkan
Lebih terperinciMODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING
MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak E-Learning atau electronic learning
Lebih terperinciPENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PENERAPAN E-LEARNING SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI
PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PENERAPAN E-LEARNING SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala bidang termasuk bidang pendidikan dan pelatihan. Rosenberg mengemukakan bahwa salah satu
Lebih terperinciUniversitas Brawijaya Preparing and Publishing Online Journal by Rizki Trisnadi
Electronic Journal Universitas Brawijaya Preparing and Publishing Online Journal by Rizki Trisnadi Preview Electronic journals, disebut juga e-journals adalah jurnal ilmiah yang dapat diakses melalui media
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENNGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam proses pembangunannya, antara lain dalam proses
1 KEBIJAKAN PENNGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDAHULUAN Negara-negara berkembang mempunyai berbagai program yang akan dilaksanakan dalam proses pembangunannya, antara lain dalam proses pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK
BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK Pengembangan TIK yang dilakukan oleh Unhas dalam kurun waktu 2009 2013 harus memperhatikan kondisi eksisting TIK. Dalam bab
Lebih terperinciINTEGRASI, PENGARUH DAN MASA DEPAN SISTEM CERDAS DALAM SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN
INTEGRASI, PENGARUH DAN MASA DEPAN SISTEM CERDAS DALAM SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN (Integration, Influence and The Future of Intelegence System in Management Support System) Vensy Vydia, Nursanti Irliana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan
Lebih terperinciArtikel LANGKAH-LANGKAH MENGIMPLEMENTASIKAN E-LEARNING
Artikel LANGKAH-LANGKAH MENGIMPLEMENTASIKAN E-LEARNING Oleh Muda Nurul Khikmawati PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA Abstrak Untuk mengimplementasikan
Lebih terperinciWORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen
Fakultas Syari ah Universitas Islam Negeri SMH Banten WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen Oleh : Edy Nasri,M.Kom Serang, 26 April 2017 Pembelajaran Online Sistem pembelajaran online adalah hasil
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DISERTAI NILAI KARAKTER DI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DISERTAI NILAI KARAKTER DI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Handoko Santoso 1, Agil Lepiyanto 2, Swaditya Rizki 3 1,2,3 FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, Kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem dan teknologi informasi pada saat ini memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, semua aspek kehidupan masyarakat tidak terlepas dari dukungan
Lebih terperinciPROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006
PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi K-3 JULI 2006 DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciKESIAPAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA SMK SCHOOL PARTNERSHIP PROGRAM SEAMOLEC DI D.I. YOGYAKARTA
Journal of Vocational and Work Education Volume 1, No 1, May 2017 (48-58) Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jovwe KESIAPAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA SMK SCHOOL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi sebagai infrastruktur yang mampu menangani pengelolaan data dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya kebutuhan yang semakin kompleks di berbagai aspek kehidupan. Sistem informasi sebagai infrastruktur
Lebih terperinciBusiness Intelligence
Chapter 5 Business Intelligence Nama Kelompok : Yohanes Dimar Timur 18033 Jeffri fernando Turnip 17804 Regina septia hardani 18119 Made Krisnatapa 17322 Nadea Deliza 17119 Manajer dan Pengambilan Keputusan
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN E- LEARNING PADA INSTITUT PENDIDIKAN YAYASAN KENANG INDONESIA
Universitas Bina Nusantara Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Strata 1 Semester Ganjil Tahun 2012/2013 ANALISIS DAN PERANCANGAN E- LEARNING PADA INSTITUT PENDIDIKAN YAYASAN
Lebih terperinciIbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA
IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah
Lebih terperinciMuhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI
Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin
Lebih terperinciChapter 1 INTRODUCTION TO COMPUTERIZED BASED INFORMATION SYSTEM. By MAHSINA, SE, MSI
Chapter 1 INTRODUCTION TO COMPUTERIZED BASED INFORMATION SYSTEM By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.net Main types of Resources: Personnel Materials Machines (facilities and energy included) Money
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING: STUDI KASUS PUSDIKLAT XYZ KARYA AKHIR WAHYU SULISTIO
UNIVERSITAS INDONESIA PENGUKURAN KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING: STUDI KASUS PUSDIKLAT XYZ KARYA AKHIR WAHYU SULISTIO 1006833445 FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN. Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LANJUTAN Dea Arri Rajasa, SE., S.Kom SEKILAS TENTANG ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ERP (Enterprise Resource Planning) menyediakan informasi tunggal untuk
Lebih terperinciMengapa menggunakan TIK 5/23/12. Learning: dahulu vs sekarang. Skill abad 21 (Wagner) Tantangan Peran Guru. Teacher-centered learning
Learning: dahulu vs sekarang Pembelajaran Berbasis TIK (E-learning) Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan Ka Prodi TP S2 PPs UNY hermansurjono@uny.ac.id atau @gmail.com http://blog.uny.ac.id/hermansurjono
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KONTRAK PERKULIAHAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Pengajar : 1. Dr. Noorlaily Soewarno, SE, MBA, Ak., CMA 2. Prof. Dr. Muslich Anshori, SE., MSc., Ak. 3. Dr. Rer. Pol. Debby R. Daniel, SE, Ak., CMA 4. Alfa
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.
ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1) 1 2 3 Sri Palupi, Meuthia Rachmaniah, Abdul Rahman Saleh
Lebih terperinciWhat is your Target????
What is your Target???? Knowledge Era Attribute Nomadic Agrarian Mercantile Industry Knowledge Technology Hunting Manual Farm Sailing Machines Computer Tool Equipment Ship Energy Source Fire Animals Wind
Lebih terperinciPERSPEKTIF E-LEARNING DOSEN PROGRAM STUDI SISTEM INFROMASI UNIPMA
Research : Journal of Computer, information system, &technologymanagement Vol. 1, No. 2. April 2018,Pages1-6 ============================================================================== PERSPEKTIF E-LEARNING
Lebih terperinciPengembangan Sistem Ujian Online Sekolah
Pengembangan Sistem Ujian Online Sekolah 1 Didik Kurniawan, 2 Rico Andrian dan 3 Lona Ertina 1 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 2 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila 3 Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Unila
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian penggunaan situs e-learning ini sebagai berikut: 1. Hasil analisis menunjukkan
Lebih terperinciPENERIMAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DI DAYAH JEUMALA AMAL LUENG PUTU PIDIE JAYA
Cyberspace: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Volume 1, Nomor 2, Oktober 2017, 143-152 PENERIMAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DI DAYAH JEUMALA AMAL LUENG PUTU PIDIE JAYA Bustami Yusuf,
Lebih terperinciPEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI exe (ELEARNING XHTML EDITOR) DALAM PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
PEMANFAATAN PROGRAM APLIKASI exe (ELEARNING XHTML EDITOR) DALAM PENYUSUNAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Erfan Priyambodo [1] email : erfan@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciLantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta
MODEL PENGEMBANGAN SOFTWARE PERPUSTAKAAN ON-LINE DI SMAN 1 KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Lantip Diat Prasojo Universitas Negeri Yogyakarta Email: lantip1975@gmail.com, lantip@uny.ac.id Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era global seperti sekarang ini, teknologi khususnya teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam era global seperti sekarang ini, teknologi khususnya teknologi informasi sudah mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari. Oleh karena itu, perkembangan teknologi
Lebih terperinciANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE
ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE Gita Indah Marthasari* 1, Nur Hayatin 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Gita Indah Marthasari e-mail:
Lebih terperinciEfektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo
ISSN : 2442-8337 Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo Abdul Barir Hakim Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL MCKINSEY 7S UNTUK EVALUASI PENERAPAN E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BOPKRI YOGYAKARTA SKRIPSI
APLIKASI MODEL MCKINSEY 7S UNTUK EVALUASI PENERAPAN E-LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BOPKRI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi variabel a. Kepemimpinan kepala sekolah dengan dimensi orientasi
Lebih terperinciIntroduction to. Chapter 19. Information Systems and Technology. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing
Introduction to Chapter 19 Information Systems and Technology Sasaran Pembelajaran Uraikan komponen kunci sebuah komputer dan menjelaskan tujuan mereka. Diskusikan perbedaan proses komputer dan berhubungan
Lebih terperinciPengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado
Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha
Lebih terperinciManusia dan Mesin. Sumber Daya Sistem Informasi Manajemen
Manusia dan Mesin Sumber Daya Sistem Informasi Manajemen Man vs Machine On May 11, 1997, an IBM computer named Deep Blue beat the world chess champion, Garry Kasparov, at his own game. Deep Blue s victory
Lebih terperinciPROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006
PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Sistem Aplikasi dan Konten untuk Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia (INHERENT) K-1 MEI 2006
Lebih terperinciPeran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Sentuhan elegan teknologi informasi telah mentransformasi perpustakan
Lebih terperinci11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen
Framework 1 : Linked System Sistem Informasi Manajemen 1 Framework 2 : Nested Sytem Manajemen Sistem Informasi Framework 3 : Internal System Manajemen Sistem Informasi Organisasi 2 Getting the right information
Lebih terperinciS a h i d Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Pemanfaatan ICT (Information Technology and Communication) dalam Pembelajaran Matematika S a h i d sahidyk@yahoo.com Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 18 Februari 2009 1 Growth Hypothetical Model
Lebih terperinciMOBILE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF BAGI PEMULIHAN PENDIDIKAN DI DAERAH BENCANA ALAM GEMPA BUMI YOGYAKARTA
MOBILE LEARNING SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ALTERNATIF BAGI PEMULIHAN PENDIDIKAN DI DAERAH BENCANA ALAM GEMPA BUMI YOGYAKARTA Stevanus Wisnu Wijaya Jurusan Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Lebih terperinciSistem e-learning Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan. Elang Krisnadi PAU-PPI Universitas Terbuka
Sistem e-learning Perencanaan, Perancangan, dan Pengelolaan Elang Krisnadi PAU-PPI Universitas Terbuka Perkembangan TI Memunculkan Paradigma e-education, e-campus, e-learning, e-digital, e, book elektronika
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA YAYASAN BINA NUSANTARA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA YAYASAN BINA NUSANTARA Lenny, Marcelina Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat/Kebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Indonesian Satellite Corporation (PT Indosat), merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Indonesian Satellite Corporation (PT Indosat), merupakan salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi. Awal didirikannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pihak, baik dari sisi developer, manajemen perusahaan, operasional
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan sumbangan besar terhadap peradaban manusia, salah satunya adalah pada kegiatan bisnis dan organisasi.
Lebih terperinci